SlideShare a Scribd company logo
1 of 20
Download to read offline
Kartografi dan Geovisualisasi
Dosen Pengampu:
Bapak Trias Aditya, S.T., M.Sc., Ph.D
Oleh:
Luhur Moekti Prayogo
(19/449597/PTK/12856)
PCP (Parallel Coordinate Plot)
STC (Space-Time Cubes)
SOM (Self-Organizing Map)
Outline
PCP (Parallel
Coordinate Plot)
STC (Space-
Time Cubes)
SOM (Self-
Organizing
Map)
Daftar Pustaka
PCP (Parallel Coordinate Plot)
Pendahuluan
D'Ocagne, Maurice (1885) menyatakan bahwa kata "Coordonnées parallèles" awalnya tidak ada
hubungannya dengan teknik visualisasi namun hanya menjelaskan metode transformasi
koordinat
Sebelum tahun 1885, Koordinat paralel digunakan oleh Henry Gannetts, diterapkan untuk
Peringkat Negara berdasarkan Rasio, tahun 1880
Beberapa aplikasi penting PCP ada dalam algoritma penghindaran tabrakan untuk pengendalian
lalu lintas udara (1987-3) (paten AS), penambangan data (paten AS), visi komputer (paten AS),
Optimasi, dan kontrol proses
PCP (Parallel Coordinate Plot)
Plot Koordinat Pararel
Koordinat paralel adalah cara umum untuk memvisualisasikan dan menganalisis kumpulan
data dimensi tinggi
Untuk menunjukkan sekumpulan titik dalam ruang berdimensi - n, latar belakang digambar
terdiri dari n garis sejajar, biasanya vertikal dan berjarak sama
Pada bidang dengan sistem koordinat kartesian xy, menambahkan lebih banyak dimensi dalam
koordinat paralel (PCP) dan lebih banyak sumbu
Tujuannya adalah untuk memetakan hubungan n-dimensi menjadi pola 2D. Oleh karena itu,
koordinat paralel bukanlah pemetaan titik ke titik melainkan subset n D untuk pemetaan
subset 2D, tidak ada kehilangan informasi
PCP untuk Pemetaan Cuaca Multi Resolusi
(Wang dkk, 2017)
a) Visualisasi utama: visualisasi parameter (R1, R2 dan R3) dan
visualisasi ansambel (R4, R5 dan R6)
b) Untuk memvisualisasikan set parameter dimensi tinggi multi
resolusi menggunakan Nested Parallel Coordinates Plot (NPCP)
c) Kualitas dari set ensemble dievaluasi dengan membandingkan
sponding observasi set (R4)
d) Nilai kualitas bersama set parameter divisualisasikan dalam
NPCP untuk mendemonstrasikan intra-resolusi (R1) dan inter-
resolusi (R2) korelasi konvektif parameter
e) Kueri rentang dimensi tinggi yang intuitif (R3) dan transisi yang
halus dapat dilakukan melalui interaksi sederhana dengan
NPCP
f) Visualisasi terkait heat map dan dendrogram digunakan untuk
mendemonstrasikan kualitas keseluruhan dan kesamaan
anggota
a) Tabel dibawah menunjukkan rumus untuk data sintetis Multi-set (3 set, 5
dimensi)
b) Dengan nilai x yang berbeda, formula di setiap baris menghasilkan
berbagai contoh data untuk setiap set
c) Desain ini tidak efektif untuk menyatakan korelasi antara dimensi yang
berbeda (karena over- plotting)
d) Dari perspektif visualisasi, PCP tipikal seperti itu menggunakan
Superimpo-desain sition, yang melapisi ketiga set dalam satu visualisasi
e) Namun demikian, karena tiga set berbagi sumbu yang sama, kita dapat
secara langsung bandingkan rentang data dan distribusi data dari tiga
set. Misalnya, terbukti bahwa himpunan 1 (polylines biru) memiliki lebih
lebar rentang nilai pada sumbu func 1 dari dua set lainnya
PCP untuk Pemetaan Cuaca Multi Resolusi
(Wang dkk, 2017)
a) Dimensi horizontal heat map adalah ensemble anggota dalam set ansambel yang
sama
b) Diurutkan menurut langkah pengelompokan aglomeratif (yaitu urutan hierarkhi)
c) Item ensemble dikategorikan menjadi empat kelompok berdasarkan
kualitasnya: Sangat Akurat , Akurat , Kurang akurat dan Sangat Tidak Akurat
d) Tiga tampilan geografis, satu untuk item ansambel iklim (dilambangkan sebagai V1 ,
Gambar 1 C1), satu untuk pengamat-item vation (dilambangkan sebagai V2 ,
Gambar 1 C2) dan satu untuk perbedaannya (dilambangkan sebagai V3 , Gambar 1
C3), ditampilkan berdampingan
e) Perbedaan nilai di setiap lokasi spasial (titik grid) di V3 diturunkan dari nilai di lokasi
yang sama dari item ensemble di V1 dan item observasi di V2
PCP untuk Pemetaan Cuaca Multi Resolusi
(Wang dkk, 2017)
PCP untuk Pemetaan Cuaca Multi Resolusi
(Wang dkk, 2017)
a) Umumnya Riset dan
Peramalan Cuaca
(WRF) model untuk
menghasilkan
ansambel iklim
disajikan dengan
tiga resolusi spasial:
50 km , 25 km dan
12 km
b) Jumlah grid titik di
setiap resolusi
adalah
(lintang × bujur):
43 × 44, 87 × 89
dan 182 × 187
STC (Space-Time Cubes)-Eksplorasi Lintasan Data
(Jorge A. Wagner Filho, Wolfgang Stuerzlinger, and Luciana Nedel – IEEE)
Mengenal STC
STC merupakan representasi model 3 dimensi dimana koordinat Z menunjukkan waktu (Petras
et al. 2014)
STC memvisualisasikan bagaimana posisi obyek dari waktu ke waktu dan menjadi topik yang
semakin diminati
STC memungkinkan pengamatan yang jelas tentang ruang dan waktu seperti durasi gerakan
yang bervariasi, kecepatan dan letak obyek
Memungkinkan tampilan yang tepat pada lintasan (disebut Jalur Ruang-Waktu)
a) Pilihan desain pertama menyangkut arah
masuk waktu yang ditampilkan secara default
b) Meskipun mungkin tampak lebih alami
representasi 3D untuk sumbu vertikal
meningkat ke atas, berfungsi untuk
menampilkan waktu yang semakin lama
c) Pengguna juga dapat memeriksa posisi
tertentu dengan bantuan garis horizontal
merah tambahan, yang secara permanen
mengikuti gerakan tangan saat jari telunjuk
diangkat
d) Eksplorasi STC mengharuskan pengguna
untuk dapat memanipulasinya untuk
menemukan tampilan yang sesuai,
STC (Space-Time Cubes)-Eksplorasi Lintasan Data
(Jorge A. Wagner Filho, Wolfgang Stuerzlinger, and Luciana Nedel – IEEE)
a) Dibuat dengan
membangun grafik
persimpangan jalan
untuk kota Dublin,
Irlandia, dan jalur
terpendek di antaranya
poin yang telah
ditentukan sebelumnya
b) Pengguna harus terlebih
dahulu mengidentifikasi
elemen atau periode
target, lalu pindahkan
waktu atau periode
yang diinginkan lebih
dekat ke bidang peta
STC (Space-Time Cubes)-Eksplorasi Lintasan Data
(Jorge A. Wagner Filho, Wolfgang Stuerzlinger, and Luciana Nedel – IEEE)
a) Eksperimen mengikuti desain
campuran, dengan 2 dalam-
subjek visualisasi × ​​2 skenario
data antar subjek × 7 tugas, total
14 uji coba per peserta dengan
durasi rata-rata 65 menit
(termasuk tahapan sosialisasi dan
pengisian kuesioner)
b) Dibandingkan dengan
pendekatan berbasis desktop
konvensional, hasil menunjukkan
beberapa manfaat kualitatif yang
jelas untuk eksplorasi lintasan
dengan STC imersif
c) Hal ini diperkuat oleh data skala
likert, dimana 16/20 dianggap
mudah untuk menemukan
informasi yang diperlukan dan
18/20 menganggap teknik ini
nyaman, dibandingkan dengan
6/20 dan 8/20 di Desktop,
masing-masing.
STC (Space-Time Cubes)-Eksplorasi Lintasan Data
(Jorge A. Wagner Filho, Wolfgang Stuerzlinger, and Luciana Nedel – IEEE)
SOM (Self-Organizing Map) – Penurunan Kualitas Air
(Chea dkk, 2016)
Mengenal SOM
Self-Organizing Map (SOM) atau sering disebut topology-preserving map pertama kali
diperkenalkan oleh Teuvo Kohonen pada tahun 1996
SOM merupakan salah satu teknik dalam Neural Network yang bertujuan untuk melakukan
visualisasi data dengan cara mengurangi dimensi data melalui penggunaan self-organizing
neural networks sehingga manusia dapat mengerti high-dimensional data yang dipetakan
dalam bentuk low-dimensional data
Metode pembelajaran yang digunakan SOM adalah tanpa bimbingan dari suatu data input-
target atau unsupervised learning yang mengasumsikan sebuah topologi yang terstruktur
menjadian unit-unit kelas/cluster (Kohonen, 1989 dan Fausett, 1993)
Pada algoritma SOM, vektor bobot untuk setiap unit cluster berfungsi sebagai contoh
dari input pola yang terkait dengan cluster itu
Mengenal SOM
Selama proses self-organizing, cluster satuan yang bobotnya sesuai dengan pola
vektor input yang paling dekat (biasanya, kuadrat dari jarak Euclidean minimum) dipilih
sebagai pemenang
Unit pemenang dan unit tetangganya (dalam pengertian topologi dari unit cluster ) terus
memperbarui bobot merek (Fausett, 1993)
Setiap output akan bereaksi terhadap pola input tertentu sehingga hasil Kohonen SOM akan
menunjukkan adanya kesamaan ciri antar anggota dalam cluster yang sama
Arsitektur SOM merupakan jaringan yang terdiri dari dua lapisan (layer), yaitu lapisan input
dan lapisan output. Setiap neuron dalam lapisan input terhubung dengan setiap neuron pada
lapisan output. Setiap neuron dalam lapisan output merepresentasikan kelas (cluster )
dari input yang diberikan
SOM (Self-Organizing Map) – Penurunan Kualitas Air
(Chea dkk, 2016)
SOM (Self-Organizing Map) – Penurunan Kualitas Air
(Chea dkk, 2016)
a) Semua vektor sampel ditraining, algoritma secara otomatis
mengklasifikasikan training sampel di peta yang dikenal sebagai
proses pemetaan
b) Neuron vektor bobotnya sangat mirip dengan vektor masukan
akan memiliki tingkat aktivasi kecil, sedangkan neuron dengan
vektor bobot sangat berbeda dari vektor input akan
menunjukkan tingkat aktivasi yang besar
c) Aplikasi SOM terbaru dalam penentuan kualitas air dan perairan
ekologi telah memberikan hasil yang sangat baik dalam pola dan
prediksi
SOM (Self-Organizing Map) – Penurunan Kualitas Air
(Chea dkk, 2016)
a) Peta komponen SOM dibangun untuk
memvisualisasikan bution dari setiap
parameter fisikokimia ke peta
b) Vektor bobot SOM neuron
mengungkapkan pengaruh masing-
masing variabel fisikokimia dalam
karakterisasi cluster yang teridentifikasi
c) Cluster 1a terutama dicirikan oleh suhu
air yang tinggi, hubungan oksigen
terlarut dan pH yang sangat tinggi,
tingkat TSS yang relatif rendah serta
semua kation dan anion (yaitu Ca 2+ ,
Mg 2+ , Na + , Cl - , K + dan SO 4-2 )
yaitu padatan terlarut di dalam air
d) Cluster 1b1 telah ditentukan ditambang
oleh oksigen tingkat tinggi dan pH tinggi,
diikuti oleh suhu air rendah dan nilai TSS,
dan tingkat alkalinitas dan kalsium yang
tinggi
a) Cluster 1b2 memiliki karakteristik yang mirip dengan
cluster 1a, dikategorikan berdasarkan suhu tinggi,
oksigen dan nilai pH sedikit berkurang, dan tingkatan
TSS, kalsium dan alkalinitas
b) Sangat berbeda dari cluster sebelumnya, cluster 2
terutama ditentukan oleh nilai-nilai nutrisi yang tinggi
(nitrat, fosfor total dan total amonia) dan semua
padatan terlarut
c) Studi ini mengungkapkan bahwa konsentrasi unsur
hara paling tinggi terutama di sepanjang kanal delta,
khususnya konsentrasi TP berkisar antara 0,13 mgL -
1 pada cluster 1b2 sampai 0,56 mgL -1 pada cluster 2
d) Selain itu, pH dan DO berkurang di sebagian besar
situs karena dekomposisi bahan organik dan limpasan
badai yang dipengaruhi oleh penggunaan lahan dan
sulfat masam
SOM (Self-Organizing Map) – Penurunan Kualitas Air
(Chea dkk, 2016)
a) TSS ditemukan dengan nilai tinggi untuk
sebagian besar situs delta, hal ini karena
akumulasi sedimen dari hulu Mekong dan
erosi di dalam zona delta karena kegiatan
pertanian intensif
b) Berbeda dengan cluster 2 dan 1b2,
alkalinitas dan konsentrasi padatan
terlarut ditemukan rendah di cluster 1a
dan 1b1
c) Di zona transisi antara Mekong dan delta
(cluster 1b2), unsur hara mulai meningkat
dan mencapai maksimum pada lokasi
tertentu di sepanjang kanal delta,
terutama fosfor yang merupakan unsur
beracun dan tunduk pada bioakumulasi
mulasi
d) Variasi karakteristik air pada cluster 1 dan 2
dapat menunjukkan adanya perubahan
kualitas air sepanjang cekungan,
penurunan yang signifikan diamati di
delta Mekong dan zona peralihannya
SOM (Self-Organizing Map) – Penurunan Kualitas Air
(Chea dkk, 2016)
Chea et al. 2016. Evidence of Water Quality Degradation in Lower Mekong Basin Revealed by Self-
Organizing Map. PLOS ONE, 11 (11). 1-19. DOI:10.1371/journal.pone.0145527. (Paper SOM)
Fausett. L.V (1993). Fundamental of Neural Network: Architectures, Algorithm, And Application. Prentice Hall, 1st edition. ISBN-
13: 978-0133341867.
Filho et al. 2019. Evaluating an Immersive Space-Time Cube Geovisualization for Intuitive Trajectory Data Exploration. IEEE VIS
InfoVis 2019 (Transactions on Visualization and Computer Graphics). 1. DOI:
10.1109/TVCG.2019.2934415. (Paper STC)
Haykin, S. (1999). Neural Networks: A Comprehensive Foundation. England: Pearson Education. Hal. 23, 43-45.
Kohonen, T (1989). “Self-organizing feature maps.” Self-organization and associative memory. Springer Berlin Heidelberg. 119-
157.
Kohonen, T.,Schroeder, M. R and Huang, T (2001)Self-organizing map. Springer-Verlag New York. Inc., Secaucus, NJ, 43, 2.
Wang et al. 2017. Multi-Resolution Climate Ensemble Parameter Analysis with Nested Parallel Coordinates Plots. IEEE
Transactions On Visualization and Computer Graphics Vol. 23, No. 1. 81-90. (Paper PCP)
Daftar Pustaka
Terima Kasih

More Related Content

Similar to Parallel Coordinate Plot, Space-Time Cube, Self Organizing Map ( A Literature Study)

Literature review ECVT
Literature review ECVTLiterature review ECVT
Literature review ECVTRifa Fadilah
 
Analisa spasial -_vektor
Analisa spasial -_vektorAnalisa spasial -_vektor
Analisa spasial -_vektorIrma Wahyuni
 
Laporan Praktikum ER Mapper Koreksi Geometrik dan Radiometrik
Laporan Praktikum ER Mapper Koreksi Geometrik dan RadiometrikLaporan Praktikum ER Mapper Koreksi Geometrik dan Radiometrik
Laporan Praktikum ER Mapper Koreksi Geometrik dan RadiometrikSally Indah N
 
makalah penyukuran dan pemetaan
makalah penyukuran dan pemetaan makalah penyukuran dan pemetaan
makalah penyukuran dan pemetaan abdul gonde
 
Tutorial ASTER Imagery Orthorectification Using ENVI Software
Tutorial ASTER Imagery Orthorectification Using ENVI SoftwareTutorial ASTER Imagery Orthorectification Using ENVI Software
Tutorial ASTER Imagery Orthorectification Using ENVI Softwarebramantiyo marjuki
 
FUNGSI MASSA PELUANG PADA POLA TITIK SPASIAL KELOMPOK SERTA FUNGSI STATISTIK ...
FUNGSI MASSA PELUANG PADA POLA TITIK SPASIAL KELOMPOK SERTA FUNGSI STATISTIK ...FUNGSI MASSA PELUANG PADA POLA TITIK SPASIAL KELOMPOK SERTA FUNGSI STATISTIK ...
FUNGSI MASSA PELUANG PADA POLA TITIK SPASIAL KELOMPOK SERTA FUNGSI STATISTIK ...Repository Ipb
 
Georefrencing.pptx
Georefrencing.pptxGeorefrencing.pptx
Georefrencing.pptxngibusiness
 
Digital 122446 t 26137-pemetaan distribusi-analisis
Digital 122446 t 26137-pemetaan distribusi-analisisDigital 122446 t 26137-pemetaan distribusi-analisis
Digital 122446 t 26137-pemetaan distribusi-analisisketa gini-ama dila
 
PENGGUNAAN METODE ANALISIS GELOMBANG SEISMIK PERMUKAAN UNTUK PENGEMBANGAN TE...
PENGGUNAAN METODE ANALISIS GELOMBANG SEISMIK PERMUKAAN UNTUK PENGEMBANGAN TE...PENGGUNAAN METODE ANALISIS GELOMBANG SEISMIK PERMUKAAN UNTUK PENGEMBANGAN TE...
PENGGUNAAN METODE ANALISIS GELOMBANG SEISMIK PERMUKAAN UNTUK PENGEMBANGAN TE...ayu bekti
 
2 analisis sinyal_seismik_gunung_merapi__jawa_tengah_-_indonesia_menggunakan_...
2 analisis sinyal_seismik_gunung_merapi__jawa_tengah_-_indonesia_menggunakan_...2 analisis sinyal_seismik_gunung_merapi__jawa_tengah_-_indonesia_menggunakan_...
2 analisis sinyal_seismik_gunung_merapi__jawa_tengah_-_indonesia_menggunakan_...Alen Pepa
 
64 119-1-sm
64 119-1-sm64 119-1-sm
64 119-1-smfitrimn
 
Kelompok 8 analisis struktur (metode gauss jordan) powerpoint
Kelompok 8 analisis struktur (metode gauss jordan) powerpointKelompok 8 analisis struktur (metode gauss jordan) powerpoint
Kelompok 8 analisis struktur (metode gauss jordan) powerpointDebora Elluisa Manurung
 
INDERAJA PERTEMUAN 9,10.pptx
INDERAJA PERTEMUAN 9,10.pptxINDERAJA PERTEMUAN 9,10.pptx
INDERAJA PERTEMUAN 9,10.pptxMuhSuyutiHamsi
 

Similar to Parallel Coordinate Plot, Space-Time Cube, Self Organizing Map ( A Literature Study) (20)

Literature review ECVT
Literature review ECVTLiterature review ECVT
Literature review ECVT
 
Analisa spasial -_vektor
Analisa spasial -_vektorAnalisa spasial -_vektor
Analisa spasial -_vektor
 
Bab 2 revisi
Bab 2 revisiBab 2 revisi
Bab 2 revisi
 
Laporan srtm oke
Laporan srtm okeLaporan srtm oke
Laporan srtm oke
 
Laporan Praktikum ER Mapper Koreksi Geometrik dan Radiometrik
Laporan Praktikum ER Mapper Koreksi Geometrik dan RadiometrikLaporan Praktikum ER Mapper Koreksi Geometrik dan Radiometrik
Laporan Praktikum ER Mapper Koreksi Geometrik dan Radiometrik
 
makalah penyukuran dan pemetaan
makalah penyukuran dan pemetaan makalah penyukuran dan pemetaan
makalah penyukuran dan pemetaan
 
Tutorial ASTER Imagery Orthorectification Using ENVI Software
Tutorial ASTER Imagery Orthorectification Using ENVI SoftwareTutorial ASTER Imagery Orthorectification Using ENVI Software
Tutorial ASTER Imagery Orthorectification Using ENVI Software
 
Osilasi teredam
Osilasi teredamOsilasi teredam
Osilasi teredam
 
Distribusi kecepatan
Distribusi kecepatanDistribusi kecepatan
Distribusi kecepatan
 
Bab iii baru
Bab iii baruBab iii baru
Bab iii baru
 
FUNGSI MASSA PELUANG PADA POLA TITIK SPASIAL KELOMPOK SERTA FUNGSI STATISTIK ...
FUNGSI MASSA PELUANG PADA POLA TITIK SPASIAL KELOMPOK SERTA FUNGSI STATISTIK ...FUNGSI MASSA PELUANG PADA POLA TITIK SPASIAL KELOMPOK SERTA FUNGSI STATISTIK ...
FUNGSI MASSA PELUANG PADA POLA TITIK SPASIAL KELOMPOK SERTA FUNGSI STATISTIK ...
 
Georefrencing.pptx
Georefrencing.pptxGeorefrencing.pptx
Georefrencing.pptx
 
Pcd 14
Pcd 14Pcd 14
Pcd 14
 
Digital 122446 t 26137-pemetaan distribusi-analisis
Digital 122446 t 26137-pemetaan distribusi-analisisDigital 122446 t 26137-pemetaan distribusi-analisis
Digital 122446 t 26137-pemetaan distribusi-analisis
 
PENGGUNAAN METODE ANALISIS GELOMBANG SEISMIK PERMUKAAN UNTUK PENGEMBANGAN TE...
PENGGUNAAN METODE ANALISIS GELOMBANG SEISMIK PERMUKAAN UNTUK PENGEMBANGAN TE...PENGGUNAAN METODE ANALISIS GELOMBANG SEISMIK PERMUKAAN UNTUK PENGEMBANGAN TE...
PENGGUNAAN METODE ANALISIS GELOMBANG SEISMIK PERMUKAAN UNTUK PENGEMBANGAN TE...
 
2 analisis sinyal_seismik_gunung_merapi__jawa_tengah_-_indonesia_menggunakan_...
2 analisis sinyal_seismik_gunung_merapi__jawa_tengah_-_indonesia_menggunakan_...2 analisis sinyal_seismik_gunung_merapi__jawa_tengah_-_indonesia_menggunakan_...
2 analisis sinyal_seismik_gunung_merapi__jawa_tengah_-_indonesia_menggunakan_...
 
64 119-1-sm
64 119-1-sm64 119-1-sm
64 119-1-sm
 
Kelompok 8 analisis struktur (metode gauss jordan) powerpoint
Kelompok 8 analisis struktur (metode gauss jordan) powerpointKelompok 8 analisis struktur (metode gauss jordan) powerpoint
Kelompok 8 analisis struktur (metode gauss jordan) powerpoint
 
INDERAJA PERTEMUAN 9,10.pptx
INDERAJA PERTEMUAN 9,10.pptxINDERAJA PERTEMUAN 9,10.pptx
INDERAJA PERTEMUAN 9,10.pptx
 
(FIXED) Modul I Decomposition and Smoothing Data Analysis
(FIXED) Modul I Decomposition and Smoothing Data Analysis(FIXED) Modul I Decomposition and Smoothing Data Analysis
(FIXED) Modul I Decomposition and Smoothing Data Analysis
 

More from Luhur Moekti Prayogo

Residual Analysis and Tidal Harmonic Components in Bangkalan Regency, East Java
Residual Analysis and Tidal Harmonic Components in Bangkalan Regency, East JavaResidual Analysis and Tidal Harmonic Components in Bangkalan Regency, East Java
Residual Analysis and Tidal Harmonic Components in Bangkalan Regency, East JavaLuhur Moekti Prayogo
 
Pelatihan Pemanfaatan Teknologi AI dalam Pembuatan PTK bagi Guru SDN Karangas...
Pelatihan Pemanfaatan Teknologi AI dalam Pembuatan PTK bagi Guru SDN Karangas...Pelatihan Pemanfaatan Teknologi AI dalam Pembuatan PTK bagi Guru SDN Karangas...
Pelatihan Pemanfaatan Teknologi AI dalam Pembuatan PTK bagi Guru SDN Karangas...Luhur Moekti Prayogo
 
Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Pratiwi)
Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Pratiwi)Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Pratiwi)
Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Pratiwi)Luhur Moekti Prayogo
 
Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Udis Sunardi)
Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Udis Sunardi)Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Udis Sunardi)
Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Udis Sunardi)Luhur Moekti Prayogo
 
Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Saiful Mukminin)
Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Saiful Mukminin)Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Saiful Mukminin)
Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Saiful Mukminin)Luhur Moekti Prayogo
 
Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Maryoko)
Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Maryoko)Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Maryoko)
Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Maryoko)Luhur Moekti Prayogo
 
Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Fajar Kurniawan)
Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Fajar Kurniawan)Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Fajar Kurniawan)
Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Fajar Kurniawan)Luhur Moekti Prayogo
 
Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Agus Vandiharjo)
Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Agus Vandiharjo)Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Agus Vandiharjo)
Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Agus Vandiharjo)Luhur Moekti Prayogo
 
Penetapan dan Penegasan Batas Laut - Sengketa Wilayah Kepulauan Spartly di La...
Penetapan dan Penegasan Batas Laut - Sengketa Wilayah Kepulauan Spartly di La...Penetapan dan Penegasan Batas Laut - Sengketa Wilayah Kepulauan Spartly di La...
Penetapan dan Penegasan Batas Laut - Sengketa Wilayah Kepulauan Spartly di La...Luhur Moekti Prayogo
 
Penetapan dan Penegasan Batas Laut - Sengketa Wilayah Kepulauan Spartly di La...
Penetapan dan Penegasan Batas Laut - Sengketa Wilayah Kepulauan Spartly di La...Penetapan dan Penegasan Batas Laut - Sengketa Wilayah Kepulauan Spartly di La...
Penetapan dan Penegasan Batas Laut - Sengketa Wilayah Kepulauan Spartly di La...Luhur Moekti Prayogo
 
Penetapan dan Penegasan Batas Laut - Sengketa Wilayah Kepulauan Spartly di La...
Penetapan dan Penegasan Batas Laut - Sengketa Wilayah Kepulauan Spartly di La...Penetapan dan Penegasan Batas Laut - Sengketa Wilayah Kepulauan Spartly di La...
Penetapan dan Penegasan Batas Laut - Sengketa Wilayah Kepulauan Spartly di La...Luhur Moekti Prayogo
 
Penetapan dan Penegasan Batas Laut - Sengketa Wilayah Kepulauan Spartly di La...
Penetapan dan Penegasan Batas Laut - Sengketa Wilayah Kepulauan Spartly di La...Penetapan dan Penegasan Batas Laut - Sengketa Wilayah Kepulauan Spartly di La...
Penetapan dan Penegasan Batas Laut - Sengketa Wilayah Kepulauan Spartly di La...Luhur Moekti Prayogo
 
Analisis Komponen Harmonik dan Elevasi Pasang Surut pada Alur Pelayaran Perai...
Analisis Komponen Harmonik dan Elevasi Pasang Surut pada Alur Pelayaran Perai...Analisis Komponen Harmonik dan Elevasi Pasang Surut pada Alur Pelayaran Perai...
Analisis Komponen Harmonik dan Elevasi Pasang Surut pada Alur Pelayaran Perai...Luhur Moekti Prayogo
 
Land Cover Classification Assessment Using Decision Trees and Maximum Likelih...
Land Cover Classification Assessment Using Decision Trees and Maximum Likelih...Land Cover Classification Assessment Using Decision Trees and Maximum Likelih...
Land Cover Classification Assessment Using Decision Trees and Maximum Likelih...Luhur Moekti Prayogo
 
Mitigasi Bencana Pesisir - Penghijaun Hutan (By. Imam Asghoni Mahali)
Mitigasi Bencana Pesisir - Penghijaun Hutan (By. Imam Asghoni Mahali)Mitigasi Bencana Pesisir - Penghijaun Hutan (By. Imam Asghoni Mahali)
Mitigasi Bencana Pesisir - Penghijaun Hutan (By. Imam Asghoni Mahali)Luhur Moekti Prayogo
 
Mitigasi Bencana Pesisir - Pembuatan Bangunan Tahan Gempa (By. Nur Uswatun Ch...
Mitigasi Bencana Pesisir - Pembuatan Bangunan Tahan Gempa (By. Nur Uswatun Ch...Mitigasi Bencana Pesisir - Pembuatan Bangunan Tahan Gempa (By. Nur Uswatun Ch...
Mitigasi Bencana Pesisir - Pembuatan Bangunan Tahan Gempa (By. Nur Uswatun Ch...Luhur Moekti Prayogo
 
Mitigasi Bencana Pesisir - Memberikan Penyuluhan dan Meningkatkan Kesadaran M...
Mitigasi Bencana Pesisir - Memberikan Penyuluhan dan Meningkatkan Kesadaran M...Mitigasi Bencana Pesisir - Memberikan Penyuluhan dan Meningkatkan Kesadaran M...
Mitigasi Bencana Pesisir - Memberikan Penyuluhan dan Meningkatkan Kesadaran M...Luhur Moekti Prayogo
 
Mitigasi Bencana Pesisir - Bangunan Pelindung Pantai Sebagai Penanggulangan A...
Mitigasi Bencana Pesisir - Bangunan Pelindung Pantai Sebagai Penanggulangan A...Mitigasi Bencana Pesisir - Bangunan Pelindung Pantai Sebagai Penanggulangan A...
Mitigasi Bencana Pesisir - Bangunan Pelindung Pantai Sebagai Penanggulangan A...Luhur Moekti Prayogo
 
Mitigasi Bencana Pesisir - Penanggulangan Abrasi Pantai Melalu Reboisasi Huta...
Mitigasi Bencana Pesisir - Penanggulangan Abrasi Pantai Melalu Reboisasi Huta...Mitigasi Bencana Pesisir - Penanggulangan Abrasi Pantai Melalu Reboisasi Huta...
Mitigasi Bencana Pesisir - Penanggulangan Abrasi Pantai Melalu Reboisasi Huta...Luhur Moekti Prayogo
 
Mitigasi Bencana Pesisir - Penghijauan Hutan Mangrove (By. Putri Widyawati Nu...
Mitigasi Bencana Pesisir - Penghijauan Hutan Mangrove (By. Putri Widyawati Nu...Mitigasi Bencana Pesisir - Penghijauan Hutan Mangrove (By. Putri Widyawati Nu...
Mitigasi Bencana Pesisir - Penghijauan Hutan Mangrove (By. Putri Widyawati Nu...Luhur Moekti Prayogo
 

More from Luhur Moekti Prayogo (20)

Residual Analysis and Tidal Harmonic Components in Bangkalan Regency, East Java
Residual Analysis and Tidal Harmonic Components in Bangkalan Regency, East JavaResidual Analysis and Tidal Harmonic Components in Bangkalan Regency, East Java
Residual Analysis and Tidal Harmonic Components in Bangkalan Regency, East Java
 
Pelatihan Pemanfaatan Teknologi AI dalam Pembuatan PTK bagi Guru SDN Karangas...
Pelatihan Pemanfaatan Teknologi AI dalam Pembuatan PTK bagi Guru SDN Karangas...Pelatihan Pemanfaatan Teknologi AI dalam Pembuatan PTK bagi Guru SDN Karangas...
Pelatihan Pemanfaatan Teknologi AI dalam Pembuatan PTK bagi Guru SDN Karangas...
 
Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Pratiwi)
Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Pratiwi)Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Pratiwi)
Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Pratiwi)
 
Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Udis Sunardi)
Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Udis Sunardi)Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Udis Sunardi)
Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Udis Sunardi)
 
Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Saiful Mukminin)
Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Saiful Mukminin)Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Saiful Mukminin)
Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Saiful Mukminin)
 
Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Maryoko)
Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Maryoko)Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Maryoko)
Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Maryoko)
 
Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Fajar Kurniawan)
Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Fajar Kurniawan)Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Fajar Kurniawan)
Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Fajar Kurniawan)
 
Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Agus Vandiharjo)
Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Agus Vandiharjo)Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Agus Vandiharjo)
Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Agus Vandiharjo)
 
Penetapan dan Penegasan Batas Laut - Sengketa Wilayah Kepulauan Spartly di La...
Penetapan dan Penegasan Batas Laut - Sengketa Wilayah Kepulauan Spartly di La...Penetapan dan Penegasan Batas Laut - Sengketa Wilayah Kepulauan Spartly di La...
Penetapan dan Penegasan Batas Laut - Sengketa Wilayah Kepulauan Spartly di La...
 
Penetapan dan Penegasan Batas Laut - Sengketa Wilayah Kepulauan Spartly di La...
Penetapan dan Penegasan Batas Laut - Sengketa Wilayah Kepulauan Spartly di La...Penetapan dan Penegasan Batas Laut - Sengketa Wilayah Kepulauan Spartly di La...
Penetapan dan Penegasan Batas Laut - Sengketa Wilayah Kepulauan Spartly di La...
 
Penetapan dan Penegasan Batas Laut - Sengketa Wilayah Kepulauan Spartly di La...
Penetapan dan Penegasan Batas Laut - Sengketa Wilayah Kepulauan Spartly di La...Penetapan dan Penegasan Batas Laut - Sengketa Wilayah Kepulauan Spartly di La...
Penetapan dan Penegasan Batas Laut - Sengketa Wilayah Kepulauan Spartly di La...
 
Penetapan dan Penegasan Batas Laut - Sengketa Wilayah Kepulauan Spartly di La...
Penetapan dan Penegasan Batas Laut - Sengketa Wilayah Kepulauan Spartly di La...Penetapan dan Penegasan Batas Laut - Sengketa Wilayah Kepulauan Spartly di La...
Penetapan dan Penegasan Batas Laut - Sengketa Wilayah Kepulauan Spartly di La...
 
Analisis Komponen Harmonik dan Elevasi Pasang Surut pada Alur Pelayaran Perai...
Analisis Komponen Harmonik dan Elevasi Pasang Surut pada Alur Pelayaran Perai...Analisis Komponen Harmonik dan Elevasi Pasang Surut pada Alur Pelayaran Perai...
Analisis Komponen Harmonik dan Elevasi Pasang Surut pada Alur Pelayaran Perai...
 
Land Cover Classification Assessment Using Decision Trees and Maximum Likelih...
Land Cover Classification Assessment Using Decision Trees and Maximum Likelih...Land Cover Classification Assessment Using Decision Trees and Maximum Likelih...
Land Cover Classification Assessment Using Decision Trees and Maximum Likelih...
 
Mitigasi Bencana Pesisir - Penghijaun Hutan (By. Imam Asghoni Mahali)
Mitigasi Bencana Pesisir - Penghijaun Hutan (By. Imam Asghoni Mahali)Mitigasi Bencana Pesisir - Penghijaun Hutan (By. Imam Asghoni Mahali)
Mitigasi Bencana Pesisir - Penghijaun Hutan (By. Imam Asghoni Mahali)
 
Mitigasi Bencana Pesisir - Pembuatan Bangunan Tahan Gempa (By. Nur Uswatun Ch...
Mitigasi Bencana Pesisir - Pembuatan Bangunan Tahan Gempa (By. Nur Uswatun Ch...Mitigasi Bencana Pesisir - Pembuatan Bangunan Tahan Gempa (By. Nur Uswatun Ch...
Mitigasi Bencana Pesisir - Pembuatan Bangunan Tahan Gempa (By. Nur Uswatun Ch...
 
Mitigasi Bencana Pesisir - Memberikan Penyuluhan dan Meningkatkan Kesadaran M...
Mitigasi Bencana Pesisir - Memberikan Penyuluhan dan Meningkatkan Kesadaran M...Mitigasi Bencana Pesisir - Memberikan Penyuluhan dan Meningkatkan Kesadaran M...
Mitigasi Bencana Pesisir - Memberikan Penyuluhan dan Meningkatkan Kesadaran M...
 
Mitigasi Bencana Pesisir - Bangunan Pelindung Pantai Sebagai Penanggulangan A...
Mitigasi Bencana Pesisir - Bangunan Pelindung Pantai Sebagai Penanggulangan A...Mitigasi Bencana Pesisir - Bangunan Pelindung Pantai Sebagai Penanggulangan A...
Mitigasi Bencana Pesisir - Bangunan Pelindung Pantai Sebagai Penanggulangan A...
 
Mitigasi Bencana Pesisir - Penanggulangan Abrasi Pantai Melalu Reboisasi Huta...
Mitigasi Bencana Pesisir - Penanggulangan Abrasi Pantai Melalu Reboisasi Huta...Mitigasi Bencana Pesisir - Penanggulangan Abrasi Pantai Melalu Reboisasi Huta...
Mitigasi Bencana Pesisir - Penanggulangan Abrasi Pantai Melalu Reboisasi Huta...
 
Mitigasi Bencana Pesisir - Penghijauan Hutan Mangrove (By. Putri Widyawati Nu...
Mitigasi Bencana Pesisir - Penghijauan Hutan Mangrove (By. Putri Widyawati Nu...Mitigasi Bencana Pesisir - Penghijauan Hutan Mangrove (By. Putri Widyawati Nu...
Mitigasi Bencana Pesisir - Penghijauan Hutan Mangrove (By. Putri Widyawati Nu...
 

Recently uploaded

implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023DodiSetiawan46
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdfPEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdfMMeizaFachri
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxSILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxrahmaamaw03
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxalalfardilah
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfTaqdirAlfiandi1
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxErikaPuspita10
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfChrodtianTian
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...MarwanAnugrah
 
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptpolinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptGirl38
 
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxMATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxrofikpriyanto2
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxHeruFebrianto3
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxSyaimarChandra1
 

Recently uploaded (20)

implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdfPEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxSILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
 
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptpolinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
 
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxMATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
 

Parallel Coordinate Plot, Space-Time Cube, Self Organizing Map ( A Literature Study)

  • 1. Kartografi dan Geovisualisasi Dosen Pengampu: Bapak Trias Aditya, S.T., M.Sc., Ph.D Oleh: Luhur Moekti Prayogo (19/449597/PTK/12856) PCP (Parallel Coordinate Plot) STC (Space-Time Cubes) SOM (Self-Organizing Map)
  • 2. Outline PCP (Parallel Coordinate Plot) STC (Space- Time Cubes) SOM (Self- Organizing Map) Daftar Pustaka
  • 3. PCP (Parallel Coordinate Plot) Pendahuluan D'Ocagne, Maurice (1885) menyatakan bahwa kata "Coordonnées parallèles" awalnya tidak ada hubungannya dengan teknik visualisasi namun hanya menjelaskan metode transformasi koordinat Sebelum tahun 1885, Koordinat paralel digunakan oleh Henry Gannetts, diterapkan untuk Peringkat Negara berdasarkan Rasio, tahun 1880 Beberapa aplikasi penting PCP ada dalam algoritma penghindaran tabrakan untuk pengendalian lalu lintas udara (1987-3) (paten AS), penambangan data (paten AS), visi komputer (paten AS), Optimasi, dan kontrol proses
  • 4. PCP (Parallel Coordinate Plot) Plot Koordinat Pararel Koordinat paralel adalah cara umum untuk memvisualisasikan dan menganalisis kumpulan data dimensi tinggi Untuk menunjukkan sekumpulan titik dalam ruang berdimensi - n, latar belakang digambar terdiri dari n garis sejajar, biasanya vertikal dan berjarak sama Pada bidang dengan sistem koordinat kartesian xy, menambahkan lebih banyak dimensi dalam koordinat paralel (PCP) dan lebih banyak sumbu Tujuannya adalah untuk memetakan hubungan n-dimensi menjadi pola 2D. Oleh karena itu, koordinat paralel bukanlah pemetaan titik ke titik melainkan subset n D untuk pemetaan subset 2D, tidak ada kehilangan informasi
  • 5. PCP untuk Pemetaan Cuaca Multi Resolusi (Wang dkk, 2017) a) Visualisasi utama: visualisasi parameter (R1, R2 dan R3) dan visualisasi ansambel (R4, R5 dan R6) b) Untuk memvisualisasikan set parameter dimensi tinggi multi resolusi menggunakan Nested Parallel Coordinates Plot (NPCP) c) Kualitas dari set ensemble dievaluasi dengan membandingkan sponding observasi set (R4) d) Nilai kualitas bersama set parameter divisualisasikan dalam NPCP untuk mendemonstrasikan intra-resolusi (R1) dan inter- resolusi (R2) korelasi konvektif parameter e) Kueri rentang dimensi tinggi yang intuitif (R3) dan transisi yang halus dapat dilakukan melalui interaksi sederhana dengan NPCP f) Visualisasi terkait heat map dan dendrogram digunakan untuk mendemonstrasikan kualitas keseluruhan dan kesamaan anggota
  • 6. a) Tabel dibawah menunjukkan rumus untuk data sintetis Multi-set (3 set, 5 dimensi) b) Dengan nilai x yang berbeda, formula di setiap baris menghasilkan berbagai contoh data untuk setiap set c) Desain ini tidak efektif untuk menyatakan korelasi antara dimensi yang berbeda (karena over- plotting) d) Dari perspektif visualisasi, PCP tipikal seperti itu menggunakan Superimpo-desain sition, yang melapisi ketiga set dalam satu visualisasi e) Namun demikian, karena tiga set berbagi sumbu yang sama, kita dapat secara langsung bandingkan rentang data dan distribusi data dari tiga set. Misalnya, terbukti bahwa himpunan 1 (polylines biru) memiliki lebih lebar rentang nilai pada sumbu func 1 dari dua set lainnya PCP untuk Pemetaan Cuaca Multi Resolusi (Wang dkk, 2017)
  • 7. a) Dimensi horizontal heat map adalah ensemble anggota dalam set ansambel yang sama b) Diurutkan menurut langkah pengelompokan aglomeratif (yaitu urutan hierarkhi) c) Item ensemble dikategorikan menjadi empat kelompok berdasarkan kualitasnya: Sangat Akurat , Akurat , Kurang akurat dan Sangat Tidak Akurat d) Tiga tampilan geografis, satu untuk item ansambel iklim (dilambangkan sebagai V1 , Gambar 1 C1), satu untuk pengamat-item vation (dilambangkan sebagai V2 , Gambar 1 C2) dan satu untuk perbedaannya (dilambangkan sebagai V3 , Gambar 1 C3), ditampilkan berdampingan e) Perbedaan nilai di setiap lokasi spasial (titik grid) di V3 diturunkan dari nilai di lokasi yang sama dari item ensemble di V1 dan item observasi di V2 PCP untuk Pemetaan Cuaca Multi Resolusi (Wang dkk, 2017)
  • 8. PCP untuk Pemetaan Cuaca Multi Resolusi (Wang dkk, 2017) a) Umumnya Riset dan Peramalan Cuaca (WRF) model untuk menghasilkan ansambel iklim disajikan dengan tiga resolusi spasial: 50 km , 25 km dan 12 km b) Jumlah grid titik di setiap resolusi adalah (lintang × bujur): 43 × 44, 87 × 89 dan 182 × 187
  • 9. STC (Space-Time Cubes)-Eksplorasi Lintasan Data (Jorge A. Wagner Filho, Wolfgang Stuerzlinger, and Luciana Nedel – IEEE) Mengenal STC STC merupakan representasi model 3 dimensi dimana koordinat Z menunjukkan waktu (Petras et al. 2014) STC memvisualisasikan bagaimana posisi obyek dari waktu ke waktu dan menjadi topik yang semakin diminati STC memungkinkan pengamatan yang jelas tentang ruang dan waktu seperti durasi gerakan yang bervariasi, kecepatan dan letak obyek Memungkinkan tampilan yang tepat pada lintasan (disebut Jalur Ruang-Waktu)
  • 10. a) Pilihan desain pertama menyangkut arah masuk waktu yang ditampilkan secara default b) Meskipun mungkin tampak lebih alami representasi 3D untuk sumbu vertikal meningkat ke atas, berfungsi untuk menampilkan waktu yang semakin lama c) Pengguna juga dapat memeriksa posisi tertentu dengan bantuan garis horizontal merah tambahan, yang secara permanen mengikuti gerakan tangan saat jari telunjuk diangkat d) Eksplorasi STC mengharuskan pengguna untuk dapat memanipulasinya untuk menemukan tampilan yang sesuai, STC (Space-Time Cubes)-Eksplorasi Lintasan Data (Jorge A. Wagner Filho, Wolfgang Stuerzlinger, and Luciana Nedel – IEEE)
  • 11. a) Dibuat dengan membangun grafik persimpangan jalan untuk kota Dublin, Irlandia, dan jalur terpendek di antaranya poin yang telah ditentukan sebelumnya b) Pengguna harus terlebih dahulu mengidentifikasi elemen atau periode target, lalu pindahkan waktu atau periode yang diinginkan lebih dekat ke bidang peta STC (Space-Time Cubes)-Eksplorasi Lintasan Data (Jorge A. Wagner Filho, Wolfgang Stuerzlinger, and Luciana Nedel – IEEE)
  • 12. a) Eksperimen mengikuti desain campuran, dengan 2 dalam- subjek visualisasi × ​​2 skenario data antar subjek × 7 tugas, total 14 uji coba per peserta dengan durasi rata-rata 65 menit (termasuk tahapan sosialisasi dan pengisian kuesioner) b) Dibandingkan dengan pendekatan berbasis desktop konvensional, hasil menunjukkan beberapa manfaat kualitatif yang jelas untuk eksplorasi lintasan dengan STC imersif c) Hal ini diperkuat oleh data skala likert, dimana 16/20 dianggap mudah untuk menemukan informasi yang diperlukan dan 18/20 menganggap teknik ini nyaman, dibandingkan dengan 6/20 dan 8/20 di Desktop, masing-masing. STC (Space-Time Cubes)-Eksplorasi Lintasan Data (Jorge A. Wagner Filho, Wolfgang Stuerzlinger, and Luciana Nedel – IEEE)
  • 13. SOM (Self-Organizing Map) – Penurunan Kualitas Air (Chea dkk, 2016) Mengenal SOM Self-Organizing Map (SOM) atau sering disebut topology-preserving map pertama kali diperkenalkan oleh Teuvo Kohonen pada tahun 1996 SOM merupakan salah satu teknik dalam Neural Network yang bertujuan untuk melakukan visualisasi data dengan cara mengurangi dimensi data melalui penggunaan self-organizing neural networks sehingga manusia dapat mengerti high-dimensional data yang dipetakan dalam bentuk low-dimensional data Metode pembelajaran yang digunakan SOM adalah tanpa bimbingan dari suatu data input- target atau unsupervised learning yang mengasumsikan sebuah topologi yang terstruktur menjadian unit-unit kelas/cluster (Kohonen, 1989 dan Fausett, 1993) Pada algoritma SOM, vektor bobot untuk setiap unit cluster berfungsi sebagai contoh dari input pola yang terkait dengan cluster itu
  • 14. Mengenal SOM Selama proses self-organizing, cluster satuan yang bobotnya sesuai dengan pola vektor input yang paling dekat (biasanya, kuadrat dari jarak Euclidean minimum) dipilih sebagai pemenang Unit pemenang dan unit tetangganya (dalam pengertian topologi dari unit cluster ) terus memperbarui bobot merek (Fausett, 1993) Setiap output akan bereaksi terhadap pola input tertentu sehingga hasil Kohonen SOM akan menunjukkan adanya kesamaan ciri antar anggota dalam cluster yang sama Arsitektur SOM merupakan jaringan yang terdiri dari dua lapisan (layer), yaitu lapisan input dan lapisan output. Setiap neuron dalam lapisan input terhubung dengan setiap neuron pada lapisan output. Setiap neuron dalam lapisan output merepresentasikan kelas (cluster ) dari input yang diberikan SOM (Self-Organizing Map) – Penurunan Kualitas Air (Chea dkk, 2016)
  • 15. SOM (Self-Organizing Map) – Penurunan Kualitas Air (Chea dkk, 2016) a) Semua vektor sampel ditraining, algoritma secara otomatis mengklasifikasikan training sampel di peta yang dikenal sebagai proses pemetaan b) Neuron vektor bobotnya sangat mirip dengan vektor masukan akan memiliki tingkat aktivasi kecil, sedangkan neuron dengan vektor bobot sangat berbeda dari vektor input akan menunjukkan tingkat aktivasi yang besar c) Aplikasi SOM terbaru dalam penentuan kualitas air dan perairan ekologi telah memberikan hasil yang sangat baik dalam pola dan prediksi
  • 16. SOM (Self-Organizing Map) – Penurunan Kualitas Air (Chea dkk, 2016) a) Peta komponen SOM dibangun untuk memvisualisasikan bution dari setiap parameter fisikokimia ke peta b) Vektor bobot SOM neuron mengungkapkan pengaruh masing- masing variabel fisikokimia dalam karakterisasi cluster yang teridentifikasi c) Cluster 1a terutama dicirikan oleh suhu air yang tinggi, hubungan oksigen terlarut dan pH yang sangat tinggi, tingkat TSS yang relatif rendah serta semua kation dan anion (yaitu Ca 2+ , Mg 2+ , Na + , Cl - , K + dan SO 4-2 ) yaitu padatan terlarut di dalam air d) Cluster 1b1 telah ditentukan ditambang oleh oksigen tingkat tinggi dan pH tinggi, diikuti oleh suhu air rendah dan nilai TSS, dan tingkat alkalinitas dan kalsium yang tinggi
  • 17. a) Cluster 1b2 memiliki karakteristik yang mirip dengan cluster 1a, dikategorikan berdasarkan suhu tinggi, oksigen dan nilai pH sedikit berkurang, dan tingkatan TSS, kalsium dan alkalinitas b) Sangat berbeda dari cluster sebelumnya, cluster 2 terutama ditentukan oleh nilai-nilai nutrisi yang tinggi (nitrat, fosfor total dan total amonia) dan semua padatan terlarut c) Studi ini mengungkapkan bahwa konsentrasi unsur hara paling tinggi terutama di sepanjang kanal delta, khususnya konsentrasi TP berkisar antara 0,13 mgL - 1 pada cluster 1b2 sampai 0,56 mgL -1 pada cluster 2 d) Selain itu, pH dan DO berkurang di sebagian besar situs karena dekomposisi bahan organik dan limpasan badai yang dipengaruhi oleh penggunaan lahan dan sulfat masam SOM (Self-Organizing Map) – Penurunan Kualitas Air (Chea dkk, 2016)
  • 18. a) TSS ditemukan dengan nilai tinggi untuk sebagian besar situs delta, hal ini karena akumulasi sedimen dari hulu Mekong dan erosi di dalam zona delta karena kegiatan pertanian intensif b) Berbeda dengan cluster 2 dan 1b2, alkalinitas dan konsentrasi padatan terlarut ditemukan rendah di cluster 1a dan 1b1 c) Di zona transisi antara Mekong dan delta (cluster 1b2), unsur hara mulai meningkat dan mencapai maksimum pada lokasi tertentu di sepanjang kanal delta, terutama fosfor yang merupakan unsur beracun dan tunduk pada bioakumulasi mulasi d) Variasi karakteristik air pada cluster 1 dan 2 dapat menunjukkan adanya perubahan kualitas air sepanjang cekungan, penurunan yang signifikan diamati di delta Mekong dan zona peralihannya SOM (Self-Organizing Map) – Penurunan Kualitas Air (Chea dkk, 2016)
  • 19. Chea et al. 2016. Evidence of Water Quality Degradation in Lower Mekong Basin Revealed by Self- Organizing Map. PLOS ONE, 11 (11). 1-19. DOI:10.1371/journal.pone.0145527. (Paper SOM) Fausett. L.V (1993). Fundamental of Neural Network: Architectures, Algorithm, And Application. Prentice Hall, 1st edition. ISBN- 13: 978-0133341867. Filho et al. 2019. Evaluating an Immersive Space-Time Cube Geovisualization for Intuitive Trajectory Data Exploration. IEEE VIS InfoVis 2019 (Transactions on Visualization and Computer Graphics). 1. DOI: 10.1109/TVCG.2019.2934415. (Paper STC) Haykin, S. (1999). Neural Networks: A Comprehensive Foundation. England: Pearson Education. Hal. 23, 43-45. Kohonen, T (1989). “Self-organizing feature maps.” Self-organization and associative memory. Springer Berlin Heidelberg. 119- 157. Kohonen, T.,Schroeder, M. R and Huang, T (2001)Self-organizing map. Springer-Verlag New York. Inc., Secaucus, NJ, 43, 2. Wang et al. 2017. Multi-Resolution Climate Ensemble Parameter Analysis with Nested Parallel Coordinates Plots. IEEE Transactions On Visualization and Computer Graphics Vol. 23, No. 1. 81-90. (Paper PCP) Daftar Pustaka