5. PENGERTIAN PENDEKATAN PERMISIF
Menurut Sunaryo, (1989)
Pendekatan kebebasan pengelola kelas diartikan sebagai proses untuk
membantu siswa merasa bebas dalam mengerjakan sesuatu kapan saja
dan di mana saja. Peranan guru adalah mengusahakan semaksimal
mungkin kebebasan siswa.
6. PENGERTIAN PENDEKATAN PERMISIF
Menurut Maman Rahman,
(1997:53).
Pendekatan Permisif adalah pendekatan yang menekankan perlunya
memaksimalkan kebebasan siswa Tema sentral dari pendekatan ini
adalah: apa, kapan, dan dimana juga guru hendaknya membarkan
peserta didik bertindak bebas sesuai dengan apa yang diinginkan
7. Menurut Lailatu Zahroh, (2015:183)
Pendekatan kebebasan pengelolaan diartikan sebagai suatu proses
untuk membantu peserta didik agar merasa bebas untuk
mengerjakan sesuatu kapan dan dimana saja Peranan guru adalah
mengusahakan semaksimal mungkin kebebasan peserta didik,
selama hal itu tidak menyimpang dari peraturan yang telah
ditetapkan dan disepakati bersama.
PENGERTIAN PENDEKATAN PERMISIF
8. PENGERTIAN PENDEKATAN PERMISIF
Pendekatan permisif atau pendekatan kebebasan adalah pengelolaan
kelas yang dilakukan guru dengan cara memberi kebebasan kepada
siswanya untuk melakukan apa saja, kapan saja, dan dimana saja
asalkan masih dalam batasan wajar dan tidak menyimpang dari
peraturan. Guru hanya berperan sebagai pendorong perkembangan
potensi peserta didik secara penuh.
Kesimpulan
10. PENGERTIAN PENDEKATAN BUKU MASAK
mengemukakan bahwa: “pendekatan
buku masak merupakan daftar
tentang hal-hal yang harus dilakukan
dan tidak dilakukan ini dirumuskan
oleh guru atau dapat dilihat dari
berbagai sumber”.
Pendekatan buku masak merupakan
kombinasi dari berbagai pandangan,
merupakan himpunan resep bagi
guru, pendekatan ini disebut buku
masak karena berisi rakitan daftar
tahap demi tahap tentang apa yang
harus dilakukan oleh guru.
11. Pendekatan buku masak adalah
pendekatan yang berbentuk
rekomendasi berisi daftar hal-hal
yang harus dilakukan atau yang
tidak harus dilakukan oleh seorang
guru apabila menghadapi berbagai
tipe masalah manajemen kelas.
Pendekatan buku masak
merupakan sebuah pendekatan
manajemen kelas yang berupa
serangkaian daftar dan petunjuk
tentang apa yang hendak
dilakukan dan tidak dilakukan
dengan mempertimbangkan
kondisi di kelas.
PENGERTIAN PENDEKATAN BUKU MASAK
12. Pendekatan buku masak adalah pendekatan yang dilakukan
oleh guru dalam mengelola kelas dengan cara membuat resep
daftar hal-hal yang boleh dilakukan atau hal-hal yang tidak
boleh dilakukan guru saat mengajar dan medidik peserta didik
dalam kelas.
PENGERTIAN PENDEKATAN BUKU MASAK
14. Yang pertama
Yang kedua
Guru memberikan kesempatan kepada para peserta didik melakukan
urusan sendiri.
Siswa juga dapat meningkatkan daya kreativitasnya serta daya
imajinasinya
18. Kekurangan
Yang Pertama
Kekurangan
Yang kedua
Siswa tidak patuh terhadap gurunya atau tidak menghargai gurunya
sehingga siswa susah untuk diatur
Perbuatan yang bebas tanpa batas akan merugikan dan mengancam hak-
hak orang lain.
20. Pendekatan ini sangat
tergantung kepada
resep
Jika “resep” itu ternyata gagal, maka guru dapat
kehilangan akal dalam menangani masalah yang
dihadapinya
22. Pendekatan Instruksional
Pendekatan yang mendasarkan kepada pendirian
bahwa pengajaran yang yang dirancang dan
dilaksanakan dengan cermat akan mencegah
timbulnya sebagian besar masalah manajerial kelas.
23. Perilaku instruksional guru mempunyai potensi
mencapai 2 tujuan utama manajemen kelas, yaitu:
Mencegah timbulnya
masalah manajerial kelas
Memecahkan masalah
manajerial kelas
24. HAL-HAL YANG
HARUS
DIPERHATIKAN
DALAM
MANAJEMEN
KELAS
1. Menyampaikan
kurikulum dan pelajaran
yang menarik, relevan, dan
sesuai
2. Menerapkan kegiatan
yang efektif
3. Menyediakan daftar
kegiatan rutin kelas
4. Memberikan pengarahan
yang jelas
7. Merencanakan perubahan
lingkunga
6. Memberikan bantuan
yang mengatasi rintangan
8. Mengatur kembali
struktur situasi
5. Menggunakan dorongan
yang bermakna
25. Pendekatan Pengubahan Perilaku
Pendekatan pengubahan perilaku
didasarkan pada prinsip-prinsip
psikologi behaviorisme.
Perilaku yang merupakan hasil proses
belajar dan berlaku bagi perilaku yang
yang sesuai maupun yang tidak
sesuai.
26. Tugas guru
Menguasai dan menerapkan empat
prinsip dasar belajar
Penguatan Positif, Hukuman,
Penghentian, dan Penguatan Negatif.
27. A. Penguatan Positif
Pemberian penghargaan setelah terjadi suatu perbuatan.
Pengahargaan menyebabkan perbuatan yang dikuatkan itu
semakin meningkat dan menjadi kuat serta diulangi di kemudian
hari.
28. B. Hukuman
Pemberian rangsangan atau pengalaman yang tidak disukai atau tidak diinginkan
setelah terjadi suatu perbuatan sehingga membuat suatu perbuatan yang
dikenai hukuman menjadi berkurang frekuensinya dan cenderung tidak diulangi
kembali.
29. C. Penghentian
Menahan suatu penghargaan yang diharapkan (menahan penguatan positif), yang
dalam kejadian sebelumnya perbuatan tersebut diberi penghargaan sehingga
menyebabkan menurunnya frekuensi perbuatan yang sebelumnya dihargai.
30. D. Penguatan Negatif
Penarikan rangsangan (hukuman) yang tidak diinginkan atau tidak disukai sesudah
terjadinya perbuatan yang menyebabkan frekuensi perbuatan tersebut meningkat.
Menarik hukuman mengakibabkan memperkuat perilaku dan meningkatan
kecenderungan diulangi.
31. E. Penguatan Terus Menerus
Penguatan yang menyusul setiap terjadinya perilaku yang menyebabkan makin
cepatnya seseorang mempelajari perilaku tersebut, sehingga efektif dalam awal
mempelajari suatu perilaku.
32. F. Penguatan Berselang Waktu
•Pendekatan yang digunakan oleh guru untuk
memberi penguatan kepada siswa setelah batas
waktu tertentu.
Penjadwalan Selang Waktu
•Pendekatan yang digunakan oleh guru untuk
memberi penguatan pada siswa setelah suatu
perbuatan terjadi beberapa kali.
Penjadwalan Rasio
33. G. Penghargaan / Penguatan
Rangsangan untuk meningkatkan frekuensi perbuatan sebelumnya. Hukuman
adalah sesuatu yang mengurangi frekuensi perbuatan sebelumnya. Penguatan
digolongkan dalam 2 kategori utama yaitu penguatan primer (diperlukan untuk
mempertahankan kehidupan seperti air, makanan, rumah), dan pendorong
bersyarat (pujian, rasa kasih sayang, dsb).
35. A. Mempergunakan Model
Proses yang dialami peserta didik dengan mengamati cara berperilaku orang lain
untuk mendapatkan perilaku yang baru, serta dapat juga dipandang sebagai suatu
proses yang dilakukan guru melalui tingkah lakunya menampilkan nilai dan sikap, yang
ingin dimiliki dan ditampilkan oleh peserta didik.
36. B. Mempergunakan Pembentukan
Pembentukan adalah strategi pengubahan perilakuyang dipergunakan untuk
mengembangkan perilaku yang baru. Dengan cara setiap kali peserta didik menampilkan
perilaku yang diinginkan, guru tersebut memberi penguatan pada peserta didik sehingga
ia menamapilkan perilaku yang diinginkan secara konsisten.
37. C. Mempergunakan Sistem Hadiah
Terdiri atas 3 Unsur, yaitu :
1. Seperangkat instruksi tertulis yang disiapkan dengan teliti,yang menggambarkan
perilaku peserta didik yang akan dikuatkan oleh guru.
2. Suatu sistem yang dirancang dengan baik untuk menghadiahkan barang kepada
peserta didik yang menampilkan perilaku yang sesuai.
3. Seperangkat prosedur yang memberikan kesempatan kepada peerta didik untuk
saling bertukar hadiah yang mereka peroleh sebagai penghargaan atau memberikan
kesempatan untuk terlibat dalam kegiatan-kegiatan sosial.
38. D. Mempergunakan Kontrak Perilaku
Kontrak perilaku adalah suatu persetujuan antara guru dan peserta didik yang
berperilaku menyimpang. Persetujuan itu menentukan perilaku yang disetujui oleh
para peserta didik untuk ditampilkan dan kemungkinan-kemungkinan konsekuensinya
apabila peserta didik menampilkan perilaku tersebut.
39. E. Mempergunakan Jatah Kelompok
Penggunaan jatah kelompok adalah penggunaan prosedur dengan ciri konsekuensi
(penguatan atau hukuman) tidak hanya bergantung kepada perilaku seorang peserta didik
sendiri, melainkan juga kepada perilaku kelompoknya. Penghargaan kepada setiap anggota
kelompok bergantung kepada salah satu seorang atau lebih atau pada perilaku seluruh
anggota kelompok lainnya.
40. F. Penguatan Alternatif yang Tidak Serasi
Penguatan alternatif yang tidak serasi yaitu penguatan yang bertentangan satu dengan
yang lainnya. Penguatan itu terjadi pada situasi guru menghargai perlilakun yang tidak
dapat terjadi bersamaan dengan perilaku yang menyimpang yang hendak dihilangkan
oleh guru.
41. G. Mempergunakan Penyuluhan Perilaku
Penyuluhan perilaku adalah suatu proses yang meliputi pertemuan pribadi antara
guru dan peserta didik. Penyuluhan perilaku yang dimaksud ini dimaksudkan untuk
membantu peserta didik yangn berperilaku menyimpang mengetahui bahwa
perilakunya tidak sesuai kemudian ia berusaha merencanakan perubahan.
42. H. Mempergunakan Pemantauan Sendiri
Pemantauan diri sendiri diartikan sebagai pengelolaan diri sendiri yang memungkinkan
peserta didik mencatat aspek-aspek perilakunya agar ia dapat mengubahnya. Sehingga
secara sisematis akan meningkatkan kesadaran perilaku yang diharapkan atau
dikurangi.
43. I. Mempergunakan Pemberian Isyarat
Pemberian isyarat adalah suatu proses untuk merangsang atau tindakan mengingatkan
secara verbal atau non verbal yang digunakan oleh guru kepada peserta didiknya. Hal ini
dilakukan bila peserta didiknya berperilaku menyimpang. Suatu isyarat data digunakan
untuk memberi penguatan atau mencegah perilaku tertentu.
44. Keuntungan Pemberian Hukuman Menurut Sulzer dan Mayer (1972):
1. Hukuman bersiat memberikan informasi kepada peserta didik karena membantunya
membedakan dengan cepat perilaku yang dibenarkan dan yang tidak dibenarkan.
2. Hukuman bersifat memerinta kepada siswa lain untuk mengurangi kemungkinan
peserta didik lainnya untuk meniru perilaku yang dihukum tersebut.
45. Kerugian Pemberian Hukuman Menurut Sulzer dan Mayer (1972):
Hukuman dapat disalahtafsirkan.
Hukuman dapat menyebabkan peserta didik yang dihukum menyisihkan diri sama
sekali.
Hukuman dapat menyebabkan peserta didik yang dihukum menjadi agresif.
Hukuman dapat menghasilkan reaksi negatif di pihak teman-teman sekelas.
Hukuman dapat menyebabkan peserta didik yang dihukum bersikap negatif
terhadap dirinya sendiri atau terhadap situasi.
47. Pendekatan Iklim Sosio-Emosional
Djamarah dan Zain (2003: 203)
Suasana perasaan dan suasana sosial (social-
emotionalclimate approach) di dalam kelas sebagai
sekelompok individu cenderung pada pandangan
psikologi klinis dan konseling (penyuluhan).
48. Gagasan pendekatan Sosio-
Emosional Carl Rogers
Kelancaran proses belajar yang penting sangat tergantung pada kualitas
sikap yang terdapat dalam hubungan pribadi antara guru dan peserta
didik.
49. Ginott memberikan rekomendasi mengenai cara yang seyogyanya
dilakukan oleh guru untuk berkomunikasi secara efektif sebagai berikut.
Alamatkan pernyataan kepada situasi siswa
Gambarkanlah situasi
Nyatakan perasaan yang sebenarnya
Hindarkan cara memusuhi
Hindarkan sikap menentang atau melawan
50. Hindarkan diagnosis dan prognosis
yang akan menilai siswa
Akui, terima, dan hormati pendapat
serta perasaan
Jelaskan proses, dan tidak menilai
produk atau pribadi
Hindarkan pertanyaan dan komentar
yang menimnulkan masalah
Tolak godaan memberikan kepada
siswa pemecahan yang ditawarkan
secara buru-buru
Lanjutan
51. Hilangkan sarkasme
Usahakan penjelasan yang singkat
Pantau dan waspadalah kata-kata yang
dikeluarkan
Berikan pujian yang bersifat menghargai
Dengarkanlah apa yang diungkapkan
peserta didik
52. Glasser mengemukakan delapan langkah untuk
membantu peserta didik mengubah perilakunya yang
menyimpang:
Secara pribadi melibatkan diri dengan siswa
Memberikan uraian tentang perilaku siswa
Membantu siswa membuat penilaian atau pendapat
tentang perilakunya
Membantu siswa merencanakan tindakan yang lebih baik
53. Lanjutan
Membimbing siswa mengikatkan diri dengan rencana yang telah
dibuatnya.
Mendorong siswa sewaktu melaksanakan rencananya
Memberikan kesempatan kepada siswa merasakan akibat wajar
dari perilakunya yang menyimpang tetapi jangan
menghukumnya
Tidak menerima pernyataan maaf siswa apabila siswa gagal
meneruskan keterikatannya
54. Gagasan penting yang mempunyai Implikasi
bagi manajemen kelas yang efektif.
1. Penekanan pada kelas yang demokratis
2. pengakuan akan pengaruh konsekuensi wajar dan logis atas
perilaku siswa
56. Kelebihan
Siswa merasa nyaman di
kelas
Penyelesaian suatu
masalah diselesaikan
bersama-sama
Pelajaran lebih mudah
diterima
Terciptanya sikap
demokratis
Selalu ada penghargaan
Siswa belajar saling
menghargai
57. Kekurangan
1. Siswa yang terlalu dekat dengan sikap siswa
yang terlalu bebas.
2. Sulit untuk memahami karakter emosi setiap
siswa di kelas
58. B. Pendekatan proses kelompok (Group-Processess Approach)
Pengelolaan kelas diartikan sebagai suatu
proses untuk menciptakan kelas sebagai suatu
sistem sosial di mana proses kelompok adalah
merupakan yang paling utama. Pendekatan ini
didasarkan pada psikologi klinis dan dinamika
kelompok.
59. Premis utama yang mendasari pendekatan proses kelompok
didasarkan pada asumsi-asumsi berikut:
1) kehidupan sekolah berlangsung dalam lingkungan
kelompok, yakni kelompok kelas,
2) tugas pokok guru adalah menciptakan dan membina
kelompok kelas yang efektif dan produktif,
60. 3) kelompok kelas adalah suatu sistem sosial yang
mengandung ciri-ciri yang terdapat pada semua sistem
sosial, dan
4) pengelolaan kelas oleh guru adalah menciptakan dan
memelihara kondisi kelas yang menunjang terciptanya
suasana belajar yang menguntungkan.
61. Menurut Syaiful Bahri Djamarah, dasar dari Group Process
Approach ini adalah psikologi sosial dan dinamika kelompok
yang mengetengahkan dua asumsi sebagai berikut.
a. Pengalaman belajar di sekolah bagi peserta didik
berlangsung dalam konteks kelompok sosial.
b. Tugas guru terutama adalah memelihara kelompok
belajar agar menjadi kelompok yang efektif dan produktif.
62. Schmuck dari Schmuck dalam Weber (1986) mengemukakan
enam ciri pendekatan proses kelompok, yaitu :
Kepemimpinan Daya Tarik
Norma Komunikasi Keterpaduan
Harapan