SlideShare a Scribd company logo
1 of 44
Download to read offline
N
HUKUM
DI
INDONESI
Disusun oleh ;
Aliyana Candra
Girisena Ergasera
Liling Revita
Prihadi
Pengertian
Penegakan hukum adalah
proses dilakukannya upaya
untuk tegaknya atau
berfungsinya norma-norma
hukum secara nyata sebagai
pedoman perilaku dalam lalu
lintas atau hubungan-
hubungan hukum dalam
kehidupan bermasyarakat dan
Ditinjau dari sudut subjek
Penegakan hukum itu dapat dilakukan oleh subjek yang luas dan dapat pula
diartikan sebagai upaya penegakan hukum oleh subjek yang terbatas.
Dalam arti luas
Proses penegakan hukum itu melibatkan
semua subjek hukum dalam setiap hubungan hukum. Siapa saja yang
menjalankan aturan normatif atau melakukan sesuatu atau tidak melakukan
sesuatu dengan mendasarkan diri pada norma hukum yang berlaku.
Dalam arti sempit
Sebagai upaya aparatur penegakan hukum tertentu untuk menjamin dan
memastikan bahwa suatu aturan hukum berjalan sebagaimana seharusnya.
Dalam memastikan tegaknya hukum itu, apabila diperlukan aparatur penegak
hukum itu diperkenankan untuk menggunakan daya paksa.
Ditinjau dari sudut objeknya
Dalam arti luas
Penegakan hukum itu mencakup pula nilai-nilai keadilan yang terkandung di
dalam bunyi aturan formal maupun nilai-nilai keadilan yang hidup dalam
masyarakat.
Dalam arti sempit
Penegakan hukum itu hanya menyangkut penegakan peraturan yang formal dan
tertulis saja.
Prinsip
T
H
E
R
U
L
E
O
F
L
A
W
E
Q
U
A
L
I
T
Y
J
U
S
T
I
C
E
U
N
D
E
R
L
A
W
E
Q
U
A
L
I
T
Y
B
E
F
O
R
E
T
H
E
L
A
W
L
E
G
A
L
I
T
A
S
THE RULE OF LAW
The Rule Of Law adalah suatu legalisme, suatu aliran hukum yang
didalamnya terkandung wawasan sosial legalisme literal (bahwa keadilan
dapat dilayani melalui pembuatan sistem peraturan dan prosedur yang sengaja
bersifat obyektif, tidak memihak, dan otonom).
Prinsip-prinsip secara formal Rule Of Law tertera dalam UUD 1945
dan pasal-pasal UUD negara RI tahun 1945. Inti dari Rule Of Law adalah
jaminan adanya keadilan bagi masyarakatnya, khususnya keadilan sosial.
Prinsip-prinsip Rule of Law Secara Formal (UUD 1945)
1. Negara Indonesia adalah negara hukum (pasal 1: 3)
2. Segala warga negara bersamaan kedudukannya di dalam hukum dan
pemerintahan dan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu tanpa
kecuali (pasal 27:1)
3. Setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan, perlindungan dan kepastian
hukum yang adil serta perlakuan sama di hadapan hukum (pasal 28 D:1)
4. Setiap orang berhak untuk bekerja serta mendapat imbalan dan perlakuan
yang adil dan layak
LEGALITAS
Prinsip legalitas yaitu prinsip yang menentukan bahwa tidak ada
perbuatan yang dilarang dan diancam dengan pidana jika tidak ditentukan
terlebih dahulu dalam perundang-undangan. Biasanya asas ini dikenal dengan
nullum delictum uulla poena sine praevia lege (tidak ada pidana tanpa
peraturan lebih dahulu)
Dalam sejarahnya tidak menunjukkan perubahan hukum pidana pada abad ke-
18 dulu bahwa keseluruhan masalah hukum pidana harus ditegaskan dengan
suatu undang-undang.
Biasanya prinsip ini mengandung dua pengertian, yaitu:
1. Tidak ada perbuatan yang dilarang dan diancam dengan pidana kalau hal itu
terlebih dahulu belum dinyatakan dalam suatu aturan-aturan undang-undang
2. Untuk menentukan adanya perbuatan pidana harus sesuai dengan dendam
Equality Before The Law
Equality before the law adalah semua orang sama di depan hukum.
Persamaan dihadapan hukum atau equality before the law merupakan salah
satu asas terpenting dalam hukum modern.
Prinsip ini bergerak dalam payung hukum yang berlaku umum (general) dan
tunggal. Ketunggalan hukum itu menjadi satu wajah utuh diantara dimensi
sosial lain (misalkan terhadap ekonomi dan sosial). Persamaan “hanya”
dihadapan hukum seakan memberikan sinyal di dalamnya bahwa secara sosial
dan ekonomi orang boleh tidak mendapatkan persamaan. Perbedaan perlakuan
“persamaan” antara di dalam wilayah hukum, wilayah sosial dan wilayah
ekonomi itulah yang menjadikan asas Persamaan dihadapan hukum tergerus
ditengah dinamika sosial dan ekonomi.
EQUALITY JUSTICE UNDER LAW
Equality Justice Under Law adalah salah satu yang paling kuat tertanam
dan banyak melanggar prinsip-prinsip hukum. Ini adalah retorika biasa ditemui
dalam retorika seremonial dan keputusan kadang-kadang bahkan konstitusional.
Tapi itu datang tempat dekat dengan menggambarkan sistem peradilan dalam
praktek. Sementara ini tidak, satu-satunya konteks hukum di mana retorika outruns
kenyataannya, itu adalah salah satu yang paling mengganggu, mengingat sifat dasar
hak yang dipermasalahkan. Ini adalah ironi memalukan bahwa bangsa yang paling
pengacara memiliki antara sistem paling memadai untuk bantuan hukum. Hal ini
lebih memalukan bahwa ketidakadilan masih menarik begitu sedikit perhatian.
Diperkirakan empat-perlima dari kebutuhan hukum masyarakat
miskin, dan kebutuhan dua sampai tiga perlima dari individu berpenghasilan
menengah, tetap terpenuhi. Seluruh kategori dari "tidak layak miskin" telah ditolak
bantuan, dan pengadilan sebagian besar telah merestui keterbatasan ini, serta
keterbatasan menggelikan untuk biaya pengadilan yang ditunjuk pengacara di cases.i
pidana kasus hukum yang mengatur bantuan yang efektif nasihat dan akses ke jasa
nonlawyer adalah malu konseptual. Namun tidak masyarakat maupun profesi telah
dipindahkan untuk merespon dalam mode signifikan.
BAIK
1. INTSRUMEN HUKUM YANG
BAIK
2. APARAT PENEGAK HUKUM
YANG TANGGUH
3. PERALATAN YANG
MEMADAI
4. MASYARAKAT YANG
SADAR HUKUM
5. BIROKRASI YANG
Faktor Penegakan
Hukum
Faktor
Politik
F
a
k
t
o
r
P
e
n
e
g
a
k
a
n
H
u
k
u
m
• Ö Lemahnya wawasan pemikiran
• Ö Minimya ketrampilan untuk bekerja
• Ö Rendahnya motivasi kerja
• Ö Rusaknya moralitas personal
• Ö Tingkat pendidikan yang rendah (Polisi)
• Ö Sangat sedikit program pengembangan SDM
di kalangan organisasi penegakan hukum
• Ö Kualitas penegakan hukum profesional atau
tidak
Ö Konsistensi asas-asas
Ö Proses perumusan
Ö Tingkat kemampuan
operasionalisasi hukum
Ö Perlukah mempertahankan UU
yang tidak sejalan dengan rasa
keadilan
F
a
k
t
o
r
H
u
k
u
m
(
P
e
r
u
n
d
a
n
g
a
n
)
F
a
k
t
o
r
K
e
s
a
d
a
r
a
n
M
a
s
y
a
r
a
k
a
t
• Ö Persepsi masyarakat tentang
hukum, ketertiban, fungsi penegakan hukum
berbeda dengan dengan hukum modern
• Ö Kesadaran hukum masyarakat masih rendah
disemua strata
• Ö Banyaknya tindakan main hakim sendiri
F
a
k
t
o
r
P
e
r
u
b
a
h
a
n
S
o
s
i
a
l
• Ö Tata nilai merubah tata kelakuan dalam interaksi
sosial
• Ö Benturan nilai lama dengan nilai baru
menimbulkan dualisme nilai dalam masyarakat
• Ö Ketidakserasian nilai menimbulkan kerancuan
nilai dan ketidak pastian yang merangsang aparat
penegak hukum melakukan tindakan patologis
F
a
k
t
o
r
P
o
l
i
t
i
k
• Ö Campur tangan pemerintah dan kelompok
dalam kepentingan usaha penegakan
• Ö Pihak eksekutif atau lembaga ekstra
yudisial dalam proses perkara yang sedang
berlangsung membatasi kebebasan hakim
memeriksa dan mengadili perkara
• Ö Terjadi dalam peradilan kasus kejahatan
politik
Hukum di Negara kita ini
dapat diselewengkan atau
disuap dengan mudahnya,
dengan inkonsistensi hukum
di Indonesia. Kondisi Hukum
di Indonesia saat ini lebih
sering menuai kritik
daripada pujian. Berbagai
kritik diarahkan baik
yang berkaitan dengan
penegakkan hukum,
kesadaran hukum, kualitas
hukum, ketidakjelasan
berbagai hukum yang
berkaitan dengan proses
berlangsungya hukum dan
juga lemahnya penerapan
berbagai peraturan.
Kritik begitu sering
dilontarkan berkaitan
dengan penegakan hukum
di Indonesia. Kebanyakan
masyarakat kita akan
bicara bahwa hukum di
Indonesia itu dapat dibeli,
yang menang mereka yang
mempunyai jabatan, nama
dan kekuasaan, yang punya
uang banyak pasti aman
dari gangguan hukum
walau aturan negara
dilanggar.
Ada pengakuan di
masyarakat bahwa
karena hukum dapat
dibeli maka aparat
penegak hukum tidak
dapat diharapkan untuk
melakukan penegakkan
hukum secara
menyeluruh dan adil.
Sejauh ini, hukum tidak
saja dijalankan sebagai
rutinitas belaka tetapi
tetapi juga
dipermainkan seperti
barang dagangan .
Hukum yang seharusnya
menjadi alat
pembaharuan
masyarakat, telah
berubah menjadi semacam
mesin pembunuh karena
didorong oleh perangkat
hukum yang morat-marit
dan carut marut.
Keadaan Hukum Saat Ini
Tentang salahnya penegakan
hukum di Indonesia. Saat
seseorang mencuri sandal
misalnya, seperti yang
pernah diberitakan belum
lama ini, ia disidang dan
didenda hanya karena
mencuri sandal seorang
briptu yang harganya bisa
dibilang murah. Sedangkan
para koruptor di Indonesia
bisa dengan leluasa
merajalela, menikmati tanpa
dosa, karena mereka
memandang rendah hukum
yang ada di Indonesia.
Arthalyta
Suryani, dia
menempati rutan
dengan sarana
eksklusif, bisa
dikatakan
eksklusif,
sampai-sampai
ada ruang untuk
berkaraoke, ini
juga bisa
dijadikan sebagai
pembelian hukum
di Indonesia.
Saat terkena tilang polisi
lalu lintas, ada beberapa
oknum polisi yang mau
bahkan terkadang minta
disuap agar kasus ini tidak
diperpanjang, polisinya
pun mendapatkan
keuntungan materi
dengan cepat namun salah
tempat. Ini merupakan
contoh-contoh dalam
lingkungan terdekat kita.
Masih banyak kasus-kasus
yang dapat dijadikan
contoh dari
penyelewengan hukum di
Indonesia.
Orang biasa yang ketahuan
melakukan tindak pencurian
kecil,
seperti anak dibawah umur,
Hamdani yang ‘mencuri’ sandal
jepit bolong milik perusahaan
di mana ia bekerja di
Tangerang,
Nenek Minah yang mengambil
tiga butir kakao di
Purbalingga,
Aguswandi Tanjung yang
‘numpang’ ngecas handphone di
sebuah rumah susun di Jakarta
serta
Kholil dan Basari di Kediri
yang mencuri dua biji
semangka langsung ditangkap
dan dihukum sebesart
beratnya.
Sedangkan seorang
pejabat negara yang
melakukan korupsi uang
milyaran rupiah milik
negara dapat bebas
berkeliaran dengan
bebasnya. Berbeda halnya
dengan kasus-kasus yang
hukum dengan tersangka
dan terdakwa orang-orang
yang memiliki kekusaan,
jabatan dan nama. Proses
hukum yang dijalankan
begitu berbelit-belit dan
terkesan menunda-nuda.
Seakan-akan masyarakat
selalu disuguhkan
sandiwara dari tokoh-
tokoh Negara tersebut.
Contohnya saja kasus Gayus
Tambunan, pegawai Ditjen
Pajak Golongan III menjadi
miliyader dadakan yang
diperkirakan korupsi
sebesar 28 miliar, tetapi
hanya dikenai 6 tahun
penjara, kasus Bank Century
dan masih banyak
lagi, hampir semua kasus
diatas prosesnya sampai
saat ini belum mencapai
keputusan yang jelas.
Padahal semua kasus
tersebut begitu merugikan
Negara dan masyarakat kita.
Penyelewengan atau
inkonsistensi di Indonesia
berlangsung lama bertahun-
tahun hingga sekarang, sehingga
bagi masyarakat Indonesia ini
merupakan bukan rahasia
umum, hukum yang dibuat
berbeda dengan hukum yang
dijalankan. Aparat yang
menegakkan hukum tersebut
dapat menangani masalah
secara hukum yang berlaku di
Indonesia, namun tidak jarang
penegak hukum tersebut justru
mengambil kesempatan yang
tidak terpuji itu untuk
Akibat Penyelewengan Penegakan Hukum
di Indonesia
Ketidakpercayaan masyarakat pada
hukum
Masyarakat berependapat hukum
banyak merugikan mereka, terlebih
lagi soal materi sehingga mereka
berusaha untuk menghindarinya.
Karena mereka percaya bahwa
uanglah yang berbicara, dan daoat
meringankan hukuman mereka, fakta-
fakta yang ada diputar balikan dengan
materi yang siap diberikan untuk
penegak hukum. Kasus-kasus korupsi
di Indonesia tidak terselesaikan
secara tuntas karena para petinggi
Negara yang terlibat di dalamnya
mempermainkan hukum dengan
menyuap sana sini agar kasus ini
tidak terungkap, akibatnya
kepercayaan masayarakatpun pudar.
Penggunaan Tekanan Asing dalam
Proses Peradilan
Dalam hal ini kita dapat mengambil
contoh pengrusakan lingkungan yang
diakibatkan oleh suatu perusahaan
asing yang membuka usahanya di
Indonesia, mereka akan minta bantuan
dari negaranya untuk melakukan
upaya pendekatan kepada
Indonesia, agar mereka tidak
mendapatkan hukuman yang
berat, atau dicabut izin
memproduksinya di Indonesia.
Pemanfaatan Inkonsistensi
Penegakan Hukum untuk
Kepentingan Pribadi
Dari beberapa kasus di Indonesia,
banyak warga Negara Indonesia
yang memanfaatkan inkonsistensi
penegakan hukum untuk
kepentingan pribadi. Contohnya
ialah pengacara yang menyuap
polisi ataupun hakim untuk
meringankan terdakwa,
sedangkan polisi dan hakim yang
seharusnya bisa menjadi
penengah bagi kedua belah pihak
yang sedang terlibat kasus hukum
bisa jadi lebih condong pada
banayknya materi yang diberikan
oleh salah satu pihak yang
sedang terlibat dalam kasus
hukum tersebut.
Penyelesaian konflik dengan kekerasan
Penyelesaian konflik dengan kekerasan
contohnya ialah pencuri ayam yang dipukuli
warga, pencuri sandal yang dihakimi
warga.Konflik yang terjadi di sekelompok
masyarakat di Indonesia banyak yang
diselesaikan dengan kekerasan, seperti kasus
tawuran antar pelajar, tawuran antar suku
yang memperebutkan wilayah, atau ada salah
satu suku yang tersakiti sehingga dibalas
degan kekerasan. Mereka tidak mengindahkan
peraturan-peraturan kepemerintahan, dengan
masalah secara geografis, mereka. Ini
membuktikan masayarakat Indonesia yang
tidak tertib hukum, seharusnya masalah
seperti maling sandal atau ayam dapat
ditangani oleh pihak yang yang berwajib,
bukan dihakimi secara seenakanya, bahkan
dapat menghilangkan nyawa seseorang.
·
Berkomunikasi dan mampu membawakan peranan yang mampu diterima
masyarakat luas, antara lain bersikap :
1. Sikap yang terbuka terhadap pengalaman maupun penemuan baru.
2. Senantiasa siap untuk menerima perubahan
3. Peka terhadap masalah-masalah yang terjadi di sekitarnya.
4. Senantiasa mempunyai informasi yang selengkap mungkin mengenai
pendiriannya.
5. Orientasi ke masa kini dan masa depan yang sebenarnya merupakan suatu
urutan.
6. Menyadari akan potensi yang ada dalam dirinya.
7. Berpegang pada suatu perencanaan dan tidak pasrah pada nasib.
8.Percaya pada kemampuan ilmu pengetahuan dan teknologi di dalam
meningkatkan kesejahteraan umat manusia.
9. Menyadari dan menghormati hak, kewajiban, maupun kehormatan diri
sendiri dan hak lain.
10. Berpegang teguh pada keputusan-keputusan yang diambil atas dasar
penalaran dan perhitungan yang mantap.
Praktik penyelewengan
dalam proses
penegakan hukum
seperti, mafia hukum di
peradilan, peradilan
yang diskriminatif atau
rekayasa proses
peradilan merupakan
realitas yang gampang
ditemui dalam
penegakan hukum di
negeri ini.
A child’s play
Masalah penegakan hukum di Indonesia harus
segera ditangani agar bangsa Indonesia menuju
bangsa yang adil, tidak ada ketimpangan hukum.
Masalah penegakan hukum harus ditangangi oleh
seluruh Warga Negara Indonesia, pejabat hukum
harus bisa menangani kasus hukum tanpa pandang
bulu. Selain perbaikan kinerja aparat, materi
hukum sendiri juga harus terus menerus diperbaiki
membuat undang-undang hukum yang jelas dan
tidak bisa disuap oleh uang ataupun materi
lainnya, kemudian masyarakat juga harus tertib
hukum.
Semua dijalankan berdasarkan hati nurani masing-
masing, iman dan ketaqwaan sangat diperlukan.
Penegakan hukum yang konsisten harus terus
diupayakan untuk mengembalikan kepercayaan
masyarakat terhadap hukum di Indonesia. Semua
harus bekerja sama untuk membangun Negara
Indonesia yang adil, jika salah, harus dihukum
sesuai hukum yang berlaku tanpa pengecualian
apakah orang tersebut merupakan anak Presiden
ataukan anak seorang buruh.

More Related Content

Similar to penegakanhukumdiindonesia-131214194655-phpapp02 (1).pdf

Similar to penegakanhukumdiindonesia-131214194655-phpapp02 (1).pdf (20)

Problematika,Nilai,Moral,dan Hukum Dalam Masyarakat dan Negara
Problematika,Nilai,Moral,dan Hukum Dalam Masyarakat dan NegaraProblematika,Nilai,Moral,dan Hukum Dalam Masyarakat dan Negara
Problematika,Nilai,Moral,dan Hukum Dalam Masyarakat dan Negara
 
Realitas Penegakan Hukum
Realitas Penegakan HukumRealitas Penegakan Hukum
Realitas Penegakan Hukum
 
XIV. Pelaksanaan dan Penegakan Hukum.pptx
XIV. Pelaksanaan dan Penegakan Hukum.pptxXIV. Pelaksanaan dan Penegakan Hukum.pptx
XIV. Pelaksanaan dan Penegakan Hukum.pptx
 
Hukum
HukumHukum
Hukum
 
Legislations
LegislationsLegislations
Legislations
 
Legislations
LegislationsLegislations
Legislations
 
Paper bab 7 pkn
Paper bab 7 pknPaper bab 7 pkn
Paper bab 7 pkn
 
Antropologi hukum umk cabang raha
Antropologi hukum umk cabang rahaAntropologi hukum umk cabang raha
Antropologi hukum umk cabang raha
 
Pancasila sebagai-sumber-dari-segala-sember-hukum-ppt
Pancasila sebagai-sumber-dari-segala-sember-hukum-pptPancasila sebagai-sumber-dari-segala-sember-hukum-ppt
Pancasila sebagai-sumber-dari-segala-sember-hukum-ppt
 
Legislations sahril
Legislations sahrilLegislations sahril
Legislations sahril
 
Galau hukum
Galau hukumGalau hukum
Galau hukum
 
Galau hukum
Galau hukumGalau hukum
Galau hukum
 
Upaya penegakan hukum di indonesia
Upaya penegakan hukum di indonesiaUpaya penegakan hukum di indonesia
Upaya penegakan hukum di indonesia
 
HUKUM ADAT KELOMPOK 10.pdf
HUKUM ADAT KELOMPOK 10.pdfHUKUM ADAT KELOMPOK 10.pdf
HUKUM ADAT KELOMPOK 10.pdf
 
Pidana peencurian
Pidana peencurianPidana peencurian
Pidana peencurian
 
Nur Sania Dasopang
Nur Sania DasopangNur Sania Dasopang
Nur Sania Dasopang
 
SIstem Hukum Indonesia
SIstem Hukum IndonesiaSIstem Hukum Indonesia
SIstem Hukum Indonesia
 
Rule of Law
Rule of LawRule of Law
Rule of Law
 
Perlindungan hukum
Perlindungan hukumPerlindungan hukum
Perlindungan hukum
 
Hukum progresif
Hukum progresifHukum progresif
Hukum progresif
 

Recently uploaded

TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxLembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxbkandrisaputra
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapsefrida3
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKirwan461475
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1udin100
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxawaldarmawan3
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...MarwanAnugrah
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 

Recently uploaded (20)

TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxLembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 

penegakanhukumdiindonesia-131214194655-phpapp02 (1).pdf

  • 1.
  • 3. Disusun oleh ; Aliyana Candra Girisena Ergasera Liling Revita Prihadi
  • 4. Pengertian Penegakan hukum adalah proses dilakukannya upaya untuk tegaknya atau berfungsinya norma-norma hukum secara nyata sebagai pedoman perilaku dalam lalu lintas atau hubungan- hubungan hukum dalam kehidupan bermasyarakat dan
  • 5. Ditinjau dari sudut subjek Penegakan hukum itu dapat dilakukan oleh subjek yang luas dan dapat pula diartikan sebagai upaya penegakan hukum oleh subjek yang terbatas. Dalam arti luas Proses penegakan hukum itu melibatkan semua subjek hukum dalam setiap hubungan hukum. Siapa saja yang menjalankan aturan normatif atau melakukan sesuatu atau tidak melakukan sesuatu dengan mendasarkan diri pada norma hukum yang berlaku. Dalam arti sempit Sebagai upaya aparatur penegakan hukum tertentu untuk menjamin dan memastikan bahwa suatu aturan hukum berjalan sebagaimana seharusnya. Dalam memastikan tegaknya hukum itu, apabila diperlukan aparatur penegak hukum itu diperkenankan untuk menggunakan daya paksa.
  • 6. Ditinjau dari sudut objeknya Dalam arti luas Penegakan hukum itu mencakup pula nilai-nilai keadilan yang terkandung di dalam bunyi aturan formal maupun nilai-nilai keadilan yang hidup dalam masyarakat. Dalam arti sempit Penegakan hukum itu hanya menyangkut penegakan peraturan yang formal dan tertulis saja.
  • 8. THE RULE OF LAW The Rule Of Law adalah suatu legalisme, suatu aliran hukum yang didalamnya terkandung wawasan sosial legalisme literal (bahwa keadilan dapat dilayani melalui pembuatan sistem peraturan dan prosedur yang sengaja bersifat obyektif, tidak memihak, dan otonom). Prinsip-prinsip secara formal Rule Of Law tertera dalam UUD 1945 dan pasal-pasal UUD negara RI tahun 1945. Inti dari Rule Of Law adalah jaminan adanya keadilan bagi masyarakatnya, khususnya keadilan sosial. Prinsip-prinsip Rule of Law Secara Formal (UUD 1945) 1. Negara Indonesia adalah negara hukum (pasal 1: 3) 2. Segala warga negara bersamaan kedudukannya di dalam hukum dan pemerintahan dan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu tanpa kecuali (pasal 27:1) 3. Setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan, perlindungan dan kepastian hukum yang adil serta perlakuan sama di hadapan hukum (pasal 28 D:1) 4. Setiap orang berhak untuk bekerja serta mendapat imbalan dan perlakuan yang adil dan layak
  • 9. LEGALITAS Prinsip legalitas yaitu prinsip yang menentukan bahwa tidak ada perbuatan yang dilarang dan diancam dengan pidana jika tidak ditentukan terlebih dahulu dalam perundang-undangan. Biasanya asas ini dikenal dengan nullum delictum uulla poena sine praevia lege (tidak ada pidana tanpa peraturan lebih dahulu) Dalam sejarahnya tidak menunjukkan perubahan hukum pidana pada abad ke- 18 dulu bahwa keseluruhan masalah hukum pidana harus ditegaskan dengan suatu undang-undang. Biasanya prinsip ini mengandung dua pengertian, yaitu: 1. Tidak ada perbuatan yang dilarang dan diancam dengan pidana kalau hal itu terlebih dahulu belum dinyatakan dalam suatu aturan-aturan undang-undang 2. Untuk menentukan adanya perbuatan pidana harus sesuai dengan dendam
  • 10. Equality Before The Law Equality before the law adalah semua orang sama di depan hukum. Persamaan dihadapan hukum atau equality before the law merupakan salah satu asas terpenting dalam hukum modern. Prinsip ini bergerak dalam payung hukum yang berlaku umum (general) dan tunggal. Ketunggalan hukum itu menjadi satu wajah utuh diantara dimensi sosial lain (misalkan terhadap ekonomi dan sosial). Persamaan “hanya” dihadapan hukum seakan memberikan sinyal di dalamnya bahwa secara sosial dan ekonomi orang boleh tidak mendapatkan persamaan. Perbedaan perlakuan “persamaan” antara di dalam wilayah hukum, wilayah sosial dan wilayah ekonomi itulah yang menjadikan asas Persamaan dihadapan hukum tergerus ditengah dinamika sosial dan ekonomi.
  • 11. EQUALITY JUSTICE UNDER LAW Equality Justice Under Law adalah salah satu yang paling kuat tertanam dan banyak melanggar prinsip-prinsip hukum. Ini adalah retorika biasa ditemui dalam retorika seremonial dan keputusan kadang-kadang bahkan konstitusional. Tapi itu datang tempat dekat dengan menggambarkan sistem peradilan dalam praktek. Sementara ini tidak, satu-satunya konteks hukum di mana retorika outruns kenyataannya, itu adalah salah satu yang paling mengganggu, mengingat sifat dasar hak yang dipermasalahkan. Ini adalah ironi memalukan bahwa bangsa yang paling pengacara memiliki antara sistem paling memadai untuk bantuan hukum. Hal ini lebih memalukan bahwa ketidakadilan masih menarik begitu sedikit perhatian. Diperkirakan empat-perlima dari kebutuhan hukum masyarakat miskin, dan kebutuhan dua sampai tiga perlima dari individu berpenghasilan menengah, tetap terpenuhi. Seluruh kategori dari "tidak layak miskin" telah ditolak bantuan, dan pengadilan sebagian besar telah merestui keterbatasan ini, serta keterbatasan menggelikan untuk biaya pengadilan yang ditunjuk pengacara di cases.i pidana kasus hukum yang mengatur bantuan yang efektif nasihat dan akses ke jasa nonlawyer adalah malu konseptual. Namun tidak masyarakat maupun profesi telah dipindahkan untuk merespon dalam mode signifikan.
  • 12. BAIK 1. INTSRUMEN HUKUM YANG BAIK 2. APARAT PENEGAK HUKUM YANG TANGGUH 3. PERALATAN YANG MEMADAI 4. MASYARAKAT YANG SADAR HUKUM 5. BIROKRASI YANG
  • 14. F a k t o r P e n e g a k a n H u k u m • Ö Lemahnya wawasan pemikiran • Ö Minimya ketrampilan untuk bekerja • Ö Rendahnya motivasi kerja • Ö Rusaknya moralitas personal • Ö Tingkat pendidikan yang rendah (Polisi) • Ö Sangat sedikit program pengembangan SDM di kalangan organisasi penegakan hukum • Ö Kualitas penegakan hukum profesional atau tidak
  • 15. Ö Konsistensi asas-asas Ö Proses perumusan Ö Tingkat kemampuan operasionalisasi hukum Ö Perlukah mempertahankan UU yang tidak sejalan dengan rasa keadilan F a k t o r H u k u m ( P e r u n d a n g a n )
  • 16. F a k t o r K e s a d a r a n M a s y a r a k a t • Ö Persepsi masyarakat tentang hukum, ketertiban, fungsi penegakan hukum berbeda dengan dengan hukum modern • Ö Kesadaran hukum masyarakat masih rendah disemua strata • Ö Banyaknya tindakan main hakim sendiri
  • 17. F a k t o r P e r u b a h a n S o s i a l • Ö Tata nilai merubah tata kelakuan dalam interaksi sosial • Ö Benturan nilai lama dengan nilai baru menimbulkan dualisme nilai dalam masyarakat • Ö Ketidakserasian nilai menimbulkan kerancuan nilai dan ketidak pastian yang merangsang aparat penegak hukum melakukan tindakan patologis
  • 18. F a k t o r P o l i t i k • Ö Campur tangan pemerintah dan kelompok dalam kepentingan usaha penegakan • Ö Pihak eksekutif atau lembaga ekstra yudisial dalam proses perkara yang sedang berlangsung membatasi kebebasan hakim memeriksa dan mengadili perkara • Ö Terjadi dalam peradilan kasus kejahatan politik
  • 19. Hukum di Negara kita ini dapat diselewengkan atau disuap dengan mudahnya, dengan inkonsistensi hukum di Indonesia. Kondisi Hukum di Indonesia saat ini lebih sering menuai kritik daripada pujian. Berbagai kritik diarahkan baik yang berkaitan dengan penegakkan hukum, kesadaran hukum, kualitas hukum, ketidakjelasan berbagai hukum yang berkaitan dengan proses berlangsungya hukum dan juga lemahnya penerapan berbagai peraturan. Kritik begitu sering dilontarkan berkaitan dengan penegakan hukum di Indonesia. Kebanyakan masyarakat kita akan bicara bahwa hukum di Indonesia itu dapat dibeli, yang menang mereka yang mempunyai jabatan, nama dan kekuasaan, yang punya uang banyak pasti aman dari gangguan hukum walau aturan negara dilanggar.
  • 20. Ada pengakuan di masyarakat bahwa karena hukum dapat dibeli maka aparat penegak hukum tidak dapat diharapkan untuk melakukan penegakkan hukum secara menyeluruh dan adil. Sejauh ini, hukum tidak saja dijalankan sebagai rutinitas belaka tetapi tetapi juga dipermainkan seperti barang dagangan . Hukum yang seharusnya menjadi alat pembaharuan masyarakat, telah berubah menjadi semacam mesin pembunuh karena didorong oleh perangkat hukum yang morat-marit dan carut marut.
  • 22. Tentang salahnya penegakan hukum di Indonesia. Saat seseorang mencuri sandal misalnya, seperti yang pernah diberitakan belum lama ini, ia disidang dan didenda hanya karena mencuri sandal seorang briptu yang harganya bisa dibilang murah. Sedangkan para koruptor di Indonesia bisa dengan leluasa merajalela, menikmati tanpa dosa, karena mereka memandang rendah hukum yang ada di Indonesia.
  • 23. Arthalyta Suryani, dia menempati rutan dengan sarana eksklusif, bisa dikatakan eksklusif, sampai-sampai ada ruang untuk berkaraoke, ini juga bisa dijadikan sebagai pembelian hukum di Indonesia.
  • 24. Saat terkena tilang polisi lalu lintas, ada beberapa oknum polisi yang mau bahkan terkadang minta disuap agar kasus ini tidak diperpanjang, polisinya pun mendapatkan keuntungan materi dengan cepat namun salah tempat. Ini merupakan contoh-contoh dalam lingkungan terdekat kita. Masih banyak kasus-kasus yang dapat dijadikan contoh dari penyelewengan hukum di Indonesia.
  • 25. Orang biasa yang ketahuan melakukan tindak pencurian kecil, seperti anak dibawah umur, Hamdani yang ‘mencuri’ sandal jepit bolong milik perusahaan di mana ia bekerja di Tangerang, Nenek Minah yang mengambil tiga butir kakao di Purbalingga, Aguswandi Tanjung yang ‘numpang’ ngecas handphone di sebuah rumah susun di Jakarta serta Kholil dan Basari di Kediri yang mencuri dua biji semangka langsung ditangkap dan dihukum sebesart beratnya.
  • 26. Sedangkan seorang pejabat negara yang melakukan korupsi uang milyaran rupiah milik negara dapat bebas berkeliaran dengan bebasnya. Berbeda halnya dengan kasus-kasus yang hukum dengan tersangka dan terdakwa orang-orang yang memiliki kekusaan, jabatan dan nama. Proses hukum yang dijalankan begitu berbelit-belit dan terkesan menunda-nuda. Seakan-akan masyarakat selalu disuguhkan sandiwara dari tokoh- tokoh Negara tersebut.
  • 27. Contohnya saja kasus Gayus Tambunan, pegawai Ditjen Pajak Golongan III menjadi miliyader dadakan yang diperkirakan korupsi sebesar 28 miliar, tetapi hanya dikenai 6 tahun penjara, kasus Bank Century dan masih banyak lagi, hampir semua kasus diatas prosesnya sampai saat ini belum mencapai keputusan yang jelas. Padahal semua kasus tersebut begitu merugikan Negara dan masyarakat kita.
  • 28.
  • 29. Penyelewengan atau inkonsistensi di Indonesia berlangsung lama bertahun- tahun hingga sekarang, sehingga bagi masyarakat Indonesia ini merupakan bukan rahasia umum, hukum yang dibuat berbeda dengan hukum yang dijalankan. Aparat yang menegakkan hukum tersebut dapat menangani masalah secara hukum yang berlaku di Indonesia, namun tidak jarang penegak hukum tersebut justru mengambil kesempatan yang tidak terpuji itu untuk Akibat Penyelewengan Penegakan Hukum di Indonesia
  • 30. Ketidakpercayaan masyarakat pada hukum Masyarakat berependapat hukum banyak merugikan mereka, terlebih lagi soal materi sehingga mereka berusaha untuk menghindarinya. Karena mereka percaya bahwa uanglah yang berbicara, dan daoat meringankan hukuman mereka, fakta- fakta yang ada diputar balikan dengan materi yang siap diberikan untuk penegak hukum. Kasus-kasus korupsi di Indonesia tidak terselesaikan secara tuntas karena para petinggi Negara yang terlibat di dalamnya mempermainkan hukum dengan menyuap sana sini agar kasus ini tidak terungkap, akibatnya kepercayaan masayarakatpun pudar. Penggunaan Tekanan Asing dalam Proses Peradilan Dalam hal ini kita dapat mengambil contoh pengrusakan lingkungan yang diakibatkan oleh suatu perusahaan asing yang membuka usahanya di Indonesia, mereka akan minta bantuan dari negaranya untuk melakukan upaya pendekatan kepada Indonesia, agar mereka tidak mendapatkan hukuman yang berat, atau dicabut izin memproduksinya di Indonesia.
  • 31. Pemanfaatan Inkonsistensi Penegakan Hukum untuk Kepentingan Pribadi Dari beberapa kasus di Indonesia, banyak warga Negara Indonesia yang memanfaatkan inkonsistensi penegakan hukum untuk kepentingan pribadi. Contohnya ialah pengacara yang menyuap polisi ataupun hakim untuk meringankan terdakwa, sedangkan polisi dan hakim yang seharusnya bisa menjadi penengah bagi kedua belah pihak yang sedang terlibat kasus hukum bisa jadi lebih condong pada banayknya materi yang diberikan oleh salah satu pihak yang sedang terlibat dalam kasus hukum tersebut.
  • 32. Penyelesaian konflik dengan kekerasan Penyelesaian konflik dengan kekerasan contohnya ialah pencuri ayam yang dipukuli warga, pencuri sandal yang dihakimi warga.Konflik yang terjadi di sekelompok masyarakat di Indonesia banyak yang diselesaikan dengan kekerasan, seperti kasus tawuran antar pelajar, tawuran antar suku yang memperebutkan wilayah, atau ada salah satu suku yang tersakiti sehingga dibalas degan kekerasan. Mereka tidak mengindahkan peraturan-peraturan kepemerintahan, dengan masalah secara geografis, mereka. Ini membuktikan masayarakat Indonesia yang tidak tertib hukum, seharusnya masalah seperti maling sandal atau ayam dapat ditangani oleh pihak yang yang berwajib, bukan dihakimi secara seenakanya, bahkan dapat menghilangkan nyawa seseorang. ·
  • 33. Berkomunikasi dan mampu membawakan peranan yang mampu diterima masyarakat luas, antara lain bersikap : 1. Sikap yang terbuka terhadap pengalaman maupun penemuan baru. 2. Senantiasa siap untuk menerima perubahan 3. Peka terhadap masalah-masalah yang terjadi di sekitarnya. 4. Senantiasa mempunyai informasi yang selengkap mungkin mengenai pendiriannya. 5. Orientasi ke masa kini dan masa depan yang sebenarnya merupakan suatu urutan. 6. Menyadari akan potensi yang ada dalam dirinya. 7. Berpegang pada suatu perencanaan dan tidak pasrah pada nasib. 8.Percaya pada kemampuan ilmu pengetahuan dan teknologi di dalam meningkatkan kesejahteraan umat manusia. 9. Menyadari dan menghormati hak, kewajiban, maupun kehormatan diri sendiri dan hak lain. 10. Berpegang teguh pada keputusan-keputusan yang diambil atas dasar penalaran dan perhitungan yang mantap.
  • 34. Praktik penyelewengan dalam proses penegakan hukum seperti, mafia hukum di peradilan, peradilan yang diskriminatif atau rekayasa proses peradilan merupakan realitas yang gampang ditemui dalam penegakan hukum di negeri ini.
  • 35.
  • 36.
  • 37.
  • 38.
  • 39.
  • 41.
  • 42.
  • 43. Masalah penegakan hukum di Indonesia harus segera ditangani agar bangsa Indonesia menuju bangsa yang adil, tidak ada ketimpangan hukum. Masalah penegakan hukum harus ditangangi oleh seluruh Warga Negara Indonesia, pejabat hukum harus bisa menangani kasus hukum tanpa pandang bulu. Selain perbaikan kinerja aparat, materi hukum sendiri juga harus terus menerus diperbaiki membuat undang-undang hukum yang jelas dan tidak bisa disuap oleh uang ataupun materi lainnya, kemudian masyarakat juga harus tertib hukum.
  • 44. Semua dijalankan berdasarkan hati nurani masing- masing, iman dan ketaqwaan sangat diperlukan. Penegakan hukum yang konsisten harus terus diupayakan untuk mengembalikan kepercayaan masyarakat terhadap hukum di Indonesia. Semua harus bekerja sama untuk membangun Negara Indonesia yang adil, jika salah, harus dihukum sesuai hukum yang berlaku tanpa pengecualian apakah orang tersebut merupakan anak Presiden ataukan anak seorang buruh.