SlideShare a Scribd company logo
1 of 11
1
VEKTOR
DAN GEOMETRI RUANG
Dalam bagian ini diperkenalkan vektor dan sistem koordinat untuk ruang tiga
dimensi yang akan menjadi pengaturan untuk studi kalkulus fungsi dua peubah
disebabkan grafik fungsi yang demikian adalah permukaan dalam ruang. Dalam
bagian ini kita akan melihat bagaimana vektor memberikan deskripsi yang secara
khusus terhadap garis dan bidang dalam ruang.
1.1 SISTEM KOORDINAT TIGA DIMENSI
Untuk melokasikan sebuah titik pada sebuah bidang, diperlukan dua
bilangan. Kita tahu bahwa sebarang titik pada bidang dapat direpresentasikan
sebagai sebuah pasangan terurut bilangan-bilangan riil (π‘Ž, 𝑏), dimana π‘Ž adalah
koordinat-π‘₯ dan 𝑏 adalah koordinat-𝑦. Untuk alasan ini, suatu bidang disebut
dimensi-dua. Untuk melokasikan sebuah titik dalam ruang, dibutuhkan tiga
bilangan. Kita representasikan sebarang titik dalam ruang dengan sebuah triple
terurut bilangan-bilangan riil (π‘Ž, 𝑏, 𝑐).
Gambar 1 Gambar 2
Untuk merepresentasikan sebuah titik dalam ruang, pertama sekali kita pilih
sebuah titik tetap 𝑂 (titik asal) dan tiga garis berarah yang melalui 𝑂 yang tegak-
lurus satu dengan lainnya, yang disebut sumbu-sumbu koordinat dan diberi label
sumbu-π‘₯, sumbu-𝑦, dan sumbu-𝑧. Biasanya kita pikirkan saja dalam benak kita
bahwa sumbu-π‘₯ dan sumbu-𝑦 sebagai sumbu-sumbu horizontal dan sumbu-𝑧
sebagai sumbu vertikal, dan kita gambarkan orientasi sumbu-sumbu tersebut
sebagaimana dalam Gambar 1 arah sumbu-𝑧 ditentukan dengan aturan tangan
kanan sebagaimana yang diilustrasikan dalam Gambar 2: Jika anda melingkarkan
jari-jari tangan kanan anda memutari sumbu-𝑧 dalam arah 90Β° berlawanan dengan
arah jarum jam dari sumbu-π‘₯ positif ke sumbu-𝑦 positif, maka ibu jari searah
dengan arah positif dari sumbu-𝑧.
2
Ketiga sumbu koordinat menetapkan ketiga bidang koordinat yang
diilustrasikan dalam Gambar 3. Bidang-π‘₯𝑦 adalah bidang yang mengandung
sumbu-π‘₯ dan sumbu-𝑦; bidang-𝑦𝑧 adalah bidang yang mengandung sumbu-𝑦 dan
sumbu-𝑧; bidang-π‘₯𝑧 adalah bidang yang mengandung sumbu-π‘₯ dan sumbu-𝑧.
Ketiga bidang koordinat ini membagi ruang kedalam delapan bagian, disebut
oktan. Oktan pertama, pada bagian depan, ditetapkan oleh sumbu-sumbu positif.
bidang-xz
bidang-yz
bidang-xy
Gambar 3
Karena banyak yang mengalami kesulitan dalam memvisualisasikan
diagram gambar dimensi-tiga, kami sarankan kepada anda untuk mengikuti
pemikiran berikut (lihat Gambar 4).
dinding
kiri
dinding
kanan
lantai
Gambar 4
Perhatikan sebarang sudut bawah sebuah ruangan dan sebut sudut itu
dengan titik asal. Dinding di sebelah kiri anda adalah bidang-π‘₯𝑧, dinding di sebelah
kanan anda adalah bidang-𝑦𝑧, dan lantai adalah bidang-π‘₯𝑦. Sumbu-π‘₯ adalah
perpotongan antara lantai dan dinding sebelah kiri. Sumbu-𝑦 adalah perpotongan
3
antara lantai dan dinding sebelah kanan. Sumbu-π‘₯ adalah perpotongan antara
dinding sebelah kiri dan dinding sebelah kanan. Pahami juga bahwa anda sedang
berada di dalam oktan pertama (tiga oktan lainnya berlantai sama dan empat oktan
lainnya berada di bawah lantai), kesemuanya dihubungkan oleh titik sudut yang
sama yaitu titik asal 𝑂.
Sekarang, jika 𝑃 adalah sebarang titik dalam ruang, misalkan π‘Ž adalah jarak
(berarah) dari bidang-𝑦𝑧 ke 𝑃, misalkan 𝑏 adalah jarak dari bidang-π‘₯𝑧 ke 𝑃, dan
misalkan 𝑐 adalah jarak dari bidang-π‘₯𝑦 ke 𝑃. Kita representasikan titik 𝑃 dengan
triple terurut bilangan-bilangan riil (π‘Ž, 𝑏, 𝑐) dan kita sebut π‘Ž, 𝑏, dan 𝑐 sebagai
koordinat-koordinat dari 𝑃; π‘Ž adalah koordinat-π‘₯, 𝑏 adalah koordinat-𝑦, dan 𝑐
adalah koordinat-𝑧. Jadi, untuk melokasikan titik (π‘Ž, 𝑏, 𝑐), kita dapat memulai dari
titik asal 𝑂 dan bergerak π‘Ž unit sepanjang sumbu-π‘₯, kemudian 𝑏 unit sejajar dengan
sumbu-𝑦, dan kemudian 𝑐 unit sejajar sumbu-𝑧 sebagaimana dalam Gambar 5.
Gambar 5 Gambar 6
Titik 𝑃(π‘Ž, 𝑏, 𝑐) menetapkan sebuah kotak persegipanjang sebagaimana
diperlihatkan dalam Gambar 6. Jika kita jatuhkan secara tegak-lurus dari 𝑃 ke
bidang-π‘₯𝑦, kita dapatkan titik 𝑄 dengan koordinat (π‘Ž, 𝑏, 0) yang disebut proyeksi
dari 𝑃 pada bidang-π‘₯𝑦. Dengan cara yang sama, 𝑅(0, 𝑏, 𝑐) dan 𝑆(π‘Ž, 0, 𝑐) berturut-
turut adalah proyeksi 𝑃 pada bidan-𝑦𝑧 dan bidang-π‘₯𝑧.
Sebagai ilustrasi numerik, titik-titik (βˆ’4, 3, βˆ’5) dan (3, βˆ’2, βˆ’6) diplotkan
dalam Gambar 7.
4
Gambar 7
Hasil kali Cartesius ℝ Γ— ℝ Γ— ℝ = {(π‘₯, 𝑦, 𝑧)|π‘₯, 𝑦, 𝑧 ∈ ℝ} adalah himpunan
semua triple terurut dari bilangan-bilangan riil dan dinyatakan dengan ℝ3
. Kita
telah memberikan sebuah korespondensi satu-satu antara titik 𝑃 dalam ruang dan
triple terurut (π‘Ž, 𝑏, 𝑐) dalam ℝ3
yang disebut dengan sistem koordinat
persegipanjang dimensi-tiga. Catat bahwa dalam hal koordinat, oktan pertama
dapat digambarkan sebagai sehimpunan titik yang semua koordinatnya adalah
positif.
Dalam geometri analitik dimensi-dua, grafik persamaan yang melibatkan π‘₯
dan 𝑦 adalah kurva dalam ℝ2
. Dalam geometri analitik dimensi-tiga, persamaan
dalam π‘₯, 𝑦, dan 𝑧 merepresentasikan sebuah permukaan dalam ℝ3
.
Contoh 1
Permukaan yang bagaimanakah dalam ℝ3
yang direpresentasikan oleh
persamaan-persamaan berikut?
(a) 𝑧 = 3
(b) 𝑦 = 5
Penyelesaian
(a) Persamaan 𝑧 = 3 merepresentasikan himpunan {(π‘₯, 𝑦, 𝑧)|𝑧 = 3}, yang
merupakan himpunan semua titik dalam ℝ3
dengan koordinat-𝑧 adalah
3. Ini adalah bidang horizontal yang sejajar dengan bidang-π‘₯𝑦 dan tiga
unit diatasnya sebagaimana dalam Gambar 8(a).
(b) Persamaan 𝑦 = 5 merepresentasikan himpunan semua titik dalam ℝ3
yang memiliki koordinat-𝑦 adalah 5. Ini adalah bidang vertikal yang
sejajar dengan bidang-π‘₯𝑧 dan lima unit di sebelah kanannya
sebagaimana dalam Gambar 8(b).
β–‘
5
Gambar 8(a)
𝑧 = 3, sebuah bidang dalam ℝ3
Gambar 8(b)
𝑦 = 5, sebuah bidang dalam ℝ3
Catat bahwa ketika sebuah persamaan diberikan, kita harus memahami
konteksnya apakah persamaan tersebut merepresentasikan sebuah kurva dalam ℝ2
ataukah sebuah permukaan dalam ℝ3
. Dalam Contoh 1, 𝑦 = 5 merepresentasikan
sebuah bidang dalam ℝ3
, tetapi tentu saja 𝑦 = 5 dapat juga merepresentasikan
sebuah garis dalam ℝ2
jika kita dihadapkan dengan geometri analitik dimensi-dua.
Lihat Gambar 8(b) dan Gambar 9.
Gambar 9
𝑦 = 5, sebuah garis dalam ℝ2
Secara umum, jika π‘˜ adalah sebuah konstanta, maka π‘₯ = π‘˜
merepresentasikan sebuah bidang yang sejajar dengan bidang-𝑦𝑧, 𝑦 = π‘˜
merepresentasikan sebuah bidang yang sejajar dengan bidang-π‘₯𝑧, dan 𝑧 = π‘˜
merepresentasikan sebuah bidang yang sejajar dengan bidang-π‘₯𝑦. Dalam Gambar
5, wajah dari kotak persegipanjang dibentuk oleh tiga bidang koordinat π‘₯ = 0
(bidang-𝑦𝑧), 𝑦 = 0 (bidang-π‘₯𝑧), dan 𝑧 = 0 (bidang-π‘₯𝑦), dan bidang π‘₯ = π‘Ž, 𝑦 = 𝑏,
dan 𝑧 = 𝑐.
Contoh 2
Deskripsikan dan gambarkan sketsa permukaan dalam ℝ3
yang
direpresentasikan oleh persamaan 𝑦 = π‘₯.
6
Penyelesaian
Persamaan tersebut merepresentaikan himpunan semua titik dalam ℝ3
yang
mana koordinat-π‘₯ dan koordinat-𝑦 adalah sama, yakni, {(π‘₯, π‘₯, 𝑧)|π‘₯ ∈ ℝ, 𝑧 ∈
ℝ}. Ini adalah bidang vertikal yang memotong bidang-π‘₯𝑦 dalam garis 𝑦 =
π‘₯, 𝑧 = 0. Sebagian dari bidang ini yang terletak dalam oktan pertama
disketsakan dalam Gambar 10.
Gambar 10
Bidang 𝑦 = π‘₯
Rumus yang biasa digunakan untuk jarak antara dua titik pada bidang secara mudah
dapat diperluas menjadi rumus dimensi-tiga sebagai berikut.
RUMUS JARAK DALAM DIMENSI-TIGA Jarak |𝑃1 𝑃2| diantara titik-titik
𝑃1(π‘₯1, 𝑦1, 𝑧1) dan 𝑃2(π‘₯2, 𝑦2, 𝑧2) adalah
|𝑃1 𝑃2| = √(π‘₯2 βˆ’ π‘₯1)2 + (𝑦2 βˆ’ 𝑦1)2 + (𝑧2 βˆ’ 𝑧1)2
Untuk melihat kenapa rumusan ini benar, kita bentuk sebuah kotak
persegipanjang sebagaimana dalam Gambar 11, dimana 𝑃1 dan 𝑃2 adalah titik-titik
sudut yang berhadapan dan bagian-bagian depan kotak sejajar dengan bidang-
bidang koordinat.
Jika 𝐴(π‘₯2, 𝑦1, 𝑧1) dan 𝐡(π‘₯2, 𝑦2, 𝑧1) adalah titik-titik sudut kotak yang
diindikasikan dalam gambar, maka
|𝑃1 𝐴| = |π‘₯2 βˆ’ π‘₯1| |𝐴𝐡| = |𝑦2 βˆ’ 𝑦1| |𝐡𝑃2| = |𝑧2 βˆ’ 𝑧1|
7
Gambar 11
Karena segitiga 𝑃1 𝐡𝑃2 dan 𝑃1 𝐴𝐡 keduanya adalah segitiga siku-siku, oleh
Teorema Phytagoras didapatkan
|𝑃1 𝑃2|2
= |𝑃1 𝐡|2
+ |𝐡𝑃2|2
dan
|𝑃1 𝐡|2
= |𝑃1 𝐴|2
+ |𝐴𝐡|2
Dari kombinasi keduanya, kita dapatkan
|𝑃1 𝑃2|2
= |𝑃1 𝐴|2
+ |𝐴𝐡|2
+ |𝐡𝑃2|2
= |π‘₯2 βˆ’ π‘₯1|2
+ |𝑦2 βˆ’ 𝑦1|2
+ |𝑧2 βˆ’ 𝑧1|2
= (π‘₯2 βˆ’ π‘₯1)2
+ (𝑦2 βˆ’ 𝑦1)2
+ (𝑧2 βˆ’ 𝑧1)2
Dengan demikian
|𝑃1 𝑃2| = √(π‘₯2 βˆ’ π‘₯1)2 + (𝑦2 βˆ’ 𝑦1)2 + (𝑧2 βˆ’ 𝑧1)2
Contoh 3
Jarak dari titik 𝑃(2, βˆ’1,7) ke titik 𝑄(1, βˆ’3,5) adalah
|𝑃𝑄| = √(1 βˆ’ 2)2 + (βˆ’3 + 1)2 + (5 βˆ’ 7)2 = √1 + 4 + 4 = 3
β–‘
8
Contoh 4
Tentukan persamaan bola dengan jari-jari π‘Ÿ dan pusat 𝐢(β„Ž, π‘˜, 𝑙).
Penyelesaian
Oleh definisi, bola adalah himpunan semua titik 𝑃(π‘₯, 𝑦, 𝑧) yang jaraknya
dari 𝐢 dan π‘Ÿ. (Lihat Gambar 12). Jadi 𝑃 berada pada bola jika dan hanya
jika |𝑃𝐢| = π‘Ÿ. Dengan mengkuadratkan kedua sisinya, kita memiliki
|𝑃𝐢|2
= π‘Ÿ2
atau
(π‘₯ βˆ’ β„Ž)2
+ (𝑦 βˆ’ π‘˜)2
+ (𝑧 βˆ’ 𝑙)2
= π‘Ÿ2
β–‘
Gambar 12
Contoh 5
Tentukan bentuk daerah dalam ℝ3
yang direpresentasikan oleh
pertidaksamaan
1 ≀ π‘₯2
+ 𝑦2
+ 𝑧2
≀ 4 𝑧 ≀ 0
Penyelesaian
Pertidaksamaan
1 ≀ π‘₯2
+ 𝑦2
+ 𝑧2
≀ 4
dapat dituliskan sebagai
1 ≀ √π‘₯2 + 𝑦2 + 𝑧2 ≀ 2
9
yang merepresentasikan titik-titik (π‘₯, 𝑦, 𝑧) yang jaraknya dari titik asal
sekecil-kecilnya 1 dan sebesar-besarnya 2. Tetapi kita juga diberikan bahwa
𝑧 ≀ 0, yang berarti bahwa titik-titik tersebut terletak pada atau dibawah
bidang-π‘₯𝑦. Jadi, pertidaksamaan yang diberikan merepresentasikan daerah
yang terletak diantara (atau pada) bola π‘₯2
+ 𝑦2
+ 𝑧2
= 1 dan π‘₯2
+ 𝑦2
+
𝑧2
= 4 dan dibawah (atau pada) bidang-π‘₯𝑦. Bola ini disketsakan dalam
Gambar 13.
β–‘
Gambar 12
LATIHAN 1.1
1. Yang manakah diantara titik-titik 𝑃(6, 2, 3), 𝑄(βˆ’5, βˆ’1, 4), dan 𝑅(0, 3, 8) yang
terdekat dengan bidang-π‘₯𝑧? Titik yang manakah yng terletak pada bidang-𝑦𝑧?
2. Tentukan proyeksi dari titik (2, 3, 5) pada bidang-π‘₯𝑦, bidang-𝑦𝑧, dan bidang-
π‘₯𝑧. Gambarkan sebuah kotak persegipanjang dengan titik asal dan (2, 3, 5)
sebagai titik-titik sudut yang berhadapan dan dengan bagian-bagian mukanya
sejajar dengan bidang-bidang koordinat. Beri label pada setiap titik sudutnya.
Tentukan panjang diagonal kotak tersebut.
3. Tentukan apakah titik-titik yang berikut ini terletak pada garis lurus.
(a) 𝐴(2, 4, 2), 𝐡(3, 7, βˆ’2), 𝐢(1, 3, 3)
(b) 𝐷(0, βˆ’5, 5), 𝐸(1, βˆ’2, 4), 𝐹(3, 4, 2)
4. Tentukan jarak dari (3, 7, βˆ’5) ke setiap yang berikut ini.
10
(a) Bidang-π‘₯𝑦
(b) Bidang-𝑦𝑧
(c) Bidang-π‘₯𝑧
(d) Sumbu-π‘₯
(e) Sumbu-𝑦
(f) Sumbu-𝑧
5. Tentukan persamaan bola dengan pusat (1, βˆ’4, 3) dengan jari-jari 5. Tentukan
pula apakah bentuk perpotongannya dengan bidang-π‘₯𝑧.
6. Buktikan bahwa titik-tengah segmen garis dari 𝑃1(π‘₯1, 𝑦1, 𝑧1) ke 𝑃2(π‘₯2, 𝑦2, 𝑧2)
adalah
(
π‘₯1 + π‘₯2
2
,
𝑦1 + 𝑦2
2
,
𝑧1 + 𝑧2
2
)
7. Tentukan panjang segmen garis dari titik-tengah sebuah segitiga ke titik-titik
sudut 𝐴(1, 2, 3), 𝐡(βˆ’2, 0, 5), dan 𝐢(4, 1, 5).
8. Deskripsikan dengan kata-kata daerah dari ℝ3
yang direpresentasikan oleh
persamaan atau ketidaksamaan berikut.
(a) 𝑦 = βˆ’4
(b) π‘₯ > 3
(c) 𝑧2
= 1
(d) π‘₯ = 𝑧
(e) π‘₯2
+ 𝑧2
≀ 9
(f) π‘₯2
+ 𝑦2
+ 𝑧2
> 2𝑧
9. Tuliskan pertidaksamaan untuk mendeskripsikan daerah berikut.
(a) Daerah diantara bidang-𝑦𝑧 dan bidang vertikal π‘₯ = 5.
(b) Silinder pejal yang terletak pada atau dibawah bidang 𝑧 = 8 dan pada atau
diatas disk pada bidang-π‘₯𝑦 dengan pusat di titik asal dan jari-jari 2.
10. Perhatikan titik 𝑃 sedemikian sehingga jarak dari 𝑃 ke 𝐴(βˆ’1, 5, 3) dua kali
jarak dari 𝑃 ke 𝐡(6, 2, βˆ’2). Perlihatkan bahwa himpunan semua titik yang
demikian adalah sebuah bola, lalu tentukan pusat dan jari-jarinya.
11. Gambar berikut ini memperlihatkan sebuah garis 𝐿1, dalam ruang dan garis
yang kedua 𝐿2, yang merupakan proyeksi dari 𝐿1 pada bidang-π‘₯𝑦. (Dengan
kata lain, titik-titik pada 𝐿2 tepat dibawah, atau diatas, titik-titik pada 𝐿1).
11
(a) Tentukan koordinat titik 𝑃 pada garis 𝐿1.
(b) Lokasikan pada diagram titik 𝐴, 𝐡, dan 𝐢, dimana garis 𝐿1 memotong
bidang-π‘₯𝑦, bidang-𝑦𝑧, dan bidang-π‘₯𝑧 secara berturut-turut.
12. Tentukan volume benda pejal yang terletak didalam kedua bola dengan
persamaan
π‘₯2
+ 𝑦2
+ 𝑧2
+ 4π‘₯ βˆ’ 2𝑦 + 4𝑧 + 5 = 0
dan
π‘₯2
+ 𝑦2
+ 𝑧2
= 4

More Related Content

What's hot

PEMETAAN STRUKTUR ALJABAR
PEMETAAN STRUKTUR ALJABARPEMETAAN STRUKTUR ALJABAR
PEMETAAN STRUKTUR ALJABARNailul Hasibuan
Β 
Modul 3 kongruensi
Modul 3   kongruensiModul 3   kongruensi
Modul 3 kongruensiAcika Karunila
Β 
Analisis real-lengkap-a1c
Analisis real-lengkap-a1cAnalisis real-lengkap-a1c
Analisis real-lengkap-a1cUmmu Zuhry
Β 
Struktur aljabar-2
Struktur aljabar-2Struktur aljabar-2
Struktur aljabar-2Safran Nasoha
Β 
Pembuktian dalil 9-18
Pembuktian dalil 9-18Pembuktian dalil 9-18
Pembuktian dalil 9-18Fitria Maghfiroh
Β 
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.3
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.3Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.3
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.3Arvina Frida Karela
Β 
BAB 1 Transformasi
BAB 1 Transformasi BAB 1 Transformasi
BAB 1 Transformasi Nia Matus
Β 
Pembuktian Sifat – Sifat Operasi Matriks
Pembuktian Sifat – Sifat Operasi MatriksPembuktian Sifat – Sifat Operasi Matriks
Pembuktian Sifat – Sifat Operasi MatriksIpit Sabrina
Β 
Defenisi dan sifat kekongruenan Teobil
Defenisi dan sifat kekongruenan TeobilDefenisi dan sifat kekongruenan Teobil
Defenisi dan sifat kekongruenan TeobilNailul Hasibuan
Β 
Modul 4 kongruensi linier
Modul 4   kongruensi linierModul 4   kongruensi linier
Modul 4 kongruensi linierAcika Karunila
Β 
Homomorfisma grup
Homomorfisma grupHomomorfisma grup
Homomorfisma grupYadi Pura
Β 
Lks elips lengkap
Lks elips lengkapLks elips lengkap
Lks elips lengkapnurwa ningsih
Β 
BAB 2 Pencerminan (Refleksi)
BAB 2 Pencerminan (Refleksi)BAB 2 Pencerminan (Refleksi)
BAB 2 Pencerminan (Refleksi)Nia Matus
Β 
Relasi Rekurensi
Relasi RekurensiRelasi Rekurensi
Relasi RekurensiHeni Widayani
Β 
Pencerminan geser fix
Pencerminan geser fixPencerminan geser fix
Pencerminan geser fixNia Matus
Β 
Contoh soal dan pembahasan subgrup
Contoh soal dan pembahasan subgrupContoh soal dan pembahasan subgrup
Contoh soal dan pembahasan subgrupKabhi Na Kehna
Β 
Rangkuman materi Transformasi Kesebangunan
Rangkuman materi Transformasi KesebangunanRangkuman materi Transformasi Kesebangunan
Rangkuman materi Transformasi KesebangunanNia Matus
Β 
Aljabar 3-struktur-aljabar
Aljabar 3-struktur-aljabarAljabar 3-struktur-aljabar
Aljabar 3-struktur-aljabarmaman wijaya
Β 

What's hot (20)

PEMETAAN STRUKTUR ALJABAR
PEMETAAN STRUKTUR ALJABARPEMETAAN STRUKTUR ALJABAR
PEMETAAN STRUKTUR ALJABAR
Β 
Modul 3 kongruensi
Modul 3   kongruensiModul 3   kongruensi
Modul 3 kongruensi
Β 
Analisis real-lengkap-a1c
Analisis real-lengkap-a1cAnalisis real-lengkap-a1c
Analisis real-lengkap-a1c
Β 
Struktur aljabar-2
Struktur aljabar-2Struktur aljabar-2
Struktur aljabar-2
Β 
Pembuktian dalil 9-18
Pembuktian dalil 9-18Pembuktian dalil 9-18
Pembuktian dalil 9-18
Β 
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.3
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.3Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.3
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.3
Β 
BAB 1 Transformasi
BAB 1 Transformasi BAB 1 Transformasi
BAB 1 Transformasi
Β 
Pembuktian Sifat – Sifat Operasi Matriks
Pembuktian Sifat – Sifat Operasi MatriksPembuktian Sifat – Sifat Operasi Matriks
Pembuktian Sifat – Sifat Operasi Matriks
Β 
Defenisi dan sifat kekongruenan Teobil
Defenisi dan sifat kekongruenan TeobilDefenisi dan sifat kekongruenan Teobil
Defenisi dan sifat kekongruenan Teobil
Β 
Modul 4 kongruensi linier
Modul 4   kongruensi linierModul 4   kongruensi linier
Modul 4 kongruensi linier
Β 
Homomorfisma grup
Homomorfisma grupHomomorfisma grup
Homomorfisma grup
Β 
Lks elips lengkap
Lks elips lengkapLks elips lengkap
Lks elips lengkap
Β 
BAB 2 Pencerminan (Refleksi)
BAB 2 Pencerminan (Refleksi)BAB 2 Pencerminan (Refleksi)
BAB 2 Pencerminan (Refleksi)
Β 
Calculus 2 pertemuan 1
Calculus 2 pertemuan 1Calculus 2 pertemuan 1
Calculus 2 pertemuan 1
Β 
Relasi Rekurensi
Relasi RekurensiRelasi Rekurensi
Relasi Rekurensi
Β 
Pencerminan geser fix
Pencerminan geser fixPencerminan geser fix
Pencerminan geser fix
Β 
Contoh soal dan pembahasan subgrup
Contoh soal dan pembahasan subgrupContoh soal dan pembahasan subgrup
Contoh soal dan pembahasan subgrup
Β 
Rangkuman materi Transformasi Kesebangunan
Rangkuman materi Transformasi KesebangunanRangkuman materi Transformasi Kesebangunan
Rangkuman materi Transformasi Kesebangunan
Β 
Aljabar 3-struktur-aljabar
Aljabar 3-struktur-aljabarAljabar 3-struktur-aljabar
Aljabar 3-struktur-aljabar
Β 
Grup siklik
Grup siklikGrup siklik
Grup siklik
Β 

Similar to tersebut menggunakan kata kunci utama dari dokumen ("VEKTOR" dan "GEOMETRI RUANG

Vektor di ruang 2 dan 3
Vektor di ruang 2 dan 3Vektor di ruang 2 dan 3
Vektor di ruang 2 dan 3Khotibul Umam
Β 
Bidang datar dalam dimensi tiga (geometri analitik ruang)
Bidang datar dalam dimensi tiga (geometri analitik ruang)Bidang datar dalam dimensi tiga (geometri analitik ruang)
Bidang datar dalam dimensi tiga (geometri analitik ruang)dwinsalsabila
Β 
Bidang datar pada ruang (GAR)_Rahmah Fitri
Bidang datar pada ruang (GAR)_Rahmah FitriBidang datar pada ruang (GAR)_Rahmah Fitri
Bidang datar pada ruang (GAR)_Rahmah FitriRahmahFitri4
Β 
Makalah geometri koordinat
Makalah geometri koordinatMakalah geometri koordinat
Makalah geometri koordinatyudi230991
Β 
Persamaan Garis Lurus - Matematika Dasar.pptx
Persamaan Garis Lurus - Matematika Dasar.pptxPersamaan Garis Lurus - Matematika Dasar.pptx
Persamaan Garis Lurus - Matematika Dasar.pptxGaryChocolatos
Β 
Pendahuluan kalkulus kal1[1]
Pendahuluan kalkulus kal1[1]Pendahuluan kalkulus kal1[1]
Pendahuluan kalkulus kal1[1]Ajir Aja
Β 
PPT_MODUL 7_SISTEM KOORDINAT final.pptx
PPT_MODUL 7_SISTEM KOORDINAT final.pptxPPT_MODUL 7_SISTEM KOORDINAT final.pptx
PPT_MODUL 7_SISTEM KOORDINAT final.pptxIndartiIndarti2
Β 
barisan dan deret bilangan kompleks
barisan dan deret bilangan kompleksbarisan dan deret bilangan kompleks
barisan dan deret bilangan kompleksNurmini RuddiaNa
Β 
F1041191052.pptx
F1041191052.pptxF1041191052.pptx
F1041191052.pptxRikoApriyanto1
Β 
Vektor Diruang 2 dan 3 (vector 2D & 3D)
Vektor Diruang 2 dan 3 (vector 2D & 3D)Vektor Diruang 2 dan 3 (vector 2D & 3D)
Vektor Diruang 2 dan 3 (vector 2D & 3D)Mkls Rivership
Β 

Similar to tersebut menggunakan kata kunci utama dari dokumen ("VEKTOR" dan "GEOMETRI RUANG (20)

GAR-1.pptx
GAR-1.pptxGAR-1.pptx
GAR-1.pptx
Β 
PENGGUNAAN INTEGRAL
PENGGUNAAN INTEGRALPENGGUNAAN INTEGRAL
PENGGUNAAN INTEGRAL
Β 
grafik persamaan
grafik persamaangrafik persamaan
grafik persamaan
Β 
1.2 Vektor di R3
1.2 Vektor di R31.2 Vektor di R3
1.2 Vektor di R3
Β 
1.3 Perkalian Titik
1.3 Perkalian Titik1.3 Perkalian Titik
1.3 Perkalian Titik
Β 
1.4 Perkalian Silang
1.4 Perkalian Silang1.4 Perkalian Silang
1.4 Perkalian Silang
Β 
Vektor di ruang 2 dan 3
Vektor di ruang 2 dan 3Vektor di ruang 2 dan 3
Vektor di ruang 2 dan 3
Β 
Bidang datar dalam dimensi tiga (geometri analitik ruang)
Bidang datar dalam dimensi tiga (geometri analitik ruang)Bidang datar dalam dimensi tiga (geometri analitik ruang)
Bidang datar dalam dimensi tiga (geometri analitik ruang)
Β 
Bidang datar pada ruang (GAR)_Rahmah Fitri
Bidang datar pada ruang (GAR)_Rahmah FitriBidang datar pada ruang (GAR)_Rahmah Fitri
Bidang datar pada ruang (GAR)_Rahmah Fitri
Β 
Makalah geometri
Makalah geometriMakalah geometri
Makalah geometri
Β 
Penggunaan integral tentu
Penggunaan integral tentuPenggunaan integral tentu
Penggunaan integral tentu
Β 
Makalah geometri koordinat
Makalah geometri koordinatMakalah geometri koordinat
Makalah geometri koordinat
Β 
Bab 1 ok
Bab 1 okBab 1 ok
Bab 1 ok
Β 
Persamaan Garis Lurus - Matematika Dasar.pptx
Persamaan Garis Lurus - Matematika Dasar.pptxPersamaan Garis Lurus - Matematika Dasar.pptx
Persamaan Garis Lurus - Matematika Dasar.pptx
Β 
Pendahuluan kalkulus kal1[1]
Pendahuluan kalkulus kal1[1]Pendahuluan kalkulus kal1[1]
Pendahuluan kalkulus kal1[1]
Β 
PPT_MODUL 7_SISTEM KOORDINAT final.pptx
PPT_MODUL 7_SISTEM KOORDINAT final.pptxPPT_MODUL 7_SISTEM KOORDINAT final.pptx
PPT_MODUL 7_SISTEM KOORDINAT final.pptx
Β 
barisan dan deret bilangan kompleks
barisan dan deret bilangan kompleksbarisan dan deret bilangan kompleks
barisan dan deret bilangan kompleks
Β 
F1041191052.pptx
F1041191052.pptxF1041191052.pptx
F1041191052.pptx
Β 
Vektor Diruang 2 dan 3 (vector 2D & 3D)
Vektor Diruang 2 dan 3 (vector 2D & 3D)Vektor Diruang 2 dan 3 (vector 2D & 3D)
Vektor Diruang 2 dan 3 (vector 2D & 3D)
Β 
Modul vektor
Modul vektorModul vektor
Modul vektor
Β 

Recently uploaded

implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023DodiSetiawan46
Β 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
Β 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
Β 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
Β 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
Β 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
Β 
Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsAdePutraTunggali
Β 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
Β 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaNadia Putri Ayu
Β 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
Β 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
Β 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
Β 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
Β 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
Β 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
Β 
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxMateri Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxc9fhbm7gzj
Β 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxsudianaade137
Β 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
Β 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
Β 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxSyaimarChandra1
Β 

Recently uploaded (20)

implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
Β 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Β 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
Β 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
Β 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Β 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
Β 
Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public Relations
Β 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Β 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Β 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Β 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
Β 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
Β 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Β 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Β 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
Β 
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxMateri Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Β 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Β 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Β 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
Β 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Β 

tersebut menggunakan kata kunci utama dari dokumen ("VEKTOR" dan "GEOMETRI RUANG

  • 1. 1 VEKTOR DAN GEOMETRI RUANG Dalam bagian ini diperkenalkan vektor dan sistem koordinat untuk ruang tiga dimensi yang akan menjadi pengaturan untuk studi kalkulus fungsi dua peubah disebabkan grafik fungsi yang demikian adalah permukaan dalam ruang. Dalam bagian ini kita akan melihat bagaimana vektor memberikan deskripsi yang secara khusus terhadap garis dan bidang dalam ruang. 1.1 SISTEM KOORDINAT TIGA DIMENSI Untuk melokasikan sebuah titik pada sebuah bidang, diperlukan dua bilangan. Kita tahu bahwa sebarang titik pada bidang dapat direpresentasikan sebagai sebuah pasangan terurut bilangan-bilangan riil (π‘Ž, 𝑏), dimana π‘Ž adalah koordinat-π‘₯ dan 𝑏 adalah koordinat-𝑦. Untuk alasan ini, suatu bidang disebut dimensi-dua. Untuk melokasikan sebuah titik dalam ruang, dibutuhkan tiga bilangan. Kita representasikan sebarang titik dalam ruang dengan sebuah triple terurut bilangan-bilangan riil (π‘Ž, 𝑏, 𝑐). Gambar 1 Gambar 2 Untuk merepresentasikan sebuah titik dalam ruang, pertama sekali kita pilih sebuah titik tetap 𝑂 (titik asal) dan tiga garis berarah yang melalui 𝑂 yang tegak- lurus satu dengan lainnya, yang disebut sumbu-sumbu koordinat dan diberi label sumbu-π‘₯, sumbu-𝑦, dan sumbu-𝑧. Biasanya kita pikirkan saja dalam benak kita bahwa sumbu-π‘₯ dan sumbu-𝑦 sebagai sumbu-sumbu horizontal dan sumbu-𝑧 sebagai sumbu vertikal, dan kita gambarkan orientasi sumbu-sumbu tersebut sebagaimana dalam Gambar 1 arah sumbu-𝑧 ditentukan dengan aturan tangan kanan sebagaimana yang diilustrasikan dalam Gambar 2: Jika anda melingkarkan jari-jari tangan kanan anda memutari sumbu-𝑧 dalam arah 90Β° berlawanan dengan arah jarum jam dari sumbu-π‘₯ positif ke sumbu-𝑦 positif, maka ibu jari searah dengan arah positif dari sumbu-𝑧.
  • 2. 2 Ketiga sumbu koordinat menetapkan ketiga bidang koordinat yang diilustrasikan dalam Gambar 3. Bidang-π‘₯𝑦 adalah bidang yang mengandung sumbu-π‘₯ dan sumbu-𝑦; bidang-𝑦𝑧 adalah bidang yang mengandung sumbu-𝑦 dan sumbu-𝑧; bidang-π‘₯𝑧 adalah bidang yang mengandung sumbu-π‘₯ dan sumbu-𝑧. Ketiga bidang koordinat ini membagi ruang kedalam delapan bagian, disebut oktan. Oktan pertama, pada bagian depan, ditetapkan oleh sumbu-sumbu positif. bidang-xz bidang-yz bidang-xy Gambar 3 Karena banyak yang mengalami kesulitan dalam memvisualisasikan diagram gambar dimensi-tiga, kami sarankan kepada anda untuk mengikuti pemikiran berikut (lihat Gambar 4). dinding kiri dinding kanan lantai Gambar 4 Perhatikan sebarang sudut bawah sebuah ruangan dan sebut sudut itu dengan titik asal. Dinding di sebelah kiri anda adalah bidang-π‘₯𝑧, dinding di sebelah kanan anda adalah bidang-𝑦𝑧, dan lantai adalah bidang-π‘₯𝑦. Sumbu-π‘₯ adalah perpotongan antara lantai dan dinding sebelah kiri. Sumbu-𝑦 adalah perpotongan
  • 3. 3 antara lantai dan dinding sebelah kanan. Sumbu-π‘₯ adalah perpotongan antara dinding sebelah kiri dan dinding sebelah kanan. Pahami juga bahwa anda sedang berada di dalam oktan pertama (tiga oktan lainnya berlantai sama dan empat oktan lainnya berada di bawah lantai), kesemuanya dihubungkan oleh titik sudut yang sama yaitu titik asal 𝑂. Sekarang, jika 𝑃 adalah sebarang titik dalam ruang, misalkan π‘Ž adalah jarak (berarah) dari bidang-𝑦𝑧 ke 𝑃, misalkan 𝑏 adalah jarak dari bidang-π‘₯𝑧 ke 𝑃, dan misalkan 𝑐 adalah jarak dari bidang-π‘₯𝑦 ke 𝑃. Kita representasikan titik 𝑃 dengan triple terurut bilangan-bilangan riil (π‘Ž, 𝑏, 𝑐) dan kita sebut π‘Ž, 𝑏, dan 𝑐 sebagai koordinat-koordinat dari 𝑃; π‘Ž adalah koordinat-π‘₯, 𝑏 adalah koordinat-𝑦, dan 𝑐 adalah koordinat-𝑧. Jadi, untuk melokasikan titik (π‘Ž, 𝑏, 𝑐), kita dapat memulai dari titik asal 𝑂 dan bergerak π‘Ž unit sepanjang sumbu-π‘₯, kemudian 𝑏 unit sejajar dengan sumbu-𝑦, dan kemudian 𝑐 unit sejajar sumbu-𝑧 sebagaimana dalam Gambar 5. Gambar 5 Gambar 6 Titik 𝑃(π‘Ž, 𝑏, 𝑐) menetapkan sebuah kotak persegipanjang sebagaimana diperlihatkan dalam Gambar 6. Jika kita jatuhkan secara tegak-lurus dari 𝑃 ke bidang-π‘₯𝑦, kita dapatkan titik 𝑄 dengan koordinat (π‘Ž, 𝑏, 0) yang disebut proyeksi dari 𝑃 pada bidang-π‘₯𝑦. Dengan cara yang sama, 𝑅(0, 𝑏, 𝑐) dan 𝑆(π‘Ž, 0, 𝑐) berturut- turut adalah proyeksi 𝑃 pada bidan-𝑦𝑧 dan bidang-π‘₯𝑧. Sebagai ilustrasi numerik, titik-titik (βˆ’4, 3, βˆ’5) dan (3, βˆ’2, βˆ’6) diplotkan dalam Gambar 7.
  • 4. 4 Gambar 7 Hasil kali Cartesius ℝ Γ— ℝ Γ— ℝ = {(π‘₯, 𝑦, 𝑧)|π‘₯, 𝑦, 𝑧 ∈ ℝ} adalah himpunan semua triple terurut dari bilangan-bilangan riil dan dinyatakan dengan ℝ3 . Kita telah memberikan sebuah korespondensi satu-satu antara titik 𝑃 dalam ruang dan triple terurut (π‘Ž, 𝑏, 𝑐) dalam ℝ3 yang disebut dengan sistem koordinat persegipanjang dimensi-tiga. Catat bahwa dalam hal koordinat, oktan pertama dapat digambarkan sebagai sehimpunan titik yang semua koordinatnya adalah positif. Dalam geometri analitik dimensi-dua, grafik persamaan yang melibatkan π‘₯ dan 𝑦 adalah kurva dalam ℝ2 . Dalam geometri analitik dimensi-tiga, persamaan dalam π‘₯, 𝑦, dan 𝑧 merepresentasikan sebuah permukaan dalam ℝ3 . Contoh 1 Permukaan yang bagaimanakah dalam ℝ3 yang direpresentasikan oleh persamaan-persamaan berikut? (a) 𝑧 = 3 (b) 𝑦 = 5 Penyelesaian (a) Persamaan 𝑧 = 3 merepresentasikan himpunan {(π‘₯, 𝑦, 𝑧)|𝑧 = 3}, yang merupakan himpunan semua titik dalam ℝ3 dengan koordinat-𝑧 adalah 3. Ini adalah bidang horizontal yang sejajar dengan bidang-π‘₯𝑦 dan tiga unit diatasnya sebagaimana dalam Gambar 8(a). (b) Persamaan 𝑦 = 5 merepresentasikan himpunan semua titik dalam ℝ3 yang memiliki koordinat-𝑦 adalah 5. Ini adalah bidang vertikal yang sejajar dengan bidang-π‘₯𝑧 dan lima unit di sebelah kanannya sebagaimana dalam Gambar 8(b). β–‘
  • 5. 5 Gambar 8(a) 𝑧 = 3, sebuah bidang dalam ℝ3 Gambar 8(b) 𝑦 = 5, sebuah bidang dalam ℝ3 Catat bahwa ketika sebuah persamaan diberikan, kita harus memahami konteksnya apakah persamaan tersebut merepresentasikan sebuah kurva dalam ℝ2 ataukah sebuah permukaan dalam ℝ3 . Dalam Contoh 1, 𝑦 = 5 merepresentasikan sebuah bidang dalam ℝ3 , tetapi tentu saja 𝑦 = 5 dapat juga merepresentasikan sebuah garis dalam ℝ2 jika kita dihadapkan dengan geometri analitik dimensi-dua. Lihat Gambar 8(b) dan Gambar 9. Gambar 9 𝑦 = 5, sebuah garis dalam ℝ2 Secara umum, jika π‘˜ adalah sebuah konstanta, maka π‘₯ = π‘˜ merepresentasikan sebuah bidang yang sejajar dengan bidang-𝑦𝑧, 𝑦 = π‘˜ merepresentasikan sebuah bidang yang sejajar dengan bidang-π‘₯𝑧, dan 𝑧 = π‘˜ merepresentasikan sebuah bidang yang sejajar dengan bidang-π‘₯𝑦. Dalam Gambar 5, wajah dari kotak persegipanjang dibentuk oleh tiga bidang koordinat π‘₯ = 0 (bidang-𝑦𝑧), 𝑦 = 0 (bidang-π‘₯𝑧), dan 𝑧 = 0 (bidang-π‘₯𝑦), dan bidang π‘₯ = π‘Ž, 𝑦 = 𝑏, dan 𝑧 = 𝑐. Contoh 2 Deskripsikan dan gambarkan sketsa permukaan dalam ℝ3 yang direpresentasikan oleh persamaan 𝑦 = π‘₯.
  • 6. 6 Penyelesaian Persamaan tersebut merepresentaikan himpunan semua titik dalam ℝ3 yang mana koordinat-π‘₯ dan koordinat-𝑦 adalah sama, yakni, {(π‘₯, π‘₯, 𝑧)|π‘₯ ∈ ℝ, 𝑧 ∈ ℝ}. Ini adalah bidang vertikal yang memotong bidang-π‘₯𝑦 dalam garis 𝑦 = π‘₯, 𝑧 = 0. Sebagian dari bidang ini yang terletak dalam oktan pertama disketsakan dalam Gambar 10. Gambar 10 Bidang 𝑦 = π‘₯ Rumus yang biasa digunakan untuk jarak antara dua titik pada bidang secara mudah dapat diperluas menjadi rumus dimensi-tiga sebagai berikut. RUMUS JARAK DALAM DIMENSI-TIGA Jarak |𝑃1 𝑃2| diantara titik-titik 𝑃1(π‘₯1, 𝑦1, 𝑧1) dan 𝑃2(π‘₯2, 𝑦2, 𝑧2) adalah |𝑃1 𝑃2| = √(π‘₯2 βˆ’ π‘₯1)2 + (𝑦2 βˆ’ 𝑦1)2 + (𝑧2 βˆ’ 𝑧1)2 Untuk melihat kenapa rumusan ini benar, kita bentuk sebuah kotak persegipanjang sebagaimana dalam Gambar 11, dimana 𝑃1 dan 𝑃2 adalah titik-titik sudut yang berhadapan dan bagian-bagian depan kotak sejajar dengan bidang- bidang koordinat. Jika 𝐴(π‘₯2, 𝑦1, 𝑧1) dan 𝐡(π‘₯2, 𝑦2, 𝑧1) adalah titik-titik sudut kotak yang diindikasikan dalam gambar, maka |𝑃1 𝐴| = |π‘₯2 βˆ’ π‘₯1| |𝐴𝐡| = |𝑦2 βˆ’ 𝑦1| |𝐡𝑃2| = |𝑧2 βˆ’ 𝑧1|
  • 7. 7 Gambar 11 Karena segitiga 𝑃1 𝐡𝑃2 dan 𝑃1 𝐴𝐡 keduanya adalah segitiga siku-siku, oleh Teorema Phytagoras didapatkan |𝑃1 𝑃2|2 = |𝑃1 𝐡|2 + |𝐡𝑃2|2 dan |𝑃1 𝐡|2 = |𝑃1 𝐴|2 + |𝐴𝐡|2 Dari kombinasi keduanya, kita dapatkan |𝑃1 𝑃2|2 = |𝑃1 𝐴|2 + |𝐴𝐡|2 + |𝐡𝑃2|2 = |π‘₯2 βˆ’ π‘₯1|2 + |𝑦2 βˆ’ 𝑦1|2 + |𝑧2 βˆ’ 𝑧1|2 = (π‘₯2 βˆ’ π‘₯1)2 + (𝑦2 βˆ’ 𝑦1)2 + (𝑧2 βˆ’ 𝑧1)2 Dengan demikian |𝑃1 𝑃2| = √(π‘₯2 βˆ’ π‘₯1)2 + (𝑦2 βˆ’ 𝑦1)2 + (𝑧2 βˆ’ 𝑧1)2 Contoh 3 Jarak dari titik 𝑃(2, βˆ’1,7) ke titik 𝑄(1, βˆ’3,5) adalah |𝑃𝑄| = √(1 βˆ’ 2)2 + (βˆ’3 + 1)2 + (5 βˆ’ 7)2 = √1 + 4 + 4 = 3 β–‘
  • 8. 8 Contoh 4 Tentukan persamaan bola dengan jari-jari π‘Ÿ dan pusat 𝐢(β„Ž, π‘˜, 𝑙). Penyelesaian Oleh definisi, bola adalah himpunan semua titik 𝑃(π‘₯, 𝑦, 𝑧) yang jaraknya dari 𝐢 dan π‘Ÿ. (Lihat Gambar 12). Jadi 𝑃 berada pada bola jika dan hanya jika |𝑃𝐢| = π‘Ÿ. Dengan mengkuadratkan kedua sisinya, kita memiliki |𝑃𝐢|2 = π‘Ÿ2 atau (π‘₯ βˆ’ β„Ž)2 + (𝑦 βˆ’ π‘˜)2 + (𝑧 βˆ’ 𝑙)2 = π‘Ÿ2 β–‘ Gambar 12 Contoh 5 Tentukan bentuk daerah dalam ℝ3 yang direpresentasikan oleh pertidaksamaan 1 ≀ π‘₯2 + 𝑦2 + 𝑧2 ≀ 4 𝑧 ≀ 0 Penyelesaian Pertidaksamaan 1 ≀ π‘₯2 + 𝑦2 + 𝑧2 ≀ 4 dapat dituliskan sebagai 1 ≀ √π‘₯2 + 𝑦2 + 𝑧2 ≀ 2
  • 9. 9 yang merepresentasikan titik-titik (π‘₯, 𝑦, 𝑧) yang jaraknya dari titik asal sekecil-kecilnya 1 dan sebesar-besarnya 2. Tetapi kita juga diberikan bahwa 𝑧 ≀ 0, yang berarti bahwa titik-titik tersebut terletak pada atau dibawah bidang-π‘₯𝑦. Jadi, pertidaksamaan yang diberikan merepresentasikan daerah yang terletak diantara (atau pada) bola π‘₯2 + 𝑦2 + 𝑧2 = 1 dan π‘₯2 + 𝑦2 + 𝑧2 = 4 dan dibawah (atau pada) bidang-π‘₯𝑦. Bola ini disketsakan dalam Gambar 13. β–‘ Gambar 12 LATIHAN 1.1 1. Yang manakah diantara titik-titik 𝑃(6, 2, 3), 𝑄(βˆ’5, βˆ’1, 4), dan 𝑅(0, 3, 8) yang terdekat dengan bidang-π‘₯𝑧? Titik yang manakah yng terletak pada bidang-𝑦𝑧? 2. Tentukan proyeksi dari titik (2, 3, 5) pada bidang-π‘₯𝑦, bidang-𝑦𝑧, dan bidang- π‘₯𝑧. Gambarkan sebuah kotak persegipanjang dengan titik asal dan (2, 3, 5) sebagai titik-titik sudut yang berhadapan dan dengan bagian-bagian mukanya sejajar dengan bidang-bidang koordinat. Beri label pada setiap titik sudutnya. Tentukan panjang diagonal kotak tersebut. 3. Tentukan apakah titik-titik yang berikut ini terletak pada garis lurus. (a) 𝐴(2, 4, 2), 𝐡(3, 7, βˆ’2), 𝐢(1, 3, 3) (b) 𝐷(0, βˆ’5, 5), 𝐸(1, βˆ’2, 4), 𝐹(3, 4, 2) 4. Tentukan jarak dari (3, 7, βˆ’5) ke setiap yang berikut ini.
  • 10. 10 (a) Bidang-π‘₯𝑦 (b) Bidang-𝑦𝑧 (c) Bidang-π‘₯𝑧 (d) Sumbu-π‘₯ (e) Sumbu-𝑦 (f) Sumbu-𝑧 5. Tentukan persamaan bola dengan pusat (1, βˆ’4, 3) dengan jari-jari 5. Tentukan pula apakah bentuk perpotongannya dengan bidang-π‘₯𝑧. 6. Buktikan bahwa titik-tengah segmen garis dari 𝑃1(π‘₯1, 𝑦1, 𝑧1) ke 𝑃2(π‘₯2, 𝑦2, 𝑧2) adalah ( π‘₯1 + π‘₯2 2 , 𝑦1 + 𝑦2 2 , 𝑧1 + 𝑧2 2 ) 7. Tentukan panjang segmen garis dari titik-tengah sebuah segitiga ke titik-titik sudut 𝐴(1, 2, 3), 𝐡(βˆ’2, 0, 5), dan 𝐢(4, 1, 5). 8. Deskripsikan dengan kata-kata daerah dari ℝ3 yang direpresentasikan oleh persamaan atau ketidaksamaan berikut. (a) 𝑦 = βˆ’4 (b) π‘₯ > 3 (c) 𝑧2 = 1 (d) π‘₯ = 𝑧 (e) π‘₯2 + 𝑧2 ≀ 9 (f) π‘₯2 + 𝑦2 + 𝑧2 > 2𝑧 9. Tuliskan pertidaksamaan untuk mendeskripsikan daerah berikut. (a) Daerah diantara bidang-𝑦𝑧 dan bidang vertikal π‘₯ = 5. (b) Silinder pejal yang terletak pada atau dibawah bidang 𝑧 = 8 dan pada atau diatas disk pada bidang-π‘₯𝑦 dengan pusat di titik asal dan jari-jari 2. 10. Perhatikan titik 𝑃 sedemikian sehingga jarak dari 𝑃 ke 𝐴(βˆ’1, 5, 3) dua kali jarak dari 𝑃 ke 𝐡(6, 2, βˆ’2). Perlihatkan bahwa himpunan semua titik yang demikian adalah sebuah bola, lalu tentukan pusat dan jari-jarinya. 11. Gambar berikut ini memperlihatkan sebuah garis 𝐿1, dalam ruang dan garis yang kedua 𝐿2, yang merupakan proyeksi dari 𝐿1 pada bidang-π‘₯𝑦. (Dengan kata lain, titik-titik pada 𝐿2 tepat dibawah, atau diatas, titik-titik pada 𝐿1).
  • 11. 11 (a) Tentukan koordinat titik 𝑃 pada garis 𝐿1. (b) Lokasikan pada diagram titik 𝐴, 𝐡, dan 𝐢, dimana garis 𝐿1 memotong bidang-π‘₯𝑦, bidang-𝑦𝑧, dan bidang-π‘₯𝑧 secara berturut-turut. 12. Tentukan volume benda pejal yang terletak didalam kedua bola dengan persamaan π‘₯2 + 𝑦2 + 𝑧2 + 4π‘₯ βˆ’ 2𝑦 + 4𝑧 + 5 = 0 dan π‘₯2 + 𝑦2 + 𝑧2 = 4