3. Makna
Akhlak
Akhlak merupakan dimensi ketiga dari ajaran islam setelah aqidah
dan syariah. Akidah menyangkut masalah-masalah yang harus
diimani oleh manusia sebagai sesuatu yang hakiki. Syariah
menyangkut ketentuan-ketentuan berbuat dalam menata hubungan
dengan Allah dan dengan sesama makhluk. Sedangkan akhlak
menyangkut masalah-masalah kehidupan yang berkaitan dengan
ketentuan-ketentuan dan ukuran-ukuran baik buruk atau benar
salahnya suatu perbuatan.
4. Cakupan dan Lingkup Ajaran
Akhlak
– Akhlak terhadap Allah
Ditujukan untuk membina hubungan yang akrab
dengan Allah sebagai pencipta dan penentu
segala sesuatu, sehingga Allah dirasakan selalu
hadir dalam gerak dan langkahnya.
– Akhlak pada diri sendiri
Ditujukan untuk membersihkan jiwa,
menjernihkan jiwa dan perasaan sehingga ia
memperoleh ketentraman dan ketenangan
dalam menghadapi berbagai problema
kehidupan serta memelihara eksistensinya.
– Akhlak terhadap sesama manusia
Ditujukan pada penciptaan kondisi dan
lingkungan sosial yang harmonis, penuh
kedamaian sehingga kondusif bagi
perkembangan jiwa setiap individu.
– Akhlak terhadap lingkungan
Ditujukan agar lingkungan hidup terpelihara,
tidak rusak dan tetap lestari sehingga alam
terus menerus memberi manfaat bagi
kehidupan manusia.
5. Sumber
Akhlak Islami
Sumber dari akhlak islami adalah Al-Quran dan As-
Sunnah, dan atau perundang-undangan dan adat istiadat
masyarakat yang selaras dengan ruh ajaran islam.
6. Pendidikan
Akhlak Mulia
Pendidikan akhlak tidak bisa dipisah dari pendidikan
manusia seutuhnya. Pendidikan akhlak justru diarahkan
untuk mencapai manusia seutuhnya, atau dalam islam,
untuk mencapai martabat insan kamil (manusia
seutuhnya). Insan kamil adalah hamba Allah yang
mengamalkan Islam Kaffah (secara totalitas) dan secara
optimal, yakni memenuhi perintah Allah.
7. Riyadhoh
(Latihan Batin)
– Tahap 1, Taubat
Selalu bersyukur dan menyadari bahwa masih banyak kecerobohan dalam dirinya.
– Tahap 2, Zuhud
Mempunyai kepedulian yang tinggi memajukan lingkungan tanpa pamrih.
– Tahap 3, Qona’ah
Menerima pemberian dari Allah dengan senang hati seberapapun besarnya.
– Tahap 4, Tawakal ‘alallah
Menyerahkan (mewakilkan) segala urusannya kepada Allah.
– Tahap 5, ‘Uzlah
Menyendiri di tengah-tengah hiruk pikuknya kehidupan manusia pada umumnya.
– Tahap 6, Mulazimatu dz-Dzikr
Melanggengkan zikir (ingatan) kepada Allah, dengan membuang ingatan kepada selain Allah.
– Tahap 7, Shabar
Selalu dengan sadar dan rela memaksa jiwa raganya sendiri untuk selalu mau melaksanakan
perintah Allah dan Rasul-Nya.
Sebagai proses menuju Insan Kamil
8. Tasawwuf
– Tasawwuf adalah suatu cabang dari ilmu keislaman yang lebih
menekankan pada tujuan pembersihan diri melalui penerapan ajaran-
ajaran akhlak secara sistematis dan peresapan nilai-nilai agama secara
batiniyah.
– Tujuan utama orang menempuh Tasawwuf adalah keinginan kuat untuk
merasa dekat dengan Allah, sehingga Allah dirasakan hadir didalam
dirinya.
– Ajaran-ajaran Tasawwuf mengambil sumber dari (1) ayat-ayat suci Al-
Qur’an, (2) perikehidupan, perilaku, dan perkataan Rasulullah SAW, dan
(3) perikehidupan para sahabat.
Ekspresi bathin akhlak islami
9. Tasawwuf
Beberapa Konsep dalam Ilmu Tasawuf:
– Maqamat, didefinisikan sebagai “Posisi hamba disisi Tuhan-Nya dalam
hal melaksanakan ibadah, mujahadah, dan riyadhah”
1) Taubah (proses menjauhkan diri dari dosa)
2) Zuhud (penjauhan diri dari kesenangan duniawi)
3) Wara (penjauhan diri dari hal-hal yang tidak jelas halal haramnya)
4) Faqar (tidak menuntut lebih dari apa yang diperlukan)
5) Shabr (tahan uji dalam segala urusan)
6) Ridha (rela atas segala keputusan Allah)
7) Tawakkal (penyerahan hasil usaha kepada putusan Allah)
Ekspresi bathin akhlak islami
10. Tasawwuf
– Ahwal, didefinisikan sebagai “keadaan hati yang diperoleh dan
dirasakan selama menjalani maqam-maqam (maqamat) dalam
tasawwuf.
1) Muraqabah (rasa kedekatan)
2) Mahabbah (rasa kecintaan)
3) Khauf (rasa takut dan khawatir)
4) Raja (rasa penuh harapan)
5) Syauq (rasa kerinduan)
6) Ins (rasa kelembutan)
7) Thuma’niinah (rasa ketentraman dan ketenangan jiwa)
8) Musyaahadah (rasa penyaksian)
9) Yaqin (rasa kepastian
Ekspresi bathin akhlak islami
11. • Rab’iah
al-’Adawiyah
“Aku mencintaimu dengan dua cinta
Yaitu cinta hawa, dan cinta karena engkau patut dicinta
Adapun yang disebut dengan cinta hawa
Adalah kesibukanku mengingat-Mu
Tak peduli pada yang selain-Mu
Adapun dengan cinta dimana engkau patut dicinta
Engkau bukakan tirai bagiku
Hingga aku dapat memandang-Mu
Tak ada puji yang layak bagiku
Pada yang ini atau pada yang itu
Bagimulah segala puji dalam kedua cinta
Baik yang ini atau yang itu”