RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".
2. pedoman manajerial ppi adw 2014
1. Pedoman Manajerial PPI
di Rumah Sakit
Agung Dwi Wahyu Widodo
Departemen Mikrobiologi Klinik
Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga
Surabaya
2.
3. Surat Edaran Direktur Jenderal Bina
Pelayanan M edik Nomor
HK.03.01/III/ 3744/08 tentang
Pembentukan Komite dan
Tim Pencegahan dan Pengendalian
Pengendalian Infeksi
di Rumah Sakit
4. Isi Pedoman Manajerial
• BAB I. PENDAHULUAN
• BAB II . KEBIJAKAN DAN DASAR HUKUM
• BAB III . PELAYANAN PENCEGAHAN DAN
PENGENDALIAN INFEKSI DI RUMAH SAKIT DAN
FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN LAINNYA
• BAB IV. ORGANISASI PENCEGAHAN DAN
PENGENDALIAN INFEKSI
• BAB V. MONITORING, EVALUASI, DAN
PELAPORAN
5. Falsafah dan Tujuan
• Pengendalian infeksi harus dilaksanakan oleh
semua rumah sakit dan fasilitas pelayanan
kesehatan lainnya
• Untuk melindungi pasien, petugas kesehatan
dan pengunjung
• Dari kejadian infeksi dengan memperhatikan
Cost Effectiveness
6. Kriteria pendukung
• 1. Ada pedoman tentang PPI di rumah sakit dan
fasilitas pelayanan kesehatan lainnya yang meliputi
tujuan, sasaran, program, kebijakan, struktur
organisasi, uraian tugas Komite dan Tim PPI.
• 2. Terdapat cakupan kegiatan tertulis mengenai
program PPI memuat pengaturan tentang pencegahan,
kewaspadaan isolasi, surveilans, pendidikan dan
latihan, kebijakan penggunaan antimikroba yang
rasional dan kesehatan karyawan.
• 3. Pelaksanaan program PPI dilakukan evaluasi dan
tindak lanjut secara berkala.
8. Tugas Direktur pada PPI
• 1. Membentuk Komite dan Tim PPIRS dengan Surat Keputusan.
• 2. Bertanggung jawab dan memiliki komitmen yang tinggi
terhadap penyelenggaraan upaya pencegahan dan pengendalian
infeksi.
• 3. Bertanggung jawab terhadap tersedianya fasilitas sarana
dan prasarana termasuk anggaran yang dibutuhkan.
• 4. Menentukan kebijakan pencegahan dan pengendalian
infeksi.
• 5. Mengadakan evaluasi kebijakan pencegahan dan
pengendalian berdasarkan saran dari Komite PPIRS.
• 6. Mengadakan evaluasi kebijakan pemakaian antibiotika yang
rasional dan disinfektan di rumah sakit berdasarkan saran dari
Komite PPIRS.
• 7. Dapat menutup suatu unit perawatan atau instalasi yang
dianggap potensial menularkan penyakit untuk beberapa
waktu sesuai kebutuhan berdasarkan saran dari Komite PPIRS.
• 8. Mengesahkan Standar Prosedur Operasional (SPO) untuk
PPIRS.
9. Komite PPI
• Minimal: Ketua, Sekretaris dan Anggota
• Ketua: IPCO/ Infection prevention and control Officer
• Sekretaris: IPCN/ Infection prevention and control Nurse
• Anggota:
– Dokter wakil tiap SMF
– Dokter ahli Epidemiologi
– Dokter Mikrobiologi/ PK
– Laborat, Farmasi RS
– IPCN, CSSD dan Laundry
– IPS-RS, Sanitasi dan Gizi
– House Keeping, K3, Kamar Jenazah/ Ambulance
• Syarat anggota: Minat thd PPI dan mengikuti Diklat dasar
PPI
10. Tugas dan Tanggung jawab Komite
• Membuat dan evaluasi kebijakan PPI
• Sosialisasi Kebijakan PPI
• Membuat SOP PPI
• menyusun dan evaluasi program PPI dan Diklat PPI
• Dg Tim PPI- investigasi KLB (ada Satgas)
• Rekomendasi pengembangan cara pencegahan INOS
• Konsultasi ttg PPI
• Usulan Alat dan bahan sesuai prinsip PPI
• Usulan Diklat dg materi PPI
• Pertemuan berkala, evaluasi kebijakan
• Menerima laporan Tim PP dan Rekomendasi pada direktur
11. Tugas dan Tanggung jawab Komite
(lanjutan)
• Koordinasi unit terkait
• Rekomendasi pada Direktur ttg AB rasional berdasarkan
temuan surveillans
• Menyusun kebijakan K3
• Turut menyusun kebijakan Clinical governance dan patient
safety
• Evaluasi manajemen PPI sesuai dg kebijakan RS
• Rekomendasi konstruksi dan renovasi bangunan, alat dan
bahan kesehatan sesuai prinsip PPI
• Rekomendasi penutupan Ruangan potensial infeksi
• Monitoring Prosedur perawatan
• Investigasi dan mengatasi KLB
12. Tim PPI
• Tim PPI terdiri atas:
– Dokter PPI ( 1 Dokter tiap 5 IPCN)
– IPCN (tgt jumlah TT RS)
• Ket:
• IPCN purna waktu (1 IPCN: 100-150 TT)
• IPCN dibantu IPCLN (tiap unit, tu Ruangan
risiko Infeksi)
13. IPCO
( Infection prevention and control Officer)
• Kriteria: Dokter minat PPI, mengikuti diklat dasar
PPI dan kemampuan Leadership
• Tugas IPCO:
• Kontribusi DX dan Tx infeksi
• Menyusun pedoman AB dan surveillans
• Identifikasi Kuman patogen dan pola resistensi
• Dg IPCN monitor Surveilens dan KLB
• Membimbing diklat prosedur PPI
• Monitor tenaga kesehatan merawat Px
• Membantu petugas Kesehatan memahai PPI
14. IPCN dan IPCLN
• Kriteria IPCN
• Perawat min D3
• Sertifikasi PPI
• Komitmen PPI
• Pengalaman Karu atau
setara
• Leadership
• Purna Waktu
• Kriteria IPCLN
• Perawat min D3
• Komitmen PPI
• Leadership
15. Tugas dan Tanggung jawab IPCN
• Visite Ruangan Tiap Hari
• Monitoring pelaksanaan PPI
• Melaksanakan Surveillans
• Dg Komite- Diklat PPI
• Investigasi KLB
• Monitoring prosedur perawatan Px
• Dg Komite- Prosedur Isolasi
• Audit PPI penunjang
• Monitoring Kesling
16. Tugas dan Tanggung jawab IPCN
(lanjutan)
• Monitor AB rasional
• Desain dan Monev Surveilans
• Laporan Surveilans ke komite PPI
• Motivasi dan Teguran pelaksanaan PPI
• Saran desain Ruangan sesuai PPI
• Meningkatkan Kesadaran Px dan pengunjung ttg
PPI
• Penyuluhan petugas, Px dan keluarga ttg PPI
• Koordinator dalam PPI di Ruangan
17. Tugas dan Tanggung jawab IPCLN
• Mengisi Form surveillans harian di unit
perawatan
• Motivasi dan teguran pelaksanaan PPI di unit
perawatan
• Kontak IPCN bila curiga INOS
• Koordinasi IPCN bila INOS potensial KLB
• Monitoring kepatuhan standar Isolasi
18. Sarana dan Fasilitas Pelayanan
Penunjang (Supporting System)
Sarana Kesekretariatan
• Ruangan Sekretariat dan tenaga sekretaris
yang full time.
• Komputer, printer dan internet.
• Telepon dan Faksimili.
• Alat tulis kantor
19. Dukungan Manajemen
• Dukungan yang diberikan oleh manajemen
berupa :
a. Penerbitan Surat Keputusan untuk Komite dan
Tim PPIRS.
b. Anggaran atau dana untuk kegiatan :
– Pendidikan dan Pelatihan (Diklat).
– Pengadaan fasilitas pelayanan penunjang.
– Untuk pelaksanaan program, monitoring, evaluasi,
laporan dan rapat rutin.
– Insentif / Tunjangan / Reward untuk Komite PPIRS.
20. Kebijakan Manajemen
• Standard precaution
• Pengembangan SDM
• Penggunaan AB
• Pelaksanaan surveilans dan KLB
• Pemeliharaan sarana
• Kesehatan karyawan
• Penempatan pasien
• Upaya pencegahan ILO, ISK,IADP, VAP
21. Kebijakan Teknis
• Ada SPO tentang kewaspadaan isolasi (isolation precaution ) :
• Ada SPO kebersihan tangan
• Ada SPO penggunaan alat pelindung diri (APD)
• Ada SPO penggunaan peralatan perawatan pasien
• Ada SPO pengendalian lingkungan
• Ada SPO pemrosesan peralatan pasien dan penatalaksanaan linen
• Ada SPO Kesehatan karyawan / Perlindungan petugas kesehatan
• Ada SPO penempatan pasien
• AdaSPO hygiene respirasi / Etika batuk
• Ada SPO praktek menyuntik yang aman
• Ada SPO praktek untuk lumbal punksi
• Upaya-upaya pencegahan infeksi dan rekomendasinya.
22. Pengembangan dan Pendidikan
Tim PPI
• Wajib mengikuti pendidikan dan pelatihan
dasar dan lanjut
• Memiliki sertifikat pelatihan PPI.
• M engembangkan diri mengikuti seminar,
loka karya dan sejenisnya.
• Bimbingan teknis secara berkesinambungan.
23. Pengembangan dan Pendidikan
Staf Rumah Sakit
• Semua staf rumah sakit harus mengetahui
prinsip-prinsip pencegahan dan pengendalian
infeksi.
• Semua staf rumah sakit yang berhubungan
dengan pelayanan pasien harus mengikuti
pelatihan PPI.
• Rumah sakit secara berkala melakukan sosialisasi
/simulasi PPI.
• Semua karyawan baru, mahasiswa, PPDS harus
mendapatkan orientasi PPI.
24. MONITORING KEGIATAN
Monitoring
• Monitoring dilakukan oleh IPCN dan IPCLN .
• Dilakukan setiap hari dalam hal pengumpulan
data untuk surveilans
• Mempergunakan check list atau input data
tindakan dalam komputer.
• Ada formulir bantu surveilans.
25. EVALUASI DAN PELAPORAN
• Evaluasi
– Dilakukan oleh Tim PPIRS dengan frekuensi
minimal setiap bulan.
– Evaluasi oleh Komite PPI minimal setiap 3 bulan.
• Laporan
– Membuat laporan tertulis kepada Direktur setiap
bulan.
– Membuat Laporan rutin : harian, mingguan,
bulanan, 3 bulan, 6 bulan, 1 tahun, maupun
insidentil atau KLB.
26. Kesimpulan
• Angka Infeksi RS tinggi
• Program PPI menentukan mutu pelayanan RS
• Perlu dibentuk Komite dan Tim PPI di RS
• Komite dan Tim PPI dibentuk dan bertanggung
jawab kepada direktur