SlideShare a Scribd company logo
1 of 4
Download to read offline
1
RINGKASAN ILMU TAJWID
1. HUKUM NUN MATI
– Izh-har Halqi, yaitu pembacaan nun mati atau tanwin yang sesuai
makhroj-nya (tidak di-ghunnah-kan) apabila bertemu dengan salah satu
huruf izhhar.
Huruf-huruf izhhar adalah : ‫ء‬ ‫ـ‬ ‫ة‬ ‫ـ‬ ‫ع‬ ‫ـ‬ ‫ح‬ ‫ـ‬ ‫غ‬ ‫ـ‬ ‫خ‬
Contoh-contoh izhhar:
– Idgham, yaitu pengucapan nun mati atau tanwin secara lebur ketika
bertemu huruf-huruf idgham, atau pengucapan dua huruf seperti dua
huruf yang di-tasydid-kan. Ketentuan ini berlaku ketika pertemuan nun
mati dengan huruf idgham dalam dua kata yang terpisah. Idgham dibagi
dua yaitu:
> Idgham bi ghunnah atau ma’al ghunnah (yang harus digunakan)
> Idgham bila ghunnah (yang tidak boleh digunakan)
Huruf-huruf idgham bi ghunnah : ‫ي‬ ‫ـ‬ ‫ن‬ ‫ـ‬ ‫م‬ ‫ـ‬ ‫و‬
Huruf-huruf idgham bila ghunnah : ‫ل‬ ‫ـ‬ ‫ر‬
Contoh-contoh idgham :
Dikecualikan empat kata yang tidak boleh dibaca sesuai dengan kaidah
ini, karena pertemuan nun mati dengan huruf idgham dalam satu kata.
Cara membacanya harus jelas dan disebut izhhar muthlaq (wajib), yaitu:
‫ا‬ٍََُّْ‫ذ‬‫ان‬ ‫ـ‬ ٌْ‫ا‬ٍَُُْ‫ت‬ ‫ـ‬ ٌْ‫ا‬َُِْٕ‫ل‬ ‫ـ‬ ٌْ‫ا‬َُِْٕ‫ط‬
– Iqlab, yaitu pengucapan nun mati atau tanwin yang bertemu dengan
huruf ba’ yang berubah menjadi mim dan disertai dengan ghunnah.
Contoh-contoh iqlab:
– Ikhfa’ Haqiqi, yaitu pengucapan nun mati atau tanwin ketika bertemu
dengan huruf-huruf ikhfa’ memiliki sifat antara izhhar dan idgham
dengan disertai ghunnah. Huruf-huruf ikhfa’ berjumlah 15, yaitu:
‫خ‬ ‫ز‬ ‫ج‬ ‫د‬ ‫ر‬ ‫ص‬ ‫ط‬ ‫ػ‬ ‫ص‬ ‫ع‬ ‫ط‬ ‫ظ‬ ‫ف‬ ‫ق‬ ‫ن‬
Contoh ikhfa’ haqiqi:
2. HUKUM MIM MATI
– Ikhfa’ Syafawi, yaitu apabila mim mati bertemu dengan ba’. Cara
pengucapannya mim tampak samar (bibir tanpa ditekan kuat) disertai
dengan ghunnah. Contoh: ٍِ‫ج‬َ‫س‬‫ا‬َ‫ج‬ِ‫ح‬ِ‫ت‬ ْ‫ى‬ٍِِْٓ‫ي‬ْ‫َش‬‫ذ‬
– Idgham Mitslain, atau idgham mimi yaitu apabila mim mati bertemu
dengan mim. Cara pengucapannya harus disertai dengan ghunnah.
Contoh: ٌ‫ج‬َ‫ذ‬َ‫ط‬ْ‫ؤ‬ُّ‫ي‬ ْ‫ى‬ٍَِْٓ‫ه‬َ‫ع‬ ‫ا‬َََّٓ‫إ‬
- Izh-har Syafawi, yaitu apabila mim mati bertemu dengan selain huruf
mim dan ba’. Cara pengucapannya adalah mim harus dibaca jelas, harus
tampak jelas tanpa ghunnah, terutama ketika bertemu dengan fa’ dan
waw. Sedikitpun mim tidak boleh terpengaruh makhroj fa’ dan waw
walaupun makhrojnya berdekatan/sama.
Contoh: َ‫ْف‬ٍَ‫ك‬ َ‫ش‬َ‫ذ‬ ْ‫ى‬َ‫ن‬َ‫أ‬ ‫ـ‬ ٌَُْٔ‫ذ‬ِ‫ن‬‫َا‬‫خ‬ ‫ا‬ٍَِْٓ‫ف‬ ْ‫ى‬ُْ
3. HUKUM MIM DAN NUN BERTASYDID
Setiap mim dan nun yang bertasydid wajib dighunnahkan. Ketika
membaca mim yang bertasydid cara membacanya bibir harus merapat
dengan sempurna, dan ketika membaca nun yang bertasydid ujung lidah
harus menempel pada makhroj nun dengan sempurna/kuat. Contoh:
ٌَُْٕ‫ن‬َ‫ء‬‫ا‬َ‫غ‬َ‫ر‬ٌَ َّ‫ى‬َ‫ع‬ ‫ـ‬ ٍَ‫ح‬ٌَِٔ‫ا‬َْ ُُّّ‫ي‬ُ‫أ‬َ‫ف‬ ‫ـ‬ ْ‫م‬ِّ‫ي‬َّ‫ض‬ًُْ‫اان‬ٌََُّٓ‫ـأ‬ٌَ
4. HUKUM LAM TA’RIF (ALIF LAM)
Berdasarkan cara pembacaannya ini, alif lam dibagi menjadi dua macam :
– Alif Lam Qamariyah, yakni alif lam harus dibaca jelas ketika
menghadapi huruf-huruf berikut: ‫ء‬ ‫ـ‬ ‫ب‬ ‫ـ‬ ‫غ‬ ‫ـ‬ ‫ح‬ ‫ـ‬ ‫ج‬ ‫ـ‬ ‫ك‬ ‫ـ‬ ‫و‬ ‫ـ‬ ‫خ‬ ‫ـ‬ ‫ف‬ ‫ـ‬ ‫ع‬ ‫ـ‬ ‫ق‬ ‫ـ‬ ‫ي‬ ‫ـ‬ ‫م‬ ‫ـ‬ ‫ه‬
Contoh : ُ‫ى‬ْ‫ه‬ِ‫ع‬ْ‫ان‬ ‫ـ‬ ُ‫س‬ِ‫د‬‫ا‬َ‫م‬ْ‫ان‬ ‫ـ‬ ٌْ‫ا‬َ‫ج‬ْ‫ش‬ًَْ‫ان‬ ‫ـ‬ ُ‫ح‬ََُّ‫ج‬ْ‫ان‬
– Alif Lam Syamsiyah, yakni alif lam harus dibaca idgham (masuk ke
dalam huruf berikutnya) apabila bertemu dengan huruf-huruf berikut:
‫ط‬ ‫ـ‬ ‫ث‬ ‫ـ‬ ‫ص‬ ‫ـ‬ ‫ر‬ ‫ـ‬ ‫ت‬ ‫ـ‬ ‫ض‬ ‫ـ‬ ‫ذ‬ ‫ـ‬ ‫ن‬ ‫ـ‬ ‫د‬ ‫ـ‬ ‫س‬ ‫ـ‬ ‫ظ‬ ‫ـ‬ ‫ز‬ ‫ـ‬ ‫ش‬ ‫ـ‬ ‫ل‬
Contoh: ُ‫س‬ُُّْٕ‫ان‬ ‫ـ‬ ٌٍُِّْ‫ذ‬‫ان‬ ‫ـ‬ ُ‫ج‬َ‫ال‬َّ‫ظ‬‫ان‬ ‫ـ‬ ُ‫م‬ٍَّْ‫ه‬‫ان‬
2
5. HUKUM QALQALAH
Qalqalah artinya memantul. Huruf Qalqalah ada lima, antara lain:
‫ق‬ ‫ط‬ ‫ب‬ ‫ج‬ ‫د‬ biasa disingkat dengan bunyi ٍّ‫ذ‬َ‫ج‬ ُ‫ة‬ْ‫ط‬َ‫ل‬
Qalqalah dibagi dua:
1. Qalqalah Sughra, huruf Qalqalah yang matinya asli. contoh:
2. Qalqalah Kubra, huruf Qalqalah yang matinya disebabkan waqaf.
6. IDGHAM
Idgham artinya memasukkan atau melebur huruf. Idgham dibagi 3 yaitu:
a. Idgham Mutamatsilain, yaitu apabila berhadapannya dua huruf yang
sama makhraj dan sifatnya. Contoh:
b. Idgham Mutajanisain, yaitu apabila berhadapannya dua huruf yang
sama makhrajnya, namun sifatnya berlainan. Yaitu pada makhraj huruf:
(‫)خ-د-ط‬ – (‫)ز-ر-ظ‬ – (‫)ب-و‬
Contoh: ٍَ‫َّـ‬ٍَ‫ث‬َّ‫ذ‬ ‫ـذ‬َ‫ل‬ dibaca langsung masuk ke huruf ta’
‫َـا‬َُ‫ع‬َّ‫ي‬ ‫ة‬َ‫ك‬ْ‫س‬ ‫ا‬ dibaca langsung masuk ke huruf mim
c. Idgham Mutaqarribain, yaitu apabila berhadapannya dua huruf yang
hampir sama makhraj dan sifatnya. Yaitu pada huruf ‫ق‬ – ‫ن‬ dan ‫ل‬ – ‫س‬ .
Contoh: ْ‫ى‬ُ‫ك‬ّ‫ـ‬‫م‬ُ‫ه‬ْ‫َخ‬َ ْ‫ى‬َ‫ن‬َ‫أ‬ dibaca tanpa meng-qalqalah-kan qaf
ِّ‫َّب‬‫س‬ ‫م‬ُ‫ل‬َٔ dibaca tanpa menampakkan lam
7. AT-TAFKHIM DAN AT-TARQIQ
Tafkhim berarti menebalkan suara huruf, sedangkan Tarqiq adalah
menipiskannya. Tafkhim dan Tarqiq terdapat pada 3 hal :
a. Lafazh Jalalah, yaitu lafazh Allah. Al Jalalah maknanya adalah
kebesaran atau keagungan. Cara membacanya ada dua macam, yaitu
tafkhim dan tarqiq.
Lafazh Jalalah dibaca tafkhim apabila keadaannya sebagai berikut:
– Berada di awal susunan kalimat atau disebut Mubtada’ (Istilah tata
bahasa Arab). Contoh: ُ‫و‬ٍَُّٕ‫م‬ْ‫ان‬ ًَُّ‫ح‬ْ‫ان‬ َُْٕ َّ‫ال‬ِ‫إ‬ َّ‫ـ‬َ‫ن‬ِ‫إ‬ َ‫ال‬ ُ ّ‫اّلل‬
– Apabila Lafazh Jalalah berada setelah huruf berharakat fat-hah.
Contoh: ٌ‫ذ‬َ‫ح‬َ‫أ‬ ُ َّ‫َّللا‬ َُْٕ ْ‫م‬ُ‫ل‬
– Apabila Lafazh Jalalah berada setelah huruf berharakat dhammah.
Contoh: ُ‫ج‬َ‫ذ‬َ‫ل‬ًُْٕ‫ان‬ ِ َّ‫َّللا‬ ُ‫س‬‫َا‬َ
Sedangkan dibaca Tarqiq apabila sebelum lafazh Jalalah huruf berharakat
kasroh. Contoh: ِ‫ٍى‬ِ‫ح‬َّ‫ش‬‫ان‬ ًٍِْ‫َّح‬‫ش‬‫ان‬ ِ‫َّللا‬ ِ‫ى‬ْ‫غ‬ِ‫ت‬
b. Huruf-huruf Isti’la ( ‫خ‬ – ‫ص‬ – ‫ع‬ – ‫غ‬ – ‫ط‬ – ‫ق‬ – ‫ظ‬ )
Semua huruf isti’la harus dibaca tafkhim, dengan dua tingkatan. Pertama,
tingkatan tafkhim yang kuat, yakni ketika sedang berharakat fat-hah atau
dhammah. Kedua, adalah tingkatan tafkhim yang lebih ringan, yakni
ketika berharakat kasrah atau ketika sukun dengan huruf sebelumnya
berharakat kasrah. Juga harus dibaca tafkhim apabila nun mati atau
tanwin (hukum ikhfa’ haqiqi) bertemu dengan huruf isti’la, kecuali
apabila bertemu dengan huruf ghain dan kha’. Sebaliknya, seluruh huruf
istifal (huruf-huruf selain huruf isti’la) harus dibaca tarqiq, kecuali ra’ dan
lam pada lafazh jalalah.
c. Huruf Ra’, dibacanya tafkhim apabila:
– Ketika berharakat fat-hah.
– Ketika berharakat dhammah.
– Ra’ sukun sebelumnya berharakat fat-hah.
– Ra’ sukun sebelumnya huruf berharakat dhammah.
– Ra’ sukun karena waqaf sebelumnya huruf berharakat fat-hah.
– Ra’ sukun karena waqaf sebelumnya huruf berharakat dhamaah.
– Ra’ sukun karena waqaf sebelumnya alif.
– Ra’ sukun karena waqaf sebelumnya waw.
– Ra’ sukun karena waqaf sebelumnya huruf yang mati, dan didahului
huruf fat-hah atau dhammah.
– Ra’ sukun sebelumnya hamzah washal.
– Ra’ sukun sebelumnya huruf berharakat kasrah dan sesudahnya huruf
isti’la tidak berharakat kasrah serta berada dalam satu kalimat.
Sedangkan huruf Ra’ dibaca tarqiq apabila keadaannya sebagai berikut:
– Ra’ berharakat kasrah.
– Ra’ sukun sebelumnya berharakat kasrah dan sesudahnya bukan huruf
isti’-la, atau bertemu huruf isti’la namun dalam kata yang terpisah.
– Ra’ sukun karena waqaf sebelumnya huruf kasrah atau ya’ sukun.
– Ra’ sukun karena waqaf sebelumnya bukan huruf isti’la dan
sebelumnya didahului oleh kasrah.
3
Kemudian Ra’ yang boleh dibaca tafkhim atau tarqiq:
– Ra’ sukun sebelum berharakat kasrah dan sesudahnya huruf isti’la
berhara-kat kasrah.
– Ra’ sukun karena waqaf, sebelumnya huruf isti’la sukun yang diawali
dengan huruf berharakat kasrah.
– Ra’ sukun karena waqaf dan setelahnya terdapat ya’ terbuang.
8. HUKUM MAD
Mad adalah memanjangkan lama suara ketika mengucapkan huruf mad.
Huruf mad ada tiga yaitu :
– ٔ (waw sukun) yang huruf sebelumnya berharokat dhommah.
– ‫ي‬ (ya’ sukun) yang huruf sebelumnya berharokat kasrah.
– ‫ا‬ (alif) yang huruf sebelumnya berharakat fat-hah. Contoh: ‫ـا‬َٓ‫ٍـ‬ِ‫ح‬َُٕ
Mad secara umum terbagi menjadi DUA, yaitu Mad Ashli dan Mad Far’i.
I. Adapun pembagian mad Ashli adalah sebagai berikut:
a. Mad Thabi’i, yaitu mad yang tidak terpengaruhi oleh sebab hamzah
atau sukun, tetapi didalamnya ada salah satu huruf mad yang tiga; alif,
ya’, waw. Contoh: َ‫ن‬‫َّا‬ٌِ‫إ‬ – ٌَُْٕ‫ه‬ُ‫خ‬ْ‫ذ‬ٌَ – ًِْ‫ف‬ ‫ا‬َِْ‫ذ‬ٍِْ‫ج‬
b. Mad Badal, yaitu apabila terdapat hamzah bertemu dengan mad.
Panjangnya 2 harakat.
Contoh: ًَِ‫ذ‬ُْٔ‫أ‬ – َ‫و‬َ‫د‬‫ا‬َ‫ء‬ – ٌٌٍُ‫ا‬ًٌَِْ‫إ‬ – ًَُِْْٕ‫ر‬ٌِْ‫ا‬
c. Mad ‘Iwadh, yaitu berhenti pada huruf yang bertanwin fat-hah.
Panjangnya 2 harakat. Catatan:
Huruf Hamzah yang bertanwin fat-hah terkadang disudahi dengan alif,
atau terkadang didahului alif, cara membaca tetap sama 2 harakat. Dan
pengecualian berhenti pada Ta’ Marbuthah yang bertanwin fat-hah cara
membacanya ta’ harus mati dan berubah menjadi Ha’.
Contoh: ‫ا‬ًٍِْ‫ك‬َ‫ح‬ ‫ا‬‫ْى‬ٍِ‫ه‬َ‫ع‬ –‫ا‬ًٍِْ‫ح‬َ‫س‬ ‫ا‬‫س‬ُْٕ‫ف‬َ‫غ‬ –ٍَ‫ء‬‫ا‬ََٕ‫ع‬ ‫ا‬ُْٕ‫غ‬ٍَْ‫ن‬ – ‫ا‬ٍَ‫ء‬ْ‫ُض‬‫ج‬
d. Mad Tamkin, yaitu apabila terdapat ya’ bertasydid bertemu dengan
ya’ sukun. Panjangnya 2 harakat.
Contoh: ْ‫ى‬ُ‫ر‬ٍٍُِّْ‫ح‬ ‫ا‬َ‫ر‬ِ‫إ‬َٔ – ٍٍٍَِِّّْ‫ي‬ُ‫األ‬ ًِْ‫ف‬
e. Mad Shilah Qashirah, yaitu apabila terdapat ha’ dhamir (bunyi hu atau
hi) bertemu dengan selain hamzah. Panjangnya 2 harakat.
Contoh: ِ‫ة‬َ‫ط‬َ‫ح‬ْ‫ان‬ َ‫ح‬َ‫ن‬‫ا‬ًََّ‫ح‬ ُُّ‫ذ‬َ‫أ‬َ‫ش‬ْ‫ي‬‫ا‬َٔ – ٌ‫و‬ََْٕ َ‫ال‬َٔ ٌ‫ح‬َُِ‫ع‬ ُُِ‫ز‬ُ‫خ‬ْ‫َأ‬‫ذ‬ َ‫ال‬
Keterangan:
– Ha’ dhamir tidak dibaca panjang 2 harakat apabila salah satu huruf
sesudah atau sebelumnya mati. Kecuali ayat 69 didalam surah Al-Furqan,
yaitu: ‫اَا‬َُٓ‫ي‬ ٍِِّ‫ف‬ ْ‫ذ‬ُ‫ه‬ْ‫خ‬ٌََٔ maka ha’ dibaca panjang 2 harakat walaupun
sebelumnya didahului huruf mati. Mad ini disebut Mad Al-Mubalaghah.
– Selain ha’ dhamir tidak dibaca panjang.
Contoh: ‫ْفعا‬‫غ‬ََُ‫ن‬ َِّ‫ر‬ٌَُْ ْ‫ى‬َ‫ن‬
II. Adapun pembagian mad Far’i adalah sebagai berikut:
– Mad Far’i yang bertemu dengan hamzah ada 3 macam:
a. Mad Wajib Muttashil, yaitu apabila terdapat mad bertemu dengan
hamzah dalam satu kalimat. Panjangnya 4 harakat ketika washal,
sedangkan dalam keadaan waqaf boleh dibaca 4, 5 atau 6 harakat.
Contoh: ‫اَّللا‬ ُ‫ش‬ْ‫َظ‬َ َ‫ء‬‫ا‬َ‫ج‬ ‫ا‬َ‫ر‬ِ‫إ‬ –ٍَ‫ا‬‫ُٕء‬‫ع‬ ْ‫م‬ًَْ‫ع‬ٌَ ٍَْ‫ي‬ …
b. Mad Ja’iz Munfashil, yaitu apabila terdapat mad bertemu dengan
hamzah dalam kalimat yang terpisah. Panjangnya 4 atau 5 harakat.
Contoh: ‫اَّللا‬ ‫ٔا‬ُ‫ذ‬ُ‫ث‬ْ‫ع‬ٍَِ‫ن‬ َّ‫ال‬ِ‫إ‬ ‫ُٔا‬‫ش‬ِ‫ي‬ُ‫أ‬ ‫ا‬َ‫ي‬َٔ – ٍِ‫ْى‬ٌِْٕ‫م‬َ‫ذ‬ ٍَِ‫غ‬ْ‫ح‬َ‫أ‬ ًِ‫ف‬
c. Mad Shilah Thawilah, yaitu apabila terdapat ha’ dhamir bertemu
dengan hamzah dalam kalimat yang terpisah. Panjangnya 4 atau 5
harakat.
Contoh: َُِ‫ذ‬َ‫ه‬ْ‫خ‬َ‫أ‬ َُّ‫ن‬‫ا‬َ‫ي‬ ٌََّ‫أ‬ – َِِّْ‫ر‬ِ‫ئ‬ِ‫ت‬ َّ‫ال‬ِ‫إ‬ َُِ‫ذ‬ُِْ‫ع‬ ُ‫ع‬َ‫ف‬ْ‫ش‬ٌَ
– Mad Far’i yang bertemu dengan Sukun atau Tasydid ada 5 macam:
a. Mad Farqi, yaitu mad badal sesudahnya berupa huruf yang bertasydid.
Panjang 6 harakat. Mad ini hanya terjadi pada 2 kalimat dan terdapat di
dalam tiga surat, yakni surat Al-An’am : 143-144, Yunus : 59 dan An-Naml
: 59.
Lafazhnya: ٌٍَِْ‫ش‬َ‫ك‬َّ‫ز‬‫ان‬ ‫ء‬ ْ‫م‬ُ‫ل‬ –ٌ‫ش‬ٍَْ‫خ‬ ‫اَّللا‬ ‫ء‬
b. Mad Lazim Kilmiy Mutsaqqal, yaitu apabila huruf atau bacaan mad
sesudahnya berupa huruf yang bertasydid. Panjangnya 6 harakat.
Contoh: ‫َّح‬‫ت‬‫ا‬َ‫د‬ ٍِْ‫ي‬ – َّ‫ج‬‫ـا‬َ‫ح‬ – ٌَُّْٕ‫ـاض‬َ‫ح‬َ‫ذ‬
c. Mad Lazim Kilmiy Mukhoffaf, yaitu mad badal sesudahnya terdapat
huruf sukun. Panjangnya 6 harakat, dan mad ini hanya terdapat pada
surat Yunus: 51 dan 91. Contoh: ٌَُٕ‫ه‬ِ‫ج‬ْ‫ع‬َ‫ر‬ْ‫غ‬َ‫ذ‬ ِِّ‫ت‬ ‫ى‬ُ‫ر‬ُُ‫ك‬ ْ‫ذ‬َ‫ل‬َٔ ٍَٰ‫ـ‬‫ءان‬
d. Mad Lazim Harfiy Mutsaqqal, yaitu mad yang terjadi pada huruf
Muqaththa’ah yang terdapat di sebagian beberapa awal surat. Cara
4
membaca huruf tersebut sesuai dengan nama hurufnya, dibaca panjang 6
harakat dan diidghamkan.
Contoh: ‫ـى‬ ‫ان‬ = ‫ْى‬ٍِ‫ي‬ ْ‫و‬َ‫ال‬ ْ‫ف‬ِ‫ن‬َ‫أ‬ – ‫غى‬ ‫ط‬ = ‫ْى‬ٍِ‫ي‬ ٍٍِْ‫ع‬ َ‫ا‬‫ط‬
e. Mad Lazim Harfiy Mukhaffaf, yaitu mad yang terjadi pada huruf
Muqaththa’ah yang terdapat disebagian beberapa awal surat. Cara
membaca huruf tersebut sesuai dengan nama hurufnya, dibaca panjang 6
harakat, tetapi tanpa diidghamkan.
Contoh: ‫ق‬ = ْ‫اف‬َ‫ل‬ – ‫غك‬ ‫ع‬ = ْ‫اف‬َ‫ل‬ ٍٍِْْ‫ع‬ ٍٍَْْ‫ع‬
– Mad Far’i karena waqaf, ada 2 macam:
a. Mad ‘Aridh Lissukun, yaitu apabila mad thabi’i jatuh sebelum huruf
yang diwaqafkan. Panjangnya boleh 2, 4 atau 6 harakat.
Contoh: ٍٍَُِِْ‫ي‬ْ‫ؤ‬ُ‫ي‬ ْ‫ى‬ُ‫ر‬ُُْ‫ك‬ ٌِْ‫إ‬ – ًٍٍََِ‫ن‬‫ا‬َ‫ع‬ْ‫ان‬ ِّ‫ب‬َ‫س‬ ِ ّ‫ّلل‬ ُ‫ذ‬ًَْ‫ح‬ْ‫ان‬
b. Mad Liin/Layyin, yaitu apabila berhenti pada suatu huruf sebelumnya
berupa waw sukun atau ya’ sukun yang didahului oleh huruf berharakat
fat-hah. Panjangnya boleh 2, 4 atau 6 harakat.
Contoh: ‫ف‬َْٕ‫خ‬ – ‫ْف‬ٍَّ‫ظ‬‫ان‬ – ‫ْد‬ٍَ‫ث‬‫ان‬ – ٍَِّْ‫ه‬َ‫ع‬
9. TANDA-TANDA WAQAF (BERHENTI)
– ‫و‬ (waqaf lazim) yaitu tanda waqaf yang menunjukkan penekanan untuk
berhenti.
– ‫ال‬ (waqaf mamnu’)yaitu tanda waqaf yang menunjukkan dilarang
berhenti secara total (tidak melanjutkan membaca lagi), jika sekedar
mengambil nafas dibolehkan.
– ‫هى‬ ‫ط‬ (washal ula) yaitu tanda waqaf boleh berhenti, namun washal
lebih utama.
– ‫ج‬ (waqaf jaiz) yaitu tanda waqaf yang menunjukkan waqaf atau washal
sama saja.
– ‫هى‬ ‫ل‬ (waqaf ula) yaitu tanda waqaf yang menunjukkan lebih baik
berhenti.
– {titik tiga 2 kali} (mu’anaqah) yaitu tanda waqaf agar berhenti pada
salah satu titik.
– ‫ط‬ (waqaf mutlaq), ‫ف‬ ‫ل‬ (alwaqaf) sebaiknya berhenti
– ‫ز‬ (waqaf majuz), ‫ص‬ (‫خض‬ ‫يش‬ ‫ف‬ ‫ٕل‬ ‫,)ان‬ ‫ق‬ (ْٕ ‫ٍم‬ ‫ل‬ ‫ف‬ ‫)ٔل‬ sebaiknya
terus
10. ISTILAH-ISTILAH DALAM AL-QUR’AN
a. Sajdah. Pada ayat-ayat sajdah disunahkan melakukan sujud tilawah.
Sujud ini dilakukan di dalam atau diluar shalat, disunahkan pula bagi yang
membaca dan yang mendengarkannya. Hanya saja ketika didalam shalat,
sujud atau tidaknya tergantung pada imam. Jika imam sujud, makmum
harus mengikuti, dan begitu pula sebaliknya. Ayat Sajdah terdapat dalam
surat: 7:206, 13:15, 16:50, 17:109, 19:58, 22:18, 22:77, 25:60, 27:26,
32:15, 38:24, 41:37, 53:62, 84:21, 96:19.
b. Saktah (‫سكتة‬ ) yaitu berhenti sejenak tanpa bernafas. Ada didalam
surat: 18:1-2, 36:52, 75:27, 83:14. Contoh: ٌَ‫ا‬َ‫س‬ ْ‫م‬َ‫ت‬ َّ‫ال‬َ‫ك‬
c. Isymam, yaitu menampakkan dhammah yang terbuang dengan isyarat
bibir. Isymam hanya ada di surat Yusuf ayat 11, pada lafazh ‫ا‬ََُّ‫ي‬ْ‫َأ‬‫ذ‬ َ‫ال‬
d. Imalah, artinya pembacaan fat-hah yang miring ke kasrah. Imalah ada
di dalam surat Hud ayat 41, pada lafazh ََِ‫ش‬ْ‫ج‬َ‫ي‬‫ا‬ ِ‫َّللا‬ ِ‫ى‬ْ‫غ‬ِ‫ت‬ dibaca
“MAJREHA”.
e. Tas-hil, artinya membaca hamzah yang kedua dengan suara yang
ringan atau samar. Tas-hil dibaca dengan suara antara hamzah dan alif.
Terdapat di dalam surat Fushshilat ayat 44, pada lafazh ًًٌَّْ‫ج‬ْ‫ع‬َ‫أ‬َ‫أ‬ hamzah
yang kedua terdengar seperti ha’.
f. Nun Al-Wiqayah, yaitu nun yang harus dibaca kasrah ketika tanwin
bertemu hamzah washal, agar tanwin tetap terjaga.
Contoh: َُُّْ‫ت‬‫ا‬ ٌ‫ح‬َُْٕ –ْ‫ي‬ِ‫ز‬َّ‫ن‬‫ا‬ ‫ا‬‫ْع‬ًٍَِ‫ج‬
g. Ash-Shifrul Mustadir, yaitu berupa tanda (O) di atas huruf mad yang
menunjukkan bahwa mad tersebut tidak dibaca panjang, baik ketika
washal maupun waqaf (bentuknya bulatan sempurna, dan biasanya
terdapat di mushaf-mushaf timur tengah).
Contoh: ْ‫ُٔا‬‫ش‬َ‫ف‬َ‫ك‬ ٌٍَِ‫ز‬َّ‫ن‬‫ا‬ ٍُِ‫ك‬ٌَ ْ‫ى‬َ‫ن‬
h. Ash-Shifrul Mustathilul Qa’im, yaitu berupa bulatan lonjong tegak (0)
biasanya diletakkan di atas mad. Mad tersebut tidak dibaca panjang
ketika washal, namun dibaca panjang ketika waqaf.
Contoh: ْ‫َا‬ََ‫أ‬ ٌ‫ش‬ٍَ‫خ‬ – ْ‫ا‬َُِّ‫ك‬َ‫ن‬
i. Naql, yaitu memindahkan harakat hamzah pada huruf sebelumnya.
Contoh: ُ‫ى‬ْ‫ع‬ِ‫ال‬‫ا‬ َ‫ظ‬‫تﺌ‬

More Related Content

What's hot (19)

Pelajaran 1
Pelajaran 1Pelajaran 1
Pelajaran 1
 
Pai (bab 9 hukum nun mati tanwin dan mim mati)
Pai (bab 9 hukum nun mati tanwin dan mim mati)Pai (bab 9 hukum nun mati tanwin dan mim mati)
Pai (bab 9 hukum nun mati tanwin dan mim mati)
 
Tugaz bacaan mad
Tugaz bacaan madTugaz bacaan mad
Tugaz bacaan mad
 
Presentation1
Presentation1Presentation1
Presentation1
 
PPT - MAD THABI'I DAN MAD FAR'I
PPT - MAD THABI'I DAN MAD FAR'IPPT - MAD THABI'I DAN MAD FAR'I
PPT - MAD THABI'I DAN MAD FAR'I
 
Referensi uas
Referensi uasReferensi uas
Referensi uas
 
Makalah hukum bacaan nun mati ikhfa
Makalah hukum bacaan nun mati ikhfaMakalah hukum bacaan nun mati ikhfa
Makalah hukum bacaan nun mati ikhfa
 
Bab 9 Hukum Bacaan Nun Mati dan Mim Mati
Bab 9  Hukum Bacaan Nun Mati dan Mim MatiBab 9  Hukum Bacaan Nun Mati dan Mim Mati
Bab 9 Hukum Bacaan Nun Mati dan Mim Mati
 
Agama islam bab 11 bacaan mad dan waqaf
Agama islam bab 11 bacaan mad dan waqafAgama islam bab 11 bacaan mad dan waqaf
Agama islam bab 11 bacaan mad dan waqaf
 
Bacaan panjang 1 alif
Bacaan panjang 1 alifBacaan panjang 1 alif
Bacaan panjang 1 alif
 
Bab ii pembahasan a
Bab ii pembahasan aBab ii pembahasan a
Bab ii pembahasan a
 
hukum-bacaan-nun-mati
hukum-bacaan-nun-matihukum-bacaan-nun-mati
hukum-bacaan-nun-mati
 
Perbezaan nun mati dan mim mati
Perbezaan nun mati dan mim matiPerbezaan nun mati dan mim mati
Perbezaan nun mati dan mim mati
 
Belajar tahsin
Belajar tahsinBelajar tahsin
Belajar tahsin
 
Belajar menulis arab
Belajar menulis arabBelajar menulis arab
Belajar menulis arab
 
Bab 1 Al-Syamsiah dan Al-Qamariah
Bab 1  Al-Syamsiah dan Al-QamariahBab 1  Al-Syamsiah dan Al-Qamariah
Bab 1 Al-Syamsiah dan Al-Qamariah
 
Belajar kitab kuning_thoriqoh_bagi_pemula
Belajar kitab kuning_thoriqoh_bagi_pemulaBelajar kitab kuning_thoriqoh_bagi_pemula
Belajar kitab kuning_thoriqoh_bagi_pemula
 
al qur'an
al qur'anal qur'an
al qur'an
 
9 tanda baca alvcbcvbcv
9 tanda baca alvcbcvbcv9 tanda baca alvcbcvbcv
9 tanda baca alvcbcvbcv
 

Similar to Tajwid Dasar

Hukum bacaan qalqalah, lam dan ra
Hukum bacaan qalqalah, lam dan raHukum bacaan qalqalah, lam dan ra
Hukum bacaan qalqalah, lam dan raelis samsiah
 
Tajwid_Hukum_Bacaan_Nun_Mati_atau_Tanwin.pptx
Tajwid_Hukum_Bacaan_Nun_Mati_atau_Tanwin.pptxTajwid_Hukum_Bacaan_Nun_Mati_atau_Tanwin.pptx
Tajwid_Hukum_Bacaan_Nun_Mati_atau_Tanwin.pptxPAENDANG
 
Hukum bacaan alif lam syamsiah dan qamariah
Hukum bacaan alif lam syamsiah dan qamariahHukum bacaan alif lam syamsiah dan qamariah
Hukum bacaan alif lam syamsiah dan qamariahdwiurhan
 
hukum bacaan ل dan ر
 hukum bacaan ل dan ر hukum bacaan ل dan ر
hukum bacaan ل dan رmbak_aul
 
Presentation1
Presentation1Presentation1
Presentation1el_yusi
 
Presentation1
Presentation1Presentation1
Presentation1el_yusi
 
Presentation1
Presentation1Presentation1
Presentation1el_yusi
 
Presentation1
Presentation1Presentation1
Presentation1el_yusi
 
Bab 7 aliflam qomaryah
Bab 7 aliflam qomaryahBab 7 aliflam qomaryah
Bab 7 aliflam qomaryahdwiurhan
 
Modul Tajwid.pptx
Modul Tajwid.pptxModul Tajwid.pptx
Modul Tajwid.pptxLapLap19
 

Similar to Tajwid Dasar (20)

Hukum bacaan qalqalah, lam dan ra
Hukum bacaan qalqalah, lam dan raHukum bacaan qalqalah, lam dan ra
Hukum bacaan qalqalah, lam dan ra
 
Hukum_Bacaan_Mad.pptx
Hukum_Bacaan_Mad.pptxHukum_Bacaan_Mad.pptx
Hukum_Bacaan_Mad.pptx
 
Tugas ict
Tugas ictTugas ict
Tugas ict
 
materi tahsin
materi tahsinmateri tahsin
materi tahsin
 
Tajwid_Hukum_Bacaan_Nun_Mati_atau_Tanwin.pptx
Tajwid_Hukum_Bacaan_Nun_Mati_atau_Tanwin.pptxTajwid_Hukum_Bacaan_Nun_Mati_atau_Tanwin.pptx
Tajwid_Hukum_Bacaan_Nun_Mati_atau_Tanwin.pptx
 
Hukum bacaan alif lam syamsiah dan qamariah
Hukum bacaan alif lam syamsiah dan qamariahHukum bacaan alif lam syamsiah dan qamariah
Hukum bacaan alif lam syamsiah dan qamariah
 
hukum bacaan ل dan ر
 hukum bacaan ل dan ر hukum bacaan ل dan ر
hukum bacaan ل dan ر
 
Ba aa acaan 1 allif
Ba aa acaan 1 allifBa aa acaan 1 allif
Ba aa acaan 1 allif
 
Ba aa acaan 1 allif
Ba aa acaan 1 allifBa aa acaan 1 allif
Ba aa acaan 1 allif
 
TAJWID.ppt
TAJWID.pptTAJWID.ppt
TAJWID.ppt
 
Presentation1
Presentation1Presentation1
Presentation1
 
Presentation1
Presentation1Presentation1
Presentation1
 
Presentation1
Presentation1Presentation1
Presentation1
 
Presentation1
Presentation1Presentation1
Presentation1
 
TAJWID.docx
TAJWID.docxTAJWID.docx
TAJWID.docx
 
14 MACAM MAD.pdf
14 MACAM MAD.pdf14 MACAM MAD.pdf
14 MACAM MAD.pdf
 
sifat huruf.docx
sifat huruf.docxsifat huruf.docx
sifat huruf.docx
 
Bab 7 aliflam qomaryah
Bab 7 aliflam qomaryahBab 7 aliflam qomaryah
Bab 7 aliflam qomaryah
 
Ringkasan materi pai kelas 8 bab 1 qalqalah dan ra'
Ringkasan materi pai kelas 8 bab 1 qalqalah dan ra'Ringkasan materi pai kelas 8 bab 1 qalqalah dan ra'
Ringkasan materi pai kelas 8 bab 1 qalqalah dan ra'
 
Modul Tajwid.pptx
Modul Tajwid.pptxModul Tajwid.pptx
Modul Tajwid.pptx
 

Recently uploaded

Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau tripletMelianaJayasaputra
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxSyaimarChandra1
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5ssuserd52993
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxawaldarmawan3
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKirwan461475
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1udin100
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapsefrida3
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 

Recently uploaded (20)

Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 

Tajwid Dasar

  • 1. 1 RINGKASAN ILMU TAJWID 1. HUKUM NUN MATI – Izh-har Halqi, yaitu pembacaan nun mati atau tanwin yang sesuai makhroj-nya (tidak di-ghunnah-kan) apabila bertemu dengan salah satu huruf izhhar. Huruf-huruf izhhar adalah : ‫ء‬ ‫ـ‬ ‫ة‬ ‫ـ‬ ‫ع‬ ‫ـ‬ ‫ح‬ ‫ـ‬ ‫غ‬ ‫ـ‬ ‫خ‬ Contoh-contoh izhhar: – Idgham, yaitu pengucapan nun mati atau tanwin secara lebur ketika bertemu huruf-huruf idgham, atau pengucapan dua huruf seperti dua huruf yang di-tasydid-kan. Ketentuan ini berlaku ketika pertemuan nun mati dengan huruf idgham dalam dua kata yang terpisah. Idgham dibagi dua yaitu: > Idgham bi ghunnah atau ma’al ghunnah (yang harus digunakan) > Idgham bila ghunnah (yang tidak boleh digunakan) Huruf-huruf idgham bi ghunnah : ‫ي‬ ‫ـ‬ ‫ن‬ ‫ـ‬ ‫م‬ ‫ـ‬ ‫و‬ Huruf-huruf idgham bila ghunnah : ‫ل‬ ‫ـ‬ ‫ر‬ Contoh-contoh idgham : Dikecualikan empat kata yang tidak boleh dibaca sesuai dengan kaidah ini, karena pertemuan nun mati dengan huruf idgham dalam satu kata. Cara membacanya harus jelas dan disebut izhhar muthlaq (wajib), yaitu: ‫ا‬ٍََُّْ‫ذ‬‫ان‬ ‫ـ‬ ٌْ‫ا‬ٍَُُْ‫ت‬ ‫ـ‬ ٌْ‫ا‬َُِْٕ‫ل‬ ‫ـ‬ ٌْ‫ا‬َُِْٕ‫ط‬ – Iqlab, yaitu pengucapan nun mati atau tanwin yang bertemu dengan huruf ba’ yang berubah menjadi mim dan disertai dengan ghunnah. Contoh-contoh iqlab: – Ikhfa’ Haqiqi, yaitu pengucapan nun mati atau tanwin ketika bertemu dengan huruf-huruf ikhfa’ memiliki sifat antara izhhar dan idgham dengan disertai ghunnah. Huruf-huruf ikhfa’ berjumlah 15, yaitu: ‫خ‬ ‫ز‬ ‫ج‬ ‫د‬ ‫ر‬ ‫ص‬ ‫ط‬ ‫ػ‬ ‫ص‬ ‫ع‬ ‫ط‬ ‫ظ‬ ‫ف‬ ‫ق‬ ‫ن‬ Contoh ikhfa’ haqiqi: 2. HUKUM MIM MATI – Ikhfa’ Syafawi, yaitu apabila mim mati bertemu dengan ba’. Cara pengucapannya mim tampak samar (bibir tanpa ditekan kuat) disertai dengan ghunnah. Contoh: ٍِ‫ج‬َ‫س‬‫ا‬َ‫ج‬ِ‫ح‬ِ‫ت‬ ْ‫ى‬ٍِِْٓ‫ي‬ْ‫َش‬‫ذ‬ – Idgham Mitslain, atau idgham mimi yaitu apabila mim mati bertemu dengan mim. Cara pengucapannya harus disertai dengan ghunnah. Contoh: ٌ‫ج‬َ‫ذ‬َ‫ط‬ْ‫ؤ‬ُّ‫ي‬ ْ‫ى‬ٍَِْٓ‫ه‬َ‫ع‬ ‫ا‬َََّٓ‫إ‬ - Izh-har Syafawi, yaitu apabila mim mati bertemu dengan selain huruf mim dan ba’. Cara pengucapannya adalah mim harus dibaca jelas, harus tampak jelas tanpa ghunnah, terutama ketika bertemu dengan fa’ dan waw. Sedikitpun mim tidak boleh terpengaruh makhroj fa’ dan waw walaupun makhrojnya berdekatan/sama. Contoh: َ‫ْف‬ٍَ‫ك‬ َ‫ش‬َ‫ذ‬ ْ‫ى‬َ‫ن‬َ‫أ‬ ‫ـ‬ ٌَُْٔ‫ذ‬ِ‫ن‬‫َا‬‫خ‬ ‫ا‬ٍَِْٓ‫ف‬ ْ‫ى‬ُْ 3. HUKUM MIM DAN NUN BERTASYDID Setiap mim dan nun yang bertasydid wajib dighunnahkan. Ketika membaca mim yang bertasydid cara membacanya bibir harus merapat dengan sempurna, dan ketika membaca nun yang bertasydid ujung lidah harus menempel pada makhroj nun dengan sempurna/kuat. Contoh: ٌَُْٕ‫ن‬َ‫ء‬‫ا‬َ‫غ‬َ‫ر‬ٌَ َّ‫ى‬َ‫ع‬ ‫ـ‬ ٍَ‫ح‬ٌَِٔ‫ا‬َْ ُُّّ‫ي‬ُ‫أ‬َ‫ف‬ ‫ـ‬ ْ‫م‬ِّ‫ي‬َّ‫ض‬ًُْ‫اان‬ٌََُّٓ‫ـأ‬ٌَ 4. HUKUM LAM TA’RIF (ALIF LAM) Berdasarkan cara pembacaannya ini, alif lam dibagi menjadi dua macam : – Alif Lam Qamariyah, yakni alif lam harus dibaca jelas ketika menghadapi huruf-huruf berikut: ‫ء‬ ‫ـ‬ ‫ب‬ ‫ـ‬ ‫غ‬ ‫ـ‬ ‫ح‬ ‫ـ‬ ‫ج‬ ‫ـ‬ ‫ك‬ ‫ـ‬ ‫و‬ ‫ـ‬ ‫خ‬ ‫ـ‬ ‫ف‬ ‫ـ‬ ‫ع‬ ‫ـ‬ ‫ق‬ ‫ـ‬ ‫ي‬ ‫ـ‬ ‫م‬ ‫ـ‬ ‫ه‬ Contoh : ُ‫ى‬ْ‫ه‬ِ‫ع‬ْ‫ان‬ ‫ـ‬ ُ‫س‬ِ‫د‬‫ا‬َ‫م‬ْ‫ان‬ ‫ـ‬ ٌْ‫ا‬َ‫ج‬ْ‫ش‬ًَْ‫ان‬ ‫ـ‬ ُ‫ح‬ََُّ‫ج‬ْ‫ان‬ – Alif Lam Syamsiyah, yakni alif lam harus dibaca idgham (masuk ke dalam huruf berikutnya) apabila bertemu dengan huruf-huruf berikut: ‫ط‬ ‫ـ‬ ‫ث‬ ‫ـ‬ ‫ص‬ ‫ـ‬ ‫ر‬ ‫ـ‬ ‫ت‬ ‫ـ‬ ‫ض‬ ‫ـ‬ ‫ذ‬ ‫ـ‬ ‫ن‬ ‫ـ‬ ‫د‬ ‫ـ‬ ‫س‬ ‫ـ‬ ‫ظ‬ ‫ـ‬ ‫ز‬ ‫ـ‬ ‫ش‬ ‫ـ‬ ‫ل‬ Contoh: ُ‫س‬ُُّْٕ‫ان‬ ‫ـ‬ ٌٍُِّْ‫ذ‬‫ان‬ ‫ـ‬ ُ‫ج‬َ‫ال‬َّ‫ظ‬‫ان‬ ‫ـ‬ ُ‫م‬ٍَّْ‫ه‬‫ان‬
  • 2. 2 5. HUKUM QALQALAH Qalqalah artinya memantul. Huruf Qalqalah ada lima, antara lain: ‫ق‬ ‫ط‬ ‫ب‬ ‫ج‬ ‫د‬ biasa disingkat dengan bunyi ٍّ‫ذ‬َ‫ج‬ ُ‫ة‬ْ‫ط‬َ‫ل‬ Qalqalah dibagi dua: 1. Qalqalah Sughra, huruf Qalqalah yang matinya asli. contoh: 2. Qalqalah Kubra, huruf Qalqalah yang matinya disebabkan waqaf. 6. IDGHAM Idgham artinya memasukkan atau melebur huruf. Idgham dibagi 3 yaitu: a. Idgham Mutamatsilain, yaitu apabila berhadapannya dua huruf yang sama makhraj dan sifatnya. Contoh: b. Idgham Mutajanisain, yaitu apabila berhadapannya dua huruf yang sama makhrajnya, namun sifatnya berlainan. Yaitu pada makhraj huruf: (‫)خ-د-ط‬ – (‫)ز-ر-ظ‬ – (‫)ب-و‬ Contoh: ٍَ‫َّـ‬ٍَ‫ث‬َّ‫ذ‬ ‫ـذ‬َ‫ل‬ dibaca langsung masuk ke huruf ta’ ‫َـا‬َُ‫ع‬َّ‫ي‬ ‫ة‬َ‫ك‬ْ‫س‬ ‫ا‬ dibaca langsung masuk ke huruf mim c. Idgham Mutaqarribain, yaitu apabila berhadapannya dua huruf yang hampir sama makhraj dan sifatnya. Yaitu pada huruf ‫ق‬ – ‫ن‬ dan ‫ل‬ – ‫س‬ . Contoh: ْ‫ى‬ُ‫ك‬ّ‫ـ‬‫م‬ُ‫ه‬ْ‫َخ‬َ ْ‫ى‬َ‫ن‬َ‫أ‬ dibaca tanpa meng-qalqalah-kan qaf ِّ‫َّب‬‫س‬ ‫م‬ُ‫ل‬َٔ dibaca tanpa menampakkan lam 7. AT-TAFKHIM DAN AT-TARQIQ Tafkhim berarti menebalkan suara huruf, sedangkan Tarqiq adalah menipiskannya. Tafkhim dan Tarqiq terdapat pada 3 hal : a. Lafazh Jalalah, yaitu lafazh Allah. Al Jalalah maknanya adalah kebesaran atau keagungan. Cara membacanya ada dua macam, yaitu tafkhim dan tarqiq. Lafazh Jalalah dibaca tafkhim apabila keadaannya sebagai berikut: – Berada di awal susunan kalimat atau disebut Mubtada’ (Istilah tata bahasa Arab). Contoh: ُ‫و‬ٍَُّٕ‫م‬ْ‫ان‬ ًَُّ‫ح‬ْ‫ان‬ َُْٕ َّ‫ال‬ِ‫إ‬ َّ‫ـ‬َ‫ن‬ِ‫إ‬ َ‫ال‬ ُ ّ‫اّلل‬ – Apabila Lafazh Jalalah berada setelah huruf berharakat fat-hah. Contoh: ٌ‫ذ‬َ‫ح‬َ‫أ‬ ُ َّ‫َّللا‬ َُْٕ ْ‫م‬ُ‫ل‬ – Apabila Lafazh Jalalah berada setelah huruf berharakat dhammah. Contoh: ُ‫ج‬َ‫ذ‬َ‫ل‬ًُْٕ‫ان‬ ِ َّ‫َّللا‬ ُ‫س‬‫َا‬َ Sedangkan dibaca Tarqiq apabila sebelum lafazh Jalalah huruf berharakat kasroh. Contoh: ِ‫ٍى‬ِ‫ح‬َّ‫ش‬‫ان‬ ًٍِْ‫َّح‬‫ش‬‫ان‬ ِ‫َّللا‬ ِ‫ى‬ْ‫غ‬ِ‫ت‬ b. Huruf-huruf Isti’la ( ‫خ‬ – ‫ص‬ – ‫ع‬ – ‫غ‬ – ‫ط‬ – ‫ق‬ – ‫ظ‬ ) Semua huruf isti’la harus dibaca tafkhim, dengan dua tingkatan. Pertama, tingkatan tafkhim yang kuat, yakni ketika sedang berharakat fat-hah atau dhammah. Kedua, adalah tingkatan tafkhim yang lebih ringan, yakni ketika berharakat kasrah atau ketika sukun dengan huruf sebelumnya berharakat kasrah. Juga harus dibaca tafkhim apabila nun mati atau tanwin (hukum ikhfa’ haqiqi) bertemu dengan huruf isti’la, kecuali apabila bertemu dengan huruf ghain dan kha’. Sebaliknya, seluruh huruf istifal (huruf-huruf selain huruf isti’la) harus dibaca tarqiq, kecuali ra’ dan lam pada lafazh jalalah. c. Huruf Ra’, dibacanya tafkhim apabila: – Ketika berharakat fat-hah. – Ketika berharakat dhammah. – Ra’ sukun sebelumnya berharakat fat-hah. – Ra’ sukun sebelumnya huruf berharakat dhammah. – Ra’ sukun karena waqaf sebelumnya huruf berharakat fat-hah. – Ra’ sukun karena waqaf sebelumnya huruf berharakat dhamaah. – Ra’ sukun karena waqaf sebelumnya alif. – Ra’ sukun karena waqaf sebelumnya waw. – Ra’ sukun karena waqaf sebelumnya huruf yang mati, dan didahului huruf fat-hah atau dhammah. – Ra’ sukun sebelumnya hamzah washal. – Ra’ sukun sebelumnya huruf berharakat kasrah dan sesudahnya huruf isti’la tidak berharakat kasrah serta berada dalam satu kalimat. Sedangkan huruf Ra’ dibaca tarqiq apabila keadaannya sebagai berikut: – Ra’ berharakat kasrah. – Ra’ sukun sebelumnya berharakat kasrah dan sesudahnya bukan huruf isti’-la, atau bertemu huruf isti’la namun dalam kata yang terpisah. – Ra’ sukun karena waqaf sebelumnya huruf kasrah atau ya’ sukun. – Ra’ sukun karena waqaf sebelumnya bukan huruf isti’la dan sebelumnya didahului oleh kasrah.
  • 3. 3 Kemudian Ra’ yang boleh dibaca tafkhim atau tarqiq: – Ra’ sukun sebelum berharakat kasrah dan sesudahnya huruf isti’la berhara-kat kasrah. – Ra’ sukun karena waqaf, sebelumnya huruf isti’la sukun yang diawali dengan huruf berharakat kasrah. – Ra’ sukun karena waqaf dan setelahnya terdapat ya’ terbuang. 8. HUKUM MAD Mad adalah memanjangkan lama suara ketika mengucapkan huruf mad. Huruf mad ada tiga yaitu : – ٔ (waw sukun) yang huruf sebelumnya berharokat dhommah. – ‫ي‬ (ya’ sukun) yang huruf sebelumnya berharokat kasrah. – ‫ا‬ (alif) yang huruf sebelumnya berharakat fat-hah. Contoh: ‫ـا‬َٓ‫ٍـ‬ِ‫ح‬َُٕ Mad secara umum terbagi menjadi DUA, yaitu Mad Ashli dan Mad Far’i. I. Adapun pembagian mad Ashli adalah sebagai berikut: a. Mad Thabi’i, yaitu mad yang tidak terpengaruhi oleh sebab hamzah atau sukun, tetapi didalamnya ada salah satu huruf mad yang tiga; alif, ya’, waw. Contoh: َ‫ن‬‫َّا‬ٌِ‫إ‬ – ٌَُْٕ‫ه‬ُ‫خ‬ْ‫ذ‬ٌَ – ًِْ‫ف‬ ‫ا‬َِْ‫ذ‬ٍِْ‫ج‬ b. Mad Badal, yaitu apabila terdapat hamzah bertemu dengan mad. Panjangnya 2 harakat. Contoh: ًَِ‫ذ‬ُْٔ‫أ‬ – َ‫و‬َ‫د‬‫ا‬َ‫ء‬ – ٌٌٍُ‫ا‬ًٌَِْ‫إ‬ – ًَُِْْٕ‫ر‬ٌِْ‫ا‬ c. Mad ‘Iwadh, yaitu berhenti pada huruf yang bertanwin fat-hah. Panjangnya 2 harakat. Catatan: Huruf Hamzah yang bertanwin fat-hah terkadang disudahi dengan alif, atau terkadang didahului alif, cara membaca tetap sama 2 harakat. Dan pengecualian berhenti pada Ta’ Marbuthah yang bertanwin fat-hah cara membacanya ta’ harus mati dan berubah menjadi Ha’. Contoh: ‫ا‬ًٍِْ‫ك‬َ‫ح‬ ‫ا‬‫ْى‬ٍِ‫ه‬َ‫ع‬ –‫ا‬ًٍِْ‫ح‬َ‫س‬ ‫ا‬‫س‬ُْٕ‫ف‬َ‫غ‬ –ٍَ‫ء‬‫ا‬ََٕ‫ع‬ ‫ا‬ُْٕ‫غ‬ٍَْ‫ن‬ – ‫ا‬ٍَ‫ء‬ْ‫ُض‬‫ج‬ d. Mad Tamkin, yaitu apabila terdapat ya’ bertasydid bertemu dengan ya’ sukun. Panjangnya 2 harakat. Contoh: ْ‫ى‬ُ‫ر‬ٍٍُِّْ‫ح‬ ‫ا‬َ‫ر‬ِ‫إ‬َٔ – ٍٍٍَِِّّْ‫ي‬ُ‫األ‬ ًِْ‫ف‬ e. Mad Shilah Qashirah, yaitu apabila terdapat ha’ dhamir (bunyi hu atau hi) bertemu dengan selain hamzah. Panjangnya 2 harakat. Contoh: ِ‫ة‬َ‫ط‬َ‫ح‬ْ‫ان‬ َ‫ح‬َ‫ن‬‫ا‬ًََّ‫ح‬ ُُّ‫ذ‬َ‫أ‬َ‫ش‬ْ‫ي‬‫ا‬َٔ – ٌ‫و‬ََْٕ َ‫ال‬َٔ ٌ‫ح‬َُِ‫ع‬ ُُِ‫ز‬ُ‫خ‬ْ‫َأ‬‫ذ‬ َ‫ال‬ Keterangan: – Ha’ dhamir tidak dibaca panjang 2 harakat apabila salah satu huruf sesudah atau sebelumnya mati. Kecuali ayat 69 didalam surah Al-Furqan, yaitu: ‫اَا‬َُٓ‫ي‬ ٍِِّ‫ف‬ ْ‫ذ‬ُ‫ه‬ْ‫خ‬ٌََٔ maka ha’ dibaca panjang 2 harakat walaupun sebelumnya didahului huruf mati. Mad ini disebut Mad Al-Mubalaghah. – Selain ha’ dhamir tidak dibaca panjang. Contoh: ‫ْفعا‬‫غ‬ََُ‫ن‬ َِّ‫ر‬ٌَُْ ْ‫ى‬َ‫ن‬ II. Adapun pembagian mad Far’i adalah sebagai berikut: – Mad Far’i yang bertemu dengan hamzah ada 3 macam: a. Mad Wajib Muttashil, yaitu apabila terdapat mad bertemu dengan hamzah dalam satu kalimat. Panjangnya 4 harakat ketika washal, sedangkan dalam keadaan waqaf boleh dibaca 4, 5 atau 6 harakat. Contoh: ‫اَّللا‬ ُ‫ش‬ْ‫َظ‬َ َ‫ء‬‫ا‬َ‫ج‬ ‫ا‬َ‫ر‬ِ‫إ‬ –ٍَ‫ا‬‫ُٕء‬‫ع‬ ْ‫م‬ًَْ‫ع‬ٌَ ٍَْ‫ي‬ … b. Mad Ja’iz Munfashil, yaitu apabila terdapat mad bertemu dengan hamzah dalam kalimat yang terpisah. Panjangnya 4 atau 5 harakat. Contoh: ‫اَّللا‬ ‫ٔا‬ُ‫ذ‬ُ‫ث‬ْ‫ع‬ٍَِ‫ن‬ َّ‫ال‬ِ‫إ‬ ‫ُٔا‬‫ش‬ِ‫ي‬ُ‫أ‬ ‫ا‬َ‫ي‬َٔ – ٍِ‫ْى‬ٌِْٕ‫م‬َ‫ذ‬ ٍَِ‫غ‬ْ‫ح‬َ‫أ‬ ًِ‫ف‬ c. Mad Shilah Thawilah, yaitu apabila terdapat ha’ dhamir bertemu dengan hamzah dalam kalimat yang terpisah. Panjangnya 4 atau 5 harakat. Contoh: َُِ‫ذ‬َ‫ه‬ْ‫خ‬َ‫أ‬ َُّ‫ن‬‫ا‬َ‫ي‬ ٌََّ‫أ‬ – َِِّْ‫ر‬ِ‫ئ‬ِ‫ت‬ َّ‫ال‬ِ‫إ‬ َُِ‫ذ‬ُِْ‫ع‬ ُ‫ع‬َ‫ف‬ْ‫ش‬ٌَ – Mad Far’i yang bertemu dengan Sukun atau Tasydid ada 5 macam: a. Mad Farqi, yaitu mad badal sesudahnya berupa huruf yang bertasydid. Panjang 6 harakat. Mad ini hanya terjadi pada 2 kalimat dan terdapat di dalam tiga surat, yakni surat Al-An’am : 143-144, Yunus : 59 dan An-Naml : 59. Lafazhnya: ٌٍَِْ‫ش‬َ‫ك‬َّ‫ز‬‫ان‬ ‫ء‬ ْ‫م‬ُ‫ل‬ –ٌ‫ش‬ٍَْ‫خ‬ ‫اَّللا‬ ‫ء‬ b. Mad Lazim Kilmiy Mutsaqqal, yaitu apabila huruf atau bacaan mad sesudahnya berupa huruf yang bertasydid. Panjangnya 6 harakat. Contoh: ‫َّح‬‫ت‬‫ا‬َ‫د‬ ٍِْ‫ي‬ – َّ‫ج‬‫ـا‬َ‫ح‬ – ٌَُّْٕ‫ـاض‬َ‫ح‬َ‫ذ‬ c. Mad Lazim Kilmiy Mukhoffaf, yaitu mad badal sesudahnya terdapat huruf sukun. Panjangnya 6 harakat, dan mad ini hanya terdapat pada surat Yunus: 51 dan 91. Contoh: ٌَُٕ‫ه‬ِ‫ج‬ْ‫ع‬َ‫ر‬ْ‫غ‬َ‫ذ‬ ِِّ‫ت‬ ‫ى‬ُ‫ر‬ُُ‫ك‬ ْ‫ذ‬َ‫ل‬َٔ ٍَٰ‫ـ‬‫ءان‬ d. Mad Lazim Harfiy Mutsaqqal, yaitu mad yang terjadi pada huruf Muqaththa’ah yang terdapat di sebagian beberapa awal surat. Cara
  • 4. 4 membaca huruf tersebut sesuai dengan nama hurufnya, dibaca panjang 6 harakat dan diidghamkan. Contoh: ‫ـى‬ ‫ان‬ = ‫ْى‬ٍِ‫ي‬ ْ‫و‬َ‫ال‬ ْ‫ف‬ِ‫ن‬َ‫أ‬ – ‫غى‬ ‫ط‬ = ‫ْى‬ٍِ‫ي‬ ٍٍِْ‫ع‬ َ‫ا‬‫ط‬ e. Mad Lazim Harfiy Mukhaffaf, yaitu mad yang terjadi pada huruf Muqaththa’ah yang terdapat disebagian beberapa awal surat. Cara membaca huruf tersebut sesuai dengan nama hurufnya, dibaca panjang 6 harakat, tetapi tanpa diidghamkan. Contoh: ‫ق‬ = ْ‫اف‬َ‫ل‬ – ‫غك‬ ‫ع‬ = ْ‫اف‬َ‫ل‬ ٍٍِْْ‫ع‬ ٍٍَْْ‫ع‬ – Mad Far’i karena waqaf, ada 2 macam: a. Mad ‘Aridh Lissukun, yaitu apabila mad thabi’i jatuh sebelum huruf yang diwaqafkan. Panjangnya boleh 2, 4 atau 6 harakat. Contoh: ٍٍَُِِْ‫ي‬ْ‫ؤ‬ُ‫ي‬ ْ‫ى‬ُ‫ر‬ُُْ‫ك‬ ٌِْ‫إ‬ – ًٍٍََِ‫ن‬‫ا‬َ‫ع‬ْ‫ان‬ ِّ‫ب‬َ‫س‬ ِ ّ‫ّلل‬ ُ‫ذ‬ًَْ‫ح‬ْ‫ان‬ b. Mad Liin/Layyin, yaitu apabila berhenti pada suatu huruf sebelumnya berupa waw sukun atau ya’ sukun yang didahului oleh huruf berharakat fat-hah. Panjangnya boleh 2, 4 atau 6 harakat. Contoh: ‫ف‬َْٕ‫خ‬ – ‫ْف‬ٍَّ‫ظ‬‫ان‬ – ‫ْد‬ٍَ‫ث‬‫ان‬ – ٍَِّْ‫ه‬َ‫ع‬ 9. TANDA-TANDA WAQAF (BERHENTI) – ‫و‬ (waqaf lazim) yaitu tanda waqaf yang menunjukkan penekanan untuk berhenti. – ‫ال‬ (waqaf mamnu’)yaitu tanda waqaf yang menunjukkan dilarang berhenti secara total (tidak melanjutkan membaca lagi), jika sekedar mengambil nafas dibolehkan. – ‫هى‬ ‫ط‬ (washal ula) yaitu tanda waqaf boleh berhenti, namun washal lebih utama. – ‫ج‬ (waqaf jaiz) yaitu tanda waqaf yang menunjukkan waqaf atau washal sama saja. – ‫هى‬ ‫ل‬ (waqaf ula) yaitu tanda waqaf yang menunjukkan lebih baik berhenti. – {titik tiga 2 kali} (mu’anaqah) yaitu tanda waqaf agar berhenti pada salah satu titik. – ‫ط‬ (waqaf mutlaq), ‫ف‬ ‫ل‬ (alwaqaf) sebaiknya berhenti – ‫ز‬ (waqaf majuz), ‫ص‬ (‫خض‬ ‫يش‬ ‫ف‬ ‫ٕل‬ ‫,)ان‬ ‫ق‬ (ْٕ ‫ٍم‬ ‫ل‬ ‫ف‬ ‫)ٔل‬ sebaiknya terus 10. ISTILAH-ISTILAH DALAM AL-QUR’AN a. Sajdah. Pada ayat-ayat sajdah disunahkan melakukan sujud tilawah. Sujud ini dilakukan di dalam atau diluar shalat, disunahkan pula bagi yang membaca dan yang mendengarkannya. Hanya saja ketika didalam shalat, sujud atau tidaknya tergantung pada imam. Jika imam sujud, makmum harus mengikuti, dan begitu pula sebaliknya. Ayat Sajdah terdapat dalam surat: 7:206, 13:15, 16:50, 17:109, 19:58, 22:18, 22:77, 25:60, 27:26, 32:15, 38:24, 41:37, 53:62, 84:21, 96:19. b. Saktah (‫سكتة‬ ) yaitu berhenti sejenak tanpa bernafas. Ada didalam surat: 18:1-2, 36:52, 75:27, 83:14. Contoh: ٌَ‫ا‬َ‫س‬ ْ‫م‬َ‫ت‬ َّ‫ال‬َ‫ك‬ c. Isymam, yaitu menampakkan dhammah yang terbuang dengan isyarat bibir. Isymam hanya ada di surat Yusuf ayat 11, pada lafazh ‫ا‬ََُّ‫ي‬ْ‫َأ‬‫ذ‬ َ‫ال‬ d. Imalah, artinya pembacaan fat-hah yang miring ke kasrah. Imalah ada di dalam surat Hud ayat 41, pada lafazh ََِ‫ش‬ْ‫ج‬َ‫ي‬‫ا‬ ِ‫َّللا‬ ِ‫ى‬ْ‫غ‬ِ‫ت‬ dibaca “MAJREHA”. e. Tas-hil, artinya membaca hamzah yang kedua dengan suara yang ringan atau samar. Tas-hil dibaca dengan suara antara hamzah dan alif. Terdapat di dalam surat Fushshilat ayat 44, pada lafazh ًًٌَّْ‫ج‬ْ‫ع‬َ‫أ‬َ‫أ‬ hamzah yang kedua terdengar seperti ha’. f. Nun Al-Wiqayah, yaitu nun yang harus dibaca kasrah ketika tanwin bertemu hamzah washal, agar tanwin tetap terjaga. Contoh: َُُّْ‫ت‬‫ا‬ ٌ‫ح‬َُْٕ –ْ‫ي‬ِ‫ز‬َّ‫ن‬‫ا‬ ‫ا‬‫ْع‬ًٍَِ‫ج‬ g. Ash-Shifrul Mustadir, yaitu berupa tanda (O) di atas huruf mad yang menunjukkan bahwa mad tersebut tidak dibaca panjang, baik ketika washal maupun waqaf (bentuknya bulatan sempurna, dan biasanya terdapat di mushaf-mushaf timur tengah). Contoh: ْ‫ُٔا‬‫ش‬َ‫ف‬َ‫ك‬ ٌٍَِ‫ز‬َّ‫ن‬‫ا‬ ٍُِ‫ك‬ٌَ ْ‫ى‬َ‫ن‬ h. Ash-Shifrul Mustathilul Qa’im, yaitu berupa bulatan lonjong tegak (0) biasanya diletakkan di atas mad. Mad tersebut tidak dibaca panjang ketika washal, namun dibaca panjang ketika waqaf. Contoh: ْ‫َا‬ََ‫أ‬ ٌ‫ش‬ٍَ‫خ‬ – ْ‫ا‬َُِّ‫ك‬َ‫ن‬ i. Naql, yaitu memindahkan harakat hamzah pada huruf sebelumnya. Contoh: ُ‫ى‬ْ‫ع‬ِ‫ال‬‫ا‬ َ‫ظ‬‫تﺌ‬