SlideShare a Scribd company logo
1 of 13
PERTEMUAN : V, VI dan VII
Technology Proteksi Petir pada
Gardu-Induk (GI)
Lokasi dan Hubungan Piranti Prokteksi dengan Gardu Induk[1]
Piranti proteksi sebaiknya ditempatkan sedekat mungkin dengan peralatan, terutama
jika suatu saluran udara berujung akhir pada suatu gardu induk atau berakhir pada
sebuah transformator. Gelombang berjalan yang masuk ke dalam gardu induk (GI)
magnitudnya dibatasi di lokasi pengaman (arrester) dengan tegangan peluahan (dis
charge-voltage) dari arrester. Bagaimanapun juga, sebuah gelombang dengan nilai ke
naikan tegangan yang sama sebagai gelombang asli dan dengan magnitud yang sama
dengan gelombang tegangan peluahan arrester yang berjalan ke terminal station dima-
na gelombang tegangan ini dipantulkan kembali menjadi dua kali nilainya jika saluran
berakhir diujung atau hampir dua kali niainya jika saluran berakhir di dalam sebuah
transformator. Tegangan pada transformator bertambah pada rate dua-kali dari tegang
an gelombang aslinya hingga gelombang mencapai ke suatu nilai maksimum dua-kali
nilai magnitud tegangan arresternya atau berapapun besar tegangan dapat bertambah
selama waktu perjalanan gelombang pantulan yang kembali ke lightning arrester (LA)
dan sebuh gelombang pantul negativ berjalan dari lightning arrester kembali ke trans
formator.
Demikian juga, peralatan peralatan, seperti disconnect switch yang dilokasikan di-
depan lightning arrester tersebut dikenakan surja masuk hingga peluahan arrester dan
gelombang pantul negatip kembali ke switch.
Untuk mengillustrasikan pengaruh lokasi arrester tinjau suatu gardu induk 138
kV yang ditunjukan secara skematik oleh gambar : 31 dengan arresternya ditempat
kan 100 feet ( 1 ft = 0.304 meter ; atau 1 meter = 3.2808 feet) melampaui DS (discon
necting switch) dan 100 ft di depan transformatornya. Tinjau sebuah gelombang ber-
jalan dengan kecuraman tegangan sebesar 1000 kV per mikro-detik yang masuk
menuju Gardu Induk (sub station) dan sebuah (lightning) arrester yang membatasi
tegangan hingga 400 kV. Dalam waktu 0.1 mikro-detik setelah gelombang ini menca-
pai DS gelombang mencapai lightning arrester dan 0.1 mikro-detik berikutnya, atau
diakhir 0.2 mikro-detik, gelombang mencapai transformator dimana gelombang ini
setelah gelombang pertama mencapai switch, maka gelombang (yang) datang dan ge-
lombang yang terpantul dari transformator akan berjumlah hingga 400 kV pada ar
resternya. Sebagaimana ditunjukan dalam gambar : 31, tegangan di switch dan di
transformator juga menjadi 400 kV. Gelombang pantul dari transformator baru saja
mencapai switch. Tegangan pada arrester tetap 400 kV hingga puncak gelombang
yang) datang ‘dicapai’ tetapi tegangan di switch dan transformator yang terus mening
kat pada 2000 (kV/detik) hingga gelombang negatip dipantulkan dari arrester menca
pai switch dan transformator di akhir 0.5 -detik.
LA
100 feet (ft) 100 feet (ft)
Transformator
Disconnecting
Switch (DS)
200
400
600
0
0 0.2 0.4 0.6
200
400
600
0
0 0.2 0.4 0.6
200
400
600
0
0 0.2 0.4 0.6
800
Posisi gelombang
tiba di LA
Posisi gelombang
tiba di
Transformator
(a) (b) (c)
Gambar : 31
Tegangan pada GI 138 kV yang dihasilkan dari pantulan pertama gelombang surja
berjalan dengan kecuraman muka gelombang 1 000 kV/-detik
Kilo-Volt
(kV)
Mikro-detik
‘Tegangan Peluahan’ (discharge voltage)
Lightning Arrester 400 kV
Kecuraman
1000 kV/detik
Keterangan gambar 31 :
(a). Posisi pada ‘disconnecting switch’ (DS) yang ditempatkan 100 feet di depan lightning arrester
(b). Posisi pada lightning arrester (LA) terletak
(c). Posisi pada ‘transformator’ dilokasikan sejauh 100 feet melampaui/diluar LA.
Pantulan yang berurutan terjadi hingga menghabiskan dirinya sendiri (lama ke lamaan
lenyap sama sekali) dengan prosses peluahan (discharging) melalui arrester tersebut.
Sebagaimana ditunjukan dalam gambar : 31, tegangan di switch dan di transfomator
yang dihasilkan dari pantulan pertamanya mencapai 600 kV, atau 50 % lebih besar
daripada ‘tegangan peluahan/residu’ arrester tersebut. (lihat pengertian ‘’tegangan
peluahan atau discharge voltage’ pada kuliah peralatan tegangan tinggi).
Tegangan maksimum di terminal saluran (line) atau pada sebuah transformator
diujung saluran (line) melampaui/diluar LA sebagai akibat/hasil dari pantulan pertama
gelombang pertama, dapat diekspressikan secara matematik, sebagai berikut[13].
𝐸𝑡 = 𝑒𝑎 + 2
𝒅𝑒
𝒅𝒕
×
𝐿
1000
ea = ‘Tegangan peluahan’ / ‘pelepasan’ (Discharge Voltage) arrester
(definisinya : lihat pada buku kuliah : “Peralatan Tegangan Tinggi”).
𝑑𝑒/𝑑𝑡 = adalah nilai differensial dari tegangan ‘e’ terhadap waktu “t” atau kecuram
an muka gelombang surja yang masuk ke gardu induk dengan satuan (kV/
mikrodetik) --- > kV/det.
L = jarak antara arrester dan terminal saluran dinyatakan dalam satuan feet.
(catatan : 1 ft = 0.304 meter atau 1 meter = 3.2808 feet).
Et = Tegangan maksimum pada terminal saluran atau pada transformator diujung
saluran melampaui/melewati sebuah lightning arrester (LA) sebagai akibat
dari pantulan ‘pertama’ gelombang berjalan.
Ekspressi yang sama dapat juga digunakan untuk menentukan tegangan di suatu
titik pada sebuah saluran di depan sebuah arrester yang disebabkan oleh gelombang
berjalan. Dalam kasus ini, tegangan dapat mencapai semaksimum puncak gelombang
berjalan jika jarak ke arrester cukup besar atau jika kecuraman muka gelombang cu-
kup tinggi. Kurva gambar : 32 menunjukan tegangan yang melebihi tegangan arrester
LA
L
T
‘Tegangan Peluahan’ (discharge voltage)
Lightning Arrester 400 kV
Kecuraman
1000 kV/detik
L
P
0
100
200
300
400
500
0 100 200 300 400 500
Tegangan Arrester
* Tegangan di titik P dapat mencapai nilai puncak surja datang sebagai maksimum
Tegangan di titik T dapat mencapai dua-kali ‘tegangan arrester’ sebagai maksimum
Gambar : 32
Tegangan Maksimum yang disebabkan oleh pantulan pertama gelombang berjalan
sebagai fungsi jarak dari Arrester dan kecuraman muka gelombang (1000 kV/detik
Jarak L dalam satuan feet (ft)
Tegangan
di
titik
‘P’
atau
‘T’
yang
melebihi
Tegangan
arrester
dalam
satuan
kV
Kecuraman Muka
Gelombang : 100 kV/detik
K
e
u
r
a
m
a
n
M
u
k
a
G
e
l
o
m
b
a
n
g
:
5
0
0
k
V
/

d
e
t
i
k
Kecuraman Muka
Gelombang : 1 000 kV/detik
sebagai suatu fungsi jarak dari arrester untuk kecuraman muka gelombang 100, 500,
dan 1000 kV per mikrodetik (kV/-detik).
Kurva pada gambar : 32 ini dapat digunakan untuk menentukan nilai tegangan yang
sebenarnya di sebuah titik di depan lightning arrester (LA) atau di sebuah terminal
saluran (line) yang melampaui arrester (LA) dengan menambahkan nilai kurva
tegangan peluahan (discharge voltage) dari arester tertentu yang terlibat (LA yang
bersangkutan).
Contoh, tegangan maksimum yang diperoleh di posisi switch dan di posisi trans-
formator dalam gambar : 31, dengan mem-ploting kurva ‘tegangan-waktu’ (Volt-Time
Curve), dapat diambil dari kurva : 1000 kV/detik di gambar : 32. Untuk jarak 100
feet (ft) dan muka gelombang dengan kecuraman 1000 kV/detik, maka tegangan
yang melebihi tegangan arrester adalah 200 kV. Nilai ini kemudian ditambahkan
dengan nilai ‘tegangan peluahan arrester’, diasumsikan menjadi 400 kV, memberikan
tegangan maksium sebesar 600 kV setelah pantulan pertama dari gelombang tegang-
annya.
Selain fenomena gelombang pantul, sangat mungkin bahwa tegangan puncak ma-
sih lebih tinggi akan ada di peralatan sebagai akibat dari ossilasi yang disebabkan oleh
induktansi (L) dari saluran antara arrester dan peralatan, dan kapasitansi dari per-
alatan. Selanjutnya, jatuh tegangan pada ‘jarak ke depan’ (in the lead) dari saluran
(line) ke lightning arrester (LA) dan jarak ke depan dari LA ke (permukaan) tanah,
yang dipengaruhi oleh kecuraman arus surja, ditambah dengan jatuh tegangan yang
melintasi Perbedaan apapun juga pada potensial (tegangan) ke tanah antara penta-
nahan peralatan peralatan dan pentanahan lightning arrester juga menambah nilai te-
gangan yang timbul (impressed) melintasi peralatan insulation. Dalam pandangan fak-
tor faktor yang di atas, hal ini penting, terutama pada gardu induk (substation) dimana
sambaran langsung (petir) terutama di stasiun di mana sambaran petir dapat langsung
berasal dekat dengan gardu induk, dimana perangkat proteksi berada/dilokasikan
dekat dengan peralatan peralatan untuk diproteksi. Dimana jarak ke depan untuk bebe-
rapa piranti dijaga sependek dan selangsung mungkin, dan bahwa pentanahan arres-
ter dan pentanahan peralatan peralatan diantar-hubungkan (interconnected) dan nilai
resistansnya dibuat serendah mungkin, lebih disukai satu Ohm atau lebih kecil lagi.
Yang terakhir sehubungan dengan hal ini dicapai apabila piranti/perangkat protek-
si sudah terpasang langsung di transformator. Ini diillustrasikan dalam menampilkan
instalasinya, gambar : 33, sebuah transformator CSP (completely self-protecting) yang
mem- punyai seperangkat (peralatan) proteksi, circuit breaker skunder, dan peralatan
pengukuran (metering) dibangun terpadu (tak terpisahkan) dengan transformator
nya[14].
Gambar : 33
Pandangan Instalasi Transformator Daya CSP dengan Perangkat
Proteksinya, Circuit Breaker Skunder, dan Peralatan Metering yang
dibangun terpadu dengan Unit Transformatornya
Dengan sisi saluran arrester-nya dihubungkan langsung dengan terminal terminal
transformator dan pentanahan arrester-nya dihubungkan langsung dengan tangki trans
formatornya, tegangan antara lilitan dan inti secara jelas dibatasi dengan tegangan
peluahan arrester-nya. Untuk memberikan proteksi terhadap Gardu Induk yang diper-
luas suatu arrester sebaiknya ditempatkan langsung di depan disconnecting switch
(DS) dimana saluran (line) masuk gardu induknya (GI) dan arrester (LA) yang lain-
nya ditempatkan secara langsung berbatasan ‘dengan’ atau ‘pada’ transformatornya.
Suatu modifikasi dari ‘skema’ ini, dimana kadang kadang digunakan, adalah menem-
patkan sebuah ‘tabung-protektor’ yang secara umum akan memproteksi switch-nya
dan sekaligus juga akan membatasi magnitud (besaran) surja yang masuk ke gardu in-
duk.
Beberapa istilah pada proteksi lightning arrester (LA)
Tegangan peluahan (discharge voltage) atau tegangan residu (residual voltage) a-
dalah nilai puncak tegangan yang muncul antara terminal terminal dari sebuah light-
ning arrester (LA) pada waktu peluahan (discharge) gelombang arus surja. Jatuh te-
gangan ini bergantung pada ‘jenis’ dan ‘tegangan nominal’ lightning arrester (LA),
pada gradien muka gelombang atau kecuraman muka gelombang (diekspressikan da-
lam amper per mikrodetik, A/-detik) dan amplitudo arus peluahan (discharge cur-
rent) .
Standard India menetapkan, untuk penentuan tegangan residual, penggunaan gelom-
bang arus dilambangkan dengan bentuk gelombang 8/20 mikro-detik. Speksifikasi
(standard) Amerika dan Internasional serta spelsifikasi negara lainnya menetapkan
bentuk gelobang arus adalah berbentuk 10/20 mikro-detik. Pentingnya penetapan
bentuk gelombang semacam itu adalah bahwa untuk bentuk gelombang arus 8/20 (a
tau 10/20) mikro-detik dari gelombang tegangan selama 28 mikro-detik atau 30
mikro-detik pertama mendekati bentuk gelombang standard 1.2/50 mikro-detik yang
berupa impuls untuk pengujian insulation. Tegangan residual peluahan maksimum,
sebagaimana di dalam standard internasional 3070 yang direproduksi di dalam kolom
4 tabel : 6.3. Dipasaran (market) lightning arrester tersedia dengan tegangan peluahan
(discharge voltage) jauh lebih rendah.‘Tegangan peluahan’ (discharge voltage) ditetap
kan untuk arus yang 5000 amper atau 10 000 amper. Pada arus peluahan (discharge
current) yang lebih tinggi pertambahan nilai untuk ‘tegangan residual’ atau ‘tegangan
peluahan’ ini tidak berban ding lurus disebabkan sifat karakteristik resistor (di dalam
LA itu) non-linear ; melain kan jauh lebih sedikit. Umumnya tegangan residual/pe
luahan (discharged) bahkan pada arus peluahan maksimum 65 kA atau 100 kA,
cukup rendah dari BIL (Basic Insula- tion Level = Tingkat Isolasi Dasar) yang sesuai
dari peralatan yang dilindungi.
Arus Peluahan Maksimum (Maximum Discharge Current)
Arus peluahan maksimum adalah nilai puncak arus peluahan saat lightning arrester
dapat dapat mampu (lulus) tampa kerusakan atau tampa memodifikasi karakteris-
tiknya. Rating ini mengacu ke bentuk gelombang [4/10 mikrodetik] Untuk lightning
arrester jenis ‘station’ arus pengujian 100 kA dan untuk lightning arrester jenis ‘line’
dan ‘distribution’ nilai arus pengujiannya sebesar 65 kA. Ini dapat ditetapkan bahwa
arus dengan amplitudu tinggi semacam itu hanya muncul dalam kasus kasus tertentu,
terutama ketika ada sebuah sambaran petir disekitar dekat lightning arrester (LA).
Selain itu, tekanan yang ditempatkan pada ‘lightning arrester’ lebih kecil saat terjadi
peluahan sejumlah energi yang dikembangkan selama bagian arus dengan amplitudo
tinggi dan durasi singkat (gelombang 4/10 mikro-detik) dari pada ketika bagian arus
beramplitude kecil, yakni, 100 hingga 1000 amper yang berlangsung selama beberapa
ratus atau beberapa ribu mikro-detik.
Referensi :
[1]. Distribution and Transmission Westinghouse, hal : 628
[13]. A Travelling Wave Primer, Edwrd Beck, Electric Journal, March 1932 to October 1932 inclusive.
[14]. Transmission Tapped for distribution by New Unit, George S, Van Antwerp and HS. Warford, Elec-
trical World, 1938.
PERHITUNGAN UNTUK PERSOALAN KHUSUS
Daftar Istilah :
e = harga puncak (crest) tegangan surja (impulse) yang memasuki Gardu Induk
𝑑𝑒
𝑑𝑡
= kecuraman gel.tegangan surja (𝑖𝑚𝑝𝑢𝑙𝑠𝑒), dgn satuan kV/detik
Z = Impedans Surja kawat transmissi, Ohm
Eo = Tegangan Arrester dalam kV pada arus nol, ditentukan dari karakteristik
arrester gambar : VIII-5.
R = Tahanan arrester dalam satuan Ohm, ditentukan dari karakteristik arrester
gambar : VIII-5
𝑑𝑖
𝑑𝑡
= Kecuraman maksimum arus 𝑎𝑟𝑟𝑒𝑠𝑡𝑒𝑟 dengan satuan (kA μdetik
⁄ )
I = Arus arrester maksimum, kA.
𝐿
𝑑𝑖
𝑑𝑡
= Tegangan 𝑎𝑟𝑟𝑒𝑠𝑡𝑒𝑟 𝑙𝑒𝑎𝑑, kV
Ed = Harga puncak tegangan sistem ; line to neutral dalam satuan kV
Es = Perubahan Tegangan Maksimum pada Lokasi arrester, kV
Er = Perubahan tegangan maksimum pada transformator, kV
E = Tegangan Maksimum pada lokasi arrester dibagi kecuuraman gel. teg. surja
yang datang.
L = Induktansi arrester lead (biasanya L diambil sebesar : 0.4 -Henry per feet of
lead)
𝑑𝑖
𝑑𝑡
= (2 ∙
1
𝑍
∙
𝑑𝑒
𝑑𝑡
)
𝐸𝑆 = 𝐸𝑜 + 𝐼𝑅 + 𝐿
𝑑𝑖
𝑑𝑡
+ 𝐸𝑑
𝐼 =
(2𝑒 − 𝐸𝑜)
(𝑍 + 𝑅)
𝐸𝐴 = 𝐸𝑆 − 𝐸𝑑 = 𝐸𝑜 + 𝐼𝑅 + 𝐿
𝑑𝑖
𝑑𝑡
𝐸𝑇 = 𝐸𝑟 − 𝐸𝑑
Catatan :
1 mile = 5280 feet atau 1 feet = 0.000189 mile
1 mile = 1609.34 meter atau 1 meter = 0.00062137 mile
1 mile = 1.609344 km atau 1 km = 0.62137 mile
1feet = 0.304 meter atau 1 meter = 3.2808 feet
Contoh Soal :
Tentukan jarak maksimum antara arrester dan transformator serta antara arres
ter dan circuit breaker pada kondisi kondisi berikut :
Transformator dan circuit breaker masing masing mempunyai BIL 900 kV dan tegang
an puncak pada tiap peralatan dibatasi sebesar 1035 kV. Transmissi 230 kV memasuki
gardu induk dan mempunyai full-wave insulation 1750 kV diameter ACSR 1.14 inch,
impedans surja = 450 Ohm. Lightning performance sebesar 2 ‘lewat denyar’ per
100 mile per tahun. Peralatan dilindungi oleh Lightning Arrester 195 kV yang mem
punyai jarak ke arah depan dari posisinya ke (permukaan) bumi (yang disebut : lead)
35 feet ( 1ft = 0.304 meter atau 1 meter = 3.2808 feet). Proteksi didesain pada kecu
raman gelombang surja petir ( rate of rise of surge wave) yang terjadi hanya ‘sekali’
dalam 60 tahun.
Penyelesaian :
a. Menentukan Kecuraman Muka Gelombang (Rate of Rise of Wave Front)
Jarak dimulainya terjadi surja =
100 × 5280
2 × 60
= 4 400 𝑓𝑒𝑒𝑡 dari gardu induk
Perlambatan muka gelombang di atas corona level di dapat dari gambar : VIII-6. Di
bawah tegangan Corona 310 kV, kecuraman muka gelombang = 0.02 detik / 1000
feet perambatan , atau 0.088 detik dalam 4400 feet. Dari data tersebut dan data coro-
na , (gbr. : VIII-6), untuk diameter konduktor 1.14 inch, maka gelombang yang masuk
Gardu Induk digambarkan pada gambar : VIII-7, dengan kecuraman rata rata = 610
kV/0.955 detik = 640 kV/detik.
b. Karakteristik Arrester
Dari tabel : VIII.1 untuk arrester 195 kV, nilai Eo dan R besarnya adalah 455 kV dan
9 Ohm (diperoleh dengan menggambarkan gambar : VIII-5. Arus maksimum yang
melalui lightning arrester (LA) adalah :
𝐼 =
(2 ∙ 𝑒 − 𝐸𝑜)
(𝑍 + 𝑅)
=
(𝟐 × 𝟏 × 𝟏.𝟐 × 1750) − 455
(450 + 9)
= 8.15 (kA)
Jatuh tegangan pada arrester : I.R = (8.15  9) = 73.35 kV
Catatan : 1.2 = (1.5  0.8)
c. Menentukan jatuh tegangan induktiv pada lead Arrester
Jarak ‘ke depan’ (lead) dari posisi arrester diasumsikan mempunyai induktans 0.4 H
per feet. Maka total induktansi dari arrester ke depannya (lead) adalah = 0.4  35 = 14
H. Jadi jatuh tegangan ke arah depan (lead) arrester adalah :
= 14 × (
2 × 640
450
) = 39.8 kV
0.1 0.2 0.4
0.3
0
0
200
300
400
500
600
700
800
900
1 000
0.1 0.2 0.4
0.3
0
Konduktor - ACSR -
200 “
1.750 “
0.927 “
Waktu Tunda dalam detik per 1000 feet
dari perjalanan (travel)
1.140 “
Tegangan
Surja
dalam
(kV)
Gambar : VIII-6
Peredaman Surja Gelombang Berjalan. Kurva-kurva menunjukan Waktu
Penghambatan Surja sebagai fungsi jarak tempuh (traveled).
Harga harga yang telah di dapat untuk perhitungan selanjutnya adalah :
(𝑑𝑒 𝑑𝑡
⁄ ) = 640 kV/detik  adalah kecuraman muka gelombang surja ‘e’.
Eo = 455 kV  adalah tegangan pada lightning arrester pada saat arus nol, ini
ditentukan dari ‘karakteristik’ LA gambar : VIII-5
R = 9 Ohm  tahanan ‘resistiv’ pada LA.
(I.R) = 73.35 kV  adalah jatuh tegangan resistiv di dalam arrester.
𝐸𝑑 =
230
√3
× √2 = 188 (kV) adalah tegangan 𝑙
′
𝑖𝑛𝑒 𝑡𝑜 𝑛𝑒𝑢𝑡𝑟𝑎𝑙′
sistem atau te-
gangan Ed-maks. (karena di sini nilai tegangan ‘line to neutral’-nya telah dikalikan de-
ngan √2 ). Tegangan ‘line to neutral’-nya sendiri sebesar : (230)/3 = 132.79 kV
0 5 000 10 000
Arus Arrester
0
Eo
Tegangan
Arrester
(kV)
DI
DE
I
E
D
D
Gambar : VIII-5
Penentuan Eo dan R dengan menggunakan karakteristik yang
diperoleh dari tabel : VIII-1
d. Menentukan Jarak dari Arrester ke Transformator
𝐸𝑆 = 𝐸𝑜 + 𝐼𝑅 + 𝐿
d𝑖
dt
+ 𝐸𝑑 = 455 + 73.3 + 39.8 + 188 = 756.1 (kV)
ES = Tegangan maksimum pada transformator
Eo = Tegangan arrester pada arus nol ; (IR) = Jatuh tegangan resistiv pada arrester
𝐿
𝑑𝑖
𝑑𝑡
= Jatuh tegangan induktiv pada saluran ke ‘depan’ dari arrester
𝐸𝑟 = 𝐸𝑑 + 1035 𝑘𝑉 = 188 𝑘𝑉 + 1035 𝑘𝑉 = 1223 𝑘𝑉  adalah tegangan maksi-
mum pada transformator.
𝐸𝑟
𝐸𝑠
=
1223 𝑘𝑉
756 .1 𝑘𝑉
= 1.62 ; 𝐹 =
𝐸𝑆
(𝑑𝑒 𝑑𝑡
⁄ )
=
756.1
640
= 1.18 ;
Dari gambar: VIII-8 diperoleh harga :
(𝑆 𝑉
⁄ )
𝐹
= 0.176 dengan demikian nilai S dapat dihitung ∶
𝑺 = 𝟎.𝟏𝟕𝟔 × 𝟏.𝟏𝟖 × 𝟏 𝟎𝟎𝟎 = 𝟐𝟎𝟕 𝐟𝐞𝐞𝐭 = 𝟔𝟐.𝟗𝟐𝟖 𝐦 ≈ 𝟔𝟑 𝐦𝐞𝐭𝐞𝐫
Dengan memakai jarak sejauh 63.meter ini maka akan membatasi tegangan maksi-
mum pada transformator sebesar 1035 kV.
1 000
800
600
400
200
0
0.2 0.4 0.6 0.8 1.0 1.2 1.4 1.6
Waktu dalam mikro-detik
Tegangan
Surja
dalam
kV
Gambar : VIII-7
Penentuan kecuraman gelombang surja rata rata yang merambat 4400 feet
Tabel : VIII-1
Karakteristik proteksi dari Lightning Arrester jenis Station dan jenis
Intermediate. Tegangan peluahan maksimum untuk Gelombang Arus
Peluahan (10  20) detik
S = Lightning Arrester Jenis ‘Station’
I = Lightning Arrester Jenis ‘Intermediate’
Rating
Tegangan
Arrester,
kV, rms
Sparkover
Impuls
maksimum
kV, rms
Nilai Puncak (crest), kV
Untuk 3000
Amper
Untuk 5000
Amper
Untuk 10000
Amper
Nilai ‘Eo’
kV
Nilai ‘R’
Ohm
S I S I S I S I S I S I
97 310 310 242 278 258 296 280 328 36 264 4.4 6.4
109 360 264 262 258 4.8
121 390 390 301 320 375 350 415 290 335 6
133 430 328 350 380 320 6
145 460 350 375 408 342 6.6
169 540 423 450 490 410 8
182 585 440 470 510 430 8
195 610 470 500 545 455 9
258 830 645 685 745 625 12
276 900 685 730 795 665 13
Tabel : VIII-2
Tingkat Insulation saluran dan ukuran konduktor untuk
tegangan sistem yang bervariasi
Tegangan Sistem
Tingkat Insulation
Saluran
Diameter
Konduktor
dalam ‘Inches’
115 1 220 0.927
138 1 380 0.927
161 1 490 0.927
230 1 750 1.140
345 1 600* 1.750
500 1 800 -
(*) Tower metal

More Related Content

What's hot

Tegangan Tinggi DC
Tegangan Tinggi DCTegangan Tinggi DC
Tegangan Tinggi DC
Gredi Arga
 
Peralatan tegangan-tinggi
Peralatan tegangan-tinggiPeralatan tegangan-tinggi
Peralatan tegangan-tinggi
Yubel Sitompul
 
Prosedur pengujian rutin trafo 3 fasa hubungan Y-Y
Prosedur pengujian rutin trafo 3 fasa hubungan Y-YProsedur pengujian rutin trafo 3 fasa hubungan Y-Y
Prosedur pengujian rutin trafo 3 fasa hubungan Y-Y
Abdan Arsyad
 
Tranformator Tenaga
Tranformator Tenaga Tranformator Tenaga
Tranformator Tenaga
Yudie Saputra
 
Macam relay proteksi
Macam relay proteksiMacam relay proteksi
Macam relay proteksi
Ridwan Satria
 

What's hot (20)

Tugas Kelompok 1 Dasar Pembangkitan dan Pengukuran Teknik Tegangan Tinggi
Tugas Kelompok 1 Dasar Pembangkitan dan Pengukuran Teknik Tegangan TinggiTugas Kelompok 1 Dasar Pembangkitan dan Pengukuran Teknik Tegangan Tinggi
Tugas Kelompok 1 Dasar Pembangkitan dan Pengukuran Teknik Tegangan Tinggi
 
PENENTUAN JARAK LIGHTNING ARRESTER DENGAN TRANSFORMATOR DAN PENGARUHNYA TERHA...
PENENTUAN JARAK LIGHTNING ARRESTER DENGAN TRANSFORMATOR DAN PENGARUHNYA TERHA...PENENTUAN JARAK LIGHTNING ARRESTER DENGAN TRANSFORMATOR DAN PENGARUHNYA TERHA...
PENENTUAN JARAK LIGHTNING ARRESTER DENGAN TRANSFORMATOR DAN PENGARUHNYA TERHA...
 
Tegangan Tinggi DC
Tegangan Tinggi DCTegangan Tinggi DC
Tegangan Tinggi DC
 
Tugas Kelompok 2 - Teknik Tegangan Tinggi - Prof.Ir. Syamsir Abduh , MM, Ph.D...
Tugas Kelompok 2 - Teknik Tegangan Tinggi - Prof.Ir. Syamsir Abduh , MM, Ph.D...Tugas Kelompok 2 - Teknik Tegangan Tinggi - Prof.Ir. Syamsir Abduh , MM, Ph.D...
Tugas Kelompok 2 - Teknik Tegangan Tinggi - Prof.Ir. Syamsir Abduh , MM, Ph.D...
 
Peralatan tegangan-tinggi
Peralatan tegangan-tinggiPeralatan tegangan-tinggi
Peralatan tegangan-tinggi
 
9 Sistem Pentanahan
9 Sistem Pentanahan9 Sistem Pentanahan
9 Sistem Pentanahan
 
Prosedur pengujian rutin trafo 3 fasa hubungan Y-Y
Prosedur pengujian rutin trafo 3 fasa hubungan Y-YProsedur pengujian rutin trafo 3 fasa hubungan Y-Y
Prosedur pengujian rutin trafo 3 fasa hubungan Y-Y
 
Tugas Kelompok 4 - Teknik Tegangan Tinggi - Prof.Ir. Syamsir Abduh , MM, Ph.D...
Tugas Kelompok 4 - Teknik Tegangan Tinggi - Prof.Ir. Syamsir Abduh , MM, Ph.D...Tugas Kelompok 4 - Teknik Tegangan Tinggi - Prof.Ir. Syamsir Abduh , MM, Ph.D...
Tugas Kelompok 4 - Teknik Tegangan Tinggi - Prof.Ir. Syamsir Abduh , MM, Ph.D...
 
Teknik tegangan tinggi
Teknik tegangan tinggiTeknik tegangan tinggi
Teknik tegangan tinggi
 
TEKNIK TEGANGAN TINGGI - Sumber tegangan arus bolak balik
TEKNIK TEGANGAN TINGGI - Sumber tegangan arus bolak balikTEKNIK TEGANGAN TINGGI - Sumber tegangan arus bolak balik
TEKNIK TEGANGAN TINGGI - Sumber tegangan arus bolak balik
 
Transformator
TransformatorTransformator
Transformator
 
Arus
ArusArus
Arus
 
Transformator
TransformatorTransformator
Transformator
 
Sumber Tegangan Tinggi Arus Bolak Balik
Sumber Tegangan Tinggi Arus Bolak BalikSumber Tegangan Tinggi Arus Bolak Balik
Sumber Tegangan Tinggi Arus Bolak Balik
 
Aplikasi Sistem Pentanahan
Aplikasi Sistem PentanahanAplikasi Sistem Pentanahan
Aplikasi Sistem Pentanahan
 
Tranformator Tenaga
Tranformator Tenaga Tranformator Tenaga
Tranformator Tenaga
 
TRANFORMATO
TRANFORMATOTRANFORMATO
TRANFORMATO
 
JAYAPURA DISTRIBUSI
JAYAPURA DISTRIBUSIJAYAPURA DISTRIBUSI
JAYAPURA DISTRIBUSI
 
Macam relay proteksi
Macam relay proteksiMacam relay proteksi
Macam relay proteksi
 
Tugas Kelompok 4 - Teknik Tegangan Tinggi - Prof.Ir. Syamsir Abduh , MM, Ph.D...
Tugas Kelompok 4 - Teknik Tegangan Tinggi - Prof.Ir. Syamsir Abduh , MM, Ph.D...Tugas Kelompok 4 - Teknik Tegangan Tinggi - Prof.Ir. Syamsir Abduh , MM, Ph.D...
Tugas Kelompok 4 - Teknik Tegangan Tinggi - Prof.Ir. Syamsir Abduh , MM, Ph.D...
 

Similar to MK. PROTEKSI TENAGA ELEKTRIK

Sumber tegangan tinggi
Sumber tegangan tinggiSumber tegangan tinggi
Sumber tegangan tinggi
edofredikaa
 
Tugas Distribusi
Tugas DistribusiTugas Distribusi
Tugas Distribusi
azikin
 
Dkk01 menganalisis rangkaian listrik
Dkk01 menganalisis rangkaian listrikDkk01 menganalisis rangkaian listrik
Dkk01 menganalisis rangkaian listrik
Eko Supriyadi
 

Similar to MK. PROTEKSI TENAGA ELEKTRIK (20)

Lightning arrester dan gejala petir
Lightning arrester dan gejala petirLightning arrester dan gejala petir
Lightning arrester dan gejala petir
 
Peralatan-Peralatan Tegangan Tinggi.pptx
Peralatan-Peralatan Tegangan Tinggi.pptxPeralatan-Peralatan Tegangan Tinggi.pptx
Peralatan-Peralatan Tegangan Tinggi.pptx
 
235810675 210725848-proteksi-jtr-dan-gardu-distribusi
235810675 210725848-proteksi-jtr-dan-gardu-distribusi235810675 210725848-proteksi-jtr-dan-gardu-distribusi
235810675 210725848-proteksi-jtr-dan-gardu-distribusi
 
Bab iii
Bab iiiBab iii
Bab iii
 
Sumber tegangan tinggi
Sumber tegangan tinggiSumber tegangan tinggi
Sumber tegangan tinggi
 
PPT Pembangkitan Tegangan Tinggi Kelompok 1
PPT Pembangkitan Tegangan Tinggi Kelompok 1PPT Pembangkitan Tegangan Tinggi Kelompok 1
PPT Pembangkitan Tegangan Tinggi Kelompok 1
 
Tugas Distribusi
Tugas DistribusiTugas Distribusi
Tugas Distribusi
 
PEMBANGKITAN TEKNIK TINGGI TEGANGAN AC.pptx
PEMBANGKITAN TEKNIK TINGGI TEGANGAN AC.pptxPEMBANGKITAN TEKNIK TINGGI TEGANGAN AC.pptx
PEMBANGKITAN TEKNIK TINGGI TEGANGAN AC.pptx
 
Maju rangkaian-arus-bolak-balik-fix-binggo
Maju rangkaian-arus-bolak-balik-fix-binggoMaju rangkaian-arus-bolak-balik-fix-binggo
Maju rangkaian-arus-bolak-balik-fix-binggo
 
3 pemanfaatan arus bolak balik
3 pemanfaatan arus bolak balik3 pemanfaatan arus bolak balik
3 pemanfaatan arus bolak balik
 
Filosofi proteksi
Filosofi proteksiFilosofi proteksi
Filosofi proteksi
 
Induktor dan transformator
Induktor dan transformatorInduktor dan transformator
Induktor dan transformator
 
Ibnu
IbnuIbnu
Ibnu
 
Listrik
ListrikListrik
Listrik
 
BAHAN PPT udara ..pptx
BAHAN PPT udara ..pptxBAHAN PPT udara ..pptx
BAHAN PPT udara ..pptx
 
Dkk01 menganalisis rangkaian listrik
Dkk01 menganalisis rangkaian listrikDkk01 menganalisis rangkaian listrik
Dkk01 menganalisis rangkaian listrik
 
Presenasi transient
Presenasi transientPresenasi transient
Presenasi transient
 
Switchgear,
Switchgear,Switchgear,
Switchgear,
 
Tugas Kelompok 4 - Teknik Tegangan Tinggi - Prof.Ir. Syamsir Abduh , MM, Ph.D...
Tugas Kelompok 4 - Teknik Tegangan Tinggi - Prof.Ir. Syamsir Abduh , MM, Ph.D...Tugas Kelompok 4 - Teknik Tegangan Tinggi - Prof.Ir. Syamsir Abduh , MM, Ph.D...
Tugas Kelompok 4 - Teknik Tegangan Tinggi - Prof.Ir. Syamsir Abduh , MM, Ph.D...
 
Jembatan Wheatstone
Jembatan WheatstoneJembatan Wheatstone
Jembatan Wheatstone
 

Recently uploaded

bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
AtiAnggiSupriyati
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
ssuser35630b
 
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
MetalinaSimanjuntak1
 

Recently uploaded (20)

Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk HidupUT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
presentasi lembaga negara yang ada di indonesia
presentasi lembaga negara yang ada di indonesiapresentasi lembaga negara yang ada di indonesia
presentasi lembaga negara yang ada di indonesia
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
 
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
 

MK. PROTEKSI TENAGA ELEKTRIK

  • 1. PERTEMUAN : V, VI dan VII Technology Proteksi Petir pada Gardu-Induk (GI) Lokasi dan Hubungan Piranti Prokteksi dengan Gardu Induk[1] Piranti proteksi sebaiknya ditempatkan sedekat mungkin dengan peralatan, terutama jika suatu saluran udara berujung akhir pada suatu gardu induk atau berakhir pada sebuah transformator. Gelombang berjalan yang masuk ke dalam gardu induk (GI) magnitudnya dibatasi di lokasi pengaman (arrester) dengan tegangan peluahan (dis charge-voltage) dari arrester. Bagaimanapun juga, sebuah gelombang dengan nilai ke naikan tegangan yang sama sebagai gelombang asli dan dengan magnitud yang sama dengan gelombang tegangan peluahan arrester yang berjalan ke terminal station dima- na gelombang tegangan ini dipantulkan kembali menjadi dua kali nilainya jika saluran berakhir diujung atau hampir dua kali niainya jika saluran berakhir di dalam sebuah transformator. Tegangan pada transformator bertambah pada rate dua-kali dari tegang an gelombang aslinya hingga gelombang mencapai ke suatu nilai maksimum dua-kali nilai magnitud tegangan arresternya atau berapapun besar tegangan dapat bertambah selama waktu perjalanan gelombang pantulan yang kembali ke lightning arrester (LA) dan sebuh gelombang pantul negativ berjalan dari lightning arrester kembali ke trans formator. Demikian juga, peralatan peralatan, seperti disconnect switch yang dilokasikan di- depan lightning arrester tersebut dikenakan surja masuk hingga peluahan arrester dan gelombang pantul negatip kembali ke switch. Untuk mengillustrasikan pengaruh lokasi arrester tinjau suatu gardu induk 138 kV yang ditunjukan secara skematik oleh gambar : 31 dengan arresternya ditempat kan 100 feet ( 1 ft = 0.304 meter ; atau 1 meter = 3.2808 feet) melampaui DS (discon necting switch) dan 100 ft di depan transformatornya. Tinjau sebuah gelombang ber- jalan dengan kecuraman tegangan sebesar 1000 kV per mikro-detik yang masuk menuju Gardu Induk (sub station) dan sebuah (lightning) arrester yang membatasi tegangan hingga 400 kV. Dalam waktu 0.1 mikro-detik setelah gelombang ini menca- pai DS gelombang mencapai lightning arrester dan 0.1 mikro-detik berikutnya, atau diakhir 0.2 mikro-detik, gelombang mencapai transformator dimana gelombang ini
  • 2. setelah gelombang pertama mencapai switch, maka gelombang (yang) datang dan ge- lombang yang terpantul dari transformator akan berjumlah hingga 400 kV pada ar resternya. Sebagaimana ditunjukan dalam gambar : 31, tegangan di switch dan di transformator juga menjadi 400 kV. Gelombang pantul dari transformator baru saja mencapai switch. Tegangan pada arrester tetap 400 kV hingga puncak gelombang yang) datang ‘dicapai’ tetapi tegangan di switch dan transformator yang terus mening kat pada 2000 (kV/detik) hingga gelombang negatip dipantulkan dari arrester menca pai switch dan transformator di akhir 0.5 -detik. LA 100 feet (ft) 100 feet (ft) Transformator Disconnecting Switch (DS) 200 400 600 0 0 0.2 0.4 0.6 200 400 600 0 0 0.2 0.4 0.6 200 400 600 0 0 0.2 0.4 0.6 800 Posisi gelombang tiba di LA Posisi gelombang tiba di Transformator (a) (b) (c) Gambar : 31 Tegangan pada GI 138 kV yang dihasilkan dari pantulan pertama gelombang surja berjalan dengan kecuraman muka gelombang 1 000 kV/-detik Kilo-Volt (kV) Mikro-detik ‘Tegangan Peluahan’ (discharge voltage) Lightning Arrester 400 kV Kecuraman 1000 kV/detik Keterangan gambar 31 : (a). Posisi pada ‘disconnecting switch’ (DS) yang ditempatkan 100 feet di depan lightning arrester (b). Posisi pada lightning arrester (LA) terletak (c). Posisi pada ‘transformator’ dilokasikan sejauh 100 feet melampaui/diluar LA. Pantulan yang berurutan terjadi hingga menghabiskan dirinya sendiri (lama ke lamaan lenyap sama sekali) dengan prosses peluahan (discharging) melalui arrester tersebut. Sebagaimana ditunjukan dalam gambar : 31, tegangan di switch dan di transfomator yang dihasilkan dari pantulan pertamanya mencapai 600 kV, atau 50 % lebih besar daripada ‘tegangan peluahan/residu’ arrester tersebut. (lihat pengertian ‘’tegangan peluahan atau discharge voltage’ pada kuliah peralatan tegangan tinggi).
  • 3. Tegangan maksimum di terminal saluran (line) atau pada sebuah transformator diujung saluran (line) melampaui/diluar LA sebagai akibat/hasil dari pantulan pertama gelombang pertama, dapat diekspressikan secara matematik, sebagai berikut[13]. 𝐸𝑡 = 𝑒𝑎 + 2 𝒅𝑒 𝒅𝒕 × 𝐿 1000 ea = ‘Tegangan peluahan’ / ‘pelepasan’ (Discharge Voltage) arrester (definisinya : lihat pada buku kuliah : “Peralatan Tegangan Tinggi”). 𝑑𝑒/𝑑𝑡 = adalah nilai differensial dari tegangan ‘e’ terhadap waktu “t” atau kecuram an muka gelombang surja yang masuk ke gardu induk dengan satuan (kV/ mikrodetik) --- > kV/det. L = jarak antara arrester dan terminal saluran dinyatakan dalam satuan feet. (catatan : 1 ft = 0.304 meter atau 1 meter = 3.2808 feet). Et = Tegangan maksimum pada terminal saluran atau pada transformator diujung saluran melampaui/melewati sebuah lightning arrester (LA) sebagai akibat dari pantulan ‘pertama’ gelombang berjalan. Ekspressi yang sama dapat juga digunakan untuk menentukan tegangan di suatu titik pada sebuah saluran di depan sebuah arrester yang disebabkan oleh gelombang berjalan. Dalam kasus ini, tegangan dapat mencapai semaksimum puncak gelombang berjalan jika jarak ke arrester cukup besar atau jika kecuraman muka gelombang cu- kup tinggi. Kurva gambar : 32 menunjukan tegangan yang melebihi tegangan arrester LA L T ‘Tegangan Peluahan’ (discharge voltage) Lightning Arrester 400 kV Kecuraman 1000 kV/detik L P 0 100 200 300 400 500 0 100 200 300 400 500 Tegangan Arrester * Tegangan di titik P dapat mencapai nilai puncak surja datang sebagai maksimum Tegangan di titik T dapat mencapai dua-kali ‘tegangan arrester’ sebagai maksimum Gambar : 32 Tegangan Maksimum yang disebabkan oleh pantulan pertama gelombang berjalan sebagai fungsi jarak dari Arrester dan kecuraman muka gelombang (1000 kV/detik Jarak L dalam satuan feet (ft) Tegangan di titik ‘P’ atau ‘T’ yang melebihi Tegangan arrester dalam satuan kV Kecuraman Muka Gelombang : 100 kV/detik K e u r a m a n M u k a G e l o m b a n g : 5 0 0 k V /  d e t i k Kecuraman Muka Gelombang : 1 000 kV/detik
  • 4. sebagai suatu fungsi jarak dari arrester untuk kecuraman muka gelombang 100, 500, dan 1000 kV per mikrodetik (kV/-detik). Kurva pada gambar : 32 ini dapat digunakan untuk menentukan nilai tegangan yang sebenarnya di sebuah titik di depan lightning arrester (LA) atau di sebuah terminal saluran (line) yang melampaui arrester (LA) dengan menambahkan nilai kurva tegangan peluahan (discharge voltage) dari arester tertentu yang terlibat (LA yang bersangkutan). Contoh, tegangan maksimum yang diperoleh di posisi switch dan di posisi trans- formator dalam gambar : 31, dengan mem-ploting kurva ‘tegangan-waktu’ (Volt-Time Curve), dapat diambil dari kurva : 1000 kV/detik di gambar : 32. Untuk jarak 100 feet (ft) dan muka gelombang dengan kecuraman 1000 kV/detik, maka tegangan yang melebihi tegangan arrester adalah 200 kV. Nilai ini kemudian ditambahkan dengan nilai ‘tegangan peluahan arrester’, diasumsikan menjadi 400 kV, memberikan tegangan maksium sebesar 600 kV setelah pantulan pertama dari gelombang tegang- annya. Selain fenomena gelombang pantul, sangat mungkin bahwa tegangan puncak ma- sih lebih tinggi akan ada di peralatan sebagai akibat dari ossilasi yang disebabkan oleh induktansi (L) dari saluran antara arrester dan peralatan, dan kapasitansi dari per- alatan. Selanjutnya, jatuh tegangan pada ‘jarak ke depan’ (in the lead) dari saluran (line) ke lightning arrester (LA) dan jarak ke depan dari LA ke (permukaan) tanah, yang dipengaruhi oleh kecuraman arus surja, ditambah dengan jatuh tegangan yang melintasi Perbedaan apapun juga pada potensial (tegangan) ke tanah antara penta- nahan peralatan peralatan dan pentanahan lightning arrester juga menambah nilai te- gangan yang timbul (impressed) melintasi peralatan insulation. Dalam pandangan fak- tor faktor yang di atas, hal ini penting, terutama pada gardu induk (substation) dimana sambaran langsung (petir) terutama di stasiun di mana sambaran petir dapat langsung berasal dekat dengan gardu induk, dimana perangkat proteksi berada/dilokasikan dekat dengan peralatan peralatan untuk diproteksi. Dimana jarak ke depan untuk bebe- rapa piranti dijaga sependek dan selangsung mungkin, dan bahwa pentanahan arres- ter dan pentanahan peralatan peralatan diantar-hubungkan (interconnected) dan nilai resistansnya dibuat serendah mungkin, lebih disukai satu Ohm atau lebih kecil lagi. Yang terakhir sehubungan dengan hal ini dicapai apabila piranti/perangkat protek- si sudah terpasang langsung di transformator. Ini diillustrasikan dalam menampilkan
  • 5. instalasinya, gambar : 33, sebuah transformator CSP (completely self-protecting) yang mem- punyai seperangkat (peralatan) proteksi, circuit breaker skunder, dan peralatan pengukuran (metering) dibangun terpadu (tak terpisahkan) dengan transformator nya[14]. Gambar : 33 Pandangan Instalasi Transformator Daya CSP dengan Perangkat Proteksinya, Circuit Breaker Skunder, dan Peralatan Metering yang dibangun terpadu dengan Unit Transformatornya Dengan sisi saluran arrester-nya dihubungkan langsung dengan terminal terminal transformator dan pentanahan arrester-nya dihubungkan langsung dengan tangki trans formatornya, tegangan antara lilitan dan inti secara jelas dibatasi dengan tegangan peluahan arrester-nya. Untuk memberikan proteksi terhadap Gardu Induk yang diper- luas suatu arrester sebaiknya ditempatkan langsung di depan disconnecting switch (DS) dimana saluran (line) masuk gardu induknya (GI) dan arrester (LA) yang lain- nya ditempatkan secara langsung berbatasan ‘dengan’ atau ‘pada’ transformatornya. Suatu modifikasi dari ‘skema’ ini, dimana kadang kadang digunakan, adalah menem- patkan sebuah ‘tabung-protektor’ yang secara umum akan memproteksi switch-nya dan sekaligus juga akan membatasi magnitud (besaran) surja yang masuk ke gardu in- duk.
  • 6. Beberapa istilah pada proteksi lightning arrester (LA) Tegangan peluahan (discharge voltage) atau tegangan residu (residual voltage) a- dalah nilai puncak tegangan yang muncul antara terminal terminal dari sebuah light- ning arrester (LA) pada waktu peluahan (discharge) gelombang arus surja. Jatuh te- gangan ini bergantung pada ‘jenis’ dan ‘tegangan nominal’ lightning arrester (LA), pada gradien muka gelombang atau kecuraman muka gelombang (diekspressikan da- lam amper per mikrodetik, A/-detik) dan amplitudo arus peluahan (discharge cur- rent) . Standard India menetapkan, untuk penentuan tegangan residual, penggunaan gelom- bang arus dilambangkan dengan bentuk gelombang 8/20 mikro-detik. Speksifikasi (standard) Amerika dan Internasional serta spelsifikasi negara lainnya menetapkan bentuk gelobang arus adalah berbentuk 10/20 mikro-detik. Pentingnya penetapan bentuk gelombang semacam itu adalah bahwa untuk bentuk gelombang arus 8/20 (a tau 10/20) mikro-detik dari gelombang tegangan selama 28 mikro-detik atau 30 mikro-detik pertama mendekati bentuk gelombang standard 1.2/50 mikro-detik yang berupa impuls untuk pengujian insulation. Tegangan residual peluahan maksimum, sebagaimana di dalam standard internasional 3070 yang direproduksi di dalam kolom 4 tabel : 6.3. Dipasaran (market) lightning arrester tersedia dengan tegangan peluahan (discharge voltage) jauh lebih rendah.‘Tegangan peluahan’ (discharge voltage) ditetap kan untuk arus yang 5000 amper atau 10 000 amper. Pada arus peluahan (discharge current) yang lebih tinggi pertambahan nilai untuk ‘tegangan residual’ atau ‘tegangan peluahan’ ini tidak berban ding lurus disebabkan sifat karakteristik resistor (di dalam LA itu) non-linear ; melain kan jauh lebih sedikit. Umumnya tegangan residual/pe luahan (discharged) bahkan pada arus peluahan maksimum 65 kA atau 100 kA, cukup rendah dari BIL (Basic Insula- tion Level = Tingkat Isolasi Dasar) yang sesuai dari peralatan yang dilindungi. Arus Peluahan Maksimum (Maximum Discharge Current) Arus peluahan maksimum adalah nilai puncak arus peluahan saat lightning arrester dapat dapat mampu (lulus) tampa kerusakan atau tampa memodifikasi karakteris- tiknya. Rating ini mengacu ke bentuk gelombang [4/10 mikrodetik] Untuk lightning arrester jenis ‘station’ arus pengujian 100 kA dan untuk lightning arrester jenis ‘line’
  • 7. dan ‘distribution’ nilai arus pengujiannya sebesar 65 kA. Ini dapat ditetapkan bahwa arus dengan amplitudu tinggi semacam itu hanya muncul dalam kasus kasus tertentu, terutama ketika ada sebuah sambaran petir disekitar dekat lightning arrester (LA). Selain itu, tekanan yang ditempatkan pada ‘lightning arrester’ lebih kecil saat terjadi peluahan sejumlah energi yang dikembangkan selama bagian arus dengan amplitudo tinggi dan durasi singkat (gelombang 4/10 mikro-detik) dari pada ketika bagian arus beramplitude kecil, yakni, 100 hingga 1000 amper yang berlangsung selama beberapa ratus atau beberapa ribu mikro-detik. Referensi : [1]. Distribution and Transmission Westinghouse, hal : 628 [13]. A Travelling Wave Primer, Edwrd Beck, Electric Journal, March 1932 to October 1932 inclusive. [14]. Transmission Tapped for distribution by New Unit, George S, Van Antwerp and HS. Warford, Elec- trical World, 1938.
  • 8. PERHITUNGAN UNTUK PERSOALAN KHUSUS Daftar Istilah : e = harga puncak (crest) tegangan surja (impulse) yang memasuki Gardu Induk 𝑑𝑒 𝑑𝑡 = kecuraman gel.tegangan surja (𝑖𝑚𝑝𝑢𝑙𝑠𝑒), dgn satuan kV/detik Z = Impedans Surja kawat transmissi, Ohm Eo = Tegangan Arrester dalam kV pada arus nol, ditentukan dari karakteristik arrester gambar : VIII-5. R = Tahanan arrester dalam satuan Ohm, ditentukan dari karakteristik arrester gambar : VIII-5 𝑑𝑖 𝑑𝑡 = Kecuraman maksimum arus 𝑎𝑟𝑟𝑒𝑠𝑡𝑒𝑟 dengan satuan (kA μdetik ⁄ ) I = Arus arrester maksimum, kA. 𝐿 𝑑𝑖 𝑑𝑡 = Tegangan 𝑎𝑟𝑟𝑒𝑠𝑡𝑒𝑟 𝑙𝑒𝑎𝑑, kV Ed = Harga puncak tegangan sistem ; line to neutral dalam satuan kV Es = Perubahan Tegangan Maksimum pada Lokasi arrester, kV Er = Perubahan tegangan maksimum pada transformator, kV E = Tegangan Maksimum pada lokasi arrester dibagi kecuuraman gel. teg. surja yang datang. L = Induktansi arrester lead (biasanya L diambil sebesar : 0.4 -Henry per feet of lead) 𝑑𝑖 𝑑𝑡 = (2 ∙ 1 𝑍 ∙ 𝑑𝑒 𝑑𝑡 ) 𝐸𝑆 = 𝐸𝑜 + 𝐼𝑅 + 𝐿 𝑑𝑖 𝑑𝑡 + 𝐸𝑑 𝐼 = (2𝑒 − 𝐸𝑜) (𝑍 + 𝑅) 𝐸𝐴 = 𝐸𝑆 − 𝐸𝑑 = 𝐸𝑜 + 𝐼𝑅 + 𝐿 𝑑𝑖 𝑑𝑡 𝐸𝑇 = 𝐸𝑟 − 𝐸𝑑 Catatan : 1 mile = 5280 feet atau 1 feet = 0.000189 mile 1 mile = 1609.34 meter atau 1 meter = 0.00062137 mile 1 mile = 1.609344 km atau 1 km = 0.62137 mile 1feet = 0.304 meter atau 1 meter = 3.2808 feet
  • 9. Contoh Soal : Tentukan jarak maksimum antara arrester dan transformator serta antara arres ter dan circuit breaker pada kondisi kondisi berikut : Transformator dan circuit breaker masing masing mempunyai BIL 900 kV dan tegang an puncak pada tiap peralatan dibatasi sebesar 1035 kV. Transmissi 230 kV memasuki gardu induk dan mempunyai full-wave insulation 1750 kV diameter ACSR 1.14 inch, impedans surja = 450 Ohm. Lightning performance sebesar 2 ‘lewat denyar’ per 100 mile per tahun. Peralatan dilindungi oleh Lightning Arrester 195 kV yang mem punyai jarak ke arah depan dari posisinya ke (permukaan) bumi (yang disebut : lead) 35 feet ( 1ft = 0.304 meter atau 1 meter = 3.2808 feet). Proteksi didesain pada kecu raman gelombang surja petir ( rate of rise of surge wave) yang terjadi hanya ‘sekali’ dalam 60 tahun. Penyelesaian : a. Menentukan Kecuraman Muka Gelombang (Rate of Rise of Wave Front) Jarak dimulainya terjadi surja = 100 × 5280 2 × 60 = 4 400 𝑓𝑒𝑒𝑡 dari gardu induk Perlambatan muka gelombang di atas corona level di dapat dari gambar : VIII-6. Di bawah tegangan Corona 310 kV, kecuraman muka gelombang = 0.02 detik / 1000 feet perambatan , atau 0.088 detik dalam 4400 feet. Dari data tersebut dan data coro- na , (gbr. : VIII-6), untuk diameter konduktor 1.14 inch, maka gelombang yang masuk Gardu Induk digambarkan pada gambar : VIII-7, dengan kecuraman rata rata = 610 kV/0.955 detik = 640 kV/detik. b. Karakteristik Arrester Dari tabel : VIII.1 untuk arrester 195 kV, nilai Eo dan R besarnya adalah 455 kV dan 9 Ohm (diperoleh dengan menggambarkan gambar : VIII-5. Arus maksimum yang melalui lightning arrester (LA) adalah : 𝐼 = (2 ∙ 𝑒 − 𝐸𝑜) (𝑍 + 𝑅) = (𝟐 × 𝟏 × 𝟏.𝟐 × 1750) − 455 (450 + 9) = 8.15 (kA) Jatuh tegangan pada arrester : I.R = (8.15  9) = 73.35 kV Catatan : 1.2 = (1.5  0.8)
  • 10. c. Menentukan jatuh tegangan induktiv pada lead Arrester Jarak ‘ke depan’ (lead) dari posisi arrester diasumsikan mempunyai induktans 0.4 H per feet. Maka total induktansi dari arrester ke depannya (lead) adalah = 0.4  35 = 14 H. Jadi jatuh tegangan ke arah depan (lead) arrester adalah : = 14 × ( 2 × 640 450 ) = 39.8 kV 0.1 0.2 0.4 0.3 0 0 200 300 400 500 600 700 800 900 1 000 0.1 0.2 0.4 0.3 0 Konduktor - ACSR - 200 “ 1.750 “ 0.927 “ Waktu Tunda dalam detik per 1000 feet dari perjalanan (travel) 1.140 “ Tegangan Surja dalam (kV) Gambar : VIII-6 Peredaman Surja Gelombang Berjalan. Kurva-kurva menunjukan Waktu Penghambatan Surja sebagai fungsi jarak tempuh (traveled).
  • 11. Harga harga yang telah di dapat untuk perhitungan selanjutnya adalah : (𝑑𝑒 𝑑𝑡 ⁄ ) = 640 kV/detik  adalah kecuraman muka gelombang surja ‘e’. Eo = 455 kV  adalah tegangan pada lightning arrester pada saat arus nol, ini ditentukan dari ‘karakteristik’ LA gambar : VIII-5 R = 9 Ohm  tahanan ‘resistiv’ pada LA. (I.R) = 73.35 kV  adalah jatuh tegangan resistiv di dalam arrester. 𝐸𝑑 = 230 √3 × √2 = 188 (kV) adalah tegangan 𝑙 ′ 𝑖𝑛𝑒 𝑡𝑜 𝑛𝑒𝑢𝑡𝑟𝑎𝑙′ sistem atau te- gangan Ed-maks. (karena di sini nilai tegangan ‘line to neutral’-nya telah dikalikan de- ngan √2 ). Tegangan ‘line to neutral’-nya sendiri sebesar : (230)/3 = 132.79 kV 0 5 000 10 000 Arus Arrester 0 Eo Tegangan Arrester (kV) DI DE I E D D Gambar : VIII-5 Penentuan Eo dan R dengan menggunakan karakteristik yang diperoleh dari tabel : VIII-1 d. Menentukan Jarak dari Arrester ke Transformator 𝐸𝑆 = 𝐸𝑜 + 𝐼𝑅 + 𝐿 d𝑖 dt + 𝐸𝑑 = 455 + 73.3 + 39.8 + 188 = 756.1 (kV) ES = Tegangan maksimum pada transformator Eo = Tegangan arrester pada arus nol ; (IR) = Jatuh tegangan resistiv pada arrester 𝐿 𝑑𝑖 𝑑𝑡 = Jatuh tegangan induktiv pada saluran ke ‘depan’ dari arrester 𝐸𝑟 = 𝐸𝑑 + 1035 𝑘𝑉 = 188 𝑘𝑉 + 1035 𝑘𝑉 = 1223 𝑘𝑉  adalah tegangan maksi- mum pada transformator. 𝐸𝑟 𝐸𝑠 = 1223 𝑘𝑉 756 .1 𝑘𝑉 = 1.62 ; 𝐹 = 𝐸𝑆 (𝑑𝑒 𝑑𝑡 ⁄ ) = 756.1 640 = 1.18 ; Dari gambar: VIII-8 diperoleh harga : (𝑆 𝑉 ⁄ ) 𝐹 = 0.176 dengan demikian nilai S dapat dihitung ∶
  • 12. 𝑺 = 𝟎.𝟏𝟕𝟔 × 𝟏.𝟏𝟖 × 𝟏 𝟎𝟎𝟎 = 𝟐𝟎𝟕 𝐟𝐞𝐞𝐭 = 𝟔𝟐.𝟗𝟐𝟖 𝐦 ≈ 𝟔𝟑 𝐦𝐞𝐭𝐞𝐫 Dengan memakai jarak sejauh 63.meter ini maka akan membatasi tegangan maksi- mum pada transformator sebesar 1035 kV. 1 000 800 600 400 200 0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0 1.2 1.4 1.6 Waktu dalam mikro-detik Tegangan Surja dalam kV Gambar : VIII-7 Penentuan kecuraman gelombang surja rata rata yang merambat 4400 feet
  • 13. Tabel : VIII-1 Karakteristik proteksi dari Lightning Arrester jenis Station dan jenis Intermediate. Tegangan peluahan maksimum untuk Gelombang Arus Peluahan (10  20) detik S = Lightning Arrester Jenis ‘Station’ I = Lightning Arrester Jenis ‘Intermediate’ Rating Tegangan Arrester, kV, rms Sparkover Impuls maksimum kV, rms Nilai Puncak (crest), kV Untuk 3000 Amper Untuk 5000 Amper Untuk 10000 Amper Nilai ‘Eo’ kV Nilai ‘R’ Ohm S I S I S I S I S I S I 97 310 310 242 278 258 296 280 328 36 264 4.4 6.4 109 360 264 262 258 4.8 121 390 390 301 320 375 350 415 290 335 6 133 430 328 350 380 320 6 145 460 350 375 408 342 6.6 169 540 423 450 490 410 8 182 585 440 470 510 430 8 195 610 470 500 545 455 9 258 830 645 685 745 625 12 276 900 685 730 795 665 13 Tabel : VIII-2 Tingkat Insulation saluran dan ukuran konduktor untuk tegangan sistem yang bervariasi Tegangan Sistem Tingkat Insulation Saluran Diameter Konduktor dalam ‘Inches’ 115 1 220 0.927 138 1 380 0.927 161 1 490 0.927 230 1 750 1.140 345 1 600* 1.750 500 1 800 - (*) Tower metal