SlideShare a Scribd company logo
1 of 32
MATA KULIAH : FILSAFAT ILMU
“TAHU DAN PENGETAHUAN”
1. ALBERD
2. BELLA GHIA DIMMERA
3. ENDANG KRISTIAWATI
4. JOKO DWITANTO
5. LATIFAH
6. RISAL
7. SUKMA FEBRIATI
8. WANTY EKA JAYANTI
9. WAHYU WIJAYANTO
DIM X
TAHU
1. Manusia memiliki keinginan untuk tahu. Ini menunjukkan bahwa manusia secara alamiah ingin
mengetahui dan memahami dunia di sekitar mereka, diri sendiri, orang lain, serta hal-hal baik dan
buruk yang ada.
2. Pengetahuan yang memuaskan bagi manusia adalah pengetahuan yang benar. Kesalahan dalam
pengetahuan dapat memiliki konsekuensi buruk jika digunakan sebagai dasar melakukan tindakan.
3. Obyek pengetahuan meliputi semua yang ada dan mungkin ada di sekitar manusia. Manusia ingin
mengetahui hal-hal yang ada dan bahkan hal-hal yang belum ada.
4. Manusia tahu bahwa mereka tahu. Mereka menyadari bahwa mereka memiliki pengetahuan dan
hal ini terlihat ketika mereka bertanya dan mendapatkan informasi.
Sebagai kesimpulan, manusia memiliki dorongan untuk mengetahui, terutama pengetahuan yang
benar. Mereka ingin mengetahui segala hal yang ada di sekitar mereka dan mereka memiliki kesadaran
bahwa mereka memiliki pengetahuan.
PENGETAHUAN
• PUTUSAN :
• Pengakuan sesuatu terhadap sesuatu; (sebagai dasar: putusan=pengetahuan);
• Pencetus awal dari pengetahuan;
• DUA MACAM PENGETAHUAN (DASARNYA ADALAH PENGALAMAN SENDIRI/ORANG LAIN MELALUI PANCA INDRA).
1. Pengetahuan khusus mengenai satu hal yaitu pengetahuan yang sifatnya kekhususan pada satu obyek;
2. Pengetahuan umum yang berlaku bagi seluruh hal yaitu pengetahuan yang sifatnya berlaku umum terkait suatu hal.
• DISEBUT PENGETAHUAN HARUS MEMILIKI 5 UNSUR:
1. Kebenaran adalah persesuaian antara pengetahuan dan obyeknya;
2. Kekuatan putusan, merupakan pengakuan hubungan sesuatu terhadap sesuatu, jika obyek itu benar maka benarlah pengetahuan itu
jika sebaliknya maka pengetahuan tidak benar. (adanya kebenaran logis, diketahui karena adanya => kebenaran ontologis/ilmu
tentang ada);
3. Kepastian, berkeyakinan kuat ada cukup alasan, bahwa pengetahuannya sesuai dengan obyeknya;
4. Sangsi, sikap mental manusia terhadap suatu kebenaran/pengetahuan yang belum dapat diyakini kebenarannya, namun
mendorong manusia untuk melakukan penyelidikan lebih mendalam;
5. Kepercayaan=keyakinan, merupakan sikap mental atas dasar kepastian bahwa ada kebenaran (kebenaran yang diselidiki sendiri),
namun ada pula keyakinan akan kebenaran yang merupakan hasil dari pemberitahuan pihak lain.
TINGKATAN PENGETAHUAN
1. Pengetahuan Biasa
• Pengetahuan yang digunakan untuk kehidupan sehari-hari tanpa mengetahui seluk beluk yang lebih
mendalam.
2. Ilmu
• Pengetahuan yang mendalam, apa sebab terjadinya dan mengapa harus demikian.
3. Sifat Ilmiah
a. Ilmu berobyektivitas
b. Ilmu harus bermetodos
c. Ilmu harus universal
d. Ilmu harus bersistem
4. Cara kerja ilmiah
• Descartes seorang filsuf Prancis menyakatakan bahwa kita tidak boleh mendasarkan penyelidikan ilmiah
berdasarkan prasangka. Descartes juga merumuskan pedoman penyelidikan supaya orang tidak tersesat
dalam mencapai kebenaran sebagai berikut:
a. Kebenaran harus dibuktikan dengan sungguh-sungguh
b. Permasalahan harus jelas dan temukan jawabannya
c. Pemikiran dan pengetahuan dimulai secara bertahap dari yang mudah sampai yang lebih sukar
d. Fakta dikumpulkan harus lengkap secara menyeluruh
5. Tugas Penyelidik
a. Mengumpulkan sebanyak mungkin fakta
b. Mengutarakan dengan tepat fakta tersebut atau disebut deskripsi
c. Pemilihan atau klasifikasi fakta
d. Menganalisa fakta
e. Pengambilan kesimpulan
HIPOTESA DAN BUKTI
• Penyelidikan yang cermat dan teliti akan menghasilkan Hipotesa.
• Penyelidikan ilmiah yang dilakukan karena adanya suatu problema
(Pertanyaan Ilmiah) dapat disebut Hipotesa Ilmiah.
• Hipotesa harus dapat dibuktikan dengan Fenomena.
• Maka dapat disimpulkan bahwa Hipotesa merupakan Bukti – bukti fakta
yang dalam prakteknya menerima kebenaran dan bukti yang dapat
menyakinkan.
INDUKSI DAN DEDUKSI
• Induksi adalah Jalan pikiran kepada yang umum ke khusus
• Deduksi adalah Jalan pikiran kepada yang khusus ke umum
• Contoh :
Hukum gravitasi itu bersifat umum, Ketika mengikuti hukum itu
akan bersifat khusus (induksi). Sedangkan jalan pikiran deduksi
menggunakan ilmu dalam percobaan yang merupakan pembuktian
teori dan hipotesa.
HUKUM ALAM
• Yang dilakukan ilmu dalam hal hukum alam adalah pengakuan, Hukum alam bersifat umum serta
mengandung keharusan.
• Ilmu mengatakan bahwa sifat tertentu pada benda alam sepanjang ada hingga sekarang dan terdapat
bukti, maka kepastian yang terdapat pada ilmu tentang benda alam hanya pada kepastian alam dan
bukan kepastian yang semutlak-mutlaknya.
• Hal ini mengandung makna :
1. Hipotesa ilmiah masih mungkin untuk disempurnakan karena belum mencapai kebenaran yang
sempurna.
2. Hukum alam tidak memustahilkan kejadian istimewa yang bertentangan dengan hukum alam,
karena mungkin ada kekuasaan di luar alam, sebagai pengecualian yang dapat menimbulkan
kejadian luar biasa.
BERMACAM – MACAM ILMU
• Menurut Filsuf jerman Wilhelm Dilthey (1833-1911) pembagian ilmu di golongkan menjadi
2, yaitu :
1. Ilmu alam : ilmu yang berobyek pada fakta alam, yang bertujuan untuk mencari hukum
yang umum dan pasti. misal; ilmu alam, kimia, biologi, falak, selain itu ilmu pasti masuk
dalam kelompok ini yaitu ilmu exacta (dalam Bahasa latin pasti) sedangkan dalam Bahasa
inggris disebut sciences yang berarti Tahu.
2. Ilmu social : menyelidiki fenomena yang dalam terjadinya dipengaruhi oleh kehendak
manusia, sehingga kepastian dan keumumannya berlainan dengan ilmu pasti. Misal; ilmu
Pendidikan, psikologi, Sejarah, ilmu bangsa-bangsa, ilmu hukum.
OBJEK MATERIA DAN OBJEK FORMA
Ada banyak sudut pandang yang dapat digunakan untuk menyelidiki satu objek, sehingga
terdapat banyak ilmu yang berbeda namun memiliki objek yang sama. Semua ilmu
didasarkan pada pengalaman dan teori yang dapat dibuktikan oleh pengalaman.
Pertanyaannya adalah:
• Apa saja contoh ilmu yang memiliki objek material yang sama namun sudut pandang
yang berbeda?
• Bagaimana objek formal menentukan macam ilmu yang ada?
• Apa yang terjadi jika suatu teori atau hipotesis tidak dapat dibenarkan oleh
pengalaman?
OBJEK MATERIA DAN OBJEK FORMA
Contoh ilmu yang memiliki objek materia yang sama namun sudut pandang yang berbeda
antara lain ilmu ukur ruang, ilmu ukur bidang, dan ilmu ukur sudut. Ada banyak sudut
pandang yang dapat digunakan untuk menyelidiki satu objek, sehingga terdapat banyak
ilmu yang berbeda namun memiliki objek yang sama.
Biologi memandang manusia dengan tindakan yang ditentukan oleh keadaan manusia itu
sebagai benda alam, tetapi psikologi menyoroti manusia yang sama itu dari sudut lain.
Sejarah menyoroti manusia bukan sebagai manusia individual, melainkan dalam
kelompoknya, bagaimana kelompok itu berkembang dan bertindak.
Objek formal menentukan macam ilmu jika ada beberapa ilmu yang
mempunyai objek materia yang sama. Bagaimana nama kelompok dan
masing-masing ilmu yang menjadi cabangnya, semua ilmu itu mendasarkan
pembuktiannya atas pengalaman. Dalam objek yang sama maka lapangan
penyelidikan itu disebut objek materia, sedangkan sudut dari mana objek
material itu disoroti disebut objek forma.
Jika suatu teori atau hipotesis tidak dapat dibenarkan oleh pengalaman, maka
itu bukan lagi bidang ilmu. Semua ilmu didasarkan pada pengalaman dan teori
yang dapat dibuktikan oleh pengalaman. Jika suatu teori atau hipotesis tidak
dapat dibuktikan oleh pengalaman, maka itu tidak dapat dianggap sebagai
ilmu.
Manusia mengalami sebab akibat artinya apa yang terjadi di alam ini merupakan akibat yang
mendahuluinya. Ini memang suatu kesimpulan, seperti suatu hukum yang diambil dari
pengalaman. Dengan demikian hukum tersebut menjadi landasan segala penyelidikan ilmiah,
bahkan dalam analisa ilmiah tugas ilmu tidak lain dari mencari sebab itu yang dirumuskan
dengan ilmu hendak tahu apa sebabnya demikian serta mengapa harus demikian.
Maka ada pertanyaan lebih lanjut, kalau tiap kejadian itu harus ada sebabnya, sebab itu
adalah habisnya sehingga lalu ada sebab terakhir atau sebab pertama yang menjadi sebab
semua kejadian, serta sebab ini sendiri tidak disebabkan, sehingga harus disebut sebab yang
tidak tersebabkan. Ada yang menjawab bahwa tidak ada sebab pertama ini, sebab itu tidak
dapat dibuktikan dengan pengalaman. Ada pula yang menjawab memang betul adanya sebab
pertama itu tidak dapat dibuktikan secara langsung dengan pengalaman, buktinya ialah jalan
pikiran, jalan itu memang di luar pengalaman.
PENGETAHUAN MENGENAI SUPRA ILMIAH
Ada keinginan manusia memiliki pengetahuan yang kebenarannya tidak dapat dibuktikan secara langsung
melalui pengalaman. Ilmu membatasi diri dalam pembuktiannya dengan pengalaman. Jadi pengetahuan yang
tidak membatasi diri pada pengalaman ini tidak termasuk ilmu seperti yang dijelaskan sebelumnya, baik ilmu
alam atau eksakta maupun ilmu sosial. Pengetahuan yang dimaksudkan ini tidak menolak sifat ilmiah, ia pun
bercita-cita mencapai kebenaran, ia pun hendak bermetodos, hendak bersistem dan universal.
Jadi pengetahuan ini merupakan ilmu juga dan sebagai ilmu ia pun mencari sebab, tetapi tidak kenal akan
batas sehingga sebab yang dicari boleh disebut sebab yang sedalam-dalamnya. Nama sementara kepada ilmu
yang berusaha mencari sebab yang sedalam-dalamnya dan di atas pengalaman, disebut dengan “Pengetahuan
Supra Pengalaman”. Pengetahuan ini tidak mengingkari atau merendahkan fenomena, hal ini juga sebagai
pangkal pengetahuan, tetapi tidak puas hanya mengetahui dan dapat menerangkan apa sebab fakta itu
demikian dan harus demikian berdasarkan pengalaman, melainkan hendak mencakup objeknya lebih
mendalam lagi. “Pengetahuan Supra Pengalaman” itu dalam tindakannya hendak melepaskan sifat fenomena
yang langsung menyentuh manusia melalui indranya, ia hendak menyelami, hendak mencari yang lebih umum
daripada keumuman yang tercapai oleh ilmu, yang mencari sebab yang seumum-umumnya.
DEFINISI FILSAFAT
Objek ilmu ialah yang ada dan yang mungkin ada. Dalam praktiknya objek ini merupakan
realitas yaitu sesuatu yang sungguh ada di luar kesadaran subjek yang mengenal. Realitas ini
konkrit, ilmu tidaklah berhenti pada yang konkrit, ia mencoba memberi hukum yang umum,
sebab itu ilmu harus universal. Tetapi seumum-umumnya ilmu, masih mendasarkan
pembuktiannya atas pengalaman, baik ilmu alam maupun ilmu sosial. Keseluruhan ilmu itu
berobjek apa saja yang ada dan mungkin ada, begitupun pengetahuan dan pengalaman,
bedanya ilmu terbatas oleh sifat fenomena yang menyentuh indra entah berupa jumlah, entah
berupa bidang, ruang ataupun sudut, entah berupa hasil tindakan manusia, sedangkan semua
hal tersebut bukan lagi menjadi sasaran terakhir dari “Pengetahuan Supra Pengalaman” itu,
yang dicari terakhir ialah keumuman dan kesamaan dari segala hal, bagaimanapun banyak
ragamnya.
Adapun semua hal yang ada, entah sungguh ada, entah hanya harus atau mungkin
saja, segalanya itu bertemu pada ada. Itu tetap merupakan titik pertemuan, terlepas
dari segala unsur pengalaman. Ada itu umum, seumum-umumnya, karena di luar ada
hanya terdapat tiada belaka. Itulah sebabnya maka ada itu merupakan dasar yang
sedalam-dalamnya bagi apapun juga yang ada, sebab lebih dalam dari ada hanya
kekosongan belaka. Menyelidiki ada inilah yang disebut mencari sebab yang sedalam-
dalamnya dan justru itu pula yang membedakan pengetahuan supra ilmiah dari
pengetahuan yang disebut ilmu. Identifikasi berikutnya bahwa pengetahuan itu sama,
jadi objek materianya sama, yang membedakan antara kedua pengetahuan itu hanya
objek formanya. Jadi adalah ilmu yang mencoba mencari keterangan atau sebab yang
sedalam-dalamnya bagi segala sesuatu yang ada dan mungkin ada. Adapun nama
ilmu yang demikian itu ialah filsafat.
Kesimpulannya Filsafat ialah ilmu yang mencari sebab yang sedalam-dalamnya bagi
segala sesuatu yang ada dan mungkin ada. Jalan ke definisi ditempuh melalui analisa
tahu dan pengetahuan. Tidak semua ahli dalam pengetahuan barangkali setuju
dengan cara ini, akan tetapi cara ini ada manfaatnya besar, sebab di sini ada beda
jelas antara ilmu dan filsafat. Oleh karena pengetahuan dan yang memiliki
pengetahuan itu manusia, maka garis pemisah dalam teori jelas dalam praktiknya
tidak selalu terang. Dalam beberapa ilmu kerap kali orang menyinggung-nyinggung,
sadar atau tak sadar, hal yang sebenarnya di luar pengalaman dan filsafat tidak
mengabaikan fenomena biasanya harus mengikutkan ilmu dalam usahanya mencari
keterangan yang sedalam-dalamnya itu.
SEJARAH NAMA FILSAFAT
Filsafat ini dari kata Yunani filosofia, kata “filein” yang berarti cinta dan ”sofia” adalah
kebijaksanaan. Asal mulanya dari pengetahuan manusia yang melalui indra itu tentulah bukan
pengetahuan sebenarnya, yang sebetulnya dapat disebut pengetahuan ialah mengenai yang
umum serta mencakup dasarnya, yang mencakup seluruh objek serta sampai kepada akarnya.
Tahu akan sebab yang sedalam-dalamnya sudah diingini oleh orang Yunani. Hanya mereka
tahu juga bahwa yang demikian itu hanya dimiliki para dewa, manusia hanya ingin saja
mencita-citakannya. Manusia yang ingin cinta akan pengetahuan sejati itu disebut bahwa ia
cinta akan kebijaksanaan atau filosofia.
• Socrates (469-399) menentang kaum sofis, yang menamai dirinya para bijaksana atau sofos.
Socrates bermaksud bahwa ia dan penganut-penganutnya bukan orang yang sudah
bijaksana dan telah mencapai pengetahuan sejati, melainkan hanya mencintai
kebijaksanaan daripada itu berusaha mencari kebijaksanaan itu.
• Pengetahuan sejati bertahan mulai dari Plato tahun (427-347), sampai dengan Aristoteles tahun
(342-322), objeknya meliputi ilmu yaitu usaha untuk mencari sebab yang universal. Aristoteles
yang kemudian membedakan dua macam filosofia serta mengemukakan yang disebutnya, “Prima
Filosofia” yang artinya filsafat pertama. Disebut pertama, karena kebijaksanaan ini berusaha
mencari keterangan atau sebab yang sungguh pertama atau merupakan dasar segala sebab.
• Setelah Aristoteles timbul aliran-aliran lain dalam kalangan ahli pikir yang mencantumkan dalam
pengertian kebijaksanaan ini tidak lagi hanya pengetahuan sejati, melainkan kebahagiaan atau
sekurang-kurangnya ketenangan hidup.
• Kalangan agama Katolik, melandasi pada kebenaran dan istilah kebijaksanaan masih digunakan,
hanya mereka berkeyakinan bahwa kebijaksanaan Ilahi sudah disampaikan kepada manusia
melalui wahyu yaitu firman Tuhan.
• Selanjutnya cara berpikir Yunani berkembang dan diakui serta dipergunakan oleh ahli pikir Katolik.
Kemampuan manusia untuk mencapai kebenaran diakui, bukan kebenaran Ilahi yang
diperolehnya melainkan kebenaran Insani.
NAMA LAIN DARI ISTILAH FILSAFAT
• Ada sebagian yang berpendat bahwa Filsafat adalah “Pandangan Dunia”, sebab filsafat
mencari keterangan yang sedalam-dalamnya bagi segala sesuatunya, itulah dunia, dunia ini serta
dunia akhirat. Filsafat itu juga menyelidiki hal yang menyangkut kehidupan manusia, nilai baik dan
buruk sehingga hasil penyelidikan filsafat itu dapat dipakai sebagai pedoman hidup.
• Istilah lain yang biasa digunakan di kalangan ilmiah terutama di Eropa ialah “Metafisika” yang
bermakna “sesudah fisika”. Metafisika bersinonim dengan filsafat, berarti ilmu yang mendasarkan
pembuktian kebenarannya tidak pada pengalaman melainkan di atas (sesudah) pengalaman.
• Jadi, secara umum dapat dikatakan bahwa yang ditelaah oleh filsafat ialah “ada”. Hal ini sesuai dengan
objek forma dari filsafat, sebab dasar semua hal yang ada ialah “adanya itu”. Itulah titik pertemuannya
dan itulah dasar yang sedalam-dalamnya. Bagaimana dan apapun sifat sesuatu hal, masih dapat tidak
dihiraukan oleh manusia tetapi “adanya” tak mungkin dikeluarkan dari pandangan manusia, sebab
apakah yang terdapat di luar ada??.
Pengantar ke Ilmu dan Filsafat
Obyek materia dan obyek forma filsafat adalah yang ada dan
yang mungkin ada. Yang dipelajari oleh filsafat adalah ada,
sebab Ada adalah dasar dari semua yang ada adalah adanya
itu, semua yang ada bertemu pada adanya yang umum.
 Ontologi. Ontologi (on=ada) adalah filsafat yang mempelajari tentang ada
 Metafisika: adalah filsafat ada umum
 Theologi Naturalis/Theodicea: menyelidiki Ada-mutlak/Tuhan melalui akal budi
 Theologi supranaturalis: menerima kebenaran Ada-mutlak melalui jalan adikodrati,
menerima kebenaran melalui wahyu
 Cosmologi: Filsafat alam, adanya ada yang bersentuhan dengan alam
 Antropologia: filsafat manusia, segala yang ada yang paling penting ialah manusia
 Ethica: filsafat tingkah laku, tindakan-tindakan yang dinilai baik atau buruk
 Logica/filsafat budi: manusia mempunyai daya pikir/budi, ilmu menalar secara logis
Ada Umum: filsafat ada umum : ontologi, metafisika, theologi, theodicea.
Ada Khusus/tidak mutlak/filsafat ada khusus : cosmologi, antropologia, ethica,
logica.
Tiga tingkat pengetahuan: pengetahuan biasa, ilmu dan filsafat.
Pengetahuan Biasa: tidak mengutamakan kebenaran, tidak mencari sebab tetapi
mengutamakan kegunaan.
Ilmu: mengutamakan kebenaran, mencari sebab-sebabnya dan keterangan
menyeluruh, serta ilmiah.
Filsafat: mencari keterangan sedalam-dalamnya, mengatasi pengalaman manusia
Kesimpulan ADA
ILMU FILSAFAT DAN AGAMA
• Filsafat dan ilmu memiliki perbedaan dalam hal obyek dan cara berpikir.
• Filsafat mencari sebab yang sedalam-dalamnya melalui budi manusia, sedangkan
ilmu berkisar pada fakta dan berlaku umum dalam hukum-hukumnya.
• Meskipun ada hubungan antara keduanya, batas wilayahnya harus tetap dijaga.
• Filsafat memerlukan data dari ilmu, seperti psikologi, untuk menyelidiki manusia.
• Filsafat juga melampaui pengalaman dan masuk ke dalam wilayah metafisika.
• Ilmu harus sadar bahwa ia keluar dari bidangnya sendiri ketika berfilsafat.
• Filsafat tidak boleh turun ke bidang pengalaman.
• Ilmu memiliki keumuman dalam bidangnya sendiri, tergantung pada obyek yang diajukan.
Namun, ilmu membatasi diri pada pengalaman dan fakta yang dapat dibuktikan.
• Ilmu memiliki kemampuan untuk mengadakan abstraksi, sehingga ada berbagai macam
ilmu yang berbeda tergantung pada obyek yang diabstraksikan. Namun, ilmu tidak dapat
mencapai yang seumum-umumnya karena ada sifat-sifat yang tidak dapat diabstraksikan.
• Meskipun ilmu berusaha mencapai yang umum, tetapi ada suatu aspek realitas yang
menjadi titik pertemuan dari segala obyek pengetahuan, yaitu adanya. Filsafat mencari
keterangan yang sedalam-dalamnya untuk yang ada dan yang mungkin ada, dan tidak
membatasi diri pada pengalaman atau data apapun.
• Filsafat memulai penyelidikannya dari apa yang dialami manusia, karena pengetahuan tidak
mungkin terjadi tanpa adanya pengalaman. Namun, ilmu juga memerlukan data dari
filsafat, seperti dalam menelaah hal-hal yang berkaitan dengan pikiran manusia.
PERBEDAAN ANTARA FILSAFAT DAN ILMU DALAM HAL OBYEK DAN
CARA BERPIKIR.
Filsafat mencari sebab yang lebih dalam melalui budi manusia, sementara ilmu
berkisar pada fakta dan hukum yang berlaku umum. Meskipun ada hubungan
antara keduanya, batas wilayahnya harus tetap dijaga. Filsafat membutuhkan data
dari ilmu, seperti psikologi, untuk menyelidiki manusia, tetapi juga melampaui
pengalaman dan masuk ke dalam wilayah metafisika. Ilmu harus menyadari bahwa
ia keluar dari bidangnya sendiri ketika berfilsafat, dan filsafat tidak boleh turun ke
bidang pengalaman.
Bab ini menjelaskan mengenai bagaina acara “tahu”. Banyak
persoalan danam proses mencari tahu. Dalam proses ini yang
paling penting adalah terjadi kebenaran logis serta bagaimana
manusia mencapai pengetahuan itu.
Namun dalam mencapai kebenaran pengetahuan, banyak terjadi
persoalan yaitu tidak semua para ahli setuju antara tahun
dengan objek nya.
Persoalan Pengetahuan
PERSOALAN:
Pengetahuan Khusus :
Satu per satu, mudah berubah
Pengetahuan Umum:
Tetap, Tidak Berubah, general
Bertentangan
Yang tahu itu satu (manusia) dan yang diketahui satu
juga (objek nya)
PENYELESAIAN:
• Jaman yunani kuno.
Herakleitos
(535-475)
•Alam berubah
•Alam bergerak
•Pengetahuan adalah alam
•Pengetahuan di sampaikan melalui
kebenaran indra.
Permenides
(540-475)
•Mengakui pengetahuan
umum dan khusus
•Pengetahuan umum
melalui indra tidak dapat
di percaya.
•Muncul
Plato (427-
434)
Aristoteles
• Tidak percaya keduanya
• Mementingkan pengamatan
• Muncul permasalahan baru
• Tidak jelas ukuran dalam
pengamatan
•menekankan empirisme untuk menekankan
ilmu
•Dunia realitas dan kongkrit
•Idea itu tidak ada
•Yg kongkrit adalah sifata yg melainkan dari
orang lain dan kesamaan persepsi dengan
orang lain.
Abad Pertengahan
• Filsafat abad pertengahan adalah suatu arah pemikiran yang berbeda sekali dengan arah
pemikiran dunia kunao Filsafat abad pertengahan menggambarkan suatu zaman yang baru
sekali di tengah-tengah suatu rumpun bangsa yang baru, yaitu bangsa Eropa barat. Filsafat yang
baru ini disebut Skolistik. Sebutan Skolistik mengungkapkan, bahwa ilmu pengetahuan abad
pertengahan diusahakan oleh sekolah-sekolah, dan bahwa ilmu itu terkait pada tuntutan
pengajaran di sekola-sekolah itu. Semula Skolistik timbul di biara-biara tertua di Gallia Selatan,
tempat pengungsian ketika ada perpindahan bangsa-bangsa. Sbb di situlah tersimpan hasil-hasil
karya para tokoh kuna dan para penulis Kristiani.
• Meninggalkan filsafat kuno
• Peradaban agama Khatolik berkembang
• Pengetahuan diwahyukan Tuhan
Aliran nominalisme ini menganggap bahwa gagasan atau konsep umum yang ada tidak
menunjuk pada kenyataan apapun, maka gagasan hanya kata-kata saja (dalam bahasa Latin
nomina)yang disusun akal budi sebagai tanda belaka untuk mengatur keanekaan individual.
Abaelardus (1075-1142) : Ia termaksud orang konseptualisme dan sarjana terkenal dalam
sastra romantik, sekaligus sebagai rasionalistik, artiya peranan akal dapat menundukkan
kekuatan iamn. Iman harus mau didahului akal. Muncul kata JAWAB
Renedescartes (1596-1650) rasionalisme : menyatakan bahwa kebenaran itu dapat dicapai
dengan berpikir yang bermula dari keraguan akan suatu pengetahuan. Disinilah keberadaan
akal didewakan. Rene Descartes yang mendirikan aliran rasionalisme berpendapat bahwa
sumber pengetahuan yang dapat dipercaya adalah akal.
Empirisme : suatu aliran dalam filsafat yang menyatakan bahwa semua pengetahuan berasal
dari pengalaman indra manusia.
• Pengetahuan merupakan hasil dari pengalaman yang merupakan bentukan dari mindset manusia. Contoh: jika
dipukul, maka sakit. ( David Hume)
• Pengamatan suatu object = sumber pengetahuan dasar (Immanuel Kant)
• Ilmu = hasil bentukan manusia (Immanuel kant)
• Manusia memiliki cara 7 & pola pikir yang berbeda
• Manusia berpikir atas dasar idealisme dan materialisme
> idealisme : cara berpikir keakuan = subjektif
> matrealisme : kebenaran yang didapat dari pengetahuan Indera (fisik)
• Pengetahuan manusia bersifat dipengaruhi dan mempengaruhi
• Pengetahuan manusia disebabkan mindset yang disepakati Bersama
• Manusia wajib terus mencari tahu untuk mendapatkan pengetahuan baru
• Pengetahuan tidak hanya didapati dengan pengamatan dan pengalaman saja
• Pengetahuan harus didapat dengan pengamatan yang dalam dan detail (penelitian)
• Pengetahuan didapatkan dengan melalui Indera dan intuisi
• Kebenaran adalah suatu yang tidak terbatas.

More Related Content

Similar to FILSAFAT ILMU-TAHU DAN PENGETAHUAN (1).pptx

Materi Perkuliahan Ilmu Alamiah Dasar
Materi Perkuliahan Ilmu Alamiah DasarMateri Perkuliahan Ilmu Alamiah Dasar
Materi Perkuliahan Ilmu Alamiah Dasarmonalisaibrahim
 
Rangkuman seluruh ppt kelompok 10 pengantar filsafat ilmu kelas s
Rangkuman seluruh ppt kelompok 10 pengantar filsafat ilmu kelas sRangkuman seluruh ppt kelompok 10 pengantar filsafat ilmu kelas s
Rangkuman seluruh ppt kelompok 10 pengantar filsafat ilmu kelas sDwiKhusnulRahmat
 
ilmu dan pengetahuan
ilmu dan pengetahuanilmu dan pengetahuan
ilmu dan pengetahuanalvinkasenda
 
Tugas Akhir Filsafat Kelompok 6.pptx
Tugas Akhir Filsafat Kelompok 6.pptxTugas Akhir Filsafat Kelompok 6.pptx
Tugas Akhir Filsafat Kelompok 6.pptxFauziaIndahningsih
 
Cabang Filsafat Pendidikan
Cabang Filsafat PendidikanCabang Filsafat Pendidikan
Cabang Filsafat PendidikanAnnisa Fauzia
 
Kelompok 11 rangkuman materi pengantar filsafat kls_s
Kelompok 11  rangkuman materi pengantar filsafat kls_sKelompok 11  rangkuman materi pengantar filsafat kls_s
Kelompok 11 rangkuman materi pengantar filsafat kls_sAtikatulLatifah
 
Dimensi kajian filsafat ilmu
Dimensi kajian filsafat ilmuDimensi kajian filsafat ilmu
Dimensi kajian filsafat ilmuM fazrul
 
S2bontang 1213032068278452-9
S2bontang 1213032068278452-9S2bontang 1213032068278452-9
S2bontang 1213032068278452-9JAmal ZLluztia
 
S2bontang 1213032068278452-9
S2bontang 1213032068278452-9S2bontang 1213032068278452-9
S2bontang 1213032068278452-9JAmal ZLluztia
 
S2bontang 1213032068278452-9
S2bontang 1213032068278452-9S2bontang 1213032068278452-9
S2bontang 1213032068278452-9JAmal ZLluztia
 
S2bontang 1213032068278452-9
S2bontang 1213032068278452-9S2bontang 1213032068278452-9
S2bontang 1213032068278452-9JAmal ZLluztia
 
S2bontang 1213032068278452-9
S2bontang 1213032068278452-9S2bontang 1213032068278452-9
S2bontang 1213032068278452-9JAmal ZLluztia
 
S2bontang 1213032068278452-9
S2bontang 1213032068278452-9S2bontang 1213032068278452-9
S2bontang 1213032068278452-9JAmal ZLluztia
 
Makalah filsafat ilmu (epistemologi)
Makalah filsafat ilmu (epistemologi)Makalah filsafat ilmu (epistemologi)
Makalah filsafat ilmu (epistemologi)yudiyunika
 
Modul ilmu-alamiah-dasar2
Modul ilmu-alamiah-dasar2Modul ilmu-alamiah-dasar2
Modul ilmu-alamiah-dasar2Haris Armstrong
 

Similar to FILSAFAT ILMU-TAHU DAN PENGETAHUAN (1).pptx (20)

Materi Perkuliahan Ilmu Alamiah Dasar
Materi Perkuliahan Ilmu Alamiah DasarMateri Perkuliahan Ilmu Alamiah Dasar
Materi Perkuliahan Ilmu Alamiah Dasar
 
Filsafat Ilmu
Filsafat IlmuFilsafat Ilmu
Filsafat Ilmu
 
Kel12_EPISTEMOLOGI.pptx
Kel12_EPISTEMOLOGI.pptxKel12_EPISTEMOLOGI.pptx
Kel12_EPISTEMOLOGI.pptx
 
Rangkuman seluruh ppt kelompok 10 pengantar filsafat ilmu kelas s
Rangkuman seluruh ppt kelompok 10 pengantar filsafat ilmu kelas sRangkuman seluruh ppt kelompok 10 pengantar filsafat ilmu kelas s
Rangkuman seluruh ppt kelompok 10 pengantar filsafat ilmu kelas s
 
ilmu dan pengetahuan
ilmu dan pengetahuanilmu dan pengetahuan
ilmu dan pengetahuan
 
Tugas Akhir Filsafat Kelompok 6.pptx
Tugas Akhir Filsafat Kelompok 6.pptxTugas Akhir Filsafat Kelompok 6.pptx
Tugas Akhir Filsafat Kelompok 6.pptx
 
Cabang Filsafat Pendidikan
Cabang Filsafat PendidikanCabang Filsafat Pendidikan
Cabang Filsafat Pendidikan
 
Cabang
CabangCabang
Cabang
 
Kelompok 11 rangkuman materi pengantar filsafat kls_s
Kelompok 11  rangkuman materi pengantar filsafat kls_sKelompok 11  rangkuman materi pengantar filsafat kls_s
Kelompok 11 rangkuman materi pengantar filsafat kls_s
 
Dimensi kajian filsafat ilmu
Dimensi kajian filsafat ilmuDimensi kajian filsafat ilmu
Dimensi kajian filsafat ilmu
 
S2bontang 1213032068278452-9
S2bontang 1213032068278452-9S2bontang 1213032068278452-9
S2bontang 1213032068278452-9
 
S2bontang 1213032068278452-9
S2bontang 1213032068278452-9S2bontang 1213032068278452-9
S2bontang 1213032068278452-9
 
S2bontang 1213032068278452-9
S2bontang 1213032068278452-9S2bontang 1213032068278452-9
S2bontang 1213032068278452-9
 
S2bontang 1213032068278452-9
S2bontang 1213032068278452-9S2bontang 1213032068278452-9
S2bontang 1213032068278452-9
 
S2bontang 1213032068278452-9
S2bontang 1213032068278452-9S2bontang 1213032068278452-9
S2bontang 1213032068278452-9
 
S2bontang 1213032068278452-9
S2bontang 1213032068278452-9S2bontang 1213032068278452-9
S2bontang 1213032068278452-9
 
Makalah filsafat ilmu (epistemologi)
Makalah filsafat ilmu (epistemologi)Makalah filsafat ilmu (epistemologi)
Makalah filsafat ilmu (epistemologi)
 
Pengantar Filsafat Ilmu
Pengantar Filsafat IlmuPengantar Filsafat Ilmu
Pengantar Filsafat Ilmu
 
Makalah hikmah
Makalah hikmahMakalah hikmah
Makalah hikmah
 
Modul ilmu-alamiah-dasar2
Modul ilmu-alamiah-dasar2Modul ilmu-alamiah-dasar2
Modul ilmu-alamiah-dasar2
 

Recently uploaded

Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxIgitNuryana13
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1udin100
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5ssuserd52993
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptxMiftahunnajahTVIBS
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxawaldarmawan3
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfDimanWr1
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKirwan461475
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxnerow98
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 

Recently uploaded (20)

Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 

FILSAFAT ILMU-TAHU DAN PENGETAHUAN (1).pptx

  • 1. MATA KULIAH : FILSAFAT ILMU “TAHU DAN PENGETAHUAN” 1. ALBERD 2. BELLA GHIA DIMMERA 3. ENDANG KRISTIAWATI 4. JOKO DWITANTO 5. LATIFAH 6. RISAL 7. SUKMA FEBRIATI 8. WANTY EKA JAYANTI 9. WAHYU WIJAYANTO DIM X
  • 2. TAHU 1. Manusia memiliki keinginan untuk tahu. Ini menunjukkan bahwa manusia secara alamiah ingin mengetahui dan memahami dunia di sekitar mereka, diri sendiri, orang lain, serta hal-hal baik dan buruk yang ada. 2. Pengetahuan yang memuaskan bagi manusia adalah pengetahuan yang benar. Kesalahan dalam pengetahuan dapat memiliki konsekuensi buruk jika digunakan sebagai dasar melakukan tindakan. 3. Obyek pengetahuan meliputi semua yang ada dan mungkin ada di sekitar manusia. Manusia ingin mengetahui hal-hal yang ada dan bahkan hal-hal yang belum ada. 4. Manusia tahu bahwa mereka tahu. Mereka menyadari bahwa mereka memiliki pengetahuan dan hal ini terlihat ketika mereka bertanya dan mendapatkan informasi. Sebagai kesimpulan, manusia memiliki dorongan untuk mengetahui, terutama pengetahuan yang benar. Mereka ingin mengetahui segala hal yang ada di sekitar mereka dan mereka memiliki kesadaran bahwa mereka memiliki pengetahuan.
  • 3. PENGETAHUAN • PUTUSAN : • Pengakuan sesuatu terhadap sesuatu; (sebagai dasar: putusan=pengetahuan); • Pencetus awal dari pengetahuan; • DUA MACAM PENGETAHUAN (DASARNYA ADALAH PENGALAMAN SENDIRI/ORANG LAIN MELALUI PANCA INDRA). 1. Pengetahuan khusus mengenai satu hal yaitu pengetahuan yang sifatnya kekhususan pada satu obyek; 2. Pengetahuan umum yang berlaku bagi seluruh hal yaitu pengetahuan yang sifatnya berlaku umum terkait suatu hal. • DISEBUT PENGETAHUAN HARUS MEMILIKI 5 UNSUR: 1. Kebenaran adalah persesuaian antara pengetahuan dan obyeknya; 2. Kekuatan putusan, merupakan pengakuan hubungan sesuatu terhadap sesuatu, jika obyek itu benar maka benarlah pengetahuan itu jika sebaliknya maka pengetahuan tidak benar. (adanya kebenaran logis, diketahui karena adanya => kebenaran ontologis/ilmu tentang ada); 3. Kepastian, berkeyakinan kuat ada cukup alasan, bahwa pengetahuannya sesuai dengan obyeknya; 4. Sangsi, sikap mental manusia terhadap suatu kebenaran/pengetahuan yang belum dapat diyakini kebenarannya, namun mendorong manusia untuk melakukan penyelidikan lebih mendalam; 5. Kepercayaan=keyakinan, merupakan sikap mental atas dasar kepastian bahwa ada kebenaran (kebenaran yang diselidiki sendiri), namun ada pula keyakinan akan kebenaran yang merupakan hasil dari pemberitahuan pihak lain.
  • 4. TINGKATAN PENGETAHUAN 1. Pengetahuan Biasa • Pengetahuan yang digunakan untuk kehidupan sehari-hari tanpa mengetahui seluk beluk yang lebih mendalam. 2. Ilmu • Pengetahuan yang mendalam, apa sebab terjadinya dan mengapa harus demikian. 3. Sifat Ilmiah a. Ilmu berobyektivitas b. Ilmu harus bermetodos c. Ilmu harus universal d. Ilmu harus bersistem
  • 5. 4. Cara kerja ilmiah • Descartes seorang filsuf Prancis menyakatakan bahwa kita tidak boleh mendasarkan penyelidikan ilmiah berdasarkan prasangka. Descartes juga merumuskan pedoman penyelidikan supaya orang tidak tersesat dalam mencapai kebenaran sebagai berikut: a. Kebenaran harus dibuktikan dengan sungguh-sungguh b. Permasalahan harus jelas dan temukan jawabannya c. Pemikiran dan pengetahuan dimulai secara bertahap dari yang mudah sampai yang lebih sukar d. Fakta dikumpulkan harus lengkap secara menyeluruh 5. Tugas Penyelidik a. Mengumpulkan sebanyak mungkin fakta b. Mengutarakan dengan tepat fakta tersebut atau disebut deskripsi c. Pemilihan atau klasifikasi fakta d. Menganalisa fakta e. Pengambilan kesimpulan
  • 6. HIPOTESA DAN BUKTI • Penyelidikan yang cermat dan teliti akan menghasilkan Hipotesa. • Penyelidikan ilmiah yang dilakukan karena adanya suatu problema (Pertanyaan Ilmiah) dapat disebut Hipotesa Ilmiah. • Hipotesa harus dapat dibuktikan dengan Fenomena. • Maka dapat disimpulkan bahwa Hipotesa merupakan Bukti – bukti fakta yang dalam prakteknya menerima kebenaran dan bukti yang dapat menyakinkan.
  • 7. INDUKSI DAN DEDUKSI • Induksi adalah Jalan pikiran kepada yang umum ke khusus • Deduksi adalah Jalan pikiran kepada yang khusus ke umum • Contoh : Hukum gravitasi itu bersifat umum, Ketika mengikuti hukum itu akan bersifat khusus (induksi). Sedangkan jalan pikiran deduksi menggunakan ilmu dalam percobaan yang merupakan pembuktian teori dan hipotesa.
  • 8. HUKUM ALAM • Yang dilakukan ilmu dalam hal hukum alam adalah pengakuan, Hukum alam bersifat umum serta mengandung keharusan. • Ilmu mengatakan bahwa sifat tertentu pada benda alam sepanjang ada hingga sekarang dan terdapat bukti, maka kepastian yang terdapat pada ilmu tentang benda alam hanya pada kepastian alam dan bukan kepastian yang semutlak-mutlaknya. • Hal ini mengandung makna : 1. Hipotesa ilmiah masih mungkin untuk disempurnakan karena belum mencapai kebenaran yang sempurna. 2. Hukum alam tidak memustahilkan kejadian istimewa yang bertentangan dengan hukum alam, karena mungkin ada kekuasaan di luar alam, sebagai pengecualian yang dapat menimbulkan kejadian luar biasa.
  • 9. BERMACAM – MACAM ILMU • Menurut Filsuf jerman Wilhelm Dilthey (1833-1911) pembagian ilmu di golongkan menjadi 2, yaitu : 1. Ilmu alam : ilmu yang berobyek pada fakta alam, yang bertujuan untuk mencari hukum yang umum dan pasti. misal; ilmu alam, kimia, biologi, falak, selain itu ilmu pasti masuk dalam kelompok ini yaitu ilmu exacta (dalam Bahasa latin pasti) sedangkan dalam Bahasa inggris disebut sciences yang berarti Tahu. 2. Ilmu social : menyelidiki fenomena yang dalam terjadinya dipengaruhi oleh kehendak manusia, sehingga kepastian dan keumumannya berlainan dengan ilmu pasti. Misal; ilmu Pendidikan, psikologi, Sejarah, ilmu bangsa-bangsa, ilmu hukum.
  • 10. OBJEK MATERIA DAN OBJEK FORMA Ada banyak sudut pandang yang dapat digunakan untuk menyelidiki satu objek, sehingga terdapat banyak ilmu yang berbeda namun memiliki objek yang sama. Semua ilmu didasarkan pada pengalaman dan teori yang dapat dibuktikan oleh pengalaman. Pertanyaannya adalah: • Apa saja contoh ilmu yang memiliki objek material yang sama namun sudut pandang yang berbeda? • Bagaimana objek formal menentukan macam ilmu yang ada? • Apa yang terjadi jika suatu teori atau hipotesis tidak dapat dibenarkan oleh pengalaman?
  • 11. OBJEK MATERIA DAN OBJEK FORMA Contoh ilmu yang memiliki objek materia yang sama namun sudut pandang yang berbeda antara lain ilmu ukur ruang, ilmu ukur bidang, dan ilmu ukur sudut. Ada banyak sudut pandang yang dapat digunakan untuk menyelidiki satu objek, sehingga terdapat banyak ilmu yang berbeda namun memiliki objek yang sama. Biologi memandang manusia dengan tindakan yang ditentukan oleh keadaan manusia itu sebagai benda alam, tetapi psikologi menyoroti manusia yang sama itu dari sudut lain. Sejarah menyoroti manusia bukan sebagai manusia individual, melainkan dalam kelompoknya, bagaimana kelompok itu berkembang dan bertindak.
  • 12. Objek formal menentukan macam ilmu jika ada beberapa ilmu yang mempunyai objek materia yang sama. Bagaimana nama kelompok dan masing-masing ilmu yang menjadi cabangnya, semua ilmu itu mendasarkan pembuktiannya atas pengalaman. Dalam objek yang sama maka lapangan penyelidikan itu disebut objek materia, sedangkan sudut dari mana objek material itu disoroti disebut objek forma. Jika suatu teori atau hipotesis tidak dapat dibenarkan oleh pengalaman, maka itu bukan lagi bidang ilmu. Semua ilmu didasarkan pada pengalaman dan teori yang dapat dibuktikan oleh pengalaman. Jika suatu teori atau hipotesis tidak dapat dibuktikan oleh pengalaman, maka itu tidak dapat dianggap sebagai ilmu.
  • 13. Manusia mengalami sebab akibat artinya apa yang terjadi di alam ini merupakan akibat yang mendahuluinya. Ini memang suatu kesimpulan, seperti suatu hukum yang diambil dari pengalaman. Dengan demikian hukum tersebut menjadi landasan segala penyelidikan ilmiah, bahkan dalam analisa ilmiah tugas ilmu tidak lain dari mencari sebab itu yang dirumuskan dengan ilmu hendak tahu apa sebabnya demikian serta mengapa harus demikian. Maka ada pertanyaan lebih lanjut, kalau tiap kejadian itu harus ada sebabnya, sebab itu adalah habisnya sehingga lalu ada sebab terakhir atau sebab pertama yang menjadi sebab semua kejadian, serta sebab ini sendiri tidak disebabkan, sehingga harus disebut sebab yang tidak tersebabkan. Ada yang menjawab bahwa tidak ada sebab pertama ini, sebab itu tidak dapat dibuktikan dengan pengalaman. Ada pula yang menjawab memang betul adanya sebab pertama itu tidak dapat dibuktikan secara langsung dengan pengalaman, buktinya ialah jalan pikiran, jalan itu memang di luar pengalaman.
  • 14. PENGETAHUAN MENGENAI SUPRA ILMIAH Ada keinginan manusia memiliki pengetahuan yang kebenarannya tidak dapat dibuktikan secara langsung melalui pengalaman. Ilmu membatasi diri dalam pembuktiannya dengan pengalaman. Jadi pengetahuan yang tidak membatasi diri pada pengalaman ini tidak termasuk ilmu seperti yang dijelaskan sebelumnya, baik ilmu alam atau eksakta maupun ilmu sosial. Pengetahuan yang dimaksudkan ini tidak menolak sifat ilmiah, ia pun bercita-cita mencapai kebenaran, ia pun hendak bermetodos, hendak bersistem dan universal. Jadi pengetahuan ini merupakan ilmu juga dan sebagai ilmu ia pun mencari sebab, tetapi tidak kenal akan batas sehingga sebab yang dicari boleh disebut sebab yang sedalam-dalamnya. Nama sementara kepada ilmu yang berusaha mencari sebab yang sedalam-dalamnya dan di atas pengalaman, disebut dengan “Pengetahuan Supra Pengalaman”. Pengetahuan ini tidak mengingkari atau merendahkan fenomena, hal ini juga sebagai pangkal pengetahuan, tetapi tidak puas hanya mengetahui dan dapat menerangkan apa sebab fakta itu demikian dan harus demikian berdasarkan pengalaman, melainkan hendak mencakup objeknya lebih mendalam lagi. “Pengetahuan Supra Pengalaman” itu dalam tindakannya hendak melepaskan sifat fenomena yang langsung menyentuh manusia melalui indranya, ia hendak menyelami, hendak mencari yang lebih umum daripada keumuman yang tercapai oleh ilmu, yang mencari sebab yang seumum-umumnya.
  • 15. DEFINISI FILSAFAT Objek ilmu ialah yang ada dan yang mungkin ada. Dalam praktiknya objek ini merupakan realitas yaitu sesuatu yang sungguh ada di luar kesadaran subjek yang mengenal. Realitas ini konkrit, ilmu tidaklah berhenti pada yang konkrit, ia mencoba memberi hukum yang umum, sebab itu ilmu harus universal. Tetapi seumum-umumnya ilmu, masih mendasarkan pembuktiannya atas pengalaman, baik ilmu alam maupun ilmu sosial. Keseluruhan ilmu itu berobjek apa saja yang ada dan mungkin ada, begitupun pengetahuan dan pengalaman, bedanya ilmu terbatas oleh sifat fenomena yang menyentuh indra entah berupa jumlah, entah berupa bidang, ruang ataupun sudut, entah berupa hasil tindakan manusia, sedangkan semua hal tersebut bukan lagi menjadi sasaran terakhir dari “Pengetahuan Supra Pengalaman” itu, yang dicari terakhir ialah keumuman dan kesamaan dari segala hal, bagaimanapun banyak ragamnya.
  • 16. Adapun semua hal yang ada, entah sungguh ada, entah hanya harus atau mungkin saja, segalanya itu bertemu pada ada. Itu tetap merupakan titik pertemuan, terlepas dari segala unsur pengalaman. Ada itu umum, seumum-umumnya, karena di luar ada hanya terdapat tiada belaka. Itulah sebabnya maka ada itu merupakan dasar yang sedalam-dalamnya bagi apapun juga yang ada, sebab lebih dalam dari ada hanya kekosongan belaka. Menyelidiki ada inilah yang disebut mencari sebab yang sedalam- dalamnya dan justru itu pula yang membedakan pengetahuan supra ilmiah dari pengetahuan yang disebut ilmu. Identifikasi berikutnya bahwa pengetahuan itu sama, jadi objek materianya sama, yang membedakan antara kedua pengetahuan itu hanya objek formanya. Jadi adalah ilmu yang mencoba mencari keterangan atau sebab yang sedalam-dalamnya bagi segala sesuatu yang ada dan mungkin ada. Adapun nama ilmu yang demikian itu ialah filsafat.
  • 17. Kesimpulannya Filsafat ialah ilmu yang mencari sebab yang sedalam-dalamnya bagi segala sesuatu yang ada dan mungkin ada. Jalan ke definisi ditempuh melalui analisa tahu dan pengetahuan. Tidak semua ahli dalam pengetahuan barangkali setuju dengan cara ini, akan tetapi cara ini ada manfaatnya besar, sebab di sini ada beda jelas antara ilmu dan filsafat. Oleh karena pengetahuan dan yang memiliki pengetahuan itu manusia, maka garis pemisah dalam teori jelas dalam praktiknya tidak selalu terang. Dalam beberapa ilmu kerap kali orang menyinggung-nyinggung, sadar atau tak sadar, hal yang sebenarnya di luar pengalaman dan filsafat tidak mengabaikan fenomena biasanya harus mengikutkan ilmu dalam usahanya mencari keterangan yang sedalam-dalamnya itu.
  • 18. SEJARAH NAMA FILSAFAT Filsafat ini dari kata Yunani filosofia, kata “filein” yang berarti cinta dan ”sofia” adalah kebijaksanaan. Asal mulanya dari pengetahuan manusia yang melalui indra itu tentulah bukan pengetahuan sebenarnya, yang sebetulnya dapat disebut pengetahuan ialah mengenai yang umum serta mencakup dasarnya, yang mencakup seluruh objek serta sampai kepada akarnya. Tahu akan sebab yang sedalam-dalamnya sudah diingini oleh orang Yunani. Hanya mereka tahu juga bahwa yang demikian itu hanya dimiliki para dewa, manusia hanya ingin saja mencita-citakannya. Manusia yang ingin cinta akan pengetahuan sejati itu disebut bahwa ia cinta akan kebijaksanaan atau filosofia. • Socrates (469-399) menentang kaum sofis, yang menamai dirinya para bijaksana atau sofos. Socrates bermaksud bahwa ia dan penganut-penganutnya bukan orang yang sudah bijaksana dan telah mencapai pengetahuan sejati, melainkan hanya mencintai kebijaksanaan daripada itu berusaha mencari kebijaksanaan itu.
  • 19. • Pengetahuan sejati bertahan mulai dari Plato tahun (427-347), sampai dengan Aristoteles tahun (342-322), objeknya meliputi ilmu yaitu usaha untuk mencari sebab yang universal. Aristoteles yang kemudian membedakan dua macam filosofia serta mengemukakan yang disebutnya, “Prima Filosofia” yang artinya filsafat pertama. Disebut pertama, karena kebijaksanaan ini berusaha mencari keterangan atau sebab yang sungguh pertama atau merupakan dasar segala sebab. • Setelah Aristoteles timbul aliran-aliran lain dalam kalangan ahli pikir yang mencantumkan dalam pengertian kebijaksanaan ini tidak lagi hanya pengetahuan sejati, melainkan kebahagiaan atau sekurang-kurangnya ketenangan hidup. • Kalangan agama Katolik, melandasi pada kebenaran dan istilah kebijaksanaan masih digunakan, hanya mereka berkeyakinan bahwa kebijaksanaan Ilahi sudah disampaikan kepada manusia melalui wahyu yaitu firman Tuhan. • Selanjutnya cara berpikir Yunani berkembang dan diakui serta dipergunakan oleh ahli pikir Katolik. Kemampuan manusia untuk mencapai kebenaran diakui, bukan kebenaran Ilahi yang diperolehnya melainkan kebenaran Insani.
  • 20. NAMA LAIN DARI ISTILAH FILSAFAT • Ada sebagian yang berpendat bahwa Filsafat adalah “Pandangan Dunia”, sebab filsafat mencari keterangan yang sedalam-dalamnya bagi segala sesuatunya, itulah dunia, dunia ini serta dunia akhirat. Filsafat itu juga menyelidiki hal yang menyangkut kehidupan manusia, nilai baik dan buruk sehingga hasil penyelidikan filsafat itu dapat dipakai sebagai pedoman hidup. • Istilah lain yang biasa digunakan di kalangan ilmiah terutama di Eropa ialah “Metafisika” yang bermakna “sesudah fisika”. Metafisika bersinonim dengan filsafat, berarti ilmu yang mendasarkan pembuktian kebenarannya tidak pada pengalaman melainkan di atas (sesudah) pengalaman. • Jadi, secara umum dapat dikatakan bahwa yang ditelaah oleh filsafat ialah “ada”. Hal ini sesuai dengan objek forma dari filsafat, sebab dasar semua hal yang ada ialah “adanya itu”. Itulah titik pertemuannya dan itulah dasar yang sedalam-dalamnya. Bagaimana dan apapun sifat sesuatu hal, masih dapat tidak dihiraukan oleh manusia tetapi “adanya” tak mungkin dikeluarkan dari pandangan manusia, sebab apakah yang terdapat di luar ada??.
  • 21. Pengantar ke Ilmu dan Filsafat Obyek materia dan obyek forma filsafat adalah yang ada dan yang mungkin ada. Yang dipelajari oleh filsafat adalah ada, sebab Ada adalah dasar dari semua yang ada adalah adanya itu, semua yang ada bertemu pada adanya yang umum.
  • 22.  Ontologi. Ontologi (on=ada) adalah filsafat yang mempelajari tentang ada  Metafisika: adalah filsafat ada umum  Theologi Naturalis/Theodicea: menyelidiki Ada-mutlak/Tuhan melalui akal budi  Theologi supranaturalis: menerima kebenaran Ada-mutlak melalui jalan adikodrati, menerima kebenaran melalui wahyu  Cosmologi: Filsafat alam, adanya ada yang bersentuhan dengan alam  Antropologia: filsafat manusia, segala yang ada yang paling penting ialah manusia  Ethica: filsafat tingkah laku, tindakan-tindakan yang dinilai baik atau buruk  Logica/filsafat budi: manusia mempunyai daya pikir/budi, ilmu menalar secara logis
  • 23. Ada Umum: filsafat ada umum : ontologi, metafisika, theologi, theodicea. Ada Khusus/tidak mutlak/filsafat ada khusus : cosmologi, antropologia, ethica, logica. Tiga tingkat pengetahuan: pengetahuan biasa, ilmu dan filsafat. Pengetahuan Biasa: tidak mengutamakan kebenaran, tidak mencari sebab tetapi mengutamakan kegunaan. Ilmu: mengutamakan kebenaran, mencari sebab-sebabnya dan keterangan menyeluruh, serta ilmiah. Filsafat: mencari keterangan sedalam-dalamnya, mengatasi pengalaman manusia Kesimpulan ADA
  • 24. ILMU FILSAFAT DAN AGAMA • Filsafat dan ilmu memiliki perbedaan dalam hal obyek dan cara berpikir. • Filsafat mencari sebab yang sedalam-dalamnya melalui budi manusia, sedangkan ilmu berkisar pada fakta dan berlaku umum dalam hukum-hukumnya. • Meskipun ada hubungan antara keduanya, batas wilayahnya harus tetap dijaga. • Filsafat memerlukan data dari ilmu, seperti psikologi, untuk menyelidiki manusia. • Filsafat juga melampaui pengalaman dan masuk ke dalam wilayah metafisika. • Ilmu harus sadar bahwa ia keluar dari bidangnya sendiri ketika berfilsafat. • Filsafat tidak boleh turun ke bidang pengalaman.
  • 25. • Ilmu memiliki keumuman dalam bidangnya sendiri, tergantung pada obyek yang diajukan. Namun, ilmu membatasi diri pada pengalaman dan fakta yang dapat dibuktikan. • Ilmu memiliki kemampuan untuk mengadakan abstraksi, sehingga ada berbagai macam ilmu yang berbeda tergantung pada obyek yang diabstraksikan. Namun, ilmu tidak dapat mencapai yang seumum-umumnya karena ada sifat-sifat yang tidak dapat diabstraksikan. • Meskipun ilmu berusaha mencapai yang umum, tetapi ada suatu aspek realitas yang menjadi titik pertemuan dari segala obyek pengetahuan, yaitu adanya. Filsafat mencari keterangan yang sedalam-dalamnya untuk yang ada dan yang mungkin ada, dan tidak membatasi diri pada pengalaman atau data apapun. • Filsafat memulai penyelidikannya dari apa yang dialami manusia, karena pengetahuan tidak mungkin terjadi tanpa adanya pengalaman. Namun, ilmu juga memerlukan data dari filsafat, seperti dalam menelaah hal-hal yang berkaitan dengan pikiran manusia.
  • 26. PERBEDAAN ANTARA FILSAFAT DAN ILMU DALAM HAL OBYEK DAN CARA BERPIKIR. Filsafat mencari sebab yang lebih dalam melalui budi manusia, sementara ilmu berkisar pada fakta dan hukum yang berlaku umum. Meskipun ada hubungan antara keduanya, batas wilayahnya harus tetap dijaga. Filsafat membutuhkan data dari ilmu, seperti psikologi, untuk menyelidiki manusia, tetapi juga melampaui pengalaman dan masuk ke dalam wilayah metafisika. Ilmu harus menyadari bahwa ia keluar dari bidangnya sendiri ketika berfilsafat, dan filsafat tidak boleh turun ke bidang pengalaman.
  • 27. Bab ini menjelaskan mengenai bagaina acara “tahu”. Banyak persoalan danam proses mencari tahu. Dalam proses ini yang paling penting adalah terjadi kebenaran logis serta bagaimana manusia mencapai pengetahuan itu. Namun dalam mencapai kebenaran pengetahuan, banyak terjadi persoalan yaitu tidak semua para ahli setuju antara tahun dengan objek nya. Persoalan Pengetahuan
  • 28. PERSOALAN: Pengetahuan Khusus : Satu per satu, mudah berubah Pengetahuan Umum: Tetap, Tidak Berubah, general Bertentangan Yang tahu itu satu (manusia) dan yang diketahui satu juga (objek nya)
  • 29. PENYELESAIAN: • Jaman yunani kuno. Herakleitos (535-475) •Alam berubah •Alam bergerak •Pengetahuan adalah alam •Pengetahuan di sampaikan melalui kebenaran indra. Permenides (540-475) •Mengakui pengetahuan umum dan khusus •Pengetahuan umum melalui indra tidak dapat di percaya. •Muncul Plato (427- 434) Aristoteles • Tidak percaya keduanya • Mementingkan pengamatan • Muncul permasalahan baru • Tidak jelas ukuran dalam pengamatan •menekankan empirisme untuk menekankan ilmu •Dunia realitas dan kongkrit •Idea itu tidak ada •Yg kongkrit adalah sifata yg melainkan dari orang lain dan kesamaan persepsi dengan orang lain.
  • 30. Abad Pertengahan • Filsafat abad pertengahan adalah suatu arah pemikiran yang berbeda sekali dengan arah pemikiran dunia kunao Filsafat abad pertengahan menggambarkan suatu zaman yang baru sekali di tengah-tengah suatu rumpun bangsa yang baru, yaitu bangsa Eropa barat. Filsafat yang baru ini disebut Skolistik. Sebutan Skolistik mengungkapkan, bahwa ilmu pengetahuan abad pertengahan diusahakan oleh sekolah-sekolah, dan bahwa ilmu itu terkait pada tuntutan pengajaran di sekola-sekolah itu. Semula Skolistik timbul di biara-biara tertua di Gallia Selatan, tempat pengungsian ketika ada perpindahan bangsa-bangsa. Sbb di situlah tersimpan hasil-hasil karya para tokoh kuna dan para penulis Kristiani. • Meninggalkan filsafat kuno • Peradaban agama Khatolik berkembang • Pengetahuan diwahyukan Tuhan
  • 31. Aliran nominalisme ini menganggap bahwa gagasan atau konsep umum yang ada tidak menunjuk pada kenyataan apapun, maka gagasan hanya kata-kata saja (dalam bahasa Latin nomina)yang disusun akal budi sebagai tanda belaka untuk mengatur keanekaan individual. Abaelardus (1075-1142) : Ia termaksud orang konseptualisme dan sarjana terkenal dalam sastra romantik, sekaligus sebagai rasionalistik, artiya peranan akal dapat menundukkan kekuatan iamn. Iman harus mau didahului akal. Muncul kata JAWAB Renedescartes (1596-1650) rasionalisme : menyatakan bahwa kebenaran itu dapat dicapai dengan berpikir yang bermula dari keraguan akan suatu pengetahuan. Disinilah keberadaan akal didewakan. Rene Descartes yang mendirikan aliran rasionalisme berpendapat bahwa sumber pengetahuan yang dapat dipercaya adalah akal. Empirisme : suatu aliran dalam filsafat yang menyatakan bahwa semua pengetahuan berasal dari pengalaman indra manusia.
  • 32. • Pengetahuan merupakan hasil dari pengalaman yang merupakan bentukan dari mindset manusia. Contoh: jika dipukul, maka sakit. ( David Hume) • Pengamatan suatu object = sumber pengetahuan dasar (Immanuel Kant) • Ilmu = hasil bentukan manusia (Immanuel kant) • Manusia memiliki cara 7 & pola pikir yang berbeda • Manusia berpikir atas dasar idealisme dan materialisme > idealisme : cara berpikir keakuan = subjektif > matrealisme : kebenaran yang didapat dari pengetahuan Indera (fisik) • Pengetahuan manusia bersifat dipengaruhi dan mempengaruhi • Pengetahuan manusia disebabkan mindset yang disepakati Bersama • Manusia wajib terus mencari tahu untuk mendapatkan pengetahuan baru • Pengetahuan tidak hanya didapati dengan pengamatan dan pengalaman saja • Pengetahuan harus didapat dengan pengamatan yang dalam dan detail (penelitian) • Pengetahuan didapatkan dengan melalui Indera dan intuisi • Kebenaran adalah suatu yang tidak terbatas.