SlideShare a Scribd company logo
1 of 17
Kemiskinan Dan Kesenjangan Pendapatan
Pertemuan 5
Perekonomian Indonesia
Kelompok 4
Di Susun Oleh :
1. Arinda Barek – 201011200714
2. Nova Gradisca Wirantika - 201011200141
Kemiskinan Dan Kesenjangan Pendapatan
● Kemiskinan
Definisi kemiskinan dilihat dari beberapa segi :
1. Dilihat dari standar kebutuhan hidup yang layak / pemenuhan kebutuhan pokok. Golongan ini
mengatakan bahwa kemiskinan itu adalah tidak terpenuhnya kebutuhan-kebutuhan pokok/dasar
disebabkan karena adanya kekurangan barang- barang dan pelayanan –pelayanannya yang dibutuhkan
untuk memenuhi standar kebutuhan yang layak. Ini merupakan kemiskinan absolut/mutlak yakni tidak
terpenuhinya standar kebutuhan pokok/dasar.
2. Dilihat dari segi pendapatan/ penhasilan income Kemiskinan oleh gonlongan dilukiskan sebagai kurangya
pendapatan/penghasilan untuk memenuhi kebutuhan hidup yang pokok.
3. Dilihat dari segi kesempatan / Opportunity Kemiskinan adalah karena ketidaksamaan kesempatan untuk
mengakumulasikan (meraih) basis kekuasaan sosial meliputi : Keterampilan yang memadai,
Informasi/pengetahuan – pengetahuan yang berguna bagi kemajuan hidup, Jaringan-jaringan sosial (
Social Network ), Organisasi-organisasi sosial dan politik, Sumber-sumber modal yang diperlukan bagi
peningkatan pengembangan kehidupan.
KESENJANGAN PENDAPATAN
● kesenjangan pendapatan adalah menggambarkan distribusi pendapatan masyarakat di suatu daerah atau wilayah
pada waktu tertentu.
● Kaitan kemiskinan dengan ketimpangan pendapatan ada beberapa pola yaitu :
• Semua anggota masyarakat mempunyai income tinggi ( tak ada miskin) tetapi ketimpangan pendapatannya
tinggi.
• Semua anggota masyarakat mempunyai income tinggi ( tak ada miskin) tetapi ketimpangan pendapatannya
rendah ( ini yang paling baik).
• Semua anggota masyarakat mempunyai income rendah ( semuanya miskin) tetapi ketimpangan pendapatannya
tinggi.
• Semua anggota masyarakat mempunyai income yang rendah (semuanya miskin) tetapi ketimpangan
pendapatannya rendah.
• Tingkat income masyaraka bervariasi ( sebagian miskin,sebagian tidak miskin)tetapi ketimpangan
pendapatannya tinggi.
• Tingkat income masyarakat bervariasi (sebagian miskin, sebagian tidak miskin)tetapi ketimpangn pendapatannya
rendah.
INDIKATOR KEMISKINAN
Untuk menuju solusi kemiskinan penting bagi kita untuk menelusuri secara detail indikator kemiskinan tersebut. Adapun
indikator –indicator kemiskinan sebagaimana dikutip dari Badan Pusat Statistik, antara lain sebagai berikut :
1) Ketidakmampuan memenuhi kebutuhan dasar ( sandang,pangan,papan ).
2) Tidak adanya akses terhadap kebutuhan hidup dasar lainnya ( kesehaatan, pendidikan, sanitasi, air bersih dan
transportasi).
3) Tidak adanya jaminan masa depan ( karena tiadanya investasi untuk pendidikan dan keluarga ).
4)Kerentangan terhadap goncangan yang bersifat individual maupun massa.
5)Rendahnya kualitas sumber daya manusia dan terbatasnyasumber daya alam.
6)Kuranganya apresiasi dalam kegiatan sosialmasyarakat.
7) Tidak adanya akses dalam lapangan kerja dan mata pencaharianyangberkesinambungan.
8)Ketidakmampuan untuk berusaha karena cacat fisik maupunmental.
9)Ketidakmampuan dan ketidaktergantungan sosial ( anak-anak terlantar, wanita korban kekerasan rumah tangga,janda
miskin,kelompok
INDIKATOR KESENJANGAN PENDAPATAN
Adapun indikator – indikator kesenjangan pendapatan antara lain sebagai beikut :
1. UMR yang ditentukan pemerintah antara pegawai swasta dan pegawai Pemerintah yang berbeda.
2. PNS ( golongan atas ) lebih sejahtera dibandingkan petani.
3. Pertanian kalah jauh dalam menyuplai Produk Domestik Bruto ( PDB ) yang hanya sekitar 9.3% di tahun 2011,
padahal Indonesia merupakan Negara agraris.
FAKTOR PENYEBAB KEMISKINAN
Tingkat Pendidikan Yang Masih Rendah
mengakibatkan seseorang
cenderung memiliki keterampilan,
wawasan, dan pengetahuan yang
kurang memadai untuk
kehidupannya.
Masih Terbatasnya Lapangan Pekerjaan
Keterbatasan lapangan kerja
menjadi penyebab utama
timpangnya angka kemiskinan di
perdesaan Sektor lapangan kerja
di pedesaan umumnya terbagi
atas buruh tani dan petani.
Kemiskinan Alamiah
Kemiskinan alamiah terjadi akibat
sumber daya alam yang
terbatas,penggunaan teknologi
yang rendah,dan bencana alam.
Keterbatasan Sumber Daya (Modal
Maupun Alam)
kelangkaan semua barang hasil
produksi yang digunakan untuk
menghasilkan barang dan jasa. Sumber
daya modal bersifat langka karena
kemampuan manusia untuk
menghasilkan modal juga terbatas.
Penyebab kemiskinan di negara Indonesia adalah ?
Laju Pertumbuhan Penduduk.
Pertumbuhan penduduk Indonesia terus menigkat
di setiap 10 tahun menurut hasil sensus penduduk.
Meningkatnya jumlah penduduk membuat
Indonesia semakin terpuruk dengan keadaan
ekonomi yang belum mapan. Jumlah penduduk
yang bekerja tidak sebanding dengan jumlah
beban ketergantungan. Penghasilan yang minim
ditambah dengan Banyaknya beban
ketergantungan yang harud ditanggung membuat
penduduk hidup di bawah garis kemiskinan.
A B
Angkatan Kerja.
Penduduk yang Bekerja dan Pengangguran. Secara garis
besar penduduk suatu negara dibagi menjadi dua yaitu
tenaga kerja dan bukan tenaga kerja. Yangtergolong
tenaga kerja ialah penduduk yang berumur didalam
batas usia kerja. Batasan usia kerja berbeda- beda
disetiap negara yang satu dengan yang lain. Batas usia
kerja yang dianut olehIndonesia ialah minimum 10 tahun
tanpa batas umur maksimum. Jadi setiap orang atau
semua penduduk kesenjangan dikatakan lunak,distribusi
pendapatan nasional dikatakan cukup merata.
.
C
Tingkat pendidikan yang rendah
Rendahnya kualitas penduduk juga merupakan salah
satu penyebabkemiskinan di suatu negara. Ini
disebabkan karena rendahnya tingkat pendidikan dan
tingkat pengetahuan tenaga kerja. Untuk adanya
perkembangan ekonomi terutama industry, jelas sekali
dibutuhkan lebih banyak tenaga kerja yang
mempunyai skill atau paling tidak dapat membaca
dan menulis.
STRATEGI PEMERINTAH DALAM MENGENTASKAN KEMISKINAN
Kemiskinan muncul Akibat Perbedaan Akses Dalam
Modal
Pengukuran kemiskinan dengan standar Bank dunia didasarkan pada ukuran
pendapatan(ukuran finansial), dimana batas kemiskinan dihitung dari besarnya minimum
makanan dan bukan makanan. Sesorang yang memiliki pendapatan kurang $1 per hari
masuk pada kategori miskin (criswardani,2005) dalam Aggraini,2012). Dengan
menggunakan pendekatan ini kemiskinan dipandang ketidakmampuan dari segi
ekonomi untuk memenuhi kebutuhan dasar makanan dan bukan makan yang diuykur dari
sisi pengeluaran dengan menggunakan metode hitung garis kemiskinan (GK), yang
terdiri dari dua komponen yaitu Garis Kemiskinan Mkanan (GKM) dan Garis Kemiskinan
Bukan Makanan (GKBM). Garis Kemiskinan Makanan adalah nilai pengeluaran kebutuhan
minimum makanan yang disetarakan dengan 2100 kilokalori perhari dan komiditi
kebutuhan dasar makanan diwakili oleh 52 jenis komiditi( padi, umbi-umbian, ikan
daging, telur, susu, sayuran, kacang- kacangan,buahbuahan,minyak dan lemak).
sedangkan Garis Kemiskinan Bukan makanan adalah kebutuhan minimum untuk
perumahan, pendidikan , sandang , dan kesehtan.
Berikut adalah formulasi untuk menghitung garis kemiskinan(GK) adalah:
GK= GKM+GKBM Dimana:
GK = Garis Kemiskinan
GKM = Garis Kemiskinan makanan
GKBM = Garis Kemiskinan Bukan makanan.
Indikator kemiskinan ada bermacam-macam yakni: konsumsi beras per kapita
per tahun, tingkat pendapatan, tingkat kecukupan gizi, kebutuhan fisik
minimum (KFM), dan tingkat kesejahteraan (Lincolin Arsyad,2004) .
MEMBEDAH ANGKA KEMISKINAN DAN KESENJANGAN: RILIS DATA TERKINI BPS
– Menteri PPN/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro menggelar Konferensi Pers
“Membedah Angka Kemiskinan dan Kesenjangan: Rilis Data Terkini BPS”
Tingkat kemiskinan pada 2017 mencapai titik terendah selama hampir dua dekade, yaitu
sebesar 10,12 persen. Rilis data Badan Pusat Statistik (BPS) per September 2017 menunjukkan
persentase penduduk miskin Indonesia berkurang 0,58 persen poin (year-on-year). “
Dilihat dari dinamika tingkat kemiskinan 2009-2017, kemiskinan di perdesaan lebih tinggi dari di
perkotaan. Pada September 2017, kemiskinan di perdesaan sebesar 13,47 persen atau secara
absolut 16,31 juta jiwa, sedangkan di perkotaan 7,26 persen atau secara absolut 10,27 juta jiwa. Pada
periode 2010-2014, tingkat penurunan kemiskinan di perdesaan lebih cepat dari di perkotaan.
Namun pada tahun 2014-2016, penurunan kemiskinan di perdesaan mengalami perlambatan,
bahkan terjadi peningkatan angka kemiskinan pada periode 2014-2015. Kembali mengulang tren
pada periode 2010-2014, pada periode 2016-2017 terjadi penurunan kemiskinan di perdesaan lebih
cepat dari perkotaan.
1. Inflasi terjaga stabil dalam rentang target 4,0 plus 1 persen. Dalam kurun waktu Maret-
September, inflasi umum dapat dijaga pada tingkat 1,45 persen. Pemerintah berhasil menjaga
stabilitas harga pada saat hari raya lebaran, terutama pada komponen makanan.
2. Meningkatnya upah riil buruh tani sebesar 1,05 persen dalam enam bulan terakhir
3. Integrasi program-program penanggulangan kemiskinan, antara lain:
• Perbaikan basis data untuk targeting dan penyaluran non tunai melalui satu kartu
• Penyaluran PKH yang terintegrasi dengan bantuan lain untuk mendorong akumulasi
aset/tabungan dan akses layanan lainnya
• Reformasi subsidi pangan dan energi tepat sasaran
• Optimalisasi penggunaan dana desa.
Terdapat tiga faktor pendorong penurunan kemiskinan pada 2017
Presentase penduduk miskin berdasarkan provinsi se-Indonesia:
1. Aceh (15,43 persen)
2. Sumatera Utara (9,14 persen)
3. Sumatera Barat (6,56 persen)
4. Riau (7,04 persen)
5. Jambi (7,97 persen)
6. Sumatera Selatan (12,98 persen)
7. Bengkulu (15,30 persen)
8. Lampung (12,76 persen)
9. Kepulauan Bangka Belitung (4,89 persen)
10. Kepulauan Riau (6,13 persen)
11. DKI Jakarta (4,69 persen)
12. Jawa Barat (8,43 persen)
13. Jawa Tengah (11,84 persen)
14. DI Yogyakarta (12,80 persen)
15. Jawa Timur (11,46 persen)
16. Banten (6,63 persen)
17. Bali (4,45 persen)
18. Nusa Tenggara Barat (14,23 persen)
19. Nusa Tenggara Timur (21,21 persen)
20. Kalimantan Barat (7,24 persen)
21. Kalimantan Tengah (5,26 persen)
22. Kalimantan Selatan (4,83 persen)
23. Kalimantan Timur (6,64 persen)
24. Kalimantan Utara (7,41 persen)
25. Sulawesi Utara (7,78 persen)
26. Sulawesi Tengah (13,06 persen)
27. Sulawesi Selatan (8,99 persen)
28. Sulwesi Tenggara (11,69 persen)
29. Gorontalo (15,59 persen)
30. Sulawesi Barat (11,50 persen)
31. Maluku (17,99 persen)
32. Maluku Utara (6,97 persen)
33. Papua Barat (21,70 persen)
34. Papua (26,80 persen)
Dalam beberapa tahun belakangan ini angka kemiskinan di Indonesia memperlihatkan penurunan yang
signifikan. Meskipun demikian, diperkirakan penurunan ini akan melambat di masa depan. Mereka yang
dalam beberapa tahun terakhir ini mampu keluar dari kemiskinan adalah mereka yang hidup di ujung garis
kemiskinan yang berarti tidak diperlukan sokongan yang kuat untuk mengeluarkan mereka dari kemiskinan.
Namun sejalan dengan berkurangnya kelompok tersebut, kelompok yang berada di bagian paling bawah
garis kemiskinanlah yang sekarang harus dibantu untuk bangkit dan keluar dari kemiskinan. Ini lebih rumit
dan akan menghasilkan angka penurunan tingkat kemiskinan yang berjalan lebih lamban dari sebelumnya.
Stabilitas harga makanan (khususnya beras) merupakan hal penting sekali bagi Indonesia sebagai negara
yang penduduknya menghabiskan sebagian besar pendapatan mereka untuk membeli beras (dan produk
makanan lain). Oleh karena itu, tekanan inflasi pada harga beras (misalnya karena gagal panen) dapat
memiliki konsekuensi serius bagi mereka yang miskin atau hampir miskin. Bahkan sebagian dari mereka yang
hidup sedikit saja di atas garis kesmiskinan bisa jatuh dalam kemiskinan penuh karena inflasi yang tinggi.
Selain inflasi yang disebabkan oleh kenaikan harga makanan, keputusan pemerintah untuk mengurangi
subsidi (terutama subsidi untuk BBM dan listrik) menyebabkan inflasi yang tinggi.
1. Update Data Penduduk
Memperbaharui data penduduk miskin dan rentan miskin yang layak mendapatkan bantuan sosial, pemerintah perlu
meningkatkan anggaran Bantuan Sosial dan memperluas jumlah penerima bantuan kepada penduduk yang jatuh
miskin
2. Integrasi Penyaluran Bansos
Pemerintah menggandeng bank-bank pemerintah untuk melakukan transfer Bantuan Sosial secara langsung melalui
rekening khusus untuk setiap penerima bantuan. Selain penyalurannya lebih efisien, penerima bantuan tidak
tumpang tindih. Di samping itu, potensi berkurangnya jumlah bantuan dapat dihindari.
3. Subsidi Administered Prices
Mengurangi beban pengeluaran masyarakat khususnya masyarakat miskin dan hampir miskin, terutama dengan
menurunkan biaya-biaya yang dikontrol pemerintah (administered prices).
4. Insentif Dibudang Pertanian, Peternakan dan Perikanan
Meningkatkan insentif bagi petani, peternak, dan nelayan melalui skema pembelian produk oleh pemerintah dan
perbaikan jalur logistik hasil pertanian, peternakan, dan perikanan perlu dilakukan mengingat sektor tersebut terus
berproduksi dan menghadapi minimnya serapan pasar.
5. Pengelolaan APBN Secara Cermat
Meningkatnya intervensi pemerintah untuk mengatasi pandemi tentunya berdampak pada peningkatan anggaran
belanja pemerintah. Meskipun terdapat ruang untuk memperlebar defisit, pemerintah dapat mengoptimalkan
realokasi anggaran yang telah disusun dan menerapkan beberapa kebijakan alternatif
Lima langkah untuk menganggulangi kemiskinan yang bisa
dilakukan meliputi :
KESIMPULAN
Kesenjangan Pendapatan adalah menggambarkan distribusi pendapatan masyarakat di suatu daerah atau wilayah pada waktu
tertentu. Penyebab kesenjangan pendapatan yang terjadi di Indonesia yakni akibat kurang diperhatikannya Usaha Mikro Kecil
dan Menengah (UMKM). Selama ini UKM belum tersentuh upaya pemberdayaan dengan optimal. Untuk memangkas
angka kemiskinan, pemerintah sejatinya hanya perlu menempuh dua hal. Pertama, menciptakan pertumbuhan ekonomi yang
inklusif atau berkualitas. Kedua, melaksanakan program-program anti kemiskinan yang efektif sekaligus produktif.
Kemiskinan merupakan suatu kondisi yang dipandang sebagai ketidakmampuan dari sisi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan
dasar manusia, yakni pangan dari aspek pemasukan untuk membeli makanan, dan bukan dari aspek pengeluaran. Dengan
kata lain bahwa kemiskinan terkait dengan tingkat pendapatan. Strategi pengentasan kemiskinan kontekstual Indonesia dapat
diambil melaui berbagai langkah strategis. Dari aspek individu sebagai seorang kepala keluarga, yang berusia lanjut diberi
kesempatan untuk berwirausaha, yakni terlebih dahulu menggali kebisaan mereka untuk diberi pelatihan dan pendampingan
terlebih dahulu, bekerjasama dengan kementrian ketenagakerjaan dan pihak perbankan untuk memberikan permodalan
kepada yang bersangkutan,setelah modal cair, maka kepala keluarga tersebut diberi bantuan modal fisik usaha misalnya
perangkat alat, rombong jualan, mesin jahit, yang bukan berbentuk dana. Dan jika kepala keluarga masih dalam usia sekolah
dan pendidikan dasar tetap diberi kesempatan untuk melanjutkan pendidikan dasar,diberi pelatihan dan pendampingan untuk
bisa bekerja sambil sekolah, dengan memberi bantuan modal usaha berupa modal dan perangkat fisik yang sesuai untuk
menjalankan usahanya,bagi para kepala keluarga yang mengalami PHK, diberi insentif oleh pemerintah jangan berupa biaya
hidup. Akan tetapi insentif untuk menciptakan sumber pendapatan baru, misalnya bercocok tanam, berkebun, berternak, dan
menjahit.

More Related Content

What's hot

perekonomian indonesia (kemiskinan dan kesenjangan pendapatan)
perekonomian indonesia (kemiskinan dan kesenjangan pendapatan)perekonomian indonesia (kemiskinan dan kesenjangan pendapatan)
perekonomian indonesia (kemiskinan dan kesenjangan pendapatan)Suhanda Handa
 
Kemiskinan dan kesenjangan pendapatan
Kemiskinan dan kesenjangan pendapatanKemiskinan dan kesenjangan pendapatan
Kemiskinan dan kesenjangan pendapatanInas Intishar
 
Kemiskinan dan kesenjangan pendapatan
Kemiskinan dan kesenjangan pendapatanKemiskinan dan kesenjangan pendapatan
Kemiskinan dan kesenjangan pendapatanifat fatiroh
 
6 kemiskinan & kesenjangan pendapatan
6 kemiskinan & kesenjangan pendapatan6 kemiskinan & kesenjangan pendapatan
6 kemiskinan & kesenjangan pendapatanDede Ridwan Nurul Falah
 
Kemiskinan dan kesenjangan pendapatan
Kemiskinan dan kesenjangan pendapatanKemiskinan dan kesenjangan pendapatan
Kemiskinan dan kesenjangan pendapatanWisnu G P
 
Pertemuan 7 kemiskinan dan kesenjangan pendapatan
Pertemuan 7   kemiskinan dan kesenjangan pendapatanPertemuan 7   kemiskinan dan kesenjangan pendapatan
Pertemuan 7 kemiskinan dan kesenjangan pendapatanmariatul qibtiyah
 
Perekonomian kemiskinan dan kesenjangan pendapatan 6juli15
Perekonomian kemiskinan dan kesenjangan pendapatan 6juli15Perekonomian kemiskinan dan kesenjangan pendapatan 6juli15
Perekonomian kemiskinan dan kesenjangan pendapatan 6juli15agustinvidya
 
(6) KEMISKINAN DAN KESENJANGAN PENDAPATAN
(6) KEMISKINAN DAN KESENJANGAN PENDAPATAN(6) KEMISKINAN DAN KESENJANGAN PENDAPATAN
(6) KEMISKINAN DAN KESENJANGAN PENDAPATANBakhrul Ulum
 
6. kemiskinan dan kesenjangan 5 v abdul hadi (11140742)
6. kemiskinan dan kesenjangan 5 v abdul hadi (11140742)6. kemiskinan dan kesenjangan 5 v abdul hadi (11140742)
6. kemiskinan dan kesenjangan 5 v abdul hadi (11140742)abdul hadi
 
Tugas 6.kemiskinan dan kesenjangan pendapatan
Tugas 6.kemiskinan dan kesenjangan pendapatanTugas 6.kemiskinan dan kesenjangan pendapatan
Tugas 6.kemiskinan dan kesenjangan pendapatansiti aisah
 
Kebijakan Pemerintah Dalam Menangani Kemiskinan
Kebijakan Pemerintah Dalam Menangani KemiskinanKebijakan Pemerintah Dalam Menangani Kemiskinan
Kebijakan Pemerintah Dalam Menangani KemiskinanRandy Chamzah
 
Ruri nurul jannah 6.6
Ruri nurul jannah 6.6Ruri nurul jannah 6.6
Ruri nurul jannah 6.6Ruri1139
 
Permasalahan Pembangunan: kemiskinan dan Ketidakadilan
Permasalahan Pembangunan: kemiskinan dan KetidakadilanPermasalahan Pembangunan: kemiskinan dan Ketidakadilan
Permasalahan Pembangunan: kemiskinan dan KetidakadilanRully Indrawan
 
6 kemiskinan dan kesenjangan pendapatan adhi nugraha_5_x_11141026
6 kemiskinan dan kesenjangan pendapatan adhi nugraha_5_x_111410266 kemiskinan dan kesenjangan pendapatan adhi nugraha_5_x_11141026
6 kemiskinan dan kesenjangan pendapatan adhi nugraha_5_x_11141026adhi nugraha
 
Presentation6.pptx kemiskinan dan kesenjangaan pendapatan
Presentation6.pptx kemiskinan dan kesenjangaan pendapatanPresentation6.pptx kemiskinan dan kesenjangaan pendapatan
Presentation6.pptx kemiskinan dan kesenjangaan pendapataniswah yuni
 
Makalah kemiskinan di Indonesia
Makalah kemiskinan di IndonesiaMakalah kemiskinan di Indonesia
Makalah kemiskinan di Indonesiadena sundari alief
 

What's hot (20)

perekonomian indonesia (kemiskinan dan kesenjangan pendapatan)
perekonomian indonesia (kemiskinan dan kesenjangan pendapatan)perekonomian indonesia (kemiskinan dan kesenjangan pendapatan)
perekonomian indonesia (kemiskinan dan kesenjangan pendapatan)
 
Kemiskinan dan kesenjangan pendapatan
Kemiskinan dan kesenjangan pendapatanKemiskinan dan kesenjangan pendapatan
Kemiskinan dan kesenjangan pendapatan
 
Kemiskinan dan kesenjangan pendapatan
Kemiskinan dan kesenjangan pendapatanKemiskinan dan kesenjangan pendapatan
Kemiskinan dan kesenjangan pendapatan
 
Kemiskinan dan Kesenjangan (Perekonomian Indonesia BAB 3)
Kemiskinan dan Kesenjangan (Perekonomian Indonesia BAB 3)Kemiskinan dan Kesenjangan (Perekonomian Indonesia BAB 3)
Kemiskinan dan Kesenjangan (Perekonomian Indonesia BAB 3)
 
6 kemiskinan & kesenjangan pendapatan
6 kemiskinan & kesenjangan pendapatan6 kemiskinan & kesenjangan pendapatan
6 kemiskinan & kesenjangan pendapatan
 
Kemiskinan dan kesenjangan pendapatan
Kemiskinan dan kesenjangan pendapatanKemiskinan dan kesenjangan pendapatan
Kemiskinan dan kesenjangan pendapatan
 
Pertemuan 7 kemiskinan dan kesenjangan pendapatan
Pertemuan 7   kemiskinan dan kesenjangan pendapatanPertemuan 7   kemiskinan dan kesenjangan pendapatan
Pertemuan 7 kemiskinan dan kesenjangan pendapatan
 
Perekonomian kemiskinan dan kesenjangan pendapatan 6juli15
Perekonomian kemiskinan dan kesenjangan pendapatan 6juli15Perekonomian kemiskinan dan kesenjangan pendapatan 6juli15
Perekonomian kemiskinan dan kesenjangan pendapatan 6juli15
 
(6) KEMISKINAN DAN KESENJANGAN PENDAPATAN
(6) KEMISKINAN DAN KESENJANGAN PENDAPATAN(6) KEMISKINAN DAN KESENJANGAN PENDAPATAN
(6) KEMISKINAN DAN KESENJANGAN PENDAPATAN
 
6. kemiskinan dan kesenjangan 5 v abdul hadi (11140742)
6. kemiskinan dan kesenjangan 5 v abdul hadi (11140742)6. kemiskinan dan kesenjangan 5 v abdul hadi (11140742)
6. kemiskinan dan kesenjangan 5 v abdul hadi (11140742)
 
Tugas 6.kemiskinan dan kesenjangan pendapatan
Tugas 6.kemiskinan dan kesenjangan pendapatanTugas 6.kemiskinan dan kesenjangan pendapatan
Tugas 6.kemiskinan dan kesenjangan pendapatan
 
Kebijakan Pemerintah Dalam Menangani Kemiskinan
Kebijakan Pemerintah Dalam Menangani KemiskinanKebijakan Pemerintah Dalam Menangani Kemiskinan
Kebijakan Pemerintah Dalam Menangani Kemiskinan
 
Ruri nurul jannah 6.6
Ruri nurul jannah 6.6Ruri nurul jannah 6.6
Ruri nurul jannah 6.6
 
Ekonomi kemiskinan
Ekonomi kemiskinanEkonomi kemiskinan
Ekonomi kemiskinan
 
Makalah Kemiskinan
Makalah Kemiskinan Makalah Kemiskinan
Makalah Kemiskinan
 
Permasalahan Pembangunan: kemiskinan dan Ketidakadilan
Permasalahan Pembangunan: kemiskinan dan KetidakadilanPermasalahan Pembangunan: kemiskinan dan Ketidakadilan
Permasalahan Pembangunan: kemiskinan dan Ketidakadilan
 
Makalah_55 Kemiskinan desa dan kota (timeseries)
Makalah_55 Kemiskinan desa dan kota (timeseries)Makalah_55 Kemiskinan desa dan kota (timeseries)
Makalah_55 Kemiskinan desa dan kota (timeseries)
 
6 kemiskinan dan kesenjangan pendapatan adhi nugraha_5_x_11141026
6 kemiskinan dan kesenjangan pendapatan adhi nugraha_5_x_111410266 kemiskinan dan kesenjangan pendapatan adhi nugraha_5_x_11141026
6 kemiskinan dan kesenjangan pendapatan adhi nugraha_5_x_11141026
 
Presentation6.pptx kemiskinan dan kesenjangaan pendapatan
Presentation6.pptx kemiskinan dan kesenjangaan pendapatanPresentation6.pptx kemiskinan dan kesenjangaan pendapatan
Presentation6.pptx kemiskinan dan kesenjangaan pendapatan
 
Makalah kemiskinan di Indonesia
Makalah kemiskinan di IndonesiaMakalah kemiskinan di Indonesia
Makalah kemiskinan di Indonesia
 

Similar to KEMISKINAN-INDONESIA

Kemiskinan dan Kesenjangan Pendapatan.docx
Kemiskinan dan Kesenjangan Pendapatan.docxKemiskinan dan Kesenjangan Pendapatan.docx
Kemiskinan dan Kesenjangan Pendapatan.docxPutuSinta
 
(6)kemiskinan dan kesenjangan pendapatan
(6)kemiskinan dan kesenjangan pendapatan(6)kemiskinan dan kesenjangan pendapatan
(6)kemiskinan dan kesenjangan pendapatanElisabeth Marina
 
6 kemiskinan dan kesenjangan pendapatan
6 kemiskinan dan kesenjangan pendapatan6 kemiskinan dan kesenjangan pendapatan
6 kemiskinan dan kesenjangan pendapatanemi halimi
 
Model pengukuran dan_indikator_kemiskina
Model pengukuran dan_indikator_kemiskinaModel pengukuran dan_indikator_kemiskina
Model pengukuran dan_indikator_kemiskinaAloysius Mandowen
 
7.2 kemiskinan dan kesenjangan pend
7.2 kemiskinan dan kesenjangan pend7.2 kemiskinan dan kesenjangan pend
7.2 kemiskinan dan kesenjangan pendvia ultuflia
 
Kemiskinan dan kesenjangan pendapatan erlina risnandari 11140131 (7 )
Kemiskinan dan kesenjangan pendapatan erlina   risnandari 11140131 (7 )Kemiskinan dan kesenjangan pendapatan erlina   risnandari 11140131 (7 )
Kemiskinan dan kesenjangan pendapatan erlina risnandari 11140131 (7 )erlina risnandari
 
Kemiskinan dan kesenjangan pendapatan
Kemiskinan dan kesenjangan pendapatanKemiskinan dan kesenjangan pendapatan
Kemiskinan dan kesenjangan pendapatanAhmad Muhyi
 
Prubhan struktur ekonomi
Prubhan struktur ekonomiPrubhan struktur ekonomi
Prubhan struktur ekonomiAhmad Muhyi
 
07.1 kemiskinan di indonesia
07.1 kemiskinan di indonesia07.1 kemiskinan di indonesia
07.1 kemiskinan di indonesiasindu_57
 
Charisma 11140935 kemiskinan dan kesenjangan pendapatan
Charisma 11140935 kemiskinan dan kesenjangan pendapatanCharisma 11140935 kemiskinan dan kesenjangan pendapatan
Charisma 11140935 kemiskinan dan kesenjangan pendapatanCharisma Al-ma'arij
 
Kemiskinan & kesenjangan pendapatan
Kemiskinan & kesenjangan pendapatanKemiskinan & kesenjangan pendapatan
Kemiskinan & kesenjangan pendapatanMUHAMAD ZAKY MUJAHID
 
Makalah kemiskinan rakyat honger oedema
Makalah kemiskinan rakyat honger oedemaMakalah kemiskinan rakyat honger oedema
Makalah kemiskinan rakyat honger oedemayogadadung
 
Kemiskinan dan kesejahteran pendapat......,,
Kemiskinan dan kesejahteran pendapat......,,Kemiskinan dan kesejahteran pendapat......,,
Kemiskinan dan kesejahteran pendapat......,,rosita puspa
 
Rostiawati 11140756 (5 v ma) materi 7
Rostiawati 11140756 (5 v ma) materi 7Rostiawati 11140756 (5 v ma) materi 7
Rostiawati 11140756 (5 v ma) materi 7Rostiawati Hasan
 

Similar to KEMISKINAN-INDONESIA (20)

Shanti
ShantiShanti
Shanti
 
Kemiskinan dan Kesenjangan Pendapatan.docx
Kemiskinan dan Kesenjangan Pendapatan.docxKemiskinan dan Kesenjangan Pendapatan.docx
Kemiskinan dan Kesenjangan Pendapatan.docx
 
(6)kemiskinan dan kesenjangan pendapatan
(6)kemiskinan dan kesenjangan pendapatan(6)kemiskinan dan kesenjangan pendapatan
(6)kemiskinan dan kesenjangan pendapatan
 
6 kemiskinan dan kesenjangan pendapatan
6 kemiskinan dan kesenjangan pendapatan6 kemiskinan dan kesenjangan pendapatan
6 kemiskinan dan kesenjangan pendapatan
 
1. kemiskinan dan kelaparan
1. kemiskinan dan kelaparan1. kemiskinan dan kelaparan
1. kemiskinan dan kelaparan
 
Model pengukuran dan_indikator_kemiskina
Model pengukuran dan_indikator_kemiskinaModel pengukuran dan_indikator_kemiskina
Model pengukuran dan_indikator_kemiskina
 
7.2 kemiskinan dan kesenjangan pend
7.2 kemiskinan dan kesenjangan pend7.2 kemiskinan dan kesenjangan pend
7.2 kemiskinan dan kesenjangan pend
 
Kemiskinan dan kesenjangan pendapatan erlina risnandari 11140131 (7 )
Kemiskinan dan kesenjangan pendapatan erlina   risnandari 11140131 (7 )Kemiskinan dan kesenjangan pendapatan erlina   risnandari 11140131 (7 )
Kemiskinan dan kesenjangan pendapatan erlina risnandari 11140131 (7 )
 
Kemiskinan dan kesenjangan pendapatan
Kemiskinan dan kesenjangan pendapatanKemiskinan dan kesenjangan pendapatan
Kemiskinan dan kesenjangan pendapatan
 
Prubhan struktur ekonomi
Prubhan struktur ekonomiPrubhan struktur ekonomi
Prubhan struktur ekonomi
 
07.1 kemiskinan di indonesia
07.1 kemiskinan di indonesia07.1 kemiskinan di indonesia
07.1 kemiskinan di indonesia
 
Charisma 11140935 kemiskinan dan kesenjangan pendapatan
Charisma 11140935 kemiskinan dan kesenjangan pendapatanCharisma 11140935 kemiskinan dan kesenjangan pendapatan
Charisma 11140935 kemiskinan dan kesenjangan pendapatan
 
Kemiskinan & kesenjangan pendapatan
Kemiskinan & kesenjangan pendapatanKemiskinan & kesenjangan pendapatan
Kemiskinan & kesenjangan pendapatan
 
Agus ppt
Agus pptAgus ppt
Agus ppt
 
Makalah kemiskinan rakyat honger oedema
Makalah kemiskinan rakyat honger oedemaMakalah kemiskinan rakyat honger oedema
Makalah kemiskinan rakyat honger oedema
 
Makalah raskin
Makalah raskinMakalah raskin
Makalah raskin
 
Kemiskinan dan kesejahteran pendapat......,,
Kemiskinan dan kesejahteran pendapat......,,Kemiskinan dan kesejahteran pendapat......,,
Kemiskinan dan kesejahteran pendapat......,,
 
Rostiawati 11140756 (5 v ma) materi 7
Rostiawati 11140756 (5 v ma) materi 7Rostiawati 11140756 (5 v ma) materi 7
Rostiawati 11140756 (5 v ma) materi 7
 
Makalah raskin
Makalah raskinMakalah raskin
Makalah raskin
 
Makalah raskin
Makalah raskinMakalah raskin
Makalah raskin
 

Recently uploaded

implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023DodiSetiawan46
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKirwan461475
 
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdfdemontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdfIndri117648
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...MarwanAnugrah
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxDwiYuniarti14
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaNadia Putri Ayu
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxherisriwahyuni
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfkustiyantidew94
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxErikaPuspita10
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxmtsmampunbarub4
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxsudianaade137
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisNazla aulia
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxnerow98
 

Recently uploaded (20)

implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
 
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdfdemontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
 

KEMISKINAN-INDONESIA

  • 1. Kemiskinan Dan Kesenjangan Pendapatan Pertemuan 5 Perekonomian Indonesia Kelompok 4 Di Susun Oleh : 1. Arinda Barek – 201011200714 2. Nova Gradisca Wirantika - 201011200141
  • 2. Kemiskinan Dan Kesenjangan Pendapatan ● Kemiskinan Definisi kemiskinan dilihat dari beberapa segi : 1. Dilihat dari standar kebutuhan hidup yang layak / pemenuhan kebutuhan pokok. Golongan ini mengatakan bahwa kemiskinan itu adalah tidak terpenuhnya kebutuhan-kebutuhan pokok/dasar disebabkan karena adanya kekurangan barang- barang dan pelayanan –pelayanannya yang dibutuhkan untuk memenuhi standar kebutuhan yang layak. Ini merupakan kemiskinan absolut/mutlak yakni tidak terpenuhinya standar kebutuhan pokok/dasar. 2. Dilihat dari segi pendapatan/ penhasilan income Kemiskinan oleh gonlongan dilukiskan sebagai kurangya pendapatan/penghasilan untuk memenuhi kebutuhan hidup yang pokok. 3. Dilihat dari segi kesempatan / Opportunity Kemiskinan adalah karena ketidaksamaan kesempatan untuk mengakumulasikan (meraih) basis kekuasaan sosial meliputi : Keterampilan yang memadai, Informasi/pengetahuan – pengetahuan yang berguna bagi kemajuan hidup, Jaringan-jaringan sosial ( Social Network ), Organisasi-organisasi sosial dan politik, Sumber-sumber modal yang diperlukan bagi peningkatan pengembangan kehidupan.
  • 3. KESENJANGAN PENDAPATAN ● kesenjangan pendapatan adalah menggambarkan distribusi pendapatan masyarakat di suatu daerah atau wilayah pada waktu tertentu. ● Kaitan kemiskinan dengan ketimpangan pendapatan ada beberapa pola yaitu : • Semua anggota masyarakat mempunyai income tinggi ( tak ada miskin) tetapi ketimpangan pendapatannya tinggi. • Semua anggota masyarakat mempunyai income tinggi ( tak ada miskin) tetapi ketimpangan pendapatannya rendah ( ini yang paling baik). • Semua anggota masyarakat mempunyai income rendah ( semuanya miskin) tetapi ketimpangan pendapatannya tinggi. • Semua anggota masyarakat mempunyai income yang rendah (semuanya miskin) tetapi ketimpangan pendapatannya rendah. • Tingkat income masyaraka bervariasi ( sebagian miskin,sebagian tidak miskin)tetapi ketimpangan pendapatannya tinggi. • Tingkat income masyarakat bervariasi (sebagian miskin, sebagian tidak miskin)tetapi ketimpangn pendapatannya rendah.
  • 4. INDIKATOR KEMISKINAN Untuk menuju solusi kemiskinan penting bagi kita untuk menelusuri secara detail indikator kemiskinan tersebut. Adapun indikator –indicator kemiskinan sebagaimana dikutip dari Badan Pusat Statistik, antara lain sebagai berikut : 1) Ketidakmampuan memenuhi kebutuhan dasar ( sandang,pangan,papan ). 2) Tidak adanya akses terhadap kebutuhan hidup dasar lainnya ( kesehaatan, pendidikan, sanitasi, air bersih dan transportasi). 3) Tidak adanya jaminan masa depan ( karena tiadanya investasi untuk pendidikan dan keluarga ). 4)Kerentangan terhadap goncangan yang bersifat individual maupun massa. 5)Rendahnya kualitas sumber daya manusia dan terbatasnyasumber daya alam. 6)Kuranganya apresiasi dalam kegiatan sosialmasyarakat. 7) Tidak adanya akses dalam lapangan kerja dan mata pencaharianyangberkesinambungan. 8)Ketidakmampuan untuk berusaha karena cacat fisik maupunmental. 9)Ketidakmampuan dan ketidaktergantungan sosial ( anak-anak terlantar, wanita korban kekerasan rumah tangga,janda miskin,kelompok
  • 5. INDIKATOR KESENJANGAN PENDAPATAN Adapun indikator – indikator kesenjangan pendapatan antara lain sebagai beikut : 1. UMR yang ditentukan pemerintah antara pegawai swasta dan pegawai Pemerintah yang berbeda. 2. PNS ( golongan atas ) lebih sejahtera dibandingkan petani. 3. Pertanian kalah jauh dalam menyuplai Produk Domestik Bruto ( PDB ) yang hanya sekitar 9.3% di tahun 2011, padahal Indonesia merupakan Negara agraris.
  • 6. FAKTOR PENYEBAB KEMISKINAN Tingkat Pendidikan Yang Masih Rendah mengakibatkan seseorang cenderung memiliki keterampilan, wawasan, dan pengetahuan yang kurang memadai untuk kehidupannya. Masih Terbatasnya Lapangan Pekerjaan Keterbatasan lapangan kerja menjadi penyebab utama timpangnya angka kemiskinan di perdesaan Sektor lapangan kerja di pedesaan umumnya terbagi atas buruh tani dan petani. Kemiskinan Alamiah Kemiskinan alamiah terjadi akibat sumber daya alam yang terbatas,penggunaan teknologi yang rendah,dan bencana alam. Keterbatasan Sumber Daya (Modal Maupun Alam) kelangkaan semua barang hasil produksi yang digunakan untuk menghasilkan barang dan jasa. Sumber daya modal bersifat langka karena kemampuan manusia untuk menghasilkan modal juga terbatas.
  • 7. Penyebab kemiskinan di negara Indonesia adalah ? Laju Pertumbuhan Penduduk. Pertumbuhan penduduk Indonesia terus menigkat di setiap 10 tahun menurut hasil sensus penduduk. Meningkatnya jumlah penduduk membuat Indonesia semakin terpuruk dengan keadaan ekonomi yang belum mapan. Jumlah penduduk yang bekerja tidak sebanding dengan jumlah beban ketergantungan. Penghasilan yang minim ditambah dengan Banyaknya beban ketergantungan yang harud ditanggung membuat penduduk hidup di bawah garis kemiskinan. A B Angkatan Kerja. Penduduk yang Bekerja dan Pengangguran. Secara garis besar penduduk suatu negara dibagi menjadi dua yaitu tenaga kerja dan bukan tenaga kerja. Yangtergolong tenaga kerja ialah penduduk yang berumur didalam batas usia kerja. Batasan usia kerja berbeda- beda disetiap negara yang satu dengan yang lain. Batas usia kerja yang dianut olehIndonesia ialah minimum 10 tahun tanpa batas umur maksimum. Jadi setiap orang atau semua penduduk kesenjangan dikatakan lunak,distribusi pendapatan nasional dikatakan cukup merata. . C Tingkat pendidikan yang rendah Rendahnya kualitas penduduk juga merupakan salah satu penyebabkemiskinan di suatu negara. Ini disebabkan karena rendahnya tingkat pendidikan dan tingkat pengetahuan tenaga kerja. Untuk adanya perkembangan ekonomi terutama industry, jelas sekali dibutuhkan lebih banyak tenaga kerja yang mempunyai skill atau paling tidak dapat membaca dan menulis.
  • 8. STRATEGI PEMERINTAH DALAM MENGENTASKAN KEMISKINAN
  • 9. Kemiskinan muncul Akibat Perbedaan Akses Dalam Modal Pengukuran kemiskinan dengan standar Bank dunia didasarkan pada ukuran pendapatan(ukuran finansial), dimana batas kemiskinan dihitung dari besarnya minimum makanan dan bukan makanan. Sesorang yang memiliki pendapatan kurang $1 per hari masuk pada kategori miskin (criswardani,2005) dalam Aggraini,2012). Dengan menggunakan pendekatan ini kemiskinan dipandang ketidakmampuan dari segi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan dasar makanan dan bukan makan yang diuykur dari sisi pengeluaran dengan menggunakan metode hitung garis kemiskinan (GK), yang terdiri dari dua komponen yaitu Garis Kemiskinan Mkanan (GKM) dan Garis Kemiskinan Bukan Makanan (GKBM). Garis Kemiskinan Makanan adalah nilai pengeluaran kebutuhan minimum makanan yang disetarakan dengan 2100 kilokalori perhari dan komiditi kebutuhan dasar makanan diwakili oleh 52 jenis komiditi( padi, umbi-umbian, ikan daging, telur, susu, sayuran, kacang- kacangan,buahbuahan,minyak dan lemak). sedangkan Garis Kemiskinan Bukan makanan adalah kebutuhan minimum untuk perumahan, pendidikan , sandang , dan kesehtan.
  • 10. Berikut adalah formulasi untuk menghitung garis kemiskinan(GK) adalah: GK= GKM+GKBM Dimana: GK = Garis Kemiskinan GKM = Garis Kemiskinan makanan GKBM = Garis Kemiskinan Bukan makanan. Indikator kemiskinan ada bermacam-macam yakni: konsumsi beras per kapita per tahun, tingkat pendapatan, tingkat kecukupan gizi, kebutuhan fisik minimum (KFM), dan tingkat kesejahteraan (Lincolin Arsyad,2004) .
  • 11. MEMBEDAH ANGKA KEMISKINAN DAN KESENJANGAN: RILIS DATA TERKINI BPS – Menteri PPN/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro menggelar Konferensi Pers “Membedah Angka Kemiskinan dan Kesenjangan: Rilis Data Terkini BPS”
  • 12. Tingkat kemiskinan pada 2017 mencapai titik terendah selama hampir dua dekade, yaitu sebesar 10,12 persen. Rilis data Badan Pusat Statistik (BPS) per September 2017 menunjukkan persentase penduduk miskin Indonesia berkurang 0,58 persen poin (year-on-year). “ Dilihat dari dinamika tingkat kemiskinan 2009-2017, kemiskinan di perdesaan lebih tinggi dari di perkotaan. Pada September 2017, kemiskinan di perdesaan sebesar 13,47 persen atau secara absolut 16,31 juta jiwa, sedangkan di perkotaan 7,26 persen atau secara absolut 10,27 juta jiwa. Pada periode 2010-2014, tingkat penurunan kemiskinan di perdesaan lebih cepat dari di perkotaan. Namun pada tahun 2014-2016, penurunan kemiskinan di perdesaan mengalami perlambatan, bahkan terjadi peningkatan angka kemiskinan pada periode 2014-2015. Kembali mengulang tren pada periode 2010-2014, pada periode 2016-2017 terjadi penurunan kemiskinan di perdesaan lebih cepat dari perkotaan.
  • 13. 1. Inflasi terjaga stabil dalam rentang target 4,0 plus 1 persen. Dalam kurun waktu Maret- September, inflasi umum dapat dijaga pada tingkat 1,45 persen. Pemerintah berhasil menjaga stabilitas harga pada saat hari raya lebaran, terutama pada komponen makanan. 2. Meningkatnya upah riil buruh tani sebesar 1,05 persen dalam enam bulan terakhir 3. Integrasi program-program penanggulangan kemiskinan, antara lain: • Perbaikan basis data untuk targeting dan penyaluran non tunai melalui satu kartu • Penyaluran PKH yang terintegrasi dengan bantuan lain untuk mendorong akumulasi aset/tabungan dan akses layanan lainnya • Reformasi subsidi pangan dan energi tepat sasaran • Optimalisasi penggunaan dana desa. Terdapat tiga faktor pendorong penurunan kemiskinan pada 2017
  • 14. Presentase penduduk miskin berdasarkan provinsi se-Indonesia: 1. Aceh (15,43 persen) 2. Sumatera Utara (9,14 persen) 3. Sumatera Barat (6,56 persen) 4. Riau (7,04 persen) 5. Jambi (7,97 persen) 6. Sumatera Selatan (12,98 persen) 7. Bengkulu (15,30 persen) 8. Lampung (12,76 persen) 9. Kepulauan Bangka Belitung (4,89 persen) 10. Kepulauan Riau (6,13 persen) 11. DKI Jakarta (4,69 persen) 12. Jawa Barat (8,43 persen) 13. Jawa Tengah (11,84 persen) 14. DI Yogyakarta (12,80 persen) 15. Jawa Timur (11,46 persen) 16. Banten (6,63 persen) 17. Bali (4,45 persen) 18. Nusa Tenggara Barat (14,23 persen) 19. Nusa Tenggara Timur (21,21 persen) 20. Kalimantan Barat (7,24 persen) 21. Kalimantan Tengah (5,26 persen) 22. Kalimantan Selatan (4,83 persen) 23. Kalimantan Timur (6,64 persen) 24. Kalimantan Utara (7,41 persen) 25. Sulawesi Utara (7,78 persen) 26. Sulawesi Tengah (13,06 persen) 27. Sulawesi Selatan (8,99 persen) 28. Sulwesi Tenggara (11,69 persen) 29. Gorontalo (15,59 persen) 30. Sulawesi Barat (11,50 persen) 31. Maluku (17,99 persen) 32. Maluku Utara (6,97 persen) 33. Papua Barat (21,70 persen) 34. Papua (26,80 persen)
  • 15. Dalam beberapa tahun belakangan ini angka kemiskinan di Indonesia memperlihatkan penurunan yang signifikan. Meskipun demikian, diperkirakan penurunan ini akan melambat di masa depan. Mereka yang dalam beberapa tahun terakhir ini mampu keluar dari kemiskinan adalah mereka yang hidup di ujung garis kemiskinan yang berarti tidak diperlukan sokongan yang kuat untuk mengeluarkan mereka dari kemiskinan. Namun sejalan dengan berkurangnya kelompok tersebut, kelompok yang berada di bagian paling bawah garis kemiskinanlah yang sekarang harus dibantu untuk bangkit dan keluar dari kemiskinan. Ini lebih rumit dan akan menghasilkan angka penurunan tingkat kemiskinan yang berjalan lebih lamban dari sebelumnya. Stabilitas harga makanan (khususnya beras) merupakan hal penting sekali bagi Indonesia sebagai negara yang penduduknya menghabiskan sebagian besar pendapatan mereka untuk membeli beras (dan produk makanan lain). Oleh karena itu, tekanan inflasi pada harga beras (misalnya karena gagal panen) dapat memiliki konsekuensi serius bagi mereka yang miskin atau hampir miskin. Bahkan sebagian dari mereka yang hidup sedikit saja di atas garis kesmiskinan bisa jatuh dalam kemiskinan penuh karena inflasi yang tinggi. Selain inflasi yang disebabkan oleh kenaikan harga makanan, keputusan pemerintah untuk mengurangi subsidi (terutama subsidi untuk BBM dan listrik) menyebabkan inflasi yang tinggi.
  • 16. 1. Update Data Penduduk Memperbaharui data penduduk miskin dan rentan miskin yang layak mendapatkan bantuan sosial, pemerintah perlu meningkatkan anggaran Bantuan Sosial dan memperluas jumlah penerima bantuan kepada penduduk yang jatuh miskin 2. Integrasi Penyaluran Bansos Pemerintah menggandeng bank-bank pemerintah untuk melakukan transfer Bantuan Sosial secara langsung melalui rekening khusus untuk setiap penerima bantuan. Selain penyalurannya lebih efisien, penerima bantuan tidak tumpang tindih. Di samping itu, potensi berkurangnya jumlah bantuan dapat dihindari. 3. Subsidi Administered Prices Mengurangi beban pengeluaran masyarakat khususnya masyarakat miskin dan hampir miskin, terutama dengan menurunkan biaya-biaya yang dikontrol pemerintah (administered prices). 4. Insentif Dibudang Pertanian, Peternakan dan Perikanan Meningkatkan insentif bagi petani, peternak, dan nelayan melalui skema pembelian produk oleh pemerintah dan perbaikan jalur logistik hasil pertanian, peternakan, dan perikanan perlu dilakukan mengingat sektor tersebut terus berproduksi dan menghadapi minimnya serapan pasar. 5. Pengelolaan APBN Secara Cermat Meningkatnya intervensi pemerintah untuk mengatasi pandemi tentunya berdampak pada peningkatan anggaran belanja pemerintah. Meskipun terdapat ruang untuk memperlebar defisit, pemerintah dapat mengoptimalkan realokasi anggaran yang telah disusun dan menerapkan beberapa kebijakan alternatif Lima langkah untuk menganggulangi kemiskinan yang bisa dilakukan meliputi :
  • 17. KESIMPULAN Kesenjangan Pendapatan adalah menggambarkan distribusi pendapatan masyarakat di suatu daerah atau wilayah pada waktu tertentu. Penyebab kesenjangan pendapatan yang terjadi di Indonesia yakni akibat kurang diperhatikannya Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Selama ini UKM belum tersentuh upaya pemberdayaan dengan optimal. Untuk memangkas angka kemiskinan, pemerintah sejatinya hanya perlu menempuh dua hal. Pertama, menciptakan pertumbuhan ekonomi yang inklusif atau berkualitas. Kedua, melaksanakan program-program anti kemiskinan yang efektif sekaligus produktif. Kemiskinan merupakan suatu kondisi yang dipandang sebagai ketidakmampuan dari sisi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia, yakni pangan dari aspek pemasukan untuk membeli makanan, dan bukan dari aspek pengeluaran. Dengan kata lain bahwa kemiskinan terkait dengan tingkat pendapatan. Strategi pengentasan kemiskinan kontekstual Indonesia dapat diambil melaui berbagai langkah strategis. Dari aspek individu sebagai seorang kepala keluarga, yang berusia lanjut diberi kesempatan untuk berwirausaha, yakni terlebih dahulu menggali kebisaan mereka untuk diberi pelatihan dan pendampingan terlebih dahulu, bekerjasama dengan kementrian ketenagakerjaan dan pihak perbankan untuk memberikan permodalan kepada yang bersangkutan,setelah modal cair, maka kepala keluarga tersebut diberi bantuan modal fisik usaha misalnya perangkat alat, rombong jualan, mesin jahit, yang bukan berbentuk dana. Dan jika kepala keluarga masih dalam usia sekolah dan pendidikan dasar tetap diberi kesempatan untuk melanjutkan pendidikan dasar,diberi pelatihan dan pendampingan untuk bisa bekerja sambil sekolah, dengan memberi bantuan modal usaha berupa modal dan perangkat fisik yang sesuai untuk menjalankan usahanya,bagi para kepala keluarga yang mengalami PHK, diberi insentif oleh pemerintah jangan berupa biaya hidup. Akan tetapi insentif untuk menciptakan sumber pendapatan baru, misalnya bercocok tanam, berkebun, berternak, dan menjahit.