Pengelolaan kelas adalah kegiatan guru untuk menciptakan kondisi belajar yang optimal melalui pengaturan lingkungan fisik dan emosional kelas, serta penerapan disiplin. Ada dua pendekatan pengelolaan kelas, yaitu pendekatan otoriter yang menekankan kontrol guru, dan pendekatan permisif yang memberi kebebasan kepada siswa. Dimensi pengelolaan kelas terdiri atas pencegahan, tindakan, dan penyembuhan masalah
1. Pengelolaan Kelas
A. Pengertian Tentang Pengelolaan Kelas
Pengelolaan Kelas Adalah Berbagai kegiatan yang sengaja dilakukan oleh Guru dengan
tujuan menciptakan dan mempertahankan kondisi yang Optimal bagai terjadi proses
belajar mengajar. Sedangkan untuk pengajaran adalah segala jenis kegiatan dengan
sengaja kita lakukan dan seara langsung dimaksudkan untuk mencapai tujuan-tujuan
khusus pengajaran.
Pengelolaan kelas (Classroom Management) menurut Weber diklasifikasikan
kedalam 2 Pengertian, yaitu Pendekatan Otoriter dan Pendekatan Permisif .
Pertama Pendekatan Otoriter Pengelolaan Kelas adalah Kegiatan Guru untuk
mengontrol tingkah laku siswa. Guru berperan menciptakan dan memelihara aturan kelas
melalui penerapan disiplin secara ketat.
Kedua Pendekatan Permisif mengartikan bahwa pengelolaan kelas adalah upaya
yang dilakukan oleh guru untuk member kebebasan kepada siswa agar melakukan
berbagai aktifitas sesuai dengan yang mereka inginkan. Jadi seorang Guru mampu
menciptakan kondisi yang aman dan nyaman bagi siswa untuk melakukan aktifitasnya.
B. Kondisi dan Situasi belajar
Kondisi Fisik
1. Ruangan tempat berlangsungnya proses belajar mengajar
- Jenis kegiatan (dalam kelas / Diruang Pratikum)
- Jumlah siswa yang melakukan kegiatan.
2. Pengaturan tempat duduk
- Berbaris
- Pengelompokan
- Setengah lingkaran
- Berbentuk lingkaran
- Individu
- Ruang kelas yang tidak normal
3. Ventilasi dan pengaturan cahaya
2. Ventilasi harus cukup menjamin kesehatan siswa, antara lain jendela yang cukup
besar agar cahaya matahari masuk dan udara sehat.
4. Pengaturan penyimpanan barang
Penyimpanan barang hendaknya disimpan ditempat khusus yang mudah dicapai dan
diatur sedemikian rupa sehingga barang-barang tersebut dapat mudah digunakan.
Kondisi Emosional
a. Tipe Kepemimpinan
Type Otoriter (Dictator) yang dengan kondisi ini siswa hanya akan aktif kalau ada
guru sedangkan kalau tidak ada tidak akan aktif. Aktifitas belajar mengajar
sangat tergantung pada guru dan menuntun banyak perhatian dari guru.
Type Demokratis lebih memungkinkan terbinanya sikap persahabatan antara
Siswa dan Guru. Sikap ini dapat membantu menciptakan iklim yang
menguntungkan bagi terciptanya kondisi Proses belajar mengajar yang optimal.
b. Sikap Guru
Sikap guru menghadapi siswa yang melanggar peraturan sekolah hendaknya tetap
sabar dan bersahabat dengan suatu keyakinan bahwa tinkah laku siswa dapat
diperbaiki.
c. Suara Guru
Hendaknya dengan suara yang rendah tetapi cukup jelas dengan volume suara
yang penuh.
d. Administrasi Teknik
1. Absensi
Pengelolaan Absensi hendaknya dilakukan secara periodic.
2. Tepat bimbingan siswa
Ruang khusus untuk keperluan bimbingan siswa yang dilakukan guru, wali
kelas atau guru pembimbing sekolah.
3. Tempat baca siswa
4. Tempat sampah
5. Catatan pribadi siswa
3. Dengan catatan pribadi siswa, guru akan mengenal siswa secara lengkap
termasuk latar belakang kehidupan siswa.
e. Dimensi Pengelolan kelas
1. Dimensi pencegahan
Dimensi pencegahan (preventif) dapat merupakan tindakan guru dalam mengatur
siswa dan peralatan atau format belajar mengajar yang tepat. Dalam rangka
pembinaan pengelolaan disekolah kita dapat menempuh berbagai usaha antara
lain :
a. Meningkatkan kesadaran diri dari Guru
b. Meningkatkan kesadaran Siswa
c. Sikap tulus dari Guru
d. Menemukan dan pengenalan alternative penegelolaan
e. Membuat kontrak sosial.
2. Dimensi Tindakan (Action)
Dimensi tindakan merupakan kegiatan yang dilakukan guru bila terjadi
masalah pengelolaan. Adapun hal yang bisa dijadikan pertimbangan bagi
Guru adalah :
a. Lakukan tindakan dan bukan ceramah
b. Do not Bargain
c. Gunakan “Kontrol” kerja
d. Nyatakan peraturan dan konsekuesinya
3. Dimensi penyembuhan
Dimensi penyembuhan dimaksudkan untuk membina kontrak sosial yang
tidak jalan. Bentuk dari situasi ini :
- Siswa melanggar sejumlah peraturan sekolah
- Siswa menolak konsekuensi
- Siswa menolak sama sekali aturan khusus yang sudah dibuat dan lainnya
4. Langkah – langkah yang dilakukan :
1. Membuat rencana
2. Menentukan waktu pertemuan
3. Pemecahan masalah / kontrak individual
4. Melakukan kegiatan tindak lanjut
f. Disiplin
1. Pengertian Disiplin, Disiplin timbul dari kebutuhah untuk mengadakan
keseimbangan antara apa yang diinginkan dari oranglain sampai batas-
batas tertentu.
2. Tertib kearah siasat pembiasaan dengan disiplin disekolah akan
mempunyai pengaruh yang positif bagi kehidupan siswa dimasa yang akan
datang.
3. Sumber – sumber pelanggaran disiplin :
Tipe kepemimpinan guru atau kepala sekolah
Kelompok besar siswa dikurangi hak-haknya
Kurang memperhatikan kelompok minoritas
Kurang dilibatkan dalam kegiatan tanggung jawab sekolah
4. Penanggulangan Pelanggaran Disiplin
a. Pengenalan siswa
Pengenalan terhadap mereka dan latar belakang merupakan usaha
penanggulangan disiplin. Beragai alat bias digunakan antara lain :
1. Interest Inventory (pertanyaan tentang hobby, favorit, guru yang
paling disukai / dibenci dan lainnya)
2. Sosiogram (hubungan sosial psikologi dengan teman-temannya)
3. Feedback letter (membuat karangan tentang perasaan terhadap
sekolah mereka)
b. Mengekspresikan perasaan memberikan :
5. Penyaluran yang sehat terhadap berbagai perasaan yang tertekan yang
dapat merupakan sumber pelanggaran disiplin adalah usaha yang
secara sadar harus dilakukan guru. Berbagai cara dapat ditempuh
antara lain :
1. CATASTROPHIC FAK TAASIS
Dengan jalan menguji fikiran yang didasari suatu perasaan
individu
2. CRIPS BOX
Suatu kotak yang diseiakan sekolah dimana setiap siswa dapat
menyampaikan pengalamannya
3. TENSION RELAXATION
Santai, pejamkan mata, bayangkan ditempat yang paling disenangi
dan tarik nafas dengan teratur
4. HOLE PLAYING
Pemahaman diri dan teman-temannya.