SlideShare a Scribd company logo
1 of 143
Download to read offline
1
ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR
SEGERA SETELAH LAHIR
(studykasuspada by Ny. R di BPS Hj. Kartini Ms Bandar Lampungtahun 2015)
Disusunoleh :
SASI FITRIANI
NIM :201207118
AKADEMI KEBIDANAN ADILA
BANDAR LAMPUNG
TAHUN 2015
i
2
ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR
SEGERA SETELAH LAHIR
(studykasuspada by Ny. R di BPS Hj. Kartini Ms Bandar Lampungtahun 2015)
Disusunoleh :
SASI FITRIANI
NIM :201207118
AKADEMI KEBIDANAN ADILA
BANDAR LAMPUNG
TAHUN 2015
ii
3
PENGESAHAN
Diterima dan disahkan oleh Tim Penguji Akhir Program Pendidikan
Diploma III Kebidanan Adila pada :
Hari : Jumat
Tanggal : 31 Juli 2015
Penguji I Penguji II
Zendry Julistia, S.Kep Anggun Prajaningrum, S.ST
NIK. 20155010665 NIK. 2015021068
Mengesahkan,
Direktur Akademi Kebidanan ADILA
Bandar Lampung
dr. Wazni Adila, MPH
NIK.2011041008
iii
4
ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR SEGERA
SETELAH LAHIR TERHADAP BAYI NY R DIBPS
HJ.KARTINI MS BANDAR LAMPUNG
TAHUN 2015
INTISARI
Sasi fitriani, Zendry julistia, S.kep, M.Kes, Anggun Prajaningrum, S.ST
KTI ini membahas tentang Asuhan Kebidanan pada bayi baru lahir dengan pendekatan konsep
penanganan yang tepat. Tujuan penelitian ini adalah dapat memberikan gambaran asuhan
penanganan yang tepat melalui pengkajian, interprestasi data, identifikasi masalah potensial,
tindakan segera atau kolaborasi, menyusun rencana, melaksanakan asuhan, serta mengevaluasi
asuhan yang telah dilakukan. Metode penelitian menggunakan metode deskriptif, subyek
penelitian by Ny. R segera setelah lahir. Obyek yang diambil dalam study kasus ini adalah 1 orang
yaitu by Ny. R segera setelah lahir di BPS Hj. Kartini Ms Bandar Lampung tahun 2015. Kurang
baiknya penanganan pada bayi baru lahir yang sehat akan menyebabkan kelainan-kelainan yang
mengakibatkan cacat seumur hidup, bahkan kematian. Pencegahan merupakan hal terbaik yang
harus dilakukan dalam penanganan neonatal sehingga neonates sebagai individu yang harus
menyesuaikan diri dari kehidupan intrauteri ke ekstrauteri dapat bertahan dengan baik karena
periode neonatal merupakan periode yang paling kritis dalam fase pertumbuhan dan
perkembangan bayi. Harus di ingat bahwa bayi pada saat lahir mempunyai suhu 0,5-1 C, lebih
tinggi dibandingkan suhu ibunya, sayangnya tidak jarang bayi mengalami penurunan suhu menjadi
35-35,5 C dalam 15-30 menit karena kecerobohan perawatan diruang bersalin. Ruang bersalin
sering kali tidak cukup hangat, dengan aliran udara yang dingin di dekat bayi atau penolong tidak
mengeringkan dan menyelimuti bayi dengan benar segera setelah dilahirkan sehingga akan
menyebabkan hipotermi. Kesimpulan hasil study kasus adalah bahwa diperlukannya penanganan
yang tepat dalam hal mempertahankan suhu tubuh tetap hangat , perawatan mata, memberikan
identitasbayi, memperlihatkan bayi pada orang tua/ keluarga, memfasilitasi kontak dini pada ibu,
memberikan vitamin K1, konseling, serta imunisasi yang sesuai dengan konsep standar asuhan
kebidanan.
Kata kunci : Bayi segera setelah lahir
Kepustakaan : 21 referensi
Halaman : 107
iv
5
CURICULUM VITAE
Nama : Sasi Fitriani
Nim : 201207118
Tempat/Tanggal Lahir : Tanjung baru, 05 april 1993
Agama : Islam
Alamat : Tanjung Baru kec.maje Kab.kaur Prop
Bengkulu
Institusi :Akademi Kebidanan Adilla
Riwayat Pendidikan
SD N 006 Maje pada tahun : 2000 – 2006
SMP N 1 Maje pada tahun : 2006 – 2009
SMA N 5 Kaur pada tahun : 2009 – 2012
Dan Sekarang Penulis terdaftar sebagai mahasiswa Akademi
Kebidanan Adilla Bandar Lampung sejak Tahun 2012 hingga
sekarang
v
6
MOTTO
Kadang hidup serasa begitu susah untuk digapai...
Sebenarnya bukan hidup yang serasa susah tapi anda
sendiri, jadi tetaplah berusaha sekuat mungkin tanpa
menyerah.
vi
7
PERSEMBAHAN
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas Rahmat-Nya maka
penulis dapat menyelesaikan penyusunan Studi kasus ini, dan dibalik penyelesaian
tugas ini tidak lupa penulis memberikan persembahan kepada orang-orang yang
telah membantu penulis baik secara langsung maupun tidak langsung.
1. Puji syukur kehadirat ALLAH yang maha kuasa sehingga dapat
terselesaikannya Karya Tulis Ilmiah
2. Terima kasih buat keluarga besar tercinta yang selalu memberikan
semangat dan mendo’akan setiap kegiatan apapun yang terbaik bagi
penulis serta selalu mengharapkan setiap keberhasilan yang penulis
lakukan.
3. Rekan- rekanku tercinta Akbid ADILA khususnya tingkat III yang selalu
mendukung hingga terselesaikan tugas akhir ini.
4. Almamaterku tercinta Akademi Kebidanan ADILA Bandar Lampung
sebagai tempat penulis menuntut ilmu selama tiga tahun.
5. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu, terimah kasih
atas partisipasi dan dukungannya selama penulis menyelesaikan tugas
akhir Diploma Kebidanan ini.
vii
8
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas berkat rahmat dan ridho serta hidayah-Nya
penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah dalam bentuk studi kasus
kebidanan yang berjudul : “ Asuhan kebidanan pada bayi baru lahir segera
setelah lahir terhadap by Ny R di BPS Hj. Kartini Bandar Lampung tahun
2015”. Penulis menyadari keterbatasan pengetahuan dan pengalaman yang
penulis miliki maka diharapkan saran dalam penulisan tugas karya tulis ilmiah ini.
Dalam penulisan tugas karya tulis ilmiah ini penulis ingin berterima kasih kepada
:
1. Dr. Wazni Adila, MPH selaku Direktur Kebidanan Adila Bandar Lampung
2. Bapak Zendri Justia S.kep, M.Kes selaku penguji I KTI dan Anggun
Prajaningrum S.S.T selaku penguji II KTI.
3. Bps HJ.Kartini MS kampung sawah Bandar Lampung selaku tempat
pengambilan study kasus.
4. Para Dosen dan Staf tata usaha yang telah membantu sehingga karya ilmiah
ini dapat terselesaiakan.
Penulis menyadari penyusunan study kasus ini masih jauh dari kesempurnaan.
Oleh kerena itu, penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang besifat
membangun guna perbaikan berikutnya. Semoga tugas Karya TulisI lmiah ini
dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca umumnya.
Bandar Lampung, Juli 2015
Penulis
viii
9
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL.................................................................................... i
HALAMAN JUDUL ....................................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN......................................................................... iii
CURICULUM VITAE.................................................................................... iv
MOTTO ........................................................................................................... v
ABSTRAK ...................................................................................................... vi
LPERSEMBAHAN......................................................................................... vii
KATA PENGANTAR..................................................................................... viii
DAFTAR ISI.................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ........................................................................................... x
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................... xi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ................................................................... 1
1.2 Rumusan masalah............................................................... 4
1.3 Tujuan penelitian................................................................ 4
1.4 Ruang lingkup.................................................................... 5
1.5 Manfaat penelitian.............................................................. 6
1.6 Metodologi penelitian dan tekhnik memperoleh data .......... 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan konsep medis ....................................................... 10
2.2 Tinjauan konsep asuhan kebidanan..................................... 55
2.3 Landasan hukum kewenangan Bidan….................................. 65
BAB III TINJAUAN KASUS
3.1 Pengkajian.......................................................................... 68
3.2 Matrik ................................................................................ 72
BAB IV PEMBAHASAN
4.1 Pengkajian.......................................................................... 80
4.2 Identitas data dasar ............................................................. 82
4.3 Diagnosa potensial ............................................................. 91
4.4 Antisipasi masalah potensial............................................... 92
4.5 Perencanaan ....................................................................... 93
4.6 Pelaksanaan........................................................................ 94
4.7 Evaluasi.............................................................................. 100
BAB V PENUTUP
5.1 Simpulan............................................................................ 105
5.2 Saran.................................................................................. 106
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
ix
10
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : surat ijin pengambilan data
Lampiran 2 : surat balasan izin pengambilan data
Lampiran 3 : lembar konsul
Lampiran 4: dokumentasi
x
11
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Sigtuna score........................................................................ 15
Tabel 2.2 Apgar score.......................................................................... 15
Tabel 2.3 Panajemen bayi baru lahir normal......................................... 27
Tabel 2.4 Perkembangan system pulmonal........................................... 28
Tabel 2.5 Lama persalinan pada primigravida dan multigravida........... 62
Tabel 3.1 MATRIKS ........................................................................... 71
xi
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Bayi Baru Lahir disebut juga dengan neonatus merupakan
individu yang sedang bertumbuh dan baru saja mengalami trauma
kelahiran serta harus dapat melakukan penyesuaian diri dari kehidupan
intrauterine ke kehidupan ekstrauterine. Bayi Baru Lahir normal adalah
bayi yang lahir pada usia kehamilan 37 – 42 minggu dan berat badannya
2.500-4.000 gram (Vivian Nanny lia Dewi,2010.h.1).
Penelitian menunjukan bahwa 50% kematian bayi terjadi pada
periode neonatal yaitu dalam bulan pertama kehidupan. Kurang baiknya
penanganan bayi baru lahir yang sehat akan menyebabkan kelainan-
kelainan yang mengakibatkan cacat seumur hidup, bahkan kematian.
Misalnya karena hipotermi akan menyebabkan hipoglikemia dan akhirnya
dapat terjadi kerusakan otak. Pencegahan merupakan hal terbaik yang
harus dilakukan dalam penanganan neonatal sehingga neonatus sebagai
organisme yang harus menyesuaikan diri dari kehidupan intrauterine ke
ekstrauterine dapat bertahan dengan baik karena periode neonatal
merupakan periode yang paling kritis dalam fase pertumbuhan dan
perkembangan bayi. Proses adaptasi fisiologis yang dilakukan bayi baru
lahir perlu diketahui dengan baik oleh tenaga kesehatan khususnya bidan,
yang selalu memberikan pelayanan kesehatan bagi ibu, bayi, dan anak
(Wafi Nur Muslihatun,2010.h.10).
2
Ditinjau dari pertumbuhan dan perkembangan bayi, periode
neonatal merupakan periode yang paling kritis. Pencegahan asfiksia,
mempertahankan suhu tubuh bayi, terutama pada bayi berat lahir rendah,
pemberian air susu ibu (ASI) dalam usaha menurunkan angka kematian
oleh karena diare, pencegahan terhadap infeksi, pemantauan kenaikan
berat badan dan stimulasi psikologis merupakan tugas pokok bagi
pemantau kesehatan bayi dan anak. Neonatus pada minggu-minggu
pertama sangat dipengaruhi oleh kondisi ibu pada waktu hamil dan
melahirkan. Manajemen yang baik pada waktu masih dalam kandungan,
selama persalinan, segera sesudah dilahirkan, dan pemantauan
pertumbuhan dan perkembangan selanjutnya akan menghasilkan bayi
yang sehat (Sarwono Prawirohardjo,2009.h.133).
Pada waktu kelahiran, tubuh bayi baru lahir mengalami sejumlah
adaptasi psikologik. Bayi memerlukan pemantauan ketat untuk
menentukan masa transisi kehidupannya ke kehidupan luar uterus
berlangsung baik. Bayi baru lahir juga membutuhkan asuhan yang dapat
meningkatkan kesempatan untuk menjalani masa transisi dengan baik
(Wafi Nur Muslihatun,2010.h.3).
Data AKB menurut World Health Organization (WHO) ialah
sebesar 35 per 1.000 kelahiran hidup untuk tahun 2012. Menurut laporan
WHO pada tahun 2000, Angka Kematian Bayi (AKB) di dunia 54 per
1000 kelahiran hidup kemudian tahun 2006 menjadi 49 per 1000
kelahiran hidup (Wijaya, 2010). Dari data tersebut, AKB dunia
menduduki kriteria sedang. Kedua data AKB tersebut dapat kita
3
bandingkan dengan targetan MDGs untuk AKB, yakni 23 per 1.000
kelahiran hidup pada tahun 2012.
Angka kematian bayi dan anak disajikan di Tabel 8.1 untuk 3
periode lima tahunan sebelum survei.
Data SDKI 2012 menunjukkan bahwa kematian anak selama lima tahun
sebelum survei (merujuk ke tahun 2008-2012) adalah 32 kematian per
1.000 kelahiran hidup. Artinya, setiap satu dari 31 anak yang lahir
diIndonesia meninggal sebelum mencapai umur 1 tahun. Enam puluh
persen bayi mati terjadi pada umur 1bulan, menghasilkan angka kematian
neonatum sebesar 19 kematian per 1.000 kelahiran hidup. Delapan puluh
persen anak meninggal terjadi saat berumur 1-11 bulan, yang
menghasilkan angka kematiaan pos neonatum sebesar 13 kematian per
1.000 kelahiran.(SDKI 2012)
Menurut profil kesehatan Provinsi Lampung tahun 2012
Kematian bayi terbesar terjadi pada masa bayi perinatal (0-6 hari) diikuti
kematian pada masa bayi neonatal (7-28 hari) dan masa bayi (>28 hari -<
1 tahun ). Penyebab kematian bayi perinatal dan neonatal di Provinsi
Lampung tahun 2012 pada dua terbesar disebabkan oleh BBLR dan
afiksia.Penyebab kematian bayi perinatal (0-6 hari) di Provinsi Lampung
tahun 2012 adalah BBLR 35%, asfiksia 36%, gangguan pencernaan 0%,
kongenetal 4%, infeksi 22%, tetanus neonatorum 1% (Profil Dinas
Kesehatan Provinsi Lampung Tahun 2012).
Dari hasil pra survey penelitian yang dilakukan di BPS Hj.
Kartini pada tanggal 13Juli 2015 di dapatkan 10 bayi baru lahir dalam
keadaan normal dan berdasarkan data latar belakang di atas maka penulis
tertarik untuk memberikan asuhan yang berjudul “Asuhan Kebidanan
4
Pada Bayi Baru Lahir Terhadap Bayi Ny. R Segera Setelah Lahir Di BPS
Hj. Kartini Bandar Lampung Tahun 2015”
1.2. Rumusan Masalah
“Bagaimanakah Asuhan Kebidanan Pada Bayi Baru Lahir Terhadap Bayi
Ny. R Segera Setelah Lahir Di BPS Hj. Kartini Bandar Lampung Tahun
2015”
1.3. Tujuan penelitian
1.3.1. Tujuan umum
Penulis mampu memberikan Asuhan Kebidanan Pada Bayi Baru
Lahir Terhadap Bayi Ny. R Segera Setelah Lahir di BPS Hj.
Kartini Bandar Lampung Tahun 2015.
1.3.2. Tujuan khusus
1.3.2.1. Penulis mampu untuk melakukan pengkajian data pada
Asuhan Kebidanan Pada Bayi Baru Lahir Terhadap Bayi
Ny. R Segera Setelah Lahir di BPS Hj. Kartini Lampung
Tahun 2015.
1.3.2.2. Penulis mampu untuk mendiagnosa masalah dan kebutuhan
pada Asuhan Kebidanan Pada Bayi Baru Lahir Terhadap
Bayi Ny. R Segera Setelah Lahir di BPS Hj. Kartini Bandar
Lampung Tahun 2015.
5
1.3.2.3. Penulis mampu untuk mengidentifikasi diagnosa masalah
potensial pada Asuhan Kebidanan Pada Bayi Baru Lahir
Terhadap Bayi Ny. R Segera Setelah Lahir di BPS Hj.
Kartini Bandar Lampung Tahun 2015.
1.3.2.4. Penulis mampu untuk mengantisipasi masalah dengan
melakukan tindakan segera atau kolaborasi dengan dokter
pada Asuhan Kebidanan Pada Bayi Baru Lahir Terhadap
Bayi Ny. R Segera Setelah Lahir di BPS Hj. Kartini Bandar
Lampung Tahun 2015.
1.3.2.5. Penulis mampu untuk menyusun rencana asuhan yang
menyeluruh pada Asuhan Kebidanan Pada Bayi Baru Lahir
Terhadap Bayi Ny. R Segera Setelah lahir di BPS Hj.
Kartini Bandar Lampung Tahun 2015.
1.3.2.6. Penulis mampu untuk melaksanakan rencana asuhan yang
menyeluruh pada Asuhan Kebidanan Pada Bayi Baru Lahir
Terhadap Bayi Ny. R Segera Setelah Lahir di BPS Hj.
Kartini Bandar Lampung Tahun 2015.
1.3.2.7. Penulis mampu untuk mengevaluasi hasil dari asuhan
kebidanan pada Asuhan Kebidanan Pada Bayi Baru Lahir
Terhadap Bayi Ny. R Segera Setelah Lahir di BPS Hj.
Kartini Bandar Lampung Tahun 2015.
1.4. Ruang Lingkup
1.4.1. Sasaran
6
Objek dalam Asuhan Kebidanan ini yaitu Bayi Segera Setelah
Lahir Bayi terhadap Bayi Ny. R.
1.4.2. Tempat
Tempat pelaksanaan Asuhan Kebidanan ini penulis mengambil
kasus di BPS Hj. Kartini Bandar Lampung.
1.4.3. Waktu
Pelaksanaan Asuhan Kebidanan dalam studi kasus ini, penulis
melakukan penelitian pada tanggal 04 Juli 2015.
1.5. Manfaat penelitian
1.5.1. Institusi pendidikan
Hasil penelitian diharapkan dapat meningkatkan efektifitas dalam
belajar, pengetahuan, kemampuan dan keterampilan bagi
mahasiswi Akademi Kebidanan Adila Bandar Lampung dalam
menerapkan atau mengaplikasikan studi yang telah didapat, serta
untuk melengkapi sumber-sumber buku keperpusatakaan sebagai
bahan informasi referensi yang penting dan mendukung pembuatan
karya tulis ilmiah bagi mahasiswa semester akhir dan sebagai
acuan penelitian selanjutnya khususnya penelitian pada bayi baru
lahir.
1.5.2. Bagi lahan praktek
7
Hasil penelitian ini dapat dijadikan gambaran informasi serta bahan
untuk meningkatkan dan pengelolaan program kesehatan untuk
mengembangkan pendidikan kesehatan dan masukan dalam
melakukan manajemen asuhan kebidanan yang diterapkan di lahan
praktek.
1.5.3. Bagi klien
Hasil penelitian ini dapat dijadikan penambahan wawasan
pengetahuan bagi klien dan dapat diterapkan didalam keluarga dan
masyarakat.
1.6. Metodologi dan teknik memperoleh data
1.6.1. Metodologi penelitian
Dalam penulisan karya ilmiah ini penulis menggunakan
metode penulisan deskriptif yaitu suatu penelitian yang dilakukan
untuk mendeskripsikan atau menggambarkan suatu fenomena yang
terjadi di dalam masyarakat. Survei deskriptif dilakukan terhadap
sekumpulan objek yang biasanya bertujuan untuk melihat
gambaran fenomena (termasuk kesehatan) yang terjadi di dalam
suatu populasi tertentu dan untuk membuat penilaian terhadap
suatu kondisi dan penyelenggaraan suatu program di masa
sekarang, kemudian hasilnya digunakan untuk menyusun
perencanaan perbaikan program tersebut
(Soekidjo Notoatmodjo,2012.h.35-36).
8
1.6.2. Teknik memperoleh data
Teknik memperoleh data dalam penulisan karya tulis ilmiah ini
adalah:
1.6.2.1.Data primer
a. Wawancara (Anamnesis)
Perbincangan terarah dengan cara tatap muka dan
pertanyaan yang diajukan mengarah pada data yang
relevan dengan pasien dalam rangka mendapatkan data
tentang pasien melalui pengajuan pertanyaan-pertanyaan.
Anamnesis dapat dilakukan melalui dua cara yaitu:
1. Auto anamnesis
Adalah anamnesis yang dilakukan kepada pasien
langsung.
2. Allo anamnesis
Adalah anamnesis yang dilakuan kepada keluarga
pasien untuk memperoleh data tentang pasien
(Ari Sulistyawati,2009.h.111).
Dalam penelitian ini penulis melakukan anamnesis
yang dilakukan secara langsung kepada pasien (auto
anamnesis).
b. Pemeriksaan fisik
9
Pemeriksaan fisik dari ujung rambut sampai ujung kaki
(Eni Retna Ambarwati dan Diah Wulamdari ,2008.h.139).
1.6.2.2.Data sekunder
Data sekunder adalah sumber informasi yang bukan dari
tangan pertama, dan yang bukan mempunyai wewenang
dan tanggung jawab terhadap informasi atau data tersebut :
a. Studi kepustakaan
Bahan-bahan pustaka merupakan hal yang sangat
penting dalam menunjang latar belakang teoritis dari
suatu penelitian. Telah kita ketahui bersama bahwa
didalam perpustakaan tersimpan berbagai bahan bacaan
dan informasi dari berbagai disiplin ilmu (Soekidjo
Notoatmodjo,2005.h.63).
b. Studi dokumenter
Dokumen resmi adalah semua bentuk dokumen baik
yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan, yang ada di
bawah tanggung jawab instansi resmi, misalnya
laporan, statistik, catatan-catatan di dalam kartu klinik
(Soekidjo Notoatmodjo,2005.h.62).
10
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1 Tinjauan teori medis
2.1.1 Bayi baru lahir
2.1.1.1 Pengertian
Bayi baru lahir disebut juga dengan neonatus
merupakan individu yang sedang bertumbuh dan baru saja
mengalami trauma kelahiran serta harus dapat melakukan
penyesuaian diri dari kehidupan intrauterin ke kehidupan
ektrauterin. Bayi baru lahir normal adalah bayi yang baru lahir
pada usia kehamilan 37-42 minggu dan berat badan nya 2500-
4000 gram (Vivian Nanny Lia Dewi dan Tri sunarsih
,2010;h.1).
Neonatus adalah bayi berumur 0 (baru lahir) sampai
dengan usia 1 bulan sesudah lahir. Neonatus dini adalah bayi 0
– 7 hari. Neonatus lanjut adalah bayi berusia 7 – 28 hari (Wafi
Nur Muslihatun,2010;h.2).
2.1.1.2 Ciri – ciri bayi normal
a. Lahir aterm antara 37 – 42 minggu
b. Berat badan 2.500 – 4.000 gram
c. Panjang badan 48 – 52 cm
d. Lingkar dada 30 – 38 cm
11
e. Lingkar kepala 33 – 35 cm
f. Lingkar lengan 11 – 12 cm
g. Frekuensi denyut jantung 120 – 160 x/menit
h. Pernafasan ±40 – 60 x/menit
i. Kulit kemerah – merahan dan licin karena jaringan subkutan
yang cukup.
j. Rambut lanugo tidak terlihat dan rambut kepala bisanya telah
sempurna.
k. Kuku agak panjang dan lemas.
l. Nilai apgar > 7.
m.Gerak aktif (Tonus otot)
n. Bayi lahir langsung menangis kua.
o. Reflek rooting ( mencari puting susu dengan rangsangan
taktil pada pipi dan daerah mulut ) sudah terbentuk dengan
baik.
p. Reflek sucking (isap dan menelan) sudah terbentuk dengan
baik.
q. Reflek morro (gerakan memeluk bila dikagetkan) sudah
terbentuk dengan baik.
r. Reflek grasping (menggenggam) sudah baik.
s. Genetalia
1. Pada laki – laki kematangan ditandai dengan testis yang
berada pada skrotum dan penis berlubang.
12
2. Pada perempuan kematangan ditandai dengan vagina dan
uretra yang berlubang, serta adanya labia minora dan
mayora.
t. Eliminasi baik yang ditandai dengan keluarnya mekonium
dalam 24 jam pertama dan berwarna hitam kecoklatan
(Vivian Nanny Lia Dewi dan Tri sunarsih,2010;h.2).
2.1.1.3 Tanda-tanda bayi baru lahir normal
Bayi baru lahir dikatakan normal jika mempunyai
beberapa tanda antara lain: Appearance color (warna kulit),
seluruh tubuh kemerah-merahan, Pulse (heart rate) atau
frekuensi jantung >100x/menit, Grimace (reaksi terhadap
rangsangan), menangis, batuk/bersin, Activity (tonus otot),
gerakan aktif, Respiration (usaha nafas), bayi menangis kuat.
Kehangatan tidak terlalu panas (lebih dari 38C) atau terlalu
dingin (kurang dari 36C), warna kuning pada kulit (tidak pada
konjunctiva), terjadi pada hari ke 2-3 tidak biru, pucat, memar,
pada saat diberi makanan hisapan kuat, tidak mengantuk
berlebihan, tidak muntah, tidak terlihat tanda-tanda infeksi pada
tali pusat seperti: tali pusat merah, bengkak, keluar cairan, bau
busuk, berdarah , dapat berkemih selama 24 jam, tinja lembek,
sering, hijau tua, tidak ada lendir atau darah pada tinja, bayi
tidak menggigil atau tangisan kuat, tidak mudah tersinggung,
tidak terdapat tanda: lemas, terlalu mengantuk, lunglai, kejang-
13
kejang halus tidak bisa tenang, menangis terus-menerus (Ai
yeyeh Rukiyah dan Lia Yulianti,2013;h.2-3).
2.1.1.4 Tahapan bayi baru lahir
a. Tahap I
Terjadi segera setelah lahir, selama menit-menit pertama
kelahiran. Pada tahap ini digunakan sistem scoring apgar
untuk fisik dan scoring gray untuk interaksi bayi dan ibu.
b. Tahap II
Disebut tahap transisional reaktivitas. Pada tahap II dilakukan
pengkajian selama 24 jam pertama terhadap adanya
perubahan prilaku.
c. Tahap III
Disebut tahap periodik, pengkajian dilakukan setelah 24 jam
pertama yang meliputi pemeriksaan seluruh tubuh (Vivian
Nanny Lia Dewi Tri sunarsih,2010;h.3).
2.1.1.5 Penilaian saat bayi segera setelah lahir
a. Penilaian Sekilas Sesaat Setelah Bayi Lahir
Sesaat setelah bayi baru lahir bidan melakukan penilaian
sekilas unutk menilai kesejahtaraan bayi umum. Aspek yang
dinilai warna kulit dan tangis bayi, jika warna kulit adalah
kemerahan dan bayi dapat menangis spontan maka ini sudah
cukup untuk dijadikan data awal bahwa dalam kondisi baik.
14
b. Menit Pertama Kelahiran
Pertemuan SAREC di Swedia tahun 1985 menganjurkan
penggunaan parameter penilaian bayi baru lahir dengan cara
sederhana yang disebut SIGTUNA (SIGTUNA SCORE),
sesuai dengan nama tempat terjadinya konsensus. Penilaian
cara ini dgunakan terutama untuk tingkat pelayanan
kesehatan dasar karena hanya menilai dua parameter yang
penting namun cukup mewakili indikator kesejahteraan bayi
baru lahir.
Sesaat setelah bayi lahir bidan memantau 2 tanda vital bayi
sesuai dengan SIGTUNA skor yaitu upaya bayi unutk
bernafas dan frekuensi jantung (dihitung selama 6 detik, hasil
dikalikan 10 sama dengan frekuensi jantung satu menit
Cara menggunakan SIGTUNA skor :
1. Nilai bayi sesaat setelah lahir (menit pertama ) dengan
kriteria penilaian seperti pada tabel.
2. Jumlahkan skor yang didapat
3. Kesimpulan dari total SIGTUNA skor
4 = asfiksia ringan atau tidak asfiksia
2 – 3 = asfiksia sedang
1 = asfiksia berat
0 = bayi lahir mati / fresh stillbirth
15
Tabel 2.1 Sigtuna score
SKOR 2 1
KRITERIA
Pernafasan Teratur Mengap –
mengap
Tidak ada
Denyut jantung > 100 < 100 Tidak ada
(Ari Sulistyawati,2010;h.118 – 119 ).
c. Menit Ke 5 Sampai 10
Segera setelah lahir, bidan mengobservasi keadaan bayi dengan
berpatokan pada APGAR skor dari 5 menit hingga 10 menit.
Tabel 2.2 Apgar score
Aspek
Pengamatan
Bayi Baru
Lahir
Skor
0 1 2
Appeareance
/
Warna Kulit
Seluruh tubuh
bayi berwarna
kebiruan atau
pucat.
Warna kulit tubuh
normal, tetapi tangan
dan kaki berwarna
kebiruan .
Warna kulit
seluruh tubuh
normal.
Pulse / Nadi Denyut jantung
tidak ada
Denyut jantung
<100x/menit
Denyut jantung
>100 x/menit
Grimace /
Respon
Reflek
Tidak ada
respon terhadap
stimulasi.
Wajah meringis saat
distimulasi.
Meringis,
menarik, batuk ,
atau bersin saat
stimulasi
Activity /
Tonus Otot
Lemas, tidak
ada gerakan
Lengan dan kaki
dalam posisi fleksi
dengan sedikit
gerakan.
Bergerak aktif dan
spontan
Respiratory/
Pernafasan
Tidak bernafas,
pernafasan
lambat dan
tidak teratur .
Menangis lemah,
terdengar seperti
merintih.
Menangis kuat ,
pernafasan baik
dan teratur
(Ari Sulistyawati,2010;h.208 – 209 ).
Interpretasi :
a. Nilai 1 – 3 asfiksia berat;
b. Nilai 4 – 6 asfiksia sedang;
c. Nilai 7 – 10 asfiksia ringan (normal) (Dewi,2010.hal:3).
16
2.1.1.6 Penanganan bayi baru lahir
a. Pencegahan infeksi
BBL sangat rentan terhadap infeksi yang disebabkan oleh
paparan atau kontaminasi mikro organisme selama proses
persalinan berlangsung maupun beberapa saat setelah lahir.
Sebelum menangani BBL, pastikan penolong persalinan
telah melakukan upaya pencegahan infeksi berikut:
1. Persiapan diri
cuci tangan dengan seksama kemudian keringkan ,
sebelum dan setelah bersentuhan dengan nayi, serta
memakai sarung tangan bersih pada saat menangani bayi
yang belum dimandikan.
2. Persiapan alat
Pastikan semua peralatan dan bhan yang digunakan,
terutam aklem, gunting, alat-alat resusitasi dan benang
tali pusat telah di DTT atau seterilisasi. Pastikan semua
pakaianan, handuk, selimut, dan ain yang digunakan
untuk bayi, sudah dalam keadaan bersih. Dekontaminasi
dan cuci semua alat setiap kali setelah digunakan.
3. Persiapan tempat
Menggunakan ruangan yang hangat dan terang, siapkan
tempat resusuitasi yang datar, rata, cukup keras, bersih,
kering dan hangat.
17
b. Penilaian awal
Untuk semua BBL, lakukan penilaian awal dengan
menjawab 4 pertanyaaan:
Sebelum bayi lahir:
1. apakah kehamilan cukup bulan?
2. Apakah ketuban jernih, tidak bercampur mekonium
Segera setelah bayi lahir penilaian:
1. apakah bayi lahir menanggis atau bernafas/tidak megap-
megap?
2. Apakah tonus otos bayi aktif atau bayi bergerak aktif.
c. Mencegah kehilangan panas
Cegah terjadinya kehilangan panas melalui upaya sebagai
berikut:
1. Keringkan tubuh bayi tanpa membersihkan verniks
Keringkan bayi mulai dari muka, kepala dan bagian
tubuh yang lain nya kecuali bagian tangan tanpa
membersihkan verniks. Verniks akan membantu
menghangatkan tubuh bayi. Ganti handuk basah dengan
handuk atau kain yang kering. Biarkan bayi diatas perut
ibu.
2. Letakkan bayi didada ibu agar ada kontak kulit ibu
kekulit bayi Letakkan bayi tengkurep didada ibu.
18
Luruskan dan usahakan kedua bahu bayi menempel
didada atau perut ibu. Usahkan kepala bayi berada
diantara kedua payudara ibu dengan posisi sedikit lebih
rendah dari puting payudara ibu.
3. Selimuti ibu dan bayi dan pasang topi dikepala bayi
Selimuti tubuh ibu dan bayi denagn kain hangat dan
pasang topi dikepala bayi. Bagian kepala bayi memiliki
luas permukaan yang relatif luas dan bayi akan cepat
kehilangan panas dengan bgian tersebuat tidak tertutup.
4. Jangan segera menimbang atau memandikan bayi baru
lahir
Lakukan penimbangan setelah 1 jam kontak kulit ibu
kekulit bayi dan bayi selesai menyusu. Karena BBL
cepat dan mudah kehilangan panas tubuhnya.
d. Memotong dan mengikat tali pusat
1. Klem, potong dan ikat tali pusat 2 menit pasca bayi lahir.
Untuk menyuntikan oksitosin dilakukan sebelum tali
pusat dipotong.
2. Lakukan penjepitan ke-1 tali pusat dengan klem logam
DTT 3 cm dari dinding perut ( pangkal pusat) bayi. Dari
titik jepitan, urut tali pusat dengan dua jari kemudian
dorong isi tali pusat kearah ibu (agar darah tidak
terpancar pada saat dilakukan pemotongan tali pusat).
19
Lakukan penjepitan ke-2 dengan jarak 2 cm dari tempat
jepitan ke-1 kearah ibu.
3. Pegang tali pusat diantara kedua klem tersebut, satu
tangan menjadi landasan tali pusat sambil melindungi
bayi, tangan yang lain memotong tali pusat diantara 2
klem tersebut dengan menggunakan gunting DTT atau
steril.
4. Ikat tali pusat dengan benang DTT atau steril pada satu
sisi kemudian melingkarkan kembali benang tersebut
dan mengikatnya dengan simpul kunci pada sisi lainnya.
5. Lepaskan klem logam penjepit tali pusat dan masukkan
ke dalam larutan klorin 0,5%
6. Letakan bayi tengkurap didada ibu untuk IMD
e. Pemberian IMD
1. Inisiasi menyusu dini
Langkah inisiasi Menyusu Dini (IMD)
a) Bayi untuk mendapatkan kontak kulit dengan kulit
dengan ibunya segera setelah lahir selama paling
sedikit satu jam
b) Bayi harus debiarkan untuk melakukan IMD dan ibu
dapat mengenali bahwa bayinya siap untuk menyusu
serta memberi bantuan jika diperlukan
c) Menunda semua prosedur lainnya yang harus dilakukan
kepada BBL hingga inisiasi menyusu selsai dilakukan,
20
prosedur tersebut seperti: pemberian salep/tetes mata,
pemberian vitamin K1, menimbang dan lain-lain.
2. Keuntungan inisiasi Menyusu Dini bagi ibu dan bayi
Keuntungan kontak kulit ibu dengan kulit untuk bayi
a) Menstabilkan pernapasan dan detak jantung
b) Mengendalikan temperatu tubuh bayi
c) Memperbaiki atau membuat pola tidur bayi lebih baik
d) Mendorong keterampilan bayi untuk menyusu lebih
cepat dan efektif
e) Meningkatkan kenaikan berat (bayi lebih cepat
kembali berat lahirnya)
f) Meningkat hubungan psikologis antara ibu dan bayi
g) Mengurangi tangis bayi
h) Mengurangi infeksi bayi dikarenakan adanya
kolonisasi kuman diusus bayi akibat kontak kulit bayi
dan bayi menjilat kulit ibu
i) Mengeluarkan mekonium lebih cepat, sehingga
menurunkan kejadiaan ikterus BBL
j) Memperbaiki kadar gula dan parameter biokimia lain
sehingga beberapa lain selama beberapa jam pertama
hidupnya
k) Mengoptimalisasi keadaan hormonal bayi
3. Keuntungan IMD untuk ibu
Merangsang produksi oksitosin dan prolaktin pada ibu.
21
1. Pengaruh oksitosin:
a. Membantu kontraksi uterus sehingga menurunkan
risiko perdarahan pasca persalinan
b. Merangsang pengeluaran kolosterum dan
meningkatkan produksi ASI
c. Membantu ibu mengatasi stres sehingga ibu lebih
tenang dan tidak nyeri pada saat plasenta lahir dan
prosedur pasca persalinan lainnya
2. Pengaruh prolaktin:
a.Meningkatkan produksi ASI
b.Menunda ovulasi
4. Keuntungan IMD untuk bayi
a. Mempercepat keluarnya kolostrum yaitu makanan
dengan kualitas dan kuantitas optimalkan unutuk
kebutuhan bayi
b. Mengurangi infeksi dengan kekebalan pasif (melalui
kolostrum) maupun aktif
c. Mengurangi 22% kematian bayi berusia 28 hari
kebawah
d. Meningkatkan kebersihan menyusui secara eksklusif
dan lamanya bayi disusui membantu bayi
mengkoordinasikan kemampuan isap, telan, dan
22
napas. Refleks menghisap awal pada bayi paling kuat
dalam bebrapa jam pertama setelah lahir
e. Meningkatkan jalinan kasih sayang ibu dengan bayi
f. Mencegah kehilangan panas
f. Pemberian vitamin k1
Semua BBL harus diberi vitamin K1 (phytomenadione)
injeksi 1 mg intramuskuler setelah proses IMD dan bayi
menyusu untuk mencegah perdarahan BBL akibat defisiensi
vitamin K yang dapat dialami oleh sebagian BBL.
g. Pencegahan infeksi Mata
Salep atau tetes mata untuk pencegahan infeksi mata
diberikan setelah proses IMD dan bayi selesai menyusu.
Pencegahan infeksi mata tersebut mengandug tetrasiklin 1%
atau antibiotik lain. Upaya pencegahan infeksi mata kurang
efektif jika diberikan > 1 jam setelah kelahiran.
h. Pemberian imunisasi bayi baru lahir
Imunisasi Hepatitis B bermanfaat untuk mencegah infeksi
Hepatitis B tehadap bayi, terutama jalur penularan ibu-bayi.
Imunisasi Hepatitis B pertama diberikan 1-2 jam setelah
pemberian vitamin K1, pada saat bayi baru berusia 2 jam.
Untuk bayi yang lahir difasilitasi kesehatn dianjurkan
diberikan BCG dan OPV pada saat sebelum bayi pulang dari
klinik. Lakukan pencatatan dan anjurkan ibu untuk kembali
23
untuk mendapatkan imunisasi berikan sesuai jadwal
pemberian imunisasi.
i. Rawat gabung.
Adalah suatu cara perawatan ibu dan bayi yang baru
dilahirkan tidak dipisaahkan, melainkan ditempatkan dalam
sebuah runag , kamar ataau tempat bersama- sama selama 24
jam penuh dalam seharian. Dengan kata lain, rawat gabung
adalah suatu sistem perawatan ibu dan bayi bersama- sama
atau pada tempat yang berdekatan sehingga memungkinkan
sewaktu- waktu atau setiap saat ibu tersebut dapat menyusui
bayinya. Menurut sifatnya, rawat gabung dibedakan menjadi
dua yakni rawat gabung kontinu, yaitu bayi berda di
samping ibu terus menerus, serta rawat gabung intermiten
yaitu bayi hanya sewaktu – waktu saja bersama ibu misalnya
pada saat bayi akan menek saja.
Tujuan rawat gabung secara umum adalah membina
hubungan emosional antara ibu dan bayi, meningkatkan
penggunaan air susu ibu (ASI), pencegahan infeksi dan
pendidikan kesehatan bagi ibu. Dengan rawat gabung, ibu
dapat ibu dapat menyusui bayinya sedini mungkin, kapan
saja, dimana saja bayi membutuhkanya. Ibu dapat melihat
dam memahami cara perawatan bayi secara benar yang
dilakukan oleh petugas, ibu mempuyai pengalaman dalam
merawat bayinya sendiri selagi ibu masih di rumah sakit,
24
dapat melibatkan suami secara aktif untuk membantu ibu
dalam dalam menyusui bayinya secara baik dan benar, ibu
mendapat kehangatan emosinal atau batin karena selalu
kontak dengan bayinya.
Syarat bayi baru lahir bisa dilakukan rawat gabung, antara
lain bayi lahir spontan, baik presentasi kepala maupun
bokong. Apabila bayi lahir dengan tindakan, maka rawat
gabung dilakukan setelah bayi cukup sehat, reflek menghisap
baik, tidak ada tanda – tanda infeksi dan lain-lain. Apabila
bayi lahir secara seksio sesaria dengan pembiusan umum,
rawat gabung dilakukan setelah ibu sadar dan bayi tidak
mengantuk, 4-6 jam setelah operasi selesai. Syarat lain agar
agar bayi baru lahir bisa dirawat gabung, adalah bayi tidak
asfiksia setelah 5 menit pertama ( nilai APGAR lebih dari
tujuh ), umur kehamilan lebih dari atau samaa dengan 37
minggu, berat lahir lebih dari atau sama dengan 2500 gram,
tidak terdapat tanda infeksi intrapartum, bayi dan ibu dalam
keadaan sehat (Wafi Nur muslihatun,2010;h.22)
Manfaat yang bisa didapatkan dari rawat gabung pada ibu
dan bayi adalah :
a. Fisik
Bila ibu dekat dengan bayinya, maka ibu akan mudah
untuk melakukan perawatan sendiri. Dengan perawatan
sendiri dan pemberian asi sendiri mungkin, maka akan
25
mengurangi kemungkinan terjadinya infeksi silang dari
pasien lain atau petugas kesehatan.
b. Fisiologis
Bila ibu dekat dengan bayi akan segera di susui dan
frekuensinya lebih sering. Proses ini merupakan proses
yang fisiologis, yang alami dimana bayi mendapat
nutrisi alami yang paling sesuai dan baik. Bagi ibu
yang menyusui akan timbul reflek oksitosin yang dapat
membantu proses fisiologis involusi rahim.
c. Psikologis
Dari segi psikologis akan segera terjalin proses lekat
akibat sentuhan badan antara ibu dan bayi. hal tersebut
akan berpengaruh besar terhadap pertumbuhan
psikologis bayi. selain itu, kehangatan tubuh ibu
merupakan stimulasi mental yang mutlak di butuhkan
oleh bayi.
d. Edukatif
Ibu akan mempunyai pengalaman yang berguna
sehingga mampu menyusui serta merawat bayinya bila
pulang dari rumah sakit. Selama di RS ibu akan
melihat, belajar dan mendapat bimbungan mengenai
cara menyusui secara benar, cara merawat payudara,
tali pusat, memandikan bayi dan sebagainya.
26
Keterampilan ini diharapkan dapat menjadi modsl bsgi
ibu untuk merawat bayinya setelah pulang dari RS
e. Ekonomi
Pemberian asi dapat dilakukan sedini mungkin, bagi
rumah sakit terutama Rs pemerintah, hal tersebut
merupakan suatu penghematan terhadap anggaran
pengeluaran untuk pembelian susu formula, botol susu,
dot, serta peralatan lainya yang di butuhkan. Beban
perawat lebih ringan karena ibu berperan besar dalam
merawat bayinya sendiri sehimgga waktu luang dapat
dimanfaatkan untuk kegiatan lain.
f. Medis
Secara medis, pelaksanaan rawat gabung dapat
menurunkan terjadinya infeksi nosokomial pada bayi,
serta menurunkan angka mortalitas ibu maupun
bayinya (Vivian Nanny Lia Dewi Tri sunarsih
,2010;h.19).
27
Tabel 2.3 :
MANAJEMEN BAYI BARU LAHIR NORMAL
pemotongan dan pengikatan tali pusat pada bayi baru
lahir normal, dilakukan sekitar 2 menit setelah bayi lahir
(atau setelah bidan menyuntikan oksitosin kepada ibu),
untuk memberi cukup waktu bagi tali pusat mengalirkan
darah kaya zat besi kepada bayi (JNPK, Buku Acuan
Asuhan Persalinan Normal,2008;h.126)
Penilaian :
 Bayi cukup bulan
 Air ketuban jernih, tidak bercampur mekonium
 Bayi menangis atau bernafas
 Tonus otot bayi baik
ASUHAN BAYI BARU LAHIR
1. Jaga kehangatan
2. Bersihkan jalan nafas (bila perlu)
3. Keringkan dan tetap jaga kehangatan
4. Potong dan ikat tali pusat tanpa membubuhi apapaun, kira – kira 2
menit* setelah lahir.
5. Lakukan inisiasi menyusui dini dengan cara kontak kulit bayi dengan
kulit ibu.
6. Beri salep mata antibiotik tetrasiklin 1% pada kedua mata.
7. Beri suntikan vitamin K1 1 mg intramuskular, dipaha kiri anteroteral
setelah inisiasi menyusui dini.
8. Beri imunisasi hepatitis B 0,5 ml intramuskular, dipaha kanan
anterolateral, diberikan kira – kira 1 – 2 jam setelah pemberian
vitamin K1
28
2.1.1.7 Adaptasi Bayi Baru Lahir Terhadap Kehidupan Diluar
Uterus
a. Sistem Pernafasan
Tabel 2.4 Perkembangan system pulmonal
Usia
Kehamilan
Perkembangan
24 hari Bakal paru-paru terbentu
26-28 hari Kedua bronkus membesar
6 minggu Segmen bronkus terbentuk
12 minggu Lobus terdiferensiasi
24 minggu Alveolus terbentuk
28 minggu Surfaktan terbentuk
34-36 minggu Struktur paru matang
Sumber :Vivian Nanny Lia Dewi dan Tri sunarsih ,2010;h12
Rangsangan gerakan pernafan pertama terjadi karean
beberapa hal berikut :
1. Tekanan mekanik dari torak sewaktu melalui jalan lahir
(stimulasi mekanik).
2. Penurunan PaO2 dan peningkatan PaCO2 merangsang
kemoresptor yang terletak disinus karotikus (stimulasi
kimiawi).
3. Rangsanan dingin didaerah muka dan perubahan suhu
didalm uterus (stimulasi sensorik)
4. Reflek deflasi hering breur.
Pernafasan pertama pada bayi normal terjadi dalam waktu 30
menit pertama sesudah lahir. Usaha bayi pertama kaliuntuk
29
mempertahankan tekanan alveoli, selain karena adanya
surfaktan, juga karena adanya tarikan nafas dan pengeluaran
nafas dengan merintih sehingga udara bisa tertahan didalam.
Cara neonatus bernafas diafragma dan bernafas dengan cara
abdominal, sedangkan untuk frekuensi dan dalamnya
bernafas belum teratur.
b. Peredaran Darah
Setelah bayi lahir, paru akan berkembang yang akan
mengakibatkan tekanan arteriol dalam paru menurun yang
dikuti dengan menurunnya tekanan pada jantung kanan.
Kondisi ini menyebabkan tekanan jantung kiri lebih besar
dibandingkan dengan tekanan jantung kanan, dan hal tersebut
membuat foremen ovale secara fungsional menutup. Hal ini
terjadi pada jam – jam pertama setelah lahir. Oleh karena
tekanan dalam paru turun dan tekanan aorta desenden naik
dan juga karena rangsangan biokimia (PaO2 yang naik ) serta
duktus atrteriousus yang berobliterarsi. Hal ini terjadi pada
hari pertama.
Aliran darah paru pada hari pertama kehidupan adalah 4 -5
liter permenit /m2 (Gessner, 1965). Aliran darah sistolik pada
hari pertama rendah yaitu 1,96 liter/menit/m2 dan bertambah
pada hari kedua dan ketiga (3,54 liter/m2) karena penutupan
duktus arteriousus. Tekanan darah pada waktu lahir
dipengaruhi oleh jumlah darah yang melalui transfusi
30
plasenta yang pada jam – jam pertama sedikit menurun,
untuk kemudian naik lagi dan menajdi konstan kiraa –kira
85/40 mmHg.
c. Suhu Tubuh
Empat kemungkinan mekanisme yang dapat menyebabkan
bayi baru lahir kehilangan panas tubuhnya.
1. Konduksi
Panas dihantarkan dari tubuh bayi kebenda sekitarnya
yang kontak langsung dengan tubuh bayi (pemindahan
panas dari tubuh bayi keobjek lain melalu kontak langsung
Sebagai contoh, konduksi bisa terjadi ketika menimbang
bayi tanpa alas timbangan , memegang bayi saat tangan
dingin, dan menggunakan stetoskop dingin untuk
pemeriksaan BBL.
2. Konveksi
Panas hilang dari tubuh bayi keudara sekitarnya yang
sedang bergerak (jumlah panas yang hilang bergantung
pada kecepatan dan suhu udara). Sebagai contoh, konveksi
dapat terjadi ketika membiarkan atau menempatkan BBL
dekat jendela, atau membiarkan BBL diruangan yang
terpasang kipas angin.
31
3. Radiasi
Panas dipancarkan dari BBL keluar tubuhnya
kelingkungan yang lebih dingin (pemindahan panas dari 2
objek yang mempunyai suhu berbeda). Sebagai contoh,
membiarkan BBL dalam ruangan AC tanpa diberikan
pemanas (radiant warmer), membiarkan BBLberdekatan
dengan ruangan yang dingin (dekat tembok) (Vivian
Nanny Lia Dewi dan Tri sunarsih ,2010;h.13-14).
Harus diingat bahwa bayi pada saat lahir mempunyai suhu
0,5 – 1 C lebih tinggi dibanding dengan suhu ibunya.
Sayangnya, tidak jarang bayi mengalami penurunan suhu
tubuh menjadi 35 – 35,5 C dalam 15 – 30 menit karena
kecerobohan perawat diruang bersalin. Ruang bersalin
seringkali tidak cukup hangat, dengan aliran udara yang
dingin di dekat bayi (yang berasal dari AC di dekat troli
resusitasi), atau petugas tidak mengeringkan dan
menyelimuti bayi dengan baik segera setelah dilahirkan.
Sebagian besar penyulit pada neonatus, seperti distres
pernafasan, hipoglikemia, dan gangguan pembekuan
darahlebih sering terjadi dan lebih berat bila bayi
mengalami hipotermi(SarwonoPrawirohardjo,2008;h.368).
32
4. Evaporasi
Panas hilang melalui proses penguapan yang tergantung
pada kecepatan dan kelembapan udara (perpindahan panas
dengan cara mengubah cairan menjadi uap). Evaporasi ini
dipengaruhi oleh jumlah panas yang dipaka, ditingkat
kelembadan udara, dan aliran udara yang melewati.
Apabila BBL dibiarkan dalam suhu kamar 25 ºC, maka
bayi akan kehilangan panas melalui konveksi, radiasi, dan
evaporasi yang besarnya 200kg/BB, sedangkan yang
dibentuk hanya sepersepuluhnya saja.
d. Metabolisme
Luas peermukaan tubuh neonatus relatif lebih luas dari tubuh
orang dewasa, sehingga metabolisme basal per kg berat
badan akan lebih besar. Oleh karena itulah, BBL harus
menyesuaikan diri dengan lingkungan baru sehingga energi
dapat diperoleh dari metabolisme karbohidrat dan lemak.
Dari jam – jam pertama kehidupan, energi didapatkan dari
perubahan karbohidrat,. Pada hari kedua, energi berasal dari
pembakaran lemak. Setelah mendapat susu, sekitar dihari
keenam energi diperoleh dari lemak dan karbohidrat yang
masing – masing sebesar 60 dan 40 %.
33
e. Keseimbangan Air Dan Fungsi Ginjal
Tubuh BBL mengandung relatif banyak air. Kadar natrium
juga relatif lebih besar dibandingkn dengan kalium karena
ruangan ektraseluler yang luas. fungsi ginjal belum sempurna
karena :
1. Jumlah nefron masih belum senyak orang dewasa
2. Ketidakseimbagan luas permukaan glomerulus dan
volume tubulus proksimal.
3. Renal blood flowrelatif kurang dibandingakan dengan
orang dewasa (Vivian Nanny Lia Dewi dan Tri
sunarsih,2010;h.14-15).
Neonatus harus miksi dalam waktu 24 jam setelah lahir,
dengan jumlah urine sekitar 20 – 30 ml/hari dan menigkat
menjadi 100 – 200 ml, hari pada waktu akhir minggu
pertama. Urinenya encer, warna kekuning – kuningan dan
tidak berbau (Dwi Maryanti,dkk,2011;h.19).
f. Imunoglobulin
Bayi baru lahir tidak memiliki sel plasma pada sumsum
tulang juga tidak memiliki lamina propia ilium dan apendiks.
Plasenta merupakan sawar, sehingga fetus bebas dari antegen
dan stres imunologs. Pada BBL hanya terdapat gamaglobulin
G, sehingga imunologi dari ibu dapat berpindah melalui
plasenta karena berat molekulnya kecil. Akan tetapi, bila ada
34
infeksi yang dapat melalui plesenta (lues, tokoplasma ,herpes
simpleks, dan lain – lain) reaksi imunologi dapat terjadi
dengan pembentukan sel plasma serta antibodi gama A, G
dan M.
g. Traktus Digestivus
Traktus digentivus relatis lebih berat dan lebih panjang
dibandingkan dengan orang dewasa. Pada neonatus, traktus
digentivus mengandung zat berwarna hitam kehijauan terdiri
atas mukopolisakarida atau disebut juga mekonium.
Pengeluaran mekonium biasanya pada 10 jam pertama
kehidupan dan dalam 4 hari setelah kelahiran biasanaya feses
sudah berbentuk dan berwaarna biasa. enzim dalam traktus
digentivus biasanya sudah terdapat pada neonatus, kecuali
enzim amilase pankreas (Vivian Nanny Lia Dewi dan Tri
sunarsih,2010;h.15).
Kapasitas lambung neonatus sangat bervariasi dan tergantung
pada ukuran bayi, sekitar 30 – 90 ml. Pengosongan dimulai
dalam beberapa menit pada saat pemberian makanan dan
selesai antara 2- 4 jam setelah pemberian makanan dan
pengosongan dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain
waktu dan volume makanan, jenis dan suhu makanan serta
stres fisik . Neonatus memiliki enzim lipase dan amylase
dalam jumlah sedikit sehingga neonatus kehilangan untuk
35
mencerna karbohidrat dan lemak. Pada waktu lahir, usus
dalam keadaan steril hanya dalam beberapa jam. Terdengar
bunyi isi perut dalam 1 jam pertama kelahiran (Dwi
Maryanti,dkk,2011;h.20).
Mekonium yang ada dalam usus besar sejak 16 minggu
kehamilan, diangkat dalam 24 jam pertama kehidupan dan
benar – benar dibuang dalam 48 – 72 jam . feses pertama
berwarna hijau kehitam – hitaman, keras, dan mengandung
empedu. Pada hari 3 – 5 feses berubah warna menjadi kuning
kecoklatan. Begitu bayi diberi makanan, kotoran berwarna
kuning. Kotoran bayi yang meminum susu botol lebih pucat
warnanya, lunak dan berbau agak tajam. Bayi BAB 4 -6 x
sehari. Refleks gumoh dan refleks batuk yang matang sudah
terbenuk dengan baik pada saat lahir. Kemampuan neonatus
cukup bulan untuk menelan dan mencerna makanan (selain
susu) masih terbatas. Hubungan antara esophagus bawah dan
lambung masih belum sempurna yang mengakibatkan gumoh
neonatus.
Untuk mengfungsikan otak memerlukan glukosa dalam
jumlah tertentu. Dengan tindakan penjepitan tali pusat
dengan klem pada saat lahir seseorang neonatus harus mulai
mempertahankan kadar glukosa darahnya sendiri. Pada saat
neonatus glukosa darah akan turun dalam waktu cepat (1 – 2
36
jam). Untuk mengkoreksi penurunan kadar glukosa dapat
dilakukan dengan penggunaan ASI, menggunakan cadangan
glikogen dan melalui pembuatan glukosa dari sumber lain
terutama lemak, nenotus yang tidak mampu mencerna
makanan dengan jumlah yang cukup, akan membuat glukosa
dari glukogen (glikogenisasi) (Dwi Maryanti,2011.h.20-21).
h. Hati
Segera setelah lahir, hati menunjukkan perubahan kimia dan
morfologis yang berupa kenaikan kadar protein dan
penurunan kadar lemak serta glikogen. Sel hemopoetik juga
mulai berkurang, walaupun dalam waktu yang agak
lama.enzim hati belum aktif brnar pada waktu bayi baru lahir,
daya detoksifikasi hati pada neonatus juga belum sempurna,
contoh pemberian obat klorofenikol dengan dosis lebih dari
50mg/kgBB/hari dapat menimbulkan grey baby syndrom
(Vivian Nanny Lia Dewi dan Tri sunarsih,2010;h.15).
i. Perubahan – Perubahan Sistem Reproduksi
Pada neonatus perempun labia mayora dan labia minora
mengaburkan vestibulum dan menutup klitoris. Pada
noenatus laki – laki preputium biasanya tidak sepenuhnya
tertarik masuk dan testis sudah turun. Pada bayi laki – lski
dan perempuan penarikan estrogen maternal menghasilkan
37
kongesti lokal di dada dan yang kadang – kadang diikuti oleh
sekresi susu pada hari ke 4 atau ke 5. Unutk alasan yang sama
gejala haid dapat berkembang pada bayi perempuan.
j. Perubahan Sistem Skeletal
Tubuh neonatus kelihatan sedikit tidak proposional, tangan
sedikit lebih panjang dari kaki, punggung neonatus kelihatan
lurus dan dapat ditekuk dengan mudah, neonatus dapat
mengangkat dan memutar kepala ketika menelungkup.
Fontanel posterior tertutup dalam waktu 6 – 8 minggu.
Fontanel anterior tetap terbuka hingga usia 18 bulan.
k. Perubahan Sistem Neuromuskular
Dibandingkan dengan sistem tubuh lain, sistem saraf
neonatus baik secara anatomi maupun fisiologi. Ini
menyebabkan kegiatan refleks pina dan batang otak dengan
kontrol minimal oleh lapisan luar serebrum pada bulan –
bulan awal walaupun interaksi sosial terjadi lebih awal.
Setelah nneonatus lahir, pertumbuhan otak memerlukan
persediaan oksigen dan glukosa yng tetap dan memadai. Otak
yang masih muda rentan terhadap hipoksia, keseimbangan
biokimia, infeksi dan perdarahan (Dwi
Maryanti,dkk,2011;h.23).
38
l. Keseimbangan Asam Basa
Tingkat keasaman (pH) dara pada waktu lahir umumnya
rendah karena glikolisis anaerobik. Namum, dalam waktu 24
jam, noenatus telah mengompensasi asisosis ini (Vivian
Nanny Lia Dewi dan Tri sunarsih,2010;h.15).
2.1.1.8 Penampilan dan perilaku bayi baru lahir
1. Kulit Bayi
Perhatikan dengan baik kulit bayi beberapa bayi
memiliki beberapa bintik dikulit mereka. Contohnya,
bayi mungkin memliki bintik besar dan gelap
dipunggung bagian bawah dan pantat. Bayi lain
mungkin memiliki bintik merah diwajah. Bintik –
bintik ini tidak berbahaya, namun bintik yang seperti
bisul merah kecil kemungkinan besar merupakan tanda
infeksi (Ai Yeyeh Rukiyah dan Lia Yulianti
,2012;h.61).
2. Warna Kulit Bayi
Bayi mestinya memiliki warna kulit yang normal
beberapa jam setelah lahir. Karena itu bidan harus
memperhatikan dengan seksama bila hal – hal ini
terjadi : warna kulit bayi masih kebiruan : jika tangan
dan kaki masih kebiruan namun suhu tubuh bayi
hangat, mungkin tidak ada masalah yang serius.
39
Beberapa bayi bahkan masih memiliki tangan dan kaki
yang kebiruan satu atau dua hari setelah lahir.
Bibir dan wajah masih terlihat biru satu jam setelah
lahir, kemungkinan bayi mengalami masalah dengan
jantung atau paru – paru nya, kemungkinan dia
memerlukan oksigen.
Jika kulit bayi terlihat kekuningan, jika bayi terlihat
kuning kurang dari 24 jam setelah lahir bisa jadi dia
terkena penyakit kuning atau infeksi. Segera minta
bantuan medis (Ai Yeyeh Rukiyah dan Lia Yulianti
,2012;h.61–62).
3. Kulit Bayi Terlihat Pucat
Bayi telihat pucat dan lemas kemungkinan mengalami
anemia atau masalah kesehatan lainnya. Kebanyakan
bayi baru lahr akan mengalami ruam kulit dalam
minggu –minggu pertama. Ruam biasanya muncul
ditempat kult bergesekan dengan baju seperti lengan,
tungkai dan punggung. Tetap bisa juga muncul di
wajah. Ruam ini cenderung menghilang sendiri tanpa
pengobatan. Bayi yang sebetulnya normal akan tampak
sedikit kuning pada hari kedua, yang harus diperhatikan
bila kuning muncul sebelum bayi berusia 24 jam Bayi
baru lahir memiliki beberapa benjolan keras di bawah
40
kulitnya (nekrosis lemak subkutaneus), dimana
penekanan tulang merusak beberapa jaringan lemak.
Pada persalinan dengan forsep, benjolan terlalu sering
ditemukan di kepala, pipi dan leher. Benjolan ini bisa
pecah menembus permukaan kulit, mengeluarkan
cairan kuning jernih, tetapi biasanya akan segera
sembuh.
Refleks yaitu suatu gerakan yang terjadi secara
otomatis dan spontan tanpa di sadari pada bayi normal,
dibawah ini akan dijelaskan beberapa penampilan dan
perilaku bayi, baik secara spontan karena adanya
rangsangan atau bukan
a. Tonik neek reflek
Yaitu gerakan spontan otot kuduk pada bayi normal,
bila ditengkurapkan akan secara spontan
memiringkan kepalanya.
b. Rooting reflek
Yaitu bila jari nya menyentuh daerah sekitar mulut
bayi maka ia akan membuka mulutnya dan
memiringkan kepalanya kearah datangnya jari.
c. Grasping reflek
Bila jari kita menyentuh telapak tangan bayi maka
jari-jarinya akan langsung menggenggam sangat
kuat.
41
d. Moro reflek
Reflek yang timbul di luar kemauan kesadaran bayi.
e. Startle reflek
Reaksi emosional berupa hentakan dan gerakan
seperti mengejang pada lengan dan tangan dan
sering diikuti dengan tangis.
f. Stapping reflek
Reflek kaki secara spontan apabila bayi diangkat
tegak dan kakinya satu persatu disentuhkan pada
satu dasar maka bayi seolah-olah berjalan.
g. Reflek mencari puting (rooting)
Yaitu bayi menoleh ke arah sentuhan di pipinya atau
di dekat mulut, berusaha untuk menghisap.
h. Reflek menghisap (suckling)
Yaitu areola puting susu tertekan gusi bayi, lidah
dan langit-langit sehingga sinus laktiferus tertekan
dan memancarkan ASI.
i. Refleks menelan (swallowing)
Dimana ASI di mulut bayi mendesak otot di daerah
mulutdan faring sehingga mengaktifkan refleks
menelan dan mendorong ASI ke dalam lambung (Ai
Yeyeh Rukiyah dan Lia Yulianti,2013;h.61-63).
42
2.1.1.9 Pemeriksaan fisik dan sistem penilaian pada BBL
Pengkajian atau pemeriksaan fisik pada bayi dilakukan secara
menyeluruh.Pengkajian fisik pada bayi baru lahir merupakan
bagian dari prosedur perawatan bayi segera setelah lahir.
Pengkajian ini bertujuan untuk mengkaji adaptasi bayi baru
lahir dan untuk memastikan bayi dalam keadaan normal atau
mengalami penyimpangan.(Wafi Nur muslihatun,2010;h.28)
2.1.7.1 Pengukuran
1) Berat badan 2.500 – 4.000 gram
2) Panjang badan 48 – 52 cm
3) Lingkar dada 30 – 38 cm
4) Lingkar kepala 33 – 35 cm
5) Lingkar lengan 11 – 12 c
(Vivian Nanny Lia Dewi dan Tri sunarsih,2010;h.2)
2.1.7.2 Pengukuran tanda-tanda vital
1) Suhu/temperatur
24 jam post fartum suhu badan akan nik sedikit 37,5-
38’C. Sebagai akibat kerja keras waktu melahirkan,
kehialngan cairan dan kelelahan.
(Eni Ambarwati dan Diah Wulandari.2008.h.83)
2) Pernafasan
43
Napas bayi baru lahir dikatakan normal apabila
frekuensi antara 40-60 kali permenit, tanpa adanya
retraksi dada dn suara merintih saat ekspirasi.
3) Nadi
Denyut nadi dikatakan normal apabila frekuensinya
antara 100-160 kali permenit. (Musrifatul
Uliyah,2011;h.146)
.
2.1.7.3 Pemeriksaan bagiaan tubuh (pemeriksaan fisik)
1. Kepala
Ubun – ubun besar, ubun – ubun kecil, sutura ,
moulase, caput succedaneum, cephal haematoma,
hidrosepalus, rambut meliputi : jumlah, warna dan
adanya lanugo pada bahu dan punggung.
2. Muka
Tanda – tanda paralisis
3. Mata
Ukuran, bentuk (strabismus, pelebaran, epicanthus)
dan kesimetrisan, kekeruhan kornea, katarak
kongenital, trauma, keluar nanah, bengkak pada
kelopak mata, perdarahan subkonjungtiva.
44
4. Telinga
Jumlah, bentuk, posisi, kesimetrisan letak,
dihubungkan dengan mata dan kepala serta adanya
gangguan pendengaran.
5. Hidung
Bentuk dan lebar hidung, pola pernafasan,
kebersihan.
6. Mulut
Bentuk simetris/tidak, mukosa mulut kering/basah,
lidah, palatum, bercak putih pada gusi, refleks
menghisap, adakah labio / palatoskisis, trush,
sianosis.
7. Leher
Bentuk simetris/tidak, adakah pembengkakan dan
benjolan, kelainan tiroid, hemangioma, tanda
abnormalitas kromoson dan lain – lain.
8. Klavikula dan lengan tangan
Adakah fraktur klavikula, gerakan, jumlah jari
9. Dada
Bentuk dan kelaian bentuk dada, putting susu,
gangguan pernafasan, auskultasi bunyi jantung, dan
pernafasan.
45
10.Abdomen
Penonjolan sekitar tali pusat pada saat menangis,
perdarahan tali pusat, dinding perut dan adanya
benjolan, gastroskisis, omfalokel, bentuk
simetris/tidak, palpasi hati, ginjal.
11. Genetalia
Kelamin laki-laki: panjang penis, testis sudah turun
dalam skorotum, urifisium uretra diujung penis
(fimosis, hipospadia/epispadia). Kelamin
perempuan: labia mayora, labia minora, orifisium
vagina, orifisium uretra, sekret dan lain-lain.
12. Tungkai dan kaki
Gerakan, bentuk simetris/tidak, jumlah jari
(sindaktili, polidaktili)
13. Anus
Berlubang/tidak, posisi, fungsi sfingter ani, adanya
atresia ani.
14. Punggung
Bayi tengkurap, raba kurvatura kolumna vertebralis,
pembengkakan, spina bifida.
15. Pemeriksaan kulit
Verniks caseosa, lanugo,warna,udem,bercak,tanda
lahir, memar.(Nur Wafi Muslihatun.2010.h;33-34)
46
16. Refleks
Refleks yaitu suatu gerakan yang terjadi secara
otomatis dan spontan tampa disadari pada bayi
normal. Beberapa refleks pada bayi baru lahir
meliputi:
a) Rooting refleks; yaitu reflek mencari putting
susu.
b) Suckling refleks; yaitu reflek menghisap areola
putting susu tertekan dagu bayi, lidah dan
langit-langit sehingga sinus laktiferus tertekan
dan memancarkan ASI.
c) Swallowing refleks; yaitu refleks menelan
dimana ASI dimulut bayi mendesak otot di
daerah mulut dan faring sehingga mengaktifkan
refleks menelan dan mendorong ASI ke dalam
lambung.
d) Moro refleks; refleks yang timbul diluar
kemauan? Kesadaran bayi.
e) Grasping refleks; bila jari kita menyentuh
telapak tangan bayi, maka jari-jarinya akan
langsung menggenggam sangat kuat.
f) Tonik neek refleks; yaitu gerakan spontan otot
kuduk pada bayi normal.
47
g) Stapping reflek; reflek kaki secara spontan
apabila bayi diangkat tegak dan kakinya satu
persatu disentuhkan pada satu dasar maka bayi
seolah-olah berjalan.
h) Startle reflek; reaksi emosional berupa hentakan
dan gerakan seperti mengejang pada lengan dan
tangan dan seiring diikuti dengan tangisan.
(Ai Yeyeh rukiyah dan Lia Yulianti 2010;h.63)
i) Babinsky reflek; gerakan jari sepanjang telapak
kaki .(Vivian Nanny Lia Dewi dan Tri sunarsih
,2011;h.26)
17. Eliminasi
Kaji kepatenan fungsi ginjal dan saluran
gastrointestinal bagian bawah. Bayi baru lahir
normal biasanya kencing lebih dari enam kali
perhari. Bayi baru lahir normal biasanya berak cair
enam sampai delapan ksli perhahi. Dicurigai diare
apabila frekuensi meningkat, tinja hijau atau
mengandung lendir atau darah. Perdarahan
pervagina pada bayi baru lahir dapat terjadi selama
beberapa hari pada minggu pertama kehidupan dan
hal ini di anggap normal.
48
2.1.8 Masalah pada bayi baru lahir
2.1.8.1 Masalah yang perlu tindakan segera dalam 1 jam
1) Tidak bernapas/ sulit bernapas
Penanganan umum yang bias diberikan adalah :
a) Keringkan bayi atau ganti kain yang basah dan
bungkus dengan pakaian hangat dan kering.
b) Segera klem dan potong tali pusat.
c) Letakkan bayi pada tempat yang keras dan
hangat.
d) Lakukan pedoman pencegahan infeksi dalam
setiap melakukan tindakan.
e) Lakukan resusitasi bila terdeteksi adanya
kegagalan napas setelah bayi lahir.
f)Jika resusitasi tidak berhasil, maka berikan ventilasi.
2)Sianosis / kebiruan dan sukar bernapas
Jika bayi mengalami sianosis (kebiruan ), sukar bernapas
(frekuensi < 30 atau > 60 x/ menit), ada tarikan dinding
dada ke dalam, atau merintih, maka lakukan hal berikut :
a) Isap mulut dan hidung untuk memastikan jalan
napas tidak tersumbat.
b) Berikan oksigen 0,5 liter/ menit.
c) Rujuk ke kamar bayi atau tempat pelayanan yang
men- support kondisi bayi.
49
d) Tetap menjaga kehangatan bayi.
3) Bayi berat lahir rendah ( BBLR) < 2500 gram.
Ada dua macam BBLR, yang pertama bayi lahir kecil
akibat kurang bulan. Dan yang kedua adalah bayi lahir
kecil dengan BB yang seharusnya untuk masa gestasi
(dismatur)
a) Bayi lahir kecil akibat kurang bulan (premature)
(1) Masa gestasi < 37 minggu
(2) Factor penyebabnya adalah sebagai berikut:
Ibu mengalami perdarahan antepartum,
trauma fisik/psikologis, dan DM, atau usia
ibu masih terlalu muda (< 20 tahun) dan
multigravida dengan jarak kehamilan yang
dekat.
a. Keadaan social ekonomi rendah
b. Kehamilan ganda atau hidramnion.
c. Ciri-ciri bayi premature adalah sebagai
berikut :
1) Berat kurang < 2500 gram
2) Lingkar dada < 30 cm
3) Panjang badan < 45 cm
4) Lingkar kepala < 33 cm.
50
5) Kepala lebih besar dari
badannya.
6) Kulitnya tipis transparan dan
banyak lanugo.
7) Lemak subkutan minimal.
b) Bayi lahir kecil dengan berat badan yang seharusnya untuk
masa gestasi (dismatur). Kondisi ini dapat terjadi preterm,
aterm, maupun postmatur. Bayi lahir dengan berat sangat
kecil (BB< 1.500 gram atau usia < 32 minggu)
sering masalah berat seperti :
1) Sukar bernapas;
2) Sukar minum( menghisap);
3) Ikterus berat;
4) Infeksi berat;
5) Rentan hipotermi;
6) Segera rujuk jika bayi mengalami kondisi-kondisi
tersebut.
4) Letargi
Tonus otot rendah dan tidak ada gerakan sehingga sangat
mungkin bayi sedang sakit berat. Jika ditemukan kondisi
demikian, maka segera rujuk.
5) Hipotermi ( suhu< 36 ˚C )
Bayi mengalami hipotermi berat jika suhu aksila < 35 ˚C, untuk
mengatasi kondisi tersebut, lakukan hal berikut :
51
a) Gunakan alat yang ada incubator, radian heater, kamar
hangat, atau tempat tidur hangat.
b) Rujuk ke pelayanan kesehatan yang memiliki Neonatal
Intensif Care Unit( NICU )
c) Jika bayi sianosis, sukar bernapas, atau ada tarikan dinding
dada dan merintih, segera berikan oksigen.
6) Kejang
Kejang pada neonatus di definisikan sebagai suatu gangguan
terhadap neurologi seperti tingkah laku, motorik, atau fungsi
otonom.
Kebanyakan kejang pada bayi baru lahir timbul beberapa hari,
sebagian kecil dari bayi tersebut akan mengalami kejang
lanjutan dalam kehidupannya kelak.
7) Infeksi
Infeksi perinatal adalah infeksi pada neonates yang terjadi pada
masa antenatal, intranatal, dan postnatal.
8) Sindrom kematian bayi mendadak (Sudden Infant Death
Syndrome/ SIDS).
Sudden Infant Death Syndrome/ SIDS terjadi pada bayi sehat
secara mendadak, ketika sedang ditidurkan tiba-tiba ditemukan
meninggal beberapa jam kemudian. Angka kejadian SIDS
sekitar 4 dari 1.000 kelahiran hidup. Insiden puncak dari SIDS
terjadi pada bayi usia 2 minggu dan 1 tahun.(Vivian Nanny Lia
Dewi dan Tri sunarsih,2010;h.6-8)
52
2.1.8 Mendeteksi tanda-tanda bahaya pada bayi
Jika menemukan kondisi ini harus segera dilakukan pertolongan dan
orang tua harus mengetahuinya seperti:
a) Pernafasan sulit atau lebih dari 60 kali/menit
b) Terlalu hangat (>38°C)
c) Kulit bayi kering terutama dalam 24 jam pertama, biru pucat
dan memar.
d) Hisapan saat menyusui lemah, seringn muntah, mengantuk
berlebihan
e) Tali pusat merah, bengkak, berbau busuk dan berdarah
f) Tanda-tanda infeksi seperti merah,panas, bengkak, bau busuk
g) Tidak BAB dalam 3 hari, tidak BAK selama 24 jam, tinja
lembek, encer, ada lendir atau darah
h) Menggigil, rewel, lemas, mengantuk, kejang, tidak bisa tenang,
menangis terus menerus. (Ai Yeyeh Rukiyah dan Lia
Yulianti,2010;h.7)
a. Kondisi umum
Yang perlu diperhatikan dalam kondisi umum meliputi:
Keadaan umum : kesadaran dan keaktifan
Kulit : pada bayi baru lahir kulit tampak
berwarna merah.
53
2.1.1.10 Penilaian bayi untuk tanda-tanda kegawatan
Semua bayi baru lahir harus dinilai adanya tanda-tanda
kegawatan/kelainan yang menunjukan suatu penyakit. Bayi
baru lahir dinyatakan sakit apabila mempunyai salah satu
atau beberapa tanda antara lain: sesak nafas, frekuensi
pernafasan 60x/menit, gerah retraksi di dada, malas minum,
panas atau suhu badan bayi rendah, kurang aktif, berat lahir
rendah (500-2500 gram) dengan kesulitan minum.
Tanda-tanda bayi sakit berat, apabila terdapat salah satu atau
lebih tanda seperti: sulit minum, sianosis sentral (lidah biru),
perut kembung, periode apneu, kejang/periode kejang-kejang
kecil, merintih, perdarahan, sangat kuning, berat badan lahir
>1500 gram.
Sebelum menangani bayi baru lahir, pastikan penolong
persalinan telah melakukan upaya pencegahan infeksi seperti
berikut: (1) cuci tangan sebelum dan sesudah bersentuhan
dengan bayi, (2) pakai sarung tangan bersih saat menangani
bayi yang belum dimandikan, (3) semua peralatan dan
perlengkapan yang akan digunakan telah di DTT atau steril.
Khusus untuk bola karet penghisap lendir jangan dipakai
untuk lebih dari satu bayi, (4) handuk, pakaian atau kain yang
akan digunakan dalam keadaan bersih, (5) dekontaminasi dan
cuci setelah digunakan (Ai Yeyeh Rukiyah dan Lia
Yulianti,2013.hal:5-6)
54
2.1.1.11 Kegawatdaruratan neonatus
a. Asfiksia
Dimana bayi tidak dapat bernafas secara spontan dan teratur
segera setelah lahir
b. Gangguan nafas
Kumpulan gejala yang terdiri dari dispnea, frekuensi
pernafasan lebih dari 60x/menit, adanya cianosis, adanya
rintihan pada saat ekspirasi serta adanya retraksi
suprasternal, interkostal, epigastrium saat inspirasi
c. Kejang
Suatu perubahan fungsi pada otak secara mendadak dan
sangat singkat atau sementara yang dapat disebabkan oleh
aktifitas otak yang abnormal serta adanya pelepasan listrik
serebral yang berlebihan
d. Infeksi
Penembusan dan penggandaan di dalam tubuh dari
organisme yang hidup ganas seperti bakteri, virus dan jamur
e. BBLR
Bayi baru lahir yang berat badan lahirnya pada saat
kelahiran kurang dari 2500 gram
b. Hipotermia
Suatu keadaan dimana suhu tubuh berada di bawah 35°C
(Dwi Maryanti,dkk,2011;h.9)
55
2.2 Tinjauan Teori Asuhan Kebidanan
Manajemen atau asuhan segera pada bayi baru lahir normal adalah asuhan
yang diberikan pada bayi pada jam pertama setelah kelahiran, dilanjutkan
sampai 24 jam setelah kelahiran. Asuhan kebidanan pada bayi baru lahir
bertujuan untuk memberikan asuhan yang adekuat dan terstandar pada bayi
baru lahir dengan memperhatikan riwayat bayi selama kehamilan, dalam
persalinan dan keadaan bayi segera setelah dilahirkan (Wafi Nur
Muslihatun,2010;h.251)
2.2.1 Pengkajian (Pengumpulan data dasar)
Mengumpulkan data adalah menghimpun informasi tentang klien/
orang yang meminta asuhan. Pada langkah pertama dikumpulkan semua
informasi yang akurat dan lengkap dari semua sumber yang berkaitan
dengan kondisi klien.
2.2.1.1 Data Subjektif
1) Identitas bayi
Identitas ini diperlukan untuk memeriksa bahwa yang
diperiksa benar-benar anak yang dimaksud dan tidak keliru
dengan anak yang lain (Muharni octaviani
Matondang,dkk,2009.hal:4)
a) Nama
Identitas dimulai dengan nama pasien, yang jelas dan
lengkap : nama depan, nama tengah (bila ada), nama
56
keluarga dan nama panggilan akrab (Muharni octaviani
Matondang dkk,2009;h.5)
b) Umur
Umur pasien sebaiknya dapat dari tanggal lahir, yang
dapat ditanyakan ataupun dilihat dari kartu menuju sehat
atau kartu pemeriksaan kesehatan yang lainnya. Umur
perlu diketahui mengingat periode usia anak (neonates,
bayi, balita, prasekolah, sekolah, akil balik) mempunyai
kekhasannya sendiri dalam morbiditas dan mortalitas.
Usia anak juga diperlukan untuk menginterprestasi
apakah data pemeriksaan klinis anak tersebut normal
sesuai dengan umumnya (Muharni octaviani Matondang
dkk,2009;h.5)
c) Jenis kelamin
Selain untuk identitas` juga untuk penilaian data
pemeriksaan klinis, misalnya nilai baku, insidens seks,
penyakit-penyakit terangkai seks.
(Muharni octaviani Matondang,dkk,2009.hal:5)
2) Identitas Orang tua
a) Nama
Nama jelas dan lengkap, bila perlu nama panggilan sehari-
hari agar tidak keliru dalam memberikan penanganan.(Eny
Retna Ambarwati dan Diah Wulandari,2008;h.131)
57
b) Umur
Dicatat dalam tahun untuk mengetahui adanya resiko
seperti kurang dari 20 tahun, alat-alat reproduksi belum
matang, mental dan psikisnya belum siap. Sedangkan
umur lebih dari 35 tahun rentan sekali untuk terjadi
perdarahan dalam masa nifas.
c) Pendidikan
Berpengaruh dalam tindakan kebidanan dan untuk
mengetahui sejauh mana tingkat intelektualnya, sehingga
bidan dapat memberikan konseling sesuai dengan
pendidikannya.
d) Pekerjaan
Gunanya untuk mengetahui dan mengukur tingkat social
ekonominya, karena ini juga mempengaruhi dalam gizi
pasien tersebut (Eni Retna Ambarwati dan Diah
Wulandari ,2008;h.131-132).
3) Faktor maternal
Faktor maternal ibu, meliputi adanya penyakit jantung,
diabetes mellitus, penyakit ginjal, penyakit hati, hipertensi,
penyakit kelamin riwayat penganiayaan, riwayat abortus
(Wafi Nur Muslihatun,2010;h.252).
4) Faktor antenatal
Faktor antenatal, meliputi pernah antenatal care (ANC)
/tidak, adanya riwayat perdarahan, preeklamsi, infeksi,
58
perkembangan janin terlalu besar/ terganggu, diabetes
gestasional, poli/oligodramnion.
5) Faktor perinatal
Faktor perinatal, meliputi premature/postmatur, partus lama,
penggunaan obat selama persalinan, gawat janin, suhu tubuh
ibu meningkat, posisi janin tidak normal, air ketuban
bercampur mekonium, amnionitis, ketuban pecah dini (KPD),
perdarahan dalam persalinan, prolapsus tali pusat, ibu
hipotensi, asidosis janin, jenis persalinan (Wafi Nur
Muslihatun,2010;h.252).
2.2.1.2 Data Objektif
a. Pemeriksaan bagiaan tubuh (pemeriksaan fisik)
1 Kepala
Ubun – ubun besar, ubun – ubun kecil, sutura ,
moulase, caput succedaneum, cephal haematoma,
hidrosepalus, rambut meliputi : jumlah, warna dan
adanya lanugo pada bahu dan punggung.
2 Telinga
Jumlah, bentuk, posisi, kesimetrisan letak,
dihubungkan dengan mata dan kepala serta adanya
gangguan pendengaran.
3 Hidung
Bentuk dan lebar hidung, pola pernafasan,
kebersihan.
59
4 Mulut
Bentuk simetris/tidak, mukosa mulut kering/basah,
lidah, palatum, bercak putih pada gusi, refleks
menghisap, adakah labio/palatoskisis, trush,
sianosis.
5 Leher
Bentuk simetris/tidak, adakah pembengkakan dan
benjolan, kelainan tiroid, hemangioma, tanda
abnormalitas kromoson dan lain – lain.
6 Klavikula dan lengan tangan
Adakah fraktur klavikula, gerakan, jumlah jari.
7 Dada
Bentuk dan kelaian bentuk dada, putting susu,
gangguan pernafasan, auskultasi bunyi jantung, dan
pernafasan.
8 Abdomen
Penonjolan sekitar tali pusat pada saat menangis,
perdarahan tali pusat, dinding perut dan adanya
benjolan, gastroskisis, omfalokel, bentuk
simetris/tidak, palpasi hati, ginjal.
9 Genetalia
Kelamin laki-laki: panjang penis, testis sudah turun
dalam skorotum, urifisium uretra diujung penis
(fimosis,hipospadia/epispadia). Kelamin perempuan:
60
labia mayora, labia minora, orifisium vagina,
orifisium uretra, sekret dan lain-lain.
10 Tungkai dan kaki
Gerakan, bentuk simetris/tidak, jumlah jari
(sindaktili, polidaktili)
11 Anus
Berlubang/tidak, posisi, fungsi sfingter ani, adanya
atresia ani.
12 Punggung
Bayi tengkurap, raba kurvatura kolumna vertebralis,
pembengkakan, spina bifida.
13 Pemeriksaan kulit
Sesaat setelah bayi lahir bidan melakukan penilaian
sekilas untuk menilai kesejahteraan bayi secara
umum. Aspek yang dinilai adalah warna kulit dan
tangis bayi, jika warna kulit adalah kemerahan dan
bayi dapat menangis spontan maka ini sudah cukup
untuk dijadikan data awal dalam kondisi baik.
(Ari Sulistyawati,2010;h.118-119)
14 Eliminasi
Kaji kepatenan fungsi ginjal dan saluran
gastrointestinal bagian bawah. Bayi baru lahir
normal biasanya kencing lebih dari enam kali
perhari. Bayi baru lahir normal biasanya berak cair
61
enam sampai delapan kali perhari. Dicurigai diare
apabila frekuensi meningkat, tinja hijau atau
mengandung lendir atau darah. Perdarahan
pervagina pada bayi baru lahir dapat terjadi selama
beberapa hari pada minggu pertama kehidupan dan
hal ini di anggap normal.
15 Tonus atau tingkat kesadaran bayi
Pemeriksaan ini dilakukan untuk menilai adanya
letargi, yakni penurunan kesadaran yang dimana
bayi dapat bangun lagi dengan sedikit kesulitan,
adanya layuh seperti tonus otot lemah, mudah
terangsang , mengantuk, aktivitas berkurang, dan
tidak sadar (tidur yang dalam, tidak berespon
terhadap rangsangan) (Musrifatul Uliyah dan A.Aziz
Alimul Hidayat,2011;h.147)
2.2.2 Interpretasi data
Melakukan identifikasi yang benar terhadap diagnosis, masalah
kebutuhan bayi berdasarkan data yang telah dikumpulkan pada langkah
1. (Wafi Nur Muslihatun,2010;h.254)
2.2.2.1 Diagnosa kebidanan
Diagnosa kebidanan merupakan diagnosis yang ditegakkan
bidan dalam lingkup praktik kebidanan dan memenuhi standar
nomenklatur diagnosis kebidanan.(Soepardan,2008.h;99)
62
2.2.2.2 Masalah
Masalah adalah hal-hal yang berkaitan dengan pengalaman
klien yang ditemukan dari hasil pengkajian atau yang
menyertai diagnosis
2.2.2.3 Kebutuhan
Kebutuhan adalah hal- hal yang dibutuhkan oleh klien dan
belum terdentifikasi dalam diagnosis dan masalah yang
didapatkan dalam melakukan analisa data
(Suryani Soepardan,2008;h.99-101).
2.2.3 Mengidentifikasi diagnosa dan masalah potensial
Pada langkah ketiga kita mengidentifikasikan masalah potensial atau
diagnosis potensial berdasarkan diagnosa atau masalah yang sudah
diidentifikasi. Langkah ini membutuhkan antisipasi bila memungkinkan
dilakukan pencegahan (Suryani Soepardan,2008;h.100)
2.2.4 Identifikasi tindakan segera
Mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter atau
untuk dikonsultasikan atau ditangani bersama tim kesehatan yang lain
sesuai dengan kondisi bayi. Misalnya bila bayi tidak bernapas dalam
waktu 30 detik. Pada langkah ini direncanakan asuhan yang segera cari
bantuan dan mulailah langkah-langkah resusitasi pada bayi tersebut (Ai
Yeyeh Rukiyah dan Lia Yulianti 2013;h.17)
63
2.2.5 Perencanaan
Merencanankan asuhan menyeluruh yang rasional sesuai dengan
temuan pada langkah sebelumnya.(Wafi Nur Muslihatun,2010;h.255)
2.2.6 Pelaksanaan
Pada langkah keenam, rencana asuhan menyeluruh dilakukan dengan
efisien dan aman. Pelaksanaan ini bisa dilakukan seluruhnya oleh bidan
atau sebagian dikerjakan oleh klien atau anggota tim kesehatan lainnya.
(Suryani Soepardan,2008;h.102)
2.2.7 Evaluasi
Mengevaluasi keefektifan asuhan yang sudah diberikan, mengulangi
kembali proses manajemen dengan benar terhadap setiap aspek asuhan
yang sudah dilaksanakan tetapi belum efektif. (Wafi Nur
Muslihatun,2010;h.258)
2.3 Landasan hukum kewenangan bidan
Nomor 1464/Menkes/Per/X/2010 Tentang izin dan penyelenggaraan praktik
dan kewenangan bidan dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa dan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia
1. Kewenangan normal:
a. Pelayanan kesehatan anak
2. Kewenangan dalam menjalankan program Pemerintah
64
3. Kewenangan bidan yang menjalankan praktik di daerah yang tidak
memiliki dokter
Kewenangan normal adalah kewenangan yang dimiliki oleh seluruh
bidan. Kewenangan ini meliputi:
Pelayanan kesehatan anak
Ruang lingkup:
Pelayanan bayi baru lahir
Kewenangan:
1) Melakukan asuhan bayi baru lahir normal termasuk resusitasi,
pencegahan hipotermi, inisiasi menyusu dini (IMD),injeksi vitamin K,
perawatan bayi baru lahir pada masa neonatal (0-28 hari), dan
perawatan tali pusat
2) Penanganan hipotermi pada bayi baru lahir dan segera merujuk
3) Penanganan kegawatdaruratan, dilanjutkan dengan perujukan
(http://www.kesehatan ibu.depkes.go.id/archives/171)
65
BAB III
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR
TERHADAP BY NY. R SEGERA SETELAH
LAHIRDI BPS Hj. KARTINI
BANDAR LAMPUNG
TAHUN 2015
Tanggal : 13 juli2015
Jam : 18.35 Wib
Oleh : Sasi Fitriani
A. Data Subjektif
1. Anamnesa
a. Bayi
Namabayi : By.NyR
Tgllahir : 13 Juli 2015
Jam : 18.35Wib
Jeniskelamin : Perempuan
b. Orang tua
Ibu Ayah
Nama : Ny.R Tn. W
Umur : 25 tahun 30 tahun
66
Suku/budaya :Lampung Lampung
Agama :Islam Islam
Pendidikan : SMU SMU
Pekerjaan :ibu rumah tangga wiraswasta
Alamat :Jl.pangeran sunopati,karang anyar,kec jati
agung,Lampung selatan
1. Pengkajian
A. Data subjektif
1. Riwayat antenatal
G1P0A0Umurkehamilan37 minggu 5 hari
Riwayat ANC : 7 kali
2. Keluhansaathamil : Mual muntah, sering kencing,
pusing
3. Penyakitselamakehamilan
a. Diabetes Mellitus : Tidak Ada
b. Hepatitis : Tidak Ada
c. Tuberkulosis : Tidak Ada
d. HIV/AIDS : Tidak Ada
4. Kebiasaan
a. Minumjamu/obat : Tidak Ada
b. Merokok : Tidak Ada
67
5. Komplikasi
a. Hiperemesis :Tidak Ada
b. Perdarahan : Tidak Ada
c. Preeklampsia : Tidak Ada
d. Eklampsia : Tidak Ada
e. Infeksi : Tidak Ada
B. Data objektif
1. PemeriksaanUmum
Keadaanumum : Baik
Warnakulit : Kemerahan
Menangis : Spontan
Tonus aktif : Aktif
Data penunjang
1. Komplikasijanin
a. IUGR : Tidak Ada
b. Polihidramnion : Tidak Ada
c. Oligohidramnion : Tidak Ada
d. Gemelli : Tidak Ada
2. Riwayatintranatal
Lahirtanggal13 Juli 2015 pukul18.35 Wib
Jenispersalinanspontan, penolongbidan
68
Lama persalinan
Kala 1 : 10jam15menit
Kala 2 : - 10menit
Kala 3 : - 5 menit
Kala 4 : 2jam -
Lamanya : 12jam 30 menit
3. Komplikasiibu
a. Hipertensi : Tidak Ada
b. Partuslama : Tidak Ada
c. Penggunaanobat : Tidak Ada
d. Infeksi/suhubadannaik : Tidak Ada
e. KPD : Tidak Ada
f. Perdarahan : Tidak Ada
4. Komplikasijanin
a. Premature/postmatur : Tidak Ada
b. Malposisi/malpresentasi : Tidak Ada
c. Gawatjanin : Tidak Ada
d. Prolapstalipusat : Tidak Ada
e. Ketubancampurmekonium : Tidak Ada
f. Keadaanbayibarulahir : Baik
69
TABEL 3.1
MATRIKS
Tgl/
Jam Pengkajian
Interpretasi data
(diagnosa,
masalahdankebutuhan
)
DX
Potensial/
masalahp
otensial
Antisipasi
/
tindakans
egera
Intervensi Implementasi Evaluasi
1. 1
3 Juli
2015
pukul:
18:35
WIB
DO:
- Warna kulit :
kemerahan
- Menangis :
kuat
- Tonus otot
:aktif
DX: Bayi lahir cukup
bulan sesuai massa
kehamilan
Dasar:
Ds :
ibu mengatakan usia
kehamilannya 37
minggu 5 hari
DO :
- Tggl lahir : 13-7-
2015, pukul18:35 WIB
- Warna kulit :
kemerahan
- Menangis : kuat
- Tonus otot : aktif
Masalah: tidak ada
Kebutuhan: Asuhan
pada BBL
Tidak ada Tidak ada 1. Keringkan tubuh bayi
menggunakan kain bersih
dan kering
2. Ganti handuk basah
dengan handuk yang
kering
3. Jepit potong tali pusat dan
ikat segera setelah lahir
1. Mengeringkan bayi mulai dari muka,
kepala dan bagian tubuh lainnya
dengan menggunakan kain bersih dan
kering untuk mencegah terjadinya
hipotermi pada bayi.
2. Mengganti handuk yang basah dengan
handuk yang kering
3. Klem, potong dan ikat tali pusat 2
menit pasca bayi lahir dengan satu
tangan pada sekitar 5cm dari tali pusat
bayi, kemudian jari telunjuk badan jari
tangan lain menjepit tali pusat dan
geser hingga 3 cm proksimal dari pusat
bayi. Klem tali pusat pada titik tersebut
kemudian tahan klem ini pada
posisinya, gunakan jari telunjuk dan
tengah tangan lain untuk mendorong
isi tali pusat kearah ibu (sekitar 5 cm)
dan klem tali pusat pada sekitar 2 cm
dari klem pertama, ikat tali pusat
dengan benang DTT/ steril pada satu
sisi kemudian lingkaran lagi benang
tersebut dan ikat tali pusat dengan
simpul kunci pada sisi lainnya, lepas
klem dan masukkan dalam wadah yang
telah disediakan.
1. Tubuh bayi telah
dikeringkan
2. Handuk telah diganti
3. Tali pusat telah
dipotong dan terikat
70
4. Lakukan IMD
5. Beri salep mata
tetracycline
4. Melakukan IMD dalam keadaan ibu
dan bayi tidak memakai baju,
tengkurapkan bayi didada ibu agar
terja disentuhan kulit ibu dan bayi.
Luruskan bahu bayi sehingga
menempel didada ibu. Kepala bayi
berada diantara payudara ibu tapi lebih
rendah dari putting, kemudian selimuti
keduanya agar tidak kedinginan. Dan
pasang topi dikepala bayi lakukan
kontak kulit bayi kekulit ibu didada
ibu paling sedikit 1 jam dan untuk
memeluk dan membelai bayinya,
untuk merangsang bayi mendekati
putting lalu biarkan bayi bergerak
sendiri mencari putting susu ibunya.
Melakukan IMD dalam waktu 60
menit. Dan pada saat IMD melakukan
penilaian reflex yang meliputi dengan
hasil :
a. Rooting (+), pada saat bayi mencari
putting susu ibu
b. Sucking (+), pada saat bayi menghisap
saat menyusui
c. Swallowing (+), pada saat bayi
menelan saat menyusui
5. Memberikan salep mata tectracyclin
dalam satu garis lurus mulai dari
bagian mata yang paling dekat hidung
bayi menuju kebagian luar mata
dengan dosis 1% diberikan untuk
mencegah infeksi pada mata bayi
karena pada saat persalinan mata bayi
menyentuh jalan lahir yang banyak
terdapat bakteri
4. IMD telah dilakukan
selama 1 jam
5. Salep mata telah
diberikan
71
6. Injeksi vitamin K1
7. Lakukan pemeriksaan
umum pada bayi
8. Ukur antropometri pada
bayi
6. Memberikan injeksi vitamin K1
dengan dosis 1mg secara IM untuk
mencegah terjadinya perdarahan pada
bayi baru lahir
7. Melakukan pemeriksaan umum pada
bayi
8. Mengukur antropometri pada bayi
6. Vitamin K telah
diberikan
7. Hasil dari
pemeriksaan umum
pada bayi dalam
keadaan normal,
dengan hasil sebagai
berikut:
- Keadaan umum :
baik
- Pernapasan
:40x/menit
- Suhu : 36,2 C
- Warna kulit :
kemerahan
- Turgor kulit:
elastic
- Denyut jantung :
138x/menit
- Tonus otot: baik
- Gerakan : aktif
8. Bayi telah di ukur
antropometri dengan
hasil sebagai berikut
:
- Berat badan :
3500 gram
- Panjang badan :
46 cm
- Lingkar kepala
: 34cm
- Lingkar dada
72
9. Lakukan pemeriksaan
head to toe
9. Melakukan pemeriksaan pada bayi
secara head to toe
: 35 cm
- Lingkar lengan
:11cm
9. Pemeriksaan fisik
telah dilakukan dan
didapatkan hasil
yaitu:
a. Kepala
Ubunubun : datar
Caput
succedaneum:tida
k ada
Cepalhaematoma
: tidakada
b. Muka :
simetris
kanan dan
kiri
c. Mata
Simetris :
simetris kanan
dan kiri
Kelopak mata :
ada, bias
membuka dan
menutup
Secret : ada
Konjungtiva:
merah
Sclera : putih
d. Telinga
Simetris :
simetriskanandan
73
kiri
Lubang : ada
e. Hidung
Palatoskisis :
tidakada
Lubang : ada
Septum : ada
f. Mulut
Sianosis :
tidakada
Mukosa : ada
Labiokizis :
tidakada
g. Leher : tidak ada
pembesaran
h. Klavikula dan
lengan tangan
Gerakan : aktif
Jumlah jari :
lengkap dan
normal
i. Dada
Bentuk : simetris
kanan dan kiri
Putting susu : ada
Auskultasi : tidak
ada wheezing dan
ronchi
j. Abdomen
Tali pusat :
terikat , tidak ada
perdarahan
Kelainan : tidak
ada
74
10. Bedong bayi lalu pakai kan
topi pada bayi
10. Membedong bayi dan
memakaikan topi untuk menegah
hipotermi
k. Genetalia
JK: perempuan
l. Anus
:adadanberlubang
(sudahmengeluar
kanmekonium)
m. Tungkaidan kaki
Simetris : kanan
dan kiri
Gerakan : aktif
Jumlah jari :
lengkap dan
normal
n. Punggung
Bentuk : simetris
Kelainan : tidak
ada
o. Reflex
Moro :ada
Rooting : ada
Sucking : ada
Swallowing : ada
Grabellar : ada
Tonickneck : ada
Grasping : ada
Galans :ada
Babinsky : ada
10. Bayi sudah dibedong
dan dipakai kan topi.
75
BAB IV
PEMBAHASAN
Setelah penulis melakukan asuhan kebidanan pada bayi segera setelah lahir
yang dilakukan pada bayi Ny. R untuk mengkaji apakah ada kesenjangan
antara teori dengan kasus maka didapat hasil sebagai berikut:
4.1 Pengkajian
Pada pengkajian dilakukan untuk mengumpulkan data dasar tentang keadaan
pasien. Pada kasus ini penulis melakukan pengkajian pada bayi baru lahir yaitu
By Ny. R segera setelah lahir cukup bulan sesuai massa kehamilan.
4.1.1 Identitas bayi
4.1.1.1 Nama bayi
a. Menurut tinjauan teori
Identitas dimulai dengan nama pasien, yang jelas dan lengkap
: nama depan, nama tengah (bila ada), nama keluarga dan
nama panggilan akrab (Muharni octaviani Matondang
dkk,2009;h.5)
b. Menurut tinjauan kasus
Setelah dilakukan pengkajian, pada bayi Ny R
c. Pembahasan
Tidak ada kesenjangan antara teori dan tinjauan kasus, karena
bayi Ny R memiliki nama yang jelas sehingga dapat
membedakan dengan pasien lainnya.
76
4.1.1.2 Umur bayi
a. Tinjauan teori
Umur pasien sebaiknya dapat dari tanggal lahir, yang dapat
ditanyakan ataupun dilihat dari kartu menuju sehat atau kartu
pemeriksaan kesehatan yang lainnya. Umur perlu diketahui
mengingat periode usia anak (neonates, bayi, balita,
prasekolah, sekolah, akil balik) mempunyai kekhasannya
sendiri dalam morbiditas dan mortalitas. Usia anak juga
diperlukan untuk menginterprestasi apakah data pemeriksaan
klinis anak tersebut normal sesuai dengan umumnya (Muharni
octaviani Matondang dkk,2009;h.5)
b. Tinjauan kasus
Setelah dilakukan pengkajian, bayi Ny R lahir cukup bulan
sesuai massa kehamilan
c. Pembahasan
Tidak ada kesenjangan pada bayi Ny R dikarenakan Saat ini
ibu berusia 25 tahun, Hal ini sejalan dengan teori yaitu usia
yang rentan terjadi resiko yaitu pada usia kurang dari 20 tahun
dan usia lebih dari 35 tahun dan saat ini ibu berada pada masa
reproduksi yang sehat.
77
4.1.1.3 Jenis kelamin bayi
a. Tinjauan teori
Selain untuk identitas` juga untuk penilaian data pemeriksaan
klinis, misalnya nilai baku, insidens seks, penyakit-penyakit
terangkai seks.
(Muharni octaviani Matondang,dkk,2009.hal:5)
b. Tinjauan kasus
Setelah dilakukan pengkajian ternyata bayi Ny R berjenis
kelamin perempuan
c. Pembahasan
Tidak ada kesenjangan pada bayi Ny R dikarenakan jenis
kelamin bayi Ny R adalah perempuan yang menentukan
perbedaan peran mereka dalam menyelenggarakan upaya
meneruskan garis keturunan. Perbedaan ini terjadi karena
mereka memiliki alat-alat untuk meneruskan keturunan yang
berbeda, yang disebut alat reproduks.
4.1.2 Identitas orang tua
4.1.2.1 Nama ibu
Nama jelas dan lengkap, bila perlu nama panggilan sehari-
hari agar tidak keliru dalam memberikan penanganan.(Eny
Retna Ambarwati dan Diah Wulandari,2008;h.131)
a. Menurut tinjauan kasus
Ny.R berusia 25 tahun
78
b. Pembahasan
Pada tinjauan teori dan tinjauan kasus tidak terdapat
kesenjangan karena berdasarkan tinjauan teori untuk
mengetahui adanya resiko seperti kurang dari 20 tahun, alat-
alat reproduksi belum matang, mental dan psikisnya belum
siap, dan untuk umur lebih dari 35 tahun rentan sekali untuk
terjadi komplikasi sedangkan pada kasus ini Ny. A berusia 26
tahun tidak temasuk dalam faktor resiko kehamilan yang
dapat membahayakan ibu maupun janin, sehingga pada saat
persalinan keadaan ibu dan bayi dalam keadaan baik.
4.1.2.2 Umur ibu
a. Menurut tinjauan konsep
Dicatat dalam tahun untuk mengetahui adanya resiko
seperti kurang dari 20 tahun, alat-alat reproduksi belum
matang, mental dan psikisnya belum siap.Sedangkan
umur lebih dari 35 tahun rentan sekali untuk terjadi
perdarahan dalam masa nifas.(Eny Retna Ambarwati
dan Diah Wulandari,2008;h.131)
b. Menurut tinjauan kasus
Ny.R berusia 25 tahun
c. Pembahasan
Pada tinjauan teori dan tinjauan kasus tidak terdapat
kesenjangan karena berdasarkan tinjauan teori untuk
79
mengetahui adanya resiko seperti kurang dari 20 tahun,
alat-alat reproduksi belum matang, mental dan
psikisnya belum siap, dan untuk umur lebih dari 35
tahun rentan sekali untuk terjadi komplikasi sedangkan
pada kasus ini Ny. A berusia 26 tahun tidak temasuk
dalam faktor resiko kehamilan yang dapat
membahayakan ibu maupun janin, sehingga pada saat
persalinan keadaan ibu dan bayi dalam keadaan baik.
4.1.2.3 Pendidikan
a. Menurut tinjauan konsep
Berpengaruh dalam tindakan kebidanan dan untuk
mengetahui sejauh mana tingkat intelektualnya, sehingga
bidan dapat memberikan konseling sesuai dengan
pendidikannya. (Eny Retna Ambarwati dan Diah
Wulandari,2008;h.132)
b. Menurut tinjauan kasus
Pendidikan Ny.R adalah SMU, ibu bisa menerima dengan
baik konseling bidan.
c. Pembahasan
Berdasarkan tinjauan teori dan kasus tidak terdapat
kesenjangan karena ibu cepat memahami bahasa dan
nasehat bidan yang telah di anjurkan pada ibu.
80
4.1.2.4 Alamat
a. Tinjauan teori
Ditanyakan untuk mempermudah kunjungan rumah bila
diperlukan (Eny Retna Ambarwati dan Diah
Wulandari,2010;h.132)
b. Tinjauan kasus
Ny R beralamat di Jl. Pangeran sunopati, karang anyar,
kec jati agung, lampung selatan.
c. Pembahasan
Tidak ada kesenjangan dikarenakan seletah dilakukan
pengkajian Ny R beralamat di Jl. Pangeran sunopati,
karang anyar, kec jati agung, lampung selatan.
4.1.3 Faktor antenatal
a. Menurut tinjauan teori
Faktor antenatal, meliputi pernah antenatal care (ANC)
/tidak, adanya riwayat perdarahan, preeklamsi, infeksi,
perkembangan janin terlalu besar/ terganggu, diabetes
gestasional, poli/oligodramnion.
b. Menurut tinjauan kasus
Saat dilakukan pengkajian Ny. R G1P0A0 usia kehamilan
37 minggu 5 hari melakukan kunjungan ANC sebanyak
7 kali, yaitu pada TM I dua kali kunjungan, TM II tiga
kali kunjungan dan TM III tiga kali kunjungan serta
81
tidak ada penyulit pada kehamilan dan saat persalinan
ibu dan bayi dalam keadaan baik.
c. Pembahasan
tinjauan teori dan kasus,karena minimal kunjungan ANC
yaitu sebanyak 4 kali, tetapi pada saat pengkajian Ny. R
mengatakan melakukan kunjungan ANC sebanyak 8 kali,
dan Ny. R tidak mengalami komplikasi pada saat
kehamilan dan persalinan.
4.1.4 Tonus atau tingkat kesadaran bayi
a. Menurut tinjauan teori
Pemeriksaan ini dilakukan untuk menilai adanya letargi,
yakni penurunan kesadaran yang dimana bayi dapat
bangun lagi dengan sedikit kesulitan, adanya layuh
seperti tonus otot lemah, mudah terangsang , mengantuk,
aktivitas berkurang, dan tidak sadar (tidur yang dalam,
tidak berespon terhadap rangsangan) (Musrifatul Uliyah
dan A.Aziz Alimul Hidayat,2011;h.147)
b. Menurut tinjauan kasus
Pada saat pengkajian segera setelah lahir bayi Ny. R
tonos otot aktif dan baik.
c. Pembahasan
Berdasarkan tinjauan teori dan kasus tidak terdapat
kesenjangan bahwa tonus dan tingkat kesadaran bayi
82
dilakukan pemeriksaan untuk menilai adanya letargi,
yakni penurunan kesadaran yang dimana bayi dapat
bangun lagi dengan sedikit kesulitan, adanya layuh
seperti tonus otot lemah, mudah terangsang , mengantuk,
aktivitas berkurang, dan tidak sadar (tidur yang dalam,
tidak berespon terhadap rangsangan.
4.1.5 Pernapasan
a. Menurut tinjauan teori
Napas bayi baru lahir dikatakan normal apabila frekuensi
antara 40-60 kali permenit, tanpa adanya retraksi dada dn
suara merintih saat ekspirasi.
Penilaian sekilas sesaat setelah bayi lahir. Sesaat bayi
lahir bidan melakukan penilaian sekilas untuk menilai
kesejahteraan bayi secara umum. Aspek yang dinilai
adalah warna kulit, dan tanggisan bayi, jika warna kulit
adalah kemerahan dan bayi dapat menanggis spontan
maka ini sudah cukup dijadikan data awal bahwa dalam
kondisi baik (Ari Sulistiawati,2010;.h.118).
b. Menurut tinjauan kasus
Pada saat pengkajian segera setelah lahir bayi Ny. R
menangis spontan dan pada pengkajian fisik napas bayi
dalam keadaan normal.
83
c. Pembahasan
Berdasarkan tinjauan teori dan kasus tidak terdapat
kesenjangan karena berdasarkan tinjauan teori warna
kulit adalah kemerahan dan bayi dapat menanggis
spontan maka ini sudah cukup untuk dijadikan data awal
bahwa dalam kondisi baik.pernafasan bayi baru lahir
normal dan kecepatan pernafasan dipengaruhi seperti
menangis, bila tidak terjadi pernafasan yang teratur
menunjukan suatu kelainan yaitu asfiksia pada saat
pengkajian pernafasan bayi yaitu segera setelah lahir
bayi Ny. R menangis spontan dan pada pengkajian fisik
napas bayi normal sesuai dengan teori sehingga tidak
terjadinya komplikasi.
4.1.6 Kulit
a. Menurut tinjauan teori
Sesaat setelah bayi lahir bidan melakukan penilaian sekilas
untuk menilai kesejahteraan bayi secara umum. Aspek
yang dinilai warna kulit adalah kemerahan dan bayi dapat
menangis spontan maka ini sudah cukup untuk dijadikan
data awal dalam kondisi baik (Ari Sulistyawati
,2010;h.118-119)
84
b. Menurut tinjauan kasus
Pada saat pengkajian bayi Ny. R kulit tidak ada kelainan
dan kulit bayi berwarna merah.
c.Pembahasan
Berdasarkan tinjauan teori dan kasus tidak terdapat
kesenjangan karena sesuai dengan teori yang mengatakan
bahwa warna kulit bayi kemerahan sudah cukup untuk
dijadikan data awal dalam kondisi baik dan pada saat
pengkajian kulit bayi tidak ada kelainan dan berwarna
kemerahan, sehingga tidak ada komplikasi pada bayi.
4.2 Interpretasi Data
4.2.1 Diagnosa
a. Menurut tinjauan teori
Diagnosa kebidanan merupakan diagnosis yang ditegakkan bidan
dalam lingkup praktik kebidanan dan memenuhi standar
nomenklatur diagnosis kebidanan (Suryani Soepardan,2008;h.99)
b. Menurut tinjauan kasus
Didapatkan diagnosa kebidanan yaitu bayi cukup bulan sesuai
massa kehamilan segera setelah lahir.
DS: ibu mengatakan usia kehamilan nya 37 minggu 5 hari
DO: bayi lahir tanggal 13 juli 2015, pukul 18:35 WIB
BB : 3500 gram
warna kulit : kemerahan
85
menangis : spontan
tonus otot : aktif
jenis kelamin : perempuan
c. Pembahasan
Berdasarkan tinjauan teori dan tinjauan kasus tidak terdapat
kesenjangan karena diagnosa yang ditegakkan sesuai standar
nomenklatur diagnosis kebidanan.
4.2.2 Masalah
a. Menurut tijauan konsep
Masalah adalah hal-hal yang berkaitan dengan pengalaman klien
yang ditemukan dari hasil pengkajian atau yang menyertai
diagnosis (Suryani Soepardan,2008;h.99)
b. Menurut tinjauan kasus
Pada saat pengkajian kasus Ny. R tidak di temukan masalah.
c. Pembahasan
Tidak ditemukan kesenjangan antara tijauan teori dan kasus karena
pada kasus ini tidak ditemukan nya masalah yang menyertai
diagnosis.
4.2.3 Kebutuhan
a. Menurut tinjauan konsep
Kebutuhan adalah hal- hal yang dibutuhkan oleh klien dan belum
terdentifikasi dalam diagnosis dan masalah yang didapatkan dalam
melakukan analisa data (Soepardan,2008.hal:101).
86
b. Menurut tinjauan kasus
Kebutuhan yang diberikan pada By. Ny. R adalah asuhan pada bayi
baru lahir tersebut.
c. Pembahasan
Tidak ditemukannya kesenjangan antara tinjauan teori dan kasus
karena asuhan yang diberikan pada bayi sesuai dengan kebutuhan
pada bayi segera setelah lahir yaitu asuhan pada bayi baru lahir.
4.3 Identifikasi diagnosis dan masalah potensial
a. Menurut tinjauan teori
Pada langkah ketiga kita mengidentifikasikan masalah potensial atau
diagnosis potensial berdasarkan diagnosa atau masalah yang sudah
diidentifikasi. Langkah ini membutuhkan antisipasi bila
memungkinkan dilakukan pencegahan (Suryani
Soepardan,2008;h.100).
b. Menurut tinjauan kasus
Pada kasus ini tidak muncul masalah potensial karena tidak ada tanda-
tanda adanya bahaya pada bayi segera setelah lahir.
c. Pembahasan
Berdasarkan tinjauan kasus dan tinjauan teori tidak terdapat
kesenjangan karena tidak ditemukannya masalah yang terjadi pada
bayi baru lahir sehingga tidak terdapat diagnosa dan masalah
potensial.
87
4.4 Tindakan segera atau kolaborasi
a. Menurut tinjauan teori
Mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter atau
untuk dikonsultasikan atau ditangani bersama tim kesehatan yang lain
sesuai dengan kondisi bayi. Misalnya bila bayi tidak bernapas dalam
waktu 30 detik. Pada langkah ini direncanakan asuhan yang segera
cari bantuan dan mulailah langkah-langkah resusitasi pada bayi
tersebut (Ai Yeyeh Rukiyah, et all,2013;h.17)
b. Menurut tinjauan kasus
Pada kasus By. Ny. R ini tidak diperlukan adanya penanganan segera
atau berkolaborasi dengan dokter karena kondisi bayi baik dan
normal.
c. Pembahasan
Berdasarkan tinjauan teori dan tinjauan kasus tidak terdapt
kesenjangan karena tidak ada hal yang perlu dikonsultasikan atau
ditangani oleh tenaga kesehatan lainnya dikarenakan kondisi bayi baik
dan normal.
4.5 Perencanaan
4.5.1 Menurut tinjauan teori
Merencanankan asuhan menyeluruh yang rasional sesuai dengan
temuan pada langkah sebelumnya.
Asuhan bayi baru lahir meliputi:
1. Pencegahan infeksi (PI)
88
2. Penilaian awal
3. Pencegahan kehilangan panas
4. Pemotongan dan perawatan tali pusat
5. Pemberian ASI
6. Pencegahan perdarahn
7. Pencegahan infeksi mata
8. Pemeriksaan
9. Pemberian imunisasi (JNPK-KR,2008.hal:119)
4.5.2 Menurut tinjauan kasus
1. Keringkan tubuh bayi menggunakan kain bersih dan kering
2. Ganti handuk dengan handuk yang kering
3. Jepit potong tali pusat dan ikat segera setelah lahir
4. Lakukan IMD
5. Beri salep mata tetracycline
6. Injeksi vitamin K1
7. Lakukan pemeriksaan umum pada bayi
8. Ukur antropometri pada bayi
9. Lakukan pemeriksaan head to toe
10. Bedong bayi lalu pakaikan topi pada bayi
4.5.3 Pembahasan
Berdasarkan tinjauan teori dan tinjauan kasus tidak ada
kesenjangan karena perencanaan asuhan yang diberikan pada bayi
Ny. R sudah diberikan sesuai dengan yang dibutuhkan dan yang
dianjurkan.
89
4.6 Pelaksanaan
4.6.1 Menurut tinjauan teori
Pada langkah keenam, rencana asuhan menyeluruh dilakukan
dengan efisien dan aman. Pelaksanaan ini bisa dilakukan
seluruhnya oleh bidan atau sebagian dikerjakan oleh klien atau
anggota tim kesehatan lainnya (Suryani
Soepardan,2008;h.102)
4.6.2 Menurut tinjauan kasus
Pada kasus bayi Ny. R telah dlaksanaan perencanaan secara
menyeluruh yang efisien dan aman seperti :
11. Mengeringkan bayi mulai dari muka, kepala dan bagian
tubuh lainnya dengan menggunakan kain bersih dan
kering untuk mencegah terjadinya hipotermi pada bayi.
12. Mengganti handuk yang basah dengan handuk yang kering
13. Klem, potong dan ikat tali pusat 2 menit pasca bayi lahir.
Untuk menyuntikan oksitosin dilakukan sebelum tali pusat
dipotong. Lakukan penjepitan ke-1 tali pusat dengan klem
logam DTT 3 cm dari dinding perut ( pangkal pusat) bayi.
Dari titik jepitan, urut tali pusat dengan dua jari kemudian
dorong isi tali pusat kearah ibu (agar darah tidak terpancar
pada saat dilakukan pemotongan tali pusat). Lakukan
penjepitan ke-2 dengan jarak 2 cm dari tempat jepitan ke-1
90
kearah ibu. Pegang tali pusat diantara kedua klem tersebut,
satu tangan menjadi landasan tali pusat sambil melindungi
bayi, tangan yang lain memotong tali pusat diantara 2
klem tersebut dengan menggunakan gunting DTT atau
steril. Ikat tali pusat dengan benang DTT atau steril pada
satu sisi kemudian melingkarkan kembali benang tersebut
dan mengikatnya dengan simpul kunci pada sisi lainnya.
Lepaskan klem logam penjepit tali pusat dan masukkan ke
dalam larutan klorin 0,5%
14. Melakukan IMD dalam keadaan ibu dan bayi tidak
memakai baju, tengkurapkan bayi didada ibu agar terjadi
sentuhan kulit ibu dan bayi. Luruskan bahu bayi sehingga
menempel didada ibu. Kepala bayi berada diantara
payudara ibu tapi lebih rendah dari putting, kemudian
selimuti keduanya agar tidak kedinginan. Dan pasang topi
dikepala bayi lakukan kontak kulit bayi kekulit ibu didada
ibu paling sedikit 1 jam dan untuk memeluk dan membelai
bayinya, untuk merangsang bayi mendekati putting lalu
biarkan bayi bergerak sendiri mencari putting susu ibunya.
Melakukan IMD dalam waktu 60 menit. Dan pada saat
IMD melakukan penilaian reflex yang meliputi dengan
hasil :
d. Rooting (+), pada saat bayi mencari putting susu ibu
91
e. Sucking (+), pada saat bayi menghisap saat menyusui
f. Swallowing (+), pada saat bayi menelan saat menyusui
15. Memberikan salep mata tectracyclin dalam satu
garis lurus mulai dari bagian mata yang paling dekat
hidung bayi menuju kebagian luar mata dengan dosis 1%
diberikan untuk mencegah infeksi pada mata bayi karena
pada saat persalinan mata bayi menyentuh jalan lahir yang
banyak terdapat bakteri
16. Memberikan injeksi vitamin K1 dengan dosis 1 mg
secara IM untuk mencegah terjadinya perdarahan pada
bayi baru lahir
17. Melakukan pemeriksaan umum pada bayi
18. Mengukur antropometri pada bayi
19. Melakukan pemeriksaan pada bayi secara
head to toe
20. Membedong bayi dan memakaikan topi untuk menegah
hipotermi
21. Melakukan pemeriksaan umum pada bayi yang didapat
hasil sebagai berikut :
Keadaan umum : baik
Pernapasan : 40 x/menit
92
Suhu : 36,5 C
Warna kulit : kemerahan
Turgor kulit : elastic
Denyut jantung : 138 x/menit
Tonus otot : baik
Gerakan : aktif
22. Mengukur antropometri pada bayi dan didapat hasil
sebagai berikut :
Berat badan : 3500 gram
Panjang badan : 46 cm
Lingkar kepala : 34cm
Lingkar dada : 35 cm
Lingkar lengan atas: 11cm
23. Melakukan pemeriksaan pada bayi secara head to toe
yaitu:
a. Kepala
Ubun ubun : datar
Caput succedaneum : tidak ada
Cepal haematoma : tidak ada
b. Muka : simetris kanan dan kiri
c. Mata
Simetris : simetris kanan dan kiri
Kelopak mata : ada,bisa membuka dan
menutup
Secret : ada
Konjungtiva : merah
JUDUL
JUDUL
JUDUL
JUDUL
JUDUL
JUDUL
JUDUL
JUDUL
JUDUL
JUDUL
JUDUL
JUDUL
JUDUL
JUDUL
JUDUL
JUDUL
JUDUL
JUDUL
JUDUL
JUDUL
JUDUL
JUDUL
JUDUL
JUDUL
JUDUL
JUDUL
JUDUL
JUDUL
JUDUL
JUDUL
JUDUL
JUDUL
JUDUL
JUDUL
JUDUL
JUDUL
JUDUL
JUDUL
JUDUL
JUDUL

More Related Content

What's hot (20)

Komprehensif helyana r. simbolon
Komprehensif  helyana r. simbolonKomprehensif  helyana r. simbolon
Komprehensif helyana r. simbolon
 
Asuhan kebidanan pada bayi baru lahir terhadap by ny
Asuhan kebidanan pada bayi baru lahir terhadap by nyAsuhan kebidanan pada bayi baru lahir terhadap by ny
Asuhan kebidanan pada bayi baru lahir terhadap by ny
 
Kti dwi fransiska
Kti dwi fransiskaKti dwi fransiska
Kti dwi fransiska
 
Kti meldawati
Kti meldawatiKti meldawati
Kti meldawati
 
Kti yesi triyani safitri
Kti yesi triyani safitriKti yesi triyani safitri
Kti yesi triyani safitri
 
Kti geta anggawa
Kti  geta anggawaKti  geta anggawa
Kti geta anggawa
 
Kti pdf
Kti pdf Kti pdf
Kti pdf
 
Kti eka wahyuni
Kti eka wahyuniKti eka wahyuni
Kti eka wahyuni
 
Kti armayani
Kti armayaniKti armayani
Kti armayani
 
Komprehensif gita trisetiati
Komprehensif gita trisetiatiKomprehensif gita trisetiati
Komprehensif gita trisetiati
 
Kti siti maysaroh
Kti siti maysarohKti siti maysaroh
Kti siti maysaroh
 
Kti intan widari
Kti intan widariKti intan widari
Kti intan widari
 
ASUHAN KOMPREHENSIF KEBIDANAN STUDY KASUS
ASUHAN KOMPREHENSIF KEBIDANAN STUDY KASUSASUHAN KOMPREHENSIF KEBIDANAN STUDY KASUS
ASUHAN KOMPREHENSIF KEBIDANAN STUDY KASUS
 
Kti mitra tanjung
Kti mitra tanjungKti mitra tanjung
Kti mitra tanjung
 
120040696 kti-murni-novianti
120040696 kti-murni-novianti120040696 kti-murni-novianti
120040696 kti-murni-novianti
 
Kti desi hatalia
Kti desi hataliaKti desi hatalia
Kti desi hatalia
 
Kti ade kurnia puspitasari
Kti ade kurnia puspitasariKti ade kurnia puspitasari
Kti ade kurnia puspitasari
 
Kti putri arum
Kti putri arumKti putri arum
Kti putri arum
 
Kti dina rianti
Kti dina riantiKti dina rianti
Kti dina rianti
 
158341868 karya-tulis-ilmiahku
158341868 karya-tulis-ilmiahku158341868 karya-tulis-ilmiahku
158341868 karya-tulis-ilmiahku
 

Similar to JUDUL (20)

Kti sasi fitriani
Kti sasi fitrianiKti sasi fitriani
Kti sasi fitriani
 
Kti nova rianti
Kti nova riantiKti nova rianti
Kti nova rianti
 
Kti ni made rika
Kti ni made rikaKti ni made rika
Kti ni made rika
 
Kti desak gede apna
Kti desak gede apnaKti desak gede apna
Kti desak gede apna
 
Kti yesi kartika
Kti yesi kartikaKti yesi kartika
Kti yesi kartika
 
Kti reny nurul andriyani
Kti reny nurul andriyaniKti reny nurul andriyani
Kti reny nurul andriyani
 
Kti iis
Kti iisKti iis
Kti iis
 
Kti hesti kirana
Kti hesti kiranaKti hesti kirana
Kti hesti kirana
 
Resti fiks fdf
Resti fiks fdfResti fiks fdf
Resti fiks fdf
 
Kti merisya
Kti merisyaKti merisya
Kti merisya
 
Kti tia desta andriani
Kti tia desta andrianiKti tia desta andriani
Kti tia desta andriani
 
Kti endang satuni
Kti endang satuniKti endang satuni
Kti endang satuni
 
Kti
KtiKti
Kti
 
Kti vidia setyowati
Kti vidia setyowatiKti vidia setyowati
Kti vidia setyowati
 
Kti vidia setyowati
Kti vidia setyowatiKti vidia setyowati
Kti vidia setyowati
 
Kti tuty agustiya bayusman
Kti tuty agustiya bayusmanKti tuty agustiya bayusman
Kti tuty agustiya bayusman
 
Husnul
HusnulHusnul
Husnul
 
Kti habibah
Kti habibahKti habibah
Kti habibah
 
Kti febby laras pamella
Kti febby laras pamellaKti febby laras pamella
Kti febby laras pamella
 
Kti
KtiKti
Kti
 

Recently uploaded

BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarantugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarankeicapmaniez
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptxMiftahunnajahTVIBS
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxLK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxPurmiasih
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptxGiftaJewela
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapsefrida3
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1udin100
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTIndraAdm
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxssuser50800a
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDNurainiNuraini25
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSovyOktavianti
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxRizkyPratiwi19
 

Recently uploaded (20)

BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarantugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxLK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
 

JUDUL

  • 1. 1 ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR SEGERA SETELAH LAHIR (studykasuspada by Ny. R di BPS Hj. Kartini Ms Bandar Lampungtahun 2015) Disusunoleh : SASI FITRIANI NIM :201207118 AKADEMI KEBIDANAN ADILA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2015 i
  • 2. 2 ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR SEGERA SETELAH LAHIR (studykasuspada by Ny. R di BPS Hj. Kartini Ms Bandar Lampungtahun 2015) Disusunoleh : SASI FITRIANI NIM :201207118 AKADEMI KEBIDANAN ADILA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2015 ii
  • 3. 3 PENGESAHAN Diterima dan disahkan oleh Tim Penguji Akhir Program Pendidikan Diploma III Kebidanan Adila pada : Hari : Jumat Tanggal : 31 Juli 2015 Penguji I Penguji II Zendry Julistia, S.Kep Anggun Prajaningrum, S.ST NIK. 20155010665 NIK. 2015021068 Mengesahkan, Direktur Akademi Kebidanan ADILA Bandar Lampung dr. Wazni Adila, MPH NIK.2011041008 iii
  • 4. 4 ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR SEGERA SETELAH LAHIR TERHADAP BAYI NY R DIBPS HJ.KARTINI MS BANDAR LAMPUNG TAHUN 2015 INTISARI Sasi fitriani, Zendry julistia, S.kep, M.Kes, Anggun Prajaningrum, S.ST KTI ini membahas tentang Asuhan Kebidanan pada bayi baru lahir dengan pendekatan konsep penanganan yang tepat. Tujuan penelitian ini adalah dapat memberikan gambaran asuhan penanganan yang tepat melalui pengkajian, interprestasi data, identifikasi masalah potensial, tindakan segera atau kolaborasi, menyusun rencana, melaksanakan asuhan, serta mengevaluasi asuhan yang telah dilakukan. Metode penelitian menggunakan metode deskriptif, subyek penelitian by Ny. R segera setelah lahir. Obyek yang diambil dalam study kasus ini adalah 1 orang yaitu by Ny. R segera setelah lahir di BPS Hj. Kartini Ms Bandar Lampung tahun 2015. Kurang baiknya penanganan pada bayi baru lahir yang sehat akan menyebabkan kelainan-kelainan yang mengakibatkan cacat seumur hidup, bahkan kematian. Pencegahan merupakan hal terbaik yang harus dilakukan dalam penanganan neonatal sehingga neonates sebagai individu yang harus menyesuaikan diri dari kehidupan intrauteri ke ekstrauteri dapat bertahan dengan baik karena periode neonatal merupakan periode yang paling kritis dalam fase pertumbuhan dan perkembangan bayi. Harus di ingat bahwa bayi pada saat lahir mempunyai suhu 0,5-1 C, lebih tinggi dibandingkan suhu ibunya, sayangnya tidak jarang bayi mengalami penurunan suhu menjadi 35-35,5 C dalam 15-30 menit karena kecerobohan perawatan diruang bersalin. Ruang bersalin sering kali tidak cukup hangat, dengan aliran udara yang dingin di dekat bayi atau penolong tidak mengeringkan dan menyelimuti bayi dengan benar segera setelah dilahirkan sehingga akan menyebabkan hipotermi. Kesimpulan hasil study kasus adalah bahwa diperlukannya penanganan yang tepat dalam hal mempertahankan suhu tubuh tetap hangat , perawatan mata, memberikan identitasbayi, memperlihatkan bayi pada orang tua/ keluarga, memfasilitasi kontak dini pada ibu, memberikan vitamin K1, konseling, serta imunisasi yang sesuai dengan konsep standar asuhan kebidanan. Kata kunci : Bayi segera setelah lahir Kepustakaan : 21 referensi Halaman : 107 iv
  • 5. 5 CURICULUM VITAE Nama : Sasi Fitriani Nim : 201207118 Tempat/Tanggal Lahir : Tanjung baru, 05 april 1993 Agama : Islam Alamat : Tanjung Baru kec.maje Kab.kaur Prop Bengkulu Institusi :Akademi Kebidanan Adilla Riwayat Pendidikan SD N 006 Maje pada tahun : 2000 – 2006 SMP N 1 Maje pada tahun : 2006 – 2009 SMA N 5 Kaur pada tahun : 2009 – 2012 Dan Sekarang Penulis terdaftar sebagai mahasiswa Akademi Kebidanan Adilla Bandar Lampung sejak Tahun 2012 hingga sekarang v
  • 6. 6 MOTTO Kadang hidup serasa begitu susah untuk digapai... Sebenarnya bukan hidup yang serasa susah tapi anda sendiri, jadi tetaplah berusaha sekuat mungkin tanpa menyerah. vi
  • 7. 7 PERSEMBAHAN Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas Rahmat-Nya maka penulis dapat menyelesaikan penyusunan Studi kasus ini, dan dibalik penyelesaian tugas ini tidak lupa penulis memberikan persembahan kepada orang-orang yang telah membantu penulis baik secara langsung maupun tidak langsung. 1. Puji syukur kehadirat ALLAH yang maha kuasa sehingga dapat terselesaikannya Karya Tulis Ilmiah 2. Terima kasih buat keluarga besar tercinta yang selalu memberikan semangat dan mendo’akan setiap kegiatan apapun yang terbaik bagi penulis serta selalu mengharapkan setiap keberhasilan yang penulis lakukan. 3. Rekan- rekanku tercinta Akbid ADILA khususnya tingkat III yang selalu mendukung hingga terselesaikan tugas akhir ini. 4. Almamaterku tercinta Akademi Kebidanan ADILA Bandar Lampung sebagai tempat penulis menuntut ilmu selama tiga tahun. 5. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu, terimah kasih atas partisipasi dan dukungannya selama penulis menyelesaikan tugas akhir Diploma Kebidanan ini. vii
  • 8. 8 KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT atas berkat rahmat dan ridho serta hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah dalam bentuk studi kasus kebidanan yang berjudul : “ Asuhan kebidanan pada bayi baru lahir segera setelah lahir terhadap by Ny R di BPS Hj. Kartini Bandar Lampung tahun 2015”. Penulis menyadari keterbatasan pengetahuan dan pengalaman yang penulis miliki maka diharapkan saran dalam penulisan tugas karya tulis ilmiah ini. Dalam penulisan tugas karya tulis ilmiah ini penulis ingin berterima kasih kepada : 1. Dr. Wazni Adila, MPH selaku Direktur Kebidanan Adila Bandar Lampung 2. Bapak Zendri Justia S.kep, M.Kes selaku penguji I KTI dan Anggun Prajaningrum S.S.T selaku penguji II KTI. 3. Bps HJ.Kartini MS kampung sawah Bandar Lampung selaku tempat pengambilan study kasus. 4. Para Dosen dan Staf tata usaha yang telah membantu sehingga karya ilmiah ini dapat terselesaiakan. Penulis menyadari penyusunan study kasus ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh kerena itu, penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang besifat membangun guna perbaikan berikutnya. Semoga tugas Karya TulisI lmiah ini dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca umumnya. Bandar Lampung, Juli 2015 Penulis viii
  • 9. 9 DAFTAR ISI HALAMAN SAMPUL.................................................................................... i HALAMAN JUDUL ....................................................................................... ii HALAMAN PENGESAHAN......................................................................... iii CURICULUM VITAE.................................................................................... iv MOTTO ........................................................................................................... v ABSTRAK ...................................................................................................... vi LPERSEMBAHAN......................................................................................... vii KATA PENGANTAR..................................................................................... viii DAFTAR ISI.................................................................................................... ix DAFTAR TABEL ........................................................................................... x DAFTAR LAMPIRAN................................................................................... xi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ................................................................... 1 1.2 Rumusan masalah............................................................... 4 1.3 Tujuan penelitian................................................................ 4 1.4 Ruang lingkup.................................................................... 5 1.5 Manfaat penelitian.............................................................. 6 1.6 Metodologi penelitian dan tekhnik memperoleh data .......... 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan konsep medis ....................................................... 10 2.2 Tinjauan konsep asuhan kebidanan..................................... 55 2.3 Landasan hukum kewenangan Bidan….................................. 65 BAB III TINJAUAN KASUS 3.1 Pengkajian.......................................................................... 68 3.2 Matrik ................................................................................ 72 BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Pengkajian.......................................................................... 80 4.2 Identitas data dasar ............................................................. 82 4.3 Diagnosa potensial ............................................................. 91 4.4 Antisipasi masalah potensial............................................... 92 4.5 Perencanaan ....................................................................... 93 4.6 Pelaksanaan........................................................................ 94 4.7 Evaluasi.............................................................................. 100 BAB V PENUTUP 5.1 Simpulan............................................................................ 105 5.2 Saran.................................................................................. 106 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN ix
  • 10. 10 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 : surat ijin pengambilan data Lampiran 2 : surat balasan izin pengambilan data Lampiran 3 : lembar konsul Lampiran 4: dokumentasi x
  • 11. 11 DAFTAR TABEL Tabel 2.1 Sigtuna score........................................................................ 15 Tabel 2.2 Apgar score.......................................................................... 15 Tabel 2.3 Panajemen bayi baru lahir normal......................................... 27 Tabel 2.4 Perkembangan system pulmonal........................................... 28 Tabel 2.5 Lama persalinan pada primigravida dan multigravida........... 62 Tabel 3.1 MATRIKS ........................................................................... 71 xi
  • 12. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bayi Baru Lahir disebut juga dengan neonatus merupakan individu yang sedang bertumbuh dan baru saja mengalami trauma kelahiran serta harus dapat melakukan penyesuaian diri dari kehidupan intrauterine ke kehidupan ekstrauterine. Bayi Baru Lahir normal adalah bayi yang lahir pada usia kehamilan 37 – 42 minggu dan berat badannya 2.500-4.000 gram (Vivian Nanny lia Dewi,2010.h.1). Penelitian menunjukan bahwa 50% kematian bayi terjadi pada periode neonatal yaitu dalam bulan pertama kehidupan. Kurang baiknya penanganan bayi baru lahir yang sehat akan menyebabkan kelainan- kelainan yang mengakibatkan cacat seumur hidup, bahkan kematian. Misalnya karena hipotermi akan menyebabkan hipoglikemia dan akhirnya dapat terjadi kerusakan otak. Pencegahan merupakan hal terbaik yang harus dilakukan dalam penanganan neonatal sehingga neonatus sebagai organisme yang harus menyesuaikan diri dari kehidupan intrauterine ke ekstrauterine dapat bertahan dengan baik karena periode neonatal merupakan periode yang paling kritis dalam fase pertumbuhan dan perkembangan bayi. Proses adaptasi fisiologis yang dilakukan bayi baru lahir perlu diketahui dengan baik oleh tenaga kesehatan khususnya bidan, yang selalu memberikan pelayanan kesehatan bagi ibu, bayi, dan anak (Wafi Nur Muslihatun,2010.h.10).
  • 13. 2 Ditinjau dari pertumbuhan dan perkembangan bayi, periode neonatal merupakan periode yang paling kritis. Pencegahan asfiksia, mempertahankan suhu tubuh bayi, terutama pada bayi berat lahir rendah, pemberian air susu ibu (ASI) dalam usaha menurunkan angka kematian oleh karena diare, pencegahan terhadap infeksi, pemantauan kenaikan berat badan dan stimulasi psikologis merupakan tugas pokok bagi pemantau kesehatan bayi dan anak. Neonatus pada minggu-minggu pertama sangat dipengaruhi oleh kondisi ibu pada waktu hamil dan melahirkan. Manajemen yang baik pada waktu masih dalam kandungan, selama persalinan, segera sesudah dilahirkan, dan pemantauan pertumbuhan dan perkembangan selanjutnya akan menghasilkan bayi yang sehat (Sarwono Prawirohardjo,2009.h.133). Pada waktu kelahiran, tubuh bayi baru lahir mengalami sejumlah adaptasi psikologik. Bayi memerlukan pemantauan ketat untuk menentukan masa transisi kehidupannya ke kehidupan luar uterus berlangsung baik. Bayi baru lahir juga membutuhkan asuhan yang dapat meningkatkan kesempatan untuk menjalani masa transisi dengan baik (Wafi Nur Muslihatun,2010.h.3). Data AKB menurut World Health Organization (WHO) ialah sebesar 35 per 1.000 kelahiran hidup untuk tahun 2012. Menurut laporan WHO pada tahun 2000, Angka Kematian Bayi (AKB) di dunia 54 per 1000 kelahiran hidup kemudian tahun 2006 menjadi 49 per 1000 kelahiran hidup (Wijaya, 2010). Dari data tersebut, AKB dunia menduduki kriteria sedang. Kedua data AKB tersebut dapat kita
  • 14. 3 bandingkan dengan targetan MDGs untuk AKB, yakni 23 per 1.000 kelahiran hidup pada tahun 2012. Angka kematian bayi dan anak disajikan di Tabel 8.1 untuk 3 periode lima tahunan sebelum survei. Data SDKI 2012 menunjukkan bahwa kematian anak selama lima tahun sebelum survei (merujuk ke tahun 2008-2012) adalah 32 kematian per 1.000 kelahiran hidup. Artinya, setiap satu dari 31 anak yang lahir diIndonesia meninggal sebelum mencapai umur 1 tahun. Enam puluh persen bayi mati terjadi pada umur 1bulan, menghasilkan angka kematian neonatum sebesar 19 kematian per 1.000 kelahiran hidup. Delapan puluh persen anak meninggal terjadi saat berumur 1-11 bulan, yang menghasilkan angka kematiaan pos neonatum sebesar 13 kematian per 1.000 kelahiran.(SDKI 2012) Menurut profil kesehatan Provinsi Lampung tahun 2012 Kematian bayi terbesar terjadi pada masa bayi perinatal (0-6 hari) diikuti kematian pada masa bayi neonatal (7-28 hari) dan masa bayi (>28 hari -< 1 tahun ). Penyebab kematian bayi perinatal dan neonatal di Provinsi Lampung tahun 2012 pada dua terbesar disebabkan oleh BBLR dan afiksia.Penyebab kematian bayi perinatal (0-6 hari) di Provinsi Lampung tahun 2012 adalah BBLR 35%, asfiksia 36%, gangguan pencernaan 0%, kongenetal 4%, infeksi 22%, tetanus neonatorum 1% (Profil Dinas Kesehatan Provinsi Lampung Tahun 2012). Dari hasil pra survey penelitian yang dilakukan di BPS Hj. Kartini pada tanggal 13Juli 2015 di dapatkan 10 bayi baru lahir dalam keadaan normal dan berdasarkan data latar belakang di atas maka penulis tertarik untuk memberikan asuhan yang berjudul “Asuhan Kebidanan
  • 15. 4 Pada Bayi Baru Lahir Terhadap Bayi Ny. R Segera Setelah Lahir Di BPS Hj. Kartini Bandar Lampung Tahun 2015” 1.2. Rumusan Masalah “Bagaimanakah Asuhan Kebidanan Pada Bayi Baru Lahir Terhadap Bayi Ny. R Segera Setelah Lahir Di BPS Hj. Kartini Bandar Lampung Tahun 2015” 1.3. Tujuan penelitian 1.3.1. Tujuan umum Penulis mampu memberikan Asuhan Kebidanan Pada Bayi Baru Lahir Terhadap Bayi Ny. R Segera Setelah Lahir di BPS Hj. Kartini Bandar Lampung Tahun 2015. 1.3.2. Tujuan khusus 1.3.2.1. Penulis mampu untuk melakukan pengkajian data pada Asuhan Kebidanan Pada Bayi Baru Lahir Terhadap Bayi Ny. R Segera Setelah Lahir di BPS Hj. Kartini Lampung Tahun 2015. 1.3.2.2. Penulis mampu untuk mendiagnosa masalah dan kebutuhan pada Asuhan Kebidanan Pada Bayi Baru Lahir Terhadap Bayi Ny. R Segera Setelah Lahir di BPS Hj. Kartini Bandar Lampung Tahun 2015.
  • 16. 5 1.3.2.3. Penulis mampu untuk mengidentifikasi diagnosa masalah potensial pada Asuhan Kebidanan Pada Bayi Baru Lahir Terhadap Bayi Ny. R Segera Setelah Lahir di BPS Hj. Kartini Bandar Lampung Tahun 2015. 1.3.2.4. Penulis mampu untuk mengantisipasi masalah dengan melakukan tindakan segera atau kolaborasi dengan dokter pada Asuhan Kebidanan Pada Bayi Baru Lahir Terhadap Bayi Ny. R Segera Setelah Lahir di BPS Hj. Kartini Bandar Lampung Tahun 2015. 1.3.2.5. Penulis mampu untuk menyusun rencana asuhan yang menyeluruh pada Asuhan Kebidanan Pada Bayi Baru Lahir Terhadap Bayi Ny. R Segera Setelah lahir di BPS Hj. Kartini Bandar Lampung Tahun 2015. 1.3.2.6. Penulis mampu untuk melaksanakan rencana asuhan yang menyeluruh pada Asuhan Kebidanan Pada Bayi Baru Lahir Terhadap Bayi Ny. R Segera Setelah Lahir di BPS Hj. Kartini Bandar Lampung Tahun 2015. 1.3.2.7. Penulis mampu untuk mengevaluasi hasil dari asuhan kebidanan pada Asuhan Kebidanan Pada Bayi Baru Lahir Terhadap Bayi Ny. R Segera Setelah Lahir di BPS Hj. Kartini Bandar Lampung Tahun 2015. 1.4. Ruang Lingkup 1.4.1. Sasaran
  • 17. 6 Objek dalam Asuhan Kebidanan ini yaitu Bayi Segera Setelah Lahir Bayi terhadap Bayi Ny. R. 1.4.2. Tempat Tempat pelaksanaan Asuhan Kebidanan ini penulis mengambil kasus di BPS Hj. Kartini Bandar Lampung. 1.4.3. Waktu Pelaksanaan Asuhan Kebidanan dalam studi kasus ini, penulis melakukan penelitian pada tanggal 04 Juli 2015. 1.5. Manfaat penelitian 1.5.1. Institusi pendidikan Hasil penelitian diharapkan dapat meningkatkan efektifitas dalam belajar, pengetahuan, kemampuan dan keterampilan bagi mahasiswi Akademi Kebidanan Adila Bandar Lampung dalam menerapkan atau mengaplikasikan studi yang telah didapat, serta untuk melengkapi sumber-sumber buku keperpusatakaan sebagai bahan informasi referensi yang penting dan mendukung pembuatan karya tulis ilmiah bagi mahasiswa semester akhir dan sebagai acuan penelitian selanjutnya khususnya penelitian pada bayi baru lahir. 1.5.2. Bagi lahan praktek
  • 18. 7 Hasil penelitian ini dapat dijadikan gambaran informasi serta bahan untuk meningkatkan dan pengelolaan program kesehatan untuk mengembangkan pendidikan kesehatan dan masukan dalam melakukan manajemen asuhan kebidanan yang diterapkan di lahan praktek. 1.5.3. Bagi klien Hasil penelitian ini dapat dijadikan penambahan wawasan pengetahuan bagi klien dan dapat diterapkan didalam keluarga dan masyarakat. 1.6. Metodologi dan teknik memperoleh data 1.6.1. Metodologi penelitian Dalam penulisan karya ilmiah ini penulis menggunakan metode penulisan deskriptif yaitu suatu penelitian yang dilakukan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan suatu fenomena yang terjadi di dalam masyarakat. Survei deskriptif dilakukan terhadap sekumpulan objek yang biasanya bertujuan untuk melihat gambaran fenomena (termasuk kesehatan) yang terjadi di dalam suatu populasi tertentu dan untuk membuat penilaian terhadap suatu kondisi dan penyelenggaraan suatu program di masa sekarang, kemudian hasilnya digunakan untuk menyusun perencanaan perbaikan program tersebut (Soekidjo Notoatmodjo,2012.h.35-36).
  • 19. 8 1.6.2. Teknik memperoleh data Teknik memperoleh data dalam penulisan karya tulis ilmiah ini adalah: 1.6.2.1.Data primer a. Wawancara (Anamnesis) Perbincangan terarah dengan cara tatap muka dan pertanyaan yang diajukan mengarah pada data yang relevan dengan pasien dalam rangka mendapatkan data tentang pasien melalui pengajuan pertanyaan-pertanyaan. Anamnesis dapat dilakukan melalui dua cara yaitu: 1. Auto anamnesis Adalah anamnesis yang dilakukan kepada pasien langsung. 2. Allo anamnesis Adalah anamnesis yang dilakuan kepada keluarga pasien untuk memperoleh data tentang pasien (Ari Sulistyawati,2009.h.111). Dalam penelitian ini penulis melakukan anamnesis yang dilakukan secara langsung kepada pasien (auto anamnesis). b. Pemeriksaan fisik
  • 20. 9 Pemeriksaan fisik dari ujung rambut sampai ujung kaki (Eni Retna Ambarwati dan Diah Wulamdari ,2008.h.139). 1.6.2.2.Data sekunder Data sekunder adalah sumber informasi yang bukan dari tangan pertama, dan yang bukan mempunyai wewenang dan tanggung jawab terhadap informasi atau data tersebut : a. Studi kepustakaan Bahan-bahan pustaka merupakan hal yang sangat penting dalam menunjang latar belakang teoritis dari suatu penelitian. Telah kita ketahui bersama bahwa didalam perpustakaan tersimpan berbagai bahan bacaan dan informasi dari berbagai disiplin ilmu (Soekidjo Notoatmodjo,2005.h.63). b. Studi dokumenter Dokumen resmi adalah semua bentuk dokumen baik yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan, yang ada di bawah tanggung jawab instansi resmi, misalnya laporan, statistik, catatan-catatan di dalam kartu klinik (Soekidjo Notoatmodjo,2005.h.62).
  • 21. 10 BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 Tinjauan teori medis 2.1.1 Bayi baru lahir 2.1.1.1 Pengertian Bayi baru lahir disebut juga dengan neonatus merupakan individu yang sedang bertumbuh dan baru saja mengalami trauma kelahiran serta harus dapat melakukan penyesuaian diri dari kehidupan intrauterin ke kehidupan ektrauterin. Bayi baru lahir normal adalah bayi yang baru lahir pada usia kehamilan 37-42 minggu dan berat badan nya 2500- 4000 gram (Vivian Nanny Lia Dewi dan Tri sunarsih ,2010;h.1). Neonatus adalah bayi berumur 0 (baru lahir) sampai dengan usia 1 bulan sesudah lahir. Neonatus dini adalah bayi 0 – 7 hari. Neonatus lanjut adalah bayi berusia 7 – 28 hari (Wafi Nur Muslihatun,2010;h.2). 2.1.1.2 Ciri – ciri bayi normal a. Lahir aterm antara 37 – 42 minggu b. Berat badan 2.500 – 4.000 gram c. Panjang badan 48 – 52 cm d. Lingkar dada 30 – 38 cm
  • 22. 11 e. Lingkar kepala 33 – 35 cm f. Lingkar lengan 11 – 12 cm g. Frekuensi denyut jantung 120 – 160 x/menit h. Pernafasan ±40 – 60 x/menit i. Kulit kemerah – merahan dan licin karena jaringan subkutan yang cukup. j. Rambut lanugo tidak terlihat dan rambut kepala bisanya telah sempurna. k. Kuku agak panjang dan lemas. l. Nilai apgar > 7. m.Gerak aktif (Tonus otot) n. Bayi lahir langsung menangis kua. o. Reflek rooting ( mencari puting susu dengan rangsangan taktil pada pipi dan daerah mulut ) sudah terbentuk dengan baik. p. Reflek sucking (isap dan menelan) sudah terbentuk dengan baik. q. Reflek morro (gerakan memeluk bila dikagetkan) sudah terbentuk dengan baik. r. Reflek grasping (menggenggam) sudah baik. s. Genetalia 1. Pada laki – laki kematangan ditandai dengan testis yang berada pada skrotum dan penis berlubang.
  • 23. 12 2. Pada perempuan kematangan ditandai dengan vagina dan uretra yang berlubang, serta adanya labia minora dan mayora. t. Eliminasi baik yang ditandai dengan keluarnya mekonium dalam 24 jam pertama dan berwarna hitam kecoklatan (Vivian Nanny Lia Dewi dan Tri sunarsih,2010;h.2). 2.1.1.3 Tanda-tanda bayi baru lahir normal Bayi baru lahir dikatakan normal jika mempunyai beberapa tanda antara lain: Appearance color (warna kulit), seluruh tubuh kemerah-merahan, Pulse (heart rate) atau frekuensi jantung >100x/menit, Grimace (reaksi terhadap rangsangan), menangis, batuk/bersin, Activity (tonus otot), gerakan aktif, Respiration (usaha nafas), bayi menangis kuat. Kehangatan tidak terlalu panas (lebih dari 38C) atau terlalu dingin (kurang dari 36C), warna kuning pada kulit (tidak pada konjunctiva), terjadi pada hari ke 2-3 tidak biru, pucat, memar, pada saat diberi makanan hisapan kuat, tidak mengantuk berlebihan, tidak muntah, tidak terlihat tanda-tanda infeksi pada tali pusat seperti: tali pusat merah, bengkak, keluar cairan, bau busuk, berdarah , dapat berkemih selama 24 jam, tinja lembek, sering, hijau tua, tidak ada lendir atau darah pada tinja, bayi tidak menggigil atau tangisan kuat, tidak mudah tersinggung, tidak terdapat tanda: lemas, terlalu mengantuk, lunglai, kejang-
  • 24. 13 kejang halus tidak bisa tenang, menangis terus-menerus (Ai yeyeh Rukiyah dan Lia Yulianti,2013;h.2-3). 2.1.1.4 Tahapan bayi baru lahir a. Tahap I Terjadi segera setelah lahir, selama menit-menit pertama kelahiran. Pada tahap ini digunakan sistem scoring apgar untuk fisik dan scoring gray untuk interaksi bayi dan ibu. b. Tahap II Disebut tahap transisional reaktivitas. Pada tahap II dilakukan pengkajian selama 24 jam pertama terhadap adanya perubahan prilaku. c. Tahap III Disebut tahap periodik, pengkajian dilakukan setelah 24 jam pertama yang meliputi pemeriksaan seluruh tubuh (Vivian Nanny Lia Dewi Tri sunarsih,2010;h.3). 2.1.1.5 Penilaian saat bayi segera setelah lahir a. Penilaian Sekilas Sesaat Setelah Bayi Lahir Sesaat setelah bayi baru lahir bidan melakukan penilaian sekilas unutk menilai kesejahtaraan bayi umum. Aspek yang dinilai warna kulit dan tangis bayi, jika warna kulit adalah kemerahan dan bayi dapat menangis spontan maka ini sudah cukup untuk dijadikan data awal bahwa dalam kondisi baik.
  • 25. 14 b. Menit Pertama Kelahiran Pertemuan SAREC di Swedia tahun 1985 menganjurkan penggunaan parameter penilaian bayi baru lahir dengan cara sederhana yang disebut SIGTUNA (SIGTUNA SCORE), sesuai dengan nama tempat terjadinya konsensus. Penilaian cara ini dgunakan terutama untuk tingkat pelayanan kesehatan dasar karena hanya menilai dua parameter yang penting namun cukup mewakili indikator kesejahteraan bayi baru lahir. Sesaat setelah bayi lahir bidan memantau 2 tanda vital bayi sesuai dengan SIGTUNA skor yaitu upaya bayi unutk bernafas dan frekuensi jantung (dihitung selama 6 detik, hasil dikalikan 10 sama dengan frekuensi jantung satu menit Cara menggunakan SIGTUNA skor : 1. Nilai bayi sesaat setelah lahir (menit pertama ) dengan kriteria penilaian seperti pada tabel. 2. Jumlahkan skor yang didapat 3. Kesimpulan dari total SIGTUNA skor 4 = asfiksia ringan atau tidak asfiksia 2 – 3 = asfiksia sedang 1 = asfiksia berat 0 = bayi lahir mati / fresh stillbirth
  • 26. 15 Tabel 2.1 Sigtuna score SKOR 2 1 KRITERIA Pernafasan Teratur Mengap – mengap Tidak ada Denyut jantung > 100 < 100 Tidak ada (Ari Sulistyawati,2010;h.118 – 119 ). c. Menit Ke 5 Sampai 10 Segera setelah lahir, bidan mengobservasi keadaan bayi dengan berpatokan pada APGAR skor dari 5 menit hingga 10 menit. Tabel 2.2 Apgar score Aspek Pengamatan Bayi Baru Lahir Skor 0 1 2 Appeareance / Warna Kulit Seluruh tubuh bayi berwarna kebiruan atau pucat. Warna kulit tubuh normal, tetapi tangan dan kaki berwarna kebiruan . Warna kulit seluruh tubuh normal. Pulse / Nadi Denyut jantung tidak ada Denyut jantung <100x/menit Denyut jantung >100 x/menit Grimace / Respon Reflek Tidak ada respon terhadap stimulasi. Wajah meringis saat distimulasi. Meringis, menarik, batuk , atau bersin saat stimulasi Activity / Tonus Otot Lemas, tidak ada gerakan Lengan dan kaki dalam posisi fleksi dengan sedikit gerakan. Bergerak aktif dan spontan Respiratory/ Pernafasan Tidak bernafas, pernafasan lambat dan tidak teratur . Menangis lemah, terdengar seperti merintih. Menangis kuat , pernafasan baik dan teratur (Ari Sulistyawati,2010;h.208 – 209 ). Interpretasi : a. Nilai 1 – 3 asfiksia berat; b. Nilai 4 – 6 asfiksia sedang; c. Nilai 7 – 10 asfiksia ringan (normal) (Dewi,2010.hal:3).
  • 27. 16 2.1.1.6 Penanganan bayi baru lahir a. Pencegahan infeksi BBL sangat rentan terhadap infeksi yang disebabkan oleh paparan atau kontaminasi mikro organisme selama proses persalinan berlangsung maupun beberapa saat setelah lahir. Sebelum menangani BBL, pastikan penolong persalinan telah melakukan upaya pencegahan infeksi berikut: 1. Persiapan diri cuci tangan dengan seksama kemudian keringkan , sebelum dan setelah bersentuhan dengan nayi, serta memakai sarung tangan bersih pada saat menangani bayi yang belum dimandikan. 2. Persiapan alat Pastikan semua peralatan dan bhan yang digunakan, terutam aklem, gunting, alat-alat resusitasi dan benang tali pusat telah di DTT atau seterilisasi. Pastikan semua pakaianan, handuk, selimut, dan ain yang digunakan untuk bayi, sudah dalam keadaan bersih. Dekontaminasi dan cuci semua alat setiap kali setelah digunakan. 3. Persiapan tempat Menggunakan ruangan yang hangat dan terang, siapkan tempat resusuitasi yang datar, rata, cukup keras, bersih, kering dan hangat.
  • 28. 17 b. Penilaian awal Untuk semua BBL, lakukan penilaian awal dengan menjawab 4 pertanyaaan: Sebelum bayi lahir: 1. apakah kehamilan cukup bulan? 2. Apakah ketuban jernih, tidak bercampur mekonium Segera setelah bayi lahir penilaian: 1. apakah bayi lahir menanggis atau bernafas/tidak megap- megap? 2. Apakah tonus otos bayi aktif atau bayi bergerak aktif. c. Mencegah kehilangan panas Cegah terjadinya kehilangan panas melalui upaya sebagai berikut: 1. Keringkan tubuh bayi tanpa membersihkan verniks Keringkan bayi mulai dari muka, kepala dan bagian tubuh yang lain nya kecuali bagian tangan tanpa membersihkan verniks. Verniks akan membantu menghangatkan tubuh bayi. Ganti handuk basah dengan handuk atau kain yang kering. Biarkan bayi diatas perut ibu. 2. Letakkan bayi didada ibu agar ada kontak kulit ibu kekulit bayi Letakkan bayi tengkurep didada ibu.
  • 29. 18 Luruskan dan usahakan kedua bahu bayi menempel didada atau perut ibu. Usahkan kepala bayi berada diantara kedua payudara ibu dengan posisi sedikit lebih rendah dari puting payudara ibu. 3. Selimuti ibu dan bayi dan pasang topi dikepala bayi Selimuti tubuh ibu dan bayi denagn kain hangat dan pasang topi dikepala bayi. Bagian kepala bayi memiliki luas permukaan yang relatif luas dan bayi akan cepat kehilangan panas dengan bgian tersebuat tidak tertutup. 4. Jangan segera menimbang atau memandikan bayi baru lahir Lakukan penimbangan setelah 1 jam kontak kulit ibu kekulit bayi dan bayi selesai menyusu. Karena BBL cepat dan mudah kehilangan panas tubuhnya. d. Memotong dan mengikat tali pusat 1. Klem, potong dan ikat tali pusat 2 menit pasca bayi lahir. Untuk menyuntikan oksitosin dilakukan sebelum tali pusat dipotong. 2. Lakukan penjepitan ke-1 tali pusat dengan klem logam DTT 3 cm dari dinding perut ( pangkal pusat) bayi. Dari titik jepitan, urut tali pusat dengan dua jari kemudian dorong isi tali pusat kearah ibu (agar darah tidak terpancar pada saat dilakukan pemotongan tali pusat).
  • 30. 19 Lakukan penjepitan ke-2 dengan jarak 2 cm dari tempat jepitan ke-1 kearah ibu. 3. Pegang tali pusat diantara kedua klem tersebut, satu tangan menjadi landasan tali pusat sambil melindungi bayi, tangan yang lain memotong tali pusat diantara 2 klem tersebut dengan menggunakan gunting DTT atau steril. 4. Ikat tali pusat dengan benang DTT atau steril pada satu sisi kemudian melingkarkan kembali benang tersebut dan mengikatnya dengan simpul kunci pada sisi lainnya. 5. Lepaskan klem logam penjepit tali pusat dan masukkan ke dalam larutan klorin 0,5% 6. Letakan bayi tengkurap didada ibu untuk IMD e. Pemberian IMD 1. Inisiasi menyusu dini Langkah inisiasi Menyusu Dini (IMD) a) Bayi untuk mendapatkan kontak kulit dengan kulit dengan ibunya segera setelah lahir selama paling sedikit satu jam b) Bayi harus debiarkan untuk melakukan IMD dan ibu dapat mengenali bahwa bayinya siap untuk menyusu serta memberi bantuan jika diperlukan c) Menunda semua prosedur lainnya yang harus dilakukan kepada BBL hingga inisiasi menyusu selsai dilakukan,
  • 31. 20 prosedur tersebut seperti: pemberian salep/tetes mata, pemberian vitamin K1, menimbang dan lain-lain. 2. Keuntungan inisiasi Menyusu Dini bagi ibu dan bayi Keuntungan kontak kulit ibu dengan kulit untuk bayi a) Menstabilkan pernapasan dan detak jantung b) Mengendalikan temperatu tubuh bayi c) Memperbaiki atau membuat pola tidur bayi lebih baik d) Mendorong keterampilan bayi untuk menyusu lebih cepat dan efektif e) Meningkatkan kenaikan berat (bayi lebih cepat kembali berat lahirnya) f) Meningkat hubungan psikologis antara ibu dan bayi g) Mengurangi tangis bayi h) Mengurangi infeksi bayi dikarenakan adanya kolonisasi kuman diusus bayi akibat kontak kulit bayi dan bayi menjilat kulit ibu i) Mengeluarkan mekonium lebih cepat, sehingga menurunkan kejadiaan ikterus BBL j) Memperbaiki kadar gula dan parameter biokimia lain sehingga beberapa lain selama beberapa jam pertama hidupnya k) Mengoptimalisasi keadaan hormonal bayi 3. Keuntungan IMD untuk ibu Merangsang produksi oksitosin dan prolaktin pada ibu.
  • 32. 21 1. Pengaruh oksitosin: a. Membantu kontraksi uterus sehingga menurunkan risiko perdarahan pasca persalinan b. Merangsang pengeluaran kolosterum dan meningkatkan produksi ASI c. Membantu ibu mengatasi stres sehingga ibu lebih tenang dan tidak nyeri pada saat plasenta lahir dan prosedur pasca persalinan lainnya 2. Pengaruh prolaktin: a.Meningkatkan produksi ASI b.Menunda ovulasi 4. Keuntungan IMD untuk bayi a. Mempercepat keluarnya kolostrum yaitu makanan dengan kualitas dan kuantitas optimalkan unutuk kebutuhan bayi b. Mengurangi infeksi dengan kekebalan pasif (melalui kolostrum) maupun aktif c. Mengurangi 22% kematian bayi berusia 28 hari kebawah d. Meningkatkan kebersihan menyusui secara eksklusif dan lamanya bayi disusui membantu bayi mengkoordinasikan kemampuan isap, telan, dan
  • 33. 22 napas. Refleks menghisap awal pada bayi paling kuat dalam bebrapa jam pertama setelah lahir e. Meningkatkan jalinan kasih sayang ibu dengan bayi f. Mencegah kehilangan panas f. Pemberian vitamin k1 Semua BBL harus diberi vitamin K1 (phytomenadione) injeksi 1 mg intramuskuler setelah proses IMD dan bayi menyusu untuk mencegah perdarahan BBL akibat defisiensi vitamin K yang dapat dialami oleh sebagian BBL. g. Pencegahan infeksi Mata Salep atau tetes mata untuk pencegahan infeksi mata diberikan setelah proses IMD dan bayi selesai menyusu. Pencegahan infeksi mata tersebut mengandug tetrasiklin 1% atau antibiotik lain. Upaya pencegahan infeksi mata kurang efektif jika diberikan > 1 jam setelah kelahiran. h. Pemberian imunisasi bayi baru lahir Imunisasi Hepatitis B bermanfaat untuk mencegah infeksi Hepatitis B tehadap bayi, terutama jalur penularan ibu-bayi. Imunisasi Hepatitis B pertama diberikan 1-2 jam setelah pemberian vitamin K1, pada saat bayi baru berusia 2 jam. Untuk bayi yang lahir difasilitasi kesehatn dianjurkan diberikan BCG dan OPV pada saat sebelum bayi pulang dari klinik. Lakukan pencatatan dan anjurkan ibu untuk kembali
  • 34. 23 untuk mendapatkan imunisasi berikan sesuai jadwal pemberian imunisasi. i. Rawat gabung. Adalah suatu cara perawatan ibu dan bayi yang baru dilahirkan tidak dipisaahkan, melainkan ditempatkan dalam sebuah runag , kamar ataau tempat bersama- sama selama 24 jam penuh dalam seharian. Dengan kata lain, rawat gabung adalah suatu sistem perawatan ibu dan bayi bersama- sama atau pada tempat yang berdekatan sehingga memungkinkan sewaktu- waktu atau setiap saat ibu tersebut dapat menyusui bayinya. Menurut sifatnya, rawat gabung dibedakan menjadi dua yakni rawat gabung kontinu, yaitu bayi berda di samping ibu terus menerus, serta rawat gabung intermiten yaitu bayi hanya sewaktu – waktu saja bersama ibu misalnya pada saat bayi akan menek saja. Tujuan rawat gabung secara umum adalah membina hubungan emosional antara ibu dan bayi, meningkatkan penggunaan air susu ibu (ASI), pencegahan infeksi dan pendidikan kesehatan bagi ibu. Dengan rawat gabung, ibu dapat ibu dapat menyusui bayinya sedini mungkin, kapan saja, dimana saja bayi membutuhkanya. Ibu dapat melihat dam memahami cara perawatan bayi secara benar yang dilakukan oleh petugas, ibu mempuyai pengalaman dalam merawat bayinya sendiri selagi ibu masih di rumah sakit,
  • 35. 24 dapat melibatkan suami secara aktif untuk membantu ibu dalam dalam menyusui bayinya secara baik dan benar, ibu mendapat kehangatan emosinal atau batin karena selalu kontak dengan bayinya. Syarat bayi baru lahir bisa dilakukan rawat gabung, antara lain bayi lahir spontan, baik presentasi kepala maupun bokong. Apabila bayi lahir dengan tindakan, maka rawat gabung dilakukan setelah bayi cukup sehat, reflek menghisap baik, tidak ada tanda – tanda infeksi dan lain-lain. Apabila bayi lahir secara seksio sesaria dengan pembiusan umum, rawat gabung dilakukan setelah ibu sadar dan bayi tidak mengantuk, 4-6 jam setelah operasi selesai. Syarat lain agar agar bayi baru lahir bisa dirawat gabung, adalah bayi tidak asfiksia setelah 5 menit pertama ( nilai APGAR lebih dari tujuh ), umur kehamilan lebih dari atau samaa dengan 37 minggu, berat lahir lebih dari atau sama dengan 2500 gram, tidak terdapat tanda infeksi intrapartum, bayi dan ibu dalam keadaan sehat (Wafi Nur muslihatun,2010;h.22) Manfaat yang bisa didapatkan dari rawat gabung pada ibu dan bayi adalah : a. Fisik Bila ibu dekat dengan bayinya, maka ibu akan mudah untuk melakukan perawatan sendiri. Dengan perawatan sendiri dan pemberian asi sendiri mungkin, maka akan
  • 36. 25 mengurangi kemungkinan terjadinya infeksi silang dari pasien lain atau petugas kesehatan. b. Fisiologis Bila ibu dekat dengan bayi akan segera di susui dan frekuensinya lebih sering. Proses ini merupakan proses yang fisiologis, yang alami dimana bayi mendapat nutrisi alami yang paling sesuai dan baik. Bagi ibu yang menyusui akan timbul reflek oksitosin yang dapat membantu proses fisiologis involusi rahim. c. Psikologis Dari segi psikologis akan segera terjalin proses lekat akibat sentuhan badan antara ibu dan bayi. hal tersebut akan berpengaruh besar terhadap pertumbuhan psikologis bayi. selain itu, kehangatan tubuh ibu merupakan stimulasi mental yang mutlak di butuhkan oleh bayi. d. Edukatif Ibu akan mempunyai pengalaman yang berguna sehingga mampu menyusui serta merawat bayinya bila pulang dari rumah sakit. Selama di RS ibu akan melihat, belajar dan mendapat bimbungan mengenai cara menyusui secara benar, cara merawat payudara, tali pusat, memandikan bayi dan sebagainya.
  • 37. 26 Keterampilan ini diharapkan dapat menjadi modsl bsgi ibu untuk merawat bayinya setelah pulang dari RS e. Ekonomi Pemberian asi dapat dilakukan sedini mungkin, bagi rumah sakit terutama Rs pemerintah, hal tersebut merupakan suatu penghematan terhadap anggaran pengeluaran untuk pembelian susu formula, botol susu, dot, serta peralatan lainya yang di butuhkan. Beban perawat lebih ringan karena ibu berperan besar dalam merawat bayinya sendiri sehimgga waktu luang dapat dimanfaatkan untuk kegiatan lain. f. Medis Secara medis, pelaksanaan rawat gabung dapat menurunkan terjadinya infeksi nosokomial pada bayi, serta menurunkan angka mortalitas ibu maupun bayinya (Vivian Nanny Lia Dewi Tri sunarsih ,2010;h.19).
  • 38. 27 Tabel 2.3 : MANAJEMEN BAYI BARU LAHIR NORMAL pemotongan dan pengikatan tali pusat pada bayi baru lahir normal, dilakukan sekitar 2 menit setelah bayi lahir (atau setelah bidan menyuntikan oksitosin kepada ibu), untuk memberi cukup waktu bagi tali pusat mengalirkan darah kaya zat besi kepada bayi (JNPK, Buku Acuan Asuhan Persalinan Normal,2008;h.126) Penilaian :  Bayi cukup bulan  Air ketuban jernih, tidak bercampur mekonium  Bayi menangis atau bernafas  Tonus otot bayi baik ASUHAN BAYI BARU LAHIR 1. Jaga kehangatan 2. Bersihkan jalan nafas (bila perlu) 3. Keringkan dan tetap jaga kehangatan 4. Potong dan ikat tali pusat tanpa membubuhi apapaun, kira – kira 2 menit* setelah lahir. 5. Lakukan inisiasi menyusui dini dengan cara kontak kulit bayi dengan kulit ibu. 6. Beri salep mata antibiotik tetrasiklin 1% pada kedua mata. 7. Beri suntikan vitamin K1 1 mg intramuskular, dipaha kiri anteroteral setelah inisiasi menyusui dini. 8. Beri imunisasi hepatitis B 0,5 ml intramuskular, dipaha kanan anterolateral, diberikan kira – kira 1 – 2 jam setelah pemberian vitamin K1
  • 39. 28 2.1.1.7 Adaptasi Bayi Baru Lahir Terhadap Kehidupan Diluar Uterus a. Sistem Pernafasan Tabel 2.4 Perkembangan system pulmonal Usia Kehamilan Perkembangan 24 hari Bakal paru-paru terbentu 26-28 hari Kedua bronkus membesar 6 minggu Segmen bronkus terbentuk 12 minggu Lobus terdiferensiasi 24 minggu Alveolus terbentuk 28 minggu Surfaktan terbentuk 34-36 minggu Struktur paru matang Sumber :Vivian Nanny Lia Dewi dan Tri sunarsih ,2010;h12 Rangsangan gerakan pernafan pertama terjadi karean beberapa hal berikut : 1. Tekanan mekanik dari torak sewaktu melalui jalan lahir (stimulasi mekanik). 2. Penurunan PaO2 dan peningkatan PaCO2 merangsang kemoresptor yang terletak disinus karotikus (stimulasi kimiawi). 3. Rangsanan dingin didaerah muka dan perubahan suhu didalm uterus (stimulasi sensorik) 4. Reflek deflasi hering breur. Pernafasan pertama pada bayi normal terjadi dalam waktu 30 menit pertama sesudah lahir. Usaha bayi pertama kaliuntuk
  • 40. 29 mempertahankan tekanan alveoli, selain karena adanya surfaktan, juga karena adanya tarikan nafas dan pengeluaran nafas dengan merintih sehingga udara bisa tertahan didalam. Cara neonatus bernafas diafragma dan bernafas dengan cara abdominal, sedangkan untuk frekuensi dan dalamnya bernafas belum teratur. b. Peredaran Darah Setelah bayi lahir, paru akan berkembang yang akan mengakibatkan tekanan arteriol dalam paru menurun yang dikuti dengan menurunnya tekanan pada jantung kanan. Kondisi ini menyebabkan tekanan jantung kiri lebih besar dibandingkan dengan tekanan jantung kanan, dan hal tersebut membuat foremen ovale secara fungsional menutup. Hal ini terjadi pada jam – jam pertama setelah lahir. Oleh karena tekanan dalam paru turun dan tekanan aorta desenden naik dan juga karena rangsangan biokimia (PaO2 yang naik ) serta duktus atrteriousus yang berobliterarsi. Hal ini terjadi pada hari pertama. Aliran darah paru pada hari pertama kehidupan adalah 4 -5 liter permenit /m2 (Gessner, 1965). Aliran darah sistolik pada hari pertama rendah yaitu 1,96 liter/menit/m2 dan bertambah pada hari kedua dan ketiga (3,54 liter/m2) karena penutupan duktus arteriousus. Tekanan darah pada waktu lahir dipengaruhi oleh jumlah darah yang melalui transfusi
  • 41. 30 plasenta yang pada jam – jam pertama sedikit menurun, untuk kemudian naik lagi dan menajdi konstan kiraa –kira 85/40 mmHg. c. Suhu Tubuh Empat kemungkinan mekanisme yang dapat menyebabkan bayi baru lahir kehilangan panas tubuhnya. 1. Konduksi Panas dihantarkan dari tubuh bayi kebenda sekitarnya yang kontak langsung dengan tubuh bayi (pemindahan panas dari tubuh bayi keobjek lain melalu kontak langsung Sebagai contoh, konduksi bisa terjadi ketika menimbang bayi tanpa alas timbangan , memegang bayi saat tangan dingin, dan menggunakan stetoskop dingin untuk pemeriksaan BBL. 2. Konveksi Panas hilang dari tubuh bayi keudara sekitarnya yang sedang bergerak (jumlah panas yang hilang bergantung pada kecepatan dan suhu udara). Sebagai contoh, konveksi dapat terjadi ketika membiarkan atau menempatkan BBL dekat jendela, atau membiarkan BBL diruangan yang terpasang kipas angin.
  • 42. 31 3. Radiasi Panas dipancarkan dari BBL keluar tubuhnya kelingkungan yang lebih dingin (pemindahan panas dari 2 objek yang mempunyai suhu berbeda). Sebagai contoh, membiarkan BBL dalam ruangan AC tanpa diberikan pemanas (radiant warmer), membiarkan BBLberdekatan dengan ruangan yang dingin (dekat tembok) (Vivian Nanny Lia Dewi dan Tri sunarsih ,2010;h.13-14). Harus diingat bahwa bayi pada saat lahir mempunyai suhu 0,5 – 1 C lebih tinggi dibanding dengan suhu ibunya. Sayangnya, tidak jarang bayi mengalami penurunan suhu tubuh menjadi 35 – 35,5 C dalam 15 – 30 menit karena kecerobohan perawat diruang bersalin. Ruang bersalin seringkali tidak cukup hangat, dengan aliran udara yang dingin di dekat bayi (yang berasal dari AC di dekat troli resusitasi), atau petugas tidak mengeringkan dan menyelimuti bayi dengan baik segera setelah dilahirkan. Sebagian besar penyulit pada neonatus, seperti distres pernafasan, hipoglikemia, dan gangguan pembekuan darahlebih sering terjadi dan lebih berat bila bayi mengalami hipotermi(SarwonoPrawirohardjo,2008;h.368).
  • 43. 32 4. Evaporasi Panas hilang melalui proses penguapan yang tergantung pada kecepatan dan kelembapan udara (perpindahan panas dengan cara mengubah cairan menjadi uap). Evaporasi ini dipengaruhi oleh jumlah panas yang dipaka, ditingkat kelembadan udara, dan aliran udara yang melewati. Apabila BBL dibiarkan dalam suhu kamar 25 ºC, maka bayi akan kehilangan panas melalui konveksi, radiasi, dan evaporasi yang besarnya 200kg/BB, sedangkan yang dibentuk hanya sepersepuluhnya saja. d. Metabolisme Luas peermukaan tubuh neonatus relatif lebih luas dari tubuh orang dewasa, sehingga metabolisme basal per kg berat badan akan lebih besar. Oleh karena itulah, BBL harus menyesuaikan diri dengan lingkungan baru sehingga energi dapat diperoleh dari metabolisme karbohidrat dan lemak. Dari jam – jam pertama kehidupan, energi didapatkan dari perubahan karbohidrat,. Pada hari kedua, energi berasal dari pembakaran lemak. Setelah mendapat susu, sekitar dihari keenam energi diperoleh dari lemak dan karbohidrat yang masing – masing sebesar 60 dan 40 %.
  • 44. 33 e. Keseimbangan Air Dan Fungsi Ginjal Tubuh BBL mengandung relatif banyak air. Kadar natrium juga relatif lebih besar dibandingkn dengan kalium karena ruangan ektraseluler yang luas. fungsi ginjal belum sempurna karena : 1. Jumlah nefron masih belum senyak orang dewasa 2. Ketidakseimbagan luas permukaan glomerulus dan volume tubulus proksimal. 3. Renal blood flowrelatif kurang dibandingakan dengan orang dewasa (Vivian Nanny Lia Dewi dan Tri sunarsih,2010;h.14-15). Neonatus harus miksi dalam waktu 24 jam setelah lahir, dengan jumlah urine sekitar 20 – 30 ml/hari dan menigkat menjadi 100 – 200 ml, hari pada waktu akhir minggu pertama. Urinenya encer, warna kekuning – kuningan dan tidak berbau (Dwi Maryanti,dkk,2011;h.19). f. Imunoglobulin Bayi baru lahir tidak memiliki sel plasma pada sumsum tulang juga tidak memiliki lamina propia ilium dan apendiks. Plasenta merupakan sawar, sehingga fetus bebas dari antegen dan stres imunologs. Pada BBL hanya terdapat gamaglobulin G, sehingga imunologi dari ibu dapat berpindah melalui plasenta karena berat molekulnya kecil. Akan tetapi, bila ada
  • 45. 34 infeksi yang dapat melalui plesenta (lues, tokoplasma ,herpes simpleks, dan lain – lain) reaksi imunologi dapat terjadi dengan pembentukan sel plasma serta antibodi gama A, G dan M. g. Traktus Digestivus Traktus digentivus relatis lebih berat dan lebih panjang dibandingkan dengan orang dewasa. Pada neonatus, traktus digentivus mengandung zat berwarna hitam kehijauan terdiri atas mukopolisakarida atau disebut juga mekonium. Pengeluaran mekonium biasanya pada 10 jam pertama kehidupan dan dalam 4 hari setelah kelahiran biasanaya feses sudah berbentuk dan berwaarna biasa. enzim dalam traktus digentivus biasanya sudah terdapat pada neonatus, kecuali enzim amilase pankreas (Vivian Nanny Lia Dewi dan Tri sunarsih,2010;h.15). Kapasitas lambung neonatus sangat bervariasi dan tergantung pada ukuran bayi, sekitar 30 – 90 ml. Pengosongan dimulai dalam beberapa menit pada saat pemberian makanan dan selesai antara 2- 4 jam setelah pemberian makanan dan pengosongan dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain waktu dan volume makanan, jenis dan suhu makanan serta stres fisik . Neonatus memiliki enzim lipase dan amylase dalam jumlah sedikit sehingga neonatus kehilangan untuk
  • 46. 35 mencerna karbohidrat dan lemak. Pada waktu lahir, usus dalam keadaan steril hanya dalam beberapa jam. Terdengar bunyi isi perut dalam 1 jam pertama kelahiran (Dwi Maryanti,dkk,2011;h.20). Mekonium yang ada dalam usus besar sejak 16 minggu kehamilan, diangkat dalam 24 jam pertama kehidupan dan benar – benar dibuang dalam 48 – 72 jam . feses pertama berwarna hijau kehitam – hitaman, keras, dan mengandung empedu. Pada hari 3 – 5 feses berubah warna menjadi kuning kecoklatan. Begitu bayi diberi makanan, kotoran berwarna kuning. Kotoran bayi yang meminum susu botol lebih pucat warnanya, lunak dan berbau agak tajam. Bayi BAB 4 -6 x sehari. Refleks gumoh dan refleks batuk yang matang sudah terbenuk dengan baik pada saat lahir. Kemampuan neonatus cukup bulan untuk menelan dan mencerna makanan (selain susu) masih terbatas. Hubungan antara esophagus bawah dan lambung masih belum sempurna yang mengakibatkan gumoh neonatus. Untuk mengfungsikan otak memerlukan glukosa dalam jumlah tertentu. Dengan tindakan penjepitan tali pusat dengan klem pada saat lahir seseorang neonatus harus mulai mempertahankan kadar glukosa darahnya sendiri. Pada saat neonatus glukosa darah akan turun dalam waktu cepat (1 – 2
  • 47. 36 jam). Untuk mengkoreksi penurunan kadar glukosa dapat dilakukan dengan penggunaan ASI, menggunakan cadangan glikogen dan melalui pembuatan glukosa dari sumber lain terutama lemak, nenotus yang tidak mampu mencerna makanan dengan jumlah yang cukup, akan membuat glukosa dari glukogen (glikogenisasi) (Dwi Maryanti,2011.h.20-21). h. Hati Segera setelah lahir, hati menunjukkan perubahan kimia dan morfologis yang berupa kenaikan kadar protein dan penurunan kadar lemak serta glikogen. Sel hemopoetik juga mulai berkurang, walaupun dalam waktu yang agak lama.enzim hati belum aktif brnar pada waktu bayi baru lahir, daya detoksifikasi hati pada neonatus juga belum sempurna, contoh pemberian obat klorofenikol dengan dosis lebih dari 50mg/kgBB/hari dapat menimbulkan grey baby syndrom (Vivian Nanny Lia Dewi dan Tri sunarsih,2010;h.15). i. Perubahan – Perubahan Sistem Reproduksi Pada neonatus perempun labia mayora dan labia minora mengaburkan vestibulum dan menutup klitoris. Pada noenatus laki – laki preputium biasanya tidak sepenuhnya tertarik masuk dan testis sudah turun. Pada bayi laki – lski dan perempuan penarikan estrogen maternal menghasilkan
  • 48. 37 kongesti lokal di dada dan yang kadang – kadang diikuti oleh sekresi susu pada hari ke 4 atau ke 5. Unutk alasan yang sama gejala haid dapat berkembang pada bayi perempuan. j. Perubahan Sistem Skeletal Tubuh neonatus kelihatan sedikit tidak proposional, tangan sedikit lebih panjang dari kaki, punggung neonatus kelihatan lurus dan dapat ditekuk dengan mudah, neonatus dapat mengangkat dan memutar kepala ketika menelungkup. Fontanel posterior tertutup dalam waktu 6 – 8 minggu. Fontanel anterior tetap terbuka hingga usia 18 bulan. k. Perubahan Sistem Neuromuskular Dibandingkan dengan sistem tubuh lain, sistem saraf neonatus baik secara anatomi maupun fisiologi. Ini menyebabkan kegiatan refleks pina dan batang otak dengan kontrol minimal oleh lapisan luar serebrum pada bulan – bulan awal walaupun interaksi sosial terjadi lebih awal. Setelah nneonatus lahir, pertumbuhan otak memerlukan persediaan oksigen dan glukosa yng tetap dan memadai. Otak yang masih muda rentan terhadap hipoksia, keseimbangan biokimia, infeksi dan perdarahan (Dwi Maryanti,dkk,2011;h.23).
  • 49. 38 l. Keseimbangan Asam Basa Tingkat keasaman (pH) dara pada waktu lahir umumnya rendah karena glikolisis anaerobik. Namum, dalam waktu 24 jam, noenatus telah mengompensasi asisosis ini (Vivian Nanny Lia Dewi dan Tri sunarsih,2010;h.15). 2.1.1.8 Penampilan dan perilaku bayi baru lahir 1. Kulit Bayi Perhatikan dengan baik kulit bayi beberapa bayi memiliki beberapa bintik dikulit mereka. Contohnya, bayi mungkin memliki bintik besar dan gelap dipunggung bagian bawah dan pantat. Bayi lain mungkin memiliki bintik merah diwajah. Bintik – bintik ini tidak berbahaya, namun bintik yang seperti bisul merah kecil kemungkinan besar merupakan tanda infeksi (Ai Yeyeh Rukiyah dan Lia Yulianti ,2012;h.61). 2. Warna Kulit Bayi Bayi mestinya memiliki warna kulit yang normal beberapa jam setelah lahir. Karena itu bidan harus memperhatikan dengan seksama bila hal – hal ini terjadi : warna kulit bayi masih kebiruan : jika tangan dan kaki masih kebiruan namun suhu tubuh bayi hangat, mungkin tidak ada masalah yang serius.
  • 50. 39 Beberapa bayi bahkan masih memiliki tangan dan kaki yang kebiruan satu atau dua hari setelah lahir. Bibir dan wajah masih terlihat biru satu jam setelah lahir, kemungkinan bayi mengalami masalah dengan jantung atau paru – paru nya, kemungkinan dia memerlukan oksigen. Jika kulit bayi terlihat kekuningan, jika bayi terlihat kuning kurang dari 24 jam setelah lahir bisa jadi dia terkena penyakit kuning atau infeksi. Segera minta bantuan medis (Ai Yeyeh Rukiyah dan Lia Yulianti ,2012;h.61–62). 3. Kulit Bayi Terlihat Pucat Bayi telihat pucat dan lemas kemungkinan mengalami anemia atau masalah kesehatan lainnya. Kebanyakan bayi baru lahr akan mengalami ruam kulit dalam minggu –minggu pertama. Ruam biasanya muncul ditempat kult bergesekan dengan baju seperti lengan, tungkai dan punggung. Tetap bisa juga muncul di wajah. Ruam ini cenderung menghilang sendiri tanpa pengobatan. Bayi yang sebetulnya normal akan tampak sedikit kuning pada hari kedua, yang harus diperhatikan bila kuning muncul sebelum bayi berusia 24 jam Bayi baru lahir memiliki beberapa benjolan keras di bawah
  • 51. 40 kulitnya (nekrosis lemak subkutaneus), dimana penekanan tulang merusak beberapa jaringan lemak. Pada persalinan dengan forsep, benjolan terlalu sering ditemukan di kepala, pipi dan leher. Benjolan ini bisa pecah menembus permukaan kulit, mengeluarkan cairan kuning jernih, tetapi biasanya akan segera sembuh. Refleks yaitu suatu gerakan yang terjadi secara otomatis dan spontan tanpa di sadari pada bayi normal, dibawah ini akan dijelaskan beberapa penampilan dan perilaku bayi, baik secara spontan karena adanya rangsangan atau bukan a. Tonik neek reflek Yaitu gerakan spontan otot kuduk pada bayi normal, bila ditengkurapkan akan secara spontan memiringkan kepalanya. b. Rooting reflek Yaitu bila jari nya menyentuh daerah sekitar mulut bayi maka ia akan membuka mulutnya dan memiringkan kepalanya kearah datangnya jari. c. Grasping reflek Bila jari kita menyentuh telapak tangan bayi maka jari-jarinya akan langsung menggenggam sangat kuat.
  • 52. 41 d. Moro reflek Reflek yang timbul di luar kemauan kesadaran bayi. e. Startle reflek Reaksi emosional berupa hentakan dan gerakan seperti mengejang pada lengan dan tangan dan sering diikuti dengan tangis. f. Stapping reflek Reflek kaki secara spontan apabila bayi diangkat tegak dan kakinya satu persatu disentuhkan pada satu dasar maka bayi seolah-olah berjalan. g. Reflek mencari puting (rooting) Yaitu bayi menoleh ke arah sentuhan di pipinya atau di dekat mulut, berusaha untuk menghisap. h. Reflek menghisap (suckling) Yaitu areola puting susu tertekan gusi bayi, lidah dan langit-langit sehingga sinus laktiferus tertekan dan memancarkan ASI. i. Refleks menelan (swallowing) Dimana ASI di mulut bayi mendesak otot di daerah mulutdan faring sehingga mengaktifkan refleks menelan dan mendorong ASI ke dalam lambung (Ai Yeyeh Rukiyah dan Lia Yulianti,2013;h.61-63).
  • 53. 42 2.1.1.9 Pemeriksaan fisik dan sistem penilaian pada BBL Pengkajian atau pemeriksaan fisik pada bayi dilakukan secara menyeluruh.Pengkajian fisik pada bayi baru lahir merupakan bagian dari prosedur perawatan bayi segera setelah lahir. Pengkajian ini bertujuan untuk mengkaji adaptasi bayi baru lahir dan untuk memastikan bayi dalam keadaan normal atau mengalami penyimpangan.(Wafi Nur muslihatun,2010;h.28) 2.1.7.1 Pengukuran 1) Berat badan 2.500 – 4.000 gram 2) Panjang badan 48 – 52 cm 3) Lingkar dada 30 – 38 cm 4) Lingkar kepala 33 – 35 cm 5) Lingkar lengan 11 – 12 c (Vivian Nanny Lia Dewi dan Tri sunarsih,2010;h.2) 2.1.7.2 Pengukuran tanda-tanda vital 1) Suhu/temperatur 24 jam post fartum suhu badan akan nik sedikit 37,5- 38’C. Sebagai akibat kerja keras waktu melahirkan, kehialngan cairan dan kelelahan. (Eni Ambarwati dan Diah Wulandari.2008.h.83) 2) Pernafasan
  • 54. 43 Napas bayi baru lahir dikatakan normal apabila frekuensi antara 40-60 kali permenit, tanpa adanya retraksi dada dn suara merintih saat ekspirasi. 3) Nadi Denyut nadi dikatakan normal apabila frekuensinya antara 100-160 kali permenit. (Musrifatul Uliyah,2011;h.146) . 2.1.7.3 Pemeriksaan bagiaan tubuh (pemeriksaan fisik) 1. Kepala Ubun – ubun besar, ubun – ubun kecil, sutura , moulase, caput succedaneum, cephal haematoma, hidrosepalus, rambut meliputi : jumlah, warna dan adanya lanugo pada bahu dan punggung. 2. Muka Tanda – tanda paralisis 3. Mata Ukuran, bentuk (strabismus, pelebaran, epicanthus) dan kesimetrisan, kekeruhan kornea, katarak kongenital, trauma, keluar nanah, bengkak pada kelopak mata, perdarahan subkonjungtiva.
  • 55. 44 4. Telinga Jumlah, bentuk, posisi, kesimetrisan letak, dihubungkan dengan mata dan kepala serta adanya gangguan pendengaran. 5. Hidung Bentuk dan lebar hidung, pola pernafasan, kebersihan. 6. Mulut Bentuk simetris/tidak, mukosa mulut kering/basah, lidah, palatum, bercak putih pada gusi, refleks menghisap, adakah labio / palatoskisis, trush, sianosis. 7. Leher Bentuk simetris/tidak, adakah pembengkakan dan benjolan, kelainan tiroid, hemangioma, tanda abnormalitas kromoson dan lain – lain. 8. Klavikula dan lengan tangan Adakah fraktur klavikula, gerakan, jumlah jari 9. Dada Bentuk dan kelaian bentuk dada, putting susu, gangguan pernafasan, auskultasi bunyi jantung, dan pernafasan.
  • 56. 45 10.Abdomen Penonjolan sekitar tali pusat pada saat menangis, perdarahan tali pusat, dinding perut dan adanya benjolan, gastroskisis, omfalokel, bentuk simetris/tidak, palpasi hati, ginjal. 11. Genetalia Kelamin laki-laki: panjang penis, testis sudah turun dalam skorotum, urifisium uretra diujung penis (fimosis, hipospadia/epispadia). Kelamin perempuan: labia mayora, labia minora, orifisium vagina, orifisium uretra, sekret dan lain-lain. 12. Tungkai dan kaki Gerakan, bentuk simetris/tidak, jumlah jari (sindaktili, polidaktili) 13. Anus Berlubang/tidak, posisi, fungsi sfingter ani, adanya atresia ani. 14. Punggung Bayi tengkurap, raba kurvatura kolumna vertebralis, pembengkakan, spina bifida. 15. Pemeriksaan kulit Verniks caseosa, lanugo,warna,udem,bercak,tanda lahir, memar.(Nur Wafi Muslihatun.2010.h;33-34)
  • 57. 46 16. Refleks Refleks yaitu suatu gerakan yang terjadi secara otomatis dan spontan tampa disadari pada bayi normal. Beberapa refleks pada bayi baru lahir meliputi: a) Rooting refleks; yaitu reflek mencari putting susu. b) Suckling refleks; yaitu reflek menghisap areola putting susu tertekan dagu bayi, lidah dan langit-langit sehingga sinus laktiferus tertekan dan memancarkan ASI. c) Swallowing refleks; yaitu refleks menelan dimana ASI dimulut bayi mendesak otot di daerah mulut dan faring sehingga mengaktifkan refleks menelan dan mendorong ASI ke dalam lambung. d) Moro refleks; refleks yang timbul diluar kemauan? Kesadaran bayi. e) Grasping refleks; bila jari kita menyentuh telapak tangan bayi, maka jari-jarinya akan langsung menggenggam sangat kuat. f) Tonik neek refleks; yaitu gerakan spontan otot kuduk pada bayi normal.
  • 58. 47 g) Stapping reflek; reflek kaki secara spontan apabila bayi diangkat tegak dan kakinya satu persatu disentuhkan pada satu dasar maka bayi seolah-olah berjalan. h) Startle reflek; reaksi emosional berupa hentakan dan gerakan seperti mengejang pada lengan dan tangan dan seiring diikuti dengan tangisan. (Ai Yeyeh rukiyah dan Lia Yulianti 2010;h.63) i) Babinsky reflek; gerakan jari sepanjang telapak kaki .(Vivian Nanny Lia Dewi dan Tri sunarsih ,2011;h.26) 17. Eliminasi Kaji kepatenan fungsi ginjal dan saluran gastrointestinal bagian bawah. Bayi baru lahir normal biasanya kencing lebih dari enam kali perhari. Bayi baru lahir normal biasanya berak cair enam sampai delapan ksli perhahi. Dicurigai diare apabila frekuensi meningkat, tinja hijau atau mengandung lendir atau darah. Perdarahan pervagina pada bayi baru lahir dapat terjadi selama beberapa hari pada minggu pertama kehidupan dan hal ini di anggap normal.
  • 59. 48 2.1.8 Masalah pada bayi baru lahir 2.1.8.1 Masalah yang perlu tindakan segera dalam 1 jam 1) Tidak bernapas/ sulit bernapas Penanganan umum yang bias diberikan adalah : a) Keringkan bayi atau ganti kain yang basah dan bungkus dengan pakaian hangat dan kering. b) Segera klem dan potong tali pusat. c) Letakkan bayi pada tempat yang keras dan hangat. d) Lakukan pedoman pencegahan infeksi dalam setiap melakukan tindakan. e) Lakukan resusitasi bila terdeteksi adanya kegagalan napas setelah bayi lahir. f)Jika resusitasi tidak berhasil, maka berikan ventilasi. 2)Sianosis / kebiruan dan sukar bernapas Jika bayi mengalami sianosis (kebiruan ), sukar bernapas (frekuensi < 30 atau > 60 x/ menit), ada tarikan dinding dada ke dalam, atau merintih, maka lakukan hal berikut : a) Isap mulut dan hidung untuk memastikan jalan napas tidak tersumbat. b) Berikan oksigen 0,5 liter/ menit. c) Rujuk ke kamar bayi atau tempat pelayanan yang men- support kondisi bayi.
  • 60. 49 d) Tetap menjaga kehangatan bayi. 3) Bayi berat lahir rendah ( BBLR) < 2500 gram. Ada dua macam BBLR, yang pertama bayi lahir kecil akibat kurang bulan. Dan yang kedua adalah bayi lahir kecil dengan BB yang seharusnya untuk masa gestasi (dismatur) a) Bayi lahir kecil akibat kurang bulan (premature) (1) Masa gestasi < 37 minggu (2) Factor penyebabnya adalah sebagai berikut: Ibu mengalami perdarahan antepartum, trauma fisik/psikologis, dan DM, atau usia ibu masih terlalu muda (< 20 tahun) dan multigravida dengan jarak kehamilan yang dekat. a. Keadaan social ekonomi rendah b. Kehamilan ganda atau hidramnion. c. Ciri-ciri bayi premature adalah sebagai berikut : 1) Berat kurang < 2500 gram 2) Lingkar dada < 30 cm 3) Panjang badan < 45 cm 4) Lingkar kepala < 33 cm.
  • 61. 50 5) Kepala lebih besar dari badannya. 6) Kulitnya tipis transparan dan banyak lanugo. 7) Lemak subkutan minimal. b) Bayi lahir kecil dengan berat badan yang seharusnya untuk masa gestasi (dismatur). Kondisi ini dapat terjadi preterm, aterm, maupun postmatur. Bayi lahir dengan berat sangat kecil (BB< 1.500 gram atau usia < 32 minggu) sering masalah berat seperti : 1) Sukar bernapas; 2) Sukar minum( menghisap); 3) Ikterus berat; 4) Infeksi berat; 5) Rentan hipotermi; 6) Segera rujuk jika bayi mengalami kondisi-kondisi tersebut. 4) Letargi Tonus otot rendah dan tidak ada gerakan sehingga sangat mungkin bayi sedang sakit berat. Jika ditemukan kondisi demikian, maka segera rujuk. 5) Hipotermi ( suhu< 36 ˚C ) Bayi mengalami hipotermi berat jika suhu aksila < 35 ˚C, untuk mengatasi kondisi tersebut, lakukan hal berikut :
  • 62. 51 a) Gunakan alat yang ada incubator, radian heater, kamar hangat, atau tempat tidur hangat. b) Rujuk ke pelayanan kesehatan yang memiliki Neonatal Intensif Care Unit( NICU ) c) Jika bayi sianosis, sukar bernapas, atau ada tarikan dinding dada dan merintih, segera berikan oksigen. 6) Kejang Kejang pada neonatus di definisikan sebagai suatu gangguan terhadap neurologi seperti tingkah laku, motorik, atau fungsi otonom. Kebanyakan kejang pada bayi baru lahir timbul beberapa hari, sebagian kecil dari bayi tersebut akan mengalami kejang lanjutan dalam kehidupannya kelak. 7) Infeksi Infeksi perinatal adalah infeksi pada neonates yang terjadi pada masa antenatal, intranatal, dan postnatal. 8) Sindrom kematian bayi mendadak (Sudden Infant Death Syndrome/ SIDS). Sudden Infant Death Syndrome/ SIDS terjadi pada bayi sehat secara mendadak, ketika sedang ditidurkan tiba-tiba ditemukan meninggal beberapa jam kemudian. Angka kejadian SIDS sekitar 4 dari 1.000 kelahiran hidup. Insiden puncak dari SIDS terjadi pada bayi usia 2 minggu dan 1 tahun.(Vivian Nanny Lia Dewi dan Tri sunarsih,2010;h.6-8)
  • 63. 52 2.1.8 Mendeteksi tanda-tanda bahaya pada bayi Jika menemukan kondisi ini harus segera dilakukan pertolongan dan orang tua harus mengetahuinya seperti: a) Pernafasan sulit atau lebih dari 60 kali/menit b) Terlalu hangat (>38°C) c) Kulit bayi kering terutama dalam 24 jam pertama, biru pucat dan memar. d) Hisapan saat menyusui lemah, seringn muntah, mengantuk berlebihan e) Tali pusat merah, bengkak, berbau busuk dan berdarah f) Tanda-tanda infeksi seperti merah,panas, bengkak, bau busuk g) Tidak BAB dalam 3 hari, tidak BAK selama 24 jam, tinja lembek, encer, ada lendir atau darah h) Menggigil, rewel, lemas, mengantuk, kejang, tidak bisa tenang, menangis terus menerus. (Ai Yeyeh Rukiyah dan Lia Yulianti,2010;h.7) a. Kondisi umum Yang perlu diperhatikan dalam kondisi umum meliputi: Keadaan umum : kesadaran dan keaktifan Kulit : pada bayi baru lahir kulit tampak berwarna merah.
  • 64. 53 2.1.1.10 Penilaian bayi untuk tanda-tanda kegawatan Semua bayi baru lahir harus dinilai adanya tanda-tanda kegawatan/kelainan yang menunjukan suatu penyakit. Bayi baru lahir dinyatakan sakit apabila mempunyai salah satu atau beberapa tanda antara lain: sesak nafas, frekuensi pernafasan 60x/menit, gerah retraksi di dada, malas minum, panas atau suhu badan bayi rendah, kurang aktif, berat lahir rendah (500-2500 gram) dengan kesulitan minum. Tanda-tanda bayi sakit berat, apabila terdapat salah satu atau lebih tanda seperti: sulit minum, sianosis sentral (lidah biru), perut kembung, periode apneu, kejang/periode kejang-kejang kecil, merintih, perdarahan, sangat kuning, berat badan lahir >1500 gram. Sebelum menangani bayi baru lahir, pastikan penolong persalinan telah melakukan upaya pencegahan infeksi seperti berikut: (1) cuci tangan sebelum dan sesudah bersentuhan dengan bayi, (2) pakai sarung tangan bersih saat menangani bayi yang belum dimandikan, (3) semua peralatan dan perlengkapan yang akan digunakan telah di DTT atau steril. Khusus untuk bola karet penghisap lendir jangan dipakai untuk lebih dari satu bayi, (4) handuk, pakaian atau kain yang akan digunakan dalam keadaan bersih, (5) dekontaminasi dan cuci setelah digunakan (Ai Yeyeh Rukiyah dan Lia Yulianti,2013.hal:5-6)
  • 65. 54 2.1.1.11 Kegawatdaruratan neonatus a. Asfiksia Dimana bayi tidak dapat bernafas secara spontan dan teratur segera setelah lahir b. Gangguan nafas Kumpulan gejala yang terdiri dari dispnea, frekuensi pernafasan lebih dari 60x/menit, adanya cianosis, adanya rintihan pada saat ekspirasi serta adanya retraksi suprasternal, interkostal, epigastrium saat inspirasi c. Kejang Suatu perubahan fungsi pada otak secara mendadak dan sangat singkat atau sementara yang dapat disebabkan oleh aktifitas otak yang abnormal serta adanya pelepasan listrik serebral yang berlebihan d. Infeksi Penembusan dan penggandaan di dalam tubuh dari organisme yang hidup ganas seperti bakteri, virus dan jamur e. BBLR Bayi baru lahir yang berat badan lahirnya pada saat kelahiran kurang dari 2500 gram b. Hipotermia Suatu keadaan dimana suhu tubuh berada di bawah 35°C (Dwi Maryanti,dkk,2011;h.9)
  • 66. 55 2.2 Tinjauan Teori Asuhan Kebidanan Manajemen atau asuhan segera pada bayi baru lahir normal adalah asuhan yang diberikan pada bayi pada jam pertama setelah kelahiran, dilanjutkan sampai 24 jam setelah kelahiran. Asuhan kebidanan pada bayi baru lahir bertujuan untuk memberikan asuhan yang adekuat dan terstandar pada bayi baru lahir dengan memperhatikan riwayat bayi selama kehamilan, dalam persalinan dan keadaan bayi segera setelah dilahirkan (Wafi Nur Muslihatun,2010;h.251) 2.2.1 Pengkajian (Pengumpulan data dasar) Mengumpulkan data adalah menghimpun informasi tentang klien/ orang yang meminta asuhan. Pada langkah pertama dikumpulkan semua informasi yang akurat dan lengkap dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi klien. 2.2.1.1 Data Subjektif 1) Identitas bayi Identitas ini diperlukan untuk memeriksa bahwa yang diperiksa benar-benar anak yang dimaksud dan tidak keliru dengan anak yang lain (Muharni octaviani Matondang,dkk,2009.hal:4) a) Nama Identitas dimulai dengan nama pasien, yang jelas dan lengkap : nama depan, nama tengah (bila ada), nama
  • 67. 56 keluarga dan nama panggilan akrab (Muharni octaviani Matondang dkk,2009;h.5) b) Umur Umur pasien sebaiknya dapat dari tanggal lahir, yang dapat ditanyakan ataupun dilihat dari kartu menuju sehat atau kartu pemeriksaan kesehatan yang lainnya. Umur perlu diketahui mengingat periode usia anak (neonates, bayi, balita, prasekolah, sekolah, akil balik) mempunyai kekhasannya sendiri dalam morbiditas dan mortalitas. Usia anak juga diperlukan untuk menginterprestasi apakah data pemeriksaan klinis anak tersebut normal sesuai dengan umumnya (Muharni octaviani Matondang dkk,2009;h.5) c) Jenis kelamin Selain untuk identitas` juga untuk penilaian data pemeriksaan klinis, misalnya nilai baku, insidens seks, penyakit-penyakit terangkai seks. (Muharni octaviani Matondang,dkk,2009.hal:5) 2) Identitas Orang tua a) Nama Nama jelas dan lengkap, bila perlu nama panggilan sehari- hari agar tidak keliru dalam memberikan penanganan.(Eny Retna Ambarwati dan Diah Wulandari,2008;h.131)
  • 68. 57 b) Umur Dicatat dalam tahun untuk mengetahui adanya resiko seperti kurang dari 20 tahun, alat-alat reproduksi belum matang, mental dan psikisnya belum siap. Sedangkan umur lebih dari 35 tahun rentan sekali untuk terjadi perdarahan dalam masa nifas. c) Pendidikan Berpengaruh dalam tindakan kebidanan dan untuk mengetahui sejauh mana tingkat intelektualnya, sehingga bidan dapat memberikan konseling sesuai dengan pendidikannya. d) Pekerjaan Gunanya untuk mengetahui dan mengukur tingkat social ekonominya, karena ini juga mempengaruhi dalam gizi pasien tersebut (Eni Retna Ambarwati dan Diah Wulandari ,2008;h.131-132). 3) Faktor maternal Faktor maternal ibu, meliputi adanya penyakit jantung, diabetes mellitus, penyakit ginjal, penyakit hati, hipertensi, penyakit kelamin riwayat penganiayaan, riwayat abortus (Wafi Nur Muslihatun,2010;h.252). 4) Faktor antenatal Faktor antenatal, meliputi pernah antenatal care (ANC) /tidak, adanya riwayat perdarahan, preeklamsi, infeksi,
  • 69. 58 perkembangan janin terlalu besar/ terganggu, diabetes gestasional, poli/oligodramnion. 5) Faktor perinatal Faktor perinatal, meliputi premature/postmatur, partus lama, penggunaan obat selama persalinan, gawat janin, suhu tubuh ibu meningkat, posisi janin tidak normal, air ketuban bercampur mekonium, amnionitis, ketuban pecah dini (KPD), perdarahan dalam persalinan, prolapsus tali pusat, ibu hipotensi, asidosis janin, jenis persalinan (Wafi Nur Muslihatun,2010;h.252). 2.2.1.2 Data Objektif a. Pemeriksaan bagiaan tubuh (pemeriksaan fisik) 1 Kepala Ubun – ubun besar, ubun – ubun kecil, sutura , moulase, caput succedaneum, cephal haematoma, hidrosepalus, rambut meliputi : jumlah, warna dan adanya lanugo pada bahu dan punggung. 2 Telinga Jumlah, bentuk, posisi, kesimetrisan letak, dihubungkan dengan mata dan kepala serta adanya gangguan pendengaran. 3 Hidung Bentuk dan lebar hidung, pola pernafasan, kebersihan.
  • 70. 59 4 Mulut Bentuk simetris/tidak, mukosa mulut kering/basah, lidah, palatum, bercak putih pada gusi, refleks menghisap, adakah labio/palatoskisis, trush, sianosis. 5 Leher Bentuk simetris/tidak, adakah pembengkakan dan benjolan, kelainan tiroid, hemangioma, tanda abnormalitas kromoson dan lain – lain. 6 Klavikula dan lengan tangan Adakah fraktur klavikula, gerakan, jumlah jari. 7 Dada Bentuk dan kelaian bentuk dada, putting susu, gangguan pernafasan, auskultasi bunyi jantung, dan pernafasan. 8 Abdomen Penonjolan sekitar tali pusat pada saat menangis, perdarahan tali pusat, dinding perut dan adanya benjolan, gastroskisis, omfalokel, bentuk simetris/tidak, palpasi hati, ginjal. 9 Genetalia Kelamin laki-laki: panjang penis, testis sudah turun dalam skorotum, urifisium uretra diujung penis (fimosis,hipospadia/epispadia). Kelamin perempuan:
  • 71. 60 labia mayora, labia minora, orifisium vagina, orifisium uretra, sekret dan lain-lain. 10 Tungkai dan kaki Gerakan, bentuk simetris/tidak, jumlah jari (sindaktili, polidaktili) 11 Anus Berlubang/tidak, posisi, fungsi sfingter ani, adanya atresia ani. 12 Punggung Bayi tengkurap, raba kurvatura kolumna vertebralis, pembengkakan, spina bifida. 13 Pemeriksaan kulit Sesaat setelah bayi lahir bidan melakukan penilaian sekilas untuk menilai kesejahteraan bayi secara umum. Aspek yang dinilai adalah warna kulit dan tangis bayi, jika warna kulit adalah kemerahan dan bayi dapat menangis spontan maka ini sudah cukup untuk dijadikan data awal dalam kondisi baik. (Ari Sulistyawati,2010;h.118-119) 14 Eliminasi Kaji kepatenan fungsi ginjal dan saluran gastrointestinal bagian bawah. Bayi baru lahir normal biasanya kencing lebih dari enam kali perhari. Bayi baru lahir normal biasanya berak cair
  • 72. 61 enam sampai delapan kali perhari. Dicurigai diare apabila frekuensi meningkat, tinja hijau atau mengandung lendir atau darah. Perdarahan pervagina pada bayi baru lahir dapat terjadi selama beberapa hari pada minggu pertama kehidupan dan hal ini di anggap normal. 15 Tonus atau tingkat kesadaran bayi Pemeriksaan ini dilakukan untuk menilai adanya letargi, yakni penurunan kesadaran yang dimana bayi dapat bangun lagi dengan sedikit kesulitan, adanya layuh seperti tonus otot lemah, mudah terangsang , mengantuk, aktivitas berkurang, dan tidak sadar (tidur yang dalam, tidak berespon terhadap rangsangan) (Musrifatul Uliyah dan A.Aziz Alimul Hidayat,2011;h.147) 2.2.2 Interpretasi data Melakukan identifikasi yang benar terhadap diagnosis, masalah kebutuhan bayi berdasarkan data yang telah dikumpulkan pada langkah 1. (Wafi Nur Muslihatun,2010;h.254) 2.2.2.1 Diagnosa kebidanan Diagnosa kebidanan merupakan diagnosis yang ditegakkan bidan dalam lingkup praktik kebidanan dan memenuhi standar nomenklatur diagnosis kebidanan.(Soepardan,2008.h;99)
  • 73. 62 2.2.2.2 Masalah Masalah adalah hal-hal yang berkaitan dengan pengalaman klien yang ditemukan dari hasil pengkajian atau yang menyertai diagnosis 2.2.2.3 Kebutuhan Kebutuhan adalah hal- hal yang dibutuhkan oleh klien dan belum terdentifikasi dalam diagnosis dan masalah yang didapatkan dalam melakukan analisa data (Suryani Soepardan,2008;h.99-101). 2.2.3 Mengidentifikasi diagnosa dan masalah potensial Pada langkah ketiga kita mengidentifikasikan masalah potensial atau diagnosis potensial berdasarkan diagnosa atau masalah yang sudah diidentifikasi. Langkah ini membutuhkan antisipasi bila memungkinkan dilakukan pencegahan (Suryani Soepardan,2008;h.100) 2.2.4 Identifikasi tindakan segera Mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter atau untuk dikonsultasikan atau ditangani bersama tim kesehatan yang lain sesuai dengan kondisi bayi. Misalnya bila bayi tidak bernapas dalam waktu 30 detik. Pada langkah ini direncanakan asuhan yang segera cari bantuan dan mulailah langkah-langkah resusitasi pada bayi tersebut (Ai Yeyeh Rukiyah dan Lia Yulianti 2013;h.17)
  • 74. 63 2.2.5 Perencanaan Merencanankan asuhan menyeluruh yang rasional sesuai dengan temuan pada langkah sebelumnya.(Wafi Nur Muslihatun,2010;h.255) 2.2.6 Pelaksanaan Pada langkah keenam, rencana asuhan menyeluruh dilakukan dengan efisien dan aman. Pelaksanaan ini bisa dilakukan seluruhnya oleh bidan atau sebagian dikerjakan oleh klien atau anggota tim kesehatan lainnya. (Suryani Soepardan,2008;h.102) 2.2.7 Evaluasi Mengevaluasi keefektifan asuhan yang sudah diberikan, mengulangi kembali proses manajemen dengan benar terhadap setiap aspek asuhan yang sudah dilaksanakan tetapi belum efektif. (Wafi Nur Muslihatun,2010;h.258) 2.3 Landasan hukum kewenangan bidan Nomor 1464/Menkes/Per/X/2010 Tentang izin dan penyelenggaraan praktik dan kewenangan bidan dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa dan Menteri Kesehatan Republik Indonesia 1. Kewenangan normal: a. Pelayanan kesehatan anak 2. Kewenangan dalam menjalankan program Pemerintah
  • 75. 64 3. Kewenangan bidan yang menjalankan praktik di daerah yang tidak memiliki dokter Kewenangan normal adalah kewenangan yang dimiliki oleh seluruh bidan. Kewenangan ini meliputi: Pelayanan kesehatan anak Ruang lingkup: Pelayanan bayi baru lahir Kewenangan: 1) Melakukan asuhan bayi baru lahir normal termasuk resusitasi, pencegahan hipotermi, inisiasi menyusu dini (IMD),injeksi vitamin K, perawatan bayi baru lahir pada masa neonatal (0-28 hari), dan perawatan tali pusat 2) Penanganan hipotermi pada bayi baru lahir dan segera merujuk 3) Penanganan kegawatdaruratan, dilanjutkan dengan perujukan (http://www.kesehatan ibu.depkes.go.id/archives/171)
  • 76. 65 BAB III TINJAUAN KASUS ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR TERHADAP BY NY. R SEGERA SETELAH LAHIRDI BPS Hj. KARTINI BANDAR LAMPUNG TAHUN 2015 Tanggal : 13 juli2015 Jam : 18.35 Wib Oleh : Sasi Fitriani A. Data Subjektif 1. Anamnesa a. Bayi Namabayi : By.NyR Tgllahir : 13 Juli 2015 Jam : 18.35Wib Jeniskelamin : Perempuan b. Orang tua Ibu Ayah Nama : Ny.R Tn. W Umur : 25 tahun 30 tahun
  • 77. 66 Suku/budaya :Lampung Lampung Agama :Islam Islam Pendidikan : SMU SMU Pekerjaan :ibu rumah tangga wiraswasta Alamat :Jl.pangeran sunopati,karang anyar,kec jati agung,Lampung selatan 1. Pengkajian A. Data subjektif 1. Riwayat antenatal G1P0A0Umurkehamilan37 minggu 5 hari Riwayat ANC : 7 kali 2. Keluhansaathamil : Mual muntah, sering kencing, pusing 3. Penyakitselamakehamilan a. Diabetes Mellitus : Tidak Ada b. Hepatitis : Tidak Ada c. Tuberkulosis : Tidak Ada d. HIV/AIDS : Tidak Ada 4. Kebiasaan a. Minumjamu/obat : Tidak Ada b. Merokok : Tidak Ada
  • 78. 67 5. Komplikasi a. Hiperemesis :Tidak Ada b. Perdarahan : Tidak Ada c. Preeklampsia : Tidak Ada d. Eklampsia : Tidak Ada e. Infeksi : Tidak Ada B. Data objektif 1. PemeriksaanUmum Keadaanumum : Baik Warnakulit : Kemerahan Menangis : Spontan Tonus aktif : Aktif Data penunjang 1. Komplikasijanin a. IUGR : Tidak Ada b. Polihidramnion : Tidak Ada c. Oligohidramnion : Tidak Ada d. Gemelli : Tidak Ada 2. Riwayatintranatal Lahirtanggal13 Juli 2015 pukul18.35 Wib Jenispersalinanspontan, penolongbidan
  • 79. 68 Lama persalinan Kala 1 : 10jam15menit Kala 2 : - 10menit Kala 3 : - 5 menit Kala 4 : 2jam - Lamanya : 12jam 30 menit 3. Komplikasiibu a. Hipertensi : Tidak Ada b. Partuslama : Tidak Ada c. Penggunaanobat : Tidak Ada d. Infeksi/suhubadannaik : Tidak Ada e. KPD : Tidak Ada f. Perdarahan : Tidak Ada 4. Komplikasijanin a. Premature/postmatur : Tidak Ada b. Malposisi/malpresentasi : Tidak Ada c. Gawatjanin : Tidak Ada d. Prolapstalipusat : Tidak Ada e. Ketubancampurmekonium : Tidak Ada f. Keadaanbayibarulahir : Baik
  • 80. 69 TABEL 3.1 MATRIKS Tgl/ Jam Pengkajian Interpretasi data (diagnosa, masalahdankebutuhan ) DX Potensial/ masalahp otensial Antisipasi / tindakans egera Intervensi Implementasi Evaluasi 1. 1 3 Juli 2015 pukul: 18:35 WIB DO: - Warna kulit : kemerahan - Menangis : kuat - Tonus otot :aktif DX: Bayi lahir cukup bulan sesuai massa kehamilan Dasar: Ds : ibu mengatakan usia kehamilannya 37 minggu 5 hari DO : - Tggl lahir : 13-7- 2015, pukul18:35 WIB - Warna kulit : kemerahan - Menangis : kuat - Tonus otot : aktif Masalah: tidak ada Kebutuhan: Asuhan pada BBL Tidak ada Tidak ada 1. Keringkan tubuh bayi menggunakan kain bersih dan kering 2. Ganti handuk basah dengan handuk yang kering 3. Jepit potong tali pusat dan ikat segera setelah lahir 1. Mengeringkan bayi mulai dari muka, kepala dan bagian tubuh lainnya dengan menggunakan kain bersih dan kering untuk mencegah terjadinya hipotermi pada bayi. 2. Mengganti handuk yang basah dengan handuk yang kering 3. Klem, potong dan ikat tali pusat 2 menit pasca bayi lahir dengan satu tangan pada sekitar 5cm dari tali pusat bayi, kemudian jari telunjuk badan jari tangan lain menjepit tali pusat dan geser hingga 3 cm proksimal dari pusat bayi. Klem tali pusat pada titik tersebut kemudian tahan klem ini pada posisinya, gunakan jari telunjuk dan tengah tangan lain untuk mendorong isi tali pusat kearah ibu (sekitar 5 cm) dan klem tali pusat pada sekitar 2 cm dari klem pertama, ikat tali pusat dengan benang DTT/ steril pada satu sisi kemudian lingkaran lagi benang tersebut dan ikat tali pusat dengan simpul kunci pada sisi lainnya, lepas klem dan masukkan dalam wadah yang telah disediakan. 1. Tubuh bayi telah dikeringkan 2. Handuk telah diganti 3. Tali pusat telah dipotong dan terikat
  • 81. 70 4. Lakukan IMD 5. Beri salep mata tetracycline 4. Melakukan IMD dalam keadaan ibu dan bayi tidak memakai baju, tengkurapkan bayi didada ibu agar terja disentuhan kulit ibu dan bayi. Luruskan bahu bayi sehingga menempel didada ibu. Kepala bayi berada diantara payudara ibu tapi lebih rendah dari putting, kemudian selimuti keduanya agar tidak kedinginan. Dan pasang topi dikepala bayi lakukan kontak kulit bayi kekulit ibu didada ibu paling sedikit 1 jam dan untuk memeluk dan membelai bayinya, untuk merangsang bayi mendekati putting lalu biarkan bayi bergerak sendiri mencari putting susu ibunya. Melakukan IMD dalam waktu 60 menit. Dan pada saat IMD melakukan penilaian reflex yang meliputi dengan hasil : a. Rooting (+), pada saat bayi mencari putting susu ibu b. Sucking (+), pada saat bayi menghisap saat menyusui c. Swallowing (+), pada saat bayi menelan saat menyusui 5. Memberikan salep mata tectracyclin dalam satu garis lurus mulai dari bagian mata yang paling dekat hidung bayi menuju kebagian luar mata dengan dosis 1% diberikan untuk mencegah infeksi pada mata bayi karena pada saat persalinan mata bayi menyentuh jalan lahir yang banyak terdapat bakteri 4. IMD telah dilakukan selama 1 jam 5. Salep mata telah diberikan
  • 82. 71 6. Injeksi vitamin K1 7. Lakukan pemeriksaan umum pada bayi 8. Ukur antropometri pada bayi 6. Memberikan injeksi vitamin K1 dengan dosis 1mg secara IM untuk mencegah terjadinya perdarahan pada bayi baru lahir 7. Melakukan pemeriksaan umum pada bayi 8. Mengukur antropometri pada bayi 6. Vitamin K telah diberikan 7. Hasil dari pemeriksaan umum pada bayi dalam keadaan normal, dengan hasil sebagai berikut: - Keadaan umum : baik - Pernapasan :40x/menit - Suhu : 36,2 C - Warna kulit : kemerahan - Turgor kulit: elastic - Denyut jantung : 138x/menit - Tonus otot: baik - Gerakan : aktif 8. Bayi telah di ukur antropometri dengan hasil sebagai berikut : - Berat badan : 3500 gram - Panjang badan : 46 cm - Lingkar kepala : 34cm - Lingkar dada
  • 83. 72 9. Lakukan pemeriksaan head to toe 9. Melakukan pemeriksaan pada bayi secara head to toe : 35 cm - Lingkar lengan :11cm 9. Pemeriksaan fisik telah dilakukan dan didapatkan hasil yaitu: a. Kepala Ubunubun : datar Caput succedaneum:tida k ada Cepalhaematoma : tidakada b. Muka : simetris kanan dan kiri c. Mata Simetris : simetris kanan dan kiri Kelopak mata : ada, bias membuka dan menutup Secret : ada Konjungtiva: merah Sclera : putih d. Telinga Simetris : simetriskanandan
  • 84. 73 kiri Lubang : ada e. Hidung Palatoskisis : tidakada Lubang : ada Septum : ada f. Mulut Sianosis : tidakada Mukosa : ada Labiokizis : tidakada g. Leher : tidak ada pembesaran h. Klavikula dan lengan tangan Gerakan : aktif Jumlah jari : lengkap dan normal i. Dada Bentuk : simetris kanan dan kiri Putting susu : ada Auskultasi : tidak ada wheezing dan ronchi j. Abdomen Tali pusat : terikat , tidak ada perdarahan Kelainan : tidak ada
  • 85. 74 10. Bedong bayi lalu pakai kan topi pada bayi 10. Membedong bayi dan memakaikan topi untuk menegah hipotermi k. Genetalia JK: perempuan l. Anus :adadanberlubang (sudahmengeluar kanmekonium) m. Tungkaidan kaki Simetris : kanan dan kiri Gerakan : aktif Jumlah jari : lengkap dan normal n. Punggung Bentuk : simetris Kelainan : tidak ada o. Reflex Moro :ada Rooting : ada Sucking : ada Swallowing : ada Grabellar : ada Tonickneck : ada Grasping : ada Galans :ada Babinsky : ada 10. Bayi sudah dibedong dan dipakai kan topi.
  • 86. 75 BAB IV PEMBAHASAN Setelah penulis melakukan asuhan kebidanan pada bayi segera setelah lahir yang dilakukan pada bayi Ny. R untuk mengkaji apakah ada kesenjangan antara teori dengan kasus maka didapat hasil sebagai berikut: 4.1 Pengkajian Pada pengkajian dilakukan untuk mengumpulkan data dasar tentang keadaan pasien. Pada kasus ini penulis melakukan pengkajian pada bayi baru lahir yaitu By Ny. R segera setelah lahir cukup bulan sesuai massa kehamilan. 4.1.1 Identitas bayi 4.1.1.1 Nama bayi a. Menurut tinjauan teori Identitas dimulai dengan nama pasien, yang jelas dan lengkap : nama depan, nama tengah (bila ada), nama keluarga dan nama panggilan akrab (Muharni octaviani Matondang dkk,2009;h.5) b. Menurut tinjauan kasus Setelah dilakukan pengkajian, pada bayi Ny R c. Pembahasan Tidak ada kesenjangan antara teori dan tinjauan kasus, karena bayi Ny R memiliki nama yang jelas sehingga dapat membedakan dengan pasien lainnya.
  • 87. 76 4.1.1.2 Umur bayi a. Tinjauan teori Umur pasien sebaiknya dapat dari tanggal lahir, yang dapat ditanyakan ataupun dilihat dari kartu menuju sehat atau kartu pemeriksaan kesehatan yang lainnya. Umur perlu diketahui mengingat periode usia anak (neonates, bayi, balita, prasekolah, sekolah, akil balik) mempunyai kekhasannya sendiri dalam morbiditas dan mortalitas. Usia anak juga diperlukan untuk menginterprestasi apakah data pemeriksaan klinis anak tersebut normal sesuai dengan umumnya (Muharni octaviani Matondang dkk,2009;h.5) b. Tinjauan kasus Setelah dilakukan pengkajian, bayi Ny R lahir cukup bulan sesuai massa kehamilan c. Pembahasan Tidak ada kesenjangan pada bayi Ny R dikarenakan Saat ini ibu berusia 25 tahun, Hal ini sejalan dengan teori yaitu usia yang rentan terjadi resiko yaitu pada usia kurang dari 20 tahun dan usia lebih dari 35 tahun dan saat ini ibu berada pada masa reproduksi yang sehat.
  • 88. 77 4.1.1.3 Jenis kelamin bayi a. Tinjauan teori Selain untuk identitas` juga untuk penilaian data pemeriksaan klinis, misalnya nilai baku, insidens seks, penyakit-penyakit terangkai seks. (Muharni octaviani Matondang,dkk,2009.hal:5) b. Tinjauan kasus Setelah dilakukan pengkajian ternyata bayi Ny R berjenis kelamin perempuan c. Pembahasan Tidak ada kesenjangan pada bayi Ny R dikarenakan jenis kelamin bayi Ny R adalah perempuan yang menentukan perbedaan peran mereka dalam menyelenggarakan upaya meneruskan garis keturunan. Perbedaan ini terjadi karena mereka memiliki alat-alat untuk meneruskan keturunan yang berbeda, yang disebut alat reproduks. 4.1.2 Identitas orang tua 4.1.2.1 Nama ibu Nama jelas dan lengkap, bila perlu nama panggilan sehari- hari agar tidak keliru dalam memberikan penanganan.(Eny Retna Ambarwati dan Diah Wulandari,2008;h.131) a. Menurut tinjauan kasus Ny.R berusia 25 tahun
  • 89. 78 b. Pembahasan Pada tinjauan teori dan tinjauan kasus tidak terdapat kesenjangan karena berdasarkan tinjauan teori untuk mengetahui adanya resiko seperti kurang dari 20 tahun, alat- alat reproduksi belum matang, mental dan psikisnya belum siap, dan untuk umur lebih dari 35 tahun rentan sekali untuk terjadi komplikasi sedangkan pada kasus ini Ny. A berusia 26 tahun tidak temasuk dalam faktor resiko kehamilan yang dapat membahayakan ibu maupun janin, sehingga pada saat persalinan keadaan ibu dan bayi dalam keadaan baik. 4.1.2.2 Umur ibu a. Menurut tinjauan konsep Dicatat dalam tahun untuk mengetahui adanya resiko seperti kurang dari 20 tahun, alat-alat reproduksi belum matang, mental dan psikisnya belum siap.Sedangkan umur lebih dari 35 tahun rentan sekali untuk terjadi perdarahan dalam masa nifas.(Eny Retna Ambarwati dan Diah Wulandari,2008;h.131) b. Menurut tinjauan kasus Ny.R berusia 25 tahun c. Pembahasan Pada tinjauan teori dan tinjauan kasus tidak terdapat kesenjangan karena berdasarkan tinjauan teori untuk
  • 90. 79 mengetahui adanya resiko seperti kurang dari 20 tahun, alat-alat reproduksi belum matang, mental dan psikisnya belum siap, dan untuk umur lebih dari 35 tahun rentan sekali untuk terjadi komplikasi sedangkan pada kasus ini Ny. A berusia 26 tahun tidak temasuk dalam faktor resiko kehamilan yang dapat membahayakan ibu maupun janin, sehingga pada saat persalinan keadaan ibu dan bayi dalam keadaan baik. 4.1.2.3 Pendidikan a. Menurut tinjauan konsep Berpengaruh dalam tindakan kebidanan dan untuk mengetahui sejauh mana tingkat intelektualnya, sehingga bidan dapat memberikan konseling sesuai dengan pendidikannya. (Eny Retna Ambarwati dan Diah Wulandari,2008;h.132) b. Menurut tinjauan kasus Pendidikan Ny.R adalah SMU, ibu bisa menerima dengan baik konseling bidan. c. Pembahasan Berdasarkan tinjauan teori dan kasus tidak terdapat kesenjangan karena ibu cepat memahami bahasa dan nasehat bidan yang telah di anjurkan pada ibu.
  • 91. 80 4.1.2.4 Alamat a. Tinjauan teori Ditanyakan untuk mempermudah kunjungan rumah bila diperlukan (Eny Retna Ambarwati dan Diah Wulandari,2010;h.132) b. Tinjauan kasus Ny R beralamat di Jl. Pangeran sunopati, karang anyar, kec jati agung, lampung selatan. c. Pembahasan Tidak ada kesenjangan dikarenakan seletah dilakukan pengkajian Ny R beralamat di Jl. Pangeran sunopati, karang anyar, kec jati agung, lampung selatan. 4.1.3 Faktor antenatal a. Menurut tinjauan teori Faktor antenatal, meliputi pernah antenatal care (ANC) /tidak, adanya riwayat perdarahan, preeklamsi, infeksi, perkembangan janin terlalu besar/ terganggu, diabetes gestasional, poli/oligodramnion. b. Menurut tinjauan kasus Saat dilakukan pengkajian Ny. R G1P0A0 usia kehamilan 37 minggu 5 hari melakukan kunjungan ANC sebanyak 7 kali, yaitu pada TM I dua kali kunjungan, TM II tiga kali kunjungan dan TM III tiga kali kunjungan serta
  • 92. 81 tidak ada penyulit pada kehamilan dan saat persalinan ibu dan bayi dalam keadaan baik. c. Pembahasan tinjauan teori dan kasus,karena minimal kunjungan ANC yaitu sebanyak 4 kali, tetapi pada saat pengkajian Ny. R mengatakan melakukan kunjungan ANC sebanyak 8 kali, dan Ny. R tidak mengalami komplikasi pada saat kehamilan dan persalinan. 4.1.4 Tonus atau tingkat kesadaran bayi a. Menurut tinjauan teori Pemeriksaan ini dilakukan untuk menilai adanya letargi, yakni penurunan kesadaran yang dimana bayi dapat bangun lagi dengan sedikit kesulitan, adanya layuh seperti tonus otot lemah, mudah terangsang , mengantuk, aktivitas berkurang, dan tidak sadar (tidur yang dalam, tidak berespon terhadap rangsangan) (Musrifatul Uliyah dan A.Aziz Alimul Hidayat,2011;h.147) b. Menurut tinjauan kasus Pada saat pengkajian segera setelah lahir bayi Ny. R tonos otot aktif dan baik. c. Pembahasan Berdasarkan tinjauan teori dan kasus tidak terdapat kesenjangan bahwa tonus dan tingkat kesadaran bayi
  • 93. 82 dilakukan pemeriksaan untuk menilai adanya letargi, yakni penurunan kesadaran yang dimana bayi dapat bangun lagi dengan sedikit kesulitan, adanya layuh seperti tonus otot lemah, mudah terangsang , mengantuk, aktivitas berkurang, dan tidak sadar (tidur yang dalam, tidak berespon terhadap rangsangan. 4.1.5 Pernapasan a. Menurut tinjauan teori Napas bayi baru lahir dikatakan normal apabila frekuensi antara 40-60 kali permenit, tanpa adanya retraksi dada dn suara merintih saat ekspirasi. Penilaian sekilas sesaat setelah bayi lahir. Sesaat bayi lahir bidan melakukan penilaian sekilas untuk menilai kesejahteraan bayi secara umum. Aspek yang dinilai adalah warna kulit, dan tanggisan bayi, jika warna kulit adalah kemerahan dan bayi dapat menanggis spontan maka ini sudah cukup dijadikan data awal bahwa dalam kondisi baik (Ari Sulistiawati,2010;.h.118). b. Menurut tinjauan kasus Pada saat pengkajian segera setelah lahir bayi Ny. R menangis spontan dan pada pengkajian fisik napas bayi dalam keadaan normal.
  • 94. 83 c. Pembahasan Berdasarkan tinjauan teori dan kasus tidak terdapat kesenjangan karena berdasarkan tinjauan teori warna kulit adalah kemerahan dan bayi dapat menanggis spontan maka ini sudah cukup untuk dijadikan data awal bahwa dalam kondisi baik.pernafasan bayi baru lahir normal dan kecepatan pernafasan dipengaruhi seperti menangis, bila tidak terjadi pernafasan yang teratur menunjukan suatu kelainan yaitu asfiksia pada saat pengkajian pernafasan bayi yaitu segera setelah lahir bayi Ny. R menangis spontan dan pada pengkajian fisik napas bayi normal sesuai dengan teori sehingga tidak terjadinya komplikasi. 4.1.6 Kulit a. Menurut tinjauan teori Sesaat setelah bayi lahir bidan melakukan penilaian sekilas untuk menilai kesejahteraan bayi secara umum. Aspek yang dinilai warna kulit adalah kemerahan dan bayi dapat menangis spontan maka ini sudah cukup untuk dijadikan data awal dalam kondisi baik (Ari Sulistyawati ,2010;h.118-119)
  • 95. 84 b. Menurut tinjauan kasus Pada saat pengkajian bayi Ny. R kulit tidak ada kelainan dan kulit bayi berwarna merah. c.Pembahasan Berdasarkan tinjauan teori dan kasus tidak terdapat kesenjangan karena sesuai dengan teori yang mengatakan bahwa warna kulit bayi kemerahan sudah cukup untuk dijadikan data awal dalam kondisi baik dan pada saat pengkajian kulit bayi tidak ada kelainan dan berwarna kemerahan, sehingga tidak ada komplikasi pada bayi. 4.2 Interpretasi Data 4.2.1 Diagnosa a. Menurut tinjauan teori Diagnosa kebidanan merupakan diagnosis yang ditegakkan bidan dalam lingkup praktik kebidanan dan memenuhi standar nomenklatur diagnosis kebidanan (Suryani Soepardan,2008;h.99) b. Menurut tinjauan kasus Didapatkan diagnosa kebidanan yaitu bayi cukup bulan sesuai massa kehamilan segera setelah lahir. DS: ibu mengatakan usia kehamilan nya 37 minggu 5 hari DO: bayi lahir tanggal 13 juli 2015, pukul 18:35 WIB BB : 3500 gram warna kulit : kemerahan
  • 96. 85 menangis : spontan tonus otot : aktif jenis kelamin : perempuan c. Pembahasan Berdasarkan tinjauan teori dan tinjauan kasus tidak terdapat kesenjangan karena diagnosa yang ditegakkan sesuai standar nomenklatur diagnosis kebidanan. 4.2.2 Masalah a. Menurut tijauan konsep Masalah adalah hal-hal yang berkaitan dengan pengalaman klien yang ditemukan dari hasil pengkajian atau yang menyertai diagnosis (Suryani Soepardan,2008;h.99) b. Menurut tinjauan kasus Pada saat pengkajian kasus Ny. R tidak di temukan masalah. c. Pembahasan Tidak ditemukan kesenjangan antara tijauan teori dan kasus karena pada kasus ini tidak ditemukan nya masalah yang menyertai diagnosis. 4.2.3 Kebutuhan a. Menurut tinjauan konsep Kebutuhan adalah hal- hal yang dibutuhkan oleh klien dan belum terdentifikasi dalam diagnosis dan masalah yang didapatkan dalam melakukan analisa data (Soepardan,2008.hal:101).
  • 97. 86 b. Menurut tinjauan kasus Kebutuhan yang diberikan pada By. Ny. R adalah asuhan pada bayi baru lahir tersebut. c. Pembahasan Tidak ditemukannya kesenjangan antara tinjauan teori dan kasus karena asuhan yang diberikan pada bayi sesuai dengan kebutuhan pada bayi segera setelah lahir yaitu asuhan pada bayi baru lahir. 4.3 Identifikasi diagnosis dan masalah potensial a. Menurut tinjauan teori Pada langkah ketiga kita mengidentifikasikan masalah potensial atau diagnosis potensial berdasarkan diagnosa atau masalah yang sudah diidentifikasi. Langkah ini membutuhkan antisipasi bila memungkinkan dilakukan pencegahan (Suryani Soepardan,2008;h.100). b. Menurut tinjauan kasus Pada kasus ini tidak muncul masalah potensial karena tidak ada tanda- tanda adanya bahaya pada bayi segera setelah lahir. c. Pembahasan Berdasarkan tinjauan kasus dan tinjauan teori tidak terdapat kesenjangan karena tidak ditemukannya masalah yang terjadi pada bayi baru lahir sehingga tidak terdapat diagnosa dan masalah potensial.
  • 98. 87 4.4 Tindakan segera atau kolaborasi a. Menurut tinjauan teori Mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter atau untuk dikonsultasikan atau ditangani bersama tim kesehatan yang lain sesuai dengan kondisi bayi. Misalnya bila bayi tidak bernapas dalam waktu 30 detik. Pada langkah ini direncanakan asuhan yang segera cari bantuan dan mulailah langkah-langkah resusitasi pada bayi tersebut (Ai Yeyeh Rukiyah, et all,2013;h.17) b. Menurut tinjauan kasus Pada kasus By. Ny. R ini tidak diperlukan adanya penanganan segera atau berkolaborasi dengan dokter karena kondisi bayi baik dan normal. c. Pembahasan Berdasarkan tinjauan teori dan tinjauan kasus tidak terdapt kesenjangan karena tidak ada hal yang perlu dikonsultasikan atau ditangani oleh tenaga kesehatan lainnya dikarenakan kondisi bayi baik dan normal. 4.5 Perencanaan 4.5.1 Menurut tinjauan teori Merencanankan asuhan menyeluruh yang rasional sesuai dengan temuan pada langkah sebelumnya. Asuhan bayi baru lahir meliputi: 1. Pencegahan infeksi (PI)
  • 99. 88 2. Penilaian awal 3. Pencegahan kehilangan panas 4. Pemotongan dan perawatan tali pusat 5. Pemberian ASI 6. Pencegahan perdarahn 7. Pencegahan infeksi mata 8. Pemeriksaan 9. Pemberian imunisasi (JNPK-KR,2008.hal:119) 4.5.2 Menurut tinjauan kasus 1. Keringkan tubuh bayi menggunakan kain bersih dan kering 2. Ganti handuk dengan handuk yang kering 3. Jepit potong tali pusat dan ikat segera setelah lahir 4. Lakukan IMD 5. Beri salep mata tetracycline 6. Injeksi vitamin K1 7. Lakukan pemeriksaan umum pada bayi 8. Ukur antropometri pada bayi 9. Lakukan pemeriksaan head to toe 10. Bedong bayi lalu pakaikan topi pada bayi 4.5.3 Pembahasan Berdasarkan tinjauan teori dan tinjauan kasus tidak ada kesenjangan karena perencanaan asuhan yang diberikan pada bayi Ny. R sudah diberikan sesuai dengan yang dibutuhkan dan yang dianjurkan.
  • 100. 89 4.6 Pelaksanaan 4.6.1 Menurut tinjauan teori Pada langkah keenam, rencana asuhan menyeluruh dilakukan dengan efisien dan aman. Pelaksanaan ini bisa dilakukan seluruhnya oleh bidan atau sebagian dikerjakan oleh klien atau anggota tim kesehatan lainnya (Suryani Soepardan,2008;h.102) 4.6.2 Menurut tinjauan kasus Pada kasus bayi Ny. R telah dlaksanaan perencanaan secara menyeluruh yang efisien dan aman seperti : 11. Mengeringkan bayi mulai dari muka, kepala dan bagian tubuh lainnya dengan menggunakan kain bersih dan kering untuk mencegah terjadinya hipotermi pada bayi. 12. Mengganti handuk yang basah dengan handuk yang kering 13. Klem, potong dan ikat tali pusat 2 menit pasca bayi lahir. Untuk menyuntikan oksitosin dilakukan sebelum tali pusat dipotong. Lakukan penjepitan ke-1 tali pusat dengan klem logam DTT 3 cm dari dinding perut ( pangkal pusat) bayi. Dari titik jepitan, urut tali pusat dengan dua jari kemudian dorong isi tali pusat kearah ibu (agar darah tidak terpancar pada saat dilakukan pemotongan tali pusat). Lakukan penjepitan ke-2 dengan jarak 2 cm dari tempat jepitan ke-1
  • 101. 90 kearah ibu. Pegang tali pusat diantara kedua klem tersebut, satu tangan menjadi landasan tali pusat sambil melindungi bayi, tangan yang lain memotong tali pusat diantara 2 klem tersebut dengan menggunakan gunting DTT atau steril. Ikat tali pusat dengan benang DTT atau steril pada satu sisi kemudian melingkarkan kembali benang tersebut dan mengikatnya dengan simpul kunci pada sisi lainnya. Lepaskan klem logam penjepit tali pusat dan masukkan ke dalam larutan klorin 0,5% 14. Melakukan IMD dalam keadaan ibu dan bayi tidak memakai baju, tengkurapkan bayi didada ibu agar terjadi sentuhan kulit ibu dan bayi. Luruskan bahu bayi sehingga menempel didada ibu. Kepala bayi berada diantara payudara ibu tapi lebih rendah dari putting, kemudian selimuti keduanya agar tidak kedinginan. Dan pasang topi dikepala bayi lakukan kontak kulit bayi kekulit ibu didada ibu paling sedikit 1 jam dan untuk memeluk dan membelai bayinya, untuk merangsang bayi mendekati putting lalu biarkan bayi bergerak sendiri mencari putting susu ibunya. Melakukan IMD dalam waktu 60 menit. Dan pada saat IMD melakukan penilaian reflex yang meliputi dengan hasil : d. Rooting (+), pada saat bayi mencari putting susu ibu
  • 102. 91 e. Sucking (+), pada saat bayi menghisap saat menyusui f. Swallowing (+), pada saat bayi menelan saat menyusui 15. Memberikan salep mata tectracyclin dalam satu garis lurus mulai dari bagian mata yang paling dekat hidung bayi menuju kebagian luar mata dengan dosis 1% diberikan untuk mencegah infeksi pada mata bayi karena pada saat persalinan mata bayi menyentuh jalan lahir yang banyak terdapat bakteri 16. Memberikan injeksi vitamin K1 dengan dosis 1 mg secara IM untuk mencegah terjadinya perdarahan pada bayi baru lahir 17. Melakukan pemeriksaan umum pada bayi 18. Mengukur antropometri pada bayi 19. Melakukan pemeriksaan pada bayi secara head to toe 20. Membedong bayi dan memakaikan topi untuk menegah hipotermi 21. Melakukan pemeriksaan umum pada bayi yang didapat hasil sebagai berikut : Keadaan umum : baik Pernapasan : 40 x/menit
  • 103. 92 Suhu : 36,5 C Warna kulit : kemerahan Turgor kulit : elastic Denyut jantung : 138 x/menit Tonus otot : baik Gerakan : aktif 22. Mengukur antropometri pada bayi dan didapat hasil sebagai berikut : Berat badan : 3500 gram Panjang badan : 46 cm Lingkar kepala : 34cm Lingkar dada : 35 cm Lingkar lengan atas: 11cm 23. Melakukan pemeriksaan pada bayi secara head to toe yaitu: a. Kepala Ubun ubun : datar Caput succedaneum : tidak ada Cepal haematoma : tidak ada b. Muka : simetris kanan dan kiri c. Mata Simetris : simetris kanan dan kiri Kelopak mata : ada,bisa membuka dan menutup Secret : ada Konjungtiva : merah