SlideShare a Scribd company logo
1 of 16
Download to read offline
SMKN 22 JAKARTA

Sistem Politik di
Indonesia
Muhammad Ilham Sunardi
X TKJ I
Kata Pengantar ................................................................................... 2
Bab I ..................................................................................................... 3
Latar Belakang ............................................................................................ 3
Tujuan ......................................................................................................... 4
Metode ........................................................................................................ 4

Bab II .................................................................................................... 4
Perumusan Masalah .................................................................................... 4

Bab III .................................................................................................. 5
Pembahasan................................................................................................. 5

Kesimpulan .......................................................................................... 14
Daftar Pustaka..................................................................................... 15

1
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan petunjuk dan kemudahan dalam mewujudkan sumbangsih kepada
dunia pendidikan berupa laporan berjudul “Sistem Politik di Indonesia”.
Sebagai bahan bacaan, laporan ini merupakan hasil dari pencarian penulis baik
melalui buku-buku referensi maupun dari internet.
Diharapkan setelah membaca laporan ini, pembaca dapat menjelaskan secara
sistematis mengenai sistem politik yang ada di Indonesia.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan laporan ini.
Maka dari itu, penulis dengan tangan terbuka menerima kritik dan saran yang
membangun demi kesempurnaan bacaan ini.

Jakarta, 15 Januari 2014

Penulis

2
Bab I
Latar Belakang
Dalam perspektif sistem, sistem politik adalah subsistem dari sistem social. Perspektif atau
pendekatan sistem melihat kesesluruhan interaksi yang ada dalam suatu sistem, yakni suatu
unit yang relative tetap diantara elemen-elemen pembentuknya. Kehidupan politik dari
perspektif sistem bisa dilihat dari berbagai sudut, misalnya dengan menekankan pada
kelembagaan yang ada kita bisa melihat pada struktur hubungan antara berbagai lembaga atau
institusi pembentuk sistem politik.
Hubungan antara berbagai lembaga Negara sebagai pusat kekuatan politik misalnya
merupakan suatu aspek, sedangkan peranan partai politik dan kelompok-kelompok penekan
merupakan bagian lain dari suatu sistem politik. Dengan merubah sudut pandang maka sistem
politik bisa dilihat sebagai kebudayaan politik, lembaga-lembaga politik, dan perilaku politik.
Salah satu syarat penting dalam memahami bagaimana sistem politik Indonesia adalah
melalui pengembangan wawasan dengan melibatkan institusi-institusi nasional dan
Internasional. Artinya, lingkungan internal dan eksternal sebagai batasan dari suatu sistem
politik Indonesia harus dipahami.
Akhirnya, mengingat begitu luas pembicaraan mengenai sistem politik Indonesia, maka
penulis hanya membahas sistem politik.

3
Tujuan
Setelah membaca laporan ini, pembaca diharapkan dapat menjelaskan secara
rinci dan sistematis mengenai sistem politik di Indonesia dan memberikan info
terhadap pembaca akan makna dari sistem politik.
Selain itu, juga berfungsi sebagai media informasi seberapa besar manfaat
sistem politik kepada masyarakat

Metode
1. Kepustakaan
Penulis menggunakan metode ini untuk mencari informasi terkait dengan
materi yang akan disampaikan. Penulis menggunakan buku-buku yang
menjadi referansi bacaan dari materi terkait. Penulis juga mencari melalui
jurnal-jurnal ilmiah tentang ketatanegaraan serta mencari baik dari media
massa maupun media Internet.

Bab II
Perumusan Masalah
Didalam makalah ini dirumuskan beberapa masalah diantaranya :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Apa yang dimaksud sistem politik ?
Apa saja unsur-unsur yang ada dalam sistem politik ?
Apa saja ciri-ciri sistem politik ?
Bagaimana proses politik di Indonesia ?
Apa sajakah macam-macam sistem politik di dunia dan Indonesia ?
Bagaimana sejarah sistem politik yang pernah ada di Indonesia ?
Apa sajakah komponen pendukung Sistem Politik Demokrasi di Indonesia ?

4
Bab III
Pembahasan
1. Pengertian Sistem Politik
Sebelum mengerti akan definisi dari sistem politik, akan dijelaskan terlebih dahulu
mengenai definisi sistem dan definisi politik.
a. Definisi Sistem
Secara umum, sistem dapat didefinisikan sebagai suatu kesatuan yang didalamnya
melibatkan bagian-bagian yang saling berkaitan. Sedang definisi sistem yang lebih
rinci adalah suatu kesatuan yang mengandung elemen-elemen yang terikat
didalamnya dan saling bergantung satu sama lain.
b. Definisi Politik
Politik berasal dari bahasa Yunani yaitu polis yang berarti berstatus Negara atau
Negara kota yang kegiatannya untuk kelestarian dan perkembangan kotanya.
Jadi dapat didefinisikan bahwa politik adalah bermacam-macam kegiatan dalam
suatu Negara yang menyangkut proses kelestarian dan perkembangan sebuah
negara dalam melaksanakan tujuan-tujuannya.
c. Definisi Sistem Politik
Definisi mengenai sistem politik berbeda-beda menurut para ahli politik diantaranya :
1. Sukarna
Sistem politik adalah suatu tata cara untuk mengatur atau mengolah bagaimana
memperoleh suatu kekuasaan di dalam negara, mengatur hubungan pemerintah
dengan rakyat atau sebaliknya, dan pengaturan negara terhadap negara serta
pengaturan negara terhadap rakyatnya.
2. Robert Dahl
Sistem politik merupakan pola yang tetap dari hubungan antara manusia serta
melibatkan sesuatu yang luas dan berarti tentang kekuasaan, aturan-aturan, dan
kewenangan.
3. David Easton
Sistem politik adalah interaksi yang diabstraksikan dari seluruh tingkah laku sosial
sehingga nilai-nilai dialokasikan secara otoritatif kepada masyarakat.
4. Rusadi Kantaprawira
Sistem politik merupakan mekanisme atau cara kerja serangkaian fungsi atau
peranan dalam sistem politik yang berhubungan satu sama lain dan menunjukkan
suatu proses yang langgeng.

5
Berdasarkan pendapat para ahli diatas, dapat dirumuskan bahwa definisi sistem politik adalah
suatu mekanisme seperangkat fungsi atau peranan dalam struktur politik dalam
hubungannya satu sama lain yang menunjukkan suatu proses yang langgeng yang
mengendung dimensi waktu.

2. Unsur Sistem Politik
Dari ulasan singkat diatas bisa dikatakan bahwa dalam setiap sistem politik paling
tidak mencakup tiga unsur, yaitu :
a. Fungsi integrasi dan adaptasi terhadap masyarakat, baik ke dalam maupun ke luar.
b. Penempatan nilai-nilai dalam masyarakat berdasarkan kewenangan
c. Penggunaan kewenangan atau kekuasaan, baik secara sah ataupun tidak.

3.

Ciri-Ciri Sistem Politik
Tentang ciri-ciri sistem politik ini. David Easton dalam artikelnya yang berjudul “An
Approach to the Analysis of Political Systems” mengemukakan empat ciri antara
lain :
a. Adanya unit-unit yang membentuk sistem itu, sekaligus batas-batas pengaruhnya
b. Adanya input dan output yang tetap
c. Adanya jenis dan tingkat diferensiasi dalam sistem dimana suatu sistem politik
harus menjalankan pekerjaan bermacam-macam dalam waktu yang terbatas maka
paling tidak strukturnya harus mengenal diferensiasi minimal.
d. Adanya integrasi sistem politik yang mencerminkan pula tingkat efisiensinya.

6
4. Proses Politik
Fungsi-fungsi politik yang ada dalam setiap sistem politik dapat dibagi menjadi dua
bagian, yaitu fungsi input dan fungsi output. Fungsi input mencakup artikulasi
kepentingan, agregasi kepentingan, sosialisasi politik, komunikasi politik, dan rekruitmen
politik. Sedangkan, fungsi output meliputi pembuatan, penerapan, dan penghakiman
kebijakan. Lantas, bagaimana proses politik di Indonesia ?
Proses politik dimulai dengan masuknya input berupa kepentingan yang diartikulasikan
atau dinyatakan oleh kelompok kepentingan dan diagregasikan (dipadukan) oleh partai
politik sehingga kepentingan-kepentingan khusus itu menjadi suatu usulan kebijakan
yang lebih umum dan selanjutnya dimasukkan ke dalam proses pembuatan kebijakan
yang dilakukan oleh badan legislatif dan eksekutif.
Dalam tahap ini, input diubah menjadi output berupa kebijakan karena tahap ini disebut
sebagai tahap konversi. Dan tahap inilah yang merupaka inti dari keseluruhan proses
politik. Kebijakan itu dilaksanakan oleh birokrasi1 dan kesungguhan pelaksananya
dijamin oleh fungsi penghakiman yang dijalankan oleh badan peradilan. Sementara itu,
dalam setiap tahap proses politik juga berjalan fungsi-fungsi sosialisasi, komunikasi, dan
rekruitmen politik.

5. Macam-Macam Sistem Politik di Dunia dan Indonesia
Di Indonesia dan di dunia telah dikenal banyak sekali sistem politik, namun yang dapat
berkembang sampai sekarang adalah sistem politik Monarki, Demokratis, dan Federasi.

A. Monarki
Monarki, berasal dari bahasa Yunani yang berarti satu, dan yang berarti pemerintah.
Monarki merupakan sejenis pemerintahan yang dipimpin oleh seorang penguasa monarki.
Monarki atau sistem politik kerajaan adalah sistem tertua di dunia. Pada awal kurun ke-19,
terdapat lebih 900 tahta kerajaan di dunia, tetapi menurun menjadi 240 dalam abad ke-20.
Sedangkan pada dekade kedelapan abad ke-20, hanya 40 takhta saja yang masih ada. Dari
jumlah tersebut, hanya empat negara mempunyai penguasa monarki yang mutlak2
dan selebihnya terbatas kepada sistem konstitusi.
Perbedaan di antara penguasa monarki dengan presiden sebagai kepala negara adalah
penguasa monarki menjadi kepala negara sepanjang hayatnya, sedangkan presiden
biasanya memegang jabatan ini untuk jangka waktu tertentu3. Namun dalam negaranegara federasi seperti Malaysia, penguasa monarki atau Yang dipertuan Agung hanya
berkuasa selama 5 tahun dan akan digantikan dengan penguasa monarki dari negeri lain
dalam persekutuan.

1

Birokrasi adalah suatu rantai komando politik dengan bentuk piramida
Keempat negara itu diantaranya ada negara Inggris dan Jepang
3
Ditentukan lewat pemilu secara berkala
2

7
B. Demokratis
Demokrasi adalah bentuk pemerintahan yang semua warga negaranya memiliki hak setara
dalam pengambilan keputusan yang dapat mengubah hidup mereka. Demokrasi
mengizinkan warga negara berpartisipasi baik secara langsung atau melalui perwakilan
dalam perumusan, pengembangan, dan pembuatan hukum. Demokrasi mencakup kondisi
sosial, ekonomi, dan budaya yang memungkinkan adanya praktik kebebasan politik
secara bebas dan setara.4

C. Federasi
Dalam pengertian modern, sebuah federasi adalah sebuah bentuk pemerintahan di mana
beberapa negara bagian bekerja sama dan membentuk kesatuan yang disebut negara
federal5. Masing-masing negara bagian memiliki beberapa otonomi khusus dan
pemerintahan pusat mengatur beberapa urusan yang dianggap nasional. Dalam sebuah
federasi setiap negara bagian biasanya memiliki otonomi yang tinggi dan bisa mengatur
pemerintahan dengan cukup bebas. Ini berbeda dengan sebuah negara kesatuan, di mana
biasanya hanya ada provinsi saja. Kelebihan sebuah negara kesatuan, ialah adanya
keseragaman antar semua provinsi.
Federasi mungkin multi-etnik, atau melingkup wilayah yang luas dari sebuah wilayah,
meskipun keduanya bukan suatu keharusan. Federasi biasanya ditemukan dalam sebuah
persetujuan awal antara beberapa negara bagian "berdaulat". Bentuk pemerintahan atau
struktur konstitusional ditemukan dalam federasi dikenal sebagai federalisme.

6. Sejarah Sistem Politik di Indonesia
A. Orde Lama (1950-1966)
Era 1950-1959 adalah era di mana presiden Soekarno memerintah menggunakan
konstitusi Undang-Undang Dasar Sementara Republik Indonesia 1950. Periode ini
berlangsung mulai dari 17 Agustus 1950 sampai 6 Juli 1959 Sebelum Republik
Indonesia Serikat6 dinyatakan bubar, pada saat itu terjadi demo besar-besaran menuntut
pembuatan suatu Negara Kesatuan. Maka melalui perjanjian antara tiga negara bagian,
Negara Republik Indonesia, Negara Indonesia Timur, dan Negara Sumatera Timur
dihasilkan perjanjian pembentukan Negara Kesatuan pada tanggal 17 Agustus 1950.
Sejak 17 Agustus 1950, Negara Indonesia diperintah dengan menggunakan UndangUndang Dasar Sementara Republik Indonesia 1950 yang menganut sistem kabinet
parlementer. Undang-Undang Dasar Sementara Republik Indonesia, atau dikenal dengan
UUDS 1950, adalah konstitusi yang berlaku di negara Republik Indonesia sejak 17
Agustus 1950 hingga dikeluarkannya Dekrit Presiden 5 Juli 1959.

4

Karena sifat sistem politik inilah yang membuat demokrasi lebih dapat diterima oleh masyarakat di Indonesia
karena sifatnya yang pro dengan Pancasila dan UUD 1945.
5
Contoh sistem federasi ada di negara Malaysia dan Amerika Serikat.
6
Republik Indonesia Serikat (RIS) adalah bentuk negara Indonesia pasca ditandatanganinya Konferensi Meja
Bundar (KMB) pada tanggal 27 Desember 1949. Didalam naskah Konverensi tertulis bahwa Belanda mengakui
kedaulatan Republik Indonesia apabila berbentuk Negara Serikat.

8
Terjadi penyimpangan dari ketentuan UUD ’45 antara lain:



Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP) berubah fungsi dari pembantu presiden
menjadi badan yang diserahi kekuasaan legislatif dan ikut menetapkan GBHN yang
merupakan wewenang MPR.
Terjadinya perubahan sistem kabinet presidensial menjadi kabinet parlementer
berdasarkan usul BP – KNIP Didasarkan pada konstitusi RIS. Pemerintahan yang
diterapkan saat itu adalah system parlementer cabinet semu (Quasy Parlementary).
Sistem Pemerintahan yang dianut pada masa konstitusi RIS bukan cabinet
parlementer murni karena dalam system parlementer murni, parlemen mempunyai
kedudukan yang sangat menentukan terhadap kekuasaan pemerintah.

Landasannya adalah UUD ’50 pengganti konstitusi RIS ’49. Sistem Pemerintahan yang
dianut adalah parlementer cabinet dengan demokrasi liberal yang masih bersifat semu.
Ciri-ciri:





Presiden dan wakil presiden tidak dapat diganggu gugat.
Menteri bertanggung jawab atas kebijakan pemerintahan.
Presiden berhak membubarkan DPR.
Perdana Menteri diangkat oleh Presiden.

UUDS 1950 ditetapkan berdasarkan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1950 tentang
Perubahan Konstitusi Sementara Republik Indonesia Serikat menjadi Undang-Undang
Dasar Sementara Republik Indonesia, dalam Sidang Pertama Babak ke-3 Rapat ke-71
DPR RIS tanggal 14 Agustus 1950 di Jakarta. Konstitusi ini dinamakan "sementara",
karena hanya bersifat sementara, menunggu terpilihnya Konstituante hasil pemilihan
umum yang akan menyusun konstitusi baru. Pemilihan Umum 1955 berhasil memilih
Konstituante secara demokratis, namun Konstituante gagal membentuk konstitusi baru
hingga berlarut-larut.
Demokrasi terpimpin selalu diasosiasikan dengan kepemimpinan Sukarno yang otoriter.
Hal itu berawal dari gagalnya usaha untuk kembali ke UUD 1945 dengan melalui
Konstituante dan rentetan peristiwa-peristiwa politik yang mencapai klimaksnya dalam
bulan Juni 1959 yang akhirnya mendorong Presiden Soekarno mengeluarkan Dekrit
Presiden pada tanggal 5 Juli 1959.
Dekrit itu dikeluarkan dalam suatu acara resmi di Istana Merdeka, mengumumkan Dekrit
Presiden mengenai pembubaran Konstituante dan berlakunya kembali UUD 1945 dalam
kerangka sebuah sistem demokrasi yakni Demokrasi Terpimpin. Dekrit yang dilontarkan
oleh Presiden Soekarno pada tanggal 5 Juli 1959 mendapatkan sambutan dari masyarakat
Republik Indonesia yang pada waktu itu sangat menantikan kehidupan negara yang stabil.
Namun kekuatan dekrit tersebut bukan hanya berasal dari sambutan yang hangat dari
sebagian besar rakyat Indonesia, tetapi terletak dalam dukungan yang diberikan oleh
unsur-unsur penting negara lainnya, seperti Mahkamah Agung dan KSAD. Dengan
dikeluarkannya Dekrit Presiden, Kabinet Djuanda dibubarkan dan pada tanggal 9 Juli
1959, diganti dengan Kabinet Kerja. Dalam kabinet tersebut Presiden Soekarno bertindak
sebagai perdana menteri, sedangkan Ir. Djuanda bertindak sebagai menteri pertama.

9
Presiden mempunyai kekuasaan mutlak dan dijadikannya alat untuk melenyapkan
kekuasaan-kekuasaan yang menghalanginya sehingga nasib parpol ditentukan oleh
presiden (10 parpol yang diakui). Tidak ada kebebasan mengeluarkan pendapat.
Semua lembaga yang pernah ada dibubarkan oleh Presiden dan diganti dengan orangorang pilihan Presiden sendiri. Presiden Soekarno mendeklarasikan diri sebagai presiden
seumur hidup7, berkembangnya ideologi NASAKOM8, dan Indonesia keluar dari
organisasi dunia yaitu PBB9. Sebagai akhir dari masa demokrasi terpimpin adalah
dengan adanya pemberontakan PKI pada tahun 1965.

Kehidupan Politik di masa Orde Lama (1945-1966)
Pada masa sesudah kemerdekaan, Indonesia menganut sistem multi partai yang ditandai
dengan hadirnya 25 partai politik. Hal ini ditandai dengan Maklumat Wakil Presiden No.
X tanggal 16 Oktober 1945 dan Maklumat Pemerintah tanggal 3 November 1945.
Menjelang Pemilihan Umum 1955 yang berdasarkan demokrasi liberal bahwa jumlah
parpol meningkat hingga 29 parpol dan juga terdapat peserta perorangan.
Pada masa diberlakukannya Dekrit Presiden 5 Juli 1959, sistem kepartaian Indonesia
dilakukan penyederhanaan dengan Penpres No. 7 Tahun 1959 dan Perpres No. 13 Tahun
1960 yang mengatur tentang pengakuan, pengawasan dan pembubaran partai-partai.
Kemudian pada tanggal 14 April 1961 diumumkan hanya 10 partai yang mendapat
pengakuan dari pemerintah, antara lain adalah sebagai berikut: PNI, NU, PKI, PSII,
PARKINDO, Partai Katholik, PERTI MURBA dan PARTINDO. Namun, setahun
sebelumnya pada tanggal 17 Agustus 1960, PSI dan Masyumi dibubarkan.
Dengan berkurangnya jumlah parpol dari 29 parpol menjadi 10 parpol tersebut, hal ini
tidak berarti bahwa konflik ideologi dalam masyarakat umum dan dalam kehidupan
politik dapat terkurangi. Untuk mengatasi hal ini maka diselenggarakan pertemuan parpol
di Bogor pada tanggal 12 Desember 1964 yang menghasilkan "Deklarasi Bogor."
Hasil penghitungan suara dalam Pemilu 1955 menunjukkan bahwa Masyumi
mendapatkan suara yang signifikan dalam percaturan politik pada masa itu. Masyumi
menjadi partai Islam terkuat, dengan menguasai 20,9 persen suara dan menang di 10 dari
15 daerah pemilihan, termasuk Jakarta Raya, Jawa Barat, Sumatera Selatan, Sumatera
Tengah, Sumatera Utara, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Sulawesi Tenggara
Selatan, dan Maluku. Namun, di Jawa Tengah, Masyumi hanya mampu meraup sepertiga
dari suara yang diperoleh PNI, dan di Jawa Timur setengahnya. Kondisi ini
menyebabkan hegemoni penguasaan Masyumi secara nasional tak terjadi.

7

Di dalam konstitusi UUD ‘45 dijelaskan bahwa presiden memiliki masa jabatan hanya 5 tahun. Namun di masa
Orde Lama, kepemimpinan presiden menjadi seumur hidup yang jelas menyimoang dari UUD ’45.
8
NASAKOM adalah ideology gabungan dari ketiga ideology yang popular di Indonesia pada masa itu, yaitu :
Nasionalis (PNI), Agama (Masyumi dan NU), Komunis (PKI).
9
Penyebab Indonesia keluar dari PBB antara lain sikap tidak terima pemerintah Indonesia atas keputusan
Dewan Keamanan PBB memilih Malaysia. Hal ini terjadi karena ada konflik antara Indonesia-Malaysia di tahun
1965.

10
Berikut hasil Pemilu 195510:

Hasil Pemilu Indonesia tahun 1955

Lainnya
sampai
23%

Masyumi
21%

PKI
16%

PNI
22%
NU
18%

Kehidupan Politik era Orde Baru (1966-1998)
Pelaksanaan pemilu di masa orde baru di atur dalam Undang-undang No.15 tahun 1969
tentang Pemilihan Umum (Pemilu). Pemilu di masa orde baru ini merupakan rajimnya
soeharto, dia berhasil melakukan pemilu secara berkala dan melakukan tekanan politik bahwa
Golkar merupakan pemenang. Dan pada masa orde baru Soeharto berhasil mengontrol dan
melakukan sentralisasi kekuasaan. Soeharto berhasil melebur (fusi) banyak partai pada masa
orde lama menjadi 2 partai politik (Partai Demokrasi Indonesia/PDI dan Partai Persatuan
Pembangunan/PPP dan Golongan Karya/Golkar pada saat itu tidak mau dianggap partai
politik),pasal 1. dengan mengeluarkan UU No 3 tahun 1975 tentang partai politik dan Golkar.
Dan pada pemilu 1971 para pejabat negara di haruskan bersikap netral. Dengan asas yang
dipakai, jujur dan adil (JURDIL) artinya dalam penyelenggaraan pemilu, penyelenggara atau
pelaksana, pemerintah dan partai politik serta semua pihak yang terlibat secara tidak langsung
bersikap dan bertindak jujur sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku. Sedangkan
yang dimaksud adil ialah pemilih dan parpol perserta pemilu mendapat perlakuan yang sama
serta bebas dari kecurangan pihak manapun.
Pada masa orde baru penyelenggara pemilu oleh pemerintah lewat komisi pemilihan umum
(KPU). Dan pengawasan, pemerintah melalui panwaslu dan perserta pemilu diikuti oleh tiga
partai (PDI,PPP dan GOLKAR). Hasil pemilu selama orde baru di menangkan oleh
GOLKAR.

10

Sumber : www.wikipedia.com

11
Dasar perhitungan tiap-tiap sekurang-kurangnya 400.000 penduduk memperoleh seorang
wakil, dengan ketentuan bahwa tiap-tiap daerah pemilihan mempunyai wakil sekurangkurangnya sebanyak Daerah tingkat II yang terdapat dalam Daerah tingkat I tersebut, dan
tiap-tiap Daerah tingkat II mempunyai sekurang-kurangnya seorang wakil. Ketentuanketentuan selanjutnya tentang cara pembagian jumlah 360 kursi kepada Daerah tingkat II Daerah tingkat II diatur dengan Peraturan Pemerintah.
Adapun Keseimbangan antara jumlah anggota D.P.R. yang dipilih di Jawa dan di luar Jawa.
Undang-undang(15/1969) ini menentukan bahwa jumlah anggota D.P.R. yang dipilih dalam
pemilihan umum di Jawa ditentukan seimbang dengan jumlah anggota yang dipilih di luar
Jawa (Pasal 6). Untuk menentukan banyaknya wakil yang dipilih ditiap-tiap Daerah tingkat I
dipakai dasar perhitungan tiap-tiap sekurang-kurangnya 400.000 penduduk dalam Daerah
tingkat I memperoleh seorang wakil.(penjelasan uu 15 tahun 1969)
Kesimpulannya, Kekuatan politik pada masa orde baru berada ditangan penguasa, razim yang
berkuasa (Soeharto) bersikras, supaya partainya (Golkar) yang menang. Kekerasan terjadi
oleh aparat pemerintahan terhadap rakyat. Represi politik sebagai alat politik penguasa. serba
negara dan tentara, negara memonopoli legitimasi dalam pelaksanaan pemilu. Pelanggaran
pemilu dilakukan oleh birokrasi, Golkar, dan tentara. Politik kekerasan menjadi isu utama.

Kehidupan Politik era Reformasi (1998-sekarang)
Setelah runtuhnya Orde Baru indonesia masuk ke era roformasi, selama masa reformasi saat
ini, indonesia sudah melaksanakan pemeilihan umum sebanyak 3 kali, tahun 1999,2004 dan
2009. Berbeda dengan pemilu sebelumnya, pemilu era reformasi diatur dalam undang-undang
no 3 tahun 1999, tentang pemilihan umum. Dalam pelaksanaan pemilu di era reformasi
menggunakan asas, langsung, umum, bebas, rahasia, serta jujur dan adil (LUBER JURDIL).
Yang dimaksud dengan, Langsung ialah pemilih secara langsung memberikan suaranya
tampa perantara. Umum ialah pemilihan itu menyeluruh bagi semua warga negara yang
memenuhi persaratan tampa diskriminalisasi, dimana pada pemilu dimasa orde baru
diskriminalisasi terjadi dan dirasakan oleh para keluarga yang di anggap P.K.I. Bebas ialah
warga negara yang berhak memilih dapat mengunakan haknya, dikamin keamanannya
melakukan pemilihan menurut hati nuraninya tampa adanya pengaruh, tekanan, dan paksaan
dari siapapun dan dengan cara apapun. Jujur yang dimaksud ialah dalam penyelanggaraan
pemilu, penyelenggara atau pelaksana, pemerintah atau partai politik serta pemilu, pangawas
dan pemantau pemilu, termasuk pemilih, serta semua pihak yang terlibat secara tidak
langsung bersikap dan bertindak jujur sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.
Asas adil ialah setiap pemilih dan parpol perserta pemilu mendapat perlakuan yang sama
serta bebas dari kecurangan pihak manapun.
Penyelenggaraan pemilu oleh pemerintah lewat komisi pemilihan umum (KPU). Dilakukan
secara bebas dan mandiri. Berbeda dengan pemilu di masa orde baru, era reformasi
pengawasan pemilu oleh pemerintah melalui panwaslu (1999)terdiri dari lembaga
pengawasan pemilu (panwaslu, forum rektor UNFREL, dan LSM) sedangkan 2004 dan 2009
pengawasan pemilu berasal dari unsur kepolisian, tokoh masyarakat, kejaksaan, perguruan
tinggi dan pers. Diman pada masa orde baru pers tidak bergerak bebas.

12
Sedangkan partai politik yang ikut berpartisipasi pada pemilu di era reformasi cukup banyak,
pada pemilu 1999 terdapat 48 parpol dan tahun 2004 terdapat 24 parpol, sedangkan tahun
2009 terdapat 38 parpol. Banyaknya partai yang terlibat karena didukung oleh uu no 2 tahun
1999, tetang partai politik.

Sumber : www.kpu.go.id

Berbeda dengan pemilu pada orde baru yang pemenang pemilu dimenangkan oleh GOLKAR
terus, pada era reformasi dalam tiga kali pemilu.pemilu 1999 di menangkan oleh PDIP dan
Pemilu 2004 dan 2009 dimenangkan oleh Partai Demokrat. Tapi pada tahun 1999 pemilu
tidak jauh beda dengan pemilu di masa orde baru, karena masyarakat hanya memilih partai
politik saja, sedangkan presiden dipemilih oleh anggota legislatif. Dan pada tahun 2004 dan
2009 Indonesia pertama kalinya memilih anggota legislatif secarang langsung dan memilih
presiden secara langsung pula. Seccara prosudural pemilu di indonesia sudah demokrasi,
walaupun dalam pelaksanaannya masih banyak kecurangan yang dilakukan oleh para oknum
calon, misal melakukan politik uang.

13
Kesimpulan
Indonesia adalah negara kesatuan berbentuk republik, dengan memakai system demokrasi, di
mana kedaulatan berada di tangan rakyat oleh rakyat untuk rakyat. Indonesia menganut
sistem pemerintahan presidensil, di mana Presiden berkedudukan sebagai kepala negara
sekaligus kepala pemerintahan. Para Bapak Bangsa yang meletakkan dasar pembentukan
Negara Indonesia, setelah tercapainya kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1945. Mereka
sepakat menyatukan rakyat yang berasal dari beragam suku bangsa, agama, dan budaya yang
tersebar di ribuan pulau besar dan kecil, di bawah payung Negara Kesatuan Republik
Indonesia (NKRI). Indonesia pernah menjalani sistem pemerintahan federal di bawah
Republik Indonesia Serikat (RIS) selama tujuh bulan (27 Desember 1949 - 17 Agustus 1950),
namun kembali ke bentuk pemerintahan republik. Setelah jatuhnya Orde Baru (1996 - 1997),
pemerintah merespon desakan daerah-daerah terhadap sistem pemerintahan yang bersifat
sangat sentralistis, dengan menawarkan konsep Otonomi Daerah untuk mewujudkan
desentralisasi kekuasaan.
Sistem politik Indonesia diartikan sebagai kumpulan atau keseluruhan berbagai
kegiatan dalam Negara Indonesia yang berkaitan dengan kepentingan umum termasuk
proses penentuan tujuan, upaya-upaya mewujudkan tujuan, pengambilan keputusan,
seleksi dan penyusunan skala prioritasnya.
Konstitusi Negara Indonesia adalah Undang-undang Dasar (UUD) 1945, yang mengatur
kedudukan dan tanggung jawab penyelenggara negara; kewenangan, tugas, dan hubungan
antara lembaga-lembaga negara (legislatif, eksekutif, dan yudikatif). UUD 1945 juga
mengatur hak dan kewajiban warga negara.
Lembaga legislatif terdiri atas Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) dan Dewan
Perwakilan Rakyat (DPR). Lembaga Eksekutif terdiri atas Presiden, yang dalam menjalankan
tugasnya dibantu oleh seorang wakil presiden dan kabinet. Di tingkat regional, pemerintahan
provinsi dipimpin oleh seorang gubernur, sedangkan di pemerintahan kabupaten/kotamadya
dipimpin oleh seorang bupati/walikota.
Lembaga Yudikatif menjalankan kekuasaan kehakiman yang dilakukan oleh Mahkamah
Agung (MA) sebagai lembaga kehakiman tertinggi bersama badan-badan kehakiman lain
yang berada di bawahnya. Fungsi MA adalah melakukan pengadilan, pengawasan,
pengaturan, memberi nasehat, dan fungsi adminsitrasi. Saat ini UUD 1945 telah mengalami
beberapa kali amandemen, yang telah memasuki tahap amandemen keempat. Amandemen
konstitusi ini mengakibatkan perubahan mendasar terhadap tugas dan hubungan lembagalembaga negara.

14
DAFTAR PUSTAKA
Brodjo, Sudjono Sumardjono. 2000. Hukum Politik dan Reformasi Refleksi Dunia Hukum melalui
Renungan dan Tulisan. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Budiardjo, Miriam. 1995. Dasar-Dasar Ilmu Politik. Jakarta: Gramedia.
Haricahyono,Cheppy. 1986. Ilmu Politik dan Perspektifnya. Yogyakarta: Tiara Wacana & YP2LPM.
Kartaprawira, Rusadi. 2002. Sistem Politik Indonesia Edisi Revisi. Bandung: Sinar Baru Agensindo.
Panduan Pemasyarakatan Undang-Undang Dasar Negara RI Tahun 1945 tahun 2006. Sekjen MPR RI
Santoso, Joko Budi. 2007. Pendidikan Kewarganegaraan SMK kelas X. Jakarta: Penerbit Yudhistira
www.wikipedia.com
www.kompas.com
www.suaramerdeka.com
www.suarapembaharuan.com
www.kpu.go.id

15

More Related Content

What's hot

KONSEP DASAR KETAHANAN NASIONAL
KONSEP DASAR KETAHANAN NASIONALKONSEP DASAR KETAHANAN NASIONAL
KONSEP DASAR KETAHANAN NASIONALDadang Solihin
 
PENGANTAR PENDIDIKAN PANCASILA
PENGANTAR PENDIDIKAN PANCASILAPENGANTAR PENDIDIKAN PANCASILA
PENGANTAR PENDIDIKAN PANCASILAdayurikaperdana19
 
Pancasila sebagai konteks ketatanegaraan
Pancasila sebagai konteks ketatanegaraanPancasila sebagai konteks ketatanegaraan
Pancasila sebagai konteks ketatanegaraanElla Feby
 
power point ideologi pancasila
power point ideologi pancasilapower point ideologi pancasila
power point ideologi pancasilaHodri Djibril
 
BAB 9 BAGAIMANA URGENSI DAN TANTANGAN KETAHANAN NASIONAL DAN BELA NEGARA BAGI...
BAB 9 BAGAIMANA URGENSI DAN TANTANGAN KETAHANAN NASIONAL DAN BELA NEGARA BAGI...BAB 9 BAGAIMANA URGENSI DAN TANTANGAN KETAHANAN NASIONAL DAN BELA NEGARA BAGI...
BAB 9 BAGAIMANA URGENSI DAN TANTANGAN KETAHANAN NASIONAL DAN BELA NEGARA BAGI...RESISKOM21MFATHURRAH
 
Makalah pengertian hadits sunah.khabar dan atsar serta unsurnya
Makalah pengertian hadits sunah.khabar dan atsar serta unsurnyaMakalah pengertian hadits sunah.khabar dan atsar serta unsurnya
Makalah pengertian hadits sunah.khabar dan atsar serta unsurnyaRobet Saputra
 
Kewarganegaraan ppt by hilmi
Kewarganegaraan ppt by hilmiKewarganegaraan ppt by hilmi
Kewarganegaraan ppt by hilmiHilmiSalam
 
Proses sosial dan interaksi sosial
Proses sosial dan interaksi sosialProses sosial dan interaksi sosial
Proses sosial dan interaksi sosialMuchlis Soleiman
 
Makalah sejarah peradaban i slam penjajahan barat terhadap islam dan upaya ua...
Makalah sejarah peradaban i slam penjajahan barat terhadap islam dan upaya ua...Makalah sejarah peradaban i slam penjajahan barat terhadap islam dan upaya ua...
Makalah sejarah peradaban i slam penjajahan barat terhadap islam dan upaya ua...juniska efendi
 
Implementasi politik strategi nasional di bidang politik dan hukum
Implementasi politik strategi nasional di bidang politik dan hukumImplementasi politik strategi nasional di bidang politik dan hukum
Implementasi politik strategi nasional di bidang politik dan hukumnatal kristiono
 
Makalah sejarah munculnya teologi islam
Makalah sejarah munculnya teologi islamMakalah sejarah munculnya teologi islam
Makalah sejarah munculnya teologi islamsaiful anwar
 
Filsafat ilmu aksiologi
Filsafat ilmu aksiologiFilsafat ilmu aksiologi
Filsafat ilmu aksiologiimas lusyani
 
Makalah tentang Aliran Khawarij
Makalah tentang Aliran KhawarijMakalah tentang Aliran Khawarij
Makalah tentang Aliran KhawarijSiti Nurapipah
 
Kekuasaan, kewenangan dan legitimasi politik
Kekuasaan, kewenangan dan legitimasi politikKekuasaan, kewenangan dan legitimasi politik
Kekuasaan, kewenangan dan legitimasi politikWandi Suhardi
 

What's hot (20)

KONSEP DASAR KETAHANAN NASIONAL
KONSEP DASAR KETAHANAN NASIONALKONSEP DASAR KETAHANAN NASIONAL
KONSEP DASAR KETAHANAN NASIONAL
 
PENGANTAR PENDIDIKAN PANCASILA
PENGANTAR PENDIDIKAN PANCASILAPENGANTAR PENDIDIKAN PANCASILA
PENGANTAR PENDIDIKAN PANCASILA
 
Sistem religi dan ilmu gaib
Sistem religi dan ilmu gaibSistem religi dan ilmu gaib
Sistem religi dan ilmu gaib
 
Filsafat Umum - Epistemologi
Filsafat Umum - EpistemologiFilsafat Umum - Epistemologi
Filsafat Umum - Epistemologi
 
Pancasila sebagai konteks ketatanegaraan
Pancasila sebagai konteks ketatanegaraanPancasila sebagai konteks ketatanegaraan
Pancasila sebagai konteks ketatanegaraan
 
power point ideologi pancasila
power point ideologi pancasilapower point ideologi pancasila
power point ideologi pancasila
 
BAB 9 BAGAIMANA URGENSI DAN TANTANGAN KETAHANAN NASIONAL DAN BELA NEGARA BAGI...
BAB 9 BAGAIMANA URGENSI DAN TANTANGAN KETAHANAN NASIONAL DAN BELA NEGARA BAGI...BAB 9 BAGAIMANA URGENSI DAN TANTANGAN KETAHANAN NASIONAL DAN BELA NEGARA BAGI...
BAB 9 BAGAIMANA URGENSI DAN TANTANGAN KETAHANAN NASIONAL DAN BELA NEGARA BAGI...
 
Makalahku filsafat modern
Makalahku filsafat modernMakalahku filsafat modern
Makalahku filsafat modern
 
Makalah pengertian hadits sunah.khabar dan atsar serta unsurnya
Makalah pengertian hadits sunah.khabar dan atsar serta unsurnyaMakalah pengertian hadits sunah.khabar dan atsar serta unsurnya
Makalah pengertian hadits sunah.khabar dan atsar serta unsurnya
 
Kewarganegaraan ppt by hilmi
Kewarganegaraan ppt by hilmiKewarganegaraan ppt by hilmi
Kewarganegaraan ppt by hilmi
 
Proses sosial dan interaksi sosial
Proses sosial dan interaksi sosialProses sosial dan interaksi sosial
Proses sosial dan interaksi sosial
 
Makalah sejarah peradaban i slam penjajahan barat terhadap islam dan upaya ua...
Makalah sejarah peradaban i slam penjajahan barat terhadap islam dan upaya ua...Makalah sejarah peradaban i slam penjajahan barat terhadap islam dan upaya ua...
Makalah sejarah peradaban i slam penjajahan barat terhadap islam dan upaya ua...
 
Implementasi politik strategi nasional di bidang politik dan hukum
Implementasi politik strategi nasional di bidang politik dan hukumImplementasi politik strategi nasional di bidang politik dan hukum
Implementasi politik strategi nasional di bidang politik dan hukum
 
Makalah sejarah munculnya teologi islam
Makalah sejarah munculnya teologi islamMakalah sejarah munculnya teologi islam
Makalah sejarah munculnya teologi islam
 
Filsafat ilmu aksiologi
Filsafat ilmu aksiologiFilsafat ilmu aksiologi
Filsafat ilmu aksiologi
 
Makalah tentang Aliran Khawarij
Makalah tentang Aliran KhawarijMakalah tentang Aliran Khawarij
Makalah tentang Aliran Khawarij
 
Kekuasaan, kewenangan dan legitimasi politik
Kekuasaan, kewenangan dan legitimasi politikKekuasaan, kewenangan dan legitimasi politik
Kekuasaan, kewenangan dan legitimasi politik
 
Budaya organisasi
Budaya organisasiBudaya organisasi
Budaya organisasi
 
Sistem konstitusi
Sistem konstitusiSistem konstitusi
Sistem konstitusi
 
Hakikat Filsafat Ilmu
Hakikat Filsafat IlmuHakikat Filsafat Ilmu
Hakikat Filsafat Ilmu
 

Viewers also liked

Makalah Sitem Politik dan Sistem Pemerintahan
Makalah Sitem Politik dan Sistem PemerintahanMakalah Sitem Politik dan Sistem Pemerintahan
Makalah Sitem Politik dan Sistem PemerintahanNirmala Fitri
 
MAKALAH BUDAYA POLITIK DI INDONESIA - PPKN KELAS XI
MAKALAH BUDAYA POLITIK DI INDONESIA - PPKN KELAS XIMAKALAH BUDAYA POLITIK DI INDONESIA - PPKN KELAS XI
MAKALAH BUDAYA POLITIK DI INDONESIA - PPKN KELAS XIRIZKY AYU NABILA
 
Program imbas kembali detik detik sebelum kemerdekaan untuk membangkitkan
Program imbas kembali detik detik sebelum kemerdekaan untuk membangkitkanProgram imbas kembali detik detik sebelum kemerdekaan untuk membangkitkan
Program imbas kembali detik detik sebelum kemerdekaan untuk membangkitkanNur Hidayah
 
Bangsa dan Negara (New) - Djoko Aw
Bangsa dan Negara (New) - Djoko AwBangsa dan Negara (New) - Djoko Aw
Bangsa dan Negara (New) - Djoko AwKafe Buku Pak Aw
 
Sistem Politik & Demokrasi
Sistem Politik & DemokrasiSistem Politik & Demokrasi
Sistem Politik & DemokrasiFair Nurfachrizi
 
Manusia, bangsa dan negara
Manusia, bangsa dan negaraManusia, bangsa dan negara
Manusia, bangsa dan negaraAgnas Setiawan
 
Kajian Sistem Politik dan Pemerintahan di Indonesia
Kajian Sistem Politik dan Pemerintahan di IndonesiaKajian Sistem Politik dan Pemerintahan di Indonesia
Kajian Sistem Politik dan Pemerintahan di IndonesiaYogyakarta State University
 
Sistem politik indonesia...by endry
Sistem politik indonesia...by endrySistem politik indonesia...by endry
Sistem politik indonesia...by endryEndry Sulastono
 
Bab 1 dan bab 2 kwn kelas x
Bab 1 dan bab 2 kwn kelas xBab 1 dan bab 2 kwn kelas x
Bab 1 dan bab 2 kwn kelas xfarahfarahna
 
Wirausaha rainbow cake
Wirausaha rainbow cakeWirausaha rainbow cake
Wirausaha rainbow cakePeni Nuraeni
 
Perencanaan usaha masakan padang
Perencanaan usaha masakan padangPerencanaan usaha masakan padang
Perencanaan usaha masakan padangJuni Effendi
 

Viewers also liked (20)

Makalah Sitem Politik dan Sistem Pemerintahan
Makalah Sitem Politik dan Sistem PemerintahanMakalah Sitem Politik dan Sistem Pemerintahan
Makalah Sitem Politik dan Sistem Pemerintahan
 
Makalah sistem politik di indonesia
Makalah sistem politik di indonesiaMakalah sistem politik di indonesia
Makalah sistem politik di indonesia
 
Sistem politik di indonesia
Sistem politik di indonesiaSistem politik di indonesia
Sistem politik di indonesia
 
Materi Sistem Politik Indonesia
Materi Sistem Politik IndonesiaMateri Sistem Politik Indonesia
Materi Sistem Politik Indonesia
 
MAKALAH BUDAYA POLITIK DI INDONESIA - PPKN KELAS XI
MAKALAH BUDAYA POLITIK DI INDONESIA - PPKN KELAS XIMAKALAH BUDAYA POLITIK DI INDONESIA - PPKN KELAS XI
MAKALAH BUDAYA POLITIK DI INDONESIA - PPKN KELAS XI
 
Program imbas kembali detik detik sebelum kemerdekaan untuk membangkitkan
Program imbas kembali detik detik sebelum kemerdekaan untuk membangkitkanProgram imbas kembali detik detik sebelum kemerdekaan untuk membangkitkan
Program imbas kembali detik detik sebelum kemerdekaan untuk membangkitkan
 
Tugas cover
Tugas coverTugas cover
Tugas cover
 
Demokrasi Indonesia
Demokrasi IndonesiaDemokrasi Indonesia
Demokrasi Indonesia
 
Bangsa dan Negara (New) - Djoko Aw
Bangsa dan Negara (New) - Djoko AwBangsa dan Negara (New) - Djoko Aw
Bangsa dan Negara (New) - Djoko Aw
 
Presentasi fisika
Presentasi fisika Presentasi fisika
Presentasi fisika
 
Sistem Politik & Demokrasi
Sistem Politik & DemokrasiSistem Politik & Demokrasi
Sistem Politik & Demokrasi
 
Manusia, bangsa dan negara
Manusia, bangsa dan negaraManusia, bangsa dan negara
Manusia, bangsa dan negara
 
Makalah sistem politik di indonesia
Makalah sistem politik di indonesiaMakalah sistem politik di indonesia
Makalah sistem politik di indonesia
 
Kajian Sistem Politik dan Pemerintahan di Indonesia
Kajian Sistem Politik dan Pemerintahan di IndonesiaKajian Sistem Politik dan Pemerintahan di Indonesia
Kajian Sistem Politik dan Pemerintahan di Indonesia
 
Makalah usaha londri kiloan
Makalah usaha londri kiloanMakalah usaha londri kiloan
Makalah usaha londri kiloan
 
Sistem politik indonesia...by endry
Sistem politik indonesia...by endrySistem politik indonesia...by endry
Sistem politik indonesia...by endry
 
Bab 1 dan bab 2 kwn kelas x
Bab 1 dan bab 2 kwn kelas xBab 1 dan bab 2 kwn kelas x
Bab 1 dan bab 2 kwn kelas x
 
Wirausaha rainbow cake
Wirausaha rainbow cakeWirausaha rainbow cake
Wirausaha rainbow cake
 
Perencanaan usaha masakan padang
Perencanaan usaha masakan padangPerencanaan usaha masakan padang
Perencanaan usaha masakan padang
 
Rumah Makan Ampera
Rumah Makan Ampera Rumah Makan Ampera
Rumah Makan Ampera
 

Similar to Sistem politik di indonesia

Pkn bu evi presentasi!!
Pkn bu evi presentasi!!Pkn bu evi presentasi!!
Pkn bu evi presentasi!!jesslynJC
 
Pkn bab 4 proses sistem politik indonesia
Pkn bab 4 proses sistem politik indonesiaPkn bab 4 proses sistem politik indonesia
Pkn bab 4 proses sistem politik indonesiaNhofa Eriana
 
Pkn bab 4 proses sistem politik indonesia
Pkn bab 4 proses sistem politik indonesiaPkn bab 4 proses sistem politik indonesia
Pkn bab 4 proses sistem politik indonesiaNhofa Eriana
 
Tugas makalah (sistem politik)
Tugas makalah (sistem politik)Tugas makalah (sistem politik)
Tugas makalah (sistem politik)Aziza Zea
 
Makalah pemilu dan pendidikan partai politik masyarakat
Makalah pemilu dan pendidikan partai politik masyarakatMakalah pemilu dan pendidikan partai politik masyarakat
Makalah pemilu dan pendidikan partai politik masyarakatAmka Azril
 
Sistem politik 50
Sistem politik 50Sistem politik 50
Sistem politik 50Arin Sfaaez
 
Studi perbandingan pemerintahan dan studi perbandingan politik merupakan sebu...
Studi perbandingan pemerintahan dan studi perbandingan politik merupakan sebu...Studi perbandingan pemerintahan dan studi perbandingan politik merupakan sebu...
Studi perbandingan pemerintahan dan studi perbandingan politik merupakan sebu...RiyandeeProject
 

Similar to Sistem politik di indonesia (20)

Pkn bu evi presentasi!!
Pkn bu evi presentasi!!Pkn bu evi presentasi!!
Pkn bu evi presentasi!!
 
Pkn bab 4 proses sistem politik indonesia
Pkn bab 4 proses sistem politik indonesiaPkn bab 4 proses sistem politik indonesia
Pkn bab 4 proses sistem politik indonesia
 
Pkn bab 4 proses sistem politik indonesia
Pkn bab 4 proses sistem politik indonesiaPkn bab 4 proses sistem politik indonesia
Pkn bab 4 proses sistem politik indonesia
 
Sistem politik
Sistem politikSistem politik
Sistem politik
 
Tugas makalah (sistem politik)
Tugas makalah (sistem politik)Tugas makalah (sistem politik)
Tugas makalah (sistem politik)
 
Makalah pemilu dan pendidikan partai politik masyarakat
Makalah pemilu dan pendidikan partai politik masyarakatMakalah pemilu dan pendidikan partai politik masyarakat
Makalah pemilu dan pendidikan partai politik masyarakat
 
PKN
PKNPKN
PKN
 
Sistem pemerintahan
Sistem pemerintahanSistem pemerintahan
Sistem pemerintahan
 
Sistem politik 50
Sistem politik 50Sistem politik 50
Sistem politik 50
 
Studi perbandingan pemerintahan dan studi perbandingan politik merupakan sebu...
Studi perbandingan pemerintahan dan studi perbandingan politik merupakan sebu...Studi perbandingan pemerintahan dan studi perbandingan politik merupakan sebu...
Studi perbandingan pemerintahan dan studi perbandingan politik merupakan sebu...
 
Makalah ilmu politik (2)
Makalah ilmu politik (2)Makalah ilmu politik (2)
Makalah ilmu politik (2)
 
Makalah ilmu politik
Makalah ilmu politikMakalah ilmu politik
Makalah ilmu politik
 
Makalah ilmu politik
Makalah ilmu politikMakalah ilmu politik
Makalah ilmu politik
 
Makalah demokrasi di indonesia
Makalah demokrasi di indonesiaMakalah demokrasi di indonesia
Makalah demokrasi di indonesia
 
Makalah demokrasi di indonesia
Makalah demokrasi di indonesiaMakalah demokrasi di indonesia
Makalah demokrasi di indonesia
 
Makalah demokrasi di indonesia
Makalah demokrasi di indonesiaMakalah demokrasi di indonesia
Makalah demokrasi di indonesia
 
Makalah demokrasi di indonesia
Makalah demokrasi di indonesiaMakalah demokrasi di indonesia
Makalah demokrasi di indonesia
 
Makalah ilmu politik 3
Makalah ilmu politik  3Makalah ilmu politik  3
Makalah ilmu politik 3
 
Makalah ilmu politik 3
Makalah ilmu politik  3Makalah ilmu politik  3
Makalah ilmu politik 3
 
Makalah ilmu politik 3 (2)
Makalah ilmu politik  3 (2)Makalah ilmu politik  3 (2)
Makalah ilmu politik 3 (2)
 

Recently uploaded

PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxnerow98
 
Modul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).ppt
Modul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).pptModul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).ppt
Modul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).pptYanseBetnaArte
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasMembuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasHardaminOde2
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxHeruFebrianto3
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxalalfardilah
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxsudianaade137
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada AnakPpt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anakbekamalayniasinta
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxErikaPuspita10
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxmtsmampunbarub4
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxarnisariningsih98
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfkustiyantidew94
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxalat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxRioNahak1
 

Recently uploaded (20)

PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
 
Modul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).ppt
Modul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).pptModul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).ppt
Modul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).ppt
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasMembuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada AnakPpt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxalat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
 

Sistem politik di indonesia

  • 1. SMKN 22 JAKARTA Sistem Politik di Indonesia Muhammad Ilham Sunardi X TKJ I
  • 2. Kata Pengantar ................................................................................... 2 Bab I ..................................................................................................... 3 Latar Belakang ............................................................................................ 3 Tujuan ......................................................................................................... 4 Metode ........................................................................................................ 4 Bab II .................................................................................................... 4 Perumusan Masalah .................................................................................... 4 Bab III .................................................................................................. 5 Pembahasan................................................................................................. 5 Kesimpulan .......................................................................................... 14 Daftar Pustaka..................................................................................... 15 1
  • 3. Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan petunjuk dan kemudahan dalam mewujudkan sumbangsih kepada dunia pendidikan berupa laporan berjudul “Sistem Politik di Indonesia”. Sebagai bahan bacaan, laporan ini merupakan hasil dari pencarian penulis baik melalui buku-buku referensi maupun dari internet. Diharapkan setelah membaca laporan ini, pembaca dapat menjelaskan secara sistematis mengenai sistem politik yang ada di Indonesia. Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan laporan ini. Maka dari itu, penulis dengan tangan terbuka menerima kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan bacaan ini. Jakarta, 15 Januari 2014 Penulis 2
  • 4. Bab I Latar Belakang Dalam perspektif sistem, sistem politik adalah subsistem dari sistem social. Perspektif atau pendekatan sistem melihat kesesluruhan interaksi yang ada dalam suatu sistem, yakni suatu unit yang relative tetap diantara elemen-elemen pembentuknya. Kehidupan politik dari perspektif sistem bisa dilihat dari berbagai sudut, misalnya dengan menekankan pada kelembagaan yang ada kita bisa melihat pada struktur hubungan antara berbagai lembaga atau institusi pembentuk sistem politik. Hubungan antara berbagai lembaga Negara sebagai pusat kekuatan politik misalnya merupakan suatu aspek, sedangkan peranan partai politik dan kelompok-kelompok penekan merupakan bagian lain dari suatu sistem politik. Dengan merubah sudut pandang maka sistem politik bisa dilihat sebagai kebudayaan politik, lembaga-lembaga politik, dan perilaku politik. Salah satu syarat penting dalam memahami bagaimana sistem politik Indonesia adalah melalui pengembangan wawasan dengan melibatkan institusi-institusi nasional dan Internasional. Artinya, lingkungan internal dan eksternal sebagai batasan dari suatu sistem politik Indonesia harus dipahami. Akhirnya, mengingat begitu luas pembicaraan mengenai sistem politik Indonesia, maka penulis hanya membahas sistem politik. 3
  • 5. Tujuan Setelah membaca laporan ini, pembaca diharapkan dapat menjelaskan secara rinci dan sistematis mengenai sistem politik di Indonesia dan memberikan info terhadap pembaca akan makna dari sistem politik. Selain itu, juga berfungsi sebagai media informasi seberapa besar manfaat sistem politik kepada masyarakat Metode 1. Kepustakaan Penulis menggunakan metode ini untuk mencari informasi terkait dengan materi yang akan disampaikan. Penulis menggunakan buku-buku yang menjadi referansi bacaan dari materi terkait. Penulis juga mencari melalui jurnal-jurnal ilmiah tentang ketatanegaraan serta mencari baik dari media massa maupun media Internet. Bab II Perumusan Masalah Didalam makalah ini dirumuskan beberapa masalah diantaranya : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Apa yang dimaksud sistem politik ? Apa saja unsur-unsur yang ada dalam sistem politik ? Apa saja ciri-ciri sistem politik ? Bagaimana proses politik di Indonesia ? Apa sajakah macam-macam sistem politik di dunia dan Indonesia ? Bagaimana sejarah sistem politik yang pernah ada di Indonesia ? Apa sajakah komponen pendukung Sistem Politik Demokrasi di Indonesia ? 4
  • 6. Bab III Pembahasan 1. Pengertian Sistem Politik Sebelum mengerti akan definisi dari sistem politik, akan dijelaskan terlebih dahulu mengenai definisi sistem dan definisi politik. a. Definisi Sistem Secara umum, sistem dapat didefinisikan sebagai suatu kesatuan yang didalamnya melibatkan bagian-bagian yang saling berkaitan. Sedang definisi sistem yang lebih rinci adalah suatu kesatuan yang mengandung elemen-elemen yang terikat didalamnya dan saling bergantung satu sama lain. b. Definisi Politik Politik berasal dari bahasa Yunani yaitu polis yang berarti berstatus Negara atau Negara kota yang kegiatannya untuk kelestarian dan perkembangan kotanya. Jadi dapat didefinisikan bahwa politik adalah bermacam-macam kegiatan dalam suatu Negara yang menyangkut proses kelestarian dan perkembangan sebuah negara dalam melaksanakan tujuan-tujuannya. c. Definisi Sistem Politik Definisi mengenai sistem politik berbeda-beda menurut para ahli politik diantaranya : 1. Sukarna Sistem politik adalah suatu tata cara untuk mengatur atau mengolah bagaimana memperoleh suatu kekuasaan di dalam negara, mengatur hubungan pemerintah dengan rakyat atau sebaliknya, dan pengaturan negara terhadap negara serta pengaturan negara terhadap rakyatnya. 2. Robert Dahl Sistem politik merupakan pola yang tetap dari hubungan antara manusia serta melibatkan sesuatu yang luas dan berarti tentang kekuasaan, aturan-aturan, dan kewenangan. 3. David Easton Sistem politik adalah interaksi yang diabstraksikan dari seluruh tingkah laku sosial sehingga nilai-nilai dialokasikan secara otoritatif kepada masyarakat. 4. Rusadi Kantaprawira Sistem politik merupakan mekanisme atau cara kerja serangkaian fungsi atau peranan dalam sistem politik yang berhubungan satu sama lain dan menunjukkan suatu proses yang langgeng. 5
  • 7. Berdasarkan pendapat para ahli diatas, dapat dirumuskan bahwa definisi sistem politik adalah suatu mekanisme seperangkat fungsi atau peranan dalam struktur politik dalam hubungannya satu sama lain yang menunjukkan suatu proses yang langgeng yang mengendung dimensi waktu. 2. Unsur Sistem Politik Dari ulasan singkat diatas bisa dikatakan bahwa dalam setiap sistem politik paling tidak mencakup tiga unsur, yaitu : a. Fungsi integrasi dan adaptasi terhadap masyarakat, baik ke dalam maupun ke luar. b. Penempatan nilai-nilai dalam masyarakat berdasarkan kewenangan c. Penggunaan kewenangan atau kekuasaan, baik secara sah ataupun tidak. 3. Ciri-Ciri Sistem Politik Tentang ciri-ciri sistem politik ini. David Easton dalam artikelnya yang berjudul “An Approach to the Analysis of Political Systems” mengemukakan empat ciri antara lain : a. Adanya unit-unit yang membentuk sistem itu, sekaligus batas-batas pengaruhnya b. Adanya input dan output yang tetap c. Adanya jenis dan tingkat diferensiasi dalam sistem dimana suatu sistem politik harus menjalankan pekerjaan bermacam-macam dalam waktu yang terbatas maka paling tidak strukturnya harus mengenal diferensiasi minimal. d. Adanya integrasi sistem politik yang mencerminkan pula tingkat efisiensinya. 6
  • 8. 4. Proses Politik Fungsi-fungsi politik yang ada dalam setiap sistem politik dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu fungsi input dan fungsi output. Fungsi input mencakup artikulasi kepentingan, agregasi kepentingan, sosialisasi politik, komunikasi politik, dan rekruitmen politik. Sedangkan, fungsi output meliputi pembuatan, penerapan, dan penghakiman kebijakan. Lantas, bagaimana proses politik di Indonesia ? Proses politik dimulai dengan masuknya input berupa kepentingan yang diartikulasikan atau dinyatakan oleh kelompok kepentingan dan diagregasikan (dipadukan) oleh partai politik sehingga kepentingan-kepentingan khusus itu menjadi suatu usulan kebijakan yang lebih umum dan selanjutnya dimasukkan ke dalam proses pembuatan kebijakan yang dilakukan oleh badan legislatif dan eksekutif. Dalam tahap ini, input diubah menjadi output berupa kebijakan karena tahap ini disebut sebagai tahap konversi. Dan tahap inilah yang merupaka inti dari keseluruhan proses politik. Kebijakan itu dilaksanakan oleh birokrasi1 dan kesungguhan pelaksananya dijamin oleh fungsi penghakiman yang dijalankan oleh badan peradilan. Sementara itu, dalam setiap tahap proses politik juga berjalan fungsi-fungsi sosialisasi, komunikasi, dan rekruitmen politik. 5. Macam-Macam Sistem Politik di Dunia dan Indonesia Di Indonesia dan di dunia telah dikenal banyak sekali sistem politik, namun yang dapat berkembang sampai sekarang adalah sistem politik Monarki, Demokratis, dan Federasi. A. Monarki Monarki, berasal dari bahasa Yunani yang berarti satu, dan yang berarti pemerintah. Monarki merupakan sejenis pemerintahan yang dipimpin oleh seorang penguasa monarki. Monarki atau sistem politik kerajaan adalah sistem tertua di dunia. Pada awal kurun ke-19, terdapat lebih 900 tahta kerajaan di dunia, tetapi menurun menjadi 240 dalam abad ke-20. Sedangkan pada dekade kedelapan abad ke-20, hanya 40 takhta saja yang masih ada. Dari jumlah tersebut, hanya empat negara mempunyai penguasa monarki yang mutlak2 dan selebihnya terbatas kepada sistem konstitusi. Perbedaan di antara penguasa monarki dengan presiden sebagai kepala negara adalah penguasa monarki menjadi kepala negara sepanjang hayatnya, sedangkan presiden biasanya memegang jabatan ini untuk jangka waktu tertentu3. Namun dalam negaranegara federasi seperti Malaysia, penguasa monarki atau Yang dipertuan Agung hanya berkuasa selama 5 tahun dan akan digantikan dengan penguasa monarki dari negeri lain dalam persekutuan. 1 Birokrasi adalah suatu rantai komando politik dengan bentuk piramida Keempat negara itu diantaranya ada negara Inggris dan Jepang 3 Ditentukan lewat pemilu secara berkala 2 7
  • 9. B. Demokratis Demokrasi adalah bentuk pemerintahan yang semua warga negaranya memiliki hak setara dalam pengambilan keputusan yang dapat mengubah hidup mereka. Demokrasi mengizinkan warga negara berpartisipasi baik secara langsung atau melalui perwakilan dalam perumusan, pengembangan, dan pembuatan hukum. Demokrasi mencakup kondisi sosial, ekonomi, dan budaya yang memungkinkan adanya praktik kebebasan politik secara bebas dan setara.4 C. Federasi Dalam pengertian modern, sebuah federasi adalah sebuah bentuk pemerintahan di mana beberapa negara bagian bekerja sama dan membentuk kesatuan yang disebut negara federal5. Masing-masing negara bagian memiliki beberapa otonomi khusus dan pemerintahan pusat mengatur beberapa urusan yang dianggap nasional. Dalam sebuah federasi setiap negara bagian biasanya memiliki otonomi yang tinggi dan bisa mengatur pemerintahan dengan cukup bebas. Ini berbeda dengan sebuah negara kesatuan, di mana biasanya hanya ada provinsi saja. Kelebihan sebuah negara kesatuan, ialah adanya keseragaman antar semua provinsi. Federasi mungkin multi-etnik, atau melingkup wilayah yang luas dari sebuah wilayah, meskipun keduanya bukan suatu keharusan. Federasi biasanya ditemukan dalam sebuah persetujuan awal antara beberapa negara bagian "berdaulat". Bentuk pemerintahan atau struktur konstitusional ditemukan dalam federasi dikenal sebagai federalisme. 6. Sejarah Sistem Politik di Indonesia A. Orde Lama (1950-1966) Era 1950-1959 adalah era di mana presiden Soekarno memerintah menggunakan konstitusi Undang-Undang Dasar Sementara Republik Indonesia 1950. Periode ini berlangsung mulai dari 17 Agustus 1950 sampai 6 Juli 1959 Sebelum Republik Indonesia Serikat6 dinyatakan bubar, pada saat itu terjadi demo besar-besaran menuntut pembuatan suatu Negara Kesatuan. Maka melalui perjanjian antara tiga negara bagian, Negara Republik Indonesia, Negara Indonesia Timur, dan Negara Sumatera Timur dihasilkan perjanjian pembentukan Negara Kesatuan pada tanggal 17 Agustus 1950. Sejak 17 Agustus 1950, Negara Indonesia diperintah dengan menggunakan UndangUndang Dasar Sementara Republik Indonesia 1950 yang menganut sistem kabinet parlementer. Undang-Undang Dasar Sementara Republik Indonesia, atau dikenal dengan UUDS 1950, adalah konstitusi yang berlaku di negara Republik Indonesia sejak 17 Agustus 1950 hingga dikeluarkannya Dekrit Presiden 5 Juli 1959. 4 Karena sifat sistem politik inilah yang membuat demokrasi lebih dapat diterima oleh masyarakat di Indonesia karena sifatnya yang pro dengan Pancasila dan UUD 1945. 5 Contoh sistem federasi ada di negara Malaysia dan Amerika Serikat. 6 Republik Indonesia Serikat (RIS) adalah bentuk negara Indonesia pasca ditandatanganinya Konferensi Meja Bundar (KMB) pada tanggal 27 Desember 1949. Didalam naskah Konverensi tertulis bahwa Belanda mengakui kedaulatan Republik Indonesia apabila berbentuk Negara Serikat. 8
  • 10. Terjadi penyimpangan dari ketentuan UUD ’45 antara lain:   Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP) berubah fungsi dari pembantu presiden menjadi badan yang diserahi kekuasaan legislatif dan ikut menetapkan GBHN yang merupakan wewenang MPR. Terjadinya perubahan sistem kabinet presidensial menjadi kabinet parlementer berdasarkan usul BP – KNIP Didasarkan pada konstitusi RIS. Pemerintahan yang diterapkan saat itu adalah system parlementer cabinet semu (Quasy Parlementary). Sistem Pemerintahan yang dianut pada masa konstitusi RIS bukan cabinet parlementer murni karena dalam system parlementer murni, parlemen mempunyai kedudukan yang sangat menentukan terhadap kekuasaan pemerintah. Landasannya adalah UUD ’50 pengganti konstitusi RIS ’49. Sistem Pemerintahan yang dianut adalah parlementer cabinet dengan demokrasi liberal yang masih bersifat semu. Ciri-ciri:     Presiden dan wakil presiden tidak dapat diganggu gugat. Menteri bertanggung jawab atas kebijakan pemerintahan. Presiden berhak membubarkan DPR. Perdana Menteri diangkat oleh Presiden. UUDS 1950 ditetapkan berdasarkan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1950 tentang Perubahan Konstitusi Sementara Republik Indonesia Serikat menjadi Undang-Undang Dasar Sementara Republik Indonesia, dalam Sidang Pertama Babak ke-3 Rapat ke-71 DPR RIS tanggal 14 Agustus 1950 di Jakarta. Konstitusi ini dinamakan "sementara", karena hanya bersifat sementara, menunggu terpilihnya Konstituante hasil pemilihan umum yang akan menyusun konstitusi baru. Pemilihan Umum 1955 berhasil memilih Konstituante secara demokratis, namun Konstituante gagal membentuk konstitusi baru hingga berlarut-larut. Demokrasi terpimpin selalu diasosiasikan dengan kepemimpinan Sukarno yang otoriter. Hal itu berawal dari gagalnya usaha untuk kembali ke UUD 1945 dengan melalui Konstituante dan rentetan peristiwa-peristiwa politik yang mencapai klimaksnya dalam bulan Juni 1959 yang akhirnya mendorong Presiden Soekarno mengeluarkan Dekrit Presiden pada tanggal 5 Juli 1959. Dekrit itu dikeluarkan dalam suatu acara resmi di Istana Merdeka, mengumumkan Dekrit Presiden mengenai pembubaran Konstituante dan berlakunya kembali UUD 1945 dalam kerangka sebuah sistem demokrasi yakni Demokrasi Terpimpin. Dekrit yang dilontarkan oleh Presiden Soekarno pada tanggal 5 Juli 1959 mendapatkan sambutan dari masyarakat Republik Indonesia yang pada waktu itu sangat menantikan kehidupan negara yang stabil. Namun kekuatan dekrit tersebut bukan hanya berasal dari sambutan yang hangat dari sebagian besar rakyat Indonesia, tetapi terletak dalam dukungan yang diberikan oleh unsur-unsur penting negara lainnya, seperti Mahkamah Agung dan KSAD. Dengan dikeluarkannya Dekrit Presiden, Kabinet Djuanda dibubarkan dan pada tanggal 9 Juli 1959, diganti dengan Kabinet Kerja. Dalam kabinet tersebut Presiden Soekarno bertindak sebagai perdana menteri, sedangkan Ir. Djuanda bertindak sebagai menteri pertama. 9
  • 11. Presiden mempunyai kekuasaan mutlak dan dijadikannya alat untuk melenyapkan kekuasaan-kekuasaan yang menghalanginya sehingga nasib parpol ditentukan oleh presiden (10 parpol yang diakui). Tidak ada kebebasan mengeluarkan pendapat. Semua lembaga yang pernah ada dibubarkan oleh Presiden dan diganti dengan orangorang pilihan Presiden sendiri. Presiden Soekarno mendeklarasikan diri sebagai presiden seumur hidup7, berkembangnya ideologi NASAKOM8, dan Indonesia keluar dari organisasi dunia yaitu PBB9. Sebagai akhir dari masa demokrasi terpimpin adalah dengan adanya pemberontakan PKI pada tahun 1965. Kehidupan Politik di masa Orde Lama (1945-1966) Pada masa sesudah kemerdekaan, Indonesia menganut sistem multi partai yang ditandai dengan hadirnya 25 partai politik. Hal ini ditandai dengan Maklumat Wakil Presiden No. X tanggal 16 Oktober 1945 dan Maklumat Pemerintah tanggal 3 November 1945. Menjelang Pemilihan Umum 1955 yang berdasarkan demokrasi liberal bahwa jumlah parpol meningkat hingga 29 parpol dan juga terdapat peserta perorangan. Pada masa diberlakukannya Dekrit Presiden 5 Juli 1959, sistem kepartaian Indonesia dilakukan penyederhanaan dengan Penpres No. 7 Tahun 1959 dan Perpres No. 13 Tahun 1960 yang mengatur tentang pengakuan, pengawasan dan pembubaran partai-partai. Kemudian pada tanggal 14 April 1961 diumumkan hanya 10 partai yang mendapat pengakuan dari pemerintah, antara lain adalah sebagai berikut: PNI, NU, PKI, PSII, PARKINDO, Partai Katholik, PERTI MURBA dan PARTINDO. Namun, setahun sebelumnya pada tanggal 17 Agustus 1960, PSI dan Masyumi dibubarkan. Dengan berkurangnya jumlah parpol dari 29 parpol menjadi 10 parpol tersebut, hal ini tidak berarti bahwa konflik ideologi dalam masyarakat umum dan dalam kehidupan politik dapat terkurangi. Untuk mengatasi hal ini maka diselenggarakan pertemuan parpol di Bogor pada tanggal 12 Desember 1964 yang menghasilkan "Deklarasi Bogor." Hasil penghitungan suara dalam Pemilu 1955 menunjukkan bahwa Masyumi mendapatkan suara yang signifikan dalam percaturan politik pada masa itu. Masyumi menjadi partai Islam terkuat, dengan menguasai 20,9 persen suara dan menang di 10 dari 15 daerah pemilihan, termasuk Jakarta Raya, Jawa Barat, Sumatera Selatan, Sumatera Tengah, Sumatera Utara, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Sulawesi Tenggara Selatan, dan Maluku. Namun, di Jawa Tengah, Masyumi hanya mampu meraup sepertiga dari suara yang diperoleh PNI, dan di Jawa Timur setengahnya. Kondisi ini menyebabkan hegemoni penguasaan Masyumi secara nasional tak terjadi. 7 Di dalam konstitusi UUD ‘45 dijelaskan bahwa presiden memiliki masa jabatan hanya 5 tahun. Namun di masa Orde Lama, kepemimpinan presiden menjadi seumur hidup yang jelas menyimoang dari UUD ’45. 8 NASAKOM adalah ideology gabungan dari ketiga ideology yang popular di Indonesia pada masa itu, yaitu : Nasionalis (PNI), Agama (Masyumi dan NU), Komunis (PKI). 9 Penyebab Indonesia keluar dari PBB antara lain sikap tidak terima pemerintah Indonesia atas keputusan Dewan Keamanan PBB memilih Malaysia. Hal ini terjadi karena ada konflik antara Indonesia-Malaysia di tahun 1965. 10
  • 12. Berikut hasil Pemilu 195510: Hasil Pemilu Indonesia tahun 1955 Lainnya sampai 23% Masyumi 21% PKI 16% PNI 22% NU 18% Kehidupan Politik era Orde Baru (1966-1998) Pelaksanaan pemilu di masa orde baru di atur dalam Undang-undang No.15 tahun 1969 tentang Pemilihan Umum (Pemilu). Pemilu di masa orde baru ini merupakan rajimnya soeharto, dia berhasil melakukan pemilu secara berkala dan melakukan tekanan politik bahwa Golkar merupakan pemenang. Dan pada masa orde baru Soeharto berhasil mengontrol dan melakukan sentralisasi kekuasaan. Soeharto berhasil melebur (fusi) banyak partai pada masa orde lama menjadi 2 partai politik (Partai Demokrasi Indonesia/PDI dan Partai Persatuan Pembangunan/PPP dan Golongan Karya/Golkar pada saat itu tidak mau dianggap partai politik),pasal 1. dengan mengeluarkan UU No 3 tahun 1975 tentang partai politik dan Golkar. Dan pada pemilu 1971 para pejabat negara di haruskan bersikap netral. Dengan asas yang dipakai, jujur dan adil (JURDIL) artinya dalam penyelenggaraan pemilu, penyelenggara atau pelaksana, pemerintah dan partai politik serta semua pihak yang terlibat secara tidak langsung bersikap dan bertindak jujur sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku. Sedangkan yang dimaksud adil ialah pemilih dan parpol perserta pemilu mendapat perlakuan yang sama serta bebas dari kecurangan pihak manapun. Pada masa orde baru penyelenggara pemilu oleh pemerintah lewat komisi pemilihan umum (KPU). Dan pengawasan, pemerintah melalui panwaslu dan perserta pemilu diikuti oleh tiga partai (PDI,PPP dan GOLKAR). Hasil pemilu selama orde baru di menangkan oleh GOLKAR. 10 Sumber : www.wikipedia.com 11
  • 13. Dasar perhitungan tiap-tiap sekurang-kurangnya 400.000 penduduk memperoleh seorang wakil, dengan ketentuan bahwa tiap-tiap daerah pemilihan mempunyai wakil sekurangkurangnya sebanyak Daerah tingkat II yang terdapat dalam Daerah tingkat I tersebut, dan tiap-tiap Daerah tingkat II mempunyai sekurang-kurangnya seorang wakil. Ketentuanketentuan selanjutnya tentang cara pembagian jumlah 360 kursi kepada Daerah tingkat II Daerah tingkat II diatur dengan Peraturan Pemerintah. Adapun Keseimbangan antara jumlah anggota D.P.R. yang dipilih di Jawa dan di luar Jawa. Undang-undang(15/1969) ini menentukan bahwa jumlah anggota D.P.R. yang dipilih dalam pemilihan umum di Jawa ditentukan seimbang dengan jumlah anggota yang dipilih di luar Jawa (Pasal 6). Untuk menentukan banyaknya wakil yang dipilih ditiap-tiap Daerah tingkat I dipakai dasar perhitungan tiap-tiap sekurang-kurangnya 400.000 penduduk dalam Daerah tingkat I memperoleh seorang wakil.(penjelasan uu 15 tahun 1969) Kesimpulannya, Kekuatan politik pada masa orde baru berada ditangan penguasa, razim yang berkuasa (Soeharto) bersikras, supaya partainya (Golkar) yang menang. Kekerasan terjadi oleh aparat pemerintahan terhadap rakyat. Represi politik sebagai alat politik penguasa. serba negara dan tentara, negara memonopoli legitimasi dalam pelaksanaan pemilu. Pelanggaran pemilu dilakukan oleh birokrasi, Golkar, dan tentara. Politik kekerasan menjadi isu utama. Kehidupan Politik era Reformasi (1998-sekarang) Setelah runtuhnya Orde Baru indonesia masuk ke era roformasi, selama masa reformasi saat ini, indonesia sudah melaksanakan pemeilihan umum sebanyak 3 kali, tahun 1999,2004 dan 2009. Berbeda dengan pemilu sebelumnya, pemilu era reformasi diatur dalam undang-undang no 3 tahun 1999, tentang pemilihan umum. Dalam pelaksanaan pemilu di era reformasi menggunakan asas, langsung, umum, bebas, rahasia, serta jujur dan adil (LUBER JURDIL). Yang dimaksud dengan, Langsung ialah pemilih secara langsung memberikan suaranya tampa perantara. Umum ialah pemilihan itu menyeluruh bagi semua warga negara yang memenuhi persaratan tampa diskriminalisasi, dimana pada pemilu dimasa orde baru diskriminalisasi terjadi dan dirasakan oleh para keluarga yang di anggap P.K.I. Bebas ialah warga negara yang berhak memilih dapat mengunakan haknya, dikamin keamanannya melakukan pemilihan menurut hati nuraninya tampa adanya pengaruh, tekanan, dan paksaan dari siapapun dan dengan cara apapun. Jujur yang dimaksud ialah dalam penyelanggaraan pemilu, penyelenggara atau pelaksana, pemerintah atau partai politik serta pemilu, pangawas dan pemantau pemilu, termasuk pemilih, serta semua pihak yang terlibat secara tidak langsung bersikap dan bertindak jujur sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku. Asas adil ialah setiap pemilih dan parpol perserta pemilu mendapat perlakuan yang sama serta bebas dari kecurangan pihak manapun. Penyelenggaraan pemilu oleh pemerintah lewat komisi pemilihan umum (KPU). Dilakukan secara bebas dan mandiri. Berbeda dengan pemilu di masa orde baru, era reformasi pengawasan pemilu oleh pemerintah melalui panwaslu (1999)terdiri dari lembaga pengawasan pemilu (panwaslu, forum rektor UNFREL, dan LSM) sedangkan 2004 dan 2009 pengawasan pemilu berasal dari unsur kepolisian, tokoh masyarakat, kejaksaan, perguruan tinggi dan pers. Diman pada masa orde baru pers tidak bergerak bebas. 12
  • 14. Sedangkan partai politik yang ikut berpartisipasi pada pemilu di era reformasi cukup banyak, pada pemilu 1999 terdapat 48 parpol dan tahun 2004 terdapat 24 parpol, sedangkan tahun 2009 terdapat 38 parpol. Banyaknya partai yang terlibat karena didukung oleh uu no 2 tahun 1999, tetang partai politik. Sumber : www.kpu.go.id Berbeda dengan pemilu pada orde baru yang pemenang pemilu dimenangkan oleh GOLKAR terus, pada era reformasi dalam tiga kali pemilu.pemilu 1999 di menangkan oleh PDIP dan Pemilu 2004 dan 2009 dimenangkan oleh Partai Demokrat. Tapi pada tahun 1999 pemilu tidak jauh beda dengan pemilu di masa orde baru, karena masyarakat hanya memilih partai politik saja, sedangkan presiden dipemilih oleh anggota legislatif. Dan pada tahun 2004 dan 2009 Indonesia pertama kalinya memilih anggota legislatif secarang langsung dan memilih presiden secara langsung pula. Seccara prosudural pemilu di indonesia sudah demokrasi, walaupun dalam pelaksanaannya masih banyak kecurangan yang dilakukan oleh para oknum calon, misal melakukan politik uang. 13
  • 15. Kesimpulan Indonesia adalah negara kesatuan berbentuk republik, dengan memakai system demokrasi, di mana kedaulatan berada di tangan rakyat oleh rakyat untuk rakyat. Indonesia menganut sistem pemerintahan presidensil, di mana Presiden berkedudukan sebagai kepala negara sekaligus kepala pemerintahan. Para Bapak Bangsa yang meletakkan dasar pembentukan Negara Indonesia, setelah tercapainya kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1945. Mereka sepakat menyatukan rakyat yang berasal dari beragam suku bangsa, agama, dan budaya yang tersebar di ribuan pulau besar dan kecil, di bawah payung Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Indonesia pernah menjalani sistem pemerintahan federal di bawah Republik Indonesia Serikat (RIS) selama tujuh bulan (27 Desember 1949 - 17 Agustus 1950), namun kembali ke bentuk pemerintahan republik. Setelah jatuhnya Orde Baru (1996 - 1997), pemerintah merespon desakan daerah-daerah terhadap sistem pemerintahan yang bersifat sangat sentralistis, dengan menawarkan konsep Otonomi Daerah untuk mewujudkan desentralisasi kekuasaan. Sistem politik Indonesia diartikan sebagai kumpulan atau keseluruhan berbagai kegiatan dalam Negara Indonesia yang berkaitan dengan kepentingan umum termasuk proses penentuan tujuan, upaya-upaya mewujudkan tujuan, pengambilan keputusan, seleksi dan penyusunan skala prioritasnya. Konstitusi Negara Indonesia adalah Undang-undang Dasar (UUD) 1945, yang mengatur kedudukan dan tanggung jawab penyelenggara negara; kewenangan, tugas, dan hubungan antara lembaga-lembaga negara (legislatif, eksekutif, dan yudikatif). UUD 1945 juga mengatur hak dan kewajiban warga negara. Lembaga legislatif terdiri atas Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) dan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Lembaga Eksekutif terdiri atas Presiden, yang dalam menjalankan tugasnya dibantu oleh seorang wakil presiden dan kabinet. Di tingkat regional, pemerintahan provinsi dipimpin oleh seorang gubernur, sedangkan di pemerintahan kabupaten/kotamadya dipimpin oleh seorang bupati/walikota. Lembaga Yudikatif menjalankan kekuasaan kehakiman yang dilakukan oleh Mahkamah Agung (MA) sebagai lembaga kehakiman tertinggi bersama badan-badan kehakiman lain yang berada di bawahnya. Fungsi MA adalah melakukan pengadilan, pengawasan, pengaturan, memberi nasehat, dan fungsi adminsitrasi. Saat ini UUD 1945 telah mengalami beberapa kali amandemen, yang telah memasuki tahap amandemen keempat. Amandemen konstitusi ini mengakibatkan perubahan mendasar terhadap tugas dan hubungan lembagalembaga negara. 14
  • 16. DAFTAR PUSTAKA Brodjo, Sudjono Sumardjono. 2000. Hukum Politik dan Reformasi Refleksi Dunia Hukum melalui Renungan dan Tulisan. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Budiardjo, Miriam. 1995. Dasar-Dasar Ilmu Politik. Jakarta: Gramedia. Haricahyono,Cheppy. 1986. Ilmu Politik dan Perspektifnya. Yogyakarta: Tiara Wacana & YP2LPM. Kartaprawira, Rusadi. 2002. Sistem Politik Indonesia Edisi Revisi. Bandung: Sinar Baru Agensindo. Panduan Pemasyarakatan Undang-Undang Dasar Negara RI Tahun 1945 tahun 2006. Sekjen MPR RI Santoso, Joko Budi. 2007. Pendidikan Kewarganegaraan SMK kelas X. Jakarta: Penerbit Yudhistira www.wikipedia.com www.kompas.com www.suaramerdeka.com www.suarapembaharuan.com www.kpu.go.id 15