SlideShare a Scribd company logo
1 of 18
HUKUMTRANSPORTASI UDARA
KEBIJAKAN BARU
TRANSPORTASI UDARA
NASIONAL BERDASARKAN
UURI NO. 1TAHUN 2009
Prof. Dr. H. K. Martono, S.H., LL.M
Dr.Ahmad Sudiro, S.H., M.H., M.M
Mariske MyekeTampi, S.H., M.H.
KEBIJAKAN BARUTRANSPORTASI UDARA
NASIONAL BERDASARKAN UURI NO. 1TAHUN
2009
 Orde lama cenderung sosialis
 State owned enterprise
 Tidak ada perusahaan penerbangan milik swasta (privately
owned enterprise)
 Semua tarif, penggunaan jenis pesawat, jejaring penerbangan
diatur dan diawasi ketat oleh Menteri Perhubungan Udara
 Tidak ada persaingan antar perusahaan penerbangan
KEBIJAKAN ORDE LAMA
 Orde baru bergerak menuju neo-liberal
 Lahir UU No. 1Tahun 1967 dan SK Menteri Perhubungan Nomor
SK 13/S/1971 dengan kecenderungan neo-liberal
 Lahir perusahaan penerbangan milik swasta (private owned
enterprise) disamping perusahaan milik pemerintah (state owned
enterprise)
 Garuda Indonesian Airways berfungsi sebagai perusahaan
penerbangan utama (main carrier) dan pedoman penarifan (price
leadership)
 Lahir perusahaan-perusahaan penerbangan umum (general
aviation) yang usaha pokoknya bukan bidang jasa angkutan udara
KEBIJAKAN ORDE BARU
 Kebijakan orde reformasi cenderung liberal
 Jumlah penerbangan meningkat dengan jumlah 103 perusahaan
(pemerintah + swasta)
 Lahir Keputusan Menteri Perhubungan No. KM 11Tahun 2001
yang disempurnakan dengan Keputusan Menteri Perhubungan
No. KM 81Tahun 2004 yang mengatur angkutan udara niaga
(commercial airlines) dan bukan niaga (general aviation),
perusahaan penerbangan meningkat menjadi 157 perusahaan
 Persaingan ketat, tarif bawah diturunkan
 Disempurnakan dengan Keputusan Menteri Perhubungan No. KM
25Tahun 2008 dengan kebijakan untuk memperoleh izin usaha
angkutan udara niaga harus mempunyai 5 unit pesawat udara
KEBIJAKAN ORDE REFORMASI
 Lahir UU No. 1Tahun 2009 untuk membangun konsep penerbangan
nasional yang tangguh dan dapat bersaing pada tataran nasional,
regional maupun global
 Syarat dalam UU No. 1Tahun 2009:
a. Kepemilikan pesawat udara yang mencukupi (sufficient aircraft ownership);
b. Kepemilikan modal yang kuat (capital intensive);
c. Bank garansi (bank guarantee);
d. Kepemilikan saham mayoritas (single majority shares);
e. Sumber daya manusia yang profesional (professional human resource);
f. Penegakan hukum yang ketat (law enforcement and fully regulated);
g. Kepatuhan yang tinggi (highly compliance);
h. Penguasaan teknologi yang tinggi (high technology);
i. Budaya keselamatan penerbangan (aviation safety culture); dan
j. Kejujuran dalam pelaksanaan operasional (just culture).
KEBIJAKAN ORDE REFORMASI
 Modal yang kuat (capital intensive) digunakan untuk
membiayai pengeluaran penerbangan, diantaranya:
a. Bahan bakar (aviation turbine);
b. Jasa boga (catering);
c. Biaya pendaratan (landing fee);
d. Pelayanan navigasi penerbangan (air navigation charge);
e. Perawatan pesawat udara (aircraft maintenance);
f. Asuransi pesawat udara dan asuransi awak pesawat udara
g. Asuransi tanggung jawab hukum (legal liability insurance)
MODALTRANSPORTASI UDARA NIAGA
(COMMERCIAL AIRLINE CAPITAL)
Komposisi kepemilikan modal warga negara
Indonesia warga negara Indonesia atau badan
hukum Indonesia harus mayoritas tunggal (single
majority - Pasal 108 UU No. 1Tahun 2009)
Saham perusahaan penerbangan yang ditunjuk
(designated airline) pada umumnya harus dimiliki
warga negara atau badan hukum dari negara yang
menunjuk perusahaan penerbangan (designating
country)
KOMPOSISI SAHAM
(SHARE HOLDER COMPOSITION)
Pemegang izin usaha anguktan udara niaga
berjadwal (scheduled airlines) untuk memperoleh
izin usaha angkutan udara berjadwal (scheduled
airlines) wajib paling sedikit mempunyai 10 unit
pesawat udara, 5 dimiliki dan 5 dikuasai
Sedangkan angkutan udara niaga tidak berjadwal
(non-scheduled airlines) harus memiliki paling
sedikit 1 unit pesawat udara dan menguasai paling
sedikit 2 unit pesawat udara
KEPEMILIKAN PESAWAT UDARA
(AIRCRAFT OWNERSHIP)
UU RI No. 1Tahun 2009 mensyaratkan adanya
bank garansi (bank guarantee)
Untuk menjamin kelangsungan hidup perusahaan
penerbangan maka bank garansi (bank guarantee)
tersebut dapat digunakan untuk menjamin semua
tagihan kreditor
JAMINAN BANK
(BANK GUARANTEE)
Bisnis transportasi udara memerlukan personil
yang profesional baik dari segi kualitas maupun
kuantitas
Ahli perawatan pesawat udara, awak pesawat
udara, personel operasi pesawat udara, personel
navigasi penerbangan dan lain-lain, wajib
memiliki lisensi atau sertifikat kompetensi yang
sah
SUMBER DAYA MANUSIA
(HUMAN RESOURCE)
Badan usaha angkutan udara niaga berjadwal
(scheduled airlines) dapat melakukan kerja sama
angkutan udara dengan badan transportasi udara
niaga berjadwal nasional lainnya untuk melayani
transportasi udara dalam negeri dan/atau luar
negeri (Pasal 88 UURI No. 1Tahun 2009)
KERJASAMA ANTAR PERUSAHAAN
PENERBANGAN
(AIRLINES JOINTVENTURE)
Tarif mempunyai peran yang sangat penting
dalam transportasi udara baik bagi perusahaan
penerbangan, pengguna jasa angkutan udara
maupun pemerintah
Tarif adalah harga atau pungutan yang harus
dibayar untuk pengangkutan penumpang, bagasi
atau kargo termasuk biaya agen, komisi dan
biaya-biaya lainnya
TARIF PENUMPANG
(PASSANGER’STARIFF)
 Tarif penumpang kelas ekonomi (economic class
passenger tariff) dihitung berdasarkan komponen tarif
jarak, pajak, iuran wajib asuransi, biaya tuslah
(surcharge)
 Tarif non-ekonomi diserahkan sepenuhnya kepada
perusahaan angkutan udara niaga berjadwal
berdasarkan hukum pasar (supply and demand)
 Tarif batas atas (upper limit tariff) ditentukan oleh
Menteri Perhubungan
 Surcharge dipengaruhi oleh fluktuasi harga bahan
bakar
TARIF PENUMPANG
(PASSANGER’STARIFF)
 Setiap penggunaan fasilitas jasa kebandarudaraan
dan pelayanan jasa terkait bandar udara dikenakan
tarif seimbang dengan fasilitas dan pelayanan yang
disediakan penyedia jasa (Pasal 263 UURI No. 1Tahun
2009)
 Terdiri atas pelayanan aeronautika (aeronautical
service) dan pelayanan non-aeronautika (non-
aeronautical)
 Tata cara dan prosedur pengenaan tarif pelayanan
jasa kebandarudaraan diatur dengan peraturan
Menteri Perhubungan
TARIF JASA KEBANDARUDARAAN
 Dalam UURI No. 1Tahun 2009 terdapat 42 pasal sanksi
pidana, sedangkan sanksi administratif terdapat 18 pasal
 Sanksi berupa peringatan dan/atau pencabutan sertifikat
yang belaku terhadap pelanggaran, antara lain:
a. Pesawat terbang, helicopter, balon udara berpenumpang, dan kapal
udara yang telah mempunyai tanda pendaftaran Indonesia dan
tanda kebangsaan Indonesia yang tidak dilengkapi oleh bendera
NKRI;
b. Setiap orang yang mengaburkan identitas tanda pendaftaran dan
kebangsaan pesawat udara, sehingga mengaburkan tanda
pendaftaran, kebangsaan dan bendera pesawat udara
PENEGAKAN HUKUM
(LAW ENFORCEMENT)
 Sanksi berupa peringatan, pembekuan sertifikat
dan/atau pencabutan sertifikat berlaku terhadap
pelanggaran:
a. Orang yang menempatkan penumpang yang tidak mampu
melakukan tindakan dekat pintu darurat dan jendela darurat
pesawat udara yang sedang melakukan penerbangan
b. Setiap orang yang mengoperasikan pesawat udara tidak
mengasuransikan pesawat udara yang dioperasikan tanggung
jawab kerugian pihak kedua, tanggung jawab kerugian pihak
ketiga dan kegiatan investasi insiden dan kecelakaan pesawat
udara
PENEGAKAN HUKUM
(LAW ENFORCEMENT)
SUMBER
 H.K. Martono dan Amad Sudiro, Hukum Angkutan Udara Berdasarkan
Undang-Undang Republik Indonesia No. 1Tahun 2009, 2010, Jakarta: PT.
RajaGrafindo Persada
 H.K. Martono dan Amad Sudiro, Hukum Udara Nasional dan Internasional
Publik, 2012, Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada
 http://www.pngall.com/wp-content/uploads/2016/05/Plane-PNG-Clipart.png

More Related Content

What's hot

Pertemuan 11 gugurnya hak menuntut
Pertemuan 11 gugurnya hak menuntutPertemuan 11 gugurnya hak menuntut
Pertemuan 11 gugurnya hak menuntutyudikrismen1
 
Surat gugatan wanprestasi
Surat gugatan wanprestasiSurat gugatan wanprestasi
Surat gugatan wanprestasiLegal Akses
 
PPT sumber-sumber hukum dan subjek hukum
PPT sumber-sumber hukum dan subjek hukumPPT sumber-sumber hukum dan subjek hukum
PPT sumber-sumber hukum dan subjek hukumJemsTandodo
 
Pengantar ilmu hukum power point
Pengantar ilmu hukum power pointPengantar ilmu hukum power point
Pengantar ilmu hukum power pointPuspa Bunga
 
Analisis perizinan tata ruang (aspek hukum)
Analisis perizinan tata ruang (aspek hukum)Analisis perizinan tata ruang (aspek hukum)
Analisis perizinan tata ruang (aspek hukum)Risqi Tomy
 
PENGANTAR ILMU HUKUM PERTEMUAN 1
PENGANTAR ILMU HUKUM PERTEMUAN 1PENGANTAR ILMU HUKUM PERTEMUAN 1
PENGANTAR ILMU HUKUM PERTEMUAN 1dina susiani
 
LANDASAN FILOSOFIS MAZHAB HUKUM PROGRESIF: TINJAUAN FILSAFAT ILMU
LANDASAN FILOSOFIS MAZHAB HUKUM PROGRESIF: TINJAUAN FILSAFAT ILMULANDASAN FILOSOFIS MAZHAB HUKUM PROGRESIF: TINJAUAN FILSAFAT ILMU
LANDASAN FILOSOFIS MAZHAB HUKUM PROGRESIF: TINJAUAN FILSAFAT ILMUKuliahMandiri.org
 
PPT MATERI KULIAH HUKUM ACARA PIDANA
PPT MATERI KULIAH HUKUM ACARA PIDANAPPT MATERI KULIAH HUKUM ACARA PIDANA
PPT MATERI KULIAH HUKUM ACARA PIDANADian Oktavia
 
Hukum perdata internasional - Menentukan titik taut dalam hukum perdata inter...
Hukum perdata internasional - Menentukan titik taut dalam hukum perdata inter...Hukum perdata internasional - Menentukan titik taut dalam hukum perdata inter...
Hukum perdata internasional - Menentukan titik taut dalam hukum perdata inter...Idik Saeful Bahri
 
Dasar hukum agraria
Dasar hukum agrariaDasar hukum agraria
Dasar hukum agrariayoko14
 
Contoh kasus hukum perdata internasional
Contoh kasus hukum perdata internasionalContoh kasus hukum perdata internasional
Contoh kasus hukum perdata internasionalEvirna Evirna
 
Hukum pidana dalam yurisprudensi
Hukum pidana dalam yurisprudensiHukum pidana dalam yurisprudensi
Hukum pidana dalam yurisprudensiNakano
 
SUSUNAN BADAN KEKUASAAN PERADILAN PERDATA DI INDONESIA
SUSUNAN BADAN KEKUASAAN PERADILAN PERDATA DI INDONESIASUSUNAN BADAN KEKUASAAN PERADILAN PERDATA DI INDONESIA
SUSUNAN BADAN KEKUASAAN PERADILAN PERDATA DI INDONESIAAldy Arfan Nugraha
 
Tindak pidana terorisme bwt ngajar
Tindak pidana terorisme bwt ngajarTindak pidana terorisme bwt ngajar
Tindak pidana terorisme bwt ngajaryulisthg
 
Hukum pidana khusus - Definisi, ruang lingkup, dan posisi hukum pidana khusus...
Hukum pidana khusus - Definisi, ruang lingkup, dan posisi hukum pidana khusus...Hukum pidana khusus - Definisi, ruang lingkup, dan posisi hukum pidana khusus...
Hukum pidana khusus - Definisi, ruang lingkup, dan posisi hukum pidana khusus...Idik Saeful Bahri
 

What's hot (20)

Pertemuan 11 gugurnya hak menuntut
Pertemuan 11 gugurnya hak menuntutPertemuan 11 gugurnya hak menuntut
Pertemuan 11 gugurnya hak menuntut
 
Surat gugatan wanprestasi
Surat gugatan wanprestasiSurat gugatan wanprestasi
Surat gugatan wanprestasi
 
Hukum pidana internasional
Hukum pidana internasionalHukum pidana internasional
Hukum pidana internasional
 
UPAYA PAKSA
UPAYA PAKSAUPAYA PAKSA
UPAYA PAKSA
 
PPT sumber-sumber hukum dan subjek hukum
PPT sumber-sumber hukum dan subjek hukumPPT sumber-sumber hukum dan subjek hukum
PPT sumber-sumber hukum dan subjek hukum
 
Pengantar ilmu hukum power point
Pengantar ilmu hukum power pointPengantar ilmu hukum power point
Pengantar ilmu hukum power point
 
Kriminologi
KriminologiKriminologi
Kriminologi
 
Analisis perizinan tata ruang (aspek hukum)
Analisis perizinan tata ruang (aspek hukum)Analisis perizinan tata ruang (aspek hukum)
Analisis perizinan tata ruang (aspek hukum)
 
Perbandingan UU Pemda
Perbandingan UU PemdaPerbandingan UU Pemda
Perbandingan UU Pemda
 
Mph mahatma
Mph mahatmaMph mahatma
Mph mahatma
 
PENGANTAR ILMU HUKUM PERTEMUAN 1
PENGANTAR ILMU HUKUM PERTEMUAN 1PENGANTAR ILMU HUKUM PERTEMUAN 1
PENGANTAR ILMU HUKUM PERTEMUAN 1
 
LANDASAN FILOSOFIS MAZHAB HUKUM PROGRESIF: TINJAUAN FILSAFAT ILMU
LANDASAN FILOSOFIS MAZHAB HUKUM PROGRESIF: TINJAUAN FILSAFAT ILMULANDASAN FILOSOFIS MAZHAB HUKUM PROGRESIF: TINJAUAN FILSAFAT ILMU
LANDASAN FILOSOFIS MAZHAB HUKUM PROGRESIF: TINJAUAN FILSAFAT ILMU
 
PPT MATERI KULIAH HUKUM ACARA PIDANA
PPT MATERI KULIAH HUKUM ACARA PIDANAPPT MATERI KULIAH HUKUM ACARA PIDANA
PPT MATERI KULIAH HUKUM ACARA PIDANA
 
Hukum perdata internasional - Menentukan titik taut dalam hukum perdata inter...
Hukum perdata internasional - Menentukan titik taut dalam hukum perdata inter...Hukum perdata internasional - Menentukan titik taut dalam hukum perdata inter...
Hukum perdata internasional - Menentukan titik taut dalam hukum perdata inter...
 
Dasar hukum agraria
Dasar hukum agrariaDasar hukum agraria
Dasar hukum agraria
 
Contoh kasus hukum perdata internasional
Contoh kasus hukum perdata internasionalContoh kasus hukum perdata internasional
Contoh kasus hukum perdata internasional
 
Hukum pidana dalam yurisprudensi
Hukum pidana dalam yurisprudensiHukum pidana dalam yurisprudensi
Hukum pidana dalam yurisprudensi
 
SUSUNAN BADAN KEKUASAAN PERADILAN PERDATA DI INDONESIA
SUSUNAN BADAN KEKUASAAN PERADILAN PERDATA DI INDONESIASUSUNAN BADAN KEKUASAAN PERADILAN PERDATA DI INDONESIA
SUSUNAN BADAN KEKUASAAN PERADILAN PERDATA DI INDONESIA
 
Tindak pidana terorisme bwt ngajar
Tindak pidana terorisme bwt ngajarTindak pidana terorisme bwt ngajar
Tindak pidana terorisme bwt ngajar
 
Hukum pidana khusus - Definisi, ruang lingkup, dan posisi hukum pidana khusus...
Hukum pidana khusus - Definisi, ruang lingkup, dan posisi hukum pidana khusus...Hukum pidana khusus - Definisi, ruang lingkup, dan posisi hukum pidana khusus...
Hukum pidana khusus - Definisi, ruang lingkup, dan posisi hukum pidana khusus...
 

Viewers also liked

Transportation Law - Air Transportation Law
Transportation Law - Air Transportation LawTransportation Law - Air Transportation Law
Transportation Law - Air Transportation LawMariske Myeke Tampi
 
Pengantar Hukum Internasional - North Sea Continental Shelf Case
Pengantar Hukum Internasional  - North Sea Continental Shelf CasePengantar Hukum Internasional  - North Sea Continental Shelf Case
Pengantar Hukum Internasional - North Sea Continental Shelf CaseMariske Myeke Tampi
 
Introduction to Indonesian Law - Part I
Introduction to Indonesian Law - Part IIntroduction to Indonesian Law - Part I
Introduction to Indonesian Law - Part IMariske Myeke Tampi
 
Pengantar Hukum Internasional - International Court of Justice
Pengantar Hukum Internasional - International Court of JusticePengantar Hukum Internasional - International Court of Justice
Pengantar Hukum Internasional - International Court of JusticeMariske Myeke Tampi
 
Pengantar Hukum Internasional - UN Charter and ASEAN Charter
Pengantar Hukum Internasional - UN Charter and ASEAN CharterPengantar Hukum Internasional - UN Charter and ASEAN Charter
Pengantar Hukum Internasional - UN Charter and ASEAN CharterMariske Myeke Tampi
 
Pengantar Hukum Internasional - Sumber dan Subjek Hukum Internasional
Pengantar Hukum Internasional - Sumber dan Subjek Hukum InternasionalPengantar Hukum Internasional - Sumber dan Subjek Hukum Internasional
Pengantar Hukum Internasional - Sumber dan Subjek Hukum InternasionalMariske Myeke Tampi
 
Transportation Law - Transportation Agreement In Common
Transportation Law - Transportation Agreement In CommonTransportation Law - Transportation Agreement In Common
Transportation Law - Transportation Agreement In CommonMariske Myeke Tampi
 

Viewers also liked (7)

Transportation Law - Air Transportation Law
Transportation Law - Air Transportation LawTransportation Law - Air Transportation Law
Transportation Law - Air Transportation Law
 
Pengantar Hukum Internasional - North Sea Continental Shelf Case
Pengantar Hukum Internasional  - North Sea Continental Shelf CasePengantar Hukum Internasional  - North Sea Continental Shelf Case
Pengantar Hukum Internasional - North Sea Continental Shelf Case
 
Introduction to Indonesian Law - Part I
Introduction to Indonesian Law - Part IIntroduction to Indonesian Law - Part I
Introduction to Indonesian Law - Part I
 
Pengantar Hukum Internasional - International Court of Justice
Pengantar Hukum Internasional - International Court of JusticePengantar Hukum Internasional - International Court of Justice
Pengantar Hukum Internasional - International Court of Justice
 
Pengantar Hukum Internasional - UN Charter and ASEAN Charter
Pengantar Hukum Internasional - UN Charter and ASEAN CharterPengantar Hukum Internasional - UN Charter and ASEAN Charter
Pengantar Hukum Internasional - UN Charter and ASEAN Charter
 
Pengantar Hukum Internasional - Sumber dan Subjek Hukum Internasional
Pengantar Hukum Internasional - Sumber dan Subjek Hukum InternasionalPengantar Hukum Internasional - Sumber dan Subjek Hukum Internasional
Pengantar Hukum Internasional - Sumber dan Subjek Hukum Internasional
 
Transportation Law - Transportation Agreement In Common
Transportation Law - Transportation Agreement In CommonTransportation Law - Transportation Agreement In Common
Transportation Law - Transportation Agreement In Common
 

Similar to Transportation Law - A New Policy of Air Transportation Based on Law Number 1 of 2009

MAKALAH ANALISIS KASUS SOUTHWEST AIRLINE CORPORATION
MAKALAH ANALISIS KASUS SOUTHWEST AIRLINE CORPORATIONMAKALAH ANALISIS KASUS SOUTHWEST AIRLINE CORPORATION
MAKALAH ANALISIS KASUS SOUTHWEST AIRLINE CORPORATIONSelfiya_
 
Manajemen Transportasi Materi 12
Manajemen Transportasi Materi 12Manajemen Transportasi Materi 12
Manajemen Transportasi Materi 12Arjuna Ahmadi
 
Peraturan Menteri Perhubungan No. PM 77 Tahun 2011
Peraturan Menteri Perhubungan No. PM 77 Tahun 2011Peraturan Menteri Perhubungan No. PM 77 Tahun 2011
Peraturan Menteri Perhubungan No. PM 77 Tahun 2011Anton Kurniawan
 
Undang-undang No. 1 tahun 2009 tentang Penerbangan
Undang-undang No. 1 tahun 2009 tentang PenerbanganUndang-undang No. 1 tahun 2009 tentang Penerbangan
Undang-undang No. 1 tahun 2009 tentang PenerbanganPenataan Ruang
 
Persyaratan Teknis Pengoperasian Fasilitas Teknik Bandar Udara SKEP/77/VI/2005
Persyaratan Teknis Pengoperasian Fasilitas Teknik Bandar Udara SKEP/77/VI/2005Persyaratan Teknis Pengoperasian Fasilitas Teknik Bandar Udara SKEP/77/VI/2005
Persyaratan Teknis Pengoperasian Fasilitas Teknik Bandar Udara SKEP/77/VI/2005Yusrizal Mahendra
 
PM 128 tahun 2015
PM 128 tahun 2015PM 128 tahun 2015
PM 128 tahun 2015CIkumparan
 
Peraturan menteri perhubungan No PM 77 tahun 2011
Peraturan menteri perhubungan No PM 77 tahun 2011Peraturan menteri perhubungan No PM 77 tahun 2011
Peraturan menteri perhubungan No PM 77 tahun 2011tnt-akpar
 
FEASIBILTY STUDY PEMINDAHAN BANDARA - Copy.pptx
FEASIBILTY STUDY PEMINDAHAN BANDARA - Copy.pptxFEASIBILTY STUDY PEMINDAHAN BANDARA - Copy.pptx
FEASIBILTY STUDY PEMINDAHAN BANDARA - Copy.pptxRollynCivil1
 
UU No. 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan
UU No. 1 Tahun 2009 tentang PenerbanganUU No. 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan
UU No. 1 Tahun 2009 tentang PenerbanganSabar Artiyono
 
Uu no.1 tahun 2009 penerbangan
Uu no.1 tahun 2009 penerbanganUu no.1 tahun 2009 penerbangan
Uu no.1 tahun 2009 penerbanganDesi Nurwiyanti
 
Uu 1 tahun 2009 tentang penerbangan
Uu 1 tahun 2009 tentang penerbanganUu 1 tahun 2009 tentang penerbangan
Uu 1 tahun 2009 tentang penerbangananthonius karianga
 
Peraturan Menteri Perhubungan No. PM 92 Tahun 2011
Peraturan Menteri Perhubungan No. PM 92 Tahun 2011Peraturan Menteri Perhubungan No. PM 92 Tahun 2011
Peraturan Menteri Perhubungan No. PM 92 Tahun 2011Anton Kurniawan
 
PPT ANALISIS KASUS SOUTHWEST AIRLINE CORPORATION
PPT ANALISIS KASUS SOUTHWEST AIRLINE CORPORATIONPPT ANALISIS KASUS SOUTHWEST AIRLINE CORPORATION
PPT ANALISIS KASUS SOUTHWEST AIRLINE CORPORATIONSelfiya_
 

Similar to Transportation Law - A New Policy of Air Transportation Based on Law Number 1 of 2009 (20)

MAKALAH ANALISIS KASUS SOUTHWEST AIRLINE CORPORATION
MAKALAH ANALISIS KASUS SOUTHWEST AIRLINE CORPORATIONMAKALAH ANALISIS KASUS SOUTHWEST AIRLINE CORPORATION
MAKALAH ANALISIS KASUS SOUTHWEST AIRLINE CORPORATION
 
Manajemen Transportasi Materi 12
Manajemen Transportasi Materi 12Manajemen Transportasi Materi 12
Manajemen Transportasi Materi 12
 
Peraturan Menteri Perhubungan No. PM 77 Tahun 2011
Peraturan Menteri Perhubungan No. PM 77 Tahun 2011Peraturan Menteri Perhubungan No. PM 77 Tahun 2011
Peraturan Menteri Perhubungan No. PM 77 Tahun 2011
 
PPT STEVEN.pptx
PPT STEVEN.pptxPPT STEVEN.pptx
PPT STEVEN.pptx
 
Undang-undang No. 1 tahun 2009 tentang Penerbangan
Undang-undang No. 1 tahun 2009 tentang PenerbanganUndang-undang No. 1 tahun 2009 tentang Penerbangan
Undang-undang No. 1 tahun 2009 tentang Penerbangan
 
Persyaratan Teknis Pengoperasian Fasilitas Teknik Bandar Udara SKEP/77/VI/2005
Persyaratan Teknis Pengoperasian Fasilitas Teknik Bandar Udara SKEP/77/VI/2005Persyaratan Teknis Pengoperasian Fasilitas Teknik Bandar Udara SKEP/77/VI/2005
Persyaratan Teknis Pengoperasian Fasilitas Teknik Bandar Udara SKEP/77/VI/2005
 
PM 128 tahun 2015
PM 128 tahun 2015PM 128 tahun 2015
PM 128 tahun 2015
 
Uu 15 1992
Uu 15 1992Uu 15 1992
Uu 15 1992
 
Pm 77
Pm 77Pm 77
Pm 77
 
Peraturan menteri perhubungan No PM 77 tahun 2011
Peraturan menteri perhubungan No PM 77 tahun 2011Peraturan menteri perhubungan No PM 77 tahun 2011
Peraturan menteri perhubungan No PM 77 tahun 2011
 
Pm 77
Pm 77Pm 77
Pm 77
 
FEASIBILTY STUDY PEMINDAHAN BANDARA - Copy.pptx
FEASIBILTY STUDY PEMINDAHAN BANDARA - Copy.pptxFEASIBILTY STUDY PEMINDAHAN BANDARA - Copy.pptx
FEASIBILTY STUDY PEMINDAHAN BANDARA - Copy.pptx
 
UU No. 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan
UU No. 1 Tahun 2009 tentang PenerbanganUU No. 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan
UU No. 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan
 
Uu 1 tahun 2009 ind (1)
Uu 1 tahun 2009 ind (1)Uu 1 tahun 2009 ind (1)
Uu 1 tahun 2009 ind (1)
 
Uu no.1 tahun 2009 penerbangan
Uu no.1 tahun 2009 penerbanganUu no.1 tahun 2009 penerbangan
Uu no.1 tahun 2009 penerbangan
 
Uu 1 tahun 2009 tentang penerbangan
Uu 1 tahun 2009 tentang penerbanganUu 1 tahun 2009 tentang penerbangan
Uu 1 tahun 2009 tentang penerbangan
 
Skep 40-iii-2010 ac incident accident report
Skep 40-iii-2010 ac incident  accident reportSkep 40-iii-2010 ac incident  accident report
Skep 40-iii-2010 ac incident accident report
 
Peraturan Menteri Perhubungan No. PM 92 Tahun 2011
Peraturan Menteri Perhubungan No. PM 92 Tahun 2011Peraturan Menteri Perhubungan No. PM 92 Tahun 2011
Peraturan Menteri Perhubungan No. PM 92 Tahun 2011
 
Kuliah 1 aspek ekonomi
Kuliah 1 aspek ekonomiKuliah 1 aspek ekonomi
Kuliah 1 aspek ekonomi
 
PPT ANALISIS KASUS SOUTHWEST AIRLINE CORPORATION
PPT ANALISIS KASUS SOUTHWEST AIRLINE CORPORATIONPPT ANALISIS KASUS SOUTHWEST AIRLINE CORPORATION
PPT ANALISIS KASUS SOUTHWEST AIRLINE CORPORATION
 

More from Mariske Myeke Tampi

Pengantar Hukum Internasional - Pandangan Tentang Hukum Internasional
Pengantar Hukum Internasional - Pandangan Tentang Hukum InternasionalPengantar Hukum Internasional - Pandangan Tentang Hukum Internasional
Pengantar Hukum Internasional - Pandangan Tentang Hukum InternasionalMariske Myeke Tampi
 
Pengantar Hukum Internasional - Pengertian, Sejarah dan Hakikat
Pengantar Hukum Internasional - Pengertian, Sejarah dan HakikatPengantar Hukum Internasional - Pengertian, Sejarah dan Hakikat
Pengantar Hukum Internasional - Pengertian, Sejarah dan HakikatMariske Myeke Tampi
 
Tanggung Jawab Organ Perseroan Terbatas Dalam Kasus-Kasus Kepailitan
Tanggung Jawab Organ Perseroan Terbatas Dalam Kasus-Kasus KepailitanTanggung Jawab Organ Perseroan Terbatas Dalam Kasus-Kasus Kepailitan
Tanggung Jawab Organ Perseroan Terbatas Dalam Kasus-Kasus KepailitanMariske Myeke Tampi
 
International Business Transaction - Arbitration of Disputes in International...
International Business Transaction - Arbitration of Disputes in International...International Business Transaction - Arbitration of Disputes in International...
International Business Transaction - Arbitration of Disputes in International...Mariske Myeke Tampi
 
International Business Transaction - Sale of Services
International Business Transaction - Sale of ServicesInternational Business Transaction - Sale of Services
International Business Transaction - Sale of ServicesMariske Myeke Tampi
 
International Business Transaction - An Overview
International Business Transaction - An OverviewInternational Business Transaction - An Overview
International Business Transaction - An OverviewMariske Myeke Tampi
 
International Business Transaction - International Contracting
International Business Transaction - International ContractingInternational Business Transaction - International Contracting
International Business Transaction - International ContractingMariske Myeke Tampi
 
International Business Transaction - Exporting and Importing: The Documentary...
International Business Transaction - Exporting and Importing: The Documentary...International Business Transaction - Exporting and Importing: The Documentary...
International Business Transaction - Exporting and Importing: The Documentary...Mariske Myeke Tampi
 
Air and Space Law: Hukum Udara Perdata Internasional (2)
Air and Space Law: Hukum Udara Perdata Internasional (2)Air and Space Law: Hukum Udara Perdata Internasional (2)
Air and Space Law: Hukum Udara Perdata Internasional (2)Mariske Myeke Tampi
 
Air & Space Law - Hukum Udara Perdata Internasional (1)
Air & Space Law - Hukum Udara Perdata Internasional (1)Air & Space Law - Hukum Udara Perdata Internasional (1)
Air & Space Law - Hukum Udara Perdata Internasional (1)Mariske Myeke Tampi
 
Law of Investment in Indonesia - Land rights, immigration service and import ...
Law of Investment in Indonesia - Land rights, immigration service and import ...Law of Investment in Indonesia - Land rights, immigration service and import ...
Law of Investment in Indonesia - Land rights, immigration service and import ...Mariske Myeke Tampi
 
Law of Investment in Indonesia - Investment Facilities in Common
Law of Investment in Indonesia - Investment Facilities in CommonLaw of Investment in Indonesia - Investment Facilities in Common
Law of Investment in Indonesia - Investment Facilities in CommonMariske Myeke Tampi
 
Air & Space Law - Tindak Pidana Dalam Hukum Udara Nasional
Air & Space Law - Tindak Pidana Dalam Hukum Udara NasionalAir & Space Law - Tindak Pidana Dalam Hukum Udara Nasional
Air & Space Law - Tindak Pidana Dalam Hukum Udara NasionalMariske Myeke Tampi
 

More from Mariske Myeke Tampi (20)

Hukum Keuangan Negara - 2
Hukum Keuangan Negara - 2Hukum Keuangan Negara - 2
Hukum Keuangan Negara - 2
 
Hukum Keuangan Negara - 1
Hukum Keuangan Negara - 1Hukum Keuangan Negara - 1
Hukum Keuangan Negara - 1
 
Hukum Lingkungan - 2
Hukum Lingkungan - 2Hukum Lingkungan - 2
Hukum Lingkungan - 2
 
Hukum Lingkungan - 1
Hukum Lingkungan - 1Hukum Lingkungan - 1
Hukum Lingkungan - 1
 
Pengantar Hukum Internasional - Pandangan Tentang Hukum Internasional
Pengantar Hukum Internasional - Pandangan Tentang Hukum InternasionalPengantar Hukum Internasional - Pandangan Tentang Hukum Internasional
Pengantar Hukum Internasional - Pandangan Tentang Hukum Internasional
 
Pengantar Hukum Internasional - Pengertian, Sejarah dan Hakikat
Pengantar Hukum Internasional - Pengertian, Sejarah dan HakikatPengantar Hukum Internasional - Pengertian, Sejarah dan Hakikat
Pengantar Hukum Internasional - Pengertian, Sejarah dan Hakikat
 
Tanggung Jawab Organ Perseroan Terbatas Dalam Kasus-Kasus Kepailitan
Tanggung Jawab Organ Perseroan Terbatas Dalam Kasus-Kasus KepailitanTanggung Jawab Organ Perseroan Terbatas Dalam Kasus-Kasus Kepailitan
Tanggung Jawab Organ Perseroan Terbatas Dalam Kasus-Kasus Kepailitan
 
International Business Transaction - Arbitration of Disputes in International...
International Business Transaction - Arbitration of Disputes in International...International Business Transaction - Arbitration of Disputes in International...
International Business Transaction - Arbitration of Disputes in International...
 
International Business Transaction - Sale of Services
International Business Transaction - Sale of ServicesInternational Business Transaction - Sale of Services
International Business Transaction - Sale of Services
 
International Business Transaction - An Overview
International Business Transaction - An OverviewInternational Business Transaction - An Overview
International Business Transaction - An Overview
 
International Business Transaction - International Contracting
International Business Transaction - International ContractingInternational Business Transaction - International Contracting
International Business Transaction - International Contracting
 
International Business Transaction - Exporting and Importing: The Documentary...
International Business Transaction - Exporting and Importing: The Documentary...International Business Transaction - Exporting and Importing: The Documentary...
International Business Transaction - Exporting and Importing: The Documentary...
 
International Trade Regulation
International Trade RegulationInternational Trade Regulation
International Trade Regulation
 
Human Rights
Human RightsHuman Rights
Human Rights
 
Democracy - Jokowi
Democracy - Jokowi Democracy - Jokowi
Democracy - Jokowi
 
Air and Space Law: Hukum Udara Perdata Internasional (2)
Air and Space Law: Hukum Udara Perdata Internasional (2)Air and Space Law: Hukum Udara Perdata Internasional (2)
Air and Space Law: Hukum Udara Perdata Internasional (2)
 
Air & Space Law - Hukum Udara Perdata Internasional (1)
Air & Space Law - Hukum Udara Perdata Internasional (1)Air & Space Law - Hukum Udara Perdata Internasional (1)
Air & Space Law - Hukum Udara Perdata Internasional (1)
 
Law of Investment in Indonesia - Land rights, immigration service and import ...
Law of Investment in Indonesia - Land rights, immigration service and import ...Law of Investment in Indonesia - Land rights, immigration service and import ...
Law of Investment in Indonesia - Land rights, immigration service and import ...
 
Law of Investment in Indonesia - Investment Facilities in Common
Law of Investment in Indonesia - Investment Facilities in CommonLaw of Investment in Indonesia - Investment Facilities in Common
Law of Investment in Indonesia - Investment Facilities in Common
 
Air & Space Law - Tindak Pidana Dalam Hukum Udara Nasional
Air & Space Law - Tindak Pidana Dalam Hukum Udara NasionalAir & Space Law - Tindak Pidana Dalam Hukum Udara Nasional
Air & Space Law - Tindak Pidana Dalam Hukum Udara Nasional
 

Recently uploaded

pembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan ppt
pembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan pptpembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan ppt
pembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan pptJhonatanMuram
 
Kel.5 PPT Hukum Administrasi Negara.pptx
Kel.5 PPT Hukum Administrasi Negara.pptxKel.5 PPT Hukum Administrasi Negara.pptx
Kel.5 PPT Hukum Administrasi Negara.pptxFeniannisa
 
materi penkum kec. mowewe mengenai jaga desa
materi penkum kec. mowewe mengenai jaga desamateri penkum kec. mowewe mengenai jaga desa
materi penkum kec. mowewe mengenai jaga desassuser274be0
 
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertama
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertamaLuqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertama
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertamaIndra Wardhana
 
Pengertian & Prinsip-Prinsip Anti Korupsi.pptx
Pengertian & Prinsip-Prinsip Anti Korupsi.pptxPengertian & Prinsip-Prinsip Anti Korupsi.pptx
Pengertian & Prinsip-Prinsip Anti Korupsi.pptxEkoPriadi3
 
file power point Hukum acara PERDATA.pdf
file power point Hukum acara PERDATA.pdffile power point Hukum acara PERDATA.pdf
file power point Hukum acara PERDATA.pdfAgungIstri3
 
MAQASHID SYARI'AH DALAM DISPENSASI NIKAH.pptx
MAQASHID SYARI'AH DALAM DISPENSASI NIKAH.pptxMAQASHID SYARI'AH DALAM DISPENSASI NIKAH.pptx
MAQASHID SYARI'AH DALAM DISPENSASI NIKAH.pptxadesofyanelabqory
 
5E _ Kel 4 _ Merger, Akuisisi, dan Konsolidasi.pptx
5E _ Kel 4 _ Merger, Akuisisi, dan Konsolidasi.pptx5E _ Kel 4 _ Merger, Akuisisi, dan Konsolidasi.pptx
5E _ Kel 4 _ Merger, Akuisisi, dan Konsolidasi.pptxYudisHaqqiPrasetya
 
Kelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptx
Kelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptxKelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptx
Kelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptxbinsar17
 
Sistem norma hukum Bab IV dan Bab V.pptx
Sistem norma hukum Bab IV dan Bab V.pptxSistem norma hukum Bab IV dan Bab V.pptx
Sistem norma hukum Bab IV dan Bab V.pptxFucekBoy5
 

Recently uploaded (10)

pembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan ppt
pembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan pptpembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan ppt
pembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan ppt
 
Kel.5 PPT Hukum Administrasi Negara.pptx
Kel.5 PPT Hukum Administrasi Negara.pptxKel.5 PPT Hukum Administrasi Negara.pptx
Kel.5 PPT Hukum Administrasi Negara.pptx
 
materi penkum kec. mowewe mengenai jaga desa
materi penkum kec. mowewe mengenai jaga desamateri penkum kec. mowewe mengenai jaga desa
materi penkum kec. mowewe mengenai jaga desa
 
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertama
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertamaLuqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertama
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertama
 
Pengertian & Prinsip-Prinsip Anti Korupsi.pptx
Pengertian & Prinsip-Prinsip Anti Korupsi.pptxPengertian & Prinsip-Prinsip Anti Korupsi.pptx
Pengertian & Prinsip-Prinsip Anti Korupsi.pptx
 
file power point Hukum acara PERDATA.pdf
file power point Hukum acara PERDATA.pdffile power point Hukum acara PERDATA.pdf
file power point Hukum acara PERDATA.pdf
 
MAQASHID SYARI'AH DALAM DISPENSASI NIKAH.pptx
MAQASHID SYARI'AH DALAM DISPENSASI NIKAH.pptxMAQASHID SYARI'AH DALAM DISPENSASI NIKAH.pptx
MAQASHID SYARI'AH DALAM DISPENSASI NIKAH.pptx
 
5E _ Kel 4 _ Merger, Akuisisi, dan Konsolidasi.pptx
5E _ Kel 4 _ Merger, Akuisisi, dan Konsolidasi.pptx5E _ Kel 4 _ Merger, Akuisisi, dan Konsolidasi.pptx
5E _ Kel 4 _ Merger, Akuisisi, dan Konsolidasi.pptx
 
Kelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptx
Kelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptxKelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptx
Kelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptx
 
Sistem norma hukum Bab IV dan Bab V.pptx
Sistem norma hukum Bab IV dan Bab V.pptxSistem norma hukum Bab IV dan Bab V.pptx
Sistem norma hukum Bab IV dan Bab V.pptx
 

Transportation Law - A New Policy of Air Transportation Based on Law Number 1 of 2009

  • 1. HUKUMTRANSPORTASI UDARA KEBIJAKAN BARU TRANSPORTASI UDARA NASIONAL BERDASARKAN UURI NO. 1TAHUN 2009 Prof. Dr. H. K. Martono, S.H., LL.M Dr.Ahmad Sudiro, S.H., M.H., M.M Mariske MyekeTampi, S.H., M.H.
  • 2. KEBIJAKAN BARUTRANSPORTASI UDARA NASIONAL BERDASARKAN UURI NO. 1TAHUN 2009
  • 3.  Orde lama cenderung sosialis  State owned enterprise  Tidak ada perusahaan penerbangan milik swasta (privately owned enterprise)  Semua tarif, penggunaan jenis pesawat, jejaring penerbangan diatur dan diawasi ketat oleh Menteri Perhubungan Udara  Tidak ada persaingan antar perusahaan penerbangan KEBIJAKAN ORDE LAMA
  • 4.  Orde baru bergerak menuju neo-liberal  Lahir UU No. 1Tahun 1967 dan SK Menteri Perhubungan Nomor SK 13/S/1971 dengan kecenderungan neo-liberal  Lahir perusahaan penerbangan milik swasta (private owned enterprise) disamping perusahaan milik pemerintah (state owned enterprise)  Garuda Indonesian Airways berfungsi sebagai perusahaan penerbangan utama (main carrier) dan pedoman penarifan (price leadership)  Lahir perusahaan-perusahaan penerbangan umum (general aviation) yang usaha pokoknya bukan bidang jasa angkutan udara KEBIJAKAN ORDE BARU
  • 5.  Kebijakan orde reformasi cenderung liberal  Jumlah penerbangan meningkat dengan jumlah 103 perusahaan (pemerintah + swasta)  Lahir Keputusan Menteri Perhubungan No. KM 11Tahun 2001 yang disempurnakan dengan Keputusan Menteri Perhubungan No. KM 81Tahun 2004 yang mengatur angkutan udara niaga (commercial airlines) dan bukan niaga (general aviation), perusahaan penerbangan meningkat menjadi 157 perusahaan  Persaingan ketat, tarif bawah diturunkan  Disempurnakan dengan Keputusan Menteri Perhubungan No. KM 25Tahun 2008 dengan kebijakan untuk memperoleh izin usaha angkutan udara niaga harus mempunyai 5 unit pesawat udara KEBIJAKAN ORDE REFORMASI
  • 6.  Lahir UU No. 1Tahun 2009 untuk membangun konsep penerbangan nasional yang tangguh dan dapat bersaing pada tataran nasional, regional maupun global  Syarat dalam UU No. 1Tahun 2009: a. Kepemilikan pesawat udara yang mencukupi (sufficient aircraft ownership); b. Kepemilikan modal yang kuat (capital intensive); c. Bank garansi (bank guarantee); d. Kepemilikan saham mayoritas (single majority shares); e. Sumber daya manusia yang profesional (professional human resource); f. Penegakan hukum yang ketat (law enforcement and fully regulated); g. Kepatuhan yang tinggi (highly compliance); h. Penguasaan teknologi yang tinggi (high technology); i. Budaya keselamatan penerbangan (aviation safety culture); dan j. Kejujuran dalam pelaksanaan operasional (just culture). KEBIJAKAN ORDE REFORMASI
  • 7.  Modal yang kuat (capital intensive) digunakan untuk membiayai pengeluaran penerbangan, diantaranya: a. Bahan bakar (aviation turbine); b. Jasa boga (catering); c. Biaya pendaratan (landing fee); d. Pelayanan navigasi penerbangan (air navigation charge); e. Perawatan pesawat udara (aircraft maintenance); f. Asuransi pesawat udara dan asuransi awak pesawat udara g. Asuransi tanggung jawab hukum (legal liability insurance) MODALTRANSPORTASI UDARA NIAGA (COMMERCIAL AIRLINE CAPITAL)
  • 8. Komposisi kepemilikan modal warga negara Indonesia warga negara Indonesia atau badan hukum Indonesia harus mayoritas tunggal (single majority - Pasal 108 UU No. 1Tahun 2009) Saham perusahaan penerbangan yang ditunjuk (designated airline) pada umumnya harus dimiliki warga negara atau badan hukum dari negara yang menunjuk perusahaan penerbangan (designating country) KOMPOSISI SAHAM (SHARE HOLDER COMPOSITION)
  • 9. Pemegang izin usaha anguktan udara niaga berjadwal (scheduled airlines) untuk memperoleh izin usaha angkutan udara berjadwal (scheduled airlines) wajib paling sedikit mempunyai 10 unit pesawat udara, 5 dimiliki dan 5 dikuasai Sedangkan angkutan udara niaga tidak berjadwal (non-scheduled airlines) harus memiliki paling sedikit 1 unit pesawat udara dan menguasai paling sedikit 2 unit pesawat udara KEPEMILIKAN PESAWAT UDARA (AIRCRAFT OWNERSHIP)
  • 10. UU RI No. 1Tahun 2009 mensyaratkan adanya bank garansi (bank guarantee) Untuk menjamin kelangsungan hidup perusahaan penerbangan maka bank garansi (bank guarantee) tersebut dapat digunakan untuk menjamin semua tagihan kreditor JAMINAN BANK (BANK GUARANTEE)
  • 11. Bisnis transportasi udara memerlukan personil yang profesional baik dari segi kualitas maupun kuantitas Ahli perawatan pesawat udara, awak pesawat udara, personel operasi pesawat udara, personel navigasi penerbangan dan lain-lain, wajib memiliki lisensi atau sertifikat kompetensi yang sah SUMBER DAYA MANUSIA (HUMAN RESOURCE)
  • 12. Badan usaha angkutan udara niaga berjadwal (scheduled airlines) dapat melakukan kerja sama angkutan udara dengan badan transportasi udara niaga berjadwal nasional lainnya untuk melayani transportasi udara dalam negeri dan/atau luar negeri (Pasal 88 UURI No. 1Tahun 2009) KERJASAMA ANTAR PERUSAHAAN PENERBANGAN (AIRLINES JOINTVENTURE)
  • 13. Tarif mempunyai peran yang sangat penting dalam transportasi udara baik bagi perusahaan penerbangan, pengguna jasa angkutan udara maupun pemerintah Tarif adalah harga atau pungutan yang harus dibayar untuk pengangkutan penumpang, bagasi atau kargo termasuk biaya agen, komisi dan biaya-biaya lainnya TARIF PENUMPANG (PASSANGER’STARIFF)
  • 14.  Tarif penumpang kelas ekonomi (economic class passenger tariff) dihitung berdasarkan komponen tarif jarak, pajak, iuran wajib asuransi, biaya tuslah (surcharge)  Tarif non-ekonomi diserahkan sepenuhnya kepada perusahaan angkutan udara niaga berjadwal berdasarkan hukum pasar (supply and demand)  Tarif batas atas (upper limit tariff) ditentukan oleh Menteri Perhubungan  Surcharge dipengaruhi oleh fluktuasi harga bahan bakar TARIF PENUMPANG (PASSANGER’STARIFF)
  • 15.  Setiap penggunaan fasilitas jasa kebandarudaraan dan pelayanan jasa terkait bandar udara dikenakan tarif seimbang dengan fasilitas dan pelayanan yang disediakan penyedia jasa (Pasal 263 UURI No. 1Tahun 2009)  Terdiri atas pelayanan aeronautika (aeronautical service) dan pelayanan non-aeronautika (non- aeronautical)  Tata cara dan prosedur pengenaan tarif pelayanan jasa kebandarudaraan diatur dengan peraturan Menteri Perhubungan TARIF JASA KEBANDARUDARAAN
  • 16.  Dalam UURI No. 1Tahun 2009 terdapat 42 pasal sanksi pidana, sedangkan sanksi administratif terdapat 18 pasal  Sanksi berupa peringatan dan/atau pencabutan sertifikat yang belaku terhadap pelanggaran, antara lain: a. Pesawat terbang, helicopter, balon udara berpenumpang, dan kapal udara yang telah mempunyai tanda pendaftaran Indonesia dan tanda kebangsaan Indonesia yang tidak dilengkapi oleh bendera NKRI; b. Setiap orang yang mengaburkan identitas tanda pendaftaran dan kebangsaan pesawat udara, sehingga mengaburkan tanda pendaftaran, kebangsaan dan bendera pesawat udara PENEGAKAN HUKUM (LAW ENFORCEMENT)
  • 17.  Sanksi berupa peringatan, pembekuan sertifikat dan/atau pencabutan sertifikat berlaku terhadap pelanggaran: a. Orang yang menempatkan penumpang yang tidak mampu melakukan tindakan dekat pintu darurat dan jendela darurat pesawat udara yang sedang melakukan penerbangan b. Setiap orang yang mengoperasikan pesawat udara tidak mengasuransikan pesawat udara yang dioperasikan tanggung jawab kerugian pihak kedua, tanggung jawab kerugian pihak ketiga dan kegiatan investasi insiden dan kecelakaan pesawat udara PENEGAKAN HUKUM (LAW ENFORCEMENT)
  • 18. SUMBER  H.K. Martono dan Amad Sudiro, Hukum Angkutan Udara Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia No. 1Tahun 2009, 2010, Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada  H.K. Martono dan Amad Sudiro, Hukum Udara Nasional dan Internasional Publik, 2012, Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada  http://www.pngall.com/wp-content/uploads/2016/05/Plane-PNG-Clipart.png