Laporan ini memberikan ringkasan analisis permasalahan pembuatan paving menggunakan metode linier programming untuk memaksimalkan profit. Data yang dianalisis meliputi jenis produk, bahan baku yang dibutuhkan, kapasitas bahan baku, dan harga jual. Hasil pengujian menggunakan software POM-QM menunjukkan output seperti hasil linier programming, rentang nilai, daftar solusi, dan iterasi proses penyelesaian.
1. Laporan praktikum operation research
1. 1. LAPORAN PRAKTIKUM OPERATION RESEARCH OLEH: ROHMAD PUTRA ATIM
SUSILO NBI : 411306092 RETNO AJENG DWI PALUPI NBI : 411306148 PROGRAM
STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945
SURABAYA 2016
2. 2. Universitas 17 Agustus 1945, Surabaya, 2016 Laporan Praktikum Operation Research i
KATA PENGANTAR Alhamdulillah dan puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas
selesainya “LAPORAN PRAKTIKUM OPERATION RESEARCH”. Tanpa rida dan kasih
sayang serta petunjuk dari-Nya mustahil laporan ini dapat dirampungkan. Disusunnya
Laporan Resmi Praktikum Operation Research ini adalah sebagai bukti kami telah
menyelesaikan praktikum Operation Research. Dimana menyelesaikan praktikum Operation
Research merupakan salah satu syarat menyelesaikan tahapan perkuliahan pada Jurusan
Teknik Industri, Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya. Pada kesempatan ini tidak lupa
kami ucapkan banyak terima kasih kepada Bapak Drs. Poernomo Adi, MSIE selaku dosen
pembimbing atas bantuannya dalam membimbing penyusunan laporan ini. Penyusun sudah
berupayah semaksimal mungkin untuk dapat menyajikan laporan ini agar bisa benar-benar
memadai, mudah dipahami dan dapat diterima oleh Dosen pembimbing dan para pembaca.
Sesuai dengan kata pepatah “tiada gading yang tidak retak”, kami mengharapkan saran dan
kritik, khususnya dari Dosen pembimbing. Dan Saya memohon maaf jika ada kesalahan
pada penulisan ataupun penafsiran dari maksud yang sebenarnya. Surabaya, Juni 2016
3. 3. Universitas 17 Agustus 1945, Surabaya, 2016 Laporan Praktikum Operation Research ii
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL KATA
PENGANTAR...................................................................................................... i DAFTAR ISI
................................................................................................................... ii BAB I LINIER
PROGRAMMING 1.1 Landasan Teori
................................................................................................1 1.2 Data Pengamatan
Permasalahan .......................................................................5 1.3 Analisa Permasalahan
......................................................................................6 1.3.1 Langkah – Langkah
Penyelesaian Menggunakan Software POM-QM .....6 1.3.2 Output Uji POM-QM
..............................................................................8 1.3.3 Analisa Hasil Pengujian
........................................................................10 BAB II TRANSPORTASI 2.1 Landasan
Teori...............................................................................................13 2.2 Data Pengamatan
Permasalahan .....................................................................15 2.3 Analisa Permasalahan
....................................................................................15 2.3.1 Langkah – Langkah
Penyelesaian Menggunakan Software POM-QM ...15 2.3.2 Output Uji POM-QM
............................................................................17 2.3.3 Analisa Hasil Pengujian
........................................................................18 BAB III ANTRIAN 3.1 Landasan Teori
..............................................................................................22 3.1.1. Konsep Dasar Teori
Antrian .................................................................22 3.1.2. Sistem Antrian
.....................................................................................23 3.1.3. Disiplin Antrian
...................................................................................23 3.1.4. Sistem Dan Struktur Antrian
................................................................24 3.1.5. Pengelompokan Model antrian : Kendall’s
Notation .............................26 3.1.6. Bentuk Model Umum
...........................................................................26 3.2 Data Pengamatan
Permasalahan......................................................................27 3.3 Analisa Permasalahan
....................................................................................27 3.3.1 Langkah – Langkah
Penyelesaian Menggunakan Software POM-QM ...27
4. 4. Universitas 17 Agustus 1945, Surabaya, 2016 Laporan Praktikum Operation Research iii
3.3.2 Output Uji POM-QM ............................................................................29 3.3.3 Analisa
Output Uji POM-QM ...............................................................30 BAB IV KESIMPULAN DAN
SARAN.........................................................................31 BAB V DAFTAR PUSTAKA
........................................................................................32
2. 5. 5. Universitas 17 Agustus 1945, Surabaya, 2016 Laporan Praktikum Operation Research 1
BAB I LINEAR PROGRAMMING 1.1. LANDASAN TEORI Linear programming adalah suatu
teknis matematika yang dirancang untuk membantu manajer dalam merencanakan dan
membuat keputusan dalam mengalokasikan sumber daya yang terbatas untuk mencapai
tujuan perusahaan. Tujuan perusahaan pada umumnya adalah memaksimalisasi
keuntungan, namun karena terbatasnya sumber daya, maka dapat juga perusahaan
meminimalkan biaya (Pangalajo, 2009). Linear programming memiliki empat ciri khusus
yang melekat, yaitu (Pangalajo, 2009): 1. Penyelesaian masalah mengarah pada
pencapaian tujuan maksimisasi atau minimisasi. 2. Kendala yang ada membatasi tingkat
pencapaian tujuan. 3. Ada beberapa alternatif penyelesaian. 4. Hubungan matematis bersifat
linear. Karena adanya persyaratan linearitas tersebut, maka persoalan ini disebut “linear
programming”. Dengan kata lain disebut program karena untuk mencari keputusan yang
optimal didasarkan oleh keterbatasan sumber daya dan disebut linear (Hartanto, 2005).
Secara teknis, ada lima syarat tambahan dari permasalahan linear programming yang harus
diperhatikan yang merupakan asumsi dasar, yaitu (Pangalajo, 2009): 1. Certainty
(kepastian). Maksudnya adalah fungsi tujuan dan fungsi kendala sudah diketahui dengan
pasti dan tidak berubah selama periode analisis.
6. 6. Universitas 17 Agustus 1945, Surabaya, 2016 Laporan Praktikum Operation Research 2
2. Proportionality (proporsionalitas). Yaitu adanya proporsionalitas dalam fungsi tujuan dan
fungsi kendala. 3. Additivity (penambahan). Artinya aktivitas total sama dengan penjumlahan
aktivitas individu. 4. Divisibility (bisa dibagi-bagi). Maksudnya solusi tidak harus merupakan
bilangan integer (bilangan bulat), tetapi bisa juga berupa pecahan. 5. Non-negative variable
(variabel tidak negatif). Artinya bahwa semua nilai jawaban atau variabel tidak negatif. 1.1.1.
Perumusan Model Dan Bentuk Umum Untuk mendapatkan keputusan yang optimal dalam
penyelesaian persoalan dengan menggunakan teknik linear programming, langkah pertama
yang harus dilaksanakan adalah mengidentifikasikan masalah ke dalam bentuk matematis
atau sering disebut pembuatan model linear programming (Hartanto, 2005). Langkah –
langkah yang perlu dilakukan untuk merumuskan model linear programming tersebut adalah
(Hartanto, 2005): 1. Tentukan variabel keputusan yang akan dicari dan beri notasi dalam
bentuk matematis. 2. Tentukan batasan dari variabel keputusan tadi dan gambarkan ke
dalam bentuk persamaan linear atau ketidaksamaan linear. 3. Tentukan tujuan yang akan
dicapai dari variabel keputusan tadi dan gambarkan dalam satu set fungsi linear yang
berbentuk maksimasi keuntungan atau minimasi biaya.
7. 7. Universitas 17 Agustus 1945, Surabaya, 2016 Laporan Praktikum Operation Research 3
Secara umum bentuk model linear programming dapat digambarkan sebagai berikut
Hartanto, 2005): Karena persoalan linear programming merupakan masalah alokasi, maka
perumusan di atas dapat diinterpretasikan sebagai berikut (Hartanto, 2005): Z → nilai tujuan
yang akan dicapai. x1, x2, x3, ..., xn → variabel keputusan yang akan dicari. aij → jumlah
resource yang harus dialokasikan pada setiap kegiatan ke (j). b1, b2, b3, ..., bm → jumlah
resource. cij → nilai dari setiap kegiatan ke (j). 1.1.2. Penyelesaian Model Linear
Programming Setelah melakukan perumusan model linear programming, maka langkah
selanjutnya adalah menyelesaikan model linear programming guna mendapatkan tujuan
yang akan dicapai. Oleh karena persoalan linear programming dapat digambarkan dalam
berbagai bentuk seperti maksimisasi, atau minimisasi dan dengan batasan dapat pula
berbentuk lebih kecil sama dengan, sama dengan, atau, lebih besar sama dengan (≤, =, ≥),
maka diperlukan suatu bentuk baku yang dapat memenuhi prosedur penyelesaian (Hartanto,
2005).
8. 8. Universitas 17 Agustus 1945, Surabaya, 2016 Laporan Praktikum Operation Research 4
Bentuk baku yang sudah umum digunakan untuk menyelesaikan model linear programming
adalah (Hartanto, 2005): 1. Bentuk standar Karakteristik dari bentuk standar ini adalah :
Fungsi tujuan (objective function) berbentuk maksimasi atau minimisasi. Semua kendala
digambarkan dalam bentuk persamaan. Semua variabel keputusan non – negatif. Nilai
ruas kanan setiap kendala non – negatif. 2. Bentuk kanonik Karakteristik dari bentuk kanonik
3. ini adalah: Semua kendala berbentuk lebih kecil sama dengan (≤). Semua variabel
keputusan non – negatif. Fungsi tujuan (objective function) bentuk maksimisasi. Ada
beberapa cara menyelesaikan masalah dengan model program linear, di antaranya yaitu
diselesaikan secara grafik. Secara umum metode grafik dapat memberi masukan berharga
untuk program linear dan pemecahannya, tetapi metode ini hanya berlaku untuk dua variabel
saja. Suatu teknik yang dapat memecahkan masalah-masalah program linear secara umum
yaitu metode simpleks. Dalam metode simpleks model diubah ke dalam bentuk suatu tabel
kemudian dilakukan beberapa langkah matematis pada tabel tersebut. Langkah - langkah
matematis ini merupakan replikasi proses pemindahan dari suatu titik ekstrem ke titik
ekstrem lainnya pada daerah solusi (Kusrini, 2005). Penyelesaian persoalan dengan
menggunakan teknik linear programming, bertujuan untuk mendapatkan hasil yang optimal
yang dapat membentuk maksimasi keuntungan maupun minimisasi biaya. Penyelesaian
tersebut bermula dari bentuk umum (perumusan
9. 9. Universitas 17 Agustus 1945, Surabaya, 2016 Laporan Praktikum Operation Research 5
model) ke feasible, dari feasible menjadi feasible dasar dan akhirnya menjadi optimal
(Hartanto, 2005). Penggunaan linear programming pada saat sekarang sudah cukup luas,
misalnya dibidang ekonomi, militer, industri, maupun bidang sosial lainnya. Disamping itu
dengan kemajuan teknologi yang semakin pesat, maka proses perhitungan penyelesaian
linear programming sudah menggunakan komputer, terutama dalam menghadapi persoalan
yang memiliki variabel cukup banyak, yang apabila dilakukan dengan proses perhitungan
biasa akan memakan waktu yang cukup lama. Dari uraian di atas dapat diakatakan bahwa
linear programming merupakan salah satu teknik matematis yang bertujuan untuk
mendapatkan keputusan optimal (Hartanto, 2005). 1.2 DATA PENGAMATAN
PERMASALAHAN Permasalahan dari Linier Programming ini didapat dari hasil analisis
Video pembuatan paving. Dari hasil pembuatan Paving ini di dapatkan data yaitu : Produk
Paving yang di buat terdapat 2 jenis produk yaitu paving Multi Block dan Juga Paving Segi
Enam. Untuk Pembuatan paving multi block setiap sekali produksi membutuhkan 10 Tonk
Pasir, 5 timba semen dan 4 Timba Air. Sedangkan Untuk Setiap sekali Produksi Paving Segi
enam membutuhkan 8 Tonk Pasir, 4 Timba Air dan 3 Timba Semen. Pekerja yang tersedia
yaitu 12 Pekerja. Asumsi Kapasitas Bahan Baku Untuk Paving Multi Block 11 Tonk Pasir, 7
Timba Semen, dan 8 Timba Air. Untuk Paving Segi enam 9 Tonk Pasir, 8 Timba Air dan 5
Timba Semen. Harga Jual Produk diasumsikan Paving Multi Block Rp. 80.000 / M2 . Dan
untuk Paving Segi Enam memiliki harga Rp. 90.000/ M2 . Dari Hasil Analisi Video
pembuatan Paving ini akan dilakukan pengujian menggunakan metode Linier Programing
untuk mendapatkan Profit Maksimum ?
10. 10. Universitas 17 Agustus 1945, Surabaya, 2016 Laporan Praktikum Operation Research 6
1.3 ANALISA PERMASALAHAN Data dari Analisis dari video pembuatan Paving ini yaitu :
Produk Bahan Baku Yang Dibutuhkan Harga Jual Produk Pasir Air Semen Paving Multi
block 10 4 5 Rp. 80.000 Paving Segi enam 8 4 3 Rp. 90.000 Kapasitas 20 Tonk 16 Timba 12
Timba Dari data yang didapat ini maka akan dilakukan penyelesaian dengan Program POM-
QM dengan metode Linier Programing. 1.3.1. LANGKAH – LANGKAH PENYELESAIAN
MENGGUNAKAN SOFTWARE POM-QM 1. Buka POM-QM pada desktop 2. Klik Module-
Linier Programming
11. 11. Universitas 17 Agustus 1945, Surabaya, 2016 Laporan Praktikum Operation Research 7
3. Klik menu File- New 4. Pada kotak title diisi judul kasus yang akan diselesaikan
(Pembuatan Paving) 5. Number of Constrain ( jumlah fungsi batasan diisi dengan 3) sesui
kasus 6. Number of Variables ( jumlah variabel diisi 2) sesui kebutuhan kasus 7. Pada
Objective pilih Miximize 8. Klik Ok
12. 12. Universitas 17 Agustus 1945, Surabaya, 2016 Laporan Praktikum Operation Research 8
9. Masukan angka-angka pada soal ke dalam tabel yang muncul kemudian klik Solve atau
F9 10. Klik Tile untuk mengeluarkan semua output yang dibutuhkan atau klik Window
kemudian klik satu-persatu untuk mengeluarkan output tertentu (Linier programming result,
4. Ranging, Solution list, Iteration, Dual,Graph). 1.3.2 OUTPUT UJI POM-QM 1. Linier
programming result.
13. 13. Universitas 17 Agustus 1945, Surabaya, 2016 Laporan Praktikum Operation Research 9
2. Ranging. 3. Solution list. 4. Iteration.
14. 14. Universitas 17 Agustus 1945, Surabaya, 2016 Laporan Praktikum Operation Research
10 5. Dual. 6. Graph. 1.3.3 ANALISA HASIL PENGUJIAN 1. Output Linear Programming
Results Interpretasi: Pada liniear programing result, terlihat bahwa solusi untuk kasus ini
adalah X1 sebesar 0 untuk Paving MultiBlock , dan X2 sebesar 2,5 Bahan Baku pembuatan
Paving Segi enam yang dapat diproduksi untuk memperoleh keuntungan maksimal sebesar
Rp 225.000.
15. 15. Universitas 17 Agustus 1945, Surabaya, 2016 Laporan Praktikum Operation Research
11 2. Output Ranging Interpretasi: Pada tabel ranging dapat terlihat bahwa : 1. Value
Keuntungan maksimal dapat dicapai ketika produksi X1 = 0 Bahan baku dan X2 = 2,5 Bahan
baku. 2. Dual value Jika dilakukan penambahan 1 Tonk akan menambah keuntungan
sebesar Rp 11.250 rupiah sedangkan Air dan Semen walaupun masing-masing dilakukan
penambahan 1 bahan baku tidak akan memberikan keuntungan karena nilainya Rp 0. Hal ini
disebabkan karena terdapat Air dan Semen yang terbuang atau tidak optimal dalam
pemakaiannya dalam produksi sehingga ada sisa masing- masing sebesar 6 Timba dan 4,5
Timba. 3. Lower bound dan Upper Bound adalah batas atas dan batas bawah. 3. Output
Solution List Interpretasi : Pada tabel solusion list terlihat bahwa : 1) Value Produksi optimal
untuk profit maksimal yaitu Paving Multi Block (x1 ) = 0 dan Paving Segi enam (x2 ) = 2,5.
Menghasilkan keuntungan (Z sebesar 22500 ) 2) Status Basic adalah variabel yang masuk
ke dalam iterasi. Pada kasus diatas yang menjadi variabel basic yaitu Paving Segi enam (x2
), slack 2 dan slek 3. 4) Output Iterations Interpretasi : Pada tabel iterasi terlihat bahwa
terjadi 2 kali iterasi. Hal tersebut berarti untuk dapat mencapai kombinasi angka optimum
diperlukan dua kali langkah komputasi.
16. 16. Universitas 17 Agustus 1945, Surabaya, 2016 Laporan Praktikum Operation Research
12 5) Output Dual Interpretasi : Pada tabel dual terlihat bahwa : 1. Original problem adalah
fungsi tujuan dan kendala pada soal. 2. Dual problem adalah bentuk lain dari fungsi tujuan
dan kendala pada soal. Maximize Minimize Min Z = 20 Y1 + 16Y2 + 12Y3 d.b 10Y1 + 4Y2 +
5Y3 >= 80.000 8Y1 + 4Y2 + 3Y 3 >= 90.000 6) Output Graph Interpretasi : Pada graph
terlihat bahwa : 1. Corner point adalah kombinasi yang dapat dilakukan perusahaan. Dapat
dilihat kombinasi yang berwarna biru dapat menghasilkan profit maksimal yaitu X1 = 0, X2 =
2,5 dan Z = 225.000 2. Isoprofit line adalah garis dimana tercapainya profit maksimal 3.
Daerah yang diarsir disebut feasible area yaitu batas yang mungkin untuk pengalokasian
sumber daya produksi yang ada dengan waktu yang tersedia.
17. 17. Universitas 17 Agustus 1945, Surabaya, 2016 Laporan Praktikum Operation Research
13 BAB II TRANSPORTASI 2.1. LANDASAN TEORI Pada umumnya, masalah transportasi
berhubungan dengan distribusi suatu produk tunggal dari beberapa sumber, dengan
penawaran terbatas, menuju beberapa tujuan, dengan permintaan tertentu, pada biaya
transportasi minimum. Karena hanya satu macam barang, suatu tempat tujuan dapat
memenuhi permintaannya dari satu atau lebih sumber (Mulyono, 2004:114). Asumsi dasar
model ini adalah bahwa biaya transportasi pada suatu rute tertentu proporsional dengan
banyaknya unit yang dikirimkan. Definisi unit yang dikirimkan sangat tergantung pada jenis
produk yang diangkut, yang penting, satuan penawaran dan permintaan akan barang yang
diangkut harus konsisten. Masalah transportasi dapat diselesaikan dengan metode simpleks,
sebab model matematika dari masalah transportasi merupakan keadaan khusus dari model
matematika masalah PL. Kelemahan metode simpleks untuk menyelesaikan masalah
transportasi adalah timbulnya masalah kemerosotan. Masalah transportasi dapat juga
diselesaikan dengan algoritma transportasi. Adapun langkah-langkah algoritma transportasi
sebagai berikut. 1. Menyiapkan tabel untuk masalah transportasi. 2. Menyusun program
awal sehingga diperoleh penyelesaian fisibel. 3. Menentukan biaya kesempatan dari sel-sel
kosong. 4. Menguji apakah program sudah optimal. 5. Menyusun program perbaikan,
5. apabila belum ditemukan program optimal. Metode transportasi adalah suatu metode yang
digunakan untuk mengatur distribusi dari sumber-sumber yang menyediakan produk yang
sama atau sejenis ke tempat tujuan secara optimal. Distribusi ini dilakukan sedemikian rupa
sehingga permintaan dari beberapa tempat tujuan dapat dipenuhi dari beberapa tempat asal
yang masing-masing dapat memiliki permintaan atau kapasitas yang berbeda (Dwijanto,
2008:61). Distribusi ini dilakukan sedemikian rupa sehingga permintaan dari beberapa
tempat tujuan dapat dipenuhi dari beberapa tempat asal yang masingmasing dapat memiliki
permintaan atau kapasitas yang berbeda-beda. Dengan menggunakan metode transportasi
18. 18. Universitas 17 Agustus 1945, Surabaya, 2016 Laporan Praktikum Operation Research
14 dapat diperoleh suatu alokasi distribusi barang yang dapat meminimalkan total biaya
transportasi. Suatu perusahaan memerlukan pengelolaan data dan analisis kuantitatif yang
akurat, cepat serta praktis dalam penggunaannya. Dalam perhitungan secara manual
membutuhkan waktu yang lebih lama sementara pertimbangan efisiensi waktu dalam
perusahaan sangat diperhatikan. Dalam penyelesaian kasus transportasi, langkah-langkah
untuk penyelesaian dengan metode transportasi adalah sebagai berikut. 1. Langkah pertama
di dalam metode transportasi adalah menyusun matriks transportasi. Langkah ini merupakan
kunci keberhasilan kita dalam menyusun langkah berikutnya. Matriks transportasi
menunjukan sumber dari mana barang berasal dan kemana tujuan dikirim. 2. Langkah
berikutnya adalah menyusun tabel awal. Pada tabel awal diisikan informasi biaya
transportasi atau jarak dari suatu sumber ke suatu tujuan tertentu, besar kapasitas sumber,
dan besar permintaan. Pada langkah ini, harus dipastikan bahwa besar kapasitas harus
sama (seimbang) dengan besar permintaan. Apabila terdapat ketidakseimbangan maka
harus dibuat sel dummy yang berisi besarnya ketidakseimbangan antara penawaran dan
permintaan. Sel dummy dapat berupa sel baris atau sel kolom. 3. Langkah ketiga adalah
melakukan pengalokasian berdasarkan beberapa metode yang ada. Terdapat beberapa
metode yang dapat digunakan baik secara manual maupun dengan menggunakan program
komputer. Diantaranya adalah teknik stepping stone dengan kaidah kiri atas – kanan bawah
(Nortwest Corner Method), artinya iterasi (perhitungan) dilakukan secara bertahap dengan
dimulai dari kiri atas ke kanan bawah. Teknik lainnya adalah Vogel’s Approximation Method
dan Minimum Cost Method. 4. Jika telah dilakukan pengalokasian dengan salah satu metode
yang sesuai, langkah selanjutnya adalah melihat apakah alokasi tersebut sudah optimal atau
belum. Jika alokasi telah optimal maka alokasi tersebut dapat dikatakan telah mencapai nilai
yang paling menguntungkan. Sebaliknya jika belum optimal, maka perlu dilakukan revisi atau
perbaikan untuk sel yang masih memungkinkan untuk direvisi atau diperbaiki.
19. 19. Universitas 17 Agustus 1945, Surabaya, 2016 Laporan Praktikum Operation Research
15 2.2. DATA PENGAMATAN PERMASALAHAN PT. Rajaa Tunggal yang merupakan
sebuah pabrik yang memproduksi rokok memiliki beberapa lokasi pabrik yang memproduksi
produk rokok dari PT. Rajaa Tungga, Pabrik ini berada di daerah Surakarta, Salatiga dan
Banyumas dan akan memasok produk ke Gudang yang berada di kota Boyolali, Klaten dan
Rembang, Gudang ini akan mendistribusikan ke toko – toko disekitarnya. Kapasitas supply
per bulan Agen Solo = 180 Dus, Salatiga = 165 Dus, Banyumas = 170 Dus. Permintaan
masing – masing Kota Boyolali = 65 Dus, Klaten = 61 Dus, Sragen = 72 Dus. Berikut
merupakan biaya Transportasi per dus dari pabrik ke Kota distribusi (Rp) : Gudang Pabrik
Boyolali Klaten Rembang Solo 471 485 650 Salatiga 981 512 495 Banyumas 521 650 430
(Sumber data : Wijayanti, Devie Kurnia, (2011). Aplikasi Metode Transportasi Dengan
Program Solver Dalam meminimumkan Biaya Pengiriman Produk (Studi Kasus PT. Rajaa
Tunggal) ) Dari persoalan ini akan mencari solusi untuk perusahaan akan mengirim dari
pabrik mana ke gudang mana dan berapa jumlah serta biaya transportasi. Persoalan ini
akan diselesaikan dengan menggunakan Software yaitu POM-QM 2.3. ANALISA
PERMASALAHAN 2.3.1 LANGKAH – LANGKAH PENYELESAIAN MENGGUNAKAN
SOFTWARE POM-QM Penyelesaian permasalahan diatas menggunkan Program POM-QM
langkah – langkah nya yaitu : 1) Buka POM-QM
6. 20. 20. Universitas 17 Agustus 1945, Surabaya, 2016 Laporan Praktikum Operation Research
16 2) Klik Module- Transportation 3) Klik menu File- New 3) Pada kotak title diisi judul kasus
yang akan diselesaikan 5) Number of Sources ( jumlah sumber diisi dengan 3) sesuai kasus
6) Number of Destination ( jumlah kejadian diisi 3) sesui kebutuhan kasus 7) Pada Objective
pilih Minimize karena menghitung biaya 8) Klik Ok
21. 21. Universitas 17 Agustus 1945, Surabaya, 2016 Laporan Praktikum Operation Research
17 9) Masukan angka-angka pada soal ke dalam tabel yang muncul kemudian klik Solve 10)
Klik Tile untuk mengeluarkan semua output yang dibutuhkan atau klik Window kemudian klik
satu-persatu untuk mengeluarkan output tertentu ( Transportation shipments, Final solution
table, Marginal cost, Iterations, Shipment with costs, Shipping list ). 2.3.2 OUTPUT UJI
POM-QM
22. 22. Universitas 17 Agustus 1945, Surabaya, 2016 Laporan Praktikum Operation Research
18 2.3.3 ANALISA HASIL PENGUJIAN 1. Output Transportation Shipments Interpretasi: 1.
Perusahaan akan mencapai biaya angkut total minimum apabila Pabrik di Solo mengirim
produk rokok ke gudang di Boyolali sebanyak 65 dus dan ke gudang di klaten sebanyak 54
dus. 2. Perusahaan akan mencapai biaya angkut total minimum apabila Pabrik di Banyumas
mengirim produk rokok ke gudang di rembang sebanyak 72 dus.
23. 23. Universitas 17 Agustus 1945, Surabaya, 2016 Laporan Praktikum Operation Research
19 2. Output Final Solution Table Interpretasi: 1. Bila pabrik di Solo memaksakan mengirim
ke gudang di rembang maka akan menambah biaya sebesar Rp. 220.000. Sehingga paling
tepat pabrik di Solo mengirimkan kegudang di Boyolali dan di Klaten yang tidak
menghasilkan margin cost. 2. Jika Pabrik di Salatiga memaksakan untuk mendistribusikan
produk maka akan menambah biaya baik mengirim ke Boyolali, Klaten dan Rembang.
Dengan besar biaya Rp. 510.000, Rp 27.000 dan Rp 65.000. Sehingga pabrik di salatiga di
sarankan untuk tidak mengirim produk ke 3 gudang ini. 3. Pabrik Banyumas disarankan
untuk mengirim ke gudang di Rembang yang tidak menghasilkan margin cost, namun ketika
memaksakan untuk mengirim ke gudang di Boyolali dan Klaten maka akan dikenai biaya
sebesar Rp. 50.000 dan Rp. 165.000. 3. Output Marginal Cost Interpretasi : 1. Marginal cost
pada gudang di Rembang dari pabrik di Solo adalah Rp. 220.000, berarti apabila dilakukan
pendistribusian produksi dari pabrik di solo ke gudang di Rembang maka biaya transportasi
akan bertambah sebesar Rp. 220.000. 2. Marginal cost pada gudang di Boyolali dari pabrik
di Salatiga sebesar Rp. 510.000, pada gudang di Klaten dari pabrik di Salatiga sebesar Rp.
27.000 dan
24. 24. Universitas 17 Agustus 1945, Surabaya, 2016 Laporan Praktikum Operation Research
20 pada gudang di Rembang dari pabrik di Salatiga sebesar Rp. 65.000. Ini berarti apabila
dilakukan pendistribusian dari pabrik di Salatiga ke 3 gudang ini maka akan dikenakan biaya
transportasi tambahan sebesar Rp. 510.000, Rp. 27.000 dan Rp. 65.000. 3. Marginal cost
pada gudang di boyolali dari pabrik di Banyumas adalah Rp. 50.000. dan pada gudang di
Klaten dari pabrik di Banyumas sebesar Rp. 165.000, berarti apabila dilakukan
pendistribusian dari pabrik di banyumas ke 2 gudang tersebut maka biaya transportasi akan
bertambah sebanyak Rp. 50.000 dan Rp. 165.000. 4. Output Iterations Interpretasi : 1. Pada
tabel iterasi tampak bahwa iterasi terjadi sebanyak 3 kali. Hal tersebut berarti untuk
mencapai kombinasi angka optimum yaitu kapasitas maximum dengan biaya paling
minimum diperlukan 3 (dua) kali langkah komputasi. Iterasi berhenti sampai tabel ketiga
karena nilai biaya tambahannya sudah menunjukan positif semua. 5. Output Shipments With
Costs
25. 25. Universitas 17 Agustus 1945, Surabaya, 2016 Laporan Praktikum Operation Research
21 Interpretasi : 1. Pabrik di Solo mengirim kegudang di Boyolali dan gudang di Klaten
dengan kapasitas masing-masing 65 dus serta biaya Rp. 3.061.500 dan 61 dus dengan
biaya Rp. 2.958.500. 2. Pabrik di Banyumas mengirim ke gudang di Rembang dengan
kapasitas 72 dus serta biaya sebesar Rp. 3.096.000. 6. Output Shipping List Interpretasi : 1.
Jumlah muatan dari pabrik di Solo ke gudang di Boyolali sebanyak 60 dus dengan biaya per
unit sebesar Rp. 471.000 maka total biaya yang dikeluarkan sebanyak Rp. 3.061.500. 2.
7. Jumlah muatan dari pabrik di Solo ke gudang di Klaten sebanyak 61 dus dengan biaya per
unit sebesar Rp. 485.000 maka total biaya yang dikeluarkan sebanyak Rp. 2.958.500. 3.
Jumlah muatan dari pabrik di Solo ke gudang dummy sebanyak 54 dus dengan biaya per
unit sebesar Rp. 0 maka total biaya yang dikeluarkan sebanyak Rp. 0. 4. Jumlah muatan
dari pabrik di Salatiga ke gudang dummy sebanyak 165 dus dengan biaya per unit sebesar
Rp. 0 maka total biaya yang dikeluarkan sebanyak Rp. 0. 5. Jumlah muatan dari pabrik di
Banyumas ke gudang di Rembang sebanyak 72 dus dengan biaya per unit sebesar Rp.
430.000 maka total biaya yang dikeluarkan sebanyak Rp. 3.096.000. 6. Jumlah muatan dari
pabrik di Banyumas ke gudang dummy sebanyak 98 dus dengan biaya per unit sebesar Rp.
0 maka total biaya yang dikeluarkan sebanyak Rp. 0.
26. 26. Universitas 17 Agustus 1945, Surabaya, 2016 Laporan Praktikum Operation Research
22 BAB III ANTRIAN 3.1. LANDASAN TEORI Antrian (queues) terjadi karena permintaan
pelayanan lebih besar daripada fasilitas pelayan yang ada dalam system antrian.
Permintaan pelayanan akan meningkat terus menerus sedangkan ketersediaan fasilitas
pelayanan terbatas. Antrian menimbulkan berbagai kerugian (loss), opportunity loss dan
wasting time. Untuk mengurangi kerugian dalam antrian, perlu dilakukan peningkatan
efisiensi system antrian. Model antrian pertama kali dikembangkan oleh A.K. Erlang
(1909). Model antrian yang dikembangkan Erlang digunakan untuk menentukan jumlah yang
optimal dari fasilitas telephone switching yang digunakan untuk melayani pengguna telepon
yang masuk. 3.1.1. KONSEP DASAR TEORI ANTRIAN Tujuan dari model antrian adalah
untuk meminimumkan total biaya yang timbul dalam suatu antrian pelayanan yang terdiri dari
biaya langsung penyediaan fasilitas pelayanan dan biaya tidak langsung dari individu yang
mengantri (karena harus menunggu untuk dilayani) Sistem pelayanan yang memiliki
fasilitas pelayanan lebih dari jumlah optimal tidak menimbulkan antrian, tetapi perlu investasi
yang besar. Jika kurang dari jumlah optimal akan berakibat tertundanya pelayanan,
sehingga menimbulkan antrian.
27. 27. Universitas 17 Agustus 1945, Surabaya, 2016 Laporan Praktikum Operation Research
23 3.1.2. SISTEM ANTRIAN Sistem antrian : Sistem antrian sederhana dan sistem antrian
kompleks Sistem antrian sederhana : memiliki antrian tunggal dan fasilitas pelayanan
tunggal Input sistem antrian output Input : Terbatas (finite) atau Tidak terbatas (infinite).
Individu yang datang untuk dilayani dan mengantri bisa terdiri dari manusia (nasabah,
pembeli, klien, customers, etc) atau bukan manusia (kendaraan, mesin, bahan baku, barang
dalam proses produksi, etc) Pola kedatangan (arrival pattern) : Arrival rate (tingkat
kedatangan) : Konstan (distribusi uniform) atau Random (misalnya berdistribusi Poisson).
Jika pola kedatangan berdistribusi Poisson, maka waktu antar kedatangan akan berdistribusi
eksponensial. ! )( x e xXP x X eXf )( Balking : Jika panjang antrian
berlebihan, sehingga ada individu dalam antrian yang meninggalkan antrian. Bulk arrival :
Jika individu-individu datang berkelompok secara bersama- sama 3.1.3. DISIPLIN ANTRIAN
Disiplin antrian adalah keputusan yang digunakan untuk menyeleksi individu-individu yang
memasuki antrian dan akan dilayani lebih dulu 1. FIFO (First In First Out) atau disebut juga
FCFS(First Come First Service) 2. LIFO (Last In First Out) atau LCFS (Last Come First
Service) 3. Emergency First 4. Critical Condition First Antrian Fasilitas Pelayanan
Kedatangan Individu-individu (arrival) Individu-individu yang telah dilayani
28. 28. Universitas 17 Agustus 1945, Surabaya, 2016 Laporan Praktikum Operation Research
24 Panjang antrian : Finite jika kapasitas antrian menjadi pembatas (misal tempat parkir,
tempat tidur di RS, kapasitas mesin, etc) lebih kompleks. Tingkat pelayanan (service time)
: Waktu yang digunakan untuk melayani individu-individu dalam sistem. Tingkat pelayanan
ini akan berdistribusi random (eksponensial) atau konstan (distribusi uniform). Keluar (exit)
: Individu-individu yang telah selesai dilayani 3.1.4. SISTEM DAN STRUKTUR ANTRIAN
Sistem Antrian : 1. Sistem pelayanan Komersial (Restoran, Café, bank, SPBU, etc) 2. Sistem
pelayanan Bisnis Industri (lini industri, material handling, sistem inventory, sistem informasi,
etc) 3. Sistem pelayanan Transportasi 4. Sistem pelayanan Sosial (RS, supermarket, public
8. service, etc) Struktur Antrian : Berdasarkan susunan saluran (channel) Single channel
atau multiple channel. Berdasarkan Phase single phase atau multiple phase 1. Single
Channel – Single Phase Kedatangan Input Misalnya : Antrian di Barber Shop, Pembelian
tiket KRL dengan satu loket, Praktek dokter sendiri, pelayanan toko dengan satu pelayan,
dsb. 2. Single Channel – Multiple Phase Kedatangan Input Antrian (M) Pelayanan (S)
Sumber populasi Individu-individu yang telah dilayani M S Sumber populasi Individu-individu
yang telah dilayaniM S
29. 29. Universitas 17 Agustus 1945, Surabaya, 2016 Laporan Praktikum Operation Research
25 Misalnya : Lini produksi massal, cuci mobil, tukat cat mobil, pelayanan kesehatan
(pemeriksaan) di RS, dsb. 3. Multichannel – Single Phase Kedatangan Input Misalnya :
Pelayanan tiket lebih dari satu loket, pemeriksaan kesehatan oleh beberapa orang dokter,
pelayanan potong rambut oleh beberapa tukang cukur, dsb. 4. Multichannel-Multiphase
Kedatangan Input Misalnya : Registrasi mahasiswa di satu universitas, Pelayanan di RS
sejak pendaftaran, diagnosa, perawatan, hingga pembayaran. Pelayanan pembuatan SIM,
dsb. 5. Struktur campuran (mixed arrangements) : Gabungan dua atau lebih struktur antrian
di atas. M S Sumber populasi Individu-individu yang telah dilayani S S M S Sumber populasi
Individu-individu yang telah dilayaniS S M M M S S S
30. 30. Universitas 17 Agustus 1945, Surabaya, 2016 Laporan Praktikum Operation Research
26 3.1.5. Pengelompokan model antrian : Kendall’s Notation M = Tingkat kedatangan dan
pelayanan Poisson D = Tingkat kedatangan dan pelayanan deterministic (konstan) K =
Distribusi Erlang untuk waktu antar kedatangan atau pelayanan S = Jumlah fasilitas
pelayanan I = Sumber populasi infinite F = Sumber populasi finite Populasi (I) Antrian (M)
Fasilitas Pelayanan (M/1) FCFS Panjang Antrian tak ternbatas (I) 3.1.6. Bentuk Model
Umum Tingkat Tingkat Jumlah fasilitas Ukuran Panjang kedatangan pelayanan pelayanan
populasi antrian M / M / 1 / I / I Model 1 : M / M / 1 / I / I Model 2 : M / M / S / I / I Model 3 : M
/ M / 1 / I / F Model 4 : M / M / S / F / I λ = Tingkat kedatangan rata-rata unit/jam 1/λ = Waktu
antar kedatangan rata-rata jam/unit μ = Tingkat pelayanan rata-rata unit/jam 1/μ = Waktu
pelayanan rata-rata jam/unit n = Jumlah individu dalam system pada suatu waktu tertentu qn
= Rata-rata jumlah individu dalam antrian tn = Rata-rata jumlah individu dalam system
(antrian dan fasilitas pelayanan) qt = Rata-rata waktu mengantri dalam antrian tt = Rata-rata
waktu mengantri dalam sistem Tingkat kedatangan Poisson Tingkat pelayanan Poisson
Sumber tak terbatas EXI T
31. 31. Universitas 17 Agustus 1945, Surabaya, 2016 Laporan Praktikum Operation Research
27 3.2. DATA PENGAMATAN PERMASALAHAN Puskesmas Cicurug Sukabumi Jawa Barat
memiliki 3 Loket Pengambilan Obat yang melayani pasien untuk penebusan Obat. Pada
loket ini Rata – Rata laju kedatangan resep adalah 55 resep/jam dengan kedatangan
mengikuti distribusi poison. Rata – rata waktu pelayanan untuk setiap resep adalah 2,70 = 3
menit. (Sumber data : Ruswandi, Bambang, (2006). Penerapan Sistem Antrian Sebagai
Upaya Mengoptimalkan Pelayanan Terhadap Pasien Pada Loket Pengambilan Obat Di
Puskesmas CICURUG SUKABUMI JAWA BARAT) Dari permasalahan diatas maka akan
dilakukan penganalisan dengan Program POM-QM untuk mengetahui kinerja dari sistem
antrian pelayanan loket pengambilan Obat di Puskesmas CICURUG. 3.3. ANALISA
PERMASALAHAN 3.3.1 LANGKAH – LANGKAH PENYELESAIAN MENGGUNAKAN
SOFTWARE POM-QM Penyelesaian permasalahan diatas menggunkan Program POM-QM
langkah – langkah nya yaitu : 1. Jalankan program QM for Windows, pilih Module – Waiting
Lines.
32. 32. Universitas 17 Agustus 1945, Surabaya, 2016 Laporan Praktikum Operation Research
28 2. Pilih menu File - New, pilih model yang sesuai dengan studi kasus, sebagai contoh
untuk alternatif pertama memilih M/M/1. 3. Buat judul penyelesaian soal ini dengan mengisi
bagian Title: “Puskesmas CICURUG Loket Pengambilan Obat” . Jika Title tidak diisi,
program QM for Windows akan membuat judul sendiri sesuai default (patokan)- nya. Default
Title ini dapat dirubah dengan meng-klik modify default title. Judul dapat diubah/edit dengan
meng-klik ikon title. 4. Pilih pada bagian Cost Analysis,pada pilihan No Cost 5. Selanjutnya
9. Isikan Lambda dengan 55 dan untuk μ isikan 20 dari 60 menit dibagi 3 menit yaitu rata – rata
waktu pelayanan. Dan Number of Serve isikan 3. Karena terdapat 3 loket. Lalu klik tombol
pada toolbar atau dari menu File – Solve, atau dengan menekan tombol F9 pada keyboard.
33. 33. Universitas 17 Agustus 1945, Surabaya, 2016 Laporan Praktikum Operation Research
29 6. Klik Tile untuk mengeluarkan semua output yang dibutuhkan atau klik Window
kemudian klik satu-persatu untuk mengeluarkan output tertentu 3.3.2 OUTPUT UJI POM-QM
Gambar Output waiting lines results Gambar Output Graph of Probabilities
34. 34. Universitas 17 Agustus 1945, Surabaya, 2016 Laporan Praktikum Operation Research
30 Gambar Output table of probabilities 3.3.3 ANALISA OUTPUT UJI POM-QM Dari Output
Waiting lines diketahui jika 1. Tingkat utilisasi atau tingkat kesibukan petugas registrasi (ρ)
sebesar 0,92 atau 92 %. 2. Rata - rata jumlah konsumen dalam antrian (Lq) yaitu 9,31
Pasien. 3. Rata - rata jumlah konsumen dalam sistem (Ls) yaitu sebesar 12,06 Pasien. 4.
Waktu rata - rata yang dihabiskan oleh seorang konsumen untuk menunggu dalam antrian
(Wq) yaitu 10,16 menit. 5. Waktu rata - rata yang dihabiskan seorang konsumen dalam
sistem (Ws) yaitu 13,16 menit.
35. 35. Universitas 17 Agustus 1945, Surabaya, 2016 Laporan Praktikum Operation Research
31 BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN 4.1. KESIMPULAN 4.1.1. LINIER PROGRAMMING
Dari hasil pengujian menggunakan Program POM-QM Pembuatan Paving. Didapatkan hasil
bahwa Unutk mendapatkan keuntungan maksimal dari pembuatan paving maka X1 (Paving
Multi Block) = 0, dan X2 (Paving Segi Enam) = 2,5 dengan biaya yaitu sebesar Rp. 225.000
4.1.2. TRANSPORTASI Dari hasil pengujian menggunakan Program POM-QM didapatkan
bahwa PT.Rajaa Tunggal Perusahaan akan mendapatkan biaya angkut total minimum
apabila Pabrik di Solo mengirimkan produk 65 dus ke Gudang di boyolali dan mengirim ke
Gudang di Klaten dengan 61 dus. Dan pabrik di Banyumas mengirimkan produk 72 dus ke
Gudang di Rembang. Jika Perusahaan ingin mengirimkan diluar hasil tadi maka akan
dikenakan biaya tambahan. 4.1.2. ANTRIAN Hasil perhitungan dengan menggunakan
analisis sistem antrian yang disesuaikan dengan model antrian yang saat ini diterapkan pada
Puskesmas Cicurug Sukabumi Jawa Barat menunjukkan hasil yang kurang baik, hal ini
diindikasikan dengan lamanya waktu terpanjang yang dibutuhkan oleh seorang konsumen
dalam antrian yaitu sebesar 10,16 menit. Berdasarkan kesimpulan di atas, kinerja sistem
antrian yang ada pada bagian Loket pengambilan Obat belum optimal. Oleh karena itu
Puskesmas Cicurug perlu mempertimbangkan penerapan sistem antrian dengan model yang
baru yaitu dengan menambahkan jumlah loket yang ada saat ini. 4.2. SARAN Untuk
pelaksanaan praktikum OR (operation reseach) ini terdapat berbagai kendala dalam
pelaksanaannya dan perlu untuk diperbaiki lagi kedepannya. Untuk itu saya memberikan
saran kepada pelaksana praktikum OR (operation reseach) ini untuk dijadikan sebagai
bahan evaluasi untuk pelaksanaan praktikum berikutnya yaitu :
36. 36. Universitas 17 Agustus 1945, Surabaya, 2016 Laporan Praktikum Operation Research
32 1. Menyediakan module yang didalamnya terdapat langkah – langkah yang jelas dan
runtun. Karena pada module saat ini terdapat langkah – langkah dalam pengoprasian SPSS
yang kurang jelas pada penjelasan tiap gambar. 2. Untuk asisten lab agar lebih detail dalam
menjelaskan pada saat praktikum agar para peserta dapat lebih jelas memahami tentang
materi yang dipraktekan. Dan dapat menjelaskan secara terperinci apa yang telah
dipraktekan kepada dosen pembimbing. 3. Format laporannya lebih mendetail susunannya.
4. Fasilitas untuk praktikum lebih ditingkatkan lagi. BAB V DAFTAR PUSTAKA Widyastuti, D
E. Ratnasari E. Yulistiani. (2014). Modul Praktikum Operation Research (OR) Wijayanti,
Devie Kurnia, (2011). Aplikasi Metode Transportasi Dengan Program Solver Dalam
meminimumkan Biaya Pengiriman Produk (Studi Kasus PT. Rajaa Tunggal Ruswandi,
Bambang, (2006). Penerapan Sistem Antrian Sebagai Upaya Mengoptimalkan Pelayanan
Terhadap Pasien Pada Loket Pengambilan Obat Di Puskesmas CICURUG SUKABUMI
JAWA BARAT. Rara Hidayah.”Laporan Praktikum Operation Riset Operasi”. 5 Juni
2016.http://midwiferycitrafitridarmayanti54.blogspot.co.id/2013/05/laporan- praktikum-riset-
operasi.html. library.binus.ac.id/eColls/.../Bab2/2010-1-00495-MTIF%20Bab%202.pdf