2. TUJUAN PEMBELAJARAN
Mahasiswa mampu menyebutkan macam-macam
kelainan genetik yang dapat terjadi pada
embriologi sistem digestif.
Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan
patofisiologi timbulnya kelainan genetik pada
sistem digestif.
3. SISTEM DIGESTIF
Sistem digestif adalah suatu kesatuan fungsi dari
saluran pencernaan dan kelenjar-kelenjar yang
membantu terjadinya proses pencernaan
makanan di dalam saluran pencernaan untuk
menghasilkan energi bagi tubuh.
5. Pada saat pembentukan sistem digestif, dapat
timbul berbagai gangguan baik akibat faktor
internal maupun faktor eksternal yang
menyebabkan timbulnya kelainan kongenital
pada sistem digestif.
7. ATRESIA ESOFAGUS
Terjadi akibat deviasi posterior spontan septum
trakeoesofageale.
Terjadi akibat suatu faktor mekanis yang
mendorong dinding dorsal usus depan ke arah
anterior.
Dalam kehidupan intrauterin, atresia esofagus
akan menyebabkan akumulasi berlebihan cairan
di kantong amnion (polihidramnion) karena tidak
dapat lewatnya cairan amnion ke dalam saluran
cerna janin.
8. ATRESIA ESOFAGUS
Atresia esofagus dapat terjadi dengan situasi sebagai
berikut:
Isolated : atresia esofagus tidak berhubungan dengan
kelainan kongenital lainnya.
Syndromic: atresia esofagus berhubungan dengan
kelainan kongenital lainnya dan membentuk suatu
diagnosis yang spesifik. Contoh: sindrom CHARGE,
sindrom Feingold, sindrom Pallister-Hall.
Non-isolated: atresia esofagus berhubungan dengan
kelainan kongenital lainnya namun tidak membentuk
suatu diagnosis yang spesifik, misalnya VACTERL
association yang merupakan asosiasi non-random
akibat kelainan kongenital pada vertebra, anal,
cardiac, tracheoesophageal, renal, dan limb (tungkai).
10. Esophageal Atresia
Tipe atresia esofagus yang umum:
a. Atresia esofagus dengan fistula trakeoesofageal distal (86%)
b. Isolated atresia esofagus tanpa fistula trakeoesofageal (7%)
c. Tipe H fistula trakeoesofageal (4%)
source: Spitz L. Oesophageal atresia. Orphanet J Rare Dis.
2007; 2: 24.
11. STENOSIS ESOFAGUS
Merupakan penyempitan lumen esofagus,
biasanya di sepertiga bawah.
Stenosis dapat disebabkan oleh:
- rekanalisasi yang tidak sempurna
- kelainan vaskular
- kelainan yang mengganggu aliran darah.
12. STENOSIS ESOFAGUS
Source: Kim JH, Shin JH, Song HY. Benign strictures of the
esophagus and gastric outlet: interventional management. Korean
J Radiol 2010 2010 Sep-Oct; 11(5): 497–506.
13. ACHALASIA
Adalah suatu gangguan motilitas
esofagus primer.
Ditandai dengan absennya
gerakan peristaltik esofagus dan
terganggunya relaksasi Lower
Esophageal Sphincter (LES).
Kemungkinan disebabkan oleh
autoimun akibat polimorfisme di
regio major histocompatability
complex pada kromosom 6
source: Gupta P, Debi U, Sinha SK, Prasad KK. Primary
versus secondary achalasia: New signs on barium
esophagogram. Abdominal Radiology 2015; 25:3:288-295.
15. STENOSIS PILORUS
Terjadi jika otot
sirkular dan atau otot
longitudinal lambung
di regio pilorus
mengalami hipertrofi
sehingga terjadi
penyempitan ekstrim
lumen pilorus dan
lewatnya makanan
terhambat
muntah-muntah
hebat. Source:
http://pedsurg.ucsf.edu/conditions--
procedures/pyloric-stenosis.aspx
16. SITUS INVERSUS
Situs inversus adalah suatu posisi terbalik seperti
cermin dari organ abdomen atau thorax. Misalnya
lambung normalnya di kiri, pada situs inversus
maka lambung ada di kanan pada posisi yang
sama persis.
Posisi normal suatu organ abdomen atau thorax
diberi istilah situs solitus.
Situs ambiguous atau heterotaxy adalah suatu
posisi abnormal kongenital dari organ visera
abdomen atau thorax, misalnya lambung ada di
regio inguinalis dextra, hepar ada di regio
umbilikalis.
18. KELAINAN HATI DAN KANTUNG
EMPEDU
Duktus hepatikus accesorius dan duplikasi
kandung empedu
Atresia biliaris ekstrahepatik
Atresia biliaris intrahepatik
Situs inversus hepar
19. DUKTUS HEPATIKUS
AKSESORIUS
Pada sebagian kasus, duktus yang melewati
fase padat dalam perkembangannya gagal
mengalami rekanalisasi.
source: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2698075/bin/kjr-4-
85-g001.jpg
Acc= duktus hepatikus
aksesorius
Duktus hepatikus tipikal
20. DUPLIKASI KANTUNG
EMPEDU
Etiologi:
a. Revakuolisasi
kandung empedu
primitif inkomplit
sehingga septum
longitudinal menetap
dan membuat 2
kandung empedu.
b. akibat terbentuknya
2 tunas kandung
empedu.
source:
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4420291/bin/jns-2-
46.f1.jpg
22. ATRESIA BILIER
EKSTRAHEPATIK
Terjadi pada 1:15.000
kelahiran hidup.
Atresia bilier
merupakan suatu
kelainan akibat
obliterasi progresif
atau terputusnya
sistem bilier
ekstrahepatik yang
mengakibatkan
obstruksi aliran cairan
empedu (kolestasis).
source:
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/ar
ticles/PMC1560371/bin/1750-1172-
1-28-2.jpg
23. ATRESIA BILIER
EKSTRAHEPATIK
Bila dibiarkan, kelainan ini dapat menyebabkan
hiperbilirubinemia terkonjugasi yang progresif,
sirosis hepatis, dan kegagalan hepar.
Atresia bilier ekstrahepatik disebabkan oleh
multifaktorial.
Predisposisi genetik terjadi akibat disregulasi
imun serta akibat faktor lingkungan
(cytomegalovirus, Epstein-Barr virus, respiratory
syncitial virus, Human papilloma virus, toksin).
24. HIPOPLASIA DAN ATRESIA BILIER
INTRAHEPATIK
Terjadi pada
1:100.000 kelahiran
hidup.
Disebabkan oleh
infeksi pada janin.
source:
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC46
44760/bin/kjr-16-1364-g004.jpg
source:
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC329264
2/bin/13244_2011_129_Fig2_HTML.jpg
26. KELAINAN PANKREAS
Pankreas anular
Jaringan pankreas mengelilingi duodenum,
bahkan dapat menyebabkan obstruksi total
karena duodenum “tercekik”.
Jaringan pankreas tambahan
Dapat terbentuk di mana saja dari ujung distal
esofagus hingga ke ujung lengkung usus primer.
Umumnya jaringan tambahan ini terletak di
mukosa lambung dan di divertikulum Meckel.
29. OMFALOKEL
Adalah herniasi visera abdomen melalui cincin
umbilikus, dimana visera abdomen masih dilapisi
amnion.
Organ dalam yang dapat menonjol keluar adalah
hati, usus halus, usus besar, lambung, limpa,
atau kandung empedu.
Cacat ini terjadi akibat kegagalan usus untuk
kembali ke rongga abdomen setelah herniasi
fisiologis selama minggu ke-6 sampai ke-10.
30. OMFALOKEL
Omfalokel terjadi pada 2,5:10.000 kelahiran dan
memiliki angka kematian yang tinggi.
Faktor risiko omfalokel berdasarkan penelitian
National Birth Defects Prevention Study (2008)
adalah: wanita hamil yang minum alkohol pada
awal kehamilan dan perokok berat.
31. OMFALOKEL
Omfalokel dapat merupakan bagian dari suatu
sindrom, misalnya sindrom Beckwith-Wiedemann
atau sindrom Shprintzen-Goldberg.
Sekitar 15% bayi lahir hidup memiliki kelainan
kromosom.
Isolated omfalokel dapat disebabkan oleh
duplikasi gen pada kromosom 1p31.3.
32. GASTROSKISIS
Adalah penonjolan isi abdomen melalui dinding
tubuh dimana organ visera abdomen tidak
dilapisis peritoneum atau amnion.
Kelainan ini biasanya terjadi di sebelah lateral
kanan dari umbilikus.
Cacat ini kemungkinan besar terjadi karena
kelainan penutupan dinding tubuh di sekitar
tangkai penghubung.
33. GASTROSKISIS
Gastrokisis terjadi pada 1:10.000 kelahiran,
kelainan ini tidak berkaitan dengan kelainan
kromosom.
Faktor risiko gastroschisis berdasarkan penelitian
National Birth Defects Prevention Study (2008)
adalah: wanita hamil yang mengonsumsi
ibuprofen, minum alkohol, dan merokok pada
awal kehamilan.
35. DIVERTIKULUM MECKEL
Merupakan suatu
kantong yang keluar
dari ileum akibat
duktus vitelinus yang
menetap.
source:
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/article
s/PMC4617021/bin/jns-4-46.f2.jpg
36. KISTA VITELINA
Kedua ujung duktus vitelinus berubah menjadi
korda fibrosa dan bagian tengahnya membentuk
sebuah kista besar.
37. FISTULA UMBILIKUS
Duktus vitelinus tetap paten
di seluruh panjangnya
membentuk suatu
hubungan langsung antara
umbilikus dan saluran
cerna. Oleh karena itu, dari
umbilikus dapat keluar
tinja.
38. KELAINAN USUS
Volvulus
Rotasi terbalik lengkung usus
Duplikasi lengkung usus dan kista
Atresia dan stenosis usus
Apple peel atresia
39. VOLVULUS
Merupakan usus
yang terpuntir akibat
kelainan rotasi
lengkung usus.
Kelainan ini dapat
menyebabkan
gangguan aliran
darah usus.
40. ROTASI TERBALIK LENGKUNG
USUS
Terjadi jika lengkung primer berputar 90 searah
jarum jam.
Pada kelainan ini, kolon transversum berjalan di
belakang duodenum dan terletak di belakang
arteri mesenterika superior.
41. DUPLIKASI LENGKUNG USUS DAN
KISTA
Dapat terjadi di mana saja di sepanjang tabung
usus, namun paling sering ditemukan di regio
ileum.
Gejala biasanya timbul di awal kehidupan dan
berkaitan dengan cacat lain seperti atresia usus,
anus imperforata, gastroskisis, dan omfalokel.
42. ATRESIA DAN STENOSIS USUS
Dapat terjadi di mana saja di sepanjang usus.
Sebagian besar terjadi di duodenum.
Atresia duodenum bagian atas mungkin
disebabkan oleh tidak terjadinya rekanalisasi.
Atresia duodenum bagian bawah kemungkinan
disebabkan oleh gangguan vaskular yang
disebabkan oleh misalnya omfalokel, malrotasi,
volvulus, gastroskisis.
43. ATRESIA DAN STENOSIS USUS
Gangguan vaskular ini menyebabkan aliran darah
ke regio usus terganggu dan segmen usus
tersebut akhirnya mati dan timbullah penyempitan
atau hilang total.
44. APPLE PEEL ATRESIA
Merupakan atresia
yang terjadi di
jejunum proksimal,
dengan ukuran usus
pendek dan bagian
distal dari lesi
melingkari sisa
mesenterium.
Bayi dengan cacat ini
biasanya memiliki
berat badan lahir
rendah.
source:
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/
PMC4089124/bin/JCN-3-112-g002.jpg
45. KELAINAN USUS BESAR
Megakolon kongenital/Penyakit
Hirschprung/Megakolon aganglionik/Megakolon
Hirschprung
Anus imperforata
Fistula rektouretra dan rektovagina
Atresia rektoanus
46. Megakolon Hirschprung
Disebabkan oleh tidak
adanya ganglion
parasimpatis di
dinding usus.
Ganglion-ganglion ini
berasal dari sel krista
neuralis yang
bermigrasi dari lipatan
saraf ke dinding usus.
47. Megakolon Hirschprung
Akibat mutasi di gen RET (suatu reseptor tirosin
kinase yang berperan dalam migrasi sel krista
neuralis).
Megakolon kongenital dapat mengenai rektum,
colon sigmoid, colon transversum, dan semua
bagian colon.
Sebanyak 80% penderita memiliki segmen
aganglionik pada rectosigmoid (short-segment),
15-20% pada sepanjang colon sigmoid (long-
segment), 5% pada seluruh usus besar (total
colonic aganglionosis).
48. Megakolon Hirschprung
Abnormalitas kromosom terjadi sebanyak 12%
pada pasien dengan Hirschprung, yang
terbanyak adalah adanya trisomi 21 (Sindrom
Down).
Beberapa kelainan kromosom yang terlibat:
- Del13q22 gen EDNRB
- Del10q11.2 gen RET
- Del10q23.1 gen NRG3
- Del2q22 gen ZEB2
- Del4p12 gen PHOX2B
49. Megakolon Hirschprung
Nonsindromik Hirschprung merupakan kelainan
yang terjadi sendirian, tanpa ada kelainan
kongenital lain. Ada 4 gen utama yang terlibat
yaitu RET, EDNRM, NRG, dan SEMA.
Sebanyak 18% pasien memiliki paling tidak 1
kelainan kongenital lain. Yang terbanyak adalah
kelainan jantung bawaan, kelainan
gastrointestinal, kelainan SSP, kelainan traktus
genitourinaria, kelainan kraniofasial, dan spina
bifida.
50. Megakolon Hirschprung
Konseling genetik diindikasikan pada pasien
Hirschprung yang memiliki kelainan kromosom
(baik turunan dari orang tua maupun yang de
novo), memiliki sindrom yang spesifik yang
disertai Hirschprung, atau memiliki variasi
patogenik pada gen RET, EDN3, atau EDNRB.
51. ANUS IMPERFORATA
Terjadi akibat tidak pecahnya membrana analis.
Kelainan ini dapat berupa:
- adanya anus namun rektum hanya membentuk
kantong dan tidak berhubungan dengan kolon
- adanya stenosis anus
- anus yang benar-benar tertutup.
Kelainan ini biasanya ditandai dengan tidak keluarnya
feses pertama bayi dalam 24-48 jam setelah lahir.
Kelainan ini juga termasuk dalam VACTERL
association, sehingga bila ditemukan anus
imperforata maka perlu dicari kelainan kongenital di
bagian lain tubuh.
52. ANUS IMPERFORATA
Faktor non-genetik
yang dapat
menimbulkan kelainan
ini adalah teknik
reproduksi buatan
(assisted reproductive
techniques),
kehamilan multipel,
persalinan prematur,
berat badan lahir bayi
rendah, kegemukan
pada ibu hamil, dan
diabetes pada ibu
source:
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/
PMC4843315/bin/jcdr-10-PD01-g001.jpg
53. FISTULA REKTOURETRA DAN
REKTOVAGINA
Terjadi pada 1:5.000 kelahiran hidup. Mungkin
disebabkan oleh kelainan dalam pembentukan
kloaka dan atau septum urorektale.
source:
http://cai.md.chula.ac.th/lesson/atlas/A/ImgBig/IM
G0016.jpg
54. ATRESIA REKTOANUS
Cacat ini mungkin disebabkan oleh gangguan
vaskular di regio ini. Atresianya bervariasi, mulai
dari meninggalkan sisa jaringan fibrosa hingga
hilangnya suatu segmen rektum dan anus.
55. REFERENSI
Sadler, T.W. 2006. Langman Embriologi Kedokteran Edisi 10.
Jakarta: EGC.
Scott, D.A. 2014. Esophageal atresia/tracheoesophageal fistula
overview in Gene Reviews. Seattle: University of Washington.
https://embryology.med.unsw.edu.au/embryology/index.php/Gast
rointestinal_Tract_-_Abnormalities
Mac Bird T, Robbins JM, Druschel C, et al. Demographic and
environmental risk factors for gastroschisis and omphalocele in
the National Birth Defects Prevention Study. J Pediatr Surg.
2009 Aug;44(8):1546-51. doi: 10.1016/j.jpedsurg.2008.10.109.
www.omim.org #164750, Omphalocele, autosomal.
Parisi MA. Hirschprung Disease Overview. 2002 Jul 12 [updated
2015 Oct 1]. In: Pagon RA, Adam MP, Ardinger HH, et al.,
editors. GeneReviews®[Internet]. Seattle (WA): University of
Washington, Seattle; 1993-2016.
www.omim.org %210500-biliary atresia, extrahepatic; EHBA
Girish ML, Keshay MM, Raghunath BV, Sunil B. Gallbladder
duplication associated with duodenal atresia. J Neonatal Surg.
2013 Oct-Dec; 2:4: 46.