SlideShare a Scribd company logo
1 of 36
ANALISIS LOCATION QUOTIENT (LQ) DALAM 
PENENTUAN KOMODITI UNGGULAN 
KECAMATAN DI KABUPATEN MAROS 
Ir. Pangerang, MP 
Penyuluh Pertanian Kabupaten Maros 
Propinsi Sulawesi Selatan 
Tanggal 7 Agustus 2014 
Lomba KTI Inovasi Teknologi (Teknis dan Sosial) Bidang Pertanian yang 
diselenggarakan oleh Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM, 
Kementerian Pertanian RI di Jakarta.
BAB I. PENDAHULUAN 
Sektor pertanian adalah sektor terpenting dan merupakan penggerak utama 
dalam perekonomian Kabupaten Maros. Pemanfaatan lahan yang di bedakan menjadi 
lahan pertanian (lahan sawah dan lahan bukan sawah) dan lahan bukan pertanian yang 
pada tahun 2012 sebagian besar lahan yang ada. digunakan sebagai lahan pertanian 
yaitu sebesar 79,32 persen ( tidak termasuk hutan rakyat). Hal inilah yang menjadikan 
sektor pertanian (termasuk kehutanan didalamnya) terhadap peningkatan PDRB 
(Product Domestic Regional Bruto) Kabupaten Maros pada tahun 2012 cukup tinggi 
yaitu 33,34 persen dan menjadi sektor yang dominan peranannya terhadap struktur 
perekonomian Kabupaten Maros dengan nilai pertumbuhan ekonomi selama dari tahun 
2008 sampai dengan tahun 2012 mengalami pertumbuhan rata-rata sebesar 6,21 
persen per tahun.
Penentuan komoditas unggulan pada suatu daerah merupakan 
langkah awal menuju pembangunan pertanian yang berpijak pada konsep 
efisiensi untuk meraih keunggulan konparatif dan kompetitif dalam 
menghadapi globalisasi perdagangan yang dihadapi. Langkah menuju 
efisiensi dapat ditempuh dengan menggunakan komoditas yang 
mempunyai keunggulan komparatif baik ditinjau dari sisi luas panen, 
produksi, dan penawaran maupun permintaan. 
Salah satu strategi yang dapat digunakan dalam pengembangan 
ekonomi daerah melalui sektor pertanian pada era otonomi daerah saat ini 
adalah melalui pengembangan komoditas unggulan daerah. 
Pengembangan wilayah berbasis komoditas unggulan diharapkan dapat 
memacu pertumbuhan suatu wilayah yang pada akhirnya dapat 
meningkatkan pendapatan masyarakat. Pemanfaatan potensi daerah 
unggulan dan potensial secara optimal dan terpadu merupakan syarat 
yang perlu diperhatikan agar kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat 
dapat dicapai
Penetapan suatu komoditas sebagai komoditas unggulan 
daerah harus disesuaikan dengan potensi sumberdaya alam 
dan sumberdaya manusia yang dimiliki oleh daerah. Komoditas 
yang dipilih sebagai komoditas unggulan daerah adalah 
komoditas yang memiliki produktifitas yang tinggi dan dapat 
memberikan nilai tambah sehingga berdampak positif bagi 
kesejahteraan masyarakat. Selain itu penetapan komoditas 
unggulan daerah juga harus mempertimbangkan kontribusi 
suatu komoditas terhadap pertumbuhan ekonomi dan aspek 
pemerataan pembangunan pada suatu daerah (Syahroni, 
2005).
•Tujuan Penelitian 
Penelitian ini bertujuan untuk : 
1. Untuk menganalisa potensi sumber alam(SDM) dan sumber daya mamanusia 
(SDA) dalam mendukung komoditi unggulan Kabupaten Maros; 
2. Untuk menganalisa kecamatan yang menjadi wilayah sentra produksi komoditi 
unggulan tanaman pangan Kabupaten Maros; 
3. Untuk mengetahui jenis komoditi tanaman pangan yang menjadi unggulan 
kecamatan di Kabupaten Maros 
•Kegunanaan Penelitian 
1. Sebagai bahan Informasi yang dapat dipergunakan untuk menentukan Wilayah 
Sentra Produksi Komoditi Unggulan Tanaman Pangan Kabupaten Maros”; 
2. Sebagai bahan masukan bagi pelaku yang bergerak dalam sektor pertanian 
tanaman pangan di Kabupaten Maros; 
3. Sebagai bahan masukan dan informasi bagi Pemerintah Kabupaten Maros dalam 
menentukan kebijakan pengembangan tanaman pangan melalui pendekatan 
komoditas unggulan di Kabupaten Maros.
A. Analisis Location Quotient (LQ) 
Metode Location Quotient (LQ) bertujuan untuk mengidentifikasi suatu komoditas 
unggulan (Miller dan Wright.1991) dalam Darmawansyah(2003). dan metode Analisis 
komoditas yang ada pada suatu wilayah apakah termasuk ke dalam suatu basis atau 
non basis. 
Setiap metode analisis memiliki kelebihan dan keterbatasan. begitu juga dengan 
metode LQ. Kelebihan metode LQ dalam menganalisis komoditas unggulan yaitu 
penerapannya yang sederhana. mudah. tidak memerlukan program pengolahan data 
yang rumit. memperhitungkan ekspor langsung dan ekspor tidak langsung serta dapat 
diterapkan pada data historik untuk mengetahui trend yang sedang berlangsung. 
Keterbatasan metode LQ antara lain diperlukan akurasi data untuk mendapatkan 
hasil yang valid. Selain itu pada saat deliniasi wilayah kajian untuk menetapkan 
bahasan wilayah yang dikaji dan ruang lingkup aktivitas. metode ini tidak memiliki acuan 
yang jelas oleh karena itu data yang dijadikan sumber penelitian perlu diklarifikasi agar 
mendapatkan hasil yang akurat. Kelemahan lainnya, dalam menggunakan metode LQ 
perlu berasumsi bahwa pola permintaan di setiap daerah identik dengan pola 
permintaan bangsa, bahwa produktivitas tiap pekerja di setiap sektor regional sama 
dengan produktivitas tiap pekerja dalam industri-industri nasional dan tingkat ekspor 
tergantung pada tingkat disagregasi. 
Untuk menghindari bias musiman dan tahunan diperlukan nilai rata-rata data 
series yang cukuip panjang, sehingga sangat dianjurkan untuk menggunakaan data 
tidak kurang dari 5 (lima) tahun.
POTENSI WILAYAH 
KABUPATEN MAROS 
DIHARAPKAN DAPAT 
DIKEMBANGKAN 
1. NILAI MASING-MASING PRODUKSI 
TIAP KOMODITI TANAMAN PANGAN 
2. NILAI MASING-MASING LUAS PANEN 
TIAP KOMODITI TANAMAN PANGAN 
KOMODITI TANAMAN 
PANGAN : 
1. PADI 
2. PADI LADANG 
3. JAGUNG 
4. KEDELAI 
5. KACANG TANAH 
6. KACANG HIJAU 
7. UBI KAYU 
8. UBI JALAR 
METODE LQ 
BAHAN MASUKAN DAN REKOMENSI BAGI 
PEMERINTAH KABUPATEN MAROS 
KOMODITI UNGGULAN 
(BASIS 
KOMODITI NON UNGGULAN 
(NON BASIS)
METODE PENELITIAN 
•Pelaksanaan Penelitian 
Penelitian ini menggunakan data sekunder yang di 
peroleh dari pemerintah daerah Kabupaten Maros, Badan 
Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Maros, dan buku-buku 
referensi . Metode yang digunakan yaitu metode 
exploratory dalam menganalisis data literatur. data 
sekunder melalui studi pustaka dengan mengkaji 
referensi terpilih dan mengumpulkan data dan informasi 
terkait dengan bidang penelitian. Masing-masing data 5 
tahun terakhir. Penelitian ini dilaksanakan dimulai dari 
bulan Pebruari 2014 sampai bulan April 2014
A. Analisis Data 
1. Menghitung LQ Produksi dan Luas Panen 
Merupakan langkah terahkhir dalam perhitungan nilai LQ yaitu dengan 
memasukkan notasi-notasi yang dipe roleh kedalam Rumus LQ yaitu 푝푖 푝푡 
sebagai pembilang dan 푃푖 푃푡 sebagai penyebut. Atau dengan Rumus : 
푳푸 = 
푝푖 
푝푡 
푃푖 
푃푡 
dimana: 
LQ = Location Quotient 
pi= Produksi (luas panen ) jenis komoditas i pada tingkat kecamatan 
pt= Produksi (luas panen) tanaman pangan semua komoditas j pada tingkat 
kecamatan 
Pi= Produksi (luas panen ) jenis komoditas i pada tingkat kabupaten 
Pt= Produksi (luas panen) tanaman pangan komoditasi j pada tingkat kabupaten
1. Indikator/Pengambilan keputusan 
LQ > 1 menunjukkan terdapat konsentrasi relative disuatu wilayah 
dibandingkan dengan keseluruhan wilayah. Hal ini berarti komoditas i 
disuatu wilayah merupakan sektor basis yang berarti komoditas i di 
wilayah itu memiliki keunggulam komparatif. 
LQ = 1 merupakan sektor non basis, artinya komoditas i disuatu wilayah tidak 
memiliki keunggulan komparatif. produksi komoditas yang dihasilkan 
hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan sendiri dalam wilayah itu. 
LQ < 1. merupakan sektor non basis, artinya komoditas i disuatu wilayah tidak 
memiliki keunggulan komparatif, produksi komoditas i di wilayah itu 
tidak dapat memenuhi kebutuhan sendiri dan harus mendapat 
pasokan dari luar wilayah. 
Komoditas yang menghasilkan nilai LQ > 1 merupakan strandar normative 
untuk ditetapkan sebagai komoditas unggulan. Dan jika banyak komoditas yang 
menghasilkan nilai LQ > 1 maka derajat keunggulan komparatif ditentukan 
berdasarkan nilai LQ yang lebih tinggi di suatu wilayah, karena makin tinggi nilai 
LQ maka menunjukkan semakin tinggi pula potensi keunggulan komoditas 
tersebut..
BAB IV 
HASIL DAN PEMBAHASAN 
Potensi Sumber Daya Alam 
Luas Wilayah Kab. Maros 
1.619.12 km2 
Sebelah Utara berbatasan 
dengan Kab. Pangkep 
Sebelah Selatan berbatasan 
dengan Kota Makassar 
Sebelah Timur berbatasan 
dengan Kab. Bone 
Sebelah Barat berbatasan 
dengan Selat Makassar
Potensi Sumber Daya Manusia
Pemula = 316 
Lanjut = 388 
Madya = 118 
Utama = 9 
Jumlah = 813
Analisis Deskriptif 
Perkembangan Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Padi Sawah 
di Kabupaten Maros.
Analisis Deskriptif 
Perkembangan Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Padi Ladang 
di Kabupaten Maros.
Analisis Deskriptif 
Perkembangan Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Jagung 
di Kabupaten Maros.
Analisis Deskriptif 
Perkembangan Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Kedelai 
di Kabupaten Maros.
Analisis Deskriptif 
Perkembangan Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Kacang Tanah 
di Kabupaten Maros.
Analisis Deskriptif 
Perkembangan Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Kacang Hijau 
di Kabupaten Maros.
Analisis Deskriptif 
Perkembangan Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Ubi Kayu 
di Kabupaten Maros.
Analisis Deskriptif 
Perkembangan Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Ubi Jalar 
di Kabupaten Maros.
Analisis Location Quotient (LQ
Nilai LQ Rata-Rata Produksi Tanaman Pangan Menurut Kecamatan di 
Kabupaten Maros dari Tahun 2009-2013 (Ha) 
Tabel 5.9. 
No. Kecamatan Padi 
Padi 
Ladang 
Jagung Kedelai 
Kacang 
Tanah 
Kacang 
Hijau 
Ubi 
Kayu 
Ubi 
Jalar 
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) 
1 Mandai 1.14 1.23 0.45 0.40 - - 0 .37 0 .88 
2 Moncongloe 0.48 0.99 1.63 0.31 0 .29 0 .01 5 .08 2 .24 
3 Maros Baru 1.18 - 0.13 0.27 0 .13 1 4.60 0 .23 1 .05 
4 Marusu 1.05 1.32 0.40 0.25 0 .07 0 .65 1 .17 1 .66 
5 Turikale 1.26 - - 0.20 - 2 .68 - 0 .27 
6 L a u 1.27 - 0.03 - - 1 .66 - 0 .01 
7 Bontoa 1.27 - 0.00 - - 0 .12 - - 
8 Bantimurung 1.26 - 0.03 0.55 0 .00 0 .40 0 .01 0 .01 
9 Simbang 1.16 0.91 0.25 3.31 0 .35 0 .04 0 .05 0 .71 
10 Tanralili 0.81 1.07 1.42 1.11 0 .64 0 .55 2 .16 2 .30 
11 Tompobulu 0.52 4.52 3.85 3.62 1 .52 0 .02 1 .71 1 .43 
12 Camba 0.92 1.26 1.60 0.19 6 .48 0 .07 0 .64 1 .56 
13 Cenrana 1.03 - 0.78 0.10 3 .37 - 0 .99 0 .81 
14 Mallawa 1.06 0.54 1.17 0.31 2 .22 0 .35 0 .34 1 .74
Tabel 5.10. Klasifikasi Nilai LQ Rata-Rata Produksi Tanaman Pangan Menurut Kecamatan 
di Kabupaten Maros dari Tahun 2009-2013 
Kecamatan 
No. Padi 
Padi 
Ladang 
Jagung Kedelai 
Kacang 
Tanah 
Kacang 
Hijau 
Ubi 
Kayu 
Ubi 
Jalar 
(2) 
(1) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) 
1 Mandai 
Basis Basis Non Basis Non Basis - - Non Basis Non Basis 
2 Moncongloe 
Non Basis Non Basis Basis Non Basis Non Basis Non Basis Basis Basis 
3 Maros Baru 
Basis - Non Basis Non Basis Non Basis Basis Non Basis Basis 
4 Marusu 
Basis Basis Non Basis Non Basis Non Basis Non Basis Basis Basis 
5 Turikale 
Basis - - Non Basis - Basis - Non Basis 
6 L a u 
Basis - Non Basis - - Basis - Non Basis 
7 Bontoa 
Basis - Non Basis - - Non Basis - - 
8 Bantimurung 
Basis - Non Basis Non Basis Non Basis Non Basis Non Basis Non Basis 
9 Simbang 
Basis Non Basis Non Basis Basis Non Basis Non Basis Non Basis Non Basis 
10 Tanralili 
Non Basis Basis Basis Basis Non Basis Non Basis Basis Basis 
11 Non Basis Basis Basis Basis Basis Non Basis Basis Basis 
12 Non Basis Basis Basis Non Basis Basis Non Basis Non Basis Basis 
13 Basis - Non Basis Non Basis Basis - Non Basis Non Basis 
14 Basis Non Basis Basis Non Basis Basis Non Basis Non Basis Basis 
Tompobulu 
Camba 
Cenrana 
Mallawa 
Sumber Data : Data Sekunder Sudah Diolah, 2014
Tabel 5.12. Klasifikasi Nilai LQ Rata-Rata Luas Panen Tanaman Pangan Menurut 
Kecamatan di Kabupaten Maros dari Tahun 2009-2013 
Kecamatan 
No. Padi 
Padi 
Ladang 
Jagung Kedelai 
Kacang 
Tanah 
Kacang 
Hijau 
Ubi 
Kayu 
Ubi 
Jalar 
(2) 
(1) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) 
1 Mandai 
Basis Basis Non Basis Non Basis - - Non Basis Non Basis 
2 Moncongloe 
Non Basis Basis Basis Non Basis Non Basis Non Basis Basis Basis 
3 Maros Baru 
Basis - Non Basis Non Basis Non Basis Basis Non Basis Basis 
4 Marusu 
Basis Basis Non Basis Non Basis Non Basis Non Basis Basis Basis 
5 Turikale 
Basis - - Non Basis - Basis - Non Basis 
6 L a u 
Basis - Non Basis - - Basis - Non Basis 
7 Bontoa 
Basis - Non Basis - - Non Basis - - 
8 Bantimurung 
Basis - Non Basis Non Basis Non Basis Non Basis Non Basis Non Basis 
9 Simbang 
Basis Non Basis Non Basis Basis Non Basis Non Basis Non Basis Non Basis 
10 Tanralili 
Non Basis Basis Basis Basis Non Basis Non Basis Basis Basis 
11 Tompobulu 
Non Basis Basis Basis Basis Basis Non Basis Basis Basis 
12 Camba 
Non Basis Basis Basis Non Basis Basis Non Basis Non Basis Basis 
13 Basis - Non Basis Non Basis Basis - Non Basis Non Basis 
14 Basis Non Basis Basis Non Basis Basis Non Basis Non Basis Basis 
Cenrana 
Mallawa 
Sumber Data : Data Sekunder Sudah Diolah, 2014
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN 
A. Simpulan 
Berdasarkan hasil Analisis Location Quotients (LQ) dapat disimpulkan bahwa 
setiap kecamatan mempunyai komoditi unggulan (One Disctrik and one comodity), yang 
diurut berdasarkan nilai LQ tertinggi pada setiap kecamatan dan yang tercetak tebal 
adalah komoditi unggulan utama pada setiap kecamatan sebagai berikut : 
1. Mandai : Padi Ladang, Padi Sawah; 
2. Moncongloe : Ubi Kayu, Ubi Jalar, jagung 
3. Maros Baru : Kacang Hijau, Padi Sawah, Ubi Jalar; 
4. Marusu : Ubi Jalar, Padi Landang, Ubi kayu, Padi Sawah; 
5. Turikale : Kacang Hijau, Padi Sawah; 
6. Lau : Kacang Hijau, Padi Sawah; 
7. Bontoa : Padi Sawah; 
8. Bantimurung : Padi Sawah; 
9. Simbang : Kedelai, Padi Sawah; 
10. Tanralili : Ubi Jalar ,Ubi Kayu, Jagung, Kedelai, Padi Ladang; 
11. Tompobulu : Padi Ladang, Jagung. Kedelai, Ubi Kayu, Kacang Tanah, 
Ubi Jalar; 
12. Camba : Kacang Tanah, Jagung. Ubi Jalar, Padi Ladang; 
13. Cenrana : Kacang Tanah, Padi Sawah; 
14. Mallawa : Kacang Tanah, Ubi Jalar, Jagung, Padi Sawah.
A. Saran 
Berdasarkan analisis-analisis yang diuraikan diatas maka dapat direkomdasikan 
sebagai berikut :: 
1. Pemerintah daerah diharapkan dapat mempertahankan dan mengembangkan 
komoditi yang menjadi unggulan pada setiap kecamatan untuk peningkatan 
pendapatan daerah, sehingga komoditi unggulan pertanian diharapkan juga dapat 
merangsang komoditi lain yang kurang memberikan kontribusinya terhadap 
pembangunan daerah Kabupaten Maros. 
2. Komoditi yang belum unggul pada beberapa kecamatan maka perlu dilakukan 
identifikasi tentang penyebab merosotnya jumlah luas panen dan nilai produksi 
sehingga bisa diketahui masalah-masalah yang dihadapi para petani dan bisa dicari 
solusi yang menguntungkan. 
3. Pemerintah daerah diharapkan dapat mengembangkan sarana dan prasarana untuk 
pengembangan usaha pertanian yaitu dengan pengembangan teknologi, 
membangun sarana irigasi. ketersediaan lahan. Penyediaan, modal bagi pelaku 
produsen,dan sarana pendukung seperti transportasi dan komunikasi; 
4. Pemerintah daerah hendaknya menggerakkan pembangunan pertanian yaitu 
dengan memasarkan hasil-hasil komoditi pertanian seperti menjalin kerjasama atau 
kemitraan dengan pengusaha sehingga dapat meningkat nilai tambah dari hasil 
pertanian; 
5. Meningkatkan SDM Pembina dan pelaku usaha dalam penguasaan teknologi 
produksi, teknologi informasi, manajemen usaha atau kewirausahaan kelompok, dan 
peningkatan kelas kemampuan kelompok tani, pembentukan gabungan kelompok 
tani , fasilitasi kemitraan antara kelompok tani dengan pihak ketiga, studi banding 
dengan petani atau daerah yang sudah berhasil dalam manajemen komoditi 
unggulan dan mengadakan pelatihan manajemen 
6. Informasi ini dapat dipergunakan untuk menentukan komoditi yang menjadi 
unggulan atau andalan pada setiap kecamatan sehingga setiap kecamatan minimal 
mempunyai satu komoditas unggulan (One Distric One Commodity ), sehingga 
dalam pembangunan pertanian yang mengarah spesialisasi komoditas akan 
mengefisienkan penggunaan sumberdaya; 
7. Perlu dilakukan penelitian lanjutan untuk mencari komoditi unggulan di tingkat desa 
“One Village One Commodity“
Sekian 
dan 
terima kasih

More Related Content

What's hot (7)

Rdhp upsus 2018
Rdhp upsus 2018Rdhp upsus 2018
Rdhp upsus 2018
 
Lakip bptp sumsel 2012
Lakip bptp sumsel 2012Lakip bptp sumsel 2012
Lakip bptp sumsel 2012
 
Lakip bptp sumsel 2013
Lakip bptp sumsel 2013Lakip bptp sumsel 2013
Lakip bptp sumsel 2013
 
Lakip bptp sumsel 2014
Lakip bptp sumsel 2014Lakip bptp sumsel 2014
Lakip bptp sumsel 2014
 
PSSI Pengembangan Objek Wisata
PSSI Pengembangan Objek WisataPSSI Pengembangan Objek Wisata
PSSI Pengembangan Objek Wisata
 
Saila rahmah
Saila rahmah Saila rahmah
Saila rahmah
 
Analisis pertumbuhan ekonomi berdasarkan pdrb kab bombana
Analisis pertumbuhan ekonomi berdasarkan pdrb kab bombanaAnalisis pertumbuhan ekonomi berdasarkan pdrb kab bombana
Analisis pertumbuhan ekonomi berdasarkan pdrb kab bombana
 

Similar to Pawer poin karya tulis

Pola konservasi lahan usahatani sayuran dataran tinggi revisi
Pola konservasi lahan usahatani sayuran dataran tinggi revisiPola konservasi lahan usahatani sayuran dataran tinggi revisi
Pola konservasi lahan usahatani sayuran dataran tinggi revisi
uppmstppbogor
 
Desain kerangka analisis aspek pengembangan kepariwisataan v1.8
Desain kerangka analisis aspek pengembangan kepariwisataan v1.8Desain kerangka analisis aspek pengembangan kepariwisataan v1.8
Desain kerangka analisis aspek pengembangan kepariwisataan v1.8
Adisti Indriani
 
TUGAS 1_REVIEW JURNAL AGROPOLITAN_TARI BERTA LESTARI_2320051014.pptx
TUGAS 1_REVIEW JURNAL AGROPOLITAN_TARI BERTA LESTARI_2320051014.pptxTUGAS 1_REVIEW JURNAL AGROPOLITAN_TARI BERTA LESTARI_2320051014.pptx
TUGAS 1_REVIEW JURNAL AGROPOLITAN_TARI BERTA LESTARI_2320051014.pptx
tariberta
 
Proposal bakesbang
Proposal bakesbangProposal bakesbang
Proposal bakesbang
Ummi1211
 

Similar to Pawer poin karya tulis (20)

Jurnal wahana pengembangan ekonomi kawasan pesisir sedati berbasis minapolitan
Jurnal wahana pengembangan ekonomi kawasan pesisir sedati berbasis minapolitanJurnal wahana pengembangan ekonomi kawasan pesisir sedati berbasis minapolitan
Jurnal wahana pengembangan ekonomi kawasan pesisir sedati berbasis minapolitan
 
Analisis Aspek Ekonomi.docx
Analisis Aspek Ekonomi.docxAnalisis Aspek Ekonomi.docx
Analisis Aspek Ekonomi.docx
 
Pola konservasi lahan usahatani sayuran dataran tinggi revisi
Pola konservasi lahan usahatani sayuran dataran tinggi revisiPola konservasi lahan usahatani sayuran dataran tinggi revisi
Pola konservasi lahan usahatani sayuran dataran tinggi revisi
 
1. MAKALAH SEMPRO TASSYA AURIA ZAHRA (05011281823085).pdf
1. MAKALAH SEMPRO TASSYA AURIA ZAHRA (05011281823085).pdf1. MAKALAH SEMPRO TASSYA AURIA ZAHRA (05011281823085).pdf
1. MAKALAH SEMPRO TASSYA AURIA ZAHRA (05011281823085).pdf
 
Pengembangan usaha agribisnis beras
Pengembangan usaha agribisnis beras Pengembangan usaha agribisnis beras
Pengembangan usaha agribisnis beras
 
Pengembangan usaha agribisnis beras Dian Dwi wijaksana
Pengembangan usaha agribisnis beras  Dian Dwi wijaksana Pengembangan usaha agribisnis beras  Dian Dwi wijaksana
Pengembangan usaha agribisnis beras Dian Dwi wijaksana
 
1_EKSPOSE LAP PENDAULUAN.pptx
1_EKSPOSE LAP PENDAULUAN.pptx1_EKSPOSE LAP PENDAULUAN.pptx
1_EKSPOSE LAP PENDAULUAN.pptx
 
Djaenudin et al, (2011)
Djaenudin et al, (2011)Djaenudin et al, (2011)
Djaenudin et al, (2011)
 
My project
My projectMy project
My project
 
54 98-1-sm
54 98-1-sm54 98-1-sm
54 98-1-sm
 
Desain kerangka analisis aspek pengembangan kepariwisataan v1.8
Desain kerangka analisis aspek pengembangan kepariwisataan v1.8Desain kerangka analisis aspek pengembangan kepariwisataan v1.8
Desain kerangka analisis aspek pengembangan kepariwisataan v1.8
 
Perkembangan Padi Organik di Kabupaten Magelang
Perkembangan Padi Organik di Kabupaten MagelangPerkembangan Padi Organik di Kabupaten Magelang
Perkembangan Padi Organik di Kabupaten Magelang
 
TUGAS 1_REVIEW JURNAL AGROPOLITAN_TARI BERTA LESTARI_2320051014.pptx
TUGAS 1_REVIEW JURNAL AGROPOLITAN_TARI BERTA LESTARI_2320051014.pptxTUGAS 1_REVIEW JURNAL AGROPOLITAN_TARI BERTA LESTARI_2320051014.pptx
TUGAS 1_REVIEW JURNAL AGROPOLITAN_TARI BERTA LESTARI_2320051014.pptx
 
Lakip bptp sumsel 2011
Lakip bptp sumsel 2011Lakip bptp sumsel 2011
Lakip bptp sumsel 2011
 
PPT YOGAAAAAAAAAA.pptx
PPT YOGAAAAAAAAAA.pptxPPT YOGAAAAAAAAAA.pptx
PPT YOGAAAAAAAAAA.pptx
 
PENATAAN RUANG SEBAGAI ARAH KEBIJAKAN PENGELOLAAN SUMBER DAYA ALAM YANG BERKE...
PENATAAN RUANG SEBAGAI ARAH KEBIJAKAN PENGELOLAAN SUMBER DAYA ALAM YANG BERKE...PENATAAN RUANG SEBAGAI ARAH KEBIJAKAN PENGELOLAAN SUMBER DAYA ALAM YANG BERKE...
PENATAAN RUANG SEBAGAI ARAH KEBIJAKAN PENGELOLAAN SUMBER DAYA ALAM YANG BERKE...
 
Manajemen usaha pelayanan jasa alat mesin
Manajemen usaha pelayanan jasa alat mesinManajemen usaha pelayanan jasa alat mesin
Manajemen usaha pelayanan jasa alat mesin
 
Proposal bakesbang
Proposal bakesbangProposal bakesbang
Proposal bakesbang
 
2. MAKALAH SEMHAS TASSYA AURIA ZAHRA_05011281823085.pdf
2. MAKALAH SEMHAS TASSYA AURIA ZAHRA_05011281823085.pdf2. MAKALAH SEMHAS TASSYA AURIA ZAHRA_05011281823085.pdf
2. MAKALAH SEMHAS TASSYA AURIA ZAHRA_05011281823085.pdf
 
PERENCANAAN WILAYAH KABUPATEN GRESIK
PERENCANAAN WILAYAH KABUPATEN GRESIKPERENCANAAN WILAYAH KABUPATEN GRESIK
PERENCANAAN WILAYAH KABUPATEN GRESIK
 

Recently uploaded

KISI KISI PSAJ IPS KLS IX 2324.docskskkks
KISI KISI PSAJ IPS KLS IX 2324.docskskkksKISI KISI PSAJ IPS KLS IX 2324.docskskkks
KISI KISI PSAJ IPS KLS IX 2324.docskskkks
danzztzy405
 
Abortion pills in Jeddah+966543202731/ buy cytotec
Abortion pills in Jeddah+966543202731/ buy cytotecAbortion pills in Jeddah+966543202731/ buy cytotec
Abortion pills in Jeddah+966543202731/ buy cytotec
Abortion pills in Riyadh +966572737505 get cytotec
 
Abortion pills in Kuwait salmiyah [+966572737505 ] Get Cytotec in Kuwait city...
Abortion pills in Kuwait salmiyah [+966572737505 ] Get Cytotec in Kuwait city...Abortion pills in Kuwait salmiyah [+966572737505 ] Get Cytotec in Kuwait city...
Abortion pills in Kuwait salmiyah [+966572737505 ] Get Cytotec in Kuwait city...
Abortion pills in Riyadh +966572737505 get cytotec
 

Recently uploaded (11)

Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...
Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...
Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...
 
514034136-Tugas-Modul-4-5-Komputer-Dan-Media-Pembelajaran.pptx
514034136-Tugas-Modul-4-5-Komputer-Dan-Media-Pembelajaran.pptx514034136-Tugas-Modul-4-5-Komputer-Dan-Media-Pembelajaran.pptx
514034136-Tugas-Modul-4-5-Komputer-Dan-Media-Pembelajaran.pptx
 
Contoh Algoritma Asosiasi pada data mining
Contoh Algoritma Asosiasi pada data miningContoh Algoritma Asosiasi pada data mining
Contoh Algoritma Asosiasi pada data mining
 
KISI KISI PSAJ IPS KLS IX 2324.docskskkks
KISI KISI PSAJ IPS KLS IX 2324.docskskkksKISI KISI PSAJ IPS KLS IX 2324.docskskkks
KISI KISI PSAJ IPS KLS IX 2324.docskskkks
 
Abortion pills in Jeddah+966543202731/ buy cytotec
Abortion pills in Jeddah+966543202731/ buy cytotecAbortion pills in Jeddah+966543202731/ buy cytotec
Abortion pills in Jeddah+966543202731/ buy cytotec
 
Perlindungan Anak Dalam Hukum Perdata (2).pdf
Perlindungan Anak Dalam Hukum Perdata (2).pdfPerlindungan Anak Dalam Hukum Perdata (2).pdf
Perlindungan Anak Dalam Hukum Perdata (2).pdf
 
ASUMSI DAN KARAKTERISTIK AKUNTANSI SYARIAH.pptx
ASUMSI DAN KARAKTERISTIK AKUNTANSI SYARIAH.pptxASUMSI DAN KARAKTERISTIK AKUNTANSI SYARIAH.pptx
ASUMSI DAN KARAKTERISTIK AKUNTANSI SYARIAH.pptx
 
Abortion pills in Kuwait salmiyah [+966572737505 ] Get Cytotec in Kuwait city...
Abortion pills in Kuwait salmiyah [+966572737505 ] Get Cytotec in Kuwait city...Abortion pills in Kuwait salmiyah [+966572737505 ] Get Cytotec in Kuwait city...
Abortion pills in Kuwait salmiyah [+966572737505 ] Get Cytotec in Kuwait city...
 
KONSEP DASAR ADVOKASI GIZI KEBIJAKAN PEMERINTAHAN
KONSEP DASAR ADVOKASI GIZI KEBIJAKAN PEMERINTAHANKONSEP DASAR ADVOKASI GIZI KEBIJAKAN PEMERINTAHAN
KONSEP DASAR ADVOKASI GIZI KEBIJAKAN PEMERINTAHAN
 
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptx
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptxUKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptx
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptx
 
Salinan PPT TATA BAHASA Bahasa Indonesia
Salinan PPT TATA BAHASA Bahasa IndonesiaSalinan PPT TATA BAHASA Bahasa Indonesia
Salinan PPT TATA BAHASA Bahasa Indonesia
 

Pawer poin karya tulis

  • 1. ANALISIS LOCATION QUOTIENT (LQ) DALAM PENENTUAN KOMODITI UNGGULAN KECAMATAN DI KABUPATEN MAROS Ir. Pangerang, MP Penyuluh Pertanian Kabupaten Maros Propinsi Sulawesi Selatan Tanggal 7 Agustus 2014 Lomba KTI Inovasi Teknologi (Teknis dan Sosial) Bidang Pertanian yang diselenggarakan oleh Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM, Kementerian Pertanian RI di Jakarta.
  • 2. BAB I. PENDAHULUAN Sektor pertanian adalah sektor terpenting dan merupakan penggerak utama dalam perekonomian Kabupaten Maros. Pemanfaatan lahan yang di bedakan menjadi lahan pertanian (lahan sawah dan lahan bukan sawah) dan lahan bukan pertanian yang pada tahun 2012 sebagian besar lahan yang ada. digunakan sebagai lahan pertanian yaitu sebesar 79,32 persen ( tidak termasuk hutan rakyat). Hal inilah yang menjadikan sektor pertanian (termasuk kehutanan didalamnya) terhadap peningkatan PDRB (Product Domestic Regional Bruto) Kabupaten Maros pada tahun 2012 cukup tinggi yaitu 33,34 persen dan menjadi sektor yang dominan peranannya terhadap struktur perekonomian Kabupaten Maros dengan nilai pertumbuhan ekonomi selama dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2012 mengalami pertumbuhan rata-rata sebesar 6,21 persen per tahun.
  • 3. Penentuan komoditas unggulan pada suatu daerah merupakan langkah awal menuju pembangunan pertanian yang berpijak pada konsep efisiensi untuk meraih keunggulan konparatif dan kompetitif dalam menghadapi globalisasi perdagangan yang dihadapi. Langkah menuju efisiensi dapat ditempuh dengan menggunakan komoditas yang mempunyai keunggulan komparatif baik ditinjau dari sisi luas panen, produksi, dan penawaran maupun permintaan. Salah satu strategi yang dapat digunakan dalam pengembangan ekonomi daerah melalui sektor pertanian pada era otonomi daerah saat ini adalah melalui pengembangan komoditas unggulan daerah. Pengembangan wilayah berbasis komoditas unggulan diharapkan dapat memacu pertumbuhan suatu wilayah yang pada akhirnya dapat meningkatkan pendapatan masyarakat. Pemanfaatan potensi daerah unggulan dan potensial secara optimal dan terpadu merupakan syarat yang perlu diperhatikan agar kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat dapat dicapai
  • 4. Penetapan suatu komoditas sebagai komoditas unggulan daerah harus disesuaikan dengan potensi sumberdaya alam dan sumberdaya manusia yang dimiliki oleh daerah. Komoditas yang dipilih sebagai komoditas unggulan daerah adalah komoditas yang memiliki produktifitas yang tinggi dan dapat memberikan nilai tambah sehingga berdampak positif bagi kesejahteraan masyarakat. Selain itu penetapan komoditas unggulan daerah juga harus mempertimbangkan kontribusi suatu komoditas terhadap pertumbuhan ekonomi dan aspek pemerataan pembangunan pada suatu daerah (Syahroni, 2005).
  • 5. •Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk : 1. Untuk menganalisa potensi sumber alam(SDM) dan sumber daya mamanusia (SDA) dalam mendukung komoditi unggulan Kabupaten Maros; 2. Untuk menganalisa kecamatan yang menjadi wilayah sentra produksi komoditi unggulan tanaman pangan Kabupaten Maros; 3. Untuk mengetahui jenis komoditi tanaman pangan yang menjadi unggulan kecamatan di Kabupaten Maros •Kegunanaan Penelitian 1. Sebagai bahan Informasi yang dapat dipergunakan untuk menentukan Wilayah Sentra Produksi Komoditi Unggulan Tanaman Pangan Kabupaten Maros”; 2. Sebagai bahan masukan bagi pelaku yang bergerak dalam sektor pertanian tanaman pangan di Kabupaten Maros; 3. Sebagai bahan masukan dan informasi bagi Pemerintah Kabupaten Maros dalam menentukan kebijakan pengembangan tanaman pangan melalui pendekatan komoditas unggulan di Kabupaten Maros.
  • 6. A. Analisis Location Quotient (LQ) Metode Location Quotient (LQ) bertujuan untuk mengidentifikasi suatu komoditas unggulan (Miller dan Wright.1991) dalam Darmawansyah(2003). dan metode Analisis komoditas yang ada pada suatu wilayah apakah termasuk ke dalam suatu basis atau non basis. Setiap metode analisis memiliki kelebihan dan keterbatasan. begitu juga dengan metode LQ. Kelebihan metode LQ dalam menganalisis komoditas unggulan yaitu penerapannya yang sederhana. mudah. tidak memerlukan program pengolahan data yang rumit. memperhitungkan ekspor langsung dan ekspor tidak langsung serta dapat diterapkan pada data historik untuk mengetahui trend yang sedang berlangsung. Keterbatasan metode LQ antara lain diperlukan akurasi data untuk mendapatkan hasil yang valid. Selain itu pada saat deliniasi wilayah kajian untuk menetapkan bahasan wilayah yang dikaji dan ruang lingkup aktivitas. metode ini tidak memiliki acuan yang jelas oleh karena itu data yang dijadikan sumber penelitian perlu diklarifikasi agar mendapatkan hasil yang akurat. Kelemahan lainnya, dalam menggunakan metode LQ perlu berasumsi bahwa pola permintaan di setiap daerah identik dengan pola permintaan bangsa, bahwa produktivitas tiap pekerja di setiap sektor regional sama dengan produktivitas tiap pekerja dalam industri-industri nasional dan tingkat ekspor tergantung pada tingkat disagregasi. Untuk menghindari bias musiman dan tahunan diperlukan nilai rata-rata data series yang cukuip panjang, sehingga sangat dianjurkan untuk menggunakaan data tidak kurang dari 5 (lima) tahun.
  • 7. POTENSI WILAYAH KABUPATEN MAROS DIHARAPKAN DAPAT DIKEMBANGKAN 1. NILAI MASING-MASING PRODUKSI TIAP KOMODITI TANAMAN PANGAN 2. NILAI MASING-MASING LUAS PANEN TIAP KOMODITI TANAMAN PANGAN KOMODITI TANAMAN PANGAN : 1. PADI 2. PADI LADANG 3. JAGUNG 4. KEDELAI 5. KACANG TANAH 6. KACANG HIJAU 7. UBI KAYU 8. UBI JALAR METODE LQ BAHAN MASUKAN DAN REKOMENSI BAGI PEMERINTAH KABUPATEN MAROS KOMODITI UNGGULAN (BASIS KOMODITI NON UNGGULAN (NON BASIS)
  • 8. METODE PENELITIAN •Pelaksanaan Penelitian Penelitian ini menggunakan data sekunder yang di peroleh dari pemerintah daerah Kabupaten Maros, Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Maros, dan buku-buku referensi . Metode yang digunakan yaitu metode exploratory dalam menganalisis data literatur. data sekunder melalui studi pustaka dengan mengkaji referensi terpilih dan mengumpulkan data dan informasi terkait dengan bidang penelitian. Masing-masing data 5 tahun terakhir. Penelitian ini dilaksanakan dimulai dari bulan Pebruari 2014 sampai bulan April 2014
  • 9. A. Analisis Data 1. Menghitung LQ Produksi dan Luas Panen Merupakan langkah terahkhir dalam perhitungan nilai LQ yaitu dengan memasukkan notasi-notasi yang dipe roleh kedalam Rumus LQ yaitu 푝푖 푝푡 sebagai pembilang dan 푃푖 푃푡 sebagai penyebut. Atau dengan Rumus : 푳푸 = 푝푖 푝푡 푃푖 푃푡 dimana: LQ = Location Quotient pi= Produksi (luas panen ) jenis komoditas i pada tingkat kecamatan pt= Produksi (luas panen) tanaman pangan semua komoditas j pada tingkat kecamatan Pi= Produksi (luas panen ) jenis komoditas i pada tingkat kabupaten Pt= Produksi (luas panen) tanaman pangan komoditasi j pada tingkat kabupaten
  • 10. 1. Indikator/Pengambilan keputusan LQ > 1 menunjukkan terdapat konsentrasi relative disuatu wilayah dibandingkan dengan keseluruhan wilayah. Hal ini berarti komoditas i disuatu wilayah merupakan sektor basis yang berarti komoditas i di wilayah itu memiliki keunggulam komparatif. LQ = 1 merupakan sektor non basis, artinya komoditas i disuatu wilayah tidak memiliki keunggulan komparatif. produksi komoditas yang dihasilkan hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan sendiri dalam wilayah itu. LQ < 1. merupakan sektor non basis, artinya komoditas i disuatu wilayah tidak memiliki keunggulan komparatif, produksi komoditas i di wilayah itu tidak dapat memenuhi kebutuhan sendiri dan harus mendapat pasokan dari luar wilayah. Komoditas yang menghasilkan nilai LQ > 1 merupakan strandar normative untuk ditetapkan sebagai komoditas unggulan. Dan jika banyak komoditas yang menghasilkan nilai LQ > 1 maka derajat keunggulan komparatif ditentukan berdasarkan nilai LQ yang lebih tinggi di suatu wilayah, karena makin tinggi nilai LQ maka menunjukkan semakin tinggi pula potensi keunggulan komoditas tersebut..
  • 11. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Potensi Sumber Daya Alam Luas Wilayah Kab. Maros 1.619.12 km2 Sebelah Utara berbatasan dengan Kab. Pangkep Sebelah Selatan berbatasan dengan Kota Makassar Sebelah Timur berbatasan dengan Kab. Bone Sebelah Barat berbatasan dengan Selat Makassar
  • 12.
  • 13.
  • 14.
  • 15.
  • 17.
  • 18.
  • 19. Pemula = 316 Lanjut = 388 Madya = 118 Utama = 9 Jumlah = 813
  • 20. Analisis Deskriptif Perkembangan Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Padi Sawah di Kabupaten Maros.
  • 21. Analisis Deskriptif Perkembangan Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Padi Ladang di Kabupaten Maros.
  • 22. Analisis Deskriptif Perkembangan Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Jagung di Kabupaten Maros.
  • 23. Analisis Deskriptif Perkembangan Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Kedelai di Kabupaten Maros.
  • 24. Analisis Deskriptif Perkembangan Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Kacang Tanah di Kabupaten Maros.
  • 25. Analisis Deskriptif Perkembangan Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Kacang Hijau di Kabupaten Maros.
  • 26. Analisis Deskriptif Perkembangan Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Ubi Kayu di Kabupaten Maros.
  • 27. Analisis Deskriptif Perkembangan Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Ubi Jalar di Kabupaten Maros.
  • 29.
  • 30. Nilai LQ Rata-Rata Produksi Tanaman Pangan Menurut Kecamatan di Kabupaten Maros dari Tahun 2009-2013 (Ha) Tabel 5.9. No. Kecamatan Padi Padi Ladang Jagung Kedelai Kacang Tanah Kacang Hijau Ubi Kayu Ubi Jalar (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) 1 Mandai 1.14 1.23 0.45 0.40 - - 0 .37 0 .88 2 Moncongloe 0.48 0.99 1.63 0.31 0 .29 0 .01 5 .08 2 .24 3 Maros Baru 1.18 - 0.13 0.27 0 .13 1 4.60 0 .23 1 .05 4 Marusu 1.05 1.32 0.40 0.25 0 .07 0 .65 1 .17 1 .66 5 Turikale 1.26 - - 0.20 - 2 .68 - 0 .27 6 L a u 1.27 - 0.03 - - 1 .66 - 0 .01 7 Bontoa 1.27 - 0.00 - - 0 .12 - - 8 Bantimurung 1.26 - 0.03 0.55 0 .00 0 .40 0 .01 0 .01 9 Simbang 1.16 0.91 0.25 3.31 0 .35 0 .04 0 .05 0 .71 10 Tanralili 0.81 1.07 1.42 1.11 0 .64 0 .55 2 .16 2 .30 11 Tompobulu 0.52 4.52 3.85 3.62 1 .52 0 .02 1 .71 1 .43 12 Camba 0.92 1.26 1.60 0.19 6 .48 0 .07 0 .64 1 .56 13 Cenrana 1.03 - 0.78 0.10 3 .37 - 0 .99 0 .81 14 Mallawa 1.06 0.54 1.17 0.31 2 .22 0 .35 0 .34 1 .74
  • 31. Tabel 5.10. Klasifikasi Nilai LQ Rata-Rata Produksi Tanaman Pangan Menurut Kecamatan di Kabupaten Maros dari Tahun 2009-2013 Kecamatan No. Padi Padi Ladang Jagung Kedelai Kacang Tanah Kacang Hijau Ubi Kayu Ubi Jalar (2) (1) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) 1 Mandai Basis Basis Non Basis Non Basis - - Non Basis Non Basis 2 Moncongloe Non Basis Non Basis Basis Non Basis Non Basis Non Basis Basis Basis 3 Maros Baru Basis - Non Basis Non Basis Non Basis Basis Non Basis Basis 4 Marusu Basis Basis Non Basis Non Basis Non Basis Non Basis Basis Basis 5 Turikale Basis - - Non Basis - Basis - Non Basis 6 L a u Basis - Non Basis - - Basis - Non Basis 7 Bontoa Basis - Non Basis - - Non Basis - - 8 Bantimurung Basis - Non Basis Non Basis Non Basis Non Basis Non Basis Non Basis 9 Simbang Basis Non Basis Non Basis Basis Non Basis Non Basis Non Basis Non Basis 10 Tanralili Non Basis Basis Basis Basis Non Basis Non Basis Basis Basis 11 Non Basis Basis Basis Basis Basis Non Basis Basis Basis 12 Non Basis Basis Basis Non Basis Basis Non Basis Non Basis Basis 13 Basis - Non Basis Non Basis Basis - Non Basis Non Basis 14 Basis Non Basis Basis Non Basis Basis Non Basis Non Basis Basis Tompobulu Camba Cenrana Mallawa Sumber Data : Data Sekunder Sudah Diolah, 2014
  • 32.
  • 33. Tabel 5.12. Klasifikasi Nilai LQ Rata-Rata Luas Panen Tanaman Pangan Menurut Kecamatan di Kabupaten Maros dari Tahun 2009-2013 Kecamatan No. Padi Padi Ladang Jagung Kedelai Kacang Tanah Kacang Hijau Ubi Kayu Ubi Jalar (2) (1) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) 1 Mandai Basis Basis Non Basis Non Basis - - Non Basis Non Basis 2 Moncongloe Non Basis Basis Basis Non Basis Non Basis Non Basis Basis Basis 3 Maros Baru Basis - Non Basis Non Basis Non Basis Basis Non Basis Basis 4 Marusu Basis Basis Non Basis Non Basis Non Basis Non Basis Basis Basis 5 Turikale Basis - - Non Basis - Basis - Non Basis 6 L a u Basis - Non Basis - - Basis - Non Basis 7 Bontoa Basis - Non Basis - - Non Basis - - 8 Bantimurung Basis - Non Basis Non Basis Non Basis Non Basis Non Basis Non Basis 9 Simbang Basis Non Basis Non Basis Basis Non Basis Non Basis Non Basis Non Basis 10 Tanralili Non Basis Basis Basis Basis Non Basis Non Basis Basis Basis 11 Tompobulu Non Basis Basis Basis Basis Basis Non Basis Basis Basis 12 Camba Non Basis Basis Basis Non Basis Basis Non Basis Non Basis Basis 13 Basis - Non Basis Non Basis Basis - Non Basis Non Basis 14 Basis Non Basis Basis Non Basis Basis Non Basis Non Basis Basis Cenrana Mallawa Sumber Data : Data Sekunder Sudah Diolah, 2014
  • 34. BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan hasil Analisis Location Quotients (LQ) dapat disimpulkan bahwa setiap kecamatan mempunyai komoditi unggulan (One Disctrik and one comodity), yang diurut berdasarkan nilai LQ tertinggi pada setiap kecamatan dan yang tercetak tebal adalah komoditi unggulan utama pada setiap kecamatan sebagai berikut : 1. Mandai : Padi Ladang, Padi Sawah; 2. Moncongloe : Ubi Kayu, Ubi Jalar, jagung 3. Maros Baru : Kacang Hijau, Padi Sawah, Ubi Jalar; 4. Marusu : Ubi Jalar, Padi Landang, Ubi kayu, Padi Sawah; 5. Turikale : Kacang Hijau, Padi Sawah; 6. Lau : Kacang Hijau, Padi Sawah; 7. Bontoa : Padi Sawah; 8. Bantimurung : Padi Sawah; 9. Simbang : Kedelai, Padi Sawah; 10. Tanralili : Ubi Jalar ,Ubi Kayu, Jagung, Kedelai, Padi Ladang; 11. Tompobulu : Padi Ladang, Jagung. Kedelai, Ubi Kayu, Kacang Tanah, Ubi Jalar; 12. Camba : Kacang Tanah, Jagung. Ubi Jalar, Padi Ladang; 13. Cenrana : Kacang Tanah, Padi Sawah; 14. Mallawa : Kacang Tanah, Ubi Jalar, Jagung, Padi Sawah.
  • 35. A. Saran Berdasarkan analisis-analisis yang diuraikan diatas maka dapat direkomdasikan sebagai berikut :: 1. Pemerintah daerah diharapkan dapat mempertahankan dan mengembangkan komoditi yang menjadi unggulan pada setiap kecamatan untuk peningkatan pendapatan daerah, sehingga komoditi unggulan pertanian diharapkan juga dapat merangsang komoditi lain yang kurang memberikan kontribusinya terhadap pembangunan daerah Kabupaten Maros. 2. Komoditi yang belum unggul pada beberapa kecamatan maka perlu dilakukan identifikasi tentang penyebab merosotnya jumlah luas panen dan nilai produksi sehingga bisa diketahui masalah-masalah yang dihadapi para petani dan bisa dicari solusi yang menguntungkan. 3. Pemerintah daerah diharapkan dapat mengembangkan sarana dan prasarana untuk pengembangan usaha pertanian yaitu dengan pengembangan teknologi, membangun sarana irigasi. ketersediaan lahan. Penyediaan, modal bagi pelaku produsen,dan sarana pendukung seperti transportasi dan komunikasi; 4. Pemerintah daerah hendaknya menggerakkan pembangunan pertanian yaitu dengan memasarkan hasil-hasil komoditi pertanian seperti menjalin kerjasama atau kemitraan dengan pengusaha sehingga dapat meningkat nilai tambah dari hasil pertanian; 5. Meningkatkan SDM Pembina dan pelaku usaha dalam penguasaan teknologi produksi, teknologi informasi, manajemen usaha atau kewirausahaan kelompok, dan peningkatan kelas kemampuan kelompok tani, pembentukan gabungan kelompok tani , fasilitasi kemitraan antara kelompok tani dengan pihak ketiga, studi banding dengan petani atau daerah yang sudah berhasil dalam manajemen komoditi unggulan dan mengadakan pelatihan manajemen 6. Informasi ini dapat dipergunakan untuk menentukan komoditi yang menjadi unggulan atau andalan pada setiap kecamatan sehingga setiap kecamatan minimal mempunyai satu komoditas unggulan (One Distric One Commodity ), sehingga dalam pembangunan pertanian yang mengarah spesialisasi komoditas akan mengefisienkan penggunaan sumberdaya; 7. Perlu dilakukan penelitian lanjutan untuk mencari komoditi unggulan di tingkat desa “One Village One Commodity“