SlideShare a Scribd company logo
1 of 28
APLIKASI BISNIS 2
E-BUSINESS & E-COMMERCE
Kelompok 6 :
1. Diah Pujilestari (16102055)
2. Nur Melani Karif (16102099)
3. Kartika Ayu Hastuti (16102145)
2.1 Definisi E-Commerce
E-commerce memfokuskan diri pada transaksi bisnis berbasis individu dengan
menggunakan internet sebagai medium pertukaran barang atau jasa baik antara dua buah
institusi (business to business) dan konsumen langsung (business to consumer) melewati
kendala ruang dan waktu. Pada masa persaingan ketat di era globalisasi saat ini, persaingan
yang sebenarnya terletak pada bagaimana sebuah perusahaan dapat memanfaatkan e-
commerce untuk meningkatkan kinerja dan eksistensi dalam bisnis ini. Dengan aplikasi e-
commerce, seharusnya hubungan antar perusahaan dengan entitas eksternal lainnya (pemasok,
distributor, rekanan, konsumen) dapat dilakukan lebih cepat, lebih intensif, dan lebih murah
daripada aplikasi prinsip manajemen secara konvensional (door to door, one-to-one
relationship). Maka e-commerce bukanlah sekedar suatu mekanisme penjualan barang atau
jasa melalui medium internet, tetapi juga terhadap terjadinya sebuah transformasi bisnis yang
mengubah cara pandang perusahaan dalam melakukan aktivitas usahanya. Membangun dan
mengimplementasikan sebuah sistem e-commerce bukan merupakan proses instant,
namun merupakan transformasi strategi dan sistem bisnis yang terus berkembang sejalan
dengan perkembangan perusahaan dan teknologi.
Aplikasi e-commerce yang pertama kali dikembangkan adalah Electronic Funds
Transfer (EFT) pada awal tahun 1970. Penggunaan aplikasi tersebut dibatasi hanya pada
perusahaan-perusahaan besar dan lembaga keuangan. Aplikasi selanjutnya yang berkembang
adalah Electronic Data Interchange (EDI), yaitu sebuah aplikasi transfer dokumen seperti
invoice dan purchase order secara elektronik. Pengguna dari aplikasi EDI lebih banyak
dibandingkan EFT, yakni meliputi manufaktur, retailer, dan service provider. Perkembangan
e-commerce semakin meluas sejak tahun 1990-an. Ketika itu, hampir semua perusahaan skala
menengah maupun besar memiliki website untuk menjual produk/jasa mereka. AOL, eBay,
VeriSign, dan Checkpoint adalah contoh-contoh pengembangan aplikasi e-commerce pure
online yang sukses. GE, IBM, Intel, dan Schwab adalah contoh pengembangan aplikasi
partial e-commerce yang juga sukses. Namun, kesuksesan ini diikuti oleh kegagalan
kebanyakan aplikasi e-commerce pada tahun 1999 walaupun ketika itu Amazon.com juga
mulai bertumbuh pesat.
E-commerce merupakan prosedur berdagang atau mekanisme jual-beli di internet
dimana pembeli dan penjual dipertemukan di dunia maya. E-commerce juga dapat
didefinisikan sebagai suatu cara berbelanja atau berdagang secara online atau direct selling
yang memanfaatkan fasilitas internet di mana terdapat website yang dapat menyediakan
layanan “get and deliver“.
Faktor kunci sukses dalam e-commerce dalam sebuah perusahaan tidak hanya
mengandalkan kekuatan produk saja, tetapi dengan tim manajemen yang handal, pengiriman
yang tepat waktu, pelayanan yang bagus, struktur organisasi bisnis yang baik, jaringan
infrastruktur dan keamanan, desain situs web yang bagus, beberapa faktor lainnya antara
lain :
1. Menyediakan harga kompetitif.
2. Menyediakan jasa pembelian yang tanggap, cepat, dan ramah.
3. Menyediakan barang dan jasa yang lengkap dan jelas.
4. Menyediakan banyak bonus seperti kupon, penawaran istimewa dan diskon.
5. Memberikan perhatian khusus seperti usulan pembelian.
6. Menyediakan rasa komunitas untuk berdiskusi, masukan dari pelanggan.
7. Mempermudah kegiatan perdagangan.
2.1.1 Tujuan Aplikasi E-Commerce
1. Agar orang yang ingin membeli barang atau transaksi lewat internet hanya membutuhkan
akses internet dan interface-nya menggunakan web browser
2. Menjadikan portal e-commerce / e-shop tidak sekedar portal belanja, tapi menjadi tempat
berkumpulnya komunitas dengan membangun basis komunitas, membangun konsep pasar
bukan sekedar tempat jual beli dan sebagai pusat informasi (release, product review,
konsultasi, dll)
3. Pengelolaan yang berorientasi pada pelayanan, kombinasi konsepsi pelayanan konvensional
dan virtual : responsif (respon yang cepat dan ramah), dinamis, informatif dan komunikatif
4. Informasi yang up to date, komunikasi multi-arah yang dinamis
5. Model pembayaran : kartu kredit atau transfer.
2.1.2 Sistem Bisnis Internal
Sistem bisnis internal digunakan untuk melayani proses dan bisnis secara internal.
Dengan menggunakan sistem seperti ini, seorang manajer yang sedang bepergian dapat
mengakses basis data perusahaan yang terdapat pada server dengan mudah. Beberapa hal lain
yang bisa ditangani melalui sistem bisnis internal adalah sebagai berikut :
1. Pemrosesan transaksi secara internal, misalnya pesanan penjualan dapat dimasukkan oleh
pemasar dari jarak jauh.
2. Portal perusahaan, yaitu sarana informasi berbasis web yang ditujukan secara khusus untuk
pegawai perusahaan berangkutan.
3. Pemantauan aktifitas dalam perusahaan.
4. Pengedalian proses.
5. Sistem pendukung manajemen yang meliputi:
a. Organisasi Virtual
Organisasi virtual adalah suatu jaringan organisasi independen yang dihubungkan melalui
teknologi informasi dengan tujuan untuk mengeksploitasi peluang pasar dengan berbagi
ketrampilan, biaya, dan akses pasar.
b. E – Intermediary
E – Intermediary adalah para anggota saluran distribusi internet yang melakukan salah satu
atau dua fungsi berikut :
1 ) mengumpulkan informasi tentang para penjual dan menyajikannya dalam bentuk yang
praktis kepada para konsumen.
2 ) membantu menyalurkan produk-produk internet ke konsumen.
c. Penjual Bersindikat
Penjual Bersindikat adalah situs web yang menawarkan hubungan kepada konsumen ke situs-
situs web lain dan atas jasa ini web yang menghubungkan ke web lain akan mendapatkan
komisi.
d. Agen Pembelanjaan
Agen Pembelanjaan merupakan suatu situs web yang membantu para
konsumen dengan memberikan kemudahan untuk mendapatkan informasi yang diperlukan
konsumen dalam rangka membuat keputusan pembelian.
e. Makelar Bisnis ke Bisnis
Makelar bisnis-ke-bisnis tidak memiliki produk. Perantara ini menyediakan sarana
komunikasi antar pebisnis.
f. M-commerce dan Teknotogi WAP
M-commerce adalah bentuk penjualan dan pembelian produk yang dilakukan melalui peranti
seperti telepon seluler atau PDA. Teknologi yang mendasari M-commerce adalah WAP
(Wireless Application Protocol).
2.1.3 Klasifikasi E-Commerce
Kita mengenal adanya pure e-commerce dan partial e-commerce. Suatu e-commerce
dikategorikan pure atau partial berdasarkan pada tingkat digitasi dari suatu produk yang
diperdagangkan, proses, dan agen pengirimannya. Apabila segala aspek dalam sistem e-
commerce itu digital maka dapat dikategorikan sebagai pure e-commerce. Selain itu, ciri lain
dari pure e-commerce adalah organisasi penyelenggara benar-benar organisasi online,
menggunakan model bisnis new-economy organization, dan menjual produk atau jasanya
hanya secara online. Sedangkan, partial e-commerce dicirikan dengan penggabungan antara
aspek digital dan tradisional/fisik, penggunaan model bisnis click-and-mortar organization
(penggabungan antara offline dan online), serta melakukan kegiatan-kegiatan bisnis utamanya
di dunia nyata.
E-Commerce dapat dibagi menjadi beberapa klasifikasi yang memiliki
karakteristik berbeda-beda, antara lain:
1. Business to Business (B2B)
B2B menyatakan bentuk jual-beli produk atau jasa yang melibatkan dua atau beberapa
perusahaan dan dilakukan secara elektronis. Dalam hal ini, baik pembeli maupun penjual
adalah sebuah perusahaan dan bukan perorangan. Biasanya transaksi ini dilakukan karena
mereka telah saling mengetahui satu sama lain dan transaksi jual beli tersebut dilakukan
untuk menjalin kerjasama antara perusahaan itu.
Keuntungan yang didapatkan :
a. Mempercepat transaksi antara penjual dan pembeli.
b. Menurunkan biaya transaksi kedua belah pihak.
c. Menciptakan pasar baru tanpa dibatasi oleh wilayah geografis.
d. Meningkatkan komunikasi dan kolaborasi antara penjual dan pembeli.
Business to Business E-Commerce memiliki karakteristik:
a. Trading partners yang sudah diketahui dan umumnya memiliki hubungan (relationship)
yang cukup lama. Informasi hanya dipertukarkan dengan partner tersebut. Dikarenakan
sudah mengenal lawan komunikasi, maka jenis informasi yang dikirimkan dapat disusun
sesuai dengan kebutuhan dan kepercayaan (trust).
b. Pertukaran data (data exchange) berlangsung berulang-ulang dan secara berkala,
misalnya setiap hari, dengan format data yang sudah disepakati bersama. Dengan kata
lain, servis yang digunakan sudah tertentu. Hal ini memudahkan pertukaran data untuk
dua entiti yang menggunakan standar yang sama.
c. Salah satu pelaku dapat melakukan inisiatif untuk mengirimkan data, tidak harus
menunggu partnernya.
d. Model yang umum digunakan adalah peer-to-peer, dimana processing intelligence dapat
didistribusikan di kedua pelaku bisnis.
Business to Business E-Commerce umumnya menggunakan mekanisme
Electronic Data Interchange (EDI). Sayangnya banyak standar EDI yang
digunakan sehingga menyulitkan interkomunikasi antar pelaku bisnis. Standar yang ada
saat ini antara lain: EDIFACT, ANSI X.12, SPEC 2000, CARGO-IMP, TRADACOMS,
IEF, GENCOD, EANCOM, ODETTE, CII. Selain standar yang disebutkan di atas,
masih ada format- format lain yang sifatnya proprietary. Jika anda memiliki beberapa
partner bisnis yang sudah menggunakan standar yang berbeda, maka anda harus
memiliki sistem untuk melakukan konversi dari satu format ke format lain. Saat ini sudah
tersedia produk yang dapat melakukan konversi seperti ini.
Pendekatan lain yang sekarang cukup populer dalam standarisasi pengiriman
data adalah menggunakan Extensible Markup Language (XML) yang dikembangkan oleh
World Wide Web Consortium (W3C). XML menyimpan struktur dan jenis elemen data di
dalam dokumennya dalam bentuk tags seperti HTML tags sehingga sangat efektif
digunakan untuk sistem yang berbeda. Kelompok yang mengambil jalan ini antara lain
adalah XML/EDI group.. Pada mulanya EDI menggunakan jaringan tersendiri yang
sering disebut VAN (Value Added Network). Populernya jaringan komputer Internet
memacu inisiatif EDI melalui jaringan Internet, atau dikenal dengan nama EDI over
Internet.
Topik yang juga mungkin termasuk di dalam business-to-business e- commerce
adalah electronic/Internet procurement dan Enterprise Resource Planning (ERP).
Hal ini adalah implementasi penggunaan teknologi informasi pada perusahaan dan
pada manufakturing. Sebagai contoh, perusahaan Cisco maju pesat
dikarenakan menggunakan teknologi informasi sehingga dapat menjalankan
just-in-time manufacturing untuk produksi produknya.
2. Business to Consumer (B2C)
B2C adalah bentuk jual-beli produk yang melibatkan perusahaan penjual dan konsumen akhir
yang dilakukan secara elektronis. Perusahaan-perusahaan terkenal yang melayani B2C antara
lain adalah Dell (www.dell.com), Cisco (www.cisco.com), dan Amazon (www.amazon.com).
Business to Consumer E-Commerce memiliki karakteristik sebagai berikut:
a. Terbuka untuk umum, dimana informasi disebarkan ke umum.
b. Servis yang diberikan bersifat umum (generic) dengan mekanisme yang dapat
digunakan oleh khalayak ramai. Sebagai contoh, karena sistem web sudah umum
digunakan maka servis diberikan dengan menggunakan basis web.
c. Servis diberikan berdasarkan permohonan (on demand). Konsumer melakukan
inisiatif dan produser harus siap memberikan respon sesuai dengan permohonan.
d. Pendekatan client/server sering digunakan dimana diambil asumsi client (consumer)
menggunakan sistem yang minimal (berbasis Web) dan processing (business procedure)
diletakkan di sisi server.
Business to Consumer E-Commerce memiliki permasalahan yang berbeda.
Mekanisme untuk mendekati consumer pada saat ini menggunakan bermacam-macam
pendekatan seperti misalnya dengan menggunakan“ electronic shopping mall” atau
menggunakan konsep “portal”.
Electronic shopping mall menggunakan web sites untuk menjajakan produk dan
servis. Para penjual produk dan servis membuat sebuah storefront yang menyediakan
katalog produk dan servis yang diberikannya. Calon pembeli dapat melihat-lihat
produk dan servis yang tersedia seperti halnya dalam kehidupan sehari-hari dengan
melakukan window shopping. Bedanya, (calon) pembeli dapat melakukan shopping ini
kapan saja dan darimana saja dia berada tanpa dibatasi oleh jam buka toko. Contoh
penggunaan web site untuk menjajakan produk dan servis antara lain:
a. Amazon http://www.amazon.com
Amazon merupakan toko buku virtual yang menjual buku melalui web sitenya.
b. eBay http://www.ebay.com, merupakan tempat lelang on-line.
c. NetMarket http://www.netmarket.com,
Yang merupakan direct marketing dari Cendant (hasil merge dari HFC, CUC
International, Forbes projects). NetMarket akan mampu menjual 95% dari kebutuhan
rumah tangga sehari-hari.
Konsep portal agak sedikit berbeda dengan electronic shopping mall, dimana
pengelola portal menyediakan semua servis di portalnya (yang biasanya berbasis web).
Sebagai contoh, portal menyediakan eMail gratis yang berbasis Web bagi para
pelanggannya sehingga diharapkan sang pelanggan selalu kembali ke portal tersebut.
Contoh portal antara lain:
a. Netscape Home <http://home.netscape.com>
b. My Yahoo
3. Perdagangan Kolabratif (collaborative commerce)
Dalam e-commerce, para mitra bisnis berkolaborasi (alih-alih membeli atau
menjual) secara elektronik. Kolaborasi semacam ini seringkali terjadi antara dan dalam
mitra bisnis di sepanjang rantai pasokan.
4. Consumen to consumen (C2C)
Model perdagangan yang terjadi antara konsumen dengan konsumen, yang dilakukan
secara elektronis. Situs seperti eBay (www.ebay.com) menyediakan sarana yang
memungkinkan orang-orang dapat menjual atau membeli barang di antara mereka sendiri.
Dalam C2C seseorang menjual produk atau jasa ke orang lain. Dapat juga disebut sebagai
pelanggan ke palanggan yaitu orang yang menjual produk dan jasa ke satu sama lain.
a. Lelang C2C
Dalam lusinan negara, penjualan dan pembelian C2C dalam situs lelang sangat banyak.
Kebanyakan lelang dilakukan oleh perantara, seperti eBay.com, auctionanything.com; para
pelanggan juga dapat menggunakan situs khusus seperti buyit.com atau bid2bid.com.
Selain itu banyak pelanggan yang melakukan lelangnya sendiri seperti greatshop.com
menyediakan piranti lunak untuk menciptakan komunitas lelang terbalik C2C online.
b. Iklan Kecik
Orang menjual ke orang lainnya setiap hari melalui iklan kecik (classified ad) di koran dan
majalah. Iklan kecik berbasis internet memiliki satu keunggulan besar daripada berbagai
jenis iklan kecik yang lebih tradisional. Iklan ini menawarkan pembaca nasional bukan
hanya lokal. Iklan kecik tersedia melalui penyedia layanan internet seperti AOL, MSN, dll.
c. Layanan Personal
Banyak layanan personal (pengacara, tukang, pembuat laporan pajak, penasehat investasi,
layanan kencan) tersedia di internet. Beberapa diantaranya tersedia dalam iklan kecik,
tetapi lainnya dicantumkan dalam situs web serta direktory khusus. Beberapa gratis dan
ada juga yang berbayar.
5. Comsumen to Business(C2B)
C2B merupakan transaksi jual beli yang terjadi antara individu sebagai penjual
dengan sebuah perusahaan sebagai pembelinya. Beberapa situs telah berinisiasi untuk
mendukung bisnis yang berbasiskan konsumen ke pebisnis (Consumer-to-business atau
C2B). contoh, Priceline.com
Dalam C2B konsumen memberitahukan kebutuhan atas suatu produk atau jasa
tertentu dan pemasok bersaing untuk menyediakan produk atau jasa tersebut ke konsumen.
Contohnya di priceline.com, dimana pelanggan menyebutkan produk dan harga yang
diinginkan dan priceline mencoba menemukan pemasok yang memenuhi kebutuhan
tersebut.
6. Perdagangan Intrabisnis (Intraorganisasional)
Dalam situasi ini perusahaan menggunakan e-commerce secara internal untuk
memperbaiki operasinya. Kondisi khusus dalam hal ini disebut sebagai e-commerce
B2E(business to its employees).
7. Pemerintah ke Warga (Goverment to Citizen—G2C)
Dalam kondisi ini sebuah entitas (unit) pemerintah menyediakan layanan ke para
warganya melalui teknologi E-commerce. Unit-unit pemerintah dapat melakukan bisnis
dengan berbagai unit pemerintah lainnya serta dengan berbagai perusahaan (G2B). E-
goverment yaitu penggunaan teknologi internet secara umum dan e-commerce secara
khusus untuk mengirimkan informasi dan layanan publik ke warga, mitra bisnis, dan
pemasok entitas pemerintah, serta mereka yang bekerja di sektor publik.
E-goverment menawarkan sejumlah manfaat potensial : E-goverment meningkatkan
efisiensi dan efektivitas fungsi pemerintah, termasuk pemberian layanan publik. E-
goverment memungkinkan pemerintah menjadi lebih transparan pada masyarakat dan
perusahaan dengan memberikan lebih banyak akses informasi pemerintah. E-goverment
juga memberikan peluan bagi masyarakat untuk memberikan umpan balik ke berbagai
lembaga pemerintah serta berpartisipasi dalam berbagai lembaga dan proses demokrasi.
E-goverment dapat dibagi menjadi tiga kategori :
a. Pemerintah ke Warga (Goverment to Citizen). Lembaga pemerintah makin banyak yang
menggunakan internet untuk menyediakan layanan pada warga.
b. Pemerintah ke Perusahaan (Goverment to Business). Pemerintah menggunakan internet
untuk menjual dan membeli dari perusahaan.
c. Pemerintah ke Pemerintah (Goverment to Government). Meliputi e-commerce
intrapemerintah (transaksi antar pemerintah yang berbeda) serta berbagai layanan antar
lembaga pemerintah yang berbeda.
Transformasi dari pemberian layanan pemerintah tradisional ke implementasi
penuh layanan pemerintah online dapat menjadi proses yang memakan waktu. Terdapat
enam tahap dalam transformasi ke e-goverment : tahap 1. publikasi penyebaran informasi
tahap 2. transaksi dua arah “secara resmi”, dengan sebuah departemen dalam waktu yang
sama tahap 3. portal multiguna tahap 4. personalisasi portal tahap 5. pengelompokkan
layanan umum tahap 6. integrasi penuh dan transformasi badan.
8. Perdagangan Mobile (mobile commerce—m-commerce)
Ketika e-commerce dilakukan dalam lingkungan nirkabel, seperti dengan
menggunakan telepon seluller untuk mengakses internet dan berbelanja, maka hal ini
disebut m-commerce.
2.1.4 Standar Teknologi E-Commerce
Di samping berbagai standar yang digunakan di internet, e-commerce juga
menggunakan standar yang digunakan sendiri, umumnya digunakan dalam transaksi bisnis-
ke-bisnis. Beberapa diantara yang sering digunakan adalah:
1. Electronic Data Interchange (EDI)
Dibuat oleh pemerintah di awal tahun 70-an dan saat ini digunakan oleh lebih dari 1000
perusahaan Fortune di Amerika Serikat, EDI adalah sebuah standar struktur dokumen yang
dirancang untuk memungkinkan organisasi besar untuk mengirimkan informasi melalui
jaringan private. EDI saat ini juga digunakan dalam corporate website.
2. Open Buying on the Internet (OBI)
Adalah sebuah standar yang dibuat oleh Internet Purchasing Roundtable yang akan
menjamin bahwa berbagai sistem e-commerce dapat berbicara satu dengan lainnya. OBI yang
dikembangkan oleh konsorsium OBI http://www.openbuy.org/ didukung oleh perusahaan-
perusahaan yang memimpin di bidang teknologi seperti Actra, InteliSys, Microsoft, Open
Market, dan Oracle.
3. Open Trading Protocol (OTP)
OTP dimaksudkan untuk menstandarisasi berbagai aktifitas yang berkaitan dengan proses
pembayaran, seperti perjanjian pembelian, resi untuk pembelian, dan pembayaran. OTP
sebetulnya merupakan standar kompetitor OBI yang dibangun oleh beberapa perusahaan,
seperti AT&T, CyberCash, Hitachi, IBM, Oracle, Sun Microsystems, dan British Telecom.
4. Open Profiling Standard (OPS)
Sebuah standar yang di dukung oleh Microsoft dan Firefly http://www.firefly.com/. OPS
memungkinkan pengguna untuk membuat sebuah profil pribadi dari kesukaan masing-masing
pengguna yang dapat dia share dengan merchant. Ide dibalik OPS adalah untuk menolong
memproteksi privasi pengguna tanpa menutup kemungkinan untuk transaksi informasi untuk
proses marketing dsb.
5. Secure Socket Layer (SSL)
Protokol ini di disain untuk membangun sebuah saluran yang aman ke server. SSL
menggunakan teknik enkripsi public key untuk memproteksi data yang di kirimkan melalui
Internet. SSL dibuat oleh Netscape tapi sekarang telah di publikasikan di public domain.
6. Secure Electronic Transaction (SET)
SET akan mengenkodekan nomor kartu kredit yang di simpan di server merchant. Standar
ini di buat oleh Visa dan MasterCard, sehingga akan langsung di dukung oleh masyarakat
perbankan. Ujicoba pertama kali dari SET di e-commerce dilakukan di Asia.
7. Truste
Adalah sebuah partnership dari berbagai perusahaan yang mencoba membangun
kepercayaan public dalam e-commerce dengan cara memberikan cap Good Housekeeping
yang memberikan approve pada situs yang tidak melanggar kerahasiaan konsumen.
2.1.5 Keuntungan Dan Kerugian E-Commerce
1. Keuntungan e-commerce di antaranya:
a. Revenue Stream (aliran pendapatan) baru yang mungkin lebih menjanjikan yang tidak
bisa ditemui di sistem transaksi tradisional.
b. Dapat meningkatkan market exposure (pangsa pasar).
c. Menurunkan biaya operasional (operating cost).
d. Melebarkan jangkauan (global reach).
e. Meningkatkan customer loyality.
f. Meningkatkan supplier management.
g. Memperpendek waktu produksi.
h. Meningkatkan value chain (mata rantai pendapatan).
Jika dipandang dari pelaku-pelaku dalam e-commerce, keuntungannya yaitu:
a. Bagi Perusahaan, memperpendek jarak, perluasan pasar, perluasan jeringan mitra bisnis dan
efisiensi, dengan kata lain mempercepat pelayanan ke pelanggan, dan pelayanan lebih
responsif, serta mengurangi biaya-biaya yang berhubungan dengan kertas, seperti biaya pos
surat, pencetakan, report, dan sebagainya sehingga dapat meningkatkan pendapatan.
b. Bagi Konsumen, efektif, aman secara fisik dan flexible.
c. Bagi Masyarakat Umum, mengurangi polusi dan pencemaran lingkungan, membuka peluang
kerja baru, menguntungkan dunia akademis, meningkatkan kualitas SDM.
Selain itu dengan adanya teknologi internet, kelebihan nilai bisnis ini antara lain:
a. Menghasilkan pendapatan baru melalui penjualan online.
b. Memperkecil biaya melalui penjualan dan dukungan pelanggan secara online.
c. Menarik pelanggan baru melalui pemasaran dan iklan web dan penjualan secara online.
d. Membuat produk-produk baru agar segera bisa diakses melalui web.
2. Kerugian e-commerce di antaranya:
a. Kehilangan segi finansial secara langsung karena kecurangan. Seorang penipu mentransfer
uang dari rekening satu ke rekening lainnya atau dia telah mengganti semua data finansial
yang ada.
b. Pencurian informasi rahasia yang berharga. Gangguan yang timbul bisa menyingkap semua
informasi rahasia tersebut kepada pihak-pihak yang tidak berhak dan dapat mengakibatkan
kerugian yang besar bagi si korban.
c. Kehilangan kesempatan bisnis karena gangguan pelayanan. Kesalahan ini bersifat kesalahan
non-teknis seperti aliran listrik tiba-tiba padam.
d. Penggunaan akses ke sumber oleh pihak yang tidak berhak. Misalkan seorang hacker yang
berhasil membobol sebuah sistem perbankan. Setelah itu dia memindahkan sejumlah
rekening orang lain ke rekeningnya sendiri.
e. Kehilangan kepercayaan dari para konsumen. Ini karena berbagai macam faktor seperti
usaha yang dilakukan dengan sengaja oleh pihak lain yang berusaha menjatuhkan reputasi
perusahaan tersebut.
f. Kerugian yang tidak terduga. Disebabkan oleh gangguan yang dilakukan dengan sengaja ,
ketidakjujuran , praktek bisnis yang tidak benar , kesalahan faktor manusia kesalahan faktor
manusia atau kesalahan sistem elektronik.
Security Beberapa metode pengamanan data dalam transaksi E-Commerce dan E-Bussines :
Kriptografi Public Key : merupakan sistem asimetris (tidak simetris) menggunakan beberapa
key untuk pengenkripsian yaitu public key untuk enkripsi data dan private key untuk dekripsi
data. Public key disebarkan ke seluruh dunia sementara private key tetap disimpan. Siapapun
yang memiliki public key tersebut dapat mengenkripsi informasi yang hanya dapat dibaca
oleh seseorang yang memiliki private key walaupun anda belum pernah mengenal bahkan
tidak tahu sama sekali siapa yang memiliki public key tersebut. Contoh : Elgamal , RSA ,
DSA. Keuntungan : memberikan jaminan keamanan kepada siapa saja yang melakukan
pertukaran informasi meskipun diantara mereka tidak ada persetujuan mengenai keamanan
data terlebih dahulu maupun saling tidak mengenal satu sama lain.
g. Meningkatkan INDIVIDUALISME, pada perdagangan elektronik seseorang dapat
bertransaksi dan mendapatan barang/jasa yang diperlukan tanpa bertemu dengan siapapun.
h. Terkadang Menimbulkan Kekecewaan, apa yang dilihat dilayar monitor komputer kadang
berbeda dengan apa yang dilihat secara kasat mata
i. Tidak MANUSIAWI, sering sekali seseorang pergi ke toko & MALL tidak sekedar ingin
memuaskan kebutuhannya akan barang/ jasa tertentu, akan tetapi bisa juga untuk refreshing,
ketemu teman dan keluarga dan sebagainya.
2.1.6 Contoh Aplikasi E-Commerce
E-commerce akan merubah semua kegiatan marketing dan juga sekaligus memangkas
biaya-biaya operasional untuk kegiatan trading (perdagangan). Beberapa aplikasi e-
commerce, antara lain: Industri pariwisata dan biro perjalanan, contoh: www.expedia.com,
internet job market, contoh: www.monster.com, real estate, contoh: www.ired.com,
perdagangan saham online, contoh: www.etrade.com, internet banking, contoh:
www.bii.co.id, lelang online, contoh: www.bekas.com, online publishing, contoh:
www.kompas.com, virtual universities atau e-university contoh: www.cityu.edu.hk, online
consulting, contoh: www.knowledgespace.com , e-insurance, contoh: www.insurerate.com,
electronic stamp, contoh: www.estamp.com, dan sebagainya.
Proses yang ada dalam E-commerce adalah sebagai berikut :
a. Presentasi elektronis (Pembuatan website) untuk produk dan layanan.
b. Pemesanan secara langsung dan tersedianya tagihan.
c. Otomasi account pelanggan secara aman (baik nomor rekening maupun nomor kartu
kredit).
d. Pembayaran yang dilakukan secara langsung (online) dan penanganan transaksi.
2.1.7 Kelemahan dan Kendala E-Commerce
Menurut survei yang dilakukan oleh CommerceNet http://www.commerce.net/ para
pembeli atau pembelanja belum menaruh kepercayaan kepada e-commerce, mereka tidak
dapat menemukan apa yang mereka cari di e-commerce, belum ada cara yang mudah dan
sederhana untuk membayar. Di samping itu, surfing di e-commerce belum lancar betul.
Pelanggan e-commerce masih takut ada pencuri kartu kredit, rahasia informasi
personal mereka menjadi terbuka, dan kinerja jaringan yang kurang baik. Umumnya pembeli
masih belum yakin bahwa akan menguntungkan dengan menyambung ke Internet, mencari
situs shopping, menunggu download gambar, mencoba mengerti bagaimana cara memesan
sesuatu, dan kemudian harus takut apakah nomor kartu kredit mereka di ambil oleh hacker.
Tampaknya untuk meyakinkan pelanggan ini, e-merchant harus melakukan banyak
proses pemandaian pelanggan. Walaupun demikian Gail Grant, kepala lembaga penelitian di
CommerceNet http://www.commerce.net/ meramalkan sebagian besar pembeli akan berhasil
mengatasi penghalang tersebut setelah beberapa tahun mendatang.
Grant mengatakan jika saja pada halaman Web dapat dibuat label yang memberikan
informasi tentang produk dan harganya, akan sangat memudahkan untuk search engine
menemukan sebuah produk secara online. Hal tersebut belum terjadi memang karena
sebagian besar merchant ingin agar orang menemukan hanya produk mereka tapi bukan
kompetitornya apalagi jika ternyata harga yang diberikan kompetitor lebih murah.
Untuk sistem bisnis-ke-bisnis, isu yang ada memang tidak sepelik di atas, akan tetapi
tetap ada isu-isu serius. Seperti para pengusaha belum punya model yang baik bagaimana
cara mensetup situs e-commerce mereka, mereka mengalami kesulitan untuk melakukan
sharing antara informasi yang diperoleh online dengan aplikasi bisnis lainnya. Masalah yang
barangkali menjadi kendala utama adalah ide untuk sharing informasi bisnis kepada
pelanggan dan supplier hal ini merupakan strategi utama dalam sistem e-commerce bisnis ke
bisnis.
Kunci utama untuk memecahkan masalah adalah merchant harus menghentikan
pemikiran bahwa dengan cara menopangkan diri pada Java applets maka semua masalah
akan solved, padahal kenyataannya adalah sebetulnya merchant harus me-restrukturisasi
operasi mereka untuk mengambil keuntungan maksimal dari e-commerce. Grant mengatakan,
“E-commerce is just like any automation – it amplifies problems with their operation they
already had.”
2.1.8 Hubungan Hukum Antarpelaku E-Commerce
Dalam bidang hukum misalnya, hingga saat ini Indonesia belum memiliki
perangkat hukum yang mengakomodasi perkembangan e-commerce. Padahal pranata
hukum merupakan salah satu ornamen utama dalam bisnis. Dengan tiadanya regulasi
khusus yang mengatur mengatur perjanjian virtual, maka secara otomatis perjanjian-
perjanjian di internet tersebut akan diatur oleh hukum perjanjian non elektronik yang
berlaku.
Hukum perjanjian Indonesia menganut asas kebebasan berkontrak berdasarkan pasal
1338 KUHPerd. Asas ini memberi kebebasan kepada para pihak yang sepakat untuk
membentuk suatu perjanjian untuk menentukan sendiri bentuk serta isi suatu perjanjian.
Dengan demikian para pihak yang membuat perjanjian dapat mengatur sendiri hubungan
hukum diantara mereka.
Sebagaimana dalam perdagangan konvensional, e-commerce menimbulkan perikatan
antara para pihak untuk memberikan suatu prestasi. Implikasi dari perikatan itu adalah
timbulnya hak dan kewajiban yang harus dipenuhi oleh para pihak yang terlibat.
Didalam hukum perikatan Indonesia dikenal apa yang disebut ketentuan hukum
pelengkap. Ketentuan tersebut tersedia untuk dipergunakan oleh para pihak yang
membuat perjanjian apabila ternyata perjanjian yang dibuat mengenai sesuatu hal ternyata
kurang lengkap atau belum mengatur sesutu hal. Ketentuan hukum pelengkap itu terdiri
dari ketentuan umum dan ketentuan khusus untuk jenis perjanjian tertentu.
Jual-beli merupakan salah satu jenis perjanjian yang diatur dalam KUHPerd,
sedangkan e-commerce pada dasarnya merupakan model transaksi jual-beli modern yang
mengimplikasikan inovasi teknologi seperti internet sebagai media transaksi. Dengan
demikian selama tidak diperjanjikan lain, maka ketentuan umum tentang perikatan dan
perjanjian jual-beli yang diatur dalam Buku III KUHPerd berlaku sebagai dasar hukum
aktifitas e-commerce di Indonesia. Jika dalam pelaksanaan transaksi e- commerce tersebut
timbul sengketa, maka para pihak dapat mencari penyelesaiannya dalam ketentuan tersebut.
Akan tetapi permasalahannya tidaklah sesederhana itu. E-commerce merupakan model
perjanjian jual- beli dengan karakteristik dan aksentuasi yang berbeda dengan model
transaksi jual-beli konvensional, apalagi dengan daya jangkau yang tidak hanya lokal tapi
juga bersifat global. Adaptasi secara langsung ketentuan jual-beli konvensional akan kurang
tepat dan tidak sesuai dengan konteks e-commerce. Oleh karena itu perlu analisis apakah
ketentuan hukum yang ada dalam KUHPerd dan KUHD sudah cukup relevan dan
akomodatif dengan hakekat e-commerce atau perlu regulasi khusus yang mengatur tentang e-
commerce.
Beberapa permasalahan hukum yang muncul dalam bidang hukum dalam aktivitas e-
commerce, antara lain:
1. Otentikasi subyek hukum yang membuat transaksi melalui internet.
2. Saat perjanjian berlaku dan memiliki kekuatan mengikat secara hukum.
3. Obyek transaksi yang diperjualbelikan.
4. Mekanisme peralihan hak.
5. Hubungan hukum dan pertanggungjawaban para pihak yang terlibat dalam transaksi
baik penjual, pembeli, maupun para pendukung seperti perbankan, internet service provider
(ISP), dan lain-lain.
6. Legalitas dokumen catatan elektronik serta tanda tangan digital sebagai alat bukti.
7. Mekanisme penyelesaian sengketa.
8. Pilihan hukum dan forum peradilan yang berwenang dalam penyelesaian sengketa.
Praktisi teknologi informasi (TI) Roy Suryo pernah menyebutkan sejumlah warnet di
Yogyakarta menyediakan sejumlah nomor kartu kredit yang dapat digunakan para
pelanggannya untuk berbelanja di toko maya tersebut. Sementara itu, Wakil Ketua
Kompartemen Telematika Kadin, Romzy Alkateri, pernah ditagih beberapa kali atas suatu
transaksi jasa hosting yang dilakukannya dengan sebuah penyedia web hosting di luar
negeri. Padahal, ia mengaku sudah membayar jasa hosting tersebut dengan menggunakan
kartu kredit. Ia pun meminta pihak issuer untuk tidak melakukan pembayaran itu karena
merasa tidak melakukan transaksi jasa hosting lebih dari satu kali.
Dari berbagai kasus penipuan kartu kredit seperti di atas, tentunya selain pihak
card holder, pihak merchant juga akan dirugikan. Apabila card holder menyangkal
telah melakukan transaksi menggunakan charge card/credit card melalui internet,
maka pihak issuer tidak akan melakukan pembayaran, baik kepada merchant ataupun
pihak jasa payment services.
2.1.9 Perlindungan Pembeli Dan Penjual
1. Perlindungan Pembeli
a. Cari merek yang dapat dipercaya seperti Wal-Mart Online, Disney Online, Amazon.com.
Pastikan bahwa situs tersebut asli dengan masuk secara langsung ke situs itu dan bukan dari
link yang tidak dapat diverifikasi.
b. Cari alamat dan nomor telepon perusahaan yang situsnya belum anda kenali, beserta nomor
faksnya. Hubungi dan lakukan tanya jawab dengan para karyawannya.
c. Periksalah penjual dari kamar dagang setempat atau Better Business Bureau (bbbonline.org).
Carilah segel autentifikasi seperti TRUSTe.
d. Selidiki seberapa aman situs penjual dengan mempelajari prosedur keamanan dan dengan
membaca kebijakan privacy yang dimasukkan.
e. Pelajari jaminan untuk uang kembali, garansi, serta perbaikan.
f. Bandingkan harga dengan toko biasa.
g. Tanyalah teman mengenai apa yang diketahuinya.
h. Kolsultasi dengan lembaga perlindungan konsumen dan National Fraud Information Center
(fraud.org).
i. Periksa consumerworld.org untuk daftar sumber yang dapat bermanfaat.
2. Perlindungan Penjual
Para penjual online juga membutuhkan perlindungan. Mereka harus dilindungi dari
pelanggan yang menolak untuk membayar, membayar dengan cek kosong, klaim pembeli
bahwa barang dagangan tidak sampai, penggunaan nama mereka oleh pihak lain, penggunaan
kata serta frase, slogan, dan alamat web milik mereka (perlindungan merek dagang). Fitur
keamanan seperti autentikasi, nonrepudiasi, dan layanan escrow (wasiat yang disimpan pihak
ketiga) memberikan perlindungan yang dibutuhkan. Penjual memiliki hak untuk menuntut
secara hukum atas pelanggan yang dengan tanpa izin men-download piranti lunak dan atau
pengetahuan yang berhak cipta serta menggunakannya atau menjualnya ke orang lain.
2.2 E-Bussiness
2.2.1 Definisi E-Bussiness
E-business adalah E-business (Inggris: Electronic Business, atau “E-business”) dapat
diterjemahkan sebagai kegiatan bisnis yang dilakukan secara otomatis dan semiotomatis
dengan menggunakan sistem informasi komputer. Istilah yang pertama kali diperkenalkan
oleh Lou Gerstner, seorang CEO perusahaan IBM ini, sekarang merupakan bentuk kegiatan
bisnis yang dilakukan dengan menggunakan teknologi Internet. E-business memungkinkan
suatu perusahaan untuk berhubungan dengan sistem pemrosesan data internal dan eksternal
mereka secara lebih efisien dan fleksibel. E-business juga banyak dipakai untuk berhubungan
dengan suplier dan mitra bisnis perusahaan, serta memenuhi permintaan dan melayani
kepuasan pelanggan secara lebih baik.
Dalam penggunaan sehari-hari, E-business tidak hanya menyangkut e-commerce saja.
Dalam hal ini, e-commerce lebih merupakan sub bagian dari E-business, sementara E-
business meliputi segala macam fungsi dan kegiatan bisnis menggunakan data elektronik,
termasuk pemasaran Internet. Sebagai bagian dari E-business, e-commerce lebih berfokus
pada kegiatan transaksi bisnis lewat www atau Internet. Dengan menggunakan sistem
manajemen pengetahuan, e-commerce mempunyai goal untuk menambah revenu dari
perusahaan.
Industri teknologi informasi melihat kegiatan e-commerce ini sebagai aplikasi dan
penerapan dari E-business (e-business) yang berkaitan dengan transaksi komersial, seperti:
transfer dana secara elektronik, SCM (supply chain management), e-pemasaran (e-
marketing), atau pemasaran online (online marketing), pemrosesan transaksi online (online
transaction processing), pertukaran data elektronik (electronic data interchange /EDI), dll.
E–Business (Electronic Business) merupakan interaksi eksternal organisasi dengan
para pemasok, pelanggan, investor, kreditor pemerintah, dan media massa juga termasuk
penggunaan teknologi informasi untuk mendesain kembali proses internalnya.
Ini akan memberikan pemahaman dasar kepada para akuntan dan professional sistem
mengenai peluang dan resiko. Dengan menguasai ini, para akuntan dan professional sistem
akan lebih siap untuk secara aktif berpartisipasi dalam perencanaan, desain dan pengolahan
langkah – langkah awal e – business organisasi.
2.2.2 Contoh E-Bussiness
E-BANKING
Apa itu e-banking? E-banking didefinisikan sebagai penghantaran otomatis jasa dan produk
bank secara langsung kepada nasabah melalui elektronik, saluran komunikasi interaktif. E-
Banking meliputi sistem yang memungkinkan nasabah bank, baik individu ataupun bisnis,
untuk mengakses rekening, melakukan transaksi bisnis, atau mendapatkan informasi produk
dan jasa bank melalui jaringan pribadi atau publik, termasuk internet. Nasabah dapat
mengakses e-banking melalui piranti pintar elektronis seperti komputer/PC, PDA, ATM, atau
telepon.
Marilah kita telaah satu persatu saluran dari e-Banking yang telah diterapkan bank-bank di
Indonesia sebagai berikut;
1. ATM, Automated Teller Machine atau Anjungan Tunai Mandiri, ini adalah saluran e-
Banking paling populer yang kita kenal. Setiap kita pasti mempunyai kartu ATM dan
menggunakan fasilitas ATM. Fitur tradisional ATM adalah untuk mengetahui informasi saldo
dan melakukan penarikan tunai. Dalam perkembangannya, fitur semakin bertambah yang
memungkinkan untuk melakukan pemindahbukuan antar rekening, pembayaran (a.l. kartu
kredit, listrik, dan telepon), pembelian (a.l. voucher dan tiket), dan yang terkini transfer ke
bank lain (dalam satu switching jaringan ATM). Selain bertransaksi melalui mesin ATM,
kartu ATM dapat pula digunakan untuk berbelanja di tempat perbelanjaan, berfungsi sebagai
kartu debit. Bila kita mengenal ATM sebagai mesin untuk mengambil uang, belakangan
muncul pula ATM yang dapat menerima setoran uang, yang dikenal pula sebagai Cash
Deposit Machine/CDM. Layaklah bila ATM disebut sebagai mesin sejuta umat dan segala
bisa, karena ragam fitur dan kemudahan penggunaannya.
2. Phone Banking, ini adalah saluran yang memungkinkan nasabah untuk melakukan transaksi
dengan bank via telepon. Pada awalnya lazim diakses melalui telepon rumah, namun seiring
dengan makin populernya telepon genggam/HP, maka tersedia pula nomor akses khusus via
HP bertarif panggilan flat dari manapun nasabah berada. Pada awalnya, layanan Phone
Banking hanya bersifat informasi yaitu untuk informasi jasa/produk bank dan informasi saldo
rekening serta dilayani oleh Customer Service Operator/CSO. Namun profilnya kemudian
berkembang untuk transaksi pemindahbukuan antar rekening, pembayaran (a.l. kartu kredit,
listrik, dan telepon), pembelian (a.l. voucher dan tiket), dan transfer ke bank lain; serta
dilayani oleh Interactive Voice Response (IVR). Fasilitas ini boleh dibilang lebih praktis
ketimbang ATM untuk transaksi non tunai, karena cukup menggunakan telepon/HP di
manapun kita berada, kita bisa melakukan berbagai transaksi, termasuk transfer ke bank lain.
3. Internet Banking, ini termasuk saluran teranyar e-Banking yang memungkinkan nasabah
melakukan transaksi via internet dengan menggunakan komputer/PC atau PDA. Fitur
transaksi yang dapat dilakukan sama dengan Phone Banking yaitu informasi jasa/produk
bank, informasi saldo rekening, transaksi pemindahbukuan antar rekening, pembayaran (a.l.
kartu kredit, listrik, dan telepon), pembelian (a.l. voucher dan tiket), dan transfer ke bank lain.
Kelebihan dari saluran ini adalah kenyamanan bertransaksi dengan tampilan menu dan
informasi secara lengkap tertampang di layar komputer/PC atau PDA.
4. SMS/m-Banking, saluran ini pada dasarnya evolusi lebih lanjut dari Phone Banking, yang
memungkinkan nasabah untuk bertransaksi via HP dengan perintah SMS. Fitur transaksi
yang dapat dilakukan yaitu informasi saldo rekening, pemindahbukuan antar rekening,
pembayaran (a.l. kartu kredit, listrik, dan telepon), dan pembelian voucher. Untuk transaksi
lainnya pada dasarnya dapat pula dilakukan, namun tergantung pada akses yang dapat
diberikan bank. Saluran ini sebenarnya termasuk praktis namun dalam prakteknya agak
merepotkan karena nasabah harus menghapal kode-kode transaksi dalam pengetikan sms,
kecuali pada bank yang melakukan kerjasama dengan operator seluler, menyediakan akses
banking menu – Sim Tool Kit (STK) pada simcardnya.
Di balik kemudahan e-Banking tersimpan pula risiko, untuk itu diperlukan pengaman yang
baik. Lazimnya untuk ATM, nasabah diberikan kartu ATM dan kode rahasia pribadi (PIN);
sedangkan untuk Phone Banking, Internet Banking, dan SMS/m-Banking, nasabah diberikan
kode pengenal (userid) dan PIN. Sebagai pengaman tambahan untuk internet banking, pada
bank tertentu diberikan piranti tambahan untuk mengeluarkan PIN acak/random. Sedangkan
untuk SMS Banking, nasabah diminta untuk meregistrasikan nomor HP yang digunakan.
Dengan beragamnya kemudahan transaksi via e-Banking, kini pilihan ada di tangan kita
untuk memanfaatkannya atau tidak. Namun mengingat tidak semua bank menyediakan
layanan-layanan tersebut, maka seberapa pintarkah bank kita? Untuk dapat bertransaksi
pintar, kini saatnya memilih bank pintar kita, tentunya sesuai kebutuhan transaksi.
2.2.3 Manfaat E-Banking
Electronic Banking (e-banking) merupakan suatu aktifitas layanan perbankan yang
menggabungkan antara sistem informasi dan teknologi, e-banking meliputi phone banking,
mobile banking, dan internet banking. Fungsi penggunaannya mirip dengan mesin ATM
dimana sarananya saja yang berbeda, seorang nasabah dapat melakukan aktifitas pengecekan
saldo rekening, transfer dana antar rekening atau antar bank, hingga pembayaran tagihan-
tagihan rutin bulanan seperti: listrik, telepon, kartu kredit, dll. Dengan memanfaatkan e-
banking banyak keuntungan yang akan diperoleh nasabah terutama apabila dilihat dari
banyaknya waktu dan tenaga yang dapat dihemat karena e-banking jelas bebas antrian dan
dapat dilakukan dari mana saja sepanjang nasabah memiliki sarana pendukung untuk
melakukan layanan e-banking tersebut. Seorang nasabah akan dibekali dengan login dan kode
akses ke situs web dimana terdapat fasilitas e-banking milik bank bersangkutan. Selanjutnya,
nasabah dapat melakukan login dan melakukan aktifitas perbankan melalui situs web bank
bersangkutan. Sebenarnya e-banking bukan barang baru di internet, tapi di Indonesia sendiri
baru beberapa tahun belakangan ini marak diaplikasikan oleh beberapa bank papan atas.
Konon ini berkaitan dengan keamanan nasabah yang tentunya menjadi perhatian utama dari
para pengelola bank disamping masalah infrastruktur bank bersangkutan. Keamanan memang
merupakan isu utama dalam e-banking karena sebagaimana kegiatan lainnya di internet,
transaksi perbankan di internet juga rawan terhadap pengintaian dan penyalahgunaan oleh
tangan-tangan yang tidak bertanggung jawab. Sebuah situs e-banking diwajibkan untuk
menggunakan standar keamanan yang sangat ketat untuk menjamin bahwa setiap layanan
yang mereka sediakan hanya dimanfaatkan oleh mereka yang memang betul-betul berhak.
Salah satu teknik pengamanan yang sering dugunakan dalam e-banking adalah melalui SSL
(Secure Socket Layer) maupun lewat protokol HTTPS (Secure HTTP).
BCA salah satu bank pelopor e-banking di Indonesia contohnya. BCA menawarkan produk
perbankan elektronik berupa KlikBCA, yang memberikan kemudahan untuk melakukan
transaksi perbankan melalui komputer dan jaringan internet. KlikBCA dilengkapi dengan
security untuk menjamin keamanan dan kerahasiaan data dan transaksi yang dilakukan oleh
nasabah. Untuk menambah keamanan pihak bank melengkapi juga dengan KeyBCA, yaitu
alat pengaman tambahan untuk lebih mengamankan transaksi finansial di KlikBCA. Alat ini
berfungsi untuk mengeluarkan password yang selalu berganti setiap kali melakukan transaksi
finansial. Dengan demikian, keamanan nasabah bertransaksi akan makin terjaga.
Dengan hadirnya e-banking tidak hanya nasabah saja yang mendapatkan manfaat melainkan
juga menciptakan efek manfaat yang lain bagi bank, yakni meningkatkan pendapatan berbasis
komisi atau biaya (fee based income). Sebagian besar fee berasal dari layanan transaksi yang
ditawarkan e-banking, misalnya untuk pembayaran tagihan listrik dikenai biaya Rp 2.500 per
transaksi. Semakin sering nasabah bertransaksi lewat e-banking, semakin banyak pula fee
yang diperoleh bank. Belakangan ini jenis pendapatan nonbunga tumbuh lebih cepat
ketimbang pendapatan bunga. Selain itu biaya operasional juga menjadi sangat murah
dibandingkan dengan biaya transaksi melalui kantor cabang, biaya di cabang relatif lebih
besar karena untuk membayar karyawan, pengamanan, listrik, dan biaya sewa gedung.
Dengan segala manfaat yang bisa didapat melalui e-banking beberapa bank rela menanamkan
investasi yang mahal untuk mengembangkan e-banking. Akan tetapi tidak banyak bank yang
bisa mengembangkannya karena terbenturnya masalah biaya.
2.2.4 Keamanan Dalam Menggunakan Fasilitas E-Banking
Bagaimana Virus dan Phising digunakan untuk mengalahkan pengamanan Token. Bagaimana
caranya mengirimkan dokumen digital rahasia dengan cepat, aman dan praktis ke alamat
email rekan atau kolega bisnis, yang mungkin sedang berada di Yogya dan tidak memiliki
komputer dan terkoneksi ke internet hanya dari warnet ? Kalau filenya di kompres (zip) dan
diberi password atau dokumen MS office di beri password dan relatif mudah dibuka oleh
orang yang tidak berhak dengan tools pembuka password (password cracker) yang banyak
tersedia di internet (underground seperti http://www.astalavista.com). Dengan menggunakan
dictionary attack atau brute force hanya masalah waktu saja password tersebut akan dapat
ditemukan. Password Recovery Tools yang sering disalahgunakan untuk membuka file orang
lain yang dipassword. Salah satu cara yang lebih aman adalah mengenkrip file yang dikirim
dan lebih afdol lagi jika file tersebut diberikan time limit, sehingga seperti film Mission
Impossible, selewat dari waktu yang anda tentukan file tersebut akan rusak (self destruct).
Tetapi, diluar itu ada satu hal krusial yang harus anda perhatikan dan jalankan dengan baik
jika ingin mendapatkan perlindungan sekuriti yang baik, karena meskipun enkripsi sudah
dilakukan, tetapi password ekripsi juga dikirimkan ke alamat email yang sama. Ibarat kata
Gito Rollies itu namanya “Sama Juga Bohong”. Karena siapapun yang memiliki akses untuk
mendapatkan file yang anda kirim melalui email di tengah jalan sudah pasti memiliki akses
untuk mendapatkan email berikutnya yang berisi password. Lalu bagaimana cara menghadapi
masalah ini? Jawabannya “Two Factor Authentication” / T-FA. Seperti kita ketahui, ada tiga
faktor universal (“sesuatu”) yang digunakan untuk autentifikasi individu. Pertama adalah
“Sesuatu yang kamu tahu” seperti password, PIN atau identitas yang ada didompet anda
seperti nomor KTP, SIM dan Kartu Mahasiswa. Kedua adalah “Sesuatu yang kamu miliki”
seperti Handphone, kartu kredit atau security token. Ketiga “Sesuatu yang ada di diri kamu”
seperti sidik jari, sidik retina atau biometrik lain. Lalu bagaimana jawaban dari masalah di
atas? Mudah, setelah anda melakukan “pekerjaan rumah” mengenkripsi file dengan baik dan
aman (gunakan Norman Privacy untuk mengenkripsi file dan membuat self extracting exe
dan memberi password pada dokumen yang ingin anda enkripsi), kirimkan password dekripsi
melalui media lain, seperti telepon, SMS atau alamat website rahasia berisi password yang
hanya anda ketahui berdua. Jika anda melakukan praktek ini, tingkat keamanan data anda
menjadi selevel dengan pengamanan yang dilakukan oleh Bank dalam melindungi
nasabahnya yang melakukan Internet Banking. Bahkan dibandingkan beberapa bank di
Indonesia yang hanya mengandalkan password dan tidak mengandalkan Two Factor
Authentication (T-FA), dokumen anda terlindung jauh lebih aman. Seberapa mampu
teknologi mengamankan transaksi internet Banking anda? Bagaimana para kriminal
mengeksploitasi hal ini? Lalu bagaimana sebaiknya anda bersikap? Seperti kita ketahui,
sekuriti dengan kenyamanan berbanding terbalik. Makin aman suatu transaksi, makin sulit di
implementasikan. Makin nyaman suatu transaksi, makin mudah ditembus. Walaupun dalam
beberapa kasus, analisa dan kreativitas dari penyedia layanan internet banking dapat
memberikan keamanan dan kenyamanan pada tingkat yang dapat diserap dengan baik oleh
segala lapisan masyarakat sehingga dapat di implementasikan dengan cepat dan baik. Tetapi
ada satu “ground rule” yang harus disadari oleh penyedia jasa internet banking, “Teknologi
selalu berkembang dan tidak ada satupun pengamanan yang kekal”. Dengan kata lain,
kriminal akan selalu mencari cara (dan berhasil) menembus teknik pengamanan transaksi
yang ada dan para penyedia jasa layanan keamanan harus “selalu” mengikuti perkembangan
dan melakukan teknik baru dalam pengamanan transaksi. Tools yang paling sering digunakan
untuk menembus perlindungan internet banking adalah malware. Seperti kita ketahui, ada
program berbahaya yang untuk merekam semua ketukan keyboard komputer yang anda
(nasabah internet banking) lakukan pada keyboard, yaitu key logger. Dengan key logger,
semua ketukan keyboard yang anda lakukan akan direkam dan biasanya dimasukkan pada
trojan horse yang menumpang pada game, virus atau program gratisan yang anda download
dari internet. Harga yang anda bayar untuk program gratisan jika mengandung Trojan Horse
yang berhasil mengeksploitasi data rahasia anda bisa jauh lebih mahal daripada anda membeli
program original.
Lalu ada beberapa bank yang menggunakan papan keyboard virtual yang muncul di layar
komputer dengan susunan huruf dan angka yang berubah-ubah setiap kali tampil dan nasabah
memasukkan data / pin dengan mengklik huruf atau angka yang terpampang di keyboard
virtual menggunakan mouse. Dengan trojan horse yang sama, kriminal dengan mudah
melakukan screen capture (Print Screen) sehingga dapat mengetahui susunan keyboard
virtual yang muncul setiap kali dan dengan menganalisa waktu dan koordinat-koordinat
dimana mouse di klik oleh user… voila …..apapun di klik nasabah dengan mouse pada
keyboard virtual akan dapat diketahui.
Karena itu, salah satu perlengkapan yang harus dimiliki oleh nasabah internet banking adalah
program antivirus dan antispyware yang handal yang mampu mendeteksi keylogger dan
trojan horse yang berbahaya.
Lalu, bagaimana kriminal menghadapi pengamanan Two Factor Authentication seperti token
pin yang mulai populer digunakan oleh bank ? Apakah sudah aman dan tidak mungkin
ditembus? Apakah internet banking anda dengan Token benar-benar aman? Pick enemy your
own size, carilah musuh yang sepadan dengan anda. Hal tersebut mirip jika kriminal
berhadapan head to head dengan server internet banking. Server tersebut dijaga dengan
berbagai pertahanan, firewall, team pemantau aktivitas etc. Namun, tergantung tujuannya,
apakah ingin membobol server internet banking atau “mendapatkan uang” dari nasabah
internet banking. Kalau tujuannya membobol server internet banking, hal tersebut tidak
dibahas disini karena hanya komunitas hacker tertentu dengan skill yang diatas rata-rata yang
memiliki kemampuan dan jaringan untuk melakukan hal tersebut. Namun jika tujuannya
adalah mendapatkan uang dari rekening internet banking, maka pameo “pick enemy your
own size” berlaku. Jadi, kriminal akan memilih lawan dengan pertahanan yang lebih lemah
dari server internet banking di bank. Siapa itu ? Tidak lain dan tidak bukan adalah pengguna
internet banking. Seperti kita ketahui, dalam penerapan sekuriti, salah satu hal kunci dalam
keberhasilan penerapan sekuriti adalah partisipasi “user”. Sebagai gambaran, sekalipun sudah
menggunakan program antivirus terkenal, suatu jaringan komputer dengan mudah akan
terinfeksi virus jika usernya sering mengunjungi website porno atau crack. Sebaliknya, user
yang menggunakan antivirus gratisan sekalipun akan lebih jarang terinfeksi virus jika
menerapkan kebiasaan sekuriti yang baik seperti tidak sembarangan melakukan full sharing,
berhati-hati dalam melakukan browsing dst. Sebenarnya hal ini disadari sekali praktisi
sekuriti oleh bank penyelenggara internet bankingpun sudah melakukan pengamanan yang
memadai, salah satunya adalah dengan mengimplementasikan token (T-FA two factor
authentication). Tetapi tetap saja user merupakan titik terlemah dalam sekuriti karena sudah
menjadi hukumnya bahwa manusia itu unik dengan 1001 kebiasaan dan latar belakang yang
berbeda. Selain itu, sesuai hukum piramida, persentase user internet banking yang tidak
paham / perduli sekuriti jauh lebih besar dari jumlah user yang paham / perduli sekuriti. DNS
cache poisoning dan website forging (Phising). Salah satu teknik yang patut diwaspadai
dalam berpotensi menembus pertahanan internet banking dengan pengamanan Token adalah
DNS cache poisoning dan website forging. Website forging adalah pemalsuan website yang
dibuat sedemikian rupa sehingga pengakses percaya bahwa website palsu yang diaksesnya
adalah benar website bank yang bersangkutan dan aman untuk melakukan transaksi.
DNS cache poisoning (DNS poisoning) adalah teknik “meracuni” DNS Server untuk
mengelabui pengguna internet untuk percaya bahwa website “palsu” yang diaksesnya (yang
dibuat benar-benar menyerupai website asli) adalah website asli. Yang dimaksudkan disini
bukan DNS poisoning pada DNS server, tetapi DNS poisoning pada sasaran yang lebih kecil
lagi, tetapi tidak kalah berbahaya ….. DNS pada komputer user. Seperti kita ketahui, OS
komputer (baik XP maupun Vista) memiliki file “Host” yang berfungsi sebagai “DNS server”
bagi komputer yang bersangkutan. Jika file host tersebut berhasil dimanipulasi, maka dengan
mudah setiap akses ke website internet banking akan diarahkan ke website palsu yang sudah
di program sedemikian rupa sehingga dapat mengelabui pengguna internet banking ketika
melakukan transaksi internet banking. Tetapi tentunya anda bertanya, bagaimana dengan
pengamanan ganda pada internet banking yang menggunakan Token? Bukankah angka PIN
(Personal Identification Number) tersebut merupakan one time PIN dan berubah-ubah setiap
kali pengguna komputer melakukan transaksi? Jika kita melihat sekilas kelihatannya
pengamanan Token ini sangat aman dan PIN internet banking yang berbeda untuk setiap
pengguna, berubah setiap kali (one time Password) sehingga sangat sulit diketahui kecuali
mendapatkan rumusannya dan memang hanya pemilik Token dan server internet banking
yang mengetahui PIN sehingga “hampir” tidak mungkin untuk mengetahui PIN tersebut.
Jangankan orang lain, pemilik Token saja kalau lupa PIN Tokennya, sudah tidak ada harapan
untuk berinternet banking lagi. Tetapi dengan DNS poisoning dan website forging / phising
ini, kriminal tidak perlu mengetahui PIN dan pengguna internet banking yang akan
memasukkan semua data, baik username, password, account confirmation PIN dan one time
PIN. Ambil contoh korban DNS poisoning ini melakukan logon ke rekening internetnya.
Karena sudah dialihkan, maka ia akan mengakses situs palsu internet banking yang dibuat
sedemikian rupa agar sama dengan situs internet banking. Lalu si korban memasukkan
Username dan Password yang secara otomatis akan digunakan oleh server untuk login ke
website internet banking yang sebenarnya. Disini Tahap Pertama pengaksesan rekening
sudah berhasil dijalankan. Lalu bagaimana caranya mendapatkan uang dari korban internet
banking ini ? Mudah saja, walaupun PIN tersebut merupakan one time PIN, tetapi PIN
tersebut tidak unik untuk setiap transaksi dan berlaku universal untuk semua transaksi
internet banking, baik pembayaran rekening telepon, pembayaran asuransi, internet, listrik
sampai dengan pengisian pulsa isi ulang. Ketika user melakukan transaksi, website palsu
akan meminta one time PIN yang harus dimasukkan dan one time PIN yang dimasukkan itu
sekarang dapat dipergunakan untuk kriminal untuk melakukan transaksi non transfer (EG.
pembelian pulsa isi ulang) karena transaksi transfer akan meminta account confirmation PIN.
Secara teknis, manipulasi Host file Windows sangat mudah dan banyak dilakukan oleh virus-
virus lokal yang beredar di Indonesia. Ambil contoh virus Wayang memanipulasi host file
komputer korbannya dan mengarahkannya setiap akses ke situs sekuriti seperti
http://www.vaksin.com, http://www.ansav.com, http://www.jasakom.com,
http://www.vbbego.com ke localhost (127.0.0.1) sehingga website-website sekuriti tersebut
praktis tidak bisa diakses komputer korban virus Wayang (lihat gambar). Bahayanya, kalau
website sekuriti ini dirubah menjadi website internet banking dan diarahkan bukan ke
localhost, tetapi IP website palsu (forging) di internet yang telah dipersiapkan sebelumnya,
tentunya akan banyak sekali korban internet banking yang tidak menyadari kalau website
internet bankingnya sudah diarahkan ke alamat lain dan menjadi korban.
2.2.5 Peranan Bank Indonesia Dalam Pencegahan Kejahatan Penipuan Internet di
Perbankan
Salah satu tugas pokok Bank Indonesia sebagaimana diamanatkan dalam UU No. 23 Tahun
1999 tentang Bank Indonesia sebagaimana telah diubah dengan UU No. 3 Tahun 2004 adalah
mengatur dan mengawasi bank. Dalam rangka pelaksanaan tugas tersebut Bank Indonesia
diberikan kewenangan sbb:
1. Menetapkan peraturan perbankan termasuk ketentuan-ketentuan perbankan yang memuat
prinsip - prinsip kehati-hatian.
2. Memberikan dan mencabut izin atas kelembagaan dan kegiatan usaha tertentu dari bank,
memberikan izin pembukaan, penutupan dan pemindahan kantor bank, memberikan
persetujuan atas kepemilikan dan kepengurusan bank.
3. Melaksanakan pengawasan bank secara langsung dan tidak langsung.
4. Mengenakan sanksi terhadap bank sesuai dengan ketentuan perundang-undangan.
Pelaksanaan kewenangan tugas-tugas tersebut di atas ditetapkan secara lebih rinci dalam
Peraturan Bank Indonesia (PBI). Terkait dengan tugas Bank Indonesia mengatur dan
mengawasi bank, salah satu upaya untuk meminimalisasi internet fraud yang dilakukan oleh
Bank Indonesia adalah melalui pendekatan aspek regulasi. Sehubungan dengan hal tersebut,
Bank Indonesia telah mengeluarkan serangkaian Peraturan Bank Indonesia dan Surat Edaran
Bank Indonesia yang harus dipatuhi oleh dunia perbankan antara lain mengenai penerapan
manajemen risiko dalam penyelenggaraan kegiatan internet banking dan penerapan prinsip
Know Your Customer (KYC).Penerapan prinsip Know Your Customer (KYC)
Upaya lainnya yang dilakukan oleh Bank Indonesia dalam rangka meminimalisir terjadinya
tindak kejahatan internet fraud adalah pengaturan kewajiban bagi bank untuk menerapkan
prinsip mengenal nasabah atau yang lebih dikenal dengan prinsip Know Your Customer
(KYC). Pengaturan tentang penerapan prinsip KYC terdapat dalam Peraturan Bank Indonesia
No. 3/10/PBI/2001 tentang Penerapan Prinsip Mengenal Nasabah (Know Your Customer
Principles) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Bank Indonesia No. 3/23/PBI/2001
dan Surat Edaran Bank Indonesia 6/37/DPNP tanggal 10 September 2004 tentang Penilaian
dan Pengenaan Sanksi atas Penerapan Prinsip Mengenal Nasabah dan Kewajiban Lain
Terkait dengan Undang-Undang tentang Tindak Pidana Pencucian Uang.
2.3 Hubungan Antara E-Business dan E-Commerse
E-Commerce atau Electronic Commerce atau EC menjelaskan suatu proses dari penjualan,
pembelian, transfer, melayani atau pertukaran produk, jasa atau informasi lewat jaringan
komputer termasuk internet. E-Business atau Electronic Business mengarah kepada
pengertian yang luas dari EC atau Electronic Commerce, tidak hanya membeli atau menjual
barang dan jasa tetapi juga pelayanan konsumen, kolaborasi dengan partner business,
memimpin E-Learning, dan memimpin transaksi elektronik didalam suatu organisasi. Namun
ada juga yang memandang bahwa E-Business bukan hanya sekedar membeli dan menjual
tetapi juga lebih daripada itu seperti kegiatan kolaborasi dan intrabusiness. Menurut
id.wikipedia.org, dikatakan bahwa perdagangan elektronik atau e-commerce adalah
penyebaran, pembelian, penjualan, pemasaran barang dan jasa melalui sistem elektronik
seperti internet atau televisi, www, atau jaringan komputer lainnya. E-Commerce dapat
melibatkan transfer dana elektronik, pertukaran data elektronik, sistem manajemen inventori
otomatis, dan sistem pengumpulan data otomatis.
Industri teknologi informasi melihat kegiatan e-commerce ini sebagai aplikasi dan penerapan
dari e-business yang berkaitan dengan transaksi komersial, seperti: transfer dana secara
elektronik, SCM (supply chain management), e-marketing, atau online marketing, online
transaction processing, electronic data interchange /EDI, dll. E-Commerce merupakan bagian
dari e-business, di mana cakupan e-business lebih luas, tidak hanya sekedar perniagaan tetapi
mencakup juga pengkolaborasian mitra bisnis, pelayanan nasabah, lowongan pekerjaan dll.
Selain teknologi jaringan www, e-commerce juga memerlukan teknologi basisdata atau
pangkalan data (databases), e-mail, dan bentuk teknologi non komputer yang lain seperti
halnya sistem pengiriman barang, dan alat pembayaran untuk e-commerce ini.
E-Commerce lebih disediakan untuk menguragi biaya-biaya operasional yang selama ini
dikeluarkan untuk trading. Kegiatan E-Commerce merubah semua kegiatan marketing.
Dengan kata lain, kegiatan marketing lebih ditujukan ke dalam E-Commerce dan bukan
hanya marketing, tetapi semua transaksi pembelian dan penjualan, dan lain-lainnya. Sehingga
E-Commerce membuat human contact menjadi berkurang atau bisa dikatakan dihapuskan.
Mengapa? Karena semuanya sudah ditangani secara online. Seperti yang kita ketahui
sebelumnya, bahwa E-Commerce merupakan tempat transaksi penjualan secara online. Untuk
pembayaran bagi barang yang akan kita beli, dilakukan secara transfer, atau pembayaran
secara online. E-Commerce merupakan subperangkat dari E-Business. Mengapa? Karena
didalam E-business, terjadi perputaran bisnis yaitu trading.
Menurut searchcio.techtarget.com, E-Business atau Electronic Business bukan hanya sekedar
pada pembelian dan penjualan tetapi juga pada pelayanan kepada para pelanggan atau
konsumen dan adanya kolaborasi antara partner bisnis. Ruang lingkup daripada E-Business
adalah ketika perusahaan dan individu melakukan komunikasi dengan client atau nasabah
melalui email, tetapi seluruh kegiatan pemasaran dan penjualannya dilakukan melalui
internet, sehingga memberikan keamanan fleksibilitas dan efisiensi yang dimana
pembayarannya dengan mengunakan E-Gold yang dimana jenis pembayaran ini sudah diakui
secara international dalam melakukan transaksi online. Sedangkan di dalam
www.dudung.net/teknologi-informasi/10-pertanyan-tentang-e-commerce.html dikatakan
bahwa kebanyakan orang mengangap bahwa E-Commerce hanyalah sebagai web shopping
atau online Shopping. Padahal itu hanyalah sebahagian kecil dari pengertian luas dari E-
Commerce, atau sekitar 20% dari keseluruhan kegiatan E-Commerce. Sebab E-Commerce
sendiri pada dasarnya merupakan alat yang mempermudah untuk melakukan proses
hubungan bisnis ke bisnis antar perusahaan yang satu dengan yang lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
Membangun E-Business Di Era Modern, http://one.indoskripsi.com
Perdagangan Elektronik, http://zaps28.wordpress.com
Aplikasi Internet untuk Bisnis, http://ting2-imut-pti.blogspot.com
Internet/Intranet, E-Commerce Dan Standar-Standar Dalam E-Commerce, http://wilis.himatif.or.id

More Related Content

What's hot

Contoh prosedur teks cara membuat donat
Contoh prosedur teks cara membuat donatContoh prosedur teks cara membuat donat
Contoh prosedur teks cara membuat donatdiyanaapriliya
 
Sistem Informasi Akademik Berlian Solusi
Sistem Informasi Akademik Berlian SolusiSistem Informasi Akademik Berlian Solusi
Sistem Informasi Akademik Berlian SolusiIrmawan Nugroho
 
Fraud risk assessment
Fraud risk assessmentFraud risk assessment
Fraud risk assessmentMark Benson
 
Sejarah Kerajaan Sriwijaya
Sejarah Kerajaan SriwijayaSejarah Kerajaan Sriwijaya
Sejarah Kerajaan SriwijayaMutia Nurulita
 
Bisnis ritel di indonesia
Bisnis ritel di indonesiaBisnis ritel di indonesia
Bisnis ritel di indonesiatito rolast
 
Infrastruktur E-Commerce
Infrastruktur E-CommerceInfrastruktur E-Commerce
Infrastruktur E-CommerceAbu Tholib
 
Mypresentation in Sistem Informasi Manajemen
Mypresentation in Sistem Informasi ManajemenMypresentation in Sistem Informasi Manajemen
Mypresentation in Sistem Informasi ManajemenAnTo 'Samalona'
 
Sistem informasi manajemen keamanan informasi
Sistem informasi manajemen    keamanan informasiSistem informasi manajemen    keamanan informasi
Sistem informasi manajemen keamanan informasiHarisno Al-anshori
 
Kerajaan hindu budha di indonesia
Kerajaan hindu budha di indonesiaKerajaan hindu budha di indonesia
Kerajaan hindu budha di indonesiaAlbert Tjandra
 

What's hot (12)

Contoh prosedur teks cara membuat donat
Contoh prosedur teks cara membuat donatContoh prosedur teks cara membuat donat
Contoh prosedur teks cara membuat donat
 
Kerajaan demak
Kerajaan demakKerajaan demak
Kerajaan demak
 
Sistem Informasi Akademik Berlian Solusi
Sistem Informasi Akademik Berlian SolusiSistem Informasi Akademik Berlian Solusi
Sistem Informasi Akademik Berlian Solusi
 
Fraud risk assessment
Fraud risk assessmentFraud risk assessment
Fraud risk assessment
 
Sejarah Kerajaan Sriwijaya
Sejarah Kerajaan SriwijayaSejarah Kerajaan Sriwijaya
Sejarah Kerajaan Sriwijaya
 
Bisnis ritel di indonesia
Bisnis ritel di indonesiaBisnis ritel di indonesia
Bisnis ritel di indonesia
 
Infrastruktur E-Commerce
Infrastruktur E-CommerceInfrastruktur E-Commerce
Infrastruktur E-Commerce
 
Mypresentation in Sistem Informasi Manajemen
Mypresentation in Sistem Informasi ManajemenMypresentation in Sistem Informasi Manajemen
Mypresentation in Sistem Informasi Manajemen
 
Sistem informasi manajemen keamanan informasi
Sistem informasi manajemen    keamanan informasiSistem informasi manajemen    keamanan informasi
Sistem informasi manajemen keamanan informasi
 
Reformasi pt kai
Reformasi pt kaiReformasi pt kai
Reformasi pt kai
 
Kerajaan hindu budha di indonesia
Kerajaan hindu budha di indonesiaKerajaan hindu budha di indonesia
Kerajaan hindu budha di indonesia
 
Fisika paket 1
Fisika paket 1Fisika paket 1
Fisika paket 1
 

Similar to ini menggunakan istilah kunci "e-commerce" dan "bisnis internal

Tugas sim, yulianing tias, yananto mihadi putra, penggunaan teknologi informa...
Tugas sim, yulianing tias, yananto mihadi putra, penggunaan teknologi informa...Tugas sim, yulianing tias, yananto mihadi putra, penggunaan teknologi informa...
Tugas sim, yulianing tias, yananto mihadi putra, penggunaan teknologi informa...yulianingtias
 
Tugas sim, sarah farhani, yananto mihadi putra se, msi, penggunaan teknologi ...
Tugas sim, sarah farhani, yananto mihadi putra se, msi, penggunaan teknologi ...Tugas sim, sarah farhani, yananto mihadi putra se, msi, penggunaan teknologi ...
Tugas sim, sarah farhani, yananto mihadi putra se, msi, penggunaan teknologi ...SarahFarhani
 
TUGAS SIM, LISANIAH AMINI LISA'ILINA, YANANTO MIHADI PUTRA, PENGGUNAAN TEKNOL...
TUGAS SIM, LISANIAH AMINI LISA'ILINA, YANANTO MIHADI PUTRA, PENGGUNAAN TEKNOL...TUGAS SIM, LISANIAH AMINI LISA'ILINA, YANANTO MIHADI PUTRA, PENGGUNAAN TEKNOL...
TUGAS SIM, LISANIAH AMINI LISA'ILINA, YANANTO MIHADI PUTRA, PENGGUNAAN TEKNOL...LisaniahAmini
 
Tugas sim, savani kartika, dosen yananto mihadi, pemanfaatan ebusiness, 2018
Tugas sim, savani kartika, dosen yananto mihadi, pemanfaatan ebusiness, 2018Tugas sim, savani kartika, dosen yananto mihadi, pemanfaatan ebusiness, 2018
Tugas sim, savani kartika, dosen yananto mihadi, pemanfaatan ebusiness, 2018savanikartika
 
Tugas sim viki anjarwati (43217110040),yananto mihadi p penggunaan tekhnolog...
Tugas sim viki anjarwati (43217110040),yananto mihadi p  penggunaan tekhnolog...Tugas sim viki anjarwati (43217110040),yananto mihadi p  penggunaan tekhnolog...
Tugas sim viki anjarwati (43217110040),yananto mihadi p penggunaan tekhnolog...VIKIANJARWATI
 
Ppt e commerce &e-business
Ppt e commerce &e-businessPpt e commerce &e-business
Ppt e commerce &e-businessditha pp
 
Tugas sim, intan komalasari, yananto mihadi putra, se, m.si,penggunaan teknol...
Tugas sim, intan komalasari, yananto mihadi putra, se, m.si,penggunaan teknol...Tugas sim, intan komalasari, yananto mihadi putra, se, m.si,penggunaan teknol...
Tugas sim, intan komalasari, yananto mihadi putra, se, m.si,penggunaan teknol...Intanks20
 
Tugas sim ahmad nawawi ( yananto mihadi putra)- pemanfaatan tegnologi infor...
Tugas sim   ahmad nawawi ( yananto mihadi putra)- pemanfaatan tegnologi infor...Tugas sim   ahmad nawawi ( yananto mihadi putra)- pemanfaatan tegnologi infor...
Tugas sim ahmad nawawi ( yananto mihadi putra)- pemanfaatan tegnologi infor...AhmadNawawi22
 
SISTEM INFORMASI MANAJEMEN
SISTEM INFORMASI MANAJEMENSISTEM INFORMASI MANAJEMEN
SISTEM INFORMASI MANAJEMENtigorijacky
 
Tugas SIM, Muhammad mughny Ali rasyid, Putra Yananto Mihadi, Pemanfaatan Tekn...
Tugas SIM, Muhammad mughny Ali rasyid, Putra Yananto Mihadi, Pemanfaatan Tekn...Tugas SIM, Muhammad mughny Ali rasyid, Putra Yananto Mihadi, Pemanfaatan Tekn...
Tugas SIM, Muhammad mughny Ali rasyid, Putra Yananto Mihadi, Pemanfaatan Tekn...AliRasyid2
 
Vina damayanti 43217120189
Vina damayanti 43217120189Vina damayanti 43217120189
Vina damayanti 43217120189vinadamayanti3
 
Tugas sim, alfina rolitasari, yananto mihadi putra, teknologi informasi pada ...
Tugas sim, alfina rolitasari, yananto mihadi putra, teknologi informasi pada ...Tugas sim, alfina rolitasari, yananto mihadi putra, teknologi informasi pada ...
Tugas sim, alfina rolitasari, yananto mihadi putra, teknologi informasi pada ...AlfinaRltsr
 
Astri lestari 43217120085 sim
Astri lestari 43217120085 simAstri lestari 43217120085 sim
Astri lestari 43217120085 simAstrilestari4
 
3, tugas sim, siti aisyah, yananto mihadi putra s.e m.si, penggunaan teknolog...
3, tugas sim, siti aisyah, yananto mihadi putra s.e m.si, penggunaan teknolog...3, tugas sim, siti aisyah, yananto mihadi putra s.e m.si, penggunaan teknolog...
3, tugas sim, siti aisyah, yananto mihadi putra s.e m.si, penggunaan teknolog...asyaaisyah
 
TUGAS SIM,EFRI WANDA,YUNANTO MIHADI PUTRA,SE,M.Si,PENGGUNAAN TEKNOLOGI INFOR...
TUGAS SIM,EFRI WANDA,YUNANTO MIHADI PUTRA,SE,M.Si,PENGGUNAAN  TEKNOLOGI INFOR...TUGAS SIM,EFRI WANDA,YUNANTO MIHADI PUTRA,SE,M.Si,PENGGUNAAN  TEKNOLOGI INFOR...
TUGAS SIM,EFRI WANDA,YUNANTO MIHADI PUTRA,SE,M.Si,PENGGUNAAN TEKNOLOGI INFOR...efriwanda
 
Tugas sim 3, lina putri yani, yananto mihadi putra. se, msi, pemanfaatan tekn...
Tugas sim 3, lina putri yani, yananto mihadi putra. se, msi, pemanfaatan tekn...Tugas sim 3, lina putri yani, yananto mihadi putra. se, msi, pemanfaatan tekn...
Tugas sim 3, lina putri yani, yananto mihadi putra. se, msi, pemanfaatan tekn...Linaputri03
 

Similar to ini menggunakan istilah kunci "e-commerce" dan "bisnis internal (20)

E business dan e-commerce doc.
E business dan e-commerce doc.E business dan e-commerce doc.
E business dan e-commerce doc.
 
Tugas sim, yulianing tias, yananto mihadi putra, penggunaan teknologi informa...
Tugas sim, yulianing tias, yananto mihadi putra, penggunaan teknologi informa...Tugas sim, yulianing tias, yananto mihadi putra, penggunaan teknologi informa...
Tugas sim, yulianing tias, yananto mihadi putra, penggunaan teknologi informa...
 
Tugas sim, sarah farhani, yananto mihadi putra se, msi, penggunaan teknologi ...
Tugas sim, sarah farhani, yananto mihadi putra se, msi, penggunaan teknologi ...Tugas sim, sarah farhani, yananto mihadi putra se, msi, penggunaan teknologi ...
Tugas sim, sarah farhani, yananto mihadi putra se, msi, penggunaan teknologi ...
 
TUGAS SIM, LISANIAH AMINI LISA'ILINA, YANANTO MIHADI PUTRA, PENGGUNAAN TEKNOL...
TUGAS SIM, LISANIAH AMINI LISA'ILINA, YANANTO MIHADI PUTRA, PENGGUNAAN TEKNOL...TUGAS SIM, LISANIAH AMINI LISA'ILINA, YANANTO MIHADI PUTRA, PENGGUNAAN TEKNOL...
TUGAS SIM, LISANIAH AMINI LISA'ILINA, YANANTO MIHADI PUTRA, PENGGUNAAN TEKNOL...
 
Tugas sim, savani kartika, dosen yananto mihadi, pemanfaatan ebusiness, 2018
Tugas sim, savani kartika, dosen yananto mihadi, pemanfaatan ebusiness, 2018Tugas sim, savani kartika, dosen yananto mihadi, pemanfaatan ebusiness, 2018
Tugas sim, savani kartika, dosen yananto mihadi, pemanfaatan ebusiness, 2018
 
Tugas sim viki anjarwati (43217110040),yananto mihadi p penggunaan tekhnolog...
Tugas sim viki anjarwati (43217110040),yananto mihadi p  penggunaan tekhnolog...Tugas sim viki anjarwati (43217110040),yananto mihadi p  penggunaan tekhnolog...
Tugas sim viki anjarwati (43217110040),yananto mihadi p penggunaan tekhnolog...
 
E-Commerce dan E-Business
E-Commerce dan E-BusinessE-Commerce dan E-Business
E-Commerce dan E-Business
 
Ppt e commerce &e-business
Ppt e commerce &e-businessPpt e commerce &e-business
Ppt e commerce &e-business
 
Tugas sim, intan komalasari, yananto mihadi putra, se, m.si,penggunaan teknol...
Tugas sim, intan komalasari, yananto mihadi putra, se, m.si,penggunaan teknol...Tugas sim, intan komalasari, yananto mihadi putra, se, m.si,penggunaan teknol...
Tugas sim, intan komalasari, yananto mihadi putra, se, m.si,penggunaan teknol...
 
Tugas sim ahmad nawawi ( yananto mihadi putra)- pemanfaatan tegnologi infor...
Tugas sim   ahmad nawawi ( yananto mihadi putra)- pemanfaatan tegnologi infor...Tugas sim   ahmad nawawi ( yananto mihadi putra)- pemanfaatan tegnologi infor...
Tugas sim ahmad nawawi ( yananto mihadi putra)- pemanfaatan tegnologi infor...
 
sistem informasi.pptx
 sistem informasi.pptx sistem informasi.pptx
sistem informasi.pptx
 
SISTEM INFORMASI MANAJEMEN
SISTEM INFORMASI MANAJEMENSISTEM INFORMASI MANAJEMEN
SISTEM INFORMASI MANAJEMEN
 
Tugas SIM, Muhammad mughny Ali rasyid, Putra Yananto Mihadi, Pemanfaatan Tekn...
Tugas SIM, Muhammad mughny Ali rasyid, Putra Yananto Mihadi, Pemanfaatan Tekn...Tugas SIM, Muhammad mughny Ali rasyid, Putra Yananto Mihadi, Pemanfaatan Tekn...
Tugas SIM, Muhammad mughny Ali rasyid, Putra Yananto Mihadi, Pemanfaatan Tekn...
 
Vina damayanti 43217120189
Vina damayanti 43217120189Vina damayanti 43217120189
Vina damayanti 43217120189
 
Tugas sim, alfina rolitasari, yananto mihadi putra, teknologi informasi pada ...
Tugas sim, alfina rolitasari, yananto mihadi putra, teknologi informasi pada ...Tugas sim, alfina rolitasari, yananto mihadi putra, teknologi informasi pada ...
Tugas sim, alfina rolitasari, yananto mihadi putra, teknologi informasi pada ...
 
Astri lestari 43217120085 sim
Astri lestari 43217120085 simAstri lestari 43217120085 sim
Astri lestari 43217120085 sim
 
3, tugas sim, siti aisyah, yananto mihadi putra s.e m.si, penggunaan teknolog...
3, tugas sim, siti aisyah, yananto mihadi putra s.e m.si, penggunaan teknolog...3, tugas sim, siti aisyah, yananto mihadi putra s.e m.si, penggunaan teknolog...
3, tugas sim, siti aisyah, yananto mihadi putra s.e m.si, penggunaan teknolog...
 
Ebook E-Commerce
Ebook E-CommerceEbook E-Commerce
Ebook E-Commerce
 
TUGAS SIM,EFRI WANDA,YUNANTO MIHADI PUTRA,SE,M.Si,PENGGUNAAN TEKNOLOGI INFOR...
TUGAS SIM,EFRI WANDA,YUNANTO MIHADI PUTRA,SE,M.Si,PENGGUNAAN  TEKNOLOGI INFOR...TUGAS SIM,EFRI WANDA,YUNANTO MIHADI PUTRA,SE,M.Si,PENGGUNAAN  TEKNOLOGI INFOR...
TUGAS SIM,EFRI WANDA,YUNANTO MIHADI PUTRA,SE,M.Si,PENGGUNAAN TEKNOLOGI INFOR...
 
Tugas sim 3, lina putri yani, yananto mihadi putra. se, msi, pemanfaatan tekn...
Tugas sim 3, lina putri yani, yananto mihadi putra. se, msi, pemanfaatan tekn...Tugas sim 3, lina putri yani, yananto mihadi putra. se, msi, pemanfaatan tekn...
Tugas sim 3, lina putri yani, yananto mihadi putra. se, msi, pemanfaatan tekn...
 

More from Azharan Dhani

Sistem Informasi Manajemen
Sistem Informasi ManajemenSistem Informasi Manajemen
Sistem Informasi ManajemenAzharan Dhani
 
Sistem Informasi Manajemen
Sistem Informasi ManajemenSistem Informasi Manajemen
Sistem Informasi ManajemenAzharan Dhani
 
Infrastruktur Teknologi Informasi
Infrastruktur Teknologi InformasiInfrastruktur Teknologi Informasi
Infrastruktur Teknologi InformasiAzharan Dhani
 

More from Azharan Dhani (6)

Sistem Informasi Manajemen
Sistem Informasi ManajemenSistem Informasi Manajemen
Sistem Informasi Manajemen
 
Sistem Informasi Manajemen
Sistem Informasi ManajemenSistem Informasi Manajemen
Sistem Informasi Manajemen
 
Akuntansi
AkuntansiAkuntansi
Akuntansi
 
Kelompok 6 sim
Kelompok 6 simKelompok 6 sim
Kelompok 6 sim
 
Infrastruktur Teknologi Informasi
Infrastruktur Teknologi InformasiInfrastruktur Teknologi Informasi
Infrastruktur Teknologi Informasi
 
Kelompok sim
Kelompok simKelompok sim
Kelompok sim
 

Recently uploaded

Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxawaldarmawan3
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxnerow98
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfbibizaenab
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5ssuserd52993
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKirwan461475
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptxHendryJulistiyanto
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapsefrida3
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 

Recently uploaded (20)

Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 

ini menggunakan istilah kunci "e-commerce" dan "bisnis internal

  • 1. APLIKASI BISNIS 2 E-BUSINESS & E-COMMERCE Kelompok 6 : 1. Diah Pujilestari (16102055) 2. Nur Melani Karif (16102099) 3. Kartika Ayu Hastuti (16102145)
  • 2. 2.1 Definisi E-Commerce E-commerce memfokuskan diri pada transaksi bisnis berbasis individu dengan menggunakan internet sebagai medium pertukaran barang atau jasa baik antara dua buah institusi (business to business) dan konsumen langsung (business to consumer) melewati kendala ruang dan waktu. Pada masa persaingan ketat di era globalisasi saat ini, persaingan yang sebenarnya terletak pada bagaimana sebuah perusahaan dapat memanfaatkan e- commerce untuk meningkatkan kinerja dan eksistensi dalam bisnis ini. Dengan aplikasi e- commerce, seharusnya hubungan antar perusahaan dengan entitas eksternal lainnya (pemasok, distributor, rekanan, konsumen) dapat dilakukan lebih cepat, lebih intensif, dan lebih murah daripada aplikasi prinsip manajemen secara konvensional (door to door, one-to-one relationship). Maka e-commerce bukanlah sekedar suatu mekanisme penjualan barang atau jasa melalui medium internet, tetapi juga terhadap terjadinya sebuah transformasi bisnis yang mengubah cara pandang perusahaan dalam melakukan aktivitas usahanya. Membangun dan mengimplementasikan sebuah sistem e-commerce bukan merupakan proses instant, namun merupakan transformasi strategi dan sistem bisnis yang terus berkembang sejalan dengan perkembangan perusahaan dan teknologi. Aplikasi e-commerce yang pertama kali dikembangkan adalah Electronic Funds Transfer (EFT) pada awal tahun 1970. Penggunaan aplikasi tersebut dibatasi hanya pada perusahaan-perusahaan besar dan lembaga keuangan. Aplikasi selanjutnya yang berkembang adalah Electronic Data Interchange (EDI), yaitu sebuah aplikasi transfer dokumen seperti invoice dan purchase order secara elektronik. Pengguna dari aplikasi EDI lebih banyak dibandingkan EFT, yakni meliputi manufaktur, retailer, dan service provider. Perkembangan e-commerce semakin meluas sejak tahun 1990-an. Ketika itu, hampir semua perusahaan skala menengah maupun besar memiliki website untuk menjual produk/jasa mereka. AOL, eBay, VeriSign, dan Checkpoint adalah contoh-contoh pengembangan aplikasi e-commerce pure online yang sukses. GE, IBM, Intel, dan Schwab adalah contoh pengembangan aplikasi partial e-commerce yang juga sukses. Namun, kesuksesan ini diikuti oleh kegagalan kebanyakan aplikasi e-commerce pada tahun 1999 walaupun ketika itu Amazon.com juga mulai bertumbuh pesat. E-commerce merupakan prosedur berdagang atau mekanisme jual-beli di internet dimana pembeli dan penjual dipertemukan di dunia maya. E-commerce juga dapat didefinisikan sebagai suatu cara berbelanja atau berdagang secara online atau direct selling yang memanfaatkan fasilitas internet di mana terdapat website yang dapat menyediakan layanan “get and deliver“.
  • 3. Faktor kunci sukses dalam e-commerce dalam sebuah perusahaan tidak hanya mengandalkan kekuatan produk saja, tetapi dengan tim manajemen yang handal, pengiriman yang tepat waktu, pelayanan yang bagus, struktur organisasi bisnis yang baik, jaringan infrastruktur dan keamanan, desain situs web yang bagus, beberapa faktor lainnya antara lain : 1. Menyediakan harga kompetitif. 2. Menyediakan jasa pembelian yang tanggap, cepat, dan ramah. 3. Menyediakan barang dan jasa yang lengkap dan jelas. 4. Menyediakan banyak bonus seperti kupon, penawaran istimewa dan diskon. 5. Memberikan perhatian khusus seperti usulan pembelian. 6. Menyediakan rasa komunitas untuk berdiskusi, masukan dari pelanggan. 7. Mempermudah kegiatan perdagangan. 2.1.1 Tujuan Aplikasi E-Commerce 1. Agar orang yang ingin membeli barang atau transaksi lewat internet hanya membutuhkan akses internet dan interface-nya menggunakan web browser 2. Menjadikan portal e-commerce / e-shop tidak sekedar portal belanja, tapi menjadi tempat berkumpulnya komunitas dengan membangun basis komunitas, membangun konsep pasar bukan sekedar tempat jual beli dan sebagai pusat informasi (release, product review, konsultasi, dll) 3. Pengelolaan yang berorientasi pada pelayanan, kombinasi konsepsi pelayanan konvensional dan virtual : responsif (respon yang cepat dan ramah), dinamis, informatif dan komunikatif 4. Informasi yang up to date, komunikasi multi-arah yang dinamis 5. Model pembayaran : kartu kredit atau transfer. 2.1.2 Sistem Bisnis Internal Sistem bisnis internal digunakan untuk melayani proses dan bisnis secara internal. Dengan menggunakan sistem seperti ini, seorang manajer yang sedang bepergian dapat mengakses basis data perusahaan yang terdapat pada server dengan mudah. Beberapa hal lain yang bisa ditangani melalui sistem bisnis internal adalah sebagai berikut : 1. Pemrosesan transaksi secara internal, misalnya pesanan penjualan dapat dimasukkan oleh pemasar dari jarak jauh. 2. Portal perusahaan, yaitu sarana informasi berbasis web yang ditujukan secara khusus untuk pegawai perusahaan berangkutan. 3. Pemantauan aktifitas dalam perusahaan.
  • 4. 4. Pengedalian proses. 5. Sistem pendukung manajemen yang meliputi: a. Organisasi Virtual Organisasi virtual adalah suatu jaringan organisasi independen yang dihubungkan melalui teknologi informasi dengan tujuan untuk mengeksploitasi peluang pasar dengan berbagi ketrampilan, biaya, dan akses pasar. b. E – Intermediary E – Intermediary adalah para anggota saluran distribusi internet yang melakukan salah satu atau dua fungsi berikut : 1 ) mengumpulkan informasi tentang para penjual dan menyajikannya dalam bentuk yang praktis kepada para konsumen. 2 ) membantu menyalurkan produk-produk internet ke konsumen. c. Penjual Bersindikat Penjual Bersindikat adalah situs web yang menawarkan hubungan kepada konsumen ke situs- situs web lain dan atas jasa ini web yang menghubungkan ke web lain akan mendapatkan komisi. d. Agen Pembelanjaan Agen Pembelanjaan merupakan suatu situs web yang membantu para konsumen dengan memberikan kemudahan untuk mendapatkan informasi yang diperlukan konsumen dalam rangka membuat keputusan pembelian. e. Makelar Bisnis ke Bisnis Makelar bisnis-ke-bisnis tidak memiliki produk. Perantara ini menyediakan sarana komunikasi antar pebisnis. f. M-commerce dan Teknotogi WAP M-commerce adalah bentuk penjualan dan pembelian produk yang dilakukan melalui peranti seperti telepon seluler atau PDA. Teknologi yang mendasari M-commerce adalah WAP (Wireless Application Protocol). 2.1.3 Klasifikasi E-Commerce Kita mengenal adanya pure e-commerce dan partial e-commerce. Suatu e-commerce dikategorikan pure atau partial berdasarkan pada tingkat digitasi dari suatu produk yang diperdagangkan, proses, dan agen pengirimannya. Apabila segala aspek dalam sistem e- commerce itu digital maka dapat dikategorikan sebagai pure e-commerce. Selain itu, ciri lain dari pure e-commerce adalah organisasi penyelenggara benar-benar organisasi online, menggunakan model bisnis new-economy organization, dan menjual produk atau jasanya
  • 5. hanya secara online. Sedangkan, partial e-commerce dicirikan dengan penggabungan antara aspek digital dan tradisional/fisik, penggunaan model bisnis click-and-mortar organization (penggabungan antara offline dan online), serta melakukan kegiatan-kegiatan bisnis utamanya di dunia nyata. E-Commerce dapat dibagi menjadi beberapa klasifikasi yang memiliki karakteristik berbeda-beda, antara lain: 1. Business to Business (B2B) B2B menyatakan bentuk jual-beli produk atau jasa yang melibatkan dua atau beberapa perusahaan dan dilakukan secara elektronis. Dalam hal ini, baik pembeli maupun penjual adalah sebuah perusahaan dan bukan perorangan. Biasanya transaksi ini dilakukan karena mereka telah saling mengetahui satu sama lain dan transaksi jual beli tersebut dilakukan untuk menjalin kerjasama antara perusahaan itu. Keuntungan yang didapatkan : a. Mempercepat transaksi antara penjual dan pembeli. b. Menurunkan biaya transaksi kedua belah pihak. c. Menciptakan pasar baru tanpa dibatasi oleh wilayah geografis. d. Meningkatkan komunikasi dan kolaborasi antara penjual dan pembeli. Business to Business E-Commerce memiliki karakteristik: a. Trading partners yang sudah diketahui dan umumnya memiliki hubungan (relationship) yang cukup lama. Informasi hanya dipertukarkan dengan partner tersebut. Dikarenakan sudah mengenal lawan komunikasi, maka jenis informasi yang dikirimkan dapat disusun sesuai dengan kebutuhan dan kepercayaan (trust). b. Pertukaran data (data exchange) berlangsung berulang-ulang dan secara berkala, misalnya setiap hari, dengan format data yang sudah disepakati bersama. Dengan kata lain, servis yang digunakan sudah tertentu. Hal ini memudahkan pertukaran data untuk dua entiti yang menggunakan standar yang sama. c. Salah satu pelaku dapat melakukan inisiatif untuk mengirimkan data, tidak harus menunggu partnernya. d. Model yang umum digunakan adalah peer-to-peer, dimana processing intelligence dapat didistribusikan di kedua pelaku bisnis. Business to Business E-Commerce umumnya menggunakan mekanisme Electronic Data Interchange (EDI). Sayangnya banyak standar EDI yang digunakan sehingga menyulitkan interkomunikasi antar pelaku bisnis. Standar yang ada
  • 6. saat ini antara lain: EDIFACT, ANSI X.12, SPEC 2000, CARGO-IMP, TRADACOMS, IEF, GENCOD, EANCOM, ODETTE, CII. Selain standar yang disebutkan di atas, masih ada format- format lain yang sifatnya proprietary. Jika anda memiliki beberapa partner bisnis yang sudah menggunakan standar yang berbeda, maka anda harus memiliki sistem untuk melakukan konversi dari satu format ke format lain. Saat ini sudah tersedia produk yang dapat melakukan konversi seperti ini. Pendekatan lain yang sekarang cukup populer dalam standarisasi pengiriman data adalah menggunakan Extensible Markup Language (XML) yang dikembangkan oleh World Wide Web Consortium (W3C). XML menyimpan struktur dan jenis elemen data di dalam dokumennya dalam bentuk tags seperti HTML tags sehingga sangat efektif digunakan untuk sistem yang berbeda. Kelompok yang mengambil jalan ini antara lain adalah XML/EDI group.. Pada mulanya EDI menggunakan jaringan tersendiri yang sering disebut VAN (Value Added Network). Populernya jaringan komputer Internet memacu inisiatif EDI melalui jaringan Internet, atau dikenal dengan nama EDI over Internet. Topik yang juga mungkin termasuk di dalam business-to-business e- commerce adalah electronic/Internet procurement dan Enterprise Resource Planning (ERP). Hal ini adalah implementasi penggunaan teknologi informasi pada perusahaan dan pada manufakturing. Sebagai contoh, perusahaan Cisco maju pesat dikarenakan menggunakan teknologi informasi sehingga dapat menjalankan just-in-time manufacturing untuk produksi produknya. 2. Business to Consumer (B2C) B2C adalah bentuk jual-beli produk yang melibatkan perusahaan penjual dan konsumen akhir yang dilakukan secara elektronis. Perusahaan-perusahaan terkenal yang melayani B2C antara lain adalah Dell (www.dell.com), Cisco (www.cisco.com), dan Amazon (www.amazon.com). Business to Consumer E-Commerce memiliki karakteristik sebagai berikut: a. Terbuka untuk umum, dimana informasi disebarkan ke umum. b. Servis yang diberikan bersifat umum (generic) dengan mekanisme yang dapat digunakan oleh khalayak ramai. Sebagai contoh, karena sistem web sudah umum digunakan maka servis diberikan dengan menggunakan basis web. c. Servis diberikan berdasarkan permohonan (on demand). Konsumer melakukan inisiatif dan produser harus siap memberikan respon sesuai dengan permohonan. d. Pendekatan client/server sering digunakan dimana diambil asumsi client (consumer)
  • 7. menggunakan sistem yang minimal (berbasis Web) dan processing (business procedure) diletakkan di sisi server. Business to Consumer E-Commerce memiliki permasalahan yang berbeda. Mekanisme untuk mendekati consumer pada saat ini menggunakan bermacam-macam pendekatan seperti misalnya dengan menggunakan“ electronic shopping mall” atau menggunakan konsep “portal”. Electronic shopping mall menggunakan web sites untuk menjajakan produk dan servis. Para penjual produk dan servis membuat sebuah storefront yang menyediakan katalog produk dan servis yang diberikannya. Calon pembeli dapat melihat-lihat produk dan servis yang tersedia seperti halnya dalam kehidupan sehari-hari dengan melakukan window shopping. Bedanya, (calon) pembeli dapat melakukan shopping ini kapan saja dan darimana saja dia berada tanpa dibatasi oleh jam buka toko. Contoh penggunaan web site untuk menjajakan produk dan servis antara lain: a. Amazon http://www.amazon.com Amazon merupakan toko buku virtual yang menjual buku melalui web sitenya. b. eBay http://www.ebay.com, merupakan tempat lelang on-line. c. NetMarket http://www.netmarket.com, Yang merupakan direct marketing dari Cendant (hasil merge dari HFC, CUC International, Forbes projects). NetMarket akan mampu menjual 95% dari kebutuhan rumah tangga sehari-hari. Konsep portal agak sedikit berbeda dengan electronic shopping mall, dimana pengelola portal menyediakan semua servis di portalnya (yang biasanya berbasis web). Sebagai contoh, portal menyediakan eMail gratis yang berbasis Web bagi para pelanggannya sehingga diharapkan sang pelanggan selalu kembali ke portal tersebut. Contoh portal antara lain: a. Netscape Home <http://home.netscape.com> b. My Yahoo 3. Perdagangan Kolabratif (collaborative commerce) Dalam e-commerce, para mitra bisnis berkolaborasi (alih-alih membeli atau menjual) secara elektronik. Kolaborasi semacam ini seringkali terjadi antara dan dalam mitra bisnis di sepanjang rantai pasokan.
  • 8. 4. Consumen to consumen (C2C) Model perdagangan yang terjadi antara konsumen dengan konsumen, yang dilakukan secara elektronis. Situs seperti eBay (www.ebay.com) menyediakan sarana yang memungkinkan orang-orang dapat menjual atau membeli barang di antara mereka sendiri. Dalam C2C seseorang menjual produk atau jasa ke orang lain. Dapat juga disebut sebagai pelanggan ke palanggan yaitu orang yang menjual produk dan jasa ke satu sama lain. a. Lelang C2C Dalam lusinan negara, penjualan dan pembelian C2C dalam situs lelang sangat banyak. Kebanyakan lelang dilakukan oleh perantara, seperti eBay.com, auctionanything.com; para pelanggan juga dapat menggunakan situs khusus seperti buyit.com atau bid2bid.com. Selain itu banyak pelanggan yang melakukan lelangnya sendiri seperti greatshop.com menyediakan piranti lunak untuk menciptakan komunitas lelang terbalik C2C online. b. Iklan Kecik Orang menjual ke orang lainnya setiap hari melalui iklan kecik (classified ad) di koran dan majalah. Iklan kecik berbasis internet memiliki satu keunggulan besar daripada berbagai jenis iklan kecik yang lebih tradisional. Iklan ini menawarkan pembaca nasional bukan hanya lokal. Iklan kecik tersedia melalui penyedia layanan internet seperti AOL, MSN, dll. c. Layanan Personal Banyak layanan personal (pengacara, tukang, pembuat laporan pajak, penasehat investasi, layanan kencan) tersedia di internet. Beberapa diantaranya tersedia dalam iklan kecik, tetapi lainnya dicantumkan dalam situs web serta direktory khusus. Beberapa gratis dan ada juga yang berbayar. 5. Comsumen to Business(C2B) C2B merupakan transaksi jual beli yang terjadi antara individu sebagai penjual dengan sebuah perusahaan sebagai pembelinya. Beberapa situs telah berinisiasi untuk mendukung bisnis yang berbasiskan konsumen ke pebisnis (Consumer-to-business atau C2B). contoh, Priceline.com Dalam C2B konsumen memberitahukan kebutuhan atas suatu produk atau jasa tertentu dan pemasok bersaing untuk menyediakan produk atau jasa tersebut ke konsumen. Contohnya di priceline.com, dimana pelanggan menyebutkan produk dan harga yang diinginkan dan priceline mencoba menemukan pemasok yang memenuhi kebutuhan
  • 9. tersebut. 6. Perdagangan Intrabisnis (Intraorganisasional) Dalam situasi ini perusahaan menggunakan e-commerce secara internal untuk memperbaiki operasinya. Kondisi khusus dalam hal ini disebut sebagai e-commerce B2E(business to its employees). 7. Pemerintah ke Warga (Goverment to Citizen—G2C) Dalam kondisi ini sebuah entitas (unit) pemerintah menyediakan layanan ke para warganya melalui teknologi E-commerce. Unit-unit pemerintah dapat melakukan bisnis dengan berbagai unit pemerintah lainnya serta dengan berbagai perusahaan (G2B). E- goverment yaitu penggunaan teknologi internet secara umum dan e-commerce secara khusus untuk mengirimkan informasi dan layanan publik ke warga, mitra bisnis, dan pemasok entitas pemerintah, serta mereka yang bekerja di sektor publik. E-goverment menawarkan sejumlah manfaat potensial : E-goverment meningkatkan efisiensi dan efektivitas fungsi pemerintah, termasuk pemberian layanan publik. E- goverment memungkinkan pemerintah menjadi lebih transparan pada masyarakat dan perusahaan dengan memberikan lebih banyak akses informasi pemerintah. E-goverment juga memberikan peluan bagi masyarakat untuk memberikan umpan balik ke berbagai lembaga pemerintah serta berpartisipasi dalam berbagai lembaga dan proses demokrasi. E-goverment dapat dibagi menjadi tiga kategori : a. Pemerintah ke Warga (Goverment to Citizen). Lembaga pemerintah makin banyak yang menggunakan internet untuk menyediakan layanan pada warga. b. Pemerintah ke Perusahaan (Goverment to Business). Pemerintah menggunakan internet untuk menjual dan membeli dari perusahaan. c. Pemerintah ke Pemerintah (Goverment to Government). Meliputi e-commerce intrapemerintah (transaksi antar pemerintah yang berbeda) serta berbagai layanan antar lembaga pemerintah yang berbeda. Transformasi dari pemberian layanan pemerintah tradisional ke implementasi penuh layanan pemerintah online dapat menjadi proses yang memakan waktu. Terdapat enam tahap dalam transformasi ke e-goverment : tahap 1. publikasi penyebaran informasi
  • 10. tahap 2. transaksi dua arah “secara resmi”, dengan sebuah departemen dalam waktu yang sama tahap 3. portal multiguna tahap 4. personalisasi portal tahap 5. pengelompokkan layanan umum tahap 6. integrasi penuh dan transformasi badan. 8. Perdagangan Mobile (mobile commerce—m-commerce) Ketika e-commerce dilakukan dalam lingkungan nirkabel, seperti dengan menggunakan telepon seluller untuk mengakses internet dan berbelanja, maka hal ini disebut m-commerce. 2.1.4 Standar Teknologi E-Commerce Di samping berbagai standar yang digunakan di internet, e-commerce juga menggunakan standar yang digunakan sendiri, umumnya digunakan dalam transaksi bisnis- ke-bisnis. Beberapa diantara yang sering digunakan adalah: 1. Electronic Data Interchange (EDI) Dibuat oleh pemerintah di awal tahun 70-an dan saat ini digunakan oleh lebih dari 1000 perusahaan Fortune di Amerika Serikat, EDI adalah sebuah standar struktur dokumen yang dirancang untuk memungkinkan organisasi besar untuk mengirimkan informasi melalui jaringan private. EDI saat ini juga digunakan dalam corporate website. 2. Open Buying on the Internet (OBI) Adalah sebuah standar yang dibuat oleh Internet Purchasing Roundtable yang akan menjamin bahwa berbagai sistem e-commerce dapat berbicara satu dengan lainnya. OBI yang dikembangkan oleh konsorsium OBI http://www.openbuy.org/ didukung oleh perusahaan- perusahaan yang memimpin di bidang teknologi seperti Actra, InteliSys, Microsoft, Open Market, dan Oracle. 3. Open Trading Protocol (OTP) OTP dimaksudkan untuk menstandarisasi berbagai aktifitas yang berkaitan dengan proses pembayaran, seperti perjanjian pembelian, resi untuk pembelian, dan pembayaran. OTP sebetulnya merupakan standar kompetitor OBI yang dibangun oleh beberapa perusahaan, seperti AT&T, CyberCash, Hitachi, IBM, Oracle, Sun Microsystems, dan British Telecom. 4. Open Profiling Standard (OPS) Sebuah standar yang di dukung oleh Microsoft dan Firefly http://www.firefly.com/. OPS memungkinkan pengguna untuk membuat sebuah profil pribadi dari kesukaan masing-masing pengguna yang dapat dia share dengan merchant. Ide dibalik OPS adalah untuk menolong
  • 11. memproteksi privasi pengguna tanpa menutup kemungkinan untuk transaksi informasi untuk proses marketing dsb. 5. Secure Socket Layer (SSL) Protokol ini di disain untuk membangun sebuah saluran yang aman ke server. SSL menggunakan teknik enkripsi public key untuk memproteksi data yang di kirimkan melalui Internet. SSL dibuat oleh Netscape tapi sekarang telah di publikasikan di public domain. 6. Secure Electronic Transaction (SET) SET akan mengenkodekan nomor kartu kredit yang di simpan di server merchant. Standar ini di buat oleh Visa dan MasterCard, sehingga akan langsung di dukung oleh masyarakat perbankan. Ujicoba pertama kali dari SET di e-commerce dilakukan di Asia. 7. Truste Adalah sebuah partnership dari berbagai perusahaan yang mencoba membangun kepercayaan public dalam e-commerce dengan cara memberikan cap Good Housekeeping yang memberikan approve pada situs yang tidak melanggar kerahasiaan konsumen. 2.1.5 Keuntungan Dan Kerugian E-Commerce 1. Keuntungan e-commerce di antaranya: a. Revenue Stream (aliran pendapatan) baru yang mungkin lebih menjanjikan yang tidak bisa ditemui di sistem transaksi tradisional. b. Dapat meningkatkan market exposure (pangsa pasar). c. Menurunkan biaya operasional (operating cost). d. Melebarkan jangkauan (global reach). e. Meningkatkan customer loyality. f. Meningkatkan supplier management. g. Memperpendek waktu produksi. h. Meningkatkan value chain (mata rantai pendapatan). Jika dipandang dari pelaku-pelaku dalam e-commerce, keuntungannya yaitu: a. Bagi Perusahaan, memperpendek jarak, perluasan pasar, perluasan jeringan mitra bisnis dan efisiensi, dengan kata lain mempercepat pelayanan ke pelanggan, dan pelayanan lebih responsif, serta mengurangi biaya-biaya yang berhubungan dengan kertas, seperti biaya pos surat, pencetakan, report, dan sebagainya sehingga dapat meningkatkan pendapatan. b. Bagi Konsumen, efektif, aman secara fisik dan flexible.
  • 12. c. Bagi Masyarakat Umum, mengurangi polusi dan pencemaran lingkungan, membuka peluang kerja baru, menguntungkan dunia akademis, meningkatkan kualitas SDM. Selain itu dengan adanya teknologi internet, kelebihan nilai bisnis ini antara lain: a. Menghasilkan pendapatan baru melalui penjualan online. b. Memperkecil biaya melalui penjualan dan dukungan pelanggan secara online. c. Menarik pelanggan baru melalui pemasaran dan iklan web dan penjualan secara online. d. Membuat produk-produk baru agar segera bisa diakses melalui web. 2. Kerugian e-commerce di antaranya: a. Kehilangan segi finansial secara langsung karena kecurangan. Seorang penipu mentransfer uang dari rekening satu ke rekening lainnya atau dia telah mengganti semua data finansial yang ada. b. Pencurian informasi rahasia yang berharga. Gangguan yang timbul bisa menyingkap semua informasi rahasia tersebut kepada pihak-pihak yang tidak berhak dan dapat mengakibatkan kerugian yang besar bagi si korban. c. Kehilangan kesempatan bisnis karena gangguan pelayanan. Kesalahan ini bersifat kesalahan non-teknis seperti aliran listrik tiba-tiba padam. d. Penggunaan akses ke sumber oleh pihak yang tidak berhak. Misalkan seorang hacker yang berhasil membobol sebuah sistem perbankan. Setelah itu dia memindahkan sejumlah rekening orang lain ke rekeningnya sendiri. e. Kehilangan kepercayaan dari para konsumen. Ini karena berbagai macam faktor seperti usaha yang dilakukan dengan sengaja oleh pihak lain yang berusaha menjatuhkan reputasi perusahaan tersebut. f. Kerugian yang tidak terduga. Disebabkan oleh gangguan yang dilakukan dengan sengaja , ketidakjujuran , praktek bisnis yang tidak benar , kesalahan faktor manusia kesalahan faktor manusia atau kesalahan sistem elektronik. Security Beberapa metode pengamanan data dalam transaksi E-Commerce dan E-Bussines : Kriptografi Public Key : merupakan sistem asimetris (tidak simetris) menggunakan beberapa key untuk pengenkripsian yaitu public key untuk enkripsi data dan private key untuk dekripsi data. Public key disebarkan ke seluruh dunia sementara private key tetap disimpan. Siapapun yang memiliki public key tersebut dapat mengenkripsi informasi yang hanya dapat dibaca oleh seseorang yang memiliki private key walaupun anda belum pernah mengenal bahkan tidak tahu sama sekali siapa yang memiliki public key tersebut. Contoh : Elgamal , RSA , DSA. Keuntungan : memberikan jaminan keamanan kepada siapa saja yang melakukan
  • 13. pertukaran informasi meskipun diantara mereka tidak ada persetujuan mengenai keamanan data terlebih dahulu maupun saling tidak mengenal satu sama lain. g. Meningkatkan INDIVIDUALISME, pada perdagangan elektronik seseorang dapat bertransaksi dan mendapatan barang/jasa yang diperlukan tanpa bertemu dengan siapapun. h. Terkadang Menimbulkan Kekecewaan, apa yang dilihat dilayar monitor komputer kadang berbeda dengan apa yang dilihat secara kasat mata i. Tidak MANUSIAWI, sering sekali seseorang pergi ke toko & MALL tidak sekedar ingin memuaskan kebutuhannya akan barang/ jasa tertentu, akan tetapi bisa juga untuk refreshing, ketemu teman dan keluarga dan sebagainya. 2.1.6 Contoh Aplikasi E-Commerce E-commerce akan merubah semua kegiatan marketing dan juga sekaligus memangkas biaya-biaya operasional untuk kegiatan trading (perdagangan). Beberapa aplikasi e- commerce, antara lain: Industri pariwisata dan biro perjalanan, contoh: www.expedia.com, internet job market, contoh: www.monster.com, real estate, contoh: www.ired.com, perdagangan saham online, contoh: www.etrade.com, internet banking, contoh: www.bii.co.id, lelang online, contoh: www.bekas.com, online publishing, contoh: www.kompas.com, virtual universities atau e-university contoh: www.cityu.edu.hk, online consulting, contoh: www.knowledgespace.com , e-insurance, contoh: www.insurerate.com, electronic stamp, contoh: www.estamp.com, dan sebagainya. Proses yang ada dalam E-commerce adalah sebagai berikut : a. Presentasi elektronis (Pembuatan website) untuk produk dan layanan. b. Pemesanan secara langsung dan tersedianya tagihan. c. Otomasi account pelanggan secara aman (baik nomor rekening maupun nomor kartu kredit). d. Pembayaran yang dilakukan secara langsung (online) dan penanganan transaksi. 2.1.7 Kelemahan dan Kendala E-Commerce Menurut survei yang dilakukan oleh CommerceNet http://www.commerce.net/ para pembeli atau pembelanja belum menaruh kepercayaan kepada e-commerce, mereka tidak dapat menemukan apa yang mereka cari di e-commerce, belum ada cara yang mudah dan sederhana untuk membayar. Di samping itu, surfing di e-commerce belum lancar betul. Pelanggan e-commerce masih takut ada pencuri kartu kredit, rahasia informasi personal mereka menjadi terbuka, dan kinerja jaringan yang kurang baik. Umumnya pembeli masih belum yakin bahwa akan menguntungkan dengan menyambung ke Internet, mencari
  • 14. situs shopping, menunggu download gambar, mencoba mengerti bagaimana cara memesan sesuatu, dan kemudian harus takut apakah nomor kartu kredit mereka di ambil oleh hacker. Tampaknya untuk meyakinkan pelanggan ini, e-merchant harus melakukan banyak proses pemandaian pelanggan. Walaupun demikian Gail Grant, kepala lembaga penelitian di CommerceNet http://www.commerce.net/ meramalkan sebagian besar pembeli akan berhasil mengatasi penghalang tersebut setelah beberapa tahun mendatang. Grant mengatakan jika saja pada halaman Web dapat dibuat label yang memberikan informasi tentang produk dan harganya, akan sangat memudahkan untuk search engine menemukan sebuah produk secara online. Hal tersebut belum terjadi memang karena sebagian besar merchant ingin agar orang menemukan hanya produk mereka tapi bukan kompetitornya apalagi jika ternyata harga yang diberikan kompetitor lebih murah. Untuk sistem bisnis-ke-bisnis, isu yang ada memang tidak sepelik di atas, akan tetapi tetap ada isu-isu serius. Seperti para pengusaha belum punya model yang baik bagaimana cara mensetup situs e-commerce mereka, mereka mengalami kesulitan untuk melakukan sharing antara informasi yang diperoleh online dengan aplikasi bisnis lainnya. Masalah yang barangkali menjadi kendala utama adalah ide untuk sharing informasi bisnis kepada pelanggan dan supplier hal ini merupakan strategi utama dalam sistem e-commerce bisnis ke bisnis. Kunci utama untuk memecahkan masalah adalah merchant harus menghentikan pemikiran bahwa dengan cara menopangkan diri pada Java applets maka semua masalah akan solved, padahal kenyataannya adalah sebetulnya merchant harus me-restrukturisasi operasi mereka untuk mengambil keuntungan maksimal dari e-commerce. Grant mengatakan, “E-commerce is just like any automation – it amplifies problems with their operation they already had.” 2.1.8 Hubungan Hukum Antarpelaku E-Commerce Dalam bidang hukum misalnya, hingga saat ini Indonesia belum memiliki perangkat hukum yang mengakomodasi perkembangan e-commerce. Padahal pranata hukum merupakan salah satu ornamen utama dalam bisnis. Dengan tiadanya regulasi khusus yang mengatur mengatur perjanjian virtual, maka secara otomatis perjanjian- perjanjian di internet tersebut akan diatur oleh hukum perjanjian non elektronik yang berlaku. Hukum perjanjian Indonesia menganut asas kebebasan berkontrak berdasarkan pasal 1338 KUHPerd. Asas ini memberi kebebasan kepada para pihak yang sepakat untuk membentuk suatu perjanjian untuk menentukan sendiri bentuk serta isi suatu perjanjian.
  • 15. Dengan demikian para pihak yang membuat perjanjian dapat mengatur sendiri hubungan hukum diantara mereka. Sebagaimana dalam perdagangan konvensional, e-commerce menimbulkan perikatan antara para pihak untuk memberikan suatu prestasi. Implikasi dari perikatan itu adalah timbulnya hak dan kewajiban yang harus dipenuhi oleh para pihak yang terlibat. Didalam hukum perikatan Indonesia dikenal apa yang disebut ketentuan hukum pelengkap. Ketentuan tersebut tersedia untuk dipergunakan oleh para pihak yang membuat perjanjian apabila ternyata perjanjian yang dibuat mengenai sesuatu hal ternyata kurang lengkap atau belum mengatur sesutu hal. Ketentuan hukum pelengkap itu terdiri dari ketentuan umum dan ketentuan khusus untuk jenis perjanjian tertentu. Jual-beli merupakan salah satu jenis perjanjian yang diatur dalam KUHPerd, sedangkan e-commerce pada dasarnya merupakan model transaksi jual-beli modern yang mengimplikasikan inovasi teknologi seperti internet sebagai media transaksi. Dengan demikian selama tidak diperjanjikan lain, maka ketentuan umum tentang perikatan dan perjanjian jual-beli yang diatur dalam Buku III KUHPerd berlaku sebagai dasar hukum aktifitas e-commerce di Indonesia. Jika dalam pelaksanaan transaksi e- commerce tersebut timbul sengketa, maka para pihak dapat mencari penyelesaiannya dalam ketentuan tersebut. Akan tetapi permasalahannya tidaklah sesederhana itu. E-commerce merupakan model perjanjian jual- beli dengan karakteristik dan aksentuasi yang berbeda dengan model transaksi jual-beli konvensional, apalagi dengan daya jangkau yang tidak hanya lokal tapi juga bersifat global. Adaptasi secara langsung ketentuan jual-beli konvensional akan kurang tepat dan tidak sesuai dengan konteks e-commerce. Oleh karena itu perlu analisis apakah ketentuan hukum yang ada dalam KUHPerd dan KUHD sudah cukup relevan dan akomodatif dengan hakekat e-commerce atau perlu regulasi khusus yang mengatur tentang e- commerce. Beberapa permasalahan hukum yang muncul dalam bidang hukum dalam aktivitas e- commerce, antara lain: 1. Otentikasi subyek hukum yang membuat transaksi melalui internet. 2. Saat perjanjian berlaku dan memiliki kekuatan mengikat secara hukum. 3. Obyek transaksi yang diperjualbelikan. 4. Mekanisme peralihan hak. 5. Hubungan hukum dan pertanggungjawaban para pihak yang terlibat dalam transaksi baik penjual, pembeli, maupun para pendukung seperti perbankan, internet service provider (ISP), dan lain-lain.
  • 16. 6. Legalitas dokumen catatan elektronik serta tanda tangan digital sebagai alat bukti. 7. Mekanisme penyelesaian sengketa. 8. Pilihan hukum dan forum peradilan yang berwenang dalam penyelesaian sengketa. Praktisi teknologi informasi (TI) Roy Suryo pernah menyebutkan sejumlah warnet di Yogyakarta menyediakan sejumlah nomor kartu kredit yang dapat digunakan para pelanggannya untuk berbelanja di toko maya tersebut. Sementara itu, Wakil Ketua Kompartemen Telematika Kadin, Romzy Alkateri, pernah ditagih beberapa kali atas suatu transaksi jasa hosting yang dilakukannya dengan sebuah penyedia web hosting di luar negeri. Padahal, ia mengaku sudah membayar jasa hosting tersebut dengan menggunakan kartu kredit. Ia pun meminta pihak issuer untuk tidak melakukan pembayaran itu karena merasa tidak melakukan transaksi jasa hosting lebih dari satu kali. Dari berbagai kasus penipuan kartu kredit seperti di atas, tentunya selain pihak card holder, pihak merchant juga akan dirugikan. Apabila card holder menyangkal telah melakukan transaksi menggunakan charge card/credit card melalui internet, maka pihak issuer tidak akan melakukan pembayaran, baik kepada merchant ataupun pihak jasa payment services. 2.1.9 Perlindungan Pembeli Dan Penjual 1. Perlindungan Pembeli a. Cari merek yang dapat dipercaya seperti Wal-Mart Online, Disney Online, Amazon.com. Pastikan bahwa situs tersebut asli dengan masuk secara langsung ke situs itu dan bukan dari link yang tidak dapat diverifikasi. b. Cari alamat dan nomor telepon perusahaan yang situsnya belum anda kenali, beserta nomor faksnya. Hubungi dan lakukan tanya jawab dengan para karyawannya. c. Periksalah penjual dari kamar dagang setempat atau Better Business Bureau (bbbonline.org). Carilah segel autentifikasi seperti TRUSTe. d. Selidiki seberapa aman situs penjual dengan mempelajari prosedur keamanan dan dengan membaca kebijakan privacy yang dimasukkan. e. Pelajari jaminan untuk uang kembali, garansi, serta perbaikan. f. Bandingkan harga dengan toko biasa. g. Tanyalah teman mengenai apa yang diketahuinya. h. Kolsultasi dengan lembaga perlindungan konsumen dan National Fraud Information Center (fraud.org). i. Periksa consumerworld.org untuk daftar sumber yang dapat bermanfaat. 2. Perlindungan Penjual
  • 17. Para penjual online juga membutuhkan perlindungan. Mereka harus dilindungi dari pelanggan yang menolak untuk membayar, membayar dengan cek kosong, klaim pembeli bahwa barang dagangan tidak sampai, penggunaan nama mereka oleh pihak lain, penggunaan kata serta frase, slogan, dan alamat web milik mereka (perlindungan merek dagang). Fitur keamanan seperti autentikasi, nonrepudiasi, dan layanan escrow (wasiat yang disimpan pihak ketiga) memberikan perlindungan yang dibutuhkan. Penjual memiliki hak untuk menuntut secara hukum atas pelanggan yang dengan tanpa izin men-download piranti lunak dan atau pengetahuan yang berhak cipta serta menggunakannya atau menjualnya ke orang lain. 2.2 E-Bussiness 2.2.1 Definisi E-Bussiness E-business adalah E-business (Inggris: Electronic Business, atau “E-business”) dapat diterjemahkan sebagai kegiatan bisnis yang dilakukan secara otomatis dan semiotomatis dengan menggunakan sistem informasi komputer. Istilah yang pertama kali diperkenalkan oleh Lou Gerstner, seorang CEO perusahaan IBM ini, sekarang merupakan bentuk kegiatan bisnis yang dilakukan dengan menggunakan teknologi Internet. E-business memungkinkan suatu perusahaan untuk berhubungan dengan sistem pemrosesan data internal dan eksternal mereka secara lebih efisien dan fleksibel. E-business juga banyak dipakai untuk berhubungan dengan suplier dan mitra bisnis perusahaan, serta memenuhi permintaan dan melayani kepuasan pelanggan secara lebih baik. Dalam penggunaan sehari-hari, E-business tidak hanya menyangkut e-commerce saja. Dalam hal ini, e-commerce lebih merupakan sub bagian dari E-business, sementara E- business meliputi segala macam fungsi dan kegiatan bisnis menggunakan data elektronik, termasuk pemasaran Internet. Sebagai bagian dari E-business, e-commerce lebih berfokus pada kegiatan transaksi bisnis lewat www atau Internet. Dengan menggunakan sistem manajemen pengetahuan, e-commerce mempunyai goal untuk menambah revenu dari perusahaan. Industri teknologi informasi melihat kegiatan e-commerce ini sebagai aplikasi dan penerapan dari E-business (e-business) yang berkaitan dengan transaksi komersial, seperti: transfer dana secara elektronik, SCM (supply chain management), e-pemasaran (e- marketing), atau pemasaran online (online marketing), pemrosesan transaksi online (online transaction processing), pertukaran data elektronik (electronic data interchange /EDI), dll.
  • 18. E–Business (Electronic Business) merupakan interaksi eksternal organisasi dengan para pemasok, pelanggan, investor, kreditor pemerintah, dan media massa juga termasuk penggunaan teknologi informasi untuk mendesain kembali proses internalnya. Ini akan memberikan pemahaman dasar kepada para akuntan dan professional sistem mengenai peluang dan resiko. Dengan menguasai ini, para akuntan dan professional sistem akan lebih siap untuk secara aktif berpartisipasi dalam perencanaan, desain dan pengolahan langkah – langkah awal e – business organisasi. 2.2.2 Contoh E-Bussiness E-BANKING Apa itu e-banking? E-banking didefinisikan sebagai penghantaran otomatis jasa dan produk bank secara langsung kepada nasabah melalui elektronik, saluran komunikasi interaktif. E- Banking meliputi sistem yang memungkinkan nasabah bank, baik individu ataupun bisnis, untuk mengakses rekening, melakukan transaksi bisnis, atau mendapatkan informasi produk dan jasa bank melalui jaringan pribadi atau publik, termasuk internet. Nasabah dapat mengakses e-banking melalui piranti pintar elektronis seperti komputer/PC, PDA, ATM, atau telepon. Marilah kita telaah satu persatu saluran dari e-Banking yang telah diterapkan bank-bank di Indonesia sebagai berikut; 1. ATM, Automated Teller Machine atau Anjungan Tunai Mandiri, ini adalah saluran e- Banking paling populer yang kita kenal. Setiap kita pasti mempunyai kartu ATM dan menggunakan fasilitas ATM. Fitur tradisional ATM adalah untuk mengetahui informasi saldo dan melakukan penarikan tunai. Dalam perkembangannya, fitur semakin bertambah yang memungkinkan untuk melakukan pemindahbukuan antar rekening, pembayaran (a.l. kartu kredit, listrik, dan telepon), pembelian (a.l. voucher dan tiket), dan yang terkini transfer ke bank lain (dalam satu switching jaringan ATM). Selain bertransaksi melalui mesin ATM, kartu ATM dapat pula digunakan untuk berbelanja di tempat perbelanjaan, berfungsi sebagai kartu debit. Bila kita mengenal ATM sebagai mesin untuk mengambil uang, belakangan muncul pula ATM yang dapat menerima setoran uang, yang dikenal pula sebagai Cash Deposit Machine/CDM. Layaklah bila ATM disebut sebagai mesin sejuta umat dan segala bisa, karena ragam fitur dan kemudahan penggunaannya. 2. Phone Banking, ini adalah saluran yang memungkinkan nasabah untuk melakukan transaksi dengan bank via telepon. Pada awalnya lazim diakses melalui telepon rumah, namun seiring
  • 19. dengan makin populernya telepon genggam/HP, maka tersedia pula nomor akses khusus via HP bertarif panggilan flat dari manapun nasabah berada. Pada awalnya, layanan Phone Banking hanya bersifat informasi yaitu untuk informasi jasa/produk bank dan informasi saldo rekening serta dilayani oleh Customer Service Operator/CSO. Namun profilnya kemudian berkembang untuk transaksi pemindahbukuan antar rekening, pembayaran (a.l. kartu kredit, listrik, dan telepon), pembelian (a.l. voucher dan tiket), dan transfer ke bank lain; serta dilayani oleh Interactive Voice Response (IVR). Fasilitas ini boleh dibilang lebih praktis ketimbang ATM untuk transaksi non tunai, karena cukup menggunakan telepon/HP di manapun kita berada, kita bisa melakukan berbagai transaksi, termasuk transfer ke bank lain. 3. Internet Banking, ini termasuk saluran teranyar e-Banking yang memungkinkan nasabah melakukan transaksi via internet dengan menggunakan komputer/PC atau PDA. Fitur transaksi yang dapat dilakukan sama dengan Phone Banking yaitu informasi jasa/produk bank, informasi saldo rekening, transaksi pemindahbukuan antar rekening, pembayaran (a.l. kartu kredit, listrik, dan telepon), pembelian (a.l. voucher dan tiket), dan transfer ke bank lain. Kelebihan dari saluran ini adalah kenyamanan bertransaksi dengan tampilan menu dan informasi secara lengkap tertampang di layar komputer/PC atau PDA. 4. SMS/m-Banking, saluran ini pada dasarnya evolusi lebih lanjut dari Phone Banking, yang memungkinkan nasabah untuk bertransaksi via HP dengan perintah SMS. Fitur transaksi yang dapat dilakukan yaitu informasi saldo rekening, pemindahbukuan antar rekening, pembayaran (a.l. kartu kredit, listrik, dan telepon), dan pembelian voucher. Untuk transaksi lainnya pada dasarnya dapat pula dilakukan, namun tergantung pada akses yang dapat diberikan bank. Saluran ini sebenarnya termasuk praktis namun dalam prakteknya agak merepotkan karena nasabah harus menghapal kode-kode transaksi dalam pengetikan sms, kecuali pada bank yang melakukan kerjasama dengan operator seluler, menyediakan akses banking menu – Sim Tool Kit (STK) pada simcardnya. Di balik kemudahan e-Banking tersimpan pula risiko, untuk itu diperlukan pengaman yang baik. Lazimnya untuk ATM, nasabah diberikan kartu ATM dan kode rahasia pribadi (PIN); sedangkan untuk Phone Banking, Internet Banking, dan SMS/m-Banking, nasabah diberikan kode pengenal (userid) dan PIN. Sebagai pengaman tambahan untuk internet banking, pada bank tertentu diberikan piranti tambahan untuk mengeluarkan PIN acak/random. Sedangkan untuk SMS Banking, nasabah diminta untuk meregistrasikan nomor HP yang digunakan. Dengan beragamnya kemudahan transaksi via e-Banking, kini pilihan ada di tangan kita untuk memanfaatkannya atau tidak. Namun mengingat tidak semua bank menyediakan
  • 20. layanan-layanan tersebut, maka seberapa pintarkah bank kita? Untuk dapat bertransaksi pintar, kini saatnya memilih bank pintar kita, tentunya sesuai kebutuhan transaksi. 2.2.3 Manfaat E-Banking Electronic Banking (e-banking) merupakan suatu aktifitas layanan perbankan yang menggabungkan antara sistem informasi dan teknologi, e-banking meliputi phone banking, mobile banking, dan internet banking. Fungsi penggunaannya mirip dengan mesin ATM dimana sarananya saja yang berbeda, seorang nasabah dapat melakukan aktifitas pengecekan saldo rekening, transfer dana antar rekening atau antar bank, hingga pembayaran tagihan- tagihan rutin bulanan seperti: listrik, telepon, kartu kredit, dll. Dengan memanfaatkan e- banking banyak keuntungan yang akan diperoleh nasabah terutama apabila dilihat dari banyaknya waktu dan tenaga yang dapat dihemat karena e-banking jelas bebas antrian dan dapat dilakukan dari mana saja sepanjang nasabah memiliki sarana pendukung untuk melakukan layanan e-banking tersebut. Seorang nasabah akan dibekali dengan login dan kode akses ke situs web dimana terdapat fasilitas e-banking milik bank bersangkutan. Selanjutnya, nasabah dapat melakukan login dan melakukan aktifitas perbankan melalui situs web bank bersangkutan. Sebenarnya e-banking bukan barang baru di internet, tapi di Indonesia sendiri baru beberapa tahun belakangan ini marak diaplikasikan oleh beberapa bank papan atas. Konon ini berkaitan dengan keamanan nasabah yang tentunya menjadi perhatian utama dari para pengelola bank disamping masalah infrastruktur bank bersangkutan. Keamanan memang merupakan isu utama dalam e-banking karena sebagaimana kegiatan lainnya di internet, transaksi perbankan di internet juga rawan terhadap pengintaian dan penyalahgunaan oleh tangan-tangan yang tidak bertanggung jawab. Sebuah situs e-banking diwajibkan untuk menggunakan standar keamanan yang sangat ketat untuk menjamin bahwa setiap layanan yang mereka sediakan hanya dimanfaatkan oleh mereka yang memang betul-betul berhak. Salah satu teknik pengamanan yang sering dugunakan dalam e-banking adalah melalui SSL (Secure Socket Layer) maupun lewat protokol HTTPS (Secure HTTP). BCA salah satu bank pelopor e-banking di Indonesia contohnya. BCA menawarkan produk perbankan elektronik berupa KlikBCA, yang memberikan kemudahan untuk melakukan transaksi perbankan melalui komputer dan jaringan internet. KlikBCA dilengkapi dengan security untuk menjamin keamanan dan kerahasiaan data dan transaksi yang dilakukan oleh nasabah. Untuk menambah keamanan pihak bank melengkapi juga dengan KeyBCA, yaitu alat pengaman tambahan untuk lebih mengamankan transaksi finansial di KlikBCA. Alat ini berfungsi untuk mengeluarkan password yang selalu berganti setiap kali melakukan transaksi finansial. Dengan demikian, keamanan nasabah bertransaksi akan makin terjaga.
  • 21. Dengan hadirnya e-banking tidak hanya nasabah saja yang mendapatkan manfaat melainkan juga menciptakan efek manfaat yang lain bagi bank, yakni meningkatkan pendapatan berbasis komisi atau biaya (fee based income). Sebagian besar fee berasal dari layanan transaksi yang ditawarkan e-banking, misalnya untuk pembayaran tagihan listrik dikenai biaya Rp 2.500 per transaksi. Semakin sering nasabah bertransaksi lewat e-banking, semakin banyak pula fee yang diperoleh bank. Belakangan ini jenis pendapatan nonbunga tumbuh lebih cepat ketimbang pendapatan bunga. Selain itu biaya operasional juga menjadi sangat murah dibandingkan dengan biaya transaksi melalui kantor cabang, biaya di cabang relatif lebih besar karena untuk membayar karyawan, pengamanan, listrik, dan biaya sewa gedung. Dengan segala manfaat yang bisa didapat melalui e-banking beberapa bank rela menanamkan investasi yang mahal untuk mengembangkan e-banking. Akan tetapi tidak banyak bank yang bisa mengembangkannya karena terbenturnya masalah biaya. 2.2.4 Keamanan Dalam Menggunakan Fasilitas E-Banking Bagaimana Virus dan Phising digunakan untuk mengalahkan pengamanan Token. Bagaimana caranya mengirimkan dokumen digital rahasia dengan cepat, aman dan praktis ke alamat email rekan atau kolega bisnis, yang mungkin sedang berada di Yogya dan tidak memiliki komputer dan terkoneksi ke internet hanya dari warnet ? Kalau filenya di kompres (zip) dan diberi password atau dokumen MS office di beri password dan relatif mudah dibuka oleh orang yang tidak berhak dengan tools pembuka password (password cracker) yang banyak tersedia di internet (underground seperti http://www.astalavista.com). Dengan menggunakan dictionary attack atau brute force hanya masalah waktu saja password tersebut akan dapat ditemukan. Password Recovery Tools yang sering disalahgunakan untuk membuka file orang lain yang dipassword. Salah satu cara yang lebih aman adalah mengenkrip file yang dikirim dan lebih afdol lagi jika file tersebut diberikan time limit, sehingga seperti film Mission Impossible, selewat dari waktu yang anda tentukan file tersebut akan rusak (self destruct). Tetapi, diluar itu ada satu hal krusial yang harus anda perhatikan dan jalankan dengan baik jika ingin mendapatkan perlindungan sekuriti yang baik, karena meskipun enkripsi sudah dilakukan, tetapi password ekripsi juga dikirimkan ke alamat email yang sama. Ibarat kata Gito Rollies itu namanya “Sama Juga Bohong”. Karena siapapun yang memiliki akses untuk mendapatkan file yang anda kirim melalui email di tengah jalan sudah pasti memiliki akses untuk mendapatkan email berikutnya yang berisi password. Lalu bagaimana cara menghadapi masalah ini? Jawabannya “Two Factor Authentication” / T-FA. Seperti kita ketahui, ada tiga faktor universal (“sesuatu”) yang digunakan untuk autentifikasi individu. Pertama adalah “Sesuatu yang kamu tahu” seperti password, PIN atau identitas yang ada didompet anda
  • 22. seperti nomor KTP, SIM dan Kartu Mahasiswa. Kedua adalah “Sesuatu yang kamu miliki” seperti Handphone, kartu kredit atau security token. Ketiga “Sesuatu yang ada di diri kamu” seperti sidik jari, sidik retina atau biometrik lain. Lalu bagaimana jawaban dari masalah di atas? Mudah, setelah anda melakukan “pekerjaan rumah” mengenkripsi file dengan baik dan aman (gunakan Norman Privacy untuk mengenkripsi file dan membuat self extracting exe dan memberi password pada dokumen yang ingin anda enkripsi), kirimkan password dekripsi melalui media lain, seperti telepon, SMS atau alamat website rahasia berisi password yang hanya anda ketahui berdua. Jika anda melakukan praktek ini, tingkat keamanan data anda menjadi selevel dengan pengamanan yang dilakukan oleh Bank dalam melindungi nasabahnya yang melakukan Internet Banking. Bahkan dibandingkan beberapa bank di Indonesia yang hanya mengandalkan password dan tidak mengandalkan Two Factor Authentication (T-FA), dokumen anda terlindung jauh lebih aman. Seberapa mampu teknologi mengamankan transaksi internet Banking anda? Bagaimana para kriminal mengeksploitasi hal ini? Lalu bagaimana sebaiknya anda bersikap? Seperti kita ketahui, sekuriti dengan kenyamanan berbanding terbalik. Makin aman suatu transaksi, makin sulit di implementasikan. Makin nyaman suatu transaksi, makin mudah ditembus. Walaupun dalam beberapa kasus, analisa dan kreativitas dari penyedia layanan internet banking dapat memberikan keamanan dan kenyamanan pada tingkat yang dapat diserap dengan baik oleh segala lapisan masyarakat sehingga dapat di implementasikan dengan cepat dan baik. Tetapi ada satu “ground rule” yang harus disadari oleh penyedia jasa internet banking, “Teknologi selalu berkembang dan tidak ada satupun pengamanan yang kekal”. Dengan kata lain, kriminal akan selalu mencari cara (dan berhasil) menembus teknik pengamanan transaksi yang ada dan para penyedia jasa layanan keamanan harus “selalu” mengikuti perkembangan dan melakukan teknik baru dalam pengamanan transaksi. Tools yang paling sering digunakan untuk menembus perlindungan internet banking adalah malware. Seperti kita ketahui, ada program berbahaya yang untuk merekam semua ketukan keyboard komputer yang anda (nasabah internet banking) lakukan pada keyboard, yaitu key logger. Dengan key logger, semua ketukan keyboard yang anda lakukan akan direkam dan biasanya dimasukkan pada trojan horse yang menumpang pada game, virus atau program gratisan yang anda download dari internet. Harga yang anda bayar untuk program gratisan jika mengandung Trojan Horse yang berhasil mengeksploitasi data rahasia anda bisa jauh lebih mahal daripada anda membeli program original. Lalu ada beberapa bank yang menggunakan papan keyboard virtual yang muncul di layar komputer dengan susunan huruf dan angka yang berubah-ubah setiap kali tampil dan nasabah
  • 23. memasukkan data / pin dengan mengklik huruf atau angka yang terpampang di keyboard virtual menggunakan mouse. Dengan trojan horse yang sama, kriminal dengan mudah melakukan screen capture (Print Screen) sehingga dapat mengetahui susunan keyboard virtual yang muncul setiap kali dan dengan menganalisa waktu dan koordinat-koordinat dimana mouse di klik oleh user… voila …..apapun di klik nasabah dengan mouse pada keyboard virtual akan dapat diketahui. Karena itu, salah satu perlengkapan yang harus dimiliki oleh nasabah internet banking adalah program antivirus dan antispyware yang handal yang mampu mendeteksi keylogger dan trojan horse yang berbahaya. Lalu, bagaimana kriminal menghadapi pengamanan Two Factor Authentication seperti token pin yang mulai populer digunakan oleh bank ? Apakah sudah aman dan tidak mungkin ditembus? Apakah internet banking anda dengan Token benar-benar aman? Pick enemy your own size, carilah musuh yang sepadan dengan anda. Hal tersebut mirip jika kriminal berhadapan head to head dengan server internet banking. Server tersebut dijaga dengan berbagai pertahanan, firewall, team pemantau aktivitas etc. Namun, tergantung tujuannya, apakah ingin membobol server internet banking atau “mendapatkan uang” dari nasabah internet banking. Kalau tujuannya membobol server internet banking, hal tersebut tidak dibahas disini karena hanya komunitas hacker tertentu dengan skill yang diatas rata-rata yang memiliki kemampuan dan jaringan untuk melakukan hal tersebut. Namun jika tujuannya adalah mendapatkan uang dari rekening internet banking, maka pameo “pick enemy your own size” berlaku. Jadi, kriminal akan memilih lawan dengan pertahanan yang lebih lemah dari server internet banking di bank. Siapa itu ? Tidak lain dan tidak bukan adalah pengguna internet banking. Seperti kita ketahui, dalam penerapan sekuriti, salah satu hal kunci dalam keberhasilan penerapan sekuriti adalah partisipasi “user”. Sebagai gambaran, sekalipun sudah menggunakan program antivirus terkenal, suatu jaringan komputer dengan mudah akan terinfeksi virus jika usernya sering mengunjungi website porno atau crack. Sebaliknya, user yang menggunakan antivirus gratisan sekalipun akan lebih jarang terinfeksi virus jika menerapkan kebiasaan sekuriti yang baik seperti tidak sembarangan melakukan full sharing, berhati-hati dalam melakukan browsing dst. Sebenarnya hal ini disadari sekali praktisi sekuriti oleh bank penyelenggara internet bankingpun sudah melakukan pengamanan yang memadai, salah satunya adalah dengan mengimplementasikan token (T-FA two factor authentication). Tetapi tetap saja user merupakan titik terlemah dalam sekuriti karena sudah menjadi hukumnya bahwa manusia itu unik dengan 1001 kebiasaan dan latar belakang yang berbeda. Selain itu, sesuai hukum piramida, persentase user internet banking yang tidak
  • 24. paham / perduli sekuriti jauh lebih besar dari jumlah user yang paham / perduli sekuriti. DNS cache poisoning dan website forging (Phising). Salah satu teknik yang patut diwaspadai dalam berpotensi menembus pertahanan internet banking dengan pengamanan Token adalah DNS cache poisoning dan website forging. Website forging adalah pemalsuan website yang dibuat sedemikian rupa sehingga pengakses percaya bahwa website palsu yang diaksesnya adalah benar website bank yang bersangkutan dan aman untuk melakukan transaksi. DNS cache poisoning (DNS poisoning) adalah teknik “meracuni” DNS Server untuk mengelabui pengguna internet untuk percaya bahwa website “palsu” yang diaksesnya (yang dibuat benar-benar menyerupai website asli) adalah website asli. Yang dimaksudkan disini bukan DNS poisoning pada DNS server, tetapi DNS poisoning pada sasaran yang lebih kecil lagi, tetapi tidak kalah berbahaya ….. DNS pada komputer user. Seperti kita ketahui, OS komputer (baik XP maupun Vista) memiliki file “Host” yang berfungsi sebagai “DNS server” bagi komputer yang bersangkutan. Jika file host tersebut berhasil dimanipulasi, maka dengan mudah setiap akses ke website internet banking akan diarahkan ke website palsu yang sudah di program sedemikian rupa sehingga dapat mengelabui pengguna internet banking ketika melakukan transaksi internet banking. Tetapi tentunya anda bertanya, bagaimana dengan pengamanan ganda pada internet banking yang menggunakan Token? Bukankah angka PIN (Personal Identification Number) tersebut merupakan one time PIN dan berubah-ubah setiap kali pengguna komputer melakukan transaksi? Jika kita melihat sekilas kelihatannya pengamanan Token ini sangat aman dan PIN internet banking yang berbeda untuk setiap pengguna, berubah setiap kali (one time Password) sehingga sangat sulit diketahui kecuali mendapatkan rumusannya dan memang hanya pemilik Token dan server internet banking yang mengetahui PIN sehingga “hampir” tidak mungkin untuk mengetahui PIN tersebut. Jangankan orang lain, pemilik Token saja kalau lupa PIN Tokennya, sudah tidak ada harapan untuk berinternet banking lagi. Tetapi dengan DNS poisoning dan website forging / phising ini, kriminal tidak perlu mengetahui PIN dan pengguna internet banking yang akan memasukkan semua data, baik username, password, account confirmation PIN dan one time PIN. Ambil contoh korban DNS poisoning ini melakukan logon ke rekening internetnya. Karena sudah dialihkan, maka ia akan mengakses situs palsu internet banking yang dibuat sedemikian rupa agar sama dengan situs internet banking. Lalu si korban memasukkan Username dan Password yang secara otomatis akan digunakan oleh server untuk login ke website internet banking yang sebenarnya. Disini Tahap Pertama pengaksesan rekening sudah berhasil dijalankan. Lalu bagaimana caranya mendapatkan uang dari korban internet banking ini ? Mudah saja, walaupun PIN tersebut merupakan one time PIN, tetapi PIN
  • 25. tersebut tidak unik untuk setiap transaksi dan berlaku universal untuk semua transaksi internet banking, baik pembayaran rekening telepon, pembayaran asuransi, internet, listrik sampai dengan pengisian pulsa isi ulang. Ketika user melakukan transaksi, website palsu akan meminta one time PIN yang harus dimasukkan dan one time PIN yang dimasukkan itu sekarang dapat dipergunakan untuk kriminal untuk melakukan transaksi non transfer (EG. pembelian pulsa isi ulang) karena transaksi transfer akan meminta account confirmation PIN. Secara teknis, manipulasi Host file Windows sangat mudah dan banyak dilakukan oleh virus- virus lokal yang beredar di Indonesia. Ambil contoh virus Wayang memanipulasi host file komputer korbannya dan mengarahkannya setiap akses ke situs sekuriti seperti http://www.vaksin.com, http://www.ansav.com, http://www.jasakom.com, http://www.vbbego.com ke localhost (127.0.0.1) sehingga website-website sekuriti tersebut praktis tidak bisa diakses komputer korban virus Wayang (lihat gambar). Bahayanya, kalau website sekuriti ini dirubah menjadi website internet banking dan diarahkan bukan ke localhost, tetapi IP website palsu (forging) di internet yang telah dipersiapkan sebelumnya, tentunya akan banyak sekali korban internet banking yang tidak menyadari kalau website internet bankingnya sudah diarahkan ke alamat lain dan menjadi korban. 2.2.5 Peranan Bank Indonesia Dalam Pencegahan Kejahatan Penipuan Internet di Perbankan Salah satu tugas pokok Bank Indonesia sebagaimana diamanatkan dalam UU No. 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia sebagaimana telah diubah dengan UU No. 3 Tahun 2004 adalah mengatur dan mengawasi bank. Dalam rangka pelaksanaan tugas tersebut Bank Indonesia diberikan kewenangan sbb: 1. Menetapkan peraturan perbankan termasuk ketentuan-ketentuan perbankan yang memuat prinsip - prinsip kehati-hatian. 2. Memberikan dan mencabut izin atas kelembagaan dan kegiatan usaha tertentu dari bank, memberikan izin pembukaan, penutupan dan pemindahan kantor bank, memberikan persetujuan atas kepemilikan dan kepengurusan bank. 3. Melaksanakan pengawasan bank secara langsung dan tidak langsung. 4. Mengenakan sanksi terhadap bank sesuai dengan ketentuan perundang-undangan. Pelaksanaan kewenangan tugas-tugas tersebut di atas ditetapkan secara lebih rinci dalam Peraturan Bank Indonesia (PBI). Terkait dengan tugas Bank Indonesia mengatur dan mengawasi bank, salah satu upaya untuk meminimalisasi internet fraud yang dilakukan oleh Bank Indonesia adalah melalui pendekatan aspek regulasi. Sehubungan dengan hal tersebut, Bank Indonesia telah mengeluarkan serangkaian Peraturan Bank Indonesia dan Surat Edaran
  • 26. Bank Indonesia yang harus dipatuhi oleh dunia perbankan antara lain mengenai penerapan manajemen risiko dalam penyelenggaraan kegiatan internet banking dan penerapan prinsip Know Your Customer (KYC).Penerapan prinsip Know Your Customer (KYC) Upaya lainnya yang dilakukan oleh Bank Indonesia dalam rangka meminimalisir terjadinya tindak kejahatan internet fraud adalah pengaturan kewajiban bagi bank untuk menerapkan prinsip mengenal nasabah atau yang lebih dikenal dengan prinsip Know Your Customer (KYC). Pengaturan tentang penerapan prinsip KYC terdapat dalam Peraturan Bank Indonesia No. 3/10/PBI/2001 tentang Penerapan Prinsip Mengenal Nasabah (Know Your Customer Principles) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Bank Indonesia No. 3/23/PBI/2001 dan Surat Edaran Bank Indonesia 6/37/DPNP tanggal 10 September 2004 tentang Penilaian dan Pengenaan Sanksi atas Penerapan Prinsip Mengenal Nasabah dan Kewajiban Lain Terkait dengan Undang-Undang tentang Tindak Pidana Pencucian Uang. 2.3 Hubungan Antara E-Business dan E-Commerse E-Commerce atau Electronic Commerce atau EC menjelaskan suatu proses dari penjualan, pembelian, transfer, melayani atau pertukaran produk, jasa atau informasi lewat jaringan komputer termasuk internet. E-Business atau Electronic Business mengarah kepada pengertian yang luas dari EC atau Electronic Commerce, tidak hanya membeli atau menjual barang dan jasa tetapi juga pelayanan konsumen, kolaborasi dengan partner business, memimpin E-Learning, dan memimpin transaksi elektronik didalam suatu organisasi. Namun ada juga yang memandang bahwa E-Business bukan hanya sekedar membeli dan menjual tetapi juga lebih daripada itu seperti kegiatan kolaborasi dan intrabusiness. Menurut id.wikipedia.org, dikatakan bahwa perdagangan elektronik atau e-commerce adalah penyebaran, pembelian, penjualan, pemasaran barang dan jasa melalui sistem elektronik seperti internet atau televisi, www, atau jaringan komputer lainnya. E-Commerce dapat melibatkan transfer dana elektronik, pertukaran data elektronik, sistem manajemen inventori otomatis, dan sistem pengumpulan data otomatis. Industri teknologi informasi melihat kegiatan e-commerce ini sebagai aplikasi dan penerapan dari e-business yang berkaitan dengan transaksi komersial, seperti: transfer dana secara elektronik, SCM (supply chain management), e-marketing, atau online marketing, online transaction processing, electronic data interchange /EDI, dll. E-Commerce merupakan bagian dari e-business, di mana cakupan e-business lebih luas, tidak hanya sekedar perniagaan tetapi mencakup juga pengkolaborasian mitra bisnis, pelayanan nasabah, lowongan pekerjaan dll. Selain teknologi jaringan www, e-commerce juga memerlukan teknologi basisdata atau
  • 27. pangkalan data (databases), e-mail, dan bentuk teknologi non komputer yang lain seperti halnya sistem pengiriman barang, dan alat pembayaran untuk e-commerce ini. E-Commerce lebih disediakan untuk menguragi biaya-biaya operasional yang selama ini dikeluarkan untuk trading. Kegiatan E-Commerce merubah semua kegiatan marketing. Dengan kata lain, kegiatan marketing lebih ditujukan ke dalam E-Commerce dan bukan hanya marketing, tetapi semua transaksi pembelian dan penjualan, dan lain-lainnya. Sehingga E-Commerce membuat human contact menjadi berkurang atau bisa dikatakan dihapuskan. Mengapa? Karena semuanya sudah ditangani secara online. Seperti yang kita ketahui sebelumnya, bahwa E-Commerce merupakan tempat transaksi penjualan secara online. Untuk pembayaran bagi barang yang akan kita beli, dilakukan secara transfer, atau pembayaran secara online. E-Commerce merupakan subperangkat dari E-Business. Mengapa? Karena didalam E-business, terjadi perputaran bisnis yaitu trading. Menurut searchcio.techtarget.com, E-Business atau Electronic Business bukan hanya sekedar pada pembelian dan penjualan tetapi juga pada pelayanan kepada para pelanggan atau konsumen dan adanya kolaborasi antara partner bisnis. Ruang lingkup daripada E-Business adalah ketika perusahaan dan individu melakukan komunikasi dengan client atau nasabah melalui email, tetapi seluruh kegiatan pemasaran dan penjualannya dilakukan melalui internet, sehingga memberikan keamanan fleksibilitas dan efisiensi yang dimana pembayarannya dengan mengunakan E-Gold yang dimana jenis pembayaran ini sudah diakui secara international dalam melakukan transaksi online. Sedangkan di dalam www.dudung.net/teknologi-informasi/10-pertanyan-tentang-e-commerce.html dikatakan bahwa kebanyakan orang mengangap bahwa E-Commerce hanyalah sebagai web shopping atau online Shopping. Padahal itu hanyalah sebahagian kecil dari pengertian luas dari E- Commerce, atau sekitar 20% dari keseluruhan kegiatan E-Commerce. Sebab E-Commerce sendiri pada dasarnya merupakan alat yang mempermudah untuk melakukan proses hubungan bisnis ke bisnis antar perusahaan yang satu dengan yang lainnya.
  • 28. DAFTAR PUSTAKA Membangun E-Business Di Era Modern, http://one.indoskripsi.com Perdagangan Elektronik, http://zaps28.wordpress.com Aplikasi Internet untuk Bisnis, http://ting2-imut-pti.blogspot.com Internet/Intranet, E-Commerce Dan Standar-Standar Dalam E-Commerce, http://wilis.himatif.or.id