adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
Kelompok iv kelas abcdtlis 4 (ulva, tri septia, wahyu, marina, helen, catur,hima)
1. KEPRIBADIAN MUSLIM DAN
MAKNA EXCELLENCE WITH MORALITY
Disusun Oleh :
Kelompok IV
Ulva Siti Nurmaryani 081012015
Tri Septiawahyuni 081012068
Wahyu Priyanti 081012091
Marina Ratnasari 081012114
Helen Dyah P 081015083
Catur Rosalia O 081111008
Hima Dewi Mariastuti 081114051
Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Airlangga
2. Latar Belakang
Dalam kehidupan manusia, tingkah laku atau
kepribadian merupakan hal yang sangat
penting sekali, sebab aspek ini akan
menentukan sikap identitas diri seseorang.
Baik dan buruknya seseorang itu akan terlihat
dari tingkah laku atau kepribadian yang
dimilikinya. Seorang muslim haruslah memiliki
kepribadian yang mulia karena dengan
kepribadian atau akhlaq yang mulia itulah
seorang muslim bisa dianggap mulia.
3. Rumusan Masalah
1. Apa sajakah komponen pembentuk
kepribadian muslim?
2. Apakah syarat-syarat terciptanya
kepribadian islami?
3. Apa makna dari Exellence with
Morality?
4. Bagaimana hubungan antara
moralitas islami dengan kepribadian
islami?
4. Tujuan
1. Mengetahui komponen-komponen
pembentuk kepribadian muslim.
2. Mengetahui syarat-syarat terciptanya
kepribadian islami.
3. Mengetahui makna dari Exellence with
Morality.
4. Mengetahui hubungan antara moraliatas
islami dengan kepribadian islami.
5. Manfaat
1. Sebagai bahan acuan tentang kepribadian
muslim yang disyariatkan islam dalam upaya
membentuk kepribadian muslim yang
Exellence with morality.
2. Upaya peningkatkan kualitas iman dan
ketaqwaan manusia dari aspek kepribadian
muslim.
3. Menjadi media syiar agama dalam membentuk
manusia yang berakhlakul karimah.
6. Definisi Kepribadian
Kepribadian Muslim
Komponen Pembentuk Kepribadian Manusia
Syarat Terciptanya Kepribadian Muslim (Islami)
Makna Excellence with Morality
Pengertian Moralitas
Hubungan Moralitas Islami dengan Kepribadian Muslim
Pokok
Bahasan
7. Definisi Kepribadian
Kepribadian berasal dari kata “pribadi” yang berarti diri
sendiri, atau perseorangan.
Kepribadian sebagai keseluruhan pola sikap, kebutuhan,
ciri-ciri kas dan prilaku seseorang. Pola berarti sesuatu
yang sudah menjadi standar atau baku, sehingga kalau
di katakan pola sikap, maka sikap itu sudah baku
berlaku terus menerus secara konsisten dalam
menghadapai situasi yang di hadapi. (Schever Dan
Lamm, 1998)
8. Kepribadian Muslim
Kepribadian muslim dapat diartikan sebagai identitas
yang dimiliki seseorang sebagai ciri khas bagi
keseluruhan tingkah laku sebagai muslim, baik yang
disampaikan dalam tingkah laku secara lahiriyah
maupun sikap batinnya.
Dalam pandangan Islam, kepribadian merupakan
interaksi dari kualitas-kualitas qalbu, akal dan nafs.
QALBUAKAL NAFSU
9. Komponen Pembentuk Kepribadian Manusia
Faktor Internal
Faktor Eksternal
Insting Biologis
Kebutuhan Psikologis
Kebutuhan Pemikiran
Lingkungan Keluarga
Lingkungan Sosial
Lingkungan Pendidikan
10. Salimul ‘Aqidah (Aqidah yang Selamat)
Syarat Terciptanya Kepribadian Muslim
Shahihul Ibadah (Ibadah yang Benar)
Matinul Khuluq (Akhlak yang Kokoh)
Mutsaqqoful Fikri (Wawasan yang Luas)
Qowiyyul Jismi (Jasmani yang Kuat)
Mujahadatul Linafsihi (Berjuang Melawan Hawa Nafsu)
Harishun Ala Waqtihi (Disiplin Menggunakan Waktu)
Munazhzhamun fi Syuunihi (Teratur dalam Urusan)
Qodirun Alal Kasbi (Memiliki Kemandirian)
Nafi’un Lighoirihi (Bermanfaat Bagi Orang Lain)
11. Salimul ‘Aqidah = Aqidah yang Selamat
“Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku dan matiku, semua bagi Allah
tuhan semesta alam”. (QS. al-An’aam *6+:162).
Shahihul Ibadah = Ibadah yang Benar
“ Siapa yang membuat perkara baru dalam urusan kami ini yang tidak ada
perintahnya maka perkara itu tertolak”. (HR. Bukhari, Hadits No. 2499)
12. Matinul Khuluq = Akhlaq yang Kokoh
“Sesunnguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlaq yang baik”.
(HR. Ahmad, hadits no. 8595)
Mutsaqqoful Fikri = Wawasan yang Luas
“(Al Quran) ini adalah penjelasan yang sempurna bagi manusia, dan supaya
mereka diberi peringatan dengan-Nya, dan supaya mereka mengetahui
bahwasanya Dia adalah Tuhan Yang Maha Esa dan agar orang-orang yang
berakal mengambil pelajaran”. (QS. Ibrahim: 52).
13. Qowiyyul Jismi = Jasmani yang Kuat
“Orang mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai oleh Allah Subhanahu
wa Ta 'ala daripada orang mukmin yang lemah. (HR. Muslim, hadits no. 4816)
Mujahadatul Linafsihi = Berjuang Melawan Hawa Nafsu
“... Dan janganlah kamu mengikuti orang yang hatinya telah Kami lalaikan
dari mengingati Kami, serta menuruti hawa nafsunya dan adalah
keadaannya itu melewati batas.”(QS. Al Kahfi : 28)
14. Harishun Ala Waqtihi = Disiplin Waktu
“Manfaatkan lima perkara sebelum lima perkara: Waktu mudamu
sebelum datang waktu tuamu, Waktu sehatmu sebelum datang
waktu sakitmu, Masa kayamu sebelum datang masa kefakiranmu,
Masa luangmu sebelum datang masa sibukmu, Hidupmu sebelum
datang kematianmu.” (HR. Al Hakim)
Munazhzhamun fi Syuunihi = Teratur dalam Urusan
Segala suatu urusan mesti dikerjakan secara profesional. Apapun
yang dikerjakan, profesionalisme selalu diperhatikan. Bersungguh-
sungguh, bersemangat, berkorban, berkelanjutan dan berbasis ilmu
pengetahuan merupakan hal-hal yang mesti mendapat perhatian
serius dalam penunaian tugas-tugas.
15. Qodirun Alal Kasbi = Memiliki Kemandirian
Mampu mempertahankan kebenaran dan berjuang menegakkannya.
Karena Alloh tidak membebani umatnya dibatas kemampuannya.
“Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan
kesanggupannya.” (QS. Al Baqrah : 286)
Nafi’un Lighoirihi = Bermanfaat Bagi Orang Lain
“Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia
yang lain.”(HR. At-Thabarani)
16. Makna Excellence with Morality
Makna dari Excellence with Morality adalah sebuah konsep yang memiliki
pengertian dan makna bahwa salah satu bentuk kualitas prioritas capaian
jati diri atau kepribadian dan terintegrasinya nilai berupa kualitas moral dan
akhlak.
Excellence mengandung pengertian terpuji, terbaik, dan paling bernilai.
seseorang dikatakan excellence apabila berhasil memiliki prestasi atau
keunggulan seperti memiliki pengetahuan, persepsi, sikap dan perilaku yang
baik dan benar, serta yang berkualitas tinggi, sehingga orang lain memberikan
penghargaan, pujian dan penghormatan.
Morality berorientasi kepada moralitas, akhlak, dan keimanan yang dapat
diberikan pada seseorang yang mampu mengendalikan diri dan
mengembangkan emosi secara positif. Moralitas ini berintikan pada
kebiasaan-kebiasaan (habits) yang baik dan positif, seperti kejujuran, sikap
tidak arogan, rendah hati, mengedepankan kebersamaan dan sebagainya.
17. Definisi Moralitas Islami
Moralitas islami ialah suatu kondisi atau sifat yang
telah meresap dalam jiwa seorang muslim dan telah
menjadi kepribadian, hingga dari situ timbul
berbagai macam perbuatan dengan cara mudah dan
spontan tanpa dibuat dan tanpa memerlukan
pemikiran. Apabila dari kondisi tadi timbul kelakuan
yang baik dan terpuji menurut pandangan syari’at
dan akal pikiran, maka ia dinamakan moral yang
mulia dan sebaliknya apabila yang lahir kelakuan
yang buruk, maka disebutlah moral yang tercela.
18. Hubungan Moralitas Islami & Kepribadian Muslim
Hubungan antara moralitas islami dan kepribadian
islami yaitu jika seseorang telah memiliki kepribadian
islami maka akan memunculkan dalam dirinya moral
atau etika yang islami juga (moralitas islami). Moral
merupakan aplikasi dari segala ciri atau karakter yang
ada dalam jiwa manusia. Sehingga hubungan antara
kepribadian islami dan moral islami sangatlah
berkaitan satu sama lain. Kepribadian islami
membentuk moral islami, dan sebaliknya adanya
moral islami yang terpancar dipengaruhi oleh
kepribadian islami yang dimiliki seseorang
20. Kandungan Alqur’an Surat Ali ‘Imron : 146
Artinya:
“Dan berapa banyaknya nabi yang berperang bersama-sama mereka
sejumlah besar dari pengikut(nya) yang bertakwa. Mereka tidak menjadi
lemah karena bencana yang menimpa mereka di jalan Allah, dan tidak lesu
dan tidak (pula) menyerah (kepada musuh). Allah menyukai orang-orang
yang sabar. “(QS. Ali-Imron: 146)
“Tidak ada doa mereka selain ucapan: "Ya Rabb kami, ampunilah dosa-
dosa kami dan tindakan-tindakan kami yang berlebih-lebihan dalam
urusan kami dan tetapkanlah pendirian kami, dan tolonglah kami terhadap
kaum yang kafir.” “(QS. Ali-Imron: 147)
Karena itu Allah memberikan kepada mereka pahala di dunia dan pahala
yang baik di akhirat. Dan Allah menyukai orang-orang yang berbuat
kebaikan .“(QS. Ali-Imron: 48)
21. Kandungan Alqur’an Surat Ali ‘Imron : 146
Dalam rangka belajar untuk dapat memiliki kepribadian
muslim/islami kita dapat mencontoh perjuangan-perjuangan
para pendahulu kita seperti perjuangan para Nabi ketika
berperang menghadapi atau melawan musuh-musuh Alloh.
Dalam perjuangannya para Nabi beserta pengikutnya yang
bertaqwa tidak berputus asa, mereka tidak menjadi lemah
dan tidak pula merasa takut (karena hal-hal yang menimpa
mereka di jalan Allah) seperti mendapat luka dan
terbunuhnya nabi-nabi dan para sahabat mereka (dan tidak
menjadi lelah) menghadapi perjuangan (dan tidak pula
menyerah) atau tunduk kepada musuh-musuh.
22. Kandungan Alqur’an Surat Ali ‘Imron : 147-148
Para pengikut Nabi yang bertaqwa senantiasa berdoa dan menerima
musibah dengan penuh kesabaran. (Ya Rabb kami, ampunilah dosa-dosa
kami dan tindakan-tindakan kami yang berlebih-lebihan dalam urusan
kami) yaitu tindakan mereka yang melanggar batas (dalam urusan kami)
sebagai pengakuan bahwa musibah yang menimpa mereka itu ialah
karena jeleknya perbuatan mereka yang berarti menghancurkan diri
mereka sendiri (dan tetapkanlah hati kami) dengan kekuatan
menghadapi perjuangan (serta tolonglah kami terhadap kaum yang kafir.
Karena itu Allah memberikan kepada mereka pahala di dunia yaitu
berupa kemenangan-kemenangan, harta rampasan serta pujian-pujian
dan pahala yang baik di akhirat karena sesungguhnya Alloh menyukai
orang-orang yang berbuat kebaikan.