Dokumen tersebut membahas tentang tata ruang dan wilayah. Secara ringkas, ruang didefinisikan sebagai tempat yang memberikan kehidupan karena mengandung unsur-unsur yang dibutuhkan untuk hidup. Wilayah adalah bagian permukaan bumi yang dibatasi oleh ciri khas yang membedakannya dari wilayah lain. Ada dua jenis perwilayahan yaitu formal dan fungsional, yang masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan terg
2. BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Ruang dan wilayah merupakan objek studi yang utama. Seseorang dalam kehidupannya
sehari-hari membutuhkan ruang untuk melakukan kegiatan, seperti misalnya ruang untuk
makan, ruang untuk berjalan, ruang untuk bekerja dan lain-lain. Pemahaman tentang ruang
tidak terbatas pada skala kecil seperti yang dicontohkan melainkan dapat menjangkau skala yang
lebih luas, seperti ruang tempat tinggal, ruang desa, ruang kota bahkan lebih luas dari itu yaitu
ruang permukaan bumi. Sehingga secara fungsional ruang dapat diartikan sebagai tempat,
wilayah, ataupun wadah yang dapat menampung sesuatu atau bisa juga diartikan wadah
seseorang atau sekelompok orang untuk melakukan kegiatan. Begitu pula dengan wilayah.
Wilayah merupakan kesatuan alam yaitu alam yang serba sama atau homogen atau seragam, dan
kesatuan manusia, yaitu masyarakat serta kebudayaanya yang serba sama yang mempunyai ciri
(kekhususan) yang khas.
3. B. Rumusan masalah
1. Apa yang didefinisikan sebagai ruang?
2. Bagaiman konsep ruang sebagai wilayah?
3. Apakah pengertian wilayah untuk kebutuhan perencanaan?
4. Apa saja jenis-jenis perwilayahan?
5. Apakah kebaikan dan keburukan dari masing-masing jenis perwilayahan?
C. Tujuan Pembahasan
1. Untuk memahami apa itu ruang.
2. Untuk mengetahui konsep ruang sebagai wilayah.
3. Untuk memahami definisi wilayah beserta jenis-jenis perwilayahannya.
4. Untuk mengetahui kebaikan beserta keburukan dari masing-masing perwilayahan.
4. BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Ruang
Ruang adalah tempat yang memberikan kita hidup karena di dalamnya terdapat unsur-
unsur yang diperlukan untuk kehidupan. Karena itu, menurut istilah geografi umum yang
dimaksud dengan ruang (space) adalah seluruh permukaan bumi yang merupakan lapisan
biosfera tempat hidup tumbuhan, binatang, dan manusia (Jayadinata, 1992). Sedangkan
menurut istilah geografi regional bahwa ruang adalah suatu wilayah yang mempunyai batasan
geografi, yaitu batas menurut keadaan fisik, sosial, atau pemerintahan yang terjadi dari sebagian
permukaan bumi dan lapisan tanah dibawahnya, serta lapisan udara di atasnya. Menurut
Sumaatmadja, mengatakan bahwa wujud ruang dipermukaan bumi berbentuk tiga dimensi,
bentangannya berupa daratan dan perairan, sedangkan kearah vertikal berupa lapisan udara,
dalam ruang ini berlokasi benda hidup dan benda mati serta gejala-gejala yang satu sama lainnya
beriteraksi.
5. B.Ruang sebagai Wilayah
Wilayah dapat dilihat sebagai suatu ruang pada permukaan bumi. Menurut Glasson
(1974) dalam Tarigan, R.(2009) terdapat 2 (dua) cara pandang tentang wilayah yaitu
pandangan subyektif dan pandangan obyektif. Cara pandang subyektif, yaitu wilayah
adalah alat untuk mengidentifikasi suatu lokasi yang didasarkan atas kriteria
tertentu/tujuan tertentu. Dengan demikian banyaknya wilayah tergantung pada kriteria
yang digunakan. Wilayah hanyalah suatu model agar bisa dibedakan satu lokasi dengan
lokasi yang lainnya. Sedangkan pandangan obyektif menyatakan bahwa wilayah itu
benar-benar ada dan dapat dibedakan dari ciri/gejala alam di setiap wilayah (misalnya
dari unsur musim/temperatur, topografi, jenis tumbuhan, kepadatan penduduk, dan
sebagainya atau gabungan dari unsur/ciri tersebut). Menggunakan pandangan obyektif
membuat jenis analisis atas ruang menjadi terbatas. Menurut Hanafiah (1982) unsur-
unsur ruang yang terpenting adalah: jarak, lokasi, bentuk, dan ukuran/skala. Artinya
pada setiap wilayah harus memiliki keempat unsur tersebut. Unsur-unsur tersebut
secara bersama-sama membentuk/menyusun suatu unit ruang yang disebut wilayah
yang dapat dibedakan dari wilayah lainnya.
6. C. Ruang sebagai Wilayah
Wilayah dapat dilihat sebagai suatu ruang pada permukaan bumi. Menurut Glasson
(1974) dalam Tarigan, R.(2009) terdapat 2 (dua) cara pandang tentang wilayah yaitu
pandangan subyektif dan pandangan obyektif. Cara pandang subyektif, yaitu wilayah
adalah alat untuk mengidentifikasi suatu lokasi yang didasarkan atas kriteria
tertentu/tujuan tertentu. Dengan demikian banyaknya wilayah tergantung pada kriteria
yang digunakan. Wilayah hanyalah suatu model agar bisa dibedakan satu lokasi dengan
lokasi yang lainnya. Sedangkan pandangan obyektif menyatakan bahwa wilayah itu
benar-benar ada dan dapat dibedakan dari ciri/gejala alam di setiap wilayah (misalnya
dari unsur musim/temperatur, topografi, jenis tumbuhan, kepadatan penduduk, dan
sebagainya atau gabungan dari unsur/ciri tersebut). Menggunakan pandangan obyektif
membuat jenis analisis atas ruang menjadi terbatas. Menurut Hanafiah (1982) unsur-
unsur ruang yang terpenting adalah: jarak, lokasi, bentuk, dan ukuran/skala. Artinya
pada setiap wilayah harus memiliki keempat unsur tersebut. Unsur-unsur tersebut
secara bersama-sama membentuk/menyusun suatu unit ruang yang disebut wilayah
yang dapat dibedakan dari wilayah lainnya.
7. D.Jenis-Jenis Perwilayahan
Perwilayahan adalah proses pengelompokkan wilayah berdasarkan ciri kesamaan atas dasar fisik dan
sosial. Regionalisasi selalu didasarkan pada kriteria dan kepentingan tertentu, misalnya, pada pembagian
region permukaan bumi berdasarkan iklim maka kriteria yang digunakan adalah unsur cuaca, seperti
temperatur, curah hujan, penguapan, kelembapan, dan angin.
Perwilayahan dibagi menjadi dua :
1. Perwilayahan secara formal Tujuan perwilayahan formal adalah untuk mengetahui wilayah mana yang
homogen atau seragam. Teknik yang bisa digunakan pendelineasian wilayah formal adalah metode nilai
bobot indeks. Metode ini digunakan untuk mendelineasi wilayah berdasarkan lebih dari satu kriteria.
2. Perwilayah secara fungsional Pembatas suatu wilayah secara fungsional menyangkut pengelompokan
beberapa unit wilayah yang memiliki tingkat kepentingan hubungan. Dengan demikian wilayah
fungsional lebih menekankan pada arus hubungan dengan titik pusat. Pendekatan untuk perwilayah
fungsional dilakukan dengan analisis aliran barang atau orang. Pada analisis ini wilayah fungsional
berdasar pada arah dan intensitas aliran barang atau orang antara titik pusat dan wilayah sekitarnya. Pada
umumnya aliran lebih intensif untuk 2 wilayah yang jauh dari pusat. Luas daerah pengaruh pusat adalah
sampai pada tempat arus aliran. Aliran itu bisa dalam beberapa bentuk, dalam bidang ekonomi bisa
berupa barang, penumpang atau jalan. Dalam bidang sosial seperti arus siswa atau pasien di rumah sakit.
Bidang politik terutama arus belanja negara. Bidang informasi seperti surat telegram, surat kabar, telepon
dan lain-lain. Variasi dari analisis aliran barang atau orang adalah teori grafik. Pendekatan ini masih
sederhana tapi merupakan cara yang lebih berstruktur dan sistematis untuk identifikasi wilayah
fungsional atau wilayah modal.
8. E. Kebaikan dan Keburukan Masing-Masing Jenis Perwilayahan
Masing-masing cara perwilayahan/regionalisasi mempunyai kelebihan dan kekurangan
sendiri-sendiri. Cara perwilayahan mana yang paling cocok diterapkan tergantung pada tujuan
studi/perencanaan yang dilakukan. Beberapa kelebihan dan kekurangan model perwilayahan
diantaranya (Tarigan, R., 2009):
1. Perwilayahan berdasarkan administrasi pemerintahan meskipun dirasa kurang efisien tetapi
tidak mudah diganti karena menyangkut sejarah, ditetapkan dengan undang-undang dan
terdapat fanatisme kedaerahan dalam masyarakatnya. Perubahan perwilayahan membutuhkan
ketetapan undang-undang dan mendapat persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
(DPRD) dan Pemerintah Pusat. Salah satu keunggulan model perwilayahan ini adalah dapat
ditetapkannya batas wilayah secara jelas dan terstruktur.
2. Perwilayahan berdasarkan homogenitas terutama berguna bagi perencana sektoral. Daerah-
daerah yang memiliki kesamaan dalam sektor yang dibahas dapat dijadikan satu wilayah. Dapat
dibuat satu pusat pelayanan dan program yang sama/sejenis sebagai pemecahan masalah yang
tepat dan efisien, meskipun pada beberapa kasus seringpula terjadi tumpang-
tindih (overlaping) terutama pada daerah-daerah yang mempunyai lebih dari satu sektor
potensial. Kelemahan model perwilayahan ini adalah batas luar sulit ditentukan sehingga
umumnya juga memanfaatkan batas wilayah administratif. Hal ini juga mempermudah
pengumpulan data dan pengaturan kebijakan pengembangan masing-masing wilayah.
9. BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Ruang adalah wadah yang meliputi ruang daratan, lautan, dan udara yang merupakan seluruh permukaan bumi yang
menjadi tempat manusia, hewan dan tumbuhan untuk melakukan kegiatan serta memelihara kelangsungan hidupnya. Sedangkan
tempat lebih merujuk kepada suatu wilayah di mana orang hidup berada.
Wilayah adalah bagian atau daerah di permukaan bumi yang dibatasi oleh kenampakan tertentu yang bersifat khas yang
membedakan dari daerah lain, misalnya wilayah hutan berbeda dengan wilayah pertanian, wilayah kota berbeda dengan wilayah
perdesaan.
Regional (perwilayahan) didalam geografi adalah suatu upaya mengelompokan atau mengklasifikasi unsur-unsur yang
sama. Menyusun dan mengelompokan serangkaian lokasi yang mempunyai sifat-sifat yang sama menurut kriteria tertentu.
Sehinnga informasi dapat dipeoleh secara efisien dan ekonomis.
Masing-masing cara perwilayahan/regionalisasi mempunyai kelebihan dan kekurangan sendiri-sendiri. Cara perwilayahan
mana yang paling cocok diterapkan tergantung pada tujuan studi/perencanaan yang dilakukan.
10. NAMA KELOMPOK :
1. Adrian al-khaidir
2. Rifdha Aurelia
3. Wahidah Indri Yani
4.Bayu Frandika
5. Panji Angga S
6. Sendika
7. Sepriansyah