Krisis Facebook terjadi akibat kebocoran data 50 juta penggunanya oleh perusahaan data Cambridge Analytica tanpa izin, yang memengaruhi kampanye pilpres Amerika Serikat 2016. Insiden ini menyebabkan harga saham Facebook anjlok 40 miliar dolar AS dan kekayaan pendirinya Mark Zuckerberg turun 123 triliun rupiah. Facebook kemudian memblokir Cambridge Analytica dan meminta penghapusan semua data yang dikumpulkan secara ilegal.
1. Issue and Crisis Management
“Krisis Facebook”
Disusun Oleh :
Febriana Pudan Simamora 44215010134
Lisa Ramadhanty 44215010123
Indri Kintan Permata 44215010125
2. Krisis
2
▰ Kebocoran data 50 juta penggunanya dimanfaatkan
untuk black campaign pada pilpres pada 2016 lalu.
▰ Harga saham Facebook terpangkas sampai sekitar USD
40 miliar
▰ Kekayaan Zuckerberg sebesar Rp. 1.031 triliun menurun
menjadi Rp. 908 triliun (Selisih : Rp. 123 triliun)
▰ Pengguna Whatsapp memberikan pernyataan dengan
Hashtag #deletefacebook
3. Kronologis
3
Juni 2014
Aleksandr Kogan membuat sebuah aplikasi kuis
kepribadian, 'thisisyourdigitallife'.
Aplikasi Kogan dipasang oleh sekitar 300.000 orang yang semuanya
bersedia membagikan data pribadi mereka serta beberapa data teman-
teman mereka.
Juli 2015
Facebook mengubah kebijakan platform untuk
membatasi data yang dapat diakses oleh aplikasi
Facebook mendapatkan informasi dari media
bahwa Kogan telah membagikan datanya.
4. Pencegahan Facebook
▰ Facebook meminta Kogan serta Cambridge
Analytica (CA) secara formal menyatakan bahwa
mereka telah menghapus semua data yang
diperoleh secara ilegal.
▰ Pekan lalu, Facebook menerima kabar bahwa CA
tidak menghapus semua data seperti yang mereka
janjikan sebelumnya. Facebook mengambil
tindakan untuk memblokir CA dari layanannya.
▰ Sebesar 50 juta data pengguna Facebook
digunakan oleh CA tanpa izin pengguna Facebook.
4