SlideShare a Scribd company logo
1 of 16
Oleh;
PEMBAHASAN PARTIEL DISCHARGE DAN
KORONA MELIPUTI BEBERAPA HAL ;
1.MEKANISME TERJADINYA
INTERNAL PARTIEL
DISCHARGE
2.MEKANISME TERJADINYA
KORONA
3.PROSEDUR PERCOBAAN
KORONA
Partial discharge (peluahan parsial) adalah peristiwa
pelepasan/loncatan bunga api listrik yang terjadi pada suatu
bagian isolasi (pada rongga dalam atau pada permukaan)
sebagai akibat adanya beda potensial yang tinggi dalam isolasi
tersebut.
Partiel discharge terjadi pada medan yang sangat tidak
homogen dimana
pada sebagian daerah tegangan tembusnya telah trlampaui,
sedangkan pada
bagian daerah lainnya kekuatan isolasinya masih bertahan.
Elektron bebas selalu terdapat di udara sebagai akiabt adanya
sinar ultraviolet, Elektron –elektron yang berada dekat dengan
kondektur bermuatan, di bawah pengaruh medan listrik, akan
bergerak mendekati atau menajuhi konduktor.
Elektron yang bergerak dalam kuat medan yang tinggi ini dalam
perjalanannya akan bertabrakan dengan molekul udara dan
terjadi ionisasi.
Karena ionisasi, akan terdpat ion + dan elektron bebas yang akan
menyebabkan tabrakan dan ionisasi berikutnya. Proses ionisasi
ini akan terus berlangsung dn membentuk elektron valensi.
Jika valensi ini bisa menjembatani jarak antara konduktor maka
akan terjadi
tembus mandiri (tembus dengan kemampuan sendiri).
MEKANISME TERJADINYA KORONA
Ionisasi udara akan menyebabkan naiknya gradien potensial udara
sehingga akan menyebabkan terjadinya tembus.korona terjadi jika
pada daerah disekitar penghantar kuat medannya lebih tinggi dari
kuat medan tembus udara, sedangkan di bagian daerah lainnya
elektroda kuat medan tembus udara masih belum dilampaui
sehingga masih tetap bersifat sebagai isolator.
Korona dikategorikan sebagai pelepasan elektron yang diemisikan
dari permukaan sebuah konduktor jika kuat medan pada ermukaan
telah melebihi kuat medan tembus udara
Pada umumnya korona terjadi pada hantaran udara ekstra tinggi
dimana terdapat perbedaan tegangan antara masing-masing phasa
dan juga antara phasa dengan tanah.
Korona berupa percikan busur cahaya yang seringkali disertai pula
dengan suara mendesis dan bau khusus yang disebut dengan bau
ozone. Peristiwa avalanche dan timbulnya korona akibat adanya
medan magnet dan medan listrik pada jaringan tegangan tinggi
inilah yang sering disamakan dengan radiasi gelombang
elektromagnet atau radiasi tegangan tinggi.
tegangan awal korona, yang tergantung pada :
1. Kondisi atmosfer.
2. Keadaan dari permukaan konduktor.
3. Konfigurasi dari konduktor.
30 cm (12") Arc Discharge at 160 kV DC30 cm (12") Arc Discharge at 160 kV DC30 cm (12") Arc Discharge at 160 kV DC
Rugi Daya Korona
Ion-ion yang dihasilkan oleh korona akan selalu bergerak
disekeliling penghantar karena adanya kuat medan.
Energi yang dibuuthkan ion-ion tersebut diperoleh dari kuat
medan
yang timbul dari tegangan sistem dan mengalirnya arus dalam
penghantar. Daya yang diambil dari sistem aikbat timbulnya
korona
disebut sebagai rugi-rugi korona.
28 cm Discharge between Spherical Electrodes (d = 15 mm)
Faktor-Faktor Yang mempengaruhi Rugi Daya
a. Faktor Listrik.
􀂃 Frekuensi dan bentuk gelombang dari suply.
􀂃 Kuat medan disekitar penghantar,
b. Faktor cuaca disekitar penghantar.
􀂃 Kerapatan udara dan temperatur
􀂃 Hujan, debu, salju, hujan es dan lain-lain.
􀂃 Konduktivitas udara (daya hantar udara)
Faktor dari Pengahantar.
􀂃 Diameter dari Penghantar
􀂃 Jumlah penghantar per phasa.
􀂃 Kondisi permukaan penghantar.
􀂃 Pemanasan pengahantar karena arus beban.
􀂃 Konduktivitas material
Another 28 cm Arc Discharge
Persamaan empiris untuk Rugi Daya Korona ;
Rugi daya korona pada keadaan udara menurut peek adalah :
Pk =243,5 (f++25) r / D(U −Uo)2 x10−5 KW/phasa/km
Dimana :
U = tegangan operasi sistem, KV/phasa
Uo = tegangan kritis korona, KKV/phasa
f = frekuensi, Hz
pada keadaan hujan badai rugi daya korona dapat dihitung dengan
mengambil Uo sebesar 0,8 kali harga dari kondisi baik.
Batasan dari permasalahan diatas adalah :
a. Batas frekuensi diantara 25 sampai 120 Hz.
b. Radius penghantar harus lebih besar dari 0,25 cm.
c. Perbandingan U / Uo harus lebih besar dari 1,8
d. Persamaan ini berlaku untuk keadaan udara baik dan
kelembaban tidask boleh terlalu rendah.
Persamaan Peek berlaku hanya pada rugi korona yang tinggi,.
Pada rugi korona yang rendah ;
Jika perbandingan U / Uo < 1,8, maka berlaku :
Persamaan Peterson :
F adalah faktor yang berubah menurut ratio U / Uo.
Percobaan Partiel Discharge dan Korona
Pada percobaan korona digunakan rumus-rumus sebagai berikut :
Untuk tegangan pada sat desing
1. Menghitung tegangan maksimum, Vmax (KV) :
Vmax = Veff . desing x √2
2. Menghitung tegangan tembus sebenarnya, Vbd (KV) :
3. Menghitung faktor koreksi, FC
Untuk tegangan pada saat tembus;
1. Menghitung tegangan maksimum, Vmax (KV)
Vmax = Veff . tembus x √2
2. Menghitung tegangan tembus sebenarnya, Vbd (KV) :
3. Menghitung faktor koreksi, FC :
Oleh;

More Related Content

What's hot

Generator sinkron
Generator sinkronGenerator sinkron
Generator sinkronbeninass
 
RL - Daya Rangkaian Tiga Fasa
RL - Daya Rangkaian Tiga FasaRL - Daya Rangkaian Tiga Fasa
RL - Daya Rangkaian Tiga FasaMuhammad Dany
 
RL - RANGKAIAN 3 FASA
RL - RANGKAIAN 3 FASARL - RANGKAIAN 3 FASA
RL - RANGKAIAN 3 FASAMuhammad Dany
 
Partiel discharge dan korona
Partiel discharge dan koronaPartiel discharge dan korona
Partiel discharge dan koronaKornelia Pakiding
 
Transmisi Daya Listrik
Transmisi Daya ListrikTransmisi Daya Listrik
Transmisi Daya ListrikMulia Damanik
 
Materi 2-dasar-sistem-proteksi-tt
Materi 2-dasar-sistem-proteksi-ttMateri 2-dasar-sistem-proteksi-tt
Materi 2-dasar-sistem-proteksi-ttTim Suwardiyanto
 
Penggunaan metode matriks impedans bus
Penggunaan metode matriks impedans busPenggunaan metode matriks impedans bus
Penggunaan metode matriks impedans busBogor
 
Macam relay proteksi
Macam relay proteksiMacam relay proteksi
Macam relay proteksiRidwan Satria
 
Bab 10 elektronika daya
Bab 10   elektronika dayaBab 10   elektronika daya
Bab 10 elektronika dayaEko Supriyadi
 
Teori kegagalan isolasi
Teori kegagalan isolasiTeori kegagalan isolasi
Teori kegagalan isolasisevirarh
 
Makalah hendi Karakteristik Generator Eksitasi Terpisah dan Sendiri Tipe Shunt
Makalah hendi Karakteristik Generator Eksitasi Terpisah dan Sendiri Tipe ShuntMakalah hendi Karakteristik Generator Eksitasi Terpisah dan Sendiri Tipe Shunt
Makalah hendi Karakteristik Generator Eksitasi Terpisah dan Sendiri Tipe ShuntHendy Winata
 
Voltage sag and swell
Voltage sag and swellVoltage sag and swell
Voltage sag and swellInstansi
 
Tugas Kelompok 4 - Teknik Tegangan Tinggi - Prof.Ir. Syamsir Abduh , MM, Ph.D...
Tugas Kelompok 4 - Teknik Tegangan Tinggi - Prof.Ir. Syamsir Abduh , MM, Ph.D...Tugas Kelompok 4 - Teknik Tegangan Tinggi - Prof.Ir. Syamsir Abduh , MM, Ph.D...
Tugas Kelompok 4 - Teknik Tegangan Tinggi - Prof.Ir. Syamsir Abduh , MM, Ph.D...Rio Afdhala
 
makalah trafo 3 fasa Elektro UnDip
makalah trafo 3 fasa Elektro UnDipmakalah trafo 3 fasa Elektro UnDip
makalah trafo 3 fasa Elektro UnDiprezon arif
 

What's hot (20)

Generator sinkron
Generator sinkronGenerator sinkron
Generator sinkron
 
RL - Daya Rangkaian Tiga Fasa
RL - Daya Rangkaian Tiga FasaRL - Daya Rangkaian Tiga Fasa
RL - Daya Rangkaian Tiga Fasa
 
RL - RANGKAIAN 3 FASA
RL - RANGKAIAN 3 FASARL - RANGKAIAN 3 FASA
RL - RANGKAIAN 3 FASA
 
TEGANGAN TEMBUS PADAT PADA TEKNIK TEGANGAN TINGGI
TEGANGAN TEMBUS PADAT PADA TEKNIK TEGANGAN TINGGI TEGANGAN TEMBUS PADAT PADA TEKNIK TEGANGAN TINGGI
TEGANGAN TEMBUS PADAT PADA TEKNIK TEGANGAN TINGGI
 
Kegagalan Tembus Gas pada Teknik Tegangan Tinggi
Kegagalan Tembus Gas pada Teknik Tegangan TinggiKegagalan Tembus Gas pada Teknik Tegangan Tinggi
Kegagalan Tembus Gas pada Teknik Tegangan Tinggi
 
6 faktor daya
6  faktor daya6  faktor daya
6 faktor daya
 
Partiel discharge dan korona
Partiel discharge dan koronaPartiel discharge dan korona
Partiel discharge dan korona
 
Transmisi Daya Listrik
Transmisi Daya ListrikTransmisi Daya Listrik
Transmisi Daya Listrik
 
Materi 2-dasar-sistem-proteksi-tt
Materi 2-dasar-sistem-proteksi-ttMateri 2-dasar-sistem-proteksi-tt
Materi 2-dasar-sistem-proteksi-tt
 
Penggunaan metode matriks impedans bus
Penggunaan metode matriks impedans busPenggunaan metode matriks impedans bus
Penggunaan metode matriks impedans bus
 
PEMBANGKIT DAN PENGUKURAN TEGANGAN IMPULS
PEMBANGKIT DAN PENGUKURAN TEGANGAN IMPULS PEMBANGKIT DAN PENGUKURAN TEGANGAN IMPULS
PEMBANGKIT DAN PENGUKURAN TEGANGAN IMPULS
 
Macam relay proteksi
Macam relay proteksiMacam relay proteksi
Macam relay proteksi
 
Rangkaian penyearah
Rangkaian penyearahRangkaian penyearah
Rangkaian penyearah
 
Bab 10 elektronika daya
Bab 10   elektronika dayaBab 10   elektronika daya
Bab 10 elektronika daya
 
Teknik tegangan tinggi
Teknik tegangan tinggiTeknik tegangan tinggi
Teknik tegangan tinggi
 
Teori kegagalan isolasi
Teori kegagalan isolasiTeori kegagalan isolasi
Teori kegagalan isolasi
 
Makalah hendi Karakteristik Generator Eksitasi Terpisah dan Sendiri Tipe Shunt
Makalah hendi Karakteristik Generator Eksitasi Terpisah dan Sendiri Tipe ShuntMakalah hendi Karakteristik Generator Eksitasi Terpisah dan Sendiri Tipe Shunt
Makalah hendi Karakteristik Generator Eksitasi Terpisah dan Sendiri Tipe Shunt
 
Voltage sag and swell
Voltage sag and swellVoltage sag and swell
Voltage sag and swell
 
Tugas Kelompok 4 - Teknik Tegangan Tinggi - Prof.Ir. Syamsir Abduh , MM, Ph.D...
Tugas Kelompok 4 - Teknik Tegangan Tinggi - Prof.Ir. Syamsir Abduh , MM, Ph.D...Tugas Kelompok 4 - Teknik Tegangan Tinggi - Prof.Ir. Syamsir Abduh , MM, Ph.D...
Tugas Kelompok 4 - Teknik Tegangan Tinggi - Prof.Ir. Syamsir Abduh , MM, Ph.D...
 
makalah trafo 3 fasa Elektro UnDip
makalah trafo 3 fasa Elektro UnDipmakalah trafo 3 fasa Elektro UnDip
makalah trafo 3 fasa Elektro UnDip
 

Similar to PD dan Korona

Teknik Tegangan Tinggi.pptx
Teknik Tegangan Tinggi.pptxTeknik Tegangan Tinggi.pptx
Teknik Tegangan Tinggi.pptxAzhar60
 
Lightning arrester dan gejala petir
Lightning arrester dan gejala petirLightning arrester dan gejala petir
Lightning arrester dan gejala petirrezon arif
 
PRESENTASI - TEKNIK TEGANGAN TINGGI - KABEL TENAGA LISTRIK - RAFI REZA & GAL...
PRESENTASI - TEKNIK TEGANGAN TINGGI - KABEL TENAGA LISTRIK -  RAFI REZA & GAL...PRESENTASI - TEKNIK TEGANGAN TINGGI - KABEL TENAGA LISTRIK -  RAFI REZA & GAL...
PRESENTASI - TEKNIK TEGANGAN TINGGI - KABEL TENAGA LISTRIK - RAFI REZA & GAL...RafiReza4
 
Gangguan pada gardu induk
Gangguan pada gardu induk Gangguan pada gardu induk
Gangguan pada gardu induk odhimay
 
Sofyan inawan (saluran transmisi dan distribusi)
Sofyan inawan (saluran transmisi dan distribusi)Sofyan inawan (saluran transmisi dan distribusi)
Sofyan inawan (saluran transmisi dan distribusi)sofyan_inawan
 
Tugas Kelompok 2 - Teknik Tegangan Tinggi - Prof.Ir. Syamsir Abduh , MM, Ph.D...
Tugas Kelompok 2 - Teknik Tegangan Tinggi - Prof.Ir. Syamsir Abduh , MM, Ph.D...Tugas Kelompok 2 - Teknik Tegangan Tinggi - Prof.Ir. Syamsir Abduh , MM, Ph.D...
Tugas Kelompok 2 - Teknik Tegangan Tinggi - Prof.Ir. Syamsir Abduh , MM, Ph.D...Anggita Mentari
 
Pengaruh perubahan beban terhadap kinerja arester ZnO
Pengaruh perubahan beban terhadap kinerja arester ZnOPengaruh perubahan beban terhadap kinerja arester ZnO
Pengaruh perubahan beban terhadap kinerja arester ZnOModal Holong Education
 
Tugas Kelompok 4 - Teknik Tegangan Tinggi - Prof.Ir. Syamsir Abduh , MM, Ph.D...
Tugas Kelompok 4 - Teknik Tegangan Tinggi - Prof.Ir. Syamsir Abduh , MM, Ph.D...Tugas Kelompok 4 - Teknik Tegangan Tinggi - Prof.Ir. Syamsir Abduh , MM, Ph.D...
Tugas Kelompok 4 - Teknik Tegangan Tinggi - Prof.Ir. Syamsir Abduh , MM, Ph.D...Rio Afdhala
 
Tugas Kelompok 1 Dasar Pembangkitan dan Pengukuran Teknik Tegangan Tinggi
Tugas Kelompok 1 Dasar Pembangkitan dan Pengukuran Teknik Tegangan TinggiTugas Kelompok 1 Dasar Pembangkitan dan Pengukuran Teknik Tegangan Tinggi
Tugas Kelompok 1 Dasar Pembangkitan dan Pengukuran Teknik Tegangan TinggiNurFauziPamungkas
 
Sumber tegangan tinggi
Sumber tegangan tinggiSumber tegangan tinggi
Sumber tegangan tinggiedofredikaa
 
PPT Pembangkitan Tegangan Tinggi Kelompok 1
PPT Pembangkitan Tegangan Tinggi Kelompok 1PPT Pembangkitan Tegangan Tinggi Kelompok 1
PPT Pembangkitan Tegangan Tinggi Kelompok 1Maulana Ilham Saputra
 
Sel.Surya_Solar.Cell_Solar.Photovoltaic
Sel.Surya_Solar.Cell_Solar.PhotovoltaicSel.Surya_Solar.Cell_Solar.Photovoltaic
Sel.Surya_Solar.Cell_Solar.PhotovoltaicBogor
 
MK. PROTEKSI TENAGA ELEKTRIK
MK. PROTEKSI TENAGA ELEKTRIK  MK. PROTEKSI TENAGA ELEKTRIK
MK. PROTEKSI TENAGA ELEKTRIK Budi Utama
 
Jbptunikompp gdl-ferifirdia-21037-7-babivp-r
Jbptunikompp gdl-ferifirdia-21037-7-babivp-rJbptunikompp gdl-ferifirdia-21037-7-babivp-r
Jbptunikompp gdl-ferifirdia-21037-7-babivp-rAzis Nurrochma Wardana
 
Bab 4 elektronik edisi guru 2016
Bab 4 elektronik edisi guru 2016Bab 4 elektronik edisi guru 2016
Bab 4 elektronik edisi guru 2016Zaharah Harun
 
PRINSIP DASAR LISTRIK
PRINSIP DASAR LISTRIKPRINSIP DASAR LISTRIK
PRINSIP DASAR LISTRIKDwi Ratna
 
PPT_Gelombang_Elektromagnet.pptx
PPT_Gelombang_Elektromagnet.pptxPPT_Gelombang_Elektromagnet.pptx
PPT_Gelombang_Elektromagnet.pptxFernandoManik1
 

Similar to PD dan Korona (20)

Teknik Tegangan Tinggi.pptx
Teknik Tegangan Tinggi.pptxTeknik Tegangan Tinggi.pptx
Teknik Tegangan Tinggi.pptx
 
Partial discharge
Partial dischargePartial discharge
Partial discharge
 
Lightning arrester dan gejala petir
Lightning arrester dan gejala petirLightning arrester dan gejala petir
Lightning arrester dan gejala petir
 
PRESENTASI - TEKNIK TEGANGAN TINGGI - KABEL TENAGA LISTRIK - RAFI REZA & GAL...
PRESENTASI - TEKNIK TEGANGAN TINGGI - KABEL TENAGA LISTRIK -  RAFI REZA & GAL...PRESENTASI - TEKNIK TEGANGAN TINGGI - KABEL TENAGA LISTRIK -  RAFI REZA & GAL...
PRESENTASI - TEKNIK TEGANGAN TINGGI - KABEL TENAGA LISTRIK - RAFI REZA & GAL...
 
Gangguan pada gardu induk
Gangguan pada gardu induk Gangguan pada gardu induk
Gangguan pada gardu induk
 
Tugas 1
Tugas 1Tugas 1
Tugas 1
 
Sofyan inawan (saluran transmisi dan distribusi)
Sofyan inawan (saluran transmisi dan distribusi)Sofyan inawan (saluran transmisi dan distribusi)
Sofyan inawan (saluran transmisi dan distribusi)
 
Tugas Kelompok 2 - Teknik Tegangan Tinggi - Prof.Ir. Syamsir Abduh , MM, Ph.D...
Tugas Kelompok 2 - Teknik Tegangan Tinggi - Prof.Ir. Syamsir Abduh , MM, Ph.D...Tugas Kelompok 2 - Teknik Tegangan Tinggi - Prof.Ir. Syamsir Abduh , MM, Ph.D...
Tugas Kelompok 2 - Teknik Tegangan Tinggi - Prof.Ir. Syamsir Abduh , MM, Ph.D...
 
Pengaruh perubahan beban terhadap kinerja arester ZnO
Pengaruh perubahan beban terhadap kinerja arester ZnOPengaruh perubahan beban terhadap kinerja arester ZnO
Pengaruh perubahan beban terhadap kinerja arester ZnO
 
SISTEM SALURAN TRANSMISI TENAGA LISTRIK
SISTEM SALURAN TRANSMISI TENAGA LISTRIK SISTEM SALURAN TRANSMISI TENAGA LISTRIK
SISTEM SALURAN TRANSMISI TENAGA LISTRIK
 
Tugas Kelompok 4 - Teknik Tegangan Tinggi - Prof.Ir. Syamsir Abduh , MM, Ph.D...
Tugas Kelompok 4 - Teknik Tegangan Tinggi - Prof.Ir. Syamsir Abduh , MM, Ph.D...Tugas Kelompok 4 - Teknik Tegangan Tinggi - Prof.Ir. Syamsir Abduh , MM, Ph.D...
Tugas Kelompok 4 - Teknik Tegangan Tinggi - Prof.Ir. Syamsir Abduh , MM, Ph.D...
 
Tugas Kelompok 1 Dasar Pembangkitan dan Pengukuran Teknik Tegangan Tinggi
Tugas Kelompok 1 Dasar Pembangkitan dan Pengukuran Teknik Tegangan TinggiTugas Kelompok 1 Dasar Pembangkitan dan Pengukuran Teknik Tegangan Tinggi
Tugas Kelompok 1 Dasar Pembangkitan dan Pengukuran Teknik Tegangan Tinggi
 
Sumber tegangan tinggi
Sumber tegangan tinggiSumber tegangan tinggi
Sumber tegangan tinggi
 
PPT Pembangkitan Tegangan Tinggi Kelompok 1
PPT Pembangkitan Tegangan Tinggi Kelompok 1PPT Pembangkitan Tegangan Tinggi Kelompok 1
PPT Pembangkitan Tegangan Tinggi Kelompok 1
 
Sel.Surya_Solar.Cell_Solar.Photovoltaic
Sel.Surya_Solar.Cell_Solar.PhotovoltaicSel.Surya_Solar.Cell_Solar.Photovoltaic
Sel.Surya_Solar.Cell_Solar.Photovoltaic
 
MK. PROTEKSI TENAGA ELEKTRIK
MK. PROTEKSI TENAGA ELEKTRIK  MK. PROTEKSI TENAGA ELEKTRIK
MK. PROTEKSI TENAGA ELEKTRIK
 
Jbptunikompp gdl-ferifirdia-21037-7-babivp-r
Jbptunikompp gdl-ferifirdia-21037-7-babivp-rJbptunikompp gdl-ferifirdia-21037-7-babivp-r
Jbptunikompp gdl-ferifirdia-21037-7-babivp-r
 
Bab 4 elektronik edisi guru 2016
Bab 4 elektronik edisi guru 2016Bab 4 elektronik edisi guru 2016
Bab 4 elektronik edisi guru 2016
 
PRINSIP DASAR LISTRIK
PRINSIP DASAR LISTRIKPRINSIP DASAR LISTRIK
PRINSIP DASAR LISTRIK
 
PPT_Gelombang_Elektromagnet.pptx
PPT_Gelombang_Elektromagnet.pptxPPT_Gelombang_Elektromagnet.pptx
PPT_Gelombang_Elektromagnet.pptx
 

More from Politeknik Negeri Ujung Pandang

Materi Sistem Proteksi dan Distribusi Energi Listrik SAFIRA.pptx
Materi Sistem Proteksi dan Distribusi Energi Listrik SAFIRA.pptxMateri Sistem Proteksi dan Distribusi Energi Listrik SAFIRA.pptx
Materi Sistem Proteksi dan Distribusi Energi Listrik SAFIRA.pptxPoliteknik Negeri Ujung Pandang
 
JARINGAN DISTRIBUSI SEKUNDER (JTR) SISTEM TENAGA LISTRIK
JARINGAN DISTRIBUSI SEKUNDER  (JTR)  SISTEM TENAGA LISTRIKJARINGAN DISTRIBUSI SEKUNDER  (JTR)  SISTEM TENAGA LISTRIK
JARINGAN DISTRIBUSI SEKUNDER (JTR) SISTEM TENAGA LISTRIKPoliteknik Negeri Ujung Pandang
 
JARINGAN DISTRIBUSI SEKUNDER (JTR) SISTEM TENAGA LISTRIK
JARINGAN DISTRIBUSI SEKUNDER  (JTR) SISTEM TENAGA LISTRIKJARINGAN DISTRIBUSI SEKUNDER  (JTR) SISTEM TENAGA LISTRIK
JARINGAN DISTRIBUSI SEKUNDER (JTR) SISTEM TENAGA LISTRIKPoliteknik Negeri Ujung Pandang
 

More from Politeknik Negeri Ujung Pandang (20)

Materi Sistem Proteksi dan Distribusi Energi Listrik SAFIRA.pptx
Materi Sistem Proteksi dan Distribusi Energi Listrik SAFIRA.pptxMateri Sistem Proteksi dan Distribusi Energi Listrik SAFIRA.pptx
Materi Sistem Proteksi dan Distribusi Energi Listrik SAFIRA.pptx
 
SISTEM TRANSMISI ( PENYALURAN) TENAGA LISTRIK
SISTEM TRANSMISI ( PENYALURAN) TENAGA LISTRIKSISTEM TRANSMISI ( PENYALURAN) TENAGA LISTRIK
SISTEM TRANSMISI ( PENYALURAN) TENAGA LISTRIK
 
GARDU INDUK GIS SISTEM TENAGA LISTRIK 150 kV
GARDU INDUK GIS SISTEM TENAGA LISTRIK  150 kVGARDU INDUK GIS SISTEM TENAGA LISTRIK  150 kV
GARDU INDUK GIS SISTEM TENAGA LISTRIK 150 kV
 
GARDU INDUK KONVENSIONAL SISTEM TENAGA LISTRIK 150 kV
GARDU INDUK KONVENSIONAL SISTEM TENAGA LISTRIK 150 kVGARDU INDUK KONVENSIONAL SISTEM TENAGA LISTRIK 150 kV
GARDU INDUK KONVENSIONAL SISTEM TENAGA LISTRIK 150 kV
 
SISTEM OPERASI TENAGA LISTRIK (GRID CODE SULAWESI)
SISTEM OPERASI TENAGA LISTRIK (GRID CODE SULAWESI)SISTEM OPERASI TENAGA LISTRIK (GRID CODE SULAWESI)
SISTEM OPERASI TENAGA LISTRIK (GRID CODE SULAWESI)
 
SISTEM PROTEKSI (PENGAMAN) TENAGA LISTRIK
SISTEM PROTEKSI (PENGAMAN) TENAGA LISTRIKSISTEM PROTEKSI (PENGAMAN) TENAGA LISTRIK
SISTEM PROTEKSI (PENGAMAN) TENAGA LISTRIK
 
JARINGAN DISTRIBUSI PRIMER ( JTM) STL 20 kV
JARINGAN DISTRIBUSI PRIMER ( JTM) STL 20 kVJARINGAN DISTRIBUSI PRIMER ( JTM) STL 20 kV
JARINGAN DISTRIBUSI PRIMER ( JTM) STL 20 kV
 
GARDU DISTRIBUSI SISTEM TENAGA LISTRIK 20 kv/380 V/220V
GARDU DISTRIBUSI SISTEM TENAGA LISTRIK  20 kv/380 V/220VGARDU DISTRIBUSI SISTEM TENAGA LISTRIK  20 kv/380 V/220V
GARDU DISTRIBUSI SISTEM TENAGA LISTRIK 20 kv/380 V/220V
 
JARINGAN DISTRIBUSI SEKUNDER (JTR) SISTEM TENAGA LISTRIK
JARINGAN DISTRIBUSI SEKUNDER  (JTR)  SISTEM TENAGA LISTRIKJARINGAN DISTRIBUSI SEKUNDER  (JTR)  SISTEM TENAGA LISTRIK
JARINGAN DISTRIBUSI SEKUNDER (JTR) SISTEM TENAGA LISTRIK
 
SISTEM PENYALURAN (TRANSMIS) SISTEM TENAGA LISTRIK
SISTEM PENYALURAN (TRANSMIS) SISTEM TENAGA LISTRIKSISTEM PENYALURAN (TRANSMIS) SISTEM TENAGA LISTRIK
SISTEM PENYALURAN (TRANSMIS) SISTEM TENAGA LISTRIK
 
GARDU INDUK KONVENSIONAL SISTEM TENAGA LISTRIK
GARDU INDUK KONVENSIONAL SISTEM TENAGA LISTRIKGARDU INDUK KONVENSIONAL SISTEM TENAGA LISTRIK
GARDU INDUK KONVENSIONAL SISTEM TENAGA LISTRIK
 
GAS INSULATED SUSTATION SISTEM TENAGA LISTRIK
GAS INSULATED SUSTATION SISTEM TENAGA LISTRIKGAS INSULATED SUSTATION SISTEM TENAGA LISTRIK
GAS INSULATED SUSTATION SISTEM TENAGA LISTRIK
 
OPERASI SISTEM TENAGA (GRID CODE INDONESIA)
OPERASI SISTEM TENAGA (GRID CODE INDONESIA)OPERASI SISTEM TENAGA (GRID CODE INDONESIA)
OPERASI SISTEM TENAGA (GRID CODE INDONESIA)
 
SISTEM PENGAMAN ( PROTEKSI) TENAGA LISTRIK
SISTEM PENGAMAN ( PROTEKSI) TENAGA LISTRIKSISTEM PENGAMAN ( PROTEKSI) TENAGA LISTRIK
SISTEM PENGAMAN ( PROTEKSI) TENAGA LISTRIK
 
JARINGAN DISTRIBUSI PRIMER (JTM ) SISTEM TENAGA LISTRIK
JARINGAN DISTRIBUSI PRIMER (JTM ) SISTEM TENAGA LISTRIKJARINGAN DISTRIBUSI PRIMER (JTM ) SISTEM TENAGA LISTRIK
JARINGAN DISTRIBUSI PRIMER (JTM ) SISTEM TENAGA LISTRIK
 
GARDU DISTRIBUSI SISTEM TENAGA LISTRIK 20 KV/ 380 V
GARDU DISTRIBUSI SISTEM TENAGA LISTRIK 20 KV/ 380 VGARDU DISTRIBUSI SISTEM TENAGA LISTRIK 20 KV/ 380 V
GARDU DISTRIBUSI SISTEM TENAGA LISTRIK 20 KV/ 380 V
 
JARINGAN DISTRIBUSI SEKUNDER (JTR) SISTEM TENAGA LISTRIK
JARINGAN DISTRIBUSI SEKUNDER  (JTR) SISTEM TENAGA LISTRIKJARINGAN DISTRIBUSI SEKUNDER  (JTR) SISTEM TENAGA LISTRIK
JARINGAN DISTRIBUSI SEKUNDER (JTR) SISTEM TENAGA LISTRIK
 
GARDU INDUK KONVENSIONAL SISTEM TENAGA LISTRIK
GARDU INDUK KONVENSIONAL SISTEM TENAGA LISTRIKGARDU INDUK KONVENSIONAL SISTEM TENAGA LISTRIK
GARDU INDUK KONVENSIONAL SISTEM TENAGA LISTRIK
 
SISTEM TRANSMISI TENAGA LISTRIK INDONESIA
SISTEM TRANSMISI TENAGA LISTRIK INDONESIASISTEM TRANSMISI TENAGA LISTRIK INDONESIA
SISTEM TRANSMISI TENAGA LISTRIK INDONESIA
 
GAS INSULATED SUSTATION SISTEM TENAGA LISTRIK
GAS INSULATED SUSTATION SISTEM TENAGA LISTRIKGAS INSULATED SUSTATION SISTEM TENAGA LISTRIK
GAS INSULATED SUSTATION SISTEM TENAGA LISTRIK
 

Recently uploaded

Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open StudioSlide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studiossuser52d6bf
 
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptxPembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptxmuhammadrizky331164
 
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptxMuhararAhmad
 
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++FujiAdam
 
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.pptSonyGobang1
 
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaStrategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaRenaYunita2
 

Recently uploaded (6)

Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open StudioSlide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
 
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptxPembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
 
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
 
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
 
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt
 
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaStrategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
 

PD dan Korona

  • 2. PEMBAHASAN PARTIEL DISCHARGE DAN KORONA MELIPUTI BEBERAPA HAL ; 1.MEKANISME TERJADINYA INTERNAL PARTIEL DISCHARGE 2.MEKANISME TERJADINYA KORONA 3.PROSEDUR PERCOBAAN KORONA
  • 3. Partial discharge (peluahan parsial) adalah peristiwa pelepasan/loncatan bunga api listrik yang terjadi pada suatu bagian isolasi (pada rongga dalam atau pada permukaan) sebagai akibat adanya beda potensial yang tinggi dalam isolasi tersebut. Partiel discharge terjadi pada medan yang sangat tidak homogen dimana pada sebagian daerah tegangan tembusnya telah trlampaui, sedangkan pada bagian daerah lainnya kekuatan isolasinya masih bertahan.
  • 4.
  • 5.
  • 6.
  • 7. Elektron bebas selalu terdapat di udara sebagai akiabt adanya sinar ultraviolet, Elektron –elektron yang berada dekat dengan kondektur bermuatan, di bawah pengaruh medan listrik, akan bergerak mendekati atau menajuhi konduktor. Elektron yang bergerak dalam kuat medan yang tinggi ini dalam perjalanannya akan bertabrakan dengan molekul udara dan terjadi ionisasi. Karena ionisasi, akan terdpat ion + dan elektron bebas yang akan menyebabkan tabrakan dan ionisasi berikutnya. Proses ionisasi ini akan terus berlangsung dn membentuk elektron valensi. Jika valensi ini bisa menjembatani jarak antara konduktor maka akan terjadi tembus mandiri (tembus dengan kemampuan sendiri). MEKANISME TERJADINYA KORONA
  • 8. Ionisasi udara akan menyebabkan naiknya gradien potensial udara sehingga akan menyebabkan terjadinya tembus.korona terjadi jika pada daerah disekitar penghantar kuat medannya lebih tinggi dari kuat medan tembus udara, sedangkan di bagian daerah lainnya elektroda kuat medan tembus udara masih belum dilampaui sehingga masih tetap bersifat sebagai isolator. Korona dikategorikan sebagai pelepasan elektron yang diemisikan dari permukaan sebuah konduktor jika kuat medan pada ermukaan telah melebihi kuat medan tembus udara Pada umumnya korona terjadi pada hantaran udara ekstra tinggi dimana terdapat perbedaan tegangan antara masing-masing phasa dan juga antara phasa dengan tanah. Korona berupa percikan busur cahaya yang seringkali disertai pula dengan suara mendesis dan bau khusus yang disebut dengan bau ozone. Peristiwa avalanche dan timbulnya korona akibat adanya medan magnet dan medan listrik pada jaringan tegangan tinggi inilah yang sering disamakan dengan radiasi gelombang elektromagnet atau radiasi tegangan tinggi.
  • 9. tegangan awal korona, yang tergantung pada : 1. Kondisi atmosfer. 2. Keadaan dari permukaan konduktor. 3. Konfigurasi dari konduktor. 30 cm (12") Arc Discharge at 160 kV DC30 cm (12") Arc Discharge at 160 kV DC30 cm (12") Arc Discharge at 160 kV DC
  • 10. Rugi Daya Korona Ion-ion yang dihasilkan oleh korona akan selalu bergerak disekeliling penghantar karena adanya kuat medan. Energi yang dibuuthkan ion-ion tersebut diperoleh dari kuat medan yang timbul dari tegangan sistem dan mengalirnya arus dalam penghantar. Daya yang diambil dari sistem aikbat timbulnya korona disebut sebagai rugi-rugi korona. 28 cm Discharge between Spherical Electrodes (d = 15 mm)
  • 11. Faktor-Faktor Yang mempengaruhi Rugi Daya a. Faktor Listrik. 􀂃 Frekuensi dan bentuk gelombang dari suply. 􀂃 Kuat medan disekitar penghantar, b. Faktor cuaca disekitar penghantar. 􀂃 Kerapatan udara dan temperatur 􀂃 Hujan, debu, salju, hujan es dan lain-lain. 􀂃 Konduktivitas udara (daya hantar udara) Faktor dari Pengahantar. 􀂃 Diameter dari Penghantar 􀂃 Jumlah penghantar per phasa. 􀂃 Kondisi permukaan penghantar. 􀂃 Pemanasan pengahantar karena arus beban. 􀂃 Konduktivitas material Another 28 cm Arc Discharge
  • 12. Persamaan empiris untuk Rugi Daya Korona ; Rugi daya korona pada keadaan udara menurut peek adalah : Pk =243,5 (f++25) r / D(U −Uo)2 x10−5 KW/phasa/km Dimana : U = tegangan operasi sistem, KV/phasa Uo = tegangan kritis korona, KKV/phasa f = frekuensi, Hz pada keadaan hujan badai rugi daya korona dapat dihitung dengan mengambil Uo sebesar 0,8 kali harga dari kondisi baik. Batasan dari permasalahan diatas adalah : a. Batas frekuensi diantara 25 sampai 120 Hz. b. Radius penghantar harus lebih besar dari 0,25 cm. c. Perbandingan U / Uo harus lebih besar dari 1,8 d. Persamaan ini berlaku untuk keadaan udara baik dan kelembaban tidask boleh terlalu rendah. Persamaan Peek berlaku hanya pada rugi korona yang tinggi,.
  • 13. Pada rugi korona yang rendah ; Jika perbandingan U / Uo < 1,8, maka berlaku : Persamaan Peterson : F adalah faktor yang berubah menurut ratio U / Uo.
  • 14. Percobaan Partiel Discharge dan Korona Pada percobaan korona digunakan rumus-rumus sebagai berikut : Untuk tegangan pada sat desing 1. Menghitung tegangan maksimum, Vmax (KV) : Vmax = Veff . desing x √2 2. Menghitung tegangan tembus sebenarnya, Vbd (KV) : 3. Menghitung faktor koreksi, FC Untuk tegangan pada saat tembus; 1. Menghitung tegangan maksimum, Vmax (KV) Vmax = Veff . tembus x √2 2. Menghitung tegangan tembus sebenarnya, Vbd (KV) : 3. Menghitung faktor koreksi, FC :
  • 15.
  • 16. Oleh;