SlideShare a Scribd company logo
1 of 3
Download to read offline
KEABSAHAN NILAI ETIS KEADILAN PADA HUKUM POSITIF
Idealnya hukum harus dapat memberikan rasa keadilan bagi setiap warga
negara, namun dalam praktek kehidupan bernegara hal ini belum dapat dilaksanakan
secara maksimal. Hukum baru dapat memberikan kepastian hukum saja terhadap pihakpihak yang memberikan kepastian saja terhadap pihak-pihak yang mencari keadilan di
dalam hukum. Baik dalam kasus pidana, perdata maupun tata usaha negara, dalam
setiap keputusan yang diberikan oleh majelis hakim belum mencerminkan rasa keadilan
namun didapat kepastian yang bersifat semu dimana dapat dilihat bahwa kepastian itu
bersifat memenangkan dan atau mengalahkan salah satu pihak atau memberikan
hukuman dan atau membebaskan seseorang dari ancaman hukuman.
Tertib sosial hanya tercipta apabila hukum dibangun dengan kesadaran dan
tanggungjawab moral untuk membela keadilan. Tanpa keadilan sebagai tujuannya,
hukum hanya akan menjadi pembenaran kesewenang-wenangan mayoritas atau pihak
penguasa terhadap minoritas atau pihak yang dikuasai.
Hukum yang baik, bukan sekadar menjamin kepastian hukum, tetapi juga harus
menjamin keadilan dan kemanfaatan meskipun antara kepastian hukum dengan keadilan
dan kemanfaatan sering bertentangan
Hans Kelsen menyatakan bahwa hukum itu terlepas dari keadilan yaitu hukum dan
keadilan merupakan subtansi yang berbeda. Hans Kelsen memiliki pandangan orisinil
mengenai hukum. Ia ingin membebaskan hukum dari unsur diluar hukum. Beberapa
pandangannya memperlihatkan bahwa hukum itu merupakan sesuatu yang otonom. Dari
beberapa karyanya dapat disimpulkan beberapa pendapatnya mengenai hukum,
diantaranya:
1. Teori hukum adalah teori mengenai Norma.
2. Subyeknya hukum positif yaitu Tatanan Keharusan (Sollensordnung).
3. Jadi sistem hukum artinya ialah struktur bangunan norma hukum – bukan
kenyataan kemasyarakatan/sosial.
4. Disini ia berseberangan dengan ajaran ilmu hukum sosiologis (sociological
jurisprudence).
5. Teorinya adalah positivis artinya norma hukum adalah makna kehendak
manusia. Berbeda dengan ajaran Hukum Kodrat/Alam, yang memandang hukum
sebagai produk adikodrati ataupun buah akal budi manusia. Karenanya tugas
pengajaran hukum intinya ialah menentukan sebisa mungkin kehendak pembuat
undang-undang/hukum.
6. Adanya pemisahan antara apa Yang Senyatanya dengan Yang Seharusnya (das
Sein dan das Sollen).
7. Ada dualisme antara fakta dan nilai, kenyataan dan kehendak. Disini Kelsen
menolak keabsahan hukum berdasarkan daya berlakunya. Melainkan absahnya
hukum didasarkan pada suatu asumsi adanya norma dasar (Grundnorm). Daya
berlaku dalam masyarakat bukanlah dasar untuk kesahihan hukum, tetapi lebih
merupakan suatu syarat saja bagi ilmu hukum. Nilai-nilai moral sifatnya relatif
dihadapan Teori Hukum Murni.
8. Teori Hukum Murni membuahkan pemisahan tegas antara ilmu hukum dan
politik hukum (kebijakan hukum). Sifat murninya juga tampak dalam pemisahan
hukum positif dengan sistem-sistem normatif, khususnya moralitas. Fokus ilmu
hukum ialah bagaimana kita mengenali hukum, sedang focus politik hukum ialah
penciptaan hukum.
9. Memisahkan hukum positif dan ilmu hukum, norma-norma hukum yang
memerintahkan dan proposisi-proposisi norma deskriptif (disebut Rechtssätze).
Dengan berbekal proposisi normative para ahli hukum dapat menggambarkan situasi
atau keadaan hukum, tapi tidak boleh menciptakan norma hukum.
10. Adanya perspektif hukum ganda yaitu relativitas oposisi antara pembentukan
hukum dan penerapannya.
11. Hukum itu terlepas dari keadilan, hukum terlepas dari nilai.
Keadilan dalam hukum secara harfiahnya mempunyai makna yang sempit yaitu
yang sesuai dengan hukum dianggap adil sedang yang melanggar hukum dianggap tidak
adil. Jika terjadi pelanggaran hukum, maka harus dilakukan pengadilan untuk
memulihkan keadilan. Dalam hal terjadinya pelanggaran pidana atau yang dalam bahasa
sehari-hari disebut “kejahatan” maka harus dilakukan pengadilan yang akan melakukan
pemulihan keadilan dengan menjatuhkan hukuman kepada orang yang melakukan
pelanggaran pidana atau kejahatan tersebut.
Seringkali fakta yang telah diletakkan penyelidikan hukum bisa berubah menajdi
politik yang kebal hukum, disamping itu juga tidak sedikit aparat penegak hukum yang
sering memainkan perundang-undangan sehingga menjadikan hukum semakin jauh dari
idealitas. Moralitas harus dikedepankan bagi aparat hukum, karena prinsip moral
berperan sebagai uji kritis terhadap hukum positif. Moralitas juga akan membangun
sistem hukum itu sendiri mendekat kepada kebenaran dan keadilan, sehingga akan
mendekatkan kepada idealitas hukum sebagai penegak keadilan.
Hukum diberlakukan untuk masyarakat, untuk itu hukum dituntut untuk berisi nilainilai yang diperlukan bagi kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Hukum mengatur
masalah hubungan sosial, budaya dan ekonomi. Selain itu hukum juga mengatur
hubungan individu dengan pihak yang lain dan mengkategorikan perbuatan yang salah
dan perbuatan yang benar. Setiap hukum dalam dirinya mengandung sistem nilai,
sehingga dipertanyakan keberadaan hukum, jika dalam suatu masyarakat terjadi
kekacauan sosial dan banyak ketidakadilan.
Hak warga negara yang harus dipenuhi oleh negara yang berdasarkan hukum yaitu :
1. Hak terhadap pelayanan hukum (the rights to legal representation)
2. Hak terhadap pengadilan yang cepat, mudah, sederhana, dan berbiaya ringan
(the rights to speedy, easily, simple, and low cost trial)
3. Hak untuk memperoleh informasi hukum (the rights to access legal information)
4. Hak untuk tidak mendapat perlakuan diskriminatif atas dasar apapun
5. Hak untuk mendapat perlindungan dan pelayanan yang baik ketika dalam masa
penahanan dan/atau pemenjaraan
6. hak-hak lain yang dijamin dalam hukum nasional Indonesia

More Related Content

What's hot

Presentasi sosiologi hukum
Presentasi sosiologi hukumPresentasi sosiologi hukum
Presentasi sosiologi hukumRoy Punk
 
04 hub manusia,masy,norma dg hukum
04 hub manusia,masy,norma dg hukum04 hub manusia,masy,norma dg hukum
04 hub manusia,masy,norma dg hukummudanp.com
 
12 hukum kekuasaan
12 hukum   kekuasaan12 hukum   kekuasaan
12 hukum kekuasaanmudanp.com
 
05 definisi,tujuan,fungsi,pokok2hukum
05 definisi,tujuan,fungsi,pokok2hukum05 definisi,tujuan,fungsi,pokok2hukum
05 definisi,tujuan,fungsi,pokok2hukummudanp.com
 
Contoh kasus penegakkan hukum indonesia
Contoh kasus penegakkan hukum indonesiaContoh kasus penegakkan hukum indonesia
Contoh kasus penegakkan hukum indonesiafadylirma.blogspot.com
 
Problematika penegakan hukum di indonesia(1) (1)
Problematika penegakan hukum di indonesia(1) (1)Problematika penegakan hukum di indonesia(1) (1)
Problematika penegakan hukum di indonesia(1) (1)noidmedia virtual
 
98936229 makalah-isbd
98936229 makalah-isbd98936229 makalah-isbd
98936229 makalah-isbdReff Raf
 
11 penemuan hukum
11 penemuan hukum11 penemuan hukum
11 penemuan hukummudanp.com
 
SOSIOLOGI HUKUM MENGENAI SUBSTANSI HUKUM
SOSIOLOGI HUKUM MENGENAI SUBSTANSI HUKUMSOSIOLOGI HUKUM MENGENAI SUBSTANSI HUKUM
SOSIOLOGI HUKUM MENGENAI SUBSTANSI HUKUMUnivers
 
Pertemuan 14 tujuan dan fungsi hukum pidana
Pertemuan 14 tujuan dan fungsi hukum pidanaPertemuan 14 tujuan dan fungsi hukum pidana
Pertemuan 14 tujuan dan fungsi hukum pidanayudikrismen1
 

What's hot (19)

Presentasi sosiologi hukum
Presentasi sosiologi hukumPresentasi sosiologi hukum
Presentasi sosiologi hukum
 
04 hub manusia,masy,norma dg hukum
04 hub manusia,masy,norma dg hukum04 hub manusia,masy,norma dg hukum
04 hub manusia,masy,norma dg hukum
 
Perbandingan Hukum Pidana
Perbandingan Hukum PidanaPerbandingan Hukum Pidana
Perbandingan Hukum Pidana
 
Hukum non doktrinal
Hukum non doktrinalHukum non doktrinal
Hukum non doktrinal
 
12 hukum kekuasaan
12 hukum   kekuasaan12 hukum   kekuasaan
12 hukum kekuasaan
 
Penegakan Hukum di Indonesia
Penegakan Hukum di IndonesiaPenegakan Hukum di Indonesia
Penegakan Hukum di Indonesia
 
05 definisi,tujuan,fungsi,pokok2hukum
05 definisi,tujuan,fungsi,pokok2hukum05 definisi,tujuan,fungsi,pokok2hukum
05 definisi,tujuan,fungsi,pokok2hukum
 
K elompok 7 pkn
K elompok 7 pknK elompok 7 pkn
K elompok 7 pkn
 
Contoh kasus penegakkan hukum indonesia
Contoh kasus penegakkan hukum indonesiaContoh kasus penegakkan hukum indonesia
Contoh kasus penegakkan hukum indonesia
 
Problematika penegakan hukum di indonesia(1) (1)
Problematika penegakan hukum di indonesia(1) (1)Problematika penegakan hukum di indonesia(1) (1)
Problematika penegakan hukum di indonesia(1) (1)
 
Rule Of Law
Rule Of LawRule Of Law
Rule Of Law
 
Modul 2 kb 3
Modul 2 kb 3Modul 2 kb 3
Modul 2 kb 3
 
Kelompok 2 supremasi hukum
Kelompok 2 supremasi hukumKelompok 2 supremasi hukum
Kelompok 2 supremasi hukum
 
98936229 makalah-isbd
98936229 makalah-isbd98936229 makalah-isbd
98936229 makalah-isbd
 
Rule of Law
Rule of LawRule of Law
Rule of Law
 
11 penemuan hukum
11 penemuan hukum11 penemuan hukum
11 penemuan hukum
 
SOSIOLOGI HUKUM MENGENAI SUBSTANSI HUKUM
SOSIOLOGI HUKUM MENGENAI SUBSTANSI HUKUMSOSIOLOGI HUKUM MENGENAI SUBSTANSI HUKUM
SOSIOLOGI HUKUM MENGENAI SUBSTANSI HUKUM
 
Pertemuan 14 tujuan dan fungsi hukum pidana
Pertemuan 14 tujuan dan fungsi hukum pidanaPertemuan 14 tujuan dan fungsi hukum pidana
Pertemuan 14 tujuan dan fungsi hukum pidana
 
Modul 4 kb 3
Modul 4 kb 3Modul 4 kb 3
Modul 4 kb 3
 

Similar to 57161539 keabsahan-nilai-etis-keadilan

ASPEK - ASPEK PERSOALAN FILSAFAT HUKUM.pdf
ASPEK - ASPEK PERSOALAN FILSAFAT HUKUM.pdfASPEK - ASPEK PERSOALAN FILSAFAT HUKUM.pdf
ASPEK - ASPEK PERSOALAN FILSAFAT HUKUM.pdfTatthyZebua
 
penegakanhukumdiindonesia-131214194655-phpapp02 (1).pdf
penegakanhukumdiindonesia-131214194655-phpapp02 (1).pdfpenegakanhukumdiindonesia-131214194655-phpapp02 (1).pdf
penegakanhukumdiindonesia-131214194655-phpapp02 (1).pdfRendySahputra1
 
BAGAIMANA DINAMIKA HISTORIS KONSTITUSIONAL, SOSIAL-POLITIK, KULTURAL, SERTA K...
BAGAIMANA DINAMIKA HISTORIS KONSTITUSIONAL, SOSIAL-POLITIK, KULTURAL, SERTA K...BAGAIMANA DINAMIKA HISTORIS KONSTITUSIONAL, SOSIAL-POLITIK, KULTURAL, SERTA K...
BAGAIMANA DINAMIKA HISTORIS KONSTITUSIONAL, SOSIAL-POLITIK, KULTURAL, SERTA K...Eny Ardhika Putri
 
Perlindungan hukum
Perlindungan hukumPerlindungan hukum
Perlindungan hukumiwan Alit
 
XIV. Pelaksanaan dan Penegakan Hukum.pptx
XIV. Pelaksanaan dan Penegakan Hukum.pptxXIV. Pelaksanaan dan Penegakan Hukum.pptx
XIV. Pelaksanaan dan Penegakan Hukum.pptxdonihasmanto
 
Pengertian dan penggolongan
Pengertian dan penggolonganPengertian dan penggolongan
Pengertian dan penggolonganwnanang28
 
PERANAN SOSIOLOGI HUKUM TERHADAP MASYARAKAT DALAM KEHIDUPAN SOSIAL.pptx
PERANAN SOSIOLOGI HUKUM TERHADAP MASYARAKAT DALAM KEHIDUPAN SOSIAL.pptxPERANAN SOSIOLOGI HUKUM TERHADAP MASYARAKAT DALAM KEHIDUPAN SOSIAL.pptx
PERANAN SOSIOLOGI HUKUM TERHADAP MASYARAKAT DALAM KEHIDUPAN SOSIAL.pptxIlyasAlbar
 
IV. Tujuan, Ciri dan Sifat Hukum.pptx
IV. Tujuan, Ciri dan Sifat Hukum.pptxIV. Tujuan, Ciri dan Sifat Hukum.pptx
IV. Tujuan, Ciri dan Sifat Hukum.pptxdonihasmanto
 
Sistem Hukum Di Indonesia
Sistem Hukum Di IndonesiaSistem Hukum Di Indonesia
Sistem Hukum Di IndonesiaLisaFlawless
 
Problematika,Nilai,Moral,dan Hukum Dalam Masyarakat dan Negara
Problematika,Nilai,Moral,dan Hukum Dalam Masyarakat dan NegaraProblematika,Nilai,Moral,dan Hukum Dalam Masyarakat dan Negara
Problematika,Nilai,Moral,dan Hukum Dalam Masyarakat dan Negaranita junita
 

Similar to 57161539 keabsahan-nilai-etis-keadilan (20)

ASPEK - ASPEK PERSOALAN FILSAFAT HUKUM.pdf
ASPEK - ASPEK PERSOALAN FILSAFAT HUKUM.pdfASPEK - ASPEK PERSOALAN FILSAFAT HUKUM.pdf
ASPEK - ASPEK PERSOALAN FILSAFAT HUKUM.pdf
 
penegakanhukumdiindonesia-131214194655-phpapp02 (1).pdf
penegakanhukumdiindonesia-131214194655-phpapp02 (1).pdfpenegakanhukumdiindonesia-131214194655-phpapp02 (1).pdf
penegakanhukumdiindonesia-131214194655-phpapp02 (1).pdf
 
K elompok 7 pkn
K elompok 7 pknK elompok 7 pkn
K elompok 7 pkn
 
Nur Sania Dasopang
Nur Sania DasopangNur Sania Dasopang
Nur Sania Dasopang
 
Galau hukum
Galau hukumGalau hukum
Galau hukum
 
BAGAIMANA DINAMIKA HISTORIS KONSTITUSIONAL, SOSIAL-POLITIK, KULTURAL, SERTA K...
BAGAIMANA DINAMIKA HISTORIS KONSTITUSIONAL, SOSIAL-POLITIK, KULTURAL, SERTA K...BAGAIMANA DINAMIKA HISTORIS KONSTITUSIONAL, SOSIAL-POLITIK, KULTURAL, SERTA K...
BAGAIMANA DINAMIKA HISTORIS KONSTITUSIONAL, SOSIAL-POLITIK, KULTURAL, SERTA K...
 
Perlindungan hukum
Perlindungan hukumPerlindungan hukum
Perlindungan hukum
 
Pengertian hukum
Pengertian hukumPengertian hukum
Pengertian hukum
 
XIV. Pelaksanaan dan Penegakan Hukum.pptx
XIV. Pelaksanaan dan Penegakan Hukum.pptxXIV. Pelaksanaan dan Penegakan Hukum.pptx
XIV. Pelaksanaan dan Penegakan Hukum.pptx
 
Pengertian dan penggolongan
Pengertian dan penggolonganPengertian dan penggolongan
Pengertian dan penggolongan
 
PERANAN SOSIOLOGI HUKUM TERHADAP MASYARAKAT DALAM KEHIDUPAN SOSIAL.pptx
PERANAN SOSIOLOGI HUKUM TERHADAP MASYARAKAT DALAM KEHIDUPAN SOSIAL.pptxPERANAN SOSIOLOGI HUKUM TERHADAP MASYARAKAT DALAM KEHIDUPAN SOSIAL.pptx
PERANAN SOSIOLOGI HUKUM TERHADAP MASYARAKAT DALAM KEHIDUPAN SOSIAL.pptx
 
Legislations
LegislationsLegislations
Legislations
 
Legislations
LegislationsLegislations
Legislations
 
Legislations sahril
Legislations sahrilLegislations sahril
Legislations sahril
 
penyebab manusia menaati hukum
penyebab manusia menaati hukumpenyebab manusia menaati hukum
penyebab manusia menaati hukum
 
IV. Tujuan, Ciri dan Sifat Hukum.pptx
IV. Tujuan, Ciri dan Sifat Hukum.pptxIV. Tujuan, Ciri dan Sifat Hukum.pptx
IV. Tujuan, Ciri dan Sifat Hukum.pptx
 
Sistem Hukum Di Indonesia
Sistem Hukum Di IndonesiaSistem Hukum Di Indonesia
Sistem Hukum Di Indonesia
 
materi PHB 1
materi PHB 1materi PHB 1
materi PHB 1
 
Problematika,Nilai,Moral,dan Hukum Dalam Masyarakat dan Negara
Problematika,Nilai,Moral,dan Hukum Dalam Masyarakat dan NegaraProblematika,Nilai,Moral,dan Hukum Dalam Masyarakat dan Negara
Problematika,Nilai,Moral,dan Hukum Dalam Masyarakat dan Negara
 
Hukum
HukumHukum
Hukum
 

More from Operator Warnet Vast Raha

Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiOperator Warnet Vast Raha
 

More from Operator Warnet Vast Raha (20)

Stiker kk bondan
Stiker kk bondanStiker kk bondan
Stiker kk bondan
 
Proposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bolaProposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bola
 
Surat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehatSurat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehat
 
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajarSurat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
 
Halaman sampul target
Halaman sampul targetHalaman sampul target
Halaman sampul target
 
Makalah seni kriya korea
Makalah seni kriya koreaMakalah seni kriya korea
Makalah seni kriya korea
 
Makalah makromolekul
Makalah makromolekulMakalah makromolekul
Makalah makromolekul
 
126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul
 
Kafer akbid paramata
Kafer akbid paramataKafer akbid paramata
Kafer akbid paramata
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Mata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budayaMata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budaya
 
Lingkungan hidup
Lingkungan hidupLingkungan hidup
Lingkungan hidup
 
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
 
Odher scout community
Odher scout communityOdher scout community
Odher scout community
 
Surat izin keramaian
Surat izin keramaianSurat izin keramaian
Surat izin keramaian
 
Makalah keganasan
Makalah keganasanMakalah keganasan
Makalah keganasan
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Makalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetikaMakalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetika
 
Undangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepaUndangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepa
 
Bukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajakBukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajak
 

57161539 keabsahan-nilai-etis-keadilan

  • 1. KEABSAHAN NILAI ETIS KEADILAN PADA HUKUM POSITIF Idealnya hukum harus dapat memberikan rasa keadilan bagi setiap warga negara, namun dalam praktek kehidupan bernegara hal ini belum dapat dilaksanakan secara maksimal. Hukum baru dapat memberikan kepastian hukum saja terhadap pihakpihak yang memberikan kepastian saja terhadap pihak-pihak yang mencari keadilan di dalam hukum. Baik dalam kasus pidana, perdata maupun tata usaha negara, dalam setiap keputusan yang diberikan oleh majelis hakim belum mencerminkan rasa keadilan namun didapat kepastian yang bersifat semu dimana dapat dilihat bahwa kepastian itu bersifat memenangkan dan atau mengalahkan salah satu pihak atau memberikan hukuman dan atau membebaskan seseorang dari ancaman hukuman. Tertib sosial hanya tercipta apabila hukum dibangun dengan kesadaran dan tanggungjawab moral untuk membela keadilan. Tanpa keadilan sebagai tujuannya, hukum hanya akan menjadi pembenaran kesewenang-wenangan mayoritas atau pihak penguasa terhadap minoritas atau pihak yang dikuasai. Hukum yang baik, bukan sekadar menjamin kepastian hukum, tetapi juga harus menjamin keadilan dan kemanfaatan meskipun antara kepastian hukum dengan keadilan dan kemanfaatan sering bertentangan Hans Kelsen menyatakan bahwa hukum itu terlepas dari keadilan yaitu hukum dan keadilan merupakan subtansi yang berbeda. Hans Kelsen memiliki pandangan orisinil mengenai hukum. Ia ingin membebaskan hukum dari unsur diluar hukum. Beberapa pandangannya memperlihatkan bahwa hukum itu merupakan sesuatu yang otonom. Dari beberapa karyanya dapat disimpulkan beberapa pendapatnya mengenai hukum, diantaranya: 1. Teori hukum adalah teori mengenai Norma. 2. Subyeknya hukum positif yaitu Tatanan Keharusan (Sollensordnung). 3. Jadi sistem hukum artinya ialah struktur bangunan norma hukum – bukan kenyataan kemasyarakatan/sosial. 4. Disini ia berseberangan dengan ajaran ilmu hukum sosiologis (sociological jurisprudence).
  • 2. 5. Teorinya adalah positivis artinya norma hukum adalah makna kehendak manusia. Berbeda dengan ajaran Hukum Kodrat/Alam, yang memandang hukum sebagai produk adikodrati ataupun buah akal budi manusia. Karenanya tugas pengajaran hukum intinya ialah menentukan sebisa mungkin kehendak pembuat undang-undang/hukum. 6. Adanya pemisahan antara apa Yang Senyatanya dengan Yang Seharusnya (das Sein dan das Sollen). 7. Ada dualisme antara fakta dan nilai, kenyataan dan kehendak. Disini Kelsen menolak keabsahan hukum berdasarkan daya berlakunya. Melainkan absahnya hukum didasarkan pada suatu asumsi adanya norma dasar (Grundnorm). Daya berlaku dalam masyarakat bukanlah dasar untuk kesahihan hukum, tetapi lebih merupakan suatu syarat saja bagi ilmu hukum. Nilai-nilai moral sifatnya relatif dihadapan Teori Hukum Murni. 8. Teori Hukum Murni membuahkan pemisahan tegas antara ilmu hukum dan politik hukum (kebijakan hukum). Sifat murninya juga tampak dalam pemisahan hukum positif dengan sistem-sistem normatif, khususnya moralitas. Fokus ilmu hukum ialah bagaimana kita mengenali hukum, sedang focus politik hukum ialah penciptaan hukum. 9. Memisahkan hukum positif dan ilmu hukum, norma-norma hukum yang memerintahkan dan proposisi-proposisi norma deskriptif (disebut Rechtssätze). Dengan berbekal proposisi normative para ahli hukum dapat menggambarkan situasi atau keadaan hukum, tapi tidak boleh menciptakan norma hukum. 10. Adanya perspektif hukum ganda yaitu relativitas oposisi antara pembentukan hukum dan penerapannya. 11. Hukum itu terlepas dari keadilan, hukum terlepas dari nilai. Keadilan dalam hukum secara harfiahnya mempunyai makna yang sempit yaitu yang sesuai dengan hukum dianggap adil sedang yang melanggar hukum dianggap tidak adil. Jika terjadi pelanggaran hukum, maka harus dilakukan pengadilan untuk memulihkan keadilan. Dalam hal terjadinya pelanggaran pidana atau yang dalam bahasa sehari-hari disebut “kejahatan” maka harus dilakukan pengadilan yang akan melakukan
  • 3. pemulihan keadilan dengan menjatuhkan hukuman kepada orang yang melakukan pelanggaran pidana atau kejahatan tersebut. Seringkali fakta yang telah diletakkan penyelidikan hukum bisa berubah menajdi politik yang kebal hukum, disamping itu juga tidak sedikit aparat penegak hukum yang sering memainkan perundang-undangan sehingga menjadikan hukum semakin jauh dari idealitas. Moralitas harus dikedepankan bagi aparat hukum, karena prinsip moral berperan sebagai uji kritis terhadap hukum positif. Moralitas juga akan membangun sistem hukum itu sendiri mendekat kepada kebenaran dan keadilan, sehingga akan mendekatkan kepada idealitas hukum sebagai penegak keadilan. Hukum diberlakukan untuk masyarakat, untuk itu hukum dituntut untuk berisi nilainilai yang diperlukan bagi kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Hukum mengatur masalah hubungan sosial, budaya dan ekonomi. Selain itu hukum juga mengatur hubungan individu dengan pihak yang lain dan mengkategorikan perbuatan yang salah dan perbuatan yang benar. Setiap hukum dalam dirinya mengandung sistem nilai, sehingga dipertanyakan keberadaan hukum, jika dalam suatu masyarakat terjadi kekacauan sosial dan banyak ketidakadilan. Hak warga negara yang harus dipenuhi oleh negara yang berdasarkan hukum yaitu : 1. Hak terhadap pelayanan hukum (the rights to legal representation) 2. Hak terhadap pengadilan yang cepat, mudah, sederhana, dan berbiaya ringan (the rights to speedy, easily, simple, and low cost trial) 3. Hak untuk memperoleh informasi hukum (the rights to access legal information) 4. Hak untuk tidak mendapat perlakuan diskriminatif atas dasar apapun 5. Hak untuk mendapat perlindungan dan pelayanan yang baik ketika dalam masa penahanan dan/atau pemenjaraan 6. hak-hak lain yang dijamin dalam hukum nasional Indonesia