SlideShare a Scribd company logo
Praktikum Pencemaran udara
Praktikum 1.
Pencemaran Udara (Hujan Asam) Terhadap Perkecambahan Biji Kacang
Hijau dan Anakan Acacia mangium
Judul Percobaan : Pencemaran Udara Terhadap Perkecambahan biji kacang hijau dan
Tanaman Cepat Tumbuh (Tanaman Kehutanan)
Tujuan :
- Mengetahui polusi air terhadap perkecambahan dan tanaman Acacia mangium
- Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi perkecambahan dan tanaman Acacia
mangium
- Mengamati perbedaan perkecambahan dan tanaman tanaman Acacia mangium terhadap
konsentrasi yang berbeda-beda
- Mengetahui sistem perkecambahan kacang hijau dan tanaman Acacia mangium
- Mengetahui penyebab, dampak, dan proses terjadinya hujan asam
TINJAUAN TEORITIS
PENCEMARAN UDARA
Pencemaran udara adalah kehadiran satu atau lebih substansi fisik,kimia ,atau biologi di
atmosfer dalam jumlah yang dapat membahayakan kesehatan manusia, hewan, dan
tumbuhan, menganggu estetika dan kenyamanan atau merusak property (Syukri. 1999).
Pencemaran udara dibedakan menjadi dua yaitu, pencemar primer dan pencemar sekunder.
Pencemar primer adalah substansi pencemar yang di timbulkan langsung dari sumber
pencemaran udara.Karbonmonoksida adalah sebuah contoh dari pencemar udara primer
karena dia merupakan hasil dari pembakaran.Pencemaran sekunder adalah substansi
pencemar yang terbentuk dari reaksi pencemar-pencemar primer di atmosfer.Pembentukan
ozon dalam (smog fotokimia) adalah sebuah contoh dari pencemaran udara sekunder. Sumber
alami meliputi gunung berapi,rawa-rawa, kebakaran hutan,dan nitrifikasi serta denitrifikasi
biologi. Sumber-sumber lain meliputi transportasi, amonia, kebocoran tangki klor, uap
pelarut organik serta timbulan gas metana dari lahan uruk.
Dampak Polusi Udara
- Dampak Kesehatan, dampak kesehatan yang paling umum dijumpai adalah ISNA (Infeksi
saluran napas atas), termasuk didalamnya asma, bronkritis, dan gangguan pernapasan
lainnya.
- Dampak terhadap Tanaman, tanaman yang tumbuh di daerah dengan tingkat pencemaran
udara tinggi dapat terganggu pertumbuhannya dan rawan penyakit, antara lain kloosis,
2
nekrosis, dan bintik hitam. Patikulat yang terdeposisi di permukaan tanaman dapat
menghambat proses fotosintesis.
PENCEMARAN AIR
Pencemaran air didefenisikan sebagai perubahan langsung atau tidak langsung terhadap
keadaan air dari keadaan normal menjadi keadaan air yang berbahaya atau berpotensi
menyebabkan penyakit atau gangguan bagi kehidupan makhluk hidup (Tjasyono, B. 2003).
Perubahan langsung atau tidak langsung ini dapat berupa perubahan kimia, fisika, biologi dan
radioaktif. Ada beberapa indikator pencemaran air yaitu :
1 Adanya perubahan suhu air.
2 Adanya perubahan tingkat keasaman, basa, dan garam (salinitas) air.
3 Adanya perubahan warna, bau, dan rasa pada air.
4 Terdapat mikroorganisme di dalam air
POLUSI UDARA TERHADAP PERKECAMBAHAN
Salah satu dampak negatif dari kemajuan ilmu dan teknologi yang tidak digunakan dengan
benar adalah terjadinya polusi (pencemaran air). Polusi adalah peristiwa masuknya zat,
energi, unsure, atau komponen lain yang merugikan ke dalam lingkungan akibat aktivitas
manusia atau proses alami dan segala sesuatu yang menyebabkan polusi disebut polutan
(Tjasyono,B.2003). Sesuai benda dapat dikatakan polutan bila :
1. Kadarnya melebihi batas normal
2. Berada pada tempat
Perkecambahan
Perkecambahan merupakan tahap awal perkembangan selalu tumbuhan khususnya tumbuhan
berbiji, dalam tahap ini embrio di dalam biji yang diselimuti berada pada kondisi dormanis
(mengalami sejumlah perubahan fisiologi yang menyebabkan menjadi tumbuhan muda).
Proses Perkecambahan
Perkecambahan di awali dengan penyerapan air dari lingkungan sekitar biji, baik tanah,
udara, maupun media lainnya.
Perubahan yang diamati adalah ukuran biji yang disebut tahap embibis. Biji menyerap air dari
lingkungan sekitar baik tanah maupun udara. Efek yang terjadi adalah membesarnya ukuran
biji karena sel-sel embrio membesar dan biji melunak.
Perubahan pengendalian ini merangsang pembelahan sel dibagian yang aktif melakukan
mitosis, seperti di bagian ujung radikula. Akibatnya ukuran radikula makin besardan
kebutuhannya tidak terpenuhi maka tanaman tersebut bisa mengalami dormansi (Dyarmo.
2001).
Faktor-faktor yang mempengaruhi proses perkecambahan yaitu :
1. Faktor bibit ungggul
Bibit yang baik merupakan faktor yang paling utama dalam proses perkecambahan
dimana bibit-bibit ini yang dapat tumbuh dengan baik saat melakukan penelitian
percobaan.
2. Faktor suhu / temperature lingkungan
Tinggi rendahnya suhu menjadi salah satu factor yang menentukan tubuh kembangnya
reproduksi dan juga kelangsungan hidup dari tanaman. Suhu yang baik bagi tumbuhan
antara 22o
C – 37o
C.
3. Faktor kelembaman
3
Kadar air dalam udara dapat mempengaruhi tumbuhan serta perkembangannya. Tempat
yang lembab menguntungkan bagi tumbuhan dimana tumbuhan dapat mendapatkan air
lebih mudah serta berkurangannya penguapan.
4. Faktor cahaya matahari
Sinar matahari sangat dibutuhkan oleh tanaman untuk dapat melakukan fotosintesis. Jika
suatu tanaman kekurangan cahaya matahari, maka tanaman itu tampak pucat dan warnan
tanaman itu kekuning-kuningan (etiolasi)
5. Faktor hormon
Hormon pada tumbuhan juga merangsang peranan penting dalam proses perkecambahan
dan pertumbuhan seperti hormon auksin untuk membantu perpanjangan sel, hormon
giberelin untuk memanjangkan dan pembelahan sel, hormone sitokinin untuk
menggiatkan pembelahan sel (Diopin,V.1997) .
TANAMAN CEPAT TUMBUH ACACIA MANGIUM
Acacia mangium termasuk jenis Legum yang tumbuh cepat, tidak memerlukan persyaratan
tumbuh yang tinggi dan tidak begitu terpengaruh oleh jenis tanahnya. Kayunya bernilai
ekonomi karena merupakan bahan yang baik untuk finir serta perabot rumah yang menarik
seperti: lemari, kusen pintu, dan jendela serta baik untuk bahan bakar. Tanaman Acacia
mangium yang berumur tujuh dan delapan tahun menghasilkan kayu yang dapat dibuat untuk
papan partikel yang baik. Faktor yang lain yang mendorong pengembangan jenis ini adalah
sifat pertumbuhan yang cepat. Pada lahan yang baik, umur 9 tahun telah mencapai tinggi 23
meter dengan rata-rata kenaikan diameter 2 - 3 meter dengan hasil produksi 415 m3
/ha atau
rata-rata 46 m3
/ha/tahun. Pada areal yang ditumbuhi alang-alang umur 13 tahun mencapai
tinggi 25 meter dengan diameter rata-rata 27 cm serta hasil produksi rata-rata 20 m3
/ha/tahun.
Kayu Acacia mangium termasuk dalam kelas kuat III-IV, berat 0,56 - 0,60 dengan nilai kalori
rata-rata antara 4800 - 4900 k.cal/kg
Keterangan botani
Acacia mangium termasuk dalam sub famili Mimosoideae, famili Leguminosae dan ordo
Rosales. Pada umumnya Acacia mangium mencapai tinggi lebih dari 15 meter, kecuali pada
tempat yang kurang menguntungkan akan tumbuh lebih kecil antara 7 – 10 meter. Pohon
Acacia mangium yang tua biasanya berkayu keras, kasar, beralur longitudinal dan warnanya
bervariasi mulai dari coklat gelap sampai terang. Dapat dikemukakan pula bahwa bibit
Acacia mangium yang baru berkecambah memiliki daun majemuk yang terdiri dari banyak
anak daun. Daun ini sama dengan sub famili Mimosoideae misalnya Paraseanthes falcataria,
Leucaena sp, setelah tumbuh beberapa minggu Acacia mangium tidak menghasilkan lagi
daun sesungguhnya tetapi tangkai daun sumbu utama setiap daun majemuk tumbuh melebar
dan berubah menjadi phyllodae atau pohyllocladus yang dikenal dengan daun semu,
phyllocladus kelihatan seperti daun tumbuh umumnya. Bentuknya sederhana tulang daunnya
paralel dan besarnya sekitar 25 cm x 10 cm.
Tempat tumbuh
1. Penyebaran. Acacia mangium tumbuh secara alami di Maluku dengan jenis Melaleuca
leucadendron. Selain itu terdapat pula di pantai Australia bagian utara, Papua bagian
selatan (Fak-fak di Aguada (Babo) dan Tomage (Rokas, Kepulauan Aru, Maluku dan
Seram bagian barat).
2. Persyaratan tempat tumbuh. Acacia mangium tidak memiliki persyaratan tumbuh yang
tinggi, dapat tumbuh pada lahan miskin dan tidak subur. Acacia mangium dapat tumbuh
baik pada lahan yang mengalami erosi, berbatu dan tanah Alluvial serta tanah yang
4
memiliki pH rendah (4,2). Tumbuh pada ketinggian antara 30 - 130 m dpl, dengan curah
hujan bervariasi antara 1.000 mm - 4.500 mm setiap tahun. Seperti jenis pionir yang cepat
tumbuh dan berdaun lebar, jenis Acacia mangium sangat membutuhkan sinar matahari,
http://www.irwantoshut.com/ apabila mendapatkan naungan akan tumbuh kurang
sempurna dengan bentuk tinggi dan kurus.
Hama dan penyakit.
Adanya semut (Componotus sp) dan rayap (Coptotermes sp) yang membuat sarang pada
bagian dalam kayu Acacia mangium, mengakibatkan menurunnya kualitas kayu. Dari hasil
pengamatan didapatkan Acacia mangium terserang oleh Xystrocera sp. famili Cerambicidae
yang biasa menggerek kayu Paraserianthes falcataria, selain itu sejenis ulat belum diketahui
jenisnya telah menyebabkan gugurnya daun Acacia mangium. Beberapa jensi serangga
Acacia mangium:
a. Ropica grisepsparsa, menyerang bagian batang
b. Platypus sp, menyerang bagian batang
c. Xylosandrus semipacus, menyerang bagian batang
d. Pterotama plagiopheles, menyerang daun.
e. Ulat pelipat daun, menyerang daun.
Pengguguran daun pada anakan Acacia mangium disebabkan oleh Hyponeces squamosus
tetapi pohon dapat tumbuh kembali. Seperti pada Acacia yang lain, Acacia mangium juga
muda terserang oleh hama terutama pada masa sapihan dan anakan.
ALAT & BAHAN
A. Perkecambahan Dengan Kacang Hijau
1. ALAT
NO NAMA ALAT JUMLAH
1 Mistar/meteran 10 buah
2 Aqua cup 10 buah
3 Timbangan elektrik 1 buah
4 Beaker gelas 10 buah
5 Kamera digital 10 buah
6 Sarung tangan karet 50 buah
2. BAHAN
NO NAMA BAHAN JUMLAH
1 Tissue Putih Secukupnya
2 Kacang Hijau 100 Biji
3 Air suling 1000 ml
4 Larutan Asam ( HNO3 )
- 0,05 %
- 0,1 %
- 0,5 %
20 ml
20 ml
20 ml
PROSEDUR PERCOBAAN
1. Praktikan membuat larutan asam HNO3 dengan konsentrasi 0,05 %; 0,1 %; dan 0,5 %.
2. Praktikan menyediakan 40 ml air suling (H2O) sebagai kontrol.
5
3. Praktikan memasukkan 20 ml air suling (H2O) dan larutan asam HNO3 0,05 %; 0,1 %;
dan 0,5 % kedalam masing-masing aqua cup yang telah disediakan.
4. Praktikan memasukkan 10 butir kacang hijau kedalam masing-masing aqua cup yang
telah diisi air suling dan HNO3.
5. Praktikan membiarkan kacang hijau tersebut terendam dalam masing-masing larutan
selama satu hari.
6. Kemudian, pada hari ke-2 air larutan dibuang dan kacang hijau ditempatkan di atas tissue
putih pada aqua cup.
7. Praktikan kemudian mengamati perubahan pada kacang hijau selama 3 hari. Sebagai
parameter, praktikan mengukur panjang akar dari tiap kacang hijau tersebut.
8. Praktikan mencatat hasil perubahan kacang hijau dalam sebuah tabel.
B. Tanaman Acacia mangium
1. ALAT
NO NAMA ALAT JUMLAH
1 Mistar 10 buah
2 Kaca pembesar 10 buah
3 Kamera digital 5 buah
4 Beaker gelas 10 buah
5 Sarung tangan karet 50 buah
6 Masker 50 buah
7 Alat penyemprot 20 buah
8 Botol minuman ukuran
1 liter
20 buah
2. BAHAN
NO NAMA BAHAN JUMLAH
1 Acacia mangium umur
6 bulan dan 1 tahun
50 pohon (25 untuk umur 1 tahun
dan 25 untuk umur 6 bulan)
2 Air suling 10000 ml
3 Larutan Asam ( HNO3 )
- 0,05 %
- 0,1 %
- 0,5 %
200 ml
200 ml
200 ml
PROSEDUR PERCOBAAN
1. Praktikan membuat larutan asam HNO3 dengan konsentrasi 0,05 %; 0,1 %; dan 0,5 %.
2. Praktikan menyediakan 400 ml air suling (H2O) sebagai kontrol.
3. Praktikan memasukkan 200 ml air suling (H2O) dan larutan asam HNO3 0,05 %; 0,1 %;
dan 0,5 % kedalam masing – masing botol minuman ukuran 1 liter yang telah disediakan.
4. Praktikan sebagai parameter: pengukuran tinggi pohon dan akar serta pengamatan pada
daun (bukti foto) tanaman Acacia mangium awal sebelum penyemprotan air suling dan
HNO3.
5. Praktikan sebagai parameter adalah pengukuran tinggi pohon serta pengamatan pada daun
(bukti foto) tanaman Acacia mangium sesudah penyemprotan air suling dan HNO3 pada
hari ke-3, ke-6, dan ke-9.
6. Praktikan sebagai parameter adalah pengamatan dan pengukuran akar (bukti foto)
tanaman Acacia mangium sesudah penyemprotan air suling dan HNO3 pada hari ke-11.
7. Praktikan mencatat hasil perubahan kacang hijau dalam sebuah tabel.
6
PEMBAHASAN
Senyawa Asam Nitrat (HNO3)
Senyawa asam nitrat (HNO3) adalah sejenis cairan korosif yang tak berwarna dan merupakan
asam beracun yang dapat menyebabkan luka bakar.larutanasam nitrat dengan kandungan
asam nitrat lebih dari 86 % disebut sebagai asam nitrat berasap yang terdiri dari dua jenis
asam yaitu asam nitrat berasap putih dan asam nitrat berasap merah.
Asam nitrat murni 100 % merupakan cairan tidak berwarna dan membeku pada suhu -42o
C
dan mendidih pada 83o
C. Ketika mendidih pada suhu kamar, terdapat dekomposisi
(penguraian) sebagian dengan pembentukan nitrogen dioksida susudah reaksi :
4HNO3 à 2H2O + 4NO2 + O2 …… ( 72O
C )
yang berarti asam nitrat anhidrat disimpan dibawah 00
C untuk menghindari penguraian. Pada
umumnya asam nitrat tidak menyumbangkan protonnya (tidak membebaskan ion hidrogen)
pada reaksi dengan logam dan garam yang dihasilkannya biasanya berada dalam keadaan
teroksidasi yang lebih tinggi, karenanya pengkaratan (korosi) bisa terjadi. Asam nitrat
bereaksi dengan hebat dan sebagian besar bahan-bahan organic dan reaksinya dapat bersifat
eksplosif. Reaksi dapat terjadi dengan semua logam kecuali deret logam mulia atau alat
tertentu. Asam nitrat dibuat dengan mencampurkan nitrogen oksida (NO2) dengan air dan
menghasilkan asam nitrat yang sangat murni.
Perkecambahan Kacang Hijau
Dari hasil praktikum yang telah dilakukan dapat dilihat proses perkecambahan kacang hijau
pada tabel 1 dibawah ini:
Tabel 1. Hasil Penelitian Pengukuran Panjang Akar Kacang Hijau.
Nomor
Kacang
HIjau
Hari Ke-1 Hari Ke-2 Hari Ke-3
H2O
0,05
%
0,1
%
0,5% H2O
0,05
%
0,1
%
0,5% H2O
0,05
%
0,1
%
0,5%
1 0,1 - - - 0,2 - - - 1,1 - - -
2 0,3 - - - 0,4 - - - 1,8 - - -
3 - - - - 0,5 - - - 1,2 - - -
4 0,5 - - - 0,9 - - - 1,9 - - -
5 0,4 - - - 0,5 - - - 1,7 - - -
6 0,3 - - - 0,6 - - - 1,2 - - -
7 0,1 - - - 0,5 - - - 1,3 - - -
8 0,2 - - - 0,4 - - - 1,1 - - -
9 0,3 - - - 0,7 - - - 1,7 - - -
10 0,6 - - - 0,9 - - - 2,1 - - -
Jumlah 2,8 - - - 5,6 - - - 15,1 - - -
Rata-
rata
0,28 - - - 0,56 - - - 1,51 - - -
Pembahasan Pada H2O (Air) :
7
1. Pada hari pertama, semua kacang hijau mulai berkecambah dan mengeluarkan akar
dengan rata-rata panjang akar kacang hijau adalah 0,28 cm; terkecuali kacang hijau ketiga
tidak terlihat perkecambahan dan mengeluarkan akar.
2. Pada hari kedua, baru tampak pertumbuhan pada kacang hijau ketiga dengan panjang akar
0,5 cm dengan total semua kacang hijau mulai berkecambah dan mengeluarkan akar
adalah 5,6 cm dengan rata-rata panjang akar kacang hijau adalah 0,56 cm dengan rata-rata
pertumbuhan panjang akar kacang hijau adalah 0,28 cm.
3. Demikian halnya pada hari ketiga, dimana semua kacang hijau mulai hari pertama sampai
dengan kacang hijau hari ke tiga bertambah akar sebesar 1,51 dengan selisih pertambahan
akar kacang hijau pada hari ke dua adalah 0,95 cm dan hari pertama adalah 1,23 cm.
Pembahasan Pada Larutan HNO3 Dengan Air Suling:
Pada larutan air suling dan HNO3 0,05 %; 0,5 %; dan 0,1 % dengan kacang hijau yang
diletakkan kedalam masing-masing aqua cup dan didiamkan selama 1 hari tidak mengalami
perkecambahan serta pertumbuhan akar atau tidak menunjukkan adanya pertumbuhan pada
kacang hijau. Pada hari ketiga, biji kacang hijau menjadi berwarna coklat dan sangat lunak
dalam arti mengalami proses pembusukkan. Hal tersebut dikarenakan oleh larutan asam
HNO3 yang merusak proses perkembangan dan pertumbuhan pada perkecambahan biji
kacang hijau.
Pertumbuhan Acacia mangium
Dari hasil praktikum penyiraman HNO3 dengan air suling yang telah dilakukan dapat dilihat
proses pertumbuhan Acacia mangium pada tabel 2 sampai dengan tabel 7, dibawah ini:
Tabel 2. Hasil Penelitian Pengukuran Panjang Batang Acacia mangium umur 6 bulan
Anakan
Acacia
mangiu
m
Hari Ke-3 Hari Ke-6 Hari Ke-9
H2O
0,05
%
0,1
%
0,5% H2O
0,05
%
0,1
%
0,5% H2O
0,05
%
0,1
%
0,5%
1 - - - - - - - - - - - -
2 - - - - - - - - - - - -
3 - - - - - - - - - - - -
4 - - - - - - - - - - - -
5 - - - - - - - - - - - -
6 - - - - - - - - - - - -
7 - - - - - - - - - - - -
8 - - - - - - - - - - - -
9 - - - - - - - - - - - -
10 - - - - - - - - - - - -
Jumlah - - - - - - - - - - - -
Rata-rata - - - - - - - - - - - -
Tabel 3. Hasil Penelitian Pengukuran Panjang Batang Acacia mangium umur 1 tahun
Anakan
Acacia
mangiu
m
Hari Ke-3 Hari Ke-6 Hari Ke-9
H2O
0,05
%
0,1
%
0,5% H2O
0,05
%
0,1
%
0,5% H2O
0,05
%
0,1
%
0,5%
1 - - - - - - - - - - - -
8
2 - - - - - - - - - - - -
3 - - - - - - - - - - - -
4 - - - - - - - - - - - -
5 - - - - - - - - - - - -
6 - - - - - - - - - - - -
7 - - - - - - - - - - - -
8 - - - - - - - - - - - -
9 - - - - - - - - - - - -
10 - - - - - - - - - - - -
Jumlah - - - - - - - - - - - -
Rata-rata - - - - - - - - - - - -
Tabel 4. Hasil Penelitian Pengamtan Daun Acacia mangium umur 6 bulan
Anakan
Acacia
mangiu
m
Hari Ke-3 Hari Ke-6 Hari Ke-9
H2O
0,05
%
0,1
%
0,5% H2O
0,05
%
0,1
%
0,5% H2O
0,05
%
0,1
%
0,5%
1 - - - - - - - - - - - -
2 - - - - - - - - - - - -
3 - - - - - - - - - - - -
4 - - - - - - - - - - - -
5 - - - - - - - - - - - -
6 - - - - - - - - - - - -
7 - - - - - - - - - - - -
8 - - - - - - - - - - - -
9 - - - - - - - - - - - -
10 - - - - - - - - - - - -
Jumlah - - - - - - - - - - - -
Rata-rata - - - - - - - - - - - -
Tabel 5. Hasil Penelitian Pengamtan Daun Acacia mangium umur 1 tahun
Anakan
Acacia
mangiu
m
Hari Ke-3 Hari Ke-6 Hari Ke-9
H2O
0,05
%
0,1
%
0,5% H2O
0,05
%
0,1
%
0,5% H2O
0,05
%
0,1
%
0,5%
1 - - - - - - - - - - - -
2 - - - - - - - - - - - -
3 - - - - - - - - - - - -
4 - - - - - - - - - - - -
5 - - - - - - - - - - - -
6 - - - - - - - - - - - -
7 - - - - - - - - - - - -
8 - - - - - - - - - - - -
9 - - - - - - - - - - - -
10 - - - - - - - - - - - -
Jumlah - - - - - - - - - - - -
Rata-rata - - - - - - - - - - - -
9
Tabel 6. Hasil Penelitian Pengukuran Akar Acacia mangium umur 6 bulan
Anakan
Acacia
mangiu
m
Hari Ke-3 Hari Ke-6 Hari Ke-9
H2O
0,05
%
0,1
%
0,5% H2O
0,05
%
0,1
%
0,5% H2O
0,05
%
0,1
%
0,5%
1 - - - - - - - - - - - -
2 - - - - - - - - - - - -
3 - - - - - - - - - - - -
4 - - - - - - - - - - - -
5 - - - - - - - - - - - -
6 - - - - - - - - - - - -
7 - - - - - - - - - - - -
8 - - - - - - - - - - - -
9 - - - - - - - - - - - -
10 - - - - - - - - - - - -
Jumlah - - - - - - - - - - - -
Rata-rata - - - - - - - - - - - -
Tabel 7. Hasil Penelitian Pengukuran Akar Acacia mangium umur 1 tahun
Anakan
Acacia
mangiu
m
Hari Ke-3 Hari Ke-6 Hari Ke-9
H2O
0,05
%
0,1
%
0,5% H2O
0,05
%
0,1
%
0,5% H2O
0,05
%
0,1
%
0,5%
1 - - - - - - - - - - - -
2 - - - - - - - - - - - -
3 - - - - - - - - - - - -
4 - - - - - - - - - - - -
5 - - - - - - - - - - - -
6 - - - - - - - - - - - -
7 - - - - - - - - - - - -
8 - - - - - - - - - - - -
9 - - - - - - - - - - - -
10 - - - - - - - - - - - -
Jumlah - - - - - - - - - - - -
Rata-rata - - - - - - - - - - - -
Penelitian rumor terbaru, diambil dari jurnal
Pembahasan Pada H2O (Air) :
4. Pada hari pertama, semua kacang hijau mulai berkecambah dan mengeluarkan akar
dengan rata-rata panjang akar kacang hijau adalah 0,28 cm; terkecuali kacang hijau ketiga
tidak terlihat perkecambahan dan mengeluarkan akar.
5. Pada hari kedua, baru tampak pertumbuhan pada kacang hijau ketiga dengan panjang akar
0,5 cm dengan total semua kacang hijau mulai berkecambah dan mengeluarkan akar
adalah 5,6 cm dengan rata-rata panjang akar kacang hijau adalah 0,56 cm dengan rata-rata
pertumbuhan panjang akar kacang hijau adalah 0,28 cm.
10
6. Demikian halnya pada hari ketiga, dimana semua kacang hijau mulai hari pertama sampai
dengan kacang hijau hari ke tiga bertambah akar sebesar 1,51 dengan selisih pertambahan
akar kacang hijau pada hari ke dua adalah 0,95 cm dan hari pertama adalah 1,23 cm.
Pembahasan Pada Larutan HNO3 Dengan Air Suling:
Pada larutan air suling dan HNO3 0,05 %; 0,5 %; dan 0,1 % dengan kacang hijau yang
diletakkan kedalam masing-masing aqua cup dan didiamkan selama 1 hari tidak mengalami
perkecambahan serta pertumbuhan akar atau tidak menunjukkan adanya pertumbuhan pada
kacang hijau. Pada hari ketiga, biji kacang hijau menjadi berwarna coklat dan sangat lunak
dalam arti mengalami proses pembusukkan. Hal tersebut dikarenakan oleh larutan asam
HNO3 yang merusak proses perkembangan dan pertumbuhan pada perkecambahan biji
kacang hijau.
HUJAN ASAM
Pengertian Hujan Asam
Hujan asam diartikan sebagai segala macam hujan dengan pH di bawah 5,6. Hujan secara
alami bersifat asam (pH sedikit di bawah 6) karena karbondioksida (CO2) di udara yang larut
dengan air hujan memiliki bentuk sebagai asam lemah. Jenis asam dalam hujan ini sangat
bermanfaat karena membantu melarutkan mineral dalam tanah yang dibutuhkan oleh
tumbuhan dan binatang.
Hujan asam disebabkan oleh belerang (sulfur) yang merupakan pengotor dalam bahan bakar
fosil serta nitrogen di udara yang bereaksi dengan oksigen membentuk sulfur dioksida dan
nitrogen oksida. Zat-zat ini berdifusi ke atmosfer dan bereaksi dengan air untuk membentuk
asam sulfat dan asam nitra yang mudah larut sehingga jatuh bersama air hujan. Air hujan
yang asam tersebut akan meningkatkan kadar keasaman tanah dan air permukaan yang
terbukti berbahaya bagi kehidupan ikan dan tanaman.
Penyebab Hujan Asam
Pada dasarnya Hujan asam disebabkan oleh 2 polutan udara, Sulfur Dioxide (SO2) dan
nitrogen oxides (NOx) yang keduanya dihasilkan melalui pembakaran. Akan tetapi sekitar
50% SO2 yang ada di atmosfer diseluruh dunia terjadi secara alami, misalnya dari letusan
gunung berapi maupun kebakaran hutan secara alami. Sedangkan 50% lainnya berasal dari
kegiatan manusia, misalnya akibat pembakaran BBF, peleburan logam dan pembangkit
listrik. Minyak bumi mengadung belerang antara 0,1% sampai 3% dan batubara 0,4% sampai
5%. Waktu BBF di bakar, belerang tersebut beroksidasi menjadi belerang dioksida (SO2) dan
lepas di udara. Oksida belerang itu selanjutnya berubah menjadi asam sulfat (Soemarmoto O,
1992)
Proses Pembentukan Hujan Asam
Hujan asam ini dapat terbentuk akibat dari proses reaksi gas yang mengandung sulfat. Sulfat
dioksida (SO2) yang bereaksi dengan Oksigen (O2) dengan bantuan dari sinar ultraviolet
yang berasal dari sinar matahari.
Proses ini akan menghasilkan sulfat trioksida (SO3) yang menyatu setelah reaksi tersebut,
yakni melalui air laut yang naik ke udara dengan tujuan menghasilkan asam sulfida (H2SO4),
proses ini kemudian menyatu dengan gas yang terdapat di udaraseperti amonia yang
menghasilkan susunan partikel baru yaitu asam sulfat amonia.
Partikel yang tersisa dan mengendap di udara akan membentuk tetesan halus yang
dipindahkan oleh angin dari satu tempat ke tempat yang lainnya. Ketika tempat jatuhnya air
11
hujan sudah tepat, maka tetesan asam belerang (sulfat) dan butiran-butiran sulfat amonia akan
terurai di air hujan dan jatuh ke permukaan bumi menjadi hujan asam.
Hujan asam tidak baik untuk lingkungan hidup (ekosistem) dan sangat berbahaya jika
digunakan oleh manusia, karena air hujan asam mempunyai rasa yang sangat pahit dan dapat
meningkatkan kadar keasaman air.
Nitrogen Oksida (NO) bersama sulfat oksida (SO) merupakan bagian dalam pembentukan
hujan asam. Nitrogen oksida akan mengubah oksigen dan sinar ultraviolet menjadi asam
nitrogen. Seperti zat yang lainnya, ia akan tersisa di udara bersama hembusan angin serta
mendapatkan tempat yang cocok untuk hujan deras, kemudia terurai membentuk hujan asam
yang terasa pedas dan menyengat.
Dampak Hujan Asam
Terjadinya hujan asam harus diwaspadai karena dampak yang ditimbulkan bersifat global dan
dapat menggangu keseimbangan ekosistem. Hujan asam memiliki dampak tidak hanya pada
lingkungan biotik, namun juga pada lingkungan abiotik, antara lain :
1. Danau
Kelebihan zat asam pada danau akan mengakibatkan sedikitnya species yang bertahan.
Jenis Plankton dan invertebrate merupakan mahkluk yang paling pertama mati akibat
pengaruh pengasaman. Apa yang terjadi jika didanau memiliki pH dibawah 5, lebih dari
75 % dari spesies ikan akan hilang. Ini disebabkan oleh pengaruh rantai makanan, yang
secara signifikan berdampak pada keberlangsungan suatu ekosistem. Tidak semua danau
yang terkena hujan asam akan menjadi pengasaman, dimana telah ditemukan jenis batuan
dan tanah yang dapat membantu menetralkan keasaman.
2. Tumbuhan dan Hewan
Hujan asam yang larut bersama nutrisi didalam tanah akan menyapu kandungan tersebut
sebelum pohon-pohon dapat menggunakannya untuk tumbuh. Serta akan melepaskan zat
kimia beracun seperti aluminium, yang akan bercampur didalam nutrisi. Sehingga apabila
nutrisi ini dimakan oleh tumbuhan akan menghambat pertumbuhan dan mempercepat
daun berguguran, selebihnya pohon-pohon akan terserang penyakit, kekeringan dan mati.
Seperti halnya danau, Hutan juga mempunyai kemampuan untuk menetralisir hujan asam
dengan jenis batuan dan tanah yang dapat mengurangi tingkat keasaman.
Pencemaran udara telah menghambat fotosintesis dan immobilisasi hasil fotosintesis
dengan pembentukan metabolit sekunder yang potensial beracun. Sebagai akibatnya akar
kekurangan energi, karena hasil fotosintesis tertahan di tajuk. Sebaliknya tahuk
mengakumulasikan zat yang potensial beracun tersebut. Dengan demikian pertumbuhan
akar dan mikoriza terhambat sedangkan daunpun menjadi rontok. Pohon menjadi lemah
dan mudah terserang penyakit dan hama. Penurunan pH tanah akibat deposisi asam juga
menyebabkan terlepasnya aluminium dari tanah dan menimbulkan keracunan. Akar yang
halus akan mengalami nekrosis sehingga penyerapan hara dan iar terhambat. Hal ini
menyebabkan pohon kekurangan air dan hara serta akhirnya mati. Hanya tumbuhan
tertentu yang dapat bertahan hidup pada daerah tersebut, hal ini akan berakibat pada
hilangnya beberapa spesies. Ini juga berarti bahwa keragaman hayati tamanan juga
semakin menurun.
Kadar SO2 yang tinggi di hutan menyebabkan noda putih atau coklat pada permukaan
daun, jika hal ini terjadi dalam jangka waktu yang lama akan menyebabkan kematian
tumbuhan tersebut. Menurut Soemarmoto (1992), dari analisis daun yang terkena deposisi
asam menunjukkan kadar magnesium yang rendah. Sedangkan magnesium merupakan
salah satu nutrisi assensial bagi tanaman. Kekurangan magnesium disebabkan oleh
12
pencucian magnesium dari tanah karena pH yang rendah dan kerusakan daun
meyebabkan pencucian magnesium di daun.
Sebagaimana tumbuhan, hewan juga memiliki ambang toleransi terhadap hujan asam.
Spesies hewan tanah yang mikroskopis akan langsung mati saat pH tanah meningkat
karena sifat hewan mikroskopis adalah sangat spesifik dan rentan terhadap perubahan
lingkungan yang ekstrim. Spesies hewan yang lain juga akan terancam karena jumlah
produsen (tumbuhan) semakin sedikit. Berbagai penyakit juga akan terjadi pada hewan
karena kulitnya terkena air dengan keasaman tinggi. Hal ini jelas akan menyebabkan
kepunahan spesies.
3. Kesehatan Manusia
Dampak deposisi asam terhadap kesehatan telah banyak diteliti, namun belum ada yang
nyata berhubungan langsung dengan pencemaran udara khususnya oleh senyawa NO3 dan
SO2. Kesulitan yang dihadapi dkarenakan banyaknya faktor yang mempengaruhi
kesehatan seseorang, termasuk faktor kepekaan seseorang terhadap pencemaran yang
terjadi. Misalnya balita, orang berusia lanjut, orang dengan status gizi buruk relatif lebih
rentan terhadap pencemaran udara dibandingkan dengan orang yang sehat.
Berdasarkan hasil penelitian, sulphur dioxide yang dihasilkan oleh hujan asam juga dapat
bereaksi secara kimia didalam udara, dengan terbentuknya partikel halus suphate, yang
mana partikel halus ini akan mengikat dalam paru-paru yang akan menyebabkan penyakit
pernapasan. Selain itu juga dapat mempertinggi resiko terkena kanker kulit karena
senyawa sulfat dan nitrat mengalami kontak langsung dengan kulit.
4. Korosi
Hujan asam juga dapat mempercepat proses pengkaratan dari beberapa material seperti
batu kapur, pasirbesi, marmer, batu pada diding beton serta logam. Ancaman serius juga
dapat terjadi pada bagunan tua serta monument termasuk candi dan patung. Hujan asam
dapat merusak batuan sebab akan melarutkan kalsium karbonat, meninggalkan kristal
pada batuan yang telah menguap. Seperti halnya sifat kristal semakin banyak akan
merusak batuan.
Upaya Pengendalian Deposisi Asam
Usaha untuk mengendalikan deposisi asam ialah menggunakan bahan bakar yang
mengandung sedikit zat pencemae, menghindari terbentuknya zat pencemar saar terjadinya
pembakaran, menangkap zat pencemar dari gas buangan dan penghematan energi.
A. Bahan Bakar Dengan kandungan Belerang Rendah
Kandungan belerang dalam bahan bakar bervariasi. Masalahnya ialah sampai saat ini
Indonesia sangat tergantung dengan minyak bumi dan batubara, sedangkan minyak bumi
merupakan sumber bahan bakar dengan kandungan belerang yang tinggi.
Penggunaan gas asam akan mengurangi emisi zat pembentuk asam, akan tetapi kebocoran
gas ini dapat menambah emisi metan. Usaha lain yaitu dengan menggunakan bahan bakar
non-belerang misalnya metanol, etanol dan hidrogen. Akan tetapi penggantian jenis bahan
bakar ini haruslah dilakukan dengan hati-hati, jika tidak akan menimbulkan masalah yang
lain. Misalnya pembakaran metanol menghasilkan dua sampai lima kali formaldehide
daripada pembakaran bensin. Zat ini mempunyai sifat karsinogenik (pemicu kanker).
B. Mengurangi kandungan Belerang sebelum Pembakaran
Kadar belarang dalam bahan bakar dapat dikurangi dengan menggunakan teknologi
tertentu. Dalam proses produksi, misalnya batubara, batubara diasanya dicuci untukk
13
membersihkan batubara dari pasir, tanah dan kotoran lain, serta mengurangi kadar
belerang yang berupa pirit (belerang dalam bentuk besi sulfida( sampai 50-90%
(Soemarmoto, 1992).
C. Pengendalian Pencemaran Selama Pembakaran
Beberapa teknologi untuk mengurangi emisi SO2 dan Nox pada waktu pembakaran telah
dikembangkan. Slah satu teknologi ialah lime injection in multiple burners (LIMB).
Dengan teknologi ini, emisi SO2 dapat dikurangi sampai 80% dan NOx 50%.
Caranya dengan menginjeksikan kapur dalam dapur pembakaran dan suhu pembakaran
diturunkan dengan alat pembakar khusus. Kapur akan bereaksi dengan belerang dan
membentuk gipsum (kalsium sulfat dihidrat). Penuruna suhu mengakibatkan penurunan
pembentukan Nox baik dari nitrogen yang ada dalam bahan bakar maupun dari nitrogen
udara.
Pemisahan polutan dapat dilakukan menggunakan penyerap batu kapur atau Ca(OH)2.
Gas buang dari cerobong dimasukkan ke dalam fasilitas FGD. Ke dalam alat ini
kemudian disemprotkan udara sehingga SO2 dalam gas buang teroksidasi oleh oksigen
menjadi SO3. Gas buang selanjutnya "didinginkan" dengan air, sehingga SO3 bereaksi
dengan air (H2O) membentuk asam sulfat (H2SO4). Asam sulfat selanjutnya direaksikan
dengan Ca(OH)2 sehingga diperoleh hasil pemisahan berupa gipsum (gypsum). Gas
buang yang keluar dari sistem FGD sudah terbebas dari oksida sulfur. Hasil samping
proses FGD disebut gipsum sintetis karena memiliki senyawa kimia yang sama dengan
gipsum alam.
D. Pengendalian Setelah Pembakaran
Zat pencemar juga dapat dikurangi dengan gas ilmiah hasil pembakaran. Teknologi yang
sudah banyak dipakai ialah fle gas desulfurization (FGD) Prinsip teknologi ini ialah
untuk mengikat SO2 di dalam gas limbah di cerobong asap dengan absorben, yang
disebut scubbing. Dengan cara ini 70-95% SO2 yang terbentuk dapat diikat. Kerugian
dari cara ini ialah terbentuknya limbah. Akan tetapi limbah itu dapat pula diubah menjadi
gipsum yang dapat digunakan dalam berbagai industri. Cara lain ialah dengan
menggunakan amonia sebagai zat pengikatnya sehingga limbah yang dihasilkan dapat
dipergunakan sebagi pupuk.
Selain dapat mengurangi sumber polutan penyebab hujan asam, gipsum yang dihasilkan
melalui proses FGD ternyata juga memiliki nilai ekonomi karena dapat dimanfaatkan
untuk berbagai keperluan, misal untuk bahan bangunan. Sebagai bahan bangunan, gipsum
tampil dalam bentuk papan gipsum (gypsum boards) yang umumnya dipakai sebagai
plafon atau langit-langit rumah (ceiling boards), dinding penyekat atau pemisah ruangan
(partition boards) dan pelapis dinding (wall boards).
E. Mengaplikasikan prinsip 3R (Reuse, Recycle, Reduce)
Hendaknya prinsip ini dijadikan landasan saat memproduksi suatu barang, dimana produk
itu harus dapat digunakan kembali atau dapat didaur ulang sehingga jumlah sampah atau
limbah yang dihasilkan dapat dikurangi. Teknologi yang digunakan juga harus
diperhatikan, teknologi yang berpotensi mengeluarkan emisi hendaknya diganti dengan
teknologi yang lebih baik dan bersifat ramah lingkungan. Hal ini juga berkaitan dengan
perubahan gaya hidup, kita sering kali berlomba membeli kendaraan pribadi, padahal
transportasilah yang merupakan penyebab tertinggi pencemaran udara. Oleh karena itu
kita harus memenuhi kadar baku mutu emisi, baik di industri maupun transportasi.
14
KESIMPULAN
1. Pada percobaan dengan HNO3 merupakan sebagian dari larutan asam penyebab hujan
asam yang membawa dampak buruk terutama pada tumbuhan perkecambahan kacang
hijau dimana dapat dilihat dari proses perkecambahan kacang hijau yang mengalami
proses pembusukan yang pada akhirnya menyebabkan kematian massal.
2. Pada kacang hijau yang ditetesin larutan HNO3 pekat (konsentrasi tinggi) pada aqua cup
dengan air suling yang didalamnya mengalami perubahan kacang dari yang berwarna
hijau menjadi berwarna cokelat.
3. Kacang hijau yang ditetesi larutan HNO3 pekat (konsentrasi tinggi) pada aqua cup dengan
air suling yang didalamnya kacang hijau menjadi lunak & lembek karena keasaman yang
diserap kacang akan mematikan nutrisi dan menonaktifkan enzim pada perkecambahan.
4. Terlihat bahwa perbandingan perkecambahan kacang hijau pada H2O lebih subur
dibandingkan ditetesin larutan asam yang ditandai dengan pertambahan kecambah pada
H2O yang sangat pesat dan subur.
5. Pada percobaan kacang hijau dapat disimpulkan bahwa tanaman/tumbuhan memiliki
batas atau ambang ketahanan lingkungan yang ekstrem.
DAFTAR PUSTAKA
Diopin,V.1997.Pengantar Morfologi Tumbuhan Edisi ke Dua.Yogyakarta:UGM
Dyarmo.2001.Lingkungan Hidup.Jakarta:UI
Soemarmoto, Otto. 1992. Indonesia dalam Kancah Isu Lingkungan Global. Jakarta : PT.
Gramedia Pustaka Utama.
Tjasyono,B.2003.Biologi Universitas.Bandung:ITB
Syukri. 1999. Kimia Dasar 2. Bandung : ITB.
15
Praktikum 2.
Pencemaran Udara (Debu)
Judul Percobaan : Pencemaran Udara oleh Debu
Tujuan :
mengetahui pencemaran udara yang disebabkan oleh debu.
DASAR TEORI
Pencemaran lingkungan adalah peristiwa masuknya zat ± zat atau komponen lain yang
merugikan ke dalam lingkungan. Pencemaran lingkungan dapat terjadi akibat aktifitas
manusiaatau secara alami. Sesuatu yang menyebabkan puolusi (pencemaran) disebut polutan.
Polutan dapat berupa bahan kimia, debu, makhluk hidup atau yang dihasilkan makhluk hidup,
panas, suara atau radiasi. Berdasarkan sifat zat pencemar (polutan), pencemaran lingkungan
dapat dibedakan menjadi tiga kelompok yaitu pencemaran kimiawi, fisik dan biologis.
Pencemaran kimiawi adalah pencemaran yang disebabkan zat ± zat kimia. Pencemaran fisika
adalah pencemaran yang disebabkan oleh zat cair, padat, atau gas. Pencemaran biologis
adalah pencemaran yang disebabkan oleh berbagai macam mikroorganisme penyebab
penyakit. Berdasarkan lingkungan yang terkena pencemaran maka pencemaran lingkungan
dibedakan menjadi tiga yaitu pencemaran air, pencemaran udara, pencemaran tanah.
Alat dan Bahan
1. Selotip
2. Kaca Pembesar
3. Gunting
4. Dokumentasi (Foto)
Prosedur Kerja :
1. Pergilah ke tepi jalan dan carilah tempat yang berdebu.
(Jalan Arteri Primer, Jalan Arteri Sekunder, Jalan Kolektor Primer, Jalan Kolektor
Sekunder, Jalan Lokal Primer, Jalan Lokal Sekunder, Jalan Lokal Lingkungan)
2. Gunting selotip masing ± masing sepanjang delapan sentimeter. Tempelkan di tempat
± tempat yang dipilih yaitu titik pertama 1,5 meter dari bawah, titik kedua + 1 meter dari
titik pertama, dan titik ketiga + 1 meter dari titik kedua. Misalnya di pagar, tiang listrik,
dinding pinggir jalan atau dinding pagar. Rekatkan selotip di tempat ± tempat tersebut.
3. Cabut kembali selotip ± selotip tersebut secara hati ± hati
4. Isikan pengamatan yang diperoleh ke dalam tabel pengamatan.
Contoh: Tabel…….. Pengamatan no Nama tempat Keadaan selotip (ada tidaknya debu)
No Lokasi Keterangan Dokumentasi
1 Jl. Pembangunan (arteri
primer, pada titik pertama di
tiang listrik)
++
16
Keterangan :
+ = sedikit debu
++ = banyak debu
+++ = sangat banyak debu
Pertanyaan :
1. Tempat mana yang paling banyak debunya…….?
2. Titik yang mana terdapat banyak debunya, dan makin tinggi titik pengambilan debu
bagaimana jenis debunya…….?
3. Tempat mana yang belum begitu tercemar…….?
4. Menurut pendapat kalian, bagaimana cara mengurangi pencemaran udara yang
disebabkan oleh debu di daerah yang kalian amati…….?

More Related Content

What's hot

Alat alat kimia beserta kegunannya
Alat alat kimia beserta kegunannyaAlat alat kimia beserta kegunannya
Alat alat kimia beserta kegunannya
Zuhriana Hasanah
 
Laporan Praktikum PEMBELAHAN SEL || Biologi Tanaman
Laporan Praktikum PEMBELAHAN SEL || Biologi TanamanLaporan Praktikum PEMBELAHAN SEL || Biologi Tanaman
Laporan Praktikum PEMBELAHAN SEL || Biologi Tanaman
shafirasalsa11
 
Laporan Praktikum IDENTIFIKASI & KLASIFIKASI TUMBUHAN || Biologi Tanaman
Laporan Praktikum IDENTIFIKASI & KLASIFIKASI TUMBUHAN || Biologi TanamanLaporan Praktikum IDENTIFIKASI & KLASIFIKASI TUMBUHAN || Biologi Tanaman
Laporan Praktikum IDENTIFIKASI & KLASIFIKASI TUMBUHAN || Biologi Tanaman
shafirasalsa11
 
bioteknologi di bidang lingkungan
bioteknologi di bidang lingkunganbioteknologi di bidang lingkungan
bioteknologi di bidang lingkungan
Jessy Damayanti
 
Pencemaran lingkungan
Pencemaran lingkunganPencemaran lingkungan
Pencemaran lingkungan
Haryo Dhanardono
 
Ppt Rantai Makanan Dan Jaring – Jaring Makanan
Ppt Rantai Makanan Dan Jaring – Jaring MakananPpt Rantai Makanan Dan Jaring – Jaring Makanan
Ppt Rantai Makanan Dan Jaring – Jaring Makanan
Satria Nurtirta
 
LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN TENTANG GERAK PADA TUMBUHAN
LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN TENTANG GERAK PADA TUMBUHANLAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN TENTANG GERAK PADA TUMBUHAN
LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN TENTANG GERAK PADA TUMBUHANhimabioummy
 
Ppt klasifikasi makhluk hidup kelas 7
Ppt klasifikasi makhluk hidup kelas 7Ppt klasifikasi makhluk hidup kelas 7
Ppt klasifikasi makhluk hidup kelas 7
Tifa Rachmi
 
Laporan Praktikum Pertumbuhan Tanaman Kacang Hijau pada Media yang Berbeda
Laporan Praktikum Pertumbuhan Tanaman Kacang Hijau pada Media yang BerbedaLaporan Praktikum Pertumbuhan Tanaman Kacang Hijau pada Media yang Berbeda
Laporan Praktikum Pertumbuhan Tanaman Kacang Hijau pada Media yang Berbeda
Arvina Frida Karela
 
Alat alat keselamatan kerja dan simbol-simbol laboratorium
Alat alat keselamatan kerja dan simbol-simbol laboratoriumAlat alat keselamatan kerja dan simbol-simbol laboratorium
Alat alat keselamatan kerja dan simbol-simbol laboratorium
EkoNurcahyaningrum1
 
laporan praktikum nadi
laporan praktikum nadilaporan praktikum nadi
laporan praktikum nadi
Ganti Junior
 
Table Perbedaan antara Tanaman C3, C4 dan CAM
Table Perbedaan antara Tanaman C3, C4 dan CAMTable Perbedaan antara Tanaman C3, C4 dan CAM
Table Perbedaan antara Tanaman C3, C4 dan CAM
RafiBio87
 
Presentasi sistem pernapasan
Presentasi sistem pernapasanPresentasi sistem pernapasan
Presentasi sistem pernapasan
Arika Sari
 
Laporan pengaruh cahaya terhadap tanaman
Laporan pengaruh cahaya terhadap tanamanLaporan pengaruh cahaya terhadap tanaman
Laporan pengaruh cahaya terhadap tanamanFirlita Nurul Kharisma
 
Laporan praktikum 10 buah dan biji (morfologi tumbuhan)
Laporan praktikum 10 buah dan biji (morfologi tumbuhan)Laporan praktikum 10 buah dan biji (morfologi tumbuhan)
Laporan praktikum 10 buah dan biji (morfologi tumbuhan)
Maedy Ripani
 
Laporan lengakap percobaan pembiasan cahaya
Laporan lengakap percobaan pembiasan cahayaLaporan lengakap percobaan pembiasan cahaya
Laporan lengakap percobaan pembiasan cahaya
fikar zul
 
Materi biologi - Virus .ppt presentation
Materi biologi - Virus .ppt presentationMateri biologi - Virus .ppt presentation
Materi biologi - Virus .ppt presentation
Ismail Lathiif
 
2. laporan praktikum biologi pengaruh tekanan osmotik terhadap membran eritrosit
2. laporan praktikum biologi pengaruh tekanan osmotik terhadap membran eritrosit2. laporan praktikum biologi pengaruh tekanan osmotik terhadap membran eritrosit
2. laporan praktikum biologi pengaruh tekanan osmotik terhadap membran eritrosit
Sofyan Dwi Nugroho
 
Laporan praktikum isolasi
Laporan praktikum isolasiLaporan praktikum isolasi
Laporan praktikum isolasi
Tidar University
 

What's hot (20)

Alat alat kimia beserta kegunannya
Alat alat kimia beserta kegunannyaAlat alat kimia beserta kegunannya
Alat alat kimia beserta kegunannya
 
Laporan Praktikum PEMBELAHAN SEL || Biologi Tanaman
Laporan Praktikum PEMBELAHAN SEL || Biologi TanamanLaporan Praktikum PEMBELAHAN SEL || Biologi Tanaman
Laporan Praktikum PEMBELAHAN SEL || Biologi Tanaman
 
Laporan Praktikum IDENTIFIKASI & KLASIFIKASI TUMBUHAN || Biologi Tanaman
Laporan Praktikum IDENTIFIKASI & KLASIFIKASI TUMBUHAN || Biologi TanamanLaporan Praktikum IDENTIFIKASI & KLASIFIKASI TUMBUHAN || Biologi Tanaman
Laporan Praktikum IDENTIFIKASI & KLASIFIKASI TUMBUHAN || Biologi Tanaman
 
bioteknologi di bidang lingkungan
bioteknologi di bidang lingkunganbioteknologi di bidang lingkungan
bioteknologi di bidang lingkungan
 
Pencemaran lingkungan
Pencemaran lingkunganPencemaran lingkungan
Pencemaran lingkungan
 
Pencemaran air
Pencemaran airPencemaran air
Pencemaran air
 
Ppt Rantai Makanan Dan Jaring – Jaring Makanan
Ppt Rantai Makanan Dan Jaring – Jaring MakananPpt Rantai Makanan Dan Jaring – Jaring Makanan
Ppt Rantai Makanan Dan Jaring – Jaring Makanan
 
LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN TENTANG GERAK PADA TUMBUHAN
LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN TENTANG GERAK PADA TUMBUHANLAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN TENTANG GERAK PADA TUMBUHAN
LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN TENTANG GERAK PADA TUMBUHAN
 
Ppt klasifikasi makhluk hidup kelas 7
Ppt klasifikasi makhluk hidup kelas 7Ppt klasifikasi makhluk hidup kelas 7
Ppt klasifikasi makhluk hidup kelas 7
 
Laporan Praktikum Pertumbuhan Tanaman Kacang Hijau pada Media yang Berbeda
Laporan Praktikum Pertumbuhan Tanaman Kacang Hijau pada Media yang BerbedaLaporan Praktikum Pertumbuhan Tanaman Kacang Hijau pada Media yang Berbeda
Laporan Praktikum Pertumbuhan Tanaman Kacang Hijau pada Media yang Berbeda
 
Alat alat keselamatan kerja dan simbol-simbol laboratorium
Alat alat keselamatan kerja dan simbol-simbol laboratoriumAlat alat keselamatan kerja dan simbol-simbol laboratorium
Alat alat keselamatan kerja dan simbol-simbol laboratorium
 
laporan praktikum nadi
laporan praktikum nadilaporan praktikum nadi
laporan praktikum nadi
 
Table Perbedaan antara Tanaman C3, C4 dan CAM
Table Perbedaan antara Tanaman C3, C4 dan CAMTable Perbedaan antara Tanaman C3, C4 dan CAM
Table Perbedaan antara Tanaman C3, C4 dan CAM
 
Presentasi sistem pernapasan
Presentasi sistem pernapasanPresentasi sistem pernapasan
Presentasi sistem pernapasan
 
Laporan pengaruh cahaya terhadap tanaman
Laporan pengaruh cahaya terhadap tanamanLaporan pengaruh cahaya terhadap tanaman
Laporan pengaruh cahaya terhadap tanaman
 
Laporan praktikum 10 buah dan biji (morfologi tumbuhan)
Laporan praktikum 10 buah dan biji (morfologi tumbuhan)Laporan praktikum 10 buah dan biji (morfologi tumbuhan)
Laporan praktikum 10 buah dan biji (morfologi tumbuhan)
 
Laporan lengakap percobaan pembiasan cahaya
Laporan lengakap percobaan pembiasan cahayaLaporan lengakap percobaan pembiasan cahaya
Laporan lengakap percobaan pembiasan cahaya
 
Materi biologi - Virus .ppt presentation
Materi biologi - Virus .ppt presentationMateri biologi - Virus .ppt presentation
Materi biologi - Virus .ppt presentation
 
2. laporan praktikum biologi pengaruh tekanan osmotik terhadap membran eritrosit
2. laporan praktikum biologi pengaruh tekanan osmotik terhadap membran eritrosit2. laporan praktikum biologi pengaruh tekanan osmotik terhadap membran eritrosit
2. laporan praktikum biologi pengaruh tekanan osmotik terhadap membran eritrosit
 
Laporan praktikum isolasi
Laporan praktikum isolasiLaporan praktikum isolasi
Laporan praktikum isolasi
 

Similar to Praktikum pencemaran udara asli

Praktikum 1 hujan asam
Praktikum 1 hujan asamPraktikum 1 hujan asam
Praktikum 1 hujan asam
Furqaan Hamsyani
 
Jenis tanaman fitoremediasi
Jenis tanaman fitoremediasiJenis tanaman fitoremediasi
Jenis tanaman fitoremediasi
Keylala Hawkins
 
struktur tumbuhan.pptx
struktur tumbuhan.pptxstruktur tumbuhan.pptx
struktur tumbuhan.pptx
MayaFadhillah3
 
struktur tumbuhan.pdf
struktur tumbuhan.pdfstruktur tumbuhan.pdf
struktur tumbuhan.pdf
MayaFadhillah3
 
Ppt_Alat_dan_Mesin_Pengendalian_Hama_dan.ppt
Ppt_Alat_dan_Mesin_Pengendalian_Hama_dan.pptPpt_Alat_dan_Mesin_Pengendalian_Hama_dan.ppt
Ppt_Alat_dan_Mesin_Pengendalian_Hama_dan.ppt
LiliWardani1
 
PENGENALAN GEJALA KERUSAKAN TANAMAN dede
PENGENALAN GEJALA KERUSAKAN TANAMAN dedePENGENALAN GEJALA KERUSAKAN TANAMAN dede
PENGENALAN GEJALA KERUSAKAN TANAMAN dedediana novitasari
 
Pera- pengaruh peningkatan konsentrasi yeast dan pemotongan ujung bawang terh...
Pera- pengaruh peningkatan konsentrasi yeast dan pemotongan ujung bawang terh...Pera- pengaruh peningkatan konsentrasi yeast dan pemotongan ujung bawang terh...
Pera- pengaruh peningkatan konsentrasi yeast dan pemotongan ujung bawang terh...
Yan PeRa
 
dasgro nih.pdf
dasgro nih.pdfdasgro nih.pdf
dasgro nih.pdf
faradinaerviahar
 
Kelompok 9 (tumbuhan tidak berkormus)
Kelompok 9 (tumbuhan tidak berkormus)Kelompok 9 (tumbuhan tidak berkormus)
Kelompok 9 (tumbuhan tidak berkormus)
UNIB
 
Penyakit Pada Tanaman Karet dan Teknik Pengendaliannya
Penyakit Pada Tanaman Karet dan Teknik PengendaliannyaPenyakit Pada Tanaman Karet dan Teknik Pengendaliannya
Penyakit Pada Tanaman Karet dan Teknik Pengendaliannya
Ankardiansyah Pandu Pradana
 
Format_Laporan_MIKROTEKNIK TUMBUHAN_FIX_NEWW.docx
Format_Laporan_MIKROTEKNIK TUMBUHAN_FIX_NEWW.docxFormat_Laporan_MIKROTEKNIK TUMBUHAN_FIX_NEWW.docx
Format_Laporan_MIKROTEKNIK TUMBUHAN_FIX_NEWW.docx
AgathaHaselvin
 
Fadhila_Humaira_-_Laporan_Miktum_BIO_D_17.pdf
Fadhila_Humaira_-_Laporan_Miktum_BIO_D_17.pdfFadhila_Humaira_-_Laporan_Miktum_BIO_D_17.pdf
Fadhila_Humaira_-_Laporan_Miktum_BIO_D_17.pdf
AgathaHaselvin
 
Dasar ilmu tanaman
Dasar ilmu tanamanDasar ilmu tanaman
Dasar ilmu tanaman
Mr.Mahmud
 
13_14-Dasar-dasar ekologi tumbuhan.pptx
13_14-Dasar-dasar ekologi tumbuhan.pptx13_14-Dasar-dasar ekologi tumbuhan.pptx
13_14-Dasar-dasar ekologi tumbuhan.pptx
BayuSulistiantono1
 
Modul2 kb3, tumbuhan hama_(gulma)
Modul2 kb3, tumbuhan hama_(gulma)Modul2 kb3, tumbuhan hama_(gulma)
Modul2 kb3, tumbuhan hama_(gulma)
muditateach
 

Similar to Praktikum pencemaran udara asli (20)

Praktikum 1 hujan asam
Praktikum 1 hujan asamPraktikum 1 hujan asam
Praktikum 1 hujan asam
 
Jenis tanaman fitoremediasi
Jenis tanaman fitoremediasiJenis tanaman fitoremediasi
Jenis tanaman fitoremediasi
 
struktur tumbuhan.pptx
struktur tumbuhan.pptxstruktur tumbuhan.pptx
struktur tumbuhan.pptx
 
struktur tumbuhan.pdf
struktur tumbuhan.pdfstruktur tumbuhan.pdf
struktur tumbuhan.pdf
 
Makalah_68 praktikum 10 opt tanaman perkebunan
Makalah_68 praktikum 10 opt tanaman perkebunanMakalah_68 praktikum 10 opt tanaman perkebunan
Makalah_68 praktikum 10 opt tanaman perkebunan
 
Rpp ujian
Rpp ujian Rpp ujian
Rpp ujian
 
Ppt_Alat_dan_Mesin_Pengendalian_Hama_dan.ppt
Ppt_Alat_dan_Mesin_Pengendalian_Hama_dan.pptPpt_Alat_dan_Mesin_Pengendalian_Hama_dan.ppt
Ppt_Alat_dan_Mesin_Pengendalian_Hama_dan.ppt
 
PENGENALAN GEJALA KERUSAKAN TANAMAN dede
PENGENALAN GEJALA KERUSAKAN TANAMAN dedePENGENALAN GEJALA KERUSAKAN TANAMAN dede
PENGENALAN GEJALA KERUSAKAN TANAMAN dede
 
Silvika
SilvikaSilvika
Silvika
 
PESTISIDA nabati pada hama gudang
PESTISIDA nabati pada hama gudangPESTISIDA nabati pada hama gudang
PESTISIDA nabati pada hama gudang
 
Pera- pengaruh peningkatan konsentrasi yeast dan pemotongan ujung bawang terh...
Pera- pengaruh peningkatan konsentrasi yeast dan pemotongan ujung bawang terh...Pera- pengaruh peningkatan konsentrasi yeast dan pemotongan ujung bawang terh...
Pera- pengaruh peningkatan konsentrasi yeast dan pemotongan ujung bawang terh...
 
dasgro nih.pdf
dasgro nih.pdfdasgro nih.pdf
dasgro nih.pdf
 
Kelompok 9 (tumbuhan tidak berkormus)
Kelompok 9 (tumbuhan tidak berkormus)Kelompok 9 (tumbuhan tidak berkormus)
Kelompok 9 (tumbuhan tidak berkormus)
 
Penyakit Pada Tanaman Karet dan Teknik Pengendaliannya
Penyakit Pada Tanaman Karet dan Teknik PengendaliannyaPenyakit Pada Tanaman Karet dan Teknik Pengendaliannya
Penyakit Pada Tanaman Karet dan Teknik Pengendaliannya
 
Format_Laporan_MIKROTEKNIK TUMBUHAN_FIX_NEWW.docx
Format_Laporan_MIKROTEKNIK TUMBUHAN_FIX_NEWW.docxFormat_Laporan_MIKROTEKNIK TUMBUHAN_FIX_NEWW.docx
Format_Laporan_MIKROTEKNIK TUMBUHAN_FIX_NEWW.docx
 
Fadhila_Humaira_-_Laporan_Miktum_BIO_D_17.pdf
Fadhila_Humaira_-_Laporan_Miktum_BIO_D_17.pdfFadhila_Humaira_-_Laporan_Miktum_BIO_D_17.pdf
Fadhila_Humaira_-_Laporan_Miktum_BIO_D_17.pdf
 
Makalah_14 Makalah spermosfir kel 8
Makalah_14 Makalah spermosfir kel 8Makalah_14 Makalah spermosfir kel 8
Makalah_14 Makalah spermosfir kel 8
 
Dasar ilmu tanaman
Dasar ilmu tanamanDasar ilmu tanaman
Dasar ilmu tanaman
 
13_14-Dasar-dasar ekologi tumbuhan.pptx
13_14-Dasar-dasar ekologi tumbuhan.pptx13_14-Dasar-dasar ekologi tumbuhan.pptx
13_14-Dasar-dasar ekologi tumbuhan.pptx
 
Modul2 kb3, tumbuhan hama_(gulma)
Modul2 kb3, tumbuhan hama_(gulma)Modul2 kb3, tumbuhan hama_(gulma)
Modul2 kb3, tumbuhan hama_(gulma)
 

More from Furqaan Hamsyani

Cover p2 m3
Cover  p2 m3Cover  p2 m3
Cover p2 m3
Furqaan Hamsyani
 
Lampiran5__22-24 ekonomi pencemaran udara
  Lampiran5__22-24 ekonomi pencemaran udara  Lampiran5__22-24 ekonomi pencemaran udara
Lampiran5__22-24 ekonomi pencemaran udaraFurqaan Hamsyani
 
Daftar pustaka ekonomi pencemaran udara
  Daftar pustaka ekonomi pencemaran udara  Daftar pustaka ekonomi pencemaran udara
Daftar pustaka ekonomi pencemaran udaraFurqaan Hamsyani
 
Praktikum 2 debu
Praktikum 2 debuPraktikum 2 debu
Praktikum 2 debu
Furqaan Hamsyani
 
Materi peraturan
Materi peraturanMateri peraturan
Materi peraturan
Furqaan Hamsyani
 
Praktek mahasiswa ml
Praktek mahasiswa mlPraktek mahasiswa ml
Praktek mahasiswa ml
Furqaan Hamsyani
 
Perencanaan+lingkungan furqaan
Perencanaan+lingkungan furqaanPerencanaan+lingkungan furqaan
Perencanaan+lingkungan furqaan
Furqaan Hamsyani
 
Perencanaan lingkungan furqaan hamsyani
Perencanaan lingkungan  furqaan hamsyaniPerencanaan lingkungan  furqaan hamsyani
Perencanaan lingkungan furqaan hamsyani
Furqaan Hamsyani
 
Mp sdm lh furqaan
Mp sdm lh furqaanMp sdm lh furqaan
Mp sdm lh furqaan
Furqaan Hamsyani
 
Perencanaan+lingkungan furqaan
Perencanaan+lingkungan furqaanPerencanaan+lingkungan furqaan
Perencanaan+lingkungan furqaan
Furqaan Hamsyani
 
Memperkirakan dampak lingkungan kualitas udara
Memperkirakan dampak lingkungan kualitas udaraMemperkirakan dampak lingkungan kualitas udara
Memperkirakan dampak lingkungan kualitas udara
Furqaan Hamsyani
 
7-daftar tabel ekonomi pencemaran udara
  7-daftar tabel ekonomi pencemaran udara  7-daftar tabel ekonomi pencemaran udara
7-daftar tabel ekonomi pencemaran udaraFurqaan Hamsyani
 
Ekonomi teknik dan lingkungan furqaan hamsyani
Ekonomi teknik dan lingkungan  furqaan hamsyaniEkonomi teknik dan lingkungan  furqaan hamsyani
Ekonomi teknik dan lingkungan furqaan hamsyaniFurqaan Hamsyani
 
proposal penguatan lab k3 dan kesling ps ml politani
proposal  penguatan lab k3 dan kesling ps ml politaniproposal  penguatan lab k3 dan kesling ps ml politani
proposal penguatan lab k3 dan kesling ps ml politani
Furqaan Hamsyani
 
Proposal pembentukan lab k3 dan kesling Politani
Proposal pembentukan lab k3 dan kesling PolitaniProposal pembentukan lab k3 dan kesling Politani
Proposal pembentukan lab k3 dan kesling Politani
Furqaan Hamsyani
 
Bab 1 ekonomi pencemaran udara
  Bab 1 ekonomi pencemaran udara  Bab 1 ekonomi pencemaran udara
Bab 1 ekonomi pencemaran udaraFurqaan Hamsyani
 
8-daftar gambar ekonomi pencemaran udara
  8-daftar gambar ekonomi pencemaran udara  8-daftar gambar ekonomi pencemaran udara
8-daftar gambar ekonomi pencemaran udaraFurqaan Hamsyani
 
6-daftar isi ekonomi pencemaran udara
  6-daftar isi ekonomi pencemaran udara  6-daftar isi ekonomi pencemaran udara
6-daftar isi ekonomi pencemaran udaraFurqaan Hamsyani
 
5-kata pengantar ekonomi pencemaran udara
  5-kata pengantar ekonomi pencemaran udara  5-kata pengantar ekonomi pencemaran udara
5-kata pengantar ekonomi pencemaran udaraFurqaan Hamsyani
 

More from Furqaan Hamsyani (20)

Cover p2 m3
Cover  p2 m3Cover  p2 m3
Cover p2 m3
 
Lampiran5__22-24 ekonomi pencemaran udara
  Lampiran5__22-24 ekonomi pencemaran udara  Lampiran5__22-24 ekonomi pencemaran udara
Lampiran5__22-24 ekonomi pencemaran udara
 
Daftar pustaka ekonomi pencemaran udara
  Daftar pustaka ekonomi pencemaran udara  Daftar pustaka ekonomi pencemaran udara
Daftar pustaka ekonomi pencemaran udara
 
Praktikum 2 debu
Praktikum 2 debuPraktikum 2 debu
Praktikum 2 debu
 
Materi peraturan
Materi peraturanMateri peraturan
Materi peraturan
 
Praktek mahasiswa ml
Praktek mahasiswa mlPraktek mahasiswa ml
Praktek mahasiswa ml
 
Perencanaan+lingkungan furqaan
Perencanaan+lingkungan furqaanPerencanaan+lingkungan furqaan
Perencanaan+lingkungan furqaan
 
Perencanaan lingkungan furqaan hamsyani
Perencanaan lingkungan  furqaan hamsyaniPerencanaan lingkungan  furqaan hamsyani
Perencanaan lingkungan furqaan hamsyani
 
Mp sdm lh furqaan
Mp sdm lh furqaanMp sdm lh furqaan
Mp sdm lh furqaan
 
Perencanaan+lingkungan furqaan
Perencanaan+lingkungan furqaanPerencanaan+lingkungan furqaan
Perencanaan+lingkungan furqaan
 
Memperkirakan dampak lingkungan kualitas udara
Memperkirakan dampak lingkungan kualitas udaraMemperkirakan dampak lingkungan kualitas udara
Memperkirakan dampak lingkungan kualitas udara
 
7-daftar tabel ekonomi pencemaran udara
  7-daftar tabel ekonomi pencemaran udara  7-daftar tabel ekonomi pencemaran udara
7-daftar tabel ekonomi pencemaran udara
 
Ekonomi teknik dan lingkungan furqaan hamsyani
Ekonomi teknik dan lingkungan  furqaan hamsyaniEkonomi teknik dan lingkungan  furqaan hamsyani
Ekonomi teknik dan lingkungan furqaan hamsyani
 
proposal penguatan lab k3 dan kesling ps ml politani
proposal  penguatan lab k3 dan kesling ps ml politaniproposal  penguatan lab k3 dan kesling ps ml politani
proposal penguatan lab k3 dan kesling ps ml politani
 
Proposal pembentukan lab k3 dan kesling Politani
Proposal pembentukan lab k3 dan kesling PolitaniProposal pembentukan lab k3 dan kesling Politani
Proposal pembentukan lab k3 dan kesling Politani
 
Bab 1 ekonomi pencemaran udara
  Bab 1 ekonomi pencemaran udara  Bab 1 ekonomi pencemaran udara
Bab 1 ekonomi pencemaran udara
 
8-daftar gambar ekonomi pencemaran udara
  8-daftar gambar ekonomi pencemaran udara  8-daftar gambar ekonomi pencemaran udara
8-daftar gambar ekonomi pencemaran udara
 
6-daftar isi ekonomi pencemaran udara
  6-daftar isi ekonomi pencemaran udara  6-daftar isi ekonomi pencemaran udara
6-daftar isi ekonomi pencemaran udara
 
5-kata pengantar ekonomi pencemaran udara
  5-kata pengantar ekonomi pencemaran udara  5-kata pengantar ekonomi pencemaran udara
5-kata pengantar ekonomi pencemaran udara
 
4-riwayat hidup
  4-riwayat hidup  4-riwayat hidup
4-riwayat hidup
 

Praktikum pencemaran udara asli

  • 1. Praktikum Pencemaran udara Praktikum 1. Pencemaran Udara (Hujan Asam) Terhadap Perkecambahan Biji Kacang Hijau dan Anakan Acacia mangium Judul Percobaan : Pencemaran Udara Terhadap Perkecambahan biji kacang hijau dan Tanaman Cepat Tumbuh (Tanaman Kehutanan) Tujuan : - Mengetahui polusi air terhadap perkecambahan dan tanaman Acacia mangium - Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi perkecambahan dan tanaman Acacia mangium - Mengamati perbedaan perkecambahan dan tanaman tanaman Acacia mangium terhadap konsentrasi yang berbeda-beda - Mengetahui sistem perkecambahan kacang hijau dan tanaman Acacia mangium - Mengetahui penyebab, dampak, dan proses terjadinya hujan asam TINJAUAN TEORITIS PENCEMARAN UDARA Pencemaran udara adalah kehadiran satu atau lebih substansi fisik,kimia ,atau biologi di atmosfer dalam jumlah yang dapat membahayakan kesehatan manusia, hewan, dan tumbuhan, menganggu estetika dan kenyamanan atau merusak property (Syukri. 1999). Pencemaran udara dibedakan menjadi dua yaitu, pencemar primer dan pencemar sekunder. Pencemar primer adalah substansi pencemar yang di timbulkan langsung dari sumber pencemaran udara.Karbonmonoksida adalah sebuah contoh dari pencemar udara primer karena dia merupakan hasil dari pembakaran.Pencemaran sekunder adalah substansi pencemar yang terbentuk dari reaksi pencemar-pencemar primer di atmosfer.Pembentukan ozon dalam (smog fotokimia) adalah sebuah contoh dari pencemaran udara sekunder. Sumber alami meliputi gunung berapi,rawa-rawa, kebakaran hutan,dan nitrifikasi serta denitrifikasi biologi. Sumber-sumber lain meliputi transportasi, amonia, kebocoran tangki klor, uap pelarut organik serta timbulan gas metana dari lahan uruk. Dampak Polusi Udara - Dampak Kesehatan, dampak kesehatan yang paling umum dijumpai adalah ISNA (Infeksi saluran napas atas), termasuk didalamnya asma, bronkritis, dan gangguan pernapasan lainnya. - Dampak terhadap Tanaman, tanaman yang tumbuh di daerah dengan tingkat pencemaran udara tinggi dapat terganggu pertumbuhannya dan rawan penyakit, antara lain kloosis,
  • 2. 2 nekrosis, dan bintik hitam. Patikulat yang terdeposisi di permukaan tanaman dapat menghambat proses fotosintesis. PENCEMARAN AIR Pencemaran air didefenisikan sebagai perubahan langsung atau tidak langsung terhadap keadaan air dari keadaan normal menjadi keadaan air yang berbahaya atau berpotensi menyebabkan penyakit atau gangguan bagi kehidupan makhluk hidup (Tjasyono, B. 2003). Perubahan langsung atau tidak langsung ini dapat berupa perubahan kimia, fisika, biologi dan radioaktif. Ada beberapa indikator pencemaran air yaitu : 1 Adanya perubahan suhu air. 2 Adanya perubahan tingkat keasaman, basa, dan garam (salinitas) air. 3 Adanya perubahan warna, bau, dan rasa pada air. 4 Terdapat mikroorganisme di dalam air POLUSI UDARA TERHADAP PERKECAMBAHAN Salah satu dampak negatif dari kemajuan ilmu dan teknologi yang tidak digunakan dengan benar adalah terjadinya polusi (pencemaran air). Polusi adalah peristiwa masuknya zat, energi, unsure, atau komponen lain yang merugikan ke dalam lingkungan akibat aktivitas manusia atau proses alami dan segala sesuatu yang menyebabkan polusi disebut polutan (Tjasyono,B.2003). Sesuai benda dapat dikatakan polutan bila : 1. Kadarnya melebihi batas normal 2. Berada pada tempat Perkecambahan Perkecambahan merupakan tahap awal perkembangan selalu tumbuhan khususnya tumbuhan berbiji, dalam tahap ini embrio di dalam biji yang diselimuti berada pada kondisi dormanis (mengalami sejumlah perubahan fisiologi yang menyebabkan menjadi tumbuhan muda). Proses Perkecambahan Perkecambahan di awali dengan penyerapan air dari lingkungan sekitar biji, baik tanah, udara, maupun media lainnya. Perubahan yang diamati adalah ukuran biji yang disebut tahap embibis. Biji menyerap air dari lingkungan sekitar baik tanah maupun udara. Efek yang terjadi adalah membesarnya ukuran biji karena sel-sel embrio membesar dan biji melunak. Perubahan pengendalian ini merangsang pembelahan sel dibagian yang aktif melakukan mitosis, seperti di bagian ujung radikula. Akibatnya ukuran radikula makin besardan kebutuhannya tidak terpenuhi maka tanaman tersebut bisa mengalami dormansi (Dyarmo. 2001). Faktor-faktor yang mempengaruhi proses perkecambahan yaitu : 1. Faktor bibit ungggul Bibit yang baik merupakan faktor yang paling utama dalam proses perkecambahan dimana bibit-bibit ini yang dapat tumbuh dengan baik saat melakukan penelitian percobaan. 2. Faktor suhu / temperature lingkungan Tinggi rendahnya suhu menjadi salah satu factor yang menentukan tubuh kembangnya reproduksi dan juga kelangsungan hidup dari tanaman. Suhu yang baik bagi tumbuhan antara 22o C – 37o C. 3. Faktor kelembaman
  • 3. 3 Kadar air dalam udara dapat mempengaruhi tumbuhan serta perkembangannya. Tempat yang lembab menguntungkan bagi tumbuhan dimana tumbuhan dapat mendapatkan air lebih mudah serta berkurangannya penguapan. 4. Faktor cahaya matahari Sinar matahari sangat dibutuhkan oleh tanaman untuk dapat melakukan fotosintesis. Jika suatu tanaman kekurangan cahaya matahari, maka tanaman itu tampak pucat dan warnan tanaman itu kekuning-kuningan (etiolasi) 5. Faktor hormon Hormon pada tumbuhan juga merangsang peranan penting dalam proses perkecambahan dan pertumbuhan seperti hormon auksin untuk membantu perpanjangan sel, hormon giberelin untuk memanjangkan dan pembelahan sel, hormone sitokinin untuk menggiatkan pembelahan sel (Diopin,V.1997) . TANAMAN CEPAT TUMBUH ACACIA MANGIUM Acacia mangium termasuk jenis Legum yang tumbuh cepat, tidak memerlukan persyaratan tumbuh yang tinggi dan tidak begitu terpengaruh oleh jenis tanahnya. Kayunya bernilai ekonomi karena merupakan bahan yang baik untuk finir serta perabot rumah yang menarik seperti: lemari, kusen pintu, dan jendela serta baik untuk bahan bakar. Tanaman Acacia mangium yang berumur tujuh dan delapan tahun menghasilkan kayu yang dapat dibuat untuk papan partikel yang baik. Faktor yang lain yang mendorong pengembangan jenis ini adalah sifat pertumbuhan yang cepat. Pada lahan yang baik, umur 9 tahun telah mencapai tinggi 23 meter dengan rata-rata kenaikan diameter 2 - 3 meter dengan hasil produksi 415 m3 /ha atau rata-rata 46 m3 /ha/tahun. Pada areal yang ditumbuhi alang-alang umur 13 tahun mencapai tinggi 25 meter dengan diameter rata-rata 27 cm serta hasil produksi rata-rata 20 m3 /ha/tahun. Kayu Acacia mangium termasuk dalam kelas kuat III-IV, berat 0,56 - 0,60 dengan nilai kalori rata-rata antara 4800 - 4900 k.cal/kg Keterangan botani Acacia mangium termasuk dalam sub famili Mimosoideae, famili Leguminosae dan ordo Rosales. Pada umumnya Acacia mangium mencapai tinggi lebih dari 15 meter, kecuali pada tempat yang kurang menguntungkan akan tumbuh lebih kecil antara 7 – 10 meter. Pohon Acacia mangium yang tua biasanya berkayu keras, kasar, beralur longitudinal dan warnanya bervariasi mulai dari coklat gelap sampai terang. Dapat dikemukakan pula bahwa bibit Acacia mangium yang baru berkecambah memiliki daun majemuk yang terdiri dari banyak anak daun. Daun ini sama dengan sub famili Mimosoideae misalnya Paraseanthes falcataria, Leucaena sp, setelah tumbuh beberapa minggu Acacia mangium tidak menghasilkan lagi daun sesungguhnya tetapi tangkai daun sumbu utama setiap daun majemuk tumbuh melebar dan berubah menjadi phyllodae atau pohyllocladus yang dikenal dengan daun semu, phyllocladus kelihatan seperti daun tumbuh umumnya. Bentuknya sederhana tulang daunnya paralel dan besarnya sekitar 25 cm x 10 cm. Tempat tumbuh 1. Penyebaran. Acacia mangium tumbuh secara alami di Maluku dengan jenis Melaleuca leucadendron. Selain itu terdapat pula di pantai Australia bagian utara, Papua bagian selatan (Fak-fak di Aguada (Babo) dan Tomage (Rokas, Kepulauan Aru, Maluku dan Seram bagian barat). 2. Persyaratan tempat tumbuh. Acacia mangium tidak memiliki persyaratan tumbuh yang tinggi, dapat tumbuh pada lahan miskin dan tidak subur. Acacia mangium dapat tumbuh baik pada lahan yang mengalami erosi, berbatu dan tanah Alluvial serta tanah yang
  • 4. 4 memiliki pH rendah (4,2). Tumbuh pada ketinggian antara 30 - 130 m dpl, dengan curah hujan bervariasi antara 1.000 mm - 4.500 mm setiap tahun. Seperti jenis pionir yang cepat tumbuh dan berdaun lebar, jenis Acacia mangium sangat membutuhkan sinar matahari, http://www.irwantoshut.com/ apabila mendapatkan naungan akan tumbuh kurang sempurna dengan bentuk tinggi dan kurus. Hama dan penyakit. Adanya semut (Componotus sp) dan rayap (Coptotermes sp) yang membuat sarang pada bagian dalam kayu Acacia mangium, mengakibatkan menurunnya kualitas kayu. Dari hasil pengamatan didapatkan Acacia mangium terserang oleh Xystrocera sp. famili Cerambicidae yang biasa menggerek kayu Paraserianthes falcataria, selain itu sejenis ulat belum diketahui jenisnya telah menyebabkan gugurnya daun Acacia mangium. Beberapa jensi serangga Acacia mangium: a. Ropica grisepsparsa, menyerang bagian batang b. Platypus sp, menyerang bagian batang c. Xylosandrus semipacus, menyerang bagian batang d. Pterotama plagiopheles, menyerang daun. e. Ulat pelipat daun, menyerang daun. Pengguguran daun pada anakan Acacia mangium disebabkan oleh Hyponeces squamosus tetapi pohon dapat tumbuh kembali. Seperti pada Acacia yang lain, Acacia mangium juga muda terserang oleh hama terutama pada masa sapihan dan anakan. ALAT & BAHAN A. Perkecambahan Dengan Kacang Hijau 1. ALAT NO NAMA ALAT JUMLAH 1 Mistar/meteran 10 buah 2 Aqua cup 10 buah 3 Timbangan elektrik 1 buah 4 Beaker gelas 10 buah 5 Kamera digital 10 buah 6 Sarung tangan karet 50 buah 2. BAHAN NO NAMA BAHAN JUMLAH 1 Tissue Putih Secukupnya 2 Kacang Hijau 100 Biji 3 Air suling 1000 ml 4 Larutan Asam ( HNO3 ) - 0,05 % - 0,1 % - 0,5 % 20 ml 20 ml 20 ml PROSEDUR PERCOBAAN 1. Praktikan membuat larutan asam HNO3 dengan konsentrasi 0,05 %; 0,1 %; dan 0,5 %. 2. Praktikan menyediakan 40 ml air suling (H2O) sebagai kontrol.
  • 5. 5 3. Praktikan memasukkan 20 ml air suling (H2O) dan larutan asam HNO3 0,05 %; 0,1 %; dan 0,5 % kedalam masing-masing aqua cup yang telah disediakan. 4. Praktikan memasukkan 10 butir kacang hijau kedalam masing-masing aqua cup yang telah diisi air suling dan HNO3. 5. Praktikan membiarkan kacang hijau tersebut terendam dalam masing-masing larutan selama satu hari. 6. Kemudian, pada hari ke-2 air larutan dibuang dan kacang hijau ditempatkan di atas tissue putih pada aqua cup. 7. Praktikan kemudian mengamati perubahan pada kacang hijau selama 3 hari. Sebagai parameter, praktikan mengukur panjang akar dari tiap kacang hijau tersebut. 8. Praktikan mencatat hasil perubahan kacang hijau dalam sebuah tabel. B. Tanaman Acacia mangium 1. ALAT NO NAMA ALAT JUMLAH 1 Mistar 10 buah 2 Kaca pembesar 10 buah 3 Kamera digital 5 buah 4 Beaker gelas 10 buah 5 Sarung tangan karet 50 buah 6 Masker 50 buah 7 Alat penyemprot 20 buah 8 Botol minuman ukuran 1 liter 20 buah 2. BAHAN NO NAMA BAHAN JUMLAH 1 Acacia mangium umur 6 bulan dan 1 tahun 50 pohon (25 untuk umur 1 tahun dan 25 untuk umur 6 bulan) 2 Air suling 10000 ml 3 Larutan Asam ( HNO3 ) - 0,05 % - 0,1 % - 0,5 % 200 ml 200 ml 200 ml PROSEDUR PERCOBAAN 1. Praktikan membuat larutan asam HNO3 dengan konsentrasi 0,05 %; 0,1 %; dan 0,5 %. 2. Praktikan menyediakan 400 ml air suling (H2O) sebagai kontrol. 3. Praktikan memasukkan 200 ml air suling (H2O) dan larutan asam HNO3 0,05 %; 0,1 %; dan 0,5 % kedalam masing – masing botol minuman ukuran 1 liter yang telah disediakan. 4. Praktikan sebagai parameter: pengukuran tinggi pohon dan akar serta pengamatan pada daun (bukti foto) tanaman Acacia mangium awal sebelum penyemprotan air suling dan HNO3. 5. Praktikan sebagai parameter adalah pengukuran tinggi pohon serta pengamatan pada daun (bukti foto) tanaman Acacia mangium sesudah penyemprotan air suling dan HNO3 pada hari ke-3, ke-6, dan ke-9. 6. Praktikan sebagai parameter adalah pengamatan dan pengukuran akar (bukti foto) tanaman Acacia mangium sesudah penyemprotan air suling dan HNO3 pada hari ke-11. 7. Praktikan mencatat hasil perubahan kacang hijau dalam sebuah tabel.
  • 6. 6 PEMBAHASAN Senyawa Asam Nitrat (HNO3) Senyawa asam nitrat (HNO3) adalah sejenis cairan korosif yang tak berwarna dan merupakan asam beracun yang dapat menyebabkan luka bakar.larutanasam nitrat dengan kandungan asam nitrat lebih dari 86 % disebut sebagai asam nitrat berasap yang terdiri dari dua jenis asam yaitu asam nitrat berasap putih dan asam nitrat berasap merah. Asam nitrat murni 100 % merupakan cairan tidak berwarna dan membeku pada suhu -42o C dan mendidih pada 83o C. Ketika mendidih pada suhu kamar, terdapat dekomposisi (penguraian) sebagian dengan pembentukan nitrogen dioksida susudah reaksi : 4HNO3 à 2H2O + 4NO2 + O2 …… ( 72O C ) yang berarti asam nitrat anhidrat disimpan dibawah 00 C untuk menghindari penguraian. Pada umumnya asam nitrat tidak menyumbangkan protonnya (tidak membebaskan ion hidrogen) pada reaksi dengan logam dan garam yang dihasilkannya biasanya berada dalam keadaan teroksidasi yang lebih tinggi, karenanya pengkaratan (korosi) bisa terjadi. Asam nitrat bereaksi dengan hebat dan sebagian besar bahan-bahan organic dan reaksinya dapat bersifat eksplosif. Reaksi dapat terjadi dengan semua logam kecuali deret logam mulia atau alat tertentu. Asam nitrat dibuat dengan mencampurkan nitrogen oksida (NO2) dengan air dan menghasilkan asam nitrat yang sangat murni. Perkecambahan Kacang Hijau Dari hasil praktikum yang telah dilakukan dapat dilihat proses perkecambahan kacang hijau pada tabel 1 dibawah ini: Tabel 1. Hasil Penelitian Pengukuran Panjang Akar Kacang Hijau. Nomor Kacang HIjau Hari Ke-1 Hari Ke-2 Hari Ke-3 H2O 0,05 % 0,1 % 0,5% H2O 0,05 % 0,1 % 0,5% H2O 0,05 % 0,1 % 0,5% 1 0,1 - - - 0,2 - - - 1,1 - - - 2 0,3 - - - 0,4 - - - 1,8 - - - 3 - - - - 0,5 - - - 1,2 - - - 4 0,5 - - - 0,9 - - - 1,9 - - - 5 0,4 - - - 0,5 - - - 1,7 - - - 6 0,3 - - - 0,6 - - - 1,2 - - - 7 0,1 - - - 0,5 - - - 1,3 - - - 8 0,2 - - - 0,4 - - - 1,1 - - - 9 0,3 - - - 0,7 - - - 1,7 - - - 10 0,6 - - - 0,9 - - - 2,1 - - - Jumlah 2,8 - - - 5,6 - - - 15,1 - - - Rata- rata 0,28 - - - 0,56 - - - 1,51 - - - Pembahasan Pada H2O (Air) :
  • 7. 7 1. Pada hari pertama, semua kacang hijau mulai berkecambah dan mengeluarkan akar dengan rata-rata panjang akar kacang hijau adalah 0,28 cm; terkecuali kacang hijau ketiga tidak terlihat perkecambahan dan mengeluarkan akar. 2. Pada hari kedua, baru tampak pertumbuhan pada kacang hijau ketiga dengan panjang akar 0,5 cm dengan total semua kacang hijau mulai berkecambah dan mengeluarkan akar adalah 5,6 cm dengan rata-rata panjang akar kacang hijau adalah 0,56 cm dengan rata-rata pertumbuhan panjang akar kacang hijau adalah 0,28 cm. 3. Demikian halnya pada hari ketiga, dimana semua kacang hijau mulai hari pertama sampai dengan kacang hijau hari ke tiga bertambah akar sebesar 1,51 dengan selisih pertambahan akar kacang hijau pada hari ke dua adalah 0,95 cm dan hari pertama adalah 1,23 cm. Pembahasan Pada Larutan HNO3 Dengan Air Suling: Pada larutan air suling dan HNO3 0,05 %; 0,5 %; dan 0,1 % dengan kacang hijau yang diletakkan kedalam masing-masing aqua cup dan didiamkan selama 1 hari tidak mengalami perkecambahan serta pertumbuhan akar atau tidak menunjukkan adanya pertumbuhan pada kacang hijau. Pada hari ketiga, biji kacang hijau menjadi berwarna coklat dan sangat lunak dalam arti mengalami proses pembusukkan. Hal tersebut dikarenakan oleh larutan asam HNO3 yang merusak proses perkembangan dan pertumbuhan pada perkecambahan biji kacang hijau. Pertumbuhan Acacia mangium Dari hasil praktikum penyiraman HNO3 dengan air suling yang telah dilakukan dapat dilihat proses pertumbuhan Acacia mangium pada tabel 2 sampai dengan tabel 7, dibawah ini: Tabel 2. Hasil Penelitian Pengukuran Panjang Batang Acacia mangium umur 6 bulan Anakan Acacia mangiu m Hari Ke-3 Hari Ke-6 Hari Ke-9 H2O 0,05 % 0,1 % 0,5% H2O 0,05 % 0,1 % 0,5% H2O 0,05 % 0,1 % 0,5% 1 - - - - - - - - - - - - 2 - - - - - - - - - - - - 3 - - - - - - - - - - - - 4 - - - - - - - - - - - - 5 - - - - - - - - - - - - 6 - - - - - - - - - - - - 7 - - - - - - - - - - - - 8 - - - - - - - - - - - - 9 - - - - - - - - - - - - 10 - - - - - - - - - - - - Jumlah - - - - - - - - - - - - Rata-rata - - - - - - - - - - - - Tabel 3. Hasil Penelitian Pengukuran Panjang Batang Acacia mangium umur 1 tahun Anakan Acacia mangiu m Hari Ke-3 Hari Ke-6 Hari Ke-9 H2O 0,05 % 0,1 % 0,5% H2O 0,05 % 0,1 % 0,5% H2O 0,05 % 0,1 % 0,5% 1 - - - - - - - - - - - -
  • 8. 8 2 - - - - - - - - - - - - 3 - - - - - - - - - - - - 4 - - - - - - - - - - - - 5 - - - - - - - - - - - - 6 - - - - - - - - - - - - 7 - - - - - - - - - - - - 8 - - - - - - - - - - - - 9 - - - - - - - - - - - - 10 - - - - - - - - - - - - Jumlah - - - - - - - - - - - - Rata-rata - - - - - - - - - - - - Tabel 4. Hasil Penelitian Pengamtan Daun Acacia mangium umur 6 bulan Anakan Acacia mangiu m Hari Ke-3 Hari Ke-6 Hari Ke-9 H2O 0,05 % 0,1 % 0,5% H2O 0,05 % 0,1 % 0,5% H2O 0,05 % 0,1 % 0,5% 1 - - - - - - - - - - - - 2 - - - - - - - - - - - - 3 - - - - - - - - - - - - 4 - - - - - - - - - - - - 5 - - - - - - - - - - - - 6 - - - - - - - - - - - - 7 - - - - - - - - - - - - 8 - - - - - - - - - - - - 9 - - - - - - - - - - - - 10 - - - - - - - - - - - - Jumlah - - - - - - - - - - - - Rata-rata - - - - - - - - - - - - Tabel 5. Hasil Penelitian Pengamtan Daun Acacia mangium umur 1 tahun Anakan Acacia mangiu m Hari Ke-3 Hari Ke-6 Hari Ke-9 H2O 0,05 % 0,1 % 0,5% H2O 0,05 % 0,1 % 0,5% H2O 0,05 % 0,1 % 0,5% 1 - - - - - - - - - - - - 2 - - - - - - - - - - - - 3 - - - - - - - - - - - - 4 - - - - - - - - - - - - 5 - - - - - - - - - - - - 6 - - - - - - - - - - - - 7 - - - - - - - - - - - - 8 - - - - - - - - - - - - 9 - - - - - - - - - - - - 10 - - - - - - - - - - - - Jumlah - - - - - - - - - - - - Rata-rata - - - - - - - - - - - -
  • 9. 9 Tabel 6. Hasil Penelitian Pengukuran Akar Acacia mangium umur 6 bulan Anakan Acacia mangiu m Hari Ke-3 Hari Ke-6 Hari Ke-9 H2O 0,05 % 0,1 % 0,5% H2O 0,05 % 0,1 % 0,5% H2O 0,05 % 0,1 % 0,5% 1 - - - - - - - - - - - - 2 - - - - - - - - - - - - 3 - - - - - - - - - - - - 4 - - - - - - - - - - - - 5 - - - - - - - - - - - - 6 - - - - - - - - - - - - 7 - - - - - - - - - - - - 8 - - - - - - - - - - - - 9 - - - - - - - - - - - - 10 - - - - - - - - - - - - Jumlah - - - - - - - - - - - - Rata-rata - - - - - - - - - - - - Tabel 7. Hasil Penelitian Pengukuran Akar Acacia mangium umur 1 tahun Anakan Acacia mangiu m Hari Ke-3 Hari Ke-6 Hari Ke-9 H2O 0,05 % 0,1 % 0,5% H2O 0,05 % 0,1 % 0,5% H2O 0,05 % 0,1 % 0,5% 1 - - - - - - - - - - - - 2 - - - - - - - - - - - - 3 - - - - - - - - - - - - 4 - - - - - - - - - - - - 5 - - - - - - - - - - - - 6 - - - - - - - - - - - - 7 - - - - - - - - - - - - 8 - - - - - - - - - - - - 9 - - - - - - - - - - - - 10 - - - - - - - - - - - - Jumlah - - - - - - - - - - - - Rata-rata - - - - - - - - - - - - Penelitian rumor terbaru, diambil dari jurnal Pembahasan Pada H2O (Air) : 4. Pada hari pertama, semua kacang hijau mulai berkecambah dan mengeluarkan akar dengan rata-rata panjang akar kacang hijau adalah 0,28 cm; terkecuali kacang hijau ketiga tidak terlihat perkecambahan dan mengeluarkan akar. 5. Pada hari kedua, baru tampak pertumbuhan pada kacang hijau ketiga dengan panjang akar 0,5 cm dengan total semua kacang hijau mulai berkecambah dan mengeluarkan akar adalah 5,6 cm dengan rata-rata panjang akar kacang hijau adalah 0,56 cm dengan rata-rata pertumbuhan panjang akar kacang hijau adalah 0,28 cm.
  • 10. 10 6. Demikian halnya pada hari ketiga, dimana semua kacang hijau mulai hari pertama sampai dengan kacang hijau hari ke tiga bertambah akar sebesar 1,51 dengan selisih pertambahan akar kacang hijau pada hari ke dua adalah 0,95 cm dan hari pertama adalah 1,23 cm. Pembahasan Pada Larutan HNO3 Dengan Air Suling: Pada larutan air suling dan HNO3 0,05 %; 0,5 %; dan 0,1 % dengan kacang hijau yang diletakkan kedalam masing-masing aqua cup dan didiamkan selama 1 hari tidak mengalami perkecambahan serta pertumbuhan akar atau tidak menunjukkan adanya pertumbuhan pada kacang hijau. Pada hari ketiga, biji kacang hijau menjadi berwarna coklat dan sangat lunak dalam arti mengalami proses pembusukkan. Hal tersebut dikarenakan oleh larutan asam HNO3 yang merusak proses perkembangan dan pertumbuhan pada perkecambahan biji kacang hijau. HUJAN ASAM Pengertian Hujan Asam Hujan asam diartikan sebagai segala macam hujan dengan pH di bawah 5,6. Hujan secara alami bersifat asam (pH sedikit di bawah 6) karena karbondioksida (CO2) di udara yang larut dengan air hujan memiliki bentuk sebagai asam lemah. Jenis asam dalam hujan ini sangat bermanfaat karena membantu melarutkan mineral dalam tanah yang dibutuhkan oleh tumbuhan dan binatang. Hujan asam disebabkan oleh belerang (sulfur) yang merupakan pengotor dalam bahan bakar fosil serta nitrogen di udara yang bereaksi dengan oksigen membentuk sulfur dioksida dan nitrogen oksida. Zat-zat ini berdifusi ke atmosfer dan bereaksi dengan air untuk membentuk asam sulfat dan asam nitra yang mudah larut sehingga jatuh bersama air hujan. Air hujan yang asam tersebut akan meningkatkan kadar keasaman tanah dan air permukaan yang terbukti berbahaya bagi kehidupan ikan dan tanaman. Penyebab Hujan Asam Pada dasarnya Hujan asam disebabkan oleh 2 polutan udara, Sulfur Dioxide (SO2) dan nitrogen oxides (NOx) yang keduanya dihasilkan melalui pembakaran. Akan tetapi sekitar 50% SO2 yang ada di atmosfer diseluruh dunia terjadi secara alami, misalnya dari letusan gunung berapi maupun kebakaran hutan secara alami. Sedangkan 50% lainnya berasal dari kegiatan manusia, misalnya akibat pembakaran BBF, peleburan logam dan pembangkit listrik. Minyak bumi mengadung belerang antara 0,1% sampai 3% dan batubara 0,4% sampai 5%. Waktu BBF di bakar, belerang tersebut beroksidasi menjadi belerang dioksida (SO2) dan lepas di udara. Oksida belerang itu selanjutnya berubah menjadi asam sulfat (Soemarmoto O, 1992) Proses Pembentukan Hujan Asam Hujan asam ini dapat terbentuk akibat dari proses reaksi gas yang mengandung sulfat. Sulfat dioksida (SO2) yang bereaksi dengan Oksigen (O2) dengan bantuan dari sinar ultraviolet yang berasal dari sinar matahari. Proses ini akan menghasilkan sulfat trioksida (SO3) yang menyatu setelah reaksi tersebut, yakni melalui air laut yang naik ke udara dengan tujuan menghasilkan asam sulfida (H2SO4), proses ini kemudian menyatu dengan gas yang terdapat di udaraseperti amonia yang menghasilkan susunan partikel baru yaitu asam sulfat amonia. Partikel yang tersisa dan mengendap di udara akan membentuk tetesan halus yang dipindahkan oleh angin dari satu tempat ke tempat yang lainnya. Ketika tempat jatuhnya air
  • 11. 11 hujan sudah tepat, maka tetesan asam belerang (sulfat) dan butiran-butiran sulfat amonia akan terurai di air hujan dan jatuh ke permukaan bumi menjadi hujan asam. Hujan asam tidak baik untuk lingkungan hidup (ekosistem) dan sangat berbahaya jika digunakan oleh manusia, karena air hujan asam mempunyai rasa yang sangat pahit dan dapat meningkatkan kadar keasaman air. Nitrogen Oksida (NO) bersama sulfat oksida (SO) merupakan bagian dalam pembentukan hujan asam. Nitrogen oksida akan mengubah oksigen dan sinar ultraviolet menjadi asam nitrogen. Seperti zat yang lainnya, ia akan tersisa di udara bersama hembusan angin serta mendapatkan tempat yang cocok untuk hujan deras, kemudia terurai membentuk hujan asam yang terasa pedas dan menyengat. Dampak Hujan Asam Terjadinya hujan asam harus diwaspadai karena dampak yang ditimbulkan bersifat global dan dapat menggangu keseimbangan ekosistem. Hujan asam memiliki dampak tidak hanya pada lingkungan biotik, namun juga pada lingkungan abiotik, antara lain : 1. Danau Kelebihan zat asam pada danau akan mengakibatkan sedikitnya species yang bertahan. Jenis Plankton dan invertebrate merupakan mahkluk yang paling pertama mati akibat pengaruh pengasaman. Apa yang terjadi jika didanau memiliki pH dibawah 5, lebih dari 75 % dari spesies ikan akan hilang. Ini disebabkan oleh pengaruh rantai makanan, yang secara signifikan berdampak pada keberlangsungan suatu ekosistem. Tidak semua danau yang terkena hujan asam akan menjadi pengasaman, dimana telah ditemukan jenis batuan dan tanah yang dapat membantu menetralkan keasaman. 2. Tumbuhan dan Hewan Hujan asam yang larut bersama nutrisi didalam tanah akan menyapu kandungan tersebut sebelum pohon-pohon dapat menggunakannya untuk tumbuh. Serta akan melepaskan zat kimia beracun seperti aluminium, yang akan bercampur didalam nutrisi. Sehingga apabila nutrisi ini dimakan oleh tumbuhan akan menghambat pertumbuhan dan mempercepat daun berguguran, selebihnya pohon-pohon akan terserang penyakit, kekeringan dan mati. Seperti halnya danau, Hutan juga mempunyai kemampuan untuk menetralisir hujan asam dengan jenis batuan dan tanah yang dapat mengurangi tingkat keasaman. Pencemaran udara telah menghambat fotosintesis dan immobilisasi hasil fotosintesis dengan pembentukan metabolit sekunder yang potensial beracun. Sebagai akibatnya akar kekurangan energi, karena hasil fotosintesis tertahan di tajuk. Sebaliknya tahuk mengakumulasikan zat yang potensial beracun tersebut. Dengan demikian pertumbuhan akar dan mikoriza terhambat sedangkan daunpun menjadi rontok. Pohon menjadi lemah dan mudah terserang penyakit dan hama. Penurunan pH tanah akibat deposisi asam juga menyebabkan terlepasnya aluminium dari tanah dan menimbulkan keracunan. Akar yang halus akan mengalami nekrosis sehingga penyerapan hara dan iar terhambat. Hal ini menyebabkan pohon kekurangan air dan hara serta akhirnya mati. Hanya tumbuhan tertentu yang dapat bertahan hidup pada daerah tersebut, hal ini akan berakibat pada hilangnya beberapa spesies. Ini juga berarti bahwa keragaman hayati tamanan juga semakin menurun. Kadar SO2 yang tinggi di hutan menyebabkan noda putih atau coklat pada permukaan daun, jika hal ini terjadi dalam jangka waktu yang lama akan menyebabkan kematian tumbuhan tersebut. Menurut Soemarmoto (1992), dari analisis daun yang terkena deposisi asam menunjukkan kadar magnesium yang rendah. Sedangkan magnesium merupakan salah satu nutrisi assensial bagi tanaman. Kekurangan magnesium disebabkan oleh
  • 12. 12 pencucian magnesium dari tanah karena pH yang rendah dan kerusakan daun meyebabkan pencucian magnesium di daun. Sebagaimana tumbuhan, hewan juga memiliki ambang toleransi terhadap hujan asam. Spesies hewan tanah yang mikroskopis akan langsung mati saat pH tanah meningkat karena sifat hewan mikroskopis adalah sangat spesifik dan rentan terhadap perubahan lingkungan yang ekstrim. Spesies hewan yang lain juga akan terancam karena jumlah produsen (tumbuhan) semakin sedikit. Berbagai penyakit juga akan terjadi pada hewan karena kulitnya terkena air dengan keasaman tinggi. Hal ini jelas akan menyebabkan kepunahan spesies. 3. Kesehatan Manusia Dampak deposisi asam terhadap kesehatan telah banyak diteliti, namun belum ada yang nyata berhubungan langsung dengan pencemaran udara khususnya oleh senyawa NO3 dan SO2. Kesulitan yang dihadapi dkarenakan banyaknya faktor yang mempengaruhi kesehatan seseorang, termasuk faktor kepekaan seseorang terhadap pencemaran yang terjadi. Misalnya balita, orang berusia lanjut, orang dengan status gizi buruk relatif lebih rentan terhadap pencemaran udara dibandingkan dengan orang yang sehat. Berdasarkan hasil penelitian, sulphur dioxide yang dihasilkan oleh hujan asam juga dapat bereaksi secara kimia didalam udara, dengan terbentuknya partikel halus suphate, yang mana partikel halus ini akan mengikat dalam paru-paru yang akan menyebabkan penyakit pernapasan. Selain itu juga dapat mempertinggi resiko terkena kanker kulit karena senyawa sulfat dan nitrat mengalami kontak langsung dengan kulit. 4. Korosi Hujan asam juga dapat mempercepat proses pengkaratan dari beberapa material seperti batu kapur, pasirbesi, marmer, batu pada diding beton serta logam. Ancaman serius juga dapat terjadi pada bagunan tua serta monument termasuk candi dan patung. Hujan asam dapat merusak batuan sebab akan melarutkan kalsium karbonat, meninggalkan kristal pada batuan yang telah menguap. Seperti halnya sifat kristal semakin banyak akan merusak batuan. Upaya Pengendalian Deposisi Asam Usaha untuk mengendalikan deposisi asam ialah menggunakan bahan bakar yang mengandung sedikit zat pencemae, menghindari terbentuknya zat pencemar saar terjadinya pembakaran, menangkap zat pencemar dari gas buangan dan penghematan energi. A. Bahan Bakar Dengan kandungan Belerang Rendah Kandungan belerang dalam bahan bakar bervariasi. Masalahnya ialah sampai saat ini Indonesia sangat tergantung dengan minyak bumi dan batubara, sedangkan minyak bumi merupakan sumber bahan bakar dengan kandungan belerang yang tinggi. Penggunaan gas asam akan mengurangi emisi zat pembentuk asam, akan tetapi kebocoran gas ini dapat menambah emisi metan. Usaha lain yaitu dengan menggunakan bahan bakar non-belerang misalnya metanol, etanol dan hidrogen. Akan tetapi penggantian jenis bahan bakar ini haruslah dilakukan dengan hati-hati, jika tidak akan menimbulkan masalah yang lain. Misalnya pembakaran metanol menghasilkan dua sampai lima kali formaldehide daripada pembakaran bensin. Zat ini mempunyai sifat karsinogenik (pemicu kanker). B. Mengurangi kandungan Belerang sebelum Pembakaran Kadar belarang dalam bahan bakar dapat dikurangi dengan menggunakan teknologi tertentu. Dalam proses produksi, misalnya batubara, batubara diasanya dicuci untukk
  • 13. 13 membersihkan batubara dari pasir, tanah dan kotoran lain, serta mengurangi kadar belerang yang berupa pirit (belerang dalam bentuk besi sulfida( sampai 50-90% (Soemarmoto, 1992). C. Pengendalian Pencemaran Selama Pembakaran Beberapa teknologi untuk mengurangi emisi SO2 dan Nox pada waktu pembakaran telah dikembangkan. Slah satu teknologi ialah lime injection in multiple burners (LIMB). Dengan teknologi ini, emisi SO2 dapat dikurangi sampai 80% dan NOx 50%. Caranya dengan menginjeksikan kapur dalam dapur pembakaran dan suhu pembakaran diturunkan dengan alat pembakar khusus. Kapur akan bereaksi dengan belerang dan membentuk gipsum (kalsium sulfat dihidrat). Penuruna suhu mengakibatkan penurunan pembentukan Nox baik dari nitrogen yang ada dalam bahan bakar maupun dari nitrogen udara. Pemisahan polutan dapat dilakukan menggunakan penyerap batu kapur atau Ca(OH)2. Gas buang dari cerobong dimasukkan ke dalam fasilitas FGD. Ke dalam alat ini kemudian disemprotkan udara sehingga SO2 dalam gas buang teroksidasi oleh oksigen menjadi SO3. Gas buang selanjutnya "didinginkan" dengan air, sehingga SO3 bereaksi dengan air (H2O) membentuk asam sulfat (H2SO4). Asam sulfat selanjutnya direaksikan dengan Ca(OH)2 sehingga diperoleh hasil pemisahan berupa gipsum (gypsum). Gas buang yang keluar dari sistem FGD sudah terbebas dari oksida sulfur. Hasil samping proses FGD disebut gipsum sintetis karena memiliki senyawa kimia yang sama dengan gipsum alam. D. Pengendalian Setelah Pembakaran Zat pencemar juga dapat dikurangi dengan gas ilmiah hasil pembakaran. Teknologi yang sudah banyak dipakai ialah fle gas desulfurization (FGD) Prinsip teknologi ini ialah untuk mengikat SO2 di dalam gas limbah di cerobong asap dengan absorben, yang disebut scubbing. Dengan cara ini 70-95% SO2 yang terbentuk dapat diikat. Kerugian dari cara ini ialah terbentuknya limbah. Akan tetapi limbah itu dapat pula diubah menjadi gipsum yang dapat digunakan dalam berbagai industri. Cara lain ialah dengan menggunakan amonia sebagai zat pengikatnya sehingga limbah yang dihasilkan dapat dipergunakan sebagi pupuk. Selain dapat mengurangi sumber polutan penyebab hujan asam, gipsum yang dihasilkan melalui proses FGD ternyata juga memiliki nilai ekonomi karena dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan, misal untuk bahan bangunan. Sebagai bahan bangunan, gipsum tampil dalam bentuk papan gipsum (gypsum boards) yang umumnya dipakai sebagai plafon atau langit-langit rumah (ceiling boards), dinding penyekat atau pemisah ruangan (partition boards) dan pelapis dinding (wall boards). E. Mengaplikasikan prinsip 3R (Reuse, Recycle, Reduce) Hendaknya prinsip ini dijadikan landasan saat memproduksi suatu barang, dimana produk itu harus dapat digunakan kembali atau dapat didaur ulang sehingga jumlah sampah atau limbah yang dihasilkan dapat dikurangi. Teknologi yang digunakan juga harus diperhatikan, teknologi yang berpotensi mengeluarkan emisi hendaknya diganti dengan teknologi yang lebih baik dan bersifat ramah lingkungan. Hal ini juga berkaitan dengan perubahan gaya hidup, kita sering kali berlomba membeli kendaraan pribadi, padahal transportasilah yang merupakan penyebab tertinggi pencemaran udara. Oleh karena itu kita harus memenuhi kadar baku mutu emisi, baik di industri maupun transportasi.
  • 14. 14 KESIMPULAN 1. Pada percobaan dengan HNO3 merupakan sebagian dari larutan asam penyebab hujan asam yang membawa dampak buruk terutama pada tumbuhan perkecambahan kacang hijau dimana dapat dilihat dari proses perkecambahan kacang hijau yang mengalami proses pembusukan yang pada akhirnya menyebabkan kematian massal. 2. Pada kacang hijau yang ditetesin larutan HNO3 pekat (konsentrasi tinggi) pada aqua cup dengan air suling yang didalamnya mengalami perubahan kacang dari yang berwarna hijau menjadi berwarna cokelat. 3. Kacang hijau yang ditetesi larutan HNO3 pekat (konsentrasi tinggi) pada aqua cup dengan air suling yang didalamnya kacang hijau menjadi lunak & lembek karena keasaman yang diserap kacang akan mematikan nutrisi dan menonaktifkan enzim pada perkecambahan. 4. Terlihat bahwa perbandingan perkecambahan kacang hijau pada H2O lebih subur dibandingkan ditetesin larutan asam yang ditandai dengan pertambahan kecambah pada H2O yang sangat pesat dan subur. 5. Pada percobaan kacang hijau dapat disimpulkan bahwa tanaman/tumbuhan memiliki batas atau ambang ketahanan lingkungan yang ekstrem. DAFTAR PUSTAKA Diopin,V.1997.Pengantar Morfologi Tumbuhan Edisi ke Dua.Yogyakarta:UGM Dyarmo.2001.Lingkungan Hidup.Jakarta:UI Soemarmoto, Otto. 1992. Indonesia dalam Kancah Isu Lingkungan Global. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama. Tjasyono,B.2003.Biologi Universitas.Bandung:ITB Syukri. 1999. Kimia Dasar 2. Bandung : ITB.
  • 15. 15 Praktikum 2. Pencemaran Udara (Debu) Judul Percobaan : Pencemaran Udara oleh Debu Tujuan : mengetahui pencemaran udara yang disebabkan oleh debu. DASAR TEORI Pencemaran lingkungan adalah peristiwa masuknya zat ± zat atau komponen lain yang merugikan ke dalam lingkungan. Pencemaran lingkungan dapat terjadi akibat aktifitas manusiaatau secara alami. Sesuatu yang menyebabkan puolusi (pencemaran) disebut polutan. Polutan dapat berupa bahan kimia, debu, makhluk hidup atau yang dihasilkan makhluk hidup, panas, suara atau radiasi. Berdasarkan sifat zat pencemar (polutan), pencemaran lingkungan dapat dibedakan menjadi tiga kelompok yaitu pencemaran kimiawi, fisik dan biologis. Pencemaran kimiawi adalah pencemaran yang disebabkan zat ± zat kimia. Pencemaran fisika adalah pencemaran yang disebabkan oleh zat cair, padat, atau gas. Pencemaran biologis adalah pencemaran yang disebabkan oleh berbagai macam mikroorganisme penyebab penyakit. Berdasarkan lingkungan yang terkena pencemaran maka pencemaran lingkungan dibedakan menjadi tiga yaitu pencemaran air, pencemaran udara, pencemaran tanah. Alat dan Bahan 1. Selotip 2. Kaca Pembesar 3. Gunting 4. Dokumentasi (Foto) Prosedur Kerja : 1. Pergilah ke tepi jalan dan carilah tempat yang berdebu. (Jalan Arteri Primer, Jalan Arteri Sekunder, Jalan Kolektor Primer, Jalan Kolektor Sekunder, Jalan Lokal Primer, Jalan Lokal Sekunder, Jalan Lokal Lingkungan) 2. Gunting selotip masing ± masing sepanjang delapan sentimeter. Tempelkan di tempat ± tempat yang dipilih yaitu titik pertama 1,5 meter dari bawah, titik kedua + 1 meter dari titik pertama, dan titik ketiga + 1 meter dari titik kedua. Misalnya di pagar, tiang listrik, dinding pinggir jalan atau dinding pagar. Rekatkan selotip di tempat ± tempat tersebut. 3. Cabut kembali selotip ± selotip tersebut secara hati ± hati 4. Isikan pengamatan yang diperoleh ke dalam tabel pengamatan. Contoh: Tabel…….. Pengamatan no Nama tempat Keadaan selotip (ada tidaknya debu) No Lokasi Keterangan Dokumentasi 1 Jl. Pembangunan (arteri primer, pada titik pertama di tiang listrik) ++
  • 16. 16 Keterangan : + = sedikit debu ++ = banyak debu +++ = sangat banyak debu Pertanyaan : 1. Tempat mana yang paling banyak debunya…….? 2. Titik yang mana terdapat banyak debunya, dan makin tinggi titik pengambilan debu bagaimana jenis debunya…….? 3. Tempat mana yang belum begitu tercemar…….? 4. Menurut pendapat kalian, bagaimana cara mengurangi pencemaran udara yang disebabkan oleh debu di daerah yang kalian amati…….?