SlideShare a Scribd company logo
1 of 19
PENYELESAIAN PERSOALAN ANALISIS STRUKTUR STATIS
TAK TENTU DENGAN METODE PERSAMAAN TIGA MOMEN
DAN METODE ELIMINASI GAUSS JORDAN SERTA
PEMOGRAMANNYA DALAM MATLAB

ABSTRAK
Seorang teknik sipil dituntut memiliki kemampuan dalam menganalisis suatu
struktur, salah satunya struktur statis tak tentu yang banyak terdapat saat ini,
khususnya struktur jembatan yang merupakan perpaduan dari struktur balok dan
portal. Analisis struktur dilakukan untuk mengetahui perilaku struktur tersebut.
Perilaku utama yang harus diketahui adalah gaya – gaya momen sebagai akibat dari
beban yang diberikan (beban luar). Dengan menggunakan metode Persamaan Tiga
Momen, akan didapatkan Sistem Persamaan Linier (SPL) dengan gaya momen sebagai
variabelnya yang kemudian akan diubah kedalam bentuk matriks dan matriks tersebut
akan dicarikan solusinya dengan metode Eliminasi Gauss Jordan sehingga akan
diketahui besarnya gaya – gaya momen yang bekerja pada struktur tersebut. Seorang
engineer, harus bisa melakukan perhitungan tersebut secara manual, namun agar
didapatkan hasil yang lebih akurat dan penggunaan waktu yang optimal, perhitungan
akan diselesaikan dengan bantuan program MatLab.
Kata Kunci :
Analisis Struktur, Persamaan Tiga Momen, Sistem Persamaan Linier, Metode
Eliminasi Gauss Jordan, Matlab.
PENDAHULUAN
Dunia teknik sipil tidak akan terlepas dari analisis struktur, baik itu struktur statis
tertentu atau statis tak tentu. Agar didapatkan bangunan atau struktur yang kuat
diperlukan analisis struktur yang tepat saat melakukan perancangan desain struktur.
Analisis struktur dilakukan untuk mengetahui perilaku struktur seperti untuk
mengetahui gaya - gaya dalam struktur yaitu gaya momen, gaya lintang, gaya normal
serta lendutan sebagai akibat dari beban struktur itu sendiri atau akibat dari beban yang
diberikan (beban luar) serta dapat juga sebagai akibat dari keduanya.

Untuk didapatkan hasil analisa yang tepat (mendekati hasil sebenarnya), seorang civil
engineer harus memiliki dasar ilmu teknik sipil yang kuat serta dituntut untuk memiliki
kemampuan matematika yang tinggi sebab dunia teknik sipil tidak terlepas dari
perhitungan.

Untuk menganalisis suatu struktur telah disajikan banyak metode –
metode perhitungan, seorang engineer harus dapat memilih metode perhitungan yang
mana yang sesuai dengan kondisi struktur, yang hasilnya mendekati hasil sebenarnya
serta tidak terlalu rumit dalam perhitungannya. Salah satu metode perhitungan analisis
struktur yang paling mudah dipahami dan mudah untuk dilakukan perhitungan serta
akan memberikan hasil yang mendekati hasil sebenarnya adalah Metode Persamaan 3
Momen. Metode ini menganalisis suatu struktur dari rotasinya di tiap titik kumpul
(joint) dimana rotasi di tiap titik terhadap batang yang menjadi percabangannya harus
sama, baik besar maupun nilainya. Untuk mengetahui rotasi di suatu titik maka kita
harus mengetahui besar momen di tiap ujung batang.

METODE PERSAMAAN TIGA MOMEN
Analisis struktur statis tak tentu merupakan suatu kesatuan perhitungan dari keseluruhan
gaya dalam batang dan reaksi perletakan yang ditentukan berdasarkan penerapan dari
persamaan kompabilitas dan persamaan keseimbangan.
Persamaan tiga momen mengekspresikan hubungan antara momen – momen lentur di
tiga tumpuan yang berturutan pada suatu balok kontinu yang ditujukan untuk memikul
beban – beban yang bekerja pada kedua bentangan yang bersebelahan, dengan atau
tanpa penurunan – penurunan tumpuan yang tak sama. Hubungan ini dapat diturunkan
berdasarkan kontinuitas kurva elastis di atas tumpuan – antaranya : yakni, kemiringan
kurva elastis di ujung kanan bentangan sebelah kiri (Ѳ BA) harus sama dengan
kemiringan kurva elastis di sebelah ujung kiri bentangan sebelah kanan(Ѳ BC).

A

ѲBA

B

ѲBC

C

Konsekuensi dari adanya hubungan tersebut, maka pada tumpuan B akan timbul gaya
momen terhadap bentangan yang mengapitnya (MBA dan MBC), namun pada tumpuan B
itu sendiri jumlah dari gaya – gaya momen yang bekerja harus sama dengan nol jika
pada tumpuan tersebut tidak diberi gaya atau beban luar berupa gaya momen. Jika pada
tumpuan atau titik tersebut diberi gaya luar berupa momen maka jumlah gaya – gaya
momen yang bekerja terhadap bentangan yang mengapitnya harus sama dengan gaya
luar (momen) yang diberikan.
MBA
A

MBC
B

C

Secara matematis kedua hubungan tersebut dapat kita tulis :
Ѳ BA = Ѳ BC
∑ MB = 0 → MBA + MBC = 0
Perjanjian Tanda
Searah Jarum Jam (sjj) = (+)
Berlawanan Jarum Jam (bjj) = (–)

Dari perjanjian tanda tersebut, dapat kita tarik bahwa untuk mendapatkan nilai MB=0,
maka salah satu nilai MBA atau MBC harus negative yang artinya keduanya saling
berlawanan arah. Untuk balok kontinu diatas, nilai MBC negative (-) artinya berlawanan
arah jarum jam sedangkan MBA positif (+) artinya searah jarum jam.
Kedua hubungan yang telah disebutkan diatas merupakan persyaratan yang harus
dipenuhi dalam setiap melakukan analisis struktur. Kedua syarat itu disebut juga dengan
:
1. Persamaan kompabilitas
Ѳ BA = Ѳ BC
2. Persamaan keseimbangan
∑ MB = 0
Bila struktur tersebut bukanlah balok kontinu seperti gambar diatas maka kedua syarat
tersebut tetap harus dipenuhi, misalnya untuk rigid point (titik kaku) :
Persyaratan yang berlaku :
1. Persamaan kompabilitas
Ѳ ij = Ѳ il = Ѳ ik
2. Persamaan keseimbangan
∑ Mi = 0
Mij + Mil + Mik = 0
Selain kedua persyaratan tersebut harus dipenuhi, terdapat kondisi batas (boundary
condition) yang tidak boleh diabaikan dalam melakukan analisis struktur. Hal – hal
yang dijadikan sebagai kondisi batas tersebut adalah :
1. Lendutan (simpangan), baik arah vertical dan horizontal (∆v , ∆H)
2. Rotasi (perputaran sudut, Ѳ )
Untuk perletakan :
1. Sendi
∆v = 0

∆H = 0

Ѳ≠ 0

∆H ≠ 0

Ѳ≠ 0

∆H ≠ 0

Ѳ= 0

2. Roll
∆v = 0
3. Jepit
∆v ≠ 0

METODE NUMERIK
Adanya perkembangan teknologi informasi yang sangat pesat pada saat ini mendorong
praktisi untuk mengembangkan cara baru agar pekerjaan analisa dapat dilakukan dengan
lebih baik dan lebih efektif. Metode kalkulasi dengan matriks dapat dilakukan dengan
mudah menggunakan teknologi informasi. Banyak persoalan di bidang teknik maupun
sains yang dapat diselesaikan dengan menggunakan permodelan matematika yang
terkadang muncul dengan bentuk yang tidak ideal, sehingga sulit untuk diselesaikan
dengan menggunakan metode analitik.
Jika persoalan – persoalan yang kita hadapi tidak dapat diselesaikan dengan metode
permodelan matematika metode analitik menggunakan dalil – dalil kalkulus, maka
solusinya dapat diperoleh dengan metode numerik. Secara istilah metode numerik
adalah teknik yang digunakan untuk memformulasikan persoalan matematik sehingga
dapat diselesaikan dengan operasi aritmatika biasa.

Dengan metode numerik, solusi eksak dari persoalan yang dihadapi tidak akan
diperoleh. Metode numerik hanya bisa memberikan solusi yang mendekati atau
menghampiri solusi eksaknya. Ada enam tahapan yang harus dilakukan dalam
menyelesaikan persoalan dengan metode numerik, yaitu :
1. Permodelan
Semua parameter dalam persoalan dimodelkan dalam bentuk persamaan matematik.
Penyederhanaan model, model matematik yang diperoleh pada tahap pertama bisa
saja masih kompleks. Untuk memudahkan dan mempercepat kinerja komputer,
model tersebut disederhanakan lagi dengan membuang parameter yang diabaikan.
2. Formulasi numerik
Setelah model matematika yang disederhana diperoleh,tahap selanjutnya adalah
memformulasikan secara numerik, yaitu :
a. Menentukan metode numerik yang akan digunakan beserta taksiran error-nya.
Pemilihan metode didasari pada :
-

Apakah metode tersebut teliti?

-

Apakah metode tersebut mudah diprogramkan dan waktu eksekusinya cepat?

3. Menyusun algoritma dari metode numerik yang dipilih
4. Pemrograman
Algoritma yang telah disusun diterjemahkan dalam program komputer, dengan
terlebih dahulu membuat flowchart-nya kemudian dituliskan dalam bentuk program.
(dengan menggunakan salah satu software yang dapat mendukung untuk
mempermudah pembuatannya, misalnya MatLab, sebagai catatan penulis juga akan
menggunakan software ini).
5. Operasional
Program komputer dijalankan dengan data uji coba sebelum menggunakan data
sebenarnya.
6. Evaluasi
Bila program sudah selesai dijalankan dengan menggunakan data sesungguhnya,
hasil yang diperoleh diinterpretasikan. Interpretasi meliputi analisis hasil
perhitungan dan membandingkannya dengan prinsip dasar dan hasil – hasil empirik
untuk menentukan kualitas solusi numerik.
SISTEM PERSAMAAN LINIER (SPL)
Persamaan linier adalah persamaan dimana peubahnya tidak memuat eksponensial,
trigonometri (seperti sin, cos, dll), perkalian, pembagian dengan peubah lain atau
dirinya sendiri.
Bentuk umum Persamaan Linier :
a1x1 + a2x2 + … + a,nxn = b
Keterangan :
a1, a2, …, an disebut koefisien
x1, x2, …, xn disebut variabel
b disebut suku konstan

Sistem Persamaan linier adalah sehimpunan persamaan linier yang menjadi satu
kesatuan.
Bentuk umum Sistem Persamaan Linier :
a11x1 + a12x2 + … + a1nxn = b1
a21x1 + a22x2 +… + a2nxn = b2
am1x1 + am2x2 + … + amnxn = bm
Sistem Persamaan Linier dapat dinyatakan sebagai matriks :
atau
AX = B,
dimana : A = matriks koefisien
X = matriks peubah
B = matriks konstanta
METODE ELIMINASI GAUSS JORDAN
Metode eliminasi Gauss Jordan akan memecahkan solusi pada sistem persamaan linear.
Persamaan tersebut harus bersifat vektor baris dan kolom (matrik) yang berordo n x n,
dan harus ≥ 2. Motede tersebut dinamai Eliminasi GaussJordan untuk menghormati Carl
Friedrich Gauss dan Whilhelm Jordan.
Eliminasi Gauss-Jordan adalah pengembangan dari eliminasi Gauss yang hasilnya lebih
sederhana. Caranya adalah dengan meneruskan operasi baris dari eliminasi Gauss
sehingga menghasilkan matriks yang Eselon-baris tereduksi. Ini juga dapat digunakan
sebagai salah satu metode penyelesaian persamaan linear dengan menggunakan matrik.
Caranya dengan mengubah persamaan linear tersebut ke dalam matriks teraugmentasi
dan mengoperasikannya. Setelah menjadi matriks Eselon-baris tereduksi, maka
langsung dapat ditentukan nilai dari variabel-variabelnya tanpa substitusi balik.

Penyelesaian dari persamaan linier simultan diatas adalah nilai d1,d2,d3,…,dn dan atau:
x1 = d1, x2 = d2, x3 = d3, ..., xn = dn
Pendapat lain menjelaskan bahwa Eliminasi Gauss Jordan mirip sekali dengan metode
Eliminasi Gauss, namun dalam metode ini jumlah operasi numerik yang dilakukan jauh
lebih besar, karena matriks A mengalami inversi terlebih dahulu untuk mendapatkan
matriks identitas (I).
Teknik yang digunakan dalam metode eliminasi Gauss-Jordan ini sama seperti Metode
Eliminasi Gauss yaitu menggunakan OBE (Operasi Baris Elementer). Hanya saja
perhitungan penyelesaian secara langsung diperoleh dari nilai pada kolom terakhir dari
setiap baris.
Konsep utama yang dikerjakan dalam metode eliminasi gauss jordan sangat sederhana,
yaitu :
1. Menentukan matrikaugmen, yaitu matriks yang berukuran n x (n+1)
2. Proses pivoting, matriks diagonal = 1
3. Matrik identitas [I] (matrik eselon tereduksi)
4. Mendapatkan solusi
Konsep sederhana MetodeEliminasi Gauss Jordan dengan ordo n x n adalah sebagai
berikut:
*

......E1
......E2
......E3

=

Matrik augmen

Matrik identitas [I]

x1 = d1,x2 = d2,x3 = d3
Solusi

Algoritma Eliminasi Gauss Jordan
AlgoritmaMetodeEliminasiGauss Jordan adalahsebagai berikut:
1. MasukkanmatrikA, danvektorB beserta ukurannya.
2. Buat matrik augmen[A|B] namakandenganAB.
3. Untukbariskei dimanai=1 s/dn,
Perhatikanapakahnilai ai,i = 0 :
Bila ya:
Pertukarkan baris ke i dan baris ke i+k≤n, dimana ai+k, i ≠0, bila tidak ada berarti
perhitungan tidak bisa dilanjutkan dan proses dihentikan dengan tanpa
penyelesaian
Bila tidak: lanjutkan.
Jadikan nilai diagonalnya menjadi satu, dengan cara untuk setiap kolom k
dimana k = 1 s/d n+1, hitung

.

4. Untuk baris ke j, dimana j = i+1 s/d n, lakukanoperasibariselementer:
Hitung c = aj,i
Hitung aj,k = aj,k – c.ai,k
5. Penyelesaian, untuk i = n s/d 1 (bergerak dari baris ke n sampai baris pertama) =
ai,n+1.
Flowchart
Adapun diagram flowchart metode eliminasi gauss Jordanyaitu :
HASIL DAN PEMBAHASAN

Kasus
Terdapat suatu struktur yang terdiri dari balok kontinu yang ditopang oleh 5 buah
kolom. Model struktur ini banyak digunakan sebagai permodelan sederhana dari
jembatan. Bila pada struktur ini diberi beban berupa beban merata sebesar q, dengan
tinggi kolom setinggi T dan panjang tiap bentang yang sama satu sama lain sepanjang
L, berapakah besar dan arah dari gaya – gaya momen di tiap titik (joint) dari struktur
tersebut? Dari data yang ada beban merata q=10 kN/m, panjang bentang=6m, tinggi
jembatan=4m.
1. Permodelan

Analisis Kasus
Estimasi Arah Momen
1. Persamaan Kompabilitas

2. Persamaan Keseimbangan

Titik B

∑MB = 0

Ѳ BA = Ѳ BC = Ѳ BH

M1 + M2 + M3 = 0 (SPL 1)

Titik C

∑MC = 0

Ѳ CB = Ѳ CD = Ѳ CI

M4 + M5 + M6 = 0 (SPL 2)

Titik D

∑MD = 0

Ѳ DC = Ѳ DE = Ѳ DJ

M7 + M8 + M9 = 0 (SPL 3)

Titik E

∑ME = 0

Ѳ ED = Ѳ EF = Ѳ EK

M10 + M11 + M12 = 0 (SPL 4)

Titik F

∑MF = 0

Ѳ FE = Ѳ FG =Ѳ FM

M13 + M14 + M15 = 0 (SPL 5)

Terdapat 15 gaya momen yang belum diketahui nilainya. Berarti ada 15 SPL.
Titik B

Titik C
Titik D

Titik F

Titik E

Jadi, 15 Sistem Persamaan Liniernya yaitu :
1. M1 + M2 + M3 = 0
2. M4 + M5 + M6 = 0
3. M7 + M8 + M9 = 0
4. M10 + M11 + M12 = 0
5. M13 + M14 + M15 = 0

10.
11.

6.

12. –

7.

13.
14.

8.
15.
9.
1. Penyerdehanaan Model
Disederhanakan dalam bentuk matrik :

2. Formulasi Numerik
Setelah kita mendapatkan matriknya, langkah selanjutnya adalah mencari solusi dari
matriks tersebut dengan menggunakan Metode Eliminasi Gauss Jordan. Dengan
menggunakan Metode Eliminasi Gauss Jordan, kita harus membuat matrik tersebut
menjadi matrik identitas [I]. Agar memudahkan dalam membuat matrik identitas maka
baris – baris dari matriks tersebut di-arrange agar diagonal dari matriks tersebut
memiliki nilai karena pada matriks diatas, diagonalnya yang berwarna merah terdiri dari
banyak angka 0 sehingga menyulitkan dalam melakukan perhitungan. Maka matriknya
kita arrange ulang menjadi :
Dengan memasukan data panjang bentang, tinggi jembatan, dan beban merata jembatan.
Maka persamaan matrik menjadi seperti berikut :

Kemudian dilakukan proses matrik Eselon-baris tereduksi, dengan pivot adalah nilai
yang berada pada matrik diagonal. Selanjutnya dilakukan operasi baris elementer
sehingga matrik sebenarnya menjadi matrik diagonal. Dan ditemukan suatu solusi
persamaan tiga momen. Dengan hasil akhir sebagai berikut :
SCRIPT PROGRAM MATLAB
1. Pemodelan input data Persamaan Tiga Momen berbentuk matrik dengan ordo 15 x
15 yang diprogramkandalam softwarematlab.
clc;
clear;
disp('Aplikasi SPL
dalam Teknik Sipil
(ASSTTT-Portal)');
disp(' ');
disp('Program ini
khusus untuk bentuk
portal yg ada dalam
paper');
L = input ('panjang
bentang = ');
T = input ('tinggi
jembatan = ');
q = input ('beban
merata = ');
Rki=L/3;
Rka=L/6;
Rv=T/3;
Rbl=q*(L^3)/24;
for j=1:3
A(1,j)=1;
end
for j=4:6
A(4,j)=1;
end
for j=7:9
A(9,j)=1;
end
for j=10:12
A(12,j)=1;
end
for j=13:15
A(14,j)=1;

end

end

for i=2
A(i,1)=Rki;
A(i,2)=-Rki;
A(i,3)=0;
A(i,4)=Rka;
end

for i=8
A(i,8)=Rki;
A(i,9)=-Rv;
A(i,10)=-Rka;
end

for i=3
A(i,1)=Rki;
A(i,2)=0;
A(i,3)=-Rv;
end
for i=6
A(i,1)=0;
A(i,2)=-Rka;
A(i,3)=0;
A(i,4)=Rki;
A(i,5)=0;
A(i,6)=-Rv;
end
for i=5
A(i,5)=Rki;
A(i,6)=-Rv;
A(i,7)=-Rka;
end
for i=7
A(i,4)=0;
A(i,5)=-Rka;
A(i,6)=0;
A(i,7)=Rki;
A(i,8)=0;
A(i,9)=-Rv;

for i=10
A(i,7)=0;
A(i,8)=-Rka;
A(i,9)=0;
A(i,10)=Rki;
A(i,11)=0;
A(i,12)=-Rv;
end
for i=11
A(i,11)=Rki;
A(i,12)=-Rv;
A(i,13)=-Rka;
end
for i=13
A(i,10)=0;
A(i,11)=-Rka;
A(i,12)=0;
A(i,13)=Rki;
A(i,14)=0;
A(i,15)=-Rv;
end
for i=15
A(i,14)=Rki;
A(i,15)=-Rv;
end
A(i,j)=A(i,j)
B(2,1)=2*Rbl;
B(3,1)=Rbl;
B(6,1)=Rbl;
B(5,1)=-Rbl;

B(7,1)=Rbl;
B(8,1)=-Rbl;
B(10,1)=Rbl;
B(11,1)=-Rbl;
B(13,1)=Rbl;

B(15,1)=-Rbl
disp ('Arah momen
positif = sjj')

2. Hasil input persamaan tiga momen sudah dalam bentuk matrik. Kemudian
dilanjutkan dengan mencari solusi persamaan linier dengan memasukan fungsi
Metode Eliminasi Gauss Jordan yang diprogramkan padasoftware matlab.

function x=EliminasiGaussJordan(A,B)
[m,n] = size(A);
if m~=n, error('A matriks yang dibutuhkan tidak persegi'); end
nB = n+1; AB = [A B]; % sistem Augment
fprintf('n Memulai matriks sebelum di Eliminasi dengan MATRIKS AUGMENT;n');
disp(AB);
% --- Proses pivot --for i =1:n
pivot = AB(i,i);
for j= 1:n
AB(i,j) = AB(i,j)/pivot;
end
% --- Proses eliminasi --for k=1:n
faktor = - AB(k,i);
% --- Operasi baris elementer --if(k~=i), AB(k,i:nB) = AB(k,i:nB) - (AB(k,i))*AB(i,i:nB); end
fprintf('Faktor eliminasi adalah %gn',faktor);
disp(AB);
end
fprintf('n setelah eliminasi pada kolom %d dengan pivot = %f nn',i,pivot);
disp(AB);
pause;
end
ANALISIS
Dari data yang telah ditemukan dari bantuan Metode Eliminasi Gauss jordan, maka nilai
momen yang telah ditemukan dari persamaan tiga momen nilai masing-masing momen
yaitu, M1 = - 441.3459 kNm, M2 = 45.8649 kNm, M3 = 395.4811 kNm, M4 = 254.4216
kNm, M5 = -142.9309 kNm, M6 = -111.4907 kNm, M7 = 42. 7924 kNm, M8 = 55.7570
kNm, M9 = 136.5183 kNm, M10 = 109.489 kNm, M11 = -137.4138 kNm, M12 = 4.6274
kNm, M13 = -100.9975 kNm, M14 = 211.9499 kNm, M15= -156.250 kNm. Kemudian
akan ditemukan gaya lintang dan gaya normal. Selanjutnya data analisis perhitungan
struktur tersebut dapat digunakan untuk pemodelan serta rancangan bahan yang akan
dibuat.

SIMPULAN DAN SARAN


Perhitungan momen pada analisis struktur dengan metode persamaan tiga
momen yang akan menghasilkan sistem persamaan linier, mampu diselesaikan
dengan bantuan metode eliminasi gauss jordan.



Metode eliminasi gauss jordan dipilih karena proses perhitungannya lebih
sederhana dan teliti.



Dengan memprogramkan metode eliminasi gauss jordan ke dalam matlab dapat
memberikan keuntungan diantaranya efisiensi tenaga, waktu dan tingkat error
yang tidak jauh berbeda dengan perhitungan secara manual.



Metode eliminasi gauss jordan tidak bisa menyelesaiakan persamaan matrik
yang bukan persegi.



Untuk menemukan solusi persamaan linier dengan matrik yang berdimensi
besar, sebaiknya menggunakan komputer yang memilki kapsitas bandwith yang
memadai.
DAFTAR PUSTAKA

[1].Wang C.K., 1993, Analisa Struktur Lanjutan Jilid I, Erlangga, Jakarta
[2].Sartono A.A., 2006, Penggunaan Metode Numerik dan Matlab dalam Fisika,
FMIPA UI
[3].Catatan Mata Kuliah Analisis Struktur Statis Tak Tentu
[4] http://lecturer.eepis-its.edu.
[5] http://www.chemeng.ui.ac.id
[6] http://stommel.tamu
[7] http://id.wikipedia.org

More Related Content

What's hot

2 struktur-statis-tertentu2-libre
2 struktur-statis-tertentu2-libre2 struktur-statis-tertentu2-libre
2 struktur-statis-tertentu2-librerosidahmad
 
Persamaan Diferensial [orde-2]
Persamaan Diferensial [orde-2]Persamaan Diferensial [orde-2]
Persamaan Diferensial [orde-2]Bogor
 
Teorema green dalam bidang
Teorema green dalam bidangTeorema green dalam bidang
Teorema green dalam bidangokti agung
 
metode euler
metode eulermetode euler
metode eulerRuth Dian
 
Modul 1-pengertian-dasar-statika, STATIKA DAN MEKANIKA DASAR
Modul 1-pengertian-dasar-statika, STATIKA DAN MEKANIKA DASARModul 1-pengertian-dasar-statika, STATIKA DAN MEKANIKA DASAR
Modul 1-pengertian-dasar-statika, STATIKA DAN MEKANIKA DASARMOSES HADUN
 
Cara menghitung alinyemen horizontal
Cara menghitung alinyemen horizontalCara menghitung alinyemen horizontal
Cara menghitung alinyemen horizontalJulia Maidar
 
Menyelesaikan sistem persamaan linear dengan operasi baris elementer
Menyelesaikan sistem persamaan linear dengan operasi baris elementerMenyelesaikan sistem persamaan linear dengan operasi baris elementer
Menyelesaikan sistem persamaan linear dengan operasi baris elementerAna Sugiyarti
 
Tugas III Mekanika Tanah I
Tugas III Mekanika Tanah ITugas III Mekanika Tanah I
Tugas III Mekanika Tanah IZul Anwar
 
Forward Difference, Backward Difference, dan Central
Forward Difference, Backward Difference, dan CentralForward Difference, Backward Difference, dan Central
Forward Difference, Backward Difference, dan CentralFerdhika Yudira
 
Materi vektor dalam aplikasi teknik sipil
Materi vektor dalam aplikasi teknik sipilMateri vektor dalam aplikasi teknik sipil
Materi vektor dalam aplikasi teknik sipilRizky Islami
 
Ilmu Ukur Tanah Pertemuan 2 dan 3
Ilmu Ukur Tanah Pertemuan 2 dan 3Ilmu Ukur Tanah Pertemuan 2 dan 3
Ilmu Ukur Tanah Pertemuan 2 dan 3Lampung University
 
Modul 6- garis pengaruh, Garis pengaruh, statika dan mekanika dasar
Modul 6- garis pengaruh, Garis pengaruh, statika dan mekanika dasarModul 6- garis pengaruh, Garis pengaruh, statika dan mekanika dasar
Modul 6- garis pengaruh, Garis pengaruh, statika dan mekanika dasarMOSES HADUN
 
3.8 perhitungan debit rencana
3.8 perhitungan debit rencana3.8 perhitungan debit rencana
3.8 perhitungan debit rencanavieta_ressang
 
92237340 perancangan-geometrik-jalan-teori
92237340 perancangan-geometrik-jalan-teori92237340 perancangan-geometrik-jalan-teori
92237340 perancangan-geometrik-jalan-teoripooja khan
 

What's hot (20)

Analisa matriks
Analisa matriksAnalisa matriks
Analisa matriks
 
2. galat
2. galat2. galat
2. galat
 
Turunan numerik
Turunan numerikTurunan numerik
Turunan numerik
 
2 struktur-statis-tertentu2-libre
2 struktur-statis-tertentu2-libre2 struktur-statis-tertentu2-libre
2 struktur-statis-tertentu2-libre
 
Persamaan Diferensial [orde-2]
Persamaan Diferensial [orde-2]Persamaan Diferensial [orde-2]
Persamaan Diferensial [orde-2]
 
Pengenalan Ilmu Ukur Tanah
Pengenalan Ilmu Ukur TanahPengenalan Ilmu Ukur Tanah
Pengenalan Ilmu Ukur Tanah
 
Teorema green dalam bidang
Teorema green dalam bidangTeorema green dalam bidang
Teorema green dalam bidang
 
metode euler
metode eulermetode euler
metode euler
 
Modul 1-pengertian-dasar-statika, STATIKA DAN MEKANIKA DASAR
Modul 1-pengertian-dasar-statika, STATIKA DAN MEKANIKA DASARModul 1-pengertian-dasar-statika, STATIKA DAN MEKANIKA DASAR
Modul 1-pengertian-dasar-statika, STATIKA DAN MEKANIKA DASAR
 
Cara menghitung alinyemen horizontal
Cara menghitung alinyemen horizontalCara menghitung alinyemen horizontal
Cara menghitung alinyemen horizontal
 
Contoh soal pondasi telapak
Contoh soal pondasi telapakContoh soal pondasi telapak
Contoh soal pondasi telapak
 
Menyelesaikan sistem persamaan linear dengan operasi baris elementer
Menyelesaikan sistem persamaan linear dengan operasi baris elementerMenyelesaikan sistem persamaan linear dengan operasi baris elementer
Menyelesaikan sistem persamaan linear dengan operasi baris elementer
 
Tugas III Mekanika Tanah I
Tugas III Mekanika Tanah ITugas III Mekanika Tanah I
Tugas III Mekanika Tanah I
 
Materi Aljabar linear
Materi Aljabar linearMateri Aljabar linear
Materi Aljabar linear
 
Forward Difference, Backward Difference, dan Central
Forward Difference, Backward Difference, dan CentralForward Difference, Backward Difference, dan Central
Forward Difference, Backward Difference, dan Central
 
Materi vektor dalam aplikasi teknik sipil
Materi vektor dalam aplikasi teknik sipilMateri vektor dalam aplikasi teknik sipil
Materi vektor dalam aplikasi teknik sipil
 
Ilmu Ukur Tanah Pertemuan 2 dan 3
Ilmu Ukur Tanah Pertemuan 2 dan 3Ilmu Ukur Tanah Pertemuan 2 dan 3
Ilmu Ukur Tanah Pertemuan 2 dan 3
 
Modul 6- garis pengaruh, Garis pengaruh, statika dan mekanika dasar
Modul 6- garis pengaruh, Garis pengaruh, statika dan mekanika dasarModul 6- garis pengaruh, Garis pengaruh, statika dan mekanika dasar
Modul 6- garis pengaruh, Garis pengaruh, statika dan mekanika dasar
 
3.8 perhitungan debit rencana
3.8 perhitungan debit rencana3.8 perhitungan debit rencana
3.8 perhitungan debit rencana
 
92237340 perancangan-geometrik-jalan-teori
92237340 perancangan-geometrik-jalan-teori92237340 perancangan-geometrik-jalan-teori
92237340 perancangan-geometrik-jalan-teori
 

Viewers also liked

Kelompok 8 analisis struktur (metode gauss jordan) powerpoint
Kelompok 8 analisis struktur (metode gauss jordan) powerpointKelompok 8 analisis struktur (metode gauss jordan) powerpoint
Kelompok 8 analisis struktur (metode gauss jordan) powerpointDebora Elluisa Manurung
 
Handout mer iv d iii
Handout mer iv d iiiHandout mer iv d iii
Handout mer iv d iiiJunaida Wally
 
Bab ii distribusi momen
Bab ii distribusi momenBab ii distribusi momen
Bab ii distribusi momendika andika
 
Alkil halida ; subtitusi dan eliminasi
Alkil halida ; subtitusi dan eliminasiAlkil halida ; subtitusi dan eliminasi
Alkil halida ; subtitusi dan eliminasiHensen Tobing
 
Graf ( Matematika Diskrit)
Graf ( Matematika Diskrit)Graf ( Matematika Diskrit)
Graf ( Matematika Diskrit)zachrison htg
 
Reaksi Eliminasi
Reaksi EliminasiReaksi Eliminasi
Reaksi Eliminasielfisusanti
 

Viewers also liked (9)

Kelompok 8 analisis struktur (metode gauss jordan) powerpoint
Kelompok 8 analisis struktur (metode gauss jordan) powerpointKelompok 8 analisis struktur (metode gauss jordan) powerpoint
Kelompok 8 analisis struktur (metode gauss jordan) powerpoint
 
Matriks
Matriks Matriks
Matriks
 
teori graf (planar
teori graf (planarteori graf (planar
teori graf (planar
 
Handout mer iv d iii
Handout mer iv d iiiHandout mer iv d iii
Handout mer iv d iii
 
Bab ii distribusi momen
Bab ii distribusi momenBab ii distribusi momen
Bab ii distribusi momen
 
Alkil halida ; subtitusi dan eliminasi
Alkil halida ; subtitusi dan eliminasiAlkil halida ; subtitusi dan eliminasi
Alkil halida ; subtitusi dan eliminasi
 
Eliminasi fekal ppt
Eliminasi fekal pptEliminasi fekal ppt
Eliminasi fekal ppt
 
Graf ( Matematika Diskrit)
Graf ( Matematika Diskrit)Graf ( Matematika Diskrit)
Graf ( Matematika Diskrit)
 
Reaksi Eliminasi
Reaksi EliminasiReaksi Eliminasi
Reaksi Eliminasi
 

Similar to Kelompok 8 analisis struktur (metode gauss jordan)

Aljabar matriks-its
Aljabar matriks-itsAljabar matriks-its
Aljabar matriks-itsMasnia Siti
 
Modul aljabar matriks
Modul aljabar matriksModul aljabar matriks
Modul aljabar matriksSafran Nasoha
 
Metode numerik-rinaldi-munir-libre
Metode numerik-rinaldi-munir-libreMetode numerik-rinaldi-munir-libre
Metode numerik-rinaldi-munir-libreAlvin Setiawan
 
Pot p emograman linear 2016
Pot  p emograman linear 2016Pot  p emograman linear 2016
Pot p emograman linear 2016ogie saputra
 
Modul mte3114 bab 4
Modul mte3114 bab 4Modul mte3114 bab 4
Modul mte3114 bab 4cikg
 
PERSAMAAN GARIS LURUS (Sub Materi: Grafik & Tabel Pada PGL) Pertemuan 1
PERSAMAAN GARIS LURUS (Sub Materi: Grafik & Tabel Pada PGL) Pertemuan 1PERSAMAAN GARIS LURUS (Sub Materi: Grafik & Tabel Pada PGL) Pertemuan 1
PERSAMAAN GARIS LURUS (Sub Materi: Grafik & Tabel Pada PGL) Pertemuan 1Shinta Novianti
 
6grafik dan-analisisnya2
6grafik dan-analisisnya26grafik dan-analisisnya2
6grafik dan-analisisnya2Amalia Rahmah
 
Persamaan dan pertidaksamaan linear
Persamaan dan pertidaksamaan linearPersamaan dan pertidaksamaan linear
Persamaan dan pertidaksamaan linearahmad alghifary
 
Makalah pengendalian mutu grafik pengendali sifat
Makalah pengendalian mutu grafik pengendali sifatMakalah pengendalian mutu grafik pengendali sifat
Makalah pengendalian mutu grafik pengendali sifatKuhaku
 
221096408 dasar-dasar-sap-2000-puski-its
221096408 dasar-dasar-sap-2000-puski-its221096408 dasar-dasar-sap-2000-puski-its
221096408 dasar-dasar-sap-2000-puski-itsRoni Fauzi
 

Similar to Kelompok 8 analisis struktur (metode gauss jordan) (20)

Aljabar matriks-its
Aljabar matriks-itsAljabar matriks-its
Aljabar matriks-its
 
Modul aljabar matriks
Modul aljabar matriksModul aljabar matriks
Modul aljabar matriks
 
Metode numerik-rinaldi-munir-libre
Metode numerik-rinaldi-munir-libreMetode numerik-rinaldi-munir-libre
Metode numerik-rinaldi-munir-libre
 
Pot p emograman linear 2016
Pot  p emograman linear 2016Pot  p emograman linear 2016
Pot p emograman linear 2016
 
Simulasi_Sistem.pptx
Simulasi_Sistem.pptxSimulasi_Sistem.pptx
Simulasi_Sistem.pptx
 
Modul mte3114 bab 4
Modul mte3114 bab 4Modul mte3114 bab 4
Modul mte3114 bab 4
 
program linier.pptx
program linier.pptxprogram linier.pptx
program linier.pptx
 
metode trend kuadratis
metode trend kuadratismetode trend kuadratis
metode trend kuadratis
 
13. Konsep Penelitian Operasional
13. Konsep Penelitian Operasional13. Konsep Penelitian Operasional
13. Konsep Penelitian Operasional
 
Artikel finite elemen
Artikel finite elemen Artikel finite elemen
Artikel finite elemen
 
PERSAMAAN GARIS LURUS (Sub Materi: Grafik & Tabel Pada PGL) Pertemuan 1
PERSAMAAN GARIS LURUS (Sub Materi: Grafik & Tabel Pada PGL) Pertemuan 1PERSAMAAN GARIS LURUS (Sub Materi: Grafik & Tabel Pada PGL) Pertemuan 1
PERSAMAAN GARIS LURUS (Sub Materi: Grafik & Tabel Pada PGL) Pertemuan 1
 
6grafik dan-analisisnya2
6grafik dan-analisisnya26grafik dan-analisisnya2
6grafik dan-analisisnya2
 
Iterasi jacobi
Iterasi jacobiIterasi jacobi
Iterasi jacobi
 
Persamaan dan pertidaksamaan linear
Persamaan dan pertidaksamaan linearPersamaan dan pertidaksamaan linear
Persamaan dan pertidaksamaan linear
 
Makalah pengendalian mutu grafik pengendali sifat
Makalah pengendalian mutu grafik pengendali sifatMakalah pengendalian mutu grafik pengendali sifat
Makalah pengendalian mutu grafik pengendali sifat
 
Aplikasi matriks
Aplikasi matriksAplikasi matriks
Aplikasi matriks
 
Matlab bab 2
Matlab bab 2Matlab bab 2
Matlab bab 2
 
221096408 dasar-dasar-sap-2000-puski-its
221096408 dasar-dasar-sap-2000-puski-its221096408 dasar-dasar-sap-2000-puski-its
221096408 dasar-dasar-sap-2000-puski-its
 
1.Pendahuluan PO_1.ppt
1.Pendahuluan PO_1.ppt1.Pendahuluan PO_1.ppt
1.Pendahuluan PO_1.ppt
 
Praktikum4 9
Praktikum4 9Praktikum4 9
Praktikum4 9
 

More from Debora Elluisa Manurung

REDESIGN DRAINASE DI PERUMAHAN BUKIT CENGKEH II KOTA DEPOK
REDESIGN DRAINASE DI PERUMAHAN BUKIT CENGKEH II KOTA DEPOKREDESIGN DRAINASE DI PERUMAHAN BUKIT CENGKEH II KOTA DEPOK
REDESIGN DRAINASE DI PERUMAHAN BUKIT CENGKEH II KOTA DEPOKDebora Elluisa Manurung
 
Tugas Perencanaan Pemindahan Tanah Mekanis dan Alat-Alat Berat
Tugas Perencanaan Pemindahan Tanah Mekanis dan Alat-Alat BeratTugas Perencanaan Pemindahan Tanah Mekanis dan Alat-Alat Berat
Tugas Perencanaan Pemindahan Tanah Mekanis dan Alat-Alat BeratDebora Elluisa Manurung
 
Tugas Administrasi Kontrak dan Anggaran Borongan
Tugas Administrasi Kontrak dan Anggaran Borongan Tugas Administrasi Kontrak dan Anggaran Borongan
Tugas Administrasi Kontrak dan Anggaran Borongan Debora Elluisa Manurung
 
Tugas Aspek Hukum dalam Pembangunan Kelompok 1
Tugas Aspek Hukum dalam Pembangunan Kelompok 1Tugas Aspek Hukum dalam Pembangunan Kelompok 1
Tugas Aspek Hukum dalam Pembangunan Kelompok 1Debora Elluisa Manurung
 
Kelompok 2 (teknik sipil 2012 b) sistem ganda
Kelompok 2 (teknik sipil 2012 b)  sistem ganda Kelompok 2 (teknik sipil 2012 b)  sistem ganda
Kelompok 2 (teknik sipil 2012 b) sistem ganda Debora Elluisa Manurung
 
Studi Kelayakan Investasi Hotel Best Western Premier Kapasitas Hotel Bintang ...
Studi Kelayakan Investasi Hotel Best Western Premier Kapasitas Hotel Bintang ...Studi Kelayakan Investasi Hotel Best Western Premier Kapasitas Hotel Bintang ...
Studi Kelayakan Investasi Hotel Best Western Premier Kapasitas Hotel Bintang ...Debora Elluisa Manurung
 
PPT Kerja Praktek Proyek One Casablanca Reside debora elluisa manurung (11312...
PPT Kerja Praktek Proyek One Casablanca Reside debora elluisa manurung (11312...PPT Kerja Praktek Proyek One Casablanca Reside debora elluisa manurung (11312...
PPT Kerja Praktek Proyek One Casablanca Reside debora elluisa manurung (11312...Debora Elluisa Manurung
 
Paper PKN "Manfaat Jembatan Selat Sunda Bagi Ketahanan Nasional"
Paper PKN "Manfaat Jembatan Selat Sunda Bagi Ketahanan Nasional"Paper PKN "Manfaat Jembatan Selat Sunda Bagi Ketahanan Nasional"
Paper PKN "Manfaat Jembatan Selat Sunda Bagi Ketahanan Nasional"Debora Elluisa Manurung
 

More from Debora Elluisa Manurung (20)

REDESIGN DRAINASE DI PERUMAHAN BUKIT CENGKEH II KOTA DEPOK
REDESIGN DRAINASE DI PERUMAHAN BUKIT CENGKEH II KOTA DEPOKREDESIGN DRAINASE DI PERUMAHAN BUKIT CENGKEH II KOTA DEPOK
REDESIGN DRAINASE DI PERUMAHAN BUKIT CENGKEH II KOTA DEPOK
 
Tugas Perencanaan Pemindahan Tanah Mekanis dan Alat-Alat Berat
Tugas Perencanaan Pemindahan Tanah Mekanis dan Alat-Alat BeratTugas Perencanaan Pemindahan Tanah Mekanis dan Alat-Alat Berat
Tugas Perencanaan Pemindahan Tanah Mekanis dan Alat-Alat Berat
 
Tugas Administrasi Kontrak dan Anggaran Borongan
Tugas Administrasi Kontrak dan Anggaran Borongan Tugas Administrasi Kontrak dan Anggaran Borongan
Tugas Administrasi Kontrak dan Anggaran Borongan
 
Tugas Aspek Hukum dalam Pembangunan Kelompok 1
Tugas Aspek Hukum dalam Pembangunan Kelompok 1Tugas Aspek Hukum dalam Pembangunan Kelompok 1
Tugas Aspek Hukum dalam Pembangunan Kelompok 1
 
Tugas Perencanaan Pelabuhan Kelompok 2
Tugas Perencanaan Pelabuhan Kelompok 2Tugas Perencanaan Pelabuhan Kelompok 2
Tugas Perencanaan Pelabuhan Kelompok 2
 
Sistem outrigger Kelompok 3
Sistem outrigger Kelompok 3Sistem outrigger Kelompok 3
Sistem outrigger Kelompok 3
 
Analisa pushover kelompok 3
Analisa pushover kelompok 3Analisa pushover kelompok 3
Analisa pushover kelompok 3
 
Kelompok 2 (teknik sipil 2012 b) sistem ganda
Kelompok 2 (teknik sipil 2012 b)  sistem ganda Kelompok 2 (teknik sipil 2012 b)  sistem ganda
Kelompok 2 (teknik sipil 2012 b) sistem ganda
 
Tugas Teknik Gempa 2
Tugas Teknik Gempa 2Tugas Teknik Gempa 2
Tugas Teknik Gempa 2
 
Sistem rangka pemikul momen
Sistem rangka pemikul momenSistem rangka pemikul momen
Sistem rangka pemikul momen
 
Studi Kelayakan Investasi Hotel Best Western Premier Kapasitas Hotel Bintang ...
Studi Kelayakan Investasi Hotel Best Western Premier Kapasitas Hotel Bintang ...Studi Kelayakan Investasi Hotel Best Western Premier Kapasitas Hotel Bintang ...
Studi Kelayakan Investasi Hotel Best Western Premier Kapasitas Hotel Bintang ...
 
Kelompok 2
Kelompok 2Kelompok 2
Kelompok 2
 
PPT Kerja Praktek Proyek One Casablanca Reside debora elluisa manurung (11312...
PPT Kerja Praktek Proyek One Casablanca Reside debora elluisa manurung (11312...PPT Kerja Praktek Proyek One Casablanca Reside debora elluisa manurung (11312...
PPT Kerja Praktek Proyek One Casablanca Reside debora elluisa manurung (11312...
 
PPT Perencanaan Waduk
PPT Perencanaan WadukPPT Perencanaan Waduk
PPT Perencanaan Waduk
 
Paper PKN "Manfaat Jembatan Selat Sunda Bagi Ketahanan Nasional"
Paper PKN "Manfaat Jembatan Selat Sunda Bagi Ketahanan Nasional"Paper PKN "Manfaat Jembatan Selat Sunda Bagi Ketahanan Nasional"
Paper PKN "Manfaat Jembatan Selat Sunda Bagi Ketahanan Nasional"
 
Tugas PKN V Politik & Strategi Nasional
Tugas PKN V Politik & Strategi NasionalTugas PKN V Politik & Strategi Nasional
Tugas PKN V Politik & Strategi Nasional
 
Tugas PKN IV Ketahanan Nasional
Tugas PKN IV Ketahanan NasionalTugas PKN IV Ketahanan Nasional
Tugas PKN IV Ketahanan Nasional
 
Wawasan Nusantara
Wawasan NusantaraWawasan Nusantara
Wawasan Nusantara
 
Tugas pkn II Demokrasi
Tugas pkn II DemokrasiTugas pkn II Demokrasi
Tugas pkn II Demokrasi
 
Pendidikan Kewarganegaraan Part 1
Pendidikan Kewarganegaraan Part 1Pendidikan Kewarganegaraan Part 1
Pendidikan Kewarganegaraan Part 1
 

Recently uploaded

Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKirwan461475
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxIgitNuryana13
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfbibizaenab
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapsefrida3
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptxMiftahunnajahTVIBS
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxnerow98
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxmawan5982
 

Recently uploaded (20)

Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
 

Kelompok 8 analisis struktur (metode gauss jordan)

  • 1. PENYELESAIAN PERSOALAN ANALISIS STRUKTUR STATIS TAK TENTU DENGAN METODE PERSAMAAN TIGA MOMEN DAN METODE ELIMINASI GAUSS JORDAN SERTA PEMOGRAMANNYA DALAM MATLAB ABSTRAK Seorang teknik sipil dituntut memiliki kemampuan dalam menganalisis suatu struktur, salah satunya struktur statis tak tentu yang banyak terdapat saat ini, khususnya struktur jembatan yang merupakan perpaduan dari struktur balok dan portal. Analisis struktur dilakukan untuk mengetahui perilaku struktur tersebut. Perilaku utama yang harus diketahui adalah gaya – gaya momen sebagai akibat dari beban yang diberikan (beban luar). Dengan menggunakan metode Persamaan Tiga Momen, akan didapatkan Sistem Persamaan Linier (SPL) dengan gaya momen sebagai variabelnya yang kemudian akan diubah kedalam bentuk matriks dan matriks tersebut akan dicarikan solusinya dengan metode Eliminasi Gauss Jordan sehingga akan diketahui besarnya gaya – gaya momen yang bekerja pada struktur tersebut. Seorang engineer, harus bisa melakukan perhitungan tersebut secara manual, namun agar didapatkan hasil yang lebih akurat dan penggunaan waktu yang optimal, perhitungan akan diselesaikan dengan bantuan program MatLab. Kata Kunci : Analisis Struktur, Persamaan Tiga Momen, Sistem Persamaan Linier, Metode Eliminasi Gauss Jordan, Matlab. PENDAHULUAN Dunia teknik sipil tidak akan terlepas dari analisis struktur, baik itu struktur statis tertentu atau statis tak tentu. Agar didapatkan bangunan atau struktur yang kuat diperlukan analisis struktur yang tepat saat melakukan perancangan desain struktur. Analisis struktur dilakukan untuk mengetahui perilaku struktur seperti untuk mengetahui gaya - gaya dalam struktur yaitu gaya momen, gaya lintang, gaya normal serta lendutan sebagai akibat dari beban struktur itu sendiri atau akibat dari beban yang diberikan (beban luar) serta dapat juga sebagai akibat dari keduanya. Untuk didapatkan hasil analisa yang tepat (mendekati hasil sebenarnya), seorang civil engineer harus memiliki dasar ilmu teknik sipil yang kuat serta dituntut untuk memiliki kemampuan matematika yang tinggi sebab dunia teknik sipil tidak terlepas dari perhitungan. Untuk menganalisis suatu struktur telah disajikan banyak metode –
  • 2. metode perhitungan, seorang engineer harus dapat memilih metode perhitungan yang mana yang sesuai dengan kondisi struktur, yang hasilnya mendekati hasil sebenarnya serta tidak terlalu rumit dalam perhitungannya. Salah satu metode perhitungan analisis struktur yang paling mudah dipahami dan mudah untuk dilakukan perhitungan serta akan memberikan hasil yang mendekati hasil sebenarnya adalah Metode Persamaan 3 Momen. Metode ini menganalisis suatu struktur dari rotasinya di tiap titik kumpul (joint) dimana rotasi di tiap titik terhadap batang yang menjadi percabangannya harus sama, baik besar maupun nilainya. Untuk mengetahui rotasi di suatu titik maka kita harus mengetahui besar momen di tiap ujung batang. METODE PERSAMAAN TIGA MOMEN Analisis struktur statis tak tentu merupakan suatu kesatuan perhitungan dari keseluruhan gaya dalam batang dan reaksi perletakan yang ditentukan berdasarkan penerapan dari persamaan kompabilitas dan persamaan keseimbangan. Persamaan tiga momen mengekspresikan hubungan antara momen – momen lentur di tiga tumpuan yang berturutan pada suatu balok kontinu yang ditujukan untuk memikul beban – beban yang bekerja pada kedua bentangan yang bersebelahan, dengan atau tanpa penurunan – penurunan tumpuan yang tak sama. Hubungan ini dapat diturunkan berdasarkan kontinuitas kurva elastis di atas tumpuan – antaranya : yakni, kemiringan kurva elastis di ujung kanan bentangan sebelah kiri (Ѳ BA) harus sama dengan kemiringan kurva elastis di sebelah ujung kiri bentangan sebelah kanan(Ѳ BC). A ѲBA B ѲBC C Konsekuensi dari adanya hubungan tersebut, maka pada tumpuan B akan timbul gaya momen terhadap bentangan yang mengapitnya (MBA dan MBC), namun pada tumpuan B itu sendiri jumlah dari gaya – gaya momen yang bekerja harus sama dengan nol jika pada tumpuan tersebut tidak diberi gaya atau beban luar berupa gaya momen. Jika pada tumpuan atau titik tersebut diberi gaya luar berupa momen maka jumlah gaya – gaya momen yang bekerja terhadap bentangan yang mengapitnya harus sama dengan gaya luar (momen) yang diberikan.
  • 3. MBA A MBC B C Secara matematis kedua hubungan tersebut dapat kita tulis : Ѳ BA = Ѳ BC ∑ MB = 0 → MBA + MBC = 0 Perjanjian Tanda Searah Jarum Jam (sjj) = (+) Berlawanan Jarum Jam (bjj) = (–) Dari perjanjian tanda tersebut, dapat kita tarik bahwa untuk mendapatkan nilai MB=0, maka salah satu nilai MBA atau MBC harus negative yang artinya keduanya saling berlawanan arah. Untuk balok kontinu diatas, nilai MBC negative (-) artinya berlawanan arah jarum jam sedangkan MBA positif (+) artinya searah jarum jam. Kedua hubungan yang telah disebutkan diatas merupakan persyaratan yang harus dipenuhi dalam setiap melakukan analisis struktur. Kedua syarat itu disebut juga dengan : 1. Persamaan kompabilitas Ѳ BA = Ѳ BC 2. Persamaan keseimbangan ∑ MB = 0 Bila struktur tersebut bukanlah balok kontinu seperti gambar diatas maka kedua syarat tersebut tetap harus dipenuhi, misalnya untuk rigid point (titik kaku) : Persyaratan yang berlaku : 1. Persamaan kompabilitas Ѳ ij = Ѳ il = Ѳ ik 2. Persamaan keseimbangan ∑ Mi = 0 Mij + Mil + Mik = 0
  • 4. Selain kedua persyaratan tersebut harus dipenuhi, terdapat kondisi batas (boundary condition) yang tidak boleh diabaikan dalam melakukan analisis struktur. Hal – hal yang dijadikan sebagai kondisi batas tersebut adalah : 1. Lendutan (simpangan), baik arah vertical dan horizontal (∆v , ∆H) 2. Rotasi (perputaran sudut, Ѳ ) Untuk perletakan : 1. Sendi ∆v = 0 ∆H = 0 Ѳ≠ 0 ∆H ≠ 0 Ѳ≠ 0 ∆H ≠ 0 Ѳ= 0 2. Roll ∆v = 0 3. Jepit ∆v ≠ 0 METODE NUMERIK Adanya perkembangan teknologi informasi yang sangat pesat pada saat ini mendorong praktisi untuk mengembangkan cara baru agar pekerjaan analisa dapat dilakukan dengan lebih baik dan lebih efektif. Metode kalkulasi dengan matriks dapat dilakukan dengan mudah menggunakan teknologi informasi. Banyak persoalan di bidang teknik maupun sains yang dapat diselesaikan dengan menggunakan permodelan matematika yang terkadang muncul dengan bentuk yang tidak ideal, sehingga sulit untuk diselesaikan dengan menggunakan metode analitik. Jika persoalan – persoalan yang kita hadapi tidak dapat diselesaikan dengan metode permodelan matematika metode analitik menggunakan dalil – dalil kalkulus, maka solusinya dapat diperoleh dengan metode numerik. Secara istilah metode numerik adalah teknik yang digunakan untuk memformulasikan persoalan matematik sehingga dapat diselesaikan dengan operasi aritmatika biasa. Dengan metode numerik, solusi eksak dari persoalan yang dihadapi tidak akan diperoleh. Metode numerik hanya bisa memberikan solusi yang mendekati atau
  • 5. menghampiri solusi eksaknya. Ada enam tahapan yang harus dilakukan dalam menyelesaikan persoalan dengan metode numerik, yaitu : 1. Permodelan Semua parameter dalam persoalan dimodelkan dalam bentuk persamaan matematik. Penyederhanaan model, model matematik yang diperoleh pada tahap pertama bisa saja masih kompleks. Untuk memudahkan dan mempercepat kinerja komputer, model tersebut disederhanakan lagi dengan membuang parameter yang diabaikan. 2. Formulasi numerik Setelah model matematika yang disederhana diperoleh,tahap selanjutnya adalah memformulasikan secara numerik, yaitu : a. Menentukan metode numerik yang akan digunakan beserta taksiran error-nya. Pemilihan metode didasari pada : - Apakah metode tersebut teliti? - Apakah metode tersebut mudah diprogramkan dan waktu eksekusinya cepat? 3. Menyusun algoritma dari metode numerik yang dipilih 4. Pemrograman Algoritma yang telah disusun diterjemahkan dalam program komputer, dengan terlebih dahulu membuat flowchart-nya kemudian dituliskan dalam bentuk program. (dengan menggunakan salah satu software yang dapat mendukung untuk mempermudah pembuatannya, misalnya MatLab, sebagai catatan penulis juga akan menggunakan software ini). 5. Operasional Program komputer dijalankan dengan data uji coba sebelum menggunakan data sebenarnya. 6. Evaluasi Bila program sudah selesai dijalankan dengan menggunakan data sesungguhnya, hasil yang diperoleh diinterpretasikan. Interpretasi meliputi analisis hasil perhitungan dan membandingkannya dengan prinsip dasar dan hasil – hasil empirik untuk menentukan kualitas solusi numerik.
  • 6. SISTEM PERSAMAAN LINIER (SPL) Persamaan linier adalah persamaan dimana peubahnya tidak memuat eksponensial, trigonometri (seperti sin, cos, dll), perkalian, pembagian dengan peubah lain atau dirinya sendiri. Bentuk umum Persamaan Linier : a1x1 + a2x2 + … + a,nxn = b Keterangan : a1, a2, …, an disebut koefisien x1, x2, …, xn disebut variabel b disebut suku konstan Sistem Persamaan linier adalah sehimpunan persamaan linier yang menjadi satu kesatuan. Bentuk umum Sistem Persamaan Linier : a11x1 + a12x2 + … + a1nxn = b1 a21x1 + a22x2 +… + a2nxn = b2 am1x1 + am2x2 + … + amnxn = bm Sistem Persamaan Linier dapat dinyatakan sebagai matriks : atau AX = B, dimana : A = matriks koefisien X = matriks peubah B = matriks konstanta
  • 7. METODE ELIMINASI GAUSS JORDAN Metode eliminasi Gauss Jordan akan memecahkan solusi pada sistem persamaan linear. Persamaan tersebut harus bersifat vektor baris dan kolom (matrik) yang berordo n x n, dan harus ≥ 2. Motede tersebut dinamai Eliminasi GaussJordan untuk menghormati Carl Friedrich Gauss dan Whilhelm Jordan. Eliminasi Gauss-Jordan adalah pengembangan dari eliminasi Gauss yang hasilnya lebih sederhana. Caranya adalah dengan meneruskan operasi baris dari eliminasi Gauss sehingga menghasilkan matriks yang Eselon-baris tereduksi. Ini juga dapat digunakan sebagai salah satu metode penyelesaian persamaan linear dengan menggunakan matrik. Caranya dengan mengubah persamaan linear tersebut ke dalam matriks teraugmentasi dan mengoperasikannya. Setelah menjadi matriks Eselon-baris tereduksi, maka langsung dapat ditentukan nilai dari variabel-variabelnya tanpa substitusi balik. Penyelesaian dari persamaan linier simultan diatas adalah nilai d1,d2,d3,…,dn dan atau: x1 = d1, x2 = d2, x3 = d3, ..., xn = dn Pendapat lain menjelaskan bahwa Eliminasi Gauss Jordan mirip sekali dengan metode Eliminasi Gauss, namun dalam metode ini jumlah operasi numerik yang dilakukan jauh lebih besar, karena matriks A mengalami inversi terlebih dahulu untuk mendapatkan matriks identitas (I). Teknik yang digunakan dalam metode eliminasi Gauss-Jordan ini sama seperti Metode Eliminasi Gauss yaitu menggunakan OBE (Operasi Baris Elementer). Hanya saja perhitungan penyelesaian secara langsung diperoleh dari nilai pada kolom terakhir dari setiap baris.
  • 8. Konsep utama yang dikerjakan dalam metode eliminasi gauss jordan sangat sederhana, yaitu : 1. Menentukan matrikaugmen, yaitu matriks yang berukuran n x (n+1) 2. Proses pivoting, matriks diagonal = 1 3. Matrik identitas [I] (matrik eselon tereduksi) 4. Mendapatkan solusi Konsep sederhana MetodeEliminasi Gauss Jordan dengan ordo n x n adalah sebagai berikut: * ......E1 ......E2 ......E3 = Matrik augmen Matrik identitas [I] x1 = d1,x2 = d2,x3 = d3 Solusi Algoritma Eliminasi Gauss Jordan AlgoritmaMetodeEliminasiGauss Jordan adalahsebagai berikut: 1. MasukkanmatrikA, danvektorB beserta ukurannya. 2. Buat matrik augmen[A|B] namakandenganAB. 3. Untukbariskei dimanai=1 s/dn, Perhatikanapakahnilai ai,i = 0 : Bila ya: Pertukarkan baris ke i dan baris ke i+k≤n, dimana ai+k, i ≠0, bila tidak ada berarti perhitungan tidak bisa dilanjutkan dan proses dihentikan dengan tanpa penyelesaian Bila tidak: lanjutkan.
  • 9. Jadikan nilai diagonalnya menjadi satu, dengan cara untuk setiap kolom k dimana k = 1 s/d n+1, hitung . 4. Untuk baris ke j, dimana j = i+1 s/d n, lakukanoperasibariselementer: Hitung c = aj,i Hitung aj,k = aj,k – c.ai,k 5. Penyelesaian, untuk i = n s/d 1 (bergerak dari baris ke n sampai baris pertama) = ai,n+1. Flowchart Adapun diagram flowchart metode eliminasi gauss Jordanyaitu :
  • 10. HASIL DAN PEMBAHASAN Kasus Terdapat suatu struktur yang terdiri dari balok kontinu yang ditopang oleh 5 buah kolom. Model struktur ini banyak digunakan sebagai permodelan sederhana dari jembatan. Bila pada struktur ini diberi beban berupa beban merata sebesar q, dengan tinggi kolom setinggi T dan panjang tiap bentang yang sama satu sama lain sepanjang L, berapakah besar dan arah dari gaya – gaya momen di tiap titik (joint) dari struktur tersebut? Dari data yang ada beban merata q=10 kN/m, panjang bentang=6m, tinggi jembatan=4m. 1. Permodelan Analisis Kasus Estimasi Arah Momen
  • 11. 1. Persamaan Kompabilitas 2. Persamaan Keseimbangan Titik B ∑MB = 0 Ѳ BA = Ѳ BC = Ѳ BH M1 + M2 + M3 = 0 (SPL 1) Titik C ∑MC = 0 Ѳ CB = Ѳ CD = Ѳ CI M4 + M5 + M6 = 0 (SPL 2) Titik D ∑MD = 0 Ѳ DC = Ѳ DE = Ѳ DJ M7 + M8 + M9 = 0 (SPL 3) Titik E ∑ME = 0 Ѳ ED = Ѳ EF = Ѳ EK M10 + M11 + M12 = 0 (SPL 4) Titik F ∑MF = 0 Ѳ FE = Ѳ FG =Ѳ FM M13 + M14 + M15 = 0 (SPL 5) Terdapat 15 gaya momen yang belum diketahui nilainya. Berarti ada 15 SPL. Titik B Titik C
  • 12. Titik D Titik F Titik E Jadi, 15 Sistem Persamaan Liniernya yaitu : 1. M1 + M2 + M3 = 0 2. M4 + M5 + M6 = 0
  • 13. 3. M7 + M8 + M9 = 0 4. M10 + M11 + M12 = 0 5. M13 + M14 + M15 = 0 10. 11. 6. 12. – 7. 13. 14. 8. 15. 9.
  • 14. 1. Penyerdehanaan Model Disederhanakan dalam bentuk matrik : 2. Formulasi Numerik Setelah kita mendapatkan matriknya, langkah selanjutnya adalah mencari solusi dari matriks tersebut dengan menggunakan Metode Eliminasi Gauss Jordan. Dengan menggunakan Metode Eliminasi Gauss Jordan, kita harus membuat matrik tersebut menjadi matrik identitas [I]. Agar memudahkan dalam membuat matrik identitas maka baris – baris dari matriks tersebut di-arrange agar diagonal dari matriks tersebut memiliki nilai karena pada matriks diatas, diagonalnya yang berwarna merah terdiri dari banyak angka 0 sehingga menyulitkan dalam melakukan perhitungan. Maka matriknya kita arrange ulang menjadi :
  • 15. Dengan memasukan data panjang bentang, tinggi jembatan, dan beban merata jembatan. Maka persamaan matrik menjadi seperti berikut : Kemudian dilakukan proses matrik Eselon-baris tereduksi, dengan pivot adalah nilai yang berada pada matrik diagonal. Selanjutnya dilakukan operasi baris elementer sehingga matrik sebenarnya menjadi matrik diagonal. Dan ditemukan suatu solusi persamaan tiga momen. Dengan hasil akhir sebagai berikut :
  • 16. SCRIPT PROGRAM MATLAB 1. Pemodelan input data Persamaan Tiga Momen berbentuk matrik dengan ordo 15 x 15 yang diprogramkandalam softwarematlab. clc; clear; disp('Aplikasi SPL dalam Teknik Sipil (ASSTTT-Portal)'); disp(' '); disp('Program ini khusus untuk bentuk portal yg ada dalam paper'); L = input ('panjang bentang = '); T = input ('tinggi jembatan = '); q = input ('beban merata = '); Rki=L/3; Rka=L/6; Rv=T/3; Rbl=q*(L^3)/24; for j=1:3 A(1,j)=1; end for j=4:6 A(4,j)=1; end for j=7:9 A(9,j)=1; end for j=10:12 A(12,j)=1; end for j=13:15 A(14,j)=1; end end for i=2 A(i,1)=Rki; A(i,2)=-Rki; A(i,3)=0; A(i,4)=Rka; end for i=8 A(i,8)=Rki; A(i,9)=-Rv; A(i,10)=-Rka; end for i=3 A(i,1)=Rki; A(i,2)=0; A(i,3)=-Rv; end for i=6 A(i,1)=0; A(i,2)=-Rka; A(i,3)=0; A(i,4)=Rki; A(i,5)=0; A(i,6)=-Rv; end for i=5 A(i,5)=Rki; A(i,6)=-Rv; A(i,7)=-Rka; end for i=7 A(i,4)=0; A(i,5)=-Rka; A(i,6)=0; A(i,7)=Rki; A(i,8)=0; A(i,9)=-Rv; for i=10 A(i,7)=0; A(i,8)=-Rka; A(i,9)=0; A(i,10)=Rki; A(i,11)=0; A(i,12)=-Rv; end for i=11 A(i,11)=Rki; A(i,12)=-Rv; A(i,13)=-Rka; end for i=13 A(i,10)=0; A(i,11)=-Rka; A(i,12)=0; A(i,13)=Rki; A(i,14)=0; A(i,15)=-Rv; end for i=15 A(i,14)=Rki; A(i,15)=-Rv; end A(i,j)=A(i,j)
  • 17. B(2,1)=2*Rbl; B(3,1)=Rbl; B(6,1)=Rbl; B(5,1)=-Rbl; B(7,1)=Rbl; B(8,1)=-Rbl; B(10,1)=Rbl; B(11,1)=-Rbl; B(13,1)=Rbl; B(15,1)=-Rbl disp ('Arah momen positif = sjj') 2. Hasil input persamaan tiga momen sudah dalam bentuk matrik. Kemudian dilanjutkan dengan mencari solusi persamaan linier dengan memasukan fungsi Metode Eliminasi Gauss Jordan yang diprogramkan padasoftware matlab. function x=EliminasiGaussJordan(A,B) [m,n] = size(A); if m~=n, error('A matriks yang dibutuhkan tidak persegi'); end nB = n+1; AB = [A B]; % sistem Augment fprintf('n Memulai matriks sebelum di Eliminasi dengan MATRIKS AUGMENT;n'); disp(AB); % --- Proses pivot --for i =1:n pivot = AB(i,i); for j= 1:n AB(i,j) = AB(i,j)/pivot; end % --- Proses eliminasi --for k=1:n faktor = - AB(k,i); % --- Operasi baris elementer --if(k~=i), AB(k,i:nB) = AB(k,i:nB) - (AB(k,i))*AB(i,i:nB); end fprintf('Faktor eliminasi adalah %gn',faktor); disp(AB); end fprintf('n setelah eliminasi pada kolom %d dengan pivot = %f nn',i,pivot); disp(AB); pause; end
  • 18. ANALISIS Dari data yang telah ditemukan dari bantuan Metode Eliminasi Gauss jordan, maka nilai momen yang telah ditemukan dari persamaan tiga momen nilai masing-masing momen yaitu, M1 = - 441.3459 kNm, M2 = 45.8649 kNm, M3 = 395.4811 kNm, M4 = 254.4216 kNm, M5 = -142.9309 kNm, M6 = -111.4907 kNm, M7 = 42. 7924 kNm, M8 = 55.7570 kNm, M9 = 136.5183 kNm, M10 = 109.489 kNm, M11 = -137.4138 kNm, M12 = 4.6274 kNm, M13 = -100.9975 kNm, M14 = 211.9499 kNm, M15= -156.250 kNm. Kemudian akan ditemukan gaya lintang dan gaya normal. Selanjutnya data analisis perhitungan struktur tersebut dapat digunakan untuk pemodelan serta rancangan bahan yang akan dibuat. SIMPULAN DAN SARAN  Perhitungan momen pada analisis struktur dengan metode persamaan tiga momen yang akan menghasilkan sistem persamaan linier, mampu diselesaikan dengan bantuan metode eliminasi gauss jordan.  Metode eliminasi gauss jordan dipilih karena proses perhitungannya lebih sederhana dan teliti.  Dengan memprogramkan metode eliminasi gauss jordan ke dalam matlab dapat memberikan keuntungan diantaranya efisiensi tenaga, waktu dan tingkat error yang tidak jauh berbeda dengan perhitungan secara manual.  Metode eliminasi gauss jordan tidak bisa menyelesaiakan persamaan matrik yang bukan persegi.  Untuk menemukan solusi persamaan linier dengan matrik yang berdimensi besar, sebaiknya menggunakan komputer yang memilki kapsitas bandwith yang memadai.
  • 19. DAFTAR PUSTAKA [1].Wang C.K., 1993, Analisa Struktur Lanjutan Jilid I, Erlangga, Jakarta [2].Sartono A.A., 2006, Penggunaan Metode Numerik dan Matlab dalam Fisika, FMIPA UI [3].Catatan Mata Kuliah Analisis Struktur Statis Tak Tentu [4] http://lecturer.eepis-its.edu. [5] http://www.chemeng.ui.ac.id [6] http://stommel.tamu [7] http://id.wikipedia.org