SlideShare a Scribd company logo
1 of 22
Download to read offline
CRITICAL JOURNAL REVIEW
“CRACKING OF PALM OIL TO PRODUCE
OLEOCHEMICALS”
OLEH :
EMALIA SYAFITRI HAZ (4191131030)
MARIA ENJELITA SIMANJUNTAK (4193131008)
MEILIN SIMALANGO (4193331026)
NADIA AZHARI PUTRI (4191131004)
NITA NAZELINA NASUTION (4192431006)
VENTY EOLOGI HUTABARAT (4193331043)
DOSEN PENGAMPU: Dr.
Ahmad Nasir
Pulungan, S.Si., M.Sc.
MATA KULIAH :
KIMIA AGROINDUSTRI
IDENTITAS JURNAL
1. Judul Artikel Jurnal : Cracking Of Palm Oil To Produce Oleochemical
2. Pengarang Artikel Jurnal : Nwokedi I.C., Ude, C.N., Okoye, C.C., dan Okey-
Onyesolu, C.F.
3. Nama Jurnal : International Journal Of Engineering Sciences & Research
Technology
4. Volume/Nomor : Vol 4 (7)
5. Edisi Terbit : 2015
6. ISSN : 2277-9655
Table of Contents
Ringkasan jurnal
01
Pembahasan
02
03
Kesimpulan
01
Ringkasan
Jurnal
Minyak sawit mulai digunakan secara komersial sebagai bahan
baku produk oleokimia sejak tahun 1990-an. Minyak sawit mampu
menggantikan minyak bumi, minyak nabati lainnya dan minyak
hewani, sehingga pemanfaatan minyak sawit sebagai bahan baku
produk oleokimia berkembang dengan pesat.Perkembangan ini
terutama didorong oleh harga minyak sawit yang lebih rendah
dibandingkan minyak/lemak alami lainnya dan ketersediaannya
yang tinggi di pasar dunia.
Oleokimia adalah bahan kimia yang diperoleh dari lemak dan
minyak. Oleokimia sawit merupakan hasil konversi minyak
sawit (CPO, RBDPO, Olein, Stearin, PFAD dan PKO) melalui
teknologi proses fisika/kimia/biologi ataupun kombinasinya
menjadi produk-produk asam lemak (fatty acid), alkohol
lemak (fatty alcohol), metil ester dan gliserol.
Oleokimia
Oleokimia Dasar
fatty acid,
fatty ester,
fatty alcohol,
dan gliserol
Oleo-
derivatives
sabun, deterjen
dan beberapa
jenis surfaktan
dan emulsifier
dan soap
noodle
Produksi oleokimia dari perengkahan kelapa sawit dengan opatsimized
menggunakan desain komposit Central (responsmetodologi permukaan)
untuk menentukan nilai optimum variabel proses. Untuk memeriksa
perengkahan katalitik dariminyak kelapa sawit efek gabungan dari tiga
perbedaan tofarsc (variabel independen): suhu, waktu dan berat katalis
digunakan untuk mengembangkan desain eksperimental untuk mempelajari
efisiensi pada hasil produksi oleokimia.
Oleokimia sering disebut “natural” diolah dari bahan minyak nabati,
seperti kelapa sawit, minyak inti kelapa sawit (palm kernel oil, PKO),
minyak kelapa, minyak kedelai, minyak rapeseed, minyak canola,
minyak biji bunga matahari, tallow, dan sebagainya.
Salah satu bahan bakar alternatif yang saat ini sedang dipelajari adalah biofuel dan zat
antara kimia (Oleokimia) diperoleh dari minyak nabati. Biofuel cair diperoleh dari minyak
nabati, terbarukan dan juga bebas dari senyawa nitrogen dan Sulfur dibandingkan dengan
bahan bakar fosil. Di antara semua minyak nabati, sawit minyak merupakan salah satu minyak
nabati yang memiliki kandungan terbesar kemungkinan untuk digunakan dalam produksi bahan
bakar bio karena dari kelimpahannya di alam.
Lemak dan minyak kelapa telah menjadi bahan baku tradisional
yang digunakan untuk produksi panjang rantai C16-C18 dan C12-C14
masing-masing. Hidrolisis atau alkoholisis minyak dan lemak
membentuk dasar dari Oleochemicals industry.
Pembahasan
02
Oleokimia merupakan substitusi dari senyawa kimia yang berasal dari
turunan (derivatives) energi fosil yang populer disebut sebagai petrokimia.
Oleokimia sebagai biobased chemical memiliki sejumlah keunggulan
dibandingkan dengan petrokimia. Oleokimia dapat diperbarui (renewable),
dapat terurai secara biologis (biodegradable) dan umumnya tidak
mengandung logam berat yang bersifat toxic sehingga lebih ramah
lingkungan. Sebaliknya, petrokimia tidak dapat diperbarui (non-
renewable) dan umumnya tidak dapat terurai secara biologis
(nondegradable), mengandung logam berat yang bersifat toxic sehingga
dapat menimbulkan masalah lingkungan.
Apa Itu Oleokimia ?
Oleokimia?
Secara umum, oleokimia merupakan senyawa kimia yang
dihasilkan dari lemak dan minyak baik bersumber dari
tumbuhan (nabati) maupun hewan. Karena dihasilkan dari
makhluk hidup, oleokimia juga disebut sebagai biobased
chemical. Dari kedalaman hilirisasi, oleokimia dapat
dibedakan atas oleokimia dasar (basic oleochemical),
turunan oleokimia atau oleokimia antara (oleochemical
intermediate) dan produk akhir yang menggunakan
oleokimia (oleochemical based product).
Pertumbuhan Industri Oleokimia
Indonesia merupakan salah satu negara produsen oleokimia terbesar dunia. Kapasitas
produksi oleokimia dasar Indonesia mencapai 19.93 juta ton per tahun (Tabel 1). Dalam
periode 2016-2020, industri oleokimia dasar mengalami pertumbuhan yang signifikan. Dari
segi jumlah perusahaan mengalami peningkatan dari 19 perusahaan menjadi 21 perusahaan.
Total kapasitas produksi industri oleokimia dasar berbasis sawit juga mengalami peningkatan
dari 18 juta ton menjadi hampir 20 juta ton.
Deskripsi 2016 2017 2018 2019 2020
Fatty Acid 4.37 4.47 4.47 4.55 4.55
Fatty Alcohol 1.96 2.12 2.12 2.12 2.12
Glycerol 0.86 0.88 0.88 0.88 0.88
Methyl Ester 10.90 11.55 11.55 11.62 12.38
Tabel 1. Kapasitas Produksi Oleokimia Dasar Indonesia Tahun 2016-2020 (Juta Ton)
Meski pernah mengalami penurunan produksi pada periode 2014- 2016, namun
total produksi oleokimia dasar meningkat dari 6.6 juta ton menjadi 12.9 juta ton
dalam periode 2016-2020 (Tabel 2). Pertumbuhan yang impresif terjadi pada
produksi methyl ester meningkat dari sekitar 3 juta ton menjadi 8.59 juta ton.
Deskripsi 2014 2016 2018 2020*
Fatty Acid 2.02 1.81 1.80 1.85
Fatty Alcohol 1.96 0.97 0.92 1.50
Glycerol 0.96 0.70 0.94 0.98
Methyl Ester 2.88 3.17 5.23 8.59
Pertumbuhan industri oleokimia tersebut tidak dapat terlepas dari ekosistem
hilirisasi sawit yang dibangun Pemerintah Indonesia sejak tahun 2011 (Sipayung,
2018; PASPI-Monitor, 2021; Kemenperin, 2021). Dua kebijakan hilirisasi yang sangat
berpengaruh pada pertumbuhan industri oleokimia sawit di dalam negeri adalah
kebijakan pajak ekspor dan kebijakan hilirisasi khususnya mandatori biodiesel B-30.
Peluang untuk hilirisasi sawit lewat jalur oleokimia semakin prospektif di
masa depan khususnya sebagai substitusi produk petrokimia yang dinilai
tidak sustainable, mengingat masih banyak dan luas industri yang
menggunakan produk petrokimia. Senyawa kimia petrokimia dinilai terkait
dengan sumber emisi GHG utama dunia pada industri hulu nya (fossil energy),
tidak dapat diperbaharui (non-renewable), sulit terurai secara alamiah (non-
biodegradable) dan bersifat toxic (Patino, 2005; MPOC, 2021; Acme-
Hardesty, 2021).
Mekanisme Perengkahan Kelapa
Sawit:
• Jalur reaksi untuk pemecahan trigliserida minyak
kelapa sawit
Dekomposisi termal trigliserida menghasilkan senyawa
kelas termasuk alkana, alkena, alkadiena, aromatik dan
asam karboksilat. Panas dekomposisi strukturnya
berlangsung melalui baik radikal bebas atau mekanisme
ion karbonium sebagai ditunjukkan di bawah ini:
• Pembentukan alkana, alkena, gas bahan bakar (CO,
CO2, H2) adalah dengan menghasilkan radikal RCOO
dari pembelahan trigliserida dan selanjutnya
kehilangan karbon (iv) oksida isomerisasi
menghasilkan pembentukan C5 menjadi C10 alkana.
• Pembentukan aromatik didukung oleh Adisi Diels-Alder
dari etilena ke diena terkonjugasi yang terbentuk
dalam pirolisis reaksi.
• Asam karboksilat yang terbentuk selama pirolisis
minyak nabati mungkin terjadi dari pembelahan
bagian gliserida.
• Deoksigenasi dan Perengkahan
Ini melibatkan pemisahan karbon yang terikat dengan atom oksigen
mengikatnya untuk membentuk alifatik hidrokarbon (misalnya Alkana
adalah atom oksigen adalah diganti dengan H+ sebagai hasil dari
pemanasan trigliserida molekul.
Perengkahan sekunder dan Deoksigenasi:
Perengkahan lebih lanjut di sini menghasilkan pembentukan
hidrokarbon alifatik dari 2 sampai 10 karbon (etana, propana,
pentana, heksana, butana, heptana).
• Oligomerisasi:
Ini adalah proses mengubah monomer atau campuran monomer menjadi kompleks
makromolekul. Proses ini menghasilkan pembentukan olefin (disebut alkena) dan parafin
(alkana) seperti yang dinyatakan sebelumnya pemecahan asam lemak tak jenuh dan jenuh
untuk pembentukan hidrokarbon 2 sampai 10 karbon. Sebelum aromatisasi dapat terjadi
Isomerisasi harus telah terjadi.
• Aromatisasi
i. Pembentukan senyawa aromatik dari alkana (sikloalkana) melalui dehidrogenasi.
ii. Alkilasi: Kombinasi alkena dan alkana (olefin dan parafin) sebagai perengkahan terus
menghasilkan kombinasi dari dua hidrokarbon alifatik untuk membentuk hidrokarbon
rantai panjang.
• Polimerisasi
Ketika alkana, alkena dan senyawa aromatik dipanaskan dengan sedikit oksigen atau
peroksida,
senyawa dengan berat molekul lebih tinggi diperoleh.
Spesifik Materi Perengkahan Kelapa Sawit
dengan Katalis
Minyak sawit dapat diproses untuk menghasilkan suatu
bahan bakar alternatif sebagai pengganti gasoline, kerosene
dan solar, karena minyak sawit memiliki rantai hidrokarbon
panjang yang mirip dengan minyak bumi (Heny, 2007).
Pada beberapa penelitian, proses perengkahan minyak
nabati dengan berbagai macam katalis menghasilkan berbagai
jenis biofuel yang komposisinya dipengaruhi oleh beberapa
faktor, diantaranya waktu reaksi, suhu reaksi, laju alir umpan,
dan jenis katalis.
Proses perengkahan katalitik
Keterangan gambar :
1. Gas N2
2. Flow meter
3. Pemanas umpan
4. Katalis
5. Mikroreaktor
6. Kondensor
7. Air pendingin
8. Sampel liquid
9. Sampel gas ke udara terbuka
Perengkahan adalah proses penyulingan minyak bumi di mana berat-berat molekul
hidrokarbon dipecah menjadi molekul hidrokarbon cahaya oleh aplikasi panas dan tekanan
dengan atau tanpa menggunakan katalis untuk mendapatkan berbagai produk bahan bakar.
Untuk mengidentifikasi oleokimia melalui perengkahan dilakukan Uji FTIR dan GC-MS. Perengkahan
termal merupakan perengkahan yang menggunakan energi panas untuk pemecahan senyawa
(disebut juga sebagai perengkahan non katalis). Perengkahan termal dilakukan pada suhu 7000 C
sampai 900oC pada waktu 30 sampai 150 menit. Perengkahan katalitik merupakan perengkahan
yang melibatkan proses katalis untuk menghasilkan produk, dilakukan pada suhu 100oC sampai
400oC, waktu 30 sampai 150 menit dan berat katalis 10 sampai 50 gram. Penilaian produk
melibatkan FTIR, GC-MS, dan Pengaruh parameter proses (Suhu, Waktu dan berat katalis)
terhadap nilai asam, densitas dan viskositas kinematik. Viskositas, nilai asam dan densitas dari
kondensat cair berada dalam batas yang diterima dari standar oleokimia, dan ini menunjukkan
bahwa molekul trigliserida dalam minyak sawit dipecah menjadi molekul ringan. Perengkahan
katalitik minyak sawit (pada tingkat suhu yang jauh lebih rendah) dengan bantuan katalis tanah
liat menghasilkan oleokimia yang lebih baik daripada yang diperoleh dari perengkahan termal
minyak pada suhu yang sangat tingg (Nwokedi, 2015), penelitian tersebut juga menunjukkan
bahwa perengkahan katalitik adalah proses yang baik yang dapat digunakan secara industri
dalam memperoleh oleokimia.
KESIMPULAN
Terima Kasih

More Related Content

What's hot

Protein biokimia
Protein biokimiaProtein biokimia
Protein biokimia
aryopuv
 
Contoh CJR KKNI Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Mikro-Samuel Rejeki Surbakti
Contoh CJR KKNI Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Mikro-Samuel Rejeki SurbaktiContoh CJR KKNI Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Mikro-Samuel Rejeki Surbakti
Contoh CJR KKNI Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Mikro-Samuel Rejeki Surbakti
samuel2308
 
ITP UNS SEMESTER 2 Ekologi mikroorganisme pengaruh faktor abiotik dan faktor ...
ITP UNS SEMESTER 2 Ekologi mikroorganisme pengaruh faktor abiotik dan faktor ...ITP UNS SEMESTER 2 Ekologi mikroorganisme pengaruh faktor abiotik dan faktor ...
ITP UNS SEMESTER 2 Ekologi mikroorganisme pengaruh faktor abiotik dan faktor ...
Fransiska Puteri
 
Makalah Bioteknologi
Makalah BioteknologiMakalah Bioteknologi
Makalah Bioteknologi
Firdika Arini
 
Laporan pembuatandan analisa vco
Laporan pembuatandan analisa vcoLaporan pembuatandan analisa vco
Laporan pembuatandan analisa vco
Poetra Chebhungsu
 
Makalah Biologi Materi Kelas XII IPA (Bioteknologi dalam Bidang Pereternakan)
Makalah Biologi Materi Kelas XII IPA (Bioteknologi dalam Bidang Pereternakan)Makalah Biologi Materi Kelas XII IPA (Bioteknologi dalam Bidang Pereternakan)
Makalah Biologi Materi Kelas XII IPA (Bioteknologi dalam Bidang Pereternakan)
Trias Nurwana
 
Tugas 1 daftar isi, daftar tabel,
Tugas 1  daftar isi, daftar tabel,Tugas 1  daftar isi, daftar tabel,
Tugas 1 daftar isi, daftar tabel,
yachiheninofira
 

What's hot (20)

lipid
lipidlipid
lipid
 
Pengertian gas ideal dan gas nyata
Pengertian gas ideal dan gas nyataPengertian gas ideal dan gas nyata
Pengertian gas ideal dan gas nyata
 
Protein biokimia
Protein biokimiaProtein biokimia
Protein biokimia
 
Penilaian Harian Virus 1.docx
Penilaian Harian Virus 1.docxPenilaian Harian Virus 1.docx
Penilaian Harian Virus 1.docx
 
bioteknologi di bidang lingkungan
bioteknologi di bidang lingkunganbioteknologi di bidang lingkungan
bioteknologi di bidang lingkungan
 
DASAR DASAR BIOMOLEKULER
DASAR DASAR BIOMOLEKULERDASAR DASAR BIOMOLEKULER
DASAR DASAR BIOMOLEKULER
 
Contoh CJR KKNI Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Mikro-Samuel Rejeki Surbakti
Contoh CJR KKNI Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Mikro-Samuel Rejeki SurbaktiContoh CJR KKNI Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Mikro-Samuel Rejeki Surbakti
Contoh CJR KKNI Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Mikro-Samuel Rejeki Surbakti
 
ITP UNS SEMESTER 2 Ekologi mikroorganisme pengaruh faktor abiotik dan faktor ...
ITP UNS SEMESTER 2 Ekologi mikroorganisme pengaruh faktor abiotik dan faktor ...ITP UNS SEMESTER 2 Ekologi mikroorganisme pengaruh faktor abiotik dan faktor ...
ITP UNS SEMESTER 2 Ekologi mikroorganisme pengaruh faktor abiotik dan faktor ...
 
kimia hijau.pptx
kimia hijau.pptxkimia hijau.pptx
kimia hijau.pptx
 
Praktikum pencemaran udara asli
Praktikum pencemaran udara asli  Praktikum pencemaran udara asli
Praktikum pencemaran udara asli
 
Makalah Bioteknologi
Makalah BioteknologiMakalah Bioteknologi
Makalah Bioteknologi
 
VISKOSITAS BROOKFIELD
VISKOSITAS BROOKFIELDVISKOSITAS BROOKFIELD
VISKOSITAS BROOKFIELD
 
Laporan pembuatandan analisa vco
Laporan pembuatandan analisa vcoLaporan pembuatandan analisa vco
Laporan pembuatandan analisa vco
 
Makalah Biologi Materi Kelas XII IPA (Bioteknologi dalam Bidang Pereternakan)
Makalah Biologi Materi Kelas XII IPA (Bioteknologi dalam Bidang Pereternakan)Makalah Biologi Materi Kelas XII IPA (Bioteknologi dalam Bidang Pereternakan)
Makalah Biologi Materi Kelas XII IPA (Bioteknologi dalam Bidang Pereternakan)
 
Lampiran 3 angket instrumen penelitian
Lampiran 3 angket instrumen penelitianLampiran 3 angket instrumen penelitian
Lampiran 3 angket instrumen penelitian
 
Tugas 1 daftar isi, daftar tabel,
Tugas 1  daftar isi, daftar tabel,Tugas 1  daftar isi, daftar tabel,
Tugas 1 daftar isi, daftar tabel,
 
Bab i pendahuluan sistem informasi sekolah
Bab i pendahuluan   sistem informasi sekolahBab i pendahuluan   sistem informasi sekolah
Bab i pendahuluan sistem informasi sekolah
 
Bioteknologi dalam bidang obat-obatan
Bioteknologi dalam bidang obat-obatanBioteknologi dalam bidang obat-obatan
Bioteknologi dalam bidang obat-obatan
 
PPT M2 KB1
PPT M2 KB1PPT M2 KB1
PPT M2 KB1
 
Manova dalam spss
Manova dalam spssManova dalam spss
Manova dalam spss
 

Similar to PPT CJR KIMIA AGROINDUSTRI_KEL 6.pdf

Referensi Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produksi Biodiesel dari Minyak Sawi...
Referensi Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produksi Biodiesel dari Minyak Sawi...Referensi Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produksi Biodiesel dari Minyak Sawi...
Referensi Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produksi Biodiesel dari Minyak Sawi...
Pertamina Maritime Training Center
 

Similar to PPT CJR KIMIA AGROINDUSTRI_KEL 6.pdf (20)

Referensi Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produksi Biodiesel dari Minyak Sawi...
Referensi Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produksi Biodiesel dari Minyak Sawi...Referensi Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produksi Biodiesel dari Minyak Sawi...
Referensi Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produksi Biodiesel dari Minyak Sawi...
 
Laporan tetap metil ester (1)
Laporan tetap metil ester (1)Laporan tetap metil ester (1)
Laporan tetap metil ester (1)
 
INDUSTRI BIODiESEL.pptx
INDUSTRI BIODiESEL.pptxINDUSTRI BIODiESEL.pptx
INDUSTRI BIODiESEL.pptx
 
PPT_CJR_KEL.8_AGROINDUSTRI.pptx
PPT_CJR_KEL.8_AGROINDUSTRI.pptxPPT_CJR_KEL.8_AGROINDUSTRI.pptx
PPT_CJR_KEL.8_AGROINDUSTRI.pptx
 
T 3 mengenal-kilang-risdi
T 3 mengenal-kilang-risdiT 3 mengenal-kilang-risdi
T 3 mengenal-kilang-risdi
 
Pemanfaatan minyak biji kapuk randu
Pemanfaatan minyak biji kapuk randuPemanfaatan minyak biji kapuk randu
Pemanfaatan minyak biji kapuk randu
 
MINYAK BUMI.pptx
MINYAK BUMI.pptxMINYAK BUMI.pptx
MINYAK BUMI.pptx
 
Modul minyak-bumi
Modul minyak-bumiModul minyak-bumi
Modul minyak-bumi
 
Fraksi-fraksi Minyak Bumi
Fraksi-fraksi Minyak BumiFraksi-fraksi Minyak Bumi
Fraksi-fraksi Minyak Bumi
 
Sumber minyak bumi
Sumber minyak bumiSumber minyak bumi
Sumber minyak bumi
 
JURNAL KIMIA ANDRI TRIANTO 41614110052
JURNAL KIMIA ANDRI TRIANTO 41614110052JURNAL KIMIA ANDRI TRIANTO 41614110052
JURNAL KIMIA ANDRI TRIANTO 41614110052
 
Alkilasi
AlkilasiAlkilasi
Alkilasi
 
admin,+Papper+Bio-Oil+Rev..pdf
admin,+Papper+Bio-Oil+Rev..pdfadmin,+Papper+Bio-Oil+Rev..pdf
admin,+Papper+Bio-Oil+Rev..pdf
 
Poster biodiesel ur 2009
Poster biodiesel ur 2009Poster biodiesel ur 2009
Poster biodiesel ur 2009
 
Minyak Bumi
Minyak BumiMinyak Bumi
Minyak Bumi
 
artikel ilmiah
artikel ilmiahartikel ilmiah
artikel ilmiah
 
A1 c112031 artikel
A1 c112031 artikelA1 c112031 artikel
A1 c112031 artikel
 
artikel ilmiah
artikel ilmiahartikel ilmiah
artikel ilmiah
 
Makalah minya bumi umk kendari
Makalah  minya bumi umk kendariMakalah  minya bumi umk kendari
Makalah minya bumi umk kendari
 
Makalah minya bumi umk kendari
Makalah  minya bumi umk kendariMakalah  minya bumi umk kendari
Makalah minya bumi umk kendari
 

Recently uploaded

IPS - karakteristik geografis, sosial, budaya, dan ekonomi di ASEAN
IPS - karakteristik geografis, sosial, budaya, dan ekonomi di ASEANIPS - karakteristik geografis, sosial, budaya, dan ekonomi di ASEAN
IPS - karakteristik geografis, sosial, budaya, dan ekonomi di ASEAN
GilangNandiaputri1
 
443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx
443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx
443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx
ErikaPutriJayantini
 
perwalian IKLIM SEKOLAH AMAN Mencegah Intoleransi.pptx
perwalian IKLIM SEKOLAH AMAN Mencegah Intoleransi.pptxperwalian IKLIM SEKOLAH AMAN Mencegah Intoleransi.pptx
perwalian IKLIM SEKOLAH AMAN Mencegah Intoleransi.pptx
Mas PauLs
 
Jaringan Komputer dan Internet - Informatika Kelas XI.pptx
Jaringan Komputer dan Internet - Informatika Kelas XI.pptxJaringan Komputer dan Internet - Informatika Kelas XI.pptx
Jaringan Komputer dan Internet - Informatika Kelas XI.pptx
arbidu2022
 
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdfAksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
subki124
 
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docxKisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
FitriaSarmida1
 
Penyuluhan_pHIV_AIDS (1).ppt pada tahun 2024 di klungkung
Penyuluhan_pHIV_AIDS (1).ppt pada tahun 2024 di klungkungPenyuluhan_pHIV_AIDS (1).ppt pada tahun 2024 di klungkung
Penyuluhan_pHIV_AIDS (1).ppt pada tahun 2024 di klungkung
SemediGiri2
 
kerajaan-kerajaan hindu-budha di indonesia.ppt
kerajaan-kerajaan hindu-budha di indonesia.pptkerajaan-kerajaan hindu-budha di indonesia.ppt
kerajaan-kerajaan hindu-budha di indonesia.ppt
putrisari631
 

Recently uploaded (20)

IPS - karakteristik geografis, sosial, budaya, dan ekonomi di ASEAN
IPS - karakteristik geografis, sosial, budaya, dan ekonomi di ASEANIPS - karakteristik geografis, sosial, budaya, dan ekonomi di ASEAN
IPS - karakteristik geografis, sosial, budaya, dan ekonomi di ASEAN
 
Materi Asuransi Kesehatan di Indonesia ppt
Materi Asuransi Kesehatan di Indonesia pptMateri Asuransi Kesehatan di Indonesia ppt
Materi Asuransi Kesehatan di Indonesia ppt
 
Bioteknologi Konvensional dan Modern kelas 9 SMP
Bioteknologi Konvensional dan Modern  kelas 9 SMPBioteknologi Konvensional dan Modern  kelas 9 SMP
Bioteknologi Konvensional dan Modern kelas 9 SMP
 
443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx
443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx
443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx
 
Materi Pertemuan 3 Bagian 2Materi Pertemuan 3 Bagian 2.pptx
Materi Pertemuan 3 Bagian 2Materi Pertemuan 3 Bagian 2.pptxMateri Pertemuan 3 Bagian 2Materi Pertemuan 3 Bagian 2.pptx
Materi Pertemuan 3 Bagian 2Materi Pertemuan 3 Bagian 2.pptx
 
Kegiatan Komunitas Belajar dalam sekolah .pptx
Kegiatan Komunitas Belajar dalam sekolah .pptxKegiatan Komunitas Belajar dalam sekolah .pptx
Kegiatan Komunitas Belajar dalam sekolah .pptx
 
FARMASI SOSIAL - Pengantar Farmasi Sosial
FARMASI SOSIAL - Pengantar Farmasi SosialFARMASI SOSIAL - Pengantar Farmasi Sosial
FARMASI SOSIAL - Pengantar Farmasi Sosial
 
Pembahasan Soal Ujian Komprehensif Farmasi Perapotekan
Pembahasan Soal Ujian Komprehensif Farmasi PerapotekanPembahasan Soal Ujian Komprehensif Farmasi Perapotekan
Pembahasan Soal Ujian Komprehensif Farmasi Perapotekan
 
Webinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdf
Webinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdfWebinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdf
Webinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdf
 
Materi Bab 6 Algoritma dan bahasa Pemrograman
Materi Bab 6 Algoritma dan bahasa  PemrogramanMateri Bab 6 Algoritma dan bahasa  Pemrograman
Materi Bab 6 Algoritma dan bahasa Pemrograman
 
Materi Pertemuan 1Materi Pertemuan 1.pptx
Materi Pertemuan 1Materi Pertemuan 1.pptxMateri Pertemuan 1Materi Pertemuan 1.pptx
Materi Pertemuan 1Materi Pertemuan 1.pptx
 
perwalian IKLIM SEKOLAH AMAN Mencegah Intoleransi.pptx
perwalian IKLIM SEKOLAH AMAN Mencegah Intoleransi.pptxperwalian IKLIM SEKOLAH AMAN Mencegah Intoleransi.pptx
perwalian IKLIM SEKOLAH AMAN Mencegah Intoleransi.pptx
 
Jaringan Komputer dan Internet - Informatika Kelas XI.pptx
Jaringan Komputer dan Internet - Informatika Kelas XI.pptxJaringan Komputer dan Internet - Informatika Kelas XI.pptx
Jaringan Komputer dan Internet - Informatika Kelas XI.pptx
 
Lokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptx
Lokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptxLokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptx
Lokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptx
 
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdfAksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
 
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docxKisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
 
Penyuluhan_pHIV_AIDS (1).ppt pada tahun 2024 di klungkung
Penyuluhan_pHIV_AIDS (1).ppt pada tahun 2024 di klungkungPenyuluhan_pHIV_AIDS (1).ppt pada tahun 2024 di klungkung
Penyuluhan_pHIV_AIDS (1).ppt pada tahun 2024 di klungkung
 
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptxPPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
 
kerajaan-kerajaan hindu-budha di indonesia.ppt
kerajaan-kerajaan hindu-budha di indonesia.pptkerajaan-kerajaan hindu-budha di indonesia.ppt
kerajaan-kerajaan hindu-budha di indonesia.ppt
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 

PPT CJR KIMIA AGROINDUSTRI_KEL 6.pdf

  • 1. CRITICAL JOURNAL REVIEW “CRACKING OF PALM OIL TO PRODUCE OLEOCHEMICALS” OLEH : EMALIA SYAFITRI HAZ (4191131030) MARIA ENJELITA SIMANJUNTAK (4193131008) MEILIN SIMALANGO (4193331026) NADIA AZHARI PUTRI (4191131004) NITA NAZELINA NASUTION (4192431006) VENTY EOLOGI HUTABARAT (4193331043) DOSEN PENGAMPU: Dr. Ahmad Nasir Pulungan, S.Si., M.Sc. MATA KULIAH : KIMIA AGROINDUSTRI
  • 2. IDENTITAS JURNAL 1. Judul Artikel Jurnal : Cracking Of Palm Oil To Produce Oleochemical 2. Pengarang Artikel Jurnal : Nwokedi I.C., Ude, C.N., Okoye, C.C., dan Okey- Onyesolu, C.F. 3. Nama Jurnal : International Journal Of Engineering Sciences & Research Technology 4. Volume/Nomor : Vol 4 (7) 5. Edisi Terbit : 2015 6. ISSN : 2277-9655
  • 3. Table of Contents Ringkasan jurnal 01 Pembahasan 02 03 Kesimpulan
  • 5. Minyak sawit mulai digunakan secara komersial sebagai bahan baku produk oleokimia sejak tahun 1990-an. Minyak sawit mampu menggantikan minyak bumi, minyak nabati lainnya dan minyak hewani, sehingga pemanfaatan minyak sawit sebagai bahan baku produk oleokimia berkembang dengan pesat.Perkembangan ini terutama didorong oleh harga minyak sawit yang lebih rendah dibandingkan minyak/lemak alami lainnya dan ketersediaannya yang tinggi di pasar dunia. Oleokimia adalah bahan kimia yang diperoleh dari lemak dan minyak. Oleokimia sawit merupakan hasil konversi minyak sawit (CPO, RBDPO, Olein, Stearin, PFAD dan PKO) melalui teknologi proses fisika/kimia/biologi ataupun kombinasinya menjadi produk-produk asam lemak (fatty acid), alkohol lemak (fatty alcohol), metil ester dan gliserol.
  • 6. Oleokimia Oleokimia Dasar fatty acid, fatty ester, fatty alcohol, dan gliserol Oleo- derivatives sabun, deterjen dan beberapa jenis surfaktan dan emulsifier dan soap noodle
  • 7. Produksi oleokimia dari perengkahan kelapa sawit dengan opatsimized menggunakan desain komposit Central (responsmetodologi permukaan) untuk menentukan nilai optimum variabel proses. Untuk memeriksa perengkahan katalitik dariminyak kelapa sawit efek gabungan dari tiga perbedaan tofarsc (variabel independen): suhu, waktu dan berat katalis digunakan untuk mengembangkan desain eksperimental untuk mempelajari efisiensi pada hasil produksi oleokimia. Oleokimia sering disebut “natural” diolah dari bahan minyak nabati, seperti kelapa sawit, minyak inti kelapa sawit (palm kernel oil, PKO), minyak kelapa, minyak kedelai, minyak rapeseed, minyak canola, minyak biji bunga matahari, tallow, dan sebagainya.
  • 8. Salah satu bahan bakar alternatif yang saat ini sedang dipelajari adalah biofuel dan zat antara kimia (Oleokimia) diperoleh dari minyak nabati. Biofuel cair diperoleh dari minyak nabati, terbarukan dan juga bebas dari senyawa nitrogen dan Sulfur dibandingkan dengan bahan bakar fosil. Di antara semua minyak nabati, sawit minyak merupakan salah satu minyak nabati yang memiliki kandungan terbesar kemungkinan untuk digunakan dalam produksi bahan bakar bio karena dari kelimpahannya di alam. Lemak dan minyak kelapa telah menjadi bahan baku tradisional yang digunakan untuk produksi panjang rantai C16-C18 dan C12-C14 masing-masing. Hidrolisis atau alkoholisis minyak dan lemak membentuk dasar dari Oleochemicals industry.
  • 10. Oleokimia merupakan substitusi dari senyawa kimia yang berasal dari turunan (derivatives) energi fosil yang populer disebut sebagai petrokimia. Oleokimia sebagai biobased chemical memiliki sejumlah keunggulan dibandingkan dengan petrokimia. Oleokimia dapat diperbarui (renewable), dapat terurai secara biologis (biodegradable) dan umumnya tidak mengandung logam berat yang bersifat toxic sehingga lebih ramah lingkungan. Sebaliknya, petrokimia tidak dapat diperbarui (non- renewable) dan umumnya tidak dapat terurai secara biologis (nondegradable), mengandung logam berat yang bersifat toxic sehingga dapat menimbulkan masalah lingkungan. Apa Itu Oleokimia ?
  • 11. Oleokimia? Secara umum, oleokimia merupakan senyawa kimia yang dihasilkan dari lemak dan minyak baik bersumber dari tumbuhan (nabati) maupun hewan. Karena dihasilkan dari makhluk hidup, oleokimia juga disebut sebagai biobased chemical. Dari kedalaman hilirisasi, oleokimia dapat dibedakan atas oleokimia dasar (basic oleochemical), turunan oleokimia atau oleokimia antara (oleochemical intermediate) dan produk akhir yang menggunakan oleokimia (oleochemical based product).
  • 12. Pertumbuhan Industri Oleokimia Indonesia merupakan salah satu negara produsen oleokimia terbesar dunia. Kapasitas produksi oleokimia dasar Indonesia mencapai 19.93 juta ton per tahun (Tabel 1). Dalam periode 2016-2020, industri oleokimia dasar mengalami pertumbuhan yang signifikan. Dari segi jumlah perusahaan mengalami peningkatan dari 19 perusahaan menjadi 21 perusahaan. Total kapasitas produksi industri oleokimia dasar berbasis sawit juga mengalami peningkatan dari 18 juta ton menjadi hampir 20 juta ton. Deskripsi 2016 2017 2018 2019 2020 Fatty Acid 4.37 4.47 4.47 4.55 4.55 Fatty Alcohol 1.96 2.12 2.12 2.12 2.12 Glycerol 0.86 0.88 0.88 0.88 0.88 Methyl Ester 10.90 11.55 11.55 11.62 12.38 Tabel 1. Kapasitas Produksi Oleokimia Dasar Indonesia Tahun 2016-2020 (Juta Ton)
  • 13. Meski pernah mengalami penurunan produksi pada periode 2014- 2016, namun total produksi oleokimia dasar meningkat dari 6.6 juta ton menjadi 12.9 juta ton dalam periode 2016-2020 (Tabel 2). Pertumbuhan yang impresif terjadi pada produksi methyl ester meningkat dari sekitar 3 juta ton menjadi 8.59 juta ton. Deskripsi 2014 2016 2018 2020* Fatty Acid 2.02 1.81 1.80 1.85 Fatty Alcohol 1.96 0.97 0.92 1.50 Glycerol 0.96 0.70 0.94 0.98 Methyl Ester 2.88 3.17 5.23 8.59 Pertumbuhan industri oleokimia tersebut tidak dapat terlepas dari ekosistem hilirisasi sawit yang dibangun Pemerintah Indonesia sejak tahun 2011 (Sipayung, 2018; PASPI-Monitor, 2021; Kemenperin, 2021). Dua kebijakan hilirisasi yang sangat berpengaruh pada pertumbuhan industri oleokimia sawit di dalam negeri adalah kebijakan pajak ekspor dan kebijakan hilirisasi khususnya mandatori biodiesel B-30.
  • 14. Peluang untuk hilirisasi sawit lewat jalur oleokimia semakin prospektif di masa depan khususnya sebagai substitusi produk petrokimia yang dinilai tidak sustainable, mengingat masih banyak dan luas industri yang menggunakan produk petrokimia. Senyawa kimia petrokimia dinilai terkait dengan sumber emisi GHG utama dunia pada industri hulu nya (fossil energy), tidak dapat diperbaharui (non-renewable), sulit terurai secara alamiah (non- biodegradable) dan bersifat toxic (Patino, 2005; MPOC, 2021; Acme- Hardesty, 2021).
  • 15. Mekanisme Perengkahan Kelapa Sawit: • Jalur reaksi untuk pemecahan trigliserida minyak kelapa sawit Dekomposisi termal trigliserida menghasilkan senyawa kelas termasuk alkana, alkena, alkadiena, aromatik dan asam karboksilat. Panas dekomposisi strukturnya berlangsung melalui baik radikal bebas atau mekanisme ion karbonium sebagai ditunjukkan di bawah ini: • Pembentukan alkana, alkena, gas bahan bakar (CO, CO2, H2) adalah dengan menghasilkan radikal RCOO dari pembelahan trigliserida dan selanjutnya kehilangan karbon (iv) oksida isomerisasi menghasilkan pembentukan C5 menjadi C10 alkana. • Pembentukan aromatik didukung oleh Adisi Diels-Alder dari etilena ke diena terkonjugasi yang terbentuk dalam pirolisis reaksi. • Asam karboksilat yang terbentuk selama pirolisis minyak nabati mungkin terjadi dari pembelahan bagian gliserida.
  • 16. • Deoksigenasi dan Perengkahan Ini melibatkan pemisahan karbon yang terikat dengan atom oksigen mengikatnya untuk membentuk alifatik hidrokarbon (misalnya Alkana adalah atom oksigen adalah diganti dengan H+ sebagai hasil dari pemanasan trigliserida molekul.
  • 17. Perengkahan sekunder dan Deoksigenasi: Perengkahan lebih lanjut di sini menghasilkan pembentukan hidrokarbon alifatik dari 2 sampai 10 karbon (etana, propana, pentana, heksana, butana, heptana).
  • 18. • Oligomerisasi: Ini adalah proses mengubah monomer atau campuran monomer menjadi kompleks makromolekul. Proses ini menghasilkan pembentukan olefin (disebut alkena) dan parafin (alkana) seperti yang dinyatakan sebelumnya pemecahan asam lemak tak jenuh dan jenuh untuk pembentukan hidrokarbon 2 sampai 10 karbon. Sebelum aromatisasi dapat terjadi Isomerisasi harus telah terjadi. • Aromatisasi i. Pembentukan senyawa aromatik dari alkana (sikloalkana) melalui dehidrogenasi. ii. Alkilasi: Kombinasi alkena dan alkana (olefin dan parafin) sebagai perengkahan terus menghasilkan kombinasi dari dua hidrokarbon alifatik untuk membentuk hidrokarbon rantai panjang. • Polimerisasi Ketika alkana, alkena dan senyawa aromatik dipanaskan dengan sedikit oksigen atau peroksida, senyawa dengan berat molekul lebih tinggi diperoleh.
  • 19. Spesifik Materi Perengkahan Kelapa Sawit dengan Katalis Minyak sawit dapat diproses untuk menghasilkan suatu bahan bakar alternatif sebagai pengganti gasoline, kerosene dan solar, karena minyak sawit memiliki rantai hidrokarbon panjang yang mirip dengan minyak bumi (Heny, 2007). Pada beberapa penelitian, proses perengkahan minyak nabati dengan berbagai macam katalis menghasilkan berbagai jenis biofuel yang komposisinya dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya waktu reaksi, suhu reaksi, laju alir umpan, dan jenis katalis.
  • 20. Proses perengkahan katalitik Keterangan gambar : 1. Gas N2 2. Flow meter 3. Pemanas umpan 4. Katalis 5. Mikroreaktor 6. Kondensor 7. Air pendingin 8. Sampel liquid 9. Sampel gas ke udara terbuka
  • 21. Perengkahan adalah proses penyulingan minyak bumi di mana berat-berat molekul hidrokarbon dipecah menjadi molekul hidrokarbon cahaya oleh aplikasi panas dan tekanan dengan atau tanpa menggunakan katalis untuk mendapatkan berbagai produk bahan bakar. Untuk mengidentifikasi oleokimia melalui perengkahan dilakukan Uji FTIR dan GC-MS. Perengkahan termal merupakan perengkahan yang menggunakan energi panas untuk pemecahan senyawa (disebut juga sebagai perengkahan non katalis). Perengkahan termal dilakukan pada suhu 7000 C sampai 900oC pada waktu 30 sampai 150 menit. Perengkahan katalitik merupakan perengkahan yang melibatkan proses katalis untuk menghasilkan produk, dilakukan pada suhu 100oC sampai 400oC, waktu 30 sampai 150 menit dan berat katalis 10 sampai 50 gram. Penilaian produk melibatkan FTIR, GC-MS, dan Pengaruh parameter proses (Suhu, Waktu dan berat katalis) terhadap nilai asam, densitas dan viskositas kinematik. Viskositas, nilai asam dan densitas dari kondensat cair berada dalam batas yang diterima dari standar oleokimia, dan ini menunjukkan bahwa molekul trigliserida dalam minyak sawit dipecah menjadi molekul ringan. Perengkahan katalitik minyak sawit (pada tingkat suhu yang jauh lebih rendah) dengan bantuan katalis tanah liat menghasilkan oleokimia yang lebih baik daripada yang diperoleh dari perengkahan termal minyak pada suhu yang sangat tingg (Nwokedi, 2015), penelitian tersebut juga menunjukkan bahwa perengkahan katalitik adalah proses yang baik yang dapat digunakan secara industri dalam memperoleh oleokimia. KESIMPULAN