3. Bukti Audit
Apa itu Bukti Audit?
• Bukti Audit atau audit evidence adalah segala
informasi yang digunakan auditor untuk
membuktikan apakah informasi yang diaudit
sudah sesuai dengan kriteria tertentu.
Memperoleh sejumlah bukti audit yang
berkualitas sangatlah penting untuk mencapai
tujuan audit.
• Auditor memerlukan bukti audit sebelum
melakukan proses audit untuk menghasilkan
pelaporan audit yang kompeten. Bukti audit
kompeten harus didapatkan lewat inspeksi,
pengamatan, permintaan keterangan, dan
konfirmasi sebagai dasar untuk menyatakan
pendapat atas laporan yang diaudit.
4. Faktor Pertimbangan
Kelayakan Bukti Audit
Beberapa faktor yang mempengaruhi pertimbangan
auditor seputar kelayakan bukti audit, yaitu:
• Pertimbangan profesional (professional judgment )
yang berarti probabilitas seorang auditor untuk
menemukan dan melaporkan penyelewengan dalam
sistem akuntasi klien.
• Integritas manajemen (management integrity) yang
berarti sikap kejujuran dari pihak manajemen
perusahaan dalam menghasilkan laporan keuangan.
• Kepemilikan publik versus terbatas, yang berarti
suatu jenis perusahaan apakah termasuk
jenis perusahaan terbuka atau perusahaan terbatas.
• Kondisi keuangan (financial condition) yang
menunjukkan apakah perusahaan
mendapatkan laba atau dalam kondisi merugi.
5. Kompetensi Bukti Audit
• Kompetensi bukti audit ini berkaitan dengan
sejauh mana bukti-bukti yang diperoleh dapat
dipercaya. Jika bukti yang didapatkan adalah
sangat kompeten, maka hal ini sangat
membantu auditor untuk menentukan apakah
laporan keuangan yang diperiksanya sudah
disajikan dengan wajar.
• Pertimbangan yang perlu dilakukan dalam
pemeriksaan apakah bukti audit sudah kompeten
bisa didasarkan pada:
Relevansi (Relevance).
Sumber Perolehan (Sources).
Ketepatan Waktu (Timeliness),
Objektivitas (Objectivity).
6. • Bukti audit yang relevan haruslah sesuai
jika digunakan untuk maksud tertentu,
yang dalam ini berarti harus
berhubungan dengan tujuan auditor.
• Jika tujuan auditor adalah untuk
menentukan keberadaan suatu
persediaan, auditor bisa mendapatkan
buktinya dengan melakukan observasi
langsung pada persediaan tersebut.
Relevansi (Relevance).
7. • Sumber informasi sangat berpengaruh pada
kompetensi bukti audit.
• Sumber informasi yang dapat mempengaruhi
kompetensi bukti adalah sbb:
1) Jika sumber informasi didapatkan dari sumber
independen di luar perusahan,
2) Semakin efektif struktur pengendalian internal
perusahaan, maka semakin besar jaminan yang
diberikan atas keandalan data akuntansi dan
laporan keuangan,
3) Pengetahuan auditor secara pribadi dan secara
langsung dari pemeriksaan fisik, pengamatan,
penghitungan, dan inspeksi lebih meyakinkan
daripada informasi yang didapat secara tidak
langsung.
Sumber Perolehan (Sources).
8. • Ketepatan waktu berhubungan dengan
tanggal penggunaan bukti audit.
• Kriteria ini menjadi penting khususnya
untuk memverifikasi aktiva lancar, utang
lancar, dan akun surplus-defisit karena
bisa mengecek apakah cut off sudah
dilakukan dengan tepat.
Ketepatan Waktu (Timeliness).
9. • Bukti audit yang objektif dipandang lebih
kompeten jika dibandingkan dengan bukti
audit yang bersifat subjektif.
• Untuk menilai objektivitas bukti audit,
diperlukan juga penilaian atas kualifikasi
personal yang memberikan bukti
tersebut.
Objektivitas (Objectivity).
10. Menghasilkan Temuan Audit
• Bukti audit harus dievaluasi terhadap kriteria
audit untuk menentukan temuan audit.
• Temuan audit dapat menunjukkan kesesuaian
atau ketidaksesuaian dengan kriteria audit.
• Ketika ditentukan oleh rencana audit, masing-
masing temuan audit harus mencakup
kesesuaian dan praktek yang baik berikut
bukti pendukung, peluang untuk perbaikan,
dan rekomendasi kepada auditee.
11. Temuan Audit
• Temuan audit merupakan bagian dari suatu
proses audit di mana bagian ini memuat pesan
khusus (pokok), disampaikan oleh auditor ke
pembaca laporan. Inilah alasan utama dibuatnya
Laporan Temuan Audit.
• Temuan audit adalah kesimpulan akhir dari
kegiatan pemeriksaan, yaitu ketika lead auditor
melakukan pemeriksaan dengan mengumpulkan
bukti audit (audit evidence collection), lalu
melakukan analisis dan evaluasi terhadap bukti
audit (audit evidence evaluation).
13. Temuan audit ...
• Dalam implementasi sistem manajemen mutu (ISO
9001), lingkungan (ISO 14001) dan K3 (OHSAS
18001), terdapat kegiatan internal audit di samping
audit eksternal yang bertujuan untuk mengukur
efektivitas dari pelaksanaan sistem manajemen
selama periode tertentu.
• Internal audit biasanya dilakukan minimal 1 kali
dalam setahun oleh para internal auditor yang
ditunjuk oleh Manajemen Puncak (Top
management).
• Temuan audit diklasifikasikan dalam dua jenis:
kesesuaian (conformity) dan ketidaksesuaian
(non conformity). Jika ditemukan ketidaksesuaian
dengan standar ISO yang diterapkan, akan ada
peluang untuk perbaikan, tergantung dari parah dan
tidaknya temuan tersebut.
15. I. Observasi
• Observasi adalah temuan yang bersifat positif.
Yaitu, saran dari lead auditor terhadap sasaran
pelaksanaan kegiatan untuk meningkatkan
efektivitas dari mutu pelaksanaan kegiatan
terkait.
• Sebuah temuan yang termasuk observasi tidak
bisa dijadikan dalam kategori ketidaksesuaian
sekalipun minor, tidak melanggar dokumentasi
sistem manajemen yang telah diterapkan,
sehingga saran untuk perbaikan tidak
diwajibkan.
Temuan audit ...
16. II. Ketidaksesuaian (Non Conformity)
• Definisi dari ketidaksesuaian menurut
ISO 9000:2000 adalah sebuah
ketidakmampuan dalam memenuhi
persyaratan.
• Ada dua jenis ketidaksesuaian:
1. Ketidaksesuaian minor, dan
2. Ketidaksesuaian mayor.
Temuan audit ...
17. 1. Ketidaksesuaian Kecil (Minor)
• Ketidaksesuaian Minor adalah suatu kegagalan
untuk memenuhi salah satu persyaratan dari
subklausul sistem manajemen atau
ketidaksesuaian yang terjadi dalam implementasi
suatu persyaratan dari prosedur sistem
manajemen mutu yang ditetapkan oleh
perusahaan.
• Beberapa kategori minor dapat berpotensi
mengakibatkan rusaknya sistem dan mungkin
dapat berkontribusi menjadi kategori mayor.
• Sebuah temuan termasuk Ketidaksesuaian
Minor jika itu tidak mempunyai dampak serius
terhadap sistem manajemen dan sering kali
disebabkan adanya human error dan diberikan
batas waktu tertentu untuk memperbaikinya.
18. Ketidaksesuaian Kecil (Minor) ...
Contoh :
• Adanya penyimpangan terhadap instruksi
kerja yang telah ditetapkan.
• Adanya kelalaian dalam pencatatan daftar
rekaman berdasarkan prosedur yang telah
ditetapkan oleh sistem manajemen.
19. 2. Ketidaksesuaian Besar (Mayor)
• Sebuah temuan audit dikatakan kategori major,
apabila tidak sesuai dengan persyaratan Sistem
Manajemen yang seharusnya dijalankan dan harus
dilakukan tindakan perbaikan segera. Pada kategori
ini biasanya organisasi/perusahaan yang
bersangkutan tidak direkomendasikan mendapatkan
pengakuan lulus akreditasi pada sistem
manajemennya.
Contoh :
• Tidak dilakukannya pemeriksaan/inspeksi pada saat
penerimaan bahan baku/material
• Tidak adanya pengendalian terhadap proses khusus,
misal : kegiatan pemeliharaan, pasca pengiriman dsb.
• Tidak dilakukannya program audit internal dan rapat
tinjauan manajemen.
20. Temuan Audit yang dapat dilaporkan
Temuan yang dapat dilaporkan harus :
• Cukup signifikan agar layak dilaporkan ke
manajemen
• Didokumentasikan dengan fakta, bukan opini,
dan dengan bukti yang memadai, kompeten dan
relevan
• Secara objektif dibuat tanpa bias atau prasangka
• Relevan dengan masalah-masalah yang ada
• Cukup meyakinkan untuk memaksa
dilakukannya tindakan untuk memperbaiki
kondisi-kondisi yang mengandung kelemahan.