Dokumen tersebut membahas upaya pengawasan dan pengendalian gratifikasi di lingkungan Kementerian Agama RI oleh Inspektorat Jenderal. Dokumen ini menjelaskan dasar hukum, definisi, dan jenis gratifikasi yang tidak perlu dilaporkan sesuai peraturan yang berlaku. Tujuannya adalah menciptakan lingkungan pengendalian yang transparan dan akuntabel di lingkungan Kementerian Agama.
1. PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN GRATIFIKASI DI
LINGKUNGAN KEMENTERIAN AGAMA RI
Inspektorat Jenderal
Kementerian Agama Republik Indonesia
H. Mohamad Ali Irfan, S.E., M.M., M.Ak
Sekretaris Inspektorat Jenderal
17 November 2021
2. UPG
VISI MISI KEMENTERIAN AGAMA 2020-2024
“Kementerian Agama
yang profesional dan andal dalam membangun
masyarakat yang saleh, moderat, cerdas dan
unggul untuk mewujudkan
Indonesia Maju yang Berdaulat, Mandiri,
dan berkepribadian berdasarkan Gotong Royong”
Meningkatkan kualitas
kesalehan umat
beragama
Meningkatkan moderasi
beragama dan kerukunan
umat beragama
Meningkatkan layanan
keagamaan yang adil,
mudah, dan merata
Meningkatkan layanan
pendidikan yang merata
dan bermutu
Meningkatkan
produktivitas dan daya
saing pendidikan
Memantapkan tata
kelola kepemerintahan
yang baik (good
governance)
MISI
Inspektorat Jenderal
Kementerian Agama Republik Indonesia
VISI
3. UPG
Inspektorat Jenderal
Kementerian Agama Republik Indonesia
1. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Perubahan atas Undang-undang Nomor 31 Tahun 1999
tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi;
2. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008
“Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP), pengawasan untuk mewujudkan tata kepemerintahan yang baik”
3. Peraturan Menteri Agama Nomor 42 Tahun 2016 Pasal 700
“Tugas Inspektorat Jenderal adalah menyelenggarakan pengawasan internal pada Kementerian Agama”
4. Peraturan Menteri Agama Nomor 42 Tahun 2016 Pasal 713 ayat 3
“Sub Bagian Pengaduan masyarakat dan Sistem Informasi pengawasan mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan
pengelolaan pengaduan masyarakat, whistleblowing system, unit pengendalian gratifikasi dan mengembangkan sistem
informasi pengawasan”
5. Peraturan Komisi Pemberantasan Korupsi Nomor 2 Tahun 2019 tentang Pelaporan Gratifikasi
6. Peraturan Menteri Agama Nomor 34 Tahun 2019 tentang Pengendalian Gratifikasi Kementerian Agama
7. Keputusan Menteri Agama Nomor 427 Tahun 2020 tentang Unit Pengendalian Gratifikasi Pusat pada Kementerian
Agama
8. Keputusan Inspektur Jenderal Nomor 46 Tahun 2020 tentang Unit Pengendalian Gratifikasi Inspektorat Jenderal
Kementerian Agama
DASAR HUKUM
4. UPG
Inspektorat Jenderal
Kementerian Agama Republik Indonesia
1. Kerugian Keuangan Negara
2. Suap
3. Gratifikasi
4. Penggelapan Dalam Jabatan
5. Pemerasan
6. Perbuatan Curang
7. Konflik Kepentingan
Dalam Pengadaan
Undang-Undang No. 31 Tahun 1999 juncto
Undang-Undang No. 20 Tahun 2001
Ada 30 jenis tindak pidana korupsi dan pada
dasarnya dapat dikelompokkan menjadi :
6. UPG
Inspektorat Jenderal
Kementerian Agama Republik Indonesia
FRAUD
TRIANGLE
(Donald
R.Cressy, 1950)
Rationalization
FRAUD
(David T. Wolfe &
Dana R.
Hemanson, 2004)
Pressure
Tekanan dari internal (personal &
perusahaan maupun eksternal)
Opportunity
Kesempatan (sistem
yang lemah)
Rationalization
Rasionalisasi,
pembenaran atas
perbuatan yang
dilakukan
Capability
Kemampuan (jabatan,
wewenang, otoritas,
kedudukan,
pengetahuan atas
sistem)
7. No
Kejadian
Kecurangan Risk
Event
Penyebab
Risiko Kecurangan
Strategi Pengawasan
Metode
Instrumen Pengawasan
Outcomes
Hasil Pengawasan
1
Kecurangan Elitis;
Kecurangan Endemis:
Kecurangan Sistemik
Aspek Manusia :
Rendahnya Integritas/moral dan
etika
Edukatif, dengan fokus pada
upaya peningkatan pemahaman
dan kepedulian terhadap
Kecurangan
Sosialisasi Pembelajaran Anti
Kecurangan (SosPAK);
Pembentukkan Masyarakat Pembelajar
Anti Kecurangan (MPAK) dengan media
nya Komunitas Pembelajar Anti
Kecurangan (KomPAK)
Perubahan Sikap dan Perilaku
Anti Kecurangan
2.
Kecurangan Elitis;
Kecurangan Endemis:
Kecurangan Sistemik
Aspek Budaya :
Budaya Koruptif dan Permisif
terhadap Kecurangan
Edukatif, dengan fokus
pada upaya re-engenering
re-framing budaya
Pengembangan Budaya Organisasi
Anti Kecurangan (PBOAK)
Perubahan Budaya yang
semula budaya koruptif dan
Permisif menjadi Budaya Anti K
ecurangan
3.
Kecurangan Elitis;
Kecurangan Endemis:
Kecurangan Sistemik
Aspek Sistem :
Lemahnya tata Kelola anti
Kecurangan, manejemen risiko
Kecurangan dan pengendalian
anti Kecurangan bahkan terjadi
kegagalan pengendalian akibat
adanya kolusi dan pembiaran
manajemen
Preventif, dengan fokus pada
upaya penguatan tata Kelola anti
Kecurangan, manajemen risiko
Kecurangan dan pengendalian
anti Kecurangan serta strategi
Deteksi Dini
Program Pencegahan Kecurangan pada
KLP (AI Pembentukan Zona Integritas
menuju WBK/WBBM; Kepatuhan pada
LHKPN; Pengendalian Gratifikasi,
Whistleblowing System);
Fraud Control Plan pada Korporasi;
Fraud Risk Assessment;
Probity Advice dan Assurance;
Proaktif Auditing;
Continous Auditing dan Continous
Monitoring;
Reviu Kapabilitas Manajemen
Risiko Kecurangan;
Deteksi dini melalui Audit Klaim;
Audit Penyesuaian Harga;
Evaluasi Hambatan Kelancaran
Pembangunan;
audit dengan tujuan tertentu
lainnya
Kecurangan benar – benar
terjadi karena adanya
pencegahan, penangkalan,
deteksi dini
Inspektorat Jenderal
Kementerian Agama Republik Indonesia Perwujudan Pemaduan antara Konseptual dengan Strategi pengawasan melalui
Pengembangan Instrumen Pengawasan Pencegahan KORUPSI
10. Inspektorat Jenderal
Kementerian Agama Republik Indonesia
Gratifikasi adalah pemberian dalam arti luas, yakni meliputi pemberian uang, barang,
rabat (discount), komisi, pinjaman tanpa bunga, tiket perjalanan, fasilitas penginapan,
perjalanan wisata, pengobatan cuma-cuma, dan fasilitas lainnya, baik yang diterima di
dalam negeri maupun di luar negeri dan yang dilakukan dengan menggunakan sarana
elektronik atau tanpa sarana elektronik. (Pasal 1 ayat 1)
Benturan Kepentingan adalah situasi di mana Pegawai memiliki atau patut
diduga memiliki kepentingan pribadi atau kepentingan kelompok atas setiap
penggunaan wewenang yang dimilikinya sehingga dapat mempengaruhi kualitas dan
kinerja yang seharusnya. (Pasal 1 ayat 8)
Pegawai wajib menolak Gratifikasi yang berhubungan dengan
jabatan dan berlawanan dengan kewajiban atau tugas. (Pasal 2)
Peraturan Menteri Agama
Nomor 34 Tahun 2019
UPG
11. Inspektorat Jenderal
Kementerian Agama Republik Indonesia
SELURUH AJARAN AGAMA MELARANG
PRAKTIK GRATIFIKASI YANG DIANGGAP SUAP
KARENA BERTENTANGAN DENGAN NILAI
MORAL DAN ETIKA
GRATIFIKASI PERSPEKTIF AGAMA
UPG
12. UPG
Inspektorat Jenderal
Kementerian Agama Republik Indonesia
Dipandang sebagai wujud
ekspresi, keramah-tamahan
Dalam ranah adat istiadat,
kebiasaan, dan norma yang
hidup di masyarakat
Tidak bertentangan dengan
peraturan perundang- undangan
yang berlaku
BERLAKU UMUM
(Jenis, persyaratan, dan nilai
sama dan memenuhi prinsip
kewajaran/kepatutan)
KARAKTERISTIK UMUM
Peraturan Komisi Pemberantasan Korupsi Republik Indonesia
Nomor 2 Tahun 2019 tentang Pelaporan Gratifikasi
Gratifikasi Tidak Wajib Dilaporkan
13. Inspektorat Jenderal
Kementerian Agama Republik Indonesia Gratifikasi Tidak Wajib Dilaporkan
1. Karena hubungan keluarga, sepanjang tidak memiliki konflik kepentingan;
2. Keuntungan /bunga dari penempatan dana, investasi, atau kepemilikan saham pribadi yang berlaku
umum;
3. Manfaat bagi seluruh peserta koperasi atau organisasi pegawai berdasarkan keanggotaan yang
berlaku umum;
4. Seminar kit yang berbentuk seperangkat modul & alat tulis serta sertifikat yang diperoleh dari
kegiatan resmi kedinasan, seperti rapat, seminar, workshop, konferensi, pelatihan, atau kegiatan
lain sejenis yang berlaku umum;
5. Hadiah tidak dalam bentuk uang atu alat tukar lainnya yang dimaksudkan sebagai alat promosi atau
sosialisasi, sepanjang tidak memiliki konflik kepentingan;
6. Prestasi akademis dengan biaya sendiri, seperti / kompetisi tidak terkait kedinasan;
7. Penerimaan hadiah, beasiswa, atau tunjangan, baik berupa uang /barang yang ada kaitannya
dengan peningkatan prestasi kerja yang diberikan oleh Pemerintah /pihak lain sesuai peraturan
perundang-undangan yang berlaku;
8. Hadiah langsung/undian, diskon/rabat, voucher, point rewards, atau souvenir yang berlaku umum
dan tidak terkait kedinasan;
9. Kompensasi profesi di luar kedinasan, yang tidak terkait dengan tupoksi dari pejabat/pegawai, tidak
memiliki konflik kepentingan, dan tidak melanggar aturan internal instansi pegawai/kode etik;
UPG
14. Inspektorat Jenderal
Kementerian Agama Republik Indonesia Gratifikasi Tidak Wajib Dilaporkan
10.Kompensasi yang diterima terkait honorarium, transportasi, telah ditetapkan dalam standar
pembiayaan ganda, tidak ada melanggar aturan;
11.Karangan bunga sebagai ucapan yang diberikan dalam acara seperti pernikahan, kelahiran,
kematian, dsb;
12.Penyelenggaraan pernikahan, kelahiran, aqiqah, baptis, khitanan, dan potong gigi, atau upacara
adat/agama lain paling banyak dengan batasan nilai per pemberian 1 juta Rupiah;
13.Terkait musibah atau bencana sepanjang tidak terdapat konflik kepentingan dan memenuhi
kewajaran atau kepatutan;
14.Sesama rekan kerja pada pisah sambut, pensiun, promosi, dan ulang tahun (tidak berbentuk uang)
paling banyak Rp300.000 dengan total pemberian Rp1.000.000 dalam 1 th dari pemberi yang sama;
15.Sesama rekan kerja paling banyak (tidak dalam bentuk uang) Rp200.000,00 dengan total pemberian
Rp1.000.000,00 dalam 1 (satu) tahun dari pemberi yang sama;
16.Hidangan/sajian yang berlaku umum;
17.Pemberian cedera mata/plakat kepada instansi dalam rangka hubungan kedinasan dan kenegaraan
baik di dalam negeri maupun luar negeri.
UPG
15. UPG
Inspektorat Jenderal
Kementerian Agama Republik Indonesia
INPUT
• Komitmen
• Perangkat Aturan Internal Gratifikasi
• Unit Pengendalian Gratifikasi
PROGRAM
PENGENDALIAN
GRATIFIKASI SEBAGAI
SEBUAH SISTEM
PROSES
• Internalisasi aturan
• Diseminasi PPG
• Pengelolaan laporan gratifikasi
• Dsb
OUTPUT
• Kesadaran Melapor
• Laporan
• Manajemen Tools
OUTCOMES
Lingkungan Pengendalian
yang Transparan dan
Akuntabel
26. UPG
Inspektorat Jenderal
Kementerian Agama Republik Indonesia
BUDAYA ANTI
GRATIFIKASI
TRANSFORMASI
BUDAYA
BIASA
TERIMA
GRATIFIKASI
Pendekatan Organisasi
(Perubahan Sistem)
Pendekatan Individu
(Perubahan Pelaku Individu)
TOLAK
GRATIFIKASI
TRANSFORMASI BUDAYA ANTI GRATIFIKASI KLOP
27. Barang
gratifikasi
7 hari kerja sejak
SK ditetapkan Negara Kemenkeu UPG
Inspektorat Jenderal
Kementerian Agama Republik Indonesia
29. Inspektorat Jenderal
Kementerian Agama Republik Indonesia
TAHUN Bulan Penerimaan Penolakan
2021 Januari 1 0
2021 Februari 1 0
2021 Maret 0 0
2021 April 1 0
2021 Mei 0 0
2021 Juni 0 0
JUMLAH 3 0
TAHUN
Bulan Penerimaan Penolakan
2020 Januari 6 2
2020 Februari 3 1
2020 Maret 3 0
2020 April 1 0
2020 Mei 3 2
2020 Juni 1 1
2020 Juli 0 0
2020 Agustus 0 0
2020 September 1 0
2020 Oktober 1 0
2020 November 2 0
2020 Desember 5 0
JUMLAH 26 6
Pelaporan Penerimaan dan Penolakan
Gratifikasi di Kementerian Agama
UPG
30. UPG
Inspektorat Jenderal
Kementerian Agama Republik Indonesia
Upaya Pengendalian Gratifikasi
2020
2018
2017
1. Lembaga dengan Tingkat Kepatuhan LHKPN (Laporan
Harta Kekayaan Penyelenggara Negara) Terbaik
2. Lembaga dengan Sistem Pengendalian Gratifikasi
Terbaik tahun 2017
3. Menteri Agama sebagai pelapor gratifikasi dengan
nilai terbesar yang ditetapkan menjadi milik Negara
Budi Ali Hidayat, Kepala KUA Cimahi Tengah Sebagai
ASN Penerima Apresiasi Pelaporan Gratifikasi KPK
Tahun 2020 dengan 88 Pelaporan pada tahun 2020
Abdurrahman Muhammad Bakri, sebagai ASN yang paling
banyak melaporkan gratifikasi ke KPK yakni 59 kali
34. UPG
Inspektorat Jenderal
Kementerian Agama Republik Indonesia
PENTINGNYA PPG
1. Pegawai negeri dan atau Penyelenggara Negara tidak terjerat pidana gratifikasi
2. Pegawai negeri dan atau Penyelenggara Negara bisa membedakan gratifikasi yang wajib dilaporkan dan
tidak wajib dilaporkan
3. Minimalkan dampak buruk gratifikasi sehingga bisa meningkatkan kualitas layanan instansi tidak
diskriminatif minimalkan benturan kepentingan
4. Peningkatan kualitas reputasi organisasi
1. PPG berkontribusi terhadap penilaian MCP pada komponen manajemen ASN regulasi UPG, sosialisasi dan
pelaporan gratifikasi
2. PPG menjadi salah satu komponen penilaian dalam PMPRB pada aspek penguatan pengawasan serta
secara tidak langsung mendorong peningkatan komponen hasil
3. PPG menjadi salah satu komponen penilaian ZI WBK KemenpanRB SPIP dan penigkatan Pelayanan
Publik
MANFAAT PPG