SlideShare a Scribd company logo
1 of 21
BAB 2
PEMUTUS DAYA
2.1. PENDAHULUAN
Setiap sistem tenaga listrik dilengkapi dengan sistem proteksi untuk
mencegah terjadinya kerusakan pada peralatan sistem dan mempertahankan
kestabilan sistem ketika terjadi gangguan, sehingga kontinuitas pelayanan dapat
dipertahankan. Salah satu komponen system proteksi adalah pemutus daya (cicuit
breaker ).
Gambar 2.1. diagram segaris tenaga listrik interkoneksi
Peranan pemutus daya dalam perawatan komponen system tenaga listrik
juga dapat dijelaskan dengan gambar 2.1 diatas. Misalkan trafo T4 hendak dirawat
sehingga pemutus daya 7 dan 8 harus dibuka. Akibatnya aliran daya kejaringan L2
akan terputus. Untuk mencegah pemutusan aliran daya, pemutus daya 9 ditutup
sehingga jaringan L2 dipasok dari trafo T3.
Syarat – syarat yang harus dipenuhi oleh suatu pemutus daya agar dapat
melakukan hal – hal diatas, adalah sebagai berikut:
1. Mampu megalirkan arus maksimum secara kontinu.
2. Mampu memutuskan dan menutup jaringan dalam keadaan berbeban maupun
terhubung singkat tanpa menimbulkan kerusakan pada pemutus daya itu
sendiri.
3. Dapat memutus arus hubung singkat dengan kecepatan tinggi agar arus
hubung singkat tidak sampai merusak peralatan system, membuat system
kehilangan kesetabilan, dan merusak pemutus daya itu sendiri.
2.2. HUBUNGAN RELE DAN PEMUTUS DAYA
Konstruksi suatu pemutus daya ditunjukkan pada Gambar 2.2. Bagian
pemutus daya adalah kontak tetap dan kontak bergerak.
Keterangan
1 = Kontak tetap
2 = Tontak bergerak
3 = Bilik kontak
4 = Tungkai penggerak
5 = Isolator
6 = Tangki berisi minyak
Gambar 2.2. Kontruksi pemutus daya
Hubungan kerja pemutus daya dan rele proteksi di tunjukkan pada Gambar 2.3.
Misalakan hubung singkat terjatii pada fasa R. akibatnya arus di fasa R melonjak
relatif besar. Arus yang besar ini melalui kumparan primer CT1, akibatnya arus
yang mengalir di kumparan sekunder CT1 dan rele R1 juga semakin besar.
2.3. PROSES PEMUTUSAN RANGKAIAN SUATU SISTEM
Proses pemutusan huburrgan suaiu rangkaian ciapai ,jijelasl:an deiigan
Gambar 2.4. Garnbar 2.4.a. menunjukan rangkaian saat dialiri arus bolak-balik.
Jika kontak tertutup sempurna, maka tahanan antar kontak sangat kecil
sehingga tegangan antar kontak dapat diabaikan. misalkan kontak pemutus daya
dibuka t =ta (dapat dilihat pada Garmbar 2.4.d). Keadaan rangkaian menjadi
seperti ditunjukkan pada Gambar 2.4.b. Sesaat setelah pembukaan kontak akan
tirnbul busur api di antara kontak, sehingga arus tetap mengalir pada rangkaian.
Arus ini menimbulkan jatuh tegangan pada kontak, yaitu sebesar perkalian arus
dengan tahanan busur api. Jatuh tegangan ini sangat kecil dibandingkan dengan
puncak tegangan sumber dan berlangsung dalam selang waktu ta - tb. Selanjutnya
pada saat ta - tb (Gambar 2.4.d) arus akan menjadi no1 dan pada saat bersamaan
tegangan antar kontak menjadi sama dengan regangan sumber, dan berangsur naik
menuju harga maksimal. Adanya beda tegangan di antara kontak dapat
mengulangi terjadinya busur api. Misalnya pada saat t = tc
2.4 PROSES IONIASASI, DEIONISASI, DAN ETIISI
2.4.1 IONISASI
Terjadinya atau padamnya busur api berhubungan dengan peristiwa
ionisasi, deionisasi, dan emisi. Berikut ini akan dijelaskan secara singkat tentang
ketiga peristiwa tersebut.
Pada Gambar 2.5 ditunjukan model suatu atom helium. Inti atom ini terdiri
atas dua proton bermuatan positif dan dua neutron yang tidak bermuatan. Dua
elektron bermuatan negatif berputar mengelilingi inti atom dengan lintasan
berbeda. Dalam keadaan normal jumlah proton sama dengan jumah elektron,
Ionisasi dalarn gas dapat terjadi karena tiga hal, yaitu: adanya radiasi sinar
kosmis, adanya massa yang membentur gas, dan kenaikan temperatur gas.
a. Radiasi Sinar Kosmis
Ruang di atas bumi secara terus-menerus dibombardir dengan partikel-patikel
subatomik berenergi tinggi. Sebagian berasal dari matahari yang sering ciisebut
sinar kosmis.
b. Ionisasi Benturan
Pada Gambar 2.6 ditunjukkan suatu gas
berada di antara dua elektroda plat sejajar.
Kedua e1ektroda diberi tegangan searah,
akibatnya timbul medan listrik di antara
kedua elektroda yang arahnya dari anoda ke
katoda. Di dalam gas dimisalkan ada satu
elektrc:- bebas hasil radiasi sinar kosmis
(e"). Karena adanya medan listrik elektron
ieiscbut :kan mengaiami gaya yang arahnya
menuju anoda.
c. Ionisasi Thermis
Jika temperatur gas dalam suatu bejana tertutup dinaikkan, maka molekul-
molekul gas akan bersirkulasi dengan kecepatan tinggi sehingga terjadi benturan
antar molekul dengan molekul. Jika temperatur sernakin tinggi maka kecepatan
molekul semakin tinggi, sehingga benturan antar molekul sernakin keras dan
dapat membuat terlepasnya elektron dari molekul
2.4.2 DEIONISASI
Jika suatu elekron bebas bergabung dengan suatu ion positif, akan
dihasilkan suatu molekul netral. Peristiwa penggabungan ini disebut deionisasi.
Ada empat proses deionisasi yang berhubungan dengan pemadaman busur api
pada suatu pemutus daya yaitu:
a). Deionisasi medan elektrik,
b,).Deionisasi rekombinasi,
c). Deicnisasi akibat pendinginan, dan
d). Deionisasi tangkapan elektron.
a. Deionisasi Medan Elektrik
Telah dijelaskan sebelumnya bahwa medan elektrik timbul di antara dua plat
sejajar bertegangan. Medan elektrik ini akan menimbulkan gaya pada muatan-
muatan gas yang terdapat di antara elektroda
b. Deionisasi Akibat Rckombinasi
Rekombinasi adalah pengurangan muatan karena penggabungan elektron
bebas dengan ion positif. Rekombinasi jarang terjadi dalam suatu gas. Peristiwa
ini lebih mudah terjadi pada bidang batas antara gas dengan zat padat atau zat cair.
c. Deionisasi Akibat Pendinginan
pendinginan gas atau udara akan memperlambat gerakan molekul. Hal ini
akan menghalangi terjadinya ionisasi therrnis dalam gas tersebut, sehingga
pembentukan elektron bebas dan ion positif dapat dicegah. Pendinginan gas atau
udara tidak secara langsung mengurangi partikel bermuatan, tetapi hanya
menghalangi terjadinya ionisasi thermis dalam gas.
d. Deionisasi Tangkapan Elektron
Beberapa gas tertentu, seperti gas SF6, mempunyai atom netral yang giat
menangkap elektron bebas yang bergerak di dekatnya. Penggabungan elektron
bebas dengan atom netral menghasilkan ion negatif.
2.4.3 EMISI
Emisi adalalah peristiwa peiepasan elektron dari permukaan suatu logam
menjadi elektron bebas di dalam gas. Ada dua proses emisi yang berhubungan
dengan pembentukan busur api pada pemutus daya, yaitu emisi thermis dan emisi
mecian tinggi.
a) Emisi Thermis
suatu logam yang mempunyai titik lebur tinggi, seperti tungsten dan karbon,
jika dipanaskan hingga bertemperatur tinggi, maka dari perrnukaannya akan
dilepaskan elektron-elektron. Elektron tersebut keluar dari permukaannya dan
menjadi elektron bebas di dalam gas. Proses inilah yang disebut ernisi thermis.
b) Emisi Medan Tinggi
Permukaan suatu logam tidak semuanya mulus,
tetapi selalu ada titik - titik yang runcing. Jika
logam tersebut dikenai medan eletrik seperti
ditunjukan pada Gambar 2.7, elektron yang
terdapat pada permukaan logam katoda [K] akan
mengalarni gaya yang arahnya menuju anoda
[A]. Elektron pada ujung runcing akan
mengaiami gaya yang lebih besar karena
intensitas rnedan elektrik di titik tersebut relatif
lebih besar dibandingkan dengan intensitas
medan elektrik di bagian yang datar.
2.5 PROSES TERJADINYA BUSUR API
Jika kontak pemutus daya dipisahkan, beda potensial di antara kontak akan
menimbulkan medan eiektrik di antara kontak tersebut, seperti ditunjukan pada
Gambar 2.8. Arus yang sebelumnya mengalir pada kontak akan memanaskan
kontak dan menghasilkan emisi thermis pada permukaan kontak. Sedangkan
medan elektrik menimbulkan emisi medan tinggi pada kontak katoda (K). Kedua
emisi ini menghasilkan elektron bebas yang sangat banyak dan bergerak menuju
kontak anoda (A).
Hasil emisi thermis dan emisi medan tinggi akan melanggengkan proses
ionisasi. sehingga perpindahan muatan antar kontak terus berlangsung dan inilah
yang disebut busur api.
Untuk memadankan busur api tersebut perlu dilakukan usaha-usaha yang
dapat menimbulkan proses deionisasi, antara lain dengan cara sebagai berikut:
a. Meniupkan udara ke sela kontak, sehingga partikel-partikel hasil ionisasi
dijauhkan dari sela kontak.
b. Menyemburkan rninyak isolasi ke busur api untuk mernberi peluang yang
lebih besar bagi proses rekombinasi.
c. memotong busur api dengan tabir isolasi atau tabir logam, sehingga
memberi peiuang yang lebih besar bagi proses rekombinasi.
d. Membuat medium pemisah kontak dari gas elektronegatif sehingga
elektron-elektron bebas tertangkap oleh molekui netral gas tersebut.
2.6 TEGANGAN PEMULIHAN KONTAK
Jika pemutus daya digunakan memutuskan arus bolak - balik, maka ada
saatnya arus berharga nol dan pada saat itu busur api akan padam. Selanjutnya
media sela kontak akan memuiihkan dirinva menjadi isolasi, yaitu dengan
berangsur-angsur menaikan kekuatan dielektriknya. Pada saat bersamaan,
tegangan di sela kontak yang tadinya sangat kecil menjadi relatif besar. Tegangan
sela kontak selama busur api padam disebut tegangan pemulihan (recovery
voltage).
Tegangan pemulihan pada kontak suatu pemutus daya tergantung pada
karakteristik rangkaian sistem yang hubungannya akan diputuskan. Berikut ini
akan ditunjukkan tegangan pemulihan untuk lima jenis.
a. Rangkaian AC Resistif
Pada Gambar 2.9 ditunjukkan pembukaan rangakaian resistif.
Mengacuh pada gambar 2.9, percamaan pada rangkaian ini adalah:
𝑉𝑠 = π‘‰π‘˜ βˆ’ π‘‰π‘Ÿ
Dimana :
Vs = tegangan sumber
Vk = tegangan sela kontak
Vr = tegangan resistor
Tegangan kontak adalah :
𝑉𝑠 = 𝑉𝑠 βˆ’ π‘‰π‘Ÿ
Saat kontak tertutup, tegangan kontak adalah nol, misalkan kontak dipisahkan saat
t = t1, maka timbul busur api dalam selang waktu t1 s/d t2. Dalam selang waktu ini,
tegangan kontak naik menjadi
π‘‰π‘˜ = 𝐼 𝑅 π‘Ž
Dimana :
I = arus busur api
Ra = tahanan busur api
Karena tahanan busur api relative kecil, kontak hanya beberapa puluh volt,
sehingga dapat diabaikan.
Kemudian busur api padam saat t = t2 dan mulai saat ini arus pada
rangkaian sama dengan nol, sehingga tegangan pada resisitor juga sama dengan
nol(Vr = 0). Terhitung mulai t = t2, tegangan pemulihan kontak menjadi:
Vk = Vs 2.4
Jika saat busur api mulai padam diambil sebagai acuan waktu, harga
sesaat tegangan kontak adalah:
^
Vk = -Vsin πœ” t 2.5
Dimana:
^
V = nilai puncak tegangan sesaat sumber
b.Rangkaian AC Kapasitif
Pada Gambar 2.10.a ditunjukkan suatu ranqkian kapasitif Sebelum
kontak pemutus daya terbuka, arus pada rangkaian ini terdahlu 900
listrik dari tegangan, seperti ditunjukkan pada Gambar 2.10.b. Sebelum
kontak terbuka, persamaan tegangan adalah sebagai berikut;
dengan tegangan sumber.
Tegangan pada kontak dapat dituliskan sebagai berikut:
Vs= Vk + Vc 2.6
di mana:
Vc = tegangan pada kondensator
Jika tegangan kontak diabaikan, maka tegangan kondensator sama dengan
tegangan sumber.
Tegangan pada kontak dapat dituliskan sebagai berikut:
Vk =Vs – Vc 2.7
Selama ada busur api, tegangan kondensator sama dengan tegangan sumber. Arus
sama dengan nol, yaitu saat t =t2 busur api padam. Pada saat itu tegangan
kapasitor sama dengan nilai puncak tegangan sesaat sumber, sehingga persamaan
tegangan kontak setelah busur api padam adalah:
^
Vk = Vs –V 2.8
jika saat busur api mulai padam diambil sebagai acuan waktu, maka
nilai sesaat tegangan kontak adalah:
^ ^
Vk = VCos πœ” t-V 2.9
Bentuk gelombang tegangan pemuihan ditunjukkan pada Gambar 2.10.b. Terlihat
bahwa kenaikan tegangan pemulihan relatif lambat dibandingkan dengan
tegangan pemu1ihan pada rangkaian resistif.
c.Rangkaian Induktif
pada Gambar 2.11.a ditunjukkan suatu rangkaian induktif. Sebelum
kontak pemutus daya terbuka, arus pada rangkaian ini terbelakang 900
listrik dari tegangan, seperti ditunjukkan pada Gambar 2.10.b. Sebelum
kontak terbuka, persamaan tegangan adalah sebagai berikut:
Vs = Vk – VL 2.10
Di mana:
VL =tegangan pada inductor
Vk = L
𝑑𝑖
𝑑𝑑
2.11
Tegangan pada kontak dapat dituliskan sebagai berikut:
Vk = Vs - VL 2.12
Misalnya, saat t = t2 kontak pemutus daya dibuka. Dalam selang
waktu t1 s/d t2 timbul busur api. Selam ada busur api, tegangan
induktor sama dengan tegangan sumber. Saat t = t2 arus sama dengan nol
dan busur api padam. Pada saat itu tegangan induktor sama dengan nol
[karena harga i pada Persamaan 2.11 sama dengan nol), sehingga persamaan
tegangan kontak setelah busur api padam adalah:
Vk =Vs 2.13
Jika saat busur api mulai padam dlambil sebagai acuan waktu, maka
harga sesaat tegangan kontak adalah:
V = V Cos πœ” t `2.14
Bentuk gelombang tegangan pemulihan ditunjukkan pada Gambar
2.11.b. Kenaikan tegangan pemulihan relatif cepat dibandingkan dengan tegangan
pemulihan pada rangkaian resistif. Hal ini memberi peluang besar bagi terjadinya
terpaan balik busur api.
d. rangkaian seri induktif-resistif
Pada rangkaian ini, arus terbelakang sebesar sudut fasa πœ‘, dari tegangan
sumber, di mana:
Tg-1 πœ‘ = ( 2πœ‹fL)/R 2.15
Semakin besar R semakin kecil pula sudut fasa πœ‘ ,dan kenaikan tagangan
pemulihan semakin kecil. Dengan kata lain, keberadaan resistor R dalam
rangkaian membuat kenaikan tegangan kontak semakin kecil.
dibuka sehingga rangkaian terbuka sempurna. Pada saat penutupan
pemutus daya, dapat terjadi tegangan lebih transien. Besar tegangan
transien ini dapat dikurangi dengan terlebih dahulu menutup kontak
bantu, beberapa saat kemudian kontak utama ditutup.
e. Rangkaian induktif-kapasitif
Pada Gambar 2.14 ditunjukkan suatu rangkaian yang merepresentasikan
suatu trafo yang mencatu arus kepada suatu kondensator statis.
Saat busur api padam, induktor (L) dan kondensator (c) membentuk rangkaian
osilator (L terhubung seridengan c), sehingga terjadi tegangan yang berosilasi
pada kondensator. Tegangan kontak juga akan berosilasi samahalnya dengan
tegangan kondensator. Frekuensi tegangan yang berosilasi ini adalah:
f =
1
2πœ‹ √ 𝐿𝐢
2.16
Tegangan yang dihasilkan adalah seperti ditunjukkan pada Gambar
2.14.b.
2.7 JENIS-JENIS PEMUTUS DAYA
jenis-jenis pemutus daya yang ditemui saat ini adalah:
a.Pemutus daya udara (Air Ciranit Breaker)
b.Pemutus daya minyak [Oil Circuit Breaker]
c.Pemutus daya udara tekan (Air-Blast Circuit Breaker)
d.Pemutus daya vakum (vacuum Circuit Breaker)
2.7.1 PEMUTUS DAYA UDARA (AIR CIRCUIT BREAKER)
Pemutus daya ini menggunakan metode pemadaman busur api yang paling
sederhana, yaitu dengan memperpanjang lintasan busur apinya Perpanjangan
busur api dapat dilakukan dengan beberapa cara, antara lain dengan menggunakan
kontak sela tanduk, seperti ditunjukan pada Gambar 2.15.
Pemutus daya seperti ini digunakan untuk rangkaian dc dan ac tegangan rendah,
dengan arus pemutusan sampai ratusan ampere.Khusus untuk pemutus daya ac
tegangan rendah, kontaknya dapat dibuat dari bahan bertitik-lebur rendah seperti
kuningan dan tembaga. Letak isolasi pendukung kontak harus diatur sedemikian
rupa sehingga tidak gosong karena panas yang ditimbulkan busur api.
Penggosongan isoiator akan memproduksi karbon sehingga isolator seakan-akan
menjadi elektroda dan darinya keluar elektron hasil emisi thermis yang dapat
mengawali terjadinya terpaan busur api balik.
Untuk rangkaian bertegangan lebih tinggi, konstruksi kontak dan pemadam busur
api dibuat seperti pada Gambar 2.16.a. Busur api yang sudah memanjang karena
dorongan udara, dipotong-potong menjadi beberapa seksi oleh tabir metal.
Sehingga busur api pada setiap seksi selain mengalami pemanjangan juga
mengalami efek pendinginan. Pemutus daya ini digunakan untuk tegangan
beberapa ribu volt dan dapat memutuskan arus beberapa ribu amper. Pemutus
daya jenis lain adalah seperti ditunjukkan pada Gambar 2.16.b. Tabirnnya dibuat
dari bahan isolator, sehingga busur api dipaksa menelusuri permukaan isolator.
Dalam hal ini pemadaman busur api
terjadi karena: (a) efek pemanjangan busur api, (b) efek perndinginan
permukaan isolator dan (c) karena partikel bermuatan mempunvai peluang
yang besar untuk mengadakan rekombinasi. Pemutus daya ini digunakan
untuk memutus arus sampai 50 kA dan dapat digunakan pada rangkaian
bertegangan sampai 10 kV.
2,7.2 PEMUTUS DAYA MINYAK (OIL CIRCUIT BREAKER]
Konstruksi pemutus daya minyak telah diberikan pada Gambar 1.2. Saat
kontak diplsahkan. busur api akan terjadi di dalam minyak sehingga
minyak menguap dan menimbulkan gelembung gas yang menyelubungi
busur api, seperti ditunjukkan pada Gambar 2.17.a.
Pada Gambar 2.17 .b ditunjukkan suatu kontak yang sudah dipisahkan. Busur api
terjadi dalam bilik berisi minyak. Gas yang timbul karena dekomposisi minyak
menimbulkan tekanan terhadap ,minyak, sehingga minyak juga terdorong ke
bawah melalui leher bilik. Di leher bilik, minyak ini melakukan kontak yang intim
dengan busur api. hal ini akan menimbulkan pendingina, bursur api, mendorong
proses rekombinasi dan menjauhkan partikel bermuatan dari lintasan busur api.
Jenis bilik kontak yang iain ditunjukkan pada Gambar 2.17.c. Leher bilik terbuat
dari laminasi isolasi. jika kontak bergerak ke bawah, minyak akan menglir dari
sela-sela laminasi, sehingga minyak terdorong dengan arah radial menuju busur
api. minyak yang berada di antara kontak sangat efektif memutuskan arus.
kelemahannya adalah minyak mudah terbakar dan kekentalan minyak
memperlambat pemisahan kontak, sehingga tidak cocok untuk system yang
membutuhkan pemutusan arus yang cepat.
2.7.3 PEMUTUS DAYA UDARA-TEKAN
Pada Gambar 2.18 ditunjukka, skema kontak pemutus daya udara tekan. Perautus
daya ini dirancang untuk mengatasi kelemaha, pada permutes daya minyak, yaitu
dengan membuat media isolator kontak yang dari bahan tidak mudah terbakar dan
tidak menghalangi pemisahan kontak, sehingga pemisahan kontak dapat
dilaksanakan dalam waktu yang sangat capat.
Pada Gambar 2.18.a, udara ditiupkan paralel dengan busur api. sedangkan
pada Gambar 2.18.b terlihat udara diuupkan tegak lurus terhadap busur api dan
mendorong busur api menelusuri permukaan tabir isoiator, sehingga busur api
bertambah panjang. pemutus daya jenis ini mampu memutus arus sampai 40 kA
pada rangkaian ac bertegangan sampai 765kv.
2.7.4 PEMUTUS DAYA VAKUM
Pada pemutus daya vakum, kontak ditempatan pada suatu bilik vakurn seperi
ditunjukkan pada Gambar 2.19. Untuk mencegah udara masuk ke dalarn bilik,
maka bilik harus ditutup rapat dan kontak bergeraknya diikat ketat dengan perapat
logam. Akibatnya, tidak ada penambahan elektron bebas yang mengawali
pembentukan busur api. Dengan kaia lain, busur api dapat dipadamkan.
2.8 PERTIMBANGAN DALAM PEMILIHAN PEMUTUS DAYA
Ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam rancangan suatu pemutus
daya, yaitu:
a. Tegangan efektif tertinggi dan frekuensi daya jaringan di mana pemutus
daya itu akan dipasang. Nilainya tergantung pada jenis pentanahan titik netral
sistem.
b. Arus maksimum kontinu yang akan dialirkan pemutus daya.
c. Arus hubung singkat maksimum yang akan diputus pemutus daya.
d. Lamanya maksimum arus hubung singkat yang boleh berlangsung.
e. jarak bebas antara bagian yang bertegangan tinggi dan objek lain di sekitarnya.
f. Jarak rambat arus bocor pada isolatornya.
g.Kekuatan dielektrik media isolator sela kontak.
h.iklim dan ketinggian lokasi penempatan pemutus daya.
Jika pemutus daya dipasang di lokasi yang ketinggiannva lebih dari 1000 m, maka
tegangan operasi maksimum pemutus daya harus dikoreksi dengan faktor
yang diberikan pada Tabel 2. 1
.
Kemampuan suatu pemutus daya dinyatakan dalam dua besaran yaitu:
a. Kemampuan pemutus arus yaitu harga efektif arus hubung singkatsimetri
yang dapat diputuskan pemutus daya tanpa menimbulkan kerusakan pada
kontak pemutus daya.
b. Kemampuan arus sesaat ,yaitu harga efektif arus hubung singkat asimetri
yang dapat dipikul pemutus daya tanpa menimbulkan kerusakan pada
pemutus daya.
Secara umum kemampuan arus sesaat adalah:
Im = 1,6 x Ihs
2.17
Sedangkan untuk tegangan di bawah 500 Volt, adalah:
Im = 1,5 x Ihs
2.18
Kapasitas daya sesaat pemutus daya adalah:
Sm =√3 Vpf x Im
2.19
Di mana:
Vpf = Tegangan fasa ke fasa sistem setelum terhubung singkat .Kemampuan
pemutusan arus pemutus daya adalah:
Ip = k x I’hs
2.20
Faktor k untuk berbagai jenis pemutus daya dapat dilihat pada Tabel 2.3
Factor k juga dapat dihitung secara pendekatan dengan persamaan dibawah ini:
𝐾 = √1 + 2𝑒 -[2topΟ‰R
π‘₯
]
2.21
Dimana:
Top = waktu pembukaan pemutus daya(detik)
Ο‰ = 2πœ‹f
f = frekuensi system(Hz)
Kapasitas pemutusan arus adalah:
Sp = √3 Vpf x Ip
2.22
Jika suatu pemutus daya bekerja pada tegangan di bawah tegangan
maksimum pengenalnya, maka kemampuan pemutusan arus pemutus
daya semakin besar, yakni menjadi:
Is = Ihsn x
π‘‰π‘šπ‘›
𝑉𝑠
2.23
di mana:
Is= kemampuan pemutusan arus pada tegangan V
Ihsn = keman-ipuan pemutusan 3r:us pengenal pemutus cla,va
Vmn = tegangan maksimum pengenal pemutus daya
Vs = tetangan sistem di mana pemutus daya bekerja
Harga maksimum kemampuan pemutusan arus suatu pemutus daya adalah:
Imaks =k.Ihsn
2.24
Sebagai contoh, misalkan suatu pemutus daya rnempunyai tegangan maksimum
pengenal 24 kv, kemampuan pemutusan arus pengenal 6.000 A dan faktor k = 2,2.
Kemampuan pemutusan arus maksimum pemutus daya ini adalah: 2,2 x 6.000 A =
13.200 A. Artinya, pemutus daya ini
dapat dipasang pada suatu sistem yang tegangannya lebih rendah dari 24 kv,
asalkan arus hubung singkat yang akan diputuskannya tidak lebih
dari 13.200 A.

More Related Content

What's hot

Tegangan Tinggi DC
Tegangan Tinggi DCTegangan Tinggi DC
Tegangan Tinggi DC
Gredi Arga
Β 
koordinasi isolasi
koordinasi isolasikoordinasi isolasi
koordinasi isolasi
dini setyadi
Β 
Proteksi sistem-tenaga-listrik
Proteksi sistem-tenaga-listrikProteksi sistem-tenaga-listrik
Proteksi sistem-tenaga-listrik
Johari Zhou Hao Li
Β 
Teknik tegangan tinggi DC
Teknik tegangan tinggi DCTeknik tegangan tinggi DC
Teknik tegangan tinggi DC
edofredikaa
Β 
Bab 13 generator sinkron
Bab 13   generator sinkronBab 13   generator sinkron
Bab 13 generator sinkron
Eko Supriyadi
Β 

What's hot (20)

Sumber Tegangan Tinggi Arus Searah
Sumber Tegangan Tinggi Arus SearahSumber Tegangan Tinggi Arus Searah
Sumber Tegangan Tinggi Arus Searah
Β 
Gardu induk
Gardu indukGardu induk
Gardu induk
Β 
Gangguan Pada Sistem Tenaga Listrik
Gangguan Pada Sistem Tenaga ListrikGangguan Pada Sistem Tenaga Listrik
Gangguan Pada Sistem Tenaga Listrik
Β 
Teknik Tegangan Tinggi
Teknik Tegangan TinggiTeknik Tegangan Tinggi
Teknik Tegangan Tinggi
Β 
Tugas Kelompok 4 - Teknik Tegangan Tinggi - Prof.Ir. Syamsir Abduh , MM, Ph.D...
Tugas Kelompok 4 - Teknik Tegangan Tinggi - Prof.Ir. Syamsir Abduh , MM, Ph.D...Tugas Kelompok 4 - Teknik Tegangan Tinggi - Prof.Ir. Syamsir Abduh , MM, Ph.D...
Tugas Kelompok 4 - Teknik Tegangan Tinggi - Prof.Ir. Syamsir Abduh , MM, Ph.D...
Β 
Buku ajar teknik_tegangan_tinggi
Buku ajar teknik_tegangan_tinggiBuku ajar teknik_tegangan_tinggi
Buku ajar teknik_tegangan_tinggi
Β 
Tegangan Tinggi DC
Tegangan Tinggi DCTegangan Tinggi DC
Tegangan Tinggi DC
Β 
koordinasi isolasi
koordinasi isolasikoordinasi isolasi
koordinasi isolasi
Β 
PROTEKSI SISTEM TENAGA LISTRIK
PROTEKSI SISTEM TENAGA LISTRIK PROTEKSI SISTEM TENAGA LISTRIK
PROTEKSI SISTEM TENAGA LISTRIK
Β 
Disconnecting Switch ( Saklar Pemisah )
Disconnecting Switch ( Saklar Pemisah )Disconnecting Switch ( Saklar Pemisah )
Disconnecting Switch ( Saklar Pemisah )
Β 
Teori kegagalan isolasi
Teori kegagalan isolasiTeori kegagalan isolasi
Teori kegagalan isolasi
Β 
Tugas Kelompok 1 Dasar Pembangkitan dan Pengukuran Teknik Tegangan Tinggi
Tugas Kelompok 1 Dasar Pembangkitan dan Pengukuran Teknik Tegangan TinggiTugas Kelompok 1 Dasar Pembangkitan dan Pengukuran Teknik Tegangan Tinggi
Tugas Kelompok 1 Dasar Pembangkitan dan Pengukuran Teknik Tegangan Tinggi
Β 
Transformer
TransformerTransformer
Transformer
Β 
Sistem proteksi tenaga listrik
Sistem proteksi tenaga listrikSistem proteksi tenaga listrik
Sistem proteksi tenaga listrik
Β 
Proteksi sistem-tenaga-listrik
Proteksi sistem-tenaga-listrikProteksi sistem-tenaga-listrik
Proteksi sistem-tenaga-listrik
Β 
GARDU INDUK SISTEM TENAGA LISTRIK
GARDU INDUK SISTEM TENAGA LISTRIK  GARDU INDUK SISTEM TENAGA LISTRIK
GARDU INDUK SISTEM TENAGA LISTRIK
Β 
Teknik tegangan tinggi DC
Teknik tegangan tinggi DCTeknik tegangan tinggi DC
Teknik tegangan tinggi DC
Β 
Jaringan distribusi tegangan rendah
Jaringan distribusi tegangan rendahJaringan distribusi tegangan rendah
Jaringan distribusi tegangan rendah
Β 
Bab 13 generator sinkron
Bab 13   generator sinkronBab 13   generator sinkron
Bab 13 generator sinkron
Β 
TEMBUS ZAT PADAT
TEMBUS ZAT PADATTEMBUS ZAT PADAT
TEMBUS ZAT PADAT
Β 

Viewers also liked

Franchise Book
Franchise BookFranchise Book
Franchise Book
mgeorge402
Β 
Kelas x smk teknik_pembangkit_tenaga_listrik_h.supari_muslim
Kelas x smk teknik_pembangkit_tenaga_listrik_h.supari_muslimKelas x smk teknik_pembangkit_tenaga_listrik_h.supari_muslim
Kelas x smk teknik_pembangkit_tenaga_listrik_h.supari_muslim
Hari Budiarto
Β 
Peralatan tegangan-tinggi
Peralatan tegangan-tinggiPeralatan tegangan-tinggi
Peralatan tegangan-tinggi
Yubel Sitompul
Β 
Collection highlights
Collection highlightsCollection highlights
Collection highlights
acklandartmuseum
Β 
GCES White Paper - Vapor-Tolerant and Aqueous RTOs
GCES White Paper - Vapor-Tolerant and Aqueous RTOsGCES White Paper - Vapor-Tolerant and Aqueous RTOs
GCES White Paper - Vapor-Tolerant and Aqueous RTOs
Dan Robles
Β 
ΰΉƒΰΈšΰΈ‡ΰΈ²ΰΈ™ΰΈ—ΰΈ΅ΰΉˆ 2
ΰΉƒΰΈšΰΈ‡ΰΈ²ΰΈ™ΰΈ—ΰΈ΅ΰΉˆ 2ΰΉƒΰΈšΰΈ‡ΰΈ²ΰΈ™ΰΈ—ΰΈ΅ΰΉˆ 2
ΰΉƒΰΈšΰΈ‡ΰΈ²ΰΈ™ΰΈ—ΰΈ΅ΰΉˆ 2
bussayamas1618
Β 
Bab ii kondisi geografis desa penujak
Bab ii kondisi geografis desa penujakBab ii kondisi geografis desa penujak
Bab ii kondisi geografis desa penujak
Sopia Kartika
Β 
Rj 0207 2012-ag-senasa
Rj 0207 2012-ag-senasaRj 0207 2012-ag-senasa
Rj 0207 2012-ag-senasa
Susi Quiroga
Β 
9707 s14 qp_21
9707 s14 qp_219707 s14 qp_21
9707 s14 qp_21
Saadia Riaz
Β 
9707 w14 ms_21
9707 w14 ms_219707 w14 ms_21
9707 w14 ms_21
Saadia Riaz
Β 
Χ“Χ€Χ™ Χ Χ—Χ™ΧͺΧ” בגורים Χ’ΧœΧ•Χ‘Χ•Χ‘
Χ“Χ€Χ™ Χ Χ—Χ™ΧͺΧ” בגורים Χ’ΧœΧ•Χ‘Χ•Χ‘Χ“Χ€Χ™ Χ Χ—Χ™ΧͺΧ” בגורים Χ’ΧœΧ•Χ‘Χ•Χ‘
Χ“Χ€Χ™ Χ Χ—Χ™ΧͺΧ” בגורים Χ’ΧœΧ•Χ‘Χ•Χ‘
Χ™Χ”Χ•Χ“Χ” Χ©ΧœΧ’Χ¨
Β 

Viewers also liked (20)

GARDU INDUK
GARDU  INDUK GARDU  INDUK
GARDU INDUK
Β 
Kegagalan Tembus Gas pada Teknik Tegangan Tinggi
Kegagalan Tembus Gas pada Teknik Tegangan TinggiKegagalan Tembus Gas pada Teknik Tegangan Tinggi
Kegagalan Tembus Gas pada Teknik Tegangan Tinggi
Β 
Franchise Book
Franchise BookFranchise Book
Franchise Book
Β 
Mega Trends and Forces Driving Change in Business Computing
Mega Trends and Forces Driving Change in Business Computing Mega Trends and Forces Driving Change in Business Computing
Mega Trends and Forces Driving Change in Business Computing
Β 
Kelas x smk teknik_pembangkit_tenaga_listrik_h.supari_muslim
Kelas x smk teknik_pembangkit_tenaga_listrik_h.supari_muslimKelas x smk teknik_pembangkit_tenaga_listrik_h.supari_muslim
Kelas x smk teknik_pembangkit_tenaga_listrik_h.supari_muslim
Β 
Peralatan tegangan-tinggi
Peralatan tegangan-tinggiPeralatan tegangan-tinggi
Peralatan tegangan-tinggi
Β 
Vedetes 1940 1970
Vedetes 1940 1970Vedetes 1940 1970
Vedetes 1940 1970
Β 
Collection highlights
Collection highlightsCollection highlights
Collection highlights
Β 
GCES White Paper - Vapor-Tolerant and Aqueous RTOs
GCES White Paper - Vapor-Tolerant and Aqueous RTOsGCES White Paper - Vapor-Tolerant and Aqueous RTOs
GCES White Paper - Vapor-Tolerant and Aqueous RTOs
Β 
ΰΉƒΰΈšΰΈ‡ΰΈ²ΰΈ™ΰΈ—ΰΈ΅ΰΉˆ 2
ΰΉƒΰΈšΰΈ‡ΰΈ²ΰΈ™ΰΈ—ΰΈ΅ΰΉˆ 2ΰΉƒΰΈšΰΈ‡ΰΈ²ΰΈ™ΰΈ—ΰΈ΅ΰΉˆ 2
ΰΉƒΰΈšΰΈ‡ΰΈ²ΰΈ™ΰΈ—ΰΈ΅ΰΉˆ 2
Β 
Closed manual
Closed manualClosed manual
Closed manual
Β 
Bab ii kondisi geografis desa penujak
Bab ii kondisi geografis desa penujakBab ii kondisi geografis desa penujak
Bab ii kondisi geografis desa penujak
Β 
Rj 0207 2012-ag-senasa
Rj 0207 2012-ag-senasaRj 0207 2012-ag-senasa
Rj 0207 2012-ag-senasa
Β 
Onet m6 52 math
Onet m6 52  mathOnet m6 52  math
Onet m6 52 math
Β 
Computer security
Computer securityComputer security
Computer security
Β 
Biblioteca
BibliotecaBiblioteca
Biblioteca
Β 
Engineering Services Forum - Wipro & Johnson Controls
Engineering Services Forum - Wipro & Johnson ControlsEngineering Services Forum - Wipro & Johnson Controls
Engineering Services Forum - Wipro & Johnson Controls
Β 
9707 s14 qp_21
9707 s14 qp_219707 s14 qp_21
9707 s14 qp_21
Β 
9707 w14 ms_21
9707 w14 ms_219707 w14 ms_21
9707 w14 ms_21
Β 
Χ“Χ€Χ™ Χ Χ—Χ™ΧͺΧ” בגורים Χ’ΧœΧ•Χ‘Χ•Χ‘
Χ“Χ€Χ™ Χ Χ—Χ™ΧͺΧ” בגורים Χ’ΧœΧ•Χ‘Χ•Χ‘Χ“Χ€Χ™ Χ Χ—Χ™ΧͺΧ” בגורים Χ’ΧœΧ•Χ‘Χ•Χ‘
Χ“Χ€Χ™ Χ Χ—Χ™ΧͺΧ” בגורים Χ’ΧœΧ•Χ‘Χ•Χ‘
Β 

Similar to Tugas 1

Basic electric guru
Basic electric guruBasic electric guru
Basic electric guru
Eko Supriyadi
Β 
PARTIEL DISHARGE DAN KORONA
PARTIEL DISHARGE DAN KORONAPARTIEL DISHARGE DAN KORONA
PARTIEL DISHARGE DAN KORONA
Politeknik Negeri Ujung Pandang
Β 
Bahan ajar LISTRIK KLS 9 MTSN DENANYAR
Bahan ajar LISTRIK KLS 9 MTSN DENANYARBahan ajar LISTRIK KLS 9 MTSN DENANYAR
Bahan ajar LISTRIK KLS 9 MTSN DENANYAR
Hisbulloh Huda
Β 

Similar to Tugas 1 (20)

semikonduktor
semikonduktorsemikonduktor
semikonduktor
Β 
Arus dan Resistansi
Arus dan ResistansiArus dan Resistansi
Arus dan Resistansi
Β 
Fisika Zat Padat
Fisika Zat PadatFisika Zat Padat
Fisika Zat Padat
Β 
Basic electric guru
Basic electric guruBasic electric guru
Basic electric guru
Β 
PARTIEL DISHARGE DAN KORONA
PARTIEL DISHARGE DAN KORONAPARTIEL DISHARGE DAN KORONA
PARTIEL DISHARGE DAN KORONA
Β 
semikonduktor
semikonduktorsemikonduktor
semikonduktor
Β 
Kegagalan gas pada transmisi tegangan tinggi
Kegagalan gas pada transmisi tegangan tinggiKegagalan gas pada transmisi tegangan tinggi
Kegagalan gas pada transmisi tegangan tinggi
Β 
Modul pet
Modul petModul pet
Modul pet
Β 
Freddy
FreddyFreddy
Freddy
Β 
Analisis bentuk gelombang dan pola pulsa pada pd
Analisis bentuk gelombang dan pola pulsa pada pdAnalisis bentuk gelombang dan pola pulsa pada pd
Analisis bentuk gelombang dan pola pulsa pada pd
Β 
Eldas pak andi
Eldas pak andiEldas pak andi
Eldas pak andi
Β 
Tugas Individu - Teknik Tegangan Tinggi - Prof.Ir. Syamsir Abduh , MM, Ph.D -...
Tugas Individu - Teknik Tegangan Tinggi - Prof.Ir. Syamsir Abduh , MM, Ph.D -...Tugas Individu - Teknik Tegangan Tinggi - Prof.Ir. Syamsir Abduh , MM, Ph.D -...
Tugas Individu - Teknik Tegangan Tinggi - Prof.Ir. Syamsir Abduh , MM, Ph.D -...
Β 
TRAFO
TRAFOTRAFO
TRAFO
Β 
Bahan ajar LISTRIK KLS 9 MTSN DENANYAR
Bahan ajar LISTRIK KLS 9 MTSN DENANYARBahan ajar LISTRIK KLS 9 MTSN DENANYAR
Bahan ajar LISTRIK KLS 9 MTSN DENANYAR
Β 
Quantum dot
Quantum dotQuantum dot
Quantum dot
Β 
Sel.Surya_Solar.Cell_Solar.Photovoltaic
Sel.Surya_Solar.Cell_Solar.PhotovoltaicSel.Surya_Solar.Cell_Solar.Photovoltaic
Sel.Surya_Solar.Cell_Solar.Photovoltaic
Β 
Sofyan inawan (saluran transmisi dan distribusi)
Sofyan inawan (saluran transmisi dan distribusi)Sofyan inawan (saluran transmisi dan distribusi)
Sofyan inawan (saluran transmisi dan distribusi)
Β 
Ringkasan tentang Solar Cell
Ringkasan tentang Solar CellRingkasan tentang Solar Cell
Ringkasan tentang Solar Cell
Β 
Rangkaian Listrik Searah.pptx
Rangkaian Listrik Searah.pptxRangkaian Listrik Searah.pptx
Rangkaian Listrik Searah.pptx
Β 
PRESENTASI - TEKNIK TEGANGAN TINGGI - KABEL TENAGA LISTRIK - RAFI REZA & GAL...
PRESENTASI - TEKNIK TEGANGAN TINGGI - KABEL TENAGA LISTRIK -  RAFI REZA & GAL...PRESENTASI - TEKNIK TEGANGAN TINGGI - KABEL TENAGA LISTRIK -  RAFI REZA & GAL...
PRESENTASI - TEKNIK TEGANGAN TINGGI - KABEL TENAGA LISTRIK - RAFI REZA & GAL...
Β 

Recently uploaded

TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHANTUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
wawan479953
Β 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
JuliBriana2
Β 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
nabilafarahdiba95
Β 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
pipinafindraputri1
Β 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
ssuser35630b
Β 
Regresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptx
Regresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptxRegresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptx
Regresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptx
RizalAminulloh2
Β 

Recently uploaded (20)

AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxAKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
Β 
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHANTUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
Β 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
Β 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
Β 
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
Β 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Β 
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptxOPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
Β 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
Β 
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdfKanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Β 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
Β 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Β 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
Β 
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMKAksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Β 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
Β 
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
Β 
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Β 
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfAksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Β 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Β 
Regresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptx
Regresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptxRegresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptx
Regresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptx
Β 
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAYSOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
Β 

Tugas 1

  • 1. BAB 2 PEMUTUS DAYA 2.1. PENDAHULUAN Setiap sistem tenaga listrik dilengkapi dengan sistem proteksi untuk mencegah terjadinya kerusakan pada peralatan sistem dan mempertahankan kestabilan sistem ketika terjadi gangguan, sehingga kontinuitas pelayanan dapat dipertahankan. Salah satu komponen system proteksi adalah pemutus daya (cicuit breaker ). Gambar 2.1. diagram segaris tenaga listrik interkoneksi Peranan pemutus daya dalam perawatan komponen system tenaga listrik juga dapat dijelaskan dengan gambar 2.1 diatas. Misalkan trafo T4 hendak dirawat sehingga pemutus daya 7 dan 8 harus dibuka. Akibatnya aliran daya kejaringan L2 akan terputus. Untuk mencegah pemutusan aliran daya, pemutus daya 9 ditutup sehingga jaringan L2 dipasok dari trafo T3. Syarat – syarat yang harus dipenuhi oleh suatu pemutus daya agar dapat melakukan hal – hal diatas, adalah sebagai berikut: 1. Mampu megalirkan arus maksimum secara kontinu. 2. Mampu memutuskan dan menutup jaringan dalam keadaan berbeban maupun terhubung singkat tanpa menimbulkan kerusakan pada pemutus daya itu sendiri. 3. Dapat memutus arus hubung singkat dengan kecepatan tinggi agar arus hubung singkat tidak sampai merusak peralatan system, membuat system kehilangan kesetabilan, dan merusak pemutus daya itu sendiri.
  • 2. 2.2. HUBUNGAN RELE DAN PEMUTUS DAYA Konstruksi suatu pemutus daya ditunjukkan pada Gambar 2.2. Bagian pemutus daya adalah kontak tetap dan kontak bergerak. Keterangan 1 = Kontak tetap 2 = Tontak bergerak 3 = Bilik kontak 4 = Tungkai penggerak 5 = Isolator 6 = Tangki berisi minyak Gambar 2.2. Kontruksi pemutus daya Hubungan kerja pemutus daya dan rele proteksi di tunjukkan pada Gambar 2.3. Misalakan hubung singkat terjatii pada fasa R. akibatnya arus di fasa R melonjak relatif besar. Arus yang besar ini melalui kumparan primer CT1, akibatnya arus yang mengalir di kumparan sekunder CT1 dan rele R1 juga semakin besar.
  • 3. 2.3. PROSES PEMUTUSAN RANGKAIAN SUATU SISTEM Proses pemutusan huburrgan suaiu rangkaian ciapai ,jijelasl:an deiigan Gambar 2.4. Garnbar 2.4.a. menunjukan rangkaian saat dialiri arus bolak-balik. Jika kontak tertutup sempurna, maka tahanan antar kontak sangat kecil sehingga tegangan antar kontak dapat diabaikan. misalkan kontak pemutus daya dibuka t =ta (dapat dilihat pada Garmbar 2.4.d). Keadaan rangkaian menjadi seperti ditunjukkan pada Gambar 2.4.b. Sesaat setelah pembukaan kontak akan tirnbul busur api di antara kontak, sehingga arus tetap mengalir pada rangkaian. Arus ini menimbulkan jatuh tegangan pada kontak, yaitu sebesar perkalian arus dengan tahanan busur api. Jatuh tegangan ini sangat kecil dibandingkan dengan puncak tegangan sumber dan berlangsung dalam selang waktu ta - tb. Selanjutnya pada saat ta - tb (Gambar 2.4.d) arus akan menjadi no1 dan pada saat bersamaan tegangan antar kontak menjadi sama dengan regangan sumber, dan berangsur naik menuju harga maksimal. Adanya beda tegangan di antara kontak dapat mengulangi terjadinya busur api. Misalnya pada saat t = tc
  • 4. 2.4 PROSES IONIASASI, DEIONISASI, DAN ETIISI 2.4.1 IONISASI Terjadinya atau padamnya busur api berhubungan dengan peristiwa ionisasi, deionisasi, dan emisi. Berikut ini akan dijelaskan secara singkat tentang ketiga peristiwa tersebut. Pada Gambar 2.5 ditunjukan model suatu atom helium. Inti atom ini terdiri atas dua proton bermuatan positif dan dua neutron yang tidak bermuatan. Dua elektron bermuatan negatif berputar mengelilingi inti atom dengan lintasan berbeda. Dalam keadaan normal jumlah proton sama dengan jumah elektron, Ionisasi dalarn gas dapat terjadi karena tiga hal, yaitu: adanya radiasi sinar kosmis, adanya massa yang membentur gas, dan kenaikan temperatur gas. a. Radiasi Sinar Kosmis Ruang di atas bumi secara terus-menerus dibombardir dengan partikel-patikel subatomik berenergi tinggi. Sebagian berasal dari matahari yang sering ciisebut sinar kosmis. b. Ionisasi Benturan Pada Gambar 2.6 ditunjukkan suatu gas berada di antara dua elektroda plat sejajar. Kedua e1ektroda diberi tegangan searah, akibatnya timbul medan listrik di antara kedua elektroda yang arahnya dari anoda ke katoda. Di dalam gas dimisalkan ada satu elektrc:- bebas hasil radiasi sinar kosmis (e"). Karena adanya medan listrik elektron ieiscbut :kan mengaiami gaya yang arahnya menuju anoda.
  • 5. c. Ionisasi Thermis Jika temperatur gas dalam suatu bejana tertutup dinaikkan, maka molekul- molekul gas akan bersirkulasi dengan kecepatan tinggi sehingga terjadi benturan antar molekul dengan molekul. Jika temperatur sernakin tinggi maka kecepatan molekul semakin tinggi, sehingga benturan antar molekul sernakin keras dan dapat membuat terlepasnya elektron dari molekul 2.4.2 DEIONISASI Jika suatu elekron bebas bergabung dengan suatu ion positif, akan dihasilkan suatu molekul netral. Peristiwa penggabungan ini disebut deionisasi. Ada empat proses deionisasi yang berhubungan dengan pemadaman busur api pada suatu pemutus daya yaitu: a). Deionisasi medan elektrik, b,).Deionisasi rekombinasi, c). Deicnisasi akibat pendinginan, dan d). Deionisasi tangkapan elektron. a. Deionisasi Medan Elektrik Telah dijelaskan sebelumnya bahwa medan elektrik timbul di antara dua plat sejajar bertegangan. Medan elektrik ini akan menimbulkan gaya pada muatan- muatan gas yang terdapat di antara elektroda b. Deionisasi Akibat Rckombinasi Rekombinasi adalah pengurangan muatan karena penggabungan elektron bebas dengan ion positif. Rekombinasi jarang terjadi dalam suatu gas. Peristiwa ini lebih mudah terjadi pada bidang batas antara gas dengan zat padat atau zat cair. c. Deionisasi Akibat Pendinginan pendinginan gas atau udara akan memperlambat gerakan molekul. Hal ini akan menghalangi terjadinya ionisasi therrnis dalam gas tersebut, sehingga pembentukan elektron bebas dan ion positif dapat dicegah. Pendinginan gas atau udara tidak secara langsung mengurangi partikel bermuatan, tetapi hanya menghalangi terjadinya ionisasi thermis dalam gas. d. Deionisasi Tangkapan Elektron Beberapa gas tertentu, seperti gas SF6, mempunyai atom netral yang giat menangkap elektron bebas yang bergerak di dekatnya. Penggabungan elektron bebas dengan atom netral menghasilkan ion negatif. 2.4.3 EMISI Emisi adalalah peristiwa peiepasan elektron dari permukaan suatu logam menjadi elektron bebas di dalam gas. Ada dua proses emisi yang berhubungan dengan pembentukan busur api pada pemutus daya, yaitu emisi thermis dan emisi mecian tinggi.
  • 6. a) Emisi Thermis suatu logam yang mempunyai titik lebur tinggi, seperti tungsten dan karbon, jika dipanaskan hingga bertemperatur tinggi, maka dari perrnukaannya akan dilepaskan elektron-elektron. Elektron tersebut keluar dari permukaannya dan menjadi elektron bebas di dalam gas. Proses inilah yang disebut ernisi thermis. b) Emisi Medan Tinggi Permukaan suatu logam tidak semuanya mulus, tetapi selalu ada titik - titik yang runcing. Jika logam tersebut dikenai medan eletrik seperti ditunjukan pada Gambar 2.7, elektron yang terdapat pada permukaan logam katoda [K] akan mengalarni gaya yang arahnya menuju anoda [A]. Elektron pada ujung runcing akan mengaiami gaya yang lebih besar karena intensitas rnedan elektrik di titik tersebut relatif lebih besar dibandingkan dengan intensitas medan elektrik di bagian yang datar. 2.5 PROSES TERJADINYA BUSUR API Jika kontak pemutus daya dipisahkan, beda potensial di antara kontak akan menimbulkan medan eiektrik di antara kontak tersebut, seperti ditunjukan pada Gambar 2.8. Arus yang sebelumnya mengalir pada kontak akan memanaskan kontak dan menghasilkan emisi thermis pada permukaan kontak. Sedangkan medan elektrik menimbulkan emisi medan tinggi pada kontak katoda (K). Kedua emisi ini menghasilkan elektron bebas yang sangat banyak dan bergerak menuju kontak anoda (A). Hasil emisi thermis dan emisi medan tinggi akan melanggengkan proses ionisasi. sehingga perpindahan muatan antar kontak terus berlangsung dan inilah yang disebut busur api.
  • 7. Untuk memadankan busur api tersebut perlu dilakukan usaha-usaha yang dapat menimbulkan proses deionisasi, antara lain dengan cara sebagai berikut: a. Meniupkan udara ke sela kontak, sehingga partikel-partikel hasil ionisasi dijauhkan dari sela kontak. b. Menyemburkan rninyak isolasi ke busur api untuk mernberi peluang yang lebih besar bagi proses rekombinasi. c. memotong busur api dengan tabir isolasi atau tabir logam, sehingga memberi peiuang yang lebih besar bagi proses rekombinasi. d. Membuat medium pemisah kontak dari gas elektronegatif sehingga elektron-elektron bebas tertangkap oleh molekui netral gas tersebut. 2.6 TEGANGAN PEMULIHAN KONTAK Jika pemutus daya digunakan memutuskan arus bolak - balik, maka ada saatnya arus berharga nol dan pada saat itu busur api akan padam. Selanjutnya media sela kontak akan memuiihkan dirinva menjadi isolasi, yaitu dengan berangsur-angsur menaikan kekuatan dielektriknya. Pada saat bersamaan, tegangan di sela kontak yang tadinya sangat kecil menjadi relatif besar. Tegangan sela kontak selama busur api padam disebut tegangan pemulihan (recovery voltage). Tegangan pemulihan pada kontak suatu pemutus daya tergantung pada karakteristik rangkaian sistem yang hubungannya akan diputuskan. Berikut ini akan ditunjukkan tegangan pemulihan untuk lima jenis. a. Rangkaian AC Resistif Pada Gambar 2.9 ditunjukkan pembukaan rangakaian resistif. Mengacuh pada gambar 2.9, percamaan pada rangkaian ini adalah: 𝑉𝑠 = π‘‰π‘˜ βˆ’ π‘‰π‘Ÿ Dimana : Vs = tegangan sumber Vk = tegangan sela kontak Vr = tegangan resistor
  • 8. Tegangan kontak adalah : 𝑉𝑠 = 𝑉𝑠 βˆ’ π‘‰π‘Ÿ Saat kontak tertutup, tegangan kontak adalah nol, misalkan kontak dipisahkan saat t = t1, maka timbul busur api dalam selang waktu t1 s/d t2. Dalam selang waktu ini, tegangan kontak naik menjadi π‘‰π‘˜ = 𝐼 𝑅 π‘Ž Dimana : I = arus busur api Ra = tahanan busur api Karena tahanan busur api relative kecil, kontak hanya beberapa puluh volt, sehingga dapat diabaikan. Kemudian busur api padam saat t = t2 dan mulai saat ini arus pada rangkaian sama dengan nol, sehingga tegangan pada resisitor juga sama dengan nol(Vr = 0). Terhitung mulai t = t2, tegangan pemulihan kontak menjadi: Vk = Vs 2.4 Jika saat busur api mulai padam diambil sebagai acuan waktu, harga sesaat tegangan kontak adalah: ^ Vk = -Vsin πœ” t 2.5 Dimana: ^ V = nilai puncak tegangan sesaat sumber b.Rangkaian AC Kapasitif
  • 9. Pada Gambar 2.10.a ditunjukkan suatu ranqkian kapasitif Sebelum kontak pemutus daya terbuka, arus pada rangkaian ini terdahlu 900 listrik dari tegangan, seperti ditunjukkan pada Gambar 2.10.b. Sebelum kontak terbuka, persamaan tegangan adalah sebagai berikut; dengan tegangan sumber. Tegangan pada kontak dapat dituliskan sebagai berikut: Vs= Vk + Vc 2.6 di mana: Vc = tegangan pada kondensator Jika tegangan kontak diabaikan, maka tegangan kondensator sama dengan tegangan sumber. Tegangan pada kontak dapat dituliskan sebagai berikut: Vk =Vs – Vc 2.7 Selama ada busur api, tegangan kondensator sama dengan tegangan sumber. Arus sama dengan nol, yaitu saat t =t2 busur api padam. Pada saat itu tegangan kapasitor sama dengan nilai puncak tegangan sesaat sumber, sehingga persamaan tegangan kontak setelah busur api padam adalah: ^ Vk = Vs –V 2.8 jika saat busur api mulai padam diambil sebagai acuan waktu, maka nilai sesaat tegangan kontak adalah: ^ ^ Vk = VCos πœ” t-V 2.9
  • 10. Bentuk gelombang tegangan pemuihan ditunjukkan pada Gambar 2.10.b. Terlihat bahwa kenaikan tegangan pemulihan relatif lambat dibandingkan dengan tegangan pemu1ihan pada rangkaian resistif. c.Rangkaian Induktif pada Gambar 2.11.a ditunjukkan suatu rangkaian induktif. Sebelum kontak pemutus daya terbuka, arus pada rangkaian ini terbelakang 900 listrik dari tegangan, seperti ditunjukkan pada Gambar 2.10.b. Sebelum kontak terbuka, persamaan tegangan adalah sebagai berikut: Vs = Vk – VL 2.10 Di mana: VL =tegangan pada inductor Vk = L 𝑑𝑖 𝑑𝑑 2.11 Tegangan pada kontak dapat dituliskan sebagai berikut: Vk = Vs - VL 2.12 Misalnya, saat t = t2 kontak pemutus daya dibuka. Dalam selang waktu t1 s/d t2 timbul busur api. Selam ada busur api, tegangan
  • 11. induktor sama dengan tegangan sumber. Saat t = t2 arus sama dengan nol dan busur api padam. Pada saat itu tegangan induktor sama dengan nol [karena harga i pada Persamaan 2.11 sama dengan nol), sehingga persamaan tegangan kontak setelah busur api padam adalah: Vk =Vs 2.13 Jika saat busur api mulai padam dlambil sebagai acuan waktu, maka harga sesaat tegangan kontak adalah: V = V Cos πœ” t `2.14 Bentuk gelombang tegangan pemulihan ditunjukkan pada Gambar 2.11.b. Kenaikan tegangan pemulihan relatif cepat dibandingkan dengan tegangan pemulihan pada rangkaian resistif. Hal ini memberi peluang besar bagi terjadinya terpaan balik busur api. d. rangkaian seri induktif-resistif Pada rangkaian ini, arus terbelakang sebesar sudut fasa πœ‘, dari tegangan sumber, di mana: Tg-1 πœ‘ = ( 2πœ‹fL)/R 2.15
  • 12. Semakin besar R semakin kecil pula sudut fasa πœ‘ ,dan kenaikan tagangan pemulihan semakin kecil. Dengan kata lain, keberadaan resistor R dalam rangkaian membuat kenaikan tegangan kontak semakin kecil. dibuka sehingga rangkaian terbuka sempurna. Pada saat penutupan pemutus daya, dapat terjadi tegangan lebih transien. Besar tegangan transien ini dapat dikurangi dengan terlebih dahulu menutup kontak bantu, beberapa saat kemudian kontak utama ditutup. e. Rangkaian induktif-kapasitif Pada Gambar 2.14 ditunjukkan suatu rangkaian yang merepresentasikan suatu trafo yang mencatu arus kepada suatu kondensator statis.
  • 13. Saat busur api padam, induktor (L) dan kondensator (c) membentuk rangkaian osilator (L terhubung seridengan c), sehingga terjadi tegangan yang berosilasi pada kondensator. Tegangan kontak juga akan berosilasi samahalnya dengan tegangan kondensator. Frekuensi tegangan yang berosilasi ini adalah: f = 1 2πœ‹ √ 𝐿𝐢 2.16 Tegangan yang dihasilkan adalah seperti ditunjukkan pada Gambar 2.14.b. 2.7 JENIS-JENIS PEMUTUS DAYA jenis-jenis pemutus daya yang ditemui saat ini adalah: a.Pemutus daya udara (Air Ciranit Breaker) b.Pemutus daya minyak [Oil Circuit Breaker] c.Pemutus daya udara tekan (Air-Blast Circuit Breaker) d.Pemutus daya vakum (vacuum Circuit Breaker) 2.7.1 PEMUTUS DAYA UDARA (AIR CIRCUIT BREAKER) Pemutus daya ini menggunakan metode pemadaman busur api yang paling sederhana, yaitu dengan memperpanjang lintasan busur apinya Perpanjangan busur api dapat dilakukan dengan beberapa cara, antara lain dengan menggunakan kontak sela tanduk, seperti ditunjukan pada Gambar 2.15.
  • 14. Pemutus daya seperti ini digunakan untuk rangkaian dc dan ac tegangan rendah, dengan arus pemutusan sampai ratusan ampere.Khusus untuk pemutus daya ac tegangan rendah, kontaknya dapat dibuat dari bahan bertitik-lebur rendah seperti kuningan dan tembaga. Letak isolasi pendukung kontak harus diatur sedemikian rupa sehingga tidak gosong karena panas yang ditimbulkan busur api. Penggosongan isoiator akan memproduksi karbon sehingga isolator seakan-akan menjadi elektroda dan darinya keluar elektron hasil emisi thermis yang dapat mengawali terjadinya terpaan busur api balik. Untuk rangkaian bertegangan lebih tinggi, konstruksi kontak dan pemadam busur api dibuat seperti pada Gambar 2.16.a. Busur api yang sudah memanjang karena dorongan udara, dipotong-potong menjadi beberapa seksi oleh tabir metal. Sehingga busur api pada setiap seksi selain mengalami pemanjangan juga mengalami efek pendinginan. Pemutus daya ini digunakan untuk tegangan beberapa ribu volt dan dapat memutuskan arus beberapa ribu amper. Pemutus daya jenis lain adalah seperti ditunjukkan pada Gambar 2.16.b. Tabirnnya dibuat dari bahan isolator, sehingga busur api dipaksa menelusuri permukaan isolator. Dalam hal ini pemadaman busur api terjadi karena: (a) efek pemanjangan busur api, (b) efek perndinginan
  • 15. permukaan isolator dan (c) karena partikel bermuatan mempunvai peluang yang besar untuk mengadakan rekombinasi. Pemutus daya ini digunakan untuk memutus arus sampai 50 kA dan dapat digunakan pada rangkaian bertegangan sampai 10 kV. 2,7.2 PEMUTUS DAYA MINYAK (OIL CIRCUIT BREAKER] Konstruksi pemutus daya minyak telah diberikan pada Gambar 1.2. Saat kontak diplsahkan. busur api akan terjadi di dalam minyak sehingga minyak menguap dan menimbulkan gelembung gas yang menyelubungi busur api, seperti ditunjukkan pada Gambar 2.17.a. Pada Gambar 2.17 .b ditunjukkan suatu kontak yang sudah dipisahkan. Busur api terjadi dalam bilik berisi minyak. Gas yang timbul karena dekomposisi minyak menimbulkan tekanan terhadap ,minyak, sehingga minyak juga terdorong ke bawah melalui leher bilik. Di leher bilik, minyak ini melakukan kontak yang intim dengan busur api. hal ini akan menimbulkan pendingina, bursur api, mendorong proses rekombinasi dan menjauhkan partikel bermuatan dari lintasan busur api. Jenis bilik kontak yang iain ditunjukkan pada Gambar 2.17.c. Leher bilik terbuat dari laminasi isolasi. jika kontak bergerak ke bawah, minyak akan menglir dari sela-sela laminasi, sehingga minyak terdorong dengan arah radial menuju busur
  • 16. api. minyak yang berada di antara kontak sangat efektif memutuskan arus. kelemahannya adalah minyak mudah terbakar dan kekentalan minyak memperlambat pemisahan kontak, sehingga tidak cocok untuk system yang membutuhkan pemutusan arus yang cepat. 2.7.3 PEMUTUS DAYA UDARA-TEKAN Pada Gambar 2.18 ditunjukka, skema kontak pemutus daya udara tekan. Perautus daya ini dirancang untuk mengatasi kelemaha, pada permutes daya minyak, yaitu dengan membuat media isolator kontak yang dari bahan tidak mudah terbakar dan tidak menghalangi pemisahan kontak, sehingga pemisahan kontak dapat dilaksanakan dalam waktu yang sangat capat. Pada Gambar 2.18.a, udara ditiupkan paralel dengan busur api. sedangkan pada Gambar 2.18.b terlihat udara diuupkan tegak lurus terhadap busur api dan mendorong busur api menelusuri permukaan tabir isoiator, sehingga busur api bertambah panjang. pemutus daya jenis ini mampu memutus arus sampai 40 kA pada rangkaian ac bertegangan sampai 765kv.
  • 17. 2.7.4 PEMUTUS DAYA VAKUM Pada pemutus daya vakum, kontak ditempatan pada suatu bilik vakurn seperi ditunjukkan pada Gambar 2.19. Untuk mencegah udara masuk ke dalarn bilik, maka bilik harus ditutup rapat dan kontak bergeraknya diikat ketat dengan perapat logam. Akibatnya, tidak ada penambahan elektron bebas yang mengawali pembentukan busur api. Dengan kaia lain, busur api dapat dipadamkan. 2.8 PERTIMBANGAN DALAM PEMILIHAN PEMUTUS DAYA Ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam rancangan suatu pemutus daya, yaitu: a. Tegangan efektif tertinggi dan frekuensi daya jaringan di mana pemutus daya itu akan dipasang. Nilainya tergantung pada jenis pentanahan titik netral sistem. b. Arus maksimum kontinu yang akan dialirkan pemutus daya. c. Arus hubung singkat maksimum yang akan diputus pemutus daya. d. Lamanya maksimum arus hubung singkat yang boleh berlangsung. e. jarak bebas antara bagian yang bertegangan tinggi dan objek lain di sekitarnya. f. Jarak rambat arus bocor pada isolatornya. g.Kekuatan dielektrik media isolator sela kontak. h.iklim dan ketinggian lokasi penempatan pemutus daya. Jika pemutus daya dipasang di lokasi yang ketinggiannva lebih dari 1000 m, maka tegangan operasi maksimum pemutus daya harus dikoreksi dengan faktor
  • 18. yang diberikan pada Tabel 2. 1 . Kemampuan suatu pemutus daya dinyatakan dalam dua besaran yaitu: a. Kemampuan pemutus arus yaitu harga efektif arus hubung singkatsimetri yang dapat diputuskan pemutus daya tanpa menimbulkan kerusakan pada kontak pemutus daya. b. Kemampuan arus sesaat ,yaitu harga efektif arus hubung singkat asimetri yang dapat dipikul pemutus daya tanpa menimbulkan kerusakan pada pemutus daya.
  • 19. Secara umum kemampuan arus sesaat adalah: Im = 1,6 x Ihs 2.17 Sedangkan untuk tegangan di bawah 500 Volt, adalah: Im = 1,5 x Ihs 2.18 Kapasitas daya sesaat pemutus daya adalah: Sm =√3 Vpf x Im 2.19 Di mana: Vpf = Tegangan fasa ke fasa sistem setelum terhubung singkat .Kemampuan pemutusan arus pemutus daya adalah: Ip = k x I’hs 2.20 Faktor k untuk berbagai jenis pemutus daya dapat dilihat pada Tabel 2.3
  • 20. Factor k juga dapat dihitung secara pendekatan dengan persamaan dibawah ini: 𝐾 = √1 + 2𝑒 -[2topΟ‰R π‘₯ ] 2.21 Dimana: Top = waktu pembukaan pemutus daya(detik) Ο‰ = 2πœ‹f f = frekuensi system(Hz) Kapasitas pemutusan arus adalah: Sp = √3 Vpf x Ip 2.22 Jika suatu pemutus daya bekerja pada tegangan di bawah tegangan
  • 21. maksimum pengenalnya, maka kemampuan pemutusan arus pemutus daya semakin besar, yakni menjadi: Is = Ihsn x π‘‰π‘šπ‘› 𝑉𝑠 2.23 di mana: Is= kemampuan pemutusan arus pada tegangan V Ihsn = keman-ipuan pemutusan 3r:us pengenal pemutus cla,va Vmn = tegangan maksimum pengenal pemutus daya Vs = tetangan sistem di mana pemutus daya bekerja Harga maksimum kemampuan pemutusan arus suatu pemutus daya adalah: Imaks =k.Ihsn 2.24 Sebagai contoh, misalkan suatu pemutus daya rnempunyai tegangan maksimum pengenal 24 kv, kemampuan pemutusan arus pengenal 6.000 A dan faktor k = 2,2. Kemampuan pemutusan arus maksimum pemutus daya ini adalah: 2,2 x 6.000 A = 13.200 A. Artinya, pemutus daya ini dapat dipasang pada suatu sistem yang tegangannya lebih rendah dari 24 kv, asalkan arus hubung singkat yang akan diputuskannya tidak lebih dari 13.200 A.