1. Biodiesel diproduksi dari minyak sawit melalui proses transesterifikasi antara trigliserida dan metanol menggunakan katalis NaOH.
2. Proses pembuatan biodiesel meliputi transesterifikasi, pemisahan, pencucian, dan pengeringan.
3. Indonesia mempunyai peluang besar mengembangkan biodiesel karena merupakan produsen CPO terbesar di dunia.
1. Pembuatan Biodiesel dari RPO (Refined Palm Oil)
A. S. Parsaulian, F. Dani, R. A. M. Sabebegen, R. F. Miranda, S. Veronika, Y. Siregar
Jurusan Teknik Kimia Universitas Riau
Kampus Bina Widya, Panam
Abstrak
Biodiesel merupakan suatu energi alternatif menggantikan petrolium diesel (solar). Biodiesel terbuat
dari minyak nabati, seperti minyak sawit dan
minyak jarak. Senyawa mono alkil ester ini diproduksi melalui reaksi transesterifikasi menggunakan katalis basa. Keunggulan biodiesel bersifat
renewable dan ramah terhadap lingkungan.
Flowsheet pembuatan biodiesel dari RPO
Kolom Pencuci
Reaktor Transesterifikasi
NaOH
Metoksida
Tangki Pengering
Metoksida
NaOH
RPO
Metanol
Metanol
Dekanter
Pendahuluan
Indonesia merupakan negara produsen CPO terbesar dengan menguasai 44,7% pasar CPO dunia.
Total ekspor CPO Indonesia sebesar 12,29 juta ton
pada tahun 2008, sehingga Indonesia mempunyai
peluang yang cukup besar untuk mengembangkan
biodiesel. Turunan dari CPO adalah RPO (Refined
Palm Oil), CPS (Crude Palm Stearin), dan RPS
(Refined Palm Stearin)Biodiesel diproduksi dengan mereaksikan trigliserida dan metanol menjadi
metil ester dan gliserol dengan bantuan katalis
basa (NaOH).
Bahan baku
1. RPO terdiri dari 95% gugus trigliserida dan
asam lemak bebas.
2. Metanol (CH3OH) merupakan bentuk alkohol
beratom karbon satu. Pada keadaan atmosfer,
metanol berbentuk cairan yang ringan, mudah
menguap, tidak berwarna, mudah terbakar, dan
beracun.
3. Natrium hidroksida (NaOH) merupakan basa
kuat yang digunakan sebagai katalis. Dalam
reaksi transesterifikasi akan menghasilkan
konversi maksimum dengan jumlah katalis 1%
dari berat minyak nabati untuk natrium hidroksida.
Gas Buang
Biodiesel
Tangki Air Pencuci
Gliserol
Sumber : Prihandana, 2007.
2. Separation
Setelah reaksi transesterifikasi selesai, produk didiamkan
sekitar 15 menit sampai campuran terdiri dari 3 fasa, biodiesel, gliserol, dan metanol. Kemudian dilakukan pemisahan terhadap biodiesel dan gliserol menggunakan
dekanter.
3. Washing
Biodiesel kemudian dibersihkan dengan air untuk menghilangkan sisa metanol, gliserol, dan katalis. Biodiesel dicuci
dengan mengumpankan air pada temperatur 80oC sebanyak 50% dari total biodiesel.
4. Drying
Proses pengeringan dilakukan untuk mendapatkan biodiesel yang kemurniannya lebih tinggi. Air atau sisa
metanol yang masih tersisa dalam biodiesel diuapkan
melalui proses pengeringan ini pada temperatur 100oC
selama 1 jam. Dengan menggunakan pompa vakum produk, biodiesel dialirkan pada tangki penyimpanan.
Referensi
RPO
Keunggulan Biodiesel
Penggunaan biodiesel dapat mengurangi emisi
karbon monoksida, sulfur dioksida, dan nitrogen
oksida. Keunggulan dari segi lingkungan adalah
tingkat toksisitasnya rendah. Tingkat biodegradabilitasnya sama dengan glukosa, sehingga cocok
digunakan di perairan untuk bahan bakar kapal,
memiliki titik nyala 1910C sehingga lebih aman
ketika disimpan dan digunakan.
Proses Pembuatan Biodiesel
1. Proses transesterifikasi
Merupakan suatu proses kimiawi dari trigliserida pada
RPO dan metanol dengan menggunakan natrium hidroksida sebagai katalis untuk menghasilkan biodiesel dan
gliserol. Setelah dipanaskan pada temperatur 75°C,
metanol dan katalis dimasukkan ke dalam alat pencampur
(mixer) yang dilengkapi agitator. Hasil pencampuran
dimasukkan ke dalam Continuous Stirred Tank Reactor
(CSTR).
Metanol
NaOH
Kesimpulan
1. Biodiesel adalah bahan bakar alternatif yang ramah lingkungan dan bersifat renewable.
2. Proses pembuatan biodiesel berawal dari proses transesterifikasi dilanjutkan dengan separation, washing, dan drying.
3. Reaksi transesterifikasi adalah tahap konversi dari trigliserida menjadi metil ester
melalui reaksi dengan alkohol, dan menghasilkan produk samping yaitu gliserol.
4. Pada reaksi transesterifikasi digunakan katalis basa kuat yaitu NaOH.
http://www.che.itb.ac.id/sntki2009/daftar/prosiding/ETU39.pdf
diakses pada 30 Desember 2009
http://www.digilib.its.ac.id/detil.phpid=1897&q diakses pada 30
Desember 2009
http://www.hariansib.com/?p=101597 diakses pada 30 Desember
2009
http://www.indobiofuel.com/biodiesel%20utama.php diakses pada
29 Desember 2009
http://www.repository.ui.ac.id/contents/
koleksi/11/1d66b19dc2e4bef87dd2846ccbfd4989f11e0978.pdf
diakses pada 30 Desember 2009
Prihandana, Rama, dkk. 2007. Menghasilkan Biodiesel Murah.
Jakarta Selatan: PT. Agromedia Pustaka.