Filsafat ilmu membahas tiga hal yang mendorong manusia berfilsafat yaitu kekaguman, keraguan, dan kesadaran akan keterbatasan. Filsafat memiliki manfaat dalam membantu memahami bahwa sesuatu tidak selalu tampak seperti apa adanya, serta membantu memahami diri sendiri dan dunia secara kritis. Filsafat juga berperan sebagai induk ilmu pengetahuan dan membantu menjadi manusia yang toleran.
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
Tugas Akhir Pengantar Filsafat Ilmu Kelompok 2
1. Dosen Pengampu : Dr. Sigit Sardjono, M.S
PENGANTAR
FILSAFAT ILMU
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
PRODI MANAJEMEN
UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945
TAHUN AJARAN 2022
Kelompok 2 :
Eliza Novi Rahmadania (1212100160)
Riska Bimbi Ayu W. (1212100162)
Donico Risnanda C. (1212100167)
4. Filsafat
Falsafah dan Filsafat merupakan dua hal yang berbeda.
Falsafah suatu sistem pemikiran ideologi atau gagasan dasar mengenai
kehidupan yang di hayati sebagai pegangan, seperti Falsafah Jawa dan
lain sebagainya.
Filsafat merupakan cara refleksi secara rasional, kritis, dan radikal atas
hal – hal pokok dalam hidup.
5. Filsafat di artikan ;
01
Refleksi ; perenungan
atas kehidupan, hakikat
dasarnya ialah free
thinking (pemikiran
bebas)
02
Rasional ; Filsafat ilmu
sungguh bersandar
secara nalar atau
rasionalis
03
Kritis ; Segala hal dapat
untuk dipersoalkan /
dipertanyakan tanpa
tabu
04
Radikal ; cara berpikir
secara mendalam
sampai ke akar – akar
secara mendasar
6. Filsafat yakni seni bertanya tanpa tabu, berkaitan juga dengan Pertanyaan
Filosofis, pertanyaan filosofis selalu melekat pada manusia tentang kehidupan,
Filsafat membuat pertanyaan – pertanyaan instingtif menjadi lebih sistematis
dan berusaha untuk mendapatkan jawaban atas hal tersebut.
Beberapa fase dalam hidup pertanyan filosofis ini hilang sementara ketika
manusia sedang dalam kesibukan dunia, seperti bekerja atau focus
pengembangan diri lainnya. Namun akan muncul kembali saat sepuh
7. Filsafat itu memaksa kita untuk mandiri mempunyai sikap pribadi
Kita lama hidup dalam masyarakat komunal dimana identitas kita ditentukan oleh sekelompok
bukan sikap pribadi ini tipikal masyarakat pra modern dan feudal
Dalam dunia pra modern seluruh kehidupan dikelola oleh kelisanan yaitu dunia yang
mengandalkan kata orang
Jadi ketika dunia barat masuk kultur tulisan mereka dipaksa untuk menjadi diri sendiri, dan itu
yang memaksa mereka membangun pikiran sendiri dan pikiran pikiran Panjang
Mandiri sebagai masyarakat yaitu masyarakat membangun falsafah sendiri, membangun
sistem sendiri yang khas
8. Manfaat dari filsafat :
Mengasah ketajaman
untuk mampu memilah
mana hal yang inti dan
bukan inti
Memupuk kemandirian
sikap dan pemikiran
01 02 03
Membuka
kemungkinan-
kemungkinan
pemahaman baru
10. Areal Filsafat dapat disebut juga filsafat sistematik
(systematic philosophy) kerangka besar filsafat.
Cabang filsafat ilmu ;
- Manusia : Antropologi filosofis / Antrapologi metafis
- Keindahan + Seni : Estetika / Aesthetic
- Norma / Perilaku : Etika / Ethica
- Pengetahuan : Epsitemologi
11. “ Epistemologi lebih luas daripada hanya
membahas sains, karena pengetahuan itu lebih
luas daripada sekedar ilmu “
12. Filsafat dilihat sebagai intelektual game atau permainan
intelektual agar tidak stuck (mati), filsafat memang tidak
pasti, dekonstruktif, dari filsafat digunakan untuk
menggoyangkan pikiran agar terus berjalan. Use it or lose
it (pikiran) semakin dipakai semakin bagus, kemampuan
analitis dan memori harus seimbang, buku dari richard
dolkins dan daniel dannett yang menggunakan biologi dan
fisika yang menjelaskan konsep mengenai tuhan dan
agama hanya konfigurasi sesaat dari zaman dulu yang
sekarang sudah dianggap tidak penting lagi. kebudayaan
yang nantinya tubuh itu digunakan sebagai sandaran oleh
tubuh, secara badani (DNA). Dari kacamata biologi agama
jika diteruskan maka peradaban bisa rusak dan tidak
berevolusi. Unsur yang serakah merupakan buah hasil dari
gen. Banyak ilmuwan yang keras masih berada di situ.
Tidak seluruh hal dalam dokma sekalipun itu murni
sebutan dari atas
13. Unsur manusiawi dalam agama antara kitab, sistem sosial,
sistem hukum dan sistem ritual. perkembangan dari
kesepakatan kelompok akan menjadi tradisi kultur yang sangat
tebal unsur manusiawinya.
kenapa agama menjadi tabu? karena ketidakjelasan dari unsur
manusiawinya dan saling berpikir pendek untuk mempersoalkan
agama itu sendiri.
banyak hal hal dalam agama yang sepele dianggap inti
begitupun sebaliknya yang inti dianggap sepele.
15. “Aku datang - entah dari mana
aku ini - entah siapa, aku pergi - entah
kemana,
aku akan mati - entah kapan, aku heran bahwa
aku gembira”.
(Martinus dari Biberach, tokoh abad pertengahan).
16. Manusia
Bertanya
01
Menghadapi seluruh kenyataan dalam
hidupnya, manusia kagum atas apa yang
dilihatnya, manusia ragu-ragu apakah ia
tidak ditipu oleh panca-inderanya, dan mulai
menyadari keterbatasannya.
17. 02
Manusia Berfilsafat
sikap iman penuh taqwa tidak menahan manusia
menggunakan akal budi dan fikirannya untuk
mencari tahu apa sebenarnya yang ada dibalik
segala kenyataan (realitas)
18. Filsafat adalah pengetahuan
metodis, sistematis dan
koheren tentang seluruh
kenyataan (realitas)
Proses mencari tahu
menghasilkan kesadaran,
yang disebut pengetahuan.
19. Unsur "rasional" (penggunaan akal budi) merupakan syarat mutlak.
Menurut Aristoteles (384-322 sM), pemikiran kita melewati 3 jenis abstraksi
(abstrahere = menjauhkan diri dari, mengambil dari).
21. Iman adalah sikap batin. Iman
seseorang terwujud dalam sikap,
perilaku dan perbuatannya,
terhadap sesamanya dan
terhadap lingkungan hidupnya.
Manusia berteologi karena ingin
memahami imannya dengan cara
lebih baik, dan ingin
mempertanggungjawabkannya
22. 04.
Obyek material dan obyek formal
Obyek material adalah apa yang dipelajari
dan dikupas sebagai bahan (materi)
pembicaraan, yaitu gejala "manusia di dunia
yang mengembara menuju akhirat".
23. Obyek formal adalah cara pendekatan yang
dipakai atas obyek material, yang sedemikian
khas sehingga mencirikan atau
mengkhususkan bidang kegiatan yang
bersangkutan.
24. Sekalipun bertanya tentang seluruh
realitas, filsafat selalu bersifat "filsafat
tentang" sesuatu: tentang manusia, tentang
alam, tentang akhirat, tentang kebudayaan,
kesenian, bahasa, hukum, agama, sejarah.
05.
Cabang-cabang filsafat
25. Dipertanyakan: Apa itu pengetahuan? Dari mana asalnya? Apa ada kepastian
dalam pengetahuan, atau semua hanya hipotesis atau dugaan belaka?
26. Asal dan jenis-jenis pengetahuan dibahas dalam epistemologi. Logika
("logikos") "berhubungan dengan pengetahuan", "berhubungan dengan
bahasa".Ada banyak ilmu, yaitu tentang bagaimana ilmu yang satu berkait
dengan ilmu lain.
27. Menurut cara pendekatannya, dalam filsafat dikenal ada banyak aliran filsafat:
eksistensialisme, fenomenologi, nihilisme, materialisme, ... dan sebaginya.
28. 06.
Refleksi rasional dan refleksi imani
Refleksi tokoh-tokoh Yunani itu (misal Plato dan
Aristoteles) mengandalkan akal dan merupakan cetusan
penolakan mereka atas mitologi (faham yang
menggambarkan dunia sebagai senantiasa dikuasai oleh
para dewa dan dewi).
29. Refleksi imani itu sungguh merupakan
pernyataan universal pengakuan yang tulus,
barangkali yang pertama dalam sejarah umat
manusia, akan kemahakuasaan Allah dalam
hidup dan sejarah manusia.
30. berefleksi merupakan ciri khas manusia sebagai pribadi dan dalam
kelompok. Refleksi merupakan sarana untuk mengembangkan
spiritualitas dan aktualisasi menjadi manusia yang utuh, dewasa
dan mandiri.
33. ALASAN
PERLUNYA
BELAJAR
perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi
yang ditandai semakin
menajamnya spesialisasi
ilmu.
Diperlukan ikap keterbukaan
diri di kalangan ilmuwan
sehingga dapat saling
mengarahkan seluruh potensi
keilmuwan yang dimilikinya
untuk kepentingan bersama
umat manusia.
34. Agar berpikir secara
mendalam, luas, kritis dan
radikal.
Sehingga menerima
tranferknowledge lebih
baik.
Peranan penting filsafat
ilmu dalam pembentukan
kepribadian calon – calon
ilmuannya?
35. Filsafat memiliki dua
manfaat secara Umum dan
Khusus
● Memahami bahwa sesuatu tidak
selalu tampak seperti apa
adanya.
● Mengerti tentang diri kita
sendiri dan dunia kita
● Membuat kita lebih kritis
● Alat mencari kebenaran
● Berdiri netral terhadap
pandangan filsafat lainnya
● Memberikan pandangan hidup
dan pandangan dunia
● Memberikan ajaran tentang
moral dan etika
MANFAAT BELAJAR
FILSAFAT DALAM
KEHIDUPAN
Secara Umum
Secara Khusus
36. Mengapa
Harus Belajar
Filsafat
Semakin kritis dalam
sikap ilmiahnya
Membisakan diri bersikap
logis-rasional
Memiliki pemahaman yang
utuh mengenai ilmu
Mengajarkan cara berpikir
yang cermat dan tidak kenal
lelah
Kemampuan berpikir kritis
dalam menganalisis
Mengembangkan semangat
toleransi
38. 1. Filsafat membantu kita memahami bahwa
sesuatu tidak selalu tampak seperti apa adanya
2. Filsafat membantu kita mengerti tentang
diri kita sendiri dan dunia kita
3. Filsafat membuat kita lebih kritis
Dsb..
Manfaat Filsafat Dalam
Kehidupan
41. Beberapa pandangan filsuf
tentang filsafat ;
Pythagoras mengartikan
filsafat sebagai pecinta
kebijaksanaan(lover of
wisdom).
Plato mengartikan filsafat
sebagai ilmu pengetahuan yang
berminat mencapai kebenaran
yang hakiki lewat dialektika.
42. Beberapa pandangan filsuf
tentang filsafat ;
Aristoteles mendefinisikan
filsafat sebagai pengetahuan
tentang kebenaran.
Descartes mendefinisikan
filsafat sebagai kumpulan ilmu
pengetahuan ten-tang Tuhan,
alam, dan manusia.
44. “Tujuan filsafat ialah
mengumpulkan pengetahuan
manusia sebanyak mungkin, dan
menerbitkan serta mengatur
semua itu di dalam bentuk yang
sistematis”
45. Falsafah atau
Filsafat Bahasa Inggris
“philosophy”
Artinya filsafat yang
lazim diterjemahkan
sebagai cinta kearifan
Philosopher adalah orang
yang cinta kepada ilmu
pengetahuan
46. Ahli filsafat (filsuf) dalam
Dunia Islam
1 2 3 4
Ibnu Khaldun
alGhazali
Ibnu Shina
Al Kindi
47. Rosenberg (2003) mengatakan
“dalam filsafat ilmu dibagi
dalam dua pertahyaan utama.
Pertama, pertanyaan tentang
ilmu: fisika, biologi,
sosial, clan budaya. Kedua,
pertanyaan tentang mengapa
ilmu tidak dapat menjawab
pertanyaan yang pertama,
yakni tentang ilmu itu
sendiri.”
49. HUBUNGAN ANTARA
FILSAFAT DENGAN
KEBUDAYAAN DAN
LINGKUNGAN
Kebudayaan
llmu pengetahuan merupakan
unsur kebudayaan universal
yang rohani
Ilmu Pengetahuan
Kebenaran dalam filsafat
dan ilmu pengetahuan
adalah kebenaran akal
Lingkungan
Filsafat sebagai hasil
budaya tidak lepas
alam
Agama
Jika seseorang melihat lalu
mengatakan tentang sesuatu,
dikatakan bahwa ia telah
mempunyai pengetahuan tentang
sesuatu.
52. Manusia satu-satunya makhluk yang mampu bertanya.
Ia mempertanyakan dirinya, keberadaannya, dan
dunianya.
Melalui pertanyaan yang diajukan ia ingin mengetahui
sesuatu.
KEBERADAAN MANUSIA
DILIHAT DARI SISI FILSAFAT
54. • Pertanyaan yang terkait dengan masalah-masalah
praktis. Pertanyaan ini berhubungan dengan cara-
cara untuk mencapai sesuatu.
• Pertanyaan yang bersifat mendasar disebutkan
pertanyaan filosofis. Pertanyaan ini bersentuhan
dengan makna dan nilai hidup manusia.
56. Pertanyaan yang paling klasik. tetapi semua pertanyaan ini
merupakan satu kesatuan, yakni berkaitan dengan pemaknaan
hidup serta nilai-nilai keberadaannya.
Pengertian tentang manusia dikaitkan dengan sesuatu yang ada di
luar. Dalam masyarakat Yunani, alam dipandang sangat dekat
dengan manusia, sehingga untuk menjelaskan hidup manusia, alam
dijadikan sebagai titik pijak.
"Siapakah manusia itu?"
58. Pertama, dapat bertahan terhadap diskusi
kritis.
Kedua, menggunakan metode dialektis.
Ketiga, berusaha mencapai realitas yang
terdalam.
Keempat, terkait dengan butir ketiga ,
filsafat untuk menangkap tujuan ideal
realitas.
Kelima, mengetahui bagaimana harus
hidup sebagai manusia.
hakikat filsafat sebagai
hasil kontemplasi dalam
lima karakter berikut
59. filsafat bisa didefinisikan
dalam tiga hal
• Pertama, filsafat sebagai hasil
perenungan.
• Kedua, sebagai kritik.
• Ketiga, filsafat sebagai ilmu yang
berusaha mencari kebenaran secara
metodis, sistematis, rasional dan radikal
melampaui kebenaran dan
pertanggungjawaban.
63. Filsafat manusia ialah bagian
integral dari sistem filsafat, yang
secara spesifik menyoroti
hakikat atau esensi manusia.
FilsafatManusiadan
Ilmu-IlmuLain
A
64. B
MetodeFilsafat
Manusia
filsafat manusia adalah hal-hal yang ada
di balik yang kelihatan, yang sangat me-
nentukan eksistensi manusia dengan
memikirkan aspek-aspek mendasar yang
bersifat metafisis dan spiritualitas
tentang manusia.
66. Tidak semua persoalan mendasar manusia bisa diulas
dalam satu buku
Dengan demikian pendekatan yang digunakan adalah
pendekatan tematis, tidak berpijak pada satu pemikir
tertentu.
5. Batasan Buku
Ini
67. Penulis membatasi diri pada 7 topik :
Tema terakhir adalah
kerja
Ketiga, terra di sekitar
kebebasan.
Kelima, dimensi sosial
manusia
Pertama, hakikat manusia
sebagai pribadi
Keenam, historisitas
manusia
Kedua, badan dan jiwa
Keempat, pengetahuan
69. Persona atau pribadi
merupakan salah satu
dimensi mendasar
manusia
memiliki cara berada yang khas
dibandingkan dengan makhluk
yang lain
70. 1. Pengertian Individu
Individu manusia terkait
dengan keunikan, tidak
sekedar “jenis” atau
“spesies”
Manusia
Bagi makhluk infrahuman
pengertian "individu"
dikaitkan dengan jenis
Makhluk
Infrahuman
71. a.
2. Persona
Secara etimologis, kata "persona" berasal dari bahasa Yunani, yang
artinya adalah topeng.
Dalam perkembangan selanjutnya, arti "persona" tidak lagi menunjuk
pada topeng, melainkan pada makna yang ada di baliknya, yakni jati
diri.
Arti Persona
72. Baptista Mondin, 3
pendekatan umumnya
dipakai untuk tujuan
tersebut, yakni pendekatan
ontologis, pendekatan
psikologis, dan
pendekatan dialogis
Pandangan
Ontologis
Dalam pandangan ini
manusia adalah
makhluk relasional.
Pandangan
Dialogis
Pandangan
Psikologis
Pendekatan psikologis
meletakkan pribadi manusia
pada aspek psikis. Fokus
perhatian psikologi adalah
emosi dan afeksi
b. Tiga Pandangan
73. —Severinus Boethius
Severinus Boethius dengan jelas menunjukkan hakikat manusia itu
dalam definisinya yang bertuliskan, "persona est rationalis naturae
individual substantia". Dalam ungkapan ini kepribadian manusia
diletakkan pada kodratnya sebagai individu dan makhluk berpikir.
74. Sifat transendental merupakan modal
bagi manusia untuk mengatasi
persoalan-persoalan hidup serta
memungkinkannya masuk dalam dunia
abadi dan absolut
3.
kesadaran manusia memiliki
kemampuan untuk menentukan
dirinya
transendental
kesadaran akan diri
sifat otonom menjadi bagian yang
tidak terpisahkan dari pribadi
manusia
bersifat otonom
Melalui komunikasi, setiap pribadi
sadar bahwa ia merupakan bagian dari
orang lain
komunikatif
Nilai-Nilai Absolut Pribadi
75. 4. Beberapa Elemen Persona
Ketiga, kebebasan
kebebasan merupakan bagian dari
martabat kemanusiaan yang tidak bisa
dibungkam oleh siapapun
Kelima, suara hati
Suara hati merupakan pedoman
hidup bagi setiap orang dalam
mengambil keputusan
Pertama adalah karakter
Karakter merupakan kebiasaan hidup
seseorang, Kebiasaan ini melekat dalam
diri seseorang dan tidak bisa diubah
dengan mudah
Keenam, perasaan
Perasaan merupakan ungkapan lubuk
hati yang mendalam dari setiap
pribadi
Kedua, akal budi
Akal budi merupakan dasar untuk
melahirkan ide-ide
Keempat, nama
Nama merupakan perwujudan dan
pengejawantahan sekaligus menjadi
identitas pribadi seseorang.
76. 5. kesimpilan
Dari uraian panjang lebar di atas dapat disimpulkan bahwa selain makhluk yang
bertanya, manusia juga adalah pribadi yang unik. Keunikan manusia bersumber dari
aspek kerohanian, yakni jiwanya. Karena ia adalah unik, maka manusia tidak boleh
diurutkan dalam bentuk nomor atau dikelompok-kelompokkan seperti makhluk
infrahuman.
Sebagai pribadi manusia mempunyai kemampuan untuk menentukan diri.
Sebagai pribadi manusia adalah makhluk yang transendental, otonom, bebas dan
relasional.
79. Secara etimologi pengetahuan berasal dari kata dalam bahasa Inggris yaitu knowledge.
kepercayaan yang benar (knowledge is justified true belief).‘
Sedangkan secara terminologi akan dikemukakan beberapa definisi tentang pengetahuan.
Menurut Drs. Sidi Gazalba, pengetahuan adalah apa yang diketahui atau hasil pekerjaan tahu.
Dalam kamus filsafat dijelaskan bahwa pengetahuan (knowledge) adalah proses kehidupan yang
diketahui manusia secara Iangsung dari kesadarannya sendiri.
Orang pragmatic, terutama John Dewey tidak membedakan pengetahuan dengan kebenaran
(antara knowledge dengan truth). Jadi pengetahuan itu harus benar, kalau tidak benar adalah
kontradiksi
80. 1. Jenis Pengetahuan
Burhanuddin Salam, mengemukakan bahwa pengetahuan yang dimiliki
manusia ada empat, yaitu
Pertama, pengetahuan biasa, yakni pengetahuan
yang dalam filsafat dikatakan istilah common
sense, dan sering diartikan dengan good sense,
karena seseorang memiliki sesuatu di mana is
menerima secara baik.
Kedua, pengetahuan ilmu, yaitu ilmu
sebagai terjemahan dari science.
diartikan untuk menunjukkan ilmu
pengetahuan alam, yang sifatnya kuantitatif
dan objektif.
81. Ketiga, pengetahuan filsafat, yakni
pengetahuan yang diperoleh dari
pemikiran yang bersifat kontemplatif dan
spekulatif.
Keempat, pengetahuan agama,
yakni pengetahuan yang hanya
diperoleh dari Tuhan lewat para
utusan-Nya.
82. Pengetahuan berkembang dari rasa ingin tahu, yang merupakan
ciri khas manusia karena manusia adalah satu-satunya makhluk
yang mengembangkan pengetahuan secara sungguh sungguh.
B. HAKIKAT DAN SUMBER PENGETAHUAN
83. Hakikat Pengetahuan
Pengetahuan pada dasarnya adalah keadaan mental (mental state).
Ada dua teori untuk mengetahui hakikat pengetahuan itu,
yaitu:
A. Realisme
B. Idealisme
84. Sumber Pengetahuan
Dalam hal ini ada beberapa pendapat tentang
sumber pengetahuan antara lain
• Empirisme
• Rasionalisme
• Intuisi
• Wahyu
85. Perbedaan Pengetahuan
dengan Ilmu
Perbedaan antara ilmu dengan pengetahuan
dapat ditelusuri dengan melihat perbedaan ciri-
cirinya. Herbert L. Searles memperlihatkan ciri-ciri
tersebut sebagai berikut: "Kalau ilmu berbeda
dengan filsafat berdasarkan empiris, maka ilmu
berbeda dari pengetahuan biasa karena ciri
sistematisnya".
86. DEFINISI DAN JENIS
PENGETAHUAN
Dalam kamus filsafat dijelaskan bahwa
pengetahuan (knowledge) adalah proses
kehidupan yang diketahui manusia secara
Iangsung dari kesadarannya sendiri.
87. HAKIKAT DAN SUMBER
PENGETAHUAN
A.HAKIKAT DAN SUMBER PENGETAHUAN
Pengetahuan berkembang dari rasa ingin tahu, yang merupakan
ciri khas manusia
Hakikat Pengetahuan
Dua teori untuk mengetahui hakikat pengetahuan :
1. Realisme
Gambaran atau kopi yang sebenarnya dari apa yang ada dalam
alam nyata (dari fakta atau hakikat).
88. HAKIKAT DAN SUMBER
PENGETAHUAN
Menurut Prof. Dr. Rasjidi, penganut agama perlu sekali mempelajari
realisme dengan alasan:
• Dengan menjelaskan kesulitan-kesulitan yang terdapat dalam pikiran
• Dengan jalan memberi pertimbangan-pertimbangan yang positif
2. Idealisme
menegaskan bahwa untuk mendapatkan pengetahuan yang benar-
benar sesuai dengan kenyataan adalah mustahil
90. Menurut Jujun S. Suriasumantri (2010), aksiologi adalah dasar
ilmu pengetahuan yang berbicara tentang nilai kegunaan ilmu.
Masalah utama dalam aksiologi yaitu mengenai nilai teori tentang
nilai dalam filsafat mengacu pada permasalahan etika dan
estetika.
Dasar Aksiologis
91. Bakhtiar (2012) mengemukakan, ontologi berasal dari Bahasa
Yunani, yaitu on/ontos yakni ada, dan logos yakni ilmu, sehingga
ontologi adalah ilmu tentang yang ada. Menurut istilah ontologi
adalah ilmu yang membahas tentang hakikat yang ada, baik
yang berbentuk jasmani/konkret maupun rohani/abstrak.
Dasar Ontologis
92. Menurut Suparman Suhartono (2005)
ada beberapa karakteristik ontologi yang
disederhanakan :
Pertama, ontologi yaitu studi tentang
arti "ada" dan "berada”
Kedua, ontologi yaitu cabang filsafat
yang mempelajari tata dan struktur
realitas dalam arti seluas mungkin
Ketiga, ontologi yaitu cabang filsafat
yang mencoba melukiskan hakikat
terakhir yang ada
93. Menurut Jujun S. Suriasumantri
(2010), dasar epistemologis yaitu
metode atau cara-cara mendapatkan
pengetahuan yang benar.
Beberapa metode pengetahuan yang
diperoleh manusia :
• Metode induktif • Metode deduktif
• Metode positivism • Metode
kontemplatif
• Metode dialektis atau dialektika
94. 1.Objek Ilmu Pengetahuan Ilmiah
Pengetahuan ilmiah setidaknya memiliki lima
karakter utama, yaitu: empiris, sistematis,
objektif, analitis, dan verifikatif. Ilmu, dalam hal
ini cenderung dilihat dalam hubungan dengan
objek keilmuan (objek material dan formal) dan
metode keilmuan tertentu
95. Bakhtiar (2012) mengemukakan, ontologi berasal dari Bahasa
Yunani, yaitu on/ontos yakni ada, dan logos yakni ilmu, sehingga
ontologi adalah ilmu tentang yang ada. Menurut istilah ontologi
adalah ilmu yang membahas tentang hakikat yang ada, baik
yang berbentuk jasmani/konkret maupun rohani/abstrak.
Dasar Ontologis
1.Konsep Ilmu
Konsep sangat penting bagi pembentukan
atau untuk membangun suatu teori bagi
kepentingan suatu penelitian yang
menghasilkan ilmu atau kepentingan
praktis
96. Bakhtiar (2012) mengemukakan, ontologi berasal dari Bahasa
Yunani, yaitu on/ontos yakni ada, dan logos yakni ilmu, sehingga
ontologi adalah ilmu tentang yang ada. Menurut istilah ontologi
adalah ilmu yang membahas tentang hakikat yang ada, baik
yang berbentuk jasmani/konkret maupun rohani/abstrak.
Dasar Ontologis
3. Konsep Pengetahuan
Ada enam komponen proses dari pengetahuan menuju ilmu pengetahuan,
sebagaimana dikernukakan dalam Koento Wibisiono, 2005.
Pertama, adanya masalah (problem).
Kedua, adanya sikap (attitude).
Ketiga, adanya rnetode (method).
Keempat, adanya aktivitas (activity).
Kelima, adanya kesimpulan (conclusions).
Keenam, adanya beberapa pengaruh (effects).
Keenam hal ini menjadi kesatuan yang tidak terpisahkan ctalam proses lahirnya
ilmu.
97. Bakhtiar (2012) mengemukakan, ontologi berasal dari Bahasa
Yunani, yaitu on/ontos yakni ada, dan logos yakni ilmu, sehingga
ontologi adalah ilmu tentang yang ada. Menurut istilah ontologi
adalah ilmu yang membahas tentang hakikat yang ada, baik
yang berbentuk jasmani/konkret maupun rohani/abstrak.
Dasar Ontologis
C. JENIS ILMU PENGETAHUAN
• Pengetahuan Manusia
• Jenis Ilmu Pengetahuan
• Kritik Paham Rasionalisme Terhadap Empirisme
98. D. PENJELASAN ILMU
Batas penjelasan ilmu yaitu ketika manusia
berhenti berpikir untuk mencari pengetahuan,
ilmu didapatkan dari penjelasan pengalaman
manusia, sehingga jika manusia memulai
penjelasannya pada pengalaman manusia
dan berhenti di batas pengalaman manusia.
101. Aliran-Aliran Zaman Modern :
Aliran Empirisme (David Hume)
Pengalamanlah sumber pengetahuan itu, baik yang batin,
maupun yang inderawi.
Aliran Kritisisme (Imanuel Kant)
Pengetahuan kita tentang dunia berasal dari indera kita, namun
dalam akal kita ada faktor-faktor yang menentukan bagaimana
kita memandang dunia sekitar kita.
Aliran Rasionalisme (Rene Descartes)
Sumber pengetahuan adalah rasio: kebenaran pasti
berasal dari rasio (akal).
102. Zaman modern ada periode yang disebut Renaissance ("kelahiran kembali")
(N Macchiavelli (1469-1527), Thoman Hobbes (1588-1679), Thomas More (1478-1535) dan
Francis Bacon (1561-1626))
Periode kedua adalah zaman Barok, yang menekankan akal budi
(Rene Descrates, Barukh de Spinoza (1632-1677) dan Gottfried Wilhelm Leibniz (1646-1710))
Periode ketiga ditandai dengan fajar budi ("enlightenment" atau "Aufklarung")
(John Locke (1632-1704), G Berkeley (1684-1753), David Hume (1711-1776))
104. Aliran - Aliran
Positivisme Marxisme Eksistensialime
Pemikiran tiap manusia, tiap
ilmu dan suku bangsa melalui 3
tahap, yaitu teologis, metafisis
dan positif ilmiah
Kenyataan hanya terdiri atas
materi belaka, yang berkembang
dalam proses dialektis (dalam
ritme tesis-antitesis-sintesis)
Filsafat harus berpangkal pada
adanya (eksistensi) manusia
konkrit, dan bukan pada hakekat
manusia-pada-umumnya
August Comte (1798-1857), John
Stuart Mill (1806-1873) dan H
Spencer (1820-1903)
Tokoh utama Karl Marx,
1818-1883
J P Sartre (1905-1980),
Kierkegaard (1813-1855), dsb
105. Aliran - Aliran
Fenomenologi Pragmatisme
Neo-kantisme dan
Neo-thomisme
Aliran yang ingin mendekati
realitas tidak melalui argumen-
argumen, konsep-konsep, atau
teori umum
Yang dipersoalkan bukan "benar
atau salah", karena ide menjadi
benar oleh tindakan tertentu
Aliran-aliran yang merupakan
kelahiran kembali dari aliran
yang lama, oleh dialog dengan
aliran lain
Tokoh penting: Edmund Husserl,
1859-1938
Tokoh aliran ini: John Dewey
(1859-1914)
112. pada Pekan I, bahwa mitos
begitu saja bukanlah filsafat.
Jalan yang mengarah dari
mitos menuju ilmu, melalui
sastra dan filsafat, justru
bisa disebut "demitologisasi".
"mitos" (dalam pengertian
modern sebagai"keyakinan
yang keliru")
keluar dari mitos—yaitu
mempertanyakan keyakinan
kita yang tak tertanyakan
dengan harapan
mengubahnya menjadi
ungkapan kebenaran yang
lebih andal.
113. pola "mitos,
sastra, filsafat,
ilmu" diakui
sebagai paparan
perkembangan
cara pikir
manusia pada
skala
makrokosmik
(yakni budaya
manusia)
Pada skala
mikrokostnik
(yakni individu
manusia). tahap
perkembangan
individunya
mengacu pada
"lahir, muda,
dewasa, dan tua"
Pola akan di dapati
setelah
dikorelasikan
masing – masing
dengan tingkat
kesadaran yang
secara progresif
lebih tinggi.
114. Empat Daya Benak
0
1
Mitos menggunakan imajinasi
untuk mengungkap keyakinan.
Sastra memakai gelora jiwa untuk
meng ungkap keindahan.
0
2
Filsafat memanfaatkan
pemahaman untuk
mengungkap kebenaran,
sedangkan ilmu (science)
menerapkan penimbangan
untuk rnengungkap
pengetahuan.
115. Empat Arah Pemikiran Manusia
logos
filsuf berupaya memahami logos
dengan cara sedemikian rupa
untuk memisahkan kebenaran
dari khayalan. Adapun ilmuwan
melalaikan logos sepenuhnya
dalam penelusuran fakta-fakta
konkret yang bisa dikelola.
Api
(Heraklitus)
Bumi
(Demokritus)
Air
(Thales)
Udara
(Anaximenes)
116. Analisa di Yunani Kuno
sebagai realitas-realitas dasar, yang menjelaskan
keseimbangannya karena dianut bersama-sama dengan
daya yang berlawanan antara "cinta" (philia) dan "cekcok"
(neikos).
117. Fiisafat Sebagai Dialog
Rasional
kehidupan filosofis merupakan
kehidupan yang menghargai
kematian. Filsuf ialah orang yang
mentaati perintah prasasti pada kuil
di Delfi, "Kenalilah dirimu sendiri"
118. ● Dialog dilaksanakan dengan asumsi bahwa
wewenang yang lebih tinggi ini, yang sama-sama
dimiliki oleh semua orang, mampu menanamkan
pemahaman yang lebih mendalam tentang
realitas terdalam, atau kebenaran.
119. Plato menggunakan metode dialog,
berlandaskan pemahamannya atas
ide-ide Sokrates (walaupun dalam
hal-hal tertentu tak pelak lagi
melampaui gagasan-gagasan
tersebut), dalam membangun
sistem metafisika pertama yang
lengkap dengan nada modern.
Analogi tersebut, sekurang-
kurangnya dalam bentuk yang
disederhanakan itu, amat gamblang.
Gua itu melambangkan dunia tempat
kita hidup, dan orang-orang yang
dibelenggu itu melambangkan orang-
orang yang belum pernah berfilsafat.
Metode Dialog Gua Plato
120. Filsafat Sebagal iImu
Teleologis
Aristoteles mendasarkan sistemnya pada suatu metafisika yang sedikit-
banyak menempatkan idealisme Plato di benaknya dengan
berpendapat bahwa yang pada hakikatnya nyata itu partikula, bukan
universa. Ia menyangkutpautkan partikula dengan suatu istilah
khusus, "ousia", yang bermakna "realitas", walau biasanya istilah ini
diterjemahkan menjadi "substansi".
Dalam menerapkan realismenya pada hal-hal partikula, Aristoteles
menggunakan metode teleologis. Artinya, ia berpendapat bahwa
forma benda sebaiknya terketahui melalui penyelidikan tentang
maksud forma tersebut. Kata Yunani telos ("maksud") juga mengacu
pada akhir atau tujuan benda atau peristiwa.
121. Empat Formula Kehidupan (Jiwa) Ala Aristoteles
● Pandangan tentang jiwa tersebut memberi jalan bagi
Aristoteles yang membolehkan tipe kehidupan sesudah
kematian. Dalam DA 430a ia mengatakan, bila jiwa
"terpasang bebas dari kondisinya sekarang ini" (yakni
manakala raga manusia itu mati), inti rasionalitas yang
tersisa itu "bersifat kekal dan tidak mati".
● Ada beberapa segi-lain filsafat Aristoteles yang mcnarik
kita bahas di sini seandainya kita mempunyai waktu
lebih banyak. Saya akan menyimpulkan dengan
menyebutkan idenya saja bahwa semua pergerakan di
dunia berasal dari "penggerak pertama" yang dengan
sendirinya "tidak bergerak". Yang-Berada ini juga
merupakan "penyebab terakhir" (yakni tujuan puncak)
semua pergerakan.
122. Penggerak Pertama
Selaku Penyebab
Trakhir
Ide serupa juga dikembangkan secara
cukup rinci oleh seorang paleontolog
abad keduapuluh, pendeta Jesuit, dan
filsuf mistis, Pierre Teilhard de Chardin
(1881-1955), yang berpendapat bahwa
keseluruhan kosmos bergerak menuju
kesatuandalam-keragaman hakiki
(ultimate unity-in-diversity), bernama
"titik omega"--"omega" merupakan
huruf terakhir abjad Yunai dan
lambang tujuan abadi. Ini hanyalah
salah satu contoh bagaimana Para
filsuf sepeninggalnya, khususnya
sesudah munculnya agama Kristen,
mengembangkan ide-ide Aristotelian
menjadi catatan yang menarik
tentang bagaimana alam semesta
bisa terkait dengan Yang-Berada yang
biasanya kita sebut Tuhan.
125. ● Tetapi kenyataan yang terjadi sekarang tidak
seluruhnya berupa kebenaran, bahkan yang tidak
seharusnya terjadi akhirnya terjadi juga karena das
solen tidak sama dengan das sein. Di muka bumi kita
banyak melihat ketidakbenaran, seperti berbagai
penindasan, penjajahan dan rekayasa.
● Aristoteles, menjawab pertanyaan hunya ini dengan
pendapat bahwa kebenaran itu subjektif sifatnya,
Minya kebenaran bagi seseorang adalah tidak benar
bagi yang lain, sehingga kemudian lahirlah kebenaran
relatif dan kebenaran mutlak.
126. Banyak pakar ilmu filsafat yang menganggap benar bahwa
pengetahuan itu terdiri atas sebagai berikut:
1. Pengetahuan Akal.
2. Pengetahuan Budi.
3. Pengetahuan Indrawi.
4. Pengetahuan Kepercayaan (otoritatif).
5. Pengetahuan Intuitif.
127. Sedangkan pengetahuan kepercayaan itu disebut agama, tetapi dalam hal ini
tidak boleh otoritatif karena agama tidak memaksa, agama harus diterima
secara logika, etika dan estetika dan agama itu hanyalah Islam yang terbukti
kebenarannya, keindahannya dan kebaikannya. sebagaimana penulis lakukan
penelitian bertahun-tahun dalam keadaan atheis dan kemudian baru
menerimanya.
Menurut penulis, yang benar adalah pengetahuan akal itu disebut ilmu yang
kemudian untuk membahasnya disebut logika, pengetahuan budi itu disebut
moral yang kemudian untuk membahasnya disebut etika, pengetahuan
indrawi itu disebut seni yang untuk membahasnya disebut estetika.
128. 1. Teori Kebenaran Korespondensi.
2. Teori Kebenaran Koherensi.
3. Teori Kebenaran Pragmatis.
4. Teori Kebenaran Sintaksis.
5. Teori Kebenaran Semantis.
6. Teori Kebenaran Non Deskripsi.
7. Teori Kebenaran Logika yang Berlebihan.
8. Teori Kebenaran Performatif.
9. Teori Kebenaran Paradigmatik.
10. Teori Kebenaran Proposisi.
Untuk melihat sesuatu itu benar atau tidak benar, maka
beberapa kriteria yang sudah dilembagakan akan penulis
sampaikan beberapa kritik antara lain sebagai berikut:
129. Kebenaran korespondensi adalah kebenaran yang sesuai
antara pernyataan dengan fakta di lapangan.
Kebenaran koherensi adalah kebenaran atas hubungan antara
dua pernyataan.
Kebenaran pragmatis adalah kebenaran hanya dalam salah
satu konsekuensi saja.
Kebenaran sintaksis adalah kebanaran yang berangkat dari
tata bahasa yang melekat.
Kebenaran logika yang berlebihan adalah kebenaran yang
sebenamya telah merupakan fakta.
130. Kebenaran paradigmatik adalah kebenaran yang berubah
pada berbagai ruang dan waktu, jadi setelah kurun waktu
tertentu berubah (untuk kategori waktu) dan pada tempat
tertentu berubah (untuk kategori ruang).
131. Menurut Benjamin S. Bloom pembelajaran kognitif yang diurut
sebagai berikut:
1. Pengetahuan atau pengenalan seperti mengingat informasi,
fakta terminologi, rumus
2. Pemahaman seperti menjelaskan pengetahuan/informasi yang diketahui
dengan kata-kata sendiri
3. Penerapan seperti penggunaan dan penerapan informasi ke dalam situasi
konteks
4. Anal isis seperti memisahkan membedakan komponen-komponen atau elemen-
elemen, suatu fakta, konsep, pendapat, asumsi dan kesimpulan
5. Sintesis seperti mengkombinasikan bagian atau elemen ke dalam suatu kesatuan
atau struktur yang lebih besar
6. Evaluasi seperti membuat penilaian dan keputusan tentang suatu ide, gagasan
penemuan dalil, metode, produk atau benda dengan menggunakan kriteria
tertentu
133. Puncak kebenaran itu sendiri sebenamya adalah Allah Yang Maha enar
(Al Haq), itulah sebabnya para pedzikir senantiasa mengucapkan
Alhamdulillah" (Segala Puji Bagi Allah) pada setiap penyelesaian
penemuan ilmiahnya, ataupun ketika selesai melaksanakan Shalat
Fardhu sebanyak tiga puluh tiga kali.
Sebagaimana telah penulis sampaikan di muka bahwa ilmu tidaklah
bebas nilai, karena antara logika dan etika harus berdialektika, di bukan
hanya karena penggabungan ilmu dan agama yang dalam pembicaraan
kita sehari-hari biasanya disebut dengan Imtaq iman dan Taqwa).
Untuk memperjelas keterangan, penulis mempersilahkan untuk
menyimak gambar tersebut di bawah ini (pada halaman berikutnya)
mengenai Hubungan antara Logika Islam dengan Tahmid. kali
membacakan pidatonya ketika terpilih (innagaural speech), ketika
menyampaian laporan kemajuan (progress report), ketika digugat
pribadinya karena bersalah (impeachment), maupun ketika
menyampaikan pidato pertanggungjawaban (accountability speech).
134. Ketiga, azas kepastian hukum (dalam istilah Belanda disebut Rechtzekerheid
sedangkan dalam Islam dikenal dengan Syariah Fiqih). Dalam Islam yang menjadi pegangan adalah
Al Qur'an yang berbincang tentang
seluruh disiplin ilmu pengetahuan.
Keempat, azas kemurnian tujuan (dalam istilah Belanda disebut Zulverheid van
Oogmerk, sedangkan dalam istilah Islam dikenal dengan Niat). Misalnya aparat hukum yang
mengejar pelaku kejahatan yang masuk ke dalam sarang pelacuran dan perjudian terpaksa harus
ikut masuk tetapi tanpa ikut menikmatinya.
Kelima, azas keseimbangan (dalam istilah Belanda dikenal dengan Evenwichtigheid,
sedangkan dalam istilah Inggris dikenal dengan The Balancing Theories. Pemerintah harus
menyeimbangkan antara demokrasi dengan nasionalisme, antara hak azasi dengan hukum,
antara responsiveness dengan effectiveness, antara balk dan benar. Inilah yang telah penulis
tulis dalam buku Filsafat Pemerintahan.
136. Manusia satu-satunya makhluk yang mampu bertanya.
Ia mempertanyakan dirinya, keberadaannya, dan
dunianya.
Melalui pertanyaan yang diajukan ia ingin mengetahui
sesuatu
KEBERADAAN MANUSIA
DILIHAT DARI SISI FILSAFAT
138. • Pertanyaan yang terkait dengan masalah-masalah
praktis. Pertanyaan ini berhubungan dengan cara-cara
untuk mencapai sesuatu.
• Pertanyaan yang bersifat mendasar disebutkan
pertanyaan filosofis. Pertanyaan ini bersentuhan
dengan makna dan nilai hidup manusia.
140. SIAPAKAH MANUSIA ITU
Pengertian tentang manusia
dikaitkan dengan sesuatu yang
ada di luar. Dalam masyarakat
Yunani, alam dipandang sangat
dekat dengan manusia, sehingga
untuk menjelaskan hidup
manusia, alam dijadikan sebagai
titik pijak.
Pertanyaan yang paling klasik. tetapi
semua pertanyaan ini merupakan satu
kesatuan, yakni berkaitan dengan
pemaknaan hidup serta nilai-nilai
keberadaannya.
142. Pertama, dapat bertahan terhadap diskusi kritis.
Kedua, menggunakan metode dialektis.
Ketiga, berusaha mencapai realitas yang terdalam.
Keempat, terkait dengan butir ketiga , filsafat untuk menangkap tujuan
ideal realitas.
Kelima, mengetahui bagaimana harus hidup sebagai manusia.
Hakikat filsafat sebagai hasil kontemplasi dalam lima
karakter berikut :
143. filsafat bisa didefinisikan dalam
tiga hal
• Pertama, filsafat sebagai hasil perenungan.
• Kedua, sebagai kritik.
• Ketiga, filsafat sebagai ilmu yang berusaha
mencari kebenaran secara metodis,
sistematis, rasional dan radikal melampaui
kebenaran dan pertanggungjawaban.
146. Filsafat Manusia dan Ilmu-Ilmu Lain
Filsafat manusia ialah bagian
integral dari sistem filsafat, yang
secara spesifik menyoroti
hakikat atau esensi manusia.
147. Metode Filsafat Manusia
Filsafat manusia adalah hal-hal yang ada di balik
yang kelihatan, yang sangat menentukan
eksistensi manusia dengan memikirkan aspek-
aspek mendasar yang bersifat metafisis dan
spiritualitas tentang manusia.
149. Relevansi Filsafat Manusia
KEDUA
Pertama KETIGA
Ada tiga alasan untuk
menunjukkan relevansi :
Dengan mendalami
manusia, kita mengenal
manusia dengan lebih baik.
Kegiatan utama makhluk berpikir
adalah bertanya dan
mempertanyakan segala hal,
termasuk dirinya. Karena itu
dengan mendalami hakikatnya,
manusia mengungkapkan jati
dirinya.
Filsafat manusia
mengantar kita untuk
semakin mampu
bertanggungjawab
terhadap diri kita dan
sesama.
02
01 03
150. Batasan Buku Ini
Tidak semua persoalan mendasar
manusia bisa diulas dalam satu buku
Dengan demikian pendekatan yang
digunakan adalah pendekatan tematis,
tidak berpijak pada satu pemikir tertentu.
151. Penulis membatasi diri pada 7 topik
Pertama, hakikat manusia sebagai pribadi
Kedua, badan dan jiwa
Ketiga, terra di sekitar kebebasan.
Keempat, pengetahuan
Kelima, dimensi sosial manusia
Keenam, historisitas manusia
Ketujuh, tema terakhir adalah kerja
152. Manusia sebagai
PERSONA
Persona atau pribadi merupakan salah
satu dimensi mendasar manusia
Memiliki cara berada yang khas
dibandingkan dengan makhluk yang
lain
154. Arti Persona
Secara etimologis, kata "persona" berasal dari bahasa
Yunani, yang artinya adalah topeng.
Dalam perkembangan selanjutnya, arti "persona" tidak
lagi menunjuk pada topeng, melainkan pada makna
yang ada di baliknya, yakni jati diri.
Persona
155. Tiga Pandangan
Pandangan
Ontologis
Baptista Mondin, 3
pendekatan umumnya
dipakai untuk tujuan
tersebut, yakni
pendekatan ontologis,
pendekatan psikologis,
dan pendekatan dialogis
Pandangan
Psikologis
Pendekatan
psikologis
meletakkan pribadi
manusia pada aspek
psikis. Fokus
perhatian psikologi
adalah emosi dan
afeksi
Pandangan
Dialogis
Dalam pandangan ini
manusia adalah
makhluk relasional.
156. —Severinus Boethius
Severinus Boethius dengan jelas
menunjukkan hakikat manusia itu dalam
definisinya yang bertuliskan, "persona est rationalis
naturae individual substantia". Dalam ungkapan ini
kepribadian manusia diletakkan pada kodratnya
sebagai individu dan makhluk berpikir.
157. Nilai-Nilai
Absolut Pribadi
kesadaran
akan diri
Kesadaran manusia
memiliki kemampuan
untuk menentukan
dirinya
transendental
Sifat transendental
merupakan modal bagi
manusia untuk mengatasi
persoalan-persoalan hidup
serta memungkinkannya
masuk dalam dunia abadi
dan absolut
bersifat otonom
Sifat otonom menjadi
bagian yang tidak
terpisahkan dari pribadi
manusia
komunikatif
Melalui komunikasi,
setiap pribadi sadar
bahwa ia merupakan
bagian dari orang lain
158. Beberapa Elemen Persona
Pertama adalah karakter
Karakter merupakan kebiasaan hidup
seseorang, Kebiasaan ini melekat dalam
diri seseorang dan tidak bisa diubah
dengan mudah
Kedua, akal budi
Akal budi merupakan dasar untuk
melahirkan ide-ide
Ketiga, kebebasan
kebebasan merupakan bagian dari
martabat kemanusiaan yang tidak bisa
dibungkam oleh siapapun
Keempat, nama
Nama merupakan perwujudan dan
pengejawantahan sekaligus menjadi
identitas pribadi seseorang.
Kelima, suara hati
Suara hati merupakan pedoman hidup
bagi setiap orang dalam mengambil
keputusan
Keenam, perasaan
Perasaan merupakan ungkapan lubuk
hati yang mendalam dari setiap pribadi
159. KESIMPULAN
Dari uraian panjang lebar di atas dapat disimpulkan
bahwa selain makhluk yang bertanya, manusia juga
adalah pribadi yang unik. Keunikan manusia bersumber
dari aspek kerohanian, yakni jiwanya. Karena ia adalah
unik, maka manusia tidak boleh diurutkan dalam bentuk
nomor atau dikelompok-kelompokkan seperti makhluk
infrahuman.
Sebagai pribadi manusia mempunyai kemampuan untuk
menentukan diri.
Sebagai pribadi manusia adalah makhluk yang
transendental, otonom, bebas dan relasional.
161. A. Pengetahuan
Bahwa manusia itu tahu sesuatu, tidak ada yang menyangkal.
Manusia tahu akan dunia sekitarnya, akan dirinya sendiri, juga
orang-orang lain. Manusia tahu yang baik dan yang buruk, yang
indah dan tidak indah.
Bagaimana manusia itu dapat tahu, apakah sumbernya, apakah
sebenarnya tahu itu?
PENGETAHUAN ILMU FILSAFAT
162. 1. Manusia ingin tahu, maka ia pun memaparkan isi
hatinya dengan bahasa, yang sederhana seperti ,
apa ini apa itu, apa sebabnya begini, apa
sebabnya begitu? ini disebabkan karena ia kagum
dan heran.
Pertanyaan kepada diri sendiri akan dijawab dengan
melakukan penyelidikan. Semakin banyak yang
diselidiki, semakin banyak hasil tahunya, dan
semakin besar rasa kepuasannya. Tetapi semakin
banyak dan makin mendalam yang diketahuinya,
biasanya makin besar pula usahanya untuk tahu.
Rasa ingin tahu manusia akan berakhir pada akhir
kesadarannya.
Beberapa pemikir filsafat menyimpulkan adanya
4 (empat) gejala tahu, antara lain:
163. 2. Manusia ingin tahu yang benar. Tahu yang
tidak benar disebut keliru. Tidak seorang
pun cinta pada kekeliruan. Keliru sering
kali lebih jelek daripada tidak tahu.
3. Objek dari tahu ialah apa saja yang ada
dan yang mungkin ada.
4. Manusia yang tahu itu, tahulah ia bahwa
ia tahu. Manusia tahu benar bahwa ia tidak
tahu sesuatu, maka bertanyalah ia,
misalnya kepada orang lain.
164. B. Ilmu Pengetahuan
Ilmu pengetahuan tidaklah menghiraukan gunanya. Ilmu
pengetahuan ialah pengetahuan yang bertujuan mencapai
kebenaran ilmiah tentang objek tertentu, yang diperoleh
melalui pendekatan atau cara pandang (approach), metode
(method), dan sistem tertentu.
Ilmu pengetahuan diciptakan manusia karena didorong oleh
rasa ingin tahu manusia yang tidak berkesudahan terhadap
objek, pikiran, atau akal budi yang menyangsikan kesaksian
indra, karena indra dianggap sering menipu.
165. Ilmu pengetahuan diciptakan manusia
karena didorong oleh rasa ingin tahu
manusia yang tidak berkesudahan
terhadap objek, pikiran, atau akal budi
yang menyangsikan kesaksian indra,
karena indra dianggap sering menipu.
Kesangsian akal budi ini lalu diikuti
dengan pertanyaan seperti, apakah
sesuatu itu, mengapa sesuatu itu ada,
bagaimana keberadaannya dan apa tujuan
keberadaannya?
166. Masing-masing pertanyaan
itu akan menghasilkan ;
● Ilmu pengetahuan filosofi yang
mempersoalkan hakikat atau esensi sesuatu
(pengetahuan universal).
● Ilmu pengetahuan kausalistik, artinya selalu
mencari sebab musabab keberadaannya
(pengetahuan umum bagi suatu jenis benda).
● Ilmu pengetahuan yang bersifat deskriptif-
analitik, yaitu mencoba menjelaskan sifat-sifat
umum yang dimiliki oleh suatu jenis objek.
● Ilmu pengetahuan yang bersifat normative,
yaitu mencoba memahami norma suatu objek
yang dari sana akan tergambar tujuan dan
manfaat dari objek tersebut.
167. Sistem
tertutup
Sistem ini tidak memungkinkan
masuknya unsur unsur baru ke
dalamnya, misal, susunan alam
semesta yang merupakan satu
kesatuan.
Sistem
terbuka
sistem ini memang dimaksudkan
untuk memberikan peluang bagi
masuknya unsur-unsur baru
agar keberadaan sesuatu hal
kemungkinan bisa tetap
berlangsung.
01
02
Ada 6 (enam) sistem yang lazim dikenal
dalam ilmu pengetahuan, yaitu:
Sistem
alami
sistem ini memang sudah
sejak awal merupakan suatu
kesatuan yang utuh dalam
rangka mencapai tujuan yang
juga telah ditentukan sejak
awal.
03
168. sistem ini jelas
merupakan hasil
karya manusia.
Sistem
buatan
sistem ini merupakan
perkembangan dari sistem
buatan, yang dibuat agar lebih
memudahkan tercapainya
salah satu tujuan hidup.
04
05
Sistem yang
berbentuk garis
lurus
Untuk mencapai tujuan yang
lebih mudah, sistem ini
disusun menurut jenjang-
jenjang atau tingkat-tingkat
mulai dari yang paling tinggi
ke jenjang yang paling
rendah.
06
Sistem yang
berbentuk
lingkaran
169. Kebenaran ilmu pengetahuan (lazim disebut
kebenaran keilmuan atau kebenaran ilmiah)
adalah pengetahuan yang jelas dari suatu
objek materi yang dicapai menurut objek
forma (cara pandang) tertentu dengan
metode yang sesuai dan ditunjang oleh suatu
sistem yang relevan.
170. 1. Teori Saling Hubungan
(Coherence Theory)
2. Teori Persesuaian
(Correspondence Theory)
3. Teori Kegunaan (Pragmatic
Theory).
“3 (tiga) teori pokok tentang kebenaran
keilmuan ini, yaitu: .”
171. Ilmu Sebagai Pengetahuan
Ilmu adalah pengetahuan, tetapi tidak semua pengetahuan
adalah ilmu.
Ilmu bertujuan untuk menjelaskan tentang segala yang ada
di alam semesta.
Ilmu adalah akumulasi pengetahuan yang menjelaskan
kausalitas (hubungan sebab-akibat) dari suatu objek
menurut metodemdetode tertentu yang merupakan suatu
kesatuan yanag sistematis adalah ilmu.
FILSAFAT ILMU SEBAGAI DASAR
MELAKUKAN PENELITIAN
172. Teori mempunyai peranan dalam
pengembangan ilmu
• Teori sebagai konseptual dan
klasifikasi - memberikan petunjuk
tentang kejelasan hubungan antara
konsep dan fenomena atas dasar
klasifikasi tertentu.
• Teori sebagai orientasi - memberikan
suatu orientasi kepada para ilmuwan
sehingga dengan teori tersebut dapat
mempersempit cakupan yang akan
ditelaah, sehingga dapat menentukan
fakta mana yang diperlukan.
• Teori sebagai generalisasi
(summarizing), yaitu
memberikan rangkuman
terhadap generalisasi
empirik dan antarhubungan
dari berbagai proposisi.
173. • Teori sebagai peramal fakta, yaitu
dengan meramal ialah berpikir
deduktif dengan konsekuensi logis
(balk menurut waktu maupun
tempat).
• Theory points to gaps in our
knowledge, yaitu teori menunjukkan
adanya kesenjangan dalam
pengetahuan kita.
****
174. Tingkat Kemantapan Teori
Teori akan menjelaskan
(meramalkan) fenomena. Dengan
penjelasan itu orang menjadi
mengerti. Penjelasan ini berkisar
pada hubungan-hubungan
(relationship).
B. Berpikir Induktif dan Deduktif
Ilmu adalah akumulasi
pengetahuan yang tersusun secara
sistematis.
Menangkap berarti
mengamati atau mengobservasi,
sedangkan yang diamati dan
fenomena itu tidak lain adalah
fakta.
175. C. Metode Ilmiah
Merupakan prosedur atau langkah-langkah
sistematis dalam mendapatkan pengetahuan
ilmiah atau ilmu. Ilmu merupakan pengetahuan
yang didapatkan melalui metode ilmiah.
176. Langkah-langkah sistematis
keilmuan adalah:
• mencari, merumuskan dan mengidentifikasi masalah
• menyusun kerangka pikiran (logical contract)
• merumuskan hipotesis (jawaban rasicnal terhadap
masalah)
• menguji hipotesis secara empirik
• melakukan pembahasan dan
• menyimpulkan.
178. Filsafat Pancasila adalah pembahasan
Pancasila secara filsafati, yaitu
pembahasan Pancasila sampai
hakikatnya yang terdalam (sampai
intinya yang terdalam).
H. Filsafat Pancasila
Pengertian Filsafat Pancasila
Juga merupakan suatu pengetahuan yang
terdalam yang merupakan hakikat Pancasila yang
bersifat essensial, abstrak umum universal, tetap
dan tidak berubah (Notonagoro, 1966:34).
179. "Bagaimana"
Dengan menjawab suatu pertanyaan
ilmiah ini maka akan diperoleh suatu
pengetahuan ilmiah yang bersifat
deskreptif.
"Mengapa"
Dengan mencari suatu pertanyaan
ilmiah ini maka pengetahuan yang
didapatkan adalah pengetahuan bersifat
kausal, yaitu pengetahuan yang
memberikan
"Kemana"
Dengan menjawab petanyaan ilmiah ini
maka pengetahuan yang didapat adalah
pengetahuan yang bersifat normatif.
"Apa"
Dengan menjawab pertanyaan ini
akan diperoleh pengetahuan
mengenai hakikat dari sesuatu yang
dinyatakan.
01 02
03
Tingkat-tingkat Pengetahuan Pancasila
Pertanyaan "Bagaimana"- Suatu pengetahuan deskriptif Pertanyaan
"Mengapa"- Suatu pengetahuan kausal Pertanyaan "Ke mana"- Suatu
pengetahuan normatif Pertanyaan "Apa"- Suatu pengetahuan esensial
04
180. Manfaat Filsafat Pancasila
A. Manfaat Penggunaan Filsafat
1. sebagai induk pengetahuan
2. Sebagai pemberi dasar bagi ilmu pengetahuan yang axiomata yang tidak memerlukan
suatu pembuktian yaitu: (a) asas kebalikan (b) Asas kesamaan dengan diri sendiri
(c ) Asas kemustahilan ketiga
3. Dengan filsafat setiap ilmu pengetahuan dapat memiliki sila dan ciri khas masing-
masing.
4. semua metode ilmu pengetahuan berkembang ditentukan oleh filsafat karena
kedudukan filsafat sebagai induk ilmu pengetahuan.
5. Filsafat dapat memberikan dan mengarahkan ilmu pengetahuan ke arah tujuan demi
kebahagiaan dan kesejahteraan umat manusia.
6. filsafat ilmu pengetahuan mampu menyelesaikan masalahnya yang bersifat terdalam
(sampai pada paradigma ilmu).
181. B. Manfaat bagi Pendidikan
Kesarjanaan
1. Sifat filsafat yang kritis, dinamis serta mendalam maka
memungkinkan bagi pengembangan akal, menghidupkan kecer-
dasan berfikir bagi para calon saijana.
2. Filsafat berfungsi menggugah pengertian dan kesadaran manusia
akan kedudukannya dalam hubungannya dengan segala sesuatu di
luar dirinya (hubungan sesama manusia maupun Tuhannya.
3. Menggugah pengertian serta kesadaran para calon sarjana akan
pemikiran kemanusiaan serta menjadi ilmuwan yang bijaksana yang
memiliki dan mengamalkan filsafat pandangan hidup, pedoman
hidup, pegangan hidup, dalam kaitannya dengan kebahagiaan dan
kesejahteraan umat manusia (Notonagoro, tanpa tahun :4)
182. C. Manfaat Filsafat Pancasila bagi Pendidikan
Kesarjanaan
Bagi bangsa Indonesia salah satu karya
besar bangsa yang bersifat monumental, dan
seharusnya menjadi kebanggaan bangsa
adalah hasil pemikirannya tentang prinsip
prinsip hidup berbatigsa dan bernegara.
183. Hubungan antara Filsafat dan Ideologi
Filsafat sebagai pandangan hidup pada hakikatnya merupakan sistem
nilai yang secara epistemologis kebenarannya telah diyakini sehingga
dijadikan dasar atau pedoman bagi manusia dalam memandang realitas
alarn semesta, manusia, masyarakat, bangsa dan negara, tentang
makna hidup serta sebagai dasar dan pedoman bagi manusia dalam
menyelesaikann masalah yang dihadapi dalam hidup dan kehidupan.
184. Pancasila Sebagai Ideologi
Terbuka
Pancasila sebagai suatu ideologi tidak bersifat kaku dan
tertutup, namun bersifat terbuka. Hal ini di maksudkan
bahwa ideologi Pancasila adalah bersifat aktual, dinamis,
antsipatif dan senantiasa mampu menyesuaikan dengan
perkembangan jaman.
185. Sebagai suatu ideologi yang bersifat
terbuka maka Pancasila memiliki
dimensi sebagai berikut :
a) Dimensi idealistis, yaitu nilai-nilai dasar yang terkandung dalam
Pancasila yang bersifat sistematis dan rasional yaitu hakikat nilai-
nilai yang terkandung dalam lima sila Pancasila: ketuhanan,
kemanusiaan, persatuan, kerakyatan dan keadilan, maka
dimensi idealistis Pancasila bersumber pada nilai-nilai filosofis
yaitu filsafat Pancasila.
186. b) Dimensi normatif, nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila perlu
dijabarkan dalam suatu sistem norms, sebagaimana terkandung dalam
Pembukaan UUD 1945 yang memiliki kedudukan tertinggi dalam tertib
hukum Indonesia.
c) Dimensi realistis, suatu ideologi harus mampu mencerminkan ralitas
yang hidup clan berkembang dalam masyarakat.
187. Secara yuridis Pancasila sebagai dasar filsafat negara tertuang dalam
Pembukaan UUD 1945 alinea IV yang berbunyi: maka disusunlah
kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu dalam suatu Undang-Undang
Dasar negara Indonesia, yang terbentuk dalam suatu susunan negara
Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan berdasarkan kepada :Ke-
Tuhan yang Maha Esa, kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan
Indonesia dan kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan
dalam permusyawaratan/perwakilan.
I. Pancasila sebagai Dasar Filsafat Negara
Melihat dari rumusan tersebut yang
dimaksuddengan berdasar kepadaAdalah
dalam pengertian sebagai dasar filsafat negara
Indonesia.
188. Susunan l(q.selain menunjukkan bahwa Pancasila pada hakikatnya merupakan dasar, rangka dan suasana
bagi negara dan tertib hukum Indonesia. Hal itu dapat dirincisebagai berikut :
a. Pancasila merupakan dasar filsafat negara (asas kerokhanian negara), pandangan hidup dan filsafat
hidup.
b. Di atas basis (dasar) itu berdirilah negara Indonesia, dengan asas politik negara (kenegaraan) yaitu
berupa Republik yang berkedaulatan rakyat.
c. Kedua-duanya menjadi basis penyelenggaraan Kemerdekaan kebangsaan Indonesia, yaitu pelaksanaan
dan penyelenggaraan negara sebagaimana tercantum dalam hukum positif Indonesia, termuat dalam
Undang-Undang Dasar Negara Indonesia.
d. Selanjutnya di atas Undang-Undang Dasar (yaitu sebagai basis) maka berdirilah bentuk susunan
pemerintahan dan keseluruhan peraturan hukum positif yang lainnya, yang mencakup segenap bangsa
Indonesia dalam suatu kesatuan hidup bersama yang berasas kekeluargaan.
e. Segala sesuatu yang disebutkan di atas adalah demi tercapainya suatu tujuan bersama, yaitu tujuan
bangsa Indonesia dalam bernegara tersebut, yaitu kebahagian bersama, baik jasmaniah maupun
rokhaniah, serta tuhaniah.
189. Bilamana kita pahami hakikat negara adalah merupakan
lembaga kemanusiaan, lahir dan batin. Negara sebagai
lembaga kemanusiaan dalam hal hidup bersama baik
menyangkut kehidupan lahir maupun batin, yaitu bidang
kehidupan manusia selengkapnya. Sehingga dengan
demikian maka seluruh hidup kenegaraan kebangsaan
Indonesia senantiasa diliputi oleh asas kerokhanian
Pancasila.
190. Sebagaimana dijelaskan di muka bahwa Pembukaan UUD 1945
mengandung dasar, rangka dan suasana bagi negara dan tertib hukum
Indonesia yang pada hakikatnya tersimpul dalam asas kerokhanian
Pancasila. Dengan demikian konsekuensinya Pancasila asas yang mutlak
bagi adanya tertib hukum Indonesia, yang pada akhirnya perlu
direalisasikan dalam setiap aspek penyelenggaraan Negara.
191. Jiwa, suatu asas kerokhanian. Solidaritas yang besar. Hasil
sejarah, karena sejarah itu berjalan terus. Sejarah tidak abadi,
bergerak secara dinamis dan berubah-ubah untuk maju.
J. Pancasila sebagai Asas Persatuan dan
Kesatuan Bangsa Indonesia
Bagi bangsa Indonesia sebagai suatu bangsa
memiliki ciri-ciri sebagai berikut
Kesatuan sejarah, yaitu bangsa Indonesia
dibesarkan di bawah gemilangnya kerajaan-
kerajaan, Sriwijaya, Majapahit, mataram dan
lain sebagainya.
192. Dengan lain perkataan bangsa Indonesia memiliki satu asas kerokhanian, satu pandangan
hidup, dan satu ideologi yaitu Pancasila, yang ada dalam suatu negara Proklamasi 17
Agustas 1945 . Bagi bangsa Indonesia adanya kesatuan asas krokharian, kesatuan
pandangan hidup, kesatuan ideologi tersebut itu adalah amat bersifat central, karena suatu
bangsa yang ingin berdiri kokoh dan mengetahui ke arah mana tujuan bangsa itu ingin
dicapti maka bangsa itu hams memiliki satu pandangan hidup, ideologi maupun satu asas
kerokhanian.
Bangsa Indonesia terdiri atas berbagai macam sukt bangsa yang dengan sendirinya
memiliki kebudyaan dan adat-istiatat yang berbeda-beda pula. Namun demikian bangsa
perbedaan tu hams disadari sebagai sesuatu yang memang senantiasa ada pata setiap
manusia sebagai makhluk pribadi, dan dalammasalah ini bersifat biasa.
193. Maka disinilah letak fungsi dan kedudukan asas keokhanian
Pancasila sebagai asas kerokhanian proses sebagai asas
tersatuan, kesatuan dan asas kerjasama bangsa Indonesia.
Maka perbedaan-perbedaan itu tidaklah mempengaruhi
persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia, karena memiliki
Jaya penarik ke arah kerjasama yang saling dapat
diketemukan dalam si perbedaan dan sintem yang
memperkaya masyarakat sebagai suatu bangsa. Maka bagi
bangsa Indonesia dalam filsafat yang merupakan asas
kerokhanian Pancasila, merupakan asas pemersatu dan asas
hidup bersama.
195. Kalau dilihat dari intinya, urut-urutan lima sila menunjukkan suatu rangkaian tingkat
dalam luasnya dan isi-sifatnya, merupakan pengkhususan dari sila-sila yang dimukanya. Jika urut-
urutan lima sila dianggap mempunyai maksud demikian, maka di antara lima sila ada hubungan
yang mengikat yang satu kepada yang lain sehingga Pancasila merupakan suatu kesatuan
keseluruhan yang bulat. Dalam susunan hierarkhis dan piramidal ini, maka Ketuhaan yang Maha
Esa menjadi basis kemanusiaan, persatuan Indonesi kerakyatan dan keadilan sosial. Sebaliknya
Ketuhanan Yang Mali Esa adalah Ketuhanan yang berkemanusiaan , yang membangu memelihara
dan mengembangkan persatuan Indonesia, yang kerakyatan dan berkeadilan sosial demikian
selanjutnya, sehing tiap-tiap sila di dalamnya mengandung sila-sila lainnya.
Susunan Pancasila yang bersifat Hierarkhis dan
Berbentuk Piramidal
196. Secara ontologis kesatuan sila-sila Pancasila sebagai suatu
bersifat hierarkhis dan berbentuk piramidal adalah sebagai berikut
bahwa hakikat adanya Tuhan adalah ada karena dirinya Tuhan
sebagai causa Prima. Oleh karena itu segala sesuatu yang ada
termasuk manusia ada karena diciptakan Tuhan atau manusia ada
sebagai akibat adanya Tuhan . Maka negara adalah sebagai akibat
adanya manusia yang bersatu . terbentuklah persekutuan hidup
bersama yang disebut rakyat.
Maka rakyat pada hakikatnya merupakan unsur negara di sarnping
wilayah dan pemerintah. Rakyat adalah sebagai totalitas Individu-
individu dalam negara yang bersatu .
Rumusan Pancasila yang bersifat Hierarkhis dan
Berbentuk Piramidal
197. Rumusan Hubungan Sila-sila Pancasila yang
saling Mengisi dan Saling mengkualifikasi
Sila-sila Pancasila sebagai kesatuan dapat dirumuskan pula dalam hubungannya saling
mengisi atau mengkualifikasi dalam rangka hubungan hierarkhis piramidal tadi. Tiap-tiap sila seperti
telah disebutkan di atas mengandung empat sila lainnya, Untuk kelengkapan dari hubungan keatuan
keseluruhan dari sila-sla Pancasila dipersatukan dengari rumus hierarkhis tersebut di atas.
Kesatuan sila-sila Pancasila pada hakikatnya bukanlah hanya merupakan kesatuan yang bersifat formal
logis saja namun juga meliputi kesatuan dasar ontologis, dasar epistemologis serta dasar biologis dari sila
Pancasila. Kesatuan yang demikian meliputi kesatuan dalam hal dasar ontologis, dasar demologis serta
dasar aksiologis dari sila-sila Pancasila . Secara filosofis Pancasila sebagai suatu kesatuan sistem filsafat
memiliki, dasar ontologis, dasar epistemologis dan dasar aksiologis sendiri yang berbeda dengan sistem
filsa fat yang lainnya misalnya materialisme, liberalisme, pragmatisme, komunisme, idealisme dan lain
paham filsafat di dunia.
198. Manusia sebagai pendukung pokok sila-sila Pancasila
ontologis memiliki hal-hal yang mutlak :
Susuncti kodrat ,raga dan jiwa jasmani dan rokhani, sifat
kodrat manusi adalah sebagai makhluk individu dan.
makhluk sosial , se kedudukan kodrat manusia sebagai
makhluk pribadi berdiri sendir dan sebagai makhluk Tuhan
yang Maha Esa.
C. Dasar Ontologis Sila-sila Pancasila
199. Sebagai suatu sistem filsafat landasan sila-sila Pancasila itu
dalam hal isinya menunjukkan suatu hakikat makna yang
bertingkat ( Notonagoro, tanpa tahun : 7 ) , serta ditinjau dari
keluasannya memiliki bentuk piramidal.
200. Hakikat kesatuan Pancasila yang bertingkat dan
berbentuk piramidal dapat dijelaskan sebagai berikut :
Sila kedua
Hal ini dapat dijelaskan sebagai berikut : negara adalah lembaga
kemanusiaan, yang diadakan oleh manusia (Notonagoro, 1975 : 55 ). Maka
manusia adalah sebagai subjek pendukung pokok negara . Negara adalah
dari, oleh dan untuk manusia oleh karena itu terdapat hubungan sebab dan
akibat yang langstmg antara negara &an ,Anusia.
Sila pertama
Berdasarkan pada hakikat bahwa pendukung pokok negara adalah manusia,
karena negara adalah sebagai lembaga hidup bersama sebagai lembaga
kemanusiaan dan manusia adalah sebagai makhluk Tuhan yang maha esa
201. Hakikat kesatuan Pancasila yang bertingkat dan
berbentuk piramidal dapat dijelaskan sebagai berikut :
Sila keempat
Dalam kaitannya dengan kesatuan yang bertingkat maka hakikat sila
keempat itu adalali sebagai berikut , hakikat rakyat adalah penjumlahan
manusia manusia,semua orang, semua warga dalam suatu wilayah negm
tertentu. Maka hakikat rakyat adalah sebagai akibat bersatunya manusia
sebagai makhluk Tuhan yang maha esa dalam suatu wt layah negara
tertentu
Sila ketiga
Hakikat sila ketiga tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut hakikat
persatuan ilalasari dan dijiwai oleh sila Ketuhanan dan kemanusiaan ,
bahwa manusia sebagai makhluk Tuhan yang maha esa yang pertama harus
terealisasikan adalah mewujudkan suatu persatuan dalam suatu perqekutuan
hidup yang disebut negara.
202. Hakikat kesatuan Pancasila yang bertingkat dan
berbentuk piramidal dapat dijelaskan sebagai berikut :
Sila kelima
Menurut Notonagoro hakikat keadilan yang terkandung dalam sila kedua
yaitu keadilan yang terkandung dalam hakikat manusia. monopluralis, yaitu
kemanusiaan yang adil terhadap diri sendiri, terhadap sesama dan terhadap
Tuhan atau kausa prima.
203. Tiap kata merupakan suatu kata polimorfemik
(yaitu Kata dasar + afiks ke-/-an dan per-/- an).
Tuhan (ke-/-an) Ketuhanan
Manusia (ke-/-an) Kemanusiaan
Satu (per-/-an) Persatuanan
Rakyat (ke-/-an Kerakyatanan
Adil (ke-/-an) Keadilan
Dalam fungsi dan kedudukan Pancasila sebagai dasar negara Republik Indonesia
maka sangat perlu untuk diketahui tentang' hubungan antara negara Indonesia
dengan landasan dari Pancasila yaitu : Tuhan, manusia, satu, rakyat, dan adil.
a. Hakikat Sila-sila Pancasila
204. Ketuhanan, ialah sifat-sifat keadaan negara yang sesuai dengan hakikat Tuhan
Kemanusiaan, ialah sifat-sifat keadaan negara yang sesuai dengan hakikat manusia.
Persatuan, yaitu sifat-sifat dan keadaan negara yang sesuai dengan hakikat satu, yang berarti
membuat menjadi satu rakyat, daerah, dan keadaan negara Indonesia sehingga terwujud suatu
kesatuan.
Kerakyatan, yaitu sifat-sifat dan keadan negara yang sesuai dengan hakikat rakyat.
Keadilan, yaitu sifat-sifat dan keadaan negara yang sesuai dengan hakikat adil.
Arti inti setiap sila dari Pancasila adalah sebagai berikut :
205. b. Pengertian Kesesuaian Sifat-sifat dan Keadaan Negara
dengan landasan Sila-sila Pancasila.
Inti landasan sila-sila Pancasila meliputi Tuhan, manusia, satu, rakyat
dan adil. Konsekuensinya segala sifat-sifat dan keadaan negara harus
sesuai dengan hakikat Tuhan, manusia, satu, rakyat, dan adil.
Bilamana dirinci pengertian sifat ini pada hakikatnya meliputi empat hal
yaitu ; Sifat-sifat (sifat luar), yaitu hal baru yang ditambahkan pada
sesuatu sehingga merupakan ciri baru, atau sesuatu itu memiliki ciri baru
(kualitas) baru. Misalnya sebuah meja yang kemudian dicat coklat
(ditambahkan warna coklat), sehingga warna coklat merupakan ciri baru
meja sehingga disebut meja coklat.