SlideShare a Scribd company logo
1 of 36
SISTEM KOORDINAT
MODUL 7
SISTEM KOORDINAT
Anggota :
Adeitya Prabu Bagaskara (857714774)
Siti Romlah (857709733)
Indarti (857713457)
KB 1. Sistem Bilangan Real dan Koordinat
- A. Sistem Bilangan Real
- B. Sistem Koordinat Kartesius
- C. Rumus Jarak (Distance)
- D. Persamaan Lingkaran
- E. Sistem Koordinat Kutub (Polar coordinate Sistem)
- F. Hubungan Koordinat Kutub Dengan Koordinat Kartesius
A. SISTEM BILANGAN REAL
Sistem
Bilangan real
Bentuk decimal suatu bilangan real
Bentuk decimal dari bilangan
rasional
Bentuk decimal dari bilangan
irasional
Kelengkapan dan kerapatan bilangan
real
 Semua bilangan real dapat diwakili oleh titik pada garis bilangan. Bilangan real
memiliki sifat terurut.
 Himpunan bilangan real dapat dinyatakan sebagai garis bilangan
 Berikut ibi contoh perbedaan jarak titik koordinat pada garis bilangan vertical dan
horizontal berdasarkan jarak dan arahannya terhadap O (Pusat koordinat garis)
SISTEM BILANGAN REAL
Titik koordinat pada
garis
Letak titik pada garis bilangan
Horizontal vertikal
3 3 satuan disebelah
kanan 0
3 satuan disebelah
atas 0
-10 10 satuan disebah kiri
0
10 satuan disebelah
bawah 0
A. Bentuk decimal suatu bilangan real, himpunan bilangan real adalah gabungan himpunan bilangan
rasional dan irrasional. Semua bilangan real dapat dinyatakan dalam bentuk decimal
B. Bentuk decimal dari bilangan rasional, bilangan rasional adalah bilangan real yang terbentuk
π‘Ž
𝑏
dengan
a,b € himpunan bilangan bulat dan bβ‰ 0. bentuk decimal dari bilangan rasional sebagai hasil pembagian
terhadap pembilang dan penyebut menghasilkan bilangan dibelakang koma yang terbatas serta
berakhir dengan pengulangan bilangan nol dan berulang tidak terbatas.
C. Bentuk decimal bilangan irrasional, bilangan irrasional adalah baingan yang real yang tidak dapat
dibentuk menjadi
π‘Ž
𝑏
, bentuk decimal dari bilangan irrasional menghasilkan bilangan dibelekang koma
yang tidak terulang dan tidak terbatas dan tidak berakhir dengan pengulangan bilangan nol
D. Kelengkapam dam kerapatan bilangan real, bilangan real selain memiliki sifat kelengkapan juga
memiliki sifat kerapatan. Beberapa kerapatan letak antara dua bilanganreal tersebut selalu ada
bilangan rasional atau bilangan irrasional lain
Sistem koordinat kartesius digunakan untuk menentukan tiap
titik dalam bidang dengan menggunakan dua bilangan yang
biasa disebut koordinat x dan koordinat y dari titik tersebut.
Untuk mendeskripisikan suatu titik tertentu dalam system
koordinat dua dimensi, nilai x ditulis (absis), lalu nilai y
(ordinat). Dengan demikian format yang dipakai selalu (xy)
dan urutannya tidak dibalik-balik
Pada system koordinat kartesius terdapat dua garis
berpotongan tegak lurus. Garis mendatar disebut sumbu x.
garis tegak disebut y. titik potong kedua sumbu disebut titik
asal. X merupakan jarak titik dengan sumbu y dan y
merupakan jarak titik dengan sumbu x
B. SISTEM KOORDINAT KARTESIUS
GAMBAR BIDANG KOORDINAT 4 KUADRAN
 Ketika dua titik dihubungkan dengan garis lurus, bagian garis antara
dua titik disebut ruas garis. Panjang ruas garis tersebut menunjukkan
jarak antara dua titik dikedua ujung ruang garis tersebut
 Teorema phytagoras dapat digunakan untuk menentukan Panjang ruas
garis yang tidak sejajar dengan sumbu koordinat
C. RUMUS JARAK
D. PERSAMAAN LINGKARAN
ο‚’ Lingkaran adalah tempat kedudukan titik (x,y) pada
bidang yang berjarak sama terhadap satu titik tetap
yang disebut lingkaran, jarak titik (x,y) terhadap titik
pusat disebut jari-jari (radius) dan dikembangkan r.
ILUSTRASI
Jika titik pusat lingkaran P
(a,b) dan jarak titik-titik Q
(x,y) terhadap titik pusat P
berjarak r
SISTEM KOORDINAT KUTUB (POLAR
COORDINATE SYSTEM)
ο‚’ Dalam system koordinat kartesius, tempat
kedudukan titik pada bidang ditunjukkan oleh
pasangan terurut bilangan real (x,y)
ο‚’ Berlaku sebaliknya yaitu pasangan terurut bilangan
rasional (x,y) menunjukkan posisi suatu titik pada
bidang koordinat
ο‚’ Selain koordinat kartesius untuk dapat
menunjukkan posisi suatu titik pada bidang dalam
system koordinat dapat juga digunakan koordinat
kutub dan koordinat polar yang ditandai dengan
jarak dan sudut
Arah pengukuran sudut
πœƒ π‘π‘’π‘Ÿπ‘›π‘–π‘™π‘Žπ‘– π‘π‘œπ‘ π‘–π‘‘π‘–π‘“ π‘—π‘–π‘˜π‘Ž π‘Žπ‘Ÿπ‘Žβ„Ž π‘π‘’π‘›π‘”π‘’π‘˜π‘’π‘Ÿπ‘Žπ‘› 𝑠𝑒𝑑𝑒𝑑
Berlawanan dengan arah jarum jam dan
πœƒ π‘π‘’π‘Ÿπ‘›π‘–π‘™π‘Žπ‘– π‘›π‘’π‘”π‘Žπ‘‘π‘–π‘“ π‘—π‘–π‘˜π‘Ž π‘π‘’π‘›π‘”π‘’π‘˜π‘’π‘Ÿπ‘Žπ‘› 𝑠𝑒𝑑𝑒𝑑 π‘ π‘’π‘Žπ‘Ÿπ‘Žβ„Ž
π‘—π‘Žπ‘Ÿπ‘’π‘š π‘—π‘Žπ‘š
HUBUNGAN KOORDINAT KUTUB DENGAN
KOORDINAT KARTESIUS
ο‚’ Jika sumbu pada system koordinat kutub dan
system koordinat kartesius dihimpatkan sehingga
saling menutupi maka letak suatu titik pada system
koordinat kutub ditandai dengan pasangan terurut
(r,πœƒ)dan titik koordinat kartesius ditandai dengan
pasangan terurut (x,y)
ο‚’ Sin πœƒ =
𝑦
π‘Ÿ
= y = r sin πœƒ
ο‚’ Cos πœƒ =
π‘₯
π‘Ÿ
= x = r cos πœƒ
ο‚’ π‘Ÿ2 = π‘₯2 + 𝑦2 dan tan πœƒ =
𝑦
π‘₯
Kegiatan Belajar 2
PERSAMAAN DAN PERTIDAKSAMAAN
LINIER
Menentukan
persamaan
garis.
Menentukan
kemiringan
suatu garis yang
diketahui
persamaannya
Menentukan
daerah
penyelesaian
dari suatu
pertidaksamaan
linier.
A. Persamaan Linier
Pengertian
Persamaan Persamaan merupakan suatu kalimat terbuka
yang dihubungkan dengan simbol sama dengan
(=) pada kedua ruasnya.
Kalimat
Terbuka
Sebuah kalimat yang di dalamnya terkandung
satu atau lebih variabel yang nilai kebenarannya
belum diketahui.
Persamaan
Linear
Sebuah persamaan yang setiap suku nya
mengandung konstanta dengan variabel nya
yang berderajat satu atau tunggal dan
persamaan ini, bisa digambarkan dengan
sebuah gambar grafik dalam sistem koordinat
kartesius.
Contoh :
1. x +2 = 15
2. x + 2y = 7
3. x + 2y + 3z = 6
Ketiga persamaan di atas sama-sama disebut persamaan linier, namun karena
ada persamaan yang memiliki satu variabel, dua variabel, dan tiga variabel,
maka ada yang disebut persamaan linear satu variabel, persamaan linear dua
variabel, dan persamaan linier tiga variabel.
β€œKomponen atau unsur yang berhubungan dengan persamaan linear”
Suku
Variabel
Koefisien
Konstanta
Persamaan Linier Dua Variabel
a. Bentuk Umum Persamaan Linier Dua Variabel
Dengan x dan y € {bilangan real}
Catatan : Persamaan linier dua variabel sering dimaknai sebagai
sebagai dua hal yang sama dengan fungsi linier jika ingin menekankan
konsep fungsi dari relasi pasangan x dan y. Sehingga dapat ditulis :
y = ax + b atau ax + by = c
f(x) = ax + b
b. Penyelesaian Persamaan Linier Dua Variabel
Adalah pasangan terurut dari bilangan (x, y) yang menyebabkan persamaan
menjadi pernyataan yang bernilai benar.
Contoh :
Tunjukkan bahwa (4,4) adalah penyelesaian dari persamaan y =
1
2
π‘₯ + 2
Jawab :
Untuk mengetahui apakah (4,4) adalah penyelesaian dari y =
1
2
π‘₯ + 2, gantilah
:
1. x pada persamaan dengan 4
2. y pada persamaan dengan 4
 Jika hasilnya tidak sama, berarti bahwa (4,4) bukan penyelesaian dari
persamaan y =
1
2
π‘₯ + 2.
 Jika hasilnya sama, berarti bahwa (4,4) adalah penyelesaian dari
persamaan y =
1
2
π‘₯ + 2.
Mari kita buktikan !
π’š =
𝟏
𝟐
𝒙 + 𝟐
πŸ’ =
𝟏
𝟐
πŸ’ + 𝟐
4 = 2+2
4 = 4 (ternyata hasilnya sama)
β€œJadi benar bahwa (4,4) adalah penyelesaian dari persamaan π’š =
𝟏
𝟐
𝒙 + πŸβ€
Catatan :
Secara umum, persamaan linear dua variabel mempunyai penyelesaian yang
tidak terbatas banyaknya. Dengan memilih berapapun nilai untuk (x) dan
mendistribusikan nilai (x) tersebut ke dalam persamaan tersebut menjadi
pernyataan yang bernilai benar.
c. Menggambar Persamaan Linier Dua Variabel
 Setiap penyelesaian suatu persamaan linier dapat
ditunjukkan/direpresentasikan secara visual pada sistem koordinat
kartesius.
 Representasi dari penyelesaian suatu persamaan linier adalah garis.
 Garis tersebut dapat ditentukan melalui dua titik.
Langkah menggambar :
1. Membuat sistem koordinat kartesius.
2. Menentukan sedikitnya dua titik sebagai penyelesaian dari persamaan
linier dan meletakkannya pada sistem koordinat kartesius.
3. Sebaiknya tambahkan lagi satu atau lebih titik penyelesaian lainnya,
jika semua titik tersebut segaris maka pekerjaan kita benar.
Contoh :
Gambarlah persamaan 4x-2y = 8
Penyelesaian :
 Menentukan titik potong garis terhadap sumbu-x (x-intercept).
 Menentukan titik potong garis terhadap sumbu-y (y-intercept).
 Kedua langkah di atas dapat kita sederhanakan dengan tabel berikut :
οƒ˜ y = 0 disubstitusikan ke persamaan 4x-2y = 8, maka :
4x-2y = 8
4x-2.0 = 8
4x = 8
x = 8/4
x = 2
οƒ˜ x = 0 disubstitusikan ke persamaan 4x-2y = 8, maka :
4x-2y = 8
4.0-2y = 8
-2y = 8
y = 8/-2
x = -4
x y
2 0
0 -4
 Meletakkan kedua titik tersebut pada bidang koordinat.
 Menghubungkan kedua titik menjadi sebuah garis, maka diperoleh gambar
garis 4x-2y = 8
Untuk lebih jelasnya, perhatikan modul hlm. 7.44 !
d. Kemiringan atau Gradien Garis
Gradien menunjukkan kemiringan dari suatu persamaan terhadap garis x.
Gradien dinotasikan dengan huruf m.
Kemiringan/gradien adalah perbandingan antara jarak garis yang
diproyeksikan ke sumbu y terhadap proyeksi garis terhadap sumbu x.
Contoh :
Gambarlah persamaan garis y = 2x.
Macam- Macam Gradien :
1. Gradien garis lurus positif, jika arah garis dari kiri ke kanan atas.
2. Gradien garis lurus yang sejajar sumbu–x adalah nol, karena arah garis
vertikal tidak ada.
3. Gradien garis lurus negatif, jika arah garis dari kiri ke kanan bawah.
4. Gradien garis lurus yang sejajar sumbu–y tidak terdefinisi, karena arah garis
horizontal tidak ada ( menyebabkan pembaginya nol dan hasilnya tidak
didefinisikan). Hal ini berarti garis yang sejajar sumbu–y tidak mempunyai
gradien.
5. Misalnya garis lurus k gradiennya π‘š1 dan garis j gradiennya π‘š2 . Jika garis k
dan j saling tegak lurus, maka gradien-gradiennya menunjukkan hubungan
π‘š1 = βˆ’
1
π‘š2
dengan π‘š2 β‰  0 atau π‘š1β€“π‘š2= -1.
6. Garis-garis yang sejajar (paralel) mempunyai gradien yang sama.
e. Menentukan Persamaan Garis
 Melalui sebuah titik dengan gradien tertentu.
Jika (π‘₯1, 𝑦1) adalah titik pada garis dan (x,y) adalah titik lain pada garis yang
sama, maka gradien dari (π‘₯1, 𝑦1) dan (x,y) adalah :
Persamaan di atas dapat diubah menjadi 𝑦 βˆ’ 𝑦1 = m x βˆ’ π‘₯1
Contoh :
Tentukan persamaan garis yang melalui titik (2,1) dan gradien 3.
Jawaban :
𝑦 βˆ’ 𝑦1 = π‘š(π‘₯ βˆ’ π‘₯1)
𝑦 βˆ’ 1 = 3(π‘₯ βˆ’ 2)
𝑦 βˆ’ 1 = 3π‘₯ βˆ’ 6
y= 3π‘₯ βˆ’ 6 + 1
y= 3π‘₯ βˆ’ 5
π’Ž =
π’š βˆ’ π’šπŸ
𝒙 βˆ’ π’™πŸ
 Melalui dua buah titik.
(π‘₯1, 𝑦1) dan (π‘₯2, 𝑦2) adalah titi-titik pada satu garis dan (x,y) adalah titik lain
pada garis yang sama.
οƒ˜ Gradien garis dari (π‘₯1, 𝑦1) ke (x,y) adalah π‘š1.
οƒ˜ Gradien garis dari (π‘₯1, 𝑦1) ke (π‘₯2, 𝑦2) adalah π‘š2.
Sehingga :
π‘š1 =
π‘¦βˆ’π‘¦1
π‘₯βˆ’π‘₯1
dan π‘š2 =
𝑦2βˆ’π‘¦1
π‘₯2βˆ’π‘₯1
οƒ˜ Karena (x,y), (π‘₯1, 𝑦1), dan (π‘₯2, 𝑦2) terletak pada garis yang sama maka
gradien garis dari (π‘₯1, 𝑦1) ke (x,y) sama dengan gradien garis dari (π‘₯1, 𝑦1)
ke (π‘₯2, 𝑦2).
Sehingga :
π‘š1 = π‘š2
π‘¦βˆ’π‘¦1
π‘₯βˆ’π‘₯1
=
𝑦2βˆ’π‘¦1
π‘₯2βˆ’π‘₯1
𝑦 βˆ’ 𝑦1
𝑦2 βˆ’ 𝑦1
=
π‘₯ βˆ’ π‘₯1
π‘₯2 βˆ’ π‘₯1
𝑦 βˆ’ 𝑦1 =
𝑦2 βˆ’ 𝑦1
π‘₯2 βˆ’ π‘₯1
π‘₯ βˆ’ π‘₯1
𝑦 βˆ’ 𝑦1 = m (x βˆ’ π‘₯1) dengan
m=
𝑦2βˆ’π‘¦1
π‘₯2βˆ’π‘₯1
Contoh :
Tentukan persamaan garis yang melalui titik (2,-3) dan (5,1).
Jawaban :
 Menentukan gradien
m=
𝑦2βˆ’π‘¦1
π‘₯2βˆ’π‘₯1
π‘š =
1 βˆ’ (βˆ’3)
5 βˆ’ 2
π‘š =
1+3
5βˆ’2
π‘š =
4
3
 Menentukan persamaan garis yang melalui (2,-3) dengan gradien
4
3
.
𝑦 βˆ’ 𝑦1 = m x βˆ’ π‘₯1
𝑦 βˆ’ βˆ’3 =
4
3
x βˆ’ 2
𝑦 + 3 =
4
3
π‘₯ βˆ’
8
3
𝑦 =
4
3
π‘₯ βˆ’
8
3
βˆ’ 3
𝑦 =
4
3
π‘₯ βˆ’
8
3
βˆ’
9
3
𝑦 =
4
3
π‘₯ βˆ’
17
3
B. Pertidaksamaan Linier
Pertidaksamaan linier dalam x dan y dapat ditulis dalam salah satu bentuk-
bentuk berikut :
1. ax + by <c
2. ax + by ≀c
3. ax + by >c
4. ax + by β‰₯c
dimana a, b, dan c adalah bilangan real, dan a dan b tidak sama dengan nol.
a. Himpunan Penyelesaian Pertidaksamaan Linier
Adalah penyelesaian dari pertidaksamaan linier yang merupakan pasangan
terurut dari bilangan real yang menyebabkan pertidaksamaan menjadi
pernyataan yang bernilai benar.
Contoh :
Apakah titik (3,2) dan (5,1) merupakan penyelesaian dari 3x-2y <6 ?
Jawaban :
 Titik (3,2) disubstitusikan ke pertidaksamaan 3x-2y <6.
3x-2y <6
3.3-2.2 <6
9-4 <6
5 <6 (benar)
 Titik (5,1), Silahkan kalian coba !
b. Gambar Himpunan Penyelesaian dari Pertidaksamaan Linier
Contoh :
Tentukan himpunan penyelesaian dari pertidaksamaan linear 2x + 3y β‰₯ 12
Jawaban :
 Langkah pertama adalah lukis garis 2x + 3y = 12 dengan cara menghubungkan titik
potong garis dengan sumbu x dan sumbu y.
 Cari dua titik untuk menggambar garisnya.
 Untuk menentukan daerah yang mana adalah himpunan penyelesaian, maka
dilakukan dengan mengambil salah satu titik uji dari salah satu sisi daerah.
 Sebagai contoh di sini kita ambil titik (0,0). Lalu disubstitusikan ke pertidaksamaan
sehingga akan kita peroleh:
2x + 3y β‰₯ 12
2.0 + 3.0 β‰₯ 12
0 β‰₯ 12
Sehingga, 0 β‰₯ 12 salah, yang berarti tidak dipenuhi sebagai daerah penyelesaian.
Jadi, daerah penyelesaiannya yaitu daerah yang tidak masuk dalam titik (0,0).
x y
0 4
6 0
Daerah yang diarsir adalah daerah penyelesaian 2x + 3y β‰₯ 12
SISTEM KOORDINAT

More Related Content

What's hot

Modul dan Perangkat Matematika Kelas 7 Muhammad Muzammil, S. Si SMP Ibrahimy ...
Modul dan Perangkat Matematika Kelas 7 Muhammad Muzammil, S. Si SMP Ibrahimy ...Modul dan Perangkat Matematika Kelas 7 Muhammad Muzammil, S. Si SMP Ibrahimy ...
Modul dan Perangkat Matematika Kelas 7 Muhammad Muzammil, S. Si SMP Ibrahimy ...ZainulHasan13
Β 
Modul Ajar Matematika Fase E Kelas X Materi Fungsi Trigonometri Tahun Ajaran ...
Modul Ajar Matematika Fase E Kelas X Materi Fungsi Trigonometri Tahun Ajaran ...Modul Ajar Matematika Fase E Kelas X Materi Fungsi Trigonometri Tahun Ajaran ...
Modul Ajar Matematika Fase E Kelas X Materi Fungsi Trigonometri Tahun Ajaran ...Muhammad Iqbal
Β 
Contoh judul ptk lengkap bahasa indonesia sdn kelas 1 sd kemampuan membaca n...
Contoh judul ptk lengkap bahasa indonesia sdn kelas 1 sd  kemampuan membaca n...Contoh judul ptk lengkap bahasa indonesia sdn kelas 1 sd  kemampuan membaca n...
Contoh judul ptk lengkap bahasa indonesia sdn kelas 1 sd kemampuan membaca n...SEDIA PTK
Β 
PEMBAHASAN SOAL2 NON RUTIN
PEMBAHASAN SOAL2 NON RUTINPEMBAHASAN SOAL2 NON RUTIN
PEMBAHASAN SOAL2 NON RUTINHiriza Hiriza
Β 
Modul Ajar Matematika Kelas 7 Bab 5 Fase D
Modul Ajar Matematika Kelas 7 Bab 5 Fase DModul Ajar Matematika Kelas 7 Bab 5 Fase D
Modul Ajar Matematika Kelas 7 Bab 5 Fase DModul Guruku
Β 
Instrumen Penilaian Hasil Belajar Nontes dalam Pembelajaran Matematika di SD
Instrumen Penilaian Hasil Belajar Nontes dalam Pembelajaran Matematika di SDInstrumen Penilaian Hasil Belajar Nontes dalam Pembelajaran Matematika di SD
Instrumen Penilaian Hasil Belajar Nontes dalam Pembelajaran Matematika di SDNASuprawoto Sunardjo
Β 
14. rpp statistika (1)
14. rpp statistika (1)14. rpp statistika (1)
14. rpp statistika (1)melisamardi
Β 
Rpp 'Bilangan Bulat' -SMP kelas VII-
Rpp 'Bilangan Bulat' -SMP kelas VII-Rpp 'Bilangan Bulat' -SMP kelas VII-
Rpp 'Bilangan Bulat' -SMP kelas VII-Yusrina Fitriani Ns
Β 
Rpp discovery learning barisan aritmatika smp kelas 8
Rpp discovery learning barisan aritmatika smp kelas 8Rpp discovery learning barisan aritmatika smp kelas 8
Rpp discovery learning barisan aritmatika smp kelas 8renatanurlaily77
Β 
Instrumen pedoman wawancara_guru_dan_angket_respon_siswa
Instrumen pedoman wawancara_guru_dan_angket_respon_siswaInstrumen pedoman wawancara_guru_dan_angket_respon_siswa
Instrumen pedoman wawancara_guru_dan_angket_respon_siswanurmaliaazmi
Β 
MODUL 5 matematika DI SD.pptx
MODUL 5 matematika DI SD.pptxMODUL 5 matematika DI SD.pptx
MODUL 5 matematika DI SD.pptxMuhammadHasan898930
Β 
Rencana pelaksanaan pembelajaran Make a Match
Rencana pelaksanaan pembelajaran Make a MatchRencana pelaksanaan pembelajaran Make a Match
Rencana pelaksanaan pembelajaran Make a MatchUniversitas Negeri Medan
Β 
Lembar Penilaian Kognitif KD 3.1 SMP kelas VII Kurikulum 2013
Lembar Penilaian Kognitif KD 3.1 SMP kelas VII Kurikulum 2013Lembar Penilaian Kognitif KD 3.1 SMP kelas VII Kurikulum 2013
Lembar Penilaian Kognitif KD 3.1 SMP kelas VII Kurikulum 2013AYU Hardiyanti
Β 
pembelajaran ipa di sd
pembelajaran ipa di sdpembelajaran ipa di sd
pembelajaran ipa di sdendang zr
Β 
Format APKG 1 dan 2 PKP Universitas Terbuka ( UT ) Terbaru
Format APKG 1 dan 2 PKP Universitas Terbuka ( UT ) TerbaruFormat APKG 1 dan 2 PKP Universitas Terbuka ( UT ) Terbaru
Format APKG 1 dan 2 PKP Universitas Terbuka ( UT ) TerbaruAkang Juve
Β 
Lembar observasi dan angket.anti antika.06081181520009
Lembar observasi dan angket.anti antika.06081181520009Lembar observasi dan angket.anti antika.06081181520009
Lembar observasi dan angket.anti antika.06081181520009antiantika
Β 

What's hot (20)

Modul dan Perangkat Matematika Kelas 7 Muhammad Muzammil, S. Si SMP Ibrahimy ...
Modul dan Perangkat Matematika Kelas 7 Muhammad Muzammil, S. Si SMP Ibrahimy ...Modul dan Perangkat Matematika Kelas 7 Muhammad Muzammil, S. Si SMP Ibrahimy ...
Modul dan Perangkat Matematika Kelas 7 Muhammad Muzammil, S. Si SMP Ibrahimy ...
Β 
Modul Ajar Matematika Fase E Kelas X Materi Fungsi Trigonometri Tahun Ajaran ...
Modul Ajar Matematika Fase E Kelas X Materi Fungsi Trigonometri Tahun Ajaran ...Modul Ajar Matematika Fase E Kelas X Materi Fungsi Trigonometri Tahun Ajaran ...
Modul Ajar Matematika Fase E Kelas X Materi Fungsi Trigonometri Tahun Ajaran ...
Β 
Lkpd barisan dan deret
Lkpd barisan dan deretLkpd barisan dan deret
Lkpd barisan dan deret
Β 
Contoh judul ptk lengkap bahasa indonesia sdn kelas 1 sd kemampuan membaca n...
Contoh judul ptk lengkap bahasa indonesia sdn kelas 1 sd  kemampuan membaca n...Contoh judul ptk lengkap bahasa indonesia sdn kelas 1 sd  kemampuan membaca n...
Contoh judul ptk lengkap bahasa indonesia sdn kelas 1 sd kemampuan membaca n...
Β 
PEMBAHASAN SOAL2 NON RUTIN
PEMBAHASAN SOAL2 NON RUTINPEMBAHASAN SOAL2 NON RUTIN
PEMBAHASAN SOAL2 NON RUTIN
Β 
Modul Ajar Matematika Kelas 7 Bab 5 Fase D
Modul Ajar Matematika Kelas 7 Bab 5 Fase DModul Ajar Matematika Kelas 7 Bab 5 Fase D
Modul Ajar Matematika Kelas 7 Bab 5 Fase D
Β 
Instrumen Penilaian Hasil Belajar Nontes dalam Pembelajaran Matematika di SD
Instrumen Penilaian Hasil Belajar Nontes dalam Pembelajaran Matematika di SDInstrumen Penilaian Hasil Belajar Nontes dalam Pembelajaran Matematika di SD
Instrumen Penilaian Hasil Belajar Nontes dalam Pembelajaran Matematika di SD
Β 
14. rpp statistika (1)
14. rpp statistika (1)14. rpp statistika (1)
14. rpp statistika (1)
Β 
Rpp 'Bilangan Bulat' -SMP kelas VII-
Rpp 'Bilangan Bulat' -SMP kelas VII-Rpp 'Bilangan Bulat' -SMP kelas VII-
Rpp 'Bilangan Bulat' -SMP kelas VII-
Β 
Tugas kuliah tap
Tugas kuliah tapTugas kuliah tap
Tugas kuliah tap
Β 
Rpp discovery learning barisan aritmatika smp kelas 8
Rpp discovery learning barisan aritmatika smp kelas 8Rpp discovery learning barisan aritmatika smp kelas 8
Rpp discovery learning barisan aritmatika smp kelas 8
Β 
Instrumen pedoman wawancara_guru_dan_angket_respon_siswa
Instrumen pedoman wawancara_guru_dan_angket_respon_siswaInstrumen pedoman wawancara_guru_dan_angket_respon_siswa
Instrumen pedoman wawancara_guru_dan_angket_respon_siswa
Β 
MODUL 5 matematika DI SD.pptx
MODUL 5 matematika DI SD.pptxMODUL 5 matematika DI SD.pptx
MODUL 5 matematika DI SD.pptx
Β 
Rencana pelaksanaan pembelajaran Make a Match
Rencana pelaksanaan pembelajaran Make a MatchRencana pelaksanaan pembelajaran Make a Match
Rencana pelaksanaan pembelajaran Make a Match
Β 
Model RPP IPA
Model RPP IPAModel RPP IPA
Model RPP IPA
Β 
Kasus pemebalajarna
Kasus pemebalajarnaKasus pemebalajarna
Kasus pemebalajarna
Β 
Lembar Penilaian Kognitif KD 3.1 SMP kelas VII Kurikulum 2013
Lembar Penilaian Kognitif KD 3.1 SMP kelas VII Kurikulum 2013Lembar Penilaian Kognitif KD 3.1 SMP kelas VII Kurikulum 2013
Lembar Penilaian Kognitif KD 3.1 SMP kelas VII Kurikulum 2013
Β 
pembelajaran ipa di sd
pembelajaran ipa di sdpembelajaran ipa di sd
pembelajaran ipa di sd
Β 
Format APKG 1 dan 2 PKP Universitas Terbuka ( UT ) Terbaru
Format APKG 1 dan 2 PKP Universitas Terbuka ( UT ) TerbaruFormat APKG 1 dan 2 PKP Universitas Terbuka ( UT ) Terbaru
Format APKG 1 dan 2 PKP Universitas Terbuka ( UT ) Terbaru
Β 
Lembar observasi dan angket.anti antika.06081181520009
Lembar observasi dan angket.anti antika.06081181520009Lembar observasi dan angket.anti antika.06081181520009
Lembar observasi dan angket.anti antika.06081181520009
Β 

Similar to SISTEM KOORDINAT

MODUL 7 SISTEM KOORDINAT MTK.pptx
MODUL 7 SISTEM KOORDINAT MTK.pptxMODUL 7 SISTEM KOORDINAT MTK.pptx
MODUL 7 SISTEM KOORDINAT MTK.pptxRiadhatulUlum1
Β 
Himpunan dan logika Bab 4
 Himpunan dan logika Bab 4 Himpunan dan logika Bab 4
Himpunan dan logika Bab 4SantiKartini
Β 
tugas himpunan dan logika-1.pptx
tugas himpunan dan logika-1.pptxtugas himpunan dan logika-1.pptx
tugas himpunan dan logika-1.pptxSantiKartini
Β 
PPT persamaan garis lurus.pptx
PPT persamaan garis lurus.pptxPPT persamaan garis lurus.pptx
PPT persamaan garis lurus.pptxFaikotulAzmiyah1
Β 
Vektor Diruang 2 dan 3 (vector 2D & 3D)
Vektor Diruang 2 dan 3 (vector 2D & 3D)Vektor Diruang 2 dan 3 (vector 2D & 3D)
Vektor Diruang 2 dan 3 (vector 2D & 3D)Mkls Rivership
Β 
topik1analisisvektor-140911004300-phpapp02.pdf
topik1analisisvektor-140911004300-phpapp02.pdftopik1analisisvektor-140911004300-phpapp02.pdf
topik1analisisvektor-140911004300-phpapp02.pdfGaungPradana2
Β 
Kelas x bab 5
Kelas x bab 5Kelas x bab 5
Kelas x bab 5arman11111
Β 
Kelas x bab 5
Kelas x bab 5Kelas x bab 5
Kelas x bab 5fitriana416
Β 
Kelompok ii persamaan garis lurus
Kelompok ii persamaan garis lurusKelompok ii persamaan garis lurus
Kelompok ii persamaan garis lurusIlhamsyahIbnuHidayat
Β 
Vektor di ruang 2 dan 3
Vektor di ruang 2 dan 3Vektor di ruang 2 dan 3
Vektor di ruang 2 dan 3Khotibul Umam
Β 
Persamaan garis lurus.
Persamaan garis lurus.Persamaan garis lurus.
Persamaan garis lurus.Sugi Kuswari
Β 
Kelas x bab 1
Kelas x bab 1Kelas x bab 1
Kelas x bab 1pitrahdewi
Β 
Kelas x bab 1
Kelas x bab 1Kelas x bab 1
Kelas x bab 1pitrahdewi
Β 
Kelas x bab 1
Kelas x bab 1Kelas x bab 1
Kelas x bab 1fitriana416
Β 
Kelas x bab 1
Kelas x bab 1Kelas x bab 1
Kelas x bab 1arman11111
Β 
Kelas x bab 1
Kelas x bab 1Kelas x bab 1
Kelas x bab 1pitrahdewi
Β 
Kelas x bab 5
Kelas x bab 5Kelas x bab 5
Kelas x bab 5pitrahdewi
Β 
Kelas x bab 5
Kelas x bab 5Kelas x bab 5
Kelas x bab 5pitrahdewi
Β 

Similar to SISTEM KOORDINAT (20)

MODUL 7 SISTEM KOORDINAT MTK.pptx
MODUL 7 SISTEM KOORDINAT MTK.pptxMODUL 7 SISTEM KOORDINAT MTK.pptx
MODUL 7 SISTEM KOORDINAT MTK.pptx
Β 
Himpunan dan logika Bab 4
 Himpunan dan logika Bab 4 Himpunan dan logika Bab 4
Himpunan dan logika Bab 4
Β 
Bab 1 ok
Bab 1 okBab 1 ok
Bab 1 ok
Β 
tugas himpunan dan logika-1.pptx
tugas himpunan dan logika-1.pptxtugas himpunan dan logika-1.pptx
tugas himpunan dan logika-1.pptx
Β 
GAR-1.pptx
GAR-1.pptxGAR-1.pptx
GAR-1.pptx
Β 
PPT persamaan garis lurus.pptx
PPT persamaan garis lurus.pptxPPT persamaan garis lurus.pptx
PPT persamaan garis lurus.pptx
Β 
Vektor Diruang 2 dan 3 (vector 2D & 3D)
Vektor Diruang 2 dan 3 (vector 2D & 3D)Vektor Diruang 2 dan 3 (vector 2D & 3D)
Vektor Diruang 2 dan 3 (vector 2D & 3D)
Β 
topik1analisisvektor-140911004300-phpapp02.pdf
topik1analisisvektor-140911004300-phpapp02.pdftopik1analisisvektor-140911004300-phpapp02.pdf
topik1analisisvektor-140911004300-phpapp02.pdf
Β 
Kelas x bab 5
Kelas x bab 5Kelas x bab 5
Kelas x bab 5
Β 
Kelas x bab 5
Kelas x bab 5Kelas x bab 5
Kelas x bab 5
Β 
Kelompok ii persamaan garis lurus
Kelompok ii persamaan garis lurusKelompok ii persamaan garis lurus
Kelompok ii persamaan garis lurus
Β 
Vektor di ruang 2 dan 3
Vektor di ruang 2 dan 3Vektor di ruang 2 dan 3
Vektor di ruang 2 dan 3
Β 
Persamaan garis lurus.
Persamaan garis lurus.Persamaan garis lurus.
Persamaan garis lurus.
Β 
Kelas x bab 1
Kelas x bab 1Kelas x bab 1
Kelas x bab 1
Β 
Kelas x bab 1
Kelas x bab 1Kelas x bab 1
Kelas x bab 1
Β 
Kelas x bab 1
Kelas x bab 1Kelas x bab 1
Kelas x bab 1
Β 
Kelas x bab 1
Kelas x bab 1Kelas x bab 1
Kelas x bab 1
Β 
Kelas x bab 1
Kelas x bab 1Kelas x bab 1
Kelas x bab 1
Β 
Kelas x bab 5
Kelas x bab 5Kelas x bab 5
Kelas x bab 5
Β 
Kelas x bab 5
Kelas x bab 5Kelas x bab 5
Kelas x bab 5
Β 

Recently uploaded

MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
Β 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfkustiyantidew94
Β 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
Β 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
Β 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
Β 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
Β 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfTaqdirAlfiandi1
Β 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxSyaimarChandra1
Β 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdfShintaNovianti1
Β 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
Β 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023DodiSetiawan46
Β 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
Β 
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxMateri Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxc9fhbm7gzj
Β 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
Β 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfChrodtianTian
Β 
Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsAdePutraTunggali
Β 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaNadia Putri Ayu
Β 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
Β 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
Β 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
Β 

Recently uploaded (20)

MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
Β 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
Β 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Β 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Β 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
Β 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Β 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
Β 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Β 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
Β 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
Β 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
Β 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
Β 
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxMateri Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Β 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
Β 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
Β 
Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public Relations
Β 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Β 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
Β 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Β 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
Β 

SISTEM KOORDINAT

  • 2. SISTEM KOORDINAT Anggota : Adeitya Prabu Bagaskara (857714774) Siti Romlah (857709733) Indarti (857713457)
  • 3. KB 1. Sistem Bilangan Real dan Koordinat - A. Sistem Bilangan Real - B. Sistem Koordinat Kartesius - C. Rumus Jarak (Distance) - D. Persamaan Lingkaran - E. Sistem Koordinat Kutub (Polar coordinate Sistem) - F. Hubungan Koordinat Kutub Dengan Koordinat Kartesius
  • 4. A. SISTEM BILANGAN REAL Sistem Bilangan real Bentuk decimal suatu bilangan real Bentuk decimal dari bilangan rasional Bentuk decimal dari bilangan irasional Kelengkapan dan kerapatan bilangan real
  • 5.  Semua bilangan real dapat diwakili oleh titik pada garis bilangan. Bilangan real memiliki sifat terurut.  Himpunan bilangan real dapat dinyatakan sebagai garis bilangan  Berikut ibi contoh perbedaan jarak titik koordinat pada garis bilangan vertical dan horizontal berdasarkan jarak dan arahannya terhadap O (Pusat koordinat garis) SISTEM BILANGAN REAL Titik koordinat pada garis Letak titik pada garis bilangan Horizontal vertikal 3 3 satuan disebelah kanan 0 3 satuan disebelah atas 0 -10 10 satuan disebah kiri 0 10 satuan disebelah bawah 0
  • 6. A. Bentuk decimal suatu bilangan real, himpunan bilangan real adalah gabungan himpunan bilangan rasional dan irrasional. Semua bilangan real dapat dinyatakan dalam bentuk decimal B. Bentuk decimal dari bilangan rasional, bilangan rasional adalah bilangan real yang terbentuk π‘Ž 𝑏 dengan a,b € himpunan bilangan bulat dan bβ‰ 0. bentuk decimal dari bilangan rasional sebagai hasil pembagian terhadap pembilang dan penyebut menghasilkan bilangan dibelakang koma yang terbatas serta berakhir dengan pengulangan bilangan nol dan berulang tidak terbatas. C. Bentuk decimal bilangan irrasional, bilangan irrasional adalah baingan yang real yang tidak dapat dibentuk menjadi π‘Ž 𝑏 , bentuk decimal dari bilangan irrasional menghasilkan bilangan dibelekang koma yang tidak terulang dan tidak terbatas dan tidak berakhir dengan pengulangan bilangan nol D. Kelengkapam dam kerapatan bilangan real, bilangan real selain memiliki sifat kelengkapan juga memiliki sifat kerapatan. Beberapa kerapatan letak antara dua bilanganreal tersebut selalu ada bilangan rasional atau bilangan irrasional lain
  • 7. Sistem koordinat kartesius digunakan untuk menentukan tiap titik dalam bidang dengan menggunakan dua bilangan yang biasa disebut koordinat x dan koordinat y dari titik tersebut. Untuk mendeskripisikan suatu titik tertentu dalam system koordinat dua dimensi, nilai x ditulis (absis), lalu nilai y (ordinat). Dengan demikian format yang dipakai selalu (xy) dan urutannya tidak dibalik-balik Pada system koordinat kartesius terdapat dua garis berpotongan tegak lurus. Garis mendatar disebut sumbu x. garis tegak disebut y. titik potong kedua sumbu disebut titik asal. X merupakan jarak titik dengan sumbu y dan y merupakan jarak titik dengan sumbu x B. SISTEM KOORDINAT KARTESIUS
  • 9.  Ketika dua titik dihubungkan dengan garis lurus, bagian garis antara dua titik disebut ruas garis. Panjang ruas garis tersebut menunjukkan jarak antara dua titik dikedua ujung ruang garis tersebut  Teorema phytagoras dapat digunakan untuk menentukan Panjang ruas garis yang tidak sejajar dengan sumbu koordinat C. RUMUS JARAK
  • 10. D. PERSAMAAN LINGKARAN ο‚’ Lingkaran adalah tempat kedudukan titik (x,y) pada bidang yang berjarak sama terhadap satu titik tetap yang disebut lingkaran, jarak titik (x,y) terhadap titik pusat disebut jari-jari (radius) dan dikembangkan r.
  • 11. ILUSTRASI Jika titik pusat lingkaran P (a,b) dan jarak titik-titik Q (x,y) terhadap titik pusat P berjarak r
  • 12. SISTEM KOORDINAT KUTUB (POLAR COORDINATE SYSTEM) ο‚’ Dalam system koordinat kartesius, tempat kedudukan titik pada bidang ditunjukkan oleh pasangan terurut bilangan real (x,y) ο‚’ Berlaku sebaliknya yaitu pasangan terurut bilangan rasional (x,y) menunjukkan posisi suatu titik pada bidang koordinat ο‚’ Selain koordinat kartesius untuk dapat menunjukkan posisi suatu titik pada bidang dalam system koordinat dapat juga digunakan koordinat kutub dan koordinat polar yang ditandai dengan jarak dan sudut
  • 13. Arah pengukuran sudut πœƒ π‘π‘’π‘Ÿπ‘›π‘–π‘™π‘Žπ‘– π‘π‘œπ‘ π‘–π‘‘π‘–π‘“ π‘—π‘–π‘˜π‘Ž π‘Žπ‘Ÿπ‘Žβ„Ž π‘π‘’π‘›π‘”π‘’π‘˜π‘’π‘Ÿπ‘Žπ‘› 𝑠𝑒𝑑𝑒𝑑 Berlawanan dengan arah jarum jam dan πœƒ π‘π‘’π‘Ÿπ‘›π‘–π‘™π‘Žπ‘– π‘›π‘’π‘”π‘Žπ‘‘π‘–π‘“ π‘—π‘–π‘˜π‘Ž π‘π‘’π‘›π‘”π‘’π‘˜π‘’π‘Ÿπ‘Žπ‘› 𝑠𝑒𝑑𝑒𝑑 π‘ π‘’π‘Žπ‘Ÿπ‘Žβ„Ž π‘—π‘Žπ‘Ÿπ‘’π‘š π‘—π‘Žπ‘š
  • 14. HUBUNGAN KOORDINAT KUTUB DENGAN KOORDINAT KARTESIUS ο‚’ Jika sumbu pada system koordinat kutub dan system koordinat kartesius dihimpatkan sehingga saling menutupi maka letak suatu titik pada system koordinat kutub ditandai dengan pasangan terurut (r,πœƒ)dan titik koordinat kartesius ditandai dengan pasangan terurut (x,y)
  • 15. ο‚’ Sin πœƒ = 𝑦 π‘Ÿ = y = r sin πœƒ ο‚’ Cos πœƒ = π‘₯ π‘Ÿ = x = r cos πœƒ ο‚’ π‘Ÿ2 = π‘₯2 + 𝑦2 dan tan πœƒ = 𝑦 π‘₯
  • 16.
  • 17. Kegiatan Belajar 2 PERSAMAAN DAN PERTIDAKSAMAAN LINIER Menentukan persamaan garis. Menentukan kemiringan suatu garis yang diketahui persamaannya Menentukan daerah penyelesaian dari suatu pertidaksamaan linier.
  • 18. A. Persamaan Linier Pengertian Persamaan Persamaan merupakan suatu kalimat terbuka yang dihubungkan dengan simbol sama dengan (=) pada kedua ruasnya. Kalimat Terbuka Sebuah kalimat yang di dalamnya terkandung satu atau lebih variabel yang nilai kebenarannya belum diketahui. Persamaan Linear Sebuah persamaan yang setiap suku nya mengandung konstanta dengan variabel nya yang berderajat satu atau tunggal dan persamaan ini, bisa digambarkan dengan sebuah gambar grafik dalam sistem koordinat kartesius.
  • 19. Contoh : 1. x +2 = 15 2. x + 2y = 7 3. x + 2y + 3z = 6 Ketiga persamaan di atas sama-sama disebut persamaan linier, namun karena ada persamaan yang memiliki satu variabel, dua variabel, dan tiga variabel, maka ada yang disebut persamaan linear satu variabel, persamaan linear dua variabel, dan persamaan linier tiga variabel. β€œKomponen atau unsur yang berhubungan dengan persamaan linear” Suku Variabel Koefisien Konstanta
  • 20. Persamaan Linier Dua Variabel a. Bentuk Umum Persamaan Linier Dua Variabel Dengan x dan y € {bilangan real} Catatan : Persamaan linier dua variabel sering dimaknai sebagai sebagai dua hal yang sama dengan fungsi linier jika ingin menekankan konsep fungsi dari relasi pasangan x dan y. Sehingga dapat ditulis : y = ax + b atau ax + by = c f(x) = ax + b
  • 21. b. Penyelesaian Persamaan Linier Dua Variabel Adalah pasangan terurut dari bilangan (x, y) yang menyebabkan persamaan menjadi pernyataan yang bernilai benar. Contoh : Tunjukkan bahwa (4,4) adalah penyelesaian dari persamaan y = 1 2 π‘₯ + 2 Jawab : Untuk mengetahui apakah (4,4) adalah penyelesaian dari y = 1 2 π‘₯ + 2, gantilah : 1. x pada persamaan dengan 4 2. y pada persamaan dengan 4  Jika hasilnya tidak sama, berarti bahwa (4,4) bukan penyelesaian dari persamaan y = 1 2 π‘₯ + 2.  Jika hasilnya sama, berarti bahwa (4,4) adalah penyelesaian dari persamaan y = 1 2 π‘₯ + 2. Mari kita buktikan !
  • 22. π’š = 𝟏 𝟐 𝒙 + 𝟐 πŸ’ = 𝟏 𝟐 πŸ’ + 𝟐 4 = 2+2 4 = 4 (ternyata hasilnya sama) β€œJadi benar bahwa (4,4) adalah penyelesaian dari persamaan π’š = 𝟏 𝟐 𝒙 + πŸβ€ Catatan : Secara umum, persamaan linear dua variabel mempunyai penyelesaian yang tidak terbatas banyaknya. Dengan memilih berapapun nilai untuk (x) dan mendistribusikan nilai (x) tersebut ke dalam persamaan tersebut menjadi pernyataan yang bernilai benar.
  • 23. c. Menggambar Persamaan Linier Dua Variabel  Setiap penyelesaian suatu persamaan linier dapat ditunjukkan/direpresentasikan secara visual pada sistem koordinat kartesius.  Representasi dari penyelesaian suatu persamaan linier adalah garis.  Garis tersebut dapat ditentukan melalui dua titik. Langkah menggambar : 1. Membuat sistem koordinat kartesius. 2. Menentukan sedikitnya dua titik sebagai penyelesaian dari persamaan linier dan meletakkannya pada sistem koordinat kartesius. 3. Sebaiknya tambahkan lagi satu atau lebih titik penyelesaian lainnya, jika semua titik tersebut segaris maka pekerjaan kita benar.
  • 24. Contoh : Gambarlah persamaan 4x-2y = 8 Penyelesaian :  Menentukan titik potong garis terhadap sumbu-x (x-intercept).  Menentukan titik potong garis terhadap sumbu-y (y-intercept).  Kedua langkah di atas dapat kita sederhanakan dengan tabel berikut : οƒ˜ y = 0 disubstitusikan ke persamaan 4x-2y = 8, maka : 4x-2y = 8 4x-2.0 = 8 4x = 8 x = 8/4 x = 2 οƒ˜ x = 0 disubstitusikan ke persamaan 4x-2y = 8, maka : 4x-2y = 8 4.0-2y = 8 -2y = 8 y = 8/-2 x = -4 x y 2 0 0 -4
  • 25.  Meletakkan kedua titik tersebut pada bidang koordinat.  Menghubungkan kedua titik menjadi sebuah garis, maka diperoleh gambar garis 4x-2y = 8 Untuk lebih jelasnya, perhatikan modul hlm. 7.44 !
  • 26. d. Kemiringan atau Gradien Garis Gradien menunjukkan kemiringan dari suatu persamaan terhadap garis x. Gradien dinotasikan dengan huruf m. Kemiringan/gradien adalah perbandingan antara jarak garis yang diproyeksikan ke sumbu y terhadap proyeksi garis terhadap sumbu x. Contoh : Gambarlah persamaan garis y = 2x.
  • 27.
  • 28. Macam- Macam Gradien : 1. Gradien garis lurus positif, jika arah garis dari kiri ke kanan atas. 2. Gradien garis lurus yang sejajar sumbu–x adalah nol, karena arah garis vertikal tidak ada. 3. Gradien garis lurus negatif, jika arah garis dari kiri ke kanan bawah. 4. Gradien garis lurus yang sejajar sumbu–y tidak terdefinisi, karena arah garis horizontal tidak ada ( menyebabkan pembaginya nol dan hasilnya tidak didefinisikan). Hal ini berarti garis yang sejajar sumbu–y tidak mempunyai gradien. 5. Misalnya garis lurus k gradiennya π‘š1 dan garis j gradiennya π‘š2 . Jika garis k dan j saling tegak lurus, maka gradien-gradiennya menunjukkan hubungan π‘š1 = βˆ’ 1 π‘š2 dengan π‘š2 β‰  0 atau π‘š1β€“π‘š2= -1. 6. Garis-garis yang sejajar (paralel) mempunyai gradien yang sama.
  • 29. e. Menentukan Persamaan Garis  Melalui sebuah titik dengan gradien tertentu. Jika (π‘₯1, 𝑦1) adalah titik pada garis dan (x,y) adalah titik lain pada garis yang sama, maka gradien dari (π‘₯1, 𝑦1) dan (x,y) adalah : Persamaan di atas dapat diubah menjadi 𝑦 βˆ’ 𝑦1 = m x βˆ’ π‘₯1 Contoh : Tentukan persamaan garis yang melalui titik (2,1) dan gradien 3. Jawaban : 𝑦 βˆ’ 𝑦1 = π‘š(π‘₯ βˆ’ π‘₯1) 𝑦 βˆ’ 1 = 3(π‘₯ βˆ’ 2) 𝑦 βˆ’ 1 = 3π‘₯ βˆ’ 6 y= 3π‘₯ βˆ’ 6 + 1 y= 3π‘₯ βˆ’ 5 π’Ž = π’š βˆ’ π’šπŸ 𝒙 βˆ’ π’™πŸ
  • 30.  Melalui dua buah titik. (π‘₯1, 𝑦1) dan (π‘₯2, 𝑦2) adalah titi-titik pada satu garis dan (x,y) adalah titik lain pada garis yang sama. οƒ˜ Gradien garis dari (π‘₯1, 𝑦1) ke (x,y) adalah π‘š1. οƒ˜ Gradien garis dari (π‘₯1, 𝑦1) ke (π‘₯2, 𝑦2) adalah π‘š2. Sehingga : π‘š1 = π‘¦βˆ’π‘¦1 π‘₯βˆ’π‘₯1 dan π‘š2 = 𝑦2βˆ’π‘¦1 π‘₯2βˆ’π‘₯1 οƒ˜ Karena (x,y), (π‘₯1, 𝑦1), dan (π‘₯2, 𝑦2) terletak pada garis yang sama maka gradien garis dari (π‘₯1, 𝑦1) ke (x,y) sama dengan gradien garis dari (π‘₯1, 𝑦1) ke (π‘₯2, 𝑦2). Sehingga : π‘š1 = π‘š2 π‘¦βˆ’π‘¦1 π‘₯βˆ’π‘₯1 = 𝑦2βˆ’π‘¦1 π‘₯2βˆ’π‘₯1 𝑦 βˆ’ 𝑦1 𝑦2 βˆ’ 𝑦1 = π‘₯ βˆ’ π‘₯1 π‘₯2 βˆ’ π‘₯1 𝑦 βˆ’ 𝑦1 = 𝑦2 βˆ’ 𝑦1 π‘₯2 βˆ’ π‘₯1 π‘₯ βˆ’ π‘₯1 𝑦 βˆ’ 𝑦1 = m (x βˆ’ π‘₯1) dengan m= 𝑦2βˆ’π‘¦1 π‘₯2βˆ’π‘₯1
  • 31. Contoh : Tentukan persamaan garis yang melalui titik (2,-3) dan (5,1). Jawaban :  Menentukan gradien m= 𝑦2βˆ’π‘¦1 π‘₯2βˆ’π‘₯1 π‘š = 1 βˆ’ (βˆ’3) 5 βˆ’ 2 π‘š = 1+3 5βˆ’2 π‘š = 4 3  Menentukan persamaan garis yang melalui (2,-3) dengan gradien 4 3 . 𝑦 βˆ’ 𝑦1 = m x βˆ’ π‘₯1 𝑦 βˆ’ βˆ’3 = 4 3 x βˆ’ 2 𝑦 + 3 = 4 3 π‘₯ βˆ’ 8 3 𝑦 = 4 3 π‘₯ βˆ’ 8 3 βˆ’ 3 𝑦 = 4 3 π‘₯ βˆ’ 8 3 βˆ’ 9 3 𝑦 = 4 3 π‘₯ βˆ’ 17 3
  • 33. Pertidaksamaan linier dalam x dan y dapat ditulis dalam salah satu bentuk- bentuk berikut : 1. ax + by <c 2. ax + by ≀c 3. ax + by >c 4. ax + by β‰₯c dimana a, b, dan c adalah bilangan real, dan a dan b tidak sama dengan nol. a. Himpunan Penyelesaian Pertidaksamaan Linier Adalah penyelesaian dari pertidaksamaan linier yang merupakan pasangan terurut dari bilangan real yang menyebabkan pertidaksamaan menjadi pernyataan yang bernilai benar. Contoh : Apakah titik (3,2) dan (5,1) merupakan penyelesaian dari 3x-2y <6 ? Jawaban :  Titik (3,2) disubstitusikan ke pertidaksamaan 3x-2y <6. 3x-2y <6 3.3-2.2 <6 9-4 <6 5 <6 (benar)  Titik (5,1), Silahkan kalian coba !
  • 34. b. Gambar Himpunan Penyelesaian dari Pertidaksamaan Linier Contoh : Tentukan himpunan penyelesaian dari pertidaksamaan linear 2x + 3y β‰₯ 12 Jawaban :  Langkah pertama adalah lukis garis 2x + 3y = 12 dengan cara menghubungkan titik potong garis dengan sumbu x dan sumbu y.  Cari dua titik untuk menggambar garisnya.  Untuk menentukan daerah yang mana adalah himpunan penyelesaian, maka dilakukan dengan mengambil salah satu titik uji dari salah satu sisi daerah.  Sebagai contoh di sini kita ambil titik (0,0). Lalu disubstitusikan ke pertidaksamaan sehingga akan kita peroleh: 2x + 3y β‰₯ 12 2.0 + 3.0 β‰₯ 12 0 β‰₯ 12 Sehingga, 0 β‰₯ 12 salah, yang berarti tidak dipenuhi sebagai daerah penyelesaian. Jadi, daerah penyelesaiannya yaitu daerah yang tidak masuk dalam titik (0,0). x y 0 4 6 0
  • 35. Daerah yang diarsir adalah daerah penyelesaian 2x + 3y β‰₯ 12