SlideShare a Scribd company logo
1 of 18
1
MAKALAH
PERIODE KEENAM TAHRIR TAKHRIJ
DAN TARJIH
Di susun untuk memenuhi tugas
Mata Kuliah : FIQIH
Dosen Pembimbing : Abdul Hamid Aly S.Pd M.Pd
Disusun Oleh :
1. Achmad Rizqi ( 21901083009 )
2. Navendra Aninditya DA ( 21901083002 )
3. Hosnia Wati ( 21901083030 )
4. Suci Fitriani ( 21901083033 )
Kelompok : 4
KELAS PBS 1
PERBANKAN SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM MALANG
2
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmad dan hidayahnya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “PERIODE KEENAM :
PERIODE TAHRIR , TAKHRIJ DAN TARJIH DALAM MAZHAB FIQIH” ini tepat pada
waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Bapak Abdul
Hamid Aly S.Pd M.Pd pada mata kuliah FIQIH, selain itu makalah ini juga bertujuan
untukmenambah wawasan tentang Pemahaman ilmu FIQIH di masyarakat luas bagi para
pembaca dan juga para penulis.
Saya mengucapka terimakasih kepada bapak Abdul Hamid Aly S.Pd M.Pd selaku
dosen di mata kuliah Fiqih yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah
pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni.
Saya juga mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna , oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan makalah
ini.
Malang,28 Septermber 2019
3
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................... 2
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................... 4
1. Pemaparan Profil Penyusun................................................................ 4
2. Latar Belakang Masalah..................................................................... 5
3. Rumusan Masalah.............................................................................. 5
4. Tujuan................................................................................................. 6
5. Manfaat............................................................................................... 6
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................... 7
PERIODE KEENAM TAHRIR TAKHRIJ DAN TARJIH........................... 7
1. Munculnya Matan, Syarh dan Hasyiyah............................................... 8
2. Munculnya kitab kitab Fatwa................................................................10
3. Penetapan Undang Undang berdasarkan Madzab Fiqih Tertentu....... 10
BAB III PENUTUP.............................................................................................. 17
1. Kesimpulan......................................................................................... 17
2. Daftar Pustaka..................................................................................... 18
4
BAB I
PENDAHULUAN
1. PEMAPARAN PROFIL PENYUSUN
Dari Kiri :
1. Achmad Rizqi ( 21901083009 )
2. Hosnia Wati ( 21901083030 )
3. Suci Fitriani ( 21901083033 )
4. Navendra Aninditya DA ( 21901083002 )
5
2. LATAR BELAKANG MASALAH
Sejarah pertumbuhan dan perkembangan hukum Islam, sangatlah penting untuk
kitaketahui. Selain untuk memperdalam pengetahuan kita tentang sejarah hukum
Islam,namun yang paling penting adalah bagaimana kita bisa memahami betul sumber
dandasar hukum Islam itu sendiri, karena dengan mempelajari sejarah kita bisa
merasakanbetapa dekat dan besar perjuangan para ulama dahulu terhadap perkembangan
hukum Islam sekarang dengan menggali ilmu-ilmu yang terkandung dalam al-Qur’an
maupun Sunnah.
Kita tidak bisa menutup mata terhadap sejarah, kalau bukan karena ulama-ulamakita
terdahulu yang mempelajari, mengajakan serta menulis buku-buku tentang Islam
atausejarahnya, tidak mustahil kita tidak pernah merasakan manisnya hukum Islam itu
sendiri.Adapun judul makalah yang saya bahas dalam makalah ini adalah Sejarah
HukumIslam Sejak Kelesuan Pemikiran, Kebangkitan, dan Sekarang.
Dimana didalamnya membahas tentang perkembangan hukum Islam mulai pada masa
kelesuan pemikiransampai sekarang ini. Dimana setiap periode mempunyai krakter tersendiri
yang berbedadengan periode-periode lainnya. Dan di makalah ini kita berfokus kepada
perode keenam yaitu periode tahrir , takhrij dan tarjih dalam mazhab fiqh.
Kami sebagai pemakalah mohon maaf, apa bila didalam makalah ini ada kesalahanbaik
dalam pengutipan, penulisan dan penyusunannya, kemudian saya mengharapkankritik dan
saran dari kawan-kawan sekalian terutama bapak pembimbing mata kuliah ini,demi untuk
kesempurnaan makalah ini. Akhirnya hanya kepada Allah-lah kita mengharapridho dan
hidayahnya, mudah-mudahan makalah ini memberi manfaat bagi kta semua.
3. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana periode tahrir , takhrij dan Tarjih dalam mazhab fiqh ?
2. Bagaimana munculnya Matan, Syarh dan Hasyiyah ?
3. Bagaimana munculnya kitab kitab fatwa ?
6
4. Bagaimana penetapan undang undang berdasarkan mazhab fikih tertentu ?
4. TUJUAN
1. Untuk mengetahui periode tahrir , takhrij dan tarjih dalam mazhab fiqh
2. Untuk mengetahui munculnya Matan , syarh Dan Hasyiyah
3. Untuk mengetahui munculnya kitab kitab fatwa
4. Untuk mengetahui penetapan undang undang berdasarkan mazhab fiqh tertentu
5. MANFAAT
1. Dapar mengetahui periode tahrir , takhrij dan tarjih dalam mazhab fiqh
2. Dapat mengetahui munculnya Matan , syarh Dan Hasyiyah
3. Dapat mengetahui munculnya kitab kitab fatwa
4. Dapat mengetahui penetapan undang undang berdasarkan mazhab fiqh tertentu
7
BAB II
PEMBAHASAN
 PERIODE KEENAM TAHRIR TAKHRIJ DAN
TARJIH
Periode tahrir, takhrij dan tarjih dalam mazhab fiqh. Periode ini dimulai dari
pertengahan abad ke-4 sampai pertengahan abad ke-7 H. Yang dimaksudkan dengan tahrir,
takhrij, dan tarjih adalah upaya yang dilakukan ulama masing-masing mazhab dalam
mengomentari, memperjelas dan mengulas pendapat para imam mereka. Periode ini ditandai
dengan melemahnya semangat ijtihad dikalangan ulama fiqh.
Namun meskipun demikian, dimasa ini juga banyak bermunculan kitab-kitab Fiqih
sebagai dampak dari usaha para Ulama untuk mengomentari, memperjelas dan mengulas
pendapat para Imam mereka. Dan salah satu jenis produk kitab yang dihasilkan adalah kitab-
kitab fiqih muqoron, meskipun sebenarnya kitab-kitab tersebut adalah hasil ulasan pendapat-
pendapat Imam mereka tapi mereka juga memasukkan pendapat-pendapat madzhab lain
Sebagai contoh adalh kitab Al Majmu’ karangan Imam Nawawi, Al Mughni karangan
Ibnu Qudamah, Al Muhalla karangan Ibnu Hazm al Andalusi, Bidayatul Mujtahid karangan
Ibnu Rusyd dan Badai’ush Shonai’ karangan Al Kasani.
Pada masa itu ulama fiqh lebih banyak berpegang pada hasil ijtihad yang telah dilakukan
oleh imam mazhab mereka masing-masing, sehingga mujtahid mustaqill tidak ada lagi.
Sekalipun ada ulama fiqh yang berijtihad, maka ijtihadnya tidak terlepas dari prinsip mazhab
yang mereka anut. Artinya ulama fiqh tersebut hanya berstatus sebagai mujtahid fi al-mazhab
(mujtahid yang melakukan ijtihad berdasarkan kaidah-kaidah yang ada dalam mazhabnya).
Akibat dari tidak adanya ulama fiqh yang berani melakukan ijtihad secara mandiri,
muncullah sikap at-ta’assub al-mazhabi (sikap fanatik buta terhadap satu mazhab) sehingga
setiap ulama berusaha untuk mempertahankan mazhab imamnya.
8
 1. Munculnya Matan, Syarh dan Hasyiyah
- Matan ‫تن‬ ‫م‬
Matan adalah suatu karangan tulisan yang merupakan kitab induk. Biasanya hanya
sebatas tulisan singkat dan padat yang disusun dalam beberapa bab maupun pasal. Matan
bisa berupa syair atau nadzom, bisa juga berupa kalam natsar atau prosa.
Contoh matan yang berupa nadzom atau syair adalah Matan Alfiyyah Ibnu Malik yang
dikarang dan ditulis oleh Syeikh Jamaluddin bin Abdillah bin Malik. Kitab ini memuat 1002
bait atau nadzom yang berisi tentang gramatika Arab atau nahwu shorof. Sedangkan contoh
matan yang berupa prosa adalah Al Ajurumiyyah yang juga berisi tentang tata bahasa Arab,
ditulis oleh Syekh Abu Abdillah Muhammad bin Daud as Shonhaji.
Dalam dunia fiqih, salah satu karangan paling terkenal adalah matan Al Ghoyah Wat
Taqrib, atau yang biasa akrab disebut kitab Taqrib, karya Al Qodhi Abu Syuja'. Tiga matan
ini merupakan contoh kitab matan yang cukup populer dalam dunia pendidikan Islam. Dan
semakin bagus kualitas suatu kitab, semakin banyak perhatian ulama kepadanya dengan
membuat banyak syarah.
- Syarah ‫شرح‬
Syarah adalah sebuah karya tulisan yang berisi tentang penjelasan, perincian dan
penafsiran dari suatu kitab induk. Bisa dibilang syarah merupakan perluasan pembahasan
dari suatu kitab induk (matan) yang penjelasannya lebih detail. Ulama yang menulis syarah
disebut dengan istilah As Syaarih ‫شارح‬ ‫ال‬
Dalam penulisannya, syarah ditulis dalam beberapa tipe. Ada yang berbentuk Mazji,
dimana syarah ditulis dan diselipkan diantara matan sehingga seakan - akan merupakan satu
kitab. Biasanya syarah yang seperti ini penjelasannya tidak terlalu panjang lebar. Ada
syarah yang yang ditulis dengan menyebutkan kalimat - kalimat matan terlebih dahulu
hingga paragraf akhir pembahasan, baru kemudian ditulis penjelasan dari kalimat tersebut.
Biasanya matan ditulis tebal atau format dalam kurung untuk membedakannya dengan
syarah. Ada juga syarah tematik, yang hanya berisi penjelasan substansi tema tentang kitab
matan, sehingga tidak melulu menjelaskan perkata maupun perkalimat.
9
Syarah suatu matan bisa juga disebut sebagai satu kitab yang mempunyai nama.
Beberapa contoh diantaranya adalah kitab Fathul Qorib, yang merupakan nama kitab yang
berupa syarah dari kitab matan Al Ghayah Wat Taqrib. Contoh lain adalah kitab Al Bahjah
Al Mardhiyyah karya Imam Suyuthi yang merupakan syarah dari kitab matan Alfiyah Ibnu
Malik. Namun ada juga syarah yang tidak mempunyai nama. Jadi penyebutannya hanya
dinisbatkan pada pemilik atau penulis syarah tersebut, atau langsung menyebutnya 'Syarah
kitab A (misalnya)'.
Mayoritas kitab syarah ditulis oleh ulama lain, baik yang hidup satu masa maupun
berabad - abad setelah kitab induk (matan) ada. Namun beberapa kitab syarah juga ada yang
ditulis sendiri oleh penulis kitab matan sekaligus. Sebagai contoh, kitab Ghoyatul Wushul
merupakan syarah dari kitab matan Lubbul Ushul. Keduanya sama - sama ditulis oleh
Syeikh Zakariya al Anshori.
- Hasyiyah ‫ية‬ ‫ش‬ ‫حا‬
Hasyiyah adalah penjelasan, komentar maupun pelengkap daripada kekurangan -
kekrangan yang mungkin ada pada syarah, terkadang juga berupa komentar terhadap kitab
matan itu sendiri. Hasyiyah tidak mencakup keseluruhan isi kitab, namun hanya sebatas
bagian yang dikira penting saja. Biasanya hasyiyah hanya fokus pada pendalaman kalimat.
Dinamakan hasyiyah karena dulu ditulis pada sisi samping dan pojok suatu kitab.
Kebanyakan hasyiyah ditulis tidak untuk disebar dan dikomersilkan, namun hanya sebatas
catatan pribadi seorang ulama. Kemudian didapati oleh orang setelahnya dan baru dicetak
dan disebarluaskan.
 2. Munculnya kitab kitab Fatwa
Semakin maju zaman, semakin banyak permasalahan yang perlu diatur dalam agama.
Islam adalah agama yang sempurna sehingga setiap masalah baru dapat merujuk kembali
kepada Alquran dan Sunah. Nah, tugas pemberi fatwa atau mufti untuk menginterpretasi
hukum-hukum Islam dari setiap masalah tersebut.
10
Kedudukan fatwa teramat penting dalam kehidupan umat Islam. Andaikata tak ada
fatwa, umat Islam akan dilanda kebingungan dalam menentukan hukum suatu
permasalahan. Bahkan, bukan tak mungkin, mereka tanpa sengaja melakukan hal yang
haram lantaran tak jelasnya permasalahan hukum halal dan haram. Memberi patokan hukum
bagi umat, para pemberi fatwa berperan sebagai pewaris para Nabi dan Rasul.
Fatwa mulai diperlukan saat era kerasulan berakhir, yakni setelah wafatnya Rasulullah
SAW. Namun, keberadaan sahabat Rasulullah, para tabiin dan tabiut tabiin memudahkan
umat bertanya setiap permasalahan hukum Islam. Mereka berperan sebagai mujtahid yang
menentukan hukum Islam berdasarkan hasil ijtihad. Namun, perlu dibedakan antara ijtihad
dan fatwa. Ijtihad mengacu kepada para cendekiawan yang mencari pendapat mengenai
penerapan hukum.
Adapun fatwa mengacu pada peran sosial seorang mujtahid sebagai konsultan dalam
perkara hukum, hampir mirip dengan peran qadhi atau hakim. Saat itu, belum terdapat
lembaga fatwa. Masyarakat mengenal mufti sebagai perorangan yang terpilih dari kumpulan
cendekiawan.Pada awal abad ke-11 di era Kekhalifahan Turki Usmani, terdapat sebuah
kantor publik mufti yang diikutsertakan dalam ifta’ (tindakan menghasilkan fatwa).
Kemudian muncul istilah Syekh al-Islam di Kota Khurasan. Istilah tersebut ditujukan
kepada pimpinan ulama setempat yang berperan sebagai kepala para mufti. Di bawah
kekuasaan Dinasti Mamluk, seorang mufti dari setiap mazhab dilibatkan dalam proses
pertimbangan pengadilan di ibu kota provinsi. Inilah kali pertama mufti ikut serta dalam
lembaga negara.
Masih di era Kekhalifahan Turki Usmani, tepatnya di masa pemerintahan Sultan
Murad II (1421-1444, 1446-1451), istilah Syekh al-Islam digunakan secara resmi oleh
negara.Sultan menobatkan Syekh al-Islam menjadi pejabat tinggi, yakni kepala mufti
kerajaan. Ia menetapkan seorang mufti di setiap kota kemudian menggabungkan mereka
dalam sistem birokrasi serta mengorganisasi ifta' sebagai prosedur rutin negara.
 3. Penetapan Undang Undang berdasarkan Madzab
Fiqih Tertentu
Dalam periode ini untuk pertama kali muncul pernyataan bahwa pintu ijtihad telah
tertutup. Menurut Mustofa Ahmad Az Zarqo Paling tidak ada tiga faktor yang mendorong
munculnya pernyataan tersebut.
11
o Dorongan para penguasa kepada para hakim (qadi) untuk menyelesaikan perkara di
pengadilan dengan merujuk pada salah satu mazhab fiqh yang disetujui khalifah saja.
o Munculnya sikap at-taassub al-mazhabi yang berakibat pada sikap
kejumudan(kebekuan berpikir) dan taqlid (mengikuti pendapat imam tanpa analisis) di
kalangan murid imam mazhab.
o Munculnya gerakan pembukuan pendapat masing-masing mazhab yang memudahkan
orang untuk memilih pendapat mazhabnya dan menjadikan buku itu sebagai rujukan bagi
masing-masing mazhab, sehinga aktivitas ijtihad terhenti. Ulama mazhab tidak perlu lagi
melakukan ijtihad, sebagaimana yang dilakukan oleh para imam mereka, tetapi
mencukupkan diri dalam menjawab berbagai persoalan dengan merujuk pada kitab mazhab
masing-masing. Dari sini muncul sikap taqlid pada mazhab tertentu yang diyakini sebagai
yang benar, dan lebih jauh muncul pula pernyataan haram melakukan talfiq.
Persaingan antar pengikut mazhab semakin tajam, sehingga subyektivitas mazhab lebih
menonjol dibandingkan sikap ilmiah dalam menyelesaikan suatu persoalan. Sikap ini amat
jauh berbeda dengan sikap yang ditunjukkan oleh masing-masing imam mazhab, karena
sebagaimana yang tercatat dalam sejarah para imam mazhab tidak menginginkan seorang
pun mentaqlidkan mereka. Sekalipun ada upaya ijtihad yang dilakukan ketika itu, namun
lebih banyak berbentuk tarjih (menguatkan) pendapat yang ada dalam mazhab masing-
masing.
Ta’ashub dan taklid merupakan dua penyakit berbahaya yang cukup rumit untuk
ditangani. Keduanya merupakan pangkal hizbiyah dan ashabiyah (fanatisme golongan).
Hizbiyah dan ashabiyah akan mudah dilenyapkan apabila ta’ashub dan taklid ini
terkikis habis.
Sebenarnya, menurut nalar orang yang sedikit saja memiliki ilmu agama, keduanya
mudah difahami sebagai penyakit umat yang amat berbahaya, namun menurut waqi’
(kenyataan), ternyata tanpa disadari banyak orang yang termakan oleh penyakit ini. Tidak
hanya orang-orang awam, bahkan orang-orang yang cukup memiliki bekal sebagai juru
dakwah pun kadang-kadang ikut terjebak ke dalamnya. Dua buah penyakit umat yang cukup
mudah dimengerti tetapi sulit dihindari. Teori dengan prakteknya berbeda, prinsip ilmiah
dengan amaliahnya berlainan.
Syaikh Ali bin Hasan al-Atsari memberikan contoh sebagai berikut :
12
“Kita lihat misalnya, seorang pemuda atau sekelompok pemuda, ketika diajak dialog
oleh seorang Thalib al-‘ilmi (pengkaji ilmu) tentang masalah fikriyah (berkaitan dengan
pola fikir) atau masalah dakwah…. Apabila pembicaraannya ternyata sesuai dengan apa
yang menjadi doktrin mereka…, selaras dengan apa yang mereka pegangi…, dan lawan
dialognya bisa menyepakati apa yang menjadi keyakinan dan kebiasaan mereka, maka
lawan dialognya itu akan dianggap sebagai saudara yang ikhlas, dihormati, dan disayangi
sepenuh hati.
Sebaliknya jika perkataan anda menyalahi prinsip pemikiran mereka atau menyalahi
beberapa sisi pendapat mereka…, mereka akan melancarkan perkataan-perkataan keji dan
melepaskan berbagai tuduhan kepada anda melalui sebuah busur yang menyebabkan satu
pleton orang kuat pun takkan berdaya menghadapinya.
Bahkan anda lihat, dengan tenangnya mereka sebar luaskan (fitnah keji) ini tanpa
kejelasan bukti sama sekali.
Contoh lain yang juga (nyata) ialah:
Bahwa da’i-da’i atau sosok-sosok tertentu lain yang ketokohannya sudah tertanam
dalam benak sebagian orang sebagai panutan, uswah serta suri tauladan yang dikagumi dan
dipercaya kata-katanya, ternyata dalam akal pikiran dan jiwa orang-orang yang mempunyai
semangat serta emosi menggebu itu, sosok-sosok pribadi tersebut telah menjadi lambang
kebenaran dan perkataannya menjadi dalil.Ini jelas penyelewengan besar.
Mereka, dengan bahasa lidah atau bahasa fakta, mengatakan: “Kita harus menghormati
da’i-da’i itu…, mereka adalah panutan kita!! Awas jangan diganggu…, jangan dibantah
atau dikritik!!”
Ini tentu sangat mengherankan… adakah di sana seorang manusia yang tak boleh
dikritik atau dibantah selain para nabi……
Kalau saja sebagian mereka sudi mengganti istilah penghormatan mereka (kepada
tokoh idolanya -pen.) dengan istilah pengkultusan, – disebabkan jeleknya keadaan mereka
yang sesungguhnya-, tentu akan lebih pantas dan lebih cocok dengan realita mereka.
Mengapa demikian…, sebab hanya dengan melakukan bantahan terhadap salah
seorang tokoh mereka, sekalipun dengan bahasa lembut dan tidak kasar saja…, sudah
mereka anggap sebagai tindakan jahat dan batil…
13
Isyarat paling sederhana pun…, meski dilakukan dengan ramah…, tetap mereka
anggap sebagai tantangan nyata dan sebagai tindakan tak beradab… Bersamaan dengan
perbuatan-perbuatan rusak mereka yang bersumber dari prinsip-prinsip ashabiyah
(fanatisme golongan) yang jelek ini…, mengalir pulalah gelombang-gelombang tuduhan
(keji) terhadap orang-orang tak berdosa, serta tahdzir (peringatan agar manusia tidak
mendekat) terhadap orang-orang yang sebenarnya bersih. Bahkan (sammpai pada tingkat)
memutuskan silaturrahmi dengan orang-orang yang sebenarnya suci dan bertakwa.” [Lihat
Syaikh Ali Hasan al-Atsari, dalam muqadimah kutaib (kitab kecil) berjudul “Sual wa Jawab
Haula Fiqhi al-Waqi’, Syaikh Muhammad Nashiruddin al-Albani, terbitan Daar al-Jalalain,
Riyadh, Saudi Arabia, cet. I, 1412 H/1992 M, hal.10-12].
Itulah beberapa contoh konkrit yang dikemukakan oleh Syaikh Ali Hasan tentang
betapa berbedanya antara teori yang dikuasai oleh seseorang mengenai tercelanya ta’ashub
dan taklid dengan kenyataan yang dilakukannya.
Demikianlah realita yang ada sekarang ini, ta’ashub dan taklid sudah menggejala di
mana-mana hingga ciri-ciri hizbiyah-pun menjadi akrab dengan banyak pribadi yang
mengaku anti hizby. Bahasa lidah mengingkari, namun bahasa fakta mengakui.
Imam Ibnul al-Qayyim rahimahullah, mengingatkan, menjelaskan dan memberi nasihat:
“Sepeninggal generasi-generasi terbaik umat ini, (disusul dengan lenyapnya para imam
abad ke IV H, dan perginya para pengikut angkatan pertama mereka) datanglah kemudian
generasi-generasi yang memecah belah agamanya. Mereka hidup bergolong-golongan dan
masing-masing bangga dengan apa yang ada pada dirinya. Mereka telah memotong-motong
perkara agamanya menjadi berkeping-keping…
Segolongan orang menjadikan ta’ashub madzhabi (fanatisme madzhab) sebagai agama
yang dipegang erat-erat dan sebagai modal keyakinan yang digembor-gemborkan.
Sementara segolongan yang lain merasa puas dengan sikap taklid buta. Mereka
berpegang pada prinsip:
َ‫ُون‬‫د‬َ‫ت‬ْ‫ق‬ُ‫م‬ ْ‫م‬ِ‫ه‬ ِ‫ار‬َ‫ث‬‫آ‬ ٰ‫ى‬َ‫ل‬َ‫ع‬ ‫ا‬َّ‫ن‬ِ‫إ‬ َ‫و‬ ٍ‫ة‬َّ‫م‬ُ‫أ‬ ٰ‫ى‬َ‫ل‬َ‫ع‬ ‫َا‬‫ن‬َ‫ء‬‫ا‬َ‫ب‬‫آ‬ ‫َا‬‫ن‬ْ‫د‬َ‫ج‬ َ‫و‬ ‫ا‬َّ‫ن‬ِ‫إ‬
“Artinya : Sesungguhnya kami mendapati bapak-bapak kami menganut suatu agama
dan sesungguhnya kami adalah pengikut jejak-jejak mereka.” [Az-Zukhruf/47 : 23]
14
Dua golongan manusia: muta’ashib (fanatikus golongan) dan muqallid (orang yang
taklid) di atas sama-sama berada pada keadaan yang teramat jauh dari kebenaran yang
semestinya diikuti.
Rasanya tepat sekali jika ungkapan (ayat al-Qur’an al-Karim) berikut ditujukan kepada
mereka:
ِ‫ب‬‫ا‬َ‫ت‬ِ‫ك‬ْ‫ل‬‫ا‬ ِ‫ل‬ْ‫ه‬َ‫أ‬ ِ‫ي‬ِ‫ن‬‫ا‬َ‫م‬َ‫أ‬ َ‫َل‬ َ‫و‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬ِ‫ي‬ِ‫ن‬‫ا‬َ‫م‬َ‫أ‬ِ‫ب‬ َ‫ْس‬‫ي‬َ‫ل‬
“Artinya : (Apa yang dari Allah) itu bukanlah menurut angan-anganmu yang kosong
dan bukan (pula) menurut angan-angan Ahli Kitab” [An-Nisa’/4: 123]
Imam Syafi’i rahimahullah berkata:
“Kaum muslimin telah berijma’ (bersepakat) bahwa barangsiapa yang telah melihat
sunnah Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wasallam dengan jelas, maka ia tidak boleh
meninggalkannya lantaran mengikuti pendapat seseorang.”
(Sementara itu) Abu Umar dan ulama-ulama lain mengatakan :
“Orang-orang telah bersepakat bahwa muqallid (orang yang taklid) tidak terhitung
sebagai ahli ilmu (agama). Dan ilmu (agama) ialah memahami al-haq (kebenaran) melalui
dalilnya.”
Demikianlah yang dikatakan oleh Abu Umar rahimahullah, sebab manusia memang
tidak pernah berselisih pendapat bahwa ilmu ialah pemahaman yang dihasilkan dari dalil.
Adapun jika tanpa dalil maka namanya taklid!!!
Dua pernyataan ijma’ di atas (pernyataan imam Syafi’i tentang ijma’ berkenaan dengan
larangan ta’ashub, dan pernyataan Abu Umar tentang ijma’ berkenaan dengan taklid),
memberi pengertian bahwa orang yang ta’ashub (fanatik) terhadap hawa nafsu, serta orang
yang taklid buta adalah orang-orang yang tidak tergolong dalam kelompok orang-orang
berilmu. Mereka bukan pewaris nabi. Pewaris nabi hanyalah para ulama.
Bagaimana mungkin para muta’ashib (fanatikus golongan) dan para muqallid (orang
yang taklid) disebut pewaris nabi, sedangkan mereka sangat keras upayanya menolak ajaran
Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wasallam dalam rangka mengikuti perkataan orang yang
15
menjadi idolanya? Mereka habiskan umurnya guna berfanatik terhadap tokoh idamannya
dan untuk mengikuti hawa nafsu, sementara mereka tidak menyadari.
Demi Allah, sesungguhnya ini merupakan fitnah yang membutakan mata dan
mematikan hati. Anak-anak kecil tumbuh dalam bimbingan fitnah ini, dan dalam lingkaran
fitnah ini pula para orang tua merambati umur tuanya. Akhirnya al-Qur’an dihindari.
Begitulah qadha’ dan takdir Allah telah tertulis. Ketika bencana sudah sedemikian
besar dan meratanya sehingga kebanyakan orang tidak kenal lagi kecuali kebejatan ini, dan
kebejatan ini dianggapnya sebagai ilmu, maka pada saat demikian setiap pencari kebenaran
melalui sumbernya yang benar, akan dianggap sebagai maftun (orang yang telah terkena
fitnah). Setiap orang yang mengutamakan al-haq, akan dianggap dungu.
Orang-orang muta’ashib tadi akan senantiasa memasang berbagai jebakan guna
menjegal setiap yang berbeda pendapat dengan mereka seraya berkata kepada sesamanya:
“Kita kuatir kalau dia (pencari kebenaran tersebut -pen) akan mengganti agama kalian atau
akan membuat kerusakan di muka bumi.”
Oleh sebab itu, sesungguhnya siapa saja yang memiliki rasa harga diri, hendaknya
jangan pedulikan mereka dan jangan ridha terhadap apa yang ada pada mereka. Kalau
Sunnah Nabawiyah ditunjukkan kepadanya, ia segera bergegas mengambilnya dan tidak
berkutat membelenggukan dirinya pada mereka.
Tunggulah saatnya, ketika segala apa yang ada di dalam kubur dibangkitkan kembali,
ketika segala yang tersimpan di dada terbongkar, ketika kaki-kaki seluruh makhluk berdiri
sama rata di hadapan Allah, ketika tiap-tiap hamba melihat sendiri apa yang telah
dilakukannya, ketika antara orang-orang yang benar dapat terbedakan dengan orang-orang
yang batil, dan ketika orang-orang yang berpaling dari Kitabullah dan Sunnah Nabi
mengetahui bahwa mereka sesungguhnya adalah para pendusta.” [Dinukil dari I’lam al-
Muwaqi’in: Ibnu al-Qayyim, tahqiq: Muhammad Muhyidin Abdu al-Hamid, terbitan Daar
al-Fikr, cet. III, 1397 H/1977 M, juz I hal. 7-8.]
Dengan demikian, agar orang tidak terjerumus pada sikap hizbiyah, maka ia harus
mewaspadai dan menghindar dari sikap ta’ashub dan taklid. Caranya ialah seperti apa yang
diungkapan oleh imam Ibnu al- Qayyim berikut ini:
16
“Sesungguhnya hal yang paling pantas dan paling utama untuk orang saling berlomba
dan berpacu adalah meraih sesuatu yang bisa menjamin kebahagiaan hidup di dunia maupun
di akhirat dan bisa memberi petunjuk pada jalan yang menghantarkan pada kebahagiaan itu.
Nah, sesuatu itu adalah al-‘ilmu an-nafi’ (ilmu yang bermanfaat, yakni ilmu agama
yang benar) dan amal shaleh. Tanpa keduanya tak bakal ada kebahagiaan bagi seorang
hamba, dan tanpa mengaitkan diri pada sarana-sarana yang bisa digunakan untuk
memperoleh keduanya, maka keselamatan tidak mungkin akan teraih.
Barangsiapa yang dianugerahi (oleh Allah) dua hal di atas, berarti dia sangat
beruntung. Sebaliknya bagi siapa saja yang diharamkan untuk memperoleh keduanya (ilmu
bermanfaat dan amal saleh), niscaya seluruh kebaikan diharamkan baginya.
Keduanya merupakan titik beda antara manusia-manusia terhormat dengan manusia-
manusia hina. Dengan keduanyalah akan terbedakan antara orang baik dengan orang jahat,
antara orang yang bertakwa dengan orang yang menyimpang….” [Ibid, hal. 5]
Dengan ilmu (dinul Islam) yang benar dan dengan amal saleh. Insya Allah orang akan
meraih kebahagiaan di dunia dan di akhirat dan akan terhindar dari kesengsaraan. Juga akan
terhindar dari ruwetnya hizbiyah.
17
BAB III
PENUTUP
 Kesimpulan :Periode tahrir, takhrij dan tarjih dalam mazhab fiqh. Periode ini dimulai
dari pertengahan abad ke-4 sampai pertengahan abad ke-7 H. Yang dimaksudkan dengan
tahrir, takhrij, dan tarjih adalah upaya yang dilakukan ulama masing-masing mazhab dalam
mengomentari, memperjelas dan mengulas pendapat para imam mereka. Periode ini ditandai
dengan melemahnya semangat ijtihad dikalangan ulama fiqh.
Namun meskipun demikian, dimasa ini juga banyak bermunculan kitab-kitab Fiqih
sebagai dampak dari usaha para Ulama untuk mengomentari, memperjelas dan mengulas
pendapat para Imam mereka. Dan salah satu jenis produk kitab yang dihasilkan adalah kitab-
kitab fiqih muqoron, meskipun sebenarnya kitab-kitab tersebut adalah hasil ulasan pendapat-
pendapat Imam mereka tapi mereka juga memasukkan pendapat-pendapat madzhab lain
berupa matan , syarah dan hasyiyah.
Fatwa mulai diperlukan saat era kerasulan berakhir, yakni setelah wafatnya Rasulullah
SAW. Namun, keberadaan sahabat Rasulullah, para tabiin dan tabiut tabiin memudahkan
umat bertanya setiap permasalahan hukum Islam. Mereka berperan sebagai mujtahid yang
menentukan hukum Islam berdasarkan hasil ijtihad. Namun, perlu dibedakan antara ijtihad
dan fatwa. Ijtihad mengacu kepada para cendekiawan yang mencari pendapat mengenai
penerapan hukum.
Dalam periode ini untuk pertama kali muncul pernyataan bahwa pintu ijtihad telah
tertutup. Menurut Mustofa Ahmad Az Zarqo Paling tidak ada tiga faktor yang mendorong
munculnya pernyataan tersebut.
o Dorongan para penguasa kepada para hakim (qadi) untuk menyelesaikan perkara di
pengadilan dengan merujuk pada salah satu mazhab fiqh yang disetujui khalifah saja.
o Munculnya sikap at-taassub al-mazhabi yang berakibat pada sikap
kejumudan(kebekuan berpikir) dan taqlid (mengikuti pendapat imam tanpa analisis) di
kalangan murid imam mazhab.
o Munculnya gerakan pembukuan pendapat masing-masing mazhab yang memudahkan
orang untuk memilih pendapat mazhabnya dan menjadikan buku itu sebagai rujukan bagi
18
masing-masing mazhab, sehinga aktivitas ijtihad terhenti. Ulama mazhab tidak perlu lagi
melakukan ijtihad, sebagaimana yang dilakukan oleh para imam mereka, tetapi mencukupkan
diri dalam menjawab berbagai persoalan dengan merujuk pada kitab mazhab masing-masing.
Dari sini muncul sikap taqlid pada mazhab tertentu yang diyakini sebagai yang benar, dan
lebih jauh muncul pula pernyataan haram melakukan talfiq.
 Daftar pustaka
https://id.scribd.com/doc/28546510/Makalah-Sejarah-Pemikiran-Islam-Sejarah-Empat-
Mazhab-Fiqih
https://santrimaroko.blogspot.com/2018/12/penjelasan-terlengkap-seputar-
perbedaan.html?m=1
https://www.google.com/amp/s/m.republika.co.id/amp/n0tw9o
[Disalin dari majalah As-Sunnah Edisi 23/Tahun II/Hal.37-40. Diterbitkan Yayasan
Lajnah Istiqomah Surakarta, Jl. Solo – Purwodadi Km.8 Selokaton Gondangrejo Solo
57183 Telp. 0271-761016]
https://almanhaj.or.id/1534-taashub-dan-taklid-pangkal-hizbiyah.html

More Related Content

What's hot

Ulumul hadits
Ulumul haditsUlumul hadits
Ulumul haditsMoh Yakub
 
Makalah sejarah perkembangan fiqh
Makalah sejarah perkembangan fiqhMakalah sejarah perkembangan fiqh
Makalah sejarah perkembangan fiqhindah pertiwi
 
Metode Tafsir tematik.pptx
Metode Tafsir tematik.pptxMetode Tafsir tematik.pptx
Metode Tafsir tematik.pptxEndiElfaroby
 
Sejarah dan perkembangan ilmu kalam
Sejarah dan perkembangan ilmu kalamSejarah dan perkembangan ilmu kalam
Sejarah dan perkembangan ilmu kalamoonx
 
Ppt ski-bani-umayyah
Ppt ski-bani-umayyahPpt ski-bani-umayyah
Ppt ski-bani-umayyahselikurfa
 
Sejarah perkembangan hadits pada masa nabi, sahabat
Sejarah perkembangan hadits pada masa nabi, sahabatSejarah perkembangan hadits pada masa nabi, sahabat
Sejarah perkembangan hadits pada masa nabi, sahabatKhairul Muttaqin
 
Power point SKI tentang Khulafaur-rasyidin
Power point SKI tentang Khulafaur-rasyidinPower point SKI tentang Khulafaur-rasyidin
Power point SKI tentang Khulafaur-rasyidindayat7
 
Makalah Asbabun Nuzul
Makalah Asbabun NuzulMakalah Asbabun Nuzul
Makalah Asbabun NuzulRisma Amalia
 
Hermeneutika dan Penerapannya dalam Penafsiran Al-Qur'an (Konteks ke-Indonesi...
Hermeneutika dan Penerapannya dalam Penafsiran Al-Qur'an (Konteks ke-Indonesi...Hermeneutika dan Penerapannya dalam Penafsiran Al-Qur'an (Konteks ke-Indonesi...
Hermeneutika dan Penerapannya dalam Penafsiran Al-Qur'an (Konteks ke-Indonesi...Maghfur Amien
 
Makalah tentang sejarah dan perkembangan aliran wahabi
Makalah tentang sejarah dan perkembangan aliran wahabiMakalah tentang sejarah dan perkembangan aliran wahabi
Makalah tentang sejarah dan perkembangan aliran wahabiRinoputra Stain
 
PPT fiqh (sejarah pembentukan empat mahzab dalam fiqh) Kelompok 5
PPT fiqh (sejarah pembentukan empat mahzab dalam fiqh) Kelompok 5PPT fiqh (sejarah pembentukan empat mahzab dalam fiqh) Kelompok 5
PPT fiqh (sejarah pembentukan empat mahzab dalam fiqh) Kelompok 5NavenAbsurd
 
Buku Materi Agama Islam Kelas X Kurikulum 2013
Buku Materi Agama Islam Kelas X Kurikulum 2013Buku Materi Agama Islam Kelas X Kurikulum 2013
Buku Materi Agama Islam Kelas X Kurikulum 2013Surya Surya
 
Sejarah dan pengantar ilmu hadits(karya prof. dr. t.m. hasbi ash shiddieqy)
Sejarah dan pengantar ilmu hadits(karya prof. dr. t.m. hasbi ash shiddieqy)Sejarah dan pengantar ilmu hadits(karya prof. dr. t.m. hasbi ash shiddieqy)
Sejarah dan pengantar ilmu hadits(karya prof. dr. t.m. hasbi ash shiddieqy)Riezal Bintan
 

What's hot (20)

Metodologi tafsir
Metodologi tafsirMetodologi tafsir
Metodologi tafsir
 
Ppt ulumul qur'an
Ppt ulumul qur'anPpt ulumul qur'an
Ppt ulumul qur'an
 
Ulumul hadits
Ulumul haditsUlumul hadits
Ulumul hadits
 
Makalah sejarah perkembangan fiqh
Makalah sejarah perkembangan fiqhMakalah sejarah perkembangan fiqh
Makalah sejarah perkembangan fiqh
 
MATERI PPT SKI
MATERI PPT SKI MATERI PPT SKI
MATERI PPT SKI
 
Metode Tafsir tematik.pptx
Metode Tafsir tematik.pptxMetode Tafsir tematik.pptx
Metode Tafsir tematik.pptx
 
Sejarah dan perkembangan ilmu kalam
Sejarah dan perkembangan ilmu kalamSejarah dan perkembangan ilmu kalam
Sejarah dan perkembangan ilmu kalam
 
Ppt ski-bani-umayyah
Ppt ski-bani-umayyahPpt ski-bani-umayyah
Ppt ski-bani-umayyah
 
Asbababun nuzul powerpoint
Asbababun nuzul powerpointAsbababun nuzul powerpoint
Asbababun nuzul powerpoint
 
Sejarah perkembangan hadits pada masa nabi, sahabat
Sejarah perkembangan hadits pada masa nabi, sahabatSejarah perkembangan hadits pada masa nabi, sahabat
Sejarah perkembangan hadits pada masa nabi, sahabat
 
PERKEMBANGAN HADITS
PERKEMBANGAN HADITSPERKEMBANGAN HADITS
PERKEMBANGAN HADITS
 
Power point SKI tentang Khulafaur-rasyidin
Power point SKI tentang Khulafaur-rasyidinPower point SKI tentang Khulafaur-rasyidin
Power point SKI tentang Khulafaur-rasyidin
 
MASYARAKAT ARAB PRA ISLAM
MASYARAKAT ARAB PRA ISLAMMASYARAKAT ARAB PRA ISLAM
MASYARAKAT ARAB PRA ISLAM
 
Makalah Asbabun Nuzul
Makalah Asbabun NuzulMakalah Asbabun Nuzul
Makalah Asbabun Nuzul
 
Arab Pra Islam
Arab Pra IslamArab Pra Islam
Arab Pra Islam
 
Hermeneutika dan Penerapannya dalam Penafsiran Al-Qur'an (Konteks ke-Indonesi...
Hermeneutika dan Penerapannya dalam Penafsiran Al-Qur'an (Konteks ke-Indonesi...Hermeneutika dan Penerapannya dalam Penafsiran Al-Qur'an (Konteks ke-Indonesi...
Hermeneutika dan Penerapannya dalam Penafsiran Al-Qur'an (Konteks ke-Indonesi...
 
Makalah tentang sejarah dan perkembangan aliran wahabi
Makalah tentang sejarah dan perkembangan aliran wahabiMakalah tentang sejarah dan perkembangan aliran wahabi
Makalah tentang sejarah dan perkembangan aliran wahabi
 
PPT fiqh (sejarah pembentukan empat mahzab dalam fiqh) Kelompok 5
PPT fiqh (sejarah pembentukan empat mahzab dalam fiqh) Kelompok 5PPT fiqh (sejarah pembentukan empat mahzab dalam fiqh) Kelompok 5
PPT fiqh (sejarah pembentukan empat mahzab dalam fiqh) Kelompok 5
 
Buku Materi Agama Islam Kelas X Kurikulum 2013
Buku Materi Agama Islam Kelas X Kurikulum 2013Buku Materi Agama Islam Kelas X Kurikulum 2013
Buku Materi Agama Islam Kelas X Kurikulum 2013
 
Sejarah dan pengantar ilmu hadits(karya prof. dr. t.m. hasbi ash shiddieqy)
Sejarah dan pengantar ilmu hadits(karya prof. dr. t.m. hasbi ash shiddieqy)Sejarah dan pengantar ilmu hadits(karya prof. dr. t.m. hasbi ash shiddieqy)
Sejarah dan pengantar ilmu hadits(karya prof. dr. t.m. hasbi ash shiddieqy)
 

Similar to Makalah materi 6 (kel 4)

Makalah fiqh kelompok 5 materi 7
Makalah fiqh kelompok 5 materi 7Makalah fiqh kelompok 5 materi 7
Makalah fiqh kelompok 5 materi 7NavenAbsurd
 
Kajian kitab riyadl as sholihin
Kajian kitab riyadl as sholihinKajian kitab riyadl as sholihin
Kajian kitab riyadl as sholihinIkhwan Mangku Bumi
 
Ppt fiqh materi 6 (kel 4)
Ppt fiqh materi 6 (kel 4)Ppt fiqh materi 6 (kel 4)
Ppt fiqh materi 6 (kel 4)NavenAbsurd
 
Makalah fiqih kelompok 3 materi 5
Makalah fiqih kelompok 3 materi 5Makalah fiqih kelompok 3 materi 5
Makalah fiqih kelompok 3 materi 5NavenAbsurd
 
Ijtihad Ushul Fiqh dan Kaidah.pdf
Ijtihad Ushul Fiqh dan Kaidah.pdfIjtihad Ushul Fiqh dan Kaidah.pdf
Ijtihad Ushul Fiqh dan Kaidah.pdfZukét Printing
 
Ijtihad Ushul Fiqh dan Kaidah.docx
Ijtihad Ushul Fiqh dan Kaidah.docxIjtihad Ushul Fiqh dan Kaidah.docx
Ijtihad Ushul Fiqh dan Kaidah.docxZukét Printing
 
Qiraat sab'ah
Qiraat sab'ahQiraat sab'ah
Qiraat sab'ahMythaChan
 
Qiraat sab'ah
Qiraat sab'ahQiraat sab'ah
Qiraat sab'ahMythaChan
 
Makalah Hizbut Tahrir
Makalah Hizbut TahrirMakalah Hizbut Tahrir
Makalah Hizbut TahrirAnnisaZahrah1
 
Makalah fiqh kel 4
Makalah fiqh kel  4Makalah fiqh kel  4
Makalah fiqh kel 4nadia islamy
 
TAFSIR BIL MA’TSUR, TAFSIR BIR RA’YI DAN TAFSIR ISYARI
TAFSIR BIL MA’TSUR, TAFSIR BIR RA’YI DAN TAFSIR ISYARITAFSIR BIL MA’TSUR, TAFSIR BIR RA’YI DAN TAFSIR ISYARI
TAFSIR BIL MA’TSUR, TAFSIR BIR RA’YI DAN TAFSIR ISYARIarfian kurniawan
 
KEPEMIMPINAN IMAM SYAFI'I
KEPEMIMPINAN IMAM SYAFI'IKEPEMIMPINAN IMAM SYAFI'I
KEPEMIMPINAN IMAM SYAFI'IBiyah Djauhar
 
Pemikiran Modern dalam Islam 2 Membuka Pintu Ijtihad (Fazlur Rahman).pdf
Pemikiran Modern dalam Islam 2 Membuka Pintu Ijtihad (Fazlur Rahman).pdfPemikiran Modern dalam Islam 2 Membuka Pintu Ijtihad (Fazlur Rahman).pdf
Pemikiran Modern dalam Islam 2 Membuka Pintu Ijtihad (Fazlur Rahman).pdfZukét Printing
 
Pemikiran Modern dalam Islam 2 Membuka Pintu Ijtihad (Fazlur Rahman).docx
Pemikiran Modern dalam Islam 2 Membuka Pintu Ijtihad (Fazlur Rahman).docxPemikiran Modern dalam Islam 2 Membuka Pintu Ijtihad (Fazlur Rahman).docx
Pemikiran Modern dalam Islam 2 Membuka Pintu Ijtihad (Fazlur Rahman).docxZukét Printing
 
Terjemahan shafwah attafsir
Terjemahan shafwah attafsirTerjemahan shafwah attafsir
Terjemahan shafwah attafsirazzahra93
 

Similar to Makalah materi 6 (kel 4) (20)

Fiqh kel 04
Fiqh kel 04Fiqh kel 04
Fiqh kel 04
 
Makalah aik (hadits)
Makalah aik (hadits)Makalah aik (hadits)
Makalah aik (hadits)
 
Makalah fiqh kelompok 5 materi 7
Makalah fiqh kelompok 5 materi 7Makalah fiqh kelompok 5 materi 7
Makalah fiqh kelompok 5 materi 7
 
Kajian kitab riyadl as sholihin
Kajian kitab riyadl as sholihinKajian kitab riyadl as sholihin
Kajian kitab riyadl as sholihin
 
Ppt fiqh materi 6 (kel 4)
Ppt fiqh materi 6 (kel 4)Ppt fiqh materi 6 (kel 4)
Ppt fiqh materi 6 (kel 4)
 
Makalah fiqih kelompok 3 materi 5
Makalah fiqih kelompok 3 materi 5Makalah fiqih kelompok 3 materi 5
Makalah fiqih kelompok 3 materi 5
 
Ijtihad Ushul Fiqh dan Kaidah.pdf
Ijtihad Ushul Fiqh dan Kaidah.pdfIjtihad Ushul Fiqh dan Kaidah.pdf
Ijtihad Ushul Fiqh dan Kaidah.pdf
 
Ijtihad Ushul Fiqh dan Kaidah.docx
Ijtihad Ushul Fiqh dan Kaidah.docxIjtihad Ushul Fiqh dan Kaidah.docx
Ijtihad Ushul Fiqh dan Kaidah.docx
 
Qiraat sab'ah
Qiraat sab'ahQiraat sab'ah
Qiraat sab'ah
 
Qiraat sab'ah
Qiraat sab'ahQiraat sab'ah
Qiraat sab'ah
 
Studi ilmu hadis
Studi ilmu hadisStudi ilmu hadis
Studi ilmu hadis
 
Makalah Hizbut Tahrir
Makalah Hizbut TahrirMakalah Hizbut Tahrir
Makalah Hizbut Tahrir
 
Typing pembuatan makalah mazhab
Typing pembuatan makalah mazhabTyping pembuatan makalah mazhab
Typing pembuatan makalah mazhab
 
Makalah ulmul hadis
Makalah ulmul hadisMakalah ulmul hadis
Makalah ulmul hadis
 
Makalah fiqh kel 4
Makalah fiqh kel  4Makalah fiqh kel  4
Makalah fiqh kel 4
 
TAFSIR BIL MA’TSUR, TAFSIR BIR RA’YI DAN TAFSIR ISYARI
TAFSIR BIL MA’TSUR, TAFSIR BIR RA’YI DAN TAFSIR ISYARITAFSIR BIL MA’TSUR, TAFSIR BIR RA’YI DAN TAFSIR ISYARI
TAFSIR BIL MA’TSUR, TAFSIR BIR RA’YI DAN TAFSIR ISYARI
 
KEPEMIMPINAN IMAM SYAFI'I
KEPEMIMPINAN IMAM SYAFI'IKEPEMIMPINAN IMAM SYAFI'I
KEPEMIMPINAN IMAM SYAFI'I
 
Pemikiran Modern dalam Islam 2 Membuka Pintu Ijtihad (Fazlur Rahman).pdf
Pemikiran Modern dalam Islam 2 Membuka Pintu Ijtihad (Fazlur Rahman).pdfPemikiran Modern dalam Islam 2 Membuka Pintu Ijtihad (Fazlur Rahman).pdf
Pemikiran Modern dalam Islam 2 Membuka Pintu Ijtihad (Fazlur Rahman).pdf
 
Pemikiran Modern dalam Islam 2 Membuka Pintu Ijtihad (Fazlur Rahman).docx
Pemikiran Modern dalam Islam 2 Membuka Pintu Ijtihad (Fazlur Rahman).docxPemikiran Modern dalam Islam 2 Membuka Pintu Ijtihad (Fazlur Rahman).docx
Pemikiran Modern dalam Islam 2 Membuka Pintu Ijtihad (Fazlur Rahman).docx
 
Terjemahan shafwah attafsir
Terjemahan shafwah attafsirTerjemahan shafwah attafsir
Terjemahan shafwah attafsir
 

More from NavenAbsurd

Ppt fiqih kelompok_1
Ppt fiqih kelompok_1Ppt fiqih kelompok_1
Ppt fiqih kelompok_1NavenAbsurd
 
Fiqih ibadah kelompok 6 materi 8
Fiqih ibadah kelompok 6 materi 8Fiqih ibadah kelompok 6 materi 8
Fiqih ibadah kelompok 6 materi 8NavenAbsurd
 
Makalah fiqih kelompok 6 materi 8
Makalah fiqih kelompok 6 materi 8Makalah fiqih kelompok 6 materi 8
Makalah fiqih kelompok 6 materi 8NavenAbsurd
 
Ppt Fiqih kelompok 3
Ppt Fiqih kelompok 3Ppt Fiqih kelompok 3
Ppt Fiqih kelompok 3NavenAbsurd
 
Makalah fiqih puasa
Makalah fiqih puasaMakalah fiqih puasa
Makalah fiqih puasaNavenAbsurd
 
Fiqh puasa kelompok 2
Fiqh puasa kelompok 2Fiqh puasa kelompok 2
Fiqh puasa kelompok 2NavenAbsurd
 

More from NavenAbsurd (6)

Ppt fiqih kelompok_1
Ppt fiqih kelompok_1Ppt fiqih kelompok_1
Ppt fiqih kelompok_1
 
Fiqih ibadah kelompok 6 materi 8
Fiqih ibadah kelompok 6 materi 8Fiqih ibadah kelompok 6 materi 8
Fiqih ibadah kelompok 6 materi 8
 
Makalah fiqih kelompok 6 materi 8
Makalah fiqih kelompok 6 materi 8Makalah fiqih kelompok 6 materi 8
Makalah fiqih kelompok 6 materi 8
 
Ppt Fiqih kelompok 3
Ppt Fiqih kelompok 3Ppt Fiqih kelompok 3
Ppt Fiqih kelompok 3
 
Makalah fiqih puasa
Makalah fiqih puasaMakalah fiqih puasa
Makalah fiqih puasa
 
Fiqh puasa kelompok 2
Fiqh puasa kelompok 2Fiqh puasa kelompok 2
Fiqh puasa kelompok 2
 

Recently uploaded

PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxBambang440423
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxErikaPuspita10
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...MarwanAnugrah
 
Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsAdePutraTunggali
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaNadia Putri Ayu
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKirwan461475
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxHeruFebrianto3
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxalalfardilah
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfTaqdirAlfiandi1
 

Recently uploaded (20)

PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
 
Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public Relations
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
 

Makalah materi 6 (kel 4)

  • 1. 1 MAKALAH PERIODE KEENAM TAHRIR TAKHRIJ DAN TARJIH Di susun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah : FIQIH Dosen Pembimbing : Abdul Hamid Aly S.Pd M.Pd Disusun Oleh : 1. Achmad Rizqi ( 21901083009 ) 2. Navendra Aninditya DA ( 21901083002 ) 3. Hosnia Wati ( 21901083030 ) 4. Suci Fitriani ( 21901083033 ) Kelompok : 4 KELAS PBS 1 PERBANKAN SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM MALANG
  • 2. 2 KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmad dan hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “PERIODE KEENAM : PERIODE TAHRIR , TAKHRIJ DAN TARJIH DALAM MAZHAB FIQIH” ini tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Bapak Abdul Hamid Aly S.Pd M.Pd pada mata kuliah FIQIH, selain itu makalah ini juga bertujuan untukmenambah wawasan tentang Pemahaman ilmu FIQIH di masyarakat luas bagi para pembaca dan juga para penulis. Saya mengucapka terimakasih kepada bapak Abdul Hamid Aly S.Pd M.Pd selaku dosen di mata kuliah Fiqih yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni. Saya juga mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna , oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan makalah ini. Malang,28 Septermber 2019
  • 3. 3 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR.......................................................................................... 2 BAB I PENDAHULUAN.................................................................................... 4 1. Pemaparan Profil Penyusun................................................................ 4 2. Latar Belakang Masalah..................................................................... 5 3. Rumusan Masalah.............................................................................. 5 4. Tujuan................................................................................................. 6 5. Manfaat............................................................................................... 6 BAB II PEMBAHASAN...................................................................................... 7 PERIODE KEENAM TAHRIR TAKHRIJ DAN TARJIH........................... 7 1. Munculnya Matan, Syarh dan Hasyiyah............................................... 8 2. Munculnya kitab kitab Fatwa................................................................10 3. Penetapan Undang Undang berdasarkan Madzab Fiqih Tertentu....... 10 BAB III PENUTUP.............................................................................................. 17 1. Kesimpulan......................................................................................... 17 2. Daftar Pustaka..................................................................................... 18
  • 4. 4 BAB I PENDAHULUAN 1. PEMAPARAN PROFIL PENYUSUN Dari Kiri : 1. Achmad Rizqi ( 21901083009 ) 2. Hosnia Wati ( 21901083030 ) 3. Suci Fitriani ( 21901083033 ) 4. Navendra Aninditya DA ( 21901083002 )
  • 5. 5 2. LATAR BELAKANG MASALAH Sejarah pertumbuhan dan perkembangan hukum Islam, sangatlah penting untuk kitaketahui. Selain untuk memperdalam pengetahuan kita tentang sejarah hukum Islam,namun yang paling penting adalah bagaimana kita bisa memahami betul sumber dandasar hukum Islam itu sendiri, karena dengan mempelajari sejarah kita bisa merasakanbetapa dekat dan besar perjuangan para ulama dahulu terhadap perkembangan hukum Islam sekarang dengan menggali ilmu-ilmu yang terkandung dalam al-Qur’an maupun Sunnah. Kita tidak bisa menutup mata terhadap sejarah, kalau bukan karena ulama-ulamakita terdahulu yang mempelajari, mengajakan serta menulis buku-buku tentang Islam atausejarahnya, tidak mustahil kita tidak pernah merasakan manisnya hukum Islam itu sendiri.Adapun judul makalah yang saya bahas dalam makalah ini adalah Sejarah HukumIslam Sejak Kelesuan Pemikiran, Kebangkitan, dan Sekarang. Dimana didalamnya membahas tentang perkembangan hukum Islam mulai pada masa kelesuan pemikiransampai sekarang ini. Dimana setiap periode mempunyai krakter tersendiri yang berbedadengan periode-periode lainnya. Dan di makalah ini kita berfokus kepada perode keenam yaitu periode tahrir , takhrij dan tarjih dalam mazhab fiqh. Kami sebagai pemakalah mohon maaf, apa bila didalam makalah ini ada kesalahanbaik dalam pengutipan, penulisan dan penyusunannya, kemudian saya mengharapkankritik dan saran dari kawan-kawan sekalian terutama bapak pembimbing mata kuliah ini,demi untuk kesempurnaan makalah ini. Akhirnya hanya kepada Allah-lah kita mengharapridho dan hidayahnya, mudah-mudahan makalah ini memberi manfaat bagi kta semua. 3. RUMUSAN MASALAH 1. Bagaimana periode tahrir , takhrij dan Tarjih dalam mazhab fiqh ? 2. Bagaimana munculnya Matan, Syarh dan Hasyiyah ? 3. Bagaimana munculnya kitab kitab fatwa ?
  • 6. 6 4. Bagaimana penetapan undang undang berdasarkan mazhab fikih tertentu ? 4. TUJUAN 1. Untuk mengetahui periode tahrir , takhrij dan tarjih dalam mazhab fiqh 2. Untuk mengetahui munculnya Matan , syarh Dan Hasyiyah 3. Untuk mengetahui munculnya kitab kitab fatwa 4. Untuk mengetahui penetapan undang undang berdasarkan mazhab fiqh tertentu 5. MANFAAT 1. Dapar mengetahui periode tahrir , takhrij dan tarjih dalam mazhab fiqh 2. Dapat mengetahui munculnya Matan , syarh Dan Hasyiyah 3. Dapat mengetahui munculnya kitab kitab fatwa 4. Dapat mengetahui penetapan undang undang berdasarkan mazhab fiqh tertentu
  • 7. 7 BAB II PEMBAHASAN  PERIODE KEENAM TAHRIR TAKHRIJ DAN TARJIH Periode tahrir, takhrij dan tarjih dalam mazhab fiqh. Periode ini dimulai dari pertengahan abad ke-4 sampai pertengahan abad ke-7 H. Yang dimaksudkan dengan tahrir, takhrij, dan tarjih adalah upaya yang dilakukan ulama masing-masing mazhab dalam mengomentari, memperjelas dan mengulas pendapat para imam mereka. Periode ini ditandai dengan melemahnya semangat ijtihad dikalangan ulama fiqh. Namun meskipun demikian, dimasa ini juga banyak bermunculan kitab-kitab Fiqih sebagai dampak dari usaha para Ulama untuk mengomentari, memperjelas dan mengulas pendapat para Imam mereka. Dan salah satu jenis produk kitab yang dihasilkan adalah kitab- kitab fiqih muqoron, meskipun sebenarnya kitab-kitab tersebut adalah hasil ulasan pendapat- pendapat Imam mereka tapi mereka juga memasukkan pendapat-pendapat madzhab lain Sebagai contoh adalh kitab Al Majmu’ karangan Imam Nawawi, Al Mughni karangan Ibnu Qudamah, Al Muhalla karangan Ibnu Hazm al Andalusi, Bidayatul Mujtahid karangan Ibnu Rusyd dan Badai’ush Shonai’ karangan Al Kasani. Pada masa itu ulama fiqh lebih banyak berpegang pada hasil ijtihad yang telah dilakukan oleh imam mazhab mereka masing-masing, sehingga mujtahid mustaqill tidak ada lagi. Sekalipun ada ulama fiqh yang berijtihad, maka ijtihadnya tidak terlepas dari prinsip mazhab yang mereka anut. Artinya ulama fiqh tersebut hanya berstatus sebagai mujtahid fi al-mazhab (mujtahid yang melakukan ijtihad berdasarkan kaidah-kaidah yang ada dalam mazhabnya). Akibat dari tidak adanya ulama fiqh yang berani melakukan ijtihad secara mandiri, muncullah sikap at-ta’assub al-mazhabi (sikap fanatik buta terhadap satu mazhab) sehingga setiap ulama berusaha untuk mempertahankan mazhab imamnya.
  • 8. 8  1. Munculnya Matan, Syarh dan Hasyiyah - Matan ‫تن‬ ‫م‬ Matan adalah suatu karangan tulisan yang merupakan kitab induk. Biasanya hanya sebatas tulisan singkat dan padat yang disusun dalam beberapa bab maupun pasal. Matan bisa berupa syair atau nadzom, bisa juga berupa kalam natsar atau prosa. Contoh matan yang berupa nadzom atau syair adalah Matan Alfiyyah Ibnu Malik yang dikarang dan ditulis oleh Syeikh Jamaluddin bin Abdillah bin Malik. Kitab ini memuat 1002 bait atau nadzom yang berisi tentang gramatika Arab atau nahwu shorof. Sedangkan contoh matan yang berupa prosa adalah Al Ajurumiyyah yang juga berisi tentang tata bahasa Arab, ditulis oleh Syekh Abu Abdillah Muhammad bin Daud as Shonhaji. Dalam dunia fiqih, salah satu karangan paling terkenal adalah matan Al Ghoyah Wat Taqrib, atau yang biasa akrab disebut kitab Taqrib, karya Al Qodhi Abu Syuja'. Tiga matan ini merupakan contoh kitab matan yang cukup populer dalam dunia pendidikan Islam. Dan semakin bagus kualitas suatu kitab, semakin banyak perhatian ulama kepadanya dengan membuat banyak syarah. - Syarah ‫شرح‬ Syarah adalah sebuah karya tulisan yang berisi tentang penjelasan, perincian dan penafsiran dari suatu kitab induk. Bisa dibilang syarah merupakan perluasan pembahasan dari suatu kitab induk (matan) yang penjelasannya lebih detail. Ulama yang menulis syarah disebut dengan istilah As Syaarih ‫شارح‬ ‫ال‬ Dalam penulisannya, syarah ditulis dalam beberapa tipe. Ada yang berbentuk Mazji, dimana syarah ditulis dan diselipkan diantara matan sehingga seakan - akan merupakan satu kitab. Biasanya syarah yang seperti ini penjelasannya tidak terlalu panjang lebar. Ada syarah yang yang ditulis dengan menyebutkan kalimat - kalimat matan terlebih dahulu hingga paragraf akhir pembahasan, baru kemudian ditulis penjelasan dari kalimat tersebut. Biasanya matan ditulis tebal atau format dalam kurung untuk membedakannya dengan syarah. Ada juga syarah tematik, yang hanya berisi penjelasan substansi tema tentang kitab matan, sehingga tidak melulu menjelaskan perkata maupun perkalimat.
  • 9. 9 Syarah suatu matan bisa juga disebut sebagai satu kitab yang mempunyai nama. Beberapa contoh diantaranya adalah kitab Fathul Qorib, yang merupakan nama kitab yang berupa syarah dari kitab matan Al Ghayah Wat Taqrib. Contoh lain adalah kitab Al Bahjah Al Mardhiyyah karya Imam Suyuthi yang merupakan syarah dari kitab matan Alfiyah Ibnu Malik. Namun ada juga syarah yang tidak mempunyai nama. Jadi penyebutannya hanya dinisbatkan pada pemilik atau penulis syarah tersebut, atau langsung menyebutnya 'Syarah kitab A (misalnya)'. Mayoritas kitab syarah ditulis oleh ulama lain, baik yang hidup satu masa maupun berabad - abad setelah kitab induk (matan) ada. Namun beberapa kitab syarah juga ada yang ditulis sendiri oleh penulis kitab matan sekaligus. Sebagai contoh, kitab Ghoyatul Wushul merupakan syarah dari kitab matan Lubbul Ushul. Keduanya sama - sama ditulis oleh Syeikh Zakariya al Anshori. - Hasyiyah ‫ية‬ ‫ش‬ ‫حا‬ Hasyiyah adalah penjelasan, komentar maupun pelengkap daripada kekurangan - kekrangan yang mungkin ada pada syarah, terkadang juga berupa komentar terhadap kitab matan itu sendiri. Hasyiyah tidak mencakup keseluruhan isi kitab, namun hanya sebatas bagian yang dikira penting saja. Biasanya hasyiyah hanya fokus pada pendalaman kalimat. Dinamakan hasyiyah karena dulu ditulis pada sisi samping dan pojok suatu kitab. Kebanyakan hasyiyah ditulis tidak untuk disebar dan dikomersilkan, namun hanya sebatas catatan pribadi seorang ulama. Kemudian didapati oleh orang setelahnya dan baru dicetak dan disebarluaskan.  2. Munculnya kitab kitab Fatwa Semakin maju zaman, semakin banyak permasalahan yang perlu diatur dalam agama. Islam adalah agama yang sempurna sehingga setiap masalah baru dapat merujuk kembali kepada Alquran dan Sunah. Nah, tugas pemberi fatwa atau mufti untuk menginterpretasi hukum-hukum Islam dari setiap masalah tersebut.
  • 10. 10 Kedudukan fatwa teramat penting dalam kehidupan umat Islam. Andaikata tak ada fatwa, umat Islam akan dilanda kebingungan dalam menentukan hukum suatu permasalahan. Bahkan, bukan tak mungkin, mereka tanpa sengaja melakukan hal yang haram lantaran tak jelasnya permasalahan hukum halal dan haram. Memberi patokan hukum bagi umat, para pemberi fatwa berperan sebagai pewaris para Nabi dan Rasul. Fatwa mulai diperlukan saat era kerasulan berakhir, yakni setelah wafatnya Rasulullah SAW. Namun, keberadaan sahabat Rasulullah, para tabiin dan tabiut tabiin memudahkan umat bertanya setiap permasalahan hukum Islam. Mereka berperan sebagai mujtahid yang menentukan hukum Islam berdasarkan hasil ijtihad. Namun, perlu dibedakan antara ijtihad dan fatwa. Ijtihad mengacu kepada para cendekiawan yang mencari pendapat mengenai penerapan hukum. Adapun fatwa mengacu pada peran sosial seorang mujtahid sebagai konsultan dalam perkara hukum, hampir mirip dengan peran qadhi atau hakim. Saat itu, belum terdapat lembaga fatwa. Masyarakat mengenal mufti sebagai perorangan yang terpilih dari kumpulan cendekiawan.Pada awal abad ke-11 di era Kekhalifahan Turki Usmani, terdapat sebuah kantor publik mufti yang diikutsertakan dalam ifta’ (tindakan menghasilkan fatwa). Kemudian muncul istilah Syekh al-Islam di Kota Khurasan. Istilah tersebut ditujukan kepada pimpinan ulama setempat yang berperan sebagai kepala para mufti. Di bawah kekuasaan Dinasti Mamluk, seorang mufti dari setiap mazhab dilibatkan dalam proses pertimbangan pengadilan di ibu kota provinsi. Inilah kali pertama mufti ikut serta dalam lembaga negara. Masih di era Kekhalifahan Turki Usmani, tepatnya di masa pemerintahan Sultan Murad II (1421-1444, 1446-1451), istilah Syekh al-Islam digunakan secara resmi oleh negara.Sultan menobatkan Syekh al-Islam menjadi pejabat tinggi, yakni kepala mufti kerajaan. Ia menetapkan seorang mufti di setiap kota kemudian menggabungkan mereka dalam sistem birokrasi serta mengorganisasi ifta' sebagai prosedur rutin negara.  3. Penetapan Undang Undang berdasarkan Madzab Fiqih Tertentu Dalam periode ini untuk pertama kali muncul pernyataan bahwa pintu ijtihad telah tertutup. Menurut Mustofa Ahmad Az Zarqo Paling tidak ada tiga faktor yang mendorong munculnya pernyataan tersebut.
  • 11. 11 o Dorongan para penguasa kepada para hakim (qadi) untuk menyelesaikan perkara di pengadilan dengan merujuk pada salah satu mazhab fiqh yang disetujui khalifah saja. o Munculnya sikap at-taassub al-mazhabi yang berakibat pada sikap kejumudan(kebekuan berpikir) dan taqlid (mengikuti pendapat imam tanpa analisis) di kalangan murid imam mazhab. o Munculnya gerakan pembukuan pendapat masing-masing mazhab yang memudahkan orang untuk memilih pendapat mazhabnya dan menjadikan buku itu sebagai rujukan bagi masing-masing mazhab, sehinga aktivitas ijtihad terhenti. Ulama mazhab tidak perlu lagi melakukan ijtihad, sebagaimana yang dilakukan oleh para imam mereka, tetapi mencukupkan diri dalam menjawab berbagai persoalan dengan merujuk pada kitab mazhab masing-masing. Dari sini muncul sikap taqlid pada mazhab tertentu yang diyakini sebagai yang benar, dan lebih jauh muncul pula pernyataan haram melakukan talfiq. Persaingan antar pengikut mazhab semakin tajam, sehingga subyektivitas mazhab lebih menonjol dibandingkan sikap ilmiah dalam menyelesaikan suatu persoalan. Sikap ini amat jauh berbeda dengan sikap yang ditunjukkan oleh masing-masing imam mazhab, karena sebagaimana yang tercatat dalam sejarah para imam mazhab tidak menginginkan seorang pun mentaqlidkan mereka. Sekalipun ada upaya ijtihad yang dilakukan ketika itu, namun lebih banyak berbentuk tarjih (menguatkan) pendapat yang ada dalam mazhab masing- masing. Ta’ashub dan taklid merupakan dua penyakit berbahaya yang cukup rumit untuk ditangani. Keduanya merupakan pangkal hizbiyah dan ashabiyah (fanatisme golongan). Hizbiyah dan ashabiyah akan mudah dilenyapkan apabila ta’ashub dan taklid ini terkikis habis. Sebenarnya, menurut nalar orang yang sedikit saja memiliki ilmu agama, keduanya mudah difahami sebagai penyakit umat yang amat berbahaya, namun menurut waqi’ (kenyataan), ternyata tanpa disadari banyak orang yang termakan oleh penyakit ini. Tidak hanya orang-orang awam, bahkan orang-orang yang cukup memiliki bekal sebagai juru dakwah pun kadang-kadang ikut terjebak ke dalamnya. Dua buah penyakit umat yang cukup mudah dimengerti tetapi sulit dihindari. Teori dengan prakteknya berbeda, prinsip ilmiah dengan amaliahnya berlainan. Syaikh Ali bin Hasan al-Atsari memberikan contoh sebagai berikut :
  • 12. 12 “Kita lihat misalnya, seorang pemuda atau sekelompok pemuda, ketika diajak dialog oleh seorang Thalib al-‘ilmi (pengkaji ilmu) tentang masalah fikriyah (berkaitan dengan pola fikir) atau masalah dakwah…. Apabila pembicaraannya ternyata sesuai dengan apa yang menjadi doktrin mereka…, selaras dengan apa yang mereka pegangi…, dan lawan dialognya bisa menyepakati apa yang menjadi keyakinan dan kebiasaan mereka, maka lawan dialognya itu akan dianggap sebagai saudara yang ikhlas, dihormati, dan disayangi sepenuh hati. Sebaliknya jika perkataan anda menyalahi prinsip pemikiran mereka atau menyalahi beberapa sisi pendapat mereka…, mereka akan melancarkan perkataan-perkataan keji dan melepaskan berbagai tuduhan kepada anda melalui sebuah busur yang menyebabkan satu pleton orang kuat pun takkan berdaya menghadapinya. Bahkan anda lihat, dengan tenangnya mereka sebar luaskan (fitnah keji) ini tanpa kejelasan bukti sama sekali. Contoh lain yang juga (nyata) ialah: Bahwa da’i-da’i atau sosok-sosok tertentu lain yang ketokohannya sudah tertanam dalam benak sebagian orang sebagai panutan, uswah serta suri tauladan yang dikagumi dan dipercaya kata-katanya, ternyata dalam akal pikiran dan jiwa orang-orang yang mempunyai semangat serta emosi menggebu itu, sosok-sosok pribadi tersebut telah menjadi lambang kebenaran dan perkataannya menjadi dalil.Ini jelas penyelewengan besar. Mereka, dengan bahasa lidah atau bahasa fakta, mengatakan: “Kita harus menghormati da’i-da’i itu…, mereka adalah panutan kita!! Awas jangan diganggu…, jangan dibantah atau dikritik!!” Ini tentu sangat mengherankan… adakah di sana seorang manusia yang tak boleh dikritik atau dibantah selain para nabi…… Kalau saja sebagian mereka sudi mengganti istilah penghormatan mereka (kepada tokoh idolanya -pen.) dengan istilah pengkultusan, – disebabkan jeleknya keadaan mereka yang sesungguhnya-, tentu akan lebih pantas dan lebih cocok dengan realita mereka. Mengapa demikian…, sebab hanya dengan melakukan bantahan terhadap salah seorang tokoh mereka, sekalipun dengan bahasa lembut dan tidak kasar saja…, sudah mereka anggap sebagai tindakan jahat dan batil…
  • 13. 13 Isyarat paling sederhana pun…, meski dilakukan dengan ramah…, tetap mereka anggap sebagai tantangan nyata dan sebagai tindakan tak beradab… Bersamaan dengan perbuatan-perbuatan rusak mereka yang bersumber dari prinsip-prinsip ashabiyah (fanatisme golongan) yang jelek ini…, mengalir pulalah gelombang-gelombang tuduhan (keji) terhadap orang-orang tak berdosa, serta tahdzir (peringatan agar manusia tidak mendekat) terhadap orang-orang yang sebenarnya bersih. Bahkan (sammpai pada tingkat) memutuskan silaturrahmi dengan orang-orang yang sebenarnya suci dan bertakwa.” [Lihat Syaikh Ali Hasan al-Atsari, dalam muqadimah kutaib (kitab kecil) berjudul “Sual wa Jawab Haula Fiqhi al-Waqi’, Syaikh Muhammad Nashiruddin al-Albani, terbitan Daar al-Jalalain, Riyadh, Saudi Arabia, cet. I, 1412 H/1992 M, hal.10-12]. Itulah beberapa contoh konkrit yang dikemukakan oleh Syaikh Ali Hasan tentang betapa berbedanya antara teori yang dikuasai oleh seseorang mengenai tercelanya ta’ashub dan taklid dengan kenyataan yang dilakukannya. Demikianlah realita yang ada sekarang ini, ta’ashub dan taklid sudah menggejala di mana-mana hingga ciri-ciri hizbiyah-pun menjadi akrab dengan banyak pribadi yang mengaku anti hizby. Bahasa lidah mengingkari, namun bahasa fakta mengakui. Imam Ibnul al-Qayyim rahimahullah, mengingatkan, menjelaskan dan memberi nasihat: “Sepeninggal generasi-generasi terbaik umat ini, (disusul dengan lenyapnya para imam abad ke IV H, dan perginya para pengikut angkatan pertama mereka) datanglah kemudian generasi-generasi yang memecah belah agamanya. Mereka hidup bergolong-golongan dan masing-masing bangga dengan apa yang ada pada dirinya. Mereka telah memotong-motong perkara agamanya menjadi berkeping-keping… Segolongan orang menjadikan ta’ashub madzhabi (fanatisme madzhab) sebagai agama yang dipegang erat-erat dan sebagai modal keyakinan yang digembor-gemborkan. Sementara segolongan yang lain merasa puas dengan sikap taklid buta. Mereka berpegang pada prinsip: َ‫ُون‬‫د‬َ‫ت‬ْ‫ق‬ُ‫م‬ ْ‫م‬ِ‫ه‬ ِ‫ار‬َ‫ث‬‫آ‬ ٰ‫ى‬َ‫ل‬َ‫ع‬ ‫ا‬َّ‫ن‬ِ‫إ‬ َ‫و‬ ٍ‫ة‬َّ‫م‬ُ‫أ‬ ٰ‫ى‬َ‫ل‬َ‫ع‬ ‫َا‬‫ن‬َ‫ء‬‫ا‬َ‫ب‬‫آ‬ ‫َا‬‫ن‬ْ‫د‬َ‫ج‬ َ‫و‬ ‫ا‬َّ‫ن‬ِ‫إ‬ “Artinya : Sesungguhnya kami mendapati bapak-bapak kami menganut suatu agama dan sesungguhnya kami adalah pengikut jejak-jejak mereka.” [Az-Zukhruf/47 : 23]
  • 14. 14 Dua golongan manusia: muta’ashib (fanatikus golongan) dan muqallid (orang yang taklid) di atas sama-sama berada pada keadaan yang teramat jauh dari kebenaran yang semestinya diikuti. Rasanya tepat sekali jika ungkapan (ayat al-Qur’an al-Karim) berikut ditujukan kepada mereka: ِ‫ب‬‫ا‬َ‫ت‬ِ‫ك‬ْ‫ل‬‫ا‬ ِ‫ل‬ْ‫ه‬َ‫أ‬ ِ‫ي‬ِ‫ن‬‫ا‬َ‫م‬َ‫أ‬ َ‫َل‬ َ‫و‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬ِ‫ي‬ِ‫ن‬‫ا‬َ‫م‬َ‫أ‬ِ‫ب‬ َ‫ْس‬‫ي‬َ‫ل‬ “Artinya : (Apa yang dari Allah) itu bukanlah menurut angan-anganmu yang kosong dan bukan (pula) menurut angan-angan Ahli Kitab” [An-Nisa’/4: 123] Imam Syafi’i rahimahullah berkata: “Kaum muslimin telah berijma’ (bersepakat) bahwa barangsiapa yang telah melihat sunnah Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wasallam dengan jelas, maka ia tidak boleh meninggalkannya lantaran mengikuti pendapat seseorang.” (Sementara itu) Abu Umar dan ulama-ulama lain mengatakan : “Orang-orang telah bersepakat bahwa muqallid (orang yang taklid) tidak terhitung sebagai ahli ilmu (agama). Dan ilmu (agama) ialah memahami al-haq (kebenaran) melalui dalilnya.” Demikianlah yang dikatakan oleh Abu Umar rahimahullah, sebab manusia memang tidak pernah berselisih pendapat bahwa ilmu ialah pemahaman yang dihasilkan dari dalil. Adapun jika tanpa dalil maka namanya taklid!!! Dua pernyataan ijma’ di atas (pernyataan imam Syafi’i tentang ijma’ berkenaan dengan larangan ta’ashub, dan pernyataan Abu Umar tentang ijma’ berkenaan dengan taklid), memberi pengertian bahwa orang yang ta’ashub (fanatik) terhadap hawa nafsu, serta orang yang taklid buta adalah orang-orang yang tidak tergolong dalam kelompok orang-orang berilmu. Mereka bukan pewaris nabi. Pewaris nabi hanyalah para ulama. Bagaimana mungkin para muta’ashib (fanatikus golongan) dan para muqallid (orang yang taklid) disebut pewaris nabi, sedangkan mereka sangat keras upayanya menolak ajaran Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wasallam dalam rangka mengikuti perkataan orang yang
  • 15. 15 menjadi idolanya? Mereka habiskan umurnya guna berfanatik terhadap tokoh idamannya dan untuk mengikuti hawa nafsu, sementara mereka tidak menyadari. Demi Allah, sesungguhnya ini merupakan fitnah yang membutakan mata dan mematikan hati. Anak-anak kecil tumbuh dalam bimbingan fitnah ini, dan dalam lingkaran fitnah ini pula para orang tua merambati umur tuanya. Akhirnya al-Qur’an dihindari. Begitulah qadha’ dan takdir Allah telah tertulis. Ketika bencana sudah sedemikian besar dan meratanya sehingga kebanyakan orang tidak kenal lagi kecuali kebejatan ini, dan kebejatan ini dianggapnya sebagai ilmu, maka pada saat demikian setiap pencari kebenaran melalui sumbernya yang benar, akan dianggap sebagai maftun (orang yang telah terkena fitnah). Setiap orang yang mengutamakan al-haq, akan dianggap dungu. Orang-orang muta’ashib tadi akan senantiasa memasang berbagai jebakan guna menjegal setiap yang berbeda pendapat dengan mereka seraya berkata kepada sesamanya: “Kita kuatir kalau dia (pencari kebenaran tersebut -pen) akan mengganti agama kalian atau akan membuat kerusakan di muka bumi.” Oleh sebab itu, sesungguhnya siapa saja yang memiliki rasa harga diri, hendaknya jangan pedulikan mereka dan jangan ridha terhadap apa yang ada pada mereka. Kalau Sunnah Nabawiyah ditunjukkan kepadanya, ia segera bergegas mengambilnya dan tidak berkutat membelenggukan dirinya pada mereka. Tunggulah saatnya, ketika segala apa yang ada di dalam kubur dibangkitkan kembali, ketika segala yang tersimpan di dada terbongkar, ketika kaki-kaki seluruh makhluk berdiri sama rata di hadapan Allah, ketika tiap-tiap hamba melihat sendiri apa yang telah dilakukannya, ketika antara orang-orang yang benar dapat terbedakan dengan orang-orang yang batil, dan ketika orang-orang yang berpaling dari Kitabullah dan Sunnah Nabi mengetahui bahwa mereka sesungguhnya adalah para pendusta.” [Dinukil dari I’lam al- Muwaqi’in: Ibnu al-Qayyim, tahqiq: Muhammad Muhyidin Abdu al-Hamid, terbitan Daar al-Fikr, cet. III, 1397 H/1977 M, juz I hal. 7-8.] Dengan demikian, agar orang tidak terjerumus pada sikap hizbiyah, maka ia harus mewaspadai dan menghindar dari sikap ta’ashub dan taklid. Caranya ialah seperti apa yang diungkapan oleh imam Ibnu al- Qayyim berikut ini:
  • 16. 16 “Sesungguhnya hal yang paling pantas dan paling utama untuk orang saling berlomba dan berpacu adalah meraih sesuatu yang bisa menjamin kebahagiaan hidup di dunia maupun di akhirat dan bisa memberi petunjuk pada jalan yang menghantarkan pada kebahagiaan itu. Nah, sesuatu itu adalah al-‘ilmu an-nafi’ (ilmu yang bermanfaat, yakni ilmu agama yang benar) dan amal shaleh. Tanpa keduanya tak bakal ada kebahagiaan bagi seorang hamba, dan tanpa mengaitkan diri pada sarana-sarana yang bisa digunakan untuk memperoleh keduanya, maka keselamatan tidak mungkin akan teraih. Barangsiapa yang dianugerahi (oleh Allah) dua hal di atas, berarti dia sangat beruntung. Sebaliknya bagi siapa saja yang diharamkan untuk memperoleh keduanya (ilmu bermanfaat dan amal saleh), niscaya seluruh kebaikan diharamkan baginya. Keduanya merupakan titik beda antara manusia-manusia terhormat dengan manusia- manusia hina. Dengan keduanyalah akan terbedakan antara orang baik dengan orang jahat, antara orang yang bertakwa dengan orang yang menyimpang….” [Ibid, hal. 5] Dengan ilmu (dinul Islam) yang benar dan dengan amal saleh. Insya Allah orang akan meraih kebahagiaan di dunia dan di akhirat dan akan terhindar dari kesengsaraan. Juga akan terhindar dari ruwetnya hizbiyah.
  • 17. 17 BAB III PENUTUP  Kesimpulan :Periode tahrir, takhrij dan tarjih dalam mazhab fiqh. Periode ini dimulai dari pertengahan abad ke-4 sampai pertengahan abad ke-7 H. Yang dimaksudkan dengan tahrir, takhrij, dan tarjih adalah upaya yang dilakukan ulama masing-masing mazhab dalam mengomentari, memperjelas dan mengulas pendapat para imam mereka. Periode ini ditandai dengan melemahnya semangat ijtihad dikalangan ulama fiqh. Namun meskipun demikian, dimasa ini juga banyak bermunculan kitab-kitab Fiqih sebagai dampak dari usaha para Ulama untuk mengomentari, memperjelas dan mengulas pendapat para Imam mereka. Dan salah satu jenis produk kitab yang dihasilkan adalah kitab- kitab fiqih muqoron, meskipun sebenarnya kitab-kitab tersebut adalah hasil ulasan pendapat- pendapat Imam mereka tapi mereka juga memasukkan pendapat-pendapat madzhab lain berupa matan , syarah dan hasyiyah. Fatwa mulai diperlukan saat era kerasulan berakhir, yakni setelah wafatnya Rasulullah SAW. Namun, keberadaan sahabat Rasulullah, para tabiin dan tabiut tabiin memudahkan umat bertanya setiap permasalahan hukum Islam. Mereka berperan sebagai mujtahid yang menentukan hukum Islam berdasarkan hasil ijtihad. Namun, perlu dibedakan antara ijtihad dan fatwa. Ijtihad mengacu kepada para cendekiawan yang mencari pendapat mengenai penerapan hukum. Dalam periode ini untuk pertama kali muncul pernyataan bahwa pintu ijtihad telah tertutup. Menurut Mustofa Ahmad Az Zarqo Paling tidak ada tiga faktor yang mendorong munculnya pernyataan tersebut. o Dorongan para penguasa kepada para hakim (qadi) untuk menyelesaikan perkara di pengadilan dengan merujuk pada salah satu mazhab fiqh yang disetujui khalifah saja. o Munculnya sikap at-taassub al-mazhabi yang berakibat pada sikap kejumudan(kebekuan berpikir) dan taqlid (mengikuti pendapat imam tanpa analisis) di kalangan murid imam mazhab. o Munculnya gerakan pembukuan pendapat masing-masing mazhab yang memudahkan orang untuk memilih pendapat mazhabnya dan menjadikan buku itu sebagai rujukan bagi
  • 18. 18 masing-masing mazhab, sehinga aktivitas ijtihad terhenti. Ulama mazhab tidak perlu lagi melakukan ijtihad, sebagaimana yang dilakukan oleh para imam mereka, tetapi mencukupkan diri dalam menjawab berbagai persoalan dengan merujuk pada kitab mazhab masing-masing. Dari sini muncul sikap taqlid pada mazhab tertentu yang diyakini sebagai yang benar, dan lebih jauh muncul pula pernyataan haram melakukan talfiq.  Daftar pustaka https://id.scribd.com/doc/28546510/Makalah-Sejarah-Pemikiran-Islam-Sejarah-Empat- Mazhab-Fiqih https://santrimaroko.blogspot.com/2018/12/penjelasan-terlengkap-seputar- perbedaan.html?m=1 https://www.google.com/amp/s/m.republika.co.id/amp/n0tw9o [Disalin dari majalah As-Sunnah Edisi 23/Tahun II/Hal.37-40. Diterbitkan Yayasan Lajnah Istiqomah Surakarta, Jl. Solo – Purwodadi Km.8 Selokaton Gondangrejo Solo 57183 Telp. 0271-761016] https://almanhaj.or.id/1534-taashub-dan-taklid-pangkal-hizbiyah.html