SlideShare a Scribd company logo
1 of 14
1
MANFAAT PUPUK HAYATI UNTUK PERTANIAN ORGANIK#
Oleh: Tamad
Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Jenderal Soedirman
Jl. dr. Soeparno Karangwangkal Purwokerto 53123 Telp./Fax. (0281) 638791
PERTANIAN ORGANIK
Setiap tanaman memerlukan minimum 16 unsur hara untuk pertumbuhannya, tiga
unsur (C,O,H) diperoleh dari udara dan air, dan 13 unsur lainnya diperoleh dari tanah (N, P,
K, Ca, Mg, S, Cl, Fe, Mn, Cu, Zn, B, Mo). Enam unsur hara dibutuhkan tanaman dalam
jumlah besar (unsur hara makro) yaitu N, P, K, S, Ca, dan Mg.
Unsur hara utama yang dibutuhkan tanaman tetapi ketersediaanya sering tidak
mencukupi di dalam tanah ialah N, P, dan K. Oleh karena itu ketiga unsur ini ditambahkan
dalam bentuk pupuk. Aplikasi pupuk kimia yang berlebih dan terus menerus dapat
berdampak negatif terhadap kondisi tanah dan lingkungan. Oleh karena itu, untuk
mengurangi dampak negatif tersebut, maka pupuk organik yang mengandung mikroba
(pupuk hayati) dapat dijadikan sebagai alternatif pelengkap pupuk kimia. Penggunaan
pupuk hayati mendukung sistem pertanian organik.
Pertanian organik adalah sistem manajemen produksi terpadu yang mengurangi
secara bertahap penggunaan pupuk buatan, pestisida dan hasil rekayasa genetik, menekan
pencemaran udara, tanah, dan air. Sebaliknya, pertanian organik meningkatkan kesehatan
lahan dan hasil. Ciri - Ciri Pertanian Organik adalah: 1) Menekankan aspek lingkungan,
sosial dan ekonomi berkesinambungan, 2) Aspek alamiah dan kondisi lingkungan sekitar
merupakan sumber penunjang produksi yang utama, 3) Mengurangi penggunaan bahan
penunjang dari luar, 4) Rotasi tanaman, 5) Sistem budidaya secara tumpang sari atau
polikultur, 6) Pengendalian OPT secara biologis, 7) Varietas tanaman yang resisten, 8)
Tidak menggunakan zat kimia, 9) Mencegah erosi dan Pengelolaan air, dan 10) Daur ulang
unsur hara dari dalam tanah.
#
Makalah disuluhkan di Desa Talunamba, Kecamatan Madukara, Kabupaten Banjarnegara; Kamis
14 Februari 2013.
2
Tujuan Sistem Pertanian Organik: 1) Menghasilkan produk pertanian yang
berkualitas tinggi, 2) Membudidayakan tanaman secara alami, 3) Mendorong dan
meningkatkan siklus hidup biologi dalam ekosistem pertanian, 4) Memelihara dan
meningkatkan kesuburan tanah dalam jangka panjang, 5) Menghindarkan seluruh bentuk
cemaran akibat dari penerapan teknik pertanian, 6) Meningkatkan usaha konservasi tanah
dan air serta mengurangi masalah erosi akibat pengolahan tanah yang intensif, dan 7)
Meningkatkan peluang pasar produk organik baik domestik maupun global. Manfaat
Sistem Pertanian Organik: 1) Tanaman yang dihasilkan bebas dari residu pestisida dan
bahan kimia lainnya yang disebabkan oleh aktifitas pemupukan, 2) Tanaman yang
dihasilkan lebih sehat dan segar, dan 3) Tanaman yang dibudidayakan secara organik
mampu menjaga kelestarian dan keseimbangan alam.
Kendala dalam Sistem Pertanian Organik: 1) Adanya hama transmigran dari kebun
non-organik yang menyebabkan menurunya produksi, 2) Tanah sudah banyak mengandung
residu, 3) Tanah untuk pertanian pertanian organik sebaiknya tanah yang masih asli, 4)
Pasar terbatas karena hasil pertanian organik hanya dikonsumsi oleh kalangan tertentu saja,
5) Kesulitan menggantungkan pasokan dari alam, seperti pupuk, dan 6) Sulitnya
meninggalkan kebiasaan petani yang bergantung pada pupuk kimia dan pestisida. Solusi
dalam Sistem Pertanian Organik: 1) Sosialisasi pada masyarakat mengenai pertanian yang
ramah lingkungan, 2) Menggalakkan konsumsi produk hasil pertanian organik, dan 3)
Dibutuhkan saprotan (sarana produksi pertanian) organik yang terbaik.
Pertanian Organik Modern
Dalam sistem pertanian organik modern diperlukan standar mutu sangat ketat.
Sering satu produk pertanian organik harus dikembalikan ke negara pengekspor termasuk
ke Indonesia karena masih ditemukan kandungan residu pestisida maupun bahan kimia
lainnya. Banyaknya produk-produk yang mengklaim sebagai produk pertanian organik
yang tidak disertifikasi membuat keraguan di pihak konsumen. Sertifikasi produk pertanian
organik dapat dibagi menjadi dua kriteria yaitu:
a) Sertifikasi Lokal untuk pangsa pasar dalam negeri. Kegiatan pertanian ini masih
mentoleransi penggunaan pupuk kimia sintetis dalam jumlah yang minimal atau Low
External Input Sustainable Agriculture (LEISA), namun sudah sangat membatasi
3
penggunaan pestisida sintetis. Pengendalian OPT dengan menggunakan biopestisida,
varietas toleran, maupun agensia hayati. Tim untuk merumuskan sertifikasi nasional
sudah dibentuk oleh Departemen Pertanian dengan melibatkan perguruan tinggi dan
pihak-pihak lain yang terkait.
b) Sertifikasi Internasional untuk pangsa ekspor dan kalangan tertentu di dalam negeri,
seperti misalnya sertifikasi yang dikeluarkan oleh SKAL ataupun IFOAM. Beberapa
persyaratan yang harus dipenuhi antara lain masa konversi lahan, tempat penyimpanan
produk organik, bibit, pupuk dan pestisida serta pengolahan hasilnya harus memenuhi
persyaratan tertentu sebagai produk pertanian organik.
Prinsip Pertanian Organik
1. Prinsip Kesehatan
Peran pertanian organik baik dalam produksi, pengolahan, distribusi dan konsumsi
bertujuan untuk melestarikan dan meningkatkan kesehatan ekosistem, organisme dan
manusia. Secara khusus, pertanian organik dimaksudkan untuk menghasilkan makanan
bermutu tinggi dan bergizi yang mendukung pemeliharaan kesehatan dan kesejahteraan.
Mengingat hal tersebut, maka harus dihindari penggunaan pupuk, pestisida, obat-obatan
dan bahan aditif makanan yang dapat berefek merugikan kesehatan.
2. Prinsip Ekologi
Prinsip ini menyatakan bahwa produksi didasarkan pada proses dan daur ulang
ekologis. Makanan dan kesejahteraan diperoleh melalui ekologi suatu lingkungan produksi
yang khusus; sebagai contoh, tanaman membutuhkan tanah yang subur, hewan
membutuhkan ekosistem peternakan, ikan dan organisme laut membutuhkan lingkungan
perairan. Budidaya pertanian, peternakan dan pemanenan produk liar organik haruslah
sesuai dengan siklus dan keseimbangan ekologi di alam. Pertanian organik dapat mencapai
keseimbangan ekologis melalui pola sistem pertanian, pembangunan habitat, pemeliharaan
keragaman genetika dan pertanian.
3. Prinsip Keadilan
Prinsip ini menekankan bahwa mereka yang terlibat dalam pertanian organik harus
membangun hubungan yang manusiawi untuk memastikan adanya keadilan bagi semua
pihak di segala tingkatan; seperti petani, pekerja, pemroses, penyalur, pedagang dan
4
konsumen. Sumber daya alam dan lingkungan yang digunakan untuk produksi dan
konsumsi harus dikelola dengan cara yang adil secara sosial dan ekologis, dan dipelihara
untuk generasi mendatang. Keadilan memerlukan sistem produksi, distribusi dan
perdagangan yang terbuka, adil, dan mempertimbangkan biaya sosial dan lingkungan yang
sebenarnya.
4. Prinsip Perlindungan
Pencegahan dan tanggung jawab merupakan hal mendasar dalam pengelolaan,
pengembangan dan pemilihan teknologi di pertanian organik. llmu pengetahuan, kebijakan
dan kearifan tradisional diperlukan untuk menjamin pertanian organik menyehatkan, aman
dan ramah lingkungan. Pertanian organik harus mampu mencegah terjadinya resiko
merugikan dengan menerapkan teknologi tepat guna dan menolak teknologi yang tak dapat
diramalkan akibatnya, seperti rekayasa genetika (genetic engineering).
Pengembangan Pertanian Organik
Pengembangan pertanian organik harus mengacu kepada prinsip – prinsip organik
(prinsip kesehatan, prinsip ekologi, prinsip keadilan dan prinsip perlindungan) agar
mendapatkan hasil pangan yang bermutu serta aman dikonsumsi. Berdasarkan
pertimbangan pelaksanaan pembangunan pertanian di Indonesia pada saat ini, ada beberapa
faktor yang perlu diperhatikan dalam mengembangkan pertanian alternatif:
1. Keragaman daur-ulang limbah organik dan pemanfaatannya untuk memperbaiki
sifat fisik, kimia, dan biologi tanah.
2. Memadukan sumber daya organik dan anorganik pada sistem pertanian di lahan
basah dan lahan kering.
3. Mengemangkan sistem pertanian berwawasan konservasi di lahan basah dan lahan
kering.
4. Memanfaatkan bermacam – macam jenis limbah sebagai sumber unsur hara
tanaman.
5. Reklamasi dan rehabilitasi lahan dengan menerapkan konsep pertanian organik.
6. Perubahan dari tanaman semusim menjadi tanaman keras di lahan kering harus
dipadukan dengan pengembangan ternak, pengolahan minimum dan pengolahan
residu pertanaman.
5
7. Mempromosikan pendidikan dan pelatihan bagi penyuluh pertanian untuk
memperbaiki citra dan tujuan pertanian organik.
8. Memanfaatkan kotoran ternak yang berasal dari unggas, babi, ayam, itik, kambing,
dan kelinci sebagai sumber bahan organik.
Kelemahan dalam Sistem Pertanian Organik
Beberapa hal kelemahan dalam mengembangkan pertanian organik, yaitu:
1. Ketersediaan bahan organik terbatas dan takarannya harus banyak
2. Transportasi mahal karena bahan bersifat ruah
3. Menghadapi persaingan dengan kepentingan lain dalam memperoleh sisa
pertanaman dan limbah organik
4. Hasil pertanian organik lebih sedikit jika dibandingkan dengan pertanian non
organik yang menggunakan bahan kimia terutama pada awal menerapkan pertanian
organik.
5. Pengendalian jasad pengganggu secara hayati masih kurang efektif jika
dibandingkan dengan penggunaan pestisida kimia.
6. Terbatasnya informasi tentang pertanian organik.
Kelebihan dalam Sistem Pertanian Organik
1. Meningkatan aktivitas organisme yang menguntungkan bagi tanaman.
Mikroorganisme seperti rizobium dan mikroriza yang hidup di tanah dan perakaran
tanaman sangat membantu tanaman dalam penyediaan dan penyerapan unsur hara.
Organisme lain yang bersifat menekan pertumbuhan hama dan penyakit tanaman,
misalnya cendawan akar (Ganoderma sp, Phytopthora sp) dapat ditekan oleh
Trichoderma sp.
2. Meningkatkan cita rasa dan kandungan gizi. Cita rasa hasil tanaman organik lebih
menarik, misalnya padi organik menghasilkan beras yang pulen, umbi – umbian
terasa lebih empuk dan enak atau buah menjadi manis dan segar. Selain itu
pertanian organik juga meningkatkan nilai gizi. Hasil uji laboraturium terhadap
beras organik mempunyai kandungan protein, dan lemak lebih tinggi daripada beras
nonorganik. Begitu pula nasi yang berasal dari beras organik bisa bertahan (tidak
6
mudah basi) dua kali lebih lama ketimbang nasi dan beras organik. Nasi akan
menjadi basi setelah 12 jam maka nasi dari beras organik bisa bertahan 24 jam.
3. Meningkatkan ketahanan dari serangan organisme pengganggu. Karena dengan
penggunaan pupuk organik yang cukup maka unsur – unsur hara makro dan mikro
terpenuhi semua sehingga tanaman lebih kuat dan sehat untuk menahan serangan
beberapa organisme pengganggu dan lebih tahan dari serangan peryakit.
4. Memperpanjang unsur simpan dan memperbaiki struktur. Buah dan hasil pertanian
tidak cepat rusak atau akibat penyimpanan. Buah cabai misalnya akan nampak lebih
kilap dengan pertanian organik, hal ini bisa dipahami karena tanaman yang dipupuk
organik, secara keseluruhan bagian tanaman akan mendapat suplai unsur hara secara
lengkap sehingga bagian – bagian sel tanama termasuk sel – sel yang menyusun
buah sempurna.
5. Membantu mengurangi erosi. Pertanian organik dengan pemakaian pupuk organik
mejadikan tanah leih gembur dan tidak mudah terkikis aliran air. Struktur tanah
menjadi lebih kompak dengan adanya penambahan bahan organik dan lebih tahan
menyimpan air dibanding dengan tanah yang tidak dipupuk bahan organik. Pada
tanah yang miskin bahan organik, air mudah mengalir dengan membawa tanah.
Pencemaran Agrokimia pada Tanah Pertanian
Tingkat pencemaran dan kerusakan lingkungan di lingkungan pertanian dapat
disebabkan karena penggunaan agrokimia (pupuk dan pestisida) yang tidak proporsional.
Dampak negatif dari penggunaan agrokimia antara lain berupa pencemaran air, tanah, dan
hasil pertanian, gangguan kesehatan petani, menurunnya keanekaragaman hayati, ketidak
berdayaan petani dalam pengadaan bibit, pupuk kimia dan dalam menentukan komoditas
yang akan ditanam. Penggunaan pestisida yang berlebih dalam kurun yang panjang, akan
berdampak pada kehidupan dan keberadaan musuh alami hama dan penyakit, dan juga
berdampak pada kehidupan biota tanah. Hal ini menyebabkan terjadinya ledakan hama
penyakit dan degradasi biota tanah. Penggunaan pupuk kimia yang berkonsentrasi tinggi
dan dengan dosis yang tinggi dalam kurun waktu yang panjang menyebabkan terjadinya
kemerosotan kesuburan tanah karena terjadi ketimpangan hara atau kekurangan hara lain,
dan semakin merosotnya kandungan bahan organik tanah.
7
PUPUK HAYATI
Pupuk hayati atau biofertilizer adalah pupuk yang mengandung mikroorganisme
hidup yang ketika diterapkan pada benih, permukaan tanaman, atau tanah, akan mendiami
rizosfer atau bagian dalam dari tanaman dan mendorong pertumbuhan dengan
meningkatkan pasokan nutrisi utama dari tanaman. Pupuk hayati bukanlah pupuk biasa
yang secara langsung meningkatkan kesuburan tanah dengan menambahkan nutrisi ke
dalam tanah. Pupuk hayati menambahkan nutrisi melalui proses alami, yaitu fiksasi
nitrogen atmosfer, menjadikan fosfor bahan yang terlarut, dan merangsang pertumbuhan
tanaman melalui sintesis zat-zat yang mendukung pertumbuhan tanaman. Mikroorganisme
dalam pupuk hayati mengembalikan siklus unsur hara alami tanah dan membentuk material
organik tanah. Melalui penggunaan pupuk hayati, tanaman yang sehat dapat ditumbuhkan
sambil meningkatkan keberlanjutan dan kesehatan tanah.
Pupuk hayati adalah nama kolektif untuk semua kelompok mikroba tanah-bakteri,
cendawan, mikoriza-sebagai penyedia hara dalam tanah. Cara kerja pupuk ini adalah
dengan menyemprotkan pupuk yang berisi mikroba tadi ke perakaran tanaman (biasanya
dekat pangkal batang), mikroba tadi akan membantu menyediakan unsur yang diperlukan
tanaman dengan melarutkan unsur dalam tanah sehingga dapat diserap tanaman, ada pula
yang berfungsi membantu dekomposisi bahan organik, bahkan ada yang berfungsi sebagai
bio pestisida, karena itulah penggunaan pupuk hayati ini dapat mengurangi penggunaan
pupuk anorganik. Penggunaan pupuk hayati tidak akan meninggalkan residu pada hasil
tanaman sehingga aman bagi kesehatan manusia Selain itu penggunaan pupuk hayati
diharapkan dapat meningkatkan kesehatan tanah, memacu pertumbuhan tanaman dan
meningkatkan produksi tanaman.
Pupuk Hayati Pemasok Nitrogen
Atmosfer mengandung nitrogen dalam jumlah yang banyak (78%) dan beberapa
jenis bakteri baik yang hidup bebas di dlam tanah maupun bersimbiosis dengan tanaman,
mampu menambat N-udara yang selanjutnya diubah menjadi bentuk yang tersedia bagi
tanaman. Pada saat ini yang banyak digunakan untuk pupuk hayati penambat nitrogen
adalah: Rhiobium, Azospirillium, Azotobacter, dan Phosphobacteria.
8
1. Rhizobium
Diantara bakteri yang bermanfaat, rhizobium yang paling
banyak digunakan untuk pupuk hayati. Koloni bakteri rhizobium
bersimbiose dengan akar tanaman legum, membentuk bintil akar
yang berperan dalam penyematan nitrogen.
2. Azospirillium
Azospirillium banyak dijumpai berasosiasi dengan tanaman jenis rerumputan, termasuk
beberapa jenis serealia, jagung, cantel, gandum. Sampai saat ini ada tiga spesies yang telah
diketemukan dan mempunyai kemampuan sama dalam menambat nitrogen ialah, A.
Brasilense, A. Lipoferum, dan A. Amazonesense.
3. Azotobacter
Merupakan bakteri non-simbiosis yang hidup di mintakan perakaran. Dijumpai hampir di
semua jenis tanah tetapi populasinya relatif rendah. Selain kemampuannya dalam
menambat nitrogen, bakteri ini juga menghasilkan sejenis hormon pertumbuhan tanaman
dan menghambat pertumbuhan jenis jamur tertentu.
Pupuk Hayati Meningkatkan Ketersediaan Fosfat
Ada beberapa jenis mikroorganisme yang cukup penting dalam memanfaatkan
fosfat yang ada di dalam tanah.
1. Bakteri pelarut fosfat
Sebagian besar bentuk fosfat disemat oleh koloid tanah sehingga
tidak tersedia bagi tanaman. Pada kebanyakan tanah tropika
diperkirakan hanya 25% fosfat yang diberikan dalam bentuk
superfosfat yang diserap tanaman dan 75% diikat tanah.
2. Mikorisa
Mikorisa merupakan jenis fungi yang menguntungkan
pertumbuhan tanaman terutama yang mengalami kekahatan
foasfat. Mikorisa bersimbiose dengan perakaran tanaman
dan membantu dalam penyerapan fosfat.
9
3. Ektomikoriza
Ektomikoriza berasosiasi dengan tanaman jenis pohon, sperti pinus, oak, eukaliptus, dll.
Inokolasi tanaman dengan ektomikoriza akan memberikan keuntungan, bahkan di beberapa
tempat tanaman akan tumbuh baik apabila terinfeksi mikorisa. Inokulasi akan mendorong
pertumbuhan tanaman apabila infeksi secara alami terjadi pada kerapatan yang rendah.
Keunggulan Mikoriza
Mikoriza adalah suatu bentuk hubungan simbiosis mutualistis (saling menguntung-
kan) antara cendawan/jamur (mykes) dan perakaran (rhiza) tanaman. Mikoriza mempunyai
kemampuan untuk berasosiasi dengan hampir 90% jenis tanaman (pertanian, kehutanan,
perkebunan dan tanaman pakan) dan membantu dalam meningkatkan efisiensi penyerapan
unsur hara (terutama fosfor) pada lahan marginal.
Prinsip kerja dari mikoriza ini adalah menginfeksi sistem perakaran tanaman inang,
memproduksi jalinan hifa secara intensif sehingga tanaman yang mengandung mikoriza
tersebut akan mampu meningkatkan kapasitas dalam penyerapan unsur hara. Secara umum
manfaat yang diberikan dengan penggunaan pupuk hayati mikoriza adalah :
a. Meningkatkan Penyerapan Unsur Hara (Unsur P). Tanaman yang bermikoriza (endo-
mikoriza) dapat menyerap pupuk P lebih tinggi (10-27%) dibandingkan dengan tanaman
yang tidak bermikoriza (0.4-13%). Penelitian terakhir pada beberapa tanaman pertanian
dapat menghemat penggunaan pupuk Nitrogen 50%, pupuk phosfat 27% dan pupuk
Kalium 20%. Pengaruh penggunaan mikoriza pada pertumbuhan tanaman adanya
perbedaan Pertambahan tinggi tanaman dibanding kontrol.
b. Menahan Serangan Patogen Akar. Akar yang bermikoriza lebih tahan terhadap patogen
akar karena lapisan mantel (jaringan hypa) menyelimuti akar dapat melindungi akar. Di
samping itu beberapa mikoriza menghasilkan antibiotik yang dapat menyerang bakteri,
virus, jamur yang bersifat patogen.
c. Memperbaiki Struktur Tanah dan Tidak Mencemari Lingkungan. Mikoriza dapat
meningkatkan struktur tanah dengan menyelimuti butir-butir tanah. Stabilitas agregat
meningkat dengan adanya gel polysakarida yang dihasilkan cendawan pembentuk
mikoriza. Karena bukan merupakan bahan kimia pupuk ini tidak mencemari lingkungan.
10
d. Pemupukan Sekali Seumur Tanaman. Karena mikoriza merupakan mahluk hidup maka
sejak berasosiasi dengan akar tanaman akan terus berkembang dan selama itu pula
berfungsi membantu tanaman dalam peningkatan penyerapan unsur hara yang
diperlukan untuk pertumbuhan tanaman.
Membuat Pupuk Hayati
a. Pupuk Cair
1. Siapkan bahan baku (100 kg kotoran ternak)
2. Siapkan mikroba yang akan digunakan (Azospirillum, Azotobacter, dan
Trichoderma), sebanyak 0,5% untuk masing-masing jenis mikroba.
3. Tambahkan 20% air.
4. Campur semua bahan itu dalam drum dan diaduk hingga tercampur rata. Setelah itu
drum ditutup rapat dan disimpan di tempat teduh selama 21 hari.
5. Suhu dijaga pada 27-30oC supaya mikroba tidak mati kepanasan.
6. Jika suhu melebihi 30oC, turunkan suhu dengan mengaduk dan menambahkan air
secukupnya.
7. Proses pembuatan selesai bila cairan dalam drum tidak berbau, warna hitam kental,
dan suhu stabil 27oC, dicapai setelah 21 hari inkubasi.
8. Saring cairan nutrisi untuk memisahkan cairan dan sisa-sisa kotoran.
9. Pupuk hayati hasil saringan itu siap digunakan. Encerkan 1 L pupuk cair, dalam 10-
20 L air bersih. Hasil pengenceran itulah yang ia gunakan sebagai penyubur dengan
cara dikocorkan ke tanah dekat pangkal batang beragam sayuran itu.
b. Pupuk Padat
1. Siapkan bahan baku dengan memanfaatkan limbah rumah tangga, jerami, serbuk
gergaji, dan kotoran ternak, dengan perbandingan 1:1.
2. Susun semua bahan baku itu seperti kue lapis masing-masing setinggi 30 cm. Di
antara 2 bahan itu disemprotkan cairan mikroba berdosis 0,5% secara merata.
3. Proses pembuatan pupuk hayati padat juga berlangsung selama 3 pekan.
4. Aduk tumpukan setiap 3 hari, untuk menjaga suhu 27-30ºC.
5. Setelah 21 hari semua bahan baku berubah warna menjadi hitam dan remah, berarti
proses pembuatan pupuk hayati berhasil dan siap pakai.
11
c. Pupuk Hayati dari Akar
1. Buat larutan nutrisi dengan cara melarutkan 100 g gula merah, gula pasir, atau
molase ke dalam 1 liter air.
2. Tumbuk 15 g akar beragam tumbuhan dan masukkan ke dalam larutan nutrisi.
3. Tambahkan 5 g tanah subur dan 5 g kompos.
4. Campur semua bahan itu dalam drum atau ember yang memiliki pompa sirkulasi.
5. Peram selama 2 hari, cairan dalam drum sudah bisa digunakan sebagai starter.
6. 10% starter dibiakkan kembali dalam 2,5-5% larutan nutrisi. Tambahkan juga 10%
bahan hijauan yang sudah dihancurkan.
6. Fermentasi selama 5 hari. Selama proses fermentasi sesekali cairan dalam drum
diaduk. Setelah itu pupuk hayati siap digunakan.
7. Encerkan larutan itu, 1 liter pupuk dengan 10-50 liter air. Hasil pengenceran itulah
yang digunakan sebagai penyubur
Cara Mengetahui Mutu Pupuk Hayati
1. Bila botol pupuk hayati menggembung indikasi mutu buruk. Itu karena
karbondioksida (CO2) hasil respirasi mikroba. Sebab, mikroba di dalam pupuk
hayati tetap hidup. Di sisi lain jumlah oksigen di dalam botol terbatas. Ketika
karbondioksida mendominasi, mikroba terpaksa memakannya sebagai pengganti
oksigen. Akibatnya sifat dan faedah mikroba bagi tanaman berubah.
2. Oleslan cairan atau granular pupuk hayati ke permukaan umbi kentang terbelah.
Dua hari berselang, muncul hifa alias benang halus berwarna hijau di umbi kentang.
Hifa organ cendawan seperti Trichoderma sp lain yang berperan seperti akar untuk
perlekatan sekaligus berkembang biak.
3. Bakteri biasanya meninggalkan jejak berupa lendir bening di atas permukaan umbi
kentang. Lendir itu merupakan 'eksudat' bakteri. Sedangkan pupuk hayati yang
mengandung mikoriza akan menghasilkan hifa alias benang halus berwarna putih.
Mikroba dan Pertumbuhan Tanaman
Beberapa kelompok mikroba mampu menghasilkan senyawa yang dapat
mempercepat pertumbuhan tanaman. Sebagai contoh, bakteri Rhizobium yang terseleksi
mampu menstimulasi pertumbuhan, baik pada tanaman leguminoceace (tanaman kacang-
12
kacangan) maupun yang bukan Legumonoceace pada skala lapangan. Bakteri tersebut
mampu memproduksi fitohormon yaitu sitokonin dan auksin.
Azospirillum brasilense dapat memperbaiki produktivitas tanaman melalui
penyediaan N2 atau melalui stimulasi hormon. Azospirillum mampu meningkatkan hasil
panen tanaman pada berbagai jenis tanah dan iklim dan menurunkan kebutuhan pupuk
nitrogen sampai 35%. Azospirillum dapat meningkatkan jumlah serabut akar padi, tinggi
tanaman, dan menambah konsentrasi fitohormon asam indol asetat (AIA) dan asam indol
butirat (AIB) bebas di daerah perakaran.
Azotobacter mampu penambatan nitrogen yang unggul (>400 mg/g b.k sel). Selain
itu isolat Azotobacter juga mampu menghasilkan zat pengatur tumbuh, seperti Indol Asam
Asetat (IAA). IAA merangsang perkembangan akar dan memperbanyak bulu-bulu akar
tanaman padi.
Mikroba dan Biokontrol
Beberapa bakteri pelarut fospat juga berperan sebagai biokontrol yang dapat
meningkatkan kesehatan akar dan pertumbuhan tanaman melalui proteksinya terhadap
penyakit. Strain tertentu dari Pseudomonas sp. dapat mencegah tanaman dari patogen fungi
yang berasal dari tanah dan potensial sebagai agen biokontrol untuk digunakan secara
komersial di rumah kaca maupun di lapangan. Pupuk hayati sangat berarti bagi petani
karena ibarat bisa menjadi pabrik NPK, zat perangsang tumbuh organik dan bio pestisida.
Banyak penelitian merekomendasikan bahwa untuk tujuan efisiensi, efektivitas, ekonomis
dan ramah lingkungan supaya memakai pupuk hayati.
Tingkatkan Mutu Pupuk Hayati
Kelangkaan pupuk anorganik sering terdengar dalam beberapa tahun terakhir ini.
Hal ini mengindikasikan bahwa petani masih sangat bergantung pada pupuk anorganik dan
belum banyak yang memahami pentingnya alternatif untuk memanfaatkan pupuk hayati
dalam upaya meningkatkan produktivitas tanah dan tanaman. Pupuk hayati berfungsi
sebagai penyedia hara dalam tanah, sehingga dapat tersedia bagi tanaman.
Pupuk pertama yang dikomersialkan adalah simbiotik Rhizobium pembentuk bintil
akar pada tanaman legum yang mampu menambat N dari udara. Namun beragamnya jenis
Pupuk hayati yang beredar tidak semua memiliki mutu yang sesuai dengan promosi yang
13
dijanjikan, oleh sebab itu terbit Peraturan Menteri Pertanian No. 70/Permentan/SR.140/10/
2011 tentang Pupuk Organik, Pupuk Hayati dan Pembenah Tanah, agar pupuk hayati yang
diproduksi memberikan hasil yang sepadan.
DAFTAR PUSTAKA
Musnamar, E.I. 2005. Pupuk Organik. Penebar Swadaya. Jakarta.
PPI. 2007. Pertanian Organik. http://io.ppi-jepang.org/article.php?id=101p.orgnk4. (On
line). Diakses tanggal 5 Februari 2013.
Rahayu, I. 2003. Keunggulan EM-Bio. http://www.M-bio4t.com/sangat%20membantu. (On
line). Diakses tanggal 5 Februari 2013.
Susanto, R. 2002. Penerapan Pertanian Organik, Pemasyarakatan & Pengembangannya.
Kanisius. Yogyakarta.
Winarso, S. 2005. Kesuburan Tanah Dasar, Kesehatan dan Kualitas Tanah. Gava Media.
Yogyakarta.
14
Biodata
Nama : Dr. Ir. Tamad, M.Si.
NIP : 19651027 199003 1 002
Pangkat/Gol. : Lektor Kepala/IVb
Institusi : Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian
Universitas Jenderal Soedirman
Judul Penyuluhan : MANFAAT PUPUK HAYATI UNTUK PERTANIAN
ORGANIK

More Related Content

What's hot

Pertanian Organik
Pertanian OrganikPertanian Organik
Pertanian Organikdita wahyu
 
Bahan Kuliah Pertanian Terpadu Bab 3 Prinsip Dasar Pertanian Terpadu
Bahan Kuliah Pertanian Terpadu Bab 3 Prinsip Dasar Pertanian TerpaduBahan Kuliah Pertanian Terpadu Bab 3 Prinsip Dasar Pertanian Terpadu
Bahan Kuliah Pertanian Terpadu Bab 3 Prinsip Dasar Pertanian TerpaduPurwandaru Widyasunu
 
Pembuatan PPT KTI
Pembuatan PPT KTIPembuatan PPT KTI
Pembuatan PPT KTI172122
 
pertanian organik_ Novia Anjani
pertanian organik_ Novia Anjanipertanian organik_ Novia Anjani
pertanian organik_ Novia AnjaniNovia Anjani
 
Pertanian Organik dan Manfaatnya
Pertanian Organik dan ManfaatnyaPertanian Organik dan Manfaatnya
Pertanian Organik dan ManfaatnyaJean Tambunan
 
Ss. penglolaan agroekosistem2
Ss. penglolaan agroekosistem2Ss. penglolaan agroekosistem2
Ss. penglolaan agroekosistem2maemunahmuchtar
 
Pertanian berkelanjutan
Pertanian berkelanjutanPertanian berkelanjutan
Pertanian berkelanjutanEkal Kurniawan
 
Pertanian Organik Mendukung Pertanian Berkelanjutan
Pertanian Organik Mendukung Pertanian BerkelanjutanPertanian Organik Mendukung Pertanian Berkelanjutan
Pertanian Organik Mendukung Pertanian Berkelanjutanroni09071995
 
Power point tugas it
Power point tugas itPower point tugas it
Power point tugas itnim5009130128
 
Makalah pertanian (2)
Makalah pertanian (2)Makalah pertanian (2)
Makalah pertanian (2)BaihakiPLS
 
Pertanian berkelanjutan (sustainable agriculture)
Pertanian berkelanjutan (sustainable agriculture)Pertanian berkelanjutan (sustainable agriculture)
Pertanian berkelanjutan (sustainable agriculture)Novia Tri Handayani S
 
Rancangan makalah pip
Rancangan makalah pipRancangan makalah pip
Rancangan makalah pipdita wahyu
 

What's hot (20)

Pertanian Organik
Pertanian OrganikPertanian Organik
Pertanian Organik
 
Bahan Kuliah Pertanian Terpadu Bab 3 Prinsip Dasar Pertanian Terpadu
Bahan Kuliah Pertanian Terpadu Bab 3 Prinsip Dasar Pertanian TerpaduBahan Kuliah Pertanian Terpadu Bab 3 Prinsip Dasar Pertanian Terpadu
Bahan Kuliah Pertanian Terpadu Bab 3 Prinsip Dasar Pertanian Terpadu
 
Pembuatan PPT KTI
Pembuatan PPT KTIPembuatan PPT KTI
Pembuatan PPT KTI
 
Pertanian berkelanjutan
Pertanian berkelanjutanPertanian berkelanjutan
Pertanian berkelanjutan
 
pertanian organik_ Novia Anjani
pertanian organik_ Novia Anjanipertanian organik_ Novia Anjani
pertanian organik_ Novia Anjani
 
Pertanian Organik dan Manfaatnya
Pertanian Organik dan ManfaatnyaPertanian Organik dan Manfaatnya
Pertanian Organik dan Manfaatnya
 
Pertanian organik
Pertanian organikPertanian organik
Pertanian organik
 
Ss. penglolaan agroekosistem2
Ss. penglolaan agroekosistem2Ss. penglolaan agroekosistem2
Ss. penglolaan agroekosistem2
 
Pertanian berkelanjutan
Pertanian berkelanjutanPertanian berkelanjutan
Pertanian berkelanjutan
 
Pertanian Organik Mendukung Pertanian Berkelanjutan
Pertanian Organik Mendukung Pertanian BerkelanjutanPertanian Organik Mendukung Pertanian Berkelanjutan
Pertanian Organik Mendukung Pertanian Berkelanjutan
 
Budidaya Padi Organik
Budidaya Padi OrganikBudidaya Padi Organik
Budidaya Padi Organik
 
Power point tugas it
Power point tugas itPower point tugas it
Power point tugas it
 
Liesa
LiesaLiesa
Liesa
 
Makalah pertanian (2)
Makalah pertanian (2)Makalah pertanian (2)
Makalah pertanian (2)
 
Pertanian organik
Pertanian organikPertanian organik
Pertanian organik
 
Pertanian berkelanjutan (sustainable agriculture)
Pertanian berkelanjutan (sustainable agriculture)Pertanian berkelanjutan (sustainable agriculture)
Pertanian berkelanjutan (sustainable agriculture)
 
Pengantar ilmu pertanian kel
Pengantar ilmu pertanian kelPengantar ilmu pertanian kel
Pengantar ilmu pertanian kel
 
Rancangan makalah pip
Rancangan makalah pipRancangan makalah pip
Rancangan makalah pip
 
Pertanian berkelanjutan
Pertanian berkelanjutanPertanian berkelanjutan
Pertanian berkelanjutan
 
pkm
pkm pkm
pkm
 

Similar to Puhay penyul

IV. KOMPONEN PERTANIAN ORGANIK NEW.pptx
IV. KOMPONEN PERTANIAN ORGANIK NEW.pptxIV. KOMPONEN PERTANIAN ORGANIK NEW.pptx
IV. KOMPONEN PERTANIAN ORGANIK NEW.pptxOktiHerliana2
 
Pertanian organik
Pertanian organikPertanian organik
Pertanian organiktani57
 
Minyak Organik
Minyak OrganikMinyak Organik
Minyak Organikalicnono
 
PERTANIAN ORGANIK (33. siti syifa fauziah) Penyuluh Pertanian Berkelanjutan 3D
PERTANIAN ORGANIK (33. siti syifa fauziah) Penyuluh Pertanian Berkelanjutan 3DPERTANIAN ORGANIK (33. siti syifa fauziah) Penyuluh Pertanian Berkelanjutan 3D
PERTANIAN ORGANIK (33. siti syifa fauziah) Penyuluh Pertanian Berkelanjutan 3Dtani57
 
Pertanian berkelanjutan
Pertanian berkelanjutanPertanian berkelanjutan
Pertanian berkelanjutancietera
 
37. yunitha ahda lestari
37. yunitha ahda lestari37. yunitha ahda lestari
37. yunitha ahda lestaritani57
 
PERLADANGAN ORGANIK
PERLADANGAN ORGANIK PERLADANGAN ORGANIK
PERLADANGAN ORGANIK Ayda.N Mazlan
 
01.pendahuluan agroecology
01.pendahuluan agroecology01.pendahuluan agroecology
01.pendahuluan agroecologyFildzah Ghaisani
 
PENGEMBANGAN SISTEM PERTANIAN TERPADU.pptx
PENGEMBANGAN SISTEM PERTANIAN TERPADU.pptxPENGEMBANGAN SISTEM PERTANIAN TERPADU.pptx
PENGEMBANGAN SISTEM PERTANIAN TERPADU.pptxboyrizajuanda
 
Slide eco farming 2021
Slide eco farming 2021Slide eco farming 2021
Slide eco farming 2021Indra Wijaya
 
SLIDE ECO FARMING REF 13 OKT 20.pptx
SLIDE ECO FARMING REF 13 OKT 20.pptxSLIDE ECO FARMING REF 13 OKT 20.pptx
SLIDE ECO FARMING REF 13 OKT 20.pptxInfluencerMuda
 
Sifat Kimia Entisol Pada Sistem Pertanian Organik
Sifat  Kimia  Entisol Pada Sistem  Pertanian OrganikSifat  Kimia  Entisol Pada Sistem  Pertanian Organik
Sifat Kimia Entisol Pada Sistem Pertanian OrganikMateri Kuliah Online
 
Pentingnya Pupuk Organik
Pentingnya Pupuk OrganikPentingnya Pupuk Organik
Pentingnya Pupuk OrganikBBPP_Batu
 
Tgs mklh pbl residu pestisida
Tgs mklh pbl residu pestisidaTgs mklh pbl residu pestisida
Tgs mklh pbl residu pestisidarizky hadi
 
5. peluang dan kendala sektor hortikultura
5. peluang dan kendala sektor hortikultura5. peluang dan kendala sektor hortikultura
5. peluang dan kendala sektor hortikulturaUniversity of Brawijaya
 
PROGRAM IMPLEMENTASI DESA ORGANIK (1).pdf
PROGRAM IMPLEMENTASI DESA ORGANIK (1).pdfPROGRAM IMPLEMENTASI DESA ORGANIK (1).pdf
PROGRAM IMPLEMENTASI DESA ORGANIK (1).pdfDIAMAgency
 

Similar to Puhay penyul (20)

BITRANET edisi 48.pdf
BITRANET edisi 48.pdfBITRANET edisi 48.pdf
BITRANET edisi 48.pdf
 
BITRANET edisi 48
BITRANET edisi 48BITRANET edisi 48
BITRANET edisi 48
 
IV. KOMPONEN PERTANIAN ORGANIK NEW.pptx
IV. KOMPONEN PERTANIAN ORGANIK NEW.pptxIV. KOMPONEN PERTANIAN ORGANIK NEW.pptx
IV. KOMPONEN PERTANIAN ORGANIK NEW.pptx
 
Pertanian organik
Pertanian organikPertanian organik
Pertanian organik
 
Minyak Organik
Minyak OrganikMinyak Organik
Minyak Organik
 
PERTANIAN ORGANIK (33. siti syifa fauziah) Penyuluh Pertanian Berkelanjutan 3D
PERTANIAN ORGANIK (33. siti syifa fauziah) Penyuluh Pertanian Berkelanjutan 3DPERTANIAN ORGANIK (33. siti syifa fauziah) Penyuluh Pertanian Berkelanjutan 3D
PERTANIAN ORGANIK (33. siti syifa fauziah) Penyuluh Pertanian Berkelanjutan 3D
 
Pertanian berkelanjutan
Pertanian berkelanjutanPertanian berkelanjutan
Pertanian berkelanjutan
 
37. yunitha ahda lestari
37. yunitha ahda lestari37. yunitha ahda lestari
37. yunitha ahda lestari
 
PERLADANGAN ORGANIK
PERLADANGAN ORGANIK PERLADANGAN ORGANIK
PERLADANGAN ORGANIK
 
01.pendahuluan agroecology
01.pendahuluan agroecology01.pendahuluan agroecology
01.pendahuluan agroecology
 
PENGEMBANGAN SISTEM PERTANIAN TERPADU.pptx
PENGEMBANGAN SISTEM PERTANIAN TERPADU.pptxPENGEMBANGAN SISTEM PERTANIAN TERPADU.pptx
PENGEMBANGAN SISTEM PERTANIAN TERPADU.pptx
 
Slide eco farming 2021
Slide eco farming 2021Slide eco farming 2021
Slide eco farming 2021
 
BAB I (1).pdf
BAB I (1).pdfBAB I (1).pdf
BAB I (1).pdf
 
SLIDE ECO FARMING REF 13 OKT 20.pptx
SLIDE ECO FARMING REF 13 OKT 20.pptxSLIDE ECO FARMING REF 13 OKT 20.pptx
SLIDE ECO FARMING REF 13 OKT 20.pptx
 
Sifat Kimia Entisol Pada Sistem Pertanian Organik
Sifat  Kimia  Entisol Pada Sistem  Pertanian OrganikSifat  Kimia  Entisol Pada Sistem  Pertanian Organik
Sifat Kimia Entisol Pada Sistem Pertanian Organik
 
Pentingnya Pupuk Organik
Pentingnya Pupuk OrganikPentingnya Pupuk Organik
Pentingnya Pupuk Organik
 
Tgs mklh pbl residu pestisida
Tgs mklh pbl residu pestisidaTgs mklh pbl residu pestisida
Tgs mklh pbl residu pestisida
 
5. peluang dan kendala sektor hortikultura
5. peluang dan kendala sektor hortikultura5. peluang dan kendala sektor hortikultura
5. peluang dan kendala sektor hortikultura
 
Penentu agroekosistem
Penentu agroekosistemPenentu agroekosistem
Penentu agroekosistem
 
PROGRAM IMPLEMENTASI DESA ORGANIK (1).pdf
PROGRAM IMPLEMENTASI DESA ORGANIK (1).pdfPROGRAM IMPLEMENTASI DESA ORGANIK (1).pdf
PROGRAM IMPLEMENTASI DESA ORGANIK (1).pdf
 

Puhay penyul

  • 1. 1 MANFAAT PUPUK HAYATI UNTUK PERTANIAN ORGANIK# Oleh: Tamad Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Jenderal Soedirman Jl. dr. Soeparno Karangwangkal Purwokerto 53123 Telp./Fax. (0281) 638791 PERTANIAN ORGANIK Setiap tanaman memerlukan minimum 16 unsur hara untuk pertumbuhannya, tiga unsur (C,O,H) diperoleh dari udara dan air, dan 13 unsur lainnya diperoleh dari tanah (N, P, K, Ca, Mg, S, Cl, Fe, Mn, Cu, Zn, B, Mo). Enam unsur hara dibutuhkan tanaman dalam jumlah besar (unsur hara makro) yaitu N, P, K, S, Ca, dan Mg. Unsur hara utama yang dibutuhkan tanaman tetapi ketersediaanya sering tidak mencukupi di dalam tanah ialah N, P, dan K. Oleh karena itu ketiga unsur ini ditambahkan dalam bentuk pupuk. Aplikasi pupuk kimia yang berlebih dan terus menerus dapat berdampak negatif terhadap kondisi tanah dan lingkungan. Oleh karena itu, untuk mengurangi dampak negatif tersebut, maka pupuk organik yang mengandung mikroba (pupuk hayati) dapat dijadikan sebagai alternatif pelengkap pupuk kimia. Penggunaan pupuk hayati mendukung sistem pertanian organik. Pertanian organik adalah sistem manajemen produksi terpadu yang mengurangi secara bertahap penggunaan pupuk buatan, pestisida dan hasil rekayasa genetik, menekan pencemaran udara, tanah, dan air. Sebaliknya, pertanian organik meningkatkan kesehatan lahan dan hasil. Ciri - Ciri Pertanian Organik adalah: 1) Menekankan aspek lingkungan, sosial dan ekonomi berkesinambungan, 2) Aspek alamiah dan kondisi lingkungan sekitar merupakan sumber penunjang produksi yang utama, 3) Mengurangi penggunaan bahan penunjang dari luar, 4) Rotasi tanaman, 5) Sistem budidaya secara tumpang sari atau polikultur, 6) Pengendalian OPT secara biologis, 7) Varietas tanaman yang resisten, 8) Tidak menggunakan zat kimia, 9) Mencegah erosi dan Pengelolaan air, dan 10) Daur ulang unsur hara dari dalam tanah. # Makalah disuluhkan di Desa Talunamba, Kecamatan Madukara, Kabupaten Banjarnegara; Kamis 14 Februari 2013.
  • 2. 2 Tujuan Sistem Pertanian Organik: 1) Menghasilkan produk pertanian yang berkualitas tinggi, 2) Membudidayakan tanaman secara alami, 3) Mendorong dan meningkatkan siklus hidup biologi dalam ekosistem pertanian, 4) Memelihara dan meningkatkan kesuburan tanah dalam jangka panjang, 5) Menghindarkan seluruh bentuk cemaran akibat dari penerapan teknik pertanian, 6) Meningkatkan usaha konservasi tanah dan air serta mengurangi masalah erosi akibat pengolahan tanah yang intensif, dan 7) Meningkatkan peluang pasar produk organik baik domestik maupun global. Manfaat Sistem Pertanian Organik: 1) Tanaman yang dihasilkan bebas dari residu pestisida dan bahan kimia lainnya yang disebabkan oleh aktifitas pemupukan, 2) Tanaman yang dihasilkan lebih sehat dan segar, dan 3) Tanaman yang dibudidayakan secara organik mampu menjaga kelestarian dan keseimbangan alam. Kendala dalam Sistem Pertanian Organik: 1) Adanya hama transmigran dari kebun non-organik yang menyebabkan menurunya produksi, 2) Tanah sudah banyak mengandung residu, 3) Tanah untuk pertanian pertanian organik sebaiknya tanah yang masih asli, 4) Pasar terbatas karena hasil pertanian organik hanya dikonsumsi oleh kalangan tertentu saja, 5) Kesulitan menggantungkan pasokan dari alam, seperti pupuk, dan 6) Sulitnya meninggalkan kebiasaan petani yang bergantung pada pupuk kimia dan pestisida. Solusi dalam Sistem Pertanian Organik: 1) Sosialisasi pada masyarakat mengenai pertanian yang ramah lingkungan, 2) Menggalakkan konsumsi produk hasil pertanian organik, dan 3) Dibutuhkan saprotan (sarana produksi pertanian) organik yang terbaik. Pertanian Organik Modern Dalam sistem pertanian organik modern diperlukan standar mutu sangat ketat. Sering satu produk pertanian organik harus dikembalikan ke negara pengekspor termasuk ke Indonesia karena masih ditemukan kandungan residu pestisida maupun bahan kimia lainnya. Banyaknya produk-produk yang mengklaim sebagai produk pertanian organik yang tidak disertifikasi membuat keraguan di pihak konsumen. Sertifikasi produk pertanian organik dapat dibagi menjadi dua kriteria yaitu: a) Sertifikasi Lokal untuk pangsa pasar dalam negeri. Kegiatan pertanian ini masih mentoleransi penggunaan pupuk kimia sintetis dalam jumlah yang minimal atau Low External Input Sustainable Agriculture (LEISA), namun sudah sangat membatasi
  • 3. 3 penggunaan pestisida sintetis. Pengendalian OPT dengan menggunakan biopestisida, varietas toleran, maupun agensia hayati. Tim untuk merumuskan sertifikasi nasional sudah dibentuk oleh Departemen Pertanian dengan melibatkan perguruan tinggi dan pihak-pihak lain yang terkait. b) Sertifikasi Internasional untuk pangsa ekspor dan kalangan tertentu di dalam negeri, seperti misalnya sertifikasi yang dikeluarkan oleh SKAL ataupun IFOAM. Beberapa persyaratan yang harus dipenuhi antara lain masa konversi lahan, tempat penyimpanan produk organik, bibit, pupuk dan pestisida serta pengolahan hasilnya harus memenuhi persyaratan tertentu sebagai produk pertanian organik. Prinsip Pertanian Organik 1. Prinsip Kesehatan Peran pertanian organik baik dalam produksi, pengolahan, distribusi dan konsumsi bertujuan untuk melestarikan dan meningkatkan kesehatan ekosistem, organisme dan manusia. Secara khusus, pertanian organik dimaksudkan untuk menghasilkan makanan bermutu tinggi dan bergizi yang mendukung pemeliharaan kesehatan dan kesejahteraan. Mengingat hal tersebut, maka harus dihindari penggunaan pupuk, pestisida, obat-obatan dan bahan aditif makanan yang dapat berefek merugikan kesehatan. 2. Prinsip Ekologi Prinsip ini menyatakan bahwa produksi didasarkan pada proses dan daur ulang ekologis. Makanan dan kesejahteraan diperoleh melalui ekologi suatu lingkungan produksi yang khusus; sebagai contoh, tanaman membutuhkan tanah yang subur, hewan membutuhkan ekosistem peternakan, ikan dan organisme laut membutuhkan lingkungan perairan. Budidaya pertanian, peternakan dan pemanenan produk liar organik haruslah sesuai dengan siklus dan keseimbangan ekologi di alam. Pertanian organik dapat mencapai keseimbangan ekologis melalui pola sistem pertanian, pembangunan habitat, pemeliharaan keragaman genetika dan pertanian. 3. Prinsip Keadilan Prinsip ini menekankan bahwa mereka yang terlibat dalam pertanian organik harus membangun hubungan yang manusiawi untuk memastikan adanya keadilan bagi semua pihak di segala tingkatan; seperti petani, pekerja, pemroses, penyalur, pedagang dan
  • 4. 4 konsumen. Sumber daya alam dan lingkungan yang digunakan untuk produksi dan konsumsi harus dikelola dengan cara yang adil secara sosial dan ekologis, dan dipelihara untuk generasi mendatang. Keadilan memerlukan sistem produksi, distribusi dan perdagangan yang terbuka, adil, dan mempertimbangkan biaya sosial dan lingkungan yang sebenarnya. 4. Prinsip Perlindungan Pencegahan dan tanggung jawab merupakan hal mendasar dalam pengelolaan, pengembangan dan pemilihan teknologi di pertanian organik. llmu pengetahuan, kebijakan dan kearifan tradisional diperlukan untuk menjamin pertanian organik menyehatkan, aman dan ramah lingkungan. Pertanian organik harus mampu mencegah terjadinya resiko merugikan dengan menerapkan teknologi tepat guna dan menolak teknologi yang tak dapat diramalkan akibatnya, seperti rekayasa genetika (genetic engineering). Pengembangan Pertanian Organik Pengembangan pertanian organik harus mengacu kepada prinsip – prinsip organik (prinsip kesehatan, prinsip ekologi, prinsip keadilan dan prinsip perlindungan) agar mendapatkan hasil pangan yang bermutu serta aman dikonsumsi. Berdasarkan pertimbangan pelaksanaan pembangunan pertanian di Indonesia pada saat ini, ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam mengembangkan pertanian alternatif: 1. Keragaman daur-ulang limbah organik dan pemanfaatannya untuk memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologi tanah. 2. Memadukan sumber daya organik dan anorganik pada sistem pertanian di lahan basah dan lahan kering. 3. Mengemangkan sistem pertanian berwawasan konservasi di lahan basah dan lahan kering. 4. Memanfaatkan bermacam – macam jenis limbah sebagai sumber unsur hara tanaman. 5. Reklamasi dan rehabilitasi lahan dengan menerapkan konsep pertanian organik. 6. Perubahan dari tanaman semusim menjadi tanaman keras di lahan kering harus dipadukan dengan pengembangan ternak, pengolahan minimum dan pengolahan residu pertanaman.
  • 5. 5 7. Mempromosikan pendidikan dan pelatihan bagi penyuluh pertanian untuk memperbaiki citra dan tujuan pertanian organik. 8. Memanfaatkan kotoran ternak yang berasal dari unggas, babi, ayam, itik, kambing, dan kelinci sebagai sumber bahan organik. Kelemahan dalam Sistem Pertanian Organik Beberapa hal kelemahan dalam mengembangkan pertanian organik, yaitu: 1. Ketersediaan bahan organik terbatas dan takarannya harus banyak 2. Transportasi mahal karena bahan bersifat ruah 3. Menghadapi persaingan dengan kepentingan lain dalam memperoleh sisa pertanaman dan limbah organik 4. Hasil pertanian organik lebih sedikit jika dibandingkan dengan pertanian non organik yang menggunakan bahan kimia terutama pada awal menerapkan pertanian organik. 5. Pengendalian jasad pengganggu secara hayati masih kurang efektif jika dibandingkan dengan penggunaan pestisida kimia. 6. Terbatasnya informasi tentang pertanian organik. Kelebihan dalam Sistem Pertanian Organik 1. Meningkatan aktivitas organisme yang menguntungkan bagi tanaman. Mikroorganisme seperti rizobium dan mikroriza yang hidup di tanah dan perakaran tanaman sangat membantu tanaman dalam penyediaan dan penyerapan unsur hara. Organisme lain yang bersifat menekan pertumbuhan hama dan penyakit tanaman, misalnya cendawan akar (Ganoderma sp, Phytopthora sp) dapat ditekan oleh Trichoderma sp. 2. Meningkatkan cita rasa dan kandungan gizi. Cita rasa hasil tanaman organik lebih menarik, misalnya padi organik menghasilkan beras yang pulen, umbi – umbian terasa lebih empuk dan enak atau buah menjadi manis dan segar. Selain itu pertanian organik juga meningkatkan nilai gizi. Hasil uji laboraturium terhadap beras organik mempunyai kandungan protein, dan lemak lebih tinggi daripada beras nonorganik. Begitu pula nasi yang berasal dari beras organik bisa bertahan (tidak
  • 6. 6 mudah basi) dua kali lebih lama ketimbang nasi dan beras organik. Nasi akan menjadi basi setelah 12 jam maka nasi dari beras organik bisa bertahan 24 jam. 3. Meningkatkan ketahanan dari serangan organisme pengganggu. Karena dengan penggunaan pupuk organik yang cukup maka unsur – unsur hara makro dan mikro terpenuhi semua sehingga tanaman lebih kuat dan sehat untuk menahan serangan beberapa organisme pengganggu dan lebih tahan dari serangan peryakit. 4. Memperpanjang unsur simpan dan memperbaiki struktur. Buah dan hasil pertanian tidak cepat rusak atau akibat penyimpanan. Buah cabai misalnya akan nampak lebih kilap dengan pertanian organik, hal ini bisa dipahami karena tanaman yang dipupuk organik, secara keseluruhan bagian tanaman akan mendapat suplai unsur hara secara lengkap sehingga bagian – bagian sel tanama termasuk sel – sel yang menyusun buah sempurna. 5. Membantu mengurangi erosi. Pertanian organik dengan pemakaian pupuk organik mejadikan tanah leih gembur dan tidak mudah terkikis aliran air. Struktur tanah menjadi lebih kompak dengan adanya penambahan bahan organik dan lebih tahan menyimpan air dibanding dengan tanah yang tidak dipupuk bahan organik. Pada tanah yang miskin bahan organik, air mudah mengalir dengan membawa tanah. Pencemaran Agrokimia pada Tanah Pertanian Tingkat pencemaran dan kerusakan lingkungan di lingkungan pertanian dapat disebabkan karena penggunaan agrokimia (pupuk dan pestisida) yang tidak proporsional. Dampak negatif dari penggunaan agrokimia antara lain berupa pencemaran air, tanah, dan hasil pertanian, gangguan kesehatan petani, menurunnya keanekaragaman hayati, ketidak berdayaan petani dalam pengadaan bibit, pupuk kimia dan dalam menentukan komoditas yang akan ditanam. Penggunaan pestisida yang berlebih dalam kurun yang panjang, akan berdampak pada kehidupan dan keberadaan musuh alami hama dan penyakit, dan juga berdampak pada kehidupan biota tanah. Hal ini menyebabkan terjadinya ledakan hama penyakit dan degradasi biota tanah. Penggunaan pupuk kimia yang berkonsentrasi tinggi dan dengan dosis yang tinggi dalam kurun waktu yang panjang menyebabkan terjadinya kemerosotan kesuburan tanah karena terjadi ketimpangan hara atau kekurangan hara lain, dan semakin merosotnya kandungan bahan organik tanah.
  • 7. 7 PUPUK HAYATI Pupuk hayati atau biofertilizer adalah pupuk yang mengandung mikroorganisme hidup yang ketika diterapkan pada benih, permukaan tanaman, atau tanah, akan mendiami rizosfer atau bagian dalam dari tanaman dan mendorong pertumbuhan dengan meningkatkan pasokan nutrisi utama dari tanaman. Pupuk hayati bukanlah pupuk biasa yang secara langsung meningkatkan kesuburan tanah dengan menambahkan nutrisi ke dalam tanah. Pupuk hayati menambahkan nutrisi melalui proses alami, yaitu fiksasi nitrogen atmosfer, menjadikan fosfor bahan yang terlarut, dan merangsang pertumbuhan tanaman melalui sintesis zat-zat yang mendukung pertumbuhan tanaman. Mikroorganisme dalam pupuk hayati mengembalikan siklus unsur hara alami tanah dan membentuk material organik tanah. Melalui penggunaan pupuk hayati, tanaman yang sehat dapat ditumbuhkan sambil meningkatkan keberlanjutan dan kesehatan tanah. Pupuk hayati adalah nama kolektif untuk semua kelompok mikroba tanah-bakteri, cendawan, mikoriza-sebagai penyedia hara dalam tanah. Cara kerja pupuk ini adalah dengan menyemprotkan pupuk yang berisi mikroba tadi ke perakaran tanaman (biasanya dekat pangkal batang), mikroba tadi akan membantu menyediakan unsur yang diperlukan tanaman dengan melarutkan unsur dalam tanah sehingga dapat diserap tanaman, ada pula yang berfungsi membantu dekomposisi bahan organik, bahkan ada yang berfungsi sebagai bio pestisida, karena itulah penggunaan pupuk hayati ini dapat mengurangi penggunaan pupuk anorganik. Penggunaan pupuk hayati tidak akan meninggalkan residu pada hasil tanaman sehingga aman bagi kesehatan manusia Selain itu penggunaan pupuk hayati diharapkan dapat meningkatkan kesehatan tanah, memacu pertumbuhan tanaman dan meningkatkan produksi tanaman. Pupuk Hayati Pemasok Nitrogen Atmosfer mengandung nitrogen dalam jumlah yang banyak (78%) dan beberapa jenis bakteri baik yang hidup bebas di dlam tanah maupun bersimbiosis dengan tanaman, mampu menambat N-udara yang selanjutnya diubah menjadi bentuk yang tersedia bagi tanaman. Pada saat ini yang banyak digunakan untuk pupuk hayati penambat nitrogen adalah: Rhiobium, Azospirillium, Azotobacter, dan Phosphobacteria.
  • 8. 8 1. Rhizobium Diantara bakteri yang bermanfaat, rhizobium yang paling banyak digunakan untuk pupuk hayati. Koloni bakteri rhizobium bersimbiose dengan akar tanaman legum, membentuk bintil akar yang berperan dalam penyematan nitrogen. 2. Azospirillium Azospirillium banyak dijumpai berasosiasi dengan tanaman jenis rerumputan, termasuk beberapa jenis serealia, jagung, cantel, gandum. Sampai saat ini ada tiga spesies yang telah diketemukan dan mempunyai kemampuan sama dalam menambat nitrogen ialah, A. Brasilense, A. Lipoferum, dan A. Amazonesense. 3. Azotobacter Merupakan bakteri non-simbiosis yang hidup di mintakan perakaran. Dijumpai hampir di semua jenis tanah tetapi populasinya relatif rendah. Selain kemampuannya dalam menambat nitrogen, bakteri ini juga menghasilkan sejenis hormon pertumbuhan tanaman dan menghambat pertumbuhan jenis jamur tertentu. Pupuk Hayati Meningkatkan Ketersediaan Fosfat Ada beberapa jenis mikroorganisme yang cukup penting dalam memanfaatkan fosfat yang ada di dalam tanah. 1. Bakteri pelarut fosfat Sebagian besar bentuk fosfat disemat oleh koloid tanah sehingga tidak tersedia bagi tanaman. Pada kebanyakan tanah tropika diperkirakan hanya 25% fosfat yang diberikan dalam bentuk superfosfat yang diserap tanaman dan 75% diikat tanah. 2. Mikorisa Mikorisa merupakan jenis fungi yang menguntungkan pertumbuhan tanaman terutama yang mengalami kekahatan foasfat. Mikorisa bersimbiose dengan perakaran tanaman dan membantu dalam penyerapan fosfat.
  • 9. 9 3. Ektomikoriza Ektomikoriza berasosiasi dengan tanaman jenis pohon, sperti pinus, oak, eukaliptus, dll. Inokolasi tanaman dengan ektomikoriza akan memberikan keuntungan, bahkan di beberapa tempat tanaman akan tumbuh baik apabila terinfeksi mikorisa. Inokulasi akan mendorong pertumbuhan tanaman apabila infeksi secara alami terjadi pada kerapatan yang rendah. Keunggulan Mikoriza Mikoriza adalah suatu bentuk hubungan simbiosis mutualistis (saling menguntung- kan) antara cendawan/jamur (mykes) dan perakaran (rhiza) tanaman. Mikoriza mempunyai kemampuan untuk berasosiasi dengan hampir 90% jenis tanaman (pertanian, kehutanan, perkebunan dan tanaman pakan) dan membantu dalam meningkatkan efisiensi penyerapan unsur hara (terutama fosfor) pada lahan marginal. Prinsip kerja dari mikoriza ini adalah menginfeksi sistem perakaran tanaman inang, memproduksi jalinan hifa secara intensif sehingga tanaman yang mengandung mikoriza tersebut akan mampu meningkatkan kapasitas dalam penyerapan unsur hara. Secara umum manfaat yang diberikan dengan penggunaan pupuk hayati mikoriza adalah : a. Meningkatkan Penyerapan Unsur Hara (Unsur P). Tanaman yang bermikoriza (endo- mikoriza) dapat menyerap pupuk P lebih tinggi (10-27%) dibandingkan dengan tanaman yang tidak bermikoriza (0.4-13%). Penelitian terakhir pada beberapa tanaman pertanian dapat menghemat penggunaan pupuk Nitrogen 50%, pupuk phosfat 27% dan pupuk Kalium 20%. Pengaruh penggunaan mikoriza pada pertumbuhan tanaman adanya perbedaan Pertambahan tinggi tanaman dibanding kontrol. b. Menahan Serangan Patogen Akar. Akar yang bermikoriza lebih tahan terhadap patogen akar karena lapisan mantel (jaringan hypa) menyelimuti akar dapat melindungi akar. Di samping itu beberapa mikoriza menghasilkan antibiotik yang dapat menyerang bakteri, virus, jamur yang bersifat patogen. c. Memperbaiki Struktur Tanah dan Tidak Mencemari Lingkungan. Mikoriza dapat meningkatkan struktur tanah dengan menyelimuti butir-butir tanah. Stabilitas agregat meningkat dengan adanya gel polysakarida yang dihasilkan cendawan pembentuk mikoriza. Karena bukan merupakan bahan kimia pupuk ini tidak mencemari lingkungan.
  • 10. 10 d. Pemupukan Sekali Seumur Tanaman. Karena mikoriza merupakan mahluk hidup maka sejak berasosiasi dengan akar tanaman akan terus berkembang dan selama itu pula berfungsi membantu tanaman dalam peningkatan penyerapan unsur hara yang diperlukan untuk pertumbuhan tanaman. Membuat Pupuk Hayati a. Pupuk Cair 1. Siapkan bahan baku (100 kg kotoran ternak) 2. Siapkan mikroba yang akan digunakan (Azospirillum, Azotobacter, dan Trichoderma), sebanyak 0,5% untuk masing-masing jenis mikroba. 3. Tambahkan 20% air. 4. Campur semua bahan itu dalam drum dan diaduk hingga tercampur rata. Setelah itu drum ditutup rapat dan disimpan di tempat teduh selama 21 hari. 5. Suhu dijaga pada 27-30oC supaya mikroba tidak mati kepanasan. 6. Jika suhu melebihi 30oC, turunkan suhu dengan mengaduk dan menambahkan air secukupnya. 7. Proses pembuatan selesai bila cairan dalam drum tidak berbau, warna hitam kental, dan suhu stabil 27oC, dicapai setelah 21 hari inkubasi. 8. Saring cairan nutrisi untuk memisahkan cairan dan sisa-sisa kotoran. 9. Pupuk hayati hasil saringan itu siap digunakan. Encerkan 1 L pupuk cair, dalam 10- 20 L air bersih. Hasil pengenceran itulah yang ia gunakan sebagai penyubur dengan cara dikocorkan ke tanah dekat pangkal batang beragam sayuran itu. b. Pupuk Padat 1. Siapkan bahan baku dengan memanfaatkan limbah rumah tangga, jerami, serbuk gergaji, dan kotoran ternak, dengan perbandingan 1:1. 2. Susun semua bahan baku itu seperti kue lapis masing-masing setinggi 30 cm. Di antara 2 bahan itu disemprotkan cairan mikroba berdosis 0,5% secara merata. 3. Proses pembuatan pupuk hayati padat juga berlangsung selama 3 pekan. 4. Aduk tumpukan setiap 3 hari, untuk menjaga suhu 27-30ºC. 5. Setelah 21 hari semua bahan baku berubah warna menjadi hitam dan remah, berarti proses pembuatan pupuk hayati berhasil dan siap pakai.
  • 11. 11 c. Pupuk Hayati dari Akar 1. Buat larutan nutrisi dengan cara melarutkan 100 g gula merah, gula pasir, atau molase ke dalam 1 liter air. 2. Tumbuk 15 g akar beragam tumbuhan dan masukkan ke dalam larutan nutrisi. 3. Tambahkan 5 g tanah subur dan 5 g kompos. 4. Campur semua bahan itu dalam drum atau ember yang memiliki pompa sirkulasi. 5. Peram selama 2 hari, cairan dalam drum sudah bisa digunakan sebagai starter. 6. 10% starter dibiakkan kembali dalam 2,5-5% larutan nutrisi. Tambahkan juga 10% bahan hijauan yang sudah dihancurkan. 6. Fermentasi selama 5 hari. Selama proses fermentasi sesekali cairan dalam drum diaduk. Setelah itu pupuk hayati siap digunakan. 7. Encerkan larutan itu, 1 liter pupuk dengan 10-50 liter air. Hasil pengenceran itulah yang digunakan sebagai penyubur Cara Mengetahui Mutu Pupuk Hayati 1. Bila botol pupuk hayati menggembung indikasi mutu buruk. Itu karena karbondioksida (CO2) hasil respirasi mikroba. Sebab, mikroba di dalam pupuk hayati tetap hidup. Di sisi lain jumlah oksigen di dalam botol terbatas. Ketika karbondioksida mendominasi, mikroba terpaksa memakannya sebagai pengganti oksigen. Akibatnya sifat dan faedah mikroba bagi tanaman berubah. 2. Oleslan cairan atau granular pupuk hayati ke permukaan umbi kentang terbelah. Dua hari berselang, muncul hifa alias benang halus berwarna hijau di umbi kentang. Hifa organ cendawan seperti Trichoderma sp lain yang berperan seperti akar untuk perlekatan sekaligus berkembang biak. 3. Bakteri biasanya meninggalkan jejak berupa lendir bening di atas permukaan umbi kentang. Lendir itu merupakan 'eksudat' bakteri. Sedangkan pupuk hayati yang mengandung mikoriza akan menghasilkan hifa alias benang halus berwarna putih. Mikroba dan Pertumbuhan Tanaman Beberapa kelompok mikroba mampu menghasilkan senyawa yang dapat mempercepat pertumbuhan tanaman. Sebagai contoh, bakteri Rhizobium yang terseleksi mampu menstimulasi pertumbuhan, baik pada tanaman leguminoceace (tanaman kacang-
  • 12. 12 kacangan) maupun yang bukan Legumonoceace pada skala lapangan. Bakteri tersebut mampu memproduksi fitohormon yaitu sitokonin dan auksin. Azospirillum brasilense dapat memperbaiki produktivitas tanaman melalui penyediaan N2 atau melalui stimulasi hormon. Azospirillum mampu meningkatkan hasil panen tanaman pada berbagai jenis tanah dan iklim dan menurunkan kebutuhan pupuk nitrogen sampai 35%. Azospirillum dapat meningkatkan jumlah serabut akar padi, tinggi tanaman, dan menambah konsentrasi fitohormon asam indol asetat (AIA) dan asam indol butirat (AIB) bebas di daerah perakaran. Azotobacter mampu penambatan nitrogen yang unggul (>400 mg/g b.k sel). Selain itu isolat Azotobacter juga mampu menghasilkan zat pengatur tumbuh, seperti Indol Asam Asetat (IAA). IAA merangsang perkembangan akar dan memperbanyak bulu-bulu akar tanaman padi. Mikroba dan Biokontrol Beberapa bakteri pelarut fospat juga berperan sebagai biokontrol yang dapat meningkatkan kesehatan akar dan pertumbuhan tanaman melalui proteksinya terhadap penyakit. Strain tertentu dari Pseudomonas sp. dapat mencegah tanaman dari patogen fungi yang berasal dari tanah dan potensial sebagai agen biokontrol untuk digunakan secara komersial di rumah kaca maupun di lapangan. Pupuk hayati sangat berarti bagi petani karena ibarat bisa menjadi pabrik NPK, zat perangsang tumbuh organik dan bio pestisida. Banyak penelitian merekomendasikan bahwa untuk tujuan efisiensi, efektivitas, ekonomis dan ramah lingkungan supaya memakai pupuk hayati. Tingkatkan Mutu Pupuk Hayati Kelangkaan pupuk anorganik sering terdengar dalam beberapa tahun terakhir ini. Hal ini mengindikasikan bahwa petani masih sangat bergantung pada pupuk anorganik dan belum banyak yang memahami pentingnya alternatif untuk memanfaatkan pupuk hayati dalam upaya meningkatkan produktivitas tanah dan tanaman. Pupuk hayati berfungsi sebagai penyedia hara dalam tanah, sehingga dapat tersedia bagi tanaman. Pupuk pertama yang dikomersialkan adalah simbiotik Rhizobium pembentuk bintil akar pada tanaman legum yang mampu menambat N dari udara. Namun beragamnya jenis Pupuk hayati yang beredar tidak semua memiliki mutu yang sesuai dengan promosi yang
  • 13. 13 dijanjikan, oleh sebab itu terbit Peraturan Menteri Pertanian No. 70/Permentan/SR.140/10/ 2011 tentang Pupuk Organik, Pupuk Hayati dan Pembenah Tanah, agar pupuk hayati yang diproduksi memberikan hasil yang sepadan. DAFTAR PUSTAKA Musnamar, E.I. 2005. Pupuk Organik. Penebar Swadaya. Jakarta. PPI. 2007. Pertanian Organik. http://io.ppi-jepang.org/article.php?id=101p.orgnk4. (On line). Diakses tanggal 5 Februari 2013. Rahayu, I. 2003. Keunggulan EM-Bio. http://www.M-bio4t.com/sangat%20membantu. (On line). Diakses tanggal 5 Februari 2013. Susanto, R. 2002. Penerapan Pertanian Organik, Pemasyarakatan & Pengembangannya. Kanisius. Yogyakarta. Winarso, S. 2005. Kesuburan Tanah Dasar, Kesehatan dan Kualitas Tanah. Gava Media. Yogyakarta.
  • 14. 14 Biodata Nama : Dr. Ir. Tamad, M.Si. NIP : 19651027 199003 1 002 Pangkat/Gol. : Lektor Kepala/IVb Institusi : Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Jenderal Soedirman Judul Penyuluhan : MANFAAT PUPUK HAYATI UNTUK PERTANIAN ORGANIK