2. ACL
• Cedera ligamen lutut anterior atau cedera ACL (anterior cruciate
ligament) adalah kerusakan atau robekan pada ligamen lutut
anterior.
• Ligamen lutut anterior merupakan ligamen yang
menghubungkan tulang paha bagian bawah dengan tulang
kering untuk menjaga kestabilan lutut.
• Jika dibandingkan dengan cedera lutut lain, cedera ligamen lutut
anterior adalah cedera lutut yang paling sering terjadi.
• Ligamen lutut anterior bisa robek ketika kaki melakukan perubahan
gerakan secara tiba-tiba, misalnya berhenti tiba-tiba, atau ketika lutut
dan kaki terbentur oleh benda keras secara tiba-tiba.
3. Program rehabilitasi dilakukan secepat mungkin
dalam tahap-tahap sebagai berikut :
Fase I :
0-4 hari
RICE pada lutut yang cidera :
• Rest : istirahatkan sisi cidera, menggunakan brace, hindari pivoting
• Icing : kompres es 3-6 kali/hari @ 20 menit
• Compression : bandage
• Elevation
• Isometric contraction otot-otot tungkai bawah yang cidera
4 hari-2 Minggu
Luas Gerak Sendi (LGS) :
a.Latihan LGS lutut fleksi sesuai kemampuan : heel slide
b.Latihan LGS lutut ekstensi penuh : prone hang, proper positioning dengan ganjal bantal di bawah tumit
c.Latihan LGS panggul dan pergelangan kaki
• Latihan endurance cardiopulmonal untuk anggota gerak atas (arm cranck atau overhead pulley) 5 kali seminggu 30-60 menit
• Latihan endurance muscular untuk anggota gerak atas dan bawah yang tidak cidera 5 kali seminggu 30-60 kali seminggu
4. Fase II : Minggu 2-4
Luas Gerak Sendi (LGS) :
a. Latihan LGS lutut fleksi : wall slide non weight bearing dan weight bearing (mini squat, lunges)
b. Latihan LGS lutut ekstensi penuh : prone hang, proper positioning dengan ganjal bantal di bawah tumit (bila masih diperlukan)
Latihan endurance cardiopulmonal dan muscular dengan sepeda statik (menggunakan brace 0-90 derajat) dengan target 30-60 menit 5 kali seminggu, dengan beban ditingkatkan bertahap sesuai toleransi
Fase III : Minggu 4-6
Luas Gerak Sendi (LGS) :
a. Latihan LGS anggota gerak bawah aktif
b. Memperkenalkan kembali gerakan pivoting pada lutut pada akhir minggu ke-6 dengan supervisi dokter
c. sepeda statik (menggunakan brace 0-90 derajat) dengan target 60 menit 5 kali seminggu, dengan beban ditingkatkan bertahap sesuai toleransi
d. berenang gaya bebas
e. jogging pada garis lurus
Latihan dengan menggunakan brace terbuka bebas (bisa diganti kinesiotape) :
Fase IV : Minggu 6-12 (Return to sport)
i. Melanjutkan program minggu ke-6 dengan intensitas ditingkatkan secara bertahap
ii. Mulai latihan agility spesifik di lapangan
iii. Kriteria bermain dalam tim :
5. TKR
• Total knee replacement (TKR) atau total knee
arthroplasty merupakan tindakan mengganti permukaan sendi
lutut yang mengalami peradangan dengan sendi baru. Tujuan
utama TKR adalah menghilangkan nyeri pada lutut,
mengembalikan mobilitas, hingga meningkatkan kualitas hidup
pasien.[1-3]
• Total knee replacement (TKR) merupakan salah satu tindakan
pembedahan ortopedi yang cost-effective dengan luaran pasien
baik. Tindakan ini diindikasikan untuk
penderita osteoarthritis kronik, dan artropati lain
seperti rheumatoid arthritis
6. REHABILITATION START BEFORE
SURGERY
What should be informed:
• Patient expectations and patient education
– Length of hospital stay
– Patient’s condition on arriving at home
– The length of recovery
– “Do and don’ts” in long term daily activity
7. REGAINING KNEE MOTION
• CPM machine – not a must,
not in recommendation list
• Flexion exercises
– over folded pillow
– over side of bed
– sitting in the chair
– standing
• Extension exercises
– supine knee, extension
stretch
8. PROGRAMME
POD 1 - 2 Antibiotic, Epidural/NSAID, cryoRX, immobiliser,
anti DVT and stocking.Start CPM at 30, teach
patient self exercises
POD 3 Rom exercise, start physiotherapy, ambulation w/c
assisted
Upon
discharge
Independent in and out of bed, ambulation on w/c,
anti DVT socks, adequate Analgesia
2 weeks Wound inspection, check on ROM
6 weeks Off Walker and stocking, check ROM, xray
3 months 75% to 90% of expected result
6 months Maximum of expected result, repeat xray
9. THR
• Total hip replacement atau penggantian pinggul total adalah operasi
yang dilakukan untuk menggantikan bagian pinggul yang mengalami
masalah dengan sendi buatan atau prostesis. Prostesis ini terbuat dari
logam, plastik, dan/atau keramik.
• Penggantian pinggul total paling sering dilakukan pada orang lanjut
usia, tepatnya orang berusia 60 hingga 80 tahun. Karena termasuk
operasi besar, prosedur ini hanya dianjurkan bila langkah penanganan
lain seperti fisioterapi atau injeksi steroid, tidak efektif untuk mengatasi
gangguan yang dialami.
• Kondisi seperti Osteoathritis, fracture tulang paha
10. Phase 1: Post-op Phase (Day 0- Hospital Discharge)
Goals
• Control pain and swelling
• Protect healing tissue
• Begin to restore range of motion (ROM)
• Establish lower extremity muscle activation
• Restore independent functional mobility
• Educate the patient regarding their dislocation precautions
11. Phase 2: Mobility Phase (Hospital Discharge-6 Weeks)
• Begin to restore muscle strength throughout the operated leg
• Initiate proprioceptive training
• Initiate endurance training
• Normalize all functional mobility
• Demonstrate normal gait pattern with goal to wean all assistive devices at
the end of this phase (if permitted by surgeon)
Phase 3: Strengthening Phase (6-12 Weeks)
Restore normal LE strength
Return to baseline functional activities
12. Phase 4: Advanced Phase (12 Weeks and Beyond)
Goals
• Continue to improve strength to maximize functional outcomes
• Work with PT and MD to create customized routine to allow return to
appropriate sports/ recreational activities (i.e. golf, doubles tennis,
cycling, hiking)
13. Bone Transport
• Bone transport is a procedure to grow new bone in a region
where there is a missing section of bone due to infection,
trauma or disease. There may be a gap in the bone due to
serious injury.
• Bone can be transported using an external or internal
external fixator allows for management of soft tissue defects
changing the shape of the leg, correction of deformity and a
maximum bone transport distance that is only limited by bony
healing.
14. • A poor nutritional state increases the risk for osteoporotic fractures
[51] and also of nonunion development as osteoporosis leads to a
reduction of osteoblasts and callus production [23,52]. Next to
osteoporotic fractures, mal/undernourished patients tend to have
more fall incidents when compared to non-malnourished patients
[53]. The frailty of especially the elderly population undergoing
surgery is associated with higher rates of mortality [54] and a longer
hospital stay [55] and multiple readmissions
15. • Pumping Ankle Exercise merupakan suatu bentuk ambulansi dini yang
dilakukan dengan mengintervensi pergelangan kaki
• Statik kontraksi merupakan bentuk latihan statik dimana otot yang dilatih
tidak mengalami perubahan panjang dan tanpa ada pergerakan dari sendi
• Active Asissted ROM Exercise adalah bentuk dimana gerakan yang terjadi
akibat kontraksi otot yang bersangkutan dan mendapat bantuan dari luar.
• Non Weight Bearing (NWB) dengan 2 kruk dan ditingkatkan lagi dengan
Partial Weight Bearing (PWB) jika udah terjad pembentukan callus atau
pada masa distraksi pada pemasangan Ilizarov untuk merangsang tulang
agar dapat tumbuh dengan baik. Dosis awal latihan 30% menumpu berat
badan lalu ditingkatkan menjadi 80% menumpu berat badan dan
ditingkatkan lagi dengan latihan Full WeightBearing
16. OA
• Osteoarthritis adalah peradangan kronis pada sendi akibat
kerusakan pada tulang rawan. Osteoarthritis adalah jenis
arthritis (peradangan sendi) yang paling sering terjadi.
Kondisi ini menyebabkan sendi-sendi terasa sakit, kaku,
dan bengkak.
• Penyakit ini bisa menyerang semua sendi, namun sendi di jari
tangan, lutut, pinggul, dan tulang punggung, adalah sendi-sendi
yang paling sering terkena. Gejala yang timbul saat mengalami
osteoarthritis akan berkembang secara perlahan.
17. • Untuk memastikan diagnosis, dokter akan meminta pasien
untuk melakukan pemeriksaan penunjang, seperti:
• Pemindaian dengan Rontgen dan MRI, untuk melihat kondisi
tulang dan mendeteksi peradangan pada tulang dan sendi
• Tes darah, untuk mendeteksi infeksi atau penyebab lain dari
peradangan sendi, seperti rheumatoid arthritis
• Analisis cairan sendi, untuk mengetahui apakah terjadi
peradangan atau infeksi pada sendi
18. • Untuk meredakan rasa nyeri dan peradangan dokter akan memberikan obat-
obatan seperti analgrtik dan antipiretik
• Selain dengan memberikan obat-obatan di atas, osteoarthritis juga bisa ditangani
dengan fisioterapi dan operasi. Berikut penjelasannya:
• Fisioterapi
Penderita osteoarthritis dapat menjalani fisioterapi untuk memperkuat otot-otot di
sekitar persendian. Cara ini juga bisa meningkatkan fleksibilitas sendi dan otot,
serta mengurangi rasa sakit.
• Operasi
Meski jarang dilakukan, operasi bisa dilakukan untuk memperbaiki atau
mengganti sendi yang rusak agar penderita bisa lebih mudah
bergerak. Contohnya adalah total hip replacement pada osteoarthritis panggul
dan total knee replacement pada osteoarthritis lutu.
•