SlideShare a Scribd company logo
1 of 8
A. Pengertian Anak Lambat Belajar dan Anak Cepat belajar
1. Pengertian Anak Lambat Belajar
Anak lambat belajar adalah anak yang mengalami hambatan atau keterlambatan dalam
perkembangan mental (fungsi intelektual di bawah teman-teman seusianya) disertai
ketidakmampuan/kekurangmampuan untuk belajar dan untuk menyesuaikan diri sedemikian rupa
sehingga memerlukan pelayanan pendidikan khusus.
Masalah-masalah yang mungkin bisa jadi penyebab anak lambat belajar antara lain
karena masalah konsentrasi, daya ingat yang lemah, kognisi, serta masalah sosial dan emosional.
Anak yang lambat belajar bisa juga dikatakan sebagai anak yang mengalami kesulitan
dalam belajar. Kesulitan belajar (learning difficulty) merupakan suatu konsep multidisipliner
yang digunakan pada lapangan ilmu pendidikan, psikologi, maupun ilmu kedokteran. Kesulitan
belajar didasarkan atas suatu kondisi dari belajar yang terganggu untuk mencapai hasil belajar.
Hal tersebut disebabkan oleh faktor fisik, sosial, maupun psikologi.1[1]
Definisi mengenai kesulitan belajar akan tampak dalam gejala aspek-aspek kognitif,
motorik, dan efektif dalam proses maupun hasil belajar yang dicapai. Ciri-ciri tingkah laku yang
merupakan pernyataan manifestasi gejala kesulitan belajar.2[2]
2. Pengertian Anak Cepat Belajar
Murid cepat belajar adalah murid yang cepat sekali dalam menerima, memahami, dan
menguasai pelajaran yang diberikan kepadanya dengan prestasi yang baik sekali dalam semua
pelajaran. Sehingga hasil prestasi belajar yang dicapai dapat dilihat pada rapor dan nilai ujian
akhirpun baik sekali.3[3]
Mereka ini umumnya mempunyai intelegensi tinggi. Tetapi sebaliknya murid yang
mempunyai intelegensi tinggi belum tentu merupakan murid cepat belajar. Intelegensi adalah
1[1] Prof. Dr. H. Baharuddin. M. Pd. I. Pendidikan dan Psikologi Perkembangan (Jogjakarta:ar-Ruzz
Media, 2009), hlm. 177-178.
2[2] Drs. Mulyadi, M. Pd. I., Diagnosisdan Pemecahan Kesulitan Belajar, (Malang:Shefa,2003), hlm.
6.
kemampuan untuk memudahkan penyesuaian secara tepat terhadap berbagai segi dari
keseluruhan lingkungan seseorang.
Secara umum dapat disimpulkan bahwa murid cepat belajar adalah:
1) Murid yang pada umumnya mempunyai intelegensi tinggi.
2) Murid yang cepat sekali menerima, menguasai, dan memahami serta memproduksi pelajaran
yang diterimanya.
3) Murid yang rengking hasil rata-rata prestasi akademisnya tinggi.
4) Murid yang sikap, kerajinan, kebersihan dan kesehatannya baik.4[4]
B. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Anak yang Lambat dan Cepat Belajar
1. Faktor yang Mempengaruhi Anak Lambat Belajar
Kesulitan belajar biasanya terjadi pada siswa yang berkemampuan rendah dan mengalami
kelambatan dalam belajar. Anak yang lambat dalam belajar akan tampak jelas dari menurunnya
kinerja akademis atau prestasi belajar. Lambatnya belajar siswa dapat dibuktikan dengan
munculnya kelainan perilaku (misbehavior) seperti terlalu diam di kelas (karena tidak mengerti
meteri pelajaran), suka mengusik atau mengganggu teman, suka berkelahi, sering tidak masuk
kelas, serta membolos pada waktu pelajaran.
Guru harus mengidentifikasi kemungkinan sebab-sebab kesulitan belajar siswa. Koestoer
mengidentifikasi kemungkinan sebab lambatnya belajar siswa berdasar empat kategori,5[5]
yaitu:
a. Kondisi sosiologis yang permanen
b. Kondisi sosiologis yang temporer
c. Pengaruh-pengaruh lingkungan sosial yang permanen
d. Pengaruh leingkungan sosial yang temporer
Menurut Muzayyin Arifin, fakta-fakta kehidupan yang menjadi masalah adalah hal-hal
berikut, diantaranya:6[6]
a. Masalah kesulitan dan kegagalan belajar.
b. Masalah sosial dalam keluarga, sesama teman, dengan guru/sekolah, atau dengan masyarakat.
c. Masalah yang bersifat pribadi.
d. Masalah pekerjaan, hari depan, waktu senggang, percintaan, emosi, status, dan sebagainya.
e. Masalah nilai-nilai moral agama.
Bantuan penyuluhan dapat diselenggarakan secara rutin ataupun insidental sesuai dengan
situasi. Demikian pula mengenai teknik yang dipergunakan dapat disesuaikan dengan situasi dan
masalah.
2. Faktor yang Mempengaruhi Anak Cepat Belajar
Adapun faktor yang mempengaruhi anak yang cepat belajar adalah tingkat intelegensinya
yang di atas rata-rata, atau melebihi batas sewajarnya dari anak yang normal lainnya. Anak yang
lebih cepat dalam belajar biasa disebut dengan anak yang jenius.
Tidak hanya anak yang lambat belajar saja yang memerlukan bimbingan, akan tetapi
tidak menutup kemungkinan anak yang cepat dalam belajar juga perlu adanya bimbingan.
Sifat-sifat dari murid cepat belajar berbeda jauh dengan murid-murid lainnya, hal itu akan
dapat dinilai oleh konselor. Adapun ciri-ciri anak yang cepat belajar yang membedakan dengan
anak yang lainnya adalah sebagai berikut:
a. Sebelum bersekolah:
1) murid cepat belajar,ketika belajar berjalan lebih awal dari pada anak average (rata-rata)
2) perkembangan bicaranya dimulai lebih awal dan berkembang lebih cepat
3) Paling tidak 50% dari murid cepat belajar dapat membaca sebelum masuk sekolah.7[7]
b. Setelah masuk sekolah:
1) Murid cepat belajar rajin ke sekolah, karena harus ke sekolah, karena haus akan ilmu
pengetahuan.
2) Murid cepat belajar senang mengikuti aktivitas-aktivitas ekstra kurikuler.
3) Jika ia diberi kesempatan untuk memilih mata pelajaran maka ia akan memilih mata pelajaran
yang berat-berat.
4) Kemampuan mentalnya yang superior ditunjukkan pada kecakapanya dalam membaca, mampu
menarik generalisasi-generalisasi, mengenal hubungan-hubungan, meng-komprehensipkan
pengertian dan mampu berfikir logis.
5) Fisiknya dapat tumbuh dan berkembang dengan baik.
6) Kurang sabar dengan prosedur-prosedur rutin, memerlukan metode belajar yang efisien tetapi
mampu kerja dengan baik.
7) Kecakapan dalam berbagai hal ditunjukkan dari berbagai minat, lebih aktif dan rasa ingin tahu
tentang hal-hal beru lebih besar. Ia memiliki pemikiran yang luas dan kemampuan mengkritik
diri sendiri.8[8]
C. Bimbingan terhadap Anak yang Lambat dan Cepat Belajar
1. Bimbingan Anak Lambat Belajar
Jika seorang anak mengalami kesulitan belajar sehingga cenderung lambat dalam belajar,
seharusnya anak tersebut tidak ditinggalkan dan diabaikan, tetapi sang anak haruslah
mendapatkan perhatian khusus dari seorang guru dan lingkungannya. Maka, seorang guru tidak
harus mengucilkan atau meremehkan anak yang lambat dalam belajar. Adapun usaha dalam
membimbing anak yang lambat belajar adalah sebagai berikut.
a. Pola pengajaran terstruktur.
Dengan berpedoman pada perlunya pengajaran ilmu agar lebih berhasil, maka ditekankan
perlunya:
1) Tujuan-tujuan instruksional yang harus dicapai ditetapkan secara tegas. Tujuan-tujuan ini
dirangkaikan dalam materi pelajaran dibagi atas unit-unit pelajaran yang diurutkan sesuai dengan
rangkaian tujuan instruksional.
2) Supaya siswa mencapai tujuan instruksional yang pertama lebih dahulu, sebelum siswa
diperbolehkan mempelajari unit pelajaran yang baru untuk mencapai tujuan instruksional yang
kedua, tujuan instruksional yang kedua harus tercapai lebuh dahulu sebelum siswa melanjutkan
meteri berikutnya.
3) Ditingkatkan motivasi belajar siswa dan efektivitas hasil belajar siswa, serta memberikan umpan
balik mengenai keberhasilan atau kegagalannya pada saat itu juga atau testing formatif.
b. Mengefektifkan program pengajaran remedial.
Pengajaran remidial (renidila teching) bertolak dan konsep belajar tuntas (mastery
learning),9[9] yang ditandai oleh sistem pembelajaran dengan menggunakan modul. Pengajaran
remidial pada hakikatnya merupakan kewajiban bagi semua guru setelah mereka melakukan
evaluasi formatif karena secara umum keseluruhan sistem pendidikan bertujuan untuk mengubah
tingkah laku peserta didik.10[10]
Untuk lebih mengefektifkan progran pengajaran remidial sangat dibutuhkan peran aktif
guru. Fungsi guru dalam pengajaran remidial berperan sebagai “fungsi preventif”, yakni
mencegah terjadinya kesulitan belajar siswa. Guru harus memiliki strategi-strategi yang jitu dan
efektif ketika mengajar sehingga proses belajar menjadi nayaman, menyenangkan, enjoy, dan
tidak membosankan. Selain itu sesuai dengan fungsi guru sebagai konselor, guru harus
memberikan bimbingan yang bersifat kuratif (penyembuhan), yaitu dengan pemberian bantuan
kepada konseli yang telah mengalami masalah. Teknik yang dapat digunakan adalah konseling
dan remedial teaching.11[11]
Kesulitan belajar siswa tidak selalu disebabkan oleh tingkat IQ yang rendah atau
kemalasan siswa saja, tetapi bisa juga disebabkan oleh kurangnya strategi yang menarik dari
guru dalam proses penyampaian materi. Sekali lagi perlu ditekankan bahawa perlunya bagi guru
untuk memilih strategi pembelajaran menyangkut strstegi dan metode yang akan digunakan
untuk mencapai tujuan kompetensi.12[12]
2. Bimbingan Anak Cepat Belajar
Untuk memberikan layanan bimbingan secara tepat, maka perlu bagi guru atau konselor
mengetahui latar belakang pribadi kehidupan dimasa lampau, sekarang dan harapannya pada
masa yang akan datang.
Untuk mengatasi masalah yang dihadapi murid cepat belajar, maka guru harus
mengadakan usaha-usaha penyaluran, pengadaptasian, penyesuaian. Cara-cara yang dilakukan
untuk mengatasi masalah yang dihadapi masing-masing murid cepat belajar adalah:
1) Pelayanan bimbingan pendidikan
a) Usaha penyaluran, untuk menyalurkan kemampuan murid yang cepat belajar dan mengisi
kelebihan waktu dikelas digunakan system pengajaran modul dan pengelompokan mata pelajaran
mayor dan pilihan:
1. Sistem pengajaran modul
2. Menyediakan mata pelajaran pilihan
b) Sistem pengadaptasian, konselor berusaha memberikan informasi dan tafsiran dari informasi
tentang sifat-sifat dan kebiasaan, kemampuan dan kebutuhan murid cepat belajar kepada guru,
agar guru dapat memilih metode mengajar yang sesuai dengan sifat-sifat kebiasaan, kemampuan
dan kebutuhan murid tersebut.
c) Usaha penyesuaian
1. Meningkatkan motifasi belajar
2. Menghilangkan kecemasan dan kekhawatiranya jika tidak dapat melanjutkan studinya
3. Menyadarkan bahwa semua mata pelajaran itu penting
4. Memperbaiki sikap dan kebiasaan buruknya dikelas
5. Case conference, yaitu membicarakan bersama-sama guru tentang tingkah laku murid cepat
belajar yang berkebiasaan buruk
2) Pelayanan bimbingan social
a) Usaha penyaluranya adalah:
1. Untuk murid yang apatis
a. Menempatkan dalam kelompok penyelesaian modul
b. Mengaktifkan dalam kelompok dirumah
c. Mengikuti kelompok diskusi, kelompok wisata belajar
d. Mengikutkan kedalam kepramukaan, camping dll
2. Untuk murid yang dinamis
Masalah sosial untuk murid sebenarnya berhubungan erat dengan kedisiplinan mengikuti
pelajaran. Karena itu layanan secara khusus dalam bimbingan sosial tidak perlu dikemukakan
secara eksplisit. Untuk memenuhi maksud-maksud memperbaiki sosialnya telah dipenuhi dengan
layanan bimbingan pendidikan terhadapnya.
3) Pelayanan bimbingan ekonomi
a) Masalah social ekonomi untuk murid yang penghasilan orang tuanya rendah. Masalah ini
menyebabkan motifasi belajar murid menurun, timbul rasa cemas, takut tidak dapat melanjutkan
studi sehingga menjadi minder.
b) Masalah social ekonomi untuk murid yang mempunyai kecenderungan murid yang banyak
mengeluarkan uang untuk biaya sekolah.
4) Pelayanan bimbingan emosi
Dari masalah ekonomi tersebut maka murid yang penghasilan orang tuanya rendah
nampak lebih serius problema emosionalnya, sedang untuk murid yang orang taunya mempunyai
penghasilan cukup lebih berkuarang emosionalnya. Diharapkan dengan layanan bimbingan
pendidikan, social dan ekonomi maka problem emosional tersebut dapat diatasi. Jika tidak
pelaksanaan layanan konseling, role playing, sosiodrama dan psikokrama harus dilakukan lebih
intensif.
Virget S. Ward menyatakan bahwa pendidikan bagi anak-anak cepat belajar perlu
perhatian seksama. Dia menganjurkan argumentasi sebagai berikut: 13[13]
a) Perlunya program khusus untuk anak cepat belajar
b) Dibutuhkan teori tentang pengalaman pendidikan, mana praktek pendidikan yang berhasil dan
mana praktik pendidikan yang gagal untuk anak-anak cepat belajar.
Bimbingan sebagaimana yang telah dirumuskan, diharapkan mampu menyentuh setiap
segi kepribadian individu baik fisik, mental, dan sosial. Hal tersebut berfungsi mengintergrasikan
semua aktifitas individu yang berhubungan dengan semua sikap dan pola perilaku individu
dengan menggunakan semua potensi yang ada pada dirinya agar berguna bagi dirinya dan
lingkungan yang ada disekitarnya.
Fungsi utama dari bimbingan di sekolah tidak hanya membantu peserta didik dalam
mengatasi masalah pribadinya yang berhubungan dengan pendidikan, tetapi juga fungsi
bimbingan dengan usaha pemberian bantuan kepada individu agar mereka mampu mengatasi
masalahnya dengan baik.14[14] Dengan demikian, diharapkan melalui bimbingan yang
diberikan oleh guru kepada siswa dapat mengatasi masalah-masalah terkati denga siswa yang
lambat belajar maupun yang lebih cepat dalam belajar.

More Related Content

What's hot

Asimen pengurusan bilik darjah dan tingkah laku
Asimen pengurusan bilik darjah dan tingkah lakuAsimen pengurusan bilik darjah dan tingkah laku
Asimen pengurusan bilik darjah dan tingkah lakuPensil Dan Pemadam
 
Slow learner
Slow learnerSlow learner
Slow learneriwan Alit
 
Kerja kursus pemulihan dan pengayaan bmm3106
Kerja kursus pemulihan dan pengayaan bmm3106Kerja kursus pemulihan dan pengayaan bmm3106
Kerja kursus pemulihan dan pengayaan bmm3106Alia Ayumi
 
Slow Learner (Analisis Kasus Deteksi Kesulitan Belajar)
Slow Learner (Analisis Kasus Deteksi Kesulitan Belajar)Slow Learner (Analisis Kasus Deteksi Kesulitan Belajar)
Slow Learner (Analisis Kasus Deteksi Kesulitan Belajar)Bee_BQ
 
PPT Problematika Pembelajaran Kelas 4
PPT Problematika Pembelajaran Kelas 4PPT Problematika Pembelajaran Kelas 4
PPT Problematika Pembelajaran Kelas 4Nastiti Rahajeng
 
kondisi belajar dan masalah belajar
kondisi belajar dan masalah belajarkondisi belajar dan masalah belajar
kondisi belajar dan masalah belajarhandok011
 
Ppt pembelajaran aksel
Ppt pembelajaran akselPpt pembelajaran aksel
Ppt pembelajaran akselnonie_nonie
 
Hilda sugiarti ii a pend.ekonomi 2011031061
Hilda sugiarti ii a pend.ekonomi 2011031061Hilda sugiarti ii a pend.ekonomi 2011031061
Hilda sugiarti ii a pend.ekonomi 2011031061hilda28
 
Akselerasi pembelajaran
Akselerasi pembelajaranAkselerasi pembelajaran
Akselerasi pembelajaranDesi Ratnasari
 
Uli pembelajaran pemantapan kemampuan profesional ipa ips copy
Uli pembelajaran pemantapan kemampuan profesional ipa ips   copyUli pembelajaran pemantapan kemampuan profesional ipa ips   copy
Uli pembelajaran pemantapan kemampuan profesional ipa ips copyOperator Warnet Vast Raha
 
PENDEKATAN, STRATEGI, TEKNIK DAN KAEDAH MENGAJAR MURID-MURID ARAS LAMBAT
PENDEKATAN, STRATEGI, TEKNIK DAN KAEDAH MENGAJAR MURID-MURID ARAS LAMBAT PENDEKATAN, STRATEGI, TEKNIK DAN KAEDAH MENGAJAR MURID-MURID ARAS LAMBAT
PENDEKATAN, STRATEGI, TEKNIK DAN KAEDAH MENGAJAR MURID-MURID ARAS LAMBAT Santa Barbara
 
Bimbingan belajar
Bimbingan belajarBimbingan belajar
Bimbingan belajareka noviana
 
Tugas 5 proposal penelitian tindakan kelas
Tugas 5 proposal penelitian tindakan kelasTugas 5 proposal penelitian tindakan kelas
Tugas 5 proposal penelitian tindakan kelasRendy Pangestu
 
Laporan observasi kelompok 1
Laporan observasi kelompok 1Laporan observasi kelompok 1
Laporan observasi kelompok 1agitanova
 
Masalah pelajar bising
Masalah pelajar bisingMasalah pelajar bising
Masalah pelajar bisingAhmad Lili
 
Guru Inspiratif dan Kompeten
Guru Inspiratif dan KompetenGuru Inspiratif dan Kompeten
Guru Inspiratif dan KompetenJoko Prasetiyo
 

What's hot (19)

Asimen pengurusan bilik darjah dan tingkah laku
Asimen pengurusan bilik darjah dan tingkah lakuAsimen pengurusan bilik darjah dan tingkah laku
Asimen pengurusan bilik darjah dan tingkah laku
 
Slow learner
Slow learnerSlow learner
Slow learner
 
Kerja kursus pemulihan dan pengayaan bmm3106
Kerja kursus pemulihan dan pengayaan bmm3106Kerja kursus pemulihan dan pengayaan bmm3106
Kerja kursus pemulihan dan pengayaan bmm3106
 
Slow Learner (Analisis Kasus Deteksi Kesulitan Belajar)
Slow Learner (Analisis Kasus Deteksi Kesulitan Belajar)Slow Learner (Analisis Kasus Deteksi Kesulitan Belajar)
Slow Learner (Analisis Kasus Deteksi Kesulitan Belajar)
 
PPT Problematika Pembelajaran Kelas 4
PPT Problematika Pembelajaran Kelas 4PPT Problematika Pembelajaran Kelas 4
PPT Problematika Pembelajaran Kelas 4
 
kondisi belajar dan masalah belajar
kondisi belajar dan masalah belajarkondisi belajar dan masalah belajar
kondisi belajar dan masalah belajar
 
Isu isu
Isu   isuIsu   isu
Isu isu
 
Observasi
ObservasiObservasi
Observasi
 
Ppt pembelajaran aksel
Ppt pembelajaran akselPpt pembelajaran aksel
Ppt pembelajaran aksel
 
Hilda sugiarti ii a pend.ekonomi 2011031061
Hilda sugiarti ii a pend.ekonomi 2011031061Hilda sugiarti ii a pend.ekonomi 2011031061
Hilda sugiarti ii a pend.ekonomi 2011031061
 
Akselerasi pembelajaran
Akselerasi pembelajaranAkselerasi pembelajaran
Akselerasi pembelajaran
 
Uli pembelajaran pemantapan kemampuan profesional ipa ips copy
Uli pembelajaran pemantapan kemampuan profesional ipa ips   copyUli pembelajaran pemantapan kemampuan profesional ipa ips   copy
Uli pembelajaran pemantapan kemampuan profesional ipa ips copy
 
PENDEKATAN, STRATEGI, TEKNIK DAN KAEDAH MENGAJAR MURID-MURID ARAS LAMBAT
PENDEKATAN, STRATEGI, TEKNIK DAN KAEDAH MENGAJAR MURID-MURID ARAS LAMBAT PENDEKATAN, STRATEGI, TEKNIK DAN KAEDAH MENGAJAR MURID-MURID ARAS LAMBAT
PENDEKATAN, STRATEGI, TEKNIK DAN KAEDAH MENGAJAR MURID-MURID ARAS LAMBAT
 
Bimbingan belajar
Bimbingan belajarBimbingan belajar
Bimbingan belajar
 
Tugas 5 proposal penelitian tindakan kelas
Tugas 5 proposal penelitian tindakan kelasTugas 5 proposal penelitian tindakan kelas
Tugas 5 proposal penelitian tindakan kelas
 
Laporan observasi kelompok 1
Laporan observasi kelompok 1Laporan observasi kelompok 1
Laporan observasi kelompok 1
 
Masalah pelajar bising
Masalah pelajar bisingMasalah pelajar bising
Masalah pelajar bising
 
Proposal ptk
Proposal ptkProposal ptk
Proposal ptk
 
Guru Inspiratif dan Kompeten
Guru Inspiratif dan KompetenGuru Inspiratif dan Kompeten
Guru Inspiratif dan Kompeten
 

Viewers also liked

Marijuana
MarijuanaMarijuana
Marijuanauu59545
 
Marijuana
MarijuanaMarijuana
Marijuanauu59545
 
Marijuana
MarijuanaMarijuana
Marijuanauu59545
 
Systemische kijk op de cultuur van de politie
Systemische kijk op de cultuur van de politieSystemische kijk op de cultuur van de politie
Systemische kijk op de cultuur van de politieMBijnsd
 
Customer service presentation
Customer service presentationCustomer service presentation
Customer service presentationAgnès Debacq
 
Radioaktif dan-radioisotop
Radioaktif dan-radioisotopRadioaktif dan-radioisotop
Radioaktif dan-radioisotopTri Wijayanto
 
Digital Elevation Models
Digital Elevation ModelsDigital Elevation Models
Digital Elevation ModelsBernd Flmla
 
Penyuluhan pekan imunisasi nasional (pin)
Penyuluhan pekan imunisasi nasional (pin)Penyuluhan pekan imunisasi nasional (pin)
Penyuluhan pekan imunisasi nasional (pin)AWw Lieya
 
экосистемийн үндсэн ойлголт
экосистемийн үндсэн ойлголтэкосистемийн үндсэн ойлголт
экосистемийн үндсэн ойлголтkhongoroo_38
 
Principe de persia y espíritu de grecia formato oficial bis
Principe de persia y espíritu de grecia formato oficial bisPrincipe de persia y espíritu de grecia formato oficial bis
Principe de persia y espíritu de grecia formato oficial bisjhonathanmaradey
 

Viewers also liked (13)

Marijuana
MarijuanaMarijuana
Marijuana
 
Marijuana
MarijuanaMarijuana
Marijuana
 
Chestionar
ChestionarChestionar
Chestionar
 
Marijuana
MarijuanaMarijuana
Marijuana
 
Systemische kijk op de cultuur van de politie
Systemische kijk op de cultuur van de politieSystemische kijk op de cultuur van de politie
Systemische kijk op de cultuur van de politie
 
Share point 2010
Share point 2010Share point 2010
Share point 2010
 
Customer service presentation
Customer service presentationCustomer service presentation
Customer service presentation
 
Radioaktif dan-radioisotop
Radioaktif dan-radioisotopRadioaktif dan-radioisotop
Radioaktif dan-radioisotop
 
Digital Elevation Models
Digital Elevation ModelsDigital Elevation Models
Digital Elevation Models
 
Penyuluhan pekan imunisasi nasional (pin)
Penyuluhan pekan imunisasi nasional (pin)Penyuluhan pekan imunisasi nasional (pin)
Penyuluhan pekan imunisasi nasional (pin)
 
Allergy
Allergy Allergy
Allergy
 
экосистемийн үндсэн ойлголт
экосистемийн үндсэн ойлголтэкосистемийн үндсэн ойлголт
экосистемийн үндсэн ойлголт
 
Principe de persia y espíritu de grecia formato oficial bis
Principe de persia y espíritu de grecia formato oficial bisPrincipe de persia y espíritu de grecia formato oficial bis
Principe de persia y espíritu de grecia formato oficial bis
 

Similar to hgdfdh gfgf1

Psikologi pendidikan kel 5.pptx
Psikologi pendidikan kel 5.pptxPsikologi pendidikan kel 5.pptx
Psikologi pendidikan kel 5.pptxsuryaregif1
 
IDENTIFIKASI MASALAH KESULITAN BELAJAR SISWA.pptx
IDENTIFIKASI MASALAH KESULITAN BELAJAR SISWA.pptxIDENTIFIKASI MASALAH KESULITAN BELAJAR SISWA.pptx
IDENTIFIKASI MASALAH KESULITAN BELAJAR SISWA.pptxUMN AL WASHLIYAH
 
Diagnostik kesulitan belajar
Diagnostik kesulitan belajarDiagnostik kesulitan belajar
Diagnostik kesulitan belajarAprilia Mantayani
 
kesulitan belajar.docx
kesulitan belajar.docxkesulitan belajar.docx
kesulitan belajar.docxWayanArtha1
 
Isi asgmt pemulihan dan pengayaan
Isi asgmt pemulihan dan pengayaanIsi asgmt pemulihan dan pengayaan
Isi asgmt pemulihan dan pengayaanUlin Zuliha Baharom
 
Makalah Hakikat Kesulitan Belajar 2024.docx
Makalah Hakikat Kesulitan Belajar 2024.docxMakalah Hakikat Kesulitan Belajar 2024.docx
Makalah Hakikat Kesulitan Belajar 2024.docxsafiraeong
 
Pengaruh pembelajaran remedial terhadap kesulitan belajar siswa
Pengaruh pembelajaran remedial terhadap kesulitan belajar siswaPengaruh pembelajaran remedial terhadap kesulitan belajar siswa
Pengaruh pembelajaran remedial terhadap kesulitan belajar siswaSindy Artilita
 
Makalah Penyebab terjadinya masalah belajar dan penyebab kelainan pada abk
Makalah Penyebab terjadinya masalah belajar dan  penyebab kelainan pada abkMakalah Penyebab terjadinya masalah belajar dan  penyebab kelainan pada abk
Makalah Penyebab terjadinya masalah belajar dan penyebab kelainan pada abkAiyUis NuriEanty
 
LK. 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi.pdf
LK. 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi.pdfLK. 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi.pdf
LK. 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi.pdfHIDAYANTIHIDAYANTI3
 
PERMASALAHAN_BELAJAR_SISWA_DI_SMP_ATAU.docx
PERMASALAHAN_BELAJAR_SISWA_DI_SMP_ATAU.docxPERMASALAHAN_BELAJAR_SISWA_DI_SMP_ATAU.docx
PERMASALAHAN_BELAJAR_SISWA_DI_SMP_ATAU.docxernakomaryah
 
Bab i bk belajar smtr 1
Bab i bk belajar smtr 1Bab i bk belajar smtr 1
Bab i bk belajar smtr 1dwitiakartika
 

Similar to hgdfdh gfgf1 (20)

Psikologi pendidikan kel 5.pptx
Psikologi pendidikan kel 5.pptxPsikologi pendidikan kel 5.pptx
Psikologi pendidikan kel 5.pptx
 
IDENTIFIKASI MASALAH KESULITAN BELAJAR SISWA.pptx
IDENTIFIKASI MASALAH KESULITAN BELAJAR SISWA.pptxIDENTIFIKASI MASALAH KESULITAN BELAJAR SISWA.pptx
IDENTIFIKASI MASALAH KESULITAN BELAJAR SISWA.pptx
 
PROBLEMATIKA SISWA DAN PEMECAHANNYA
PROBLEMATIKA SISWA DAN PEMECAHANNYAPROBLEMATIKA SISWA DAN PEMECAHANNYA
PROBLEMATIKA SISWA DAN PEMECAHANNYA
 
Diagnostik kesulitan belajar
Diagnostik kesulitan belajarDiagnostik kesulitan belajar
Diagnostik kesulitan belajar
 
Pemulihan dan pengayaan
Pemulihan dan pengayaanPemulihan dan pengayaan
Pemulihan dan pengayaan
 
Pemulihan dan pengayaan
Pemulihan dan pengayaanPemulihan dan pengayaan
Pemulihan dan pengayaan
 
Pemulihan dan pengayaan
Pemulihan dan pengayaanPemulihan dan pengayaan
Pemulihan dan pengayaan
 
kesulitan belajar.docx
kesulitan belajar.docxkesulitan belajar.docx
kesulitan belajar.docx
 
Pemulihan dan pengayaan
Pemulihan dan pengayaanPemulihan dan pengayaan
Pemulihan dan pengayaan
 
Isi asgmt pemulihan dan pengayaan
Isi asgmt pemulihan dan pengayaanIsi asgmt pemulihan dan pengayaan
Isi asgmt pemulihan dan pengayaan
 
Slow learner
Slow learnerSlow learner
Slow learner
 
Makalah Hakikat Kesulitan Belajar 2024.docx
Makalah Hakikat Kesulitan Belajar 2024.docxMakalah Hakikat Kesulitan Belajar 2024.docx
Makalah Hakikat Kesulitan Belajar 2024.docx
 
Pengaruh pembelajaran remedial terhadap kesulitan belajar siswa
Pengaruh pembelajaran remedial terhadap kesulitan belajar siswaPengaruh pembelajaran remedial terhadap kesulitan belajar siswa
Pengaruh pembelajaran remedial terhadap kesulitan belajar siswa
 
Bk belajar kesulitan belajar
Bk belajar  kesulitan belajarBk belajar  kesulitan belajar
Bk belajar kesulitan belajar
 
Isi makalah bk
Isi makalah bkIsi makalah bk
Isi makalah bk
 
Masalah pembelajaran
Masalah pembelajaranMasalah pembelajaran
Masalah pembelajaran
 
Makalah Penyebab terjadinya masalah belajar dan penyebab kelainan pada abk
Makalah Penyebab terjadinya masalah belajar dan  penyebab kelainan pada abkMakalah Penyebab terjadinya masalah belajar dan  penyebab kelainan pada abk
Makalah Penyebab terjadinya masalah belajar dan penyebab kelainan pada abk
 
LK. 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi.pdf
LK. 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi.pdfLK. 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi.pdf
LK. 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi.pdf
 
PERMASALAHAN_BELAJAR_SISWA_DI_SMP_ATAU.docx
PERMASALAHAN_BELAJAR_SISWA_DI_SMP_ATAU.docxPERMASALAHAN_BELAJAR_SISWA_DI_SMP_ATAU.docx
PERMASALAHAN_BELAJAR_SISWA_DI_SMP_ATAU.docx
 
Bab i bk belajar smtr 1
Bab i bk belajar smtr 1Bab i bk belajar smtr 1
Bab i bk belajar smtr 1
 

Recently uploaded

04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau tripletMelianaJayasaputra
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdfShintaNovianti1
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxherisriwahyuni
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxmtsmampunbarub4
 
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada AnakPpt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anakbekamalayniasinta
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxalalfardilah
 
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxMateri Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxc9fhbm7gzj
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKirwan461475
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxDwiYuniarti14
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfChrodtianTian
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxBambang440423
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 

Recently uploaded (20)

04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
 
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada AnakPpt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
 
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxMateri Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 

hgdfdh gfgf1

  • 1. A. Pengertian Anak Lambat Belajar dan Anak Cepat belajar 1. Pengertian Anak Lambat Belajar Anak lambat belajar adalah anak yang mengalami hambatan atau keterlambatan dalam perkembangan mental (fungsi intelektual di bawah teman-teman seusianya) disertai ketidakmampuan/kekurangmampuan untuk belajar dan untuk menyesuaikan diri sedemikian rupa sehingga memerlukan pelayanan pendidikan khusus. Masalah-masalah yang mungkin bisa jadi penyebab anak lambat belajar antara lain karena masalah konsentrasi, daya ingat yang lemah, kognisi, serta masalah sosial dan emosional. Anak yang lambat belajar bisa juga dikatakan sebagai anak yang mengalami kesulitan dalam belajar. Kesulitan belajar (learning difficulty) merupakan suatu konsep multidisipliner yang digunakan pada lapangan ilmu pendidikan, psikologi, maupun ilmu kedokteran. Kesulitan belajar didasarkan atas suatu kondisi dari belajar yang terganggu untuk mencapai hasil belajar. Hal tersebut disebabkan oleh faktor fisik, sosial, maupun psikologi.1[1] Definisi mengenai kesulitan belajar akan tampak dalam gejala aspek-aspek kognitif, motorik, dan efektif dalam proses maupun hasil belajar yang dicapai. Ciri-ciri tingkah laku yang merupakan pernyataan manifestasi gejala kesulitan belajar.2[2] 2. Pengertian Anak Cepat Belajar Murid cepat belajar adalah murid yang cepat sekali dalam menerima, memahami, dan menguasai pelajaran yang diberikan kepadanya dengan prestasi yang baik sekali dalam semua pelajaran. Sehingga hasil prestasi belajar yang dicapai dapat dilihat pada rapor dan nilai ujian akhirpun baik sekali.3[3] Mereka ini umumnya mempunyai intelegensi tinggi. Tetapi sebaliknya murid yang mempunyai intelegensi tinggi belum tentu merupakan murid cepat belajar. Intelegensi adalah 1[1] Prof. Dr. H. Baharuddin. M. Pd. I. Pendidikan dan Psikologi Perkembangan (Jogjakarta:ar-Ruzz Media, 2009), hlm. 177-178. 2[2] Drs. Mulyadi, M. Pd. I., Diagnosisdan Pemecahan Kesulitan Belajar, (Malang:Shefa,2003), hlm. 6.
  • 2. kemampuan untuk memudahkan penyesuaian secara tepat terhadap berbagai segi dari keseluruhan lingkungan seseorang. Secara umum dapat disimpulkan bahwa murid cepat belajar adalah: 1) Murid yang pada umumnya mempunyai intelegensi tinggi. 2) Murid yang cepat sekali menerima, menguasai, dan memahami serta memproduksi pelajaran yang diterimanya. 3) Murid yang rengking hasil rata-rata prestasi akademisnya tinggi. 4) Murid yang sikap, kerajinan, kebersihan dan kesehatannya baik.4[4] B. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Anak yang Lambat dan Cepat Belajar 1. Faktor yang Mempengaruhi Anak Lambat Belajar Kesulitan belajar biasanya terjadi pada siswa yang berkemampuan rendah dan mengalami kelambatan dalam belajar. Anak yang lambat dalam belajar akan tampak jelas dari menurunnya kinerja akademis atau prestasi belajar. Lambatnya belajar siswa dapat dibuktikan dengan munculnya kelainan perilaku (misbehavior) seperti terlalu diam di kelas (karena tidak mengerti meteri pelajaran), suka mengusik atau mengganggu teman, suka berkelahi, sering tidak masuk kelas, serta membolos pada waktu pelajaran. Guru harus mengidentifikasi kemungkinan sebab-sebab kesulitan belajar siswa. Koestoer mengidentifikasi kemungkinan sebab lambatnya belajar siswa berdasar empat kategori,5[5] yaitu: a. Kondisi sosiologis yang permanen b. Kondisi sosiologis yang temporer c. Pengaruh-pengaruh lingkungan sosial yang permanen d. Pengaruh leingkungan sosial yang temporer Menurut Muzayyin Arifin, fakta-fakta kehidupan yang menjadi masalah adalah hal-hal berikut, diantaranya:6[6] a. Masalah kesulitan dan kegagalan belajar.
  • 3. b. Masalah sosial dalam keluarga, sesama teman, dengan guru/sekolah, atau dengan masyarakat. c. Masalah yang bersifat pribadi. d. Masalah pekerjaan, hari depan, waktu senggang, percintaan, emosi, status, dan sebagainya. e. Masalah nilai-nilai moral agama. Bantuan penyuluhan dapat diselenggarakan secara rutin ataupun insidental sesuai dengan situasi. Demikian pula mengenai teknik yang dipergunakan dapat disesuaikan dengan situasi dan masalah. 2. Faktor yang Mempengaruhi Anak Cepat Belajar Adapun faktor yang mempengaruhi anak yang cepat belajar adalah tingkat intelegensinya yang di atas rata-rata, atau melebihi batas sewajarnya dari anak yang normal lainnya. Anak yang lebih cepat dalam belajar biasa disebut dengan anak yang jenius. Tidak hanya anak yang lambat belajar saja yang memerlukan bimbingan, akan tetapi tidak menutup kemungkinan anak yang cepat dalam belajar juga perlu adanya bimbingan. Sifat-sifat dari murid cepat belajar berbeda jauh dengan murid-murid lainnya, hal itu akan dapat dinilai oleh konselor. Adapun ciri-ciri anak yang cepat belajar yang membedakan dengan anak yang lainnya adalah sebagai berikut: a. Sebelum bersekolah: 1) murid cepat belajar,ketika belajar berjalan lebih awal dari pada anak average (rata-rata) 2) perkembangan bicaranya dimulai lebih awal dan berkembang lebih cepat 3) Paling tidak 50% dari murid cepat belajar dapat membaca sebelum masuk sekolah.7[7] b. Setelah masuk sekolah: 1) Murid cepat belajar rajin ke sekolah, karena harus ke sekolah, karena haus akan ilmu pengetahuan. 2) Murid cepat belajar senang mengikuti aktivitas-aktivitas ekstra kurikuler. 3) Jika ia diberi kesempatan untuk memilih mata pelajaran maka ia akan memilih mata pelajaran yang berat-berat.
  • 4. 4) Kemampuan mentalnya yang superior ditunjukkan pada kecakapanya dalam membaca, mampu menarik generalisasi-generalisasi, mengenal hubungan-hubungan, meng-komprehensipkan pengertian dan mampu berfikir logis. 5) Fisiknya dapat tumbuh dan berkembang dengan baik. 6) Kurang sabar dengan prosedur-prosedur rutin, memerlukan metode belajar yang efisien tetapi mampu kerja dengan baik. 7) Kecakapan dalam berbagai hal ditunjukkan dari berbagai minat, lebih aktif dan rasa ingin tahu tentang hal-hal beru lebih besar. Ia memiliki pemikiran yang luas dan kemampuan mengkritik diri sendiri.8[8] C. Bimbingan terhadap Anak yang Lambat dan Cepat Belajar 1. Bimbingan Anak Lambat Belajar Jika seorang anak mengalami kesulitan belajar sehingga cenderung lambat dalam belajar, seharusnya anak tersebut tidak ditinggalkan dan diabaikan, tetapi sang anak haruslah mendapatkan perhatian khusus dari seorang guru dan lingkungannya. Maka, seorang guru tidak harus mengucilkan atau meremehkan anak yang lambat dalam belajar. Adapun usaha dalam membimbing anak yang lambat belajar adalah sebagai berikut. a. Pola pengajaran terstruktur. Dengan berpedoman pada perlunya pengajaran ilmu agar lebih berhasil, maka ditekankan perlunya: 1) Tujuan-tujuan instruksional yang harus dicapai ditetapkan secara tegas. Tujuan-tujuan ini dirangkaikan dalam materi pelajaran dibagi atas unit-unit pelajaran yang diurutkan sesuai dengan rangkaian tujuan instruksional. 2) Supaya siswa mencapai tujuan instruksional yang pertama lebih dahulu, sebelum siswa diperbolehkan mempelajari unit pelajaran yang baru untuk mencapai tujuan instruksional yang kedua, tujuan instruksional yang kedua harus tercapai lebuh dahulu sebelum siswa melanjutkan meteri berikutnya. 3) Ditingkatkan motivasi belajar siswa dan efektivitas hasil belajar siswa, serta memberikan umpan balik mengenai keberhasilan atau kegagalannya pada saat itu juga atau testing formatif.
  • 5. b. Mengefektifkan program pengajaran remedial. Pengajaran remidial (renidila teching) bertolak dan konsep belajar tuntas (mastery learning),9[9] yang ditandai oleh sistem pembelajaran dengan menggunakan modul. Pengajaran remidial pada hakikatnya merupakan kewajiban bagi semua guru setelah mereka melakukan evaluasi formatif karena secara umum keseluruhan sistem pendidikan bertujuan untuk mengubah tingkah laku peserta didik.10[10] Untuk lebih mengefektifkan progran pengajaran remidial sangat dibutuhkan peran aktif guru. Fungsi guru dalam pengajaran remidial berperan sebagai “fungsi preventif”, yakni mencegah terjadinya kesulitan belajar siswa. Guru harus memiliki strategi-strategi yang jitu dan efektif ketika mengajar sehingga proses belajar menjadi nayaman, menyenangkan, enjoy, dan tidak membosankan. Selain itu sesuai dengan fungsi guru sebagai konselor, guru harus memberikan bimbingan yang bersifat kuratif (penyembuhan), yaitu dengan pemberian bantuan kepada konseli yang telah mengalami masalah. Teknik yang dapat digunakan adalah konseling dan remedial teaching.11[11] Kesulitan belajar siswa tidak selalu disebabkan oleh tingkat IQ yang rendah atau kemalasan siswa saja, tetapi bisa juga disebabkan oleh kurangnya strategi yang menarik dari guru dalam proses penyampaian materi. Sekali lagi perlu ditekankan bahawa perlunya bagi guru untuk memilih strategi pembelajaran menyangkut strstegi dan metode yang akan digunakan untuk mencapai tujuan kompetensi.12[12] 2. Bimbingan Anak Cepat Belajar Untuk memberikan layanan bimbingan secara tepat, maka perlu bagi guru atau konselor mengetahui latar belakang pribadi kehidupan dimasa lampau, sekarang dan harapannya pada masa yang akan datang.
  • 6. Untuk mengatasi masalah yang dihadapi murid cepat belajar, maka guru harus mengadakan usaha-usaha penyaluran, pengadaptasian, penyesuaian. Cara-cara yang dilakukan untuk mengatasi masalah yang dihadapi masing-masing murid cepat belajar adalah: 1) Pelayanan bimbingan pendidikan a) Usaha penyaluran, untuk menyalurkan kemampuan murid yang cepat belajar dan mengisi kelebihan waktu dikelas digunakan system pengajaran modul dan pengelompokan mata pelajaran mayor dan pilihan: 1. Sistem pengajaran modul 2. Menyediakan mata pelajaran pilihan b) Sistem pengadaptasian, konselor berusaha memberikan informasi dan tafsiran dari informasi tentang sifat-sifat dan kebiasaan, kemampuan dan kebutuhan murid cepat belajar kepada guru, agar guru dapat memilih metode mengajar yang sesuai dengan sifat-sifat kebiasaan, kemampuan dan kebutuhan murid tersebut. c) Usaha penyesuaian 1. Meningkatkan motifasi belajar 2. Menghilangkan kecemasan dan kekhawatiranya jika tidak dapat melanjutkan studinya 3. Menyadarkan bahwa semua mata pelajaran itu penting 4. Memperbaiki sikap dan kebiasaan buruknya dikelas 5. Case conference, yaitu membicarakan bersama-sama guru tentang tingkah laku murid cepat belajar yang berkebiasaan buruk 2) Pelayanan bimbingan social a) Usaha penyaluranya adalah: 1. Untuk murid yang apatis a. Menempatkan dalam kelompok penyelesaian modul b. Mengaktifkan dalam kelompok dirumah c. Mengikuti kelompok diskusi, kelompok wisata belajar d. Mengikutkan kedalam kepramukaan, camping dll 2. Untuk murid yang dinamis Masalah sosial untuk murid sebenarnya berhubungan erat dengan kedisiplinan mengikuti pelajaran. Karena itu layanan secara khusus dalam bimbingan sosial tidak perlu dikemukakan
  • 7. secara eksplisit. Untuk memenuhi maksud-maksud memperbaiki sosialnya telah dipenuhi dengan layanan bimbingan pendidikan terhadapnya. 3) Pelayanan bimbingan ekonomi a) Masalah social ekonomi untuk murid yang penghasilan orang tuanya rendah. Masalah ini menyebabkan motifasi belajar murid menurun, timbul rasa cemas, takut tidak dapat melanjutkan studi sehingga menjadi minder. b) Masalah social ekonomi untuk murid yang mempunyai kecenderungan murid yang banyak mengeluarkan uang untuk biaya sekolah. 4) Pelayanan bimbingan emosi Dari masalah ekonomi tersebut maka murid yang penghasilan orang tuanya rendah nampak lebih serius problema emosionalnya, sedang untuk murid yang orang taunya mempunyai penghasilan cukup lebih berkuarang emosionalnya. Diharapkan dengan layanan bimbingan pendidikan, social dan ekonomi maka problem emosional tersebut dapat diatasi. Jika tidak pelaksanaan layanan konseling, role playing, sosiodrama dan psikokrama harus dilakukan lebih intensif. Virget S. Ward menyatakan bahwa pendidikan bagi anak-anak cepat belajar perlu perhatian seksama. Dia menganjurkan argumentasi sebagai berikut: 13[13] a) Perlunya program khusus untuk anak cepat belajar b) Dibutuhkan teori tentang pengalaman pendidikan, mana praktek pendidikan yang berhasil dan mana praktik pendidikan yang gagal untuk anak-anak cepat belajar. Bimbingan sebagaimana yang telah dirumuskan, diharapkan mampu menyentuh setiap segi kepribadian individu baik fisik, mental, dan sosial. Hal tersebut berfungsi mengintergrasikan semua aktifitas individu yang berhubungan dengan semua sikap dan pola perilaku individu dengan menggunakan semua potensi yang ada pada dirinya agar berguna bagi dirinya dan lingkungan yang ada disekitarnya. Fungsi utama dari bimbingan di sekolah tidak hanya membantu peserta didik dalam mengatasi masalah pribadinya yang berhubungan dengan pendidikan, tetapi juga fungsi
  • 8. bimbingan dengan usaha pemberian bantuan kepada individu agar mereka mampu mengatasi masalahnya dengan baik.14[14] Dengan demikian, diharapkan melalui bimbingan yang diberikan oleh guru kepada siswa dapat mengatasi masalah-masalah terkati denga siswa yang lambat belajar maupun yang lebih cepat dalam belajar.