SlideShare a Scribd company logo
1 of 21
Download to read offline
DASAR – DASAR PENGETAHUAN
1.Penalaran
2.Logika
2.Logika
3.Sumber pengetahuan
4.Kriteria Kebenaran
adalah suatu kegiatan untuk menemukan pengetahuan yang benar.
 Apa yang disebut benar bagi tiap orang adalah tidak sama
sehingga kegiatan proses berpikir untuk menghasilkan pengetahuan
yang benar itupun berbeda-beda,
 Ada kriteria kebenaran yang merupakan landasan bagi proses
penemuan kebenaran tersebut
BERPIKIR???
Merupakan suatu proses berpikir dalam menarik suatu
kesimpulan yang berupa pengetahuan
Merupakan kegiatan berpikir yang mempunyai karakteristik
tertentu dalam menemukan kebenaran
PENALARAN
Ciri Penalaran sebagai Suatu
Kegiatan Berpikir:
1. Ada pola berpikir, yang secara luas disebut dengan
LOGIKA
 penalaran merupakan suatu proses berpikir
logis
2. Sifat analitik dari proses berpikirnya.
 penalaran mrpkn kegiatan berpikir yang
menyandarkan diri pada suatu analisis dan kerangka
berpikir yang dipergunakan untuk analisis tersebut
adalah logika penalaran yang bersangkutan.
 analisis pada hakikatnya mrpkn suatu kegiatan
berpikir berdasarkan langkah-langkah tertentu
logis
Perasaan merupakan suatu penarikan kesimpulan yang
tidak berdasarkan penalaran
Adakah proses berpikir yang tidak
berdasarkan penalaran?
tidak berdasarkan penalaran
Intuisi merupakan suatu kegiatan berpikir nonanalitis
yang tidak mendasarkan diri pada suatu pola pikir
berpikir
LOGIKA
Penalaran merupakan suatu proses berpikir yang
membuahkan pengetahuan. Agar pengetahuan yang
dihasilkan penalaran itu mempunyai dasar kebenaran, maka
proses berpikir itu harus dilakukan dengan suatu cara
proses berpikir itu harus dilakukan dengan suatu cara
tertentu.
Suatu penarikan kesimpulan baru dianggap
sahih(valid) jika penarikan kesimpulan tersebut
menurut cara tertentu, yang disebut LOGIKA.
Logika didefinisikan sebagai pengkajian untuk
berpikir secara sahih.
Ada dua cara penarikan kesimpulan, yaitu:
logika induktif dan logika deduktif
Logika Deduktif terkait dengan penarikan
kesimpulan dari hal yang bersifat umum
kesimpulan dari hal yang bersifat umum
menjadi kasus yang bersifat
individual(khusus).
Penarikan kesimpulan secara deduktif biasanya
mempergunakan pola berpikir yang dinamakan
silogisme.
Silogisme disusun dari dua buah pernyataan
(premis mayor dan premis minor) dan sebuah
kesimpulan.
Contoh:
Semua logam memuai jika dipanaskan (premis mayor)
Besi adalah sebuah logam (premis minor)
Jadi besi memuai jika dipanaskan (kesimpulan)
Jadi besi memuai jika dipanaskan (kesimpulan)
Ketepatan penarikan kesimpulan tergantung dari tiga hal
: yakni kebenaran premis mayor, kebenaran premis
minor dan keabsahan pengambilan kesimpulan.
Sekiranya salah satu dari ketiga unsur tersebut
persyaratannya tidak terpenuhi maka kesimpulan yang
ditariknya akan salah
Matematika adalah pengetahuan yang disusun
secara deduktif. Argumentasi matematik seperti
a sama dengan b bila b sama dengan c maka a
sama dengan c merupakan suatu penalaran
deduktif
Tak pernah ada kejutan dalam logika, simpul
Wittgenstein, sebab pengetahuan yang diperoleh
adalah kebenaran tautologis. Namun benarkah
ulangan matematika tak pernah menimbulkan
surprise?
Logika Induktif erat kaitannya dengan penarikan
kesimpulan dari kasus-kasus individual nyata
menjadi kesimpulan yang bersifat umum
Misal ada fakta bahwa kambing punya
mata, singa punya mata, ayam punya
mata. Maka dapat disimpulkan bahwa
semua binatang punya mata.
Kesimpulan yang bersifat umum ini penting
karena mempunyai 2 keuntungan :
Keuntungan yang pertama adalah bahwa pernyataan yang bersifat
umum ini bersifat ekonomis, yaitu bahwa kehidupan yang beraneka
ragam dengan berbagai corak dan segi dapat direduksikan menjadi
beberapa pernyataan. Pengetahuan yang dikumpulkan manusia
bukanlah merupakan koleksi dari berbagai fakta melainkan esensi
dari fakta-fakta tersebut.
Keuntungan yang kedua adalah dimungkinkannya
proses penalaran selanjutnya baik secara induktif
maupun deduktif.
Penalaran secara induktif memungkinkan disusunnya
pengetahuan secara sistematis yang mengarah pada
pernyataan-pernyataan yang makin lama makin bersifat
fundamental.
Pengetahuan yang dipergunakan dalam penalaran
pada dasarnya bersumber pada rasio atau fakta
 Sehingga muncul paham rasionalisme dan
empirisme
empirisme
Kaum rasionalis berpaham bahwa rasio adalah sumber
kebenaran, sedangkan empirisme berpaham bahwa fakta
yang tertangkap melalui penalaman manusia merupakan
sumber kebenaran.
Kaum rasionalis (paham rasionalisme)
 bahwa rasio adalah sumber kebenaran
 mempergunakan logika deduktif dalam menyusun
pengetahuannya.
Premis yang dipakai dalam penalarannya diperoleh dari
ide yang menurut anggapannya jelas dan dapat diterima.
fungsi pikiran manusia hanyalah mengenali prinsip
tersebut yang lalu menjadi pengetahuannya.
 Ide(prinsip) bukanlah ciptaan pikiran manusia tapi sudah
ada jauh sebelum manusia berusaha memikirkannya
 Ide bagi kaum rasionalis adalah bersifat apriori dan
prapengalaman yang didapatkan manusia melalui
penalaran rasional.
Masalah utama yang timbul dari cara berpikir rasionalisme
adalah mengenai kriteria akan kebenaran dari suatu ide
yang menurut seseorang adalah jelas dan dapat dipercaya.
Ide yang satu bagi si A mungkin bersifat jelas dan dapat
dipercaya tapi belum tentu bagi si B dan si C.
bersifat abstrak dan terbebas dari pengalaman, sehingga evaluasi
Kelemahan:
bersifat abstrak dan terbebas dari pengalaman, sehingga evaluasi
dari kebenaran premis-premis yang digunakan tidak dapat dilakukan.
•Bersifat subjektif dan solipsistik
 Solipsistik berarti bahwa hanya benar dalam kerangka pemikiran
tertentu yang berada dalam benak orang yang berpikir tersebut
akan didapatkan bermacam-macam pengetahuan mengenai satu
objek tertentu tanpa adanya suatu konsensus yang dapat diterima
oleh semua pihak.
berpendapat bahwa pengetahuan manusia itu bukan didapatkan
melalui penalaran rasional yang abstrak namun melalui pengalaman
yang konkret/nyata
Kaum empiris (paham empirisme,)
 mempergunakan logika induktif dalam menyusun pengetahuan
yang berlaku secara umum melalui pengamatan terhadap gejala-
 Gejala-gejala alamiah adalah bersifat konkret dan dapat
dinyatakan melalui tangkapan pancaindera manusia.
•Masalah utama:
bahwa pengetahuan yang dikumpulkan cenderung untuk menjadi
suatu kumpulan fakta-fakta, yang belum tentu bersifat konsisten dan
mungkin saja terdapat hal-hal yang bersifat kontradiktif
* Einstein mengingatkan bahwa tak terdapat metode induktif yang
memungkinkan berkembangnya konsep dasar suatu ilmu. 
yang berlaku secara umum melalui pengamatan terhadap gejala-
gejala fisik yang bersifat individual.
kelemahan
Yang pertama
hubungan antara berbagai fakta tidaklah nyata sebagaimana kita
sangka
Harus ada suatu kerangka pemikiran yang memberi latar belakang
mengapa X mempunyai hubungan dengan Y, sebab jika tidak, maka
pada hakikatnya semua fakta dalam dunia fisik bisa saja dihubungkan
dalam kaitan kausalitas
dalam kaitan kausalitas
Yang kedua,
Masalah mengenai hakikat pengalaman
Apakah sebenarnya pengalaman?apakah merupakan stimulus
pancaindera?atau persepsi? Ataukah sensasi?
seberapa jauh kita dapat mengandalkan pancaindera untuk
menangkap gejala fisik, sedangkan pancaindera manusia sangat
terbatas kemampuannya dan bahkan dapat melakukan kesalahan
Cara lain untuk mendapatkan pengetahuan :
Intuisi, merupakan pengetahuan yang didapatkan tanpa
melalui proses penalaran tertentu.
Intuisi bersifat personal dan tidak bisa diramalkan. Intuisi
tidak dapat diandalkan Sebagai dasar untuk menyusun
pengetahuan secara teratur.
Intuisi merupakan pengalaman puncak (menurut
Intuisi merupakan pengalaman puncak (menurut
Maslow), sedangkan menurut Nietzsche, intuisi merupakan
intelegensi yang paling tinggi.
Wahyu, merupakan pengetahuan yang diperoleh bukan
dari hasil usaha aktif manusia
merupakan pengetahuan yang disampaikan oleh
Tuhan kepada manusia.
dipercaya atau tidak sangat ditentukan oleh
kepercayaan masing-masing
Ada beberapa teori kebenaran :
Teori koherensi
berdasarkan teori ini, suatu pernyataan dianggap benar bila
pernyataan itu bersifat koheren atau konsisten dengan
Kriteria Kebenaran
pernyataan itu bersifat koheren atau konsisten dengan
pernyataan-pernyataan sebelumnya yang dianggap benar.
Misal bila ada pernyaan bahwa”semua manusia akan
mati” adalah suatu pernyataan yang benar, maka
pernyataan bahwa “ agus adalah manusia dan agus
pasti mati” adalah benar, sebab pernyataan kedua
adalah konsisten dengan pernyataan yang pertama.
Teori korespondensi
(Bertrand Russell, 1872-1970).
Menurut teori ini, suatu pernyataan dianggap benar
jika materi pengetahuan yang dikandung pernyataan
itu berkorespondensi (berhubungan) dengan objek
yang dituju oleh pernyataan tersebut.
Jika ada pernyataan bahwa “Ibu Kota RI adalah
Jakarta” maka pernyataan tersebut adalah benar
sebab pernyataan itu bersifat faktual, yaitu jakarta
memang ibu kota RI.
yang dituju oleh pernyataan tersebut.
Teori pragmatis
(Charles S. Peirce, 1839-1914)
Menurut teori ini, kebenaran suatu pernyataan diukur
dengan kriteria apakah pernyataan tersebut bersifat
fungsional dalam kehidupan praktis. Artinya, suatu
pernyataan adalah benar jika pernyataan itu atau
konsekuensi dari pernyataan itu mempunyai kegunaan
Misalnya, ada orang menyatakan sebuah teori X dalam
pendidikan dan dengan teori ini dkembangkan teknik
y untuk meningkatkan prestasi belajar, maka teori X
itu dianggap benar, sebab teori X ini adalah fungsional
dan mempunyai kegunaan.
konsekuensi dari pernyataan itu mempunyai kegunaan
praktis dalam kehidupan manusia.
Kaum pragmatis berpaling pada metode ilmiah sebagai
metode untuk mencari pengetahuan tentang alam yang
dianggapnya fungsional dan berguna dalam menafsirkan
gelaja-gejala alamiah.
Kaum pragmatis percaya pada agama sebab agama
bersifat fungsional dalam memberikan pegangan moral
dan percaya demokrasi sebab demokrasi bersifat
Kriteria pragmatisme juga dpergunakan para ilmuwan
untuk menentukan kebenaran ilmiah dilihat dalam
perspektif waktu.
Secara historis, maka pernyataan ilmiah yang sekarang
dianggap benar, suatu waktu mungkin tidak lagi
demikian.
dan percaya demokrasi sebab demokrasi bersifat
fungsional dalam menemukan konsensus masyarakat.
Filsafat sebagai Dasar dasar pengetahuan.pdf

More Related Content

Similar to Filsafat sebagai Dasar dasar pengetahuan.pdf

Dasar-Dasar Pengetahuan
Dasar-Dasar PengetahuanDasar-Dasar Pengetahuan
Dasar-Dasar Pengetahuan
Muhammad Ihsan
 
filsafat sains nurul kholifah.docx
filsafat sains nurul kholifah.docxfilsafat sains nurul kholifah.docx
filsafat sains nurul kholifah.docx
nurulkholifah23
 
Kel12_EPISTEMOLOGI.pptx
Kel12_EPISTEMOLOGI.pptxKel12_EPISTEMOLOGI.pptx
Kel12_EPISTEMOLOGI.pptx
AhmadTirtayasa3
 
Filosofi ilmu dalam 3 kajian
Filosofi ilmu dalam 3 kajianFilosofi ilmu dalam 3 kajian
Filosofi ilmu dalam 3 kajian
Sigit Kindarto
 
Rmk filsafat ilmu a priori word
Rmk filsafat ilmu a priori wordRmk filsafat ilmu a priori word
Rmk filsafat ilmu a priori word
setyapande
 
S2bontang 1213032068278452-9
S2bontang 1213032068278452-9S2bontang 1213032068278452-9
S2bontang 1213032068278452-9
JAmal ZLluztia
 
S2bontang 1213032068278452-9
S2bontang 1213032068278452-9S2bontang 1213032068278452-9
S2bontang 1213032068278452-9
JAmal ZLluztia
 
S2bontang 1213032068278452-9
S2bontang 1213032068278452-9S2bontang 1213032068278452-9
S2bontang 1213032068278452-9
JAmal ZLluztia
 
S2bontang 1213032068278452-9
S2bontang 1213032068278452-9S2bontang 1213032068278452-9
S2bontang 1213032068278452-9
JAmal ZLluztia
 
S2bontang 1213032068278452-9
S2bontang 1213032068278452-9S2bontang 1213032068278452-9
S2bontang 1213032068278452-9
JAmal ZLluztia
 

Similar to Filsafat sebagai Dasar dasar pengetahuan.pdf (20)

Makalah Filsafat
Makalah FilsafatMakalah Filsafat
Makalah Filsafat
 
Filsafat Iptek
Filsafat IptekFilsafat Iptek
Filsafat Iptek
 
MAKALAH 3.pptx
MAKALAH 3.pptxMAKALAH 3.pptx
MAKALAH 3.pptx
 
Dasar-Dasar Pengetahuan
Dasar-Dasar PengetahuanDasar-Dasar Pengetahuan
Dasar-Dasar Pengetahuan
 
Ujian 1 met lit
Ujian 1 met litUjian 1 met lit
Ujian 1 met lit
 
Epistemologi Kelompok 2 epistemologi epistemologi
Epistemologi Kelompok 2 epistemologi epistemologiEpistemologi Kelompok 2 epistemologi epistemologi
Epistemologi Kelompok 2 epistemologi epistemologi
 
Filsafat
FilsafatFilsafat
Filsafat
 
Tugas pengantar filsafat ilmu kumpulan soal
Tugas pengantar filsafat ilmu kumpulan soalTugas pengantar filsafat ilmu kumpulan soal
Tugas pengantar filsafat ilmu kumpulan soal
 
filsafat sains nurul kholifah.docx
filsafat sains nurul kholifah.docxfilsafat sains nurul kholifah.docx
filsafat sains nurul kholifah.docx
 
APA ITU ILMU
APA ITU ILMUAPA ITU ILMU
APA ITU ILMU
 
TUGAS FILSAFAT
TUGAS FILSAFATTUGAS FILSAFAT
TUGAS FILSAFAT
 
Kel12_EPISTEMOLOGI.pptx
Kel12_EPISTEMOLOGI.pptxKel12_EPISTEMOLOGI.pptx
Kel12_EPISTEMOLOGI.pptx
 
Bab Ii
Bab IiBab Ii
Bab Ii
 
Filosofi ilmu dalam 3 kajian
Filosofi ilmu dalam 3 kajianFilosofi ilmu dalam 3 kajian
Filosofi ilmu dalam 3 kajian
 
Rmk filsafat ilmu a priori word
Rmk filsafat ilmu a priori wordRmk filsafat ilmu a priori word
Rmk filsafat ilmu a priori word
 
S2bontang 1213032068278452-9
S2bontang 1213032068278452-9S2bontang 1213032068278452-9
S2bontang 1213032068278452-9
 
S2bontang 1213032068278452-9
S2bontang 1213032068278452-9S2bontang 1213032068278452-9
S2bontang 1213032068278452-9
 
S2bontang 1213032068278452-9
S2bontang 1213032068278452-9S2bontang 1213032068278452-9
S2bontang 1213032068278452-9
 
S2bontang 1213032068278452-9
S2bontang 1213032068278452-9S2bontang 1213032068278452-9
S2bontang 1213032068278452-9
 
S2bontang 1213032068278452-9
S2bontang 1213032068278452-9S2bontang 1213032068278452-9
S2bontang 1213032068278452-9
 

More from kustiyantidew94

More from kustiyantidew94 (9)

Reseacrh Design Quantitatif, Qualitatif, Mix Methods (3).pdf
Reseacrh Design Quantitatif, Qualitatif, Mix Methods (3).pdfReseacrh Design Quantitatif, Qualitatif, Mix Methods (3).pdf
Reseacrh Design Quantitatif, Qualitatif, Mix Methods (3).pdf
 
Reseacrh Design Quantitatif, Qualitatif, Mix Methods (3).pdf
Reseacrh Design Quantitatif, Qualitatif, Mix Methods (3).pdfReseacrh Design Quantitatif, Qualitatif, Mix Methods (3).pdf
Reseacrh Design Quantitatif, Qualitatif, Mix Methods (3).pdf
 
PRESENTASI KATION GOLONGAN II A_K2-C .pdf
PRESENTASI KATION GOLONGAN II A_K2-C .pdfPRESENTASI KATION GOLONGAN II A_K2-C .pdf
PRESENTASI KATION GOLONGAN II A_K2-C .pdf
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
 
Metode penelitian Deskriptif atau Survei
Metode penelitian Deskriptif atau SurveiMetode penelitian Deskriptif atau Survei
Metode penelitian Deskriptif atau Survei
 
Sekolah Ramah Anak & Sekolah Untuk Semua.pptx
Sekolah Ramah Anak & Sekolah Untuk Semua.pptxSekolah Ramah Anak & Sekolah Untuk Semua.pptx
Sekolah Ramah Anak & Sekolah Untuk Semua.pptx
 
Literasi Sains dalam Pembelajaran IPAS di Sekolah Dasar.pdf
Literasi Sains dalam Pembelajaran IPAS di Sekolah Dasar.pdfLiterasi Sains dalam Pembelajaran IPAS di Sekolah Dasar.pdf
Literasi Sains dalam Pembelajaran IPAS di Sekolah Dasar.pdf
 
Pengambangan Media Pembelajaran Ramah Anak Informal.pdf
Pengambangan Media Pembelajaran Ramah Anak Informal.pdfPengambangan Media Pembelajaran Ramah Anak Informal.pdf
Pengambangan Media Pembelajaran Ramah Anak Informal.pdf
 
Pengertian Filsafat dalam Pendidikan.pdf
Pengertian Filsafat dalam Pendidikan.pdfPengertian Filsafat dalam Pendidikan.pdf
Pengertian Filsafat dalam Pendidikan.pdf
 

Recently uploaded

Penjelasan Asmaul Khomsah bahasa arab nahwu
Penjelasan Asmaul Khomsah bahasa arab nahwuPenjelasan Asmaul Khomsah bahasa arab nahwu
Penjelasan Asmaul Khomsah bahasa arab nahwu
Khiyaroh1
 
perwalian IKLIM SEKOLAH AMAN Mencegah Intoleransi.pptx
perwalian IKLIM SEKOLAH AMAN Mencegah Intoleransi.pptxperwalian IKLIM SEKOLAH AMAN Mencegah Intoleransi.pptx
perwalian IKLIM SEKOLAH AMAN Mencegah Intoleransi.pptx
Mas PauLs
 
Power point materi IPA pada materi unsur
Power point materi IPA pada materi unsurPower point materi IPA pada materi unsur
Power point materi IPA pada materi unsur
DoddiKELAS7A
 

Recently uploaded (20)

Analisis Regresi Analisis Regresi dan Korelasi.ppt
Analisis Regresi Analisis Regresi dan Korelasi.pptAnalisis Regresi Analisis Regresi dan Korelasi.ppt
Analisis Regresi Analisis Regresi dan Korelasi.ppt
 
AKUNTANSI INVESTASI PD SEKURITAS UTANG.pptx
AKUNTANSI INVESTASI PD SEKURITAS UTANG.pptxAKUNTANSI INVESTASI PD SEKURITAS UTANG.pptx
AKUNTANSI INVESTASI PD SEKURITAS UTANG.pptx
 
P5 Gaya Hidup berkelanjutan gaya hidup b
P5 Gaya Hidup berkelanjutan gaya hidup bP5 Gaya Hidup berkelanjutan gaya hidup b
P5 Gaya Hidup berkelanjutan gaya hidup b
 
Penjelasan Asmaul Khomsah bahasa arab nahwu
Penjelasan Asmaul Khomsah bahasa arab nahwuPenjelasan Asmaul Khomsah bahasa arab nahwu
Penjelasan Asmaul Khomsah bahasa arab nahwu
 
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI TARI KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
PPDB SMAN 1 SURADE - PROV JABAR 2024 / 2025
PPDB SMAN 1 SURADE - PROV JABAR 2024 / 2025PPDB SMAN 1 SURADE - PROV JABAR 2024 / 2025
PPDB SMAN 1 SURADE - PROV JABAR 2024 / 2025
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
perwalian IKLIM SEKOLAH AMAN Mencegah Intoleransi.pptx
perwalian IKLIM SEKOLAH AMAN Mencegah Intoleransi.pptxperwalian IKLIM SEKOLAH AMAN Mencegah Intoleransi.pptx
perwalian IKLIM SEKOLAH AMAN Mencegah Intoleransi.pptx
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
UAS Matematika kelas IX 2024 HK_2024.pdf
UAS Matematika kelas IX 2024 HK_2024.pdfUAS Matematika kelas IX 2024 HK_2024.pdf
UAS Matematika kelas IX 2024 HK_2024.pdf
 
Materi E-modul Ekosistem kelas X SMA.docx
Materi E-modul Ekosistem kelas X SMA.docxMateri E-modul Ekosistem kelas X SMA.docx
Materi E-modul Ekosistem kelas X SMA.docx
 
Materi Penggolongan Obat Undang-Undang Kesehatan
Materi Penggolongan Obat Undang-Undang KesehatanMateri Penggolongan Obat Undang-Undang Kesehatan
Materi Penggolongan Obat Undang-Undang Kesehatan
 
Materi Kimfar Asam,Basa,Buffer dan Garam
Materi Kimfar Asam,Basa,Buffer dan GaramMateri Kimfar Asam,Basa,Buffer dan Garam
Materi Kimfar Asam,Basa,Buffer dan Garam
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Mekanisme Mendengar Pada Manusia dan Hewan.pptx
Mekanisme Mendengar Pada Manusia dan Hewan.pptxMekanisme Mendengar Pada Manusia dan Hewan.pptx
Mekanisme Mendengar Pada Manusia dan Hewan.pptx
 
Power point materi IPA pada materi unsur
Power point materi IPA pada materi unsurPower point materi IPA pada materi unsur
Power point materi IPA pada materi unsur
 
PWS KIA (Pemantauan Wilayah Setempat) Kesehatan Ibu dan Anak
PWS KIA (Pemantauan Wilayah Setempat) Kesehatan Ibu dan AnakPWS KIA (Pemantauan Wilayah Setempat) Kesehatan Ibu dan Anak
PWS KIA (Pemantauan Wilayah Setempat) Kesehatan Ibu dan Anak
 

Filsafat sebagai Dasar dasar pengetahuan.pdf

  • 1. DASAR – DASAR PENGETAHUAN 1.Penalaran 2.Logika 2.Logika 3.Sumber pengetahuan 4.Kriteria Kebenaran
  • 2. adalah suatu kegiatan untuk menemukan pengetahuan yang benar.  Apa yang disebut benar bagi tiap orang adalah tidak sama sehingga kegiatan proses berpikir untuk menghasilkan pengetahuan yang benar itupun berbeda-beda,  Ada kriteria kebenaran yang merupakan landasan bagi proses penemuan kebenaran tersebut BERPIKIR??? Merupakan suatu proses berpikir dalam menarik suatu kesimpulan yang berupa pengetahuan Merupakan kegiatan berpikir yang mempunyai karakteristik tertentu dalam menemukan kebenaran PENALARAN
  • 3. Ciri Penalaran sebagai Suatu Kegiatan Berpikir: 1. Ada pola berpikir, yang secara luas disebut dengan LOGIKA  penalaran merupakan suatu proses berpikir logis 2. Sifat analitik dari proses berpikirnya.  penalaran mrpkn kegiatan berpikir yang menyandarkan diri pada suatu analisis dan kerangka berpikir yang dipergunakan untuk analisis tersebut adalah logika penalaran yang bersangkutan.  analisis pada hakikatnya mrpkn suatu kegiatan berpikir berdasarkan langkah-langkah tertentu logis
  • 4. Perasaan merupakan suatu penarikan kesimpulan yang tidak berdasarkan penalaran Adakah proses berpikir yang tidak berdasarkan penalaran? tidak berdasarkan penalaran Intuisi merupakan suatu kegiatan berpikir nonanalitis yang tidak mendasarkan diri pada suatu pola pikir berpikir
  • 5. LOGIKA Penalaran merupakan suatu proses berpikir yang membuahkan pengetahuan. Agar pengetahuan yang dihasilkan penalaran itu mempunyai dasar kebenaran, maka proses berpikir itu harus dilakukan dengan suatu cara proses berpikir itu harus dilakukan dengan suatu cara tertentu. Suatu penarikan kesimpulan baru dianggap sahih(valid) jika penarikan kesimpulan tersebut menurut cara tertentu, yang disebut LOGIKA. Logika didefinisikan sebagai pengkajian untuk berpikir secara sahih.
  • 6. Ada dua cara penarikan kesimpulan, yaitu: logika induktif dan logika deduktif Logika Deduktif terkait dengan penarikan kesimpulan dari hal yang bersifat umum kesimpulan dari hal yang bersifat umum menjadi kasus yang bersifat individual(khusus). Penarikan kesimpulan secara deduktif biasanya mempergunakan pola berpikir yang dinamakan silogisme.
  • 7. Silogisme disusun dari dua buah pernyataan (premis mayor dan premis minor) dan sebuah kesimpulan. Contoh: Semua logam memuai jika dipanaskan (premis mayor) Besi adalah sebuah logam (premis minor) Jadi besi memuai jika dipanaskan (kesimpulan) Jadi besi memuai jika dipanaskan (kesimpulan) Ketepatan penarikan kesimpulan tergantung dari tiga hal : yakni kebenaran premis mayor, kebenaran premis minor dan keabsahan pengambilan kesimpulan. Sekiranya salah satu dari ketiga unsur tersebut persyaratannya tidak terpenuhi maka kesimpulan yang ditariknya akan salah
  • 8. Matematika adalah pengetahuan yang disusun secara deduktif. Argumentasi matematik seperti a sama dengan b bila b sama dengan c maka a sama dengan c merupakan suatu penalaran deduktif Tak pernah ada kejutan dalam logika, simpul Wittgenstein, sebab pengetahuan yang diperoleh adalah kebenaran tautologis. Namun benarkah ulangan matematika tak pernah menimbulkan surprise?
  • 9. Logika Induktif erat kaitannya dengan penarikan kesimpulan dari kasus-kasus individual nyata menjadi kesimpulan yang bersifat umum Misal ada fakta bahwa kambing punya mata, singa punya mata, ayam punya mata. Maka dapat disimpulkan bahwa semua binatang punya mata.
  • 10. Kesimpulan yang bersifat umum ini penting karena mempunyai 2 keuntungan : Keuntungan yang pertama adalah bahwa pernyataan yang bersifat umum ini bersifat ekonomis, yaitu bahwa kehidupan yang beraneka ragam dengan berbagai corak dan segi dapat direduksikan menjadi beberapa pernyataan. Pengetahuan yang dikumpulkan manusia bukanlah merupakan koleksi dari berbagai fakta melainkan esensi dari fakta-fakta tersebut. Keuntungan yang kedua adalah dimungkinkannya proses penalaran selanjutnya baik secara induktif maupun deduktif. Penalaran secara induktif memungkinkan disusunnya pengetahuan secara sistematis yang mengarah pada pernyataan-pernyataan yang makin lama makin bersifat fundamental.
  • 11. Pengetahuan yang dipergunakan dalam penalaran pada dasarnya bersumber pada rasio atau fakta  Sehingga muncul paham rasionalisme dan empirisme empirisme Kaum rasionalis berpaham bahwa rasio adalah sumber kebenaran, sedangkan empirisme berpaham bahwa fakta yang tertangkap melalui penalaman manusia merupakan sumber kebenaran.
  • 12. Kaum rasionalis (paham rasionalisme)  bahwa rasio adalah sumber kebenaran  mempergunakan logika deduktif dalam menyusun pengetahuannya. Premis yang dipakai dalam penalarannya diperoleh dari ide yang menurut anggapannya jelas dan dapat diterima. fungsi pikiran manusia hanyalah mengenali prinsip tersebut yang lalu menjadi pengetahuannya.  Ide(prinsip) bukanlah ciptaan pikiran manusia tapi sudah ada jauh sebelum manusia berusaha memikirkannya  Ide bagi kaum rasionalis adalah bersifat apriori dan prapengalaman yang didapatkan manusia melalui penalaran rasional.
  • 13. Masalah utama yang timbul dari cara berpikir rasionalisme adalah mengenai kriteria akan kebenaran dari suatu ide yang menurut seseorang adalah jelas dan dapat dipercaya. Ide yang satu bagi si A mungkin bersifat jelas dan dapat dipercaya tapi belum tentu bagi si B dan si C. bersifat abstrak dan terbebas dari pengalaman, sehingga evaluasi Kelemahan: bersifat abstrak dan terbebas dari pengalaman, sehingga evaluasi dari kebenaran premis-premis yang digunakan tidak dapat dilakukan. •Bersifat subjektif dan solipsistik  Solipsistik berarti bahwa hanya benar dalam kerangka pemikiran tertentu yang berada dalam benak orang yang berpikir tersebut akan didapatkan bermacam-macam pengetahuan mengenai satu objek tertentu tanpa adanya suatu konsensus yang dapat diterima oleh semua pihak.
  • 14. berpendapat bahwa pengetahuan manusia itu bukan didapatkan melalui penalaran rasional yang abstrak namun melalui pengalaman yang konkret/nyata Kaum empiris (paham empirisme,)  mempergunakan logika induktif dalam menyusun pengetahuan yang berlaku secara umum melalui pengamatan terhadap gejala-  Gejala-gejala alamiah adalah bersifat konkret dan dapat dinyatakan melalui tangkapan pancaindera manusia. •Masalah utama: bahwa pengetahuan yang dikumpulkan cenderung untuk menjadi suatu kumpulan fakta-fakta, yang belum tentu bersifat konsisten dan mungkin saja terdapat hal-hal yang bersifat kontradiktif * Einstein mengingatkan bahwa tak terdapat metode induktif yang memungkinkan berkembangnya konsep dasar suatu ilmu. yang berlaku secara umum melalui pengamatan terhadap gejala- gejala fisik yang bersifat individual.
  • 15. kelemahan Yang pertama hubungan antara berbagai fakta tidaklah nyata sebagaimana kita sangka Harus ada suatu kerangka pemikiran yang memberi latar belakang mengapa X mempunyai hubungan dengan Y, sebab jika tidak, maka pada hakikatnya semua fakta dalam dunia fisik bisa saja dihubungkan dalam kaitan kausalitas dalam kaitan kausalitas Yang kedua, Masalah mengenai hakikat pengalaman Apakah sebenarnya pengalaman?apakah merupakan stimulus pancaindera?atau persepsi? Ataukah sensasi? seberapa jauh kita dapat mengandalkan pancaindera untuk menangkap gejala fisik, sedangkan pancaindera manusia sangat terbatas kemampuannya dan bahkan dapat melakukan kesalahan
  • 16. Cara lain untuk mendapatkan pengetahuan : Intuisi, merupakan pengetahuan yang didapatkan tanpa melalui proses penalaran tertentu. Intuisi bersifat personal dan tidak bisa diramalkan. Intuisi tidak dapat diandalkan Sebagai dasar untuk menyusun pengetahuan secara teratur. Intuisi merupakan pengalaman puncak (menurut Intuisi merupakan pengalaman puncak (menurut Maslow), sedangkan menurut Nietzsche, intuisi merupakan intelegensi yang paling tinggi. Wahyu, merupakan pengetahuan yang diperoleh bukan dari hasil usaha aktif manusia merupakan pengetahuan yang disampaikan oleh Tuhan kepada manusia. dipercaya atau tidak sangat ditentukan oleh kepercayaan masing-masing
  • 17. Ada beberapa teori kebenaran : Teori koherensi berdasarkan teori ini, suatu pernyataan dianggap benar bila pernyataan itu bersifat koheren atau konsisten dengan Kriteria Kebenaran pernyataan itu bersifat koheren atau konsisten dengan pernyataan-pernyataan sebelumnya yang dianggap benar. Misal bila ada pernyaan bahwa”semua manusia akan mati” adalah suatu pernyataan yang benar, maka pernyataan bahwa “ agus adalah manusia dan agus pasti mati” adalah benar, sebab pernyataan kedua adalah konsisten dengan pernyataan yang pertama.
  • 18. Teori korespondensi (Bertrand Russell, 1872-1970). Menurut teori ini, suatu pernyataan dianggap benar jika materi pengetahuan yang dikandung pernyataan itu berkorespondensi (berhubungan) dengan objek yang dituju oleh pernyataan tersebut. Jika ada pernyataan bahwa “Ibu Kota RI adalah Jakarta” maka pernyataan tersebut adalah benar sebab pernyataan itu bersifat faktual, yaitu jakarta memang ibu kota RI. yang dituju oleh pernyataan tersebut.
  • 19. Teori pragmatis (Charles S. Peirce, 1839-1914) Menurut teori ini, kebenaran suatu pernyataan diukur dengan kriteria apakah pernyataan tersebut bersifat fungsional dalam kehidupan praktis. Artinya, suatu pernyataan adalah benar jika pernyataan itu atau konsekuensi dari pernyataan itu mempunyai kegunaan Misalnya, ada orang menyatakan sebuah teori X dalam pendidikan dan dengan teori ini dkembangkan teknik y untuk meningkatkan prestasi belajar, maka teori X itu dianggap benar, sebab teori X ini adalah fungsional dan mempunyai kegunaan. konsekuensi dari pernyataan itu mempunyai kegunaan praktis dalam kehidupan manusia.
  • 20. Kaum pragmatis berpaling pada metode ilmiah sebagai metode untuk mencari pengetahuan tentang alam yang dianggapnya fungsional dan berguna dalam menafsirkan gelaja-gejala alamiah. Kaum pragmatis percaya pada agama sebab agama bersifat fungsional dalam memberikan pegangan moral dan percaya demokrasi sebab demokrasi bersifat Kriteria pragmatisme juga dpergunakan para ilmuwan untuk menentukan kebenaran ilmiah dilihat dalam perspektif waktu. Secara historis, maka pernyataan ilmiah yang sekarang dianggap benar, suatu waktu mungkin tidak lagi demikian. dan percaya demokrasi sebab demokrasi bersifat fungsional dalam menemukan konsensus masyarakat.