2. GUILLERMO A O’DONNELL
Lahir : 24 Februari 1936, Buenos Aires, Argentina
Meninggal : 29 November 2011, Buenos Aires, Argentina
Pendidikan : Universitas Yale (1987)
Penghargaan : Beasiswa Guggenheim untuk Ilmu Sosial dari
pemerintah Amerika Serikat dan Kanada
3. ASUMSI TEORI
o Teori Negara Ototriter Birokratik (NOB) termasuk ke dalam pemikiran
politik (atau lebih tepat kajian ekonomi-politik) Dunia Ketiga yang
salah satu varian pemikirannya dicetuskan oleh Guillermo O’Donnell,
seorang sarjana Argentina, yang berhasil mengaitkan gejala
otoriterisme politik yang muncul, tumbuh dan berkembang di
negara-negara Dunia Ketiga dengan proses pembangunan ekonomi.
o Teori NOB mampu menjelaskan keinginan suatu negara untuk
membangun kehidupan politik demokratis namun dengan tetap
mengendalikan kehidupan politik masyarakat guna mununjang
pembangunan ekonomi.
o Partai politik, kelompok kepentingan, kelompok penekan, dan
organisasi- organisasi yang bebas dan otonom dalam rezim NOB
berada dalam kendali penuh negara; dan yang mendukung kebijakan
rezim NOB akan mendapat hak-hak instimewa dalam proses
pembangunan ekonomi negara.
4. Ciri-ciri NOB
• NOB adalah Negara yang mengorganisasi dirinya melaluo
proses dominasi. Pelaksananya adalah struktur kelas yang
tunduk di bawah tunduk di bawah kaum borjuis; yang sifatnya
sangat oligopolies dan transnasional. Basis utama kekuasaan
NOB adalah struktur kekuasaan politik birokratis yang
dipengaruhi secara kuat oleh kaum borjuis ini.
• Rezim OB juga merupakaan suatu sistem yang tidak mengikut
sertakan sektor rakyat dalam perekonomian dengan maksud
untuk mendorong pola akumulasi modal yang sangat timpang
demi keuntungan pemilik modal swasta yang oligopolistic dan
beberapa lembaga Negara, karena itu ketimpangan yang
sudah ada dalam distribusi sumber-sumber masyarakat
semakin tajam.
5. Ciri-ciriNOB
o Rezim OB juga merupakaan suatu sistem yang tidak mengikut
sertakan sektor rakyat dalam perekonomian dengan maksud
untuk mendorong pola akumulasi modal yang sangat timpang
demi keuntungan pemilik modal swasta yang oligopolistik.
ketimpangan sosial-ekonomi yang terjadi dalam distribusi kepada
lapisan masyarakat bawah semakin tajam.
o Rezim NOB terkait dengan transnasionalisasi struktur produksi,
yang dipromosikannya sehingga masyarakat mengalami proses
denasionalisasi lebih jauh lagi dalam hal sejauhmana rezim NOB
itu tercakup dalam wilayah pengaruh yang dimilikinya.
• Melalui lembaga-lembaganya ia berusaha “mendepolitisasi”
masalah-masalah sosial dan menanganinya sesuai dengan
criteria teknis yang dianggap netral dan objektif.
• Dalam tahap awal yang sedangkita kaji ini, rezim politik Negara
OB yang dibentuk secara formal tapi mudah diidentifikasi juga
menutup saluran-saluran demokrasi menuju pemerintahan.
6. Ciri-ciriNOB
o Pemerintah di negara Dunia Ketiga pada dasarnya
membutuhkan modal dan kerja sama dari pengusaha-
pengusaha internasional untuk membantu
perekonomian negaranya dengan menanamkan
investasi di negara Dunia Ketiga.
o Salah satu prasyarat agar para investor mau
menanamkan ialah dengan stabilitas politik yang baik
di negara Dunia Ketiga.
o Namun, hal tersebut sulit didapat sehingga pemerintah
Dunia Ketiga menerapkan disiplin bagi warganya agar
stabilitas perekonomian dapat dicapai dan investor
investor mau menanamkan modalnya di negara-
negara Dunia Ketiga.
7. Ciri-ciriNOB
o Salah satu kelemahan sistem ekspor ialah
pemerintah tidak lagi memperhatikan masyarakat
kelas bawah sehingga perhatian mereka lebih
terfokus kepada mereka kalangan yang memiliki
kemampuan ekonomi tinggi khsususnya pengusaha
asing yang bisa menanamkan modalnya di negara
dunia ketiga. Akibatnya, pemerintah di negara-
negara Dunia Ketia menjadi berwatak otoriter.
o O’Donnell menebut ini sebagai gejala Negara
Otoriter Birokratis (NOB) yang muncul saat industri
beralih dari substitusi impor (memenuhi kebutuhan
dalam negeri) kepada industri berorientasi ekspor
(menjual hasil industri dalam negeri ke pasar luar
negeri/internasional).
8. StudiKasus
o Di Indonesia, rezim NOB yang berkuasa berbeda denga
rezim NOB di Korea Selatan, Taiwan, dan Singapura. Di
ketiga negara tersebut, rezim NOB-nya disebut rezim
NOB Pembangunan, sementara di Indonesia, rezim NOB-
nya disebut NOB Rente (Arif Budiman, 1991).
o Di negara NOB Pembangunan (seperti singapura)
otoriterisme politik negara yang bergandengan erat
dengan pembangunan ekonomi tidak menghasilkan
rente ekonomi seperti korupsi, kolusi dan nepotisme
yang dilakukan birokrasi dan para elite politik negara.
o Sementara di kasus resim NOB di Indonesia era Orde
Baru, menghasilkan birokrasi dan elite negara yang korup
dan bepereran sebagai pemburu rente (rent seekers).
9. SIMPULAN
o Teori NOB adalah suatu kondisi dimana keadaan suatu negara
dikendalikan oleh rejim otorier untuk menstabilkan dinamika
kehidupan politik masyarakat agar para investor asing mau
menanamkan modalnya di negara tersebut sehingga
pembangunan dapat tercapai.
o Namun tujuan dari pembangunan tersebut mengalami
pembelokan dimana msyarakat yang menjadi subjek
pembangunan tidak lagi diiindahkan kemauannya, sehingga
tindakan otoriter pemerintah lebih cenderung menguntungkan
sekelompok orang tertentu.
o Teori NOB mengaitkan masalah otoriterisme dengan
pembangunan ekonomi suatu negara, yaitu suatu proses yang
terjadi pada saat suatu negara beralih dari industri substitusi
impor yang lama kelamaan menjadi jenuh kepada industri
substitusi ekspor.
10. SIMPULAN
• Industrialisasi dan kemunculam rezim NOB pertama
kali diperdalam oleh seorang sarjana dari
Argentina, Guillermo O’Donnell pada tahun 1979.
Menurut O’Donnell, proses pembangunan ekonomi
ternyata membutuhkan koherensi kebijakan dan
dukungan penuh sebuah pemerintah Bureaucratic
Authoritarian (Otoriter Birokrasi).
• Di Indonesia era Orde Baru, proses industrialisasi
berlangsung dalam pemerintahan otoriter.
Munculnya Soeharto sebagai presiden
memunculkan sebuah konsolidasi politik yang
dilakukan dengan cara membasmi sisa-sisa
komunis dan kemudian dilanjutkan dengan
pengontrolan secara ketat terhadap berbagai
aktivitas politik masyarakat.
11. SIMPULAN
o Proses industrialisasi secara cepat yang dilakukan
oleh negara-negara Dunia Ketiga di banyak negara
Asia generasi pertama (seperti Korea Selatan dan
Taiwan) serta generasi NOB kedua (seperti
Indonesia) pada dekade 1960-1970-an, menuntut
biaya-biaya poltik yang besar.
o Atas nama pembangunan, rezim NOB melakukan
kontrol yang ketat terhadap aktivitas masyarakat
dan melakukan represi terhadap serikat buruh
untuk menekan biaya produksi serendah mungkin.
o Semua negara yang diperintah oleh rezim NOB
telah melampaui tahap negara otoriter
konvensional, dan sejak dekade 60-70 ‘an tengah
memasuki tahap negara otoriter pembangunan.
12. Rujukan
o Budiman, Arief (1991). Negara dan Pembangunan: Studi
Tentang Indonesia dan Korea Selatan. Jakarta: Yayasan
Padi Kapas.
o Hertanto (2006). Teori-Teori Politik dan Pemikiran Plitik di
Indonesia. Universitas Lampung: Bandar Lampung.
o https://dddhouse.wordpress.com/2010/12/14/negara-
otoriter-birokratik/
o http://www.kompasiana.com/putrinabila/politik-
industrialisasi-dan-rezim-otoriter-birokratis_
552a9f586ea834a668552d49
o http://asepmufti.blogspot.co.id/2015/04/negara-
otoriter-birokratis.html