Dokumen tersebut membahas tentang pengertian pengetahuan, pengetahuan sains, dan filsafat ilmu. Pengetahuan diperoleh melalui pengalaman atau belajar, sedangkan pengetahuan sains didasarkan pada bukti empiris dan metode ilmiah. Filsafat ilmu mempelajari kebenaran secara rasional tanpa mitos atau khayalan melalui pemikiran.
1. FILSAFAT ILMU
Pengetahuan merupakan semua yang diketahui. Manusia ingin tahu, lantas ia mencari.
Hasilnya ia tahu sesuatu. Memperoleh kebenaran dari ilmu menjadi pengetahuan.
Dilihat dari segi motif. Pengetahuan itu diperoleh melalui dua cara yaitu :
1. Pengetahuan yang diperoleh begitu saja, tanpa niat, tanpa motif, tanpa keingintahuan
dan tanpa usaha. Tanpa ingin tahu lantas ia tahu-tahu, tahu. Contohnya : ketika
seseorang sedang berjalan, tiba – tiba tertabrak motor, tanpa rasa ingin ia tahu – tahu,
tahu bahwa ditabrak becak rasanya sakit.
2. Pengetahuan yang didasari motif ingin tahu. Pengetahuan diperoleh karena
diusahakan, biasanya karena belajar. Contohnya : menghadapi ujian semesteran
dimana ketika ingin mendapatkan nilai yang baik dengan cara belajar tekun dalam
memahami dan menganalisa materi yang diberikan.
Pengetahuan sain ialah pengetahuan yang rasional dan didukung bukti empiris.
Namun, gejala yang paling menonjol dalam pengetahuan sain ialah adanya bukti empiris itu.
Pengetahuan sain itu mempunyai paradigma dan metode tertentu. Paradigma disebut
paradigma sain dan metodenya disebut metode ilmiah. Formula utama dalam pengetahuan
sain ialah buktikan bahwa itu rasional dan tunjukkan bukti empirisnya. Contohnya :
seseorang ingin tahu, jika apel ditanam, buahnya apa? Ia menanam bibit apel ditunggu
beberapa tahun dan ternyata buahnya apel. Tahulah ia bahwa apel berbuah apel.
Pengetahuan jenis ini sudah berguna bagi petani, pedagang dan seluruh manusia. Jadi,
pengetahuan sain ini, sekalipun tingkatnya rendah dalam struktur pengetahuan, ia berguna
bagi manusia. Gunanya terutama untuk memudahkan kehidupan manusia.
Pengetahuan filsafat ialah mempelajari suatu kebenaran dan ilmu yang dipelajari
secara rasional/masuk akal bukan mitos atau khayalan. Kebenaran hanya dapat
dipertanggungjawabkan secara rasional. Bila rasional benar, bila tidak salah. Ilmu
pengetahuannya lewat pemikiran yang dituang melalui eksperimen yang tidak bisa diuji
secara empiris. Kebenarannya tidak pernah dapat dibuktikan secara empiris dan pada
keyakinan tidak dapat dibuktikan secara suatu peristiwa kejadian (rasional) sehari – hari yang
dapat dibenarkan berada pada level supra rasional.
2. Logis rasional ialah sesuatu yang mengikuti atau sesuai dengan hukum alam yang
kebenaran akal diukur dengan hukum alam. Pemikiran yang rasional sebenarnya belum dapat
disebut pemikiran tingkat sangat tinggi. Pemikiran rasional belum mampu mengungkapi
sesuatu yang tidak dapat diukur hukum alam. Contohnya : pada pesawat terbang yang
beratnya ratusan, tahu dapat terbang di udara karena pesawat telah dirancang sesuai dengan
hukum alam.
Logis supra – rasional ialah pemikiran akal yang kebenarannya hanya mengandalkan
argumen, ia tidak diukur dengan hukum alam. Bila argumennya masuk akal, maka ia benar
sekalipun melawan hukum alam. Ukuran kebenaranya logika yang ada di dalam susunan
argumennya itu benar – benar bersifat abstrak. Kebenaran logis supra – rasional ialah
kebenaran yang masuk akal sekalipun melawan hukum alam. Contohnya : Nabi Ibrahim
dibakar tidak hangus. Tuhan membuat api. Api terdiri atas dua substansi yaitu apinya dan
panasnya. Untuk menyelamatkan utusannya sesuatu yang sangat penting Tuhan mengubah
sifat api dari panas menjadi dingin. Jadi logis saja api tidak menghanguskan Nabi Ibrahim.
Logis ialah masuk akal. Logis itu mencakup yang rasional dan supra – rasional, istilah logis
boleh dipakai dalam pengertian rasional atau dalam pengertian supra – rasional.
Sain ialah boleh meneliti apa saja, bebas menurut filsafat akan tergantung pada
filsafat yang mana menurut agama belum tentu bebas. Pada dasarnya cara kerja sain adalah
kerja mencari hubungan sebab – akibat atau mencari pengaruh sesuatu terhadap yang lain.
Asumsi ini benar bila sebab – akibat itu memiliki hubungan rasional. Ilmu atau sains berisi
teori. Teori itu pada dasarnya menerangkan hubungan sebab – akibat. Sain tidak memberikan
nilai baik atau buruk, halal atau haram, sopan atau tidak sopan, indah atau tidak indah, sain
hanya memberikan nilai benar atau salah. Kenyataan inilah yang menyebabkan ada orang
menyangka bahwa sain itu netral. Netral biasanya diartikan tidak memihak. Dalam kata sain
juga pada kebaikan dan tidak jupa pada kejahatan. Itulah sebabnya istilah sains netral sering
diganti istilah sain bebas. Bebas nilai (value free) itulah yang disebut sain netral, sedangkan
lawannya ialah sain terikat yaitu terikat nilai (value bound).
Bila sain itu kita anggap netral atau kita mengatakan bahwa sain sebaiknya netral
keuntungannya ialah perkembangan sain akan cepat terjadi karena tidak ada menghambat
atau menghalangi tatkalan peneliti :
3. a. Memilih dan mendapatkan objek yang hendak diteliti,
b. Cara meneliti, dan
c. Tatkala menggunakan produk peneliti, orang yang menganggap sain tidak netral
akan dibatasi oleh nilai dalam memilih objek, cara dan menggunakan hasil
peneliti.
Ada tiga cara orang menilai suatu pendapat atau pernyataan :
a. Ia menilai berdasarkan ketidaktahuannya tentang itu, ketidaktahuannya itulah yang
dijadikan ukuran.
b. Menilai dengan menggunakan pendapatnya sebagai ukuran.
c. Menilai dengn menggunaka pendapatnya umumnya sebagai alat ukur.
Ada berbagai hal yang menarik untuk diperhatikan mengenai pernyataan itu :
a. Dalam filsafat ada filsafat nilai dan filsafat etika, etika ada cabang filsafat yang
khusus membicarakan nilai yaitu nilai baik dan buruk.
b. Filsafat itu adalah pemikiran orang karena pemikiran orang, maka tidaklah
mungkin itu netral dalam berfikir. Sekurang – kurangnya hasil pemikiran itu telah
berpihak pada pemikiran itu.
c. Masih ada kemungkinan netralnya filsafat yaitu ada logika, mungkin saja logika
itu netral. Untuk memastikan ini dapat menganggap logika itu esensinya sama
dengan esensi matematika.