Metode SLPTT merupakan pendekatan inovatif dalam meningkatkan produktivitas petani secara terpadu, sinergis dan spesifik lokasi melalui penerapan paket teknologi yang dirancang bersama petani dan penyuluh.
4. Adalah suatu pendekatan inovatif dalam upaya:
meningkatkan produktivitas dan efisiensi usahatani
melalui perbaikan sistem / pendekatan dalam
perakitan paket teknologi yang sinergis antar
komponen teknologi, dilakukan secara partisipatif
oleh petani serta bersifat spesifik lokasi.
5. Adalah suatu tempat Pendidikan non formal bagi petani untuk
meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan dalam mengenali
potensi, menyusun rencana usahatani, mengatasi permasalahan,
mengambil keputusan dan menerapkan teknologi yang sesuai
dengan kondisi sumberdaya setempat.
6. Adalah kawasan / area yang terdapat dalam kawasan
SL-PTT yang berfungsi sebagai lokasi percontohan,
tempat belajar dan tempat praktek penerapan
teknologi yang disusun dan diaplikasikan bersama
oleh kelompoktani / petani.
7. Adalah Penyuluh Pertanian,Pengamat Organisme
Pengganggu TanamanPOPT), Pengawas Benih
Tanaman (PBT) yang telah mengikuti pelatihan SL-
PTT.
8. Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu
(SLPTT) merupakan metode penyuluhan dalam
penyebarluasan teknologi baru yang dianggap paling
efektif ,sehingga kegiatannya perlu untuk
dilaksanakan dengan sebaik-baiknya agar mampu
menghasilkan produktivitas tinggi demi peningkatan
produksi yang berkelanjutan.
12. PrPrinsip Dalam Melakukan Metode
SLPTT.
Terpadu
Sinergis,
Spesifik Lokasi
Partisipatif,
Dinamis,
13. Membantu memecahkan masalah petani dalam mengelola
usaha tani
Meningkat dan Berkembangnya Mutu Intensifikasi yang
bersifat spesifik Lokasi sesuai dengan kondisi Sumber Daya
Alam yang tersedia.
Terlaksananya Penerapan paket Tehnologi yang disusun
oleh petani dan Penyuluh berdasarkan Kajian Kebutuhan
Peluang (KKP).
Peniningkatan Produktivitas yang selanjutnya dapat
meningkatkan stock beras secara Nasional
14. Langkah pertama penerapan PTT adalah
pemandu bersama petani melakukan
pengamatan dan menganalisa potensi lahan.
Langkah kedua adalah menyusun
komponen teknologi
Langkah ketiga adalah menerapkan
teknologi utamaPTT di lahan usahataninya.
15.
16.
17. 1) Lokasi dapat berupa persawahan yang beririgasi,sawah tadah hujan, lahan
kering dan pasang surut.
2) Diprioritaskan bukan daerah endemis hama dan penyakit, bebas dari
bencana kekeringan,kebanjiran dan sengketa.
3) Unit SL-PTT, diusahakan agar berada dalam satu hamparan yang strategis
dan mudah dijangkau petani serta dipasang papan pelaksanaan SL/LL.
4) Letak lokasi Laboratorium Lapang (LL) seluas 1 ha, ditempat yang sering
dilewati petani sehingga mudah dijangkau dan dilihat oleh petani sekitarnya
18. Penentuan Calon Petani/Kelompoktani SL-PTT
1) Kelompoktani/petani yang dinamis dan bertempat tinggal dalamsatu wilayahyang
berdekatan.
2) Petani yang dipilih adalah petaniaktif yangmemiliki lahan ataupun
penggarap/penyewadan mau menerimateknologi baru.
3) Bersediamengikuti seluruhrangkaian kegiatanSL-PTT.
4) KelompoktaniSL-PTTditetapkan dengan Surat Keputusan KepalaDinas Pertanian
TanamanPangan / yangmembidangi tanaman panganKabupaten/ Kota.
19. Kabupaten Jember merupakan salah satu yang
melaksanakan program SLPTT sejak tahun 2008
hingga tahun 2010.
20. 1) Varitas Unggul ,Sesuai Keinginan Petani dan karakteristik Wilayah.
2) Benih bermutu tinggi.
3) Bibit muda (< 21 hari setelah sebar ).
4) Jumlah bibit 1 - 2 /lubang tanam.
5) Tanam dengan sistim Jajar Legowo 2:1,3:1, 4:1 atau sistem tegel.
6) Pemupukan N BerdasarkanBagan Warna Daun (BWD)
7) Pemupukan spesifik Lokasi.
8) Penggunaan Bahan Organik( Bokasi Kotoran ternak )
9) Pengairan Berselang.
10) Pengendalian gulma secara periodik
11) Pengendalian hama Penyakit secara terpadu ( PHT).
12) Penanganan Panen dan Pasca Panen dengan benar
13) Pencatatan /Penghitungan Analisa Usaha Tani.