3. Tutupan awan. Terutama untuk sensor pasif, awan bisa menutupi
bentuk-bentuk Yang berada di bawah atau didekatnya, sehingga
interpretasi tidak dimungkinkan, Masalah ini sangat sering dijumpai
di daerah tropis, dan mungkin diatasi dengan mengkombinasikan
citra dari sensor pasif (misalnya Landsat) dengan citra dari sensor
aktif (misalnya Radarsat) untuk keduanya saling melengkapi.
Bayangan topografis. Metode pengkoreksian yang ada untuk
menghilangkan pengaruh topografi pada radiometri belum terlalu
maju perkembangannya.
Pengaruh atmosferik. Pengaruh atmosferik, terutama ozon, uap air
dan aerosol sangat mengganggu pada band nampak dan infrared.
Penelitian akademis untuk mengatasi hal ini masih aktif dilakukan.
Derajat kedetailan dari peta tutupan lahan yang ingin dihasilkan.
Semakin detail peta yang ingin dihasilkan, semakin rendah akurasi
dari klasifikasi. Hal ini salah satunya bisa diperbaiki dengan adanya
resolusi spectral dan spasial dari citra komersial yang tersedia.
28/11/2022
Akhbar, Fahutan UNTAD 3
4. 1. Mengukur kualitas data dengan descriptive
statistics atau dengan tampilan citra.
2. Mengkoreksi kesalahan, baik radiometric
(atmospheric atau sensor) maupun geometric.
3. Menajamkan citra baik untuk analisis digital
maupun visual.
4. Melakukan survei (pengecekan) lapangan.
5. Mengambil sifat tertentu dari citra dengan proses
klasifikasi dan pengukuran akurasi dari hasil
klasifikasi.
6. Memasukkan hasil olahan ke dalam SIG sebagai
input data.
7. Menginterpretasikan hasil.
28/11/2022
Akhbar, Fahutan UNTAD 4
5. Mengamati citra pada layar adalah proses yang paling
efektif dalam mengidentifikasi masalah yang ada pada
citra, misalnya tutupan awan, kabut, dan kesalahan
sensor.
Citra bisa ditampilkan oleh sebuah komputer, baik per
satu band dalam hitam dan putih maupun dalam
kombinasi tiga band, yang disebut komposit warna. Mata
manusia hanya bisa membedakan 16 derajat keabuan
dalam sebuah citra, tetapi bisa membedakan berjuta
juta warna yang berbeda.
Teknik perbaikan/enhancement citra yang paling sering
digunakan adalah memberi warna tertentu kepada nilai
DN tertentu (atau kisaran dari DN (Digital Number)
tertentu)
28/11/2022
Akhbar, Fahutan UNTAD 5
6. Koreksi ini dilakukan saat memiliki 2 (dua) data salah satu data
telah teruji kevaliditasnya sehingga akan menjadi pembanding
antara kedua data (peta/citra) tersebut.
Koreksi geometrik dilakukan
dengan cara membandingkan citra
dengan data yang telah valid.
Data valid ini didapat dari berbagai
sumber, misal dari data peta yang
koordinatnya sudah benar, data
survey dengan cara meletakkan
survey pada titik-titik yang telah
diketahui menggunakan GPS dan
dikonversi ke peta citra dan
banyak lagi lainnya.
28/11/2022
Akhbar, Fahutan UNTAD 6
7. Distorsi geometrik pada citra dapat terjadi selama proses
penyiaman objek oleh sensor.
Jenis distorsi yang dapat terjadi adalah distorsi
sistematis dan tidak sistematis (non-sistematis).
Distorsi sistematis yaitu distorsi yang bersifat konstan
dan dapat diperkirakan sebelumnya,
Distorsi non sistematis adalah sebaliknya. Jenis
distorsi ini dapat dikoreksi pada saat pembuatan citra
masternya.
Distorsi non-sistematis meliputi distorsi yang
disebabkan oleh rotasi bumi, variasi ketinggian,
variasi pitch, kecapatan wahana, variasi roll, dan
variasi yaw.
Distorsi sistematis meliputi distorsi yang disebabkan
oleh distrosi penyiaman, variasi kecepatan gerak
cermin penyiam, dan kemiringan garis penyiaman
28/11/2022
Akhbar, Fahutan UNTAD 7
8. Distorsi yang ada dihilangkan dengan teknik rektifikasi dan
registrasi citra.
Rektifikasi citra dilakukan menggunakan peta referensi,
sedangkan registrasi citra dilakukan menggunakan citra
referensi.
Terdapat 2 (dua) langkah suksesif dalam melakukan koreksi
geometric citra yaitu:
Interpolasi Spasial dan Interpolasi Intensitas.
Terdapat 3 (tiga) cara atau teknik untuk melakukan interpolasi
spasial, yaitu: (1). Cara affine, (2) Cara polinomial bertingkat
dua, dan (3) Cara polinomial bertingkat tiga.
Terdapat tiga cara dalam melakukan interpolasi
intensitas, yaitu:
1. Tetangga terdekat (Nearest Neighbour);
2. Bilinier;
3. Cubic convolution.
28/11/2022
Akhbar, Fahutan UNTAD 8
12. KOREKSI RADIOMETRIK adalah koreksi pada
gelombang yang diterima satelit sehingga untuk
mengkoreksi pencitraan dilakukan dengan
penajaman warna untuk memperjelas suatu rank
dari sebuah pixel.
28/11/2022
Akhbar, Fahutan UNTAD 12
13. Distorsi radiometrik pada citra dapat terjadi pada waktu data
akuisisi dan transmisi atau perekaman data.
Gangguan utama pada citra berasal dari satelit, yaitu adanya
gangguan berupa garis pada citra (line banding dan stripping),
dan gangguan berupa adanya garis kosong yang terdistribusi
tidak merata pada citra (line droupouts), serta efek atmosfer
yang berbeda dari setiap band spektral.
Line banding atau stripping: gangguan ini dapat terjadi
dari karakteristik yang berbeda dari detektor, seperti pada
Landsat MSS (Multi Spectral Scanner) terdapat 6 (enam)
detektor per band.
Koreksi terhadap line banding ini dapat dilakukan dengan
teknik restorasi, baik secara statistik maupun filtering.
Pendekatan secara statistik dapat ditempuh dengan cara
membandingkan nilai tengah (µi) dan standar deviasi (σi)
tiap detector terhadap nilai tengah (µk) dan standar deviasi
(σk) keseluruhan detector. Selanjutnya pada teknik
filtering, noise pada citra dapat difilter dengan
transformasi fourier, dan transformasi lainnya.
28/11/2022
Akhbar, Fahutan UNTAD 13
14. Line droupouts: dapat terjadi pada transmisi data satelit ke
Ground Station (GS). Pada citra ditandai dengan terdapatnya
garis-garis kosong atau hilangnya informasi.
Line droupouts umumnya terdistribusi tidak beraturan (acak).
Perbaikan dapat dilakukan dengan cara meratakan harga
piksel di atas dan di bawah piksel kosong.
Effek atmosfer: dapat terjadi berupa adanya bayangan awan
atau bayangan topografi.
Efek atmosfer ini dapat terjadi sebagai akibat dari hamburan
molekul (Rayleigh), hamburan Mie, dan absorpsi uap air.
Teknik koreksi dapat dilakukan dengan analisis histogram dan
metode kuadrat terkecil (least square). Analisis histogram
ditujukan pada kondisi awan/topografis dimana daerah
bayangan tidak ada illuminasi langsung. Nilai terendah
phistogram dari band-band spectral berbanding terbalik
dengan panjang gelombang (λ). Konstanta hamburan
(Scattering) dikurangkan pada data aslinya.
Metode kuadrat terkecil diperuntukkan pada citra yang tidak
mengandung daerah bayangan (Jensen, 1986).
28/11/2022
Akhbar, Fahutan UNTAD 14