PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
Bab7 kepribadian dan_pengukurannya
1. Bab7KepribadiandanPengukurannya
Kepribadian dan Pengukurannya
Dalam bab ini akan dibahas beberapa materi, antara lain:
A. Penduluan
B. Pengertian Kepribadian
C. Pembentukan Kepribadian
I. Pengaruh Biologis
2. Pengalaman
a. Pengalaman Umum
b. Pengalaman Unik
D. Teori-teori Kepribadian
I. Pendekatan Tipologis dan Trait
2. Pendekatan Psikodinamika
3. Teori Social-Learning
4. Pendekatan Fenomenologis
E. Konsistensi Kepribadian
F. Pengukuran Kepribadian
LATIHAN SOAL
A. PENDAHULUAN
Kepribadian dari sudut pandang psikologi adalah suatu bidang studi empiris yang sangat
kompleks dan terus berkembang sampai saat ini. ~n u~,!m~dari st!djjnjad_,!lah!!!ltuk
mengetahui pol;! tingkablills.!!_manusi,!,untu~etahui sejauhmal1a seseorang itu berbedll
~yang laiQ, a!au un~uk mengetahuis~jauhn!~na seti_apmanus~a ~ik. !?engan derllikian
psikologi kepribadian itu merupakan s~atu bidang ilmu yangterutamamemp~ pprbedaan
individu, yaitu suatu karakteristik yang membedakan satu individu dengan indivi~ yang
lain. - -
Beberapa kesulitan yang ditemui dalam mempelajari kepribadian (Irwanto, dkk, 1996):
I. tidak mudah!Denemukan hubungan sebab akibat yang jelas dan tetap antara su~tQJ)Q}a
perilaku dengan faktor-faktor penyt;babnya. Dalam situasi y~mgoerbeda faktor yang
sarna bisamel11mbulkan reak-siyangoerbeda. -
108
2. 2. Perilaku tidak selalu mencerminkan keadaan dalam diri individu yang se~mya.
B~erapa budaya tertentu misalnya, lI}eng&arkan'pact'!anggota-angg~ya untuk
menyembuyikan perasaan-perasaan tertelliIJaZ~IhubunganSQ~ialteta.Qbarmonis.
3. _Perilak~ tidal<selalu disadarlOiehyang bersa~utaI.!.dan penyebab:Q.en.Je!?abnyatidak
selalUdapat9iJ.c~l}dalika!J. ---
Di luarkesulitan-kesulitan tersebut, penelitian-penelitian di bidang ini telah mengalami
banyak kemajuan dan metode-metode yang digunakan telah semakin berkembang.
B. Pengertian Kepribadian
Dalam bahasa Inggris, kepribadian disebut personality. Istilah ini berasal dari bahasa
Yunani "persona", yang berarti topeng. Istilah ini lalu diadopsi oleh orang-orang Roma dan
mendapatkan konotasi baru yaitu "sebagaimana seseorang nampak dihadapan orang lain".
Konotasi ini seakan-akan menunjukkan bahwa kepribadian bukanlah diri orang tersebut
yang sebenamya. Konotasisepertiinisudahbanyakberubah. Yangjelas bahwapara psikolog
dan filsuf mulai sepakat bahwa manifestasi kepribadian dapat dilihat dari:
1. kenyataan yang bersifat biologis (Umwelt)
2. kenyataan psikologis (Eigenwelt)
3. kenyataan sosial (Mitwelt).
Ketiga kenyataan tersebut menggejala menjadi satu kesatuan (whole) yang disebut
kepribadian.
Pandangan sepertiitusarnadenganpendapatyangdikemukakan oleh GordonW. Allport
(1897-1967) yang menyatakan bahwa kepribadian adalah organisasi dinamis dari sistem-
sistem psikofisik dalam diri individu yang menentukan penyesuaian yang unik terhadap
lingkungan.
Kata dinamis menunjukkan bahwa kepribadian bisa berubah-ubah, dan antar berbagai
komponen kepribadian (yaitu sistem-sistem psikofisik) terdapat hubungan yang erat.
Hubungan-hubungan itu terorganisir sedemikan rupa sehingga secara bersama-sama
mempengaruhi pola perilakunya dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
C. PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN
Menurut Atkinson dkk (1993) ketika bayi lahir, ia membawa potensialitas tertentu.
Karakteristik fisik, seperti wama mata dan wama rambut, bentuk tubuh, bentuk hidung
seseorang pada dasamya ditentukan pada saat konsepsi (pertemuan antara sel telur dan
sperma). Intelegensi dan kemampuan khusus tertentu, seperti bakat musik dan seni, dalam
beberapa hal juga tergantung pada hereditas (faktor keturunan). Aria bukti buk-ti-yang
sem~ ~aJ.c bahw~erbedaan !~<!kti.fitas.emosiQl}almungkin bersifat bawaan. Penelitian
pada bayi yang baru lahir (Thomas dan Chess dalam Atkinson, dkk, 1993) menemukan
bahwa perbedaan karakteristik seperti tingkat keaktifan, rentang perhatian, kemampuan
untuk menyesuaikan diri terhadap perubahan lingkungan, dan suasana hati pada umumnya,
dapat diamati segera setelah kelahiran. Salah seorang bayi mungkin mempunyai karakteristik
109
- - - -
3. aktif, mudah terganggu dan mau menerima objek serta orang baru; bayi yang lain mungkin
pasif,tekunberkonsentrasipadasuatuaktivitas,dantakutpadahal-hal yangbaru. Karakteristik
temperamen awal ini cenderung bertahan dalam diri anak yang perkembangannya diikuti
selama lebih dari 20 tahun.
Bentuk-bentuk fisik tertentu,misalnya:gemuk-kurus,tinggi-pendek, adalahditurunkan
dari orang tua. Tetapi adajuga ciri-ciri fisik yang unik yang kita bawa sejak lahir, termasuk
di dalamnya ciri-ciri faali seperti kapasitas otak, kelengkapan dan kepekaan indera tertentu,
dan sebagainya.
Orang tua mungkin memberikan respon yang berbeda terhadap bayi yang mempunyai
karakteristikberbeda.Dalamhalini,terjadiprosestimbalbalikyang memperkuatkarakteristik
kepribadian yang ada sejak lahir. Misalnya seorang bayi yang berhenti menangis bila
ditimang dan di dekap erat akan lebih menyenangkan untuk digendong daripada bayi yang
memalingkan kepalanya dan tetap menangis. Akibatnya, bayi pertama akan lebih sering
digendong daripada bayi kedua; predisposisi awallebih diperkuat oleh respon orang tua.
Predisposisi biologis yang dibawa sejak lahir akan dibentuk melalui pengalaman yang
diperoleh dalamprosesperkembangan.Sebagiandaripengalamaninibersifatumum, dialami
oleh sebagian besar orang tua yang dibesarkan dalam budaya atau sub budaya tertentu;
pengalaman yang lain bersifat unik bagi seseorang.
L ~engaruh Biolo~
Kenyataan bahwa perbedaan suasana hati dan tingkat keaktifan dapat diamati segera
setelahkelahiranmenunjukkanadanyapengaruhfaktorgenetik.Penelitiantentangpewarisan
karakteristik kepribadian difokuskan pada penelitian tentang anak kembar.
Loehlin dan Nichols (dalam Atkinson, dkk, 1993), meneliti 139 anak kembar yang
mempunyaijenis kelaminsama(berusiarata-rata55bulan)dinilaiolehibumerekaberdasarkan
beberapa karakteristik kepribadian tertentu. Kembar identikdinilaijauh lebih serupa dalam
hal reaktivitas emosional, tingkat aktivitas, dan kemampuan sosial, dibandingkan kembar
fraternal. Jikates kepribadian diberikan pada orang~~~a, biasanya kembar identik
memberikan jawaban yang lebih mirip daripada ~mbar fraterna
Namun, kemiripan ini mungkin disebabkan karena kembar identik sering mendapatkan
perIakukan yang lebih mirip dibandingkan kembar fraternal. Menurut Wil1p.rman(dalam-Atkinson, 1993) ~a-p~ene1i!.i.an-yang m~l"~andi_ngk<lnanak kembm: yang c:liasuh
terpisahdananakk~bar yangdjasuhbersamatidakmenemukanpetunjukbahwa.l?tmgaSlIhan
secaraterplsi'lhmenurunkankemiripankepiibadian mereka.Sebaliknyaad~~ber~eWQjuk
~keIhbaridentikyang diasuh secara terpisah lebihmirip daripada kembarjdentik yang
diasuh bersama.
Meskipun penelitian tentang anak kembar menunjukkan bahwa beberapa karakteristik
kepribadian diwariskan, tidakterdapatbukti bahwakarakteristik ini ditentukan oleh gen-gen
tertentu. Mungkin kesamaan tubuh dan fisiologis pada kembar identik menyebabkan
timbulnya kemiripan kepribadian.
110
4. 2. Pengalarnan
,,-
Faktorlainyangbesarpengaruhnyaterhadapkepribadianadalahhasilhubungankita
~gan lingkunganata.!l-IJenzalamJ!n.Paraahlimembedakanduamacampengalamanyang
mempengaruhikepribadianmanusia,yaitu:pengalamanumumdanpenga!amanunik.--
a. Pengalarnan Urnurn (Common Experience)
Semua keluarga dalam suatu budaya tertentu memiliki keyakinan, kebiasaan, dan nilai
yang umum. Selama perkembangannya,anak belajaruntuk melakukan perilaku dengan cara
yang diharapkan oleh budaya tersebut. Salah satu harapan itu berkaitan dengan peranan
seksual. Sebagian besar budayamengharapkanperilakuyang berbeda antara priadan wanita.
Peranan seksual bisa berbeda dari budaya yang satu ke budaya yang lain, tetapi dalam setiap
budaya dianggaphalyangwajarbilaanaklaki-lakidananakperempuan memilikikepribadian
yang berlainan hanya karena yang satu laki-laki dan yang lain perempuan.
Tekanan budaya dan tekanan sub budaya menentukan beberapa kemiripan kerpibadian.
Meskipun demikian, kepribadian seseorang tidak aka_n~I"!lahdapat di'p!'e,piksisepenuhnya
dari penget'!.huantentang keJ~mPO!<0imanaorang itu di1.:?~s~rkan!kar~na:
(l).~daya terhadap indiyidu tidak ~ama,lcarenadisampaikan oleh orang tua dan
orang lain yang mungkin tidakmemiliki-kesamaan.-nilaidankebiasaan;
(2) indivldu mempunyai pengalaman yang bersifat_uniL
Dengan demiki:m pen~!!!an yang umum adalah pengalaman yang dihayati oleh
hampir s~mua anggot&m~arakat atau bahkan oleFt-semuamilllusfa.setiap masyarakat.-
serafiI punya nilai-nilai, prinsip-prinsip moral, cara-cara hldup yang dihayati oleh semua
anggota masyarakat. Ada nilai-nilai yang bersjfat universal, misalnya: hormat pada orang
tua, sehingga setiap manusia dididik untuk menJ;di manusla yarigbTsamenghormati orang
filaTiyaatau orang yang lebih tua. Pengalaman umum ini menjadi bagian dari diri seseorang
yang sarna dengan banyak orang lain di sekitamya.
b. Pengalarnan Unik
Setiap orangbereaksi terhadaptekanansosial dengancaranya sendiri. Seperti yang telah
kita ketahui, perbedaan perilaku individual mungkin disebabkan oleh perbedaan biologis.
Perbedaan itu mungkinjuga berkembang dari ganjaran dan hukuman yang ditetapkan orang
tua pada perilaku anak dan dari tipe model peranan yang diberikan orang tua. Bahkan
meskipun tidak menyerupai ayah ibunya,dari lingkllnganrumahnya, anak akan dipengaruhi
oleh orang tuanya itu.
Di luarwarisan biologisyang unikdancara penyampaianbudaya yang tertentu, individu
dibentuk oleh pengalaman khusus.Penyakit yang disertai pemulihandalam waktu lama, bisa
menimbulkankegemaranuntukdirawatdanpenantiankesembuhantersebutsecaramendalam
dapat mempengaruhi kepribadian. Kematian orang tua dapat mengganggu identifikasi
peranan seksual yang lazim. Kecelakaan traumatis, kesempatan untuk mempertontonkan
kepahlawanan, meninggalkan ternan karena pindah ke luar negeri - pengalaman pribadi
111
5. semacam ini, yang tidak terbatasjumlah danjenisnya, dapat mempengaruhi perkembangan
seseorang.
Di samping itu, sejak lahir seorang anak sudah membawa ciri-ciri tertentu serta
kecendurangan-kecenderungan tertentu, maka reaksinya terhadap lingkungan atau reaksi
lingkungan terhadapnya bersifatkhas.Pengalamanunik inimenentukan bagian dirinya yang
bersifat khas, unik, dan tak ada duanya.
Pengalaman umumdan pengalamanunik seseorangberinteraksi denganpotensi bawaan
membentuk kepribadian. Bagaimana hal ini terjadi, dan bagaimana cara terbaik untuk
menggambarkan kepribadian yang terbentuk, merupakan pokok bahasan dari berbagai
macam teori.
D. TEORI-TEORI KEPRIBADIAN
Teori-teori kepribadian terdiri dari Pendekatan Tipologis dan "Trait", Pendekatan
Psikodinamika, Teori Social-Learning, dan Pendekatan Fenomenologis.
1. Pendekatan Tipologis dan "Trait"--
Pendekatan tipologis dan "trait" terhadap kepribadian berusaha memisahkan dan
memberikan sifat dasar individu yang mengarahkan perilaku sehingga bisa dikelompokkan
dalam klasifikasi tertentu.Pendekataninimemusatkandiripada kepribadian umumdan lebih
banyak berkaitan dengan pendeskripsian kepribadian dan meramalkan perilaku, tetapi
kurang memperhatikan segi proses serta perkembangannya.
Pendekatan tipologis pernah dilakukan oleh Hipocrates-(460-377SM), seorang Bapak
Ilmu~dokter~pada abad IV SM. Ia mendasarkan tipologinya pada cairan-cairan tubuh
yang mempengaruhi temperamen seseorang. Ia membagi kepribad!!!nmenjadie.mpC!.ttipe
menurut nama caira~!!leropen-garuhiny.a, )'atlU:.. --------.-..------
a. melan~ipengaruhi oleh empedu hitam (murung, depresit)
6-:- sanil!ini~ dipengaruhi oleh darah (gembira, optimistik)
c. khglaik-dipengaruhi oleh empedu kuning (mudah marah)
d. phiegmatik dipengaruhi oleh cairan lendir (tenang, lamban, tidak mudah dirangsang).
Pada tahun 1935 seorang ahli bernama Kretchmer mengemukakan teori kepribadian
yang didasarkan pada bentuk tubul1§.eseora!l~-rebyang. berberitiik tul1uhgemuk dgn
bulat digolongkan seb~gai~n~!".Q~itu orang-orangyang mudah bergaul..p.eriang,dan
saritai.-S"edimgkanorang:-orang..)'ang..tinggikurus. digolongkan sebagai e.c.t.offlQrpl)yaitu
orang.yanKsangat serius, St;nangmenyendiri, §.elalumenjagajarak deIl~anorang lain, dan
amC!LP~a. Kemudian oraQ..&£.faIl~yaIlgberbadan tegal:?dan atletis digolongkan sebagai
Mesomorph, agak cerewet, agresif, dan sangat aktif secara fisikoPendekatan ini populer
cukup lama, tetapi saat ini sudah tidak digunakan lagi.
112
6. Endomorph Ectomorph Mesomorph
Gambar VII.t. Tipologi Kepribadian Menurut Kretchmer
Sumber: Irwanto dkk. (1996)
Pendekatan tipologis yang saat inil2.,!nj'~kdhrunakanadalah tipoJ<?~iIntrovert-Ekstrovert
yang mula-mula dikembangkan oleh.Carl Gustav Jung (1875 - 1961) lalu dilanjutkan oleh
H.J. I3yesenck.Jung pada tahun 1921 menerbitkan bukunya Psychological Types. Dalam
~kunya-l1U1a mengatakan bahwa kepribadian m,lnusia dapat dibagi m.:njadi d.ua
kecenderungan ekstrim berdasarkan reaksi individu terh~cJ~ppengalamannva.- - '- ~-
Pada kutub ekstri!!ll'ertama adalah kecenderungan introverS!1):'aitllroenarik diri dan
tenggelamdalam pengalaman-pengaIamanbatInnya sendiri. Orang yang mempunyai
kecenderungan ini biasanya tertutujJ, tidak terJalu memperhatikan orang lain, dan agak
pe-J1dlam.Kiifub ekstrim yang lain adalah ekstraversi yaitu membuka diri dalam kontak
derigaftorang-orang, peristiwa-peristiwa, dan benda-heRd~tdisekitarnya.
Jung menambah empatfungsi psikis yang mempengaruhi tipologinya, yaitu sensasi dan
intuisi ~ebagai faktor yang mempengaruhi bagaimana individu mencerna infoi'iTIasldari
lingkungannya, serta berfikiLdan merasa sebagai faktor-faktor yang mempengaruhi
pertimbangan-pertimbangannya dalam menghadapi pengalaman.
Bila keempat fungsi psikis tersebut kita gabungkan ke dalam kategori ekstravesi-
introversi, maka akan terdapat delapan tipologi kepribadian.
Kalau tipologi Jung terkotak-kotak secara kaku, maka Eyesenck beranggapan bahwa
ekstroversi-introversi merupakan dua kutub dalam satu skala. Kebanyakan orang akan
Extrovert Orang kebayakan Introvert
Gambar VII.2. Skala Kepribadian Ekstrovert-Introvert Menurut Eysenk
Sumber: Jrwanto dkk. (1996)
113
7. berada di tengah-tengah skala itu, hanya sedikit orang yang benar-benar ekstrovert atau
introvert.
Eysenckjuga menambahkan dua dimensibaru yaitu stability (keajegan) dan instability
(ketakajegan) atau neurotisme. Jika kedua dimensi ini digabungkan maka akan terbentuk
suatu salib sumou yang memlhki empat bidang. Oalam tiap-tiap bidang terdapat ciri-ciri
kepribadiantertentu.KarenapendekatansepertiiniEysenckdianggapmenjalankanpendekatan
tipologi dan "trait" sekaligus.
INTROVERT
pasif pendiam
hati-hati tidak sosial
penuh perhatian penuh keengganan
damai pesimis
terkontrol bersahaja
mantap kaku
temperamen stabil pencemas
kalem suasana hati labi
--STABIL TIDAK STABIL--
kepemimpinan mudah tersinggung
bebas gelisah
lincah agresif
mudah bergaul muah ipengaruhi
responsif impulsif
aktif bicara optimis
sosial aktif
EKSTROVERT
Gambar VII.3. Oimensi Keajegan Kepribadian Oalam Skala Ekstrovert-Introvert
Sumber: Irwanto dkk. (1996)
Pendekatan yang didasarkan pada trait juga berusaha mendeskripsikan kepribadian.
Suatu traitlldalahlcJlrakteristikindividu yang sifatnya secara relatif tetap dan konsisten serta
berada dari orang yang..satlldenganyang lainnya. Teoritisi yang melakukan pendekatan ini
salah satunya adalah Gordon W. Allport.
Cattelltelahmelakukanberbagaipenelitianuntukmenemukanciri-ciridalamkepribadian
manusia.UntukmemperolehsemuatraityangdipelajariCattellmenggunakantigasumberdaya,
yaitu: life record data (L-data); questionnaire data (Q-data), dan objective test data (OT-
data) dan semua data tersebut kemudian dianalisis menggunakan metode statistik yang amat
kompleks seperti analisis faktorial dan multivariat.
114
8. Semua data yang terkumpul disebutnya personality sphere)'2ng terdiri dari berbagai
traitSJ3eDerapatrait hanyadimiliki oleh orang-orangtertentu.Trait seperti inidisebut source
traits, membedakan antara individu yang satu dengan individu yang lainnya. Source traits
tadi dalam perilaku sehari-hari tercermin dalam perilaku-perilaku yang nampaknya sarna
dengan orang-orang lain, ini yang disebut sebagai surface traits.
Pada tahun 1936,Allport dan Odbert mendaftar 17.953kata dalam bahasa Inggris yang
digunakan untuk melukiskan perilaku manusia. Setelah dikurangi oleh kata-kata yang
mempunyai arti tumpah tindih, tinggal171 kata. Setiap kata dalam daftar ini dianggap dapat
mewakili suatu trait. Kemudian Allport berusaha mengelompokkan trait itu ke dalam tiga
kategori besar, yaitu:
(1). Cardinal traits
Ada traits yang amat dominan sehingga hampir semua perilaku manusia dapat ditelusuri
kembali ke arah traits ini. Traits yang sangat luas cakupannya tetapi sangat berpengaruh
ini disebut cardinal traits dan biasanya diberi istilah mengikuti nama dari seorang tokoh
sejarah, seperti Christlike; Machiavellian; Nixonian, dan sebagainya.
(2). Central Traits
Kategori kedua adalah central traits, suatu ciri-ciri kepribadian yang cukup menonjol
tetapi tidak seluas cardinal traits. Istilah yang digunakan untuk melukiskan traits ini
sarna dengan yang dipakai dalarn suatu surat rekomendasi yang baik atau yang
dipakai seorang rater (orang yang dijadikan penilai) dalam menilai tingkah laku
seseorang. Menurut Allport,jarang ada orang yang memiliki lebih dari 12 central traits.
(3). Secondary Traits
Kategori terakhir adalah secondary traits, ciri-ciri yang hanya berpengaruh pada situasi-
situasi yang amat terbatas, seperti: "senang coklat", "suka mobil", dan sebagainya.
Pada umumnya pendekatan tipologi trait dikritik karena secara metodologis diragukan
reliabilitas pengambilan istilah-istilah yang dipakai untuk melukiskan trait. Selain itu per-
tanyaan filosofis muncul. Apakah kepribadian kita sarna dengan sejumlah trait yang kita
miliki? Ada ahli yang mengajukan 5 traits, tetapi adajuga yang lebih dari 20.
2. Pendekatan Psikodinarnika
Teori kepribadian yang bersifat psikodinamik berasal dari para ahli yang sangat
dipengaruhi oleh Sigmund Freud (1856-1939), Bapak Psikoanalisis yang sangat terkenal.
Teori psikologi Freud didasarkan atas keyakinannya bahwa dalam diri manusia terdapat
suatu energi psikis yang sangat dinamis. Sebagaimana hukum konservasi energi, Freudjuga
beranggapan bahwa energi psikis bersifat kekal, tidak bisa dihilangkan, dan bila dihambat
akan mencari saluran lain.
Energi psikis inilah yang mendorong individu untuk bertingkah laku. Menurut
psikoanalisis energi psikis itu berasumsi pada fungsi psikis yang berbeda, yaitu: Id,Ego, dan
Super Ego.
115
9. ld merupakan bagian yang paling primitif dalam kepribadian. ld merupakan sumber
energi utama yang memungkinkan manusia untuk bertahan hidup. Dari Id inilah nanti ego
dan superego berkembang.ld terdiridaridorongan-doronganbiologisdasar sepertikebutuhan
untuk makan, minum, buang air besar, menghindari rasa sakit,dan memperoleh kenikmatan
seksual.Freudjuga beranggapanbahwa agresivitasmerupakansuatudorongan biologis, oleh
karena itu ada dalam ld.
Karena agresifitas mengancam kelangsungan hidup organisma, sedang dorongan-
dorongan lainjustru bermaksudmenjarninkelangsunganhidupnya,makaFreud beranggapan
bahwa dalam ld terdapat dua jenis energi yang bertentangan yaitu insting kehidupan dan
insting kematian. lnsting kehidupan ini disebut libido. Kedua macam insting ini sangat
mempengaruhi kehidupan individu.
Dorongan-dorongan dalam ld selaluingin segeradipuaskan,dan dalampemuasannya ld
selalu berusaha untuk menghindari pengalaman-pengalaman yang tidak menyenangkan.
Cara pemuasan dorongan seperti ini disebut menuruti suatu prinsip kesenangan. Ada dua
cara pemuasan .Pertama,pemuasandilakukan lewatrefleks-refleks yang memang sudah ada
sejak anak dilahirkan (misalnya: refleks menghisap). Melalui refleks-refleks ini ketegangan
yang timbul karena munculnuya dorongan atau kebutuhan dapat diturunkan (dikurangi).
Kedua, dengan caramenyajikan gambaran mental tentang objekyang diinginkan. lni disebut
proses primer, dan pengalaman yang dipero1eh disebut wish-fulfillment (pemenuhan
harapan).
Semakinanakberkembang,proseskepribadianbukanmerupakansaranayangmemuaskan
untuk memenuhi kebutuhan dan mengurangi tegangan. Dorongan untuk mendapat objek
kebutuhan yang sebenamya makin kuat. Oleh karena itu, individu harus secara realistis
berhubungan dengan lingkungan. la harus dapat membedakan objek imajiner dengan objek
yang sebenamya dalam lingkungan. Kebutuhan inimenghasilkan suatu sumber energi psikis
baru yang disebut ego.
Ego adalah bagian "eksekutif' dari kepribadian. la berfungsi secara logis/rasional berdasarkan
prinsip kenyataan (reality principle) dan proses sekunder yaitu suatu proses log is untuk
melihat pada kenyataan (reality testing) dalam usahanya memenuhi cara pemuasan dorongan
Id secara realistis. Fungsi Ego ini berguna untuk menyaring dorongan-dorongan yang ingin
dipuaskan oleh Id berdasarkan kenyataan.
Pendidikan oleh orang tua maupun masyarakat atau lembaga pendidikan formal pada
tahap-tahap perkembangan selanjutnya membantu individu mengembangkan sumber energi
yang lain, yaitu super ego.
Super ego adalah gambaran intemalisasi nilai dan moral masyarakat yang diajarkan
orang tua dan orang lain pada anak. Pada dasamya super ego merupakan hati nurani
(concience) seseorang. Superego menilai apakah suatu tindakan itu benar atau salah. Super
ego mewakili nilai-nilai ideal. Oleh karena itusuperego selalu berorientasi pada kesempumaan.
Cita-cita diri- nyapun diarahkan pada nilai-nilai ideal itu sehingga setiap orang memiliki
suatu gambaran ten tang dirinya yang paling ideal (Ego ideal). Hadiah atau hukuman yang
116
10. diterima sehubungan dengan nilai-nilai ideal itu akan membentuk dalam dirinya suara hati
(concience).
Bersama-sama dengan ego, superego mengatur dan mengarahkan tingkah laku manusia
yang bermaksud memuaskan dorongan-dorongan dari Id, yaitu melalui aturan-aturan dalam
masyarakat, agama, atau keyakinan-keyakinan tertentu mengenai perilaku yang baik dan
buruk.
Selain membagi strukturkepribadianberdasarkanenergipsikisnya,Freudjuga membagi
aktivitas mental individu dalam beberapa tingkatan berdasarkan sejauhmana individu
menyadari gejala-gejala psikis yang timbul.
Pertama adalah tingkat sadar atau kesadaran(consious leve!).Pada tingkat ini aktivitas
mental bisa kita sadari setiap saat seperti berfikir, dan persepsi. Sebagian dari ego dan super
ego kita selalu berada pada tingkatan ini.
Kedua, adalah tingkat prasadar (preconsious leve!), dimana kita bisa menyadari gejala-
gejala psikis yang timbul hanya bila kita memperhatikannya. Gejala-gejala seperti itu adalah
memori, pengetahuan-pengetahuan yang telah dipelajari, dan lain-lain. Sebagian besar ego
dan super ego berada dalam tingkatan ini, yaitu pengetahuan yang telah kita simpan dalam
memori dan norma-norma moral yang tidak kita butuhkan dalam situasi sehari-hari.
TINGKAT SADAR
---------------------
TINGKAT PRASADAR
----------------------
TINGKAT TIDAK DlSADARI
Gambar VIlA. Struktur Kesadaran Menurut Freud
Sumber: Irwanto dkk. (1996)
117
11. Ketiga adalah tingkat tidak disadari (unconscious level), dimana timbulnya gejala-gejala
psikis sarna sekali tidak kita sadari, sulit untuk dijelaskan. Gejala-gejala seperti itu misalnya
dorongan-dorongan moral, pengalaman-pengalaman yang memalukan, harapan-harapan
yangirasional,dorongan-doronganseksualyangtidaksesuaidengannorma-normamasyarakat,
dan lain-lain. Kecuali dalam situasi khusus, misalnya dalam rangka suatu konseling atau
psikoterapi, atau usaha-usaha yang benar-benar diarahkan untuk mencari gejala-gejala
seperti itu, maka kita tidak menyadarinya. Dari tingkat inilah dorongan-dorongan Id kita
bermuara.
LlNGKUNGAN IR LUAR
INIVIDU
t
O
GO ~a~r____
--~-- --- ~"' --I __ __SUPEREGO_ _ ,_ _ _ _ _ _
- - L- -1 r-::-
' / ~ Todakdisadari---------------------
Gambar VII.S. Struktur Kepribadian Menurut Freud
Sumber: Irwanto dkk. (1996)
Tingkatan tak disadari ini merupakanobjek studiutama psikoanalisa. Ini dikatakan oleh
Freud sendiri pada tahun 1942:"Psikoanalisa bertujuan tak lebih untukmencapai dan dapat
mengungkap kehidupan mental yang tidak disadari". Freud yakin bahwa banyak perilaku
manusia yang didorong oleh bagian ini. Dalam perkembangan selanjutnya, teori Freud
mengalami banyak perubahan, baik oleh dirinya sendiri, maupun oleh para pengikutnya
seperti Alfred Adler, Karen Homey, Eric Fromm, dan lain-lain. Perubahan penting yang
dilakukannya sendiri adalah mengenai konsep libido.
Pada mulanya Freud beranggapan bahwa libido ini berasal dari dorongan seksual
semata. Tetapi akhimya Freud sendiri beranggapan bahwa libido merupakan dorongan
kehidupan yang jauh lebih luas daripada dorongan-dorongan seksual.
Para pengikut Freud seperti Karen Homey dan Erick Fromm, menekankan pentingnya
pengaruh lingkungan sosial terhadap perkembangan kepribadian individu. Hal ini tidak
disinggungsecaraluasoleh Freudbahkanada kesanbahwaia lebih mengandalkanpada
dorongan-dorongan yang bersifat biologis.
TeoripsikoanalisisFreudmempunyaidampakyangluarbiasaterhadapilmupengetahuan.
Meskipun demikian banyak kritik dilontarkan karena iajuga memakai metode introspeksi,
yang sulit dibuktikan kebenarannya secara empiris, dan observasinya dilakukan hanya
terhadap pasien-pasien yang terganggu emosinya. Oleh karena itu, teori kepribadian agak
118
12. diragukan. Kritik lain yang ditemukan adalah besarnya peranan libido sebagai dorongan
seksual dan biologis dasar dalam menentukan perilaku. Tetapi konsep ini telah ia perbaiki.
Pendekatan psikoanalisis sekarang menekankan peranan ego. Menurut pandangan ini,
egoberkembang tidaktergantungdariiddanmenampilkanfungsilaindisampingmenemukan
cara realistik untuk memuaskan impuls id. Fungsi ego ini adalah: (1) belajar bagaimana
mengatasi lingkungan, dan (2) memberi makna pengalaman. Pemuasan ego mencakup
eksplorasi, manipulasi, dan kompetensi penampilan. Pendekatan ini lebih mengait konsep
ego pada proses kognitif.
3. Teori "Social-Learning"
Teori kepribadian yang mendasarkan pada sosial learning menekankan besarnya
pengaruh dari lingkungan atau keadaan-keadaan situasional terhadap perilaku. Tokohnya
Rotter, Dollard, Miller, danBandura. Paraahliiniberpandanganbahwaperilakumerupakan
hasilinteraksi yangterusmenerusantaravariabel-variabelpribadidanlingkungan.Lingkungan
membentuk pola-pola berperilaku melalui proses belajar; sedangkan variabel-variabel
pribadi mempengaruhi pola-pola dalam lingkungan .Individu atau suatu pribadi dan situasi
saling mempengaruhi.
Pola perilaku individu dibentuk berdasarkan suatu proses kondisioning. Orang-orang
disekitar individu membentuk perilakunya dengan ganjaran dan hukuman. Bila ini terjadi,
makaindividumembentukpolabertingkahlakumelaluisuatupengalamanlangsung(mendapat
hadiah dan hukuman langsung). Tetapi perilaku juga bisa terbentuk melalui pengalaman
tidak langsung, yaitu melalui pengamatan terhadap perilaku orang lain di sekitarnya atau
disebut modelling.
Para teoritisi social learning beranggapan bahwa perilaku seseorang ditentukan oleh:
(a) ciri-ciri khusus dari situasi yang dihadapi;
(b) penafsiran individu terhadap situasi tersebut; dan
(c) penguatan yang pernah dialami pada tingkah lakunya dalam situasi serupa.
Faktor(b) mempunyaiartipentingdalamteoriini.Penafsiranindividusangatdipengaruhi
oleh perkembangan kognitif seseorang serta pengalaman-pengalaman dimasa lalu dalam
situasi yang serupa. Kedua hal ini dimasukkan dalam variabel-variabel pribadi (person
variable).
Para teoritisi sosial learning mempunyai keyakinan mendalam bahwa organisme
adalah suatu subjek yang aktif. Oleh karena itu, ia tidak pernah membiarkan ligkungan
mempengaruhi dirinya begitu saja. Ia juga merubah lingkungan itu sedemikian rupa
sehinggapengaruh lingkunganyang iaterimamerupakanpengalamanyangtelah dipengaruhi
oleh karya-karyanya. Para teoritisi menyebut lingkungan seperti itu sebagai self-generated
environment.
Karena teori social learning sangat menekankan pada determinan lingkungan atau
kondisi-kondisi situasional dari perilaku, maka kritik yang dilontarkan adalah kepribadian
sudahkehilanganpribadi(person)-nya.Bahkanteoriinimemberikesankuatbahwakepribadian
119
13. itu mudah berubah karena sangat ditentukan oleh sikon yang dihadapi individu. Teori ini
memang punya dampak kuat dalam psikoterapi,yaitu dengan berkembangnya teknik-teknik
modifikasi perilaku, tetapi gagal untuk menjelaskanciri-ciriperilaku yang bersifat menetap.
4. Pendekatan Fenomenologis
Atkinson dkk (1983) menyatakan bahwa teori kepdbadian yang mendekati objek
studinya secara fenomenologis sebenarnya terdiri dad berbagai teori yang berbeda, tetapi
mereka mempunyai dasar yang sama, yaitupellgalamall subjektij, yaitu pandangan pribadi
individu terhdap dunianya. Mereka juga disebut beraliran humanistik karena teori-teorinya
menekankan pada kualitas-kualitas yang membedakan manusia dari binatang (kebebasan
untukmemilihataufreedomofchoice dankemampuanuntukmengarahkanperkembangannya
sendiri atauselfdirectioll).Banyakahlijuga menyebutteorimerekasebagai"selftheorities",
karena teori-teori mereka memang membahas pengalaman-pengamalan batin, pribadi, yang
berpengaruh terhadap proses pendewasaan did seseorang. Tokoh-tokoh utama pendekatan
ini adalah C.R. Rogers dan A.H. Maslow.
SeperiFreud, Rogersmengembangkanteorinyadaripenelitiantentang orang-orangyang
mengalamigangguanemosional(RogersdalamAtkinsondkk, 1993).Rogersterkesanpadaapa
yang dilihatnyasebagaikecenderunganbawaanindividuuntuk bergerakkearahpertumbuhan,
kematangan, dan perubahan positip. Dalam terapi Iloll-directive atau terapi cliellt-celltered-
nya, Rogers berasumsi bahwa setiap individu mempunyai motivasi dan kemampuan untuk
berubah dan bahwa kita adalahpakar yang paling baik untuk did kita sendiri.Peranan terapis
adalahuntukmenjadi"papangema"padasaatindividumenjajagidanmenganalisismasalahnya.
Pendekataniniberbedadengan pendekatanpsikoanalisis;dimanaterapismenganalisisriwayat
pasien untuk menentukan masalahnyadan merancang tindakanperbaikan.
Konsep yang paling penting dalam teorikepribadian Rogers adalahself. Selfterdiri dari
semua gagasan, persepsi dan nilai yang menentukankarakteristik I atau me; serta mencakup
kesadaran tentang "siapa saya" dan "apa yang dapat saya lakukan". Sebaliknya, self yang
dihayati ini akan mempengaruhi persepsi seseorang tentang dunia maupun perilakunya.
lndividu yang mempunyai konsep did kuat dan positip akan memandang dunia dengan cara
yang sangat berbeda dibandingkanindividuyang mempunyai konsep diri lemah. Konsep diri
tidak selalu mencerminkan realitas; orang yang sangat terpandang dan sukses mungkin
memandang dirinya sendiri sebagai orang yang gagal.
Menurut Rogers, individu mengevaluasi setiap pengalaman dalam kaitannya dengan
konsep diri ini. Orang ingin melakukan perilaku dengan cara yang sesuai dengan citra
dirinya; pengalaman dan perasaan yang tidak sesuai akan menimbulkan ancaman dan
mungkin ditolak masuk ke kesadaran. Pada dasamya ini adalah konsep represi Freud,
meskipun Rogers merasa bahwa represi semacam itu tidak perlu dan tidak permanen.
Sedangkan Freud berpendapat bahwa represi itu tidak bisa dihindari dan bekerja di bawah
sadar individu.
Semakin luas kawasan pengalaman yang harus ditolak karena tidak sesuai dengan
konsepdiri,semakinbesarjurang antaraselfdanrealitas,dansemakinbesarpulakemungkinan
120
14. timbulnyakecemasan. Orangyangcitradirinyatidaksesuaidenganperasaandanpengalaman
pribadinya harus mempertahankan diri terhadap kebenaran, karena kebenaran akan
menimbulkan kecemasan, Bila ketikdaksesuaian ini menjadi terlampau besar, pertahanan
akan runtuh, dan menimbulkan kecemasan atau bentuk gangguan emosional lainnya.
Sebaliknya, orang yang dapat menyesuaikan diri dengan baik, memeiliki konsep diri yang
sesuai dengan pikiran, pengalaman, dan perilaku; self tidak kaku tetapi fleksibel dan dapat
berubah ketika mengasimilasi pengalaman dan gagasan baru.
Self yang lain dalam teori Rogers adalah ideal self. Kita semua mempunyai konsepsi
tentang jenis orang bagaimana yang kita cita-citakan. Semakin dekat ideal self dengan diri
yang sebenarnya, semakin puas dan bahagia orang itu. Kesenjangan yang besar antara ideal
self dan diri yang sebenarnya akan menyebabkan orang merasatidak bahagia dan tidak puas.
Jadi ada dua jenis ketidaksesuaian yang dapat berkembang; pertama, antara self dan
pengalaman realitas; kedua, antara self dan ideal self.
Self berkembang dari evaluasi perilaku individu dari lingkungannya. Sejak kedl anak
selalu dievaluasi perilakunya oleh orang tuanya. Apabila anak berperilaku sesuai harapan
orang tua, anak akan mendapat pujian. Sebaliknya, bila ia berperilaku yang menentang atau
tidak sesuai dengan kemauan orang tua, ia akan dihukum, atau dikritik. Dengan cara seperti
ini anak belajar dari pengalaman mana tindakan yang dianggap pantas dan mana yang tidak.
Menurut Rogers,kekuatandasaryang memotivasiorganismamanusia adalahaktualisasi
diri, yaitu kecenderungan untuk memuaskan, mengatualisasikan, mempertahankan, dan
mengembangkanorganisma.Organismayangsedangtumbuhberusahauntukmengembangkan
potensinya dalam batas-batas hereditasnya. Orangtidak selalu mengerti tindakan mana yang
mengarah pada pertumbuhan dan tindakan mana yang bersifat represif. Tetapi, bila itujelas,
orang akan memilih bertumbuh daripada mengalami represi.
Karakteristik individu yang mampu mengaktualisasikan diri, diteliti oleh Abraham
Maslow. Ia memulai penyelidikannya dengan cara yang tidak lazim. Maslow memilih
beberapa fogur historis terkenal yang dianggapnya selfactualizer.
Kritik yang diajukan pada pendekatan fenomenologis ini adalah sulitnya memeriksa
kebenaran-kebenaran teori-teori mereka secara objektif. Selain itu, memang tidak banyak
penelitian oleh para ahli yang mendukung pendekatan mereka.
Kritik lain yang disampaikan adalah sehubungan dengan kurang jelasnya kriteria
aktualisasi diri serta kaburnya hubungan antara "aku"Jself sebagai pelaku dengan konsep
diri. Kehidupan sehari-hari menunjukkan bahwa orang yang menganggap dirinya sebagai
orang yangjujur dan berdisiplin (konsep diri), tidak selalu bertingkah laku secara konsisten
seperti itu. Memang jelas konsep diri sangat mempengaruhi perilaku, tetapi situasi dan
kondisi dalam lingkungan juga besar pengaruhnya.
E. KONSISTENSI KEPRIBADIAN
Penelitian longitudinal tentang individu menunjukkan konsistensi karakteristik
kepribadian yang cukup tinggi. Penelitian yang dilakukan oleh Block (dalam Atkinson, dkk,
121
15. 1993) terhadap 100 subjek dalam kurun waktu 35 tahun menunjukan bahwa beberapa ciri
kepribadian menunjukkan konsistensi sepanjang waktu, terutama terhadap subjek dewasa
(30-50 tahun). Kalaupun ada perubahan yang cukup berarti, biasanya terjadi pada masa
remaja.
Akan tetapi perubahan saat ini sangat cepat dan kadang radikal, karena itu saat ini
beberapa peneliti mulai skeptis akan keajegan kepribadian ini. Situasi yang dihadapi
seseorang bisa saja berubah sangat drastis. Beberapa studi yang dilakukan dalam jangka
pendek menunjukkanbahwa pola perilaku sangat situasional,konsistensinya keci!.Temuan-
temuan ini memperkuat teori kepribadian dari social learning.
F. PENGUKURAN KEPRIBADIAN
Dalam kehidupan sehari-hari, kita sebenarnya seiringkali melakukan pengukuran terhadap
kepribadian seseorang. Hanya saja kita melakukannya berdasarkan ciri-ciri stereotipe dari
ciri-ciri kelompok dimana orang tersebut ikut sebagai anggotanya. Misalnya: orang kota itu
individualis, orang Jawa halus, orang Medan pelit, dan sebagainya.
Kita juga cenderung hanya menilai orang dari berdasarkan salah satu ciri tertentu yang
kita sukai atau tidak kita sukai. Penilaian dengan cara ini sangat menyesatkan dan disebut
hallo effect. Selain itu kita cenderung mengharapkan penilaian baik-buruk pada ciri-ciri
pribadi tertentu.
Pengukuran kepribadian dibisang psikologi tidak bermaksud untuk menerapkan label
nilai-nilai moral (value label), tetapi untuk mendeskripsikan perilaku seperti apa adanya. Ada
tiga metode pengukuran kepribadian, yaitu:
a. Metode Observasi
Seorang pengamat yang sudah terlatih dapat melakukan observasi terhadap perilaku
yang terjadi dalam keadaan normal/wajar, situasi eksperimen, maupun dalam konteks
suatu interview.
Informasi yang diperoleh melalui metode ini bisa dicatat pada suatu bagan yang sudah
dibakukan, seperti pada rating scale (skala rating). Menggunakan skala rating ini,
penilaian pengamat terhadap suatu perilaku dapat dicatat secara sistematis.
Selain itu, bila dilakukan suatu interview (wawancara) terstruktur, alat pencatat seperti
tape recorder atau peralatan pembantu lain sudah sangat membantu.
b. Metode Inventori
Metode ini mengandalkan pada hasil observasi subjek terhadap dirinya sendiri. Suatu
inventori (personality inventory) merupakan pertanyaan-pertanyaan atau pemyataan-
pemyataan yang harns diisi ataudipilih oleh subjekberdasarkan ciri-ciri yang ia anggap
adadalam dirinyasendiri.Alat-alatsemacamitu,misalnya:MMPI (MinesotaMultiphasic
Personality Inventory) yang terdiri dari 550 pertanyaan. Selain itu ada CPI (California
Psychological Inventory), Guilford-Zimmerman Temperament Survey, Sixteen
Personality Questionnaire (16 PF) yang dikembangkan oleh Catell, dan lain-lain.
122
16. EPPS (Edwards Personal Preference Schedule) merupakan contoh inventori yang
banyak digunakan di Indonesia.
c. Teknik Proyektif
Cara lain yang banyak digunakan untuk mengukur kepribadian adalah dengan teknik
proyektif. Asumsi dasarnya adalah bahwa untuk memperoleh gambaran yang bulat
tentang seseorang diperlukan kebebasan untuk mengekspresikan diri. Tes proyektif
yang digunakan dalam metode ini biasanya berupa suatu rangsang (berbentuk gambar)
yang sifatnya sangat ambigu, tidakjelas. Bila dihadapkan dengan situasi semacam ini,
individu akan mencoba menerapkan persepsinya yang sudah dipengaruhi oleh berbagai
pengalamannya di masa lampau. Ekspresinya didalam mengungkapkan apa yang dilihat
bisacukup bebas karena gambar itu bisa ditafsirkan sesuka hati individu. Tes Rorschach
(Tes Ro) mempunyai rangsang dengan taraf ambiguitas yang cukup tinggi. Rangsang-
rangsang dalam tes Ro adalah berupa bercak-bercak tinta. Tes Ro ini cukup populer di
Indonesia.
TAT (ThematicApperseption Test)yang dikembangkan oleh H. Murray di Universitas
Harvard pada tahun 1930-an juga mempunyai rangsang yang ambigu. Tetapi rangsang-
rangsang di TAT lebih terstruktur karena menggunakan gambar-gambar yang cukup jelas
tentang seseorang dalam situasi tertentu.
Selain itu, terdapat dua tes yang disebut Draw A Man (DAM) dan Wartegg, yang
meminta subjek untuk menggambar sesuatu. Kemudian kualitas gambar diteliti mengenai
bentuk garisnya dan tanda-tanda tertentu yang dianggap mempunyai petunjuk psikologis.
LA TIHAN SOAL
1. Jelaskan mengapa kepribadian itu suIit dipelajari !
2. Manifestasi kepribadian dapat dilihat dalam gejala apa saja ? Jelaskan !
3. Jelaskan proses terbentuknya kepribadian !
4. Bagaimana pengaruh biologis pada kepribadian itu ? Jelaskan !
5. Bagaimana pengaruh faktor pengalaman pada kepribadian itu? Jelaskan !
6. Ada pendapat yang menyatakan bahwacairantubuh itu mempengaruhi tipe kepribadian
seseorang. Jelaskan pendapat tersebut !
7. Bagaimana pendekatan tipologis ekstrovert -introvert menerangkan mengenai kepribadian
itu, jelaskan !
8. Allport mengelompokkan trait menjadi 3 kelompok besar. Jelaskan !
9. Bandura dkk. menekankan "teori sosial learning" dalam menerangkan mengenm
kepribadian. Jelaskan !
10. Jelaskan pendapat Carl Rogers tentnag kepribadian !
II. Ada 3 met ode dalam melakukan pengukuran kepribadian. Jelaskan !
123
-- -