SlideShare a Scribd company logo
1 of 33
Download to read offline
Oleh:
Dr. Ir. Lukita Dinarsyah Tuwo, MA
Wakil Menteri PPN/ Wakil Kepala Bappenas
Disampaikan dalam Pertemuan Puncak Reformasi Birokrasi
yang Diselenggarakan oleh Reform the Reformers – C
JS Luwansa Hotel, Jakarta, 9 September 2014
REFORMASI BIROKRASI UNTUK
MENUNJANG KEBERHASILAN
PEMBANGUNAN NASIONAL
KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL
OUTLINE
1. Kesenjangan dalam
Pembangunan
2. Tantangan dan Kerangka
Pembangunan Nasional
2015-2019
3. Isu strategis dan Arah
Kebijakan Reformasi Birokrasi
2015-2019
1. Isu Kesenjangan dalam
Pembangunan
“Masalah Kesenjangan dan Keadilan Sangat Berbahaya
Bagi Keutuhan Bangsa dan Lancarnya Pelaksanaan Pembangunan –
Mengganggu Kohesi Sosial dan Modal Sosial”
Ketimpangan di Indonesia
• Sebelum krisis ekonomi 1997/1998
– Pertumbuhan ekonomi telah berhasil mengurangi kesenjangan (Akita
et al, 2011), (van der Eng, 2009), and (Cameron, 2000).
• Menjelang krisis
– Kesenjangan mulai melebar (Frankema & Marks, 2009; Leigh & van der
Eng, 2010; van Leeuwen & Foldvari, 2012)
– Meskipun pertumbuhan merata di seluruh tingkat ekonomi,
ketimpangan wilayah mulai terjadi dengan pertumbuhan di Jawa lebih
tinggi dibandingkan daerah lain (Hill, 2008; Hill et al, 2008), and
• Setelah krisis ekonomi
– Ketimpangan cenderung meningkat terutama antar kelompok ekonomi
dan antar kota-desa (Akita, 2002; Akita & Miyata, 2008, Skoufias, 2001;
Sumarto, 2013; Suryadarma et al, 2005, 2006; Yusuf and Rum, 2013).
4
Kesenjangan di Indonesia Meningkat sejak
Krisis Finansial Asia…
Sumber: Vivi Alatas, Bank Dunia, diolah dari Data Susenas
Notes: Nominal consumption Gini coefficient
Asian
Financial
Crisis
inequality broadly stable,
beginning to rise at the end of
the period…
…until the
AFC, which
affected the
rich more than
the poor…
…however, the subsequent
economic recovery and sustained
period of growth has seen inequality
rising again
Kesenjangan di Indonesia relatif tinggi untuk
Asia Timur, tapi sekitar rata-rata untuk LMI
Sumber: Vivi Alatas, Bank Dunia, diolah dari World Development Indicators, Susenas
Notes: Latest year available, ranges from 2000 to 2012. Some coefficients are for income, some for consumption
OECD
highest 5
East
Asia
Lower Middle Income
TINGKAT KEMISKINAN MENURUN PERIODE 2009-2014
Tingkat kemiskinan pada bulan Maret 2014 adalah sebesar 11,25 persen atau turun
0,11% dibandingkan Maret 2013. Namun, penurunan ini melambat dan diikuti dengan
kenaikan kesenjangan (GINI Ratio)
• Sejak tahun 2011, penurunan kemiskinan melambat, secara absolut menurun kurang dari 1
juta penduduk miskin per tahun. Hal ini disebabkan oleh kondisi kemiskinan sekarang sudah
mencapai tahap yg kronis dan kondisi makroekonomi yang belum optimal, serta struktur
ekonomi yang didominasi sektor informal
• Disparitas antar propinsi masih terjadi dengan tingkat kemiskinan propinsi di Indonesia
Bagian Timur relatif lebih tinggi dibandingkan Indonesia Bagian Barat.
• Pertumbuhan ekonomi yang
melambat, dan tekanan inflasi
meningkat
• Sumber pertumbuhan ekonomi, relatif
lebih sedikit menyerap tenaga kerja
formal (decent job)
• Tidak maksimalnya efektivitas
pelaksanaan program-program
pengurangan kemiskinan
• Makin sulitnya upaya menjangkau
penduduk miskin karena keadaan
geografis dan kondisi lainnya
Berbagai Kondisi Ekonomi Yang Terjadi
Mendorong Lambatnya Penurunan
Kemiskinan dan Kesenjangan
Penurunan Kemiskinan dan Target tingkat Kemiskinan 2009-2014
0.2
0.25
0.3
0.35
0.4
0.45
10
12
14
16
18
20
22
24
26
1990 1993 1996 1999 2000 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013
Tingkat Kemiskinan Index Gini
Pre-krisis
Post-krisis dan reformasi
Krisis Keuangan Asia
Sumber: BPS, diolah sendiri 7
GAP KOEFISIEN GINI ANTAR PROPINSI
Kecenderungan gap antar propinsi semakin lebar dengan GINI
Nasional Mendekati Angka GINI Tertinggi
0.35
0.37
0.38
0.41 0.41 0.413
0.26
0.29
0.30 0.30
0.29
0.313
0.40
0.38
0.41
0.42
0.44 0.442
0.20
0.25
0.30
0.35
0.40
0.45
0.50
2008 2009 2010 2011 2012 2013
Nasional Bangka Belitung Papua
Sumber: BPS, diolah sendiri 8
Sumber: Asia Competitiveness Institute. Tahun 2013
INDIKATOR PEMBANGUNAN WILAYAH
Peta Daya Saing Daerah*
*) diukur dengan 91 indikator yang dikelompokkan dalam empat aspek: (i) macroeconomic stability,
(ii) government and institutional setting, (iii) financial, business, and manpower condition, and (iv)
quality of life and infrastructure development
KESENJANGAN ANTARWILAYAH
Wilayah Sumatera
Share PDRB thdp 33 Prov 23,77%
Pertumb. Ekonomi 8.21%
PDRB/kapita (Juta Rp) 30,53
Tingkat Kemiskinan 12,07 %
Jmlh penduduk miskin (ribu jiwa) 6.177,20
Tingkat Pengangguran 5,66%
Wilayah Kalimantan
Share PDRB thdp 33 Prov 9,30 %
Pertumb. Ekonomi 4,83 %
PDRB/kapita (Juta Rp) 43,70
Tingkat Kemiskinan 6,69 %
Jmlh penduduk miskin (ribu jiwa) 932,90
Tingkat Pengangguran 5,30%
Wilayah Sulawesi
Share PDRB thdp 33 Prov 4,74 %
Pertumb. Ekonomi 8,67%
PDRB/kapita (Juta Rp) 17,86
Tingkat Kemiskinan 13,99 %
Jmlh penduduk miskin (rb jiwa) 2.045,60
Tingkat Pengangguran 5,23 %
Wilayah Papua
Share PDRB thdp 33 Prov 1,79 %
Pertumb. Ekonomi 6,38 %
PDRB/kapita (Juta Rp) 30,43
Tingkat Kemiskinan 30,50%
Jmlh penduduk miskin (rb jiwa) 1.199,6
0
Tingkat Pengangguran 3,97%
Wilayah Maluku
Share PDRB thdp 33 Prov 0,27 %
Pertumb. Ekonomi 7,33 %
PDRB/kapita (Juta Rp) 6,80
Tingkat Kemiskinan 16,42%
Jmlh penduduk miskin (rb jiwa) 427,20
Tingkat Pengangguran 6,37 %
Wilayah Nusa Tenggara
Share PDRB thdp 33 Prov 1,26 %
Pertumb. Ekonomi 1,54 %
PDRB/kapita (Juta Rp) 8,97
Tingkat Kemiskinan 19,79%
Jmlh penduduk miskin (rb jiwa) 828,30
Tingkat Pengangguran 4,06 %
Wilayah Jawa-Bali
Share PDRB thdp 33 Prov 58,87%
Pertumb. Ekonomi 6.58%
PDRB/kapita (Juta Rp) 27,61
Tingkat Kemiskinan 11,36 %
Jmlh penduduk miskin (rb jiwa) 15.983,60
Tingkat Pengangguran 6,65 %
Sumber : BPS 2012 (diolah)
Nasional 2012  Pertumbuhan Ekonomi = 6,23 %,
Tingkat Kemiskinan 2012 (Februari) = 11, 96%
Tingkat Pengangguran Terbuka 2012 (Agustus) = 6,80 %
PDB/kapita: Rp 33,75 juta ; PDRB/kapita (33 prov): Rp 27,56 juta
5.66
3.88
1.84
1.68
1.64
1.54
1.38
1.34
1.21
1.15
1.14
1.12
1.08
1.07
1.00
0.84
0.68
0.68
0.64
0.57
0.57
0.55
0.54
0.51
0.50
0.47
0.47
0.46
0.44
0.41
0.34
0.23
0.16
0.12
0.00 1.00 2.00 3.00 4.00 5.00 6.00
Irian Jaya Barat
Maluku
Aceh
Sulawesi Tengah
Sulawesi Tenggara
Sumatera Selatan
Jawa Tengah
Bengkulu
Riau
Maluku Utara
Sulawesi Barat
Jambi
Kepulauan Riau
Sulawesi Utara
Sumatera Barat
Banten
Kalimantan Selatan
Disparitas Indeks Keparahan Kemiskinan, Indonesia 2012
Papua Barat
11
Pengaruh Kesenjangan terhadap Isu
Sosial dan Ekonomi
 Kesenjangan terhadap akses bantuan sosial akan merusak modal
sosial  Kesenjangan meningkatkan kriminalitas dan
menurunkan modal sosial (Cameron and Shah 2012)
 Naiknya kesenjangan mempengaruhi kohesi sosial dan politik
dalam berbagai isu publik
 Kesenjangan yang tinggi akan mengurangi pertumbuhan ekonomi
melalui sejumlah saluran antara lain :
 Bukti empiris kesenjangan tinggi dan pertumbuhan lebih rendah (Berg and Ostry
2011)
 Investasi SDM lebih rendah (Galor and Zeira 1993)
 Lebih sedikit kegiatan wirausaha (Banerjee and Newman 1993)
 Investasi tidak produktif (Mason 1998)
 Pola permintaan (Marshall 1988)
12
2. Tantangan dan Kerangka
Pembangunan Nasional dalam
RT-RPJMN 2015-2019
Middle Income Trap Dialami Negara-negara
Lain yang Sudah Lebih Maju
14
Semua Negara Ini Lolos MIT telah Menjadi
Negara Maju 20-30 Tahun Lalu
Dengan memanfaatkan Bonus Demografi, Meningkatkan Kualitas SDM dan Iptek,
Meskipun tanpa SDA yang Melimpah
15
RPJM 2 RPJM 3 RPJM 4
Pertumbuhan
PDB
6 - 8 %
per tahun
PDB per kapita
2013
Sktr USD 4.000
2019:
Sktr USD 7.000
2025:
> USD 12.000
Kemiskinan 2013 :
11,47%
6 - 8 %
per tahun
< 5 %
Pengangguran 2013:
6,25%
< 5 %
ROADMAP MIT
2015 2020 2025 20302010
Threshold Middle Income Trap
USD 12.000
BONUS DEMOGRAPHIC2010 2030
16
Kuncinya Tingkatkan Produktivitas:
Peluangnya Masih Besar
GDP/Kapita = (Nilai Tambah/Tenaga kerja) * (Tenaga Kerja/Penduduk)
17
Bonus Demografi dan Implikasi
Kebijakan
50,5
48,6
47,7
47,2 46,9 47,3
45
46
47
48
49
50
51
RasioKetergantungan(%)
2028-2031: Dependency
Ratio terendah (46,9%)
2011: Proporsi
penduduk usia
produktif >50%
Trend Rasio ketergantungan 2010-2035
• Terjadi penurunan dependency ratio dengan meningkatnya penduduk
usia kerja yang memberi peluang terjadinya bonus demografi
*) Ket: Dependency ratio penduduk usia 0-14 th dan usia 65+ terhadap penduduk usia 15-64 th
Bonus Demografi tidak otomatis,
tetapi dapat diraih dg kebijakan
tepat:
- SDM sehat dan terdidik
- Tenaga kerja produktif
- Stabilitas ekonomi,
meningkatnya lapangan kerja
Jika tidak, terjadi dampak tidak
baik:
- tingginya penganguran
- konflik sosial
- tekanan pada pangan dan
lingkunganSumber: Proyeksi Penduduk 2010-3025
BEBERAPA KEBIJAKAN YAG PERLU DISIAPKAN UNTUK
MEMANFAATKAN PELUANG BONUS DEMOGRAFI :
SDM: Menyiapkan Kualitas SDM yang akan masuk ke
Angkatan Kerja melalui Kesehatan dan Pendidikan
KEPENDUDUKAN: Menjaga Penurunan TFR
TENAGA KERJA: Menyiapkan Keterampilan dan Kompetensi Tenaga
Kerja
EKONOMI: Menyediakan Lapangan Kerja, Fleksibilitas Pasar Tenaga
Kerja, Keterbukaan Perdagangan dan Saving
PRASYARAT BONUS DEMOGRAFI
BONUS DEMOGRAFI
MERUPAKAN PELUANG
• Meningkatnya Jumlah dan Proporsi Penduduk Usia Produktif
memberikan Peluang untuk Pertumbuhan Ekonomi
TURUNNYA DEPENDENCY RATIO BERKONTRIBUSI BAGI
PERTUMBUHAN EKONOMI:
PENGALAMAN INTERNASIONAL
1960 - 2000
Pert.
GDP/th
(%)
Kontribusi (%) Bonus
Demografi thd
Pertumbuhan Ekonomi
Cina 7.0 9.2
Korsel 7.3 13.2
Singapura 8.2 13.6
Thailand 6.6 15.5
Sumber: 1. UN Population Prospect Rev. 10 dan Mawson &
Kinugasa 2005
2. Mawson, A and Kinugasa T, 2005. East Asian
Economic Development: Two Demographic Dividend
KERANGKA PIKIR RANCANGAN TEKNOKRATIS (RT)
RPJMN 2015 – 2019
GEOPOLITIK, GEOEKONOMI, BONUS DEMOGRAFI, AGENDA PASKA 2015,
PERUBAHAN IKLIM
POLHUKAM EKONOMI KESRA SDA-LH DAERAH
• RB
• Tertib hukum
• Anti korupsi
• Demokrasi
• Stabilitas DN
• Tranformasi
Struktur
• Resiliensi:
Pangan, Energi
dan Air
• Infrastruktur
• Inovasi
• Mutu SDM
• Kemiskinan
• Pemerataan
• Kesempatan
kerja
• SJSN
• Pengelolaan SDA
dan biodiversity
• Kelautan
• Mitigasi &
Adaptasi
Perubahan Iklim
• Pemerataan
• SPM terpenuhi
• Perkotaan -
Perdesaan
• Pelaksanaan
Desentralisasi
KERANGKA PELAKSANAAN/DELIVERY MECHANISM
Kerangka Pendanaan:
APBN dan Non-APBN
Kerangka Regulasi Kerangka
Kelembagaan
Amanat RPJP (untuk RPJMN III): Memantapkan pembangunan secara
menyeluruh di berbagai bidang dengan menekankan pencapaian daya
saing kompetitif perekonomian berlandaskan keunggulan SDA dan
SDM berkualitas, serta kemampuan IPTEK yang terus meningkat
• Membutuhkan
comprehensive reform
• Not Business as Usual (out of
the box)
• Prinsip berkelanjutan
• Terpadu, tidak sendiri-sendiri
2025-2030
Landasan
utk Menuju
Negara
Maju
Tema RPJMN
2015-2019
Pembangunan
yang Kuat,
Inklusif dan
Berkelanjutan
3. Isu Strategis, Sasaran, dan Arah
Kebijakan Reformasi Birokrasi
dalam RT RPJMN 2015-2019
“Tidak Ada Suatu Negara yang Menjadi Negara Maju tanpa Didukung
oleh Kelembagaan yang Tepat dan Kuat serta Birokrasi yang Bersih,
Produktif dan Efektif”
PERANAN BIROKRASI DALAM
PEMBANGUNAN NASIONAL
• Birokrasi yang baik meningkatkan daya saing dengan cara meningkatkan iklim
investasi yang dapat merangsang inovasi dan pertumbuhan;
• Birokrasi yang baik juga mendukung keberhasilan pembangunan di berbagai
bidang;
• Sebaliknya, birokrasi yang buruk akan menghambat pembangunan dan
sumber ketidakadilan  suburnya rente ekonomi serta tertekannya akses
untuk meningkatkan kapasitas dan memanfaatkan kesempatan
• Birokrasi yang buruk juga menciptakan ekonomi biaya tinggi, melalui:
1. Biaya korupsi (baik financial maupun non financial);
2. Biaya kepatuhan terhadap hukum dan aturan yang membebani (business-
unfriendly regulations);
3. Biaya dan keterlambatan dalam mengurus ijin, lisensi, dan persetujuan-
persetujuan yang diperlukan;
4. Biaya ketidakpastian hukum yang mengakibatkan meningkatnya resiko
bisnis.
Equity
Growth
Pembangunan Bidang Polhukhankam sebagai pra kondisi bagi peningkatan daya saing
nasional dan pencapaian keberhasilan pembangunan nasional di berbagai bidang
Indonesia yg Mandiri, Maju, Adil dan Makmur
Pembangunan yang Kuat, Inklusif, dan Berkelanjutan (2015-2019)
Daya Saing Nasional (berlandaskan SDA, SDM, IPTEK)
PEMBANGUNAN SEKTOR DAN WILAYAH
Pendidikan
Kesehatan
Ketahanan Pangan
Ketahanan Energi
Inovasi Teknologi
Infrastruktur
Sinergi Antar Daerah dan Antar Pusat-Daerah
PANCASILA - UUD 1945 - NKRI – BHINNEKA TUNGGAL IKA
Kerangka Pikir
Membangun
Landasan yang Kokoh
Bagi Pembangunan
Demokratisasi
Keadilan dan
Kepastian Hukum
Regulasi
Berkualitas
Birokrasi yang
Profesional
Kondisi Aman
dan Damai
LANDASAN
PEMBANGUNAN
24
EoDB
2014
CTRY RANK
SGP 1
MYS 6
THA 18
BRN 59
RUS 92
CHN 96
VNM 99
PHL 108
BRA 116
IDN 120
IND 134
KHM 137
LAO 159
MMR 182
CPI
2013
CTRY SCORE
SGP 86
BRN 60
MYS 50
BRA 42
CHN 40
IND 36
PHL 36
THA 35
IDN 32
VNM 31
RUS 28
LAO 26
MMR 21
KHM 20
CoC
2012
CTRY SCORE
SGP 2,15
BRN 0,64
MYS 0,30
BRA -0,07
THA -0,34
CHN -0,48
IND -0,57
VNM -0,56
IDN -0,66
PHL -0,58
RUS -1,01
LAO -1,04
KHM -1,04
MMR -1,12
GOV. EFF.
2012
CTRY SCORE
SGP 2,15
MYS 1,01
BRN 0,83
THA 0,21
PHL 0,08
CHN 0,01
BRA -0,12
IND -0,18
IDN -0,29
VNM -0,29
RUS -0,43
KHM -0,83
LAO -0,88
MMR -1,53
GCR (TOTAL)
2014-2015
CTRY RANK
SGP 2
MYS 20
CHN 28
THA 31
IDN 34
PHL 52
RUS 53
BRA 57
VNM 68
IND 71
LAO 93
KHM 95
MMR 134
BRN -
GCR (INST.)
2014-2015
CTRY RANK
SGP 3
MYS 20
CHN 47
LAO 63
IDN 53
PHL 67
IND 70
THA 84
VNM 92
BRA 94
RUS 97
KHM 119
MMR 136
BRN -
EoDB : Ease of Doing Business (IFC, WB) (2014)
CPI : Corruption Perception Index (TI)
CoC : Control of Corruption (WB)
Gov. Eff. : Government Effectiveness Index (WB)
GCR : Global Competitiveness Report (WEF)
GCR (Inst.): Global Competitiveness Report (Variabel Institution) - WEF
SGP: Singapore
MYS: Malaysia
THA: Thailand
BRN: Brunei
CHN: China
VNM: Vietnam
RUS: Russia
IDN: Indonesia
BRA: Brazil
IND: India
KHM: Cambodia
PHL: Philipina
LAO: Laos
MMR: Myanmar
Beberapa Indikator Kualitas Birokrasi
38 38
44
39
44 46 46 47 48 46 44
94 97 97 99 100 100 100 100 100 100 100
0
20
40
60
80
100
2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012
Indonesia Singapura
Perbandingan
Government Effectiveness *)
Percentile rank among all countries (ranges from 0 (lowest) to 100 (highest) rank)
*) Government effectiveness:
- Kapasitas merumuskan kebijakan dan melaksanakannya
- Kemampuan memberikan pelayanan publik
- Kualitas birokrasi (termasuk independensinya dari tekanan politik)
- Kualitas aparatur sipil negara 26
6. Ketidakstabilan politik
7. Peraturan mata uang asing
8. Etika kerja yang buruk
9. Tingkat pajak
10. Inkonsistensi kebijakan
11. Peraturan buruh yang
membatasi
No 2010 2011 2012 2013 2014
1
Birokrasi
pemerintah
Korupsi
Birokrasi
pemerintah
Korupsi Korupsi
2 Korupsi
Birokrasi
pemerintah
Korupsi
Birokrasi
Pemerintah
Akses pembiayaan
3 Infrastruktur Infrastruktur Infrastruktur Infrastruktur Inflasi
4
Akses
pembiayaan
Ketidakstabilan
politik
Etika kerja buruk
Akses pada
pembiayaan
Birokrasi
pemerintah
5 Inflasi Akses pembiayaan
Peraturan
ketenagakerjaan
Peraturan buruh
yang membatasi
Infrastruktur
1. Korupsi
2. Akses pada pembiayaan
3. Inflasi
4. Birokrasi pemerintah yang
tidak efisien
5. Infrastruktur yang tidak
memadai
12. Kriminalitas dan pencurian
13. Tenaga kerja terdidik yang
tidak memadai
14. Peraturan Pajak
15. Rendahnya kesehatan
masyarakat
16. Rendahnya kemampuan
berinovasi
The Most Problematic Factors in Doing
Business in Indonesia (WEF, Global Competitiveness Report 2014)
RPJPN2005-2025
SASARAN POKOK
RPJMN 2015-2019
Aparatur negara yang
profesional di pusat
dan daerah yang
mampu mendukung
pembangunan
nasional
CAPAIAN DAN
EVALUASI:
Opini WTP, Procurement;
Kemudahan Berusaha;
SPM; PTSP; Reformasi
Birokrasi; Akuntabilitas
Kinerja
ASPIRASI PUBLIK:
• Transparansi
• Akuntabilitas
• Partisipasi
• Kinerja
• Pelayanan yang
berkualitas
ISU STRATEJIK
BIROKRASI DALAM
RPJMN 2015-2019
GLOBALISASI
• Ketidakpastian
• Integrasi Ekonomi
• Kompetisi Global
(Middle Income
Trap, AEC, Asian
Century)
REVOLUSI ICT
• Dampak e-Govt
• Faster, Cheaper,
Better
• Keterbukaan
Informasi
Faktor Eksternal
- DEMOKRATISASI
- DESENTRALISASI
• Partisipasi
• Pro Rakyat
• Keadilan Sosial
BIROKRASI
• KKN
• Tidak Efisien/
Efektif
• Kapasitas Rendah
• Politisasi Birokrasi
Faktor Internal
BIROKRASI YANG
BERSIH DAN
AKUNTABEL
BIROKRASI YANG
EFEKTIF DAN
EFISIEN
PANCASILA&UUD’45
DayaSaingBangsaMeningkat
PertumbunganEkonomiTinggi
KesejahteraanRakyatMakin
Merata
PELAYANAN
PUBLIK YANG
BERKUALITAS
Isu Strategis dalam Rancangan
Teknokratik Pembangunan
Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi dalam RPJMN 2015-
2019
28
Sasaran Reformasi Birokrasi
1. Terwujudnya birokrasi yang
bersih dan akuntabel
2. Terwujudnya birokrasi yang
efektif dan efisien
3. Terwujudnya birokrasi yang
mampu memberikan
pelayanan yang berkualitas
29
Kebijakan
Reformasi harus dilanjutkan bahkan dipercepat secara
menyeluruh :
• Makro
– Membangun kelembagaan pemerintah yang efektif dan efisien melalui
penataan fungsi, ukuran, dan penguatan hubungan antar lembaga secara
bertahap
– Menata hubungan eksekutif dan legislatif tepat
– Menata hubungan pusat dan daerah
• Meso
– Menerapkan sistem integritas nasional pada setiap lembaga dan ASN
– Sistem manajemen keuangan dan kinerja yang transparan dan akuntabel
– Sistem pengawasan yang independen, profesional, berintegritas, dan
sinergis antar berbagai institusi pengawasan
– Memperkuat efektifitas manajemen kinerja pembangunan nasional
melalui penguatan perencanaan dan penganggaran, pelaksanaan, dan
pengendalian pembangunan 30
Kebijakan
• Mikro
– Membangun proses bisnis lembaga yang transparan, efektif, dan
efisien yang didukung oleh penerapan e-government
– Meningkatkan efisiensi birokrasi baik efisiensi belanja kegiatan
operasional maupun belanja kegiatan pembangunan
– Membangun sistem data dan informasi yang terintegrasi (one data)
• Tata Kelola SDM  Penerapan UU ASN
– Pembentukan dan penguatan Komite ASN
– Pembenahan tata kelola SDM pusat dan daerah di semua fasa karir aparatur
dengan sistem reward punishment yang adil (penerimaan, pendidikan,
penempatan, karir promosi/mutasi/rotasi/sanksi, pendapatan dan
pensiun, perlindungan hukum, dsb)
– Pembenahan jumlah dan distribusi birokrasi
31
Kebijakan
• Tata Kelola RB dan Pelayanan Publik
– Meningkatkan kapasitas kelembagaan pelayanan publik, termasuk
akselerasi penerapan e-services dan peningkatan partisipasi swasta
dalam penyelenggaraan pelayanan publik
– Meningkatkan kapasitas kelembagaan dan tatakelola pengelolaan
reformasi birokrasi nasional
– Meningkatkan kapasitas pengendalian pelaksanaan pelayanan
publik, termasuk penguatan keterlibatan masyarakat dalam
penyelenggaraan dan pegawasan pelayanan publik
32
TERIMA KASIH
33

More Related Content

What's hot

Pengentasan kemiskinan dan pemberdayaan masyarakat
Pengentasan kemiskinan dan pemberdayaan masyarakatPengentasan kemiskinan dan pemberdayaan masyarakat
Pengentasan kemiskinan dan pemberdayaan masyarakatSubianto Unmura
 
KEMISKINAN DAN KESENJANGAN PENDAPATAN
KEMISKINAN DAN KESENJANGAN PENDAPATAN KEMISKINAN DAN KESENJANGAN PENDAPATAN
KEMISKINAN DAN KESENJANGAN PENDAPATAN Dini Sri Rahayu
 
EKONOMI PEMBANGUNAN TERHADAP PENGANGGURAN DI INDONESIA
EKONOMI PEMBANGUNAN TERHADAP PENGANGGURAN DI INDONESIAEKONOMI PEMBANGUNAN TERHADAP PENGANGGURAN DI INDONESIA
EKONOMI PEMBANGUNAN TERHADAP PENGANGGURAN DI INDONESIAArini Nurmala Sari
 
Perekonomian kemiskinan dan kesenjangan pendapatan 6juli15
Perekonomian kemiskinan dan kesenjangan pendapatan 6juli15Perekonomian kemiskinan dan kesenjangan pendapatan 6juli15
Perekonomian kemiskinan dan kesenjangan pendapatan 6juli15agustinvidya
 
Ruri nurul jannah 6.6
Ruri nurul jannah 6.6Ruri nurul jannah 6.6
Ruri nurul jannah 6.6Ruri1139
 
Week 7 - kemiskinan dan kesenjangan pendapatan yusinadia sekar sari 11140023
Week 7    - kemiskinan dan kesenjangan pendapatan yusinadia sekar sari 11140023Week 7    - kemiskinan dan kesenjangan pendapatan yusinadia sekar sari 11140023
Week 7 - kemiskinan dan kesenjangan pendapatan yusinadia sekar sari 11140023Yusinadia Sekar Sari
 
Pengaruh tingkat pengangguran dan tingkat UMP terhadap tingkat kemiskinan Pro...
Pengaruh tingkat pengangguran dan tingkat UMP terhadap tingkat kemiskinan Pro...Pengaruh tingkat pengangguran dan tingkat UMP terhadap tingkat kemiskinan Pro...
Pengaruh tingkat pengangguran dan tingkat UMP terhadap tingkat kemiskinan Pro...Vinny Ariva
 
Pembangunan dan pemerataan ekonomi (piramida pembangunan)
Pembangunan dan pemerataan ekonomi (piramida pembangunan)Pembangunan dan pemerataan ekonomi (piramida pembangunan)
Pembangunan dan pemerataan ekonomi (piramida pembangunan)muktiimam
 
Program Penanggulangan Kemiskinan dalam Perencanaan Penganggaran
Program Penanggulangan Kemiskinan dalam Perencanaan PenganggaranProgram Penanggulangan Kemiskinan dalam Perencanaan Penganggaran
Program Penanggulangan Kemiskinan dalam Perencanaan PenganggaranPSEKP - UGM
 
Kemiskinan dan kesenjangan pendapatan
Kemiskinan dan kesenjangan pendapatanKemiskinan dan kesenjangan pendapatan
Kemiskinan dan kesenjangan pendapatanmariam Iam
 
Paket Informasi Dasar Penanggulangan Kemiskinan.
Paket Informasi Dasar Penanggulangan Kemiskinan. Paket Informasi Dasar Penanggulangan Kemiskinan.
Paket Informasi Dasar Penanggulangan Kemiskinan. Oswar Mungkasa
 
Kelompok 4
Kelompok 4Kelompok 4
Kelompok 4olerafif
 
Kemiskinan, ketimpangan, dan pembangunan
Kemiskinan, ketimpangan, dan pembangunanKemiskinan, ketimpangan, dan pembangunan
Kemiskinan, ketimpangan, dan pembangunanArief Anzarullah
 
Kebijakan Pembangunan Sumber Daya Manusia dalam Menghadapi Periode Bonus Demo...
Kebijakan Pembangunan Sumber Daya Manusia dalam Menghadapi Periode Bonus Demo...Kebijakan Pembangunan Sumber Daya Manusia dalam Menghadapi Periode Bonus Demo...
Kebijakan Pembangunan Sumber Daya Manusia dalam Menghadapi Periode Bonus Demo...Kadir Ruslan
 
Program Penanggulangan Kemiskinan - Andika Azzi Djannata
Program Penanggulangan Kemiskinan - Andika Azzi Djannata   Program Penanggulangan Kemiskinan - Andika Azzi Djannata
Program Penanggulangan Kemiskinan - Andika Azzi Djannata Perpus Maya
 
Strategi Percepatan Penanggulangan Kemiskinan: Penguatan Kelembagaan Pusat da...
Strategi Percepatan Penanggulangan Kemiskinan: Penguatan Kelembagaan Pusat da...Strategi Percepatan Penanggulangan Kemiskinan: Penguatan Kelembagaan Pusat da...
Strategi Percepatan Penanggulangan Kemiskinan: Penguatan Kelembagaan Pusat da...Oswar Mungkasa
 
PENDEKATAN GWR (GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION)
PENDEKATAN GWR (GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION)PENDEKATAN GWR (GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION)
PENDEKATAN GWR (GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION)Marnii amiru
 
Bonus demografi pop_dev
Bonus demografi pop_devBonus demografi pop_dev
Bonus demografi pop_devKadir Ruslan
 

What's hot (19)

Pengentasan kemiskinan dan pemberdayaan masyarakat
Pengentasan kemiskinan dan pemberdayaan masyarakatPengentasan kemiskinan dan pemberdayaan masyarakat
Pengentasan kemiskinan dan pemberdayaan masyarakat
 
KEMISKINAN DAN KESENJANGAN PENDAPATAN
KEMISKINAN DAN KESENJANGAN PENDAPATAN KEMISKINAN DAN KESENJANGAN PENDAPATAN
KEMISKINAN DAN KESENJANGAN PENDAPATAN
 
EKONOMI PEMBANGUNAN TERHADAP PENGANGGURAN DI INDONESIA
EKONOMI PEMBANGUNAN TERHADAP PENGANGGURAN DI INDONESIAEKONOMI PEMBANGUNAN TERHADAP PENGANGGURAN DI INDONESIA
EKONOMI PEMBANGUNAN TERHADAP PENGANGGURAN DI INDONESIA
 
Perekonomian kemiskinan dan kesenjangan pendapatan 6juli15
Perekonomian kemiskinan dan kesenjangan pendapatan 6juli15Perekonomian kemiskinan dan kesenjangan pendapatan 6juli15
Perekonomian kemiskinan dan kesenjangan pendapatan 6juli15
 
Ruri nurul jannah 6.6
Ruri nurul jannah 6.6Ruri nurul jannah 6.6
Ruri nurul jannah 6.6
 
Week 7 - kemiskinan dan kesenjangan pendapatan yusinadia sekar sari 11140023
Week 7    - kemiskinan dan kesenjangan pendapatan yusinadia sekar sari 11140023Week 7    - kemiskinan dan kesenjangan pendapatan yusinadia sekar sari 11140023
Week 7 - kemiskinan dan kesenjangan pendapatan yusinadia sekar sari 11140023
 
Pengaruh tingkat pengangguran dan tingkat UMP terhadap tingkat kemiskinan Pro...
Pengaruh tingkat pengangguran dan tingkat UMP terhadap tingkat kemiskinan Pro...Pengaruh tingkat pengangguran dan tingkat UMP terhadap tingkat kemiskinan Pro...
Pengaruh tingkat pengangguran dan tingkat UMP terhadap tingkat kemiskinan Pro...
 
Pembangunan dan pemerataan ekonomi (piramida pembangunan)
Pembangunan dan pemerataan ekonomi (piramida pembangunan)Pembangunan dan pemerataan ekonomi (piramida pembangunan)
Pembangunan dan pemerataan ekonomi (piramida pembangunan)
 
Program Penanggulangan Kemiskinan dalam Perencanaan Penganggaran
Program Penanggulangan Kemiskinan dalam Perencanaan PenganggaranProgram Penanggulangan Kemiskinan dalam Perencanaan Penganggaran
Program Penanggulangan Kemiskinan dalam Perencanaan Penganggaran
 
Bonus Demografi
Bonus DemografiBonus Demografi
Bonus Demografi
 
Kemiskinan dan kesenjangan pendapatan
Kemiskinan dan kesenjangan pendapatanKemiskinan dan kesenjangan pendapatan
Kemiskinan dan kesenjangan pendapatan
 
Paket Informasi Dasar Penanggulangan Kemiskinan.
Paket Informasi Dasar Penanggulangan Kemiskinan. Paket Informasi Dasar Penanggulangan Kemiskinan.
Paket Informasi Dasar Penanggulangan Kemiskinan.
 
Kelompok 4
Kelompok 4Kelompok 4
Kelompok 4
 
Kemiskinan, ketimpangan, dan pembangunan
Kemiskinan, ketimpangan, dan pembangunanKemiskinan, ketimpangan, dan pembangunan
Kemiskinan, ketimpangan, dan pembangunan
 
Kebijakan Pembangunan Sumber Daya Manusia dalam Menghadapi Periode Bonus Demo...
Kebijakan Pembangunan Sumber Daya Manusia dalam Menghadapi Periode Bonus Demo...Kebijakan Pembangunan Sumber Daya Manusia dalam Menghadapi Periode Bonus Demo...
Kebijakan Pembangunan Sumber Daya Manusia dalam Menghadapi Periode Bonus Demo...
 
Program Penanggulangan Kemiskinan - Andika Azzi Djannata
Program Penanggulangan Kemiskinan - Andika Azzi Djannata   Program Penanggulangan Kemiskinan - Andika Azzi Djannata
Program Penanggulangan Kemiskinan - Andika Azzi Djannata
 
Strategi Percepatan Penanggulangan Kemiskinan: Penguatan Kelembagaan Pusat da...
Strategi Percepatan Penanggulangan Kemiskinan: Penguatan Kelembagaan Pusat da...Strategi Percepatan Penanggulangan Kemiskinan: Penguatan Kelembagaan Pusat da...
Strategi Percepatan Penanggulangan Kemiskinan: Penguatan Kelembagaan Pusat da...
 
PENDEKATAN GWR (GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION)
PENDEKATAN GWR (GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION)PENDEKATAN GWR (GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION)
PENDEKATAN GWR (GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION)
 
Bonus demografi pop_dev
Bonus demografi pop_devBonus demografi pop_dev
Bonus demografi pop_dev
 

Viewers also liked

Viewers also liked (9)

Geopolitik (indo)
Geopolitik (indo)Geopolitik (indo)
Geopolitik (indo)
 
Budaya bangka
Budaya bangkaBudaya bangka
Budaya bangka
 
Perencanaan Pembangunan
Perencanaan Pembangunan Perencanaan Pembangunan
Perencanaan Pembangunan
 
Prospek Investasi di Kabupaten Belitung by BAPPEDA BELITUNG
Prospek Investasi di Kabupaten Belitung by BAPPEDA BELITUNGProspek Investasi di Kabupaten Belitung by BAPPEDA BELITUNG
Prospek Investasi di Kabupaten Belitung by BAPPEDA BELITUNG
 
Paparan mengenai perencanaan_pembangunan
Paparan mengenai perencanaan_pembangunanPaparan mengenai perencanaan_pembangunan
Paparan mengenai perencanaan_pembangunan
 
02. mekanisme pelaksanaan program pisew 2016 edit perdesaan status 2016-04-11
02. mekanisme pelaksanaan program pisew 2016 edit perdesaan status 2016-04-1102. mekanisme pelaksanaan program pisew 2016 edit perdesaan status 2016-04-11
02. mekanisme pelaksanaan program pisew 2016 edit perdesaan status 2016-04-11
 
Geopolitik ppt
Geopolitik pptGeopolitik ppt
Geopolitik ppt
 
Peraturan Zonasi
Peraturan ZonasiPeraturan Zonasi
Peraturan Zonasi
 
BANGKA BELITUNG
BANGKA BELITUNGBANGKA BELITUNG
BANGKA BELITUNG
 

Similar to Paparan Wamen PPN Bappenas - RBSummit

Makalah Dampak Kemiskinan IPAS.docx
Makalah Dampak Kemiskinan IPAS.docxMakalah Dampak Kemiskinan IPAS.docx
Makalah Dampak Kemiskinan IPAS.docxByOneNet
 
tifa_persoalanketimpangan_erani_0.pptx
tifa_persoalanketimpangan_erani_0.pptxtifa_persoalanketimpangan_erani_0.pptx
tifa_persoalanketimpangan_erani_0.pptxAruel Gtl
 
Paparan kebijakan penanggulangan kemiskinan perdesaan bali 020914
Paparan kebijakan penanggulangan kemiskinan perdesaan bali 020914Paparan kebijakan penanggulangan kemiskinan perdesaan bali 020914
Paparan kebijakan penanggulangan kemiskinan perdesaan bali 020914Sutardjo ( Mang Ojo )
 
Kontribusi unsur unsur perkembangan ekonomi indonesia terhadap kemiskinan di ...
Kontribusi unsur unsur perkembangan ekonomi indonesia terhadap kemiskinan di ...Kontribusi unsur unsur perkembangan ekonomi indonesia terhadap kemiskinan di ...
Kontribusi unsur unsur perkembangan ekonomi indonesia terhadap kemiskinan di ...Ariyadi Prakoso
 
Perencanaan dan Penganggaran untuk Penanggulagnan Kemiskinan
Perencanaan dan Penganggaran untuk Penanggulagnan KemiskinanPerencanaan dan Penganggaran untuk Penanggulagnan Kemiskinan
Perencanaan dan Penganggaran untuk Penanggulagnan Kemiskinankhoiril anwar
 
Paparan penanganan masalah sosial kemasyarakatan
Paparan penanganan masalah sosial kemasyarakatanPaparan penanganan masalah sosial kemasyarakatan
Paparan penanganan masalah sosial kemasyarakatanWdd Wuryanto
 
804-1273-1-PB.pdf
804-1273-1-PB.pdf804-1273-1-PB.pdf
804-1273-1-PB.pdfMustani98
 
Penduduk dan sumber daya manusia , dasar ilmu sosial
Penduduk dan sumber daya manusia , dasar ilmu sosialPenduduk dan sumber daya manusia , dasar ilmu sosial
Penduduk dan sumber daya manusia , dasar ilmu sosialfaisalhasan48
 
Pertumbuhan penduduk dan kemiskinan
Pertumbuhan penduduk dan kemiskinanPertumbuhan penduduk dan kemiskinan
Pertumbuhan penduduk dan kemiskinanTaruna Wibowo
 
Proceedings Magister Ilmu Ekonomi 2013
Proceedings Magister Ilmu Ekonomi 2013Proceedings Magister Ilmu Ekonomi 2013
Proceedings Magister Ilmu Ekonomi 2013Muhammad Harto
 
Isu pengembangan wilayah
Isu pengembangan wilayah  Isu pengembangan wilayah
Isu pengembangan wilayah Hafida Siti
 
Sinergi kebijakan MP3EI dengan Creative Destruction
Sinergi kebijakan MP3EI dengan Creative DestructionSinergi kebijakan MP3EI dengan Creative Destruction
Sinergi kebijakan MP3EI dengan Creative DestructionTri Cahyono
 
SKRIPSI YOLANDA ASLI.docx
SKRIPSI YOLANDA ASLI.docxSKRIPSI YOLANDA ASLI.docx
SKRIPSI YOLANDA ASLI.docxMustani98
 
kemiskinan dan kesenjangan pendapatan
kemiskinan dan kesenjangan pendapatan kemiskinan dan kesenjangan pendapatan
kemiskinan dan kesenjangan pendapatan Nursyidah alit
 

Similar to Paparan Wamen PPN Bappenas - RBSummit (20)

Makalah Dampak Kemiskinan IPAS.docx
Makalah Dampak Kemiskinan IPAS.docxMakalah Dampak Kemiskinan IPAS.docx
Makalah Dampak Kemiskinan IPAS.docx
 
Jurnal kemiskinan 4
Jurnal kemiskinan 4Jurnal kemiskinan 4
Jurnal kemiskinan 4
 
tifa_persoalanketimpangan_erani_0.pptx
tifa_persoalanketimpangan_erani_0.pptxtifa_persoalanketimpangan_erani_0.pptx
tifa_persoalanketimpangan_erani_0.pptx
 
Pertumbuhan & kemiskinan
Pertumbuhan & kemiskinanPertumbuhan & kemiskinan
Pertumbuhan & kemiskinan
 
Paparan kebijakan penanggulangan kemiskinan perdesaan bali 020914
Paparan kebijakan penanggulangan kemiskinan perdesaan bali 020914Paparan kebijakan penanggulangan kemiskinan perdesaan bali 020914
Paparan kebijakan penanggulangan kemiskinan perdesaan bali 020914
 
Kontribusi unsur unsur perkembangan ekonomi indonesia terhadap kemiskinan di ...
Kontribusi unsur unsur perkembangan ekonomi indonesia terhadap kemiskinan di ...Kontribusi unsur unsur perkembangan ekonomi indonesia terhadap kemiskinan di ...
Kontribusi unsur unsur perkembangan ekonomi indonesia terhadap kemiskinan di ...
 
Perencanaan dan Penganggaran untuk Penanggulagnan Kemiskinan
Perencanaan dan Penganggaran untuk Penanggulagnan KemiskinanPerencanaan dan Penganggaran untuk Penanggulagnan Kemiskinan
Perencanaan dan Penganggaran untuk Penanggulagnan Kemiskinan
 
Paparan penanganan masalah sosial kemasyarakatan
Paparan penanganan masalah sosial kemasyarakatanPaparan penanganan masalah sosial kemasyarakatan
Paparan penanganan masalah sosial kemasyarakatan
 
804-1273-1-PB.pdf
804-1273-1-PB.pdf804-1273-1-PB.pdf
804-1273-1-PB.pdf
 
Penduduk dan sumber daya manusia , dasar ilmu sosial
Penduduk dan sumber daya manusia , dasar ilmu sosialPenduduk dan sumber daya manusia , dasar ilmu sosial
Penduduk dan sumber daya manusia , dasar ilmu sosial
 
Pertumbuhan penduduk dan kemiskinan
Pertumbuhan penduduk dan kemiskinanPertumbuhan penduduk dan kemiskinan
Pertumbuhan penduduk dan kemiskinan
 
Proceedings Magister Ilmu Ekonomi 2013
Proceedings Magister Ilmu Ekonomi 2013Proceedings Magister Ilmu Ekonomi 2013
Proceedings Magister Ilmu Ekonomi 2013
 
PROCEEDINGS MIE 2013
PROCEEDINGS MIE 2013PROCEEDINGS MIE 2013
PROCEEDINGS MIE 2013
 
Isu pengembangan wilayah
Isu pengembangan wilayah  Isu pengembangan wilayah
Isu pengembangan wilayah
 
Sinergi kebijakan MP3EI dengan Creative Destruction
Sinergi kebijakan MP3EI dengan Creative DestructionSinergi kebijakan MP3EI dengan Creative Destruction
Sinergi kebijakan MP3EI dengan Creative Destruction
 
Perekonomian indonesia
Perekonomian indonesiaPerekonomian indonesia
Perekonomian indonesia
 
SKRIPSI YOLANDA ASLI.docx
SKRIPSI YOLANDA ASLI.docxSKRIPSI YOLANDA ASLI.docx
SKRIPSI YOLANDA ASLI.docx
 
05.2 bab 2.docx
05.2 bab 2.docx05.2 bab 2.docx
05.2 bab 2.docx
 
05.2 bab 2.docx
05.2 bab 2.docx05.2 bab 2.docx
05.2 bab 2.docx
 
kemiskinan dan kesenjangan pendapatan
kemiskinan dan kesenjangan pendapatan kemiskinan dan kesenjangan pendapatan
kemiskinan dan kesenjangan pendapatan
 

More from Kurniawan Saputra

Intervensi Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk Percepatan Reformasi Biro...
Intervensi Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk Percepatan Reformasi Biro...Intervensi Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk Percepatan Reformasi Biro...
Intervensi Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk Percepatan Reformasi Biro...Kurniawan Saputra
 
Reformasi Birokrasi Tidak Perlu Lagi?
Reformasi Birokrasi Tidak Perlu Lagi?Reformasi Birokrasi Tidak Perlu Lagi?
Reformasi Birokrasi Tidak Perlu Lagi?Kurniawan Saputra
 
Mewujudkan Pelayanan Prima dalam Bidang Perijinan
Mewujudkan Pelayanan Prima dalam Bidang PerijinanMewujudkan Pelayanan Prima dalam Bidang Perijinan
Mewujudkan Pelayanan Prima dalam Bidang PerijinanKurniawan Saputra
 
Usulan Strategi MakroREFORMASI BIROKRASI dan PENGAWASAN NASIONAL Pemerintahan...
Usulan Strategi MakroREFORMASI BIROKRASI dan PENGAWASAN NASIONAL Pemerintahan...Usulan Strategi MakroREFORMASI BIROKRASI dan PENGAWASAN NASIONAL Pemerintahan...
Usulan Strategi MakroREFORMASI BIROKRASI dan PENGAWASAN NASIONAL Pemerintahan...Kurniawan Saputra
 
MANAJEMEN SDM UNTUK ASN KINERJA TINGGI
MANAJEMEN SDM UNTUK ASN KINERJA TINGGIMANAJEMEN SDM UNTUK ASN KINERJA TINGGI
MANAJEMEN SDM UNTUK ASN KINERJA TINGGIKurniawan Saputra
 
Politisasi Birokrasi dan Pemilihan Umum di Indonesia
Politisasi Birokrasi dan Pemilihan Umum di IndonesiaPolitisasi Birokrasi dan Pemilihan Umum di Indonesia
Politisasi Birokrasi dan Pemilihan Umum di IndonesiaKurniawan Saputra
 
MANAJEMEN SDMADALAM PERSPEKTIF UU ASN
MANAJEMEN SDMADALAM PERSPEKTIF UU ASNMANAJEMEN SDMADALAM PERSPEKTIF UU ASN
MANAJEMEN SDMADALAM PERSPEKTIF UU ASNKurniawan Saputra
 
Panel 1.1 - Presentasi Reformasi Birokrasi dan Reformasi Regulasi (Eryanto Nu...
Panel 1.1 - Presentasi Reformasi Birokrasi dan Reformasi Regulasi (Eryanto Nu...Panel 1.1 - Presentasi Reformasi Birokrasi dan Reformasi Regulasi (Eryanto Nu...
Panel 1.1 - Presentasi Reformasi Birokrasi dan Reformasi Regulasi (Eryanto Nu...Kurniawan Saputra
 
Panel 1.1 - Perlunya Kementerian Koordinator Agraria & Ling, Hidup (Rachman)
Panel 1.1 - Perlunya Kementerian Koordinator Agraria & Ling, Hidup (Rachman)Panel 1.1 - Perlunya Kementerian Koordinator Agraria & Ling, Hidup (Rachman)
Panel 1.1 - Perlunya Kementerian Koordinator Agraria & Ling, Hidup (Rachman)Kurniawan Saputra
 
Panel 1.1 - Kemenkuhmham (Wicipto)
Panel 1.1 - Kemenkuhmham (Wicipto)Panel 1.1 - Kemenkuhmham (Wicipto)
Panel 1.1 - Kemenkuhmham (Wicipto)Kurniawan Saputra
 
Panel 1.1 - Kemendagri (Prof.Dr.H.Djohermansyah)
Panel 1.1 - Kemendagri (Prof.Dr.H.Djohermansyah)Panel 1.1 - Kemendagri (Prof.Dr.H.Djohermansyah)
Panel 1.1 - Kemendagri (Prof.Dr.H.Djohermansyah)Kurniawan Saputra
 
Walikota Mataram - Pelayanan Publik
Walikota Mataram  - Pelayanan PublikWalikota Mataram  - Pelayanan Publik
Walikota Mataram - Pelayanan PublikKurniawan Saputra
 
Akuntabilitas sosial sebagai instrumen penilaian birokrasi pelayanan publik
Akuntabilitas sosial sebagai instrumen penilaian birokrasi pelayanan publikAkuntabilitas sosial sebagai instrumen penilaian birokrasi pelayanan publik
Akuntabilitas sosial sebagai instrumen penilaian birokrasi pelayanan publikKurniawan Saputra
 
RB Summit Deputi Balaks(Rini Widianto,SH,MPH)
RB Summit Deputi Balaks(Rini Widianto,SH,MPH)RB Summit Deputi Balaks(Rini Widianto,SH,MPH)
RB Summit Deputi Balaks(Rini Widianto,SH,MPH)Kurniawan Saputra
 
Paparan Arsitektur Kabinet LAN
Paparan Arsitektur Kabinet LANPaparan Arsitektur Kabinet LAN
Paparan Arsitektur Kabinet LANKurniawan Saputra
 

More from Kurniawan Saputra (20)

Implementasie-Procurement
Implementasie-ProcurementImplementasie-Procurement
Implementasie-Procurement
 
Pengembangan e-Government
Pengembangan e-GovernmentPengembangan e-Government
Pengembangan e-Government
 
Intervensi Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk Percepatan Reformasi Biro...
Intervensi Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk Percepatan Reformasi Biro...Intervensi Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk Percepatan Reformasi Biro...
Intervensi Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk Percepatan Reformasi Biro...
 
Reformasi Birokrasi Tidak Perlu Lagi?
Reformasi Birokrasi Tidak Perlu Lagi?Reformasi Birokrasi Tidak Perlu Lagi?
Reformasi Birokrasi Tidak Perlu Lagi?
 
Mewujudkan Pelayanan Prima dalam Bidang Perijinan
Mewujudkan Pelayanan Prima dalam Bidang PerijinanMewujudkan Pelayanan Prima dalam Bidang Perijinan
Mewujudkan Pelayanan Prima dalam Bidang Perijinan
 
Usulan Strategi MakroREFORMASI BIROKRASI dan PENGAWASAN NASIONAL Pemerintahan...
Usulan Strategi MakroREFORMASI BIROKRASI dan PENGAWASAN NASIONAL Pemerintahan...Usulan Strategi MakroREFORMASI BIROKRASI dan PENGAWASAN NASIONAL Pemerintahan...
Usulan Strategi MakroREFORMASI BIROKRASI dan PENGAWASAN NASIONAL Pemerintahan...
 
MANAJEMEN SDM UNTUK ASN KINERJA TINGGI
MANAJEMEN SDM UNTUK ASN KINERJA TINGGIMANAJEMEN SDM UNTUK ASN KINERJA TINGGI
MANAJEMEN SDM UNTUK ASN KINERJA TINGGI
 
Politisasi Birokrasi dan Pemilihan Umum di Indonesia
Politisasi Birokrasi dan Pemilihan Umum di IndonesiaPolitisasi Birokrasi dan Pemilihan Umum di Indonesia
Politisasi Birokrasi dan Pemilihan Umum di Indonesia
 
MANAJEMEN SDMADALAM PERSPEKTIF UU ASN
MANAJEMEN SDMADALAM PERSPEKTIF UU ASNMANAJEMEN SDMADALAM PERSPEKTIF UU ASN
MANAJEMEN SDMADALAM PERSPEKTIF UU ASN
 
Panel 1.1 - Presentasi Reformasi Birokrasi dan Reformasi Regulasi (Eryanto Nu...
Panel 1.1 - Presentasi Reformasi Birokrasi dan Reformasi Regulasi (Eryanto Nu...Panel 1.1 - Presentasi Reformasi Birokrasi dan Reformasi Regulasi (Eryanto Nu...
Panel 1.1 - Presentasi Reformasi Birokrasi dan Reformasi Regulasi (Eryanto Nu...
 
Panel 1.1 - Perlunya Kementerian Koordinator Agraria & Ling, Hidup (Rachman)
Panel 1.1 - Perlunya Kementerian Koordinator Agraria & Ling, Hidup (Rachman)Panel 1.1 - Perlunya Kementerian Koordinator Agraria & Ling, Hidup (Rachman)
Panel 1.1 - Perlunya Kementerian Koordinator Agraria & Ling, Hidup (Rachman)
 
Panel 1.1 - Kemenkuhmham (Wicipto)
Panel 1.1 - Kemenkuhmham (Wicipto)Panel 1.1 - Kemenkuhmham (Wicipto)
Panel 1.1 - Kemenkuhmham (Wicipto)
 
Panel 1.1 - Kemendagri (Prof.Dr.H.Djohermansyah)
Panel 1.1 - Kemendagri (Prof.Dr.H.Djohermansyah)Panel 1.1 - Kemendagri (Prof.Dr.H.Djohermansyah)
Panel 1.1 - Kemendagri (Prof.Dr.H.Djohermansyah)
 
Reformasi Birokrasi
Reformasi BirokrasiReformasi Birokrasi
Reformasi Birokrasi
 
Walikota Mataram - Pelayanan Publik
Walikota Mataram  - Pelayanan PublikWalikota Mataram  - Pelayanan Publik
Walikota Mataram - Pelayanan Publik
 
Akuntabilitas sosial sebagai instrumen penilaian birokrasi pelayanan publik
Akuntabilitas sosial sebagai instrumen penilaian birokrasi pelayanan publikAkuntabilitas sosial sebagai instrumen penilaian birokrasi pelayanan publik
Akuntabilitas sosial sebagai instrumen penilaian birokrasi pelayanan publik
 
Walikota Denpasar RB Summit
Walikota Denpasar RB SummitWalikota Denpasar RB Summit
Walikota Denpasar RB Summit
 
Bupati Gorontalo RB Summit
Bupati Gorontalo RB Summit Bupati Gorontalo RB Summit
Bupati Gorontalo RB Summit
 
RB Summit Deputi Balaks(Rini Widianto,SH,MPH)
RB Summit Deputi Balaks(Rini Widianto,SH,MPH)RB Summit Deputi Balaks(Rini Widianto,SH,MPH)
RB Summit Deputi Balaks(Rini Widianto,SH,MPH)
 
Paparan Arsitektur Kabinet LAN
Paparan Arsitektur Kabinet LANPaparan Arsitektur Kabinet LAN
Paparan Arsitektur Kabinet LAN
 

Paparan Wamen PPN Bappenas - RBSummit

  • 1. Oleh: Dr. Ir. Lukita Dinarsyah Tuwo, MA Wakil Menteri PPN/ Wakil Kepala Bappenas Disampaikan dalam Pertemuan Puncak Reformasi Birokrasi yang Diselenggarakan oleh Reform the Reformers – C JS Luwansa Hotel, Jakarta, 9 September 2014 REFORMASI BIROKRASI UNTUK MENUNJANG KEBERHASILAN PEMBANGUNAN NASIONAL KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL
  • 2. OUTLINE 1. Kesenjangan dalam Pembangunan 2. Tantangan dan Kerangka Pembangunan Nasional 2015-2019 3. Isu strategis dan Arah Kebijakan Reformasi Birokrasi 2015-2019
  • 3. 1. Isu Kesenjangan dalam Pembangunan “Masalah Kesenjangan dan Keadilan Sangat Berbahaya Bagi Keutuhan Bangsa dan Lancarnya Pelaksanaan Pembangunan – Mengganggu Kohesi Sosial dan Modal Sosial”
  • 4. Ketimpangan di Indonesia • Sebelum krisis ekonomi 1997/1998 – Pertumbuhan ekonomi telah berhasil mengurangi kesenjangan (Akita et al, 2011), (van der Eng, 2009), and (Cameron, 2000). • Menjelang krisis – Kesenjangan mulai melebar (Frankema & Marks, 2009; Leigh & van der Eng, 2010; van Leeuwen & Foldvari, 2012) – Meskipun pertumbuhan merata di seluruh tingkat ekonomi, ketimpangan wilayah mulai terjadi dengan pertumbuhan di Jawa lebih tinggi dibandingkan daerah lain (Hill, 2008; Hill et al, 2008), and • Setelah krisis ekonomi – Ketimpangan cenderung meningkat terutama antar kelompok ekonomi dan antar kota-desa (Akita, 2002; Akita & Miyata, 2008, Skoufias, 2001; Sumarto, 2013; Suryadarma et al, 2005, 2006; Yusuf and Rum, 2013). 4
  • 5. Kesenjangan di Indonesia Meningkat sejak Krisis Finansial Asia… Sumber: Vivi Alatas, Bank Dunia, diolah dari Data Susenas Notes: Nominal consumption Gini coefficient Asian Financial Crisis inequality broadly stable, beginning to rise at the end of the period… …until the AFC, which affected the rich more than the poor… …however, the subsequent economic recovery and sustained period of growth has seen inequality rising again
  • 6. Kesenjangan di Indonesia relatif tinggi untuk Asia Timur, tapi sekitar rata-rata untuk LMI Sumber: Vivi Alatas, Bank Dunia, diolah dari World Development Indicators, Susenas Notes: Latest year available, ranges from 2000 to 2012. Some coefficients are for income, some for consumption OECD highest 5 East Asia Lower Middle Income
  • 7. TINGKAT KEMISKINAN MENURUN PERIODE 2009-2014 Tingkat kemiskinan pada bulan Maret 2014 adalah sebesar 11,25 persen atau turun 0,11% dibandingkan Maret 2013. Namun, penurunan ini melambat dan diikuti dengan kenaikan kesenjangan (GINI Ratio) • Sejak tahun 2011, penurunan kemiskinan melambat, secara absolut menurun kurang dari 1 juta penduduk miskin per tahun. Hal ini disebabkan oleh kondisi kemiskinan sekarang sudah mencapai tahap yg kronis dan kondisi makroekonomi yang belum optimal, serta struktur ekonomi yang didominasi sektor informal • Disparitas antar propinsi masih terjadi dengan tingkat kemiskinan propinsi di Indonesia Bagian Timur relatif lebih tinggi dibandingkan Indonesia Bagian Barat. • Pertumbuhan ekonomi yang melambat, dan tekanan inflasi meningkat • Sumber pertumbuhan ekonomi, relatif lebih sedikit menyerap tenaga kerja formal (decent job) • Tidak maksimalnya efektivitas pelaksanaan program-program pengurangan kemiskinan • Makin sulitnya upaya menjangkau penduduk miskin karena keadaan geografis dan kondisi lainnya Berbagai Kondisi Ekonomi Yang Terjadi Mendorong Lambatnya Penurunan Kemiskinan dan Kesenjangan Penurunan Kemiskinan dan Target tingkat Kemiskinan 2009-2014 0.2 0.25 0.3 0.35 0.4 0.45 10 12 14 16 18 20 22 24 26 1990 1993 1996 1999 2000 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 Tingkat Kemiskinan Index Gini Pre-krisis Post-krisis dan reformasi Krisis Keuangan Asia Sumber: BPS, diolah sendiri 7
  • 8. GAP KOEFISIEN GINI ANTAR PROPINSI Kecenderungan gap antar propinsi semakin lebar dengan GINI Nasional Mendekati Angka GINI Tertinggi 0.35 0.37 0.38 0.41 0.41 0.413 0.26 0.29 0.30 0.30 0.29 0.313 0.40 0.38 0.41 0.42 0.44 0.442 0.20 0.25 0.30 0.35 0.40 0.45 0.50 2008 2009 2010 2011 2012 2013 Nasional Bangka Belitung Papua Sumber: BPS, diolah sendiri 8
  • 9. Sumber: Asia Competitiveness Institute. Tahun 2013 INDIKATOR PEMBANGUNAN WILAYAH Peta Daya Saing Daerah* *) diukur dengan 91 indikator yang dikelompokkan dalam empat aspek: (i) macroeconomic stability, (ii) government and institutional setting, (iii) financial, business, and manpower condition, and (iv) quality of life and infrastructure development
  • 10. KESENJANGAN ANTARWILAYAH Wilayah Sumatera Share PDRB thdp 33 Prov 23,77% Pertumb. Ekonomi 8.21% PDRB/kapita (Juta Rp) 30,53 Tingkat Kemiskinan 12,07 % Jmlh penduduk miskin (ribu jiwa) 6.177,20 Tingkat Pengangguran 5,66% Wilayah Kalimantan Share PDRB thdp 33 Prov 9,30 % Pertumb. Ekonomi 4,83 % PDRB/kapita (Juta Rp) 43,70 Tingkat Kemiskinan 6,69 % Jmlh penduduk miskin (ribu jiwa) 932,90 Tingkat Pengangguran 5,30% Wilayah Sulawesi Share PDRB thdp 33 Prov 4,74 % Pertumb. Ekonomi 8,67% PDRB/kapita (Juta Rp) 17,86 Tingkat Kemiskinan 13,99 % Jmlh penduduk miskin (rb jiwa) 2.045,60 Tingkat Pengangguran 5,23 % Wilayah Papua Share PDRB thdp 33 Prov 1,79 % Pertumb. Ekonomi 6,38 % PDRB/kapita (Juta Rp) 30,43 Tingkat Kemiskinan 30,50% Jmlh penduduk miskin (rb jiwa) 1.199,6 0 Tingkat Pengangguran 3,97% Wilayah Maluku Share PDRB thdp 33 Prov 0,27 % Pertumb. Ekonomi 7,33 % PDRB/kapita (Juta Rp) 6,80 Tingkat Kemiskinan 16,42% Jmlh penduduk miskin (rb jiwa) 427,20 Tingkat Pengangguran 6,37 % Wilayah Nusa Tenggara Share PDRB thdp 33 Prov 1,26 % Pertumb. Ekonomi 1,54 % PDRB/kapita (Juta Rp) 8,97 Tingkat Kemiskinan 19,79% Jmlh penduduk miskin (rb jiwa) 828,30 Tingkat Pengangguran 4,06 % Wilayah Jawa-Bali Share PDRB thdp 33 Prov 58,87% Pertumb. Ekonomi 6.58% PDRB/kapita (Juta Rp) 27,61 Tingkat Kemiskinan 11,36 % Jmlh penduduk miskin (rb jiwa) 15.983,60 Tingkat Pengangguran 6,65 % Sumber : BPS 2012 (diolah) Nasional 2012  Pertumbuhan Ekonomi = 6,23 %, Tingkat Kemiskinan 2012 (Februari) = 11, 96% Tingkat Pengangguran Terbuka 2012 (Agustus) = 6,80 % PDB/kapita: Rp 33,75 juta ; PDRB/kapita (33 prov): Rp 27,56 juta
  • 11. 5.66 3.88 1.84 1.68 1.64 1.54 1.38 1.34 1.21 1.15 1.14 1.12 1.08 1.07 1.00 0.84 0.68 0.68 0.64 0.57 0.57 0.55 0.54 0.51 0.50 0.47 0.47 0.46 0.44 0.41 0.34 0.23 0.16 0.12 0.00 1.00 2.00 3.00 4.00 5.00 6.00 Irian Jaya Barat Maluku Aceh Sulawesi Tengah Sulawesi Tenggara Sumatera Selatan Jawa Tengah Bengkulu Riau Maluku Utara Sulawesi Barat Jambi Kepulauan Riau Sulawesi Utara Sumatera Barat Banten Kalimantan Selatan Disparitas Indeks Keparahan Kemiskinan, Indonesia 2012 Papua Barat 11
  • 12. Pengaruh Kesenjangan terhadap Isu Sosial dan Ekonomi  Kesenjangan terhadap akses bantuan sosial akan merusak modal sosial  Kesenjangan meningkatkan kriminalitas dan menurunkan modal sosial (Cameron and Shah 2012)  Naiknya kesenjangan mempengaruhi kohesi sosial dan politik dalam berbagai isu publik  Kesenjangan yang tinggi akan mengurangi pertumbuhan ekonomi melalui sejumlah saluran antara lain :  Bukti empiris kesenjangan tinggi dan pertumbuhan lebih rendah (Berg and Ostry 2011)  Investasi SDM lebih rendah (Galor and Zeira 1993)  Lebih sedikit kegiatan wirausaha (Banerjee and Newman 1993)  Investasi tidak produktif (Mason 1998)  Pola permintaan (Marshall 1988) 12
  • 13. 2. Tantangan dan Kerangka Pembangunan Nasional dalam RT-RPJMN 2015-2019
  • 14. Middle Income Trap Dialami Negara-negara Lain yang Sudah Lebih Maju 14
  • 15. Semua Negara Ini Lolos MIT telah Menjadi Negara Maju 20-30 Tahun Lalu Dengan memanfaatkan Bonus Demografi, Meningkatkan Kualitas SDM dan Iptek, Meskipun tanpa SDA yang Melimpah 15
  • 16. RPJM 2 RPJM 3 RPJM 4 Pertumbuhan PDB 6 - 8 % per tahun PDB per kapita 2013 Sktr USD 4.000 2019: Sktr USD 7.000 2025: > USD 12.000 Kemiskinan 2013 : 11,47% 6 - 8 % per tahun < 5 % Pengangguran 2013: 6,25% < 5 % ROADMAP MIT 2015 2020 2025 20302010 Threshold Middle Income Trap USD 12.000 BONUS DEMOGRAPHIC2010 2030 16
  • 17. Kuncinya Tingkatkan Produktivitas: Peluangnya Masih Besar GDP/Kapita = (Nilai Tambah/Tenaga kerja) * (Tenaga Kerja/Penduduk) 17
  • 18. Bonus Demografi dan Implikasi Kebijakan 50,5 48,6 47,7 47,2 46,9 47,3 45 46 47 48 49 50 51 RasioKetergantungan(%) 2028-2031: Dependency Ratio terendah (46,9%) 2011: Proporsi penduduk usia produktif >50% Trend Rasio ketergantungan 2010-2035 • Terjadi penurunan dependency ratio dengan meningkatnya penduduk usia kerja yang memberi peluang terjadinya bonus demografi *) Ket: Dependency ratio penduduk usia 0-14 th dan usia 65+ terhadap penduduk usia 15-64 th Bonus Demografi tidak otomatis, tetapi dapat diraih dg kebijakan tepat: - SDM sehat dan terdidik - Tenaga kerja produktif - Stabilitas ekonomi, meningkatnya lapangan kerja Jika tidak, terjadi dampak tidak baik: - tingginya penganguran - konflik sosial - tekanan pada pangan dan lingkunganSumber: Proyeksi Penduduk 2010-3025
  • 19. BEBERAPA KEBIJAKAN YAG PERLU DISIAPKAN UNTUK MEMANFAATKAN PELUANG BONUS DEMOGRAFI : SDM: Menyiapkan Kualitas SDM yang akan masuk ke Angkatan Kerja melalui Kesehatan dan Pendidikan KEPENDUDUKAN: Menjaga Penurunan TFR TENAGA KERJA: Menyiapkan Keterampilan dan Kompetensi Tenaga Kerja EKONOMI: Menyediakan Lapangan Kerja, Fleksibilitas Pasar Tenaga Kerja, Keterbukaan Perdagangan dan Saving PRASYARAT BONUS DEMOGRAFI BONUS DEMOGRAFI MERUPAKAN PELUANG • Meningkatnya Jumlah dan Proporsi Penduduk Usia Produktif memberikan Peluang untuk Pertumbuhan Ekonomi
  • 20. TURUNNYA DEPENDENCY RATIO BERKONTRIBUSI BAGI PERTUMBUHAN EKONOMI: PENGALAMAN INTERNASIONAL 1960 - 2000 Pert. GDP/th (%) Kontribusi (%) Bonus Demografi thd Pertumbuhan Ekonomi Cina 7.0 9.2 Korsel 7.3 13.2 Singapura 8.2 13.6 Thailand 6.6 15.5 Sumber: 1. UN Population Prospect Rev. 10 dan Mawson & Kinugasa 2005 2. Mawson, A and Kinugasa T, 2005. East Asian Economic Development: Two Demographic Dividend
  • 21. KERANGKA PIKIR RANCANGAN TEKNOKRATIS (RT) RPJMN 2015 – 2019 GEOPOLITIK, GEOEKONOMI, BONUS DEMOGRAFI, AGENDA PASKA 2015, PERUBAHAN IKLIM POLHUKAM EKONOMI KESRA SDA-LH DAERAH • RB • Tertib hukum • Anti korupsi • Demokrasi • Stabilitas DN • Tranformasi Struktur • Resiliensi: Pangan, Energi dan Air • Infrastruktur • Inovasi • Mutu SDM • Kemiskinan • Pemerataan • Kesempatan kerja • SJSN • Pengelolaan SDA dan biodiversity • Kelautan • Mitigasi & Adaptasi Perubahan Iklim • Pemerataan • SPM terpenuhi • Perkotaan - Perdesaan • Pelaksanaan Desentralisasi KERANGKA PELAKSANAAN/DELIVERY MECHANISM Kerangka Pendanaan: APBN dan Non-APBN Kerangka Regulasi Kerangka Kelembagaan Amanat RPJP (untuk RPJMN III): Memantapkan pembangunan secara menyeluruh di berbagai bidang dengan menekankan pencapaian daya saing kompetitif perekonomian berlandaskan keunggulan SDA dan SDM berkualitas, serta kemampuan IPTEK yang terus meningkat • Membutuhkan comprehensive reform • Not Business as Usual (out of the box) • Prinsip berkelanjutan • Terpadu, tidak sendiri-sendiri 2025-2030 Landasan utk Menuju Negara Maju Tema RPJMN 2015-2019 Pembangunan yang Kuat, Inklusif dan Berkelanjutan
  • 22. 3. Isu Strategis, Sasaran, dan Arah Kebijakan Reformasi Birokrasi dalam RT RPJMN 2015-2019 “Tidak Ada Suatu Negara yang Menjadi Negara Maju tanpa Didukung oleh Kelembagaan yang Tepat dan Kuat serta Birokrasi yang Bersih, Produktif dan Efektif”
  • 23. PERANAN BIROKRASI DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL • Birokrasi yang baik meningkatkan daya saing dengan cara meningkatkan iklim investasi yang dapat merangsang inovasi dan pertumbuhan; • Birokrasi yang baik juga mendukung keberhasilan pembangunan di berbagai bidang; • Sebaliknya, birokrasi yang buruk akan menghambat pembangunan dan sumber ketidakadilan  suburnya rente ekonomi serta tertekannya akses untuk meningkatkan kapasitas dan memanfaatkan kesempatan • Birokrasi yang buruk juga menciptakan ekonomi biaya tinggi, melalui: 1. Biaya korupsi (baik financial maupun non financial); 2. Biaya kepatuhan terhadap hukum dan aturan yang membebani (business- unfriendly regulations); 3. Biaya dan keterlambatan dalam mengurus ijin, lisensi, dan persetujuan- persetujuan yang diperlukan; 4. Biaya ketidakpastian hukum yang mengakibatkan meningkatnya resiko bisnis.
  • 24. Equity Growth Pembangunan Bidang Polhukhankam sebagai pra kondisi bagi peningkatan daya saing nasional dan pencapaian keberhasilan pembangunan nasional di berbagai bidang Indonesia yg Mandiri, Maju, Adil dan Makmur Pembangunan yang Kuat, Inklusif, dan Berkelanjutan (2015-2019) Daya Saing Nasional (berlandaskan SDA, SDM, IPTEK) PEMBANGUNAN SEKTOR DAN WILAYAH Pendidikan Kesehatan Ketahanan Pangan Ketahanan Energi Inovasi Teknologi Infrastruktur Sinergi Antar Daerah dan Antar Pusat-Daerah PANCASILA - UUD 1945 - NKRI – BHINNEKA TUNGGAL IKA Kerangka Pikir Membangun Landasan yang Kokoh Bagi Pembangunan Demokratisasi Keadilan dan Kepastian Hukum Regulasi Berkualitas Birokrasi yang Profesional Kondisi Aman dan Damai LANDASAN PEMBANGUNAN 24
  • 25. EoDB 2014 CTRY RANK SGP 1 MYS 6 THA 18 BRN 59 RUS 92 CHN 96 VNM 99 PHL 108 BRA 116 IDN 120 IND 134 KHM 137 LAO 159 MMR 182 CPI 2013 CTRY SCORE SGP 86 BRN 60 MYS 50 BRA 42 CHN 40 IND 36 PHL 36 THA 35 IDN 32 VNM 31 RUS 28 LAO 26 MMR 21 KHM 20 CoC 2012 CTRY SCORE SGP 2,15 BRN 0,64 MYS 0,30 BRA -0,07 THA -0,34 CHN -0,48 IND -0,57 VNM -0,56 IDN -0,66 PHL -0,58 RUS -1,01 LAO -1,04 KHM -1,04 MMR -1,12 GOV. EFF. 2012 CTRY SCORE SGP 2,15 MYS 1,01 BRN 0,83 THA 0,21 PHL 0,08 CHN 0,01 BRA -0,12 IND -0,18 IDN -0,29 VNM -0,29 RUS -0,43 KHM -0,83 LAO -0,88 MMR -1,53 GCR (TOTAL) 2014-2015 CTRY RANK SGP 2 MYS 20 CHN 28 THA 31 IDN 34 PHL 52 RUS 53 BRA 57 VNM 68 IND 71 LAO 93 KHM 95 MMR 134 BRN - GCR (INST.) 2014-2015 CTRY RANK SGP 3 MYS 20 CHN 47 LAO 63 IDN 53 PHL 67 IND 70 THA 84 VNM 92 BRA 94 RUS 97 KHM 119 MMR 136 BRN - EoDB : Ease of Doing Business (IFC, WB) (2014) CPI : Corruption Perception Index (TI) CoC : Control of Corruption (WB) Gov. Eff. : Government Effectiveness Index (WB) GCR : Global Competitiveness Report (WEF) GCR (Inst.): Global Competitiveness Report (Variabel Institution) - WEF SGP: Singapore MYS: Malaysia THA: Thailand BRN: Brunei CHN: China VNM: Vietnam RUS: Russia IDN: Indonesia BRA: Brazil IND: India KHM: Cambodia PHL: Philipina LAO: Laos MMR: Myanmar Beberapa Indikator Kualitas Birokrasi
  • 26. 38 38 44 39 44 46 46 47 48 46 44 94 97 97 99 100 100 100 100 100 100 100 0 20 40 60 80 100 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 Indonesia Singapura Perbandingan Government Effectiveness *) Percentile rank among all countries (ranges from 0 (lowest) to 100 (highest) rank) *) Government effectiveness: - Kapasitas merumuskan kebijakan dan melaksanakannya - Kemampuan memberikan pelayanan publik - Kualitas birokrasi (termasuk independensinya dari tekanan politik) - Kualitas aparatur sipil negara 26
  • 27. 6. Ketidakstabilan politik 7. Peraturan mata uang asing 8. Etika kerja yang buruk 9. Tingkat pajak 10. Inkonsistensi kebijakan 11. Peraturan buruh yang membatasi No 2010 2011 2012 2013 2014 1 Birokrasi pemerintah Korupsi Birokrasi pemerintah Korupsi Korupsi 2 Korupsi Birokrasi pemerintah Korupsi Birokrasi Pemerintah Akses pembiayaan 3 Infrastruktur Infrastruktur Infrastruktur Infrastruktur Inflasi 4 Akses pembiayaan Ketidakstabilan politik Etika kerja buruk Akses pada pembiayaan Birokrasi pemerintah 5 Inflasi Akses pembiayaan Peraturan ketenagakerjaan Peraturan buruh yang membatasi Infrastruktur 1. Korupsi 2. Akses pada pembiayaan 3. Inflasi 4. Birokrasi pemerintah yang tidak efisien 5. Infrastruktur yang tidak memadai 12. Kriminalitas dan pencurian 13. Tenaga kerja terdidik yang tidak memadai 14. Peraturan Pajak 15. Rendahnya kesehatan masyarakat 16. Rendahnya kemampuan berinovasi The Most Problematic Factors in Doing Business in Indonesia (WEF, Global Competitiveness Report 2014)
  • 28. RPJPN2005-2025 SASARAN POKOK RPJMN 2015-2019 Aparatur negara yang profesional di pusat dan daerah yang mampu mendukung pembangunan nasional CAPAIAN DAN EVALUASI: Opini WTP, Procurement; Kemudahan Berusaha; SPM; PTSP; Reformasi Birokrasi; Akuntabilitas Kinerja ASPIRASI PUBLIK: • Transparansi • Akuntabilitas • Partisipasi • Kinerja • Pelayanan yang berkualitas ISU STRATEJIK BIROKRASI DALAM RPJMN 2015-2019 GLOBALISASI • Ketidakpastian • Integrasi Ekonomi • Kompetisi Global (Middle Income Trap, AEC, Asian Century) REVOLUSI ICT • Dampak e-Govt • Faster, Cheaper, Better • Keterbukaan Informasi Faktor Eksternal - DEMOKRATISASI - DESENTRALISASI • Partisipasi • Pro Rakyat • Keadilan Sosial BIROKRASI • KKN • Tidak Efisien/ Efektif • Kapasitas Rendah • Politisasi Birokrasi Faktor Internal BIROKRASI YANG BERSIH DAN AKUNTABEL BIROKRASI YANG EFEKTIF DAN EFISIEN PANCASILA&UUD’45 DayaSaingBangsaMeningkat PertumbunganEkonomiTinggi KesejahteraanRakyatMakin Merata PELAYANAN PUBLIK YANG BERKUALITAS Isu Strategis dalam Rancangan Teknokratik Pembangunan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi dalam RPJMN 2015- 2019 28
  • 29. Sasaran Reformasi Birokrasi 1. Terwujudnya birokrasi yang bersih dan akuntabel 2. Terwujudnya birokrasi yang efektif dan efisien 3. Terwujudnya birokrasi yang mampu memberikan pelayanan yang berkualitas 29
  • 30. Kebijakan Reformasi harus dilanjutkan bahkan dipercepat secara menyeluruh : • Makro – Membangun kelembagaan pemerintah yang efektif dan efisien melalui penataan fungsi, ukuran, dan penguatan hubungan antar lembaga secara bertahap – Menata hubungan eksekutif dan legislatif tepat – Menata hubungan pusat dan daerah • Meso – Menerapkan sistem integritas nasional pada setiap lembaga dan ASN – Sistem manajemen keuangan dan kinerja yang transparan dan akuntabel – Sistem pengawasan yang independen, profesional, berintegritas, dan sinergis antar berbagai institusi pengawasan – Memperkuat efektifitas manajemen kinerja pembangunan nasional melalui penguatan perencanaan dan penganggaran, pelaksanaan, dan pengendalian pembangunan 30
  • 31. Kebijakan • Mikro – Membangun proses bisnis lembaga yang transparan, efektif, dan efisien yang didukung oleh penerapan e-government – Meningkatkan efisiensi birokrasi baik efisiensi belanja kegiatan operasional maupun belanja kegiatan pembangunan – Membangun sistem data dan informasi yang terintegrasi (one data) • Tata Kelola SDM  Penerapan UU ASN – Pembentukan dan penguatan Komite ASN – Pembenahan tata kelola SDM pusat dan daerah di semua fasa karir aparatur dengan sistem reward punishment yang adil (penerimaan, pendidikan, penempatan, karir promosi/mutasi/rotasi/sanksi, pendapatan dan pensiun, perlindungan hukum, dsb) – Pembenahan jumlah dan distribusi birokrasi 31
  • 32. Kebijakan • Tata Kelola RB dan Pelayanan Publik – Meningkatkan kapasitas kelembagaan pelayanan publik, termasuk akselerasi penerapan e-services dan peningkatan partisipasi swasta dalam penyelenggaraan pelayanan publik – Meningkatkan kapasitas kelembagaan dan tatakelola pengelolaan reformasi birokrasi nasional – Meningkatkan kapasitas pengendalian pelaksanaan pelayanan publik, termasuk penguatan keterlibatan masyarakat dalam penyelenggaraan dan pegawasan pelayanan publik 32