Rumah makan Ampera merupakan perusahaan yang bergerak di bidang jasa boga dengan sistem cabang yang meluas. Dokumen ini membahas tentang latar belakang didirikannya rumah makan Ampera, faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan dan penawaran, serta analisis SWOT dan STP yang dilakukan untuk rumah makan Ampera.
1. Page 1
RUMAH MAKAN AMPERA
Diajukan untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Ekonomi Manajerial
Disusun oleh :
Dewi Anggraeni (114030030)
Ayu Kenia Risnawati (114030036)
Ekonomi Pembangunan - A
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PASUNDAN BANDUNG
2014
2. Page 2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Pada saat ini bisnis rumah makan dan restoran semakin banyak bermunculan karena
perkembangan jaman menuntut pelayanan yang serba cepat dan praktis. Serta untuk mencari
pengalaman yang berbeda dalam hal makan untuk mengikuti gaya hidup yang semakin modern.
Dengan menawarkan berbagai menu dan pelayanan yang nyaman, sebuah rumah makan maupun
restoran menarik konsumen untuk mengunjungi rumah makan maupun restoran tersebut. Baik itu
rumah makan lokal maupun restoran siap saji yang berasal dari luar negeri.
Warung nasi Ampera adalah perusahaan yang bergerak di bidang jasa boga dengan
sistem cabang yang meluas. Rumah makan ini mempunyai ciri khas service/pelayanan ala
swalayan yang bentuknya seperti prasmanan dan bukan ala carte dimana konsumen memesan
menu terlebih dahulu. Contoh keberhasilan Warung Nasi Ampera terlihat dari eksistensi Warung
Nasi Ampera , bahkan bisa terus mengembangkan cabang sampai keluar kota Bandung yaitu di
kota Jakarta, Ciamis, Banjar dan Tangerang. Dengan adanya perluasan cabang-cabang baru dan
penambahan karyawan maka diperlukan identitas korporasi untuk penyeragaman citra positif di
seluruh cabang Warung Nasi Ampera.
Untuk memanjakan dan mempermudah akses untuk mengunjungirumah makan Ampera,
bagi para pecinta kuliner terutama pelanggan setia rumah makan Ampera yang berada di
Bandung atau yang mengunjungi kota Bandung, pada tanggal 29 Juni 2013 telah dibuka cabang
baru rumah makan Ampera di Jl. Trunojoyo No 46 Bandung. Dengan dibukanya rumah makan
Ampera Trunojoyo ini, maka bagi yang berwisata di sekitar daerah Dago, Gedung Sate, Gasibu
atau ke Musium Geologi bisa melepaskan lelah sambil menyantap kuliner khas Sunda di rumah
makan Ampera Trunojoyo.
Di rumah makan Ampera Trunojoyo, akan dimanjakan dengan sajian makanan
bercitarasa tinggi resep leluhur "urang Sunda", lebih dari itu bisa menikmati suasana rumah
makan yang nyaman, asri, bersih serta sambil menikmati alunan live music. Satu hal lagi, harga
makanan dan minuman di rumah makan Ampera dijamin lebih murah dibandingkan dengan
3. Page 3
rumah makan lainnya yang sekelas dengan Ampera. Dilengkapi area parkir yang memadai serta
dengan berbagai kelebihan yang disebutkan di atas, rumah makan Ampera Trunojoyo
Bandung menjadi pilihan terbaik untuk Anda yang ingin menikmati makanan khas Sunda dengan
pelayanan yang prima.
Bagi Anda yang ingin booking tempat untuk keperluan acara keluarga ataupun acara
kantor/perusahaan bias menghubungi rumah makan Ampera terdekat. Dan beserta rombongan
yang sedang berwisata di kotaBandung bisa juga booking tempat di rumah makan Amperauntuk
sejenak beristirahat sambil memanjakan lidah, karena letak rumah makan Ampera letaknya tidak
jauh dari tujuan wisata di kota Bandung.
1.2 RUMUSAN MASALAH
a. Faktor-faktor apa yang mempengaruhi permintaan di Rumah makan Ampera?
b. Faktor-faktor apa yang mempengaruhi penawaran di Rumah makan Ampera?
c. Bagaimana analisis SWOT dari usaha Rumah makan Ampera?
d. Bagaimana STP di Rumah makan Ampera ?
1.3 TUJUAN
1. Mengetahui awal mula didirikannya Rumah Makan Ampera hingga masih bertahan
sampai sekarang.
2. Mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi permintaan dan penawaran di
Rumah Makan Ampera.
3. Mengetahui hasil analisis SWOT yang terdiri dari SAP dan ETOP di Rumah Makan
Ampera.
4. Page 4
BAB II
DASAR TEORI
2.1 TEORI PERMINTAAN
Permintaan adalah keinginan konsumen membeli suatu barang pada berbagai tingkat
harga selama periode waktu tertentu atau banyaknya jumlah barang yang diminta pada suatu
pasar tertentu dengan tingkat harga tertentu pada tingkat pendapatan tertentu dan dalam periode
tertentu. Beberapa faktor yang mempengaruhi permintaan :
1. Harga barang itu sendiri
Jika harga suatu barang semakin murah, maka permintaan terhadap barang itu bertambah.
2. Harga barang lain yang terkait
Berpengaruh apabila terdapat 2 barang yang saling terkait yang keterkaitannya dapat bersifat
subtitusi (pengganti) dan bersifat komplemen (penggenap).
3. Tingkat pendapatan perkapita
Dapat mencerminkan daya beli.Makin tinggi tingkat pendapatan, daya beli makin kuat, sehingga
permintaan terhadap suatu barang meningkat.
4.Selera atau kebiasaan
Tinggi rendahnya suatu permintaan ditentukan oleh selera atau kebiasaan dari pola hidup suatu
masyarakat.
5.Jumlah penduduk
Semakin banyak jumlah penduduk yang mempunyai selera atau kebiasaan akan kebutuhan
barang tertentu, maka semakin besar permintaan terhadap barang tersebut.
6.Perkiraan harga di masa mendatang
5. Page 5
Bila kita memperkirakan bahwa harga suatu barang akan naik, adalah lebih baik membeli barang
tersebut sekarang, sehingga mendorong orang untuk membeli lebih banyak saat ini guna
menghemat belanja di masa depan.
7.Distribusi pendapatan
Tingkat pendapatan perkapita bisa memberikan kesimpulan yang salah bila distribusi pendapatan
buruk.Jika distribusi pendapatan buruk, berarti daya beli secara umum melemah, sehingga
permintaan terhadap suatu barang menurun.
8.Usaha-usaha produsen meningkatkan penjualan.
Bujukan para penjual untuk membeli barang besar sekali peranannya dalam mempengaruhi
masyarakat.Usaha-usaha promosi kepada pembeli sering mendorong orang untuk membeli
banyak daripada biasanya.
2.2 TEORI PENAWARAN
Penawaran adalah sejumlah barang yang ditawarkan pada tingkat harga tertentu dan
waktu tertentu.Dalam rangka menjawab kebutuhan konsumen, pihak produsen menyediakan
berbagai barang dan jasa. Barang dan jasa hasil produksi ini kemudian dijual kepada konsumen
di pasar menurut tingkat harga tertentu.permintaan bersangkut paut dengan pembelian dan
pemakainan sedangkan penawaran bersangkut paut dengan peneyediaan dan penjualan. Jadi
penawaran adalah jumlah barang dan jasa yang tersedia untuk dijual pada berbagai tingkat harga
dan situasi.
Faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran:
1. Harga barang itu sendiri
Jika harga suatu barang naik, maka produsen cenderung akan menambah jumlah barang yang
dihasilkan. Hal ini kembali lagi pada hokum penawaran.
2. Harga barang lain yang terkait
6. Page 6
Apabila harga barang subtitusi naik, maka penawaran suatu barang akan bertambah, dan
sebaliknya. Sedangkan untuk barang complement, dapat dinyatakan bahwa apabila harga barang
komplemen naik, maka penawaran suatu barang berkurang, atau sebaliknya.
3. Harga faktor produksi
Kenaikan harga faktor produksi akan menyebabkan perusahaan memproduksi outputnya lebih
sedikit dengan jumlah anggaran yang tetap yang nantinya akan mengurangi laba perusahaan
sehingga produsen akan pindah ke industry lain dan akan mengakibatkan berkurangnya
penwaran barang.
4. Biaya produksi
Kenaikan harga input juga mempengaruhi biaya produksi. Bila biaya produksi meningkat, maka
produsen akan menbgurangi hasil produksinya, berarti penawaran barang berkurang.
5. Teknologi produksi
Kemajuan teknologi menyebabkan penurunan biaya produksi, dan menciptakan barang-barang
baru sehingga menyebabkan kenaikan dalam penawaran barang.
6. Jumlah pedagang/penjual
Apabila jumlah penjual suatu produk tertentu semakin banyak, maka penawaran barang tersebut
akan bertambah.
7. Tujuan perusahaan
Tujuan perusahaan adalah memaksimumkan laba buka hasil produksinya. Akibatnya tiap
produsen tidak berusaha untuk memanfaatkan kapasitas produksinya secara malksimum, tetapi
akan menggunakannya pada tingkat produksi yang akan memberikan keuntungan maksimum.
8. Kebijakan pemerintah
Kebijakan pemerintah untuk mengurangi komoditas impor menyebabkan supply dan keperluan
akan kebutuhan tersebut dipenuhi sendiri sehingga dapat meningktakan penawaran.
7. Page 7
2.3 TEORI ANALISIS SWOT
Analisis SWOT adalah metode perencanaan strategis yang digunakan untuk
mengevaluasi kekuatan (strengths), kelemahan (weaknesses), peluang (opportunities), dan
ancaman (threats) dalam suatu proyek atau suatu spekulasi bisnis.Keempat faktor itulah yang
membentuk akronim SWOT (strengths, weaknesses, opportunities, dan threats). Proses ini
melibatkan penentuan tujuan yang spesifik dari spekulasi bisnis atau proyek dan
mengidentifikasi faktor internal dan eksternal yang mendukung dan yang tidak dalam mencapai
tujuan tersebut.
Analisis SWOT dapat diterapkan dengan cara menganalisis dan memilah berbagai hal
yang mempengaruhi keempat faktornya, kemudian menerapkannya dalam gambar matrik
SWOT, dimana aplikasinya adalah bagaimana kekuatan (strengths) mampu mengambil
keuntungan (advantage) dari peluang (opportunities) yang ada, bagaimana cara mengatasi
kelemahan (weaknesses) yang mencegah keuntungan (advantage) dari peluang
(opportunities)yang ada, selanjutnya bagaimana kekuatan (strengths) mampu menghadapi
ancaman (threats) yang ada, dan terakhir adalah bagaimana cara mengatasi kelemahan
(weaknesses) yang mampu membuat ancaman (threats) menjadi nyata atau menciptakan sebuah
ancaman baru.
2.4 TEORI STP
2.4.1 SEGMENTASI
Segmen pasar atau market segments adalah kelompok orang atau kelompok organisasi
yang memiliki kesamaan karakteristik sehingga mereka juga memiliki kebutuhan produk dan
jasa yang sama. Segmen pasar yang ideal harus memenuhi semua kriteria.Suatu segmen harus
dapat dibedakan dari segmen-segmen lainnya. Kebutuhan customer yang ada di dalam satu
segmen harus sama.
Menurut Saladi (2003 : 83), pengertian segmentasi pasar adalah sebagai berikut
: “Segmentasi pasar adalah proses pengelompokkan-pengelompokkan pasar ke dalam
8. Page 8
kelompok pembeli yang potensial dengan kebutuhan yang sama, dan atau karakteristik
yang disukai serta memperlihatkan hubungan pembelian yang sama pula”
Sedangkan menurut Kotler (2006 : 281) mengatakan bahwa : “Segmentasi pasar
membagi sebuah pasar ke dalam kelompok-kelompok yang khas berdasarkan kebutuhan,
karakteristik, atau perilaku yang mungkin membutuhkan produk atau bauran pemasaran
yang terpisah”
Dan menurut Kasali (2000 : 118) adalah : “Suatu proses untuk membagi-bagi atau
mengelompokkan konsumen ke dalam kotak-kotak yang lebih homogen"
Homogen, Customer di dalam satu segmen menunjukkan kebutuhan yang sama.Customer
di dalam satu segmen menunjukkan kebutuhan yang sama.Customer di dalam satu segmen akan
merespon suatu stimulus pasar dengan cara yang sama.Customer di dalam satu segmen dapat
ditembus dengan suatu intervensi pasar. Tujuan perusahaan melakukan segmentasi pasar adalah
untuk mengelompokkan customer yang memiliki karakteristik, perilaku, dan kebutuhan yang
sama, sehingga mereka akan ditawari produk dengan harga, metode distribusi, dan metode
promosi yang berbeda antara segmen pasar yang satu dengan segmen pasar lainnya.Pada saat
yang sama segmentasi merupakan ilmu untuk memandang pasar berdasarkan variabel geografis
(lokasi), demografis (seperti umur,latar belakang , status perkawinan, suku, agama dan kelas
sosial), psikografis (seperti gaya hidup ,minat dan sikap masyarakat dalam penggunaan barang).
2.4.2 TARGETING
Setelah perusahaan memilih segmen pasar yang akan dimasuki, strategi selanjutnya
adalah menentukan target pasar atau pasar sasaran. Definisi umum dari targeting adalah proses
memilih target market yang tepat bagi produk dan jasa perusahaan. Philip Kotler dkk (2003)
dalam bukunya rethinking marketing, targeting adalah strategi mengalokasikan sumber daya
perusahaan secara efektif.Tiga kriteria yang harus dipenuhi perusahaan dalam mengevaluasi dan
menentukan segmen yang akan ditarget, yaitu:
Memastikan bahwa segmen pasar yang dipilih cukup besar dan akan cukup
menguntungkan bagi perusahaan.Strategi targeting itu harus didasarkan pada keunggulan
kompetitif perusahaan yang bersangkutan. Keunggulan kompetitif merupakan cara untuk
mengukur apakah perusahaan itu memiliki kekuatan untuk mendominasi segmen pasar yang
9. Page 9
dipilih.Segmen pasar yang dibidik itu harus didasarkan pada situasi persaingannya yang secara
langsung atau tidak langsung mempengaruhi daya tarik target segmen.
2.4.3 POSITIONING
Positioning adalah unsur ketiga dari strategi STP (Segmentation, Targeting, dan
Positioning), di manapemasar mencoba memutuskan posisi produk di pasar yang hendak disasar.
Pemasar menjelaskan pada konsumen dan mencoba menancapkannya di benak mereka tentang
keunggulan produk dan bagaimana keunikannya dibandingkan produk pesaing.Cara produk,
merk, atau organisasi perusahaan dipersepsikan secara relatif dibandingkan dengan para pesaing
oleh pelanggan saat ini maupun calon pelanggan. Positioning terdiri dari 3 langkah yaitu :
Memilih Konsep Positioning Dalam rangka memposisikan produk / organisasi, pemasar
harus dapat menentukan apa yang penting atau yang utama bagi pasar sasaran. Merancang
Dimensi atau Fitur yang paling Efektif dalam mengkomunikasikan Posisi Suatu posisi dapat
dikomunikasikan dengan nama merk, slogan, penampilan atau fitur produk, tempat penjualan
produk, penampilan karyawan, dan cara-cara lain. Mengkoordinasikan komponen Bauran
Pemasaran untuk Menyampaikan Pesan yang Konsisten
10. Page 10
BAB III
OBJEK PENELITIAN
3.1 DESKRIPSI RUMAH MAKAN AMPERA
Rumah makan ampera adalah rumah makan khas sunda yang menyediakan makanan
sunda cepat saji dengan model prasmanan yang bisa dipilih di display yang sudah disediakan.
Dari segi produk variasi makanan yang disajikan sesuai dengan menu yang di lampirkan antara
lain ayam goring, ayam bakar, aneka tumis, pepes, sayur, dan lain-lainnya. Dari segi harga
bervariasi untuk menu favorit ayam bakar/potongRp 12.000, ayam goring/potongRp 11.500 ,
udang tusukRp 10.500 , sayurasemRp 6.000 , aneka juice Rp 9.000 . Dari segi tempat dan
promosi, tempatnya strategis di pinggir jalan, berlokasi di jalan Trunojoyo Bandung.Rumah
makan telah menggunakan promosi secara online, word of mouth, dan pamflet.
Dalam mempersiapkan personal pelayanan rumah makan Ampera sudah termasuk dalam
kategori baik dan ramah hanya saja kurang cekatan dalam melayani customernya.Mereka juga
dilengkapi dengan pakaian seragam. Saat masuk ketempat itu, ada banyak meja tersedia dan
diujung lain ruangan adalah counter display menu. Menu-menu yang disediakan bisa dipilih dari
display yang sudah disediakan. Cukup menunjuk menu yang diinginkan maka pelayanan di
belakang counter display akan mengambil satu porsi untuk customer.Untuk menu yang siap
makan seperti nasi, tahu goreng dan beberapa makanan siap makan lainnya bisa langsung
diambil dan dibawa kemeja setelah dicatat oleh petugas diujung counter. Dan untuk makanan
yang perlu dihangatkan atau dimasak ulang seperti ayam bakar, pepes dan lain-lainnya akan
diletakan pada piring terpisah dan akan dibawa kedapur untuk dipanaskan dan customer akan
diberi nomormeja.
Setelah makanan di catat dan makanan yang perlu dihangatkan dibawa kedapur, customer
bisa langsung pergi mencari meja kosong, kemudian duduk dan memajang nomor meja yang
diberikan saat menu yang customer pilih dicatat, customer tinggal menunggu makanan
diantarkan bersama minuman yang di pesan. Biasanya juga disertai dengan segelas the tawar
hangat yang diberikan oleh pelayanan untuk setiap customer yang duduk di meja. Hal-hal
11. Page 11
penunjang lainnya yaitu physical evidence, rumah makan memiliki area kurang lebih 100 orang,
dengan dua pilihan tempat (duduk dan lesehan).Untuk tempat lesehan rumah makan Ampera
mempunyai cirri khas yang berbedadari rumah makan lain yaitu pada bagian bawah lantai, ada
ruangan di bawah meja sehingga para customer bisa menurunkan kaki tanpa harus duduk dengan
melipat kaki dan merasakan kesemutan.
3.2 SEJARAH RUMAH MAKAN AMPERA
Rumah makan yang menyajikan masakan khas Sunda.Warung Nasi Ampera pada
awalnya adalah hanya sebuah warung nasi sangat sederhana. Bermula di sebuah tempat yang
sangat tidak representative di sekitar terminal Kebon Kelapa Bandung (sekarang menjadi ITC
Kebun Kelapa), pada tahun 1963 H. Tatang Sujani S.Sos beserta istri, Hj. St.E. Rochaety (alm)
merintis usaha warung nasi yang menyajikan masakan khas Sunda.Di awal berdirinya Warung
Nasi Ampera ini, para pelanggannya kebanyakan adalah para sopir Angkot dan sopir bis yang
mampir untuk makan siang. Dengan menerapkan model "geksor" yaitu segera menyajikan
makanan begitu tamu duduk, membuat para pelanggan dapat menikmati suasana WarungNasi
Ampera yang lebih akrab.
Seiring dengan perjalanan waktu, terminal Kebon Kelapa semakin ramai dan pelanggan
Warung Nasi Ampera pun semakin banyak.Selain para sopir, pelanggan Warung Nasi Ampera
berkembang dari berbagai kalangan baik yang hanya singgah maupun dari masyarakat Bandung
sendiri yang sengaja datang ke Warung Nasi Ampera untuk mengisi perut.Hal ini tentu saja tidak
terlepas dari mutu masakan, pelayanan prima serta harga masakan yang dijual di Warung Nasi
Ampera yang cukup murah. Dengan kondisi seperti tersebut di atas, Warung Nasi Ampera di
Kebon Kelapa yang tidak seberapa besar tidak mampu lagi menampung para pengunjung,
sehingga pada pertengahan tahun 1984 akhirnya Warung Nasi Ampera membuka rumah
makan cabang pertama di Jalan Astana Anyar Bandung yang jaraknya hanya sekitar 1 km dari
Kebon Kelapa.
Seiring perjalanan suka duka yang telah dialami sejak tahun 1963 maka sudah
sepantasnya mulai menapaki bisnis Warung Nasi Ampera ini dengan serius dan
profesional.Dengan manajemen sederhana kami mulai mengembangkan sayap dan
12. Page 12
tidak mengabaikan mutu serta cita rasa khas sunda yang juga merupakan resep para leluhur
urang sunda.Usaha Warung Nasi Ampera pada awal tahun 1994 mulai menunjukkan
perkembangan yang sangat pesat dan sangat menjanjikan. Sehingga pada saat ini lebih dari 80
cabang Warung Nasi Ampera telah tersebar di wilayah Jawa Barat, DKI Jakarta dan baru-baru
ini telah dibuka cabang Yogyakarta, Indonesia.Restoran /rumah makan Warung Nasi
Ampera yang mempertahankan cita rasa khas Sunda yang merupakan resep para leluhur Urang
Sunda dengan selalu mengutamakan mutu dan dengan dukungan manajemen sederhana mulai
mengepakkan sayapnya.
3.3 LOGO RUMAH MAKAN AMPERA
Warna merah dalam logo warung nasi ampera melambangkan kehangatan dan membangkitkan
semangat. Lingkaran warna biru melambangkan kepercayaan dan warna putih dalam huruf “a”
melambangkan kesederhanaan dan kebersihan. Sedangkan kata AMPERA yang memberikan
nama adalah para pelanggan sendiri.
13. Page 13
BAB IV
ANALISIS
4.1 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN
4.1.1 Faktor Internal :
- Selera
Selera mempengaruhi minat konsumen untuk datang ke rumah makan ampera. Karena
konsumen rumah makan ampera lebih dominan berkeluarga atau berkelompok. Sehingga
selera merupakan salah satu yang mempengaruhi permintaan Rumah Makan Ampera.
- Pendapatan
Pendapatan yang di atas Rp 2.500.000/bulan yang bisa berdatangan ke rumah makan
ampera sesuai dengan seleranya dan memiliki segmen menengah atas.
- Lokasi
Rumah makan Ampera terletak di Jalan Trunojoyo No.46 Bandung, lokasi yang mudah di
jangkau sesuai segmentasi pasar dan target pasar sesuai yang diharapkan. Sangat strategis
dekat dengan kantor pemerintahan dan outlet-outlet.
4.1.2 Faktor Eksternal :
- Wisatawan
Karena adanya wisata bisa meraup orderan untuk makanan yang diperlukan. Bahkan
yang dari luar bandung bisa berdatangan ke rumah makan ampera. Di samping itu kota
bandung adalah tempat kuliner dan juga tempat wisata yang berdekatan dengan rumah
makan ampere. Sehingga wisata mempengaruhi factor permintaan konsumen untuk
datang ke rumah makan ampera.
14. Page 14
4.2 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENAWARAN
4.2.1 Faktor Internal :
- Harga barang itu sendiri
Harga bisa mempengaruhi penawaran karena dimana harga sesuai dengan target yang
diharapkan maka orang akan tertarik untuk bisa membelinya. Apabila harga produk
Rumah Makan Ampera meningkat maka penawaran akan produk tersebut tinggi.
- Promosi
Promosi merupakan media untuk menarik konsumen agar membeli produk ampera.
Promosi melalui brosur, online, word of mouth dan pamflet.
- Jenis produk
Setiap harinya ampera mengganti menu makanan yang di sediakannya agar konsumen
tidak bosan dengan menu yang ada.
- Pelayanan
Pelayanan merupakan suatu cara untuk memberikan kenyamanan kepada konsumen agar
mau datang lagi ke ampera. Rumah makan Ampera memberikan pelayanan yang baik dan
ramah terhadap customernya.
4.2.2 Faktor Eksternal :
- Jumlah Pesaing
Pesaing juga merupakan faktor mempengaruhi penawaran karena menyediakan makanan
sama-sama khas sunda. Pesaing rumah makan ampera yaitu rumah makan bancakan.
- Harga bahan baku
15. Page 15
Bahan baku yang harganya tidak stabil mempengaruhi pendapatan dan biaya sehingga
harga jual mengalami kenaikan. Jika Harga bahan baku naik maka penawaran terhadap
rumah makan ampera akan turun.
4.3 ANALISIS SWOT
4.3.1 Analisis SAP
SAP : Strategic Advantages Profile
Profil Keunggulan Strategi
Permasalahan Perkembangan Usaha Rumah Makan Ampera
Variabel Kunci Sub Variabel
Kekuatan/Kelem
ahan
Bobot Rating
Bobot
Rating
Produk
unggulan 35% Rasa 50% K 0,175 1 0,175
Variasi Produk 50% K 0,175 1 0,175
Karyawan 20% Keterampilan 40% K 0,08 1 0,08
Kejujuran 40% K 0,08 1 0,08
Upah 20% L 0,04 0 0
Harga 10% Harga jual 100% K 0,1 1 0,1
Lokasi 25% Kestrategisan 25% L 0,0625 0 0
Kenyamanan 75% K 0,1875 1 0,1875
Pemasaran 10% Promosi 60% K 0,06 1 0,06
Pemesanan 40% L 0,04 0 0
JUMLAH 0,8575
16. Page 16
Dari analisis SAP diketahui bahwa total dari bobot rating analisis SAP adalah 0.8575
artinya kondisi perkembangan usaha jika dilihat dari kekuatan ataupun kelemahan Rumah
makan Ampera membaik.Itupun jika dilihat dari kondisi produk unggulan, karyawan dan harga
sedangkan untuk kondisi yang lain kondisinya netral. Dengan demikian ,Rumah makan Ampera
harus melakukan peningkatan dalam produk unggulan. Selain itu, dalam hal upah karyawan juga
harus ditingkatkan agar kinerja para karyawan semakin membaik.
4.3.2 Analisis ETOP
ETOP : Environmental Threat and Oppurtunity Profile
Profil Keunggulan Strategis
Permasalahan Perkembangan Usaha Rumah Makan Ampera
Variabel Kunci Sub Variabel Ancaman/Peluang Bobot Rating Bobot Rating
Keamanan25% Parkiran 40% P 0,1 1 0,1
Tempat 60% P 0,15 1 0,15
Selera 35% Dewasa 40% P 0,14 1 0,14
Orang tua 60% P 0,21 1 0,21
Biaya 15% Bahan baku 100% A 0,15 0 0
Jumlah 25% Konsumen 50% P 0,125 1 0,125
Pesaing 50% A 0,125 0 0
JUMLAH 0,725
17. Page 17
Dari analisis ETOP diketahui bahwa total dari bobot rating analisis ETOP adalah 0,725
artinya kondisi perkembangan usaha jika dilihat dari ancaman ataupun peluang rumah makan
ampera membaik. Itupun jika dilihat dari kondisi keamanan dan pendapatan pengunjung
sedangkan untuk kondisi yang lain kondisinya netral.
4.4 Analisis STP
4.4.1 Segmenting
- Jenis Kelamin
- Pekerjaan
- Pendapatan
4.4.2 Targeting
- Laki-laki dan perempuan
- Wiraswasta, masyarakat umum
- Rp. 2.500.000 ke atas
4.4.3 Positioning
Dalam menghadapi persaingan dengan rumah makan khas sunda yang lain, ampera lebih
memilih lokasi yang strategis dan pelayanan yang maksimal dan suasana budaya sunda yang
sangat mencitra di benak konsumen.
18. Page 18
O
W S
T
Jika di lihat dari kuadran diatas dimana kekuatan berada di titik 0,8575 dan peluang di titik 0,725
maka dapat dikatakan usaha ini memiliki peluang dan kekuatan yang baik untuk meningkatkan
usaha ke tahap yang lebih tinggi.
0.8575
0.725