2. 1
Pengertian Pendekatan
Pengembangan Kurikulum
Kurikulum merupakan salah satu alat untuk
membina dan mengembangkan siswa
kearah perubahan perilaku yang
dininginkan. Sedangkan kurikulum
pendidikan agama islam ialah membina
manusia dan menjadikan manusia yang
beriman dan bertaqwa kepadaAllah Yang
Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,
cakap, kreatif, dan menjadi warga negara
yang demokratis serta bertanggung jawab
Menurut Muhaimin
kurikulum berasal dari kata
Yunani yang semula
digerakan dalam bidang
olahraga yaitu curir yang
artinya pelari currere yang
berarti jarak tempuh lari,
yakni jarak yang harus
ditempuh dalam kegiatan
berlari mulai
dari start sampai finish.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, pendekatan berati proses, cara,
perbuatan mendekati; atau usaha dalam rangka aktivitas penelitian untuk
mengadakan hubungan dengan orang yang diteliti, metode untuk mencapai
pengertian tentang masalah penelitian. Jika hal ini dikaitkan dengan kurikulum,
maka pendekatan adalah cara kerja dengan menerapkan strategi dan metode
yang tepat dengan mengikuti langkah-langkah pengembangan yang sistematis
agar memperoleh kurikulum yang lebih baik.
3. 02
Prinsip - Prinsip Pengembangan
Kurikulum.
Prinsip sering diartikan
sebagai way of life atau
pandangan hidup, atau
sesuatu yang harus
patuhi, disini prinsip
berarti rule of the games
atau aturan main, yakni
semacam acuan dan
ramburambu yang harus
diperhatikan dan dipatuhi
dalam pengembangan
sebuah kurikulum.
Prinsip-prinsip dasar
tersebut mempunyai
tujuan agar kurikulum
yang didesain atau yang
dihasilkan diharapkan
memang betul-betul
sesuai dengan kebutuhan
(the need) semua pihak,
yakni anak didik,
orangtua, masyarakat
umum, pemakai lulusan
(the user), bangsa dan
negara.
4. Prinsip- Prinsip Pengembangan Kurikulum
Prinsip Relevansi.
01
Prinsip Efektivitas dan
Efesiensi.
02
Prinsip
Kesinambungan
(Continuity)
03
Prinsip Keluwesan
(Flexibility)
04
05
Prinsip Pendidikan
Seumur Hidup
(Long Life
Education)
5. Prinsip Relevansi.
Relevansi pendidikan dengan
lingkungan kehidupan peserta didik
Relevansi pendidikan dengan
lingkungan kehidupan peserta didik
berarti bahwa dalam pengembangan
kurikulum atau dalam menetapkan
bahan pengajaran yang diajarkan
hendaknya dipertimbangkan atau
disesuaikan dengan kehidupan nyata
sehari-hari di sekitar peserta didik
Relevansi pendidikan dengan
kehidupan sekarang dan
kehidupan yang akan datang.
Apa yang diajarkan kepada
peserta didik padaa saat ini
hendaknya bermanfaat baginya
untuk menghadapi kehidupan
dimasa yang akan datang.
Karena itu kurikulum harus
bersifat anticipatory and
vissioner
Relevansi pendidikan dengan
tuntutan dunia kerja
Disamping relevansi dari segi
isi pendidikan, hal yang lain
yang juga perlu
dipertimbangkan relevansinya
adalah berkenaan dengan
relevansi dari segi kegiatan
belajar.
Relevansi pendidikan dengan
perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi. Ilmu pengetahuan
dan teknologi dewasa ini
berkembang dengan laju yang
berlari sangat cepat, Oleh karena
itu, pendidikan harus dapat
menyesuaikan diri dan bahkan
dapat memberikan sumbangan
terhadap perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi
tersebut.
6. Prinsip Efektivitas dan Efesiensi
Efektivitas belajar peserta didik,
berkaitan dengan sejauhmana tujuan-
tujuan pelajaran yang diinginkan telah
dapat dicapai melalui kegiatan belajar-
mengajar yang telah dilaksanakan.
Prinsip Efektivitas Prinsip efektivitas yang dimaksudkan
adalah sejauhmana perencanaan kurikulum dapat dicapai
sesuai dengan keinginan yang telah ditentukan
(Muhammad Idi, 1999). Bila ditinjau dari prinsip efektivitas.
Dalam proses pendidikan, prinsip efektivitas dapat dilihat
dari dua sisi.:
Efektivitas mengajar guru, berkaitan dengan
sejauhmana kegiatan beajar-mengajar yang
telah direncanakan dapat dilaksanakan dengan
baik.
7. Prinsip Kesinambungan (Continuity)
Kesinambungan antara berbagai jenjang sekolah
Bahan pelajaran (subject matters) yang diperlukan
untuk belajar lebih lanjut pada jenjang pendidikan
yang lebih tinggi hendaklah sudah diajarkan pada
jenjang pendidikan sebelumnya atau dibawahnya.
Contoh pada kurikulum PAI, di SD telah belajar
shalat wajib, di SMP diberikan lagi tentang shalat
sunnah, shalat berjemaah, shalat dua hari raya dan
lain-lain
Prinsip kesinambungan dalam
pengembangan kurikulum menunjukkan
saling keterkaitan antara jenjang
pendidikan, jenis program pendidikan dan
mata pelajaran
Kesinambungan antara berbagai mata pelajaran.
Kesinambungan antara berbagai mata pelajaran menunjukkan
bahwa dalam pengembangan kurikulum harus memperhatikan
hubungan antara mata pelajaran yang satu dengan yang lainnya.
Misalnya, Dalam kurikulum PAI prinsip kesinambungan ini seperti
mata pelajaran Fiqih bahasa tentang shalat, maka pada mata
pelajaran Aqidah sudah disampaikan tentang bahasan rukun
Iman, begitu juga pada mata al Qur’an tentang hapalan surah al
fatihah dan surah-surah pendek sudah diajarkan
8. Prinsip Keluwesan (Flexibility)
Fleksibilitas dalam memilih program pendidikan
Fleksibilitas di sini maksudnya bentuk pengadaan
programprogram pilihan yang dapat berbentuk jurusan,
program spesialis, ataupun program-program pendidikan
keterampilan seperti kegiatan ekstra kurikuler dan
pengembangan diri (kegiatan ekstra kurikuler) yang dapat
dipilih peserta didik sesuai dengan bakat, minat dan
kemampuannya
Prinsip keluwesan (flexibility) menunjukkan bahwa
kurikulum adalah tidak kaku. Tidak kaku dalam
artian bahwa ada semacam ruang gerak yang
memberikan sedikit kebebasan dalam bertindak.
Hal ini berarti bahwa dalam proses pembelajaran
harus diperhatikan kondisi perbedaan yang ada
dalam diri peserta didik. apalagi pada kurikulum
tahun 1999 atau kurikulum 1994 yang
disempurnakan.
Fleksibilitas dapat dibagi menjadi dua macam,
yakni:
Fleksibilitas dalam pengembangan program pengajaran
Fleksibilitas dalam pengembangan program pengajaran
berarti memberikan kesempatan kepada para pendidik
untuk mengembangkan sendiri program-program
pembelajaran (teaching-learning) dengan berpegang
pada tujuan dan bahan pelajaran dalam kurikulum yang
masih bersifat umum.
9. Prinsip Pendidikan Seumur Hidup (Long Life
Education)
Prinsip-prinsip tersebut memiliki maksud bahwa pengembangan kurikulum secara bertahap dan terus menerus,
yakni dengan cara mengadakannya terhadap pelaksanaan dari hasil-hasil yang telah dicapai untuk melakukan
perbaikan pemantapan dan pengembangan lebih lanjut (Subandijah, 1993)
11. Model Taba merupakan modifikasi dari model
Tyler. Modifikasi tersebut penekanannya
terutama pada pemusatan perhatian guru.
b. Model Taba
12. Pengembangan kurikulum ini ide awal dan pelaksanaannya dimulai dari para pejabat
tingkat atas pembuat keputusan dan kebijakan berkaitan dengan pengembangan
kurikulum
c. Model Administratif
• Pengembangan kurikulum model ini
kebalikan dari model administratif.
• Model Grass Roots merupakan model
pengembangan kurikulum yang dimulai
dari arus bawah
d. Model Grass Roots
13. Macam - Macam Pendekatan
Pengembangan Kurikulum
01 03
Pendekatan
Humanistis
05
02 04
Pendekatan
Subjek
Akademis
Pendekatan
Teknologis
Pendekatan
Kompetensi
Pendekatan
Rekonstruk
si Sosial
03
14. Pendekatan Subjek Akademis
Pendekatan subjek akademis dalam
menyusun kurikulum atau program
pendidikan didasarkan pada
sistematisasi disiplin ilmu masing-
masing. Setiap ilmu pengetahuan
memiliki sistematisaasi tertentu yang
berbeda dengan sistematisaasi ilmu
lainnya. Pengembangan kurikulum
subjek akademis dilakukan dengan
cara menetapkan lebih dahulu mata
pelajaran / mata kuliah apa yang harus
dipelajari peserta didik, yang diperlukan
untuk persiapan pengembangan
disiplin ilmu.
15. Pendekatan Humanistis
Sebelum menguraikan lebih jauh tentang pendekatan
humanistis tersebut dilihat dari proses kejadiannya
manusia itu terdiri atas dua substansi yaitu : substansi
jasad atau materi yang bahan dasarnya dari materi yang
merupakan bagian dari alam semesta dan dalam
pertumbuhan serta perkembangannya tunduk kepada
Allah dan Rasul-Nya (aturan, ketentuan, hukum Allah
yang berlaku dialam semesta).
Pendekatan humanistis dalam
pengembangan kurikulum bertolak dari ide
“memanusiakan manusia”. Penciptaan
konteks yang akan memberi peluang
manusia untuk menjadi lebih human, untuk
mempertinggi harkat manusia merupakan
dasar filosofi, dasar teori, dasar evaluasi,
dan dasar pengembangan program
pendidikan.
substansi immateri/ non jasadi, yaitu penghembusan atau peniupan ruh
(ciptaan-Nya) kedalam dri manusia, sehingga manusia merupakan benda
organik yang mempunyai hakikat kemanusiaan serta mempunyai berbagai
alat potensial dan fitrah. Dari kedua substansi tersebut yang paling
esensial adalah substansi materi, jasad hanyalah alat ruh dialam nyata
ketika ruh terpisah dari jasad maka hal tersebut disebut maut. Yang mati
adalah jasad, sedangkan ruh masih melanjutkan eksistensinya dialam
barzah
16. Pendekatan Teknologis
Pendidikan merupakan upaya menyiapkan peserta
didik untuk menghadapai masa depan perubahan
masyarakat yang semakin pesat yang akibat dari
perkembangan IPTEK. Oleh karena itu
pengembangan kurikulum pendidikan harus
menggunakan pendekatan IPTEK
Pendekatan teknologis dalam menyusun kurikulum bertolak dari
analisis kompetensi yang dibutuhkan untuk melaksanakan
tugas-tugas tertentu. Materi yang diajarkan, kriteria sukses, dan
stategi belajarnya ditetapkan sesuai dengan tugas (job analisis)
tersebut. Pembelajaran PAI dikatakan menggunakan
pendekatan teknologis, bilamana ia menggunakan pendekatan
sistem dalam menganalisis masalah belajar, merencanakan,
mengelolah, melaksanakan dan menilainya. Disamping itu,
pendekatan teknologis ingin mengejarkan kemanfaatan tertentu
dan menuntut peserta didik agar mampu melaksanakan tugas-
tugas tertentu sehingga proses dan rencana produknya (hasil)
diprogram sedemikian rupaa agar mencapai hasil
pembelajarannya (tujuan dapat dievaluasi dan diukur dengan
jelas dan terkontrol). Dari rancangan proses pembelajaran
sampai mencapai hasil tersebut diharapkan dapat dilaksanakan
seecara efektif dan efisien serta memiliki daya tarik
17. Pendekatan Rekonstruksi Sosial
Pendekatan rekonstruksi sosial dalam menyusun
kurikulum atau program pendidikan keahlian
bertollak dari problem yang dihadapi dalam
masyarakat, untuk selanjutnya dengan
memerankan ilmu-ilmu dan teknologi, serta
bekerja secara kooperatif dan kollaboratif, akan
dicarikan upaya pemecahannya menuju
pembentukan masyarakat yang lebih baik.
Pendekatan rekonstruksi sosial berasumsi bahwa
manusia adalah sebagai mahluk sosial yang dalam
kehidupannya selalu membutuhkan orang lain,
selalu hidup bersama, berinteraksi dan bekerja
sama. Melalui kehidupan bersama dan kerja sama
itulah manusia dapat hidup, berkembang, dan
mampu memecahkan berbagai masalah yanng
dihadapi. Tugas pendidikan terutama membantu
agar peserta didik mampu menjadi cakap dan
selanjutnya mampu ikut bertanggung jawab
terhadap pengembangan masyarakatnya.
18. Pendekatan Kompetensi
Kompetensi merupakan jalinan terpadu antara pengetahuan,
keterampilan, sikap dan nilai-nilai yang direfleksikan dalam pola
berfikir dan bertindak. Pendekatan kompetensi menitikberatkan
kepada semua ranah, yaitu kognitif, afektif dan psikomotor. Ciri-
ciri pendekatan ini yakni berfikir teratur sistemik, sasran
penilaian lebih difokuskan pada tingkat penguasaan dan
kemampuan memperbaharui diri (regenerative capability)
Menetapkan standar kopetensi lulusan yang
harus dikuasai oleh para lulusan pada setiap
jenis dan jenjang pendidikan
Memerinci perangkat kopetensi yang
diharapkan dimiliki oleh para lulusan.
Menetapkan bentuk dan kuantitas pengalaman
belajar melalui bidang studi atau mata pelajaran
(jika perlu menciptakan mata pelajaran baru) dan
kegiatan-kegiatan baru yang relevan
Mengembangkan silabus
Mengembangkan skenario
pembelajaran
Mengembangkan
sistm penilaian