MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
Makalah fiqh kelompok 5 materi 7
1. [Type text] Page 1
MAKALAH FIQH
“ SEJARAH DAN PEMBENTUKAN EMPAT MAHDZAB DALAM FIQH ”
Dosen Pengampu : Abdul Hamid Aly, S.Pd., M.Pd
Disusun Oleh :
1. Halimatus Sa’diyah (21901083008)
2. Fidyah Qurrota A’yun (21901083019)
3. Irohdathul Novianti (21901083022)
4. Reza Zantoki (21901083026)
Kelas : Perbankan Syariah 01
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM MALANG
KOTA MALANG
2019
2. [Type text] Page 2
KATA PENGANTAR
Dengan menyembut nama allah SWT yang maha penyayang, penulis panjatkan puja dan puji
syukur atas kehadirat-nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini
dengan lancar dan sukses.
Penulis mengucapkan syukur kepada allah SWT atas limpahan nikmat-nya, baik itu berupa
sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan pembuatan
makalah sebagai tugas dari mata kuliah perbankan syariah.
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna masih banyak
terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik
serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menyadi
makalah yang baik lagi. Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini
penulis mohon maaf yamg sebesar-besarnya.
Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat.
terimah kasih.
Malang, 25 september 2019
Penulis
4. [Type text] Page 4
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................................1
KATA PENGANTAR...............................................................................................2
BIODATA PENULIS.......................................................................................................3
DAFTAR ISI ..........................................................................................................4
BAB 1. PENDAHULUAN.........................................................................................5
1.1 Latar Belakang...............................................................................................5
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................5
BAB 2. PEMBAHASAN ..........................................................................................6
2.1 Pengertian Madzhab ...................................................................................6
2.2 Landasan terbentuknya madzhab fiqh .........................................................6
2.3 Macam-macam madzhab fiqh .....................................................................7
a. MADZHAB HANAFI ................................................................................8
b. MADZHAB MALIKI .................................................................................9
c. MADZHAB SYAFI’I..................................................................................9
d. MADZHAB HAMBALI.............................................................................. 10
BAB 3. PENUTUPAN................................................. Error! Bookmark not defined.
DAFTAR PUSTAKA.................................................... Error! Bookmark not defined.
5. [Type text] Page 5
BAB 1
PENDAHULUAN
• LATAR BELAKANG
Madzhab fiqh, secara internal, adalah otonom. Namun secara eksternal, merupakan
bagian dari entitas kehidupan Muslim, yang saling tergantung dengan unsur lain dari
entitas itu, sehingga menampakkan suatu kesatuan entitas kehidupan manusia. Sedikitnya
ada empat madzhab fiqh yang seharusnya diketahui dan dipahami oleh setiap Muslim.
Keempat madzhab inilah yang menyebabkan perbedaan pendapat dalam masalah-masalah
fiqh. Madzhab hadir bukan sebagai sebuah organisasi formal atau kelompok, melainkan
sebagai sebuah metode dan ajaran atau dotrin bersama, sehingga membicarakan sebuah
aliran pemikiran.
1.2 RUMUSAN MASALAH
A. Pengertian madzhab?
B. Bagaimana landasan terbentuknya madzhab fiqh?
C. Sebutkan macam-macam madzhab fiqh?
6. [Type text] Page 6
BAB 2
PEMBAHASAN
• 2.1 PengertianMadzhab
Kata madzhab berasal dari bahasa Arab, yaitu isim makan (kata benda keterangan
tempat) dari akar kata dzahab (pergi). Kata madzhab menurut bahasa “tempat pergi”,
yaitu jalan (ath-thariq). Secara terminologis pengertian madzhab adalah pokok pikiran
atau dasar yang digunakan oleh imam mujtahid dalam memecahkan masalah atau
mengistimbat (menggali) hukum Isalam. Menurut ushul fiqh, madzhab adalah
kumpulan pendapat mujtahid yang berupa hukum-hukum Islam, yang digali dari dalil-
dalil syariat yang terperinci serta berbagai kaidah dan landasan (ushul) yang
mendasari pendapat tersebut, yang saling berkaitan satu dan lainnya sehingga menjadi
satu kesatuan yang utuh.
Istilah madzhab juga berarti metode istinbath hukum, artinya pendekatan yang
digunakan ulama mujtahid dalam menggali ketentuan hukum Islam dari nash Al-
Qur’an dan hadis dengan menerapkan berbagai pendekatan. Jadi madzhab adalah
pokok pikiran atau dasar yang digunakan oleh Imam Mujathid dalam memecahkan
masalah hukum islam.
• 2.2 Landasan terbentuknya madzhab fiqh
Munculnya pemikiran madzhab hukum dalam Islam dimulai sejak timbulnya
persoalan tentang pemegang otoritas hukum. Weiss membedakan dua tipe otoritas
pemikiran dalam islam, yaitu otoritas legislatif (legislative authority), di mana Allah
(Tuhan) sendiri sebagai syari’ (pembuat hukum), dan otoritas interpretatif atau
deklaratif yang didalam hal ini dimiliki oleh para ulama, sebagai derivasi dari
pemberian otoritas Tuhan. Melalui otoritas fuqahainilah kemudian muncul berbagai
pemikiran hukum (fiqih).
Periode terbentuknya madzhab ini dimulai sejak awal abad kedua hijriyah, yakni
periode akhir pemerintahan Umayyah. Ketika itu, pemikiran hukum Islam mulai
berkembang dari praktik administratif dan popular yang dibentuk oleh ajaran etika
dan keagamaan dalam al-Qur’an dan Hadis Nabi. Peran Al-Qur’an pada tahap awal
ini dapat diterima begitu saja, tetapi peran hadis atau tradisi Nabi, telah menjadi bahan
perselisihan pendapat dikalangan sarjana (ulama). Sebagian berpendapat bahwa hadis
diterima baru setelah Muhammad ibn Idris al-Syafi’i menyatakan demikian.
Khaled M. Aboe el-Fadl mensinyalir, bahwa pada abad ke-2 H/8 M muncul para
pemegang otoritas yang sangat hebat dan luar biasa kuatnya sebagai “pesaing” hukum
Tuhan, yakni Syari’ah yang dibentuk, disajikan, dan dihadirkan oleh sekelompok
profesional tertentu yang dikenal dengan fuquha (para ahli hukum).
Dalam sejarah tercatat ada beberapa fuquha yang mengembangkan madzhab hukum
berdasarkan basis sosialnya. Di antara fuquha tersebut adalah Al-Awza’i (w. 744 M )
yang membangun madzhab fiqih Awza’i di Syiria,, Abu Hanifah (w.767 M) yang
membangun madzhab fiqih hanafi di Iraq, Malik ibn Anas (w. 795 M) yang
membangaun madzhab fiqih Maliki di Madinah, Muhammad ibn Idris Al-Syafi’i
(w.820 M) yang membangun madzhab fiqih di Iraq dan kemudian di Mesir, Ahmad
7. [Type text] Page 7
ibn Hanbal (w.855 M) yang membangun madzhab Hanbali di Iraq, Dawud ibn Khalaf
(w. 883 M) yang membangun madzhab Dhahiri di Iraq, dan sebagainya.
Munculnya madzhab Hanafi di Kufah, Maliki di Madinah, dan Syafi’i di Irak dan
Mesir adalah bukti paling konkrit sebagai embrio dari madzhab fiqih Sunni, di
samping madzhab-madzhab sunni yang lain, seperti Hanbali, al-Auza’i, Tsauri, dan
Ja’fari (Syi’i).
Aliran pemikiran fiqih ynag disebut madzhab (bentuk jamaknya madzhib) hadir
bukan sebagai sebuah organisasi formal atau kelompok, melainkan sebagai sebuah
metode dan ajaran/doktrin bersama, sehingga [hanya] membicarakan sebuah aliran
pemikiran.
Madzhab Hanafi yang berpusat di Kufah dan Baghdad, merefleksikan kompleksitas
masyarakatnya, masyarakat Irak bercocok pluralis dan terbuka dengan pencampuran
masyarakat agraris dan masyarakat ekonomis-indusrtialis dengan keragaman etnik
dan budaya yang kosmopolitan.
Madzhab maliki berbeda secara diametral (kontras) dengan madzhab Hanafi, yang
dibentuk oleh masyarakat yang homogen, establish, taat beragama (shaleh) dan
berpola patriarkhis (dalam hukum kekerabatan) sebagai tradisi masyarakat Madinah
yang dibangun oleh Nabi dan para khalifah masa awal. Malik ibn Anas (lahir di
Madinah 713 M) dalam kitabnya Al-Muwaththa’, suatu koleksi tradisi (hadis) Nabi,
sahabat, dan tabi’in yang disusun berdasarkan subjek yurisprudensi- dia sering
menegaskan suatu butir masalah hukum dengan mengatakan, “ini ketentuan kami”
atau “ini ketentuan yang ditetapkan berdasarkan konsensus disini”. Sehingga tak
pelak lagi Malik memiliki doktrin hukum yang terikat pada tradisi (Madinah).
Madzhab lain yang muncul kemudian dan berkembang dengan pesat adalah madzhab
Syafi’i yang dibangun oleh Muhammad ibn Idris Al-Syafi’i yang membangun
fiqihnya dengan atas namanya sendiri secara lebih moderat, yakni dengan perpaduan
antara rasionalitas Hanafi dan. tradisionalitas Maliki. Al- Syafi’i adalah murid
langsung Imam Malik dan juga mendalami madzhab fiqih hanafi dengan berguru
kepada Abu Yusuf dan Muhammad Hasan (murid utama Imam Abu Hanifah). Dan
terakhir adalah madzhab Hanbali yang dibangun oleh Ahmad ibn Hanbal.
Periode ini dalam sejarah tasyri’ Islam disebut sebagai ijtihad dan pembentukan
madzhab. Pada periode ini bermunculan banyak madzhab hukum (fiqih) yang
dibangun oleh para imam mujtahid dan dikembangkan teori-teori hukum Islam.
Pesatnya gerakam intelektual di masa pembentukan madzhab fiqih ini disebabkan
oleh karena dinamika pemikiran hukum di kalangan ulam yamg sangat pesat.
Kebebasan intelektual pun dihargai, sehingga pendapat-pendapat hukum pun
bermunculan dengan berbagai coraknya. Madzhab fiqih yang dibangun oleh Imam
Abu Hanifah (80-150 H), merupakan madzhab fiqih rasional yang pertama di antara
madzhab-madzhab fiqih lain. Teorinya yang terkenal dalam madzhab ini adalah al-
Istihsan. Istihsan dalam prakteknya diukur dengan pertimbangan akal (rasionalitas).
Kemudian madzhab Maliki yang dibangun oleh Malik ibn Anas (93-179 H) dengan
teorinya al-Maslahat al-Mursalah. Argumentasi teori Maslahah Mursalah juga
mengesankan sisi rasionalitasnya, dengan kriteria dan ukuran yang didasarkan pada
pertimbangan akal (al-ra’yu). Selanjutnya madzhab fiqih Syafi’i yang dibangun oleh
Muhammad b. Idris al-Syafi’i (150-204 H) memunculkan teori al-Qiyas. Fiqihnya
bercorak moderat “kombinatif” antara rasional al-Hanafi dan tradisional al-Maliki.
Terakhir adalah madzhab fiqih Hanbali (Hanabilah) yang dibangun oleh Ahmad ibn
Hanbal ( 164-241 H).
Perkembangan pemikiran fiqih pada masa-masa berikutnya lebih didominasi oleh
8. [Type text] Page 8
sikap ulama yang lebih mempertahankan madzhab hukum dari imam madzhab
mereka dan berkurangnya minat untuk melakukan ijtihad. Mereka merasa cukup
dengan hasil yang dirumuskan oleh imam madzhab dan mengikuti pendapatnya.
• 2.3 Macam-macammadzhab fiqh
a. Mazhab Hanafi
(bahasa HYPERLINK "https://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Arab"
Arab: ية ف ن ح ,ال translit. al-ḥanafīyah) ialah salah satu mazhab fiqh
dalam Islam Sunni. Mazhab ini didirikan oleh Imam Abu Hanifah yang bernama
lengkap Abu Hanifah bin Nu'man bin Tsabit Al-Taimi Al-Kufi, dan terkenal sebagai
mazhab yang paling terbuka kepada ide modern. Mazhab ini diamalkan terutama
sekali di kalangan orang Islam Sunni Mesir, Turki, anak-benua India, Tiongkok dan
sebagian Afrika Barat, walaupun pelajar Islam seluruh dunia belajar dan melihat
pendapatnya mengenai amalan Islam. Mazhab Hanafi merupakan mazhab terbesar
dengan 30% pengikut. Madzhab ini didirikan oleh Imam Abu Hanifah(Nu’man bin
Tsabit).
Beliau adalah seorang ulama besar yang lahir Kufah tahun 80 H dan wafat pada tahun
150 H. Beliau hidup pada dua masa, yaitu masa bani Umayyah dan bani Abbasiyyah.
Beliau termasuk dari Tabiut Tabi’in(yaitu mereka yang hidup setelah generasi
Tabi’in. Ada yang mengatakan beliau adalah Tabi’in, karena ada riwayat beliau
pernah bertemu dfengan Anas bin Malik. Beliau sering mendapat julukan sebagai
Imam Ahlu Ra’yi(sebab dalam mengambil kesimpulan hukum, banyak memakai
rasio). Beliau adalah ahli fiqh yang tinggal di Irak dan menjadi rujukan masyarakat
Irak. Karakter penduduk Irak saat itu cenderung pemalas dan serta berdebat, serta
susah dinasehati, sehingga jika beliau mengajak mereka untuk melaksanakan syariat
Allah, beliau harus berusaha mencari-cari dalil atau alasan yang bisa masuk akal.
Atas dasar inilah beliau lebih banyak menggunakan akalnya (logika) daripada dalil
Al-Qur’an dan Hadis. Pun demikian, bukan berarti beliau meninggalkan keduanya.
Apa yang beliau sampaikan dari pendapat fiqh sebenarnya bersumber juga dari Al-
Qur’an dan Hadis. Hanya saja, tidak beliau sebutkan secara tekstual.
Metodologi Fiqih Abu Hanifah
Dasar-dasar Abu Hanifah dalam Menetapkan suatu hukum fiqh bisa dilihat dari
urutan berikut:
• Al-Qur'an
• Sunnah, di mana dia selalu mengambil sunnah yang mutawatir/masyhur. Dia
mengambil sunnah yang diriwayatkan secara ahad hanya bila rawi darinya tsiqah.
• Pendapat para Sahabat Nabi (Atsar)
• Qiyas
• Istihsan
9. [Type text] Page 9
• Ijma' para ulama
• Urf masyarakat muslim
Hubungan dengan Mazhab yang Lain
Kehadiran mazhab-mazhab ini mungkin tidak bisa dilihat sebagai perbedaan mutlak
seperti dalam agama Kristen (Protestan dan Katolik) dan beberapa agama lain.
Sebaliknya ini merupakan perbedaan melalui pendapat logika dan ide dalam
memahami Islam. Perkara pokok seperti akidah atau tauhid masih sama dan tidak
berubah.
b. Madzhab Maliki
Madzhab ini didirikan oleh Imam Malik bin Anas. Beliau lahir pada tahuyn 93 H,
pada masa khalifah al-Walid bin Abdul Malik dan meninggal pada tahun 179 H, pada
masa khalifah Harun ar-Rasyid. Beliau dalah Imam dan ulama besar di Madinah.
Beliau termasuk ahli fiqh dan ahli hadis setelah Tabi’in. Beliau terkenal sebagai orang
yang betul-betul melaksanakan As-Sunnah.
• Dasar-dasar hukum fiqh madzhab Maliki :
Al-Qur’an
As-Sunnah
Ijma’
Fatwa sahabat
Qiyas
Istihsan
Al-Mashalahah al-Mursalah
Istishhab
Ulama yang mengikuti madzhab Imam Malik dikenal dengan ulama Malikiyah.
Madzhab Maliki timbul dan berkembang di Madinah, kemudian tersiar di sekitar
Hedzjaz. Di Mesir, madzhab Maliki sudah mulai muncul dan berkembang selama
Imam Malik masih hidup. Selain di Mesir, madzhab Maliki juga dianut oleh umat
Islam yang berada di Maroko, Tunisia, Tripoli, Sudan, Bahrain, Kuwait, dan daerah
Islam lain di sebelah barat termasuk Andalusia.
c. Madzhab Syafi’i
Madzhab ini didirikan oleh Imam Muhammad bin Idris asy-Syafi’i. Beliau lahir di
Palestina (Syam) pada tahun 150 H dan wafat di Mesir tahun 204 H. Beliau termasuk
keturunan Rasulullah SAW yang bertemu di garis keturunan kakeknya, Abdul Manaf.
Setelah ayahnya meninggal, ibunya membawanya kembali ke Makkah untuk berguru
pada seorang mufti, Imam Muslim bin al-Khalid.
Beliau telah hafal Al-Qur’an pada usianya yang baru genap 7 tahun. Beliau diberi izin
untuk mengeluarkan fatwa ketika berusia 15 tahun. Kemudian beliau pindah ke
Madinah berguru kepada Imam Malik bin Anas, dan berhasil menghafalkan kitab al-
Muwattha’, karangan Imam Malik hanya dalam 9 malam.
10. [Type text] Page 10
Kemudian beliau berpindah-pindah tempat untuk menuntut ilmu, dari Yaman,
Bagdad, bahkan beliau sempat menuintut ilmu kepada Imam Ahmad bin Hanbal di
Makkah. Beliau menamakan pendapat-pendapatnya ketika berada di Bagdad dengan
Madzhab Qodim (madzhab yang lama).
Pada tahun 200 H, beliau pindah ke Mesir dan bertemu dengan murid-murid Imam
Hanafi sehingga pola pikir mereka mempengaruhi pola pikir beliau. Di Mesir, beliau
mengembangkan Madzab Jadid (madzab yang baru).
• Dasar-dasar hukum fiqh madzhab Syafi’i
Al-Qur’an
As-Sunnah
Ijma’
Qiyas
Ulama yang mengikuti madzhab Imam Syafi’I dikenal dengan ulama Syafi’iyah.
Penyebaran madzhab Syafi’I antara lain di Irak, lalu berkembang dan tersiar ke
Khurasan, Pakistan, Syam, Yaman, Persia, Hijaz, India, daerah-daerah Afrika dan
Andalusia. Kemudian madzhab Syafi’i ini tersiar dan berkembang, bukan hanya di
Afrika, tetapi ke seluruh pelosok Negara-negara Islam, baik di Barat, maupun di
Timur, termasuk ke Indonesia.
d. Madzhab Hanbali
Didirikan oleh Imam Ahmad bin Hanbal asy-Syaibani. Beliau lahir, hidup, dan
meninggal di Bagdad. Namun beliau juga banyak melakukan perjalanan menuntut
ilmu ke Kufah, Bashrah, Makkah, Madinah, Yaman, Syam, dan Al-Jazirah.
Ketika di Bagdad, beliau bertemu dengan Imam Syafi’i, yang kemudian berguru
kepada beliau. Beliau tidak mengarang satu kitab pun, tetapi para sahabatnya banyak
merujuk pada madzhab dan pendapat-pendapat beliau. Bahkan, sikap dan jawaban
beliau dalam hukum0-hukum syariat banyak dijadikan rujukan. Dasar madzhab beliau
hampir sama dengan madzhab Imam Syafi’i, yaitu Al-Qur’sn, As-Sunnah, fatwa
sahabat, ijmak, qiyas, istishhab, masalihul mursalah, dan adz-Dzara’i .
• Dasar-dasar hukum fiqh madzhab Hanbali
Al-Qur’an
As-Sunnah
Fatwa sahabat
Qiyas
Ulama yang mengikuti madzhab Imam Hanbal dikenal dengan ulama Hanabilah.
Madzhab Hanbali mula-mula berkembang di Baghdad, kemudian ke perbatasan Irak
dan berkembang di Mesir. Sekarang madzhab Hanbali adalah madzhab resmi
11. [Type text] Page 11
pemerintah Saudi Arabia dan mempunyai pengikut yang tersebar di seluruh jazirah
Arab, Palestina, Syiria dan Irak.
12. [Type text] Page 12
PENUTUP
Demikian makalah sederhana ini kami susun. Terimakasih atas antusiasme dari pembaca
yang berkenan menelaah isi makalah ini. Kritik dab saran tetap kami harapkan sebagai bahan
perbaikan. Sekian dan terimakasih.
13. [Type text] Page 13
DAFTAR PUSTAKA
https://id.wikipedia.org/wiki/Mazhab_Hanafi
https://leniaweb.wordpress.com/2016/11/23/pembentukan-madhab-fiqh/