SlideShare a Scribd company logo
1 of 7
Tugas Terstruktur Pengganti MID Semester
Mata Kuliah Dasar-Dasar MIPA
Rangkuman Materi yang Telah Dipelajari
Disusun Oleh : Puji Lestari (F03112068)
Mahasiswi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Tanjungpura, Pontianak 2014
Pertemuan ke-1 :
Filsafat Ilmu
Filsafat ilmu bersinggungan dengan bagian-bagian filsafat epistemologi, yaitu bagaimana
ilmu pengetahuan ditemukan ; ontologi, yaitu hakikat ilmu pengetahuan; dan aksiologi, yaitu
makna ilmu pengetahuan.
Pertemuan ke-2 :
Paradigma Lama Vs Paradigma Baru Dalam Hidup Ini
Paradigma Lama Paradigma Baru Iplikasi
1. Determinisme : paham
yang menganggap
bahwa hanya ada satu
kebenaran.
Indeterminisme : paham yang
menganggap bahwa terdapat
banyak kebenaran yang bebas
tidak terbatas.
Setiap saat ada kesempatan
terbuka untuk hal-hal yang
baru.
2. Mesin Makhluk hidup (organisme) Kaitannya dengan dunia
adalah dicontohkan dengan
hubungan antara makhluk
hidup
3. Terpisah Berhubungan Empati, kepada sesama dan
yang bukan manusia
4. Atom Bidang Setiap kegiatan kita
menyebabkan efek yang
terbatas
5. Jumlah tepat Struktur berhubungan Kepekaan saya terhadap pola
adalah kunci untuk mengerti
6. Pengamatan Interaksi Saya menerima perubahan
yang saya temui.
7. Kontrol Kesertaan Saya berkomitmen untuk
berjanji pada dunia.
8. Kompetisi Kerjasama Saya saling mencari
keuntungan
9. Kebebasan adalah ilusi Kreativitas Saya bersedia untuk
mengubah persepsi baru.
Pertemuan ke-3 :
Menemukan Pengetahuan
Pengetahuan adalah berbagai gejala yang ditemui dan diperoleh manusia melalui
pengamatan akal. Pengetahuan merupakan hasil dari proses mencari tahu, dari yang tadinya tidak
tahu menjadi tahu, dari tidak dapat menjadi dapat. Dalam proses mencari tahu ini mencakup
berbagai metode dan konsep-konsep, baik melalui proses pendidikan maupun melalui
pengalaman. Pengetahuan seseorang dipengaruhi oleh beberapa faktor, di antaranya pendidikan,
media, serta pengalaman atau informasi.
Pengetahuan dapat diperoleh kebenarannya dengan cara non-ilmiah dan ilmiah. Pada
pendekatan non ilmiah ada beberapa pendekatan yakni akal sehat, intuisi, prasangka, penemuan
coba-coba, dan pikiran kristis. Sedangkan pendekatan ilmiah adalah pengetahuan yang
didapatkan melalui percobaan yang terstruktur dan dikontrol oleh data-data empiris. Dengan
melakukan pengamatan terhadap objek yang akan diamati kemudian mengumpulkan data yang
didapat yang disesuaikan dengan prosedurnya. Setelah itu data kita analisis menggunakan
penalaran yang sahih agar didapatkan suatu kesimpulan yang benar.
Pertemuan ke-4 :
Pengetahuan, Manusia, dan Pendidikan
Ilmu Pengetahuan terbagi menjadi empat, yaitu:
Filsafat/teologi
MIPA
Sosial/budaya
Teknologi
Manusia
Manusia merupakan makhluk yang memiliki sifat historisitas, individualitas, dan sosialitas.
1. Historisitas.
Historisitas menunjukkan bahwa segala peristiwa yang dialami manusia selalu berada
dalam konteks ruang dan waktu.
2. Individualitas
Individu berasal dari kata in dan devided. Dalam Bahasa Inggris in salah satunya
mengandung pengertian tidak, sedangkan devided artinya terbagi. Menurut pendapat Dr.
A. Lysen individu berasal dari bahasa latin individum, yang artinya tak terbagi. Manusia
lahir merupakan sebagai makhluk individual yang makna tidak terbagi atau tidak terpisah
antara jiwa dan raga.
3. Sosialitas
Sebagai makhluk individu manusia juga tidak mampu hidup sendiri artinya mansuia juga
harus hidup bermasyarakat. Manusia sebagai makhluk sosial adalah manusia yang
senantiasa hidup dengan manusia lain (masyarakatnya).
Pendidikan
Pendidikan didasarkan pada dua teori yaitu teori belajar konstruktivisme dan teori belajar
absolutism. Teori belajar konstruktivisme mempunyai realitas yang jamak, sedangkan teori
belajar absolutism memiliki realitas tunggal. Kedua realitas tersebut harus disesuaikan
kembali dengan dunia nyata yang diuji kembali oleh para ilmuan sehingga terciptalah
pengalaman. Berdasarkan pengalaman tersebut dengan adanya kemampuan berpikir dan
kemahiran bahasa maka akan tercipta sebuah konsep. Maka terbentuklah sebuah konsepsi
untuk menjawab pertanyaan terhadap suatu konsep apakah benar atau tidak. Untuk menguji
kebenaran suatu pengetahuan harus didasarkan pada hasil analisis yang shahih dari data yang
dikumpulkan dengan prosedur yang benar sebagai hasil pengamatan pada sasaran yang tepat.
Cara mempertanggungjawabkan kebenaran merujuk pada empat teori yaitu:
1. Fondasionalisme
2. Koheretisme
3. Internalisme
4. Eksternalisme
Jenis kebenaran terbagi menjadi 4 jenis yaitu:
1. Kebenaran konsensus
Suatu pernyataan dikatakan benar apabila dihasilkan dari suatu konsensus bersama
(kesepakatan).
2. Kebenaran nalar
Kebenaran nalar adalah kebenaran yang bersifat tautologis dan tidak menambah
pengetahuan mengenai alam. Kebenaran ini terdapat dalam logika dan matematika yang
didasarkan pada penyimpulan deduktif serta berlainan dengan kebenaran faktual.
Kebenaran nalar bersifat mutlak.
Kebenaran nalar didasarkaan pada teori kebenaran koherensi dan korespondensi.
3. Kebenaran subjektif
Kebenaran subjektif adalah suatu kebenaran yang berasal dari persepsi pengamatan atau
penalaran masing-masing.
Kebenaran subjektif didasarkan pada teori kebenaran pragmatic.
4. Kebenaran objektif
Kebenaran yang berasal dari peresesuaian antara apa yang diketahui dengan fakta atau
realita.
Teori Kebenaran merupakan cara bagaimana kebenaran ditemukan. Teori kebenaran
terbagi menjadi tiga, yakni :
a. Teori Kebenaran Koherensi, yaitu teori yang mendasarkan suatu kebenaran pada
kesesuaian suatu pernyataan-pernyataan lain yang sudah lebih dahulu diketahui, diterima
dan diakui kebenarannya.
b. Teori Kebenaran Korespodensi, yaitu teori yang mendasarkan suatu kebenaran
pada kesesuian dengan fakta , realitas dan situasi aktual.
c. Teori Kebenaran Pragmatik, yaitu teori yang mendasarkan suatu kebenaran pada
pernyataan yang mempunyai kegunaan praktis dalam kehidupan manusia.
Berdasarkan teori kebenaran, maka muncullah jenis kebenaran yang terbagi menjadi
lima, yakni :
1. Kebenaran logis, yaitu suatu kebenaran yang berasal dari konsep kebenaran itu
sendiri.
2. Kebenaran subjektif, yaitu suatu kebenaran yang berasal dari persepsi pengamatan
atau pengalaman masing-masing.
3. Kebenaran objektif, suatu kebenaran yang berasal dari persesuaian antara apa
yang diketahui dengan fakta.
4. Kebenaran fragmatism, yaitu kebenaran yang berasal dari apa yang dilakukan
oleh orang banyak dan dianggap benar.
5. Kebenaran konsensus, yaitu kebenaran yang berasa dari hasil kesepakatan.
Untuk mempertanggungjawabkan kebenaran, maka muncul teori pembenaran yang
terbagi menjadi empat, yakni :
1. Fondasionalisme, yaitu kebenaran yang paling mendasar.
2. Koherentisme, yaitu kebenaran dengan kesesuaian teori-teori yang ada.
3. Internalisme, yaitu kebenaran yang dapat diterima oleh diri sendiri.
4. Eksternalisme, yaitu kebenaran yang dapat diakui oleh masyarakat umum.
Pertemuan ke-5 :
Quantum Learning
Dalam Quantum Learning terdapat tiga bagian yang perlu dipahami, yaitu moda dalam
menerima informasi, moda mengolah informasi, dan kemampuan penggolongan dan analogi
verbal.
Moda dalam menerima informasi dapat dibagi menjadi tiga, yaitu visual, auditorial, dan
kinestetik. Orang-orang visual cenderung memiliki kecepatan bicara cepat, kata-kata khas dalam
pembicaraan; “Menurut pandangan saya…”. Orang-orang auditorial cenderung memiliki
kecepatan bicara sedang , kata-kata khas dalam pembicaraan: “Aku mendengar apa yang kamu
katakan.” Sedangkan orang-orang kinestetik cenderung memiliki kecepatan bicara lebih lambat,
kata-kata khas pembicaraan: ‘Saya merasa sepertinya anda …”.
Moda mengolah informasi dapat kita tentukan dengan menandai dua buah pilihan yang
menggambarkan diri kita dari setiap kelompok kata yang disediakan pada tes. Setelah
menyelesaikan tes, masukkan hasil tersebut ke dalam grafik. Dari grafik tersebut dapat kita lihat,
diri kita masuk ke dalam pemikir sekuensial konkret, pemikir acak abstrak, pemikir acak
konkret, atau pemikir sekuensial abstrak.
Kemampuan penggolongan dapat kita ketahui dengan memilih kata yang bukan
merupakan bagian dari golongan, dan analogi verbal dengan memasang kata yang bukan analogi
dari sistem.
Pertemuan ke-6 :
Logika
Sebuah logika didapat dengan mencari tahu. Cara yang dilakukan oleh subjek pencari
tahu dengan menangkap realita, mengumpulkan data objek yang dicari tahu, untuk kemudian
dianalisis. Dari hasil analisis tersebut, didapatlah istilah a dan b yang membentuk sebuah
konsepsi yang berasal dari konsep yang sebenarnya. Setelah itu kita dapat membuat kesimpulan
dengan hipotesis (jika…maka…) ataupun kategoris berdasarkan kuantitas subjek.
Kuantitas subjek dapat dibagi menjadi semua atau sebagian dari pernyataan a atau b.
Antara pernyataan a dan pernyataan b itu disebut silogisme. Silogisme merupakan bentuk
penalaran yang menghubungkan dua proposisi yang berbeda untuk menurunkan suatu
kesimpulan. Setiap silogisme terdiri atas :
1. Premis mayor : proporsi yang dianggap benar untuk semua anggota suatu kelas
2. Premis minor : proporsi yang mengidentifikasi sebuah fenomena yang khusus sebagai
anggota suatu kelas.
3. Kesimpulan : proporsi yang mengatakan bahwa apa yang benar bagi semua juga
benar bagi anggota tententu.
Proposisi kategoris adalah suatu pernyataan yang terdiri atas hubungan 2 term sebagai
subjek dan predikat serta dapat dinilai benar atau salah. Hubungan ini berbentuk pengiyaan atau
pengingkaran. Proposisi kategorik terdiri atas empat unsur, dua di antaranya merupakan materi
pokok proposisi, sedang 2 yang lain sebagai hal yang menyertainya.

More Related Content

What's hot

Tugas filsafat 14 teori kebenran
Tugas filsafat 14 teori kebenranTugas filsafat 14 teori kebenran
Tugas filsafat 14 teori kebenranSusi Yanti
 
FILSAFAT ILMU PERTEMUAN 3 (TEORI KEBENARAN) - DJOKO AW
FILSAFAT ILMU PERTEMUAN 3 (TEORI KEBENARAN) - DJOKO AWFILSAFAT ILMU PERTEMUAN 3 (TEORI KEBENARAN) - DJOKO AW
FILSAFAT ILMU PERTEMUAN 3 (TEORI KEBENARAN) - DJOKO AWDjoko Adi Walujo
 
Resume filsafat ilmu
Resume filsafat ilmuResume filsafat ilmu
Resume filsafat ilmuUCy Rukmana
 
Aksiologi pengetahuan
Aksiologi pengetahuanAksiologi pengetahuan
Aksiologi pengetahuanwindarti aja
 
FILSAFAT ILMU PERTEMUAN I - DJOKO AW
FILSAFAT ILMU PERTEMUAN I - DJOKO AWFILSAFAT ILMU PERTEMUAN I - DJOKO AW
FILSAFAT ILMU PERTEMUAN I - DJOKO AWDjoko Adi Walujo
 
Tugas review materi filsafat
Tugas review materi filsafatTugas review materi filsafat
Tugas review materi filsafatwindarti aja
 
Metafisika 3.a
Metafisika 3.aMetafisika 3.a
Metafisika 3.aSyafrizal
 
Dasar-Dasar Pengetahuan
Dasar-Dasar PengetahuanDasar-Dasar Pengetahuan
Dasar-Dasar PengetahuanMuhammad Ihsan
 
Tugas pengantar filsafat ilmu kumpulan soal
Tugas pengantar filsafat ilmu kumpulan soalTugas pengantar filsafat ilmu kumpulan soal
Tugas pengantar filsafat ilmu kumpulan soalYossytaAryanto
 
Jurnal filsafat ilmu
Jurnal filsafat ilmuJurnal filsafat ilmu
Jurnal filsafat ilmuIbnu Fajar
 
Makalah Metafisik, Asumsi dan Peluang dalam Filsafat Ilmu
Makalah Metafisik, Asumsi dan Peluang dalam Filsafat IlmuMakalah Metafisik, Asumsi dan Peluang dalam Filsafat Ilmu
Makalah Metafisik, Asumsi dan Peluang dalam Filsafat Ilmusayid bukhari
 
PPT Epistemologi mata kuliah Filsafat Ilmu Pendidikan
PPT Epistemologi mata kuliah Filsafat Ilmu PendidikanPPT Epistemologi mata kuliah Filsafat Ilmu Pendidikan
PPT Epistemologi mata kuliah Filsafat Ilmu PendidikanUniversity of Jember
 
Filsafat pendidikan
Filsafat pendidikanFilsafat pendidikan
Filsafat pendidikannoviyanty
 
Filosofi ilmu dalam 3 kajian
Filosofi ilmu dalam 3 kajianFilosofi ilmu dalam 3 kajian
Filosofi ilmu dalam 3 kajianSigit Kindarto
 
Ontologi (Metafisika, Asumsi, dan Peluang)
Ontologi (Metafisika, Asumsi, dan Peluang)Ontologi (Metafisika, Asumsi, dan Peluang)
Ontologi (Metafisika, Asumsi, dan Peluang)ELce PurWandarie
 
Cabang Filsafat Pendidikan
Cabang Filsafat PendidikanCabang Filsafat Pendidikan
Cabang Filsafat PendidikanAnnisa Fauzia
 
Jurnal Filsafat UGM Vol 18, no 1 (2008)
Jurnal Filsafat UGM Vol 18, no 1 (2008)Jurnal Filsafat UGM Vol 18, no 1 (2008)
Jurnal Filsafat UGM Vol 18, no 1 (2008)KuliahMandiri.org
 
Manusia dan kebenaran
Manusia dan kebenaranManusia dan kebenaran
Manusia dan kebenaranNoor Rochman
 

What's hot (20)

Tugas filsafat 14 teori kebenran
Tugas filsafat 14 teori kebenranTugas filsafat 14 teori kebenran
Tugas filsafat 14 teori kebenran
 
FILSAFAT ILMU PERTEMUAN 3 (TEORI KEBENARAN) - DJOKO AW
FILSAFAT ILMU PERTEMUAN 3 (TEORI KEBENARAN) - DJOKO AWFILSAFAT ILMU PERTEMUAN 3 (TEORI KEBENARAN) - DJOKO AW
FILSAFAT ILMU PERTEMUAN 3 (TEORI KEBENARAN) - DJOKO AW
 
Sumber Pengetahuan
Sumber PengetahuanSumber Pengetahuan
Sumber Pengetahuan
 
Resume filsafat ilmu
Resume filsafat ilmuResume filsafat ilmu
Resume filsafat ilmu
 
Aksiologi pengetahuan
Aksiologi pengetahuanAksiologi pengetahuan
Aksiologi pengetahuan
 
FILSAFAT ILMU PERTEMUAN I - DJOKO AW
FILSAFAT ILMU PERTEMUAN I - DJOKO AWFILSAFAT ILMU PERTEMUAN I - DJOKO AW
FILSAFAT ILMU PERTEMUAN I - DJOKO AW
 
Tugas review materi filsafat
Tugas review materi filsafatTugas review materi filsafat
Tugas review materi filsafat
 
Metafisika 3.a
Metafisika 3.aMetafisika 3.a
Metafisika 3.a
 
Dasar-Dasar Pengetahuan
Dasar-Dasar PengetahuanDasar-Dasar Pengetahuan
Dasar-Dasar Pengetahuan
 
Tugas pengantar filsafat ilmu kumpulan soal
Tugas pengantar filsafat ilmu kumpulan soalTugas pengantar filsafat ilmu kumpulan soal
Tugas pengantar filsafat ilmu kumpulan soal
 
Jurnal filsafat ilmu
Jurnal filsafat ilmuJurnal filsafat ilmu
Jurnal filsafat ilmu
 
Makalah Metafisik, Asumsi dan Peluang dalam Filsafat Ilmu
Makalah Metafisik, Asumsi dan Peluang dalam Filsafat IlmuMakalah Metafisik, Asumsi dan Peluang dalam Filsafat Ilmu
Makalah Metafisik, Asumsi dan Peluang dalam Filsafat Ilmu
 
PPT Epistemologi mata kuliah Filsafat Ilmu Pendidikan
PPT Epistemologi mata kuliah Filsafat Ilmu PendidikanPPT Epistemologi mata kuliah Filsafat Ilmu Pendidikan
PPT Epistemologi mata kuliah Filsafat Ilmu Pendidikan
 
Filsafat pendidikan
Filsafat pendidikanFilsafat pendidikan
Filsafat pendidikan
 
Filosofi ilmu dalam 3 kajian
Filosofi ilmu dalam 3 kajianFilosofi ilmu dalam 3 kajian
Filosofi ilmu dalam 3 kajian
 
Ontologi (Metafisika, Asumsi, dan Peluang)
Ontologi (Metafisika, Asumsi, dan Peluang)Ontologi (Metafisika, Asumsi, dan Peluang)
Ontologi (Metafisika, Asumsi, dan Peluang)
 
Cabang Filsafat Pendidikan
Cabang Filsafat PendidikanCabang Filsafat Pendidikan
Cabang Filsafat Pendidikan
 
Epistemologi
EpistemologiEpistemologi
Epistemologi
 
Jurnal Filsafat UGM Vol 18, no 1 (2008)
Jurnal Filsafat UGM Vol 18, no 1 (2008)Jurnal Filsafat UGM Vol 18, no 1 (2008)
Jurnal Filsafat UGM Vol 18, no 1 (2008)
 
Manusia dan kebenaran
Manusia dan kebenaranManusia dan kebenaran
Manusia dan kebenaran
 

Viewers also liked

presentaciones
presentacionespresentaciones
presentacionessagittarri
 
Από από την βολτά μας στο Αττικό Πάρκο
Από από την βολτά μας στο Αττικό ΠάρκοΑπό από την βολτά μας στο Αττικό Πάρκο
Από από την βολτά μας στο Αττικό Πάρκο18986486
 
Manual usuario (blog, facebook y twitter)
Manual usuario (blog, facebook y twitter)Manual usuario (blog, facebook y twitter)
Manual usuario (blog, facebook y twitter)Txema Daluz
 
Advancio, Inc. Academy: Responsive Web Design
Advancio, Inc. Academy: Responsive Web DesignAdvancio, Inc. Academy: Responsive Web Design
Advancio, Inc. Academy: Responsive Web DesignAdvancio
 
Paam is beyond extraordinary III
Paam is beyond extraordinary IIIPaam is beyond extraordinary III
Paam is beyond extraordinary IIIAnnie Longley
 
presentaciones
presentacionespresentaciones
presentacionessagittarri
 
Swirling a vortex
Swirling a vortexSwirling a vortex
Swirling a vortexdianasc04
 

Viewers also liked (13)

Misc trims final
Misc trims finalMisc trims final
Misc trims final
 
presentaciones
presentacionespresentaciones
presentaciones
 
Από από την βολτά μας στο Αττικό Πάρκο
Από από την βολτά μας στο Αττικό ΠάρκοΑπό από την βολτά μας στο Αττικό Πάρκο
Από από την βολτά μας στο Αττικό Πάρκο
 
Manual usuario (blog, facebook y twitter)
Manual usuario (blog, facebook y twitter)Manual usuario (blog, facebook y twitter)
Manual usuario (blog, facebook y twitter)
 
Advancio, Inc. Academy: Responsive Web Design
Advancio, Inc. Academy: Responsive Web DesignAdvancio, Inc. Academy: Responsive Web Design
Advancio, Inc. Academy: Responsive Web Design
 
Wanderley Guilherme dos Santos
Wanderley Guilherme dos SantosWanderley Guilherme dos Santos
Wanderley Guilherme dos Santos
 
Sd patra mandiri 2 palembang
Sd patra mandiri 2 palembangSd patra mandiri 2 palembang
Sd patra mandiri 2 palembang
 
Paam is beyond extraordinary III
Paam is beyond extraordinary IIIPaam is beyond extraordinary III
Paam is beyond extraordinary III
 
presentaciones
presentacionespresentaciones
presentaciones
 
Pro gradu Aurora Airaskorpi
Pro gradu Aurora AiraskorpiPro gradu Aurora Airaskorpi
Pro gradu Aurora Airaskorpi
 
Swirling a vortex
Swirling a vortexSwirling a vortex
Swirling a vortex
 
Air
AirAir
Air
 
Diagrama
DiagramaDiagrama
Diagrama
 

Similar to Paradigma Baru dalam Belajar

Filsafat sebagai Dasar dasar pengetahuan.pdf
Filsafat sebagai Dasar dasar pengetahuan.pdfFilsafat sebagai Dasar dasar pengetahuan.pdf
Filsafat sebagai Dasar dasar pengetahuan.pdfkustiyantidew94
 
Filsafat
FilsafatFilsafat
Filsafatndlestr
 
Kelompok 6 Filsafat Ilmu Full Materi
Kelompok 6 Filsafat Ilmu Full MateriKelompok 6 Filsafat Ilmu Full Materi
Kelompok 6 Filsafat Ilmu Full MateriDimasBimaAndika
 
Ontologi, epistomologi, dan aksiologi presentasi ke 8
Ontologi, epistomologi, dan aksiologi presentasi ke 8Ontologi, epistomologi, dan aksiologi presentasi ke 8
Ontologi, epistomologi, dan aksiologi presentasi ke 8Alfis Khisoli
 
HNF 3012
HNF 3012HNF 3012
HNF 3012D066567
 
Filsuf Ilmu pengetahuan (pengganti).pdf
Filsuf Ilmu pengetahuan (pengganti).pdfFilsuf Ilmu pengetahuan (pengganti).pdf
Filsuf Ilmu pengetahuan (pengganti).pdfVinaAnastasya
 
chapter 1. metode penelitian dasar
chapter 1. metode penelitian dasarchapter 1. metode penelitian dasar
chapter 1. metode penelitian dasarPanca Titis
 
S2bontang 1213032068278452-9
S2bontang 1213032068278452-9S2bontang 1213032068278452-9
S2bontang 1213032068278452-9JAmal ZLluztia
 
S2bontang 1213032068278452-9
S2bontang 1213032068278452-9S2bontang 1213032068278452-9
S2bontang 1213032068278452-9JAmal ZLluztia
 
S2bontang 1213032068278452-9
S2bontang 1213032068278452-9S2bontang 1213032068278452-9
S2bontang 1213032068278452-9JAmal ZLluztia
 
S2bontang 1213032068278452-9
S2bontang 1213032068278452-9S2bontang 1213032068278452-9
S2bontang 1213032068278452-9JAmal ZLluztia
 
S2bontang 1213032068278452-9
S2bontang 1213032068278452-9S2bontang 1213032068278452-9
S2bontang 1213032068278452-9JAmal ZLluztia
 
S2bontang 1213032068278452-9
S2bontang 1213032068278452-9S2bontang 1213032068278452-9
S2bontang 1213032068278452-9JAmal ZLluztia
 
Filsafat Ilmu Ninik Charmila
Filsafat Ilmu Ninik Charmila Filsafat Ilmu Ninik Charmila
Filsafat Ilmu Ninik Charmila Ninik Charmila
 

Similar to Paradigma Baru dalam Belajar (20)

Modul filsafat ilmu filsafat Ilmu
Modul filsafat ilmu filsafat IlmuModul filsafat ilmu filsafat Ilmu
Modul filsafat ilmu filsafat Ilmu
 
Filsafat sebagai Dasar dasar pengetahuan.pdf
Filsafat sebagai Dasar dasar pengetahuan.pdfFilsafat sebagai Dasar dasar pengetahuan.pdf
Filsafat sebagai Dasar dasar pengetahuan.pdf
 
Filsafat
FilsafatFilsafat
Filsafat
 
Kel12_EPISTEMOLOGI.pptx
Kel12_EPISTEMOLOGI.pptxKel12_EPISTEMOLOGI.pptx
Kel12_EPISTEMOLOGI.pptx
 
Kelompok 6 Filsafat Ilmu Full Materi
Kelompok 6 Filsafat Ilmu Full MateriKelompok 6 Filsafat Ilmu Full Materi
Kelompok 6 Filsafat Ilmu Full Materi
 
Ontologi, epistomologi, dan aksiologi presentasi ke 8
Ontologi, epistomologi, dan aksiologi presentasi ke 8Ontologi, epistomologi, dan aksiologi presentasi ke 8
Ontologi, epistomologi, dan aksiologi presentasi ke 8
 
HNF 3012
HNF 3012HNF 3012
HNF 3012
 
Bab i .2.
Bab i .2.Bab i .2.
Bab i .2.
 
Filsuf Ilmu pengetahuan (pengganti).pdf
Filsuf Ilmu pengetahuan (pengganti).pdfFilsuf Ilmu pengetahuan (pengganti).pdf
Filsuf Ilmu pengetahuan (pengganti).pdf
 
TEORI KEBENARAN.pptx
TEORI KEBENARAN.pptxTEORI KEBENARAN.pptx
TEORI KEBENARAN.pptx
 
chapter 1. metode penelitian dasar
chapter 1. metode penelitian dasarchapter 1. metode penelitian dasar
chapter 1. metode penelitian dasar
 
Makalah Filsafat
Makalah FilsafatMakalah Filsafat
Makalah Filsafat
 
S2bontang 1213032068278452-9
S2bontang 1213032068278452-9S2bontang 1213032068278452-9
S2bontang 1213032068278452-9
 
S2bontang 1213032068278452-9
S2bontang 1213032068278452-9S2bontang 1213032068278452-9
S2bontang 1213032068278452-9
 
S2bontang 1213032068278452-9
S2bontang 1213032068278452-9S2bontang 1213032068278452-9
S2bontang 1213032068278452-9
 
S2bontang 1213032068278452-9
S2bontang 1213032068278452-9S2bontang 1213032068278452-9
S2bontang 1213032068278452-9
 
S2bontang 1213032068278452-9
S2bontang 1213032068278452-9S2bontang 1213032068278452-9
S2bontang 1213032068278452-9
 
S2bontang 1213032068278452-9
S2bontang 1213032068278452-9S2bontang 1213032068278452-9
S2bontang 1213032068278452-9
 
Filsafat Ilmu Ninik Charmila
Filsafat Ilmu Ninik Charmila Filsafat Ilmu Ninik Charmila
Filsafat Ilmu Ninik Charmila
 
TUGAS FILSAFAT
TUGAS FILSAFATTUGAS FILSAFAT
TUGAS FILSAFAT
 

More from Puji Lestari

Masalah air dan solusi
Masalah air dan solusiMasalah air dan solusi
Masalah air dan solusiPuji Lestari
 
Memperluas alam semesta
Memperluas alam semestaMemperluas alam semesta
Memperluas alam semestaPuji Lestari
 
Miskonsepsi dalam Pembelajaran Fisika dan Penyelesaian yang Tepat
Miskonsepsi dalam Pembelajaran Fisika dan Penyelesaian yang TepatMiskonsepsi dalam Pembelajaran Fisika dan Penyelesaian yang Tepat
Miskonsepsi dalam Pembelajaran Fisika dan Penyelesaian yang TepatPuji Lestari
 

More from Puji Lestari (6)

Masalah air dan solusi
Masalah air dan solusiMasalah air dan solusi
Masalah air dan solusi
 
Pisces
PiscesPisces
Pisces
 
Memperluas alam semesta
Memperluas alam semestaMemperluas alam semesta
Memperluas alam semesta
 
Teori Galileo
Teori GalileoTeori Galileo
Teori Galileo
 
Hukum Archimedes
Hukum ArchimedesHukum Archimedes
Hukum Archimedes
 
Miskonsepsi dalam Pembelajaran Fisika dan Penyelesaian yang Tepat
Miskonsepsi dalam Pembelajaran Fisika dan Penyelesaian yang TepatMiskonsepsi dalam Pembelajaran Fisika dan Penyelesaian yang Tepat
Miskonsepsi dalam Pembelajaran Fisika dan Penyelesaian yang Tepat
 

Recently uploaded

soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxazhari524
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxIgitNuryana13
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptxGiftaJewela
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptxHendryJulistiyanto
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfkustiyantidew94
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...MarwanAnugrah
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxSyaimarChandra1
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapsefrida3
 

Recently uploaded (20)

soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
 

Paradigma Baru dalam Belajar

  • 1. Tugas Terstruktur Pengganti MID Semester Mata Kuliah Dasar-Dasar MIPA Rangkuman Materi yang Telah Dipelajari Disusun Oleh : Puji Lestari (F03112068) Mahasiswi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Tanjungpura, Pontianak 2014 Pertemuan ke-1 : Filsafat Ilmu Filsafat ilmu bersinggungan dengan bagian-bagian filsafat epistemologi, yaitu bagaimana ilmu pengetahuan ditemukan ; ontologi, yaitu hakikat ilmu pengetahuan; dan aksiologi, yaitu makna ilmu pengetahuan. Pertemuan ke-2 : Paradigma Lama Vs Paradigma Baru Dalam Hidup Ini Paradigma Lama Paradigma Baru Iplikasi 1. Determinisme : paham yang menganggap bahwa hanya ada satu kebenaran. Indeterminisme : paham yang menganggap bahwa terdapat banyak kebenaran yang bebas tidak terbatas. Setiap saat ada kesempatan terbuka untuk hal-hal yang baru. 2. Mesin Makhluk hidup (organisme) Kaitannya dengan dunia adalah dicontohkan dengan hubungan antara makhluk hidup 3. Terpisah Berhubungan Empati, kepada sesama dan yang bukan manusia 4. Atom Bidang Setiap kegiatan kita menyebabkan efek yang terbatas 5. Jumlah tepat Struktur berhubungan Kepekaan saya terhadap pola
  • 2. adalah kunci untuk mengerti 6. Pengamatan Interaksi Saya menerima perubahan yang saya temui. 7. Kontrol Kesertaan Saya berkomitmen untuk berjanji pada dunia. 8. Kompetisi Kerjasama Saya saling mencari keuntungan 9. Kebebasan adalah ilusi Kreativitas Saya bersedia untuk mengubah persepsi baru. Pertemuan ke-3 : Menemukan Pengetahuan Pengetahuan adalah berbagai gejala yang ditemui dan diperoleh manusia melalui pengamatan akal. Pengetahuan merupakan hasil dari proses mencari tahu, dari yang tadinya tidak tahu menjadi tahu, dari tidak dapat menjadi dapat. Dalam proses mencari tahu ini mencakup berbagai metode dan konsep-konsep, baik melalui proses pendidikan maupun melalui pengalaman. Pengetahuan seseorang dipengaruhi oleh beberapa faktor, di antaranya pendidikan, media, serta pengalaman atau informasi. Pengetahuan dapat diperoleh kebenarannya dengan cara non-ilmiah dan ilmiah. Pada pendekatan non ilmiah ada beberapa pendekatan yakni akal sehat, intuisi, prasangka, penemuan coba-coba, dan pikiran kristis. Sedangkan pendekatan ilmiah adalah pengetahuan yang didapatkan melalui percobaan yang terstruktur dan dikontrol oleh data-data empiris. Dengan melakukan pengamatan terhadap objek yang akan diamati kemudian mengumpulkan data yang didapat yang disesuaikan dengan prosedurnya. Setelah itu data kita analisis menggunakan penalaran yang sahih agar didapatkan suatu kesimpulan yang benar. Pertemuan ke-4 : Pengetahuan, Manusia, dan Pendidikan
  • 3. Ilmu Pengetahuan terbagi menjadi empat, yaitu: Filsafat/teologi MIPA Sosial/budaya Teknologi Manusia Manusia merupakan makhluk yang memiliki sifat historisitas, individualitas, dan sosialitas. 1. Historisitas. Historisitas menunjukkan bahwa segala peristiwa yang dialami manusia selalu berada dalam konteks ruang dan waktu. 2. Individualitas Individu berasal dari kata in dan devided. Dalam Bahasa Inggris in salah satunya mengandung pengertian tidak, sedangkan devided artinya terbagi. Menurut pendapat Dr. A. Lysen individu berasal dari bahasa latin individum, yang artinya tak terbagi. Manusia lahir merupakan sebagai makhluk individual yang makna tidak terbagi atau tidak terpisah antara jiwa dan raga. 3. Sosialitas Sebagai makhluk individu manusia juga tidak mampu hidup sendiri artinya mansuia juga harus hidup bermasyarakat. Manusia sebagai makhluk sosial adalah manusia yang senantiasa hidup dengan manusia lain (masyarakatnya). Pendidikan Pendidikan didasarkan pada dua teori yaitu teori belajar konstruktivisme dan teori belajar absolutism. Teori belajar konstruktivisme mempunyai realitas yang jamak, sedangkan teori belajar absolutism memiliki realitas tunggal. Kedua realitas tersebut harus disesuaikan kembali dengan dunia nyata yang diuji kembali oleh para ilmuan sehingga terciptalah pengalaman. Berdasarkan pengalaman tersebut dengan adanya kemampuan berpikir dan kemahiran bahasa maka akan tercipta sebuah konsep. Maka terbentuklah sebuah konsepsi untuk menjawab pertanyaan terhadap suatu konsep apakah benar atau tidak. Untuk menguji
  • 4. kebenaran suatu pengetahuan harus didasarkan pada hasil analisis yang shahih dari data yang dikumpulkan dengan prosedur yang benar sebagai hasil pengamatan pada sasaran yang tepat. Cara mempertanggungjawabkan kebenaran merujuk pada empat teori yaitu: 1. Fondasionalisme 2. Koheretisme 3. Internalisme 4. Eksternalisme Jenis kebenaran terbagi menjadi 4 jenis yaitu: 1. Kebenaran konsensus Suatu pernyataan dikatakan benar apabila dihasilkan dari suatu konsensus bersama (kesepakatan). 2. Kebenaran nalar Kebenaran nalar adalah kebenaran yang bersifat tautologis dan tidak menambah pengetahuan mengenai alam. Kebenaran ini terdapat dalam logika dan matematika yang didasarkan pada penyimpulan deduktif serta berlainan dengan kebenaran faktual. Kebenaran nalar bersifat mutlak. Kebenaran nalar didasarkaan pada teori kebenaran koherensi dan korespondensi. 3. Kebenaran subjektif Kebenaran subjektif adalah suatu kebenaran yang berasal dari persepsi pengamatan atau penalaran masing-masing. Kebenaran subjektif didasarkan pada teori kebenaran pragmatic. 4. Kebenaran objektif Kebenaran yang berasal dari peresesuaian antara apa yang diketahui dengan fakta atau realita. Teori Kebenaran merupakan cara bagaimana kebenaran ditemukan. Teori kebenaran terbagi menjadi tiga, yakni :
  • 5. a. Teori Kebenaran Koherensi, yaitu teori yang mendasarkan suatu kebenaran pada kesesuaian suatu pernyataan-pernyataan lain yang sudah lebih dahulu diketahui, diterima dan diakui kebenarannya. b. Teori Kebenaran Korespodensi, yaitu teori yang mendasarkan suatu kebenaran pada kesesuian dengan fakta , realitas dan situasi aktual. c. Teori Kebenaran Pragmatik, yaitu teori yang mendasarkan suatu kebenaran pada pernyataan yang mempunyai kegunaan praktis dalam kehidupan manusia. Berdasarkan teori kebenaran, maka muncullah jenis kebenaran yang terbagi menjadi lima, yakni : 1. Kebenaran logis, yaitu suatu kebenaran yang berasal dari konsep kebenaran itu sendiri. 2. Kebenaran subjektif, yaitu suatu kebenaran yang berasal dari persepsi pengamatan atau pengalaman masing-masing. 3. Kebenaran objektif, suatu kebenaran yang berasal dari persesuaian antara apa yang diketahui dengan fakta. 4. Kebenaran fragmatism, yaitu kebenaran yang berasal dari apa yang dilakukan oleh orang banyak dan dianggap benar. 5. Kebenaran konsensus, yaitu kebenaran yang berasa dari hasil kesepakatan. Untuk mempertanggungjawabkan kebenaran, maka muncul teori pembenaran yang terbagi menjadi empat, yakni : 1. Fondasionalisme, yaitu kebenaran yang paling mendasar. 2. Koherentisme, yaitu kebenaran dengan kesesuaian teori-teori yang ada. 3. Internalisme, yaitu kebenaran yang dapat diterima oleh diri sendiri. 4. Eksternalisme, yaitu kebenaran yang dapat diakui oleh masyarakat umum. Pertemuan ke-5 : Quantum Learning
  • 6. Dalam Quantum Learning terdapat tiga bagian yang perlu dipahami, yaitu moda dalam menerima informasi, moda mengolah informasi, dan kemampuan penggolongan dan analogi verbal. Moda dalam menerima informasi dapat dibagi menjadi tiga, yaitu visual, auditorial, dan kinestetik. Orang-orang visual cenderung memiliki kecepatan bicara cepat, kata-kata khas dalam pembicaraan; “Menurut pandangan saya…”. Orang-orang auditorial cenderung memiliki kecepatan bicara sedang , kata-kata khas dalam pembicaraan: “Aku mendengar apa yang kamu katakan.” Sedangkan orang-orang kinestetik cenderung memiliki kecepatan bicara lebih lambat, kata-kata khas pembicaraan: ‘Saya merasa sepertinya anda …”. Moda mengolah informasi dapat kita tentukan dengan menandai dua buah pilihan yang menggambarkan diri kita dari setiap kelompok kata yang disediakan pada tes. Setelah menyelesaikan tes, masukkan hasil tersebut ke dalam grafik. Dari grafik tersebut dapat kita lihat, diri kita masuk ke dalam pemikir sekuensial konkret, pemikir acak abstrak, pemikir acak konkret, atau pemikir sekuensial abstrak. Kemampuan penggolongan dapat kita ketahui dengan memilih kata yang bukan merupakan bagian dari golongan, dan analogi verbal dengan memasang kata yang bukan analogi dari sistem. Pertemuan ke-6 : Logika Sebuah logika didapat dengan mencari tahu. Cara yang dilakukan oleh subjek pencari tahu dengan menangkap realita, mengumpulkan data objek yang dicari tahu, untuk kemudian dianalisis. Dari hasil analisis tersebut, didapatlah istilah a dan b yang membentuk sebuah konsepsi yang berasal dari konsep yang sebenarnya. Setelah itu kita dapat membuat kesimpulan dengan hipotesis (jika…maka…) ataupun kategoris berdasarkan kuantitas subjek. Kuantitas subjek dapat dibagi menjadi semua atau sebagian dari pernyataan a atau b. Antara pernyataan a dan pernyataan b itu disebut silogisme. Silogisme merupakan bentuk penalaran yang menghubungkan dua proposisi yang berbeda untuk menurunkan suatu kesimpulan. Setiap silogisme terdiri atas :
  • 7. 1. Premis mayor : proporsi yang dianggap benar untuk semua anggota suatu kelas 2. Premis minor : proporsi yang mengidentifikasi sebuah fenomena yang khusus sebagai anggota suatu kelas. 3. Kesimpulan : proporsi yang mengatakan bahwa apa yang benar bagi semua juga benar bagi anggota tententu. Proposisi kategoris adalah suatu pernyataan yang terdiri atas hubungan 2 term sebagai subjek dan predikat serta dapat dinilai benar atau salah. Hubungan ini berbentuk pengiyaan atau pengingkaran. Proposisi kategorik terdiri atas empat unsur, dua di antaranya merupakan materi pokok proposisi, sedang 2 yang lain sebagai hal yang menyertainya.