SlideShare a Scribd company logo
1 of 206
Dosen Pengampu : Dr. Sigit Sardjono, M.S
PENGANTAR
FILSAFAT ILMU
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
PRODI MANAJEMEN
UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945
TAHUN AJARAN 2022
Kelompok 2 :
Eliza Novi Rahmadania (1212100160)
Riska Bimbi Ayu W. (1212100162)
Donico Risnanda C. (1212100167)
FILSAFAT ILMU
“Kuliah Filsafat Ilmu I dan II
Prof Bambang S.”
Kuliah Filsafat Ilmu
l Prof Bambang S.
01
Filsafat
Falsafah dan Filsafat merupakan dua hal yang berbeda.
Falsafah suatu sistem pemikiran ideologi atau gagasan dasar mengenai
kehidupan yang di hayati sebagai pegangan, seperti Falsafah Jawa dan
lain sebagainya.
Filsafat merupakan cara refleksi secara rasional, kritis, dan radikal atas
hal – hal pokok dalam hidup.
Filsafat di artikan ;
01
Refleksi ; perenungan
atas kehidupan, hakikat
dasarnya ialah free
thinking (pemikiran
bebas)
02
Rasional ; Filsafat ilmu
sungguh bersandar
secara nalar atau
rasionalis
03
Kritis ; Segala hal dapat
untuk dipersoalkan /
dipertanyakan tanpa
tabu
04
Radikal ; cara berpikir
secara mendalam
sampai ke akar – akar
secara mendasar
Filsafat yakni seni bertanya tanpa tabu, berkaitan juga dengan Pertanyaan
Filosofis, pertanyaan filosofis selalu melekat pada manusia tentang kehidupan,
Filsafat membuat pertanyaan – pertanyaan instingtif menjadi lebih sistematis
dan berusaha untuk mendapatkan jawaban atas hal tersebut.
Beberapa fase dalam hidup pertanyan filosofis ini hilang sementara ketika
manusia sedang dalam kesibukan dunia, seperti bekerja atau focus
pengembangan diri lainnya. Namun akan muncul kembali saat sepuh
Filsafat itu memaksa kita untuk mandiri mempunyai sikap pribadi
Kita lama hidup dalam masyarakat komunal dimana identitas kita ditentukan oleh sekelompok
bukan sikap pribadi ini tipikal masyarakat pra modern dan feudal
Dalam dunia pra modern seluruh kehidupan dikelola oleh kelisanan yaitu dunia yang
mengandalkan kata orang
Jadi ketika dunia barat masuk kultur tulisan mereka dipaksa untuk menjadi diri sendiri, dan itu
yang memaksa mereka membangun pikiran sendiri dan pikiran pikiran Panjang
Mandiri sebagai masyarakat yaitu masyarakat membangun falsafah sendiri, membangun
sistem sendiri yang khas
Manfaat dari filsafat :
Mengasah ketajaman
untuk mampu memilah
mana hal yang inti dan
bukan inti
Memupuk kemandirian
sikap dan pemikiran
01 02 03
Membuka
kemungkinan-
kemungkinan
pemahaman baru
02
Kuliah Filsafat Ilmu lI Prof Bambang S.
Areal Filsafat dapat disebut juga filsafat sistematik
(systematic philosophy) kerangka besar filsafat.
Cabang filsafat ilmu ;
- Manusia : Antropologi filosofis / Antrapologi metafis
- Keindahan + Seni : Estetika / Aesthetic
- Norma / Perilaku : Etika / Ethica
- Pengetahuan : Epsitemologi
“ Epistemologi lebih luas daripada hanya
membahas sains, karena pengetahuan itu lebih
luas daripada sekedar ilmu “
Filsafat dilihat sebagai intelektual game atau permainan
intelektual agar tidak stuck (mati), filsafat memang tidak
pasti, dekonstruktif, dari filsafat digunakan untuk
menggoyangkan pikiran agar terus berjalan. Use it or lose
it (pikiran) semakin dipakai semakin bagus, kemampuan
analitis dan memori harus seimbang, buku dari richard
dolkins dan daniel dannett yang menggunakan biologi dan
fisika yang menjelaskan konsep mengenai tuhan dan
agama hanya konfigurasi sesaat dari zaman dulu yang
sekarang sudah dianggap tidak penting lagi. kebudayaan
yang nantinya tubuh itu digunakan sebagai sandaran oleh
tubuh, secara badani (DNA). Dari kacamata biologi agama
jika diteruskan maka peradaban bisa rusak dan tidak
berevolusi. Unsur yang serakah merupakan buah hasil dari
gen. Banyak ilmuwan yang keras masih berada di situ.
Tidak seluruh hal dalam dokma sekalipun itu murni
sebutan dari atas
Unsur manusiawi dalam agama antara kitab, sistem sosial,
sistem hukum dan sistem ritual. perkembangan dari
kesepakatan kelompok akan menjadi tradisi kultur yang sangat
tebal unsur manusiawinya.
kenapa agama menjadi tabu? karena ketidakjelasan dari unsur
manusiawinya dan saling berpikir pendek untuk mempersoalkan
agama itu sendiri.
banyak hal hal dalam agama yang sepele dianggap inti
begitupun sebaliknya yang inti dianggap sepele.
FILSAFAT
ILMU
ILMU, FILSAFAT DAN TEOLOGI
“Aku datang - entah dari mana
aku ini - entah siapa, aku pergi - entah
kemana,
aku akan mati - entah kapan, aku heran bahwa
aku gembira”.
(Martinus dari Biberach, tokoh abad pertengahan).
Manusia
Bertanya
01
Menghadapi seluruh kenyataan dalam
hidupnya, manusia kagum atas apa yang
dilihatnya, manusia ragu-ragu apakah ia
tidak ditipu oleh panca-inderanya, dan mulai
menyadari keterbatasannya.
02
Manusia Berfilsafat
sikap iman penuh taqwa tidak menahan manusia
menggunakan akal budi dan fikirannya untuk
mencari tahu apa sebenarnya yang ada dibalik
segala kenyataan (realitas)
Filsafat adalah pengetahuan
metodis, sistematis dan
koheren tentang seluruh
kenyataan (realitas)
Proses mencari tahu
menghasilkan kesadaran,
yang disebut pengetahuan.
Unsur "rasional" (penggunaan akal budi) merupakan syarat mutlak.
Menurut Aristoteles (384-322 sM), pemikiran kita melewati 3 jenis abstraksi
(abstrahere = menjauhkan diri dari, mengambil dari).
03.
Manusia
Berteologi
Teologi adalah: pengetahuan metodis,
sistematis dan koheren tentang seluruh
kenyataan berdasarkan iman.
Iman adalah sikap batin. Iman
seseorang terwujud dalam sikap,
perilaku dan perbuatannya,
terhadap sesamanya dan
terhadap lingkungan hidupnya.
Manusia berteologi karena ingin
memahami imannya dengan cara
lebih baik, dan ingin
mempertanggungjawabkannya
04.
Obyek material dan obyek formal
Obyek material adalah apa yang dipelajari
dan dikupas sebagai bahan (materi)
pembicaraan, yaitu gejala "manusia di dunia
yang mengembara menuju akhirat".
Obyek formal adalah cara pendekatan yang
dipakai atas obyek material, yang sedemikian
khas sehingga mencirikan atau
mengkhususkan bidang kegiatan yang
bersangkutan.
Sekalipun bertanya tentang seluruh
realitas, filsafat selalu bersifat "filsafat
tentang" sesuatu: tentang manusia, tentang
alam, tentang akhirat, tentang kebudayaan,
kesenian, bahasa, hukum, agama, sejarah.
05.
Cabang-cabang filsafat
Dipertanyakan: Apa itu pengetahuan? Dari mana asalnya? Apa ada kepastian
dalam pengetahuan, atau semua hanya hipotesis atau dugaan belaka?
Asal dan jenis-jenis pengetahuan dibahas dalam epistemologi. Logika
("logikos") "berhubungan dengan pengetahuan", "berhubungan dengan
bahasa".Ada banyak ilmu, yaitu tentang bagaimana ilmu yang satu berkait
dengan ilmu lain.
Menurut cara pendekatannya, dalam filsafat dikenal ada banyak aliran filsafat:
eksistensialisme, fenomenologi, nihilisme, materialisme, ... dan sebaginya.
06.
Refleksi rasional dan refleksi imani
Refleksi tokoh-tokoh Yunani itu (misal Plato dan
Aristoteles) mengandalkan akal dan merupakan cetusan
penolakan mereka atas mitologi (faham yang
menggambarkan dunia sebagai senantiasa dikuasai oleh
para dewa dan dewi).
Refleksi imani itu sungguh merupakan
pernyataan universal pengakuan yang tulus,
barangkali yang pertama dalam sejarah umat
manusia, akan kemahakuasaan Allah dalam
hidup dan sejarah manusia.
berefleksi merupakan ciri khas manusia sebagai pribadi dan dalam
kelompok. Refleksi merupakan sarana untuk mengembangkan
spiritualitas dan aktualisasi menjadi manusia yang utuh, dewasa
dan mandiri.
FILSAFAT
ILMU
Kelompok 2
Manajemen (S)
01
PERLUNYA MAHASISWA
BELAJAR FILSAFAT
ALASAN
PERLUNYA
BELAJAR
perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi
yang ditandai semakin
menajamnya spesialisasi
ilmu.
Diperlukan ikap keterbukaan
diri di kalangan ilmuwan
sehingga dapat saling
mengarahkan seluruh potensi
keilmuwan yang dimilikinya
untuk kepentingan bersama
umat manusia.
Agar berpikir secara
mendalam, luas, kritis dan
radikal.
Sehingga menerima
tranferknowledge lebih
baik.
Peranan penting filsafat
ilmu dalam pembentukan
kepribadian calon – calon
ilmuannya?
Filsafat memiliki dua
manfaat secara Umum dan
Khusus
● Memahami bahwa sesuatu tidak
selalu tampak seperti apa
adanya.
● Mengerti tentang diri kita
sendiri dan dunia kita
● Membuat kita lebih kritis
● Alat mencari kebenaran
● Berdiri netral terhadap
pandangan filsafat lainnya
● Memberikan pandangan hidup
dan pandangan dunia
● Memberikan ajaran tentang
moral dan etika
MANFAAT BELAJAR
FILSAFAT DALAM
KEHIDUPAN
Secara Umum
Secara Khusus
Mengapa
Harus Belajar
Filsafat
Semakin kritis dalam
sikap ilmiahnya
Membisakan diri bersikap
logis-rasional
Memiliki pemahaman yang
utuh mengenai ilmu
Mengajarkan cara berpikir
yang cermat dan tidak kenal
lelah
Kemampuan berpikir kritis
dalam menganalisis
Mengembangkan semangat
toleransi
Kekaguman / keheranan /
ketakjuban
Keraguan / kegengsian
Kesadaran / keterbatasan
Hal-Hal yang
Mendorong
Berfilsafat
1. Filsafat membantu kita memahami bahwa
sesuatu tidak selalu tampak seperti apa adanya
2. Filsafat membantu kita mengerti tentang
diri kita sendiri dan dunia kita
3. Filsafat membuat kita lebih kritis
Dsb..
Manfaat Filsafat Dalam
Kehidupan
02
PERENUNGAN TENTANG
FILSAFAT
PERKEMBANGAN
FILSAFAT ILMU
3 hal mendorong manusia
berfilsafat :
Beberapa pandangan filsuf
tentang filsafat ;
Pythagoras mengartikan
filsafat sebagai pecinta
kebijaksanaan(lover of
wisdom).
Plato mengartikan filsafat
sebagai ilmu pengetahuan yang
berminat mencapai kebenaran
yang hakiki lewat dialektika.
Beberapa pandangan filsuf
tentang filsafat ;
Aristoteles mendefinisikan
filsafat sebagai pengetahuan
tentang kebenaran.
Descartes mendefinisikan
filsafat sebagai kumpulan ilmu
pengetahuan ten-tang Tuhan,
alam, dan manusia.
Hakekat
Filsafat
Filsafat
Ilmu Pengetahuan
Seni
Agama
“Tujuan filsafat ialah
mengumpulkan pengetahuan
manusia sebanyak mungkin, dan
menerbitkan serta mengatur
semua itu di dalam bentuk yang
sistematis”
Falsafah atau
Filsafat Bahasa Inggris
“philosophy”
Artinya filsafat yang
lazim diterjemahkan
sebagai cinta kearifan
Philosopher adalah orang
yang cinta kepada ilmu
pengetahuan
Ahli filsafat (filsuf) dalam
Dunia Islam
1 2 3 4
Ibnu Khaldun
alGhazali
Ibnu Shina
Al Kindi
Rosenberg (2003) mengatakan
“dalam filsafat ilmu dibagi
dalam dua pertahyaan utama.
Pertama, pertanyaan tentang
ilmu: fisika, biologi,
sosial, clan budaya. Kedua,
pertanyaan tentang mengapa
ilmu tidak dapat menjawab
pertanyaan yang pertama,
yakni tentang ilmu itu
sendiri.”
Karakteristik
Berfikir Secara
Filsafat Filsafat terjadi
jika orang mengkaji
secara sistematik,
radikal, universal
dan berfilsafat
HUBUNGAN ANTARA
FILSAFAT DENGAN
KEBUDAYAAN DAN
LINGKUNGAN
Kebudayaan
llmu pengetahuan merupakan
unsur kebudayaan universal
yang rohani
Ilmu Pengetahuan
Kebenaran dalam filsafat
dan ilmu pengetahuan
adalah kebenaran akal
Lingkungan
Filsafat sebagai hasil
budaya tidak lepas
alam
Agama
Jika seseorang melihat lalu
mengatakan tentang sesuatu,
dikatakan bahwa ia telah
mempunyai pengetahuan tentang
sesuatu.
Guna
dan
Fungsi
Filsafat
Guna
Filsafat
Melatih
berpikir kritis
dan runtut
Menambah
pandangan
Sebagai induk atau ibu
ilmu pengetahuan
Menjadi manusia
penuh toleransi
Fungsi
Filsafat
Manusia satu-satunya makhluk yang mampu bertanya.
Ia mempertanyakan dirinya, keberadaannya, dan
dunianya.
Melalui pertanyaan yang diajukan ia ingin mengetahui
sesuatu.
KEBERADAAN MANUSIA
DILIHAT DARI SISI FILSAFAT
Pertanyaan dapat digolong-
kan dalam dua tingkatan ;
1. pertanyaan sederhana
2. pertanyaan bersifat
teoritis.
• Pertanyaan yang terkait dengan masalah-masalah
praktis. Pertanyaan ini berhubungan dengan cara-
cara untuk mencapai sesuatu.
• Pertanyaan yang bersifat mendasar disebutkan
pertanyaan filosofis. Pertanyaan ini bersentuhan
dengan makna dan nilai hidup manusia.
01
Manusia sebagai
Sebuah Persoalan
"Siapakah manusia itu?"
Pertanyaan yang paling klasik. tetapi semua pertanyaan ini
merupakan satu kesatuan, yakni berkaitan dengan pemaknaan
hidup serta nilai-nilai keberadaannya.
Pengertian tentang manusia dikaitkan dengan sesuatu yang ada di
luar. Dalam masyarakat Yunani, alam dipandang sangat dekat
dengan manusia, sehingga untuk menjelaskan hidup manusia, alam
dijadikan sebagai titik pijak.
"Siapakah manusia itu?"
mencintai
philein sophia
kebijaksanaan
Apa Itu Filsafat?
secara harafiah filsafat diartikan
dengan cinta akan kebijaksanaan.
Pertama, dapat bertahan terhadap diskusi
kritis.
Kedua, menggunakan metode dialektis.
Ketiga, berusaha mencapai realitas yang
terdalam.
Keempat, terkait dengan butir ketiga ,
filsafat untuk menangkap tujuan ideal
realitas.
Kelima, mengetahui bagaimana harus
hidup sebagai manusia.
hakikat filsafat sebagai
hasil kontemplasi dalam
lima karakter berikut
filsafat bisa didefinisikan
dalam tiga hal
• Pertama, filsafat sebagai hasil
perenungan.
• Kedua, sebagai kritik.
• Ketiga, filsafat sebagai ilmu yang
berusaha mencari kebenaran secara
metodis, sistematis, rasional dan radikal
melampaui kebenaran dan
pertanggungjawaban.
3. Filsafat Manusia dan
Metodenya
ErichFromm(1900-1980)
"Cinta tidak hanya terletak pada
kata-kata. Cinta hanya bermakna
dalamperbuatan nyata"``.
FilsafatManusiadanIlmu-IlmuLain
● Filsafat Manusia
dan Ilmu-Ilmu
Lain
● Metode Filsafat
Manusia
Filsafat manusia ialah bagian
integral dari sistem filsafat, yang
secara spesifik menyoroti
hakikat atau esensi manusia.
FilsafatManusiadan
Ilmu-IlmuLain
A
B
MetodeFilsafat
Manusia
filsafat manusia adalah hal-hal yang ada
di balik yang kelihatan, yang sangat me-
nentukan eksistensi manusia dengan
memikirkan aspek-aspek mendasar yang
bersifat metafisis dan spiritualitas
tentang manusia.
Relevansi Filsafat Manusia
Dinamis Misteri Paradoksal
Tidak semua persoalan mendasar manusia bisa diulas
dalam satu buku
Dengan demikian pendekatan yang digunakan adalah
pendekatan tematis, tidak berpijak pada satu pemikir
tertentu.
5. Batasan Buku
Ini
Penulis membatasi diri pada 7 topik :
Tema terakhir adalah
kerja
Ketiga, terra di sekitar
kebebasan.
Kelima, dimensi sosial
manusia
Pertama, hakikat manusia
sebagai pribadi
Keenam, historisitas
manusia
Kedua, badan dan jiwa
Keempat, pengetahuan
2
Manusia
Sebagai Persona
Persona atau pribadi
merupakan salah satu
dimensi mendasar
manusia
memiliki cara berada yang khas
dibandingkan dengan makhluk
yang lain
1. Pengertian Individu
Individu manusia terkait
dengan keunikan, tidak
sekedar “jenis” atau
“spesies”
Manusia
Bagi makhluk infrahuman
pengertian "individu"
dikaitkan dengan jenis
Makhluk
Infrahuman
a.
2. Persona
Secara etimologis, kata "persona" berasal dari bahasa Yunani, yang
artinya adalah topeng.
Dalam perkembangan selanjutnya, arti "persona" tidak lagi menunjuk
pada topeng, melainkan pada makna yang ada di baliknya, yakni jati
diri.
Arti Persona
Baptista Mondin, 3
pendekatan umumnya
dipakai untuk tujuan
tersebut, yakni pendekatan
ontologis, pendekatan
psikologis, dan
pendekatan dialogis
Pandangan
Ontologis
Dalam pandangan ini
manusia adalah
makhluk relasional.
Pandangan
Dialogis
Pandangan
Psikologis
Pendekatan psikologis
meletakkan pribadi manusia
pada aspek psikis. Fokus
perhatian psikologi adalah
emosi dan afeksi
b. Tiga Pandangan
—Severinus Boethius
Severinus Boethius dengan jelas menunjukkan hakikat manusia itu
dalam definisinya yang bertuliskan, "persona est rationalis naturae
individual substantia". Dalam ungkapan ini kepribadian manusia
diletakkan pada kodratnya sebagai individu dan makhluk berpikir.
Sifat transendental merupakan modal
bagi manusia untuk mengatasi
persoalan-persoalan hidup serta
memungkinkannya masuk dalam dunia
abadi dan absolut
3.
kesadaran manusia memiliki
kemampuan untuk menentukan
dirinya
transendental
kesadaran akan diri
sifat otonom menjadi bagian yang
tidak terpisahkan dari pribadi
manusia
bersifat otonom
Melalui komunikasi, setiap pribadi
sadar bahwa ia merupakan bagian dari
orang lain
komunikatif
Nilai-Nilai Absolut Pribadi
4. Beberapa Elemen Persona
Ketiga, kebebasan
kebebasan merupakan bagian dari
martabat kemanusiaan yang tidak bisa
dibungkam oleh siapapun
Kelima, suara hati
Suara hati merupakan pedoman
hidup bagi setiap orang dalam
mengambil keputusan
Pertama adalah karakter
Karakter merupakan kebiasaan hidup
seseorang, Kebiasaan ini melekat dalam
diri seseorang dan tidak bisa diubah
dengan mudah
Keenam, perasaan
Perasaan merupakan ungkapan lubuk
hati yang mendalam dari setiap
pribadi
Kedua, akal budi
Akal budi merupakan dasar untuk
melahirkan ide-ide
Keempat, nama
Nama merupakan perwujudan dan
pengejawantahan sekaligus menjadi
identitas pribadi seseorang.
5. kesimpilan
Dari uraian panjang lebar di atas dapat disimpulkan bahwa selain makhluk yang
bertanya, manusia juga adalah pribadi yang unik. Keunikan manusia bersumber dari
aspek kerohanian, yakni jiwanya. Karena ia adalah unik, maka manusia tidak boleh
diurutkan dalam bentuk nomor atau dikelompok-kelompokkan seperti makhluk
infrahuman.
Sebagai pribadi manusia mempunyai kemampuan untuk menentukan diri.
Sebagai pribadi manusia adalah makhluk yang transendental, otonom, bebas dan
relasional.
PENGETAHUAN
DAN ILMU
PENGETAHUAN
Filsafat ilmu
A. DEFINISI DAN JENIS
PENGETAHUAN
Secara etimologi pengetahuan berasal dari kata dalam bahasa Inggris yaitu knowledge.
kepercayaan yang benar (knowledge is justified true belief).‘
Sedangkan secara terminologi akan dikemukakan beberapa definisi tentang pengetahuan.
Menurut Drs. Sidi Gazalba, pengetahuan adalah apa yang diketahui atau hasil pekerjaan tahu.
Dalam kamus filsafat dijelaskan bahwa pengetahuan (knowledge) adalah proses kehidupan yang
diketahui manusia secara Iangsung dari kesadarannya sendiri.
Orang pragmatic, terutama John Dewey tidak membedakan pengetahuan dengan kebenaran
(antara knowledge dengan truth). Jadi pengetahuan itu harus benar, kalau tidak benar adalah
kontradiksi
1. Jenis Pengetahuan
Burhanuddin Salam, mengemukakan bahwa pengetahuan yang dimiliki
manusia ada empat, yaitu
Pertama, pengetahuan biasa, yakni pengetahuan
yang dalam filsafat dikatakan istilah common
sense, dan sering diartikan dengan good sense,
karena seseorang memiliki sesuatu di mana is
menerima secara baik.
Kedua, pengetahuan ilmu, yaitu ilmu
sebagai terjemahan dari science.
diartikan untuk menunjukkan ilmu
pengetahuan alam, yang sifatnya kuantitatif
dan objektif.
Ketiga, pengetahuan filsafat, yakni
pengetahuan yang diperoleh dari
pemikiran yang bersifat kontemplatif dan
spekulatif.
Keempat, pengetahuan agama,
yakni pengetahuan yang hanya
diperoleh dari Tuhan lewat para
utusan-Nya.
Pengetahuan berkembang dari rasa ingin tahu, yang merupakan
ciri khas manusia karena manusia adalah satu-satunya makhluk
yang mengembangkan pengetahuan secara sungguh sungguh.
B. HAKIKAT DAN SUMBER PENGETAHUAN
Hakikat Pengetahuan
Pengetahuan pada dasarnya adalah keadaan mental (mental state).
Ada dua teori untuk mengetahui hakikat pengetahuan itu,
yaitu:
A. Realisme
B. Idealisme
Sumber Pengetahuan
Dalam hal ini ada beberapa pendapat tentang
sumber pengetahuan antara lain
• Empirisme
• Rasionalisme
• Intuisi
• Wahyu
Perbedaan Pengetahuan
dengan Ilmu
Perbedaan antara ilmu dengan pengetahuan
dapat ditelusuri dengan melihat perbedaan ciri-
cirinya. Herbert L. Searles memperlihatkan ciri-ciri
tersebut sebagai berikut: "Kalau ilmu berbeda
dengan filsafat berdasarkan empiris, maka ilmu
berbeda dari pengetahuan biasa karena ciri
sistematisnya".
DEFINISI DAN JENIS
PENGETAHUAN
Dalam kamus filsafat dijelaskan bahwa
pengetahuan (knowledge) adalah proses
kehidupan yang diketahui manusia secara
Iangsung dari kesadarannya sendiri.
HAKIKAT DAN SUMBER
PENGETAHUAN
A.HAKIKAT DAN SUMBER PENGETAHUAN
Pengetahuan berkembang dari rasa ingin tahu, yang merupakan
ciri khas manusia
Hakikat Pengetahuan
Dua teori untuk mengetahui hakikat pengetahuan :
1. Realisme
Gambaran atau kopi yang sebenarnya dari apa yang ada dalam
alam nyata (dari fakta atau hakikat).
HAKIKAT DAN SUMBER
PENGETAHUAN
Menurut Prof. Dr. Rasjidi, penganut agama perlu sekali mempelajari
realisme dengan alasan:
• Dengan menjelaskan kesulitan-kesulitan yang terdapat dalam pikiran
• Dengan jalan memberi pertimbangan-pertimbangan yang positif
2. Idealisme
menegaskan bahwa untuk mendapatkan pengetahuan yang benar-
benar sesuai dengan kenyataan adalah mustahil
uDasar Ontologis r!
DASAR DAN JENIS
ILMU PENGETAHUAN
01
02
03
Dasar Epistemologis
Dasar Aksiologis
Menurut Jujun S. Suriasumantri (2010), aksiologi adalah dasar
ilmu pengetahuan yang berbicara tentang nilai kegunaan ilmu.
Masalah utama dalam aksiologi yaitu mengenai nilai teori tentang
nilai dalam filsafat mengacu pada permasalahan etika dan
estetika.
Dasar Aksiologis
Bakhtiar (2012) mengemukakan, ontologi berasal dari Bahasa
Yunani, yaitu on/ontos yakni ada, dan logos yakni ilmu, sehingga
ontologi adalah ilmu tentang yang ada. Menurut istilah ontologi
adalah ilmu yang membahas tentang hakikat yang ada, baik
yang berbentuk jasmani/konkret maupun rohani/abstrak.
Dasar Ontologis
Menurut Suparman Suhartono (2005)
ada beberapa karakteristik ontologi yang
disederhanakan :
Pertama, ontologi yaitu studi tentang
arti "ada" dan "berada”
Kedua, ontologi yaitu cabang filsafat
yang mempelajari tata dan struktur
realitas dalam arti seluas mungkin
Ketiga, ontologi yaitu cabang filsafat
yang mencoba melukiskan hakikat
terakhir yang ada
Menurut Jujun S. Suriasumantri
(2010), dasar epistemologis yaitu
metode atau cara-cara mendapatkan
pengetahuan yang benar.
Beberapa metode pengetahuan yang
diperoleh manusia :
• Metode induktif • Metode deduktif
• Metode positivism • Metode
kontemplatif
• Metode dialektis atau dialektika
1.Objek Ilmu Pengetahuan Ilmiah
Pengetahuan ilmiah setidaknya memiliki lima
karakter utama, yaitu: empiris, sistematis,
objektif, analitis, dan verifikatif. Ilmu, dalam hal
ini cenderung dilihat dalam hubungan dengan
objek keilmuan (objek material dan formal) dan
metode keilmuan tertentu
Bakhtiar (2012) mengemukakan, ontologi berasal dari Bahasa
Yunani, yaitu on/ontos yakni ada, dan logos yakni ilmu, sehingga
ontologi adalah ilmu tentang yang ada. Menurut istilah ontologi
adalah ilmu yang membahas tentang hakikat yang ada, baik
yang berbentuk jasmani/konkret maupun rohani/abstrak.
Dasar Ontologis
1.Konsep Ilmu
Konsep sangat penting bagi pembentukan
atau untuk membangun suatu teori bagi
kepentingan suatu penelitian yang
menghasilkan ilmu atau kepentingan
praktis
Bakhtiar (2012) mengemukakan, ontologi berasal dari Bahasa
Yunani, yaitu on/ontos yakni ada, dan logos yakni ilmu, sehingga
ontologi adalah ilmu tentang yang ada. Menurut istilah ontologi
adalah ilmu yang membahas tentang hakikat yang ada, baik
yang berbentuk jasmani/konkret maupun rohani/abstrak.
Dasar Ontologis
3. Konsep Pengetahuan
Ada enam komponen proses dari pengetahuan menuju ilmu pengetahuan,
sebagaimana dikernukakan dalam Koento Wibisiono, 2005.
Pertama, adanya masalah (problem).
Kedua, adanya sikap (attitude).
Ketiga, adanya rnetode (method).
Keempat, adanya aktivitas (activity).
Kelima, adanya kesimpulan (conclusions).
Keenam, adanya beberapa pengaruh (effects).
Keenam hal ini menjadi kesatuan yang tidak terpisahkan ctalam proses lahirnya
ilmu.
Bakhtiar (2012) mengemukakan, ontologi berasal dari Bahasa
Yunani, yaitu on/ontos yakni ada, dan logos yakni ilmu, sehingga
ontologi adalah ilmu tentang yang ada. Menurut istilah ontologi
adalah ilmu yang membahas tentang hakikat yang ada, baik
yang berbentuk jasmani/konkret maupun rohani/abstrak.
Dasar Ontologis
C. JENIS ILMU PENGETAHUAN
• Pengetahuan Manusia
• Jenis Ilmu Pengetahuan
• Kritik Paham Rasionalisme Terhadap Empirisme
D. PENJELASAN ILMU
Batas penjelasan ilmu yaitu ketika manusia
berhenti berpikir untuk mencari pengetahuan,
ilmu didapatkan dari penjelasan pengalaman
manusia, sehingga jika manusia memulai
penjelasannya pada pengalaman manusia
dan berhenti di batas pengalaman manusia.
FILSAFAT
ILMU
IKHTISAR SEJARAH PEMIKIRAN FILSAFAT
( 1500 – 1800 )
Zaman
Modern
01
Aliran-Aliran Zaman Modern :
Aliran Empirisme (David Hume)
Pengalamanlah sumber pengetahuan itu, baik yang batin,
maupun yang inderawi.
Aliran Kritisisme (Imanuel Kant)
Pengetahuan kita tentang dunia berasal dari indera kita, namun
dalam akal kita ada faktor-faktor yang menentukan bagaimana
kita memandang dunia sekitar kita.
Aliran Rasionalisme (Rene Descartes)
Sumber pengetahuan adalah rasio: kebenaran pasti
berasal dari rasio (akal).
Zaman modern ada periode yang disebut Renaissance ("kelahiran kembali")
(N Macchiavelli (1469-1527), Thoman Hobbes (1588-1679), Thomas More (1478-1535) dan
Francis Bacon (1561-1626))
Periode kedua adalah zaman Barok, yang menekankan akal budi
(Rene Descrates, Barukh de Spinoza (1632-1677) dan Gottfried Wilhelm Leibniz (1646-1710))
Periode ketiga ditandai dengan fajar budi ("enlightenment" atau "Aufklarung")
(John Locke (1632-1704), G Berkeley (1684-1753), David Hume (1711-1776))
( 1800 – sekarang )
Masa Kini
02
Aliran - Aliran
Positivisme Marxisme Eksistensialime
Pemikiran tiap manusia, tiap
ilmu dan suku bangsa melalui 3
tahap, yaitu teologis, metafisis
dan positif ilmiah
Kenyataan hanya terdiri atas
materi belaka, yang berkembang
dalam proses dialektis (dalam
ritme tesis-antitesis-sintesis)
Filsafat harus berpangkal pada
adanya (eksistensi) manusia
konkrit, dan bukan pada hakekat
manusia-pada-umumnya
August Comte (1798-1857), John
Stuart Mill (1806-1873) dan H
Spencer (1820-1903)
Tokoh utama Karl Marx,
1818-1883
J P Sartre (1905-1980),
Kierkegaard (1813-1855), dsb
Aliran - Aliran
Fenomenologi Pragmatisme
Neo-kantisme dan
Neo-thomisme
Aliran yang ingin mendekati
realitas tidak melalui argumen-
argumen, konsep-konsep, atau
teori umum
Yang dipersoalkan bukan "benar
atau salah", karena ide menjadi
benar oleh tindakan tertentu
Aliran-aliran yang merupakan
kelahiran kembali dari aliran
yang lama, oleh dialog dengan
aliran lain
Tokoh penting: Edmund Husserl,
1859-1938
Tokoh aliran ini: John Dewey
(1859-1914)
Tokoh-
Tokoh
Filsafat
03
Thales (Bapak Filsafat)
Anaximander
Pythagoras
Heraclitus Parmanides
Tokoh Filsafat
Protagoras Gorgias
Socrates
Plato
Aristoteles
pada Pekan I, bahwa mitos
begitu saja bukanlah filsafat.
Jalan yang mengarah dari
mitos menuju ilmu, melalui
sastra dan filsafat, justru
bisa disebut "demitologisasi".
"mitos" (dalam pengertian
modern sebagai"keyakinan
yang keliru")
keluar dari mitos—yaitu
mempertanyakan keyakinan
kita yang tak tertanyakan
dengan harapan
mengubahnya menjadi
ungkapan kebenaran yang
lebih andal.
pola "mitos,
sastra, filsafat,
ilmu" diakui
sebagai paparan
perkembangan
cara pikir
manusia pada
skala
makrokosmik
(yakni budaya
manusia)
Pada skala
mikrokostnik
(yakni individu
manusia). tahap
perkembangan
individunya
mengacu pada
"lahir, muda,
dewasa, dan tua"
Pola akan di dapati
setelah
dikorelasikan
masing – masing
dengan tingkat
kesadaran yang
secara progresif
lebih tinggi.
Empat Daya Benak
0
1
Mitos menggunakan imajinasi
untuk mengungkap keyakinan.
Sastra memakai gelora jiwa untuk
meng ungkap keindahan.
0
2
Filsafat memanfaatkan
pemahaman untuk
mengungkap kebenaran,
sedangkan ilmu (science)
menerapkan penimbangan
untuk rnengungkap
pengetahuan.
Empat Arah Pemikiran Manusia
logos
filsuf berupaya memahami logos
dengan cara sedemikian rupa
untuk memisahkan kebenaran
dari khayalan. Adapun ilmuwan
melalaikan logos sepenuhnya
dalam penelusuran fakta-fakta
konkret yang bisa dikelola.
Api
(Heraklitus)
Bumi
(Demokritus)
Air
(Thales)
Udara
(Anaximenes)
Analisa di Yunani Kuno
sebagai realitas-realitas dasar, yang menjelaskan
keseimbangannya karena dianut bersama-sama dengan
daya yang berlawanan antara "cinta" (philia) dan "cekcok"
(neikos).
Fiisafat Sebagai Dialog
Rasional
kehidupan filosofis merupakan
kehidupan yang menghargai
kematian. Filsuf ialah orang yang
mentaati perintah prasasti pada kuil
di Delfi, "Kenalilah dirimu sendiri"
● Dialog dilaksanakan dengan asumsi bahwa
wewenang yang lebih tinggi ini, yang sama-sama
dimiliki oleh semua orang, mampu menanamkan
pemahaman yang lebih mendalam tentang
realitas terdalam, atau kebenaran.
Plato menggunakan metode dialog,
berlandaskan pemahamannya atas
ide-ide Sokrates (walaupun dalam
hal-hal tertentu tak pelak lagi
melampaui gagasan-gagasan
tersebut), dalam membangun
sistem metafisika pertama yang
lengkap dengan nada modern.
Analogi tersebut, sekurang-
kurangnya dalam bentuk yang
disederhanakan itu, amat gamblang.
Gua itu melambangkan dunia tempat
kita hidup, dan orang-orang yang
dibelenggu itu melambangkan orang-
orang yang belum pernah berfilsafat.
Metode Dialog Gua Plato
Filsafat Sebagal iImu
Teleologis
Aristoteles mendasarkan sistemnya pada suatu metafisika yang sedikit-
banyak menempatkan idealisme Plato di benaknya dengan
berpendapat bahwa yang pada hakikatnya nyata itu partikula, bukan
universa. Ia menyangkutpautkan partikula dengan suatu istilah
khusus, "ousia", yang bermakna "realitas", walau biasanya istilah ini
diterjemahkan menjadi "substansi".
Dalam menerapkan realismenya pada hal-hal partikula, Aristoteles
menggunakan metode teleologis. Artinya, ia berpendapat bahwa
forma benda sebaiknya terketahui melalui penyelidikan tentang
maksud forma tersebut. Kata Yunani telos ("maksud") juga mengacu
pada akhir atau tujuan benda atau peristiwa.
Empat Formula Kehidupan (Jiwa) Ala Aristoteles
● Pandangan tentang jiwa tersebut memberi jalan bagi
Aristoteles yang membolehkan tipe kehidupan sesudah
kematian. Dalam DA 430a ia mengatakan, bila jiwa
"terpasang bebas dari kondisinya sekarang ini" (yakni
manakala raga manusia itu mati), inti rasionalitas yang
tersisa itu "bersifat kekal dan tidak mati".
● Ada beberapa segi-lain filsafat Aristoteles yang mcnarik
kita bahas di sini seandainya kita mempunyai waktu
lebih banyak. Saya akan menyimpulkan dengan
menyebutkan idenya saja bahwa semua pergerakan di
dunia berasal dari "penggerak pertama" yang dengan
sendirinya "tidak bergerak". Yang-Berada ini juga
merupakan "penyebab terakhir" (yakni tujuan puncak)
semua pergerakan.
Penggerak Pertama
Selaku Penyebab
Trakhir
Ide serupa juga dikembangkan secara
cukup rinci oleh seorang paleontolog
abad keduapuluh, pendeta Jesuit, dan
filsuf mistis, Pierre Teilhard de Chardin
(1881-1955), yang berpendapat bahwa
keseluruhan kosmos bergerak menuju
kesatuandalam-keragaman hakiki
(ultimate unity-in-diversity), bernama
"titik omega"--"omega" merupakan
huruf terakhir abjad Yunai dan
lambang tujuan abadi. Ini hanyalah
salah satu contoh bagaimana Para
filsuf sepeninggalnya, khususnya
sesudah munculnya agama Kristen,
mengembangkan ide-ide Aristotelian
menjadi catatan yang menarik
tentang bagaimana alam semesta
bisa terkait dengan Yang-Berada yang
biasanya kita sebut Tuhan.
FILSAFAT
ILMU
FILSAFAT KEBENARAN
Pluto pernah
mempertanyakan apakah
kebenaran itu sebenarnya?
Bradley seakan menjawab bahwa Kebenaran
itu adalah kenyataan.
● Tetapi kenyataan yang terjadi sekarang tidak
seluruhnya berupa kebenaran, bahkan yang tidak
seharusnya terjadi akhirnya terjadi juga karena das
solen tidak sama dengan das sein. Di muka bumi kita
banyak melihat ketidakbenaran, seperti berbagai
penindasan, penjajahan dan rekayasa.
● Aristoteles, menjawab pertanyaan hunya ini dengan
pendapat bahwa kebenaran itu subjektif sifatnya,
Minya kebenaran bagi seseorang adalah tidak benar
bagi yang lain, sehingga kemudian lahirlah kebenaran
relatif dan kebenaran mutlak.
Banyak pakar ilmu filsafat yang menganggap benar bahwa
pengetahuan itu terdiri atas sebagai berikut:
1. Pengetahuan Akal.
2. Pengetahuan Budi.
3. Pengetahuan Indrawi.
4. Pengetahuan Kepercayaan (otoritatif).
5. Pengetahuan Intuitif.
Sedangkan pengetahuan kepercayaan itu disebut agama, tetapi dalam hal ini
tidak boleh otoritatif karena agama tidak memaksa, agama harus diterima
secara logika, etika dan estetika dan agama itu hanyalah Islam yang terbukti
kebenarannya, keindahannya dan kebaikannya. sebagaimana penulis lakukan
penelitian bertahun-tahun dalam keadaan atheis dan kemudian baru
menerimanya.
Menurut penulis, yang benar adalah pengetahuan akal itu disebut ilmu yang
kemudian untuk membahasnya disebut logika, pengetahuan budi itu disebut
moral yang kemudian untuk membahasnya disebut etika, pengetahuan
indrawi itu disebut seni yang untuk membahasnya disebut estetika.
1. Teori Kebenaran Korespondensi.
2. Teori Kebenaran Koherensi.
3. Teori Kebenaran Pragmatis.
4. Teori Kebenaran Sintaksis.
5. Teori Kebenaran Semantis.
6. Teori Kebenaran Non Deskripsi.
7. Teori Kebenaran Logika yang Berlebihan.
8. Teori Kebenaran Performatif.
9. Teori Kebenaran Paradigmatik.
10. Teori Kebenaran Proposisi.
Untuk melihat sesuatu itu benar atau tidak benar, maka
beberapa kriteria yang sudah dilembagakan akan penulis
sampaikan beberapa kritik antara lain sebagai berikut:
Kebenaran korespondensi adalah kebenaran yang sesuai
antara pernyataan dengan fakta di lapangan.
Kebenaran koherensi adalah kebenaran atas hubungan antara
dua pernyataan.
Kebenaran pragmatis adalah kebenaran hanya dalam salah
satu konsekuensi saja.
Kebenaran sintaksis adalah kebanaran yang berangkat dari
tata bahasa yang melekat.
Kebenaran logika yang berlebihan adalah kebenaran yang
sebenamya telah merupakan fakta.
Kebenaran paradigmatik adalah kebenaran yang berubah
pada berbagai ruang dan waktu, jadi setelah kurun waktu
tertentu berubah (untuk kategori waktu) dan pada tempat
tertentu berubah (untuk kategori ruang).
Menurut Benjamin S. Bloom pembelajaran kognitif yang diurut
sebagai berikut:
1. Pengetahuan atau pengenalan seperti mengingat informasi,
fakta terminologi, rumus
2. Pemahaman seperti menjelaskan pengetahuan/informasi yang diketahui
dengan kata-kata sendiri
3. Penerapan seperti penggunaan dan penerapan informasi ke dalam situasi
konteks
4. Anal isis seperti memisahkan membedakan komponen-komponen atau elemen-
elemen, suatu fakta, konsep, pendapat, asumsi dan kesimpulan
5. Sintesis seperti mengkombinasikan bagian atau elemen ke dalam suatu kesatuan
atau struktur yang lebih besar
6. Evaluasi seperti membuat penilaian dan keputusan tentang suatu ide, gagasan
penemuan dalil, metode, produk atau benda dengan menggunakan kriteria
tertentu
YANG MAHA
BENAR
-
Puncak kebenaran itu sendiri sebenamya adalah Allah Yang Maha enar
(Al Haq), itulah sebabnya para pedzikir senantiasa mengucapkan
Alhamdulillah" (Segala Puji Bagi Allah) pada setiap penyelesaian
penemuan ilmiahnya, ataupun ketika selesai melaksanakan Shalat
Fardhu sebanyak tiga puluh tiga kali.
Sebagaimana telah penulis sampaikan di muka bahwa ilmu tidaklah
bebas nilai, karena antara logika dan etika harus berdialektika, di bukan
hanya karena penggabungan ilmu dan agama yang dalam pembicaraan
kita sehari-hari biasanya disebut dengan Imtaq iman dan Taqwa).
Untuk memperjelas keterangan, penulis mempersilahkan untuk
menyimak gambar tersebut di bawah ini (pada halaman berikutnya)
mengenai Hubungan antara Logika Islam dengan Tahmid. kali
membacakan pidatonya ketika terpilih (innagaural speech), ketika
menyampaian laporan kemajuan (progress report), ketika digugat
pribadinya karena bersalah (impeachment), maupun ketika
menyampaikan pidato pertanggungjawaban (accountability speech).
Ketiga, azas kepastian hukum (dalam istilah Belanda disebut Rechtzekerheid
sedangkan dalam Islam dikenal dengan Syariah Fiqih). Dalam Islam yang menjadi pegangan adalah
Al Qur'an yang berbincang tentang
seluruh disiplin ilmu pengetahuan.
Keempat, azas kemurnian tujuan (dalam istilah Belanda disebut Zulverheid van
Oogmerk, sedangkan dalam istilah Islam dikenal dengan Niat). Misalnya aparat hukum yang
mengejar pelaku kejahatan yang masuk ke dalam sarang pelacuran dan perjudian terpaksa harus
ikut masuk tetapi tanpa ikut menikmatinya.
Kelima, azas keseimbangan (dalam istilah Belanda dikenal dengan Evenwichtigheid,
sedangkan dalam istilah Inggris dikenal dengan The Balancing Theories. Pemerintah harus
menyeimbangkan antara demokrasi dengan nasionalisme, antara hak azasi dengan hukum,
antara responsiveness dengan effectiveness, antara balk dan benar. Inilah yang telah penulis
tulis dalam buku Filsafat Pemerintahan.
FILSAFAT
ILMU
KELOMPOK 2
Manusia satu-satunya makhluk yang mampu bertanya.
Ia mempertanyakan dirinya, keberadaannya, dan
dunianya.
Melalui pertanyaan yang diajukan ia ingin mengetahui
sesuatu
KEBERADAAN MANUSIA
DILIHAT DARI SISI FILSAFAT
Pertanyaan dapat digolongkan
dalamdua tingkatan ;
1. Pertanyaan sederhana
2. Pertanyaan bersifat
teoritis.
• Pertanyaan yang terkait dengan masalah-masalah
praktis. Pertanyaan ini berhubungan dengan cara-cara
untuk mencapai sesuatu.
• Pertanyaan yang bersifat mendasar disebutkan
pertanyaan filosofis. Pertanyaan ini bersentuhan
dengan makna dan nilai hidup manusia.
Manusia sebagai Sebuah
Persoalan
"Siapakah manusia
itu?"
SIAPAKAH MANUSIA ITU
Pengertian tentang manusia
dikaitkan dengan sesuatu yang
ada di luar. Dalam masyarakat
Yunani, alam dipandang sangat
dekat dengan manusia, sehingga
untuk menjelaskan hidup
manusia, alam dijadikan sebagai
titik pijak.
Pertanyaan yang paling klasik. tetapi
semua pertanyaan ini merupakan satu
kesatuan, yakni berkaitan dengan
pemaknaan hidup serta nilai-nilai
keberadaannya.
APA ITU FILSAFAT
philein
Mencintai
sophia
Secara harafiah filsafat diartikan
dengan cinta akan kebijaksanaan.
Kebijaksanaan
Pertama, dapat bertahan terhadap diskusi kritis.
Kedua, menggunakan metode dialektis.
Ketiga, berusaha mencapai realitas yang terdalam.
Keempat, terkait dengan butir ketiga , filsafat untuk menangkap tujuan
ideal realitas.
Kelima, mengetahui bagaimana harus hidup sebagai manusia.
Hakikat filsafat sebagai hasil kontemplasi dalam lima
karakter berikut :
filsafat bisa didefinisikan dalam
tiga hal
• Pertama, filsafat sebagai hasil perenungan.
• Kedua, sebagai kritik.
• Ketiga, filsafat sebagai ilmu yang berusaha
mencari kebenaran secara metodis,
sistematis, rasional dan radikal melampaui
kebenaran dan pertanggungjawaban.
Filsafat Manusia
dan Metodenya
—Erich Fromm (1900-1980)
“Cinta tidak hanya terletak
pada kata-kata. Cinta hanya
bermakna dalam perbuatan
nyata”
Filsafat Manusia dan Ilmu-Ilmu Lain
Filsafat manusia ialah bagian
integral dari sistem filsafat, yang
secara spesifik menyoroti
hakikat atau esensi manusia.
Metode Filsafat Manusia
Filsafat manusia adalah hal-hal yang ada di balik
yang kelihatan, yang sangat menentukan
eksistensi manusia dengan memikirkan aspek-
aspek mendasar yang bersifat metafisis dan
spiritualitas tentang manusia.
Relevansi Filsafat Manusia
Manusia Bersifat:
Dinamis
Misteri
Paradoksal
Relevansi Filsafat Manusia
KEDUA
Pertama KETIGA
Ada tiga alasan untuk
menunjukkan relevansi :
Dengan mendalami
manusia, kita mengenal
manusia dengan lebih baik.
Kegiatan utama makhluk berpikir
adalah bertanya dan
mempertanyakan segala hal,
termasuk dirinya. Karena itu
dengan mendalami hakikatnya,
manusia mengungkapkan jati
dirinya.
Filsafat manusia
mengantar kita untuk
semakin mampu
bertanggungjawab
terhadap diri kita dan
sesama.
02
01 03
Batasan Buku Ini
Tidak semua persoalan mendasar
manusia bisa diulas dalam satu buku
Dengan demikian pendekatan yang
digunakan adalah pendekatan tematis,
tidak berpijak pada satu pemikir tertentu.
Penulis membatasi diri pada 7 topik
Pertama, hakikat manusia sebagai pribadi
Kedua, badan dan jiwa
Ketiga, terra di sekitar kebebasan.
Keempat, pengetahuan
Kelima, dimensi sosial manusia
Keenam, historisitas manusia
Ketujuh, tema terakhir adalah kerja
Manusia sebagai
PERSONA
Persona atau pribadi merupakan salah
satu dimensi mendasar manusia
Memiliki cara berada yang khas
dibandingkan dengan makhluk yang
lain
Pengertian Individu
Makhluk
Infrahuman
Bagi makhluk infrahuman pengertian
"individu" dikaitkan dengan jenis
Manusia
Individu manusia terkait dengan
keunikan, tidak sekedar “jenis” atau
“spesies”
Arti Persona
Secara etimologis, kata "persona" berasal dari bahasa
Yunani, yang artinya adalah topeng.
Dalam perkembangan selanjutnya, arti "persona" tidak
lagi menunjuk pada topeng, melainkan pada makna
yang ada di baliknya, yakni jati diri.
Persona
Tiga Pandangan
Pandangan
Ontologis
Baptista Mondin, 3
pendekatan umumnya
dipakai untuk tujuan
tersebut, yakni
pendekatan ontologis,
pendekatan psikologis,
dan pendekatan dialogis
Pandangan
Psikologis
Pendekatan
psikologis
meletakkan pribadi
manusia pada aspek
psikis. Fokus
perhatian psikologi
adalah emosi dan
afeksi
Pandangan
Dialogis
Dalam pandangan ini
manusia adalah
makhluk relasional.
—Severinus Boethius
Severinus Boethius dengan jelas
menunjukkan hakikat manusia itu dalam
definisinya yang bertuliskan, "persona est rationalis
naturae individual substantia". Dalam ungkapan ini
kepribadian manusia diletakkan pada kodratnya
sebagai individu dan makhluk berpikir.
Nilai-Nilai
Absolut Pribadi
kesadaran
akan diri
Kesadaran manusia
memiliki kemampuan
untuk menentukan
dirinya
transendental
Sifat transendental
merupakan modal bagi
manusia untuk mengatasi
persoalan-persoalan hidup
serta memungkinkannya
masuk dalam dunia abadi
dan absolut
bersifat otonom
Sifat otonom menjadi
bagian yang tidak
terpisahkan dari pribadi
manusia
komunikatif
Melalui komunikasi,
setiap pribadi sadar
bahwa ia merupakan
bagian dari orang lain
Beberapa Elemen Persona
Pertama adalah karakter
Karakter merupakan kebiasaan hidup
seseorang, Kebiasaan ini melekat dalam
diri seseorang dan tidak bisa diubah
dengan mudah
Kedua, akal budi
Akal budi merupakan dasar untuk
melahirkan ide-ide
Ketiga, kebebasan
kebebasan merupakan bagian dari
martabat kemanusiaan yang tidak bisa
dibungkam oleh siapapun
Keempat, nama
Nama merupakan perwujudan dan
pengejawantahan sekaligus menjadi
identitas pribadi seseorang.
Kelima, suara hati
Suara hati merupakan pedoman hidup
bagi setiap orang dalam mengambil
keputusan
Keenam, perasaan
Perasaan merupakan ungkapan lubuk
hati yang mendalam dari setiap pribadi
KESIMPULAN
Dari uraian panjang lebar di atas dapat disimpulkan
bahwa selain makhluk yang bertanya, manusia juga
adalah pribadi yang unik. Keunikan manusia bersumber
dari aspek kerohanian, yakni jiwanya. Karena ia adalah
unik, maka manusia tidak boleh diurutkan dalam bentuk
nomor atau dikelompok-kelompokkan seperti makhluk
infrahuman.
Sebagai pribadi manusia mempunyai kemampuan untuk
menentukan diri.
Sebagai pribadi manusia adalah makhluk yang
transendental, otonom, bebas dan relasional.
FILSAFAT
ILMU
Pengetahuan Ilmu Filsafat
Kelompok 2
A. Pengetahuan
Bahwa manusia itu tahu sesuatu, tidak ada yang menyangkal.
Manusia tahu akan dunia sekitarnya, akan dirinya sendiri, juga
orang-orang lain. Manusia tahu yang baik dan yang buruk, yang
indah dan tidak indah.
Bagaimana manusia itu dapat tahu, apakah sumbernya, apakah
sebenarnya tahu itu?
PENGETAHUAN ILMU FILSAFAT
1. Manusia ingin tahu, maka ia pun memaparkan isi
hatinya dengan bahasa, yang sederhana seperti ,
apa ini apa itu, apa sebabnya begini, apa
sebabnya begitu? ini disebabkan karena ia kagum
dan heran.
Pertanyaan kepada diri sendiri akan dijawab dengan
melakukan penyelidikan. Semakin banyak yang
diselidiki, semakin banyak hasil tahunya, dan
semakin besar rasa kepuasannya. Tetapi semakin
banyak dan makin mendalam yang diketahuinya,
biasanya makin besar pula usahanya untuk tahu.
Rasa ingin tahu manusia akan berakhir pada akhir
kesadarannya.
Beberapa pemikir filsafat menyimpulkan adanya
4 (empat) gejala tahu, antara lain:
2. Manusia ingin tahu yang benar. Tahu yang
tidak benar disebut keliru. Tidak seorang
pun cinta pada kekeliruan. Keliru sering
kali lebih jelek daripada tidak tahu.
3. Objek dari tahu ialah apa saja yang ada
dan yang mungkin ada.
4. Manusia yang tahu itu, tahulah ia bahwa
ia tahu. Manusia tahu benar bahwa ia tidak
tahu sesuatu, maka bertanyalah ia,
misalnya kepada orang lain.
B. Ilmu Pengetahuan
Ilmu pengetahuan tidaklah menghiraukan gunanya. Ilmu
pengetahuan ialah pengetahuan yang bertujuan mencapai
kebenaran ilmiah tentang objek tertentu, yang diperoleh
melalui pendekatan atau cara pandang (approach), metode
(method), dan sistem tertentu.
Ilmu pengetahuan diciptakan manusia karena didorong oleh
rasa ingin tahu manusia yang tidak berkesudahan terhadap
objek, pikiran, atau akal budi yang menyangsikan kesaksian
indra, karena indra dianggap sering menipu.
Ilmu pengetahuan diciptakan manusia
karena didorong oleh rasa ingin tahu
manusia yang tidak berkesudahan
terhadap objek, pikiran, atau akal budi
yang menyangsikan kesaksian indra,
karena indra dianggap sering menipu.
Kesangsian akal budi ini lalu diikuti
dengan pertanyaan seperti, apakah
sesuatu itu, mengapa sesuatu itu ada,
bagaimana keberadaannya dan apa tujuan
keberadaannya?
Masing-masing pertanyaan
itu akan menghasilkan ;
● Ilmu pengetahuan filosofi yang
mempersoalkan hakikat atau esensi sesuatu
(pengetahuan universal).
● Ilmu pengetahuan kausalistik, artinya selalu
mencari sebab musabab keberadaannya
(pengetahuan umum bagi suatu jenis benda).
● Ilmu pengetahuan yang bersifat deskriptif-
analitik, yaitu mencoba menjelaskan sifat-sifat
umum yang dimiliki oleh suatu jenis objek.
● Ilmu pengetahuan yang bersifat normative,
yaitu mencoba memahami norma suatu objek
yang dari sana akan tergambar tujuan dan
manfaat dari objek tersebut.
Sistem
tertutup
Sistem ini tidak memungkinkan
masuknya unsur unsur baru ke
dalamnya, misal, susunan alam
semesta yang merupakan satu
kesatuan.
Sistem
terbuka
sistem ini memang dimaksudkan
untuk memberikan peluang bagi
masuknya unsur-unsur baru
agar keberadaan sesuatu hal
kemungkinan bisa tetap
berlangsung.
01
02
Ada 6 (enam) sistem yang lazim dikenal
dalam ilmu pengetahuan, yaitu:
Sistem
alami
sistem ini memang sudah
sejak awal merupakan suatu
kesatuan yang utuh dalam
rangka mencapai tujuan yang
juga telah ditentukan sejak
awal.
03
sistem ini jelas
merupakan hasil
karya manusia.
Sistem
buatan
sistem ini merupakan
perkembangan dari sistem
buatan, yang dibuat agar lebih
memudahkan tercapainya
salah satu tujuan hidup.
04
05
Sistem yang
berbentuk garis
lurus
Untuk mencapai tujuan yang
lebih mudah, sistem ini
disusun menurut jenjang-
jenjang atau tingkat-tingkat
mulai dari yang paling tinggi
ke jenjang yang paling
rendah.
06
Sistem yang
berbentuk
lingkaran
Kebenaran ilmu pengetahuan (lazim disebut
kebenaran keilmuan atau kebenaran ilmiah)
adalah pengetahuan yang jelas dari suatu
objek materi yang dicapai menurut objek
forma (cara pandang) tertentu dengan
metode yang sesuai dan ditunjang oleh suatu
sistem yang relevan.
1. Teori Saling Hubungan
(Coherence Theory)
2. Teori Persesuaian
(Correspondence Theory)
3. Teori Kegunaan (Pragmatic
Theory).
“3 (tiga) teori pokok tentang kebenaran
keilmuan ini, yaitu: .”
Ilmu Sebagai Pengetahuan
Ilmu adalah pengetahuan, tetapi tidak semua pengetahuan
adalah ilmu.
Ilmu bertujuan untuk menjelaskan tentang segala yang ada
di alam semesta.
Ilmu adalah akumulasi pengetahuan yang menjelaskan
kausalitas (hubungan sebab-akibat) dari suatu objek
menurut metodemdetode tertentu yang merupakan suatu
kesatuan yanag sistematis adalah ilmu.
FILSAFAT ILMU SEBAGAI DASAR
MELAKUKAN PENELITIAN
Teori mempunyai peranan dalam
pengembangan ilmu
• Teori sebagai konseptual dan
klasifikasi - memberikan petunjuk
tentang kejelasan hubungan antara
konsep dan fenomena atas dasar
klasifikasi tertentu.
• Teori sebagai orientasi - memberikan
suatu orientasi kepada para ilmuwan
sehingga dengan teori tersebut dapat
mempersempit cakupan yang akan
ditelaah, sehingga dapat menentukan
fakta mana yang diperlukan.
• Teori sebagai generalisasi
(summarizing), yaitu
memberikan rangkuman
terhadap generalisasi
empirik dan antarhubungan
dari berbagai proposisi.
• Teori sebagai peramal fakta, yaitu
dengan meramal ialah berpikir
deduktif dengan konsekuensi logis
(balk menurut waktu maupun
tempat).
• Theory points to gaps in our
knowledge, yaitu teori menunjukkan
adanya kesenjangan dalam
pengetahuan kita.
****
Tingkat Kemantapan Teori
Teori akan menjelaskan
(meramalkan) fenomena. Dengan
penjelasan itu orang menjadi
mengerti. Penjelasan ini berkisar
pada hubungan-hubungan
(relationship).
B. Berpikir Induktif dan Deduktif
Ilmu adalah akumulasi
pengetahuan yang tersusun secara
sistematis.
Menangkap berarti
mengamati atau mengobservasi,
sedangkan yang diamati dan
fenomena itu tidak lain adalah
fakta.
C. Metode Ilmiah
Merupakan prosedur atau langkah-langkah
sistematis dalam mendapatkan pengetahuan
ilmiah atau ilmu. Ilmu merupakan pengetahuan
yang didapatkan melalui metode ilmiah.
Langkah-langkah sistematis
keilmuan adalah:
• mencari, merumuskan dan mengidentifikasi masalah
• menyusun kerangka pikiran (logical contract)
• merumuskan hipotesis (jawaban rasicnal terhadap
masalah)
• menguji hipotesis secara empirik
• melakukan pembahasan dan
• menyimpulkan.
FILSAFAT PANCASILA
KELOMPOK 2
FILSAFAT
ILMU
Filsafat Pancasila adalah pembahasan
Pancasila secara filsafati, yaitu
pembahasan Pancasila sampai
hakikatnya yang terdalam (sampai
intinya yang terdalam).
H. Filsafat Pancasila
Pengertian Filsafat Pancasila
Juga merupakan suatu pengetahuan yang
terdalam yang merupakan hakikat Pancasila yang
bersifat essensial, abstrak umum universal, tetap
dan tidak berubah (Notonagoro, 1966:34).
"Bagaimana"
Dengan menjawab suatu pertanyaan
ilmiah ini maka akan diperoleh suatu
pengetahuan ilmiah yang bersifat
deskreptif.
"Mengapa"
Dengan mencari suatu pertanyaan
ilmiah ini maka pengetahuan yang
didapatkan adalah pengetahuan bersifat
kausal, yaitu pengetahuan yang
memberikan
"Kemana"
Dengan menjawab petanyaan ilmiah ini
maka pengetahuan yang didapat adalah
pengetahuan yang bersifat normatif.
"Apa"
Dengan menjawab pertanyaan ini
akan diperoleh pengetahuan
mengenai hakikat dari sesuatu yang
dinyatakan.
01 02
03
Tingkat-tingkat Pengetahuan Pancasila
Pertanyaan "Bagaimana"- Suatu pengetahuan deskriptif Pertanyaan
"Mengapa"- Suatu pengetahuan kausal Pertanyaan "Ke mana"- Suatu
pengetahuan normatif Pertanyaan "Apa"- Suatu pengetahuan esensial
04
Manfaat Filsafat Pancasila
A. Manfaat Penggunaan Filsafat
1. sebagai induk pengetahuan
2. Sebagai pemberi dasar bagi ilmu pengetahuan yang axiomata yang tidak memerlukan
suatu pembuktian yaitu: (a) asas kebalikan (b) Asas kesamaan dengan diri sendiri
(c ) Asas kemustahilan ketiga
3. Dengan filsafat setiap ilmu pengetahuan dapat memiliki sila dan ciri khas masing-
masing.
4. semua metode ilmu pengetahuan berkembang ditentukan oleh filsafat karena
kedudukan filsafat sebagai induk ilmu pengetahuan.
5. Filsafat dapat memberikan dan mengarahkan ilmu pengetahuan ke arah tujuan demi
kebahagiaan dan kesejahteraan umat manusia.
6. filsafat ilmu pengetahuan mampu menyelesaikan masalahnya yang bersifat terdalam
(sampai pada paradigma ilmu).
B. Manfaat bagi Pendidikan
Kesarjanaan
1. Sifat filsafat yang kritis, dinamis serta mendalam maka
memungkinkan bagi pengembangan akal, menghidupkan kecer-
dasan berfikir bagi para calon saijana.
2. Filsafat berfungsi menggugah pengertian dan kesadaran manusia
akan kedudukannya dalam hubungannya dengan segala sesuatu di
luar dirinya (hubungan sesama manusia maupun Tuhannya.
3. Menggugah pengertian serta kesadaran para calon sarjana akan
pemikiran kemanusiaan serta menjadi ilmuwan yang bijaksana yang
memiliki dan mengamalkan filsafat pandangan hidup, pedoman
hidup, pegangan hidup, dalam kaitannya dengan kebahagiaan dan
kesejahteraan umat manusia (Notonagoro, tanpa tahun :4)
C. Manfaat Filsafat Pancasila bagi Pendidikan
Kesarjanaan
Bagi bangsa Indonesia salah satu karya
besar bangsa yang bersifat monumental, dan
seharusnya menjadi kebanggaan bangsa
adalah hasil pemikirannya tentang prinsip
prinsip hidup berbatigsa dan bernegara.
Hubungan antara Filsafat dan Ideologi
Filsafat sebagai pandangan hidup pada hakikatnya merupakan sistem
nilai yang secara epistemologis kebenarannya telah diyakini sehingga
dijadikan dasar atau pedoman bagi manusia dalam memandang realitas
alarn semesta, manusia, masyarakat, bangsa dan negara, tentang
makna hidup serta sebagai dasar dan pedoman bagi manusia dalam
menyelesaikann masalah yang dihadapi dalam hidup dan kehidupan.
Pancasila Sebagai Ideologi
Terbuka
Pancasila sebagai suatu ideologi tidak bersifat kaku dan
tertutup, namun bersifat terbuka. Hal ini di maksudkan
bahwa ideologi Pancasila adalah bersifat aktual, dinamis,
antsipatif dan senantiasa mampu menyesuaikan dengan
perkembangan jaman.
Sebagai suatu ideologi yang bersifat
terbuka maka Pancasila memiliki
dimensi sebagai berikut :
a) Dimensi idealistis, yaitu nilai-nilai dasar yang terkandung dalam
Pancasila yang bersifat sistematis dan rasional yaitu hakikat nilai-
nilai yang terkandung dalam lima sila Pancasila: ketuhanan,
kemanusiaan, persatuan, kerakyatan dan keadilan, maka
dimensi idealistis Pancasila bersumber pada nilai-nilai filosofis
yaitu filsafat Pancasila.
b) Dimensi normatif, nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila perlu
dijabarkan dalam suatu sistem norms, sebagaimana terkandung dalam
Pembukaan UUD 1945 yang memiliki kedudukan tertinggi dalam tertib
hukum Indonesia.
c) Dimensi realistis, suatu ideologi harus mampu mencerminkan ralitas
yang hidup clan berkembang dalam masyarakat.
Secara yuridis Pancasila sebagai dasar filsafat negara tertuang dalam
Pembukaan UUD 1945 alinea IV yang berbunyi: maka disusunlah
kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu dalam suatu Undang-Undang
Dasar negara Indonesia, yang terbentuk dalam suatu susunan negara
Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan berdasarkan kepada :Ke-
Tuhan yang Maha Esa, kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan
Indonesia dan kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan
dalam permusyawaratan/perwakilan.
I. Pancasila sebagai Dasar Filsafat Negara
Melihat dari rumusan tersebut yang
dimaksuddengan berdasar kepadaAdalah
dalam pengertian sebagai dasar filsafat negara
Indonesia.
Susunan l(q.selain menunjukkan bahwa Pancasila pada hakikatnya merupakan dasar, rangka dan suasana
bagi negara dan tertib hukum Indonesia. Hal itu dapat dirincisebagai berikut :
a. Pancasila merupakan dasar filsafat negara (asas kerokhanian negara), pandangan hidup dan filsafat
hidup.
b. Di atas basis (dasar) itu berdirilah negara Indonesia, dengan asas politik negara (kenegaraan) yaitu
berupa Republik yang berkedaulatan rakyat.
c. Kedua-duanya menjadi basis penyelenggaraan Kemerdekaan kebangsaan Indonesia, yaitu pelaksanaan
dan penyelenggaraan negara sebagaimana tercantum dalam hukum positif Indonesia, termuat dalam
Undang-Undang Dasar Negara Indonesia.
d. Selanjutnya di atas Undang-Undang Dasar (yaitu sebagai basis) maka berdirilah bentuk susunan
pemerintahan dan keseluruhan peraturan hukum positif yang lainnya, yang mencakup segenap bangsa
Indonesia dalam suatu kesatuan hidup bersama yang berasas kekeluargaan.
e. Segala sesuatu yang disebutkan di atas adalah demi tercapainya suatu tujuan bersama, yaitu tujuan
bangsa Indonesia dalam bernegara tersebut, yaitu kebahagian bersama, baik jasmaniah maupun
rokhaniah, serta tuhaniah.
Bilamana kita pahami hakikat negara adalah merupakan
lembaga kemanusiaan, lahir dan batin. Negara sebagai
lembaga kemanusiaan dalam hal hidup bersama baik
menyangkut kehidupan lahir maupun batin, yaitu bidang
kehidupan manusia selengkapnya. Sehingga dengan
demikian maka seluruh hidup kenegaraan kebangsaan
Indonesia senantiasa diliputi oleh asas kerokhanian
Pancasila.
Sebagaimana dijelaskan di muka bahwa Pembukaan UUD 1945
mengandung dasar, rangka dan suasana bagi negara dan tertib hukum
Indonesia yang pada hakikatnya tersimpul dalam asas kerokhanian
Pancasila. Dengan demikian konsekuensinya Pancasila asas yang mutlak
bagi adanya tertib hukum Indonesia, yang pada akhirnya perlu
direalisasikan dalam setiap aspek penyelenggaraan Negara.
Jiwa, suatu asas kerokhanian. Solidaritas yang besar. Hasil
sejarah, karena sejarah itu berjalan terus. Sejarah tidak abadi,
bergerak secara dinamis dan berubah-ubah untuk maju.
J. Pancasila sebagai Asas Persatuan dan
Kesatuan Bangsa Indonesia
Bagi bangsa Indonesia sebagai suatu bangsa
memiliki ciri-ciri sebagai berikut
Kesatuan sejarah, yaitu bangsa Indonesia
dibesarkan di bawah gemilangnya kerajaan-
kerajaan, Sriwijaya, Majapahit, mataram dan
lain sebagainya.
Dengan lain perkataan bangsa Indonesia memiliki satu asas kerokhanian, satu pandangan
hidup, dan satu ideologi yaitu Pancasila, yang ada dalam suatu negara Proklamasi 17
Agustas 1945 . Bagi bangsa Indonesia adanya kesatuan asas krokharian, kesatuan
pandangan hidup, kesatuan ideologi tersebut itu adalah amat bersifat central, karena suatu
bangsa yang ingin berdiri kokoh dan mengetahui ke arah mana tujuan bangsa itu ingin
dicapti maka bangsa itu hams memiliki satu pandangan hidup, ideologi maupun satu asas
kerokhanian.
Bangsa Indonesia terdiri atas berbagai macam sukt bangsa yang dengan sendirinya
memiliki kebudyaan dan adat-istiatat yang berbeda-beda pula. Namun demikian bangsa
perbedaan tu hams disadari sebagai sesuatu yang memang senantiasa ada pata setiap
manusia sebagai makhluk pribadi, dan dalammasalah ini bersifat biasa.
Maka disinilah letak fungsi dan kedudukan asas keokhanian
Pancasila sebagai asas kerokhanian proses sebagai asas
tersatuan, kesatuan dan asas kerjasama bangsa Indonesia.
Maka perbedaan-perbedaan itu tidaklah mempengaruhi
persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia, karena memiliki
Jaya penarik ke arah kerjasama yang saling dapat
diketemukan dalam si perbedaan dan sintem yang
memperkaya masyarakat sebagai suatu bangsa. Maka bagi
bangsa Indonesia dalam filsafat yang merupakan asas
kerokhanian Pancasila, merupakan asas pemersatu dan asas
hidup bersama.
BAB III
PANCASILA SEBAGAI SUATU
SISTEM FILASAFAT
Kalau dilihat dari intinya, urut-urutan lima sila menunjukkan suatu rangkaian tingkat
dalam luasnya dan isi-sifatnya, merupakan pengkhususan dari sila-sila yang dimukanya. Jika urut-
urutan lima sila dianggap mempunyai maksud demikian, maka di antara lima sila ada hubungan
yang mengikat yang satu kepada yang lain sehingga Pancasila merupakan suatu kesatuan
keseluruhan yang bulat. Dalam susunan hierarkhis dan piramidal ini, maka Ketuhaan yang Maha
Esa menjadi basis kemanusiaan, persatuan Indonesi kerakyatan dan keadilan sosial. Sebaliknya
Ketuhanan Yang Mali Esa adalah Ketuhanan yang berkemanusiaan , yang membangu memelihara
dan mengembangkan persatuan Indonesia, yang kerakyatan dan berkeadilan sosial demikian
selanjutnya, sehing tiap-tiap sila di dalamnya mengandung sila-sila lainnya.
Susunan Pancasila yang bersifat Hierarkhis dan
Berbentuk Piramidal
Secara ontologis kesatuan sila-sila Pancasila sebagai suatu
bersifat hierarkhis dan berbentuk piramidal adalah sebagai berikut
bahwa hakikat adanya Tuhan adalah ada karena dirinya Tuhan
sebagai causa Prima. Oleh karena itu segala sesuatu yang ada
termasuk manusia ada karena diciptakan Tuhan atau manusia ada
sebagai akibat adanya Tuhan . Maka negara adalah sebagai akibat
adanya manusia yang bersatu . terbentuklah persekutuan hidup
bersama yang disebut rakyat.
Maka rakyat pada hakikatnya merupakan unsur negara di sarnping
wilayah dan pemerintah. Rakyat adalah sebagai totalitas Individu-
individu dalam negara yang bersatu .
Rumusan Pancasila yang bersifat Hierarkhis dan
Berbentuk Piramidal
Rumusan Hubungan Sila-sila Pancasila yang
saling Mengisi dan Saling mengkualifikasi
Sila-sila Pancasila sebagai kesatuan dapat dirumuskan pula dalam hubungannya saling
mengisi atau mengkualifikasi dalam rangka hubungan hierarkhis piramidal tadi. Tiap-tiap sila seperti
telah disebutkan di atas mengandung empat sila lainnya, Untuk kelengkapan dari hubungan keatuan
keseluruhan dari sila-sla Pancasila dipersatukan dengari rumus hierarkhis tersebut di atas.
Kesatuan sila-sila Pancasila pada hakikatnya bukanlah hanya merupakan kesatuan yang bersifat formal
logis saja namun juga meliputi kesatuan dasar ontologis, dasar epistemologis serta dasar biologis dari sila
Pancasila. Kesatuan yang demikian meliputi kesatuan dalam hal dasar ontologis, dasar demologis serta
dasar aksiologis dari sila-sila Pancasila . Secara filosofis Pancasila sebagai suatu kesatuan sistem filsafat
memiliki, dasar ontologis, dasar epistemologis dan dasar aksiologis sendiri yang berbeda dengan sistem
filsa fat yang lainnya misalnya materialisme, liberalisme, pragmatisme, komunisme, idealisme dan lain
paham filsafat di dunia.
Manusia sebagai pendukung pokok sila-sila Pancasila
ontologis memiliki hal-hal yang mutlak :
Susuncti kodrat ,raga dan jiwa jasmani dan rokhani, sifat
kodrat manusi adalah sebagai makhluk individu dan.
makhluk sosial , se kedudukan kodrat manusia sebagai
makhluk pribadi berdiri sendir dan sebagai makhluk Tuhan
yang Maha Esa.
C. Dasar Ontologis Sila-sila Pancasila
Sebagai suatu sistem filsafat landasan sila-sila Pancasila itu
dalam hal isinya menunjukkan suatu hakikat makna yang
bertingkat ( Notonagoro, tanpa tahun : 7 ) , serta ditinjau dari
keluasannya memiliki bentuk piramidal.
Hakikat kesatuan Pancasila yang bertingkat dan
berbentuk piramidal dapat dijelaskan sebagai berikut :
Sila kedua
Hal ini dapat dijelaskan sebagai berikut : negara adalah lembaga
kemanusiaan, yang diadakan oleh manusia (Notonagoro, 1975 : 55 ). Maka
manusia adalah sebagai subjek pendukung pokok negara . Negara adalah
dari, oleh dan untuk manusia oleh karena itu terdapat hubungan sebab dan
akibat yang langstmg antara negara &an ,Anusia.
Sila pertama
Berdasarkan pada hakikat bahwa pendukung pokok negara adalah manusia,
karena negara adalah sebagai lembaga hidup bersama sebagai lembaga
kemanusiaan dan manusia adalah sebagai makhluk Tuhan yang maha esa
Hakikat kesatuan Pancasila yang bertingkat dan
berbentuk piramidal dapat dijelaskan sebagai berikut :
Sila keempat
Dalam kaitannya dengan kesatuan yang bertingkat maka hakikat sila
keempat itu adalali sebagai berikut , hakikat rakyat adalah penjumlahan
manusia manusia,semua orang, semua warga dalam suatu wilayah negm
tertentu. Maka hakikat rakyat adalah sebagai akibat bersatunya manusia
sebagai makhluk Tuhan yang maha esa dalam suatu wt layah negara
tertentu
Sila ketiga
Hakikat sila ketiga tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut hakikat
persatuan ilalasari dan dijiwai oleh sila Ketuhanan dan kemanusiaan ,
bahwa manusia sebagai makhluk Tuhan yang maha esa yang pertama harus
terealisasikan adalah mewujudkan suatu persatuan dalam suatu perqekutuan
hidup yang disebut negara.
Hakikat kesatuan Pancasila yang bertingkat dan
berbentuk piramidal dapat dijelaskan sebagai berikut :
Sila kelima
Menurut Notonagoro hakikat keadilan yang terkandung dalam sila kedua
yaitu keadilan yang terkandung dalam hakikat manusia. monopluralis, yaitu
kemanusiaan yang adil terhadap diri sendiri, terhadap sesama dan terhadap
Tuhan atau kausa prima.
Tiap kata merupakan suatu kata polimorfemik
(yaitu Kata dasar + afiks ke-/-an dan per-/- an).
Tuhan (ke-/-an) Ketuhanan
Manusia (ke-/-an) Kemanusiaan
Satu (per-/-an) Persatuanan
Rakyat (ke-/-an Kerakyatanan
Adil (ke-/-an) Keadilan
Dalam fungsi dan kedudukan Pancasila sebagai dasar negara Republik Indonesia
maka sangat perlu untuk diketahui tentang' hubungan antara negara Indonesia
dengan landasan dari Pancasila yaitu : Tuhan, manusia, satu, rakyat, dan adil.
a. Hakikat Sila-sila Pancasila
Ketuhanan, ialah sifat-sifat keadaan negara yang sesuai dengan hakikat Tuhan
Kemanusiaan, ialah sifat-sifat keadaan negara yang sesuai dengan hakikat manusia.
Persatuan, yaitu sifat-sifat dan keadaan negara yang sesuai dengan hakikat satu, yang berarti
membuat menjadi satu rakyat, daerah, dan keadaan negara Indonesia sehingga terwujud suatu
kesatuan.
Kerakyatan, yaitu sifat-sifat dan keadan negara yang sesuai dengan hakikat rakyat.
Keadilan, yaitu sifat-sifat dan keadaan negara yang sesuai dengan hakikat adil.
Arti inti setiap sila dari Pancasila adalah sebagai berikut :
b. Pengertian Kesesuaian Sifat-sifat dan Keadaan Negara
dengan landasan Sila-sila Pancasila.
Inti landasan sila-sila Pancasila meliputi Tuhan, manusia, satu, rakyat
dan adil. Konsekuensinya segala sifat-sifat dan keadaan negara harus
sesuai dengan hakikat Tuhan, manusia, satu, rakyat, dan adil.
Bilamana dirinci pengertian sifat ini pada hakikatnya meliputi empat hal
yaitu ; Sifat-sifat (sifat luar), yaitu hal baru yang ditambahkan pada
sesuatu sehingga merupakan ciri baru, atau sesuatu itu memiliki ciri baru
(kualitas) baru. Misalnya sebuah meja yang kemudian dicat coklat
(ditambahkan warna coklat), sehingga warna coklat merupakan ciri baru
meja sehingga disebut meja coklat.
TERIMA
KASIH

More Related Content

Similar to Tugas Akhir Pengantar Filsafat Ilmu Kelompok 2

Makalah pancasila sebagai filsafat
Makalah pancasila sebagai filsafatMakalah pancasila sebagai filsafat
Makalah pancasila sebagai filsafatDea_tita
 
Makalah filsafat
Makalah filsafat Makalah filsafat
Makalah filsafat AnggiChaca
 
Makalah kumpulan tugas Pengantar Filsafat Ilmu
Makalah kumpulan tugas Pengantar Filsafat IlmuMakalah kumpulan tugas Pengantar Filsafat Ilmu
Makalah kumpulan tugas Pengantar Filsafat Ilmuesterlitaayuningtyas
 
PENGANTAR FILSAFAT ILMU_KELOMPOK 12.pdf
PENGANTAR FILSAFAT ILMU_KELOMPOK 12.pdfPENGANTAR FILSAFAT ILMU_KELOMPOK 12.pdf
PENGANTAR FILSAFAT ILMU_KELOMPOK 12.pdfRizkyAmelia88
 
Makalah filsafat 3
Makalah filsafat 3Makalah filsafat 3
Makalah filsafat 3Warnet Raha
 
Makalah filsafat 3
Makalah filsafat 3Makalah filsafat 3
Makalah filsafat 3Warnet Raha
 
tugasslidesherekelompok1-220708145047-f7ce3bcd.pdf
tugasslidesherekelompok1-220708145047-f7ce3bcd.pdftugasslidesherekelompok1-220708145047-f7ce3bcd.pdf
tugasslidesherekelompok1-220708145047-f7ce3bcd.pdfAhmadshah297429
 
Pengantar Filsafat Ilmu.pptx
Pengantar Filsafat Ilmu.pptxPengantar Filsafat Ilmu.pptx
Pengantar Filsafat Ilmu.pptxAlfinaturRosyida
 
KUMPULAN PPT FILSAFAT ILMU KEL 9.pptx
KUMPULAN PPT FILSAFAT ILMU KEL 9.pptxKUMPULAN PPT FILSAFAT ILMU KEL 9.pptx
KUMPULAN PPT FILSAFAT ILMU KEL 9.pptxMichelle943061
 
PPT PENGANTAR FILSAFAT ILMU.pptx
PPT PENGANTAR FILSAFAT ILMU.pptxPPT PENGANTAR FILSAFAT ILMU.pptx
PPT PENGANTAR FILSAFAT ILMU.pptxnianur10
 
Soal dan jawaban filsafat ilmu dari semua materi.docx alwi
Soal dan jawaban filsafat ilmu dari semua materi.docx alwiSoal dan jawaban filsafat ilmu dari semua materi.docx alwi
Soal dan jawaban filsafat ilmu dari semua materi.docx alwiAlwiAssegaf
 
TUGAS AKHIR FILSAFAT KEL 3.pptx
TUGAS AKHIR FILSAFAT KEL 3.pptxTUGAS AKHIR FILSAFAT KEL 3.pptx
TUGAS AKHIR FILSAFAT KEL 3.pptxmely
 
Kelompok 11 filsafat Ilmu A (Untag Surabaya) Dosen Pengampu : DR. Sigit Sard...
Kelompok 11 filsafat Ilmu A (Untag Surabaya)  Dosen Pengampu : DR. Sigit Sard...Kelompok 11 filsafat Ilmu A (Untag Surabaya)  Dosen Pengampu : DR. Sigit Sard...
Kelompok 11 filsafat Ilmu A (Untag Surabaya) Dosen Pengampu : DR. Sigit Sard...FristaDeaAmanda
 
TUGAS AKHIR FILSAFAT KELOMPOK 12 KELAS S.pptx
TUGAS AKHIR FILSAFAT KELOMPOK 12 KELAS S.pptxTUGAS AKHIR FILSAFAT KELOMPOK 12 KELAS S.pptx
TUGAS AKHIR FILSAFAT KELOMPOK 12 KELAS S.pptxLazwarIrhami1
 
filsafat pendidikan sljhfijdshfidshfjsdhfjdshkjfhdskj
filsafat pendidikan sljhfijdshfidshfjsdhfjdshkjfhdskjfilsafat pendidikan sljhfijdshfidshfjsdhfjdshkjfhdskj
filsafat pendidikan sljhfijdshfidshfjsdhfjdshkjfhdskjAfifahNuri
 

Similar to Tugas Akhir Pengantar Filsafat Ilmu Kelompok 2 (20)

Makalah filsafat 3
Makalah filsafat 3Makalah filsafat 3
Makalah filsafat 3
 
Makalah pancasila sebagai filsafat
Makalah pancasila sebagai filsafatMakalah pancasila sebagai filsafat
Makalah pancasila sebagai filsafat
 
Makalah filsafat
Makalah filsafat Makalah filsafat
Makalah filsafat
 
Makalah kumpulan tugas Pengantar Filsafat Ilmu
Makalah kumpulan tugas Pengantar Filsafat IlmuMakalah kumpulan tugas Pengantar Filsafat Ilmu
Makalah kumpulan tugas Pengantar Filsafat Ilmu
 
PENGANTAR FILSAFAT ILMU_KELOMPOK 12.pdf
PENGANTAR FILSAFAT ILMU_KELOMPOK 12.pdfPENGANTAR FILSAFAT ILMU_KELOMPOK 12.pdf
PENGANTAR FILSAFAT ILMU_KELOMPOK 12.pdf
 
Makalah filsafat 3
Makalah filsafat 3Makalah filsafat 3
Makalah filsafat 3
 
Makalah filsafat 3
Makalah filsafat 3Makalah filsafat 3
Makalah filsafat 3
 
Makalah filsafat 3
Makalah filsafat 3Makalah filsafat 3
Makalah filsafat 3
 
Makalah filsafat 3 (2)
Makalah filsafat 3 (2)Makalah filsafat 3 (2)
Makalah filsafat 3 (2)
 
Makalah filsafat 3
Makalah filsafat 3Makalah filsafat 3
Makalah filsafat 3
 
Makalah filsafat 3
Makalah filsafat 3Makalah filsafat 3
Makalah filsafat 3
 
tugasslidesherekelompok1-220708145047-f7ce3bcd.pdf
tugasslidesherekelompok1-220708145047-f7ce3bcd.pdftugasslidesherekelompok1-220708145047-f7ce3bcd.pdf
tugasslidesherekelompok1-220708145047-f7ce3bcd.pdf
 
Pengantar Filsafat Ilmu.pptx
Pengantar Filsafat Ilmu.pptxPengantar Filsafat Ilmu.pptx
Pengantar Filsafat Ilmu.pptx
 
KUMPULAN PPT FILSAFAT ILMU KEL 9.pptx
KUMPULAN PPT FILSAFAT ILMU KEL 9.pptxKUMPULAN PPT FILSAFAT ILMU KEL 9.pptx
KUMPULAN PPT FILSAFAT ILMU KEL 9.pptx
 
PPT PENGANTAR FILSAFAT ILMU.pptx
PPT PENGANTAR FILSAFAT ILMU.pptxPPT PENGANTAR FILSAFAT ILMU.pptx
PPT PENGANTAR FILSAFAT ILMU.pptx
 
Soal dan jawaban filsafat ilmu dari semua materi.docx alwi
Soal dan jawaban filsafat ilmu dari semua materi.docx alwiSoal dan jawaban filsafat ilmu dari semua materi.docx alwi
Soal dan jawaban filsafat ilmu dari semua materi.docx alwi
 
TUGAS AKHIR FILSAFAT KEL 3.pptx
TUGAS AKHIR FILSAFAT KEL 3.pptxTUGAS AKHIR FILSAFAT KEL 3.pptx
TUGAS AKHIR FILSAFAT KEL 3.pptx
 
Kelompok 11 filsafat Ilmu A (Untag Surabaya) Dosen Pengampu : DR. Sigit Sard...
Kelompok 11 filsafat Ilmu A (Untag Surabaya)  Dosen Pengampu : DR. Sigit Sard...Kelompok 11 filsafat Ilmu A (Untag Surabaya)  Dosen Pengampu : DR. Sigit Sard...
Kelompok 11 filsafat Ilmu A (Untag Surabaya) Dosen Pengampu : DR. Sigit Sard...
 
TUGAS AKHIR FILSAFAT KELOMPOK 12 KELAS S.pptx
TUGAS AKHIR FILSAFAT KELOMPOK 12 KELAS S.pptxTUGAS AKHIR FILSAFAT KELOMPOK 12 KELAS S.pptx
TUGAS AKHIR FILSAFAT KELOMPOK 12 KELAS S.pptx
 
filsafat pendidikan sljhfijdshfidshfjsdhfjdshkjfhdskj
filsafat pendidikan sljhfijdshfidshfjsdhfjdshkjfhdskjfilsafat pendidikan sljhfijdshfidshfjsdhfjdshkjfhdskj
filsafat pendidikan sljhfijdshfidshfjsdhfjdshkjfhdskj
 

Recently uploaded

Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxherisriwahyuni
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau tripletMelianaJayasaputra
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023DodiSetiawan46
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxsudianaade137
 
Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsAdePutraTunggali
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxnerow98
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxErikaPuspita10
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxalalfardilah
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfChrodtianTian
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxMateri Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxc9fhbm7gzj
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisNazla aulia
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxmtsmampunbarub4
 

Recently uploaded (20)

Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
 
Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public Relations
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxMateri Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
 

Tugas Akhir Pengantar Filsafat Ilmu Kelompok 2

  • 1. Dosen Pengampu : Dr. Sigit Sardjono, M.S PENGANTAR FILSAFAT ILMU FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS PRODI MANAJEMEN UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 TAHUN AJARAN 2022 Kelompok 2 : Eliza Novi Rahmadania (1212100160) Riska Bimbi Ayu W. (1212100162) Donico Risnanda C. (1212100167)
  • 2. FILSAFAT ILMU “Kuliah Filsafat Ilmu I dan II Prof Bambang S.”
  • 3. Kuliah Filsafat Ilmu l Prof Bambang S. 01
  • 4. Filsafat Falsafah dan Filsafat merupakan dua hal yang berbeda. Falsafah suatu sistem pemikiran ideologi atau gagasan dasar mengenai kehidupan yang di hayati sebagai pegangan, seperti Falsafah Jawa dan lain sebagainya. Filsafat merupakan cara refleksi secara rasional, kritis, dan radikal atas hal – hal pokok dalam hidup.
  • 5. Filsafat di artikan ; 01 Refleksi ; perenungan atas kehidupan, hakikat dasarnya ialah free thinking (pemikiran bebas) 02 Rasional ; Filsafat ilmu sungguh bersandar secara nalar atau rasionalis 03 Kritis ; Segala hal dapat untuk dipersoalkan / dipertanyakan tanpa tabu 04 Radikal ; cara berpikir secara mendalam sampai ke akar – akar secara mendasar
  • 6. Filsafat yakni seni bertanya tanpa tabu, berkaitan juga dengan Pertanyaan Filosofis, pertanyaan filosofis selalu melekat pada manusia tentang kehidupan, Filsafat membuat pertanyaan – pertanyaan instingtif menjadi lebih sistematis dan berusaha untuk mendapatkan jawaban atas hal tersebut. Beberapa fase dalam hidup pertanyan filosofis ini hilang sementara ketika manusia sedang dalam kesibukan dunia, seperti bekerja atau focus pengembangan diri lainnya. Namun akan muncul kembali saat sepuh
  • 7. Filsafat itu memaksa kita untuk mandiri mempunyai sikap pribadi Kita lama hidup dalam masyarakat komunal dimana identitas kita ditentukan oleh sekelompok bukan sikap pribadi ini tipikal masyarakat pra modern dan feudal Dalam dunia pra modern seluruh kehidupan dikelola oleh kelisanan yaitu dunia yang mengandalkan kata orang Jadi ketika dunia barat masuk kultur tulisan mereka dipaksa untuk menjadi diri sendiri, dan itu yang memaksa mereka membangun pikiran sendiri dan pikiran pikiran Panjang Mandiri sebagai masyarakat yaitu masyarakat membangun falsafah sendiri, membangun sistem sendiri yang khas
  • 8. Manfaat dari filsafat : Mengasah ketajaman untuk mampu memilah mana hal yang inti dan bukan inti Memupuk kemandirian sikap dan pemikiran 01 02 03 Membuka kemungkinan- kemungkinan pemahaman baru
  • 9. 02 Kuliah Filsafat Ilmu lI Prof Bambang S.
  • 10. Areal Filsafat dapat disebut juga filsafat sistematik (systematic philosophy) kerangka besar filsafat. Cabang filsafat ilmu ; - Manusia : Antropologi filosofis / Antrapologi metafis - Keindahan + Seni : Estetika / Aesthetic - Norma / Perilaku : Etika / Ethica - Pengetahuan : Epsitemologi
  • 11. “ Epistemologi lebih luas daripada hanya membahas sains, karena pengetahuan itu lebih luas daripada sekedar ilmu “
  • 12. Filsafat dilihat sebagai intelektual game atau permainan intelektual agar tidak stuck (mati), filsafat memang tidak pasti, dekonstruktif, dari filsafat digunakan untuk menggoyangkan pikiran agar terus berjalan. Use it or lose it (pikiran) semakin dipakai semakin bagus, kemampuan analitis dan memori harus seimbang, buku dari richard dolkins dan daniel dannett yang menggunakan biologi dan fisika yang menjelaskan konsep mengenai tuhan dan agama hanya konfigurasi sesaat dari zaman dulu yang sekarang sudah dianggap tidak penting lagi. kebudayaan yang nantinya tubuh itu digunakan sebagai sandaran oleh tubuh, secara badani (DNA). Dari kacamata biologi agama jika diteruskan maka peradaban bisa rusak dan tidak berevolusi. Unsur yang serakah merupakan buah hasil dari gen. Banyak ilmuwan yang keras masih berada di situ. Tidak seluruh hal dalam dokma sekalipun itu murni sebutan dari atas
  • 13. Unsur manusiawi dalam agama antara kitab, sistem sosial, sistem hukum dan sistem ritual. perkembangan dari kesepakatan kelompok akan menjadi tradisi kultur yang sangat tebal unsur manusiawinya. kenapa agama menjadi tabu? karena ketidakjelasan dari unsur manusiawinya dan saling berpikir pendek untuk mempersoalkan agama itu sendiri. banyak hal hal dalam agama yang sepele dianggap inti begitupun sebaliknya yang inti dianggap sepele.
  • 15. “Aku datang - entah dari mana aku ini - entah siapa, aku pergi - entah kemana, aku akan mati - entah kapan, aku heran bahwa aku gembira”. (Martinus dari Biberach, tokoh abad pertengahan).
  • 16. Manusia Bertanya 01 Menghadapi seluruh kenyataan dalam hidupnya, manusia kagum atas apa yang dilihatnya, manusia ragu-ragu apakah ia tidak ditipu oleh panca-inderanya, dan mulai menyadari keterbatasannya.
  • 17. 02 Manusia Berfilsafat sikap iman penuh taqwa tidak menahan manusia menggunakan akal budi dan fikirannya untuk mencari tahu apa sebenarnya yang ada dibalik segala kenyataan (realitas)
  • 18. Filsafat adalah pengetahuan metodis, sistematis dan koheren tentang seluruh kenyataan (realitas) Proses mencari tahu menghasilkan kesadaran, yang disebut pengetahuan.
  • 19. Unsur "rasional" (penggunaan akal budi) merupakan syarat mutlak. Menurut Aristoteles (384-322 sM), pemikiran kita melewati 3 jenis abstraksi (abstrahere = menjauhkan diri dari, mengambil dari).
  • 20. 03. Manusia Berteologi Teologi adalah: pengetahuan metodis, sistematis dan koheren tentang seluruh kenyataan berdasarkan iman.
  • 21. Iman adalah sikap batin. Iman seseorang terwujud dalam sikap, perilaku dan perbuatannya, terhadap sesamanya dan terhadap lingkungan hidupnya. Manusia berteologi karena ingin memahami imannya dengan cara lebih baik, dan ingin mempertanggungjawabkannya
  • 22. 04. Obyek material dan obyek formal Obyek material adalah apa yang dipelajari dan dikupas sebagai bahan (materi) pembicaraan, yaitu gejala "manusia di dunia yang mengembara menuju akhirat".
  • 23. Obyek formal adalah cara pendekatan yang dipakai atas obyek material, yang sedemikian khas sehingga mencirikan atau mengkhususkan bidang kegiatan yang bersangkutan.
  • 24. Sekalipun bertanya tentang seluruh realitas, filsafat selalu bersifat "filsafat tentang" sesuatu: tentang manusia, tentang alam, tentang akhirat, tentang kebudayaan, kesenian, bahasa, hukum, agama, sejarah. 05. Cabang-cabang filsafat
  • 25. Dipertanyakan: Apa itu pengetahuan? Dari mana asalnya? Apa ada kepastian dalam pengetahuan, atau semua hanya hipotesis atau dugaan belaka?
  • 26. Asal dan jenis-jenis pengetahuan dibahas dalam epistemologi. Logika ("logikos") "berhubungan dengan pengetahuan", "berhubungan dengan bahasa".Ada banyak ilmu, yaitu tentang bagaimana ilmu yang satu berkait dengan ilmu lain.
  • 27. Menurut cara pendekatannya, dalam filsafat dikenal ada banyak aliran filsafat: eksistensialisme, fenomenologi, nihilisme, materialisme, ... dan sebaginya.
  • 28. 06. Refleksi rasional dan refleksi imani Refleksi tokoh-tokoh Yunani itu (misal Plato dan Aristoteles) mengandalkan akal dan merupakan cetusan penolakan mereka atas mitologi (faham yang menggambarkan dunia sebagai senantiasa dikuasai oleh para dewa dan dewi).
  • 29. Refleksi imani itu sungguh merupakan pernyataan universal pengakuan yang tulus, barangkali yang pertama dalam sejarah umat manusia, akan kemahakuasaan Allah dalam hidup dan sejarah manusia.
  • 30. berefleksi merupakan ciri khas manusia sebagai pribadi dan dalam kelompok. Refleksi merupakan sarana untuk mengembangkan spiritualitas dan aktualisasi menjadi manusia yang utuh, dewasa dan mandiri.
  • 33. ALASAN PERLUNYA BELAJAR perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang ditandai semakin menajamnya spesialisasi ilmu. Diperlukan ikap keterbukaan diri di kalangan ilmuwan sehingga dapat saling mengarahkan seluruh potensi keilmuwan yang dimilikinya untuk kepentingan bersama umat manusia.
  • 34. Agar berpikir secara mendalam, luas, kritis dan radikal. Sehingga menerima tranferknowledge lebih baik. Peranan penting filsafat ilmu dalam pembentukan kepribadian calon – calon ilmuannya?
  • 35. Filsafat memiliki dua manfaat secara Umum dan Khusus ● Memahami bahwa sesuatu tidak selalu tampak seperti apa adanya. ● Mengerti tentang diri kita sendiri dan dunia kita ● Membuat kita lebih kritis ● Alat mencari kebenaran ● Berdiri netral terhadap pandangan filsafat lainnya ● Memberikan pandangan hidup dan pandangan dunia ● Memberikan ajaran tentang moral dan etika MANFAAT BELAJAR FILSAFAT DALAM KEHIDUPAN Secara Umum Secara Khusus
  • 36. Mengapa Harus Belajar Filsafat Semakin kritis dalam sikap ilmiahnya Membisakan diri bersikap logis-rasional Memiliki pemahaman yang utuh mengenai ilmu Mengajarkan cara berpikir yang cermat dan tidak kenal lelah Kemampuan berpikir kritis dalam menganalisis Mengembangkan semangat toleransi
  • 37. Kekaguman / keheranan / ketakjuban Keraguan / kegengsian Kesadaran / keterbatasan Hal-Hal yang Mendorong Berfilsafat
  • 38. 1. Filsafat membantu kita memahami bahwa sesuatu tidak selalu tampak seperti apa adanya 2. Filsafat membantu kita mengerti tentang diri kita sendiri dan dunia kita 3. Filsafat membuat kita lebih kritis Dsb.. Manfaat Filsafat Dalam Kehidupan
  • 40. PERKEMBANGAN FILSAFAT ILMU 3 hal mendorong manusia berfilsafat :
  • 41. Beberapa pandangan filsuf tentang filsafat ; Pythagoras mengartikan filsafat sebagai pecinta kebijaksanaan(lover of wisdom). Plato mengartikan filsafat sebagai ilmu pengetahuan yang berminat mencapai kebenaran yang hakiki lewat dialektika.
  • 42. Beberapa pandangan filsuf tentang filsafat ; Aristoteles mendefinisikan filsafat sebagai pengetahuan tentang kebenaran. Descartes mendefinisikan filsafat sebagai kumpulan ilmu pengetahuan ten-tang Tuhan, alam, dan manusia.
  • 44. “Tujuan filsafat ialah mengumpulkan pengetahuan manusia sebanyak mungkin, dan menerbitkan serta mengatur semua itu di dalam bentuk yang sistematis”
  • 45. Falsafah atau Filsafat Bahasa Inggris “philosophy” Artinya filsafat yang lazim diterjemahkan sebagai cinta kearifan Philosopher adalah orang yang cinta kepada ilmu pengetahuan
  • 46. Ahli filsafat (filsuf) dalam Dunia Islam 1 2 3 4 Ibnu Khaldun alGhazali Ibnu Shina Al Kindi
  • 47. Rosenberg (2003) mengatakan “dalam filsafat ilmu dibagi dalam dua pertahyaan utama. Pertama, pertanyaan tentang ilmu: fisika, biologi, sosial, clan budaya. Kedua, pertanyaan tentang mengapa ilmu tidak dapat menjawab pertanyaan yang pertama, yakni tentang ilmu itu sendiri.”
  • 48. Karakteristik Berfikir Secara Filsafat Filsafat terjadi jika orang mengkaji secara sistematik, radikal, universal dan berfilsafat
  • 49. HUBUNGAN ANTARA FILSAFAT DENGAN KEBUDAYAAN DAN LINGKUNGAN Kebudayaan llmu pengetahuan merupakan unsur kebudayaan universal yang rohani Ilmu Pengetahuan Kebenaran dalam filsafat dan ilmu pengetahuan adalah kebenaran akal Lingkungan Filsafat sebagai hasil budaya tidak lepas alam Agama Jika seseorang melihat lalu mengatakan tentang sesuatu, dikatakan bahwa ia telah mempunyai pengetahuan tentang sesuatu.
  • 50. Guna dan Fungsi Filsafat Guna Filsafat Melatih berpikir kritis dan runtut Menambah pandangan Sebagai induk atau ibu ilmu pengetahuan Menjadi manusia penuh toleransi Fungsi Filsafat
  • 51.
  • 52. Manusia satu-satunya makhluk yang mampu bertanya. Ia mempertanyakan dirinya, keberadaannya, dan dunianya. Melalui pertanyaan yang diajukan ia ingin mengetahui sesuatu. KEBERADAAN MANUSIA DILIHAT DARI SISI FILSAFAT
  • 53. Pertanyaan dapat digolong- kan dalam dua tingkatan ; 1. pertanyaan sederhana 2. pertanyaan bersifat teoritis.
  • 54. • Pertanyaan yang terkait dengan masalah-masalah praktis. Pertanyaan ini berhubungan dengan cara- cara untuk mencapai sesuatu. • Pertanyaan yang bersifat mendasar disebutkan pertanyaan filosofis. Pertanyaan ini bersentuhan dengan makna dan nilai hidup manusia.
  • 56. Pertanyaan yang paling klasik. tetapi semua pertanyaan ini merupakan satu kesatuan, yakni berkaitan dengan pemaknaan hidup serta nilai-nilai keberadaannya. Pengertian tentang manusia dikaitkan dengan sesuatu yang ada di luar. Dalam masyarakat Yunani, alam dipandang sangat dekat dengan manusia, sehingga untuk menjelaskan hidup manusia, alam dijadikan sebagai titik pijak. "Siapakah manusia itu?"
  • 57. mencintai philein sophia kebijaksanaan Apa Itu Filsafat? secara harafiah filsafat diartikan dengan cinta akan kebijaksanaan.
  • 58. Pertama, dapat bertahan terhadap diskusi kritis. Kedua, menggunakan metode dialektis. Ketiga, berusaha mencapai realitas yang terdalam. Keempat, terkait dengan butir ketiga , filsafat untuk menangkap tujuan ideal realitas. Kelima, mengetahui bagaimana harus hidup sebagai manusia. hakikat filsafat sebagai hasil kontemplasi dalam lima karakter berikut
  • 59. filsafat bisa didefinisikan dalam tiga hal • Pertama, filsafat sebagai hasil perenungan. • Kedua, sebagai kritik. • Ketiga, filsafat sebagai ilmu yang berusaha mencari kebenaran secara metodis, sistematis, rasional dan radikal melampaui kebenaran dan pertanggungjawaban.
  • 60. 3. Filsafat Manusia dan Metodenya
  • 61. ErichFromm(1900-1980) "Cinta tidak hanya terletak pada kata-kata. Cinta hanya bermakna dalamperbuatan nyata"``.
  • 62. FilsafatManusiadanIlmu-IlmuLain ● Filsafat Manusia dan Ilmu-Ilmu Lain ● Metode Filsafat Manusia
  • 63. Filsafat manusia ialah bagian integral dari sistem filsafat, yang secara spesifik menyoroti hakikat atau esensi manusia. FilsafatManusiadan Ilmu-IlmuLain A
  • 64. B MetodeFilsafat Manusia filsafat manusia adalah hal-hal yang ada di balik yang kelihatan, yang sangat me- nentukan eksistensi manusia dengan memikirkan aspek-aspek mendasar yang bersifat metafisis dan spiritualitas tentang manusia.
  • 66. Tidak semua persoalan mendasar manusia bisa diulas dalam satu buku Dengan demikian pendekatan yang digunakan adalah pendekatan tematis, tidak berpijak pada satu pemikir tertentu. 5. Batasan Buku Ini
  • 67. Penulis membatasi diri pada 7 topik : Tema terakhir adalah kerja Ketiga, terra di sekitar kebebasan. Kelima, dimensi sosial manusia Pertama, hakikat manusia sebagai pribadi Keenam, historisitas manusia Kedua, badan dan jiwa Keempat, pengetahuan
  • 69. Persona atau pribadi merupakan salah satu dimensi mendasar manusia memiliki cara berada yang khas dibandingkan dengan makhluk yang lain
  • 70. 1. Pengertian Individu Individu manusia terkait dengan keunikan, tidak sekedar “jenis” atau “spesies” Manusia Bagi makhluk infrahuman pengertian "individu" dikaitkan dengan jenis Makhluk Infrahuman
  • 71. a. 2. Persona Secara etimologis, kata "persona" berasal dari bahasa Yunani, yang artinya adalah topeng. Dalam perkembangan selanjutnya, arti "persona" tidak lagi menunjuk pada topeng, melainkan pada makna yang ada di baliknya, yakni jati diri. Arti Persona
  • 72. Baptista Mondin, 3 pendekatan umumnya dipakai untuk tujuan tersebut, yakni pendekatan ontologis, pendekatan psikologis, dan pendekatan dialogis Pandangan Ontologis Dalam pandangan ini manusia adalah makhluk relasional. Pandangan Dialogis Pandangan Psikologis Pendekatan psikologis meletakkan pribadi manusia pada aspek psikis. Fokus perhatian psikologi adalah emosi dan afeksi b. Tiga Pandangan
  • 73. —Severinus Boethius Severinus Boethius dengan jelas menunjukkan hakikat manusia itu dalam definisinya yang bertuliskan, "persona est rationalis naturae individual substantia". Dalam ungkapan ini kepribadian manusia diletakkan pada kodratnya sebagai individu dan makhluk berpikir.
  • 74. Sifat transendental merupakan modal bagi manusia untuk mengatasi persoalan-persoalan hidup serta memungkinkannya masuk dalam dunia abadi dan absolut 3. kesadaran manusia memiliki kemampuan untuk menentukan dirinya transendental kesadaran akan diri sifat otonom menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari pribadi manusia bersifat otonom Melalui komunikasi, setiap pribadi sadar bahwa ia merupakan bagian dari orang lain komunikatif Nilai-Nilai Absolut Pribadi
  • 75. 4. Beberapa Elemen Persona Ketiga, kebebasan kebebasan merupakan bagian dari martabat kemanusiaan yang tidak bisa dibungkam oleh siapapun Kelima, suara hati Suara hati merupakan pedoman hidup bagi setiap orang dalam mengambil keputusan Pertama adalah karakter Karakter merupakan kebiasaan hidup seseorang, Kebiasaan ini melekat dalam diri seseorang dan tidak bisa diubah dengan mudah Keenam, perasaan Perasaan merupakan ungkapan lubuk hati yang mendalam dari setiap pribadi Kedua, akal budi Akal budi merupakan dasar untuk melahirkan ide-ide Keempat, nama Nama merupakan perwujudan dan pengejawantahan sekaligus menjadi identitas pribadi seseorang.
  • 76. 5. kesimpilan Dari uraian panjang lebar di atas dapat disimpulkan bahwa selain makhluk yang bertanya, manusia juga adalah pribadi yang unik. Keunikan manusia bersumber dari aspek kerohanian, yakni jiwanya. Karena ia adalah unik, maka manusia tidak boleh diurutkan dalam bentuk nomor atau dikelompok-kelompokkan seperti makhluk infrahuman. Sebagai pribadi manusia mempunyai kemampuan untuk menentukan diri. Sebagai pribadi manusia adalah makhluk yang transendental, otonom, bebas dan relasional.
  • 78. A. DEFINISI DAN JENIS PENGETAHUAN
  • 79. Secara etimologi pengetahuan berasal dari kata dalam bahasa Inggris yaitu knowledge. kepercayaan yang benar (knowledge is justified true belief).‘ Sedangkan secara terminologi akan dikemukakan beberapa definisi tentang pengetahuan. Menurut Drs. Sidi Gazalba, pengetahuan adalah apa yang diketahui atau hasil pekerjaan tahu. Dalam kamus filsafat dijelaskan bahwa pengetahuan (knowledge) adalah proses kehidupan yang diketahui manusia secara Iangsung dari kesadarannya sendiri. Orang pragmatic, terutama John Dewey tidak membedakan pengetahuan dengan kebenaran (antara knowledge dengan truth). Jadi pengetahuan itu harus benar, kalau tidak benar adalah kontradiksi
  • 80. 1. Jenis Pengetahuan Burhanuddin Salam, mengemukakan bahwa pengetahuan yang dimiliki manusia ada empat, yaitu Pertama, pengetahuan biasa, yakni pengetahuan yang dalam filsafat dikatakan istilah common sense, dan sering diartikan dengan good sense, karena seseorang memiliki sesuatu di mana is menerima secara baik. Kedua, pengetahuan ilmu, yaitu ilmu sebagai terjemahan dari science. diartikan untuk menunjukkan ilmu pengetahuan alam, yang sifatnya kuantitatif dan objektif.
  • 81. Ketiga, pengetahuan filsafat, yakni pengetahuan yang diperoleh dari pemikiran yang bersifat kontemplatif dan spekulatif. Keempat, pengetahuan agama, yakni pengetahuan yang hanya diperoleh dari Tuhan lewat para utusan-Nya.
  • 82. Pengetahuan berkembang dari rasa ingin tahu, yang merupakan ciri khas manusia karena manusia adalah satu-satunya makhluk yang mengembangkan pengetahuan secara sungguh sungguh. B. HAKIKAT DAN SUMBER PENGETAHUAN
  • 83. Hakikat Pengetahuan Pengetahuan pada dasarnya adalah keadaan mental (mental state). Ada dua teori untuk mengetahui hakikat pengetahuan itu, yaitu: A. Realisme B. Idealisme
  • 84. Sumber Pengetahuan Dalam hal ini ada beberapa pendapat tentang sumber pengetahuan antara lain • Empirisme • Rasionalisme • Intuisi • Wahyu
  • 85. Perbedaan Pengetahuan dengan Ilmu Perbedaan antara ilmu dengan pengetahuan dapat ditelusuri dengan melihat perbedaan ciri- cirinya. Herbert L. Searles memperlihatkan ciri-ciri tersebut sebagai berikut: "Kalau ilmu berbeda dengan filsafat berdasarkan empiris, maka ilmu berbeda dari pengetahuan biasa karena ciri sistematisnya".
  • 86. DEFINISI DAN JENIS PENGETAHUAN Dalam kamus filsafat dijelaskan bahwa pengetahuan (knowledge) adalah proses kehidupan yang diketahui manusia secara Iangsung dari kesadarannya sendiri.
  • 87. HAKIKAT DAN SUMBER PENGETAHUAN A.HAKIKAT DAN SUMBER PENGETAHUAN Pengetahuan berkembang dari rasa ingin tahu, yang merupakan ciri khas manusia Hakikat Pengetahuan Dua teori untuk mengetahui hakikat pengetahuan : 1. Realisme Gambaran atau kopi yang sebenarnya dari apa yang ada dalam alam nyata (dari fakta atau hakikat).
  • 88. HAKIKAT DAN SUMBER PENGETAHUAN Menurut Prof. Dr. Rasjidi, penganut agama perlu sekali mempelajari realisme dengan alasan: • Dengan menjelaskan kesulitan-kesulitan yang terdapat dalam pikiran • Dengan jalan memberi pertimbangan-pertimbangan yang positif 2. Idealisme menegaskan bahwa untuk mendapatkan pengetahuan yang benar- benar sesuai dengan kenyataan adalah mustahil
  • 89. uDasar Ontologis r! DASAR DAN JENIS ILMU PENGETAHUAN 01 02 03 Dasar Epistemologis Dasar Aksiologis
  • 90. Menurut Jujun S. Suriasumantri (2010), aksiologi adalah dasar ilmu pengetahuan yang berbicara tentang nilai kegunaan ilmu. Masalah utama dalam aksiologi yaitu mengenai nilai teori tentang nilai dalam filsafat mengacu pada permasalahan etika dan estetika. Dasar Aksiologis
  • 91. Bakhtiar (2012) mengemukakan, ontologi berasal dari Bahasa Yunani, yaitu on/ontos yakni ada, dan logos yakni ilmu, sehingga ontologi adalah ilmu tentang yang ada. Menurut istilah ontologi adalah ilmu yang membahas tentang hakikat yang ada, baik yang berbentuk jasmani/konkret maupun rohani/abstrak. Dasar Ontologis
  • 92. Menurut Suparman Suhartono (2005) ada beberapa karakteristik ontologi yang disederhanakan : Pertama, ontologi yaitu studi tentang arti "ada" dan "berada” Kedua, ontologi yaitu cabang filsafat yang mempelajari tata dan struktur realitas dalam arti seluas mungkin Ketiga, ontologi yaitu cabang filsafat yang mencoba melukiskan hakikat terakhir yang ada
  • 93. Menurut Jujun S. Suriasumantri (2010), dasar epistemologis yaitu metode atau cara-cara mendapatkan pengetahuan yang benar. Beberapa metode pengetahuan yang diperoleh manusia : • Metode induktif • Metode deduktif • Metode positivism • Metode kontemplatif • Metode dialektis atau dialektika
  • 94. 1.Objek Ilmu Pengetahuan Ilmiah Pengetahuan ilmiah setidaknya memiliki lima karakter utama, yaitu: empiris, sistematis, objektif, analitis, dan verifikatif. Ilmu, dalam hal ini cenderung dilihat dalam hubungan dengan objek keilmuan (objek material dan formal) dan metode keilmuan tertentu
  • 95. Bakhtiar (2012) mengemukakan, ontologi berasal dari Bahasa Yunani, yaitu on/ontos yakni ada, dan logos yakni ilmu, sehingga ontologi adalah ilmu tentang yang ada. Menurut istilah ontologi adalah ilmu yang membahas tentang hakikat yang ada, baik yang berbentuk jasmani/konkret maupun rohani/abstrak. Dasar Ontologis 1.Konsep Ilmu Konsep sangat penting bagi pembentukan atau untuk membangun suatu teori bagi kepentingan suatu penelitian yang menghasilkan ilmu atau kepentingan praktis
  • 96. Bakhtiar (2012) mengemukakan, ontologi berasal dari Bahasa Yunani, yaitu on/ontos yakni ada, dan logos yakni ilmu, sehingga ontologi adalah ilmu tentang yang ada. Menurut istilah ontologi adalah ilmu yang membahas tentang hakikat yang ada, baik yang berbentuk jasmani/konkret maupun rohani/abstrak. Dasar Ontologis 3. Konsep Pengetahuan Ada enam komponen proses dari pengetahuan menuju ilmu pengetahuan, sebagaimana dikernukakan dalam Koento Wibisiono, 2005. Pertama, adanya masalah (problem). Kedua, adanya sikap (attitude). Ketiga, adanya rnetode (method). Keempat, adanya aktivitas (activity). Kelima, adanya kesimpulan (conclusions). Keenam, adanya beberapa pengaruh (effects). Keenam hal ini menjadi kesatuan yang tidak terpisahkan ctalam proses lahirnya ilmu.
  • 97. Bakhtiar (2012) mengemukakan, ontologi berasal dari Bahasa Yunani, yaitu on/ontos yakni ada, dan logos yakni ilmu, sehingga ontologi adalah ilmu tentang yang ada. Menurut istilah ontologi adalah ilmu yang membahas tentang hakikat yang ada, baik yang berbentuk jasmani/konkret maupun rohani/abstrak. Dasar Ontologis C. JENIS ILMU PENGETAHUAN • Pengetahuan Manusia • Jenis Ilmu Pengetahuan • Kritik Paham Rasionalisme Terhadap Empirisme
  • 98. D. PENJELASAN ILMU Batas penjelasan ilmu yaitu ketika manusia berhenti berpikir untuk mencari pengetahuan, ilmu didapatkan dari penjelasan pengalaman manusia, sehingga jika manusia memulai penjelasannya pada pengalaman manusia dan berhenti di batas pengalaman manusia.
  • 100. ( 1500 – 1800 ) Zaman Modern 01
  • 101. Aliran-Aliran Zaman Modern : Aliran Empirisme (David Hume) Pengalamanlah sumber pengetahuan itu, baik yang batin, maupun yang inderawi. Aliran Kritisisme (Imanuel Kant) Pengetahuan kita tentang dunia berasal dari indera kita, namun dalam akal kita ada faktor-faktor yang menentukan bagaimana kita memandang dunia sekitar kita. Aliran Rasionalisme (Rene Descartes) Sumber pengetahuan adalah rasio: kebenaran pasti berasal dari rasio (akal).
  • 102. Zaman modern ada periode yang disebut Renaissance ("kelahiran kembali") (N Macchiavelli (1469-1527), Thoman Hobbes (1588-1679), Thomas More (1478-1535) dan Francis Bacon (1561-1626)) Periode kedua adalah zaman Barok, yang menekankan akal budi (Rene Descrates, Barukh de Spinoza (1632-1677) dan Gottfried Wilhelm Leibniz (1646-1710)) Periode ketiga ditandai dengan fajar budi ("enlightenment" atau "Aufklarung") (John Locke (1632-1704), G Berkeley (1684-1753), David Hume (1711-1776))
  • 103. ( 1800 – sekarang ) Masa Kini 02
  • 104. Aliran - Aliran Positivisme Marxisme Eksistensialime Pemikiran tiap manusia, tiap ilmu dan suku bangsa melalui 3 tahap, yaitu teologis, metafisis dan positif ilmiah Kenyataan hanya terdiri atas materi belaka, yang berkembang dalam proses dialektis (dalam ritme tesis-antitesis-sintesis) Filsafat harus berpangkal pada adanya (eksistensi) manusia konkrit, dan bukan pada hakekat manusia-pada-umumnya August Comte (1798-1857), John Stuart Mill (1806-1873) dan H Spencer (1820-1903) Tokoh utama Karl Marx, 1818-1883 J P Sartre (1905-1980), Kierkegaard (1813-1855), dsb
  • 105. Aliran - Aliran Fenomenologi Pragmatisme Neo-kantisme dan Neo-thomisme Aliran yang ingin mendekati realitas tidak melalui argumen- argumen, konsep-konsep, atau teori umum Yang dipersoalkan bukan "benar atau salah", karena ide menjadi benar oleh tindakan tertentu Aliran-aliran yang merupakan kelahiran kembali dari aliran yang lama, oleh dialog dengan aliran lain Tokoh penting: Edmund Husserl, 1859-1938 Tokoh aliran ini: John Dewey (1859-1914)
  • 112. pada Pekan I, bahwa mitos begitu saja bukanlah filsafat. Jalan yang mengarah dari mitos menuju ilmu, melalui sastra dan filsafat, justru bisa disebut "demitologisasi". "mitos" (dalam pengertian modern sebagai"keyakinan yang keliru") keluar dari mitos—yaitu mempertanyakan keyakinan kita yang tak tertanyakan dengan harapan mengubahnya menjadi ungkapan kebenaran yang lebih andal.
  • 113. pola "mitos, sastra, filsafat, ilmu" diakui sebagai paparan perkembangan cara pikir manusia pada skala makrokosmik (yakni budaya manusia) Pada skala mikrokostnik (yakni individu manusia). tahap perkembangan individunya mengacu pada "lahir, muda, dewasa, dan tua" Pola akan di dapati setelah dikorelasikan masing – masing dengan tingkat kesadaran yang secara progresif lebih tinggi.
  • 114. Empat Daya Benak 0 1 Mitos menggunakan imajinasi untuk mengungkap keyakinan. Sastra memakai gelora jiwa untuk meng ungkap keindahan. 0 2 Filsafat memanfaatkan pemahaman untuk mengungkap kebenaran, sedangkan ilmu (science) menerapkan penimbangan untuk rnengungkap pengetahuan.
  • 115. Empat Arah Pemikiran Manusia logos filsuf berupaya memahami logos dengan cara sedemikian rupa untuk memisahkan kebenaran dari khayalan. Adapun ilmuwan melalaikan logos sepenuhnya dalam penelusuran fakta-fakta konkret yang bisa dikelola. Api (Heraklitus) Bumi (Demokritus) Air (Thales) Udara (Anaximenes)
  • 116. Analisa di Yunani Kuno sebagai realitas-realitas dasar, yang menjelaskan keseimbangannya karena dianut bersama-sama dengan daya yang berlawanan antara "cinta" (philia) dan "cekcok" (neikos).
  • 117. Fiisafat Sebagai Dialog Rasional kehidupan filosofis merupakan kehidupan yang menghargai kematian. Filsuf ialah orang yang mentaati perintah prasasti pada kuil di Delfi, "Kenalilah dirimu sendiri"
  • 118. ● Dialog dilaksanakan dengan asumsi bahwa wewenang yang lebih tinggi ini, yang sama-sama dimiliki oleh semua orang, mampu menanamkan pemahaman yang lebih mendalam tentang realitas terdalam, atau kebenaran.
  • 119. Plato menggunakan metode dialog, berlandaskan pemahamannya atas ide-ide Sokrates (walaupun dalam hal-hal tertentu tak pelak lagi melampaui gagasan-gagasan tersebut), dalam membangun sistem metafisika pertama yang lengkap dengan nada modern. Analogi tersebut, sekurang- kurangnya dalam bentuk yang disederhanakan itu, amat gamblang. Gua itu melambangkan dunia tempat kita hidup, dan orang-orang yang dibelenggu itu melambangkan orang- orang yang belum pernah berfilsafat. Metode Dialog Gua Plato
  • 120. Filsafat Sebagal iImu Teleologis Aristoteles mendasarkan sistemnya pada suatu metafisika yang sedikit- banyak menempatkan idealisme Plato di benaknya dengan berpendapat bahwa yang pada hakikatnya nyata itu partikula, bukan universa. Ia menyangkutpautkan partikula dengan suatu istilah khusus, "ousia", yang bermakna "realitas", walau biasanya istilah ini diterjemahkan menjadi "substansi". Dalam menerapkan realismenya pada hal-hal partikula, Aristoteles menggunakan metode teleologis. Artinya, ia berpendapat bahwa forma benda sebaiknya terketahui melalui penyelidikan tentang maksud forma tersebut. Kata Yunani telos ("maksud") juga mengacu pada akhir atau tujuan benda atau peristiwa.
  • 121. Empat Formula Kehidupan (Jiwa) Ala Aristoteles ● Pandangan tentang jiwa tersebut memberi jalan bagi Aristoteles yang membolehkan tipe kehidupan sesudah kematian. Dalam DA 430a ia mengatakan, bila jiwa "terpasang bebas dari kondisinya sekarang ini" (yakni manakala raga manusia itu mati), inti rasionalitas yang tersisa itu "bersifat kekal dan tidak mati". ● Ada beberapa segi-lain filsafat Aristoteles yang mcnarik kita bahas di sini seandainya kita mempunyai waktu lebih banyak. Saya akan menyimpulkan dengan menyebutkan idenya saja bahwa semua pergerakan di dunia berasal dari "penggerak pertama" yang dengan sendirinya "tidak bergerak". Yang-Berada ini juga merupakan "penyebab terakhir" (yakni tujuan puncak) semua pergerakan.
  • 122. Penggerak Pertama Selaku Penyebab Trakhir Ide serupa juga dikembangkan secara cukup rinci oleh seorang paleontolog abad keduapuluh, pendeta Jesuit, dan filsuf mistis, Pierre Teilhard de Chardin (1881-1955), yang berpendapat bahwa keseluruhan kosmos bergerak menuju kesatuandalam-keragaman hakiki (ultimate unity-in-diversity), bernama "titik omega"--"omega" merupakan huruf terakhir abjad Yunai dan lambang tujuan abadi. Ini hanyalah salah satu contoh bagaimana Para filsuf sepeninggalnya, khususnya sesudah munculnya agama Kristen, mengembangkan ide-ide Aristotelian menjadi catatan yang menarik tentang bagaimana alam semesta bisa terkait dengan Yang-Berada yang biasanya kita sebut Tuhan.
  • 124. Pluto pernah mempertanyakan apakah kebenaran itu sebenarnya? Bradley seakan menjawab bahwa Kebenaran itu adalah kenyataan.
  • 125. ● Tetapi kenyataan yang terjadi sekarang tidak seluruhnya berupa kebenaran, bahkan yang tidak seharusnya terjadi akhirnya terjadi juga karena das solen tidak sama dengan das sein. Di muka bumi kita banyak melihat ketidakbenaran, seperti berbagai penindasan, penjajahan dan rekayasa. ● Aristoteles, menjawab pertanyaan hunya ini dengan pendapat bahwa kebenaran itu subjektif sifatnya, Minya kebenaran bagi seseorang adalah tidak benar bagi yang lain, sehingga kemudian lahirlah kebenaran relatif dan kebenaran mutlak.
  • 126. Banyak pakar ilmu filsafat yang menganggap benar bahwa pengetahuan itu terdiri atas sebagai berikut: 1. Pengetahuan Akal. 2. Pengetahuan Budi. 3. Pengetahuan Indrawi. 4. Pengetahuan Kepercayaan (otoritatif). 5. Pengetahuan Intuitif.
  • 127. Sedangkan pengetahuan kepercayaan itu disebut agama, tetapi dalam hal ini tidak boleh otoritatif karena agama tidak memaksa, agama harus diterima secara logika, etika dan estetika dan agama itu hanyalah Islam yang terbukti kebenarannya, keindahannya dan kebaikannya. sebagaimana penulis lakukan penelitian bertahun-tahun dalam keadaan atheis dan kemudian baru menerimanya. Menurut penulis, yang benar adalah pengetahuan akal itu disebut ilmu yang kemudian untuk membahasnya disebut logika, pengetahuan budi itu disebut moral yang kemudian untuk membahasnya disebut etika, pengetahuan indrawi itu disebut seni yang untuk membahasnya disebut estetika.
  • 128. 1. Teori Kebenaran Korespondensi. 2. Teori Kebenaran Koherensi. 3. Teori Kebenaran Pragmatis. 4. Teori Kebenaran Sintaksis. 5. Teori Kebenaran Semantis. 6. Teori Kebenaran Non Deskripsi. 7. Teori Kebenaran Logika yang Berlebihan. 8. Teori Kebenaran Performatif. 9. Teori Kebenaran Paradigmatik. 10. Teori Kebenaran Proposisi. Untuk melihat sesuatu itu benar atau tidak benar, maka beberapa kriteria yang sudah dilembagakan akan penulis sampaikan beberapa kritik antara lain sebagai berikut:
  • 129. Kebenaran korespondensi adalah kebenaran yang sesuai antara pernyataan dengan fakta di lapangan. Kebenaran koherensi adalah kebenaran atas hubungan antara dua pernyataan. Kebenaran pragmatis adalah kebenaran hanya dalam salah satu konsekuensi saja. Kebenaran sintaksis adalah kebanaran yang berangkat dari tata bahasa yang melekat. Kebenaran logika yang berlebihan adalah kebenaran yang sebenamya telah merupakan fakta.
  • 130. Kebenaran paradigmatik adalah kebenaran yang berubah pada berbagai ruang dan waktu, jadi setelah kurun waktu tertentu berubah (untuk kategori waktu) dan pada tempat tertentu berubah (untuk kategori ruang).
  • 131. Menurut Benjamin S. Bloom pembelajaran kognitif yang diurut sebagai berikut: 1. Pengetahuan atau pengenalan seperti mengingat informasi, fakta terminologi, rumus 2. Pemahaman seperti menjelaskan pengetahuan/informasi yang diketahui dengan kata-kata sendiri 3. Penerapan seperti penggunaan dan penerapan informasi ke dalam situasi konteks 4. Anal isis seperti memisahkan membedakan komponen-komponen atau elemen- elemen, suatu fakta, konsep, pendapat, asumsi dan kesimpulan 5. Sintesis seperti mengkombinasikan bagian atau elemen ke dalam suatu kesatuan atau struktur yang lebih besar 6. Evaluasi seperti membuat penilaian dan keputusan tentang suatu ide, gagasan penemuan dalil, metode, produk atau benda dengan menggunakan kriteria tertentu
  • 133. Puncak kebenaran itu sendiri sebenamya adalah Allah Yang Maha enar (Al Haq), itulah sebabnya para pedzikir senantiasa mengucapkan Alhamdulillah" (Segala Puji Bagi Allah) pada setiap penyelesaian penemuan ilmiahnya, ataupun ketika selesai melaksanakan Shalat Fardhu sebanyak tiga puluh tiga kali. Sebagaimana telah penulis sampaikan di muka bahwa ilmu tidaklah bebas nilai, karena antara logika dan etika harus berdialektika, di bukan hanya karena penggabungan ilmu dan agama yang dalam pembicaraan kita sehari-hari biasanya disebut dengan Imtaq iman dan Taqwa). Untuk memperjelas keterangan, penulis mempersilahkan untuk menyimak gambar tersebut di bawah ini (pada halaman berikutnya) mengenai Hubungan antara Logika Islam dengan Tahmid. kali membacakan pidatonya ketika terpilih (innagaural speech), ketika menyampaian laporan kemajuan (progress report), ketika digugat pribadinya karena bersalah (impeachment), maupun ketika menyampaikan pidato pertanggungjawaban (accountability speech).
  • 134. Ketiga, azas kepastian hukum (dalam istilah Belanda disebut Rechtzekerheid sedangkan dalam Islam dikenal dengan Syariah Fiqih). Dalam Islam yang menjadi pegangan adalah Al Qur'an yang berbincang tentang seluruh disiplin ilmu pengetahuan. Keempat, azas kemurnian tujuan (dalam istilah Belanda disebut Zulverheid van Oogmerk, sedangkan dalam istilah Islam dikenal dengan Niat). Misalnya aparat hukum yang mengejar pelaku kejahatan yang masuk ke dalam sarang pelacuran dan perjudian terpaksa harus ikut masuk tetapi tanpa ikut menikmatinya. Kelima, azas keseimbangan (dalam istilah Belanda dikenal dengan Evenwichtigheid, sedangkan dalam istilah Inggris dikenal dengan The Balancing Theories. Pemerintah harus menyeimbangkan antara demokrasi dengan nasionalisme, antara hak azasi dengan hukum, antara responsiveness dengan effectiveness, antara balk dan benar. Inilah yang telah penulis tulis dalam buku Filsafat Pemerintahan.
  • 136. Manusia satu-satunya makhluk yang mampu bertanya. Ia mempertanyakan dirinya, keberadaannya, dan dunianya. Melalui pertanyaan yang diajukan ia ingin mengetahui sesuatu KEBERADAAN MANUSIA DILIHAT DARI SISI FILSAFAT
  • 137. Pertanyaan dapat digolongkan dalamdua tingkatan ; 1. Pertanyaan sederhana 2. Pertanyaan bersifat teoritis.
  • 138. • Pertanyaan yang terkait dengan masalah-masalah praktis. Pertanyaan ini berhubungan dengan cara-cara untuk mencapai sesuatu. • Pertanyaan yang bersifat mendasar disebutkan pertanyaan filosofis. Pertanyaan ini bersentuhan dengan makna dan nilai hidup manusia.
  • 140. SIAPAKAH MANUSIA ITU Pengertian tentang manusia dikaitkan dengan sesuatu yang ada di luar. Dalam masyarakat Yunani, alam dipandang sangat dekat dengan manusia, sehingga untuk menjelaskan hidup manusia, alam dijadikan sebagai titik pijak. Pertanyaan yang paling klasik. tetapi semua pertanyaan ini merupakan satu kesatuan, yakni berkaitan dengan pemaknaan hidup serta nilai-nilai keberadaannya.
  • 141. APA ITU FILSAFAT philein Mencintai sophia Secara harafiah filsafat diartikan dengan cinta akan kebijaksanaan. Kebijaksanaan
  • 142. Pertama, dapat bertahan terhadap diskusi kritis. Kedua, menggunakan metode dialektis. Ketiga, berusaha mencapai realitas yang terdalam. Keempat, terkait dengan butir ketiga , filsafat untuk menangkap tujuan ideal realitas. Kelima, mengetahui bagaimana harus hidup sebagai manusia. Hakikat filsafat sebagai hasil kontemplasi dalam lima karakter berikut :
  • 143. filsafat bisa didefinisikan dalam tiga hal • Pertama, filsafat sebagai hasil perenungan. • Kedua, sebagai kritik. • Ketiga, filsafat sebagai ilmu yang berusaha mencari kebenaran secara metodis, sistematis, rasional dan radikal melampaui kebenaran dan pertanggungjawaban.
  • 145. —Erich Fromm (1900-1980) “Cinta tidak hanya terletak pada kata-kata. Cinta hanya bermakna dalam perbuatan nyata”
  • 146. Filsafat Manusia dan Ilmu-Ilmu Lain Filsafat manusia ialah bagian integral dari sistem filsafat, yang secara spesifik menyoroti hakikat atau esensi manusia.
  • 147. Metode Filsafat Manusia Filsafat manusia adalah hal-hal yang ada di balik yang kelihatan, yang sangat menentukan eksistensi manusia dengan memikirkan aspek- aspek mendasar yang bersifat metafisis dan spiritualitas tentang manusia.
  • 148. Relevansi Filsafat Manusia Manusia Bersifat: Dinamis Misteri Paradoksal
  • 149. Relevansi Filsafat Manusia KEDUA Pertama KETIGA Ada tiga alasan untuk menunjukkan relevansi : Dengan mendalami manusia, kita mengenal manusia dengan lebih baik. Kegiatan utama makhluk berpikir adalah bertanya dan mempertanyakan segala hal, termasuk dirinya. Karena itu dengan mendalami hakikatnya, manusia mengungkapkan jati dirinya. Filsafat manusia mengantar kita untuk semakin mampu bertanggungjawab terhadap diri kita dan sesama. 02 01 03
  • 150. Batasan Buku Ini Tidak semua persoalan mendasar manusia bisa diulas dalam satu buku Dengan demikian pendekatan yang digunakan adalah pendekatan tematis, tidak berpijak pada satu pemikir tertentu.
  • 151. Penulis membatasi diri pada 7 topik Pertama, hakikat manusia sebagai pribadi Kedua, badan dan jiwa Ketiga, terra di sekitar kebebasan. Keempat, pengetahuan Kelima, dimensi sosial manusia Keenam, historisitas manusia Ketujuh, tema terakhir adalah kerja
  • 152. Manusia sebagai PERSONA Persona atau pribadi merupakan salah satu dimensi mendasar manusia Memiliki cara berada yang khas dibandingkan dengan makhluk yang lain
  • 153. Pengertian Individu Makhluk Infrahuman Bagi makhluk infrahuman pengertian "individu" dikaitkan dengan jenis Manusia Individu manusia terkait dengan keunikan, tidak sekedar “jenis” atau “spesies”
  • 154. Arti Persona Secara etimologis, kata "persona" berasal dari bahasa Yunani, yang artinya adalah topeng. Dalam perkembangan selanjutnya, arti "persona" tidak lagi menunjuk pada topeng, melainkan pada makna yang ada di baliknya, yakni jati diri. Persona
  • 155. Tiga Pandangan Pandangan Ontologis Baptista Mondin, 3 pendekatan umumnya dipakai untuk tujuan tersebut, yakni pendekatan ontologis, pendekatan psikologis, dan pendekatan dialogis Pandangan Psikologis Pendekatan psikologis meletakkan pribadi manusia pada aspek psikis. Fokus perhatian psikologi adalah emosi dan afeksi Pandangan Dialogis Dalam pandangan ini manusia adalah makhluk relasional.
  • 156. —Severinus Boethius Severinus Boethius dengan jelas menunjukkan hakikat manusia itu dalam definisinya yang bertuliskan, "persona est rationalis naturae individual substantia". Dalam ungkapan ini kepribadian manusia diletakkan pada kodratnya sebagai individu dan makhluk berpikir.
  • 157. Nilai-Nilai Absolut Pribadi kesadaran akan diri Kesadaran manusia memiliki kemampuan untuk menentukan dirinya transendental Sifat transendental merupakan modal bagi manusia untuk mengatasi persoalan-persoalan hidup serta memungkinkannya masuk dalam dunia abadi dan absolut bersifat otonom Sifat otonom menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari pribadi manusia komunikatif Melalui komunikasi, setiap pribadi sadar bahwa ia merupakan bagian dari orang lain
  • 158. Beberapa Elemen Persona Pertama adalah karakter Karakter merupakan kebiasaan hidup seseorang, Kebiasaan ini melekat dalam diri seseorang dan tidak bisa diubah dengan mudah Kedua, akal budi Akal budi merupakan dasar untuk melahirkan ide-ide Ketiga, kebebasan kebebasan merupakan bagian dari martabat kemanusiaan yang tidak bisa dibungkam oleh siapapun Keempat, nama Nama merupakan perwujudan dan pengejawantahan sekaligus menjadi identitas pribadi seseorang. Kelima, suara hati Suara hati merupakan pedoman hidup bagi setiap orang dalam mengambil keputusan Keenam, perasaan Perasaan merupakan ungkapan lubuk hati yang mendalam dari setiap pribadi
  • 159. KESIMPULAN Dari uraian panjang lebar di atas dapat disimpulkan bahwa selain makhluk yang bertanya, manusia juga adalah pribadi yang unik. Keunikan manusia bersumber dari aspek kerohanian, yakni jiwanya. Karena ia adalah unik, maka manusia tidak boleh diurutkan dalam bentuk nomor atau dikelompok-kelompokkan seperti makhluk infrahuman. Sebagai pribadi manusia mempunyai kemampuan untuk menentukan diri. Sebagai pribadi manusia adalah makhluk yang transendental, otonom, bebas dan relasional.
  • 161. A. Pengetahuan Bahwa manusia itu tahu sesuatu, tidak ada yang menyangkal. Manusia tahu akan dunia sekitarnya, akan dirinya sendiri, juga orang-orang lain. Manusia tahu yang baik dan yang buruk, yang indah dan tidak indah. Bagaimana manusia itu dapat tahu, apakah sumbernya, apakah sebenarnya tahu itu? PENGETAHUAN ILMU FILSAFAT
  • 162. 1. Manusia ingin tahu, maka ia pun memaparkan isi hatinya dengan bahasa, yang sederhana seperti , apa ini apa itu, apa sebabnya begini, apa sebabnya begitu? ini disebabkan karena ia kagum dan heran. Pertanyaan kepada diri sendiri akan dijawab dengan melakukan penyelidikan. Semakin banyak yang diselidiki, semakin banyak hasil tahunya, dan semakin besar rasa kepuasannya. Tetapi semakin banyak dan makin mendalam yang diketahuinya, biasanya makin besar pula usahanya untuk tahu. Rasa ingin tahu manusia akan berakhir pada akhir kesadarannya. Beberapa pemikir filsafat menyimpulkan adanya 4 (empat) gejala tahu, antara lain:
  • 163. 2. Manusia ingin tahu yang benar. Tahu yang tidak benar disebut keliru. Tidak seorang pun cinta pada kekeliruan. Keliru sering kali lebih jelek daripada tidak tahu. 3. Objek dari tahu ialah apa saja yang ada dan yang mungkin ada. 4. Manusia yang tahu itu, tahulah ia bahwa ia tahu. Manusia tahu benar bahwa ia tidak tahu sesuatu, maka bertanyalah ia, misalnya kepada orang lain.
  • 164. B. Ilmu Pengetahuan Ilmu pengetahuan tidaklah menghiraukan gunanya. Ilmu pengetahuan ialah pengetahuan yang bertujuan mencapai kebenaran ilmiah tentang objek tertentu, yang diperoleh melalui pendekatan atau cara pandang (approach), metode (method), dan sistem tertentu. Ilmu pengetahuan diciptakan manusia karena didorong oleh rasa ingin tahu manusia yang tidak berkesudahan terhadap objek, pikiran, atau akal budi yang menyangsikan kesaksian indra, karena indra dianggap sering menipu.
  • 165. Ilmu pengetahuan diciptakan manusia karena didorong oleh rasa ingin tahu manusia yang tidak berkesudahan terhadap objek, pikiran, atau akal budi yang menyangsikan kesaksian indra, karena indra dianggap sering menipu. Kesangsian akal budi ini lalu diikuti dengan pertanyaan seperti, apakah sesuatu itu, mengapa sesuatu itu ada, bagaimana keberadaannya dan apa tujuan keberadaannya?
  • 166. Masing-masing pertanyaan itu akan menghasilkan ; ● Ilmu pengetahuan filosofi yang mempersoalkan hakikat atau esensi sesuatu (pengetahuan universal). ● Ilmu pengetahuan kausalistik, artinya selalu mencari sebab musabab keberadaannya (pengetahuan umum bagi suatu jenis benda). ● Ilmu pengetahuan yang bersifat deskriptif- analitik, yaitu mencoba menjelaskan sifat-sifat umum yang dimiliki oleh suatu jenis objek. ● Ilmu pengetahuan yang bersifat normative, yaitu mencoba memahami norma suatu objek yang dari sana akan tergambar tujuan dan manfaat dari objek tersebut.
  • 167. Sistem tertutup Sistem ini tidak memungkinkan masuknya unsur unsur baru ke dalamnya, misal, susunan alam semesta yang merupakan satu kesatuan. Sistem terbuka sistem ini memang dimaksudkan untuk memberikan peluang bagi masuknya unsur-unsur baru agar keberadaan sesuatu hal kemungkinan bisa tetap berlangsung. 01 02 Ada 6 (enam) sistem yang lazim dikenal dalam ilmu pengetahuan, yaitu: Sistem alami sistem ini memang sudah sejak awal merupakan suatu kesatuan yang utuh dalam rangka mencapai tujuan yang juga telah ditentukan sejak awal. 03
  • 168. sistem ini jelas merupakan hasil karya manusia. Sistem buatan sistem ini merupakan perkembangan dari sistem buatan, yang dibuat agar lebih memudahkan tercapainya salah satu tujuan hidup. 04 05 Sistem yang berbentuk garis lurus Untuk mencapai tujuan yang lebih mudah, sistem ini disusun menurut jenjang- jenjang atau tingkat-tingkat mulai dari yang paling tinggi ke jenjang yang paling rendah. 06 Sistem yang berbentuk lingkaran
  • 169. Kebenaran ilmu pengetahuan (lazim disebut kebenaran keilmuan atau kebenaran ilmiah) adalah pengetahuan yang jelas dari suatu objek materi yang dicapai menurut objek forma (cara pandang) tertentu dengan metode yang sesuai dan ditunjang oleh suatu sistem yang relevan.
  • 170. 1. Teori Saling Hubungan (Coherence Theory) 2. Teori Persesuaian (Correspondence Theory) 3. Teori Kegunaan (Pragmatic Theory). “3 (tiga) teori pokok tentang kebenaran keilmuan ini, yaitu: .”
  • 171. Ilmu Sebagai Pengetahuan Ilmu adalah pengetahuan, tetapi tidak semua pengetahuan adalah ilmu. Ilmu bertujuan untuk menjelaskan tentang segala yang ada di alam semesta. Ilmu adalah akumulasi pengetahuan yang menjelaskan kausalitas (hubungan sebab-akibat) dari suatu objek menurut metodemdetode tertentu yang merupakan suatu kesatuan yanag sistematis adalah ilmu. FILSAFAT ILMU SEBAGAI DASAR MELAKUKAN PENELITIAN
  • 172. Teori mempunyai peranan dalam pengembangan ilmu • Teori sebagai konseptual dan klasifikasi - memberikan petunjuk tentang kejelasan hubungan antara konsep dan fenomena atas dasar klasifikasi tertentu. • Teori sebagai orientasi - memberikan suatu orientasi kepada para ilmuwan sehingga dengan teori tersebut dapat mempersempit cakupan yang akan ditelaah, sehingga dapat menentukan fakta mana yang diperlukan. • Teori sebagai generalisasi (summarizing), yaitu memberikan rangkuman terhadap generalisasi empirik dan antarhubungan dari berbagai proposisi.
  • 173. • Teori sebagai peramal fakta, yaitu dengan meramal ialah berpikir deduktif dengan konsekuensi logis (balk menurut waktu maupun tempat). • Theory points to gaps in our knowledge, yaitu teori menunjukkan adanya kesenjangan dalam pengetahuan kita. ****
  • 174. Tingkat Kemantapan Teori Teori akan menjelaskan (meramalkan) fenomena. Dengan penjelasan itu orang menjadi mengerti. Penjelasan ini berkisar pada hubungan-hubungan (relationship). B. Berpikir Induktif dan Deduktif Ilmu adalah akumulasi pengetahuan yang tersusun secara sistematis. Menangkap berarti mengamati atau mengobservasi, sedangkan yang diamati dan fenomena itu tidak lain adalah fakta.
  • 175. C. Metode Ilmiah Merupakan prosedur atau langkah-langkah sistematis dalam mendapatkan pengetahuan ilmiah atau ilmu. Ilmu merupakan pengetahuan yang didapatkan melalui metode ilmiah.
  • 176. Langkah-langkah sistematis keilmuan adalah: • mencari, merumuskan dan mengidentifikasi masalah • menyusun kerangka pikiran (logical contract) • merumuskan hipotesis (jawaban rasicnal terhadap masalah) • menguji hipotesis secara empirik • melakukan pembahasan dan • menyimpulkan.
  • 178. Filsafat Pancasila adalah pembahasan Pancasila secara filsafati, yaitu pembahasan Pancasila sampai hakikatnya yang terdalam (sampai intinya yang terdalam). H. Filsafat Pancasila Pengertian Filsafat Pancasila Juga merupakan suatu pengetahuan yang terdalam yang merupakan hakikat Pancasila yang bersifat essensial, abstrak umum universal, tetap dan tidak berubah (Notonagoro, 1966:34).
  • 179. "Bagaimana" Dengan menjawab suatu pertanyaan ilmiah ini maka akan diperoleh suatu pengetahuan ilmiah yang bersifat deskreptif. "Mengapa" Dengan mencari suatu pertanyaan ilmiah ini maka pengetahuan yang didapatkan adalah pengetahuan bersifat kausal, yaitu pengetahuan yang memberikan "Kemana" Dengan menjawab petanyaan ilmiah ini maka pengetahuan yang didapat adalah pengetahuan yang bersifat normatif. "Apa" Dengan menjawab pertanyaan ini akan diperoleh pengetahuan mengenai hakikat dari sesuatu yang dinyatakan. 01 02 03 Tingkat-tingkat Pengetahuan Pancasila Pertanyaan "Bagaimana"- Suatu pengetahuan deskriptif Pertanyaan "Mengapa"- Suatu pengetahuan kausal Pertanyaan "Ke mana"- Suatu pengetahuan normatif Pertanyaan "Apa"- Suatu pengetahuan esensial 04
  • 180. Manfaat Filsafat Pancasila A. Manfaat Penggunaan Filsafat 1. sebagai induk pengetahuan 2. Sebagai pemberi dasar bagi ilmu pengetahuan yang axiomata yang tidak memerlukan suatu pembuktian yaitu: (a) asas kebalikan (b) Asas kesamaan dengan diri sendiri (c ) Asas kemustahilan ketiga 3. Dengan filsafat setiap ilmu pengetahuan dapat memiliki sila dan ciri khas masing- masing. 4. semua metode ilmu pengetahuan berkembang ditentukan oleh filsafat karena kedudukan filsafat sebagai induk ilmu pengetahuan. 5. Filsafat dapat memberikan dan mengarahkan ilmu pengetahuan ke arah tujuan demi kebahagiaan dan kesejahteraan umat manusia. 6. filsafat ilmu pengetahuan mampu menyelesaikan masalahnya yang bersifat terdalam (sampai pada paradigma ilmu).
  • 181. B. Manfaat bagi Pendidikan Kesarjanaan 1. Sifat filsafat yang kritis, dinamis serta mendalam maka memungkinkan bagi pengembangan akal, menghidupkan kecer- dasan berfikir bagi para calon saijana. 2. Filsafat berfungsi menggugah pengertian dan kesadaran manusia akan kedudukannya dalam hubungannya dengan segala sesuatu di luar dirinya (hubungan sesama manusia maupun Tuhannya. 3. Menggugah pengertian serta kesadaran para calon sarjana akan pemikiran kemanusiaan serta menjadi ilmuwan yang bijaksana yang memiliki dan mengamalkan filsafat pandangan hidup, pedoman hidup, pegangan hidup, dalam kaitannya dengan kebahagiaan dan kesejahteraan umat manusia (Notonagoro, tanpa tahun :4)
  • 182. C. Manfaat Filsafat Pancasila bagi Pendidikan Kesarjanaan Bagi bangsa Indonesia salah satu karya besar bangsa yang bersifat monumental, dan seharusnya menjadi kebanggaan bangsa adalah hasil pemikirannya tentang prinsip prinsip hidup berbatigsa dan bernegara.
  • 183. Hubungan antara Filsafat dan Ideologi Filsafat sebagai pandangan hidup pada hakikatnya merupakan sistem nilai yang secara epistemologis kebenarannya telah diyakini sehingga dijadikan dasar atau pedoman bagi manusia dalam memandang realitas alarn semesta, manusia, masyarakat, bangsa dan negara, tentang makna hidup serta sebagai dasar dan pedoman bagi manusia dalam menyelesaikann masalah yang dihadapi dalam hidup dan kehidupan.
  • 184. Pancasila Sebagai Ideologi Terbuka Pancasila sebagai suatu ideologi tidak bersifat kaku dan tertutup, namun bersifat terbuka. Hal ini di maksudkan bahwa ideologi Pancasila adalah bersifat aktual, dinamis, antsipatif dan senantiasa mampu menyesuaikan dengan perkembangan jaman.
  • 185. Sebagai suatu ideologi yang bersifat terbuka maka Pancasila memiliki dimensi sebagai berikut : a) Dimensi idealistis, yaitu nilai-nilai dasar yang terkandung dalam Pancasila yang bersifat sistematis dan rasional yaitu hakikat nilai- nilai yang terkandung dalam lima sila Pancasila: ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan dan keadilan, maka dimensi idealistis Pancasila bersumber pada nilai-nilai filosofis yaitu filsafat Pancasila.
  • 186. b) Dimensi normatif, nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila perlu dijabarkan dalam suatu sistem norms, sebagaimana terkandung dalam Pembukaan UUD 1945 yang memiliki kedudukan tertinggi dalam tertib hukum Indonesia. c) Dimensi realistis, suatu ideologi harus mampu mencerminkan ralitas yang hidup clan berkembang dalam masyarakat.
  • 187. Secara yuridis Pancasila sebagai dasar filsafat negara tertuang dalam Pembukaan UUD 1945 alinea IV yang berbunyi: maka disusunlah kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu dalam suatu Undang-Undang Dasar negara Indonesia, yang terbentuk dalam suatu susunan negara Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan berdasarkan kepada :Ke- Tuhan yang Maha Esa, kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia dan kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan. I. Pancasila sebagai Dasar Filsafat Negara Melihat dari rumusan tersebut yang dimaksuddengan berdasar kepadaAdalah dalam pengertian sebagai dasar filsafat negara Indonesia.
  • 188. Susunan l(q.selain menunjukkan bahwa Pancasila pada hakikatnya merupakan dasar, rangka dan suasana bagi negara dan tertib hukum Indonesia. Hal itu dapat dirincisebagai berikut : a. Pancasila merupakan dasar filsafat negara (asas kerokhanian negara), pandangan hidup dan filsafat hidup. b. Di atas basis (dasar) itu berdirilah negara Indonesia, dengan asas politik negara (kenegaraan) yaitu berupa Republik yang berkedaulatan rakyat. c. Kedua-duanya menjadi basis penyelenggaraan Kemerdekaan kebangsaan Indonesia, yaitu pelaksanaan dan penyelenggaraan negara sebagaimana tercantum dalam hukum positif Indonesia, termuat dalam Undang-Undang Dasar Negara Indonesia. d. Selanjutnya di atas Undang-Undang Dasar (yaitu sebagai basis) maka berdirilah bentuk susunan pemerintahan dan keseluruhan peraturan hukum positif yang lainnya, yang mencakup segenap bangsa Indonesia dalam suatu kesatuan hidup bersama yang berasas kekeluargaan. e. Segala sesuatu yang disebutkan di atas adalah demi tercapainya suatu tujuan bersama, yaitu tujuan bangsa Indonesia dalam bernegara tersebut, yaitu kebahagian bersama, baik jasmaniah maupun rokhaniah, serta tuhaniah.
  • 189. Bilamana kita pahami hakikat negara adalah merupakan lembaga kemanusiaan, lahir dan batin. Negara sebagai lembaga kemanusiaan dalam hal hidup bersama baik menyangkut kehidupan lahir maupun batin, yaitu bidang kehidupan manusia selengkapnya. Sehingga dengan demikian maka seluruh hidup kenegaraan kebangsaan Indonesia senantiasa diliputi oleh asas kerokhanian Pancasila.
  • 190. Sebagaimana dijelaskan di muka bahwa Pembukaan UUD 1945 mengandung dasar, rangka dan suasana bagi negara dan tertib hukum Indonesia yang pada hakikatnya tersimpul dalam asas kerokhanian Pancasila. Dengan demikian konsekuensinya Pancasila asas yang mutlak bagi adanya tertib hukum Indonesia, yang pada akhirnya perlu direalisasikan dalam setiap aspek penyelenggaraan Negara.
  • 191. Jiwa, suatu asas kerokhanian. Solidaritas yang besar. Hasil sejarah, karena sejarah itu berjalan terus. Sejarah tidak abadi, bergerak secara dinamis dan berubah-ubah untuk maju. J. Pancasila sebagai Asas Persatuan dan Kesatuan Bangsa Indonesia Bagi bangsa Indonesia sebagai suatu bangsa memiliki ciri-ciri sebagai berikut Kesatuan sejarah, yaitu bangsa Indonesia dibesarkan di bawah gemilangnya kerajaan- kerajaan, Sriwijaya, Majapahit, mataram dan lain sebagainya.
  • 192. Dengan lain perkataan bangsa Indonesia memiliki satu asas kerokhanian, satu pandangan hidup, dan satu ideologi yaitu Pancasila, yang ada dalam suatu negara Proklamasi 17 Agustas 1945 . Bagi bangsa Indonesia adanya kesatuan asas krokharian, kesatuan pandangan hidup, kesatuan ideologi tersebut itu adalah amat bersifat central, karena suatu bangsa yang ingin berdiri kokoh dan mengetahui ke arah mana tujuan bangsa itu ingin dicapti maka bangsa itu hams memiliki satu pandangan hidup, ideologi maupun satu asas kerokhanian. Bangsa Indonesia terdiri atas berbagai macam sukt bangsa yang dengan sendirinya memiliki kebudyaan dan adat-istiatat yang berbeda-beda pula. Namun demikian bangsa perbedaan tu hams disadari sebagai sesuatu yang memang senantiasa ada pata setiap manusia sebagai makhluk pribadi, dan dalammasalah ini bersifat biasa.
  • 193. Maka disinilah letak fungsi dan kedudukan asas keokhanian Pancasila sebagai asas kerokhanian proses sebagai asas tersatuan, kesatuan dan asas kerjasama bangsa Indonesia. Maka perbedaan-perbedaan itu tidaklah mempengaruhi persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia, karena memiliki Jaya penarik ke arah kerjasama yang saling dapat diketemukan dalam si perbedaan dan sintem yang memperkaya masyarakat sebagai suatu bangsa. Maka bagi bangsa Indonesia dalam filsafat yang merupakan asas kerokhanian Pancasila, merupakan asas pemersatu dan asas hidup bersama.
  • 194. BAB III PANCASILA SEBAGAI SUATU SISTEM FILASAFAT
  • 195. Kalau dilihat dari intinya, urut-urutan lima sila menunjukkan suatu rangkaian tingkat dalam luasnya dan isi-sifatnya, merupakan pengkhususan dari sila-sila yang dimukanya. Jika urut- urutan lima sila dianggap mempunyai maksud demikian, maka di antara lima sila ada hubungan yang mengikat yang satu kepada yang lain sehingga Pancasila merupakan suatu kesatuan keseluruhan yang bulat. Dalam susunan hierarkhis dan piramidal ini, maka Ketuhaan yang Maha Esa menjadi basis kemanusiaan, persatuan Indonesi kerakyatan dan keadilan sosial. Sebaliknya Ketuhanan Yang Mali Esa adalah Ketuhanan yang berkemanusiaan , yang membangu memelihara dan mengembangkan persatuan Indonesia, yang kerakyatan dan berkeadilan sosial demikian selanjutnya, sehing tiap-tiap sila di dalamnya mengandung sila-sila lainnya. Susunan Pancasila yang bersifat Hierarkhis dan Berbentuk Piramidal
  • 196. Secara ontologis kesatuan sila-sila Pancasila sebagai suatu bersifat hierarkhis dan berbentuk piramidal adalah sebagai berikut bahwa hakikat adanya Tuhan adalah ada karena dirinya Tuhan sebagai causa Prima. Oleh karena itu segala sesuatu yang ada termasuk manusia ada karena diciptakan Tuhan atau manusia ada sebagai akibat adanya Tuhan . Maka negara adalah sebagai akibat adanya manusia yang bersatu . terbentuklah persekutuan hidup bersama yang disebut rakyat. Maka rakyat pada hakikatnya merupakan unsur negara di sarnping wilayah dan pemerintah. Rakyat adalah sebagai totalitas Individu- individu dalam negara yang bersatu . Rumusan Pancasila yang bersifat Hierarkhis dan Berbentuk Piramidal
  • 197. Rumusan Hubungan Sila-sila Pancasila yang saling Mengisi dan Saling mengkualifikasi Sila-sila Pancasila sebagai kesatuan dapat dirumuskan pula dalam hubungannya saling mengisi atau mengkualifikasi dalam rangka hubungan hierarkhis piramidal tadi. Tiap-tiap sila seperti telah disebutkan di atas mengandung empat sila lainnya, Untuk kelengkapan dari hubungan keatuan keseluruhan dari sila-sla Pancasila dipersatukan dengari rumus hierarkhis tersebut di atas. Kesatuan sila-sila Pancasila pada hakikatnya bukanlah hanya merupakan kesatuan yang bersifat formal logis saja namun juga meliputi kesatuan dasar ontologis, dasar epistemologis serta dasar biologis dari sila Pancasila. Kesatuan yang demikian meliputi kesatuan dalam hal dasar ontologis, dasar demologis serta dasar aksiologis dari sila-sila Pancasila . Secara filosofis Pancasila sebagai suatu kesatuan sistem filsafat memiliki, dasar ontologis, dasar epistemologis dan dasar aksiologis sendiri yang berbeda dengan sistem filsa fat yang lainnya misalnya materialisme, liberalisme, pragmatisme, komunisme, idealisme dan lain paham filsafat di dunia.
  • 198. Manusia sebagai pendukung pokok sila-sila Pancasila ontologis memiliki hal-hal yang mutlak : Susuncti kodrat ,raga dan jiwa jasmani dan rokhani, sifat kodrat manusi adalah sebagai makhluk individu dan. makhluk sosial , se kedudukan kodrat manusia sebagai makhluk pribadi berdiri sendir dan sebagai makhluk Tuhan yang Maha Esa. C. Dasar Ontologis Sila-sila Pancasila
  • 199. Sebagai suatu sistem filsafat landasan sila-sila Pancasila itu dalam hal isinya menunjukkan suatu hakikat makna yang bertingkat ( Notonagoro, tanpa tahun : 7 ) , serta ditinjau dari keluasannya memiliki bentuk piramidal.
  • 200. Hakikat kesatuan Pancasila yang bertingkat dan berbentuk piramidal dapat dijelaskan sebagai berikut : Sila kedua Hal ini dapat dijelaskan sebagai berikut : negara adalah lembaga kemanusiaan, yang diadakan oleh manusia (Notonagoro, 1975 : 55 ). Maka manusia adalah sebagai subjek pendukung pokok negara . Negara adalah dari, oleh dan untuk manusia oleh karena itu terdapat hubungan sebab dan akibat yang langstmg antara negara &an ,Anusia. Sila pertama Berdasarkan pada hakikat bahwa pendukung pokok negara adalah manusia, karena negara adalah sebagai lembaga hidup bersama sebagai lembaga kemanusiaan dan manusia adalah sebagai makhluk Tuhan yang maha esa
  • 201. Hakikat kesatuan Pancasila yang bertingkat dan berbentuk piramidal dapat dijelaskan sebagai berikut : Sila keempat Dalam kaitannya dengan kesatuan yang bertingkat maka hakikat sila keempat itu adalali sebagai berikut , hakikat rakyat adalah penjumlahan manusia manusia,semua orang, semua warga dalam suatu wilayah negm tertentu. Maka hakikat rakyat adalah sebagai akibat bersatunya manusia sebagai makhluk Tuhan yang maha esa dalam suatu wt layah negara tertentu Sila ketiga Hakikat sila ketiga tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut hakikat persatuan ilalasari dan dijiwai oleh sila Ketuhanan dan kemanusiaan , bahwa manusia sebagai makhluk Tuhan yang maha esa yang pertama harus terealisasikan adalah mewujudkan suatu persatuan dalam suatu perqekutuan hidup yang disebut negara.
  • 202. Hakikat kesatuan Pancasila yang bertingkat dan berbentuk piramidal dapat dijelaskan sebagai berikut : Sila kelima Menurut Notonagoro hakikat keadilan yang terkandung dalam sila kedua yaitu keadilan yang terkandung dalam hakikat manusia. monopluralis, yaitu kemanusiaan yang adil terhadap diri sendiri, terhadap sesama dan terhadap Tuhan atau kausa prima.
  • 203. Tiap kata merupakan suatu kata polimorfemik (yaitu Kata dasar + afiks ke-/-an dan per-/- an). Tuhan (ke-/-an) Ketuhanan Manusia (ke-/-an) Kemanusiaan Satu (per-/-an) Persatuanan Rakyat (ke-/-an Kerakyatanan Adil (ke-/-an) Keadilan Dalam fungsi dan kedudukan Pancasila sebagai dasar negara Republik Indonesia maka sangat perlu untuk diketahui tentang' hubungan antara negara Indonesia dengan landasan dari Pancasila yaitu : Tuhan, manusia, satu, rakyat, dan adil. a. Hakikat Sila-sila Pancasila
  • 204. Ketuhanan, ialah sifat-sifat keadaan negara yang sesuai dengan hakikat Tuhan Kemanusiaan, ialah sifat-sifat keadaan negara yang sesuai dengan hakikat manusia. Persatuan, yaitu sifat-sifat dan keadaan negara yang sesuai dengan hakikat satu, yang berarti membuat menjadi satu rakyat, daerah, dan keadaan negara Indonesia sehingga terwujud suatu kesatuan. Kerakyatan, yaitu sifat-sifat dan keadan negara yang sesuai dengan hakikat rakyat. Keadilan, yaitu sifat-sifat dan keadaan negara yang sesuai dengan hakikat adil. Arti inti setiap sila dari Pancasila adalah sebagai berikut :
  • 205. b. Pengertian Kesesuaian Sifat-sifat dan Keadaan Negara dengan landasan Sila-sila Pancasila. Inti landasan sila-sila Pancasila meliputi Tuhan, manusia, satu, rakyat dan adil. Konsekuensinya segala sifat-sifat dan keadaan negara harus sesuai dengan hakikat Tuhan, manusia, satu, rakyat, dan adil. Bilamana dirinci pengertian sifat ini pada hakikatnya meliputi empat hal yaitu ; Sifat-sifat (sifat luar), yaitu hal baru yang ditambahkan pada sesuatu sehingga merupakan ciri baru, atau sesuatu itu memiliki ciri baru (kualitas) baru. Misalnya sebuah meja yang kemudian dicat coklat (ditambahkan warna coklat), sehingga warna coklat merupakan ciri baru meja sehingga disebut meja coklat.