2. Sistem Hukum adalah kesatuan utuh
dari tatanan-tatanan yang terdiri dari
bagian-bagian atau unsur-unsur yang
satu sama lain saling berhubungan
dan berkaitan secara erat. Dalam
Sistem Hukum yang baik tidak boleh
terjadi pertentangan-pertentangan
atau tumpang tindih diantara
bagian-bagian yang ada. Jika
pertentangan atau kontradiksi
tersebut terjadi, sistem itu sendiri
yang menyelesaikan hingga tidak
berlarut.
3. Sistem Hukum Adat umumnya
bersumber dari peraturan-
peraturan hukum tidak tertulis
yang tumbuh dan berkembang
serta dipertahankan berdasarkan
kesadaran hukum masyarakatnya.
Sistem Hukum Adat terdapat dan
berkembang di lingkungan
kehidupan sosial di Indonesia,
Cina, India, Jepang dan negara
lain.
5. Tradisional
Keagamaan / religio magis
Kebersamaan / komunal
Kongkret dan visual
Terbuka dan sederhana
Dapat berubah menyesuaikan keadaan
Tidak dikodifikasi
Musyawarah mufakat
6. Bersifat turun temurun
dari leluhur
Sampai sekarang
keberadaannya masih
tetap dipertahankan
7. Keagamaan /Religio Magis:
Perilaku hukum atau kaidah hukum
yang ada berkaitan dengan kepercayaan
terhadap hal-hal ghaib / magis
(animisme-dinamisme; kepercayaan
terhadap roh-roh halus dan roh-roh
nenek moyang; kepercayaan terhadap
Tuhan)
Contoh:
upacara-upacara adat yang
lazimnya diadakan
sesajen-sesajen yang ditujukan
pada roh-roh leluhur yang ingin
diminta restu / pertolongan
8. Mengutamakan kepentingan bersama.
Kepentingan pribadi diliputi oleh
kepentingan bersama:
Dalam konsep pemikiran hukum adat,
individu dipandang sebagai bagian yang tidak
terpisahkan dari masyarakat, dan fungsi dari
masing-masing individu dipandang untuk
melangsungkan fungsi dan kelangsungan
masyarakat.
9. Acara “gugur gunung” [Soerojo 1979]
Semangat kekeluargaan, gotong-royong, tolong-
menolong
Pasal 33 (1) UUD 1945 [Hilman1992] :
“Perekonomian disusun sebagai usaha bersama
berdasar atas asas kekeluargaan”
10. Kongkrit :
jelas; nyata ; berwujud
satunya perkataan dan perbuatan (perbuatan itu
benar- benar merupakan realisasi dari perkataan)
Contoh:
jual-beli pembayaran harga dan penyerahan
barang, dilakukan pada saat yang sama (sifat
terang dan tunai)
11. Visual :
dapat terlihat; tampak; terbuka; tidak
tersembunyi.
pemberian tanda-tanda yang kelihatan untuk
bukti penegasan atau peneguhan dari apa yang
akan atau telah dilakukan
Contoh:
panjer, peningset
12. Terbuka:
selalu menerima unsur-unsur dari luar, namun
yang sesuai atau setelah disesuaikan dengan jiwa
hukum adat itu sendiri
Sederhana:
tidak rumit, tidak banyak administratif,
kebanyakan tidak tertulis, mudah dimengerti dan
dilaksanakan berdasarkan saling percaya
13. Hukum adat bersifat dinamis / tidak statis
Hukum adat terus-menerus dalam keadaan tumbuh
berkembang seperti hidup itu sendiri [Soepomo 1996]
14. Hukum adat sebagian besar tidak tertulis (non
statutair)
15. untuk memulai dan mengakhiri pekerjaan
sebagai sarana penyelesaikan perselisihan / sengketa
berdasarkan asas rukun
Dilakukan secara rukun dan damai serta saling
memaafkan
16. Civil Law System Sistem Hukum Adat
Statutary law Unstatutary law
Mengenal zakelijke rechten dan
persoonlijke rechten
Tidak mengenal
pembagian hak tersebut
Mengenal pembedaan pembidangan
hukum: hukum publik dan hukum
Privat
Tidak mengenal pembidangan hukum
Menggolongkan pelanggaran hukum ke
dalam pelanggaran pidana dan
pelanggaran Perdata
Tidak mengenal penggolongan
pelanggaran
Sanksi dalam hukum berfungsi sebagai
alat pemaksa
Sanksi bukan sebagai alat pemaksa,
tetapi sebagai upaya untuk
mengembalikan keseimbangan kosmis
17. Corak yang berlainan antara hukum adat dan hukum
barat
Pandangan hidup yang berlainan di antara kedua
sistem hukum di atas
Dunia barat : liberalis-rasionalistis
Dunia Timur : Bersifat kosmis, tidak ada pembedaan
antara tata dunia lahir dan gaib. Dunia manusia
berhubungan erat dengan segala hidup di alam ini yang
saling bersangkut-paut, pengaruh-mempengaruhi