SlideShare a Scribd company logo
1 of 19
i
SISTEM NAVIGASI DAN PETA NAUTICAL CHART
MAKALAH KENAUTIKAAN
Dosen Pengampu:
Luhur Moekti Prayogo, S.Si., M.Eng
Nama : Udis Sunardi
NIM : 1310210011
PROGRAM STUDI ILMU KELAUTAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN KELAUTAN
UNIVERSITAS PGRI RONGGOLAWE
TUBAN
2022
ii
KATA PENGANTAR
Puja dan Puji Syukur Penulis Panjatkan Kehadirat Allah SWT, Atas segala karuniaNya
Sehingga penulis dapat menyelesaikan Makalah Kenautikaan ini dengan judul “Sistem
Navigasi Dan Peta Nautical Chart”.
Atas terselesaikannya Makalah Kenautikaan ini, penulis mengucapkan terima kasih
dan penghargaan yang tinggi kepada :
1. Dr. Sri Rahmaningsih, S.Pi, M.Si Selaku dekan pada Fakultas Perikanan dan Kelautan
UNIROW Tuban.
2. Luhur Moekti Prayogo, S.Si., M.Eng selaku Dosen Pengampu beserta keluarga besar
Fakultas Perikanan dan Kelautan UNIROW Tuban
3. Dr. Suwarsih, S.Pi, M.Si Selaku Kaprodi Ilmu Kelautan Unirow Tuban
4. Semua pihak yang telah memberikan dorongan dan bantuan, sehingga dapat
tersusunnya Makalah Kenautikaan ini.
Semoga laporan Makalah ini bermanfaat bagi pihak yang membutuhkan dan kemajuan
ilmu pengetahuan alam Khususnya Kenautikaan, akhirnya penulis berharap semoga karya
ilmiah yang masih jauh dari kesempurnaan ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.
Tuban, 18 Oktober 2022
Udis Sunardi
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL......................................................................................... i
KATA PENGANTAR .......................................................................................... ii
DAFTAR ISI......................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang................................................................................................ 1
1.2 Tujuan Penulisan............................................................................................ 2
1.3 Kegunaan Penulisan....................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ...................................................................................... 3
2.1 Pengertian Navigasi ....................................................................................... 3
2.2 Macam-Macam Alat Navigasi Elektronik ..................................................... 3
2.2.1 Radar.......................................................................................................... 3
3.2.2 GPS............................................................................................................ 5
3.2.3 RDF ........................................................................................................... 8
3.2.4 Echosounder .............................................................................................. 9
3.2.5 AIS............................................................................................................. 10
BAB III PENUTUP...................................................... ........................................ 12
3.1 Kesimpulan ....................................................................................................12
3.2 Saran .............................................................................................................. 12
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 13
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Indonesia merupakan negara kepulauan. Sebagian besar perdagangan
internasional di Indonesia adalah melalui laut dengan menggunakan kapal sebagai kendaraan
transportasi. Seperti yang kita ketahui bahwa kapal dapat berlayar untuk mengangkut muatan
dalam jumlah banyak dan menempuh jarak yang sangat jauh dengan biaya yang lebih sedikit.
Ada beberapa faktor untuk menjaga kelancaran operasi moda transportasi tersebut sehingga
stabilitas perekonomian dunia tetap terjaga. Salah satu faktor tesebut adalah dari faktor
keselamatan dalam navigasi.
Bernavigasi adalah merupakan bagian dari kegiatan melayarkan kapal dari suatu tempat
ketempat lain.Pengetahuan tentang alat-alat navigasi sangat penting untuk membantu seorang
pelaut dalam melayarkankapalnya.Seiring dengan perkembangan zaman, modernisasi
peralatan navigasi sangat membantu akurasi penentuan posisi kapal di permukaan bumi,
sehingga dapat menjamin terciptanya aspek-aspek ekonomis.Sistem navigasi di laut mencakup
beberapa kegiatan pokok, antara lain:
⁻ Menentukan tempat kedudukan (posisi) dimana kapal berada di permukaan bumi.
⁻ Mempelajari serta menentukan rute"jalan yang harus ditempuh agar kapal dengan aman,
cepat,selamat, dan efisien sampai ke tujuan.
⁻ Menentukan haluan antara tempat tolak dan tempat tiba yang diketahui sehingga
jauhnya"jaraknyadapat ditentukan.
⁻ Menentukan tempat tiba bilamana titik tolak haluan dan jauh diketahui
Di dalam alur pelayaran indonesia ,khususnya di alur pelayaran Semarang masih banyak
kapal yang belum memenuhi standar international. Peristiwa yang sering terjadi di alur
pelayaran semarang adalah Resiko bahaya tubrukan kapal dan lain sebagainya. Pada tanggal
10-11-2020 , pukul 19.25 wib terjadinya tubrukan antara Kapal Motor (KM) Dharma Kencana
yang akan berangkat menuju Pontianak menabrak kapal tongkang TK Virgo Sejati. Tidak ada
korban jiwa dalam peristiwa tersebut. Ada dua kemungkinan akibat terjadinya peristiwa
tubrukan tersebut yaitu dikarenakan Fakto Eksternal dan Faktor Internal. Faktor eksternal
terjadi karna faktor cuaca,ombak,arus dan lain sebagainya dan faktor internal terjadi karna
human eror dan kenavigasian. Terjadinya human eror di karenakan sedikitnya pengetahuan
tentang bagaimana peran dan pengoperasian alat-alat navigasi dikapal.
Menurut konvensi Safety of Life at Sea (SOLAS), semua kapal harus memiliki Electronic
Navigational Chart (ENC) yang diaplikasikan dengan Electronic Chart Display And
Information System (ECDIS). Selanjutnya, keamanan pelayaran dipengaruhi oleh alat-alat
navigasi elektronik lainnya, antara lain adalah Echo Sounder, Speed Log, Automatic
Identification System (AIS), Radio Detection and Ranging (RADAR), dan Global Positioning
System (GPS). Tetapi Sering terjadi di lapangan sedikit sekali Mualim yang berkompeten
untuk mengoperasikan ECDIS, karena sering terjadi salah pemahaman dalam penggunaan
ECDIS yang sangat mungkin sekali untuk menimbulkan bahaya navigasi yang dapat
mengancam keselamatan kapal seperti resiko tubrukan pada saat berlayar pada alur pelayaran
ramai, resiko kandas jika tidak tepatnya pemilihan skala peta pada ECDIS dan resiko bahaya
2
navigasi yang lain dan ECDIS harus selalu dalam keadaan up to date sehingga ECDIS dapat
menyediakan informasi yang dapat membantu pengawasan navigasi ataupun dapat
memberikan peringatan kepada Mualim jaga jika kapal akan memasuki daerah yang tidak
boleh dilayari. Oleh karena itu, pengetahuan tentang peran dan pengoperasian ECDIS sangat
penting untuk keselamatan bernavigasi dan membantu seorang pelaut dalam melayarkan
kapalnya.
1.2 Tujun Penulisan
Secara umum tujuan mempelajari teori ini adalah agar taruna dapat mengenal hal dasar
mengenai alatnavigasi elektronik, sehingga kesulitan yang mungkin akan terjadi pada saat
bernavigasi dapat diatasi.$dapun tujuan khusus mempelajari teori ini adalah :
- Dapat mengetahui macam-macam alat navigasi elektronik.
- Dapat memahami fungsi serta kegunaan dari alat navigasi tersebut.
- Dapat mengetahui prinsip dan cara kerja dari alat navigasi tersebut.
- Dapat mengetahui kelebihan serta kekurangan dari alat navigasi tersebut
1.3. Kegunaan Penulisan
1.3.1 Kegunaan Penulisan Dari penulisan karya tulis ini diharapkan dapat bermanfaat bagi :
1. Bagi Penulis
Dapat menambah wawasan dan ilmu pengetahuan dalam hal Navigasi serta alat-alat
elektronik lainnya yang berhubungan dengan sistem navigasi sebagai sarana bantu dalam
bernavigasi.
2. Bagi Akademi
 Bagi Tenaga Pendidikan dapat dijadikan Refesensi agar dimasa yang akan datang dapat
meningkatkan mutu pendidikan yang berkualitas.
 Bagi dosen bisa sebagai bahan kajian untuk meningkatkan mutu pendidikan dan pelatihan
untuk menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas dan terampil.
 Bagi Rekan Taruna Dapat menambah ilmu pengetahuan dan wawasan mengenai
pengetahuan tentang peran alat navigasi lainnya dalam upaya membantu keselamatan
dalam bernavigasi.
3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Navigasi
Navigasi adalah proses melayarkan kapal dari satu tempat ke tempat lain dengan lancar aman
dan efisien. Alat navigasi adalah alat yang digunakan untuk membantu dalam bernavigasi, Alat
navigasi dibagi menjadi dua macam yaitu alat navigasi konvensional dan elektronik.
2.2 Macam - macam Alat Navigasi Elektronik
2.2.1 Radar
2.2.1.1. Pengertian Radar
Radar singkatan dari (Radio Detection and Ranging) adalah peralatan navigasi
elektronik terpenting dalam pelayaran. Pada dasarnya radar berfungsi untuk mendeteksi dan
mengukur jarak suatu obyek disekeliling kapal. Disamping dapat memberikan petunjuk adanya
kapal, pelampung, kedudukan pantai dan obyek lain disekeliling kapal, alat ini juga dapat
memberikan baringan dan jarak antara kapal dan objek-objek tersebut.Oleh karena itu radar
sangat bermanfaat untuk mengetahui kedudukan kapal lain sehingga dapatmembantu
menghindari/mencegah terjadinya tabrakan dilaut. Radar akan sangat berguna pada saat cuaca
buruk, keadaan berkabut, dan berlayar di malam hari terutama apabila petunjuk pelayaran
seperti lampu suar, pelampung, bukit atau bangunan visual tidak dapat diamati. Kelebihan
utama radar dibandingkan dengan alat navigasi elektronik lain adalah radar tidak memerlukan
stasiun-stasiun pemancar.
2.2.1.2. Bagian- bagian Radar
a) Timer (trigger)
Bagian ini berfungsi untuk membangkitkan pulsa-pulsa yang bertegangan tinggi yang
diteruskan padamodulator dan indikator dalam waktu yang sama. ntuk menyamakan waktu ini,
maka diperlukan pengukur waktu yang berguna mengukur waktu pemancaran pulsa-pulsa
radio yang dipancarkan itu.
b) Mudulator
Bagian ini berfungsi untuk memodulir gelombang radio (pulsanya) yang dipancarkan dan
untuk memperkuat atau mempertinggi tegangan pulsa yang akan dipancarkan. Tegangan tinggi
ini didapat daritabung magnetron. dengan demikian guna membangkitkan tegangan tinggi,
pemancar harus dijalankan (dihidupkan) lebih dahulu (stand by)
c) Pemancar (transmitter )
Memberikan energi yang besar pada pulsa-pulsa dalam bentuk yang disebut tenaga
puncak (peak power) yang kemudian disalurkan ke penghantar gelombang (wafeguide) terus
ke antena, dari antena pulsa itu disalurkan ke udara dalam bentuk elektron yang berputar.
Bagian pemancar ini pada instalasi dikapal disatukan dalam satu kabin atau kotak.
d) Penguhbung TR dan Anti TR
4
Tenaga gelombang radio yang dipancarkan oleh bagian pemancar (transmitter) dan
tenaga gema pulsa yang kembali dari sasaran melalui antena ke bagian penerima (receiver)
sama-sama melalui penghantar gelombang yang sama. Untuk mengatur penyaluran energi
pulsa ke antena dan dari antena penerima tersebut dilakukan secara berganti-ganti dengan
menggunakan penghubung (swich) elektronik (neon) yang dinamakan TR dan anti TR swich (
TR = Transit and Receive). Penghubung TR bertugas mencegah pulsa-pulsa yang bertegangan
tinggi dari pemancar masuk ke bagian penerima yang sensitif terhadap tegangan tinggi. dengan
demikian TR mencegah penerima dari kerusakan dan mencegah hilangnya energy yang
dipancarkan (bila masuk ke bagian penerima). anti TR menyalurkan energi gema-gema pulsa
ke bagian penerima dan mencegah masuknya energi ini ke bagian pemancar.
e) Bagian Penerima (receiver)
Memisahkan (mendeteksi) dan memperkuat energi yang diterima dari sasaran. Hasil
deteksi selubung getaran radio ini diperkuat disalurkan ke bagian penguat gambar (video
amplifier) lalu diteruskan ke bagian indikator atau PP1 unit.
f) Bagian PPI (Plan Position Indikator)
Kadang-kadang disebut juga sebagai display unit, fungsinya untuk memperlihatkan
sasaran gambar yang terkena pancaran pulsa dan menentukan arah serta jarak sasaran dalam
azimut PP1 dilengkapi dengan tabung Sinar Katoda (Chathode Ray Tube) dan rangkaian yang
disebut dasar waktu (time base) yang mengatur panjang atau lamanya sweep sesuai dengan
jarak lamanya waktu yang digunakan.
g) Bagian Antena
Antena terdiri dari tiga bagian khusus yaitu :
 Motor yang memutar antena
 Servo atau sinkro sistem yang terdiri dari generator sinkro (servo).
 Pada antena yang mengatur putaran gir mikro swit pada antena dan motor sinrkonnya pada
putaran pembelok TSK.
 Mikro swit gunanya untuk menunjukkan cahaya haluan (heading plas) kecuali antena yang
berbentuk parabol itu, ketiga bagian ini biasanya ditempatkan dalam satu kotak yang
disebut pedestal.
2.2.1.3 Prosedur Pengoperasian Radar
a) Prosedur Menghidupkan (ON)
Pada prinsipnya prosedur penggunaan radar adalah sama untuk semua jenis radar dan
prosedur penggunaan biasanya ada dalam buku manual operasi.Sebelum memutar tombol
utama dan tombol-tombol function pada posisi (ON) pastikan tombol-tombol pada panel radar
berada pada posisi “OFF” /penuh berlawanan dengan arah jarum jam. Setelah bagian tombol-
tombol pada panel radar berada pada posisi sebagaimana di atas maka radar dapatkita hidupkan
(pastikan bahwa antena dapat berputar dengan bebas). kemudian dilanjutkan prosedur
pengoperasian sebagai berikut :
5
⁻ Perhatikan setting jarak tidak terlalu pendek
⁻ Selaraskan kecerahan
⁻ Selaraskan fokus dengan memperhatikan gelang jarak
⁻ Selaraskan amplifikasi sampai berbentuk bintik-bintik kabur pada skrin
⁻ Set garis jarak pada kisaran jarak yang rendah dan gunakan pemilihan frekuensi secara
otomatis.
⁻ Selaraskan penekanan gema laut untuk mendapatkan kontras yang baik
⁻ Set switch jarak sesuai keperluan dan selaraskan lagi switch fokus
⁻ Pastikan gambar berada di tengah-tengah
⁻ Set penanda haluan pada 00
atau pada haluan kapal sesuai tampilan yang akan digunakan.
⁻ Hal lain yang perlu diperhatikan sebelum pengoperasian radar adalah:
⁻ Semua switch dalam kaeadan minimum
⁻ Kekuatan listrik yang betul
⁻ Pastikan tidak ada orang disekitar antenna atau antenna betul-betul bebas dari hambatan
sepertitali atau benda lain yang akan mengganggu perputaran antena.
b) Prosedur Mematikan (OFF)
Bila radar tidak akan digunakan dalam periode waktu yang panjang, putar tombol
function dan antena pada posisi Off selanjutnya tombol-tombol yang lain putar pada posisi
sebelum diaktifkan.
2.2.1.4 Prinsip Kerja Radar
Seperti telah diketahui radar menggunakan prinsip pancaran gelombang radio dalam
bentuk “microwave band”. Pulsa yang dihasilkan oleh unit pemancar (transmitter unit) dikirim
ke antena melalui swich pemilih pancar/terima elektronik (T/R electronic switch). Pada saat
pengiriman sinyal antena akan berputar 10 hingga 30 kali/menit dengan memancarkan
denyutan/pulsa 500 hingga 3000 kali/detik. ketika pemancaran, pulsa ini akan dipantulkan
kembali apabila mengenai sasaran dalam bentuk gemaradio (radio echo). Pulsa yang
dipantulkan ini akan diterima kembali oleh antena dan dikirim ke unit penerima (receiver)
melalui switch pemilih pancar/terima. Pulsa ini akan di kuatkan dan akan dideteksidalam
bentuk sinyal radio yang seterusnya dibesarkan lagi kekuatannya pada indicator
Setiap kali gelombang elektrik dipancarkan, bintik-bintik putih akan terbentang dari
pusatskrin/skop radar dengan kecepatan konstan dan akan membuat garis sapuan. Garis sapuan
ini akan bergerak disekeliling pusat skop dan berputar searah jarum jam dimana putarannya
selaras dengan putaran antena. Apabila sinyal video (video signal) digunakan dalam indikator,
bintik putih diatas garis sapuan ini akan diubah kedalam bentuk gambar/bayang-bayang. Posisi
gambar ini akan sejalan dengan arah gelombang elektrik yang dipancarkan serta jarak posisi
gambar ini dengan pusat skop radar adalah berdasarkan jarak kapal dengan sasaran di suatu
tempat. dengan demikian posisi penerima sinyal kapalsenantiasa berada di pusat skop pada
tabung sinar katoda dan dikelilingi oleh objek/sasaran
2.2.2 GPS
2.2.2.1 Pengertian GPS
GPS adalah sistem radio navigasi dan penentuan posisi menggunakan satelit. nama
formalnya adalah NAVSTAR GPS kependekan dari Navigation Satellite and Ranging Global
6
Positioning System.Dalam hal penentuan posisi, GPS dapat memberikan ketelitian posisi yang
spektrumnya cukup luas. Dari yang sangat teliti sampai yang biasa- biasa saja. Ketelitian posisi
yang diperoleh secra umum akan bergantung pada empat faktor, yaitu :
⁻ Metode penentuan posisi yang digunkan
⁻ Geometri dan distribusi dari satelit < satelit yang diamati.
⁻ Ketelitian data yang digunakan.
⁻ Strategi/metode pengolahan data yang diterapkan.
Selain memeberikan informasi tentang waktu, GPS juga dapat digunakan untuk
mentransfer waktu darisatu tempat ke tempat lain. ketelitian sampai beberapa nano detik dapat
diberikan oleh GPS untuk transfer waktu antar benua.
2.2.2.2 Pengoperasian GPS
GPS mempunyai beberapa macam (model) seperti VALSAT - 021, namun secara
umum prinsip dasar pengoperasiannya adalah relative sama dan yang membedakannya adalah
tipe dan merek GPS receiver yang bersangkutan. Prosedur pengoperasian GPS model
VALSAT 021 adalah sebagai berikut.
a)Menghidupkan Unit GPS
Sebelum menghidupkan GPS kita harus mengetahui posisi duga saat pengoperasian.
Secara prinsip pengoperasian GPS sangatlah mudah dengan urut-urutan sebagai berikut:
⁻ Tekan ON/OFF untuk menghidupakn
⁻ Atur kecerahan cahaya dilayar tampilan
⁻ Untuk mematikan perangkat, tekan kunci ON/OFF selama 3 detik
b) Mengoperasikan Navigator
1) self Lokalization
GPS dengan mudah dapat memberikan informasi mengenai posisi kita dipermukaan bumi
dipergunakan untuk pembaruan data tentang Waktu dan kalender (update). Pencaraian sinyal-
sinyal satelit ini dipergunakanuntuk memperbaharui data mengenai waktu dan kalender. Proses
ini memerlukan waktu rata - rata 15 menit.
2) Memasukan Posisi Perkiraan
Diperlukan waktu beberapa menit untuk mendapatkan posisi yang kemudian
dimasukan sebagai posisi perkiraan.
1. tekan kunci POS, kordinat Lat/Lon ditampilkan pada layar. POS 1 akan berkedip
selama GPS tidak terkunci.
2. Tekan kunci LNI, karakter pertama dari lat/ lintang akan berkedip
⁻ Tekan +/- untuk memilih Utara / Selatan (N/S)
⁻ Masukan data Lat / Lintang
⁻ Dilihat bahwa karakter pertama dari lon/bujur apakah sudah berkedip.
⁻ Tekan +/- untuk memilih Timur / Barat ( E / W )
POS 1 berhenti berkedi saat GPS terkunci.
7
3) Pemilihan sistem Geodesi
⁻ Tekan (+/-) menuju ketampilan fungsi kedua.
⁻ Tekan (6) untuk mendapatkan Fungsi F6, kemudian ENT.
⁻ Tekan ? untuk memilih sistem Geodesi, kemudian ENT.
Setiap sistem geodesi memberikan perhitungan mengenai posisi lat/lon yang berbeda.
4) Pengenalan tentang ketinggian antena
⁻ Tekan POS<POS 1 muncul dilayar tampilan.
⁻ Tekan ? untuk menampilkan POS 2.
⁻ Tekan ENT untuk memasukan data ketinggian antena dalam sistem. yang dimaksud
ketinggiandisini adalah ketinggian antena terhadap rata - rata permukaan laut.
5) Mendapatkan Posisi
⁻ Tekan POS
⁻ POS 1 muncul dilayar tampilan.
⁻ Posisi ini selalu diperbaharui / dikoreksi setiap 1 detik.
⁻ XY atau XYZ menunjukan operasi dalam 2 atau 3 dimensi.
⁻ 1ndikator “P0S 1“ akan tetap saat GPS dikunci
60 Menentukan Kecepatan dan Arah.
⁻ Tekan NAV
⁻ Nav 1 akan mumcul dilayar tampilan.
⁻ Baris pertama menunjukan kecepatan dalam knots.
⁻ Baris kedua menunjukan arah dalam derajat.
7) Memasukan Titik Posisi (Waypoint)
⁻ Tekan WPT.
⁻ WPT 1 akan muncul dilayar tampilan
⁻ Masukan nomor titik posisi. nomor ini ditampilkan pada baris kedua, di bawah huruf
WPT
⁻ Tekan ENT
Karakter pertama untuk latitude (lintang) akan berkedip(menandakan siap untuk memasukan
data ).
⁻ Tekan +/- untuk pilihan N ( utara ) atau S ( selatan ).
⁻ Masukan koordinat lintang ( lititude )
⁻ Kemudian periksa, karakter pertama dari bujur ( longitude ) akan berkedip
(menandakan siapuntuk memasukan data)
⁻ Tekan +/- untuk pilihan E ( timur ) atau W ( barat )
⁻ Masukan koordinat bujur.
⁻ Tekan ENT.
8) Pemberian nama setiap titik posisi (Waypoint)
⁻ Tekan WPT
⁻ WPT 1 akan muncul dilayar tampilan.
8
⁻ Tekan ? dan pilih nomor titik posisi ( Waypoint )
⁻ Tekan ENT. Karakter pertama akan berkedip.
⁻ Tekan kunci (angka), yang berkenaan dengan huruf pertama dan tekan +/- untuk
memilih huruf yang diinginkan.
⁻ Tulis sesuai yang dikehendaki.
9) Menghapus titik Posisi (Waypoint) dan namanya.
⁻ Tekan WPT.
⁻ WPT 1 akan muncul dilayar tampilan.
⁻ Masukan nomor titik posisi (Waypoint ).
⁻ Tekan ENT
⁻ Tekan Nav, sekarang posisi adalah
u 00o 00” 000 N
u 00o 00” 000B
u dan namanya juga ikut terhapus.
Tekan ENT
10) Memasukan koordinat saat ini kedalam titik posisi (Waypoint) secara otomatis.
⁻ Tekan WPT
⁻ WPT 1 akan muncul dilayar
⁻ Masukan nomor titik posisi ( Waypoint )
⁻ Tekan ENT POS ENT
⁻ Posisi saat ini secara otomatis tersimpan didalam titik posisi (waypoint) sesuai nomor
waypoint yang kita isikan.
2.2.3 RDF
2.2.3.1 Pengertian RDF
RDF (Radio Direction Finder) adalah pesawat radio pencari arah yang dioperasikan melalui
penerimaan gelombang elektromagnetik oleh pemancar yang dipancarkan oleh stasiun
pemancar.
2.2.3.2 Prinsip Kerja RDF
Antena pesawat radio direction finder (RDF) akan menerima gelombang
elektromagnetik yang dipancarkan oleh stasion pemancar. Oleh karena antena itu merupakan
suatu penghantar yang baik maka gelombang elektromagnetik dari pemancar yang diterima
oleh antena akan membangkitkan arus gelombang yang getarannya sama dengan getaran
gelombang elektromagnetik dari pemancar. Bila bidang bingkai antena searah dengan arah
datangnya isyarat dari pemancar maka tegangan yang dijangkitkan dalam antena akan
maksimum dan bila bidang bingkai antena diputar 900
tidak searah lagidengan arah datangnya
isyarat maka tidak ada tegangan yang terjangkit dalam antena dan isyarat tidakakan terdengar
isyarat yang diterima oleh antenna diteruskan ke kotak penerima dan arah pemancar akan
berada pada suara yang terkeras. karena petunjuk arah dihubungkan dengan antena maka arah
datangnya isyarat dapat dibaca pada indikatornya.
9
Pada sistem dua bingkai, bingkai yang satu mengarah ke haluan dan buritan sedangkan
yang lain ke sisi kiri dan kanan pada kapal. Ujung masing-masing bingkai dihubungkan pada
dua buah kumparan yang terpisahkan dan berkedudukan tegak lurus satu sama lain di dalam
pesawat penerima. Bila pemancar berada antara dua bingkai itu maka kedua bingkai itu akan
menghasilkan tegangan yang menimbulkanmedan magnit. Tiap medan magnit akan
menggambarkan sebagai vektor, jumlah vektor itulahmenunjukkan arah tempat di mana
pemancar berada.
2.2.3.2 Pengoperasian RDF
Menghidupkan atau mematikan dan mengoperasikan atau menggunakan pesawat R.D.F pada
prinsipnya sama dengan peralatan radio lainnya.
2.2.4 Echosounder
2.2.4.1 Pengertian Echosounder
Sebuah echosounder ilmiah adalah perangkat yang menggunakan teknologi SONAR
untuk pengukuran bawah air fisik dan biologis komponen-perangkat ini juga dikenal sebagai
SONAR ilmiah. Aplikasi termasuk batimetri, klasifikasi substrat, studi vegetasi air, ikan, dan
plankton, dan diferensiasi massa air.Echosounder merupakan salah satu teknik pendeteksian
bawah air. Dalam aplikasinya, Echosoundermenggunakan instrument yang dapat
menghasilkan beam (pancaran gelombang suara) yang disebutdengan transduser. Echosounder
adalah alat untuk mengukur kedalaman air dengan mengirimkan tekanangelombang dari
permukaan ke dasar air dan dicatat waktunya sampai echo kembali dari dasar air.
2.2.0.2 Bagian-Bagian Echosounder
-Time Base
Time base berfungsi sebagai penanda pulsa listrik untuk mengaktifkan pemancaran
pulsa yang akandipancarkan oleh transmitter melalui transducer. Suatu perintah dari time base
akan memberikan saat kapan pembentuk pulsa bekerja pada unit transmitter dan receiver.
-Transmiter
Transmitter berfungsi menghasilkan pulsa yang akan dipancarkan. Suatucperintah dari
kotak pemicu pulsa pada recorder akan memberitahukan kapan pembentuk pulsa bekerja. Pulsa
dibangkitkan oleh oscillator kemudian diperkuat oleh power amplifier, sebelum pulsa tersebut
disalurkan ke transducer
-Transducer
Fungsi utama dari transducer adalah mengubah energi listrik menjadi energi suara
ketika suara akandipancarkan ke medium dan mengubah energi suara menjadi energi listrik
ketika echo diterima dari suatutarget. Selain itu fungsi lain dari transducer adalah memusatkan
energi suara yang akan dipantulkan sebagai beam.Pulsa ditransmisikan secara bersamaan oleh
keempat kuadran tetapi sinyal diterima oleh masing-masing kuadran dan diproses secara
terpisah. keempat kuadran diberi label a -d. Sudut (-) pada satu bidang dibedakan oleh
perbedaan fase (a – b) dan (c – d), jumlah sinyal (a + c) dibandingkan dengan jumlah sinyal (b
+ d). Sudut (+) di dalam bidang tegak lurus terhadap yang pertama adalah sama dibedakan oleh
10
perbedaan fase antara (a + b) dan (c + d). Kedua sudut tersebut mendefinisikan arah target yang
spesifik (Maclennan dan Simmonds, 2005).
kesulitan yang dihadapi untuk mengeliminir faktor beam pattern dapat diatasi dengan
menggunakan split beam method. Metode ini menggunakan receiving transducer yang dibagi
menjadi 4 kuadran.Pemancaran gelombang suara dilakukan dengan full beam yang merupakan
penggabungan dari keempatkuadran dalam pemancaran secara simultan. Selanjutnya, sinyal
yang memancar kembali dari targetditerima oleh masing-masing kuadran secara terpisah,
output dari masing-masing kuadran kemudiandigabungkan lagi untuk membentuk suatu full
beam dengan 2 set split beam. Target tunggal diisolasidengan menggunakan output dari full
beam sedangkan posisi sudut target dihitung dari kedua set split beam.Transducer dengan
sistem akustik split beam ini pada prinsipnya terdiri dari empat kuadran yaitu Fore, Aft, Port
dan Starboard transducer. Transducer split beam memiliki beam yang sangat tajam (100)
danmempunyai kemampuan menentukan posisi target dalam bentuk beam suara dengan baik
yaitu denganmengukur beda fase dari sinyal echo yang diterima oleh kedua belah transducer
(Simrad, 1993)
-Reciever
Receiver berfungsi menerima pulsa dari objek dan display atau recorder sebagai
pencatat hasil echo.Sinyal listrik lemah yang dihasilkan oleh transducer setelah echo diterima
harus diperkuat beberapa ribukali sebelum disalurkan ke recorder. Selama penerimaan
berlangsung keempat bagian transducermenerima echo dari target, dimana target yang
terdeteksi oleh transducer terletak dari pusat beam suaradan echo dari target akan dikembalikan
dan diterima oleh keempat bagian transducer pada waktu yang bersamaan
Split beam echosounder modern memiliki fungsi Time varied Gain (TFG) di dalam
sistem perolehandata akustik. TFG berfungsi secara otomatis untuk mengeliminir pengaruh
attenuasi yang disebabkan oleh geometrical sphreading dan absorpsi suara ketika merambat di
dalam air.
-Recorder
Recorder berfungsi untuk merekam atau menampilkan sinyal echo dan juga berperan sebagai
pengaturkerja transmitter dan mengukur waktu antara pemancaran pulsa suara dan penerimaan
echo atau recordermemberikan sinyal kepada transmitter untuk menghasilkan pulsa dan pada
saat yang sama recorder jugamengirimkan sinyal ke receiver untuk menurunkan sensitifitasnya
(FAO, 1983).
2.2.5 AIS
2.2.5.1 Pengertian AIS
Automatic 1dentification System (A1S) adalah sistem pelacakan kapal jarak pendek,
digunakan pada kapal dan Stasiun Pantai untuk mengidentifikasi dan melacak kapal dengan
menggunakan pengirimandata elektronik dengan kapal lainnya dan stasiun pantai terdekat.
1nformasi seperti identifikasi posisi,tujuan, dan kecepatan dapat ditampilkan pada layar
komputer atau ECD1S ( Electronic Charts Displayand 1nformation System).A1S ditujukan
untuk membantu awak kapal dalam bernavigasi danmemungkinkan pihak berwenang maritim
untuk melacak dan memantau gerakan kapal, Sistem A1S terintegrasi dari Radio VHF
transceiver standar dengan Loran-C atau Global Positioning System (GPS), dan dengan sensor
11
navigasi elektronik lainnya, seperti gyrocompass dan lain-lain. Untuk aturannya A1S sendiri
1nternational Maritime Organization (IMO) sudah membuat suatu aturan yaitu Regulation 19
of SOLAS Chapter V yang berisi tentang pemasangan A1S dimana kapal-kapal diwajibkan
untuk memasang perangkat A1S transponder terutama pada kapal penumpang, kapal tangker
dan kapal berukuran 300 Gross Tonnage keatas. Peraturan tersebut juga memuat tentang
keharusan A1S untuk menyediakan data informasi berupa identitas kapal, jenis kapal, posisi,
tujuan, kecepatan, status navigasi dan informasilainnya yang berhubungan dengan keselamatan
pelayaran.
A1S yang digunakan pada peralatan navigasi yang penting untuk menghindari dari
kecelakaan akibat tabrakan. karena keterbatasan dari kemampuan radio, dan karena tidak
semua kapal yang dilengkapidengan A1S, sistem ini berarti yang diutamakan untuk digunakan
sebagai alat peninjau dan untuk menghindarkan resiko dari tabrakan daripada sebagai sistem
pencegah tabrakan secara otomatis, sesuaidengan 1nternational Regulations For Preventing
Collisions at Sea (COLREGS). Persyaratan A1S hanya untuk menampilkan dasar teks
informasi, data yang berlaku dapat diintegrasikandengan sebuah graphical electronic chart atau
sebuah tampilan radar, menyediakan informasi navigasigabungan pada sebuah tampilan
tunggal.
12
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dalam penulisan ini yaitu, mengetahui jenis dan fungsi
alatnavigasi sangat penting, hal ini dikarenakan banyaknya bahaya navigasi yang dapat
mengancamkeselamatan pelayaran, dan untuk menghindarinya dibutuhkan pengetahuan
tentang alat-alat navigasi untuk menentukan alat mana yang harus digunakan pada saat terjadi
suatu bahaya navigasi.
Beberapa fungsi alat navigasi pada paper ini adalah, GPS diperlukan untuk
menentukan posisikapal, Radar digunakan untuk melihat keadaan di sekitar kapal pada jarak
yang sudah ditentukansebelumnya, A1S digunakan untuk mengidentifikasi kapal yang sedang
mendekati kapal kita, RDF untukmencari arah gelombang radio dan dapat juga digunakan
sebagai penanda pada kapal penangkap ikan.
3.2 Saran
Makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, maka dari itu dibutuhkan kritik dan saran
sebagai masukan untuk penulis guna memperbaiki segala kekurangan yang ada pada penulisan
13
DAFTAR PUSTAKA
Abidin H. Z. ( 1995 ) “Penentuan Posisi dengan GPS dan Aplikasinya” PT.Paradnya Paramitra
Jakarta. “Buku Petunjuk VALSAT – 021” PT. Adhinus Lestari Jaya Jakarta. Intruction
Manual Raython, Model 21.
Firdaus, Oktri Mohammad. 2010. Analisis Implementasi Global Positioning System (GPS)
pada Moda Transportasi di PT.X. Proceeding Seminar on Application and Research in
Industrial Technology (SMART 2010), UGM Yogyakarta, 29 Juli2010.
Ginting, Atman. 2013. Teknik Penghitungan Nilai RSS IEE 802 IN untuk Penentuan Lokasi
Objek Menggunakan Metode K-NN. Surakarta.
Mizuno, Kazuhiko. 2013. The Best in Digital Echosounder. Japan.
Moeshariyanto, Gatot dan Saputra, Candra. 2009. Navigasi Radar Navigasi Elektronik. Balai
Pendidikan dan Pelatihan Perikanan Banyuwangi. Banyuwangi.
Puspika, Blasius Neri, dkk. 2012. Implementasi Algoritma Dijkstra Dalam penentuan Jalur
Terpendek Di Yogyakarta Menggunakan GPS dan Qt Geolocation. Universitas Kristen
Dutowacana. Yogyakarta.
Raster Scan RadarSystem.Capt. W.D. Moss. 1965. Radar Watchkeeping.
Sudibyo, Alexander. 2010. Analisis Ketersediaan Jasa Satelit Penentu Posisi Lokasi Guna
Mendukung Program Pengembangan Roket Pengorbit Satelit LAPAN.
jurnal.lapan.go.id/index.php/jurnal_ansis/article/view/1/1. Diakses pada 1 Oktober 2013,
pukul 14.45.
Tim SIG PT. Geomatik-Konsultan. 2010. Modul Pelatihan SIG (Sistem Informasi Geografis)
ArcGIS. PT. Geomatik-Konsultan:Makassar
Lanny Chandra. 2017. https://docplayer.info/user/31900115/
aan supriatna 12 Des, 2013, Mengenal Peta Laut (Nautical Chart),
https://www.blogger.com/profile/03660478887251586772
https://www.lalaukan.com/2013/12/mengenal-peta-laut-nautical-chart.html
Makalah navigasi elektronik_Budi Wahyudi.
https://independent.academia.edu/budiwahyudi5?swp=tc-au-10335253
14
Ketentuan:
 Tugas Individu.
 Isi makalah yang sama dgn punya temannya tdk akan dinilai
 Font Times New Roman, ukuran 12
 Rata kanan dan kiri dengan margin 1 inch
 Isi makalah minimal 10 halaman (tdk termasuk sampul, daftar isi dan daftar pustaka)
 Dikumpulkan maksimal 2 minggu setelah tugas ini diberikan
 Halaman terakhir diberikan daftar pustaka yang digunakan dalam makalah. Dapat
berasal dari jurnal, prosiding seminar, buku, blog, dll.
 Tugas yang telah dikoreksi akan di upload di Academia.Edu
 Penamaan file ketika upload: Makalah Kenautikaan1_Nama Mahasiswa
 Link pengumpulan makalah (Format Ms.Word):
https://drive.google.com/drive/folders/199bzZpgnVgXIXL1k5fAOMszbaq7IsBmH?
usp=sharing
15
Struktur Makalah
1. Cover/Sampul Makalah
Cover adalah sampul dari makalah yang memuat judul logo, identitas penulis, serta
tempat dan tahun terbit. Untuk bagian cover, sebaiknya kamu menggunakan pengaturan
rata tengah (center) agar cover terlihat lebih rapi.
2. Kata pengantar
Kata pengantar sebagai pengantar agar pembaca memiliki pandangan umum terhadap
makalah yang kamu buat dan berisikan sambutan atau ucapan syukur karena telah
menyelesaikan makalah tersebut terselesaikan dengan baik .
3. Daftar isi
Daftar isi susunan sebuah halaman yang memuat informasi halaman dari isi makalah
yang kamu buat. Untuk memudahkan pembaca dalam menemukan informasi tertentu,
kamu harus memberikan keterangan halaman pada setiap bab maupun sub-bab di
makalah kamu.
4. Bab I : Pendahuluan
Pada bagian pendahuluan biasanya terdiri atas 3 sub-bab yaitu latar belakang, rumusan
masalah, dan tujuan. Latar belakang harus ditulis dengan jelas dan mudah dimengerti,
selain memuat jawaban dari sebuah pertanyaan, latar belakang juga harus memuat
data-data atau fakta yang mendukung. Di bagian rumusan masalah, kamu bisa
mengisinya dengan beberapa pertanyaan yang nantinya akan kamu jelaskan di bagian
pembahasan nanti. Pada isi tujuan, kamu bisa menuliskannya secara singkat dan
menggambarkan secara jelas manfaat dari makalah yang kamu buat
5. Bab II : Pembahasan
Pembahasan merupakan bagian yang paling penting dari sebuah makalah. Ini adalah
bagian yang berisi uraian pokok dari permasalahan yang akan kamu bahas. Bagian
pembahasan harus sesuai dengan latar belakang, rumusan masalah, dan tujuan
membuat makalah. Biasanya pembahasan mencakup tentang landasan teori uraian
materi, solusi dan penyelesaian dari suatu permasalahan.
6. Bab III : Penutup
Pada bagian penutup biasanya berisi kesimpulan dan saran. Kesimpulan berisikan
tentang ringkasan dari hasil pembahasan rumusan makalah. Pada bagian ini, kamu bisa
mengambil poin penting pada setiap bagian sebelumnya untuk menghasilkan sebuah
kesimpulan. Saran merupakan suatu bagian dalam makalah yang ditujukan untuk si
penulis. Saran dapat berisikan harapan kamu sebagai penulis makalah agar makalah
yang kamu buat bisa bermanfaat untuk pembaca. Berikut adalah contoh kesimpulan dan
saran.
7. Daftar Pustaka
Daftar pustaka berisikan daftar referensi yang kamu pakai sebagai sumber atau bahan
penelitian di dalam penulisan makalah. Referensinya bisa dari buku, jurnal, atau
informasi valid yang kamu dapatkan dari internet maupun dari perpustakaan.
16

More Related Content

What's hot

presentasi manajemen transportasi laut
 presentasi manajemen transportasi laut presentasi manajemen transportasi laut
presentasi manajemen transportasi lautCindy Dzakaul Qodi
 
Manajemen transportasi 2
Manajemen transportasi 2Manajemen transportasi 2
Manajemen transportasi 2furqonarry
 
Makalah Kenautikaan - Sistem Navigasi dan Peta Nautical Chart (By. Saiful Muk...
Makalah Kenautikaan - Sistem Navigasi dan Peta Nautical Chart (By. Saiful Muk...Makalah Kenautikaan - Sistem Navigasi dan Peta Nautical Chart (By. Saiful Muk...
Makalah Kenautikaan - Sistem Navigasi dan Peta Nautical Chart (By. Saiful Muk...Luhur Moekti Prayogo
 
Gyro compass - kompas gasing
Gyro compass - kompas gasingGyro compass - kompas gasing
Gyro compass - kompas gasingGunawan Manalu
 
penanganan muatan curah biji-bijian ( bulk grain cargo)
penanganan muatan curah biji-bijian ( bulk grain cargo)penanganan muatan curah biji-bijian ( bulk grain cargo)
penanganan muatan curah biji-bijian ( bulk grain cargo)Rizki Pri Andika Gunarso
 
1. perhitungan posisi sejati kapal ari sriantini
1. perhitungan posisi sejati kapal ari sriantini1. perhitungan posisi sejati kapal ari sriantini
1. perhitungan posisi sejati kapal ari sriantiniDidik Purwiyanto Vay
 
Makalah Kenautikaan - Sistem Navigasi dan Peta Nautical Chart (By. Rully Marl...
Makalah Kenautikaan - Sistem Navigasi dan Peta Nautical Chart (By. Rully Marl...Makalah Kenautikaan - Sistem Navigasi dan Peta Nautical Chart (By. Rully Marl...
Makalah Kenautikaan - Sistem Navigasi dan Peta Nautical Chart (By. Rully Marl...Luhur Moekti Prayogo
 
BAB IV TINJAUAN KESELAMATAN PELAYARAN DI ALUR PELAYARAN BARAT SURABAYA
BAB IV TINJAUAN KESELAMATAN PELAYARAN DI  ALUR PELAYARAN BARAT SURABAYABAB IV TINJAUAN KESELAMATAN PELAYARAN DI  ALUR PELAYARAN BARAT SURABAYA
BAB IV TINJAUAN KESELAMATAN PELAYARAN DI ALUR PELAYARAN BARAT SURABAYAYogga Haw
 
Sistem transportasi angkutan laut
Sistem transportasi angkutan lautSistem transportasi angkutan laut
Sistem transportasi angkutan lautIB Ilham Malik
 
81649107 makalah-terminal-06172070
81649107 makalah-terminal-0617207081649107 makalah-terminal-06172070
81649107 makalah-terminal-06172070ayunitamulyana
 
Prosedur darurat
Prosedur daruratProsedur darurat
Prosedur daruratMayeng Coey
 
KELAIKLAUTAN KAPAL DAN DOKUMENTASI KAPAL
KELAIKLAUTAN KAPAL DAN DOKUMENTASI KAPALKELAIKLAUTAN KAPAL DAN DOKUMENTASI KAPAL
KELAIKLAUTAN KAPAL DAN DOKUMENTASI KAPALBeny Jackson Maliota
 
Peraturan pencegahan tubrukan di laut atau p2 tl
Peraturan pencegahan tubrukan di laut atau p2 tlPeraturan pencegahan tubrukan di laut atau p2 tl
Peraturan pencegahan tubrukan di laut atau p2 tlstipakharuddin step
 
Tugas mesin dan alat bantu penangkapan ikan
Tugas mesin dan alat bantu penangkapan ikanTugas mesin dan alat bantu penangkapan ikan
Tugas mesin dan alat bantu penangkapan ikanBadiuzzaman
 
Sistem Navigasi hiperbola
Sistem Navigasi hiperbolaSistem Navigasi hiperbola
Sistem Navigasi hiperbolaGunawan Manalu
 

What's hot (20)

presentasi manajemen transportasi laut
 presentasi manajemen transportasi laut presentasi manajemen transportasi laut
presentasi manajemen transportasi laut
 
Manajemen transportasi 2
Manajemen transportasi 2Manajemen transportasi 2
Manajemen transportasi 2
 
Makalah Kenautikaan - Sistem Navigasi dan Peta Nautical Chart (By. Saiful Muk...
Makalah Kenautikaan - Sistem Navigasi dan Peta Nautical Chart (By. Saiful Muk...Makalah Kenautikaan - Sistem Navigasi dan Peta Nautical Chart (By. Saiful Muk...
Makalah Kenautikaan - Sistem Navigasi dan Peta Nautical Chart (By. Saiful Muk...
 
Gyro compass - kompas gasing
Gyro compass - kompas gasingGyro compass - kompas gasing
Gyro compass - kompas gasing
 
penanganan muatan curah biji-bijian ( bulk grain cargo)
penanganan muatan curah biji-bijian ( bulk grain cargo)penanganan muatan curah biji-bijian ( bulk grain cargo)
penanganan muatan curah biji-bijian ( bulk grain cargo)
 
P2 tl 1972
P2 tl 1972P2 tl 1972
P2 tl 1972
 
1. perhitungan posisi sejati kapal ari sriantini
1. perhitungan posisi sejati kapal ari sriantini1. perhitungan posisi sejati kapal ari sriantini
1. perhitungan posisi sejati kapal ari sriantini
 
Makalah Kenautikaan - Sistem Navigasi dan Peta Nautical Chart (By. Rully Marl...
Makalah Kenautikaan - Sistem Navigasi dan Peta Nautical Chart (By. Rully Marl...Makalah Kenautikaan - Sistem Navigasi dan Peta Nautical Chart (By. Rully Marl...
Makalah Kenautikaan - Sistem Navigasi dan Peta Nautical Chart (By. Rully Marl...
 
BAB IV TINJAUAN KESELAMATAN PELAYARAN DI ALUR PELAYARAN BARAT SURABAYA
BAB IV TINJAUAN KESELAMATAN PELAYARAN DI  ALUR PELAYARAN BARAT SURABAYABAB IV TINJAUAN KESELAMATAN PELAYARAN DI  ALUR PELAYARAN BARAT SURABAYA
BAB IV TINJAUAN KESELAMATAN PELAYARAN DI ALUR PELAYARAN BARAT SURABAYA
 
Sistem transportasi angkutan laut
Sistem transportasi angkutan lautSistem transportasi angkutan laut
Sistem transportasi angkutan laut
 
Transportasi Laut
Transportasi LautTransportasi Laut
Transportasi Laut
 
81649107 makalah-terminal-06172070
81649107 makalah-terminal-0617207081649107 makalah-terminal-06172070
81649107 makalah-terminal-06172070
 
Prosedur darurat
Prosedur daruratProsedur darurat
Prosedur darurat
 
KELAIKLAUTAN KAPAL DAN DOKUMENTASI KAPAL
KELAIKLAUTAN KAPAL DAN DOKUMENTASI KAPALKELAIKLAUTAN KAPAL DAN DOKUMENTASI KAPAL
KELAIKLAUTAN KAPAL DAN DOKUMENTASI KAPAL
 
Rencana Induk Pelabuhan Nasional Tahun 2030
Rencana Induk Pelabuhan Nasional Tahun 2030Rencana Induk Pelabuhan Nasional Tahun 2030
Rencana Induk Pelabuhan Nasional Tahun 2030
 
SISTEM PENGAWAKAN
SISTEM PENGAWAKANSISTEM PENGAWAKAN
SISTEM PENGAWAKAN
 
IMO LIST CONVENTION
IMO LIST CONVENTION IMO LIST CONVENTION
IMO LIST CONVENTION
 
Peraturan pencegahan tubrukan di laut atau p2 tl
Peraturan pencegahan tubrukan di laut atau p2 tlPeraturan pencegahan tubrukan di laut atau p2 tl
Peraturan pencegahan tubrukan di laut atau p2 tl
 
Tugas mesin dan alat bantu penangkapan ikan
Tugas mesin dan alat bantu penangkapan ikanTugas mesin dan alat bantu penangkapan ikan
Tugas mesin dan alat bantu penangkapan ikan
 
Sistem Navigasi hiperbola
Sistem Navigasi hiperbolaSistem Navigasi hiperbola
Sistem Navigasi hiperbola
 

Similar to Makalah Kenautikaan - Sistem Navigasi dan Peta Nautical Chart (By. Udis Sunardi)

Makalah Kenautikaan - Sistem Navigasi dan Peta Nautical Chart (By. Pratiwi)
Makalah Kenautikaan - Sistem Navigasi dan Peta Nautical Chart (By. Pratiwi)Makalah Kenautikaan - Sistem Navigasi dan Peta Nautical Chart (By. Pratiwi)
Makalah Kenautikaan - Sistem Navigasi dan Peta Nautical Chart (By. Pratiwi)Luhur Moekti Prayogo
 
Makalah Kenautikaan - Sistem Navigasi dan Peta Nautical Chart (By. Wartono)
Makalah Kenautikaan - Sistem Navigasi dan Peta Nautical Chart (By. Wartono)Makalah Kenautikaan - Sistem Navigasi dan Peta Nautical Chart (By. Wartono)
Makalah Kenautikaan - Sistem Navigasi dan Peta Nautical Chart (By. Wartono)Luhur Moekti Prayogo
 
Makalah Kenautikaan - Sistem Navigasi dan Peta Nautical Chart (By. Redy Dava ...
Makalah Kenautikaan - Sistem Navigasi dan Peta Nautical Chart (By. Redy Dava ...Makalah Kenautikaan - Sistem Navigasi dan Peta Nautical Chart (By. Redy Dava ...
Makalah Kenautikaan - Sistem Navigasi dan Peta Nautical Chart (By. Redy Dava ...Luhur Moekti Prayogo
 
JURNAL PDP VOL 1 NO 1 Benny Agus Setiono Safety Equipment, Keselamatan Berlayar
JURNAL PDP VOL 1 NO 1 Benny Agus Setiono Safety Equipment, Keselamatan BerlayarJURNAL PDP VOL 1 NO 1 Benny Agus Setiono Safety Equipment, Keselamatan Berlayar
JURNAL PDP VOL 1 NO 1 Benny Agus Setiono Safety Equipment, Keselamatan Berlayarbennyagussetiono
 
Ujian Keahlian Pelaut Kapal Niaga sesuai STCW 2010
Ujian Keahlian Pelaut Kapal Niaga sesuai STCW 2010Ujian Keahlian Pelaut Kapal Niaga sesuai STCW 2010
Ujian Keahlian Pelaut Kapal Niaga sesuai STCW 2010Akmad Yani Ridzani
 
SISTEM NAVIGASI DAN PETA NAUTICAL CHART (1)
 SISTEM NAVIGASI DAN PETA NAUTICAL CHART (1) SISTEM NAVIGASI DAN PETA NAUTICAL CHART (1)
SISTEM NAVIGASI DAN PETA NAUTICAL CHART (1)Luhur Moekti Prayogo
 
Makalah Kenautikaan - Sistem Navigasi dan Peta Nautical Chart (By. Ristyan Tr...
Makalah Kenautikaan - Sistem Navigasi dan Peta Nautical Chart (By. Ristyan Tr...Makalah Kenautikaan - Sistem Navigasi dan Peta Nautical Chart (By. Ristyan Tr...
Makalah Kenautikaan - Sistem Navigasi dan Peta Nautical Chart (By. Ristyan Tr...Luhur Moekti Prayogo
 
SISTEM NAVIGASI DAN PETA NAUTICAL CHART (5)
SISTEM NAVIGASI DAN PETA NAUTICAL CHART (5)SISTEM NAVIGASI DAN PETA NAUTICAL CHART (5)
SISTEM NAVIGASI DAN PETA NAUTICAL CHART (5)Luhur Moekti Prayogo
 
9. deskripsi materi mapel paket keahlian pkp revisi_oktb
9. deskripsi materi mapel paket keahlian  pkp revisi_oktb9. deskripsi materi mapel paket keahlian  pkp revisi_oktb
9. deskripsi materi mapel paket keahlian pkp revisi_oktbMULDAN MARTIN, A.Pi., M.Si
 
9. deskripsi materi mapel paket keahlian kdjkp revisi_okt
9. deskripsi materi mapel paket keahlian kdjkp revisi_okt9. deskripsi materi mapel paket keahlian kdjkp revisi_okt
9. deskripsi materi mapel paket keahlian kdjkp revisi_oktMULDAN MARTIN, A.Pi., M.Si
 
Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Saiful Mukminin)
Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Saiful Mukminin)Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Saiful Mukminin)
Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Saiful Mukminin)Luhur Moekti Prayogo
 
Makalah Kenautikaan - Sistem Navigasi dan Peta Nautical Chart (By. Fajar Kurn...
Makalah Kenautikaan - Sistem Navigasi dan Peta Nautical Chart (By. Fajar Kurn...Makalah Kenautikaan - Sistem Navigasi dan Peta Nautical Chart (By. Fajar Kurn...
Makalah Kenautikaan - Sistem Navigasi dan Peta Nautical Chart (By. Fajar Kurn...Luhur Moekti Prayogo
 
BAB II TINJAUAN KESELAMATAN PELAYARAN DI ALUR PELAYARAN BARAT SURABAYA
BAB II TINJAUAN KESELAMATAN PELAYARAN DI  ALUR PELAYARAN BARAT SURABAYABAB II TINJAUAN KESELAMATAN PELAYARAN DI  ALUR PELAYARAN BARAT SURABAYA
BAB II TINJAUAN KESELAMATAN PELAYARAN DI ALUR PELAYARAN BARAT SURABAYAYogga Haw
 
Silabus spektrumkompetensikejuruannkpi
Silabus spektrumkompetensikejuruannkpiSilabus spektrumkompetensikejuruannkpi
Silabus spektrumkompetensikejuruannkpiShoedoenx Ringo
 
6 benny dan mudiyanto pengaruh safety equipment terhadap keselamatan berlayar
6 benny dan mudiyanto   pengaruh safety equipment terhadap keselamatan berlayar6 benny dan mudiyanto   pengaruh safety equipment terhadap keselamatan berlayar
6 benny dan mudiyanto pengaruh safety equipment terhadap keselamatan berlayarDidik Purwiyanto Vay
 
ABDUR RAZAK ATT IV A TERBARU.pptx
ABDUR RAZAK ATT IV A TERBARU.pptxABDUR RAZAK ATT IV A TERBARU.pptx
ABDUR RAZAK ATT IV A TERBARU.pptxBettaDraxynoid
 
Vol6 nor 1 analisis pengaruh penggunaan peralatan navigasi elekronik di kapal...
Vol6 nor 1 analisis pengaruh penggunaan peralatan navigasi elekronik di kapal...Vol6 nor 1 analisis pengaruh penggunaan peralatan navigasi elekronik di kapal...
Vol6 nor 1 analisis pengaruh penggunaan peralatan navigasi elekronik di kapal...Didik Purwiyanto Vay
 
PANDUAN MONITORING PADANG LAMUN
PANDUAN MONITORING PADANG LAMUNPANDUAN MONITORING PADANG LAMUN
PANDUAN MONITORING PADANG LAMUNAmos Pangkatana
 
JURNAL PDP VOL 2 N0 2 Benny, Haryono Pelayanan Pemanduan Terhadap Keselamatan...
JURNAL PDP VOL 2 N0 2 Benny, Haryono Pelayanan Pemanduan Terhadap Keselamatan...JURNAL PDP VOL 2 N0 2 Benny, Haryono Pelayanan Pemanduan Terhadap Keselamatan...
JURNAL PDP VOL 2 N0 2 Benny, Haryono Pelayanan Pemanduan Terhadap Keselamatan...bennyagussetiono
 

Similar to Makalah Kenautikaan - Sistem Navigasi dan Peta Nautical Chart (By. Udis Sunardi) (20)

Makalah Kenautikaan - Sistem Navigasi dan Peta Nautical Chart (By. Pratiwi)
Makalah Kenautikaan - Sistem Navigasi dan Peta Nautical Chart (By. Pratiwi)Makalah Kenautikaan - Sistem Navigasi dan Peta Nautical Chart (By. Pratiwi)
Makalah Kenautikaan - Sistem Navigasi dan Peta Nautical Chart (By. Pratiwi)
 
Makalah Kenautikaan - Sistem Navigasi dan Peta Nautical Chart (By. Wartono)
Makalah Kenautikaan - Sistem Navigasi dan Peta Nautical Chart (By. Wartono)Makalah Kenautikaan - Sistem Navigasi dan Peta Nautical Chart (By. Wartono)
Makalah Kenautikaan - Sistem Navigasi dan Peta Nautical Chart (By. Wartono)
 
Makalah Kenautikaan - Sistem Navigasi dan Peta Nautical Chart (By. Redy Dava ...
Makalah Kenautikaan - Sistem Navigasi dan Peta Nautical Chart (By. Redy Dava ...Makalah Kenautikaan - Sistem Navigasi dan Peta Nautical Chart (By. Redy Dava ...
Makalah Kenautikaan - Sistem Navigasi dan Peta Nautical Chart (By. Redy Dava ...
 
JURNAL PDP VOL 1 NO 1 Benny Agus Setiono Safety Equipment, Keselamatan Berlayar
JURNAL PDP VOL 1 NO 1 Benny Agus Setiono Safety Equipment, Keselamatan BerlayarJURNAL PDP VOL 1 NO 1 Benny Agus Setiono Safety Equipment, Keselamatan Berlayar
JURNAL PDP VOL 1 NO 1 Benny Agus Setiono Safety Equipment, Keselamatan Berlayar
 
Ujian Keahlian Pelaut Kapal Niaga sesuai STCW 2010
Ujian Keahlian Pelaut Kapal Niaga sesuai STCW 2010Ujian Keahlian Pelaut Kapal Niaga sesuai STCW 2010
Ujian Keahlian Pelaut Kapal Niaga sesuai STCW 2010
 
SISTEM NAVIGASI DAN PETA NAUTICAL CHART (1)
 SISTEM NAVIGASI DAN PETA NAUTICAL CHART (1) SISTEM NAVIGASI DAN PETA NAUTICAL CHART (1)
SISTEM NAVIGASI DAN PETA NAUTICAL CHART (1)
 
Makalah Kenautikaan - Sistem Navigasi dan Peta Nautical Chart (By. Ristyan Tr...
Makalah Kenautikaan - Sistem Navigasi dan Peta Nautical Chart (By. Ristyan Tr...Makalah Kenautikaan - Sistem Navigasi dan Peta Nautical Chart (By. Ristyan Tr...
Makalah Kenautikaan - Sistem Navigasi dan Peta Nautical Chart (By. Ristyan Tr...
 
SISTEM NAVIGASI DAN PETA NAUTICAL CHART (5)
SISTEM NAVIGASI DAN PETA NAUTICAL CHART (5)SISTEM NAVIGASI DAN PETA NAUTICAL CHART (5)
SISTEM NAVIGASI DAN PETA NAUTICAL CHART (5)
 
9. deskripsi materi mapel paket keahlian pkp revisi_oktb
9. deskripsi materi mapel paket keahlian  pkp revisi_oktb9. deskripsi materi mapel paket keahlian  pkp revisi_oktb
9. deskripsi materi mapel paket keahlian pkp revisi_oktb
 
9. deskripsi materi mapel paket keahlian kdjkp revisi_okt
9. deskripsi materi mapel paket keahlian kdjkp revisi_okt9. deskripsi materi mapel paket keahlian kdjkp revisi_okt
9. deskripsi materi mapel paket keahlian kdjkp revisi_okt
 
Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Saiful Mukminin)
Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Saiful Mukminin)Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Saiful Mukminin)
Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Saiful Mukminin)
 
Makalah Kenautikaan - Sistem Navigasi dan Peta Nautical Chart (By. Fajar Kurn...
Makalah Kenautikaan - Sistem Navigasi dan Peta Nautical Chart (By. Fajar Kurn...Makalah Kenautikaan - Sistem Navigasi dan Peta Nautical Chart (By. Fajar Kurn...
Makalah Kenautikaan - Sistem Navigasi dan Peta Nautical Chart (By. Fajar Kurn...
 
BAB II TINJAUAN KESELAMATAN PELAYARAN DI ALUR PELAYARAN BARAT SURABAYA
BAB II TINJAUAN KESELAMATAN PELAYARAN DI  ALUR PELAYARAN BARAT SURABAYABAB II TINJAUAN KESELAMATAN PELAYARAN DI  ALUR PELAYARAN BARAT SURABAYA
BAB II TINJAUAN KESELAMATAN PELAYARAN DI ALUR PELAYARAN BARAT SURABAYA
 
Silabus spektrumkompetensikejuruannkpi
Silabus spektrumkompetensikejuruannkpiSilabus spektrumkompetensikejuruannkpi
Silabus spektrumkompetensikejuruannkpi
 
6 benny dan mudiyanto pengaruh safety equipment terhadap keselamatan berlayar
6 benny dan mudiyanto   pengaruh safety equipment terhadap keselamatan berlayar6 benny dan mudiyanto   pengaruh safety equipment terhadap keselamatan berlayar
6 benny dan mudiyanto pengaruh safety equipment terhadap keselamatan berlayar
 
1. PRINSIP DINAS JAGA.pptx
1. PRINSIP DINAS JAGA.pptx1. PRINSIP DINAS JAGA.pptx
1. PRINSIP DINAS JAGA.pptx
 
ABDUR RAZAK ATT IV A TERBARU.pptx
ABDUR RAZAK ATT IV A TERBARU.pptxABDUR RAZAK ATT IV A TERBARU.pptx
ABDUR RAZAK ATT IV A TERBARU.pptx
 
Vol6 nor 1 analisis pengaruh penggunaan peralatan navigasi elekronik di kapal...
Vol6 nor 1 analisis pengaruh penggunaan peralatan navigasi elekronik di kapal...Vol6 nor 1 analisis pengaruh penggunaan peralatan navigasi elekronik di kapal...
Vol6 nor 1 analisis pengaruh penggunaan peralatan navigasi elekronik di kapal...
 
PANDUAN MONITORING PADANG LAMUN
PANDUAN MONITORING PADANG LAMUNPANDUAN MONITORING PADANG LAMUN
PANDUAN MONITORING PADANG LAMUN
 
JURNAL PDP VOL 2 N0 2 Benny, Haryono Pelayanan Pemanduan Terhadap Keselamatan...
JURNAL PDP VOL 2 N0 2 Benny, Haryono Pelayanan Pemanduan Terhadap Keselamatan...JURNAL PDP VOL 2 N0 2 Benny, Haryono Pelayanan Pemanduan Terhadap Keselamatan...
JURNAL PDP VOL 2 N0 2 Benny, Haryono Pelayanan Pemanduan Terhadap Keselamatan...
 

More from Luhur Moekti Prayogo

Residual Analysis and Tidal Harmonic Components in Bangkalan Regency, East Java
Residual Analysis and Tidal Harmonic Components in Bangkalan Regency, East JavaResidual Analysis and Tidal Harmonic Components in Bangkalan Regency, East Java
Residual Analysis and Tidal Harmonic Components in Bangkalan Regency, East JavaLuhur Moekti Prayogo
 
Pelatihan Pemanfaatan Teknologi AI dalam Pembuatan PTK bagi Guru SDN Karangas...
Pelatihan Pemanfaatan Teknologi AI dalam Pembuatan PTK bagi Guru SDN Karangas...Pelatihan Pemanfaatan Teknologi AI dalam Pembuatan PTK bagi Guru SDN Karangas...
Pelatihan Pemanfaatan Teknologi AI dalam Pembuatan PTK bagi Guru SDN Karangas...Luhur Moekti Prayogo
 
Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Pratiwi)
Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Pratiwi)Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Pratiwi)
Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Pratiwi)Luhur Moekti Prayogo
 
Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Udis Sunardi)
Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Udis Sunardi)Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Udis Sunardi)
Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Udis Sunardi)Luhur Moekti Prayogo
 
Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Maryoko)
Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Maryoko)Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Maryoko)
Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Maryoko)Luhur Moekti Prayogo
 
Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Fajar Kurniawan)
Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Fajar Kurniawan)Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Fajar Kurniawan)
Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Fajar Kurniawan)Luhur Moekti Prayogo
 
Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Agus Vandiharjo)
Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Agus Vandiharjo)Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Agus Vandiharjo)
Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Agus Vandiharjo)Luhur Moekti Prayogo
 
Penetapan dan Penegasan Batas Laut - Sengketa Wilayah Kepulauan Spartly di La...
Penetapan dan Penegasan Batas Laut - Sengketa Wilayah Kepulauan Spartly di La...Penetapan dan Penegasan Batas Laut - Sengketa Wilayah Kepulauan Spartly di La...
Penetapan dan Penegasan Batas Laut - Sengketa Wilayah Kepulauan Spartly di La...Luhur Moekti Prayogo
 
Penetapan dan Penegasan Batas Laut - Sengketa Wilayah Kepulauan Spartly di La...
Penetapan dan Penegasan Batas Laut - Sengketa Wilayah Kepulauan Spartly di La...Penetapan dan Penegasan Batas Laut - Sengketa Wilayah Kepulauan Spartly di La...
Penetapan dan Penegasan Batas Laut - Sengketa Wilayah Kepulauan Spartly di La...Luhur Moekti Prayogo
 
Penetapan dan Penegasan Batas Laut - Sengketa Wilayah Kepulauan Spartly di La...
Penetapan dan Penegasan Batas Laut - Sengketa Wilayah Kepulauan Spartly di La...Penetapan dan Penegasan Batas Laut - Sengketa Wilayah Kepulauan Spartly di La...
Penetapan dan Penegasan Batas Laut - Sengketa Wilayah Kepulauan Spartly di La...Luhur Moekti Prayogo
 
Penetapan dan Penegasan Batas Laut - Sengketa Wilayah Kepulauan Spartly di La...
Penetapan dan Penegasan Batas Laut - Sengketa Wilayah Kepulauan Spartly di La...Penetapan dan Penegasan Batas Laut - Sengketa Wilayah Kepulauan Spartly di La...
Penetapan dan Penegasan Batas Laut - Sengketa Wilayah Kepulauan Spartly di La...Luhur Moekti Prayogo
 
Analisis Komponen Harmonik dan Elevasi Pasang Surut pada Alur Pelayaran Perai...
Analisis Komponen Harmonik dan Elevasi Pasang Surut pada Alur Pelayaran Perai...Analisis Komponen Harmonik dan Elevasi Pasang Surut pada Alur Pelayaran Perai...
Analisis Komponen Harmonik dan Elevasi Pasang Surut pada Alur Pelayaran Perai...Luhur Moekti Prayogo
 
Land Cover Classification Assessment Using Decision Trees and Maximum Likelih...
Land Cover Classification Assessment Using Decision Trees and Maximum Likelih...Land Cover Classification Assessment Using Decision Trees and Maximum Likelih...
Land Cover Classification Assessment Using Decision Trees and Maximum Likelih...Luhur Moekti Prayogo
 
Mitigasi Bencana Pesisir - Penghijaun Hutan (By. Imam Asghoni Mahali)
Mitigasi Bencana Pesisir - Penghijaun Hutan (By. Imam Asghoni Mahali)Mitigasi Bencana Pesisir - Penghijaun Hutan (By. Imam Asghoni Mahali)
Mitigasi Bencana Pesisir - Penghijaun Hutan (By. Imam Asghoni Mahali)Luhur Moekti Prayogo
 
Mitigasi Bencana Pesisir - Pembuatan Bangunan Tahan Gempa (By. Nur Uswatun Ch...
Mitigasi Bencana Pesisir - Pembuatan Bangunan Tahan Gempa (By. Nur Uswatun Ch...Mitigasi Bencana Pesisir - Pembuatan Bangunan Tahan Gempa (By. Nur Uswatun Ch...
Mitigasi Bencana Pesisir - Pembuatan Bangunan Tahan Gempa (By. Nur Uswatun Ch...Luhur Moekti Prayogo
 
Mitigasi Bencana Pesisir - Memberikan Penyuluhan dan Meningkatkan Kesadaran M...
Mitigasi Bencana Pesisir - Memberikan Penyuluhan dan Meningkatkan Kesadaran M...Mitigasi Bencana Pesisir - Memberikan Penyuluhan dan Meningkatkan Kesadaran M...
Mitigasi Bencana Pesisir - Memberikan Penyuluhan dan Meningkatkan Kesadaran M...Luhur Moekti Prayogo
 
Mitigasi Bencana Pesisir - Bangunan Pelindung Pantai Sebagai Penanggulangan A...
Mitigasi Bencana Pesisir - Bangunan Pelindung Pantai Sebagai Penanggulangan A...Mitigasi Bencana Pesisir - Bangunan Pelindung Pantai Sebagai Penanggulangan A...
Mitigasi Bencana Pesisir - Bangunan Pelindung Pantai Sebagai Penanggulangan A...Luhur Moekti Prayogo
 
Mitigasi Bencana Pesisir - Penanggulangan Abrasi Pantai Melalu Reboisasi Huta...
Mitigasi Bencana Pesisir - Penanggulangan Abrasi Pantai Melalu Reboisasi Huta...Mitigasi Bencana Pesisir - Penanggulangan Abrasi Pantai Melalu Reboisasi Huta...
Mitigasi Bencana Pesisir - Penanggulangan Abrasi Pantai Melalu Reboisasi Huta...Luhur Moekti Prayogo
 
Mitigasi Bencana Pesisir - Penghijauan Hutan Mangrove (By. Putri Widyawati Nu...
Mitigasi Bencana Pesisir - Penghijauan Hutan Mangrove (By. Putri Widyawati Nu...Mitigasi Bencana Pesisir - Penghijauan Hutan Mangrove (By. Putri Widyawati Nu...
Mitigasi Bencana Pesisir - Penghijauan Hutan Mangrove (By. Putri Widyawati Nu...Luhur Moekti Prayogo
 
Alat Tangkap Pukat Cincin/ Purse Seine (By. Udis Sunardi)
Alat Tangkap Pukat Cincin/ Purse Seine (By. Udis Sunardi)Alat Tangkap Pukat Cincin/ Purse Seine (By. Udis Sunardi)
Alat Tangkap Pukat Cincin/ Purse Seine (By. Udis Sunardi)Luhur Moekti Prayogo
 

More from Luhur Moekti Prayogo (20)

Residual Analysis and Tidal Harmonic Components in Bangkalan Regency, East Java
Residual Analysis and Tidal Harmonic Components in Bangkalan Regency, East JavaResidual Analysis and Tidal Harmonic Components in Bangkalan Regency, East Java
Residual Analysis and Tidal Harmonic Components in Bangkalan Regency, East Java
 
Pelatihan Pemanfaatan Teknologi AI dalam Pembuatan PTK bagi Guru SDN Karangas...
Pelatihan Pemanfaatan Teknologi AI dalam Pembuatan PTK bagi Guru SDN Karangas...Pelatihan Pemanfaatan Teknologi AI dalam Pembuatan PTK bagi Guru SDN Karangas...
Pelatihan Pemanfaatan Teknologi AI dalam Pembuatan PTK bagi Guru SDN Karangas...
 
Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Pratiwi)
Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Pratiwi)Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Pratiwi)
Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Pratiwi)
 
Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Udis Sunardi)
Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Udis Sunardi)Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Udis Sunardi)
Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Udis Sunardi)
 
Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Maryoko)
Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Maryoko)Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Maryoko)
Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Maryoko)
 
Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Fajar Kurniawan)
Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Fajar Kurniawan)Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Fajar Kurniawan)
Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Fajar Kurniawan)
 
Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Agus Vandiharjo)
Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Agus Vandiharjo)Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Agus Vandiharjo)
Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Agus Vandiharjo)
 
Penetapan dan Penegasan Batas Laut - Sengketa Wilayah Kepulauan Spartly di La...
Penetapan dan Penegasan Batas Laut - Sengketa Wilayah Kepulauan Spartly di La...Penetapan dan Penegasan Batas Laut - Sengketa Wilayah Kepulauan Spartly di La...
Penetapan dan Penegasan Batas Laut - Sengketa Wilayah Kepulauan Spartly di La...
 
Penetapan dan Penegasan Batas Laut - Sengketa Wilayah Kepulauan Spartly di La...
Penetapan dan Penegasan Batas Laut - Sengketa Wilayah Kepulauan Spartly di La...Penetapan dan Penegasan Batas Laut - Sengketa Wilayah Kepulauan Spartly di La...
Penetapan dan Penegasan Batas Laut - Sengketa Wilayah Kepulauan Spartly di La...
 
Penetapan dan Penegasan Batas Laut - Sengketa Wilayah Kepulauan Spartly di La...
Penetapan dan Penegasan Batas Laut - Sengketa Wilayah Kepulauan Spartly di La...Penetapan dan Penegasan Batas Laut - Sengketa Wilayah Kepulauan Spartly di La...
Penetapan dan Penegasan Batas Laut - Sengketa Wilayah Kepulauan Spartly di La...
 
Penetapan dan Penegasan Batas Laut - Sengketa Wilayah Kepulauan Spartly di La...
Penetapan dan Penegasan Batas Laut - Sengketa Wilayah Kepulauan Spartly di La...Penetapan dan Penegasan Batas Laut - Sengketa Wilayah Kepulauan Spartly di La...
Penetapan dan Penegasan Batas Laut - Sengketa Wilayah Kepulauan Spartly di La...
 
Analisis Komponen Harmonik dan Elevasi Pasang Surut pada Alur Pelayaran Perai...
Analisis Komponen Harmonik dan Elevasi Pasang Surut pada Alur Pelayaran Perai...Analisis Komponen Harmonik dan Elevasi Pasang Surut pada Alur Pelayaran Perai...
Analisis Komponen Harmonik dan Elevasi Pasang Surut pada Alur Pelayaran Perai...
 
Land Cover Classification Assessment Using Decision Trees and Maximum Likelih...
Land Cover Classification Assessment Using Decision Trees and Maximum Likelih...Land Cover Classification Assessment Using Decision Trees and Maximum Likelih...
Land Cover Classification Assessment Using Decision Trees and Maximum Likelih...
 
Mitigasi Bencana Pesisir - Penghijaun Hutan (By. Imam Asghoni Mahali)
Mitigasi Bencana Pesisir - Penghijaun Hutan (By. Imam Asghoni Mahali)Mitigasi Bencana Pesisir - Penghijaun Hutan (By. Imam Asghoni Mahali)
Mitigasi Bencana Pesisir - Penghijaun Hutan (By. Imam Asghoni Mahali)
 
Mitigasi Bencana Pesisir - Pembuatan Bangunan Tahan Gempa (By. Nur Uswatun Ch...
Mitigasi Bencana Pesisir - Pembuatan Bangunan Tahan Gempa (By. Nur Uswatun Ch...Mitigasi Bencana Pesisir - Pembuatan Bangunan Tahan Gempa (By. Nur Uswatun Ch...
Mitigasi Bencana Pesisir - Pembuatan Bangunan Tahan Gempa (By. Nur Uswatun Ch...
 
Mitigasi Bencana Pesisir - Memberikan Penyuluhan dan Meningkatkan Kesadaran M...
Mitigasi Bencana Pesisir - Memberikan Penyuluhan dan Meningkatkan Kesadaran M...Mitigasi Bencana Pesisir - Memberikan Penyuluhan dan Meningkatkan Kesadaran M...
Mitigasi Bencana Pesisir - Memberikan Penyuluhan dan Meningkatkan Kesadaran M...
 
Mitigasi Bencana Pesisir - Bangunan Pelindung Pantai Sebagai Penanggulangan A...
Mitigasi Bencana Pesisir - Bangunan Pelindung Pantai Sebagai Penanggulangan A...Mitigasi Bencana Pesisir - Bangunan Pelindung Pantai Sebagai Penanggulangan A...
Mitigasi Bencana Pesisir - Bangunan Pelindung Pantai Sebagai Penanggulangan A...
 
Mitigasi Bencana Pesisir - Penanggulangan Abrasi Pantai Melalu Reboisasi Huta...
Mitigasi Bencana Pesisir - Penanggulangan Abrasi Pantai Melalu Reboisasi Huta...Mitigasi Bencana Pesisir - Penanggulangan Abrasi Pantai Melalu Reboisasi Huta...
Mitigasi Bencana Pesisir - Penanggulangan Abrasi Pantai Melalu Reboisasi Huta...
 
Mitigasi Bencana Pesisir - Penghijauan Hutan Mangrove (By. Putri Widyawati Nu...
Mitigasi Bencana Pesisir - Penghijauan Hutan Mangrove (By. Putri Widyawati Nu...Mitigasi Bencana Pesisir - Penghijauan Hutan Mangrove (By. Putri Widyawati Nu...
Mitigasi Bencana Pesisir - Penghijauan Hutan Mangrove (By. Putri Widyawati Nu...
 
Alat Tangkap Pukat Cincin/ Purse Seine (By. Udis Sunardi)
Alat Tangkap Pukat Cincin/ Purse Seine (By. Udis Sunardi)Alat Tangkap Pukat Cincin/ Purse Seine (By. Udis Sunardi)
Alat Tangkap Pukat Cincin/ Purse Seine (By. Udis Sunardi)
 

Recently uploaded

Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxIvvatulAini
 
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanProgram Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanAdePutraTunggali
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.pptPenyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.pptpalagoro17
 
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI TARI KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfIwanSumantri7
 
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTXAKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTXIksanSaputra6
 
Aksi Nyata profil pelajar pancasila.pptx
Aksi Nyata profil pelajar pancasila.pptxAksi Nyata profil pelajar pancasila.pptx
Aksi Nyata profil pelajar pancasila.pptxTekiMulyani
 
SISTEM SARAF OTONOM_.SISTEM SARAF OTONOM
SISTEM SARAF OTONOM_.SISTEM SARAF OTONOMSISTEM SARAF OTONOM_.SISTEM SARAF OTONOM
SISTEM SARAF OTONOM_.SISTEM SARAF OTONOMhanyakaryawan1
 
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docxKisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docxFitriaSarmida1
 
443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx
443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx
443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptxErikaPutriJayantini
 
Sudut-sudut Berelasi Trigonometri - Sudut-sudut Berelasi Trigonometri
Sudut-sudut Berelasi Trigonometri - Sudut-sudut Berelasi TrigonometriSudut-sudut Berelasi Trigonometri - Sudut-sudut Berelasi Trigonometri
Sudut-sudut Berelasi Trigonometri - Sudut-sudut Berelasi TrigonometriFarhanPerdanaRamaden1
 
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
BAB 1 BEBATAN DAN BALUTAN DALAM PERTOLONGAN CEMAS
BAB 1 BEBATAN DAN BALUTAN DALAM PERTOLONGAN CEMASBAB 1 BEBATAN DAN BALUTAN DALAM PERTOLONGAN CEMAS
BAB 1 BEBATAN DAN BALUTAN DALAM PERTOLONGAN CEMASNursKitchen
 
.....................Swamedikasi 2-2.pptx
.....................Swamedikasi 2-2.pptx.....................Swamedikasi 2-2.pptx
.....................Swamedikasi 2-2.pptxfurqanridha
 
sistem digesti dan ekskresi pada unggas ppt
sistem digesti dan ekskresi pada unggas pptsistem digesti dan ekskresi pada unggas ppt
sistem digesti dan ekskresi pada unggas ppthidayatn24
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxrizalhabib4
 
Webinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdf
Webinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdfWebinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdf
Webinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdfTeukuEriSyahputra
 

Recently uploaded (20)

Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
 
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanProgram Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.pptPenyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
 
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI TARI KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
 
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTXAKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
 
Aksi Nyata profil pelajar pancasila.pptx
Aksi Nyata profil pelajar pancasila.pptxAksi Nyata profil pelajar pancasila.pptx
Aksi Nyata profil pelajar pancasila.pptx
 
SISTEM SARAF OTONOM_.SISTEM SARAF OTONOM
SISTEM SARAF OTONOM_.SISTEM SARAF OTONOMSISTEM SARAF OTONOM_.SISTEM SARAF OTONOM
SISTEM SARAF OTONOM_.SISTEM SARAF OTONOM
 
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docxKisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
 
443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx
443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx
443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx
 
Sudut-sudut Berelasi Trigonometri - Sudut-sudut Berelasi Trigonometri
Sudut-sudut Berelasi Trigonometri - Sudut-sudut Berelasi TrigonometriSudut-sudut Berelasi Trigonometri - Sudut-sudut Berelasi Trigonometri
Sudut-sudut Berelasi Trigonometri - Sudut-sudut Berelasi Trigonometri
 
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
BAB 1 BEBATAN DAN BALUTAN DALAM PERTOLONGAN CEMAS
BAB 1 BEBATAN DAN BALUTAN DALAM PERTOLONGAN CEMASBAB 1 BEBATAN DAN BALUTAN DALAM PERTOLONGAN CEMAS
BAB 1 BEBATAN DAN BALUTAN DALAM PERTOLONGAN CEMAS
 
.....................Swamedikasi 2-2.pptx
.....................Swamedikasi 2-2.pptx.....................Swamedikasi 2-2.pptx
.....................Swamedikasi 2-2.pptx
 
sistem digesti dan ekskresi pada unggas ppt
sistem digesti dan ekskresi pada unggas pptsistem digesti dan ekskresi pada unggas ppt
sistem digesti dan ekskresi pada unggas ppt
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
 
Webinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdf
Webinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdfWebinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdf
Webinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdf
 

Makalah Kenautikaan - Sistem Navigasi dan Peta Nautical Chart (By. Udis Sunardi)

  • 1. i SISTEM NAVIGASI DAN PETA NAUTICAL CHART MAKALAH KENAUTIKAAN Dosen Pengampu: Luhur Moekti Prayogo, S.Si., M.Eng Nama : Udis Sunardi NIM : 1310210011 PROGRAM STUDI ILMU KELAUTAN FAKULTAS PERIKANAN DAN KELAUTAN UNIVERSITAS PGRI RONGGOLAWE TUBAN 2022
  • 2. ii KATA PENGANTAR Puja dan Puji Syukur Penulis Panjatkan Kehadirat Allah SWT, Atas segala karuniaNya Sehingga penulis dapat menyelesaikan Makalah Kenautikaan ini dengan judul “Sistem Navigasi Dan Peta Nautical Chart”. Atas terselesaikannya Makalah Kenautikaan ini, penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang tinggi kepada : 1. Dr. Sri Rahmaningsih, S.Pi, M.Si Selaku dekan pada Fakultas Perikanan dan Kelautan UNIROW Tuban. 2. Luhur Moekti Prayogo, S.Si., M.Eng selaku Dosen Pengampu beserta keluarga besar Fakultas Perikanan dan Kelautan UNIROW Tuban 3. Dr. Suwarsih, S.Pi, M.Si Selaku Kaprodi Ilmu Kelautan Unirow Tuban 4. Semua pihak yang telah memberikan dorongan dan bantuan, sehingga dapat tersusunnya Makalah Kenautikaan ini. Semoga laporan Makalah ini bermanfaat bagi pihak yang membutuhkan dan kemajuan ilmu pengetahuan alam Khususnya Kenautikaan, akhirnya penulis berharap semoga karya ilmiah yang masih jauh dari kesempurnaan ini dapat bermanfaat bagi para pembaca. Tuban, 18 Oktober 2022 Udis Sunardi
  • 3. iii DAFTAR ISI HALAMAN SAMPUL......................................................................................... i KATA PENGANTAR .......................................................................................... ii DAFTAR ISI......................................................................................................... iii BAB I PENDAHULUAN..................................................................................... 1 1.1 Latar Belakang................................................................................................ 1 1.2 Tujuan Penulisan............................................................................................ 2 1.3 Kegunaan Penulisan....................................................................................... 2 BAB II PEMBAHASAN ...................................................................................... 3 2.1 Pengertian Navigasi ....................................................................................... 3 2.2 Macam-Macam Alat Navigasi Elektronik ..................................................... 3 2.2.1 Radar.......................................................................................................... 3 3.2.2 GPS............................................................................................................ 5 3.2.3 RDF ........................................................................................................... 8 3.2.4 Echosounder .............................................................................................. 9 3.2.5 AIS............................................................................................................. 10 BAB III PENUTUP...................................................... ........................................ 12 3.1 Kesimpulan ....................................................................................................12 3.2 Saran .............................................................................................................. 12 DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 13
  • 4. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan. Sebagian besar perdagangan internasional di Indonesia adalah melalui laut dengan menggunakan kapal sebagai kendaraan transportasi. Seperti yang kita ketahui bahwa kapal dapat berlayar untuk mengangkut muatan dalam jumlah banyak dan menempuh jarak yang sangat jauh dengan biaya yang lebih sedikit. Ada beberapa faktor untuk menjaga kelancaran operasi moda transportasi tersebut sehingga stabilitas perekonomian dunia tetap terjaga. Salah satu faktor tesebut adalah dari faktor keselamatan dalam navigasi. Bernavigasi adalah merupakan bagian dari kegiatan melayarkan kapal dari suatu tempat ketempat lain.Pengetahuan tentang alat-alat navigasi sangat penting untuk membantu seorang pelaut dalam melayarkankapalnya.Seiring dengan perkembangan zaman, modernisasi peralatan navigasi sangat membantu akurasi penentuan posisi kapal di permukaan bumi, sehingga dapat menjamin terciptanya aspek-aspek ekonomis.Sistem navigasi di laut mencakup beberapa kegiatan pokok, antara lain: ⁻ Menentukan tempat kedudukan (posisi) dimana kapal berada di permukaan bumi. ⁻ Mempelajari serta menentukan rute"jalan yang harus ditempuh agar kapal dengan aman, cepat,selamat, dan efisien sampai ke tujuan. ⁻ Menentukan haluan antara tempat tolak dan tempat tiba yang diketahui sehingga jauhnya"jaraknyadapat ditentukan. ⁻ Menentukan tempat tiba bilamana titik tolak haluan dan jauh diketahui Di dalam alur pelayaran indonesia ,khususnya di alur pelayaran Semarang masih banyak kapal yang belum memenuhi standar international. Peristiwa yang sering terjadi di alur pelayaran semarang adalah Resiko bahaya tubrukan kapal dan lain sebagainya. Pada tanggal 10-11-2020 , pukul 19.25 wib terjadinya tubrukan antara Kapal Motor (KM) Dharma Kencana yang akan berangkat menuju Pontianak menabrak kapal tongkang TK Virgo Sejati. Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut. Ada dua kemungkinan akibat terjadinya peristiwa tubrukan tersebut yaitu dikarenakan Fakto Eksternal dan Faktor Internal. Faktor eksternal terjadi karna faktor cuaca,ombak,arus dan lain sebagainya dan faktor internal terjadi karna human eror dan kenavigasian. Terjadinya human eror di karenakan sedikitnya pengetahuan tentang bagaimana peran dan pengoperasian alat-alat navigasi dikapal. Menurut konvensi Safety of Life at Sea (SOLAS), semua kapal harus memiliki Electronic Navigational Chart (ENC) yang diaplikasikan dengan Electronic Chart Display And Information System (ECDIS). Selanjutnya, keamanan pelayaran dipengaruhi oleh alat-alat navigasi elektronik lainnya, antara lain adalah Echo Sounder, Speed Log, Automatic Identification System (AIS), Radio Detection and Ranging (RADAR), dan Global Positioning System (GPS). Tetapi Sering terjadi di lapangan sedikit sekali Mualim yang berkompeten untuk mengoperasikan ECDIS, karena sering terjadi salah pemahaman dalam penggunaan ECDIS yang sangat mungkin sekali untuk menimbulkan bahaya navigasi yang dapat mengancam keselamatan kapal seperti resiko tubrukan pada saat berlayar pada alur pelayaran ramai, resiko kandas jika tidak tepatnya pemilihan skala peta pada ECDIS dan resiko bahaya
  • 5. 2 navigasi yang lain dan ECDIS harus selalu dalam keadaan up to date sehingga ECDIS dapat menyediakan informasi yang dapat membantu pengawasan navigasi ataupun dapat memberikan peringatan kepada Mualim jaga jika kapal akan memasuki daerah yang tidak boleh dilayari. Oleh karena itu, pengetahuan tentang peran dan pengoperasian ECDIS sangat penting untuk keselamatan bernavigasi dan membantu seorang pelaut dalam melayarkan kapalnya. 1.2 Tujun Penulisan Secara umum tujuan mempelajari teori ini adalah agar taruna dapat mengenal hal dasar mengenai alatnavigasi elektronik, sehingga kesulitan yang mungkin akan terjadi pada saat bernavigasi dapat diatasi.$dapun tujuan khusus mempelajari teori ini adalah : - Dapat mengetahui macam-macam alat navigasi elektronik. - Dapat memahami fungsi serta kegunaan dari alat navigasi tersebut. - Dapat mengetahui prinsip dan cara kerja dari alat navigasi tersebut. - Dapat mengetahui kelebihan serta kekurangan dari alat navigasi tersebut 1.3. Kegunaan Penulisan 1.3.1 Kegunaan Penulisan Dari penulisan karya tulis ini diharapkan dapat bermanfaat bagi : 1. Bagi Penulis Dapat menambah wawasan dan ilmu pengetahuan dalam hal Navigasi serta alat-alat elektronik lainnya yang berhubungan dengan sistem navigasi sebagai sarana bantu dalam bernavigasi. 2. Bagi Akademi  Bagi Tenaga Pendidikan dapat dijadikan Refesensi agar dimasa yang akan datang dapat meningkatkan mutu pendidikan yang berkualitas.  Bagi dosen bisa sebagai bahan kajian untuk meningkatkan mutu pendidikan dan pelatihan untuk menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas dan terampil.  Bagi Rekan Taruna Dapat menambah ilmu pengetahuan dan wawasan mengenai pengetahuan tentang peran alat navigasi lainnya dalam upaya membantu keselamatan dalam bernavigasi.
  • 6. 3 BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Navigasi Navigasi adalah proses melayarkan kapal dari satu tempat ke tempat lain dengan lancar aman dan efisien. Alat navigasi adalah alat yang digunakan untuk membantu dalam bernavigasi, Alat navigasi dibagi menjadi dua macam yaitu alat navigasi konvensional dan elektronik. 2.2 Macam - macam Alat Navigasi Elektronik 2.2.1 Radar 2.2.1.1. Pengertian Radar Radar singkatan dari (Radio Detection and Ranging) adalah peralatan navigasi elektronik terpenting dalam pelayaran. Pada dasarnya radar berfungsi untuk mendeteksi dan mengukur jarak suatu obyek disekeliling kapal. Disamping dapat memberikan petunjuk adanya kapal, pelampung, kedudukan pantai dan obyek lain disekeliling kapal, alat ini juga dapat memberikan baringan dan jarak antara kapal dan objek-objek tersebut.Oleh karena itu radar sangat bermanfaat untuk mengetahui kedudukan kapal lain sehingga dapatmembantu menghindari/mencegah terjadinya tabrakan dilaut. Radar akan sangat berguna pada saat cuaca buruk, keadaan berkabut, dan berlayar di malam hari terutama apabila petunjuk pelayaran seperti lampu suar, pelampung, bukit atau bangunan visual tidak dapat diamati. Kelebihan utama radar dibandingkan dengan alat navigasi elektronik lain adalah radar tidak memerlukan stasiun-stasiun pemancar. 2.2.1.2. Bagian- bagian Radar a) Timer (trigger) Bagian ini berfungsi untuk membangkitkan pulsa-pulsa yang bertegangan tinggi yang diteruskan padamodulator dan indikator dalam waktu yang sama. ntuk menyamakan waktu ini, maka diperlukan pengukur waktu yang berguna mengukur waktu pemancaran pulsa-pulsa radio yang dipancarkan itu. b) Mudulator Bagian ini berfungsi untuk memodulir gelombang radio (pulsanya) yang dipancarkan dan untuk memperkuat atau mempertinggi tegangan pulsa yang akan dipancarkan. Tegangan tinggi ini didapat daritabung magnetron. dengan demikian guna membangkitkan tegangan tinggi, pemancar harus dijalankan (dihidupkan) lebih dahulu (stand by) c) Pemancar (transmitter ) Memberikan energi yang besar pada pulsa-pulsa dalam bentuk yang disebut tenaga puncak (peak power) yang kemudian disalurkan ke penghantar gelombang (wafeguide) terus ke antena, dari antena pulsa itu disalurkan ke udara dalam bentuk elektron yang berputar. Bagian pemancar ini pada instalasi dikapal disatukan dalam satu kabin atau kotak. d) Penguhbung TR dan Anti TR
  • 7. 4 Tenaga gelombang radio yang dipancarkan oleh bagian pemancar (transmitter) dan tenaga gema pulsa yang kembali dari sasaran melalui antena ke bagian penerima (receiver) sama-sama melalui penghantar gelombang yang sama. Untuk mengatur penyaluran energi pulsa ke antena dan dari antena penerima tersebut dilakukan secara berganti-ganti dengan menggunakan penghubung (swich) elektronik (neon) yang dinamakan TR dan anti TR swich ( TR = Transit and Receive). Penghubung TR bertugas mencegah pulsa-pulsa yang bertegangan tinggi dari pemancar masuk ke bagian penerima yang sensitif terhadap tegangan tinggi. dengan demikian TR mencegah penerima dari kerusakan dan mencegah hilangnya energy yang dipancarkan (bila masuk ke bagian penerima). anti TR menyalurkan energi gema-gema pulsa ke bagian penerima dan mencegah masuknya energi ini ke bagian pemancar. e) Bagian Penerima (receiver) Memisahkan (mendeteksi) dan memperkuat energi yang diterima dari sasaran. Hasil deteksi selubung getaran radio ini diperkuat disalurkan ke bagian penguat gambar (video amplifier) lalu diteruskan ke bagian indikator atau PP1 unit. f) Bagian PPI (Plan Position Indikator) Kadang-kadang disebut juga sebagai display unit, fungsinya untuk memperlihatkan sasaran gambar yang terkena pancaran pulsa dan menentukan arah serta jarak sasaran dalam azimut PP1 dilengkapi dengan tabung Sinar Katoda (Chathode Ray Tube) dan rangkaian yang disebut dasar waktu (time base) yang mengatur panjang atau lamanya sweep sesuai dengan jarak lamanya waktu yang digunakan. g) Bagian Antena Antena terdiri dari tiga bagian khusus yaitu :  Motor yang memutar antena  Servo atau sinkro sistem yang terdiri dari generator sinkro (servo).  Pada antena yang mengatur putaran gir mikro swit pada antena dan motor sinrkonnya pada putaran pembelok TSK.  Mikro swit gunanya untuk menunjukkan cahaya haluan (heading plas) kecuali antena yang berbentuk parabol itu, ketiga bagian ini biasanya ditempatkan dalam satu kotak yang disebut pedestal. 2.2.1.3 Prosedur Pengoperasian Radar a) Prosedur Menghidupkan (ON) Pada prinsipnya prosedur penggunaan radar adalah sama untuk semua jenis radar dan prosedur penggunaan biasanya ada dalam buku manual operasi.Sebelum memutar tombol utama dan tombol-tombol function pada posisi (ON) pastikan tombol-tombol pada panel radar berada pada posisi “OFF” /penuh berlawanan dengan arah jarum jam. Setelah bagian tombol- tombol pada panel radar berada pada posisi sebagaimana di atas maka radar dapatkita hidupkan (pastikan bahwa antena dapat berputar dengan bebas). kemudian dilanjutkan prosedur pengoperasian sebagai berikut :
  • 8. 5 ⁻ Perhatikan setting jarak tidak terlalu pendek ⁻ Selaraskan kecerahan ⁻ Selaraskan fokus dengan memperhatikan gelang jarak ⁻ Selaraskan amplifikasi sampai berbentuk bintik-bintik kabur pada skrin ⁻ Set garis jarak pada kisaran jarak yang rendah dan gunakan pemilihan frekuensi secara otomatis. ⁻ Selaraskan penekanan gema laut untuk mendapatkan kontras yang baik ⁻ Set switch jarak sesuai keperluan dan selaraskan lagi switch fokus ⁻ Pastikan gambar berada di tengah-tengah ⁻ Set penanda haluan pada 00 atau pada haluan kapal sesuai tampilan yang akan digunakan. ⁻ Hal lain yang perlu diperhatikan sebelum pengoperasian radar adalah: ⁻ Semua switch dalam kaeadan minimum ⁻ Kekuatan listrik yang betul ⁻ Pastikan tidak ada orang disekitar antenna atau antenna betul-betul bebas dari hambatan sepertitali atau benda lain yang akan mengganggu perputaran antena. b) Prosedur Mematikan (OFF) Bila radar tidak akan digunakan dalam periode waktu yang panjang, putar tombol function dan antena pada posisi Off selanjutnya tombol-tombol yang lain putar pada posisi sebelum diaktifkan. 2.2.1.4 Prinsip Kerja Radar Seperti telah diketahui radar menggunakan prinsip pancaran gelombang radio dalam bentuk “microwave band”. Pulsa yang dihasilkan oleh unit pemancar (transmitter unit) dikirim ke antena melalui swich pemilih pancar/terima elektronik (T/R electronic switch). Pada saat pengiriman sinyal antena akan berputar 10 hingga 30 kali/menit dengan memancarkan denyutan/pulsa 500 hingga 3000 kali/detik. ketika pemancaran, pulsa ini akan dipantulkan kembali apabila mengenai sasaran dalam bentuk gemaradio (radio echo). Pulsa yang dipantulkan ini akan diterima kembali oleh antena dan dikirim ke unit penerima (receiver) melalui switch pemilih pancar/terima. Pulsa ini akan di kuatkan dan akan dideteksidalam bentuk sinyal radio yang seterusnya dibesarkan lagi kekuatannya pada indicator Setiap kali gelombang elektrik dipancarkan, bintik-bintik putih akan terbentang dari pusatskrin/skop radar dengan kecepatan konstan dan akan membuat garis sapuan. Garis sapuan ini akan bergerak disekeliling pusat skop dan berputar searah jarum jam dimana putarannya selaras dengan putaran antena. Apabila sinyal video (video signal) digunakan dalam indikator, bintik putih diatas garis sapuan ini akan diubah kedalam bentuk gambar/bayang-bayang. Posisi gambar ini akan sejalan dengan arah gelombang elektrik yang dipancarkan serta jarak posisi gambar ini dengan pusat skop radar adalah berdasarkan jarak kapal dengan sasaran di suatu tempat. dengan demikian posisi penerima sinyal kapalsenantiasa berada di pusat skop pada tabung sinar katoda dan dikelilingi oleh objek/sasaran 2.2.2 GPS 2.2.2.1 Pengertian GPS GPS adalah sistem radio navigasi dan penentuan posisi menggunakan satelit. nama formalnya adalah NAVSTAR GPS kependekan dari Navigation Satellite and Ranging Global
  • 9. 6 Positioning System.Dalam hal penentuan posisi, GPS dapat memberikan ketelitian posisi yang spektrumnya cukup luas. Dari yang sangat teliti sampai yang biasa- biasa saja. Ketelitian posisi yang diperoleh secra umum akan bergantung pada empat faktor, yaitu : ⁻ Metode penentuan posisi yang digunkan ⁻ Geometri dan distribusi dari satelit < satelit yang diamati. ⁻ Ketelitian data yang digunakan. ⁻ Strategi/metode pengolahan data yang diterapkan. Selain memeberikan informasi tentang waktu, GPS juga dapat digunakan untuk mentransfer waktu darisatu tempat ke tempat lain. ketelitian sampai beberapa nano detik dapat diberikan oleh GPS untuk transfer waktu antar benua. 2.2.2.2 Pengoperasian GPS GPS mempunyai beberapa macam (model) seperti VALSAT - 021, namun secara umum prinsip dasar pengoperasiannya adalah relative sama dan yang membedakannya adalah tipe dan merek GPS receiver yang bersangkutan. Prosedur pengoperasian GPS model VALSAT 021 adalah sebagai berikut. a)Menghidupkan Unit GPS Sebelum menghidupkan GPS kita harus mengetahui posisi duga saat pengoperasian. Secara prinsip pengoperasian GPS sangatlah mudah dengan urut-urutan sebagai berikut: ⁻ Tekan ON/OFF untuk menghidupakn ⁻ Atur kecerahan cahaya dilayar tampilan ⁻ Untuk mematikan perangkat, tekan kunci ON/OFF selama 3 detik b) Mengoperasikan Navigator 1) self Lokalization GPS dengan mudah dapat memberikan informasi mengenai posisi kita dipermukaan bumi dipergunakan untuk pembaruan data tentang Waktu dan kalender (update). Pencaraian sinyal- sinyal satelit ini dipergunakanuntuk memperbaharui data mengenai waktu dan kalender. Proses ini memerlukan waktu rata - rata 15 menit. 2) Memasukan Posisi Perkiraan Diperlukan waktu beberapa menit untuk mendapatkan posisi yang kemudian dimasukan sebagai posisi perkiraan. 1. tekan kunci POS, kordinat Lat/Lon ditampilkan pada layar. POS 1 akan berkedip selama GPS tidak terkunci. 2. Tekan kunci LNI, karakter pertama dari lat/ lintang akan berkedip ⁻ Tekan +/- untuk memilih Utara / Selatan (N/S) ⁻ Masukan data Lat / Lintang ⁻ Dilihat bahwa karakter pertama dari lon/bujur apakah sudah berkedip. ⁻ Tekan +/- untuk memilih Timur / Barat ( E / W ) POS 1 berhenti berkedi saat GPS terkunci.
  • 10. 7 3) Pemilihan sistem Geodesi ⁻ Tekan (+/-) menuju ketampilan fungsi kedua. ⁻ Tekan (6) untuk mendapatkan Fungsi F6, kemudian ENT. ⁻ Tekan ? untuk memilih sistem Geodesi, kemudian ENT. Setiap sistem geodesi memberikan perhitungan mengenai posisi lat/lon yang berbeda. 4) Pengenalan tentang ketinggian antena ⁻ Tekan POS<POS 1 muncul dilayar tampilan. ⁻ Tekan ? untuk menampilkan POS 2. ⁻ Tekan ENT untuk memasukan data ketinggian antena dalam sistem. yang dimaksud ketinggiandisini adalah ketinggian antena terhadap rata - rata permukaan laut. 5) Mendapatkan Posisi ⁻ Tekan POS ⁻ POS 1 muncul dilayar tampilan. ⁻ Posisi ini selalu diperbaharui / dikoreksi setiap 1 detik. ⁻ XY atau XYZ menunjukan operasi dalam 2 atau 3 dimensi. ⁻ 1ndikator “P0S 1“ akan tetap saat GPS dikunci 60 Menentukan Kecepatan dan Arah. ⁻ Tekan NAV ⁻ Nav 1 akan mumcul dilayar tampilan. ⁻ Baris pertama menunjukan kecepatan dalam knots. ⁻ Baris kedua menunjukan arah dalam derajat. 7) Memasukan Titik Posisi (Waypoint) ⁻ Tekan WPT. ⁻ WPT 1 akan muncul dilayar tampilan ⁻ Masukan nomor titik posisi. nomor ini ditampilkan pada baris kedua, di bawah huruf WPT ⁻ Tekan ENT Karakter pertama untuk latitude (lintang) akan berkedip(menandakan siap untuk memasukan data ). ⁻ Tekan +/- untuk pilihan N ( utara ) atau S ( selatan ). ⁻ Masukan koordinat lintang ( lititude ) ⁻ Kemudian periksa, karakter pertama dari bujur ( longitude ) akan berkedip (menandakan siapuntuk memasukan data) ⁻ Tekan +/- untuk pilihan E ( timur ) atau W ( barat ) ⁻ Masukan koordinat bujur. ⁻ Tekan ENT. 8) Pemberian nama setiap titik posisi (Waypoint) ⁻ Tekan WPT ⁻ WPT 1 akan muncul dilayar tampilan.
  • 11. 8 ⁻ Tekan ? dan pilih nomor titik posisi ( Waypoint ) ⁻ Tekan ENT. Karakter pertama akan berkedip. ⁻ Tekan kunci (angka), yang berkenaan dengan huruf pertama dan tekan +/- untuk memilih huruf yang diinginkan. ⁻ Tulis sesuai yang dikehendaki. 9) Menghapus titik Posisi (Waypoint) dan namanya. ⁻ Tekan WPT. ⁻ WPT 1 akan muncul dilayar tampilan. ⁻ Masukan nomor titik posisi (Waypoint ). ⁻ Tekan ENT ⁻ Tekan Nav, sekarang posisi adalah u 00o 00” 000 N u 00o 00” 000B u dan namanya juga ikut terhapus. Tekan ENT 10) Memasukan koordinat saat ini kedalam titik posisi (Waypoint) secara otomatis. ⁻ Tekan WPT ⁻ WPT 1 akan muncul dilayar ⁻ Masukan nomor titik posisi ( Waypoint ) ⁻ Tekan ENT POS ENT ⁻ Posisi saat ini secara otomatis tersimpan didalam titik posisi (waypoint) sesuai nomor waypoint yang kita isikan. 2.2.3 RDF 2.2.3.1 Pengertian RDF RDF (Radio Direction Finder) adalah pesawat radio pencari arah yang dioperasikan melalui penerimaan gelombang elektromagnetik oleh pemancar yang dipancarkan oleh stasiun pemancar. 2.2.3.2 Prinsip Kerja RDF Antena pesawat radio direction finder (RDF) akan menerima gelombang elektromagnetik yang dipancarkan oleh stasion pemancar. Oleh karena antena itu merupakan suatu penghantar yang baik maka gelombang elektromagnetik dari pemancar yang diterima oleh antena akan membangkitkan arus gelombang yang getarannya sama dengan getaran gelombang elektromagnetik dari pemancar. Bila bidang bingkai antena searah dengan arah datangnya isyarat dari pemancar maka tegangan yang dijangkitkan dalam antena akan maksimum dan bila bidang bingkai antena diputar 900 tidak searah lagidengan arah datangnya isyarat maka tidak ada tegangan yang terjangkit dalam antena dan isyarat tidakakan terdengar isyarat yang diterima oleh antenna diteruskan ke kotak penerima dan arah pemancar akan berada pada suara yang terkeras. karena petunjuk arah dihubungkan dengan antena maka arah datangnya isyarat dapat dibaca pada indikatornya.
  • 12. 9 Pada sistem dua bingkai, bingkai yang satu mengarah ke haluan dan buritan sedangkan yang lain ke sisi kiri dan kanan pada kapal. Ujung masing-masing bingkai dihubungkan pada dua buah kumparan yang terpisahkan dan berkedudukan tegak lurus satu sama lain di dalam pesawat penerima. Bila pemancar berada antara dua bingkai itu maka kedua bingkai itu akan menghasilkan tegangan yang menimbulkanmedan magnit. Tiap medan magnit akan menggambarkan sebagai vektor, jumlah vektor itulahmenunjukkan arah tempat di mana pemancar berada. 2.2.3.2 Pengoperasian RDF Menghidupkan atau mematikan dan mengoperasikan atau menggunakan pesawat R.D.F pada prinsipnya sama dengan peralatan radio lainnya. 2.2.4 Echosounder 2.2.4.1 Pengertian Echosounder Sebuah echosounder ilmiah adalah perangkat yang menggunakan teknologi SONAR untuk pengukuran bawah air fisik dan biologis komponen-perangkat ini juga dikenal sebagai SONAR ilmiah. Aplikasi termasuk batimetri, klasifikasi substrat, studi vegetasi air, ikan, dan plankton, dan diferensiasi massa air.Echosounder merupakan salah satu teknik pendeteksian bawah air. Dalam aplikasinya, Echosoundermenggunakan instrument yang dapat menghasilkan beam (pancaran gelombang suara) yang disebutdengan transduser. Echosounder adalah alat untuk mengukur kedalaman air dengan mengirimkan tekanangelombang dari permukaan ke dasar air dan dicatat waktunya sampai echo kembali dari dasar air. 2.2.0.2 Bagian-Bagian Echosounder -Time Base Time base berfungsi sebagai penanda pulsa listrik untuk mengaktifkan pemancaran pulsa yang akandipancarkan oleh transmitter melalui transducer. Suatu perintah dari time base akan memberikan saat kapan pembentuk pulsa bekerja pada unit transmitter dan receiver. -Transmiter Transmitter berfungsi menghasilkan pulsa yang akan dipancarkan. Suatucperintah dari kotak pemicu pulsa pada recorder akan memberitahukan kapan pembentuk pulsa bekerja. Pulsa dibangkitkan oleh oscillator kemudian diperkuat oleh power amplifier, sebelum pulsa tersebut disalurkan ke transducer -Transducer Fungsi utama dari transducer adalah mengubah energi listrik menjadi energi suara ketika suara akandipancarkan ke medium dan mengubah energi suara menjadi energi listrik ketika echo diterima dari suatutarget. Selain itu fungsi lain dari transducer adalah memusatkan energi suara yang akan dipantulkan sebagai beam.Pulsa ditransmisikan secara bersamaan oleh keempat kuadran tetapi sinyal diterima oleh masing-masing kuadran dan diproses secara terpisah. keempat kuadran diberi label a -d. Sudut (-) pada satu bidang dibedakan oleh perbedaan fase (a – b) dan (c – d), jumlah sinyal (a + c) dibandingkan dengan jumlah sinyal (b + d). Sudut (+) di dalam bidang tegak lurus terhadap yang pertama adalah sama dibedakan oleh
  • 13. 10 perbedaan fase antara (a + b) dan (c + d). Kedua sudut tersebut mendefinisikan arah target yang spesifik (Maclennan dan Simmonds, 2005). kesulitan yang dihadapi untuk mengeliminir faktor beam pattern dapat diatasi dengan menggunakan split beam method. Metode ini menggunakan receiving transducer yang dibagi menjadi 4 kuadran.Pemancaran gelombang suara dilakukan dengan full beam yang merupakan penggabungan dari keempatkuadran dalam pemancaran secara simultan. Selanjutnya, sinyal yang memancar kembali dari targetditerima oleh masing-masing kuadran secara terpisah, output dari masing-masing kuadran kemudiandigabungkan lagi untuk membentuk suatu full beam dengan 2 set split beam. Target tunggal diisolasidengan menggunakan output dari full beam sedangkan posisi sudut target dihitung dari kedua set split beam.Transducer dengan sistem akustik split beam ini pada prinsipnya terdiri dari empat kuadran yaitu Fore, Aft, Port dan Starboard transducer. Transducer split beam memiliki beam yang sangat tajam (100) danmempunyai kemampuan menentukan posisi target dalam bentuk beam suara dengan baik yaitu denganmengukur beda fase dari sinyal echo yang diterima oleh kedua belah transducer (Simrad, 1993) -Reciever Receiver berfungsi menerima pulsa dari objek dan display atau recorder sebagai pencatat hasil echo.Sinyal listrik lemah yang dihasilkan oleh transducer setelah echo diterima harus diperkuat beberapa ribukali sebelum disalurkan ke recorder. Selama penerimaan berlangsung keempat bagian transducermenerima echo dari target, dimana target yang terdeteksi oleh transducer terletak dari pusat beam suaradan echo dari target akan dikembalikan dan diterima oleh keempat bagian transducer pada waktu yang bersamaan Split beam echosounder modern memiliki fungsi Time varied Gain (TFG) di dalam sistem perolehandata akustik. TFG berfungsi secara otomatis untuk mengeliminir pengaruh attenuasi yang disebabkan oleh geometrical sphreading dan absorpsi suara ketika merambat di dalam air. -Recorder Recorder berfungsi untuk merekam atau menampilkan sinyal echo dan juga berperan sebagai pengaturkerja transmitter dan mengukur waktu antara pemancaran pulsa suara dan penerimaan echo atau recordermemberikan sinyal kepada transmitter untuk menghasilkan pulsa dan pada saat yang sama recorder jugamengirimkan sinyal ke receiver untuk menurunkan sensitifitasnya (FAO, 1983). 2.2.5 AIS 2.2.5.1 Pengertian AIS Automatic 1dentification System (A1S) adalah sistem pelacakan kapal jarak pendek, digunakan pada kapal dan Stasiun Pantai untuk mengidentifikasi dan melacak kapal dengan menggunakan pengirimandata elektronik dengan kapal lainnya dan stasiun pantai terdekat. 1nformasi seperti identifikasi posisi,tujuan, dan kecepatan dapat ditampilkan pada layar komputer atau ECD1S ( Electronic Charts Displayand 1nformation System).A1S ditujukan untuk membantu awak kapal dalam bernavigasi danmemungkinkan pihak berwenang maritim untuk melacak dan memantau gerakan kapal, Sistem A1S terintegrasi dari Radio VHF transceiver standar dengan Loran-C atau Global Positioning System (GPS), dan dengan sensor
  • 14. 11 navigasi elektronik lainnya, seperti gyrocompass dan lain-lain. Untuk aturannya A1S sendiri 1nternational Maritime Organization (IMO) sudah membuat suatu aturan yaitu Regulation 19 of SOLAS Chapter V yang berisi tentang pemasangan A1S dimana kapal-kapal diwajibkan untuk memasang perangkat A1S transponder terutama pada kapal penumpang, kapal tangker dan kapal berukuran 300 Gross Tonnage keatas. Peraturan tersebut juga memuat tentang keharusan A1S untuk menyediakan data informasi berupa identitas kapal, jenis kapal, posisi, tujuan, kecepatan, status navigasi dan informasilainnya yang berhubungan dengan keselamatan pelayaran. A1S yang digunakan pada peralatan navigasi yang penting untuk menghindari dari kecelakaan akibat tabrakan. karena keterbatasan dari kemampuan radio, dan karena tidak semua kapal yang dilengkapidengan A1S, sistem ini berarti yang diutamakan untuk digunakan sebagai alat peninjau dan untuk menghindarkan resiko dari tabrakan daripada sebagai sistem pencegah tabrakan secara otomatis, sesuaidengan 1nternational Regulations For Preventing Collisions at Sea (COLREGS). Persyaratan A1S hanya untuk menampilkan dasar teks informasi, data yang berlaku dapat diintegrasikandengan sebuah graphical electronic chart atau sebuah tampilan radar, menyediakan informasi navigasigabungan pada sebuah tampilan tunggal.
  • 15. 12 BAB III PENUTUP 3.1. Kesimpulan Kesimpulan yang dapat diambil dalam penulisan ini yaitu, mengetahui jenis dan fungsi alatnavigasi sangat penting, hal ini dikarenakan banyaknya bahaya navigasi yang dapat mengancamkeselamatan pelayaran, dan untuk menghindarinya dibutuhkan pengetahuan tentang alat-alat navigasi untuk menentukan alat mana yang harus digunakan pada saat terjadi suatu bahaya navigasi. Beberapa fungsi alat navigasi pada paper ini adalah, GPS diperlukan untuk menentukan posisikapal, Radar digunakan untuk melihat keadaan di sekitar kapal pada jarak yang sudah ditentukansebelumnya, A1S digunakan untuk mengidentifikasi kapal yang sedang mendekati kapal kita, RDF untukmencari arah gelombang radio dan dapat juga digunakan sebagai penanda pada kapal penangkap ikan. 3.2 Saran Makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, maka dari itu dibutuhkan kritik dan saran sebagai masukan untuk penulis guna memperbaiki segala kekurangan yang ada pada penulisan
  • 16. 13 DAFTAR PUSTAKA Abidin H. Z. ( 1995 ) “Penentuan Posisi dengan GPS dan Aplikasinya” PT.Paradnya Paramitra Jakarta. “Buku Petunjuk VALSAT – 021” PT. Adhinus Lestari Jaya Jakarta. Intruction Manual Raython, Model 21. Firdaus, Oktri Mohammad. 2010. Analisis Implementasi Global Positioning System (GPS) pada Moda Transportasi di PT.X. Proceeding Seminar on Application and Research in Industrial Technology (SMART 2010), UGM Yogyakarta, 29 Juli2010. Ginting, Atman. 2013. Teknik Penghitungan Nilai RSS IEE 802 IN untuk Penentuan Lokasi Objek Menggunakan Metode K-NN. Surakarta. Mizuno, Kazuhiko. 2013. The Best in Digital Echosounder. Japan. Moeshariyanto, Gatot dan Saputra, Candra. 2009. Navigasi Radar Navigasi Elektronik. Balai Pendidikan dan Pelatihan Perikanan Banyuwangi. Banyuwangi. Puspika, Blasius Neri, dkk. 2012. Implementasi Algoritma Dijkstra Dalam penentuan Jalur Terpendek Di Yogyakarta Menggunakan GPS dan Qt Geolocation. Universitas Kristen Dutowacana. Yogyakarta. Raster Scan RadarSystem.Capt. W.D. Moss. 1965. Radar Watchkeeping. Sudibyo, Alexander. 2010. Analisis Ketersediaan Jasa Satelit Penentu Posisi Lokasi Guna Mendukung Program Pengembangan Roket Pengorbit Satelit LAPAN. jurnal.lapan.go.id/index.php/jurnal_ansis/article/view/1/1. Diakses pada 1 Oktober 2013, pukul 14.45. Tim SIG PT. Geomatik-Konsultan. 2010. Modul Pelatihan SIG (Sistem Informasi Geografis) ArcGIS. PT. Geomatik-Konsultan:Makassar Lanny Chandra. 2017. https://docplayer.info/user/31900115/ aan supriatna 12 Des, 2013, Mengenal Peta Laut (Nautical Chart), https://www.blogger.com/profile/03660478887251586772 https://www.lalaukan.com/2013/12/mengenal-peta-laut-nautical-chart.html Makalah navigasi elektronik_Budi Wahyudi. https://independent.academia.edu/budiwahyudi5?swp=tc-au-10335253
  • 17. 14 Ketentuan:  Tugas Individu.  Isi makalah yang sama dgn punya temannya tdk akan dinilai  Font Times New Roman, ukuran 12  Rata kanan dan kiri dengan margin 1 inch  Isi makalah minimal 10 halaman (tdk termasuk sampul, daftar isi dan daftar pustaka)  Dikumpulkan maksimal 2 minggu setelah tugas ini diberikan  Halaman terakhir diberikan daftar pustaka yang digunakan dalam makalah. Dapat berasal dari jurnal, prosiding seminar, buku, blog, dll.  Tugas yang telah dikoreksi akan di upload di Academia.Edu  Penamaan file ketika upload: Makalah Kenautikaan1_Nama Mahasiswa  Link pengumpulan makalah (Format Ms.Word): https://drive.google.com/drive/folders/199bzZpgnVgXIXL1k5fAOMszbaq7IsBmH? usp=sharing
  • 18. 15 Struktur Makalah 1. Cover/Sampul Makalah Cover adalah sampul dari makalah yang memuat judul logo, identitas penulis, serta tempat dan tahun terbit. Untuk bagian cover, sebaiknya kamu menggunakan pengaturan rata tengah (center) agar cover terlihat lebih rapi. 2. Kata pengantar Kata pengantar sebagai pengantar agar pembaca memiliki pandangan umum terhadap makalah yang kamu buat dan berisikan sambutan atau ucapan syukur karena telah menyelesaikan makalah tersebut terselesaikan dengan baik . 3. Daftar isi Daftar isi susunan sebuah halaman yang memuat informasi halaman dari isi makalah yang kamu buat. Untuk memudahkan pembaca dalam menemukan informasi tertentu, kamu harus memberikan keterangan halaman pada setiap bab maupun sub-bab di makalah kamu. 4. Bab I : Pendahuluan Pada bagian pendahuluan biasanya terdiri atas 3 sub-bab yaitu latar belakang, rumusan masalah, dan tujuan. Latar belakang harus ditulis dengan jelas dan mudah dimengerti, selain memuat jawaban dari sebuah pertanyaan, latar belakang juga harus memuat data-data atau fakta yang mendukung. Di bagian rumusan masalah, kamu bisa mengisinya dengan beberapa pertanyaan yang nantinya akan kamu jelaskan di bagian pembahasan nanti. Pada isi tujuan, kamu bisa menuliskannya secara singkat dan menggambarkan secara jelas manfaat dari makalah yang kamu buat 5. Bab II : Pembahasan Pembahasan merupakan bagian yang paling penting dari sebuah makalah. Ini adalah bagian yang berisi uraian pokok dari permasalahan yang akan kamu bahas. Bagian pembahasan harus sesuai dengan latar belakang, rumusan masalah, dan tujuan membuat makalah. Biasanya pembahasan mencakup tentang landasan teori uraian materi, solusi dan penyelesaian dari suatu permasalahan. 6. Bab III : Penutup Pada bagian penutup biasanya berisi kesimpulan dan saran. Kesimpulan berisikan tentang ringkasan dari hasil pembahasan rumusan makalah. Pada bagian ini, kamu bisa mengambil poin penting pada setiap bagian sebelumnya untuk menghasilkan sebuah kesimpulan. Saran merupakan suatu bagian dalam makalah yang ditujukan untuk si penulis. Saran dapat berisikan harapan kamu sebagai penulis makalah agar makalah yang kamu buat bisa bermanfaat untuk pembaca. Berikut adalah contoh kesimpulan dan saran. 7. Daftar Pustaka Daftar pustaka berisikan daftar referensi yang kamu pakai sebagai sumber atau bahan penelitian di dalam penulisan makalah. Referensinya bisa dari buku, jurnal, atau informasi valid yang kamu dapatkan dari internet maupun dari perpustakaan.
  • 19. 16