SlideShare a Scribd company logo
1 of 168
Download to read offline
1
ASUHAN KEBIDANAN PADA NY.P UMUR 24 TAHUN G1P1A0
USIA KEHAMILAN 12 MINGGU 5 HARI DENGAN
HIPEREMESIS GRAVIDARUM TINGKAT 1
DI BPM SUHARTINI AMD.KEB
BANDAR LAMPUNG
TAHUN 2016
KARYA TULIS ILMIAH
Disusun Oleh:
ESTY TRISMAWANTI
(201305017)
AKADEMI KEBIDANAN NADIRA
BANDAR LAMPUNG
TAHUN 2016
2
ASUHAN KEBIDANAN PADA NY.P UMUR 24 TAHUN G1P1A0
USIA KEHAMILAN 12 MINGGU 5 HARI DENGAN
HIPEREMESIS GRAVIDARUM TINGKAT 1
DI BPM SUHARTINI AMD.KEB
BANDAR LAMPUNG
TAHUN 2016
KARYA TULIS ILMIAH
Karya Tulis Ilmiah Dibuat Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mendapatkan Gelar
Profesi Ahli Madya Kebidanan Pada Prodi DIII Kebidanan
Akademi Kebidanan Nadira Bandar Lampung
Disusun Oleh:
ESTY TRISMAWANTI
(201305017)
AKADEMI KEBIDANAN NADIRA
BANDAR LAMPUNG
TAHUN 2016
i
3
PERSETUJUAN
Diterima dan diajukan untuk dipertahankan didepan TIM Penguji ujian akhir
program pendidikan Diploma III Kebidanan Nadira Bandar Lampung
Hari :
Tanggal :
Pembimbing
Tri Riwayati Ningsih, S.ST
NIK. 11011031
ii
4
PENGESAHAN
Diterima dan disahkan oleh Tim Penguji Ujian Akhir Program Pendidikan
Diploma III Kebidanan Nadira pada :
Hari :
Tanggal :
Penguji I Penguji II
Nesia Catur Hutami, S.ST.,M.Kes Adhesty Novita Xanda, SST.M.Kes
Mengetahui :
Direktur
Adhesty Novita Xanda, SST.M.Kes
NIK. 11402052
iii
5
ASUHAN KEBIDANAN PADA NY. P UMUR 24 TAHUNG1P0A0 USIA KEHAMILAN
12 MINGGU 5 HARI DENGAN HIPEREMESIS GRAVIDARUM TINGKAT I
DI BPM SUHARTINI Amd.Keb KEMILING
BANDAR LAMPUNG
TAHUN 2016
Esty Trismawanti, Tri Riwayati Ningsih
INTISARI
KTI ini membahas tentang Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hiperemesis Gravidarum
Tingkat I.
Hiperemesis gravidarum adalah mual muntah yang berlebihan yang terjadi pada
wanita hamil sehingga menyebabkan terjadinya ketidakseimbangan kadar elektrolit,
penurunan berat badan (lebih dari 5% berat badan aawal), dehidrasi, ketosis, dan
kekurangan nutrisi, menurut data Berdasarkan Profil Dinas Kesehatan Provinsi
Lampung tahun 2012 tingginya angka kejadian emesis gravidarum pada wanita hamil
yaitu 60-50%, sedangkan hiperemesis gravidarum mencapai 10-15% di Provinsi
Lampung dari jumlah ibu hamil yang ada yaitu sebanyak 182.815 orang. Dampak
hiperemesis gravidarum ini jika tidak segera ditangani maka bukan hanya berdampak
pada ibu tetapi terhadap bayinya seperti BBL, IUGR, Prematur, hingga terjadi
abortus. Tujuan penelitian,mampu memberikan Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil
dengan Hiperemesis Gravidarum. Metode penelitian ini menggunakan metode
penulisan penelitian deskriptif. Subjek penelitian, ibu hamil, Objek penelitian, ibu
hamil dengan Hiperemesis Gravidarum tingkat I. Tempat penelitian, BPM Suhartini,
Amd.Keb Kemiling Bandar Lampung. Kesimpulan hasil dari penelitian, Penulis
mampu melakukan Asuhan Kebidanan Ibu Hamil terhadap Ny. P umur 24 tahun
G1P0A0 dengan Hiperemesis Gravidarum terdapat kesenjangan antara teori dan kasus.
Saran utama bagi penelitian ini dapat digunakan untuk menambah pengetahuan dan
wawasan ibu hamil khususnya tentang penanganan ibu hamil yang mengalami
hiperemesis gravidarum.
Kata kunci : Kehamilan, Hiperemesis Gravidarum
Keperpustakaan : 20 Kepustakaan (2007-2015)
Jumlah Halaman : 152 Halaman
iv
6
THE NIGHT OF CRISIS IN NY. P AGE 24 TAHUNG1P0A0 AGE OF
PREGNANCY 12 WEEK 5 DAYS WITH HYPEREMESIS
GRAVIDARUM LEVEL I DIBPM SUHARTINI Amd.Keb
KEMILING BANDAR LAMPUNG
YEAR 2016
Esty Trismawanti, Tri Riwayati Ningsih
ESSENCE
KTI is discussing about Midwifery Care in Mother Hyperemesis Gravidarum Level I.
Hyperemesis gravidarum is an excessive nausea of vomiting that occurs in pregnant
women resulting in electrolyte imbalances, weight loss (more than 5% of body
weight), dehydration, ketosis, and nutritional deficiencies, according to data from
Lampung Province Health Office Profile 2012 The high incidence rate of emesis
gravidarum in pregnant women is 60-50%, while hyperemesis gravidarum reaches
10-15% in Lampung Province from the number of pregnant women there are as many
as 182,815 people. The impact of this hyperemesis gravidarum if not treated
immediately then not only affects the mother but the baby like BBL, IUGR,
Premature, until the abortion occurs. The purpose of the study, able to provide
Midwifery Care in Pregnant Women with Hyperemesis Gravidarum. This research
method using descriptive research writing method. Subjects of research, pregnant
women, Object research, pregnant women with Hiperemesis Gravidarum level I.
Place of study, BPM Suhartini, Amd.Keb Kemiling Bandar Lampung. The
conclusion of the results of the study, the author is able to perform Maternity
Midwife Care against Ny. At 24 years of age G1P0A0 with Hyperemesis Gravidarum
there is a gap between theory and case. The main suggestion for this research can be
used to increase knowledge and insight of pregnant mother especially about handling
of pregnant mother having hyperemesis gravidarum.
Keywords : Pregnancy, Hyperemesis Gravidarum
Library : 20 Libraries (2007-2015)
Number of Pages : 152 Pages
v
7
CURICULUM VITAE
Nama : Esty Trismawanti
Nim : 201305017
Tempat/tanggal lahir : Purwa Agung, 05 Januari 1996
Alamat : Desa Purwa Agung, Kec. Negara Batin
Kab. Way Kanan
Institusi : Akademi Kebidanan Nadira Bandar Lampung
Angkatan : V (Lima)
Riwayat Pendidikan
 SD 02 Purwa Agung Way Kanan
 SMP Negeri 1 Negara Batin Way Kanan
 SMA Negeri 1 Negara Batin Way Kanan
 Hingga saat ini penulis tercatat sebagai Mahasiswi DIII program Kebidanan di
Akademi Kebidanan Nadira Bandar Lampung
vi
8
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat TuhanYang Maha Esa, karena atas limpahan rahmat dan
hidayah-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan study kasus yang berjudul:
Asuhan Kebidanan Pada Ny.P Umur 24 Tahun G1P0A0 Dengan
Hiperemesis Gravidarum Tingkat 1 di BPM Suhartini, Amd.Keb, Bandar
Lampung Tahun 2016”.
Dalam penulisan karya tulis ilmiah ini penulis banyak mendapat bimbingan, saran dari
pihak dosen, pembimbing dan keluaraga untuk itu pula pada kesempatan ini penulis
mengucapkan terima kasih kepada :
1. Adesthy Novita Xandra, S.ST.,M.Kes selaku direktur Akademi Kebidanan
Nadira Bandar Lampung
2. Tri Riwayati Ningsih, S.ST selaku Pembimbing Akademik
3. Suhartini Amd.Keb selaku tempat pengambilan Lahan Praktik
4. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan study kasus ini baik secara
langsung maupun tidak langsung.
Penulis menyadari dalam penyusunan study kasus ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik dari semua pihak. Akhirnya penulis
berharap semoga karya tulis ilmiah ini dapat bermanfaat bagi penulis dan bagi
pembaca.
Bandar Lampung, Mei 2016
Penulis.
vii
9
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .......................................................................................i
LEMBAR PERSETUJUAN............................................................................ii
LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................iii
INTISARI ........................................................................................................iv
MOTO...............................................................................................................v
KATA PENGANTAR .....................................................................................vi
DAFTAR ISI ....................................................................................................vii
DAFTAR TABEL ...........................................................................................viii
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................ix
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah............................................................................ 4
C. Tujuan Penelitian............................................................................. 5
D. Ruang Lingkup ................................................................................ 6
E. Manfaat Penulisan ........................................................................... 7
F. Metode Penulisan ........................................................................... 7
G. Tekhnik Memperoleh Data.............................................................. 8
BAB II TINJAUAN TEORI
A. Tinjauan Teori Medis ...................................................................... 10
B. Teori Manajemen Kebidanan Menurut Varney............................... 66
C. Landasan Hukum Kewenangan Bidan ............................................ 86
BAB III TINJAUAN KASUS
A. Data Subjektif.................................................................................... 88
B. Data Objektif ..................................................................................... 93
C. Matrik.............................................................................................98
BAB IV PEMBAHASAN
A. Pengumpulan data dasar ................................................................. 110
B. Interpretasi data diagnosa/ masalah................................................. 132
C. Identifikasi diagnosis/masalah potensial ........................................ 134
D. Tindakan segera .............................................................................. 135
E. Perencanaan .................................................................................... 135
F. Pelaksanaan ..................................................................................... 138
G. Evaluasi ........................................................................................... 145
viii
10
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan...................................................................................... 149
B. Saran................................................................................................ 151
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
ix
11
DAFTAR TABEL
1. Tabel 2.1 TFU berdasarkan penambahan pertiga jari ...................................19
2. Tabel 2.2 Pengukuran tinggi fundus uterus ..................................................19
3. Tabel 2.3 Bentuk uterus berdasarkan usia kehamilan ...................................20
4. Tabel 2.4 Komponen pertambahan berat badan ibu selama hamil ...............27
5. Tabel 2.5 Pemberian suntikan TT .................................................................36
6. Tabel 2.6 Ketidak nyamanan masa hamil dan cara mengatasinya ................42
7. Tabel 2.7 Pemeriksaan laboratorium ............................................................81
8. Tabel 3.1 Riwayat kehamilan dan persalinan yang lalu................................91
9. Tabel 3.3 Matrik ...........................................................................................99
x
12
DAFTAR LAMPIRAN
1. Lampiran 1 Curriculum Vilate
2. Lampiran 2 SAP
3. Lampiran 3 Leaflet
4. Lampiran 4 Lembar Konsul
xi
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kehamilan adalah fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum
dilanjutkan nidasi atau implementasi. Bila dihitung dari saat fertilisasi hingga
bayi baru lahir. Kehamilan normal akan berlangsung dalam waktu 40 minggu
atau 10 bulan atau 9 bulan menurut kalender internasional
(Sarwono Prawiroharjo, 2010, h 213).
Menurut Edelman, 2004; Quindland, 2005) dalam Nengah Runiari (2010)
dikatakan mual dan muntah pada kehamilan umumnya disebut morning
sickness, dialami oleh sekitar 70-80% dalam wanita hamil dan merupakan
fenomena yang terjadi pada umur kehamilan 5-12 minggu (Runiari, 2010.h;2).
Hiperemesis gravidarum adalah mual muntah yang berlebihan yang terjadi
pada wanita hamil sehingga menyebabkan terjadinya ketidakseimbangan
kadar elektrolit, penurunan berat badan (lebih dari 5% berat badan awal),
dehidrasi, ketosis, dan kekurangan nutrisi (Sherwan, 1999;et.all). hal tersebut
mulai terjadi pada minggu keempat sampai kesepuluh kehamilan dan
selanjutnya membaik umumnya pada usia kehamilan 20 minggu, namun pada
kasus tertentu berlanjut sampai pada kehamilan tahap berikutnya (Runiari,
2010 ; h.8).
2
Penyebab hiperemesis gravidarum belum diketahui secara pasti. Tidak ada
bukti bahwa penyakit ini disebabkan oleh faktor toksik juga tidak ditemukan
kelainan biokimia, perubahan – perubahan anamotik yang terjadi pada otak,
jantung, hati, dan susunan syaraf, disebabkan oleh karena kekurangan vitamin
serta zat – zat lain akibat kelemahan tubuh karena tidak makan dan minum.
Beberapa faktor predisposisi dan faktor lain yang telah ditemukan oleh
beberapa sebagai berikut : faktor predisposisi yang sering di kemukakan
adalah primigravida, mola hidatidosa dan kehamilan ganda,masuknya vili
khorialis dalam sirkulasi meternal dan perubahan, alergi, faktor psikologik,
faktor adaptasi dan hormonal (Rukiyah dan Yuliyanti, 2010; h.118).
Dampak Hiperemesis gravidarum tidak hanya mengancam kehidupan wanita
namun juga dapat menyebabkan efek samping pada janin seperti abortus,
BBLR, kelahiran prematur, IUGR serta malformasi pada bayi baru lahir
(Nengah Runiari, 2010, h;2,8).
Berdasarkan Profil Kesehatan Provinsi Lampung tahun 2012 tingginya angka
kejadian emesis gravidarum pada wanita hamil yaitu 50-90%, sedangkan
hiperemesis gravidarum mencapai 10-15% di Provinsi Lampung dari jumlah
ibu hamil yang ada yaitu sebanyak 182.815 orang, pada kehamilan trimester I.
Mual biasanya terjadi pada pagi hari, tetapi dapat pula timbul setiap saat dan
malam hari. Gejala-gejala ini kurang lebih terjadi setelah 6 minggu setelah
hari pertama haid terakhir dan berlangsung selama kurang lebih 10 minggu.
3
Mual dan muntah terjadi pada 60-80% primigravida dan 40-60% terjadi pada
multigravida (Astriana et. all, 2015; h.143).
Dari hasil prasurvey yang dilakukan di BPM Suhartini Amd.Keb pada tanggal
07 Mei 2016 terdapat 5 orang ibu hamil melakukan kunjungan antenatal
dan terdapat satu ibu hamil yang mengalami mual muntah yang berlebihan.
Sehingga penulis tertarik untuk memberikan asuhan kepada ibu tersebut
dengan judul “Asuhan Kebidanan Pada Ny.P umur 24 tahun G1P0A0 usia
kehamilan 12 minggu 5 hari dengan hiperemesis gravidarum.
B. Rumusan Masalah
“Bagaimanakah Asuhan Kebidanan pada Ny.P umur 24 tahun G1P0A0 Usia
Kehamilan 12 minggu 5 hari dengan Hiperemesis Gravidarum Tingkat I di
BPM Suhartini Amd.keb Kemiling Bandar Lampung Tahun 2016”.
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Memberikan Asuhan Kebidanan pada Ny.P umur 24 Tahun G1P0A0 Usia
kehamilan 12 minggu 5 hari dengan Hiperemesis Gravidarum Tingkat I di
BPM Suhartini Amd.keb Kemiling Bandar Lampung Tahun 2016 sesuai
standar yang berlaku menggunakan pendekatan Manajemen Varney.
4
2. Tujuan Khusus
a) Dapat melaksanakan pengkajian data dasar terhadap Ny.P umur 24
tahun G1P0A0 usia kehamilan 12 minggu 5 hari dengan Hiperemesis
Gravidarum Tingkat I di BPM Suhartini Amd.Keb kemiling Bandar
Lampung Tahun 2016.
b) Dapat menetapkan interpertasi data untuk mengidentifikasi diagnosa
masalah serta kebutuhan terhadap Ny.P umur 24 tahun G1P0A0 usia
kehamilan 12 minggu 5 hari dengan Hiperemesis Gravidarum Tingkat
I di BPM Suhartini Amd.keb Kemiling Bandar Lampung Tahun 2016.
c) Dapat menentukan identifikasi masalah potensial pada asuhan
kebidanan terhadap Ny.P umur 24 tahun G1P0A0 usia kehamilan 12
minggu 5 hari dengan Hiperemesis gravidarum Tingkat I di BPM
Suhartini Amd.keb kemiling Bandar lampung tahun 2016.
d) Dapat melaksanakan tindakan segera pada asuhan kebidanan terhadap
Ny.P umur 24 tahun G1P0A0 usia kehamilan 12 minggu 5 hari dengan
Hipereemesis gravidarum Tingkat I di BPM Suhartini Amd.Keb
Bandar Lampung Tahun 2016.
e) Dapat menyusun rencana asuhan kebidanan yang menyeluruh pada
asuhan kebidanan terhadap Ny.P umur 24 tahun G1P0A0 usia
kehamilan 12 minggu 5 hari di BPM Suhartini Amd.keb kemiling
Bandar lampung Tahun 2016.
5
f) Dapat melaksanakan rencana asuhan yang efisien dan aman pada
asuhan kebidanan terhadap Ny.P umur 24 tahun G1P0A0 usia
kehamilan 12 minggu 5 hari dengan Hiperemesis Gravidarum Tingkat
I di BPM Suhartini Amd.keb Kemiling bandar lampung Tahun 2016.
g) Dapat menevaluasi asuhan kebidanan yang telat diberikan pada asuhan
kebidanan terhadap Ny.p umur 24 tahun G1p0A0 usia kehamilan 12
minggu 5 hari dengan Hiperemesis Gravidarum Tingkat I di BPM
Suhartini Amd.keb kemiling Bandar lampung Tahun 2016.
2. Ruang Lingkup
1. Sasaran
Ny.P umur 24 tahun G1P0A0 usia kehamilan 12 minggu 5 hari dengan
Hiperemesis Gravidarum Tingkat I.
2. Tempat
BPM Suhartini Amd.Keb Kemiling Bandar Lampung Tahun 2016.
3. Waktu
Pelaksanaan asuhan kebidanan dalam kasusu ini dilaksanakan pada
tanggal 07-20 juni 2016.
6
E. Manfaat Penulis.
1. Institusi Pendidikan
Hasil penelitian dapat menjadi sumber bacaan dan salah satu bahan
referensi bagi Mahasiswa Akademik Kebidanan Nadira Bandar lampung.
2. Bagi lahan Praktik
Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi untuk meningkatkan
mutu pelayanan dalam memberikan asuhan kebidanan yang komprehensif
terhadap ibu hamil khususnya yang mengalamii Hipereemesis gravidarum
Tingkat I .
3. Bagi Pasien
Dapat menambah pengetahuan dan wawasan tentang kehamilan dengan
Hipeemesis Gravidarum dan dan mampu menangani kasus yang ibu alami
serta dijadikan pengalaman untuk kehamilan yang selanjutnya dalam
menangani kasus yang sama.
4. Bagi penulis
Hendaknyakarya tulis ilmiah yang berbentuk study kasus ini dapat
menjadi acuan dan juga sebagai pedoman untuk peneliti selanjutya dalam
membuat Karya Tulis Ilmiah khususnya asuhan kebidanan bagi ibu hamil
yang mengalami Hiperemesis Gravidarum Tingkat 1 agar menjadi Karya
Tulis Ilmiah yang lebih baik.
7
F. Metode Penulisan Teknik Memperoleh Data
Metode dan teknik yang digunakan dalam penulisan study kasus ini adalah :
1. Metodelogi penelitian
Metode yang digunakan dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini adalah
metode Deskriptif adalah suatu metode penelitian yang digunakan dengan
tujuan utama untuk membuat gambaran atau Deskriptif tentang suatu
keadaan secara objektif. Metode penelitian Deskriptif digunakan untuk
memecahkan atau menjawab permasalahan yang sedang dihadapi pada
situasi sekarang. Penelitian ini dilakukan dengan menempuh langkah-
langkah pengumpulan data, klasifikasi, pengolahan/analis data, membuat
kesimpulan dan laporan (Sibagariang et all, 2010;h.62).
G. Teknik Memperoleh Data
2. Teknik memperoleh data
Untuk memperoleh data teknik yan digunakan sebagai berikut :
(1) Wawancara
Adalah suatu metode yang diguanakan untuk mengumpulkan data,
dimana peneliti (responden) atau bercakap-cakap berhadapan muka
dengan orang tersebut (face to face)
(Sibagariang et all, 2010;h.100).
8
(2) Pengkajian Fisik
a. Auto Anamnesis : Adalah anamnesisi yang dilakukan kepada
pasien langsung. Jadi data yang diperoleh adalah data primer,
karena langsung dari sumbernya
b. Allo anamnesis : Adalah anamnesisi yang dilakukan kepada
keluarga pasien untuk memperoleh data tentang pasien. Ini
dilakukan pada keadaan darurat ketika pasien tidak
memungkinkan lagi untuk memberikan data yang akurat
(Sulistyawati, 2011; h.166).
(3) Studi kepustakaan
Studi keperpustakaan merupakan kegiatan penelitian yang
dilakukan oleh peneliti dalam rangka mencari landasan teoritis dari
permasalahan penelitian (Hidayat, 2007;h. 42).
(4) Dokumentasi
Dokumentasi merupakan metode pengumpulan data dengan cara
menggambil data yang berasal dari dokumentasi asli. Dokumen asli
tersebut dapat berupa gambar, tabel, atau daftar pustaka dan film
documenter (Hidayat, 2007;h.42-100).
9
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Tinjauan Teori Medis
1. Konsep Dasar Kehamilan
Menurut federasi Obstetri Genekologi Internasional, kehamialan
didefisinikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum
dan dilanjutkan dengan nidasi atau implementasi. Bila dihitung dari saat
fertilisasi hingga lahirnya bayi, kehamilan normal akan berlangsung dalam
waktu 40 minggu atau 10 bulan atau 9 bulan menurut kalender Internasional.
Kehamilan terbagi dalam 3 trimester, dimana trimester kesatuan berlangsung
dalam 12 minggu, trimester kedua 15 minggu (minggu ke 13 hingga ke 27),
dan trimester ketiga 13 minggu (minggu ke 28 hingga ke 40) (Prawirohardjo,
2010;h.213).
Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin, lamanya
kehamilan normal 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari
pertama haid terakhir (Pudiastuti, 2012;h.1).
10
2. Tujuan Asuhan Kehamilan
a) Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan
tumbuh kembang janin.
b) Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental sosial pada
ibu dan bayi.
c) Mengenali secara dini adanyaa ketidak normalan atau komplikasi yang
mungkin terjadi Selama hamil, termasuk riwayat penyakit secara umum,
kebidanan dan pembedahan.
d) Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat, ibu
maupun bayinya dengan trauma seminimal mungkin.
e) Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian ASI
ekslusif.
f) Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi
agar dapat tumbuh kembang secara normal (Walyani, 2015;h.7).
3. Standar Asuhan Kebidanan
a) Kunjungan ante-natal care (ANC) minimal :
1) Satu kali pada trimester I (usia kehamilan 0-13 minggu)
(a) Mendeteksi masalah yang dapat ditangani sebelum
membahayakan jiwa.
11
(b) Mencegah masalah, missal : tetanus neonatal, anemia, kebiasaan
tradisional yang berbahaya.
(c) Membangun hubungan saling percaya
(d) Memulai mempersiapan kelahiran dan kesiapan menghadapi
komplikasi
(e) Mendorong prilaku sehat (nutrisi, kebersihan, olahraga, istirahat,
seks dan sebagainya).
2) Satu kali pada trimester II (usia kehamilan 14-27 minggu)
Sama dengan trimester pertama ditambah kewaspadaan khusus
terhadap hipertensi kehamilan (deteksi gejala preeklamsi, pantau
tekanan darah, evaluasi edema, proteinuria).
3) Dua kali trimester III (usia kehamilan 28-40 minggu)
(setelah 36 minggu) sama, tambah : deteksi kelainan letak, atau kondisi
yan memerlakukan persalinan dirumah sakit
(Dewi dan Sunarsih, 2010;h.22).
b) Jadwal kunjungan ulang :
1) Kunjungan I = 16 minggu dilakukan untuk :
(a) Penampisan dan pengobatan anemia
(b) Perencanaan persalinan
(c) Pengenalan komplikasi akibat kehamilan dan pengobatannya
2) Kunjungan II = (240-28 minggu)
3) Kunjungan III (32 minggu), dilakukan untuk :
12
(a) Pengenalan komplikasi akibat kehamilan dan pengobatannya
(b) Penapisan preeklamsia, gemeli, infeksi alat reproduksi dan saluran
perkemihan
(c) Mengulang perencanaan persalinan
4) Kunjungan IV = 36 minggu sampai lahir
(a) Sama seperti kunjungan II dan II
(b) Mengenali adanya letak presentasi
(c) Menetapkan rencana persalinan
(d) Mengenali tanda-tanda persalinan (Pudiastuti, 2012;h.11).
4. Pelayanan standar ,yaitu 14T :
a) Timbang berat badan
Tinggi badan ibu dikategorikan adanya resiko apabila hasil pengukuran
< 145 cm. Berat badan ditimbang setiap kali ibu datang atau berkunjung
untuk mengetahui kenaikan BB dan penurunan BB
b) Ukur tekanan darah
Diukur setiap kali ibu datang atau berkunjung, deteksi tekanan darah yang
cendrung naik diwaspadai adanya gejala hipertensi dan preeklamsi.
c) Ukut tinggi fundus uteri
Menggunakan pita sentimeter, letakkan titik no pada tepi atas simpisis dan
rentangkan sampai fundus uteri (fundus tidak boleh ditekan)
13
d) Pemberian tablet penambah darah (Tablet Fe)
Untuk memenuhi kebutuhan volume darah pada ibu hamil dan nifas,
karena masa kehamilan kebutuhan meningkat seiring dengan pertumbuhan
janin.
e) Pemeberian imunisasi TT
Untuk melindungi dari tetanus neonatorium.
f) Pemeriksaan HB
Pemeriksaan Hb dilakukan pada kunjungan ibu hamil yang pertama kali,
lalu dipriksa lagi menjelang persalinan
g) Pemeriksaan protein urine
Untuk mengetahui adanya protein dalam urine ibu hamil. Protein urine ini
untuk mendeteksi ibu hamil kearah preeklamsi.
h) Pengambilan darah untuk pemeriksaan VDRL
Pemeriksaan Veneral Desease Research Laboratoty (VDRL) untuk
menetahui adanya treponema pallidum/penyakit menular seksual, antara
lain syphilish.
i) Pemeriksaan urine reduksi
Dilakukan pemeriksaan urine reduksi hanya kepada ibu dengan ibu
dengan indikasi penyakit gula/DM atau riwayat penyakit gula pada
keluarga ibu dan suami.
14
j) Perawatan payudara
Meliputi senam payudara, perawatan payudara, pijit tekan payudara yang
ditunjukan kepada ibu hamil.
k) Senam ibu hamil
l) Pemberian obat malaria
Pemeberian obat malaria diberikan khusus untuk pada ibu hamil didaerah
endemic malaria atau kepada ibu dengan gejala khas malaria yaitu panas
tinggi disertai mengigil
m) Pemeberian kapsul minyak beryodium
n) Temu wicara
Walyani, 2015;h.80-83)
5. Informasi Yang Diberikan Ketika Memberikan Asuhan Kebidanan
a) Trimester I
1) Menjalin hubungan saling percaya
2) Deteksi masalah
3) Mencegah masalah (TT dan anemia)
4) Persiapan persalinan dan komplikasi
5) Prilaku sehat (gizi, latihan/senam, kebersihan, istirahat)
b) Trimester II gejala pre-eklamsi ringan
Setelah bidan menyimpulan bahwa passion sudah cukup paham dengan
informasi yang harus diketahui pada trimester I, maka pada trimester II,
ini bidan emberikan informasi yang berkaitan dengan pre-eklamsi ringan.
15
Bidan mengajak pasien dn klien dan keluarga untuk aktif dalam
memantau kemunkinan gejala-gejala pre-eklamsi ringan dalam
kehamilannya sehingga timbul tanggung jawab bagi pasien dan keluarga
untuk mempertahankan kesehatan secara mandiri.
c) Trimester III
1) Gemeli (28-36 minggu)
Pada usia kehamilan ini informasi yang perlu disampaikan adalah
hasil pemeriksaan kesejahteraan janin dalam kandungan, salah
satunya adalah janin tunggal atau ganda. Informasi tersebut akan
mengurangi beberapa kekhawatiran yang dirasakan oleh ibu dan
keluarga berkaitan dengan janin.
2) Letak janin (> 36 minggu)
Gambaran persalinan yang akan dilalui merupakan salah satu hal yang
dikhawatirkan oleh ibu dan keluarga pada akhir masa kehamilan.
Informasi mengenai kepastian letak dan posisi janin akan mengurangi
kecemasan pasien. Ibu akan lebih siap jika diberikan gambaran
mengenai proses persalinan secara lengkap.
(Sulistyawati, 2011;h.6-7)
6. Tanda-Tanda Kehamilan
a) Tanda Pasti (Positive Sigh)
Tanda pasti adalah tanda yang menunjukkan langsung keberadaan janin
yang dapat dilihat langsung oleh pemeriksaan .
16
Tanda pasti kehamilan terdiri atas hal – hal berikut :
1) Gerakan janin dalam rahim
2) Denyut jantung janin
3) Bagian-bagian janin
Bagian-bagian janin yaitu bagian besar janin (kepala dan bokong) serta
bagian kecil janin (lengan dan kaki) dapat diraba dengan jelas pada usia
kehamilan lebih tua (trimester akhir)
4) Keranka janin dapat dilihat dengan foto rontgen maupun USG.
b) Tanda Kemungkinan (Probablity Sign)
Tanda kemungkinan adalah perubahan - perubahan fisiologis yang dapat
diketahui oleh pemeriksa dengan melakukan pemeriksaan fisik kepada
wanita hamil.
1) Pembesaran perut
2) Tanda hegar adalah pelunakan dan dapat dirkannya isthimus uteri
3) Tanda goodle adalah pelunakan serviks
4) Tanda chadwick yaitu perubahan warna menjadi keunguan pada vulva
dan mukosa vagina termasuk juga porsio dan serviks
5) Tanda piskacek merupakan pemebesaran uterus yang tidak simetris
6) Kontraksi Braxton hiks merupakan peregangan sel-sel otot uterus,
akibatnya meningkatnya actomysin didalam otot uterus
7) Tanda ballottement
8) Pemeriksaan tes biologis kehamilan (planotest) positif
17
c) Tanda dugaan hamil
1) Amenorea (berhentinya menstruasi)
2) Mual (nausea) dan muntah (emesis)
3) Ngidam
4) Syncope (pingsan)
5) Kelahan
6) Payudara tegang
7) Sering miksi
8) Konstipasi atau obstipasi
9) Pimentasi kulit
10) Epulis
11) Varices
(Walyani, 2015;h:70-74).
7. Perubahan Anotomi Dan Fisiologi Ibu Hamil
a) System Reproduksi
1) Uterus
Ukuran pada kehamilan cukup bulan, ukuran uterus adalah 30 x 25 x
20 cm dengan kapasitas lebih dari 4.000 cc. Hal ini memungkinkan
bagi adekuatnya akomodasi pertumbuhan janin. Pada saat ini rahim
membesar akibat hiperteropi dan hiperplasi otot polos rahim, serabut
kolagen nya menjadi higroskopik, dan endometrium menjadi desidua.
18
Jika penambahan ukuran TFU pertiga dapat dilihat dalam table
dibawah ini :
Tabel 2.1 TFU menurut penambahan per Tiga Jari
Usia kehamilan
(minggu)
Tinggi fundus uteri (TFU)
12 3 jari diatas simpisis
16 Pertengahan simpisis-pusat
20 3 jari dibawah pusat
24 Setinggi pusat
28 3 jari diatas pusat
32 Pertengahan pusat-prosesus xiphoideus (px)
36 3 jari dibawah prosesus xiphoideus (px)
40 Pertengahan pusat-prosesus xiphoideus (px)
Sulistyawati,2011;h.60)
Tabel 2.2 Pengukuran tinggi fundus
NO Tinggi Fundus Uteri Umur kehamilan (minggu)
1 12 cm 12
2 16 cm 16
3 20 cm 20
4 24 cm 24
5 28 cm 28
6 32 cm 32
7 36 cm 36
8 40 cm 40
(Walyani, 2015;h.80)
19
2) Berat
Uterus naik secara luar biasa dari 30 gram menjadi 1.000 gram pada
bulan akhir .
Tabel 2.3 Bentuk uterus Berdasarkan Usia Kehamilan
Usia kehamilan Bentuk dan konsistensi uterus
Bulan pertama Seperti buah alpukat. Istmus tahim menjadi
hipertropi dan bertambah panjang, sehingga
bila diraba terasa lebih lunak, keadaan ini
yang disebut dengan tanda hegar.
2 bulan Sebesar telur bebek
3 bulan Sebesar telur angsa
4 bulan Berbentuk bulat
5 bulan Rahim teraba seperti terisi cairan ketuban.
Rahim terasa tipis, itulah sebabnya
mengapa bagian-bagian janin ini dapat
dirasakan melalui peraban dinding perut.
(Sulisyawati, 2011;h.60)
3) Posisi rahim dalam kehamilan
a) Pada permulaan kehamilan, dalam posisi antefleksi atau
retrofleksi
b) Pada bulan kehamilan, rahim tetap berada dalam rongga pelvis
c) Setelah itu, mulai memasuki rongga perut yang yang dalam
pembesarannya dapat mencapai batas hati
d) Pada ibu hamil, rahim biasanya mobile, lebih mengisi rongga
abdomen kanan atau kiri (Jannah, 2012;h.88)
20
4) Vaskularisasi
Arteri uterine dan ovarika bertambah dalam diameter panjang, dan
anak-anak cabangnya, pembuluh darah vena mengembang dan
bertambah.
5) Serviks Uteri
Bertambahnya vaskularisasinya dan menjadi lunak, kondisi ini
disebut dengan tanda goodell. Kelenjar endoservikal membesar dan
mengeluarkan banyak cairan mucus. Oleh karena pertambahan dan
pelebaran pembuluh darah. Warnanya menjadi livid dan ini disebut
dengan tanda Chadwick.
6) Ovarium
Ovulasi berhenti namun masih terdapat korpus luteum graviditas
sampai ovariter bentuknya plasenta yang akan mengambil alih
pengeluaran estrogen dan progesteron.
7) Vagina dan Vulva
Oleh karena pengaruh estrogen terjadi hipervaskularisasi pada vagina
dan vulva sehingga pada bagian tersebut terlihat lebih merah atau
kebiruan, kondisi ini dis
ebut dengan tanda Chadwick.
(Sulistyawati, 2011;h.61)
21
b) Sistem Kardiovaskuler
1) Trimester I
Sirkulasi darah ibu dalam kehamilan dipengaruhi oleh adanya sirkulasi
ke plasenta uterus yang membesar dengan pembuluh-pembuluh darah
yang membesar pula mamae dan alat lain yang memang berfungsi
berlebihan dalam kehamilan 10 minggu.
Perubahan rata-rata volume plasma maternal berkisar antara 20-100%,
selain itu pada minggu ke 5 kardiak output anakan meningkat dan
perubahan ini terjadi untuk mengurangi resistensi vaskuler sistemik
antara minggu ke 10 dan 20 terjadi peningkatan preload.
2) Trimester II
Pada usia kehamilan ke 16 minggu, mulai jelas kelihatan terjadi
prosees hemodilusi. Setelah 24 minggu tekanan darah sedikit demi
sedikit naik kembali pada tekanan darah sebelum aterm. Perubahan
auskultrasi mengiringi perubahan ukuran dan posisi jantung.
3) Trimester III
Selama kehamilan jumlah leukosit akan meningkat yaakni berkisar
antara 5.000-12.000 dan puncaknya pada saat persalinan dan masa
nifas berkisar 14.000-12.000. distribusi tipe sel juga akan mengalami
perubahan. Pda kehamilan, terutama ke 3, terjadi peningkatan jumlah
granulosit dan limfosit dan secara bersama limfosit dan monofisit.
(Romauli, 2011;h.82-83)
22
c) Sistem urinaria
Selama kehamilan, ginjal berkerja lebih berat. Ginjal meyaring darah
yang volumenya meningkat (sampai 30-50% atau lebih) yan puncaknya
terjadi pada usia kehamilan 16-24 minggu sampai sesat sebelum
persalinan (pada saat ini aliran darah keginjal berkurang akibat penekanan
rahim yang membesar.
Dalam keadaan normal, aktivitas ginjal meningkat ketika berbaring dan
menurun ketika berdiri. Keadaan ini semakin menguat pada saat
persalinan, karena itu wanita hamil sering merasa ingin berkemih ketika
mereka mencoba untuk berbaring/tidur. (Sulistyawati, 2011;h.62)
Pada trimester kedua aliran darah ginjal meningkat dan akan tetap terjadi
hingga usia kehamilan 30 minggu, setelah itu menurun secara perlahan.
Ginjal mengalami pembesaran dan filtrasi glomeruus adalah penyebab
peningkatan kliens kreatinin, urea dan asam urat yng sangat direabsobsi
pada awal kehamilan. (Jannah, 2012;h.104)
d) Sistem Gastrointestinal
Rahim yang semakin membesar akan menekan rectum dan usus bagian
bawah, seehingga terjadi sembelit atau komplikasi. Sembelit semakin
berat karena gerakan oto didalam usus diperlihatkan oleh tingginya kadar
progesteron.
23
e) Sistem Metabolisme
Janin membutuhkan 30-40 gram kalsium untuk pembentukan tulangnya
dan ini terjadi ketika trimester terakhir. Kebutuhan zat besi wanita hamil
kurang lebih 1.000 mg, 500 mg dibuthkan untuk meningkatnya masa sel
darah merah dan 300 mg untuk transportasi ke fetus ketika kehamilan
memasuki usia 12 minggu, 200 mg sisanya untuk menggantikan cairan
yang keluar dari tubuh. Wanita hamil membutuhkan zat besi rata-rata 3,5
mg/hari. Pada metabolisme lemak terjadi peningkatan kadar kolesterol
sampai 350 mg atau lebih per 100 cc. Hormon somatotropin mempunyai
peranan dalam pembentukan lemak pada payudara, eposit lemaklainnya
tersimpan didalam, perut, paha, dan lengan.
d) Kulit
Topeng kehamilan (cloasma gravidarum) adalah bintik-bintik pigmen
kecoklatan yang tampak dikulit kening dan pipi. Peningkatan pimen juga
terjadi disekeliling puting susu, sedangkan diperut bagian bawah bagian
tengah biasanya tampak garis gelap yaitu spider angioma (pembuluh
darah kecil yang member gambaaran seperti laba-laba) biasa muncul
dikulit, dan biasanya diatas pinggang. Pembesaran rahim menimbulkan
perenggangan dan menyebabkan robeknya serabut elastik dibawah kulit
sehingga menimbulkan striae gravidarum/striae lividae.
24
e) Payudara
Payudara sebagai organ target untuk proses laktasi mengalami banyak
perubahan sebagai persiapan setelah janin lahir. Beberapa perubahan yang
dapat diamati oleh ibu adalah sebgai berikut :
1) Selama kehamilan payudara bertambah besar, tegang dan keras
2) Dapat teraba nodul-nodul akibat hipertropi kelenjar alveoli
3) Bayangan vena-vena lebih membiru
4) Hiperpigmentasi pada areola dan puting susu
5) Kalau diperas akan keluar air susu jolong (kolostrum) berwarna
kuning.
f) Sistem Endokrin
Selama siklus menstruasi normal hipofisis anterior memproduksi LH dan
FSH yang merangsang folikel de graaf untuk menjadi matang dan
berpisah kepermukaan ovarium diamana ia dilepaskan. Folikel yang
kososng dikenal dengan korpus luteum, dirangsang oleh LH, untuk
memproduksi progesteron. Progesterone dan estrogen merangsang
proliferasi dari desidua (lapisan dalam uterus) dalam upaya
mempersiapkan implementasi jika kehamilan terjadi. Plasenta yang
terbentuk secara sempurna dan berfungsi 10 minggu setelah pembuahan
terjadi, akan mengambil alih tugas korpus luteum untuk memproduksi
estrogen dan progesteron.
25
g) Sistem Pernapasan
Ruang abdomen yang membesar oleh karena meningkatnya ruang
rahim, dan pembentukan hormon, progesteron menyebabkan paru-paru
berfungsi sedikit berbeda dari biasanya. Wanita hamil bernafas lebih
cepat dan dalam karena memerlukan banyak oksigen untuk janin dan
untuk dirinya. Lingkar dada wanita hamil agak membesar dan lipatan
saluran pernafasan menerima lebih banyak daraah dan menjadi agak
tersumbat oleh penumpukan darah (kongesti). Kadang hidung dan
tenggorokan mengalami penyumbatan parsial akibat kongessti ini.
Tekanan dan kualitas suara wanita hamil agak berubah.
(Sulistyawati, 2011;h.63-69)
h) Sistem muskuloskletal
Sejak trimester I akibat peningkatan kadar hormon estrogen dan
progesteron, terjadi relaksasi dari jaringan ikat, kartilago dan ligament
juga meningkatnya jumlh cairan synovial.
Trimester II dan III hormon progesteron dan relaxing menyebabkan
relaksasi ringan jaringan ikat dan otot-otot. Hal ini maksimal pada 1
minggu terakhir kehamilan. (Jannah, 2012;h.94-95)
i) Sistem persyarafan
Perubahan fungsi neurologi selama masa hamil, selain perubahan-
perubahan neurohormonal hipotalami-hipofisis. (Romauli, 2011;h.87)
26
8. Indeks Masa Tubuh (IMT) dan Berat Badan
Cara yang dipakai menentukan berat badan menurut tinggi badan adalah
dengan menggunakan indeks masa tubuh (IMT) dengan rumus berat badan
dibagi tinggi badan pangkat 2. Pertumbuhan berat badan ibu hamil
menggambarkan status gizi selama hamil, oleh karena itu perlu dipantau
setiap bulan. Disarankan pada ibu primigravida untuk tidak menaikkan berat
badanya lebih dari kg/bulan. (Sulistyawati, 2011;h.68)
Perkiraan peningkatan berat badan yang dianjurkan :
a) 1-2 kg pada trimester I
b) 0,35-0,5 kg/minggu pada kehamilan trimester II
c) 5,5 kg pada kehamilan trimester III
Total sekitar 12,5 kg selama hamil.
Tabel 2.4 Komponen pertambahan berat badan ibu selama hamil
Komponen Jumlah (dalam kg)
Janin 3-4
Cairan amnion 0,6
Plasenta 0,8
Payudara 0,4
tambahan darah 1,5
Tambahan cairan 1,4
Tambahan jaringan lemak 3,5
Peningkatan berat uterus 0,9
Total 12,5 kg
(Walyani, 2015;h.56).
27
9. Perubahan Dan Adaptasi Psikologis Selama Masa Kehamilan
a) Perubahan peran selama kehamilan :
1) Tahap antisipasi
Dalam tahap ini wanita akan mengawali adaptasi perannya denan
merubah peran sosialnya melalui latihan formal (misalnya kelas
khusus kehamilan) dan informal melalui model peran (role model)
meningkatnya frekuensi interaksi dengan wanita hamil daan ibu muda
lainnya akan memepercepat proses adaptasi.
2) Tahap honeymoon (menerima peran, mencoba menyesuaikan diri)
Pada tahp ini wamita sudah mu;ai menerima peran barunya dengan
cara mencoba menyesuaikan diri untuk memenuhi akan kebutuhan
akan kasih saying dari pasangannya. Ia akan mencoba menggambarkan
figure ibunya dimasa kecilnya untuk kemudian ia adaptasi dan
terapkan pada bayinya nanti.
3) Tahap stabil
Bagaimana mereka dapat meliat penampilan dalam perannya. Ia akan
melakukan aktivitas-aktivitas yang berifat positif dan berfokus untuk
kehamilannya seperti mencari tahu tentang informasi seputar persiapan
kelahiran, cara mendidik dan merawat anak, serta hal yang berguna
untuk menjaga kondisi kesehatan keluarga.
28
4) Tahap akhir (perjanjian)
Meskipun sudah cukup stabil dalam menerima perannya, namun ia
tetap mengadakan perjanjian dengan dirinya sendiri untuk sedapat
mungkin menepati janji. Mengenali kepastian-kepastian internal yang
telah ia buat berkaitan dengan apa yang akan ia perankan ssejak saat
ini sampai bayinya lahir nanti.
b) Perubahan Psikologi
1) Trimester I (Periode Penyesuaian)
(a) Ibu merasa tidak sehat dan kadang merasa benci dengan
kehamilannya
(b) Kadang muncul penolakan, kekecewaan, kecemasan, dan
kesedihan bahkan kadang ibu berharap agar dirinya tidak hamil
(c) Ibu akan selalu mencari tanda-tanda apakah ia benar-benar hamil
hal ini dilakukan sekedar untuk meyakinkan dirinya
(d) Setiap perubahn yang terjadi dalam dirinya akan selalu mendapat
perhatian dengan seksama
(e) Oleh karena perutnya masih kecil kehamilan merupakan rahasia
seseorang ibu yang mungkin akan diberitahukan kepada orang lain
atau malah mungkin dirahasiakannya
(f) Hasrat untuk melakukan hubungan seks berbeda-beda pada tiap
wanita tetapi kebanyakan akan mengalami penurunan
29
2) Trimester II (Priode Kesehatan Yang Baik)
(a) Ibu merasa sehat, tubuh ibu sudah terbiasa denan kadar hormone
yang tinggi
(b) Ibu sudah bias menerima kehamilannya
(c) Merasakan gerakan anak
(d) Merasa terlepas dari ketidak nyamanan dan kekahwatiran
(e) Libido meningkat
(f) Menuntut perhatian dan cinta
(g) Merasa bahwa bayi sebagai individu yang merupakan bagian dari
dirinya
(h) Hubungan sosial meningkat dengan wanita hamil lainya atau pada
orang lainnya atau pada orang yang baru menjadi ibu
(i) Ketertarikan dan aktivitas terfokus pada kehamilan, kelahiran dan
persiapan untuk peran baru.
3) Trimester III (Priode Penantian Dengan Penuh Kewaspadaan)
(a) rasa tidak nyaman timbul kembali, merasa dirinya jelek, aneh, dan
tidak menarik
(b) merasa tidak menyenangkan ketika bayi tidak lahir tepat waktu
(c) takut akan rasa sakit dan bahaya fisik yang timbul pada saat akan
melahirkan, khawatir akan keselamatannya
(d) khawatir bayi akan lahir daalam keadaan tidak normal, bermimpi
yang mencerminkan prhatian dan kekhawatiran
30
(e) merasa sedih karena akan berpisah dari bayinya
(f) merasa kehilangan perhatian
(g) perasaan mudah terluka (sensitiv)
(h) libido menurun. (Sulistyawati, 2011;h.75-77)
10. Kebutuhan Dasar Ibu Hamil
a) Oksigen
Kebutuhan oksigen adalah kebutuhan yang utama pada manusia termasuk
ibu hamil. Berbagai gangguan pernapasan bias terjadi saat hamil sehingga
akan menganggu pemenuhan kebutuhan oksigen pada ibu yang akan
berpengaruh pada bayi yang dikandung. (Walyani, 2015;h:93)
b) Nutrisi
Widya Karya Pangan dan Gizi Nasional menganjurkan pada ibu hamil
untuk asupan energi 285 kkal perhari.
1) Protein ibu hamil mengalami peningkatan sebesar 69% dan Widya
Karya Pangan dan Gizi nasional menganjurkan untuk menambah
asupan protein menjadi 12% perhari atau 75-100 gram. Bahan pangan
yang dijadikan seperti daging tak berlemak, ikan, telur, susu dan hasil
olahan protein yang berasal dri tumbuhan nilai biologinya rendah dn
cukup sepertiga bagian saja.
31
2) Zat besi yang dibutuhkan selama hamil meningkat sebesar 300%
(1.040 mg selama hamil) dan peningkatam ini tidak dapat tercukupi
hanya dari asupan makanan ibu selama hamil melainkan perlu
ditunjang dengan sublemen zat besi. Pemberian suplemen zat besi
dapat diberikan sejak minggu ke 12 kehamilan sebesar 30-60 gram
setiap hari selama kehamilan dan enam minggu setelah melahirkan.
Untuk mencegah anemia postpartum.
3) Asam folat sangat berperan dalam pembentukan metabolisme normal
makanan menjadi energi, pematanagan sel darah merah, sistensi DNA,
pertumbuhan sel dan pembentukan heme. Widya Karya Pangan
menganjurkan untuk memberikan asam folat besaran 280, 660, dan
470 mikrograam untuk trimester I (Sulistyawati, 2011;h.108-109)
4) Mineral
Pada prinsipnya semua mineral dapaat terpenuhi dengan makan-
makanan sehari-hari yaitu buah-buahan, sayur-sayuran dan susu.
5) Vitamin
Vitamin sebernya telah terpenuhi dengan makan sayur dan buah-
buahan tetapi dapat pula diberikan ekstra vitamin. Pemvverian asam
folat terbukti mencegah kecacatan pada bayi.
(Romauli, 2011;h.136-137)
32
c) Personal hygiene
Kebersihan harus dijaga pada masa kehamilan. Mandi dianjurkan
sedikitnya 2 kali sehari karena ibu hamil cendrung untuk mengeluarkan
keringat, menjaga kebersihan diri terutama lipatan kulit (ketiak, bawah
buah dada, daerah genetalia) dengan cara dibersihkan dengan air dan
keringkan.
d) Pakaian
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pakaina ibu hamil adalah
memenuhi kriteria berikut ini :
1) Pakaian harus longgar, bersih dan tidak ada ikatan yang ketat pada
daerah perut
2) Bahan pakaian diusahakan yang mudah menyerap kringat
3) Pakailah bra yang menyokong payudara
4) Memakai sepatu dengan hak yang rendah
5) Pakaian dalam yang selalu bersih.
e) Eliminasi
Keluhan yang sering muncul pada ibu hamil berkaitan dengan eliminasi
adalah konstipasi dang sering buang air kemih. Konstipasi terjadi karena
adanya pengaruh hormon progesteron yang memiliki efek rilek terhadap
otot polos, salah satunya otot usus. Selain itu, desakan usus oleh
pembesaran janin juga menyebabkan bertambahnya konstipsi. Tindakan
pencegahan yang dapat dilakukan adala dengan mengonsumsi makanan
33
tinggi serat dan banyak minum air putih, terutama ketika lambung dalam
keadaan kosong. Minum air putih hangat ketika perut dalam keadaan
kosong dapat merangsang gerak peristaltik usus. Jika ibu sudah
mengalami dorongan maka segeralah untuk buang air besar aar tidak
terjadi konstipasi.
Sering BAK merupakan keluhan yang umum dirasakan ibu hamil
terutama trimester I dan III. Hal tersebut adalah kondisi yang fisiologis.
Ini terjadi karena pada awal kehamilan terjadi pembesaran uturang yang
mendesak kandung kemih sehingga kapasitasnya berkurang. Sedangkan
pada trimester III terjadi pembesaran janin yang menyebabkan desakan
pada kasung kemih. Tindakan mengurangi asupan cairan untuk
mengurangi keluhan ini sangat tidak dianjurkan, karena akan
menyebabkan dehidrasi.
f) Seksual
Selama kehamilan berjalan normal, koitus diperbolehkan sampai akhir
kehamilan, meskipun bebebrapa kali berpendapat sebaiknya tidak lagi
berhubungan sekual selama 14 hari menjelang kelahiran. Koitus tidak
dibenarkan bila terdapat perdarahan pervaginam, riwayat abortus
berulang, abortus/partus prematurus immines, ketuban pecah sebelum
waktunya.
34
g) Mobilisasi
Ibu hamil boleh melakukan kegiatan/aktivitas fisik biasa selama tidak
terlalu melelahkan. Ibu hamil dapat dianjurkan untuk melakukan
pekerjaan rumah dengan dan cara berirama dengan menghindari geerakan
menyentak, sehingga mengurangi ketegangan pada tubuh dan
menghindari kelelahan.
h) Istirahat
Wanita hamil dianjurkan untuk merencanakan istirahat yang teratur
khususnya seiring kemajuan kehamilannya. Jadwal istirahat dan tidur
perlu diperhatikan dengan baik, karena istirahat dan tidur yang teratur
dapat meningkatkan kesehatan jasmani dan rohani untuk kepentingan
perkembangan dan petumbuhan janin. Tidur pada malam hari selama
kurang lebih 8 jam dan istirahat dalam keadaan rileks pada siang hari
selama 1 jam. (Romauli, 2011;h.138-140)
i) Imunisasi
Imunisasi selama kehamilan sangat oentin dilakukan untuk mencegah
penyakit yang dapaat menyebabkan kematian ibu dan janin. Jenis
imunisasi yang diberikan dalah tetanus toxoid (TT) yang dapat mencegah
penyakit tetanus.
35
Table 2.5 Pemberian Suntikan TT
Status Jenis suntikan
TT
Interval
waktu
Lama
perlindungan
Presentase
perlindungan
T0 Belum pernah
mendapatkan
suntikan TT
- - -
T1 TT1 - - 80%
T2 TT2 4 minggu dari
TT1
3 tahun 95%
T3 TT3 6 bulan dari
TT2
5 tahun 99%
T4 TT4 1 tahun dari
TT3
10 tahun 99%
T5 TT4 1 tahun dari
TT4
Seumur hidup -
(Sulistyawati, 2011;h.121).
j) Travelling
Meskipun dalam keadaan hamil, ibu masih membutuhkan rekreasi untuk
mnyegarkan pokiran dan perasaan, misalnya denan mengunjungi objek
wisata atau pergi keluar kota.
Hal-hal yang dianjurkan apabila ibu hamil berpergian adaalah sebagai
berikut:
1) Hindari pergi kesuatu tempat yang ramai, sesak dan panas, serta
hindari berdiri terlalu lama karena akan dapat menimbulkan sesak
napas sampai akhirnya jatuh pingsan.
2) Duduk terlalu lama haarus dihindari karena dapat menyebabkn
peningkatn resiko pembekuan darah vena dalam dan trombofleblitis
selama kehamilan.
36
3) Mnegendari mobil maksimal 6 jaam dalam ssehari dan harus berhenti
2 jam lalu berjalan selama 10 menit.
4) Sabuk pengaman sebaiknya selalu dipakai, sabuk tersebut tidak
diletakkan dibawah perut ketika kehamilan sudah besar.
k) Persiapan persalinan dan kelahiran bayi
Rencana persalinan adalan rencan tindkan yang dibuat oleh ibu, anggota
keluarga dan bidan. Ada 5 komponen penting dalam rencana persalianan
antara lain :
1) Membuat rencana persalinan
2) Membuat rencana untuk mengambil keputusan jika terjadi
kegawatdaruratan pada saat pengambil keputusan utama tidak ada
3) Memepersiapkan sistem trasportasi jika terjadi kegawatdaruratan
4) Membuat rencana atau pola menabung
5) Mempersiapkan peralatan yang diperlukan saat persalinan.
(Romauli, 2010;h.146)
l) Perwatan payudara
Hindari pemakaian bra denagan ukuran yang terlalu ketat, menggunakan
bra yang menyokong payudara, sering membersihkan puting dengan baby
oil atau minyak sayur laalau bilas dengan air hangat. (Sulistyawati,
2011;h.118)
37
m) Senam hamil
Senam hamil bukan merupakan keharusan. Namun, dengan melakukan
senam hamil akan banyak memnerikan manfaat dalam membantu
kelancara proses persalinan antara lain dapat melatih pernapasan dan
rileksasi menguatkan otot-otot pnggul dan perut serta memilih cara
mengedan yang benar. Kesiapan ini merupakan bekal penting bagi calon
ibu data persalinan.
Manfaat senam hamil secara teratur dan terukur adalah memeperbaiki
sirkulasi darah, mengurangu pembengkakan, memperbaiki kesimbangan
otot, mengurangi resiko gangguan gastrointerstinal, termasuk sembelit,
mengurangi kejang kaki/krm, menggunakan otot perut, dan mempercepat
proses penyembuhan setelah melahirkan. Senam hamil paada kehamilan
normal dapat dapat dimulai pada kehamilan kurang lebih 16-36 minggu.
Pelaksanaan senam sedikitnya seminggu sekali dan mengguanaka pakaian
yang sesuai dan longgar. Lakukan selalu pemanasan dan pendinginan
setiap kali senam. Intensitas senam hamil harus disesuikan dengan
kondisi tubuh. Bila di lantai, gunakan kasur atau martas saat melakukan
senam. Jangan mendadak berdiri saat usai senam, tetapi lakukan secara
perlahan untuk menghindari pusing. (Jannah, 2012;h.159)
38
n) Sikap tubuh yang baik (body mechanic)
Seiring dengan bertambahan usia kehamilan, tubuh akan menyesuaikan
fisik dengan pertumbuhnya ukuran janin. Perubahan tubuh yang paling
jelas adalah tulang punggung bertambah lordosis karena tubuh bergeser
lebih kebelakang dibandingkan sikap tubuh ketika hamil. Beberapa yang
harus diperhatikan adalah :
1) Pakailah sepatu dengan hak yang rendah/tanpa hak
2) Posisi tubuh saat mengangkat beban, yaitu dalam keadaan tegak dan
pastikan beban terfokus pada lengan
3) Tidur dengan posisi kaki ditinggikan
4) Duduk dengan posisi punggung tegak
5) Hindari duduk atau berdiri terlalu lama
(Sulistyawati, 2011;h.119)
o) Mamantau kesejahteraan bayi
Kesejahteraan janin dalam kandungan dipantau secara terus menerus agar
jika ada agangguan janin dalam kandungan kan dapat segera terdeteksi
dan ditangani. Salah satu indikator kesejahteraan janin yang dapat
dipantau sendiri oleh ibu adalah gerakannya dalam 24 jam. Gerakan janin
dalam 24 jam minimal 10 kali. Gerakan ini dirasakan dan dihitung oleh
ibu sendiri yang dikenal dengan dengan menghitung “gerakan sepuluh”.
Selain dihitung dengan manual, gerakan janin dapat dipantu melalui suatu
metode yang disebut Non-Stress Test (NTS), dengan cara suatu elektrode
39
ditempelkan di perut ibu yang dihubungkan dengan monitor sehingga
setiap ada gerakan janin akan mincul suatu grafik yang tergambar jelas
dilayar monitor. (Sulistyawati, 2011;h.123)
1) Pertumbuhan dan perkembangan hasil konsepsi
(a) Embrio usia 2-4 minggu
(1) Terjadi perubahan yang semula buah kehamilan hanya
berupa suatu titik telur menjadi satu oergan yang terus
berkembang dengan pembentukan lapisan-lapisan
didalamnya
(2) Jantung mulai memompa cairan melalui pembuluh darah
pada haari ke-20 dan berikutnya muncul sel darah merah
yang pertama. Selanjutnya, pembuluh darah terus
berkembang diseluruh embrio dan plasenta.
(b) Embrio usia 4-6 minggu
(1) Sudah terbentuk bakal organ-organ
(2) Jantung sudah berdenyut
(3) Pergerakan sudah Nampak dalam pemeriksaan USG
(4) Panjang embrio 0,64 cm
(c) Embrio usia 8 minggu
(1) Pertumbuhan organ dan penampilan semakain bertambah
jelas, seperti mulut, mata dan kaki
2)
40
(1) Pembentukan usus
(2) Pemebntukan genetalia dan anus
(3) Jantung mulai memompa darah
(d) Embrio umur 12 minggu
(1) Embrio sudah menjadi janin
(2) Usus lengkap
(3) Genetalia dan anus sudah terbentuk
(4) Menggerakkan anggota badan, mengeipkan mata,
mengerutkan dahi, dan mulut terbuka
(5) Berat 15-30 gram
(e) Janin usia 16 minggu
(1) Gerakan fetal pertama
(2) Sudah mulai ada mekonium dan verniks caseosa
(3) System muskuluskletal sudah matang
(4) System syaraf mulai melaksanakan kontrol
(5) Pembuluh darah berkembang dengan cepat
(6) Tangan janin dapat mengembang
(7) Kaki menendang dengan aktif
(8) Semua organ mulai matng dan tumbuh
(9) Denyut jantung janin (DJJ) daapat didengar dengan Doppler
(10) Berat janin 0,2 kg
41
(f) Janin usia 24 minggu
(1) Kerangka janin berkembang dengan cepat karena aktifitas
(2) Pembentukan tulaang meningkat
(3) Perkembangan pernapasan dimulai
(4) Berat janin 0,7-0,8 kg
(g) Janin usia 28 minggu
(1) Janin dapat bernapas, menelan, dan mengatur suhu
(2) Surfaktan terbentuk di dalam paru-paru
(3) Mata mulai membuka dan menutup
(4) Ukuran janin 2/3 saat lahir
(h) Janin usia 32 mingu
(1) Simpanan lemak coklat berkembang dibawah kulit untuk
persiapan pemisahan bayi setelah lahir
(2) Mulai menyimpan zat besi, kalsium, fosfor.
(3) Bayi sudah tumbuh 38-43 cm
(i) Janin usia 36 minggu
(1) Seluruh uterus terisi oleh bayi, sehingga ia tidak dapat lagi
bergerak dan memutar banyak
(2) Antibodi ibu ditransfer ke janin, yang akan memberikan
kekebalan selama 6 bulan pertama sampai sistem kekebalan
bayi berkerja sendiri. (Sulistyawati, 2011;41-46)
42
p) Ketidaknyamanan dan cara mengatasinya
Tabel 2.6 Ketidaknyamanan Masa Hamil Dan Cara Mengatasinya
NO Ketidaknyamanan Penyebab Cara Menatasinya
1 rasa mual dan muntah
antara minggu ke 5-12.
Biasanya terjadi lebih
awal (2-3 minggu setelah
HPHT) (Kusmiati et. all,
2009;h.125)
- Peningkatan kadar HCG,
estrogen/progesteron
- Relaksasi dari otot halus
- Metabolik perubahan dalam
metabolisme karbohidrat
berlebihan
- Mekanisme kongesti,
inflamasi, distensi pegeseran
(Kusmiyati et. all,
2009;h.125)
- Hindari bau atau faktor
penyebabnya
- Makan biskuit kering atau
roti bakar sebelum bangun
dari tempat tidur di pagi
hari
- Makan sedikit tapi sering
- Duduk tegak setiap kali
selesai makan
- Hindari makanan yang
berlemak dan berbaau
merangsang
- Makan makanan kering
diantara waktu makan
- Minum minuman
berkarbonat
- Bangun dari tidur secara
perlahan lahan jangan
langsung melakukan
aktivitas
- Hindari menggosok gigi
segera setelah makan
- Minum teh herbal
- Istirahat sesuai kebutuhan
(Kusmiyati et. all,
2009;h.125)
2 Kelelahan/fatigue pada
trimester I ((Kusmiyati
et.all, 2009;h1123
- Berhubungan dengan
penurunan laju metabolisme
basal pada awal kehamilan
(Kusmiyati et.all,
2009;h.123)
- Yakin bahwa ini normal
pada awal kehamilan
- Anjurkan ibu untuk sering
berkeringat
- Hindari ibu istirahat yang
berlebihan
(Kuamiyati et. all,
2009;h.123)
3 Ngidam Biasanya pada
TM I, tapi bisa
- Berkaitan dengan persepsi
individu wanita tersebut
- Tidak perlu dikhwatirkan
selama diet memenuhi
43
berlangsung sepanjang
masa kehamilan
(Kusmiyati et.all, 2009;h.
123
mengenai apa yang bias
mengurangi rasa mual dan
muntah
- Indra pengecap menjadi
tumpul, jadi makanaan yang
merangsang dicari-cari
(Kusmiyati et. all,
2009;h.125)
kebutuhan
- Jelaskan tentang bahaya
makanan yang tidak bias
diterima, mencakup gizi
yang diperlukan serta
memuaaskan rasa
mengidam atau kesukaan
menurut kultur
(Kusmiyati et. all,
2009;h.125)
4 Sering buang air kecil /
nocturia TM I dan III
(Kusmiyati et.all,
2009;h.124)
- Teknan pada uterus pada
kandung kemih
- Air dan sodium tertahan
dibawah tungkai baah
selama iang hari karena statis
vena, pada malam hari
terdapat alairan balik vena
meningkat denagn akibat
peningkatan alam jumlah
output air seni (Kusmiyati et.
all, 2009;h.124)
- Tidak memerlukan
pengobatan farmakologis
5 Kram pada kaki setelah
usia kehamilan 24 minggu
(Silistyawati, 2009;h.125)
- Iskemia transiet setempat
- Kebutuhan akan kalsium
(kadarnya rendah dalam
tubuh) (Rukiyah,
2009;h.120)
- Kurangi komsumsi susu
(kandungan fosfornya
tinggi)
- Latihan dorsofleki pada
kaki dan merenggangkan
otot yang terkena
- Gunakan penghangat untuk
otot (Sulistyawati,
2009;h.125)
6 Konstipasi TM I dan III
(Kusmiyati et.all,
2009;h.128)
- Peningkatan kadar
progesteron yang
menyebabkan peristaltik
usus jadi lambat
- Penurunan motalitas sebagai
akibat dari relaksasi otot-otot
halus (Kusmiyati et. all,
2009;h.128)
- Tingkatkan intake cairan,
serat didalam diet
- Buah perm atau jus perm
- Istirahat cukup
- Minum cairan dingin /
panas (ketika perut kosong)
- Senam
- BAB setelah ada dorongan
(Kusmiyati et.all, 2009;h.
128
7 Sesak nafas
(Hiperventilasi)
TM II dan III
- Peningkatan kadar
progesteron berpengaruh
secara langsung pada pusat
pernapasan untuk
menurunkan kadar CO2 serta
- Jelakan penyebab
fisiologinya
- Dorong agar secara sengaja
mengatur laju dan
dalamnya pernafasan pada
44
meningkatkan kadar O2,
meningkatkan aktifitas
metabolik, meningkatnya
kadar CO2
- Uterus membesar dan
menekan pada diafrgma
(Kusmiyari et. all,
2009;h.129)
kecepatan normal yang
terjadi
- Merentangkan tanan diatas
kepala serta menarik nafas
panjang
- Mendorong postur tubuh
yang baik, melakukan
pernafasan interkostal
(Kusmiyati et.all,
2009;h.129)
8 Keputihan terjadi di
trimester I, II atau III
(Kusmiyati et.all, 2009;h.
123)
- Hyperplasia mukosa vagina
- Peningkataan produksi
lender dan kelenjar
endoservikal sebagai akibat
dari peningkatan kadar
estrogen
- Meningkatkan kebersihan
dengan mandi setiap hari
- Memakai pakaian dalam
yang terbuat dari bahan
katun dan mudah menyerap
bukan nilon
9 Pusing Trimester II dan
III (Kusmiyati et.all,
2009;h.131)
- Hipertensi postural yang
berhubungan dengan
perubahan- perubahan
hemodinamis
- Pengumpulan darah didalam
pembuluh tungkai, yang
mengurangi aliran balik vena
dan menurunkan output
cardiac serta tekanan darah
dengan keteganagn othostatis
yang meningkat
- Bangun secara perlahan
dari posisi istirahat
- Hindari berdiri terlalu
lama dalam lingkungan
yang hangat atau sesak
- Hindari berbaring dalam
posisi terlentang
(Kusmiyatiet.all, 2009;h.123-133)
11. Tanda bahaya pada kehamilan muda
a) Perdarahan pervaginam
Perdarahan pervaginam pada ibu hamil muda dapat disebabkan oleh
abortus, kehamilan ektopik, atau molahidatidosa
1) Abortus adalah berakhirnya suatu kehamilan (oleh akibat-akibat
tertentu) sebelum kehamilan berusia 22 minggu atau belum mampu
hidup diluar kandungan. Jenis abortus antara lain : abortus spontan,
45
abortus buatan, abortus immines, abortus insipiens, abortus
incompletes, abortus komplitus, abortus habitualis dan missed
abortus.
2) Kehamilan ektopik
Kehamilan ektopik adalah kehamilan yang terjadi diluar rahim,
misalnya dalam tuba, ovarium, rongga perut, serviks. Kehamilan
ektopik dikatakan terganggu apabila diakhiri dengan abortus atau
rupture tuba.
3) Molahidatidosa
Molahidatidosa adalah suatu kehamilan dimana setelah fertilisasi hasil
konsepsi tidak berkembang menjadi embrio tetapi terjadi proliferasi
dari viri korialis disertai dengan degenerasi hidrofilik. Uterus melunak
dan berkembang lebih cepat dari usia gestasi yang normal, tidak
dijumpai adanya janin, kavum uteri hanya terisi oleh jaringan seperti
rangkaian buah anggur. (Kusmiyati et. All, 2009;h.149-154)
b) Sakit kepala yang hebat
Sakit kepala dapat terjadi selama kehamilan dan seringkali merupakan
ketidaknyamanan yang normal dalam kehamilan yang biasa disebabkan
oleh pengruh hormon dan keletihan. Sakit kepala yang menunjukkana
suatu masalah yang serius adalah sakit kepala hebat yang menetap dan
tidak hilang dengan beristirahat. Ibu mungkin menemukan bahwa
46
penglihatannya menjadi kabur atau terbayang yang merupakan gejala dari
preeklamsi.
c) Nyeri abdomen yang hebat
Nyeri abdomen yang tidak berhubungan dengn persalinan normal. Nyeri
abdomen yang mungkin menunjukkan masalah yang mengancap
keselamatan jiwa adalah yang hebat, menetap, dan tidak hilang setelah
beristirahat. Hal ini bisa berarti apendisitis, kehamilan ektopik, aborsi,
penyakit radang panggul, persalinan preterm, gastritis, abrupsio plasenta,
infeksi saluran kemih dan infeksi lain.
d) Bengkak pada muka dan tangan
Edema ialah penimbunan cairan secara umum dan berlebihan dalam
jarinan tubuh dan biasanya dapat diketahui dari kenaikan berat badaan
serta pembengkakan kaki, jari tangan dan muka. Bengkak dapat
menunjukkan adanya masalah serius apabila ditandai dengan : muncul
pada muka dan tangan, bengkak tidak hilang setelah beristirahat, dan
disertai dengan keluhan fisik seperti sakit kepala hebat dan pandangan
mata kabur. Hal ini merupakan tanda anemia, gagal jantung atau
preeklamsi.
e) Bayi kurang bergerak seperti biasa
Ibu mulai merasakan gerakan bayinya selama bulan ke-5 atau ke-6.
Beberapa ibu dapat merasakan gerakan bayinya lebih awal. Jika bayi
tidur, gerakan akan melemah. Bayi harus bergerak paling sedikit 3 kali
47
dalam priode 3 jam. Gerakan janin lebih mudah terasa jika ibu berbaring
atau beristirahat. (Dewi dan Sunarsih, 2011;h.136-138)
f) Keluar air ketuban sebelum waktunya (ketuban pecah dini)
Harus dibedakan antara urine dengan air ketuban jika keluarnya cairan
tidak terasa disertai bau yang khas dan warnanya putih keruh berarti yang
keluar adalah air ketuban. Adanya kemungkinan infrksi dalam rahim dan
persalinan prematuritas. Ketuban pecah dini yang disertai kelainan letak
akan mempersulit persalinan yang dilakukan ditempat dengan fasilitas
belum memadai. (Sulistyawati, 2011;h.161)
12. Faktor-faktor yang mempengaruhi kehamilan
a) Faktor fisik
1) Status kesehatan
Selama kehamilan seorang wanita mengalami perubahan secara fisik
seperti uterus akan membesar karena dalamnya telah tumbuh janin,
tentunya dengan adanya perubahan tersebut keadaan kesehatan ibu
akan berubah pula karena tubuh ibu dipersiapkan untuk mendukung
perkembangan dari kehidupan yang baru dan untuk menyiapkan janin
hidup diluar kandungan. Keadaan ini dapat diperberat dengan adanya
setatus yang buruk atau penyaakit yang diderita klien seperti penyakit
jantung, asama, dan diabetes. Status kesehatan dapat diketahui dengan
memeriksakan kehamilannya ke pelayanan kesehatan terdekat.
48
2) Status gizi
Status gizi merupakan salah satu fakto yang mempengaruhi kehamilan.
Banyak wanita yang tidak mengetahui manfaat gizi bagi ibu hamil
(diet ibu hamil). Masalah inilah yang menjadi tugas kita sebagai
seorang bidan untuk menerangkannya disetiap kunjungan ibu.
Meskipun bukan merupakan jaminan, dengan mngikuti anjuran diet
atau mkan yang terbik bagi wanita hamil akan sangat membantu
mendapatkan kehamilan yang nyaman, tidak saja ia akan membantu
menhindar atau mengurangi rasa mual dipagi hari dan gangguan pada
pencernaan.
3) Gaya hidup
(a) Substance abuse (konsumsi alkohol)
Resiko dari meminum alkohol yang terus menerus, tentunya juga
berhubungan dengan dosis yang akan menyebabkan berbagai
masalah yang serius seperti meningkatnya resiko keguguran, lahir
prematur, berat lahir yang rendah, komplikasi selama masa
persiapan kelahiran, persalinan dan Fetal Alkohol Effect (FAE).
(b) Merokok
Terdapat bukti yang kuat bahwa ibu hamil yang merokok dapat
langsung mempengaruhi dan merusak perkembangan janin dalam
49
rahim seperti BBRL, apneu dan kemungkinan meninggal karena
Sudden Infant Death Sindrome (SIDS) atau kematian di ranjang
bayi (Crib Death). Asap rokok dapat menyebabkan suplai oksigen
dan nutrisi kepada janin melalui plasenta berkurang.
(c) Hamil dilur nikah/kehamilan tidak diharapkan
Hamil yang tidak dinginkan adalah kehamilan karena suatu sebab,
maka keberadaannya tidak diinginkan oleh salah satu pihak
ataupun keduanya. Najman et all (1991) menemukan bahwa
kcemasan postpartum dan depresi lebih banyak terjadi pada
kehamilan tidak direncanakan atau tidak diharapkan.
4) Faktor psikologi
Respons emosional selama kehamilan bergantung pada beberapa
faktor yaitu dari internal ataupun eksternal
(a) Faktor internal
(1) Wanita yang mempunyai emosi stabil
(2) Hubungan personal yang tidak adekuat
(b) Faktor eksternal
(1) Trauma psikologis
(2) Sexsual abuse
(3) Kekecewaan yang tidak terselesaikan
(4) Adanya minor disorders, misalnya rasa mual dan konstipasi
50
5) Dukungan keluarga
Peran keluarga bagi ibu hamil sangatlah penting, psikologis ibu hamil
yang cendrung lebih labil daripada wanita tidak hamil memerlukan
banyak dukungan dari keluarga terutama suami.
6) Fasilitas kesehatan
Untuk mencapai suatu kondisi yang sehat diperlukan adanya sarana
dan prasarana (fasilitas kesehatan) yang memadai.
7) Ekonomi
Aspek finansial ini dapat menjadi masalah jika misalnya ibu hamil
yang suaminya belum kerja, berkerja berkerja, atau dengan
penghasilan kurang membuat ibu harus tinggal di rumah kontrakan
yang murah dan kumuh sehingga membuat ibu rentan terhadap
penyakit. (Dewi dan Sunarsih, 2011;h.118-123)
B. Hiperemesis Gravidarum
1. Definisi
Hiperemesis gravidarum adalah mual muntah yang berlebihan yang terjadi
pada wanita hamil sehingga menyebabkan ketidakseimbangan kadar
elektrolit, penuran berat badan (lebih dari 5% berat badan awal), dehidrasi,
51
ketosis, dan kekurangan nutrisi. Hal terssebut mulai terjadi pada minggu
keempat sampai kesepuluh kehamilan dan selanjutnya akan membaik
umumnya pada usia kehamilan 20 minggu, namun pada beberapa kasus
dapat terus berlanjut sampai pada kehamilan tahap berikutnya.
(Runiari, 2010;h.8)
Hiperemesis gravidarum adalah muntah yang terjadi pada awal kehamilan
sampai umur kehamilan 20 minggu. Keluhan muntah kadang-kadang begitu
hebat dimana segala apa yang dimakan dan diminum dimuntahkan sehingga
dapat mempengaruhi keadaan umum dan menganggu pekerjaan sehari-hari,
berat badan menurun, dehidrasi dan terdapat aseton dalam urine bahkan
seperti gejala penyakit apendidisitis, pielititis dan sebagainya.
(Prawirohardjo, 2010;h.815)
2. Etiologi
Penyebab hiperemesis gravidarum belum diketahui secara pasti. Tidak ada
bukti bahwa penyakit ini belum diketahui secara pasti. Tidak ada bukti
bahwa penyakit ini disebabkan oleh faktor toksik juga tidak ditemukan
kelainan biokimia, perunbahan-perubahan anatomic yang terjadi pada otak,
jantung, hati dan susunan syaraf, disebabkan oleh kekurangan vitamin serta
zat-zat lain akibat kelemahan tubuh karena tidak makan dan minum.
52
Beberapa faktor predisposisi dan faktor lain yang telah ditemukan oleh
beberapa sebagai berikut :
a) Faktor predisposisi yang sering dikemukakan adalah primigravida, mola
hidatidosa dan kehamilan ganda. Frekuensi yang tinggi pada mola
hidatidosa dan kehamilan ganda menimbulkan dugaan bahwa faktor
hormon memegang peranan karena pada kedua keadaan tersebut
hormon khorionik gonadropin dibentuk berlebihan
b) Masuknya vili khorionik dalam sirkulasi maternal dan perubahan
metabolic akibat hamil serta resistensi yang menurun dari pihak ibu
terhadap perubahan ini merupakan faktor organik.
c) Alergi, sebagai salah satu respon dari jaringan ibu terhadap anak, juga
disebut sebagai salah satu faktor organik.
d) Faktor psikologik memegang peran penting pada penyakit ini rumah
tangga yang rentang, kehilangan pekerjaan, takut akan kehaamilan dan
persalinan, takut terhadap tanggung jawab sebagai ibu, dapat
menyebabkan konflik menyal yang dapat memperberat mual dan
muntah sebagai ekspresi tidak sadr terhadap keengganan menjadi hamil
atau sebagai pelarian kesukaran hidup. Kurangnya penerimaan terhadap
kehamilaan dinilai memicu terjadinya mual dan muntah ini. Pada waktu
hamil muda, kehamilan dinilai tidak digharapkan, apakah karena
kegagalan kontrasepsi ataupun karena hubungan diluar nikah. Hal ini
biasanya memicu penolakan ibu terhadap kehamilannya.
53
(Rukiyah, 2010;h.119)
e) Faktor hormonal
1) Human Chorionic Gonadotropin ( HCG )
Pada awal kehamilan, terjadi peningkatan produksi HCG
(khususnya pada kehamilan mola dan kehamilan ganda) dan
insiden hiperememesis ini meningkat ketika produksi HCG mencai
puncaknya (usia kehamilan sekitar 9 minggu). Beberapa pendapat
menyatakan bahwa kemungkinan ktivitas biological dari masing-
masing inform HC berbeda-beda sebagaimana sensitivitas individu
untuk stimulasi emetogenik. Selain itu interaksi hormon reseptor
mungkin memodifikasi efek HCG pada hiperemesis.
2) Helicobacter Pylori Infection
Infeksi kronik helicobacter pylori dapat menyebabkan hipermesis
garavidarum. Pemeriksaan histologi muskosa gaster pada 30
wanita (20 pasien hiperemesis gravidrum dan 10 kontrol)
mnunjukkan bahwa bakterium ada pada hamper 95% pasien
hiperemesis gravidarum tetapi hanya 50% pada kotrol.
3) Progesteron
Progesteron ini mepunyai sifat yang unik, yaitu menekan sistem
imun. Hal ini dimaksudkan supaya embrio dapat implantasi
kedalam rahim. Embrio dikenal sebagai benda asing, apabila
54
sistem imun tidak ditekan, maka tubuh akan menolak embrio.
Karena sistem imun tubuh ibu ditekan, ibu akan rentan sakit, dan
kemungkinan mual muntah yang sialami ibu berkaitan dengan
pelemahan sistem imun ibu.
4) Estrogen
Peningkatan kadar estron dan estradiol diketahui dapat
menyebabkan mual dan muntah. Pengamatan pasien dengan terapi
estrogen menunjukkan salah satu efek sampinnya yaitu mual dan
muntah. Lebih lanjut, apabila fetus yang di kandung berjenis
kelamin perempuan berkaitan dengan mual dan muntah yang lebih
parah karena kosentrasi etrogen utero mengalami peningkatan
yang segnifikan.
5) Hipertiroid
Secara fisologis, fungsi tiroid mengalami perubahan selama
kehamilan, salah satunya karena distimulasi oleh HCG. Pada
hipertiroid, kadar T3 bebas dan T4 bebas normal, akan tetapi
penurunan TSH (tyroid stimulating hormone), kemungkinan hal ini
menyebabkan hiperemesis gravidarum.(Fauziah,2012 h;3-5)
3. Patofisologis
Ada yang menyatakan bahwa perasaan mual akibat dari meningkatnya kadar
estrogen, oleh karena keluhan ini menjadi terjadi pada trimester pertama.
Pengaruh fisiologik hormon estrogen ini tidak jelas, mungkin berasal dari
55
sistem saraf pusat akibat berkurangnya pengosongan lambung. Penyesuaian
terjadi pada kebanyakan wanita hamil, meskipun demikian mual dan muntah
dapat berlangsung berbulan-bulan.
Hiperemesis gravidarum yang merupakan komplikasi mual dan muntah pada
hamil muda, bila terjadi terus menerus dapatb menyebabkan dehidrasi dan
tidak imbangnya elektrolit dengan alkolisis hipokloremik. Belum jelas
mengapa gejala-gejala ini hanya terjadi pada sebagian kecil wanita, tetappi
faktor psikologik merupakan faktor utama, disamping pengaruh hormonal.
Yang jelas, wanita yang sebelum kehamilan sudah menderita lambung
spastik dengan gejala tidak suka makan dan mual, akan mengalami emesis
gravidarum yang lebih berat. (Rukiyah, 2010;h.120)
4. Tanda dan Gejala
Batas antara mual dan muntah dalam kehamilan yang masih fisiologik
dengan hiperemesis gravidarum tidak jelas, akan tetapi muntah yang
menimbulkan gangguan kehidupan sehari-hari dan dehidrasi merupakan
petunjuk bahwa wanita hamil telah memerlukan perawatan yang intensif.
Menurut Winknjosastro dalam buku Rukiyah mengatakan bahwa
hiperemesis gravidarum berdasarkan berat ringannya gejala dapat dibagi
kedalam 3 tingkatan :
a) Tingkat I ringan
56
Ditandai dengan muntah terus menerus yang mempengaruhi keadaan
umum penderita, ibu merasa lemah, nafsu makan tidak ada, berat badan
menurun dan nyeri epigastrium. Nadi meningkat sekitar 100 permenit,
tekanan darah sistolik menurun, turgor kulit mengurang, lidah mongering
dan mata cekung.
b) Tingkat II sedang
Penderita terlihat lebih lemah dan apatis, turgor kulit lebih mengurang,
lidah mengering dan tampak kotor, nadi kecil dan cepat, suhu kadang-
kadang naik dan mata sedikit ikteris. Berat badan turun dan mata cekung,
tensi turun, hemokonsentrasi, oliguria, dan kostipasi. Aseton dapat
tercium dalam hawa pernapasan, karena mempunyai aroma yang khas dan
dapat pula ditemukan dalam kencing.
c) Tingkat III berat
Keadaan umum lebih parah, mutah berhenti, kesadaran menurun dari
samnolen sampai koma, nadi kecil dan cepat, suhu meningkat dan tensi
menurun. Komplikasi fatal yang terjeda pada susunan saraf yang dikenal
sebagai ensefalopati wernicke, dengan gejala nistagmus, diplopia dan
perubahan mental. Keadaan ini adalah akibat sangat kekurangan zat
makanan, termasuk vitamin B komplek. Timbulnya ikterus menunjukkan
adanya payah hati. (Rukiyah, 2010;h.121-122)
5. Komplikasi
57
Dampak yang ditimbulkan dapat terjadi pada ibu dan janin seperti ibu akan
kekurangan nutrisi dan cairan sehingga keadaan fisik ibu menjadi lemah dan
lelah dan pat pula mengakibatkan gangguan asam basa, pneumini aspirin,
robekan mukosa pada hubungan gastroesofagi yang menyebabkan peredaran
ruptur esophagus, kerusakan hepar dan kerusakan ginjal, ini kan memberikan
pengaruh pada pertumbuhan dan perkembangan janin karena nutrisi yang
tidak terpenuhi atau tidak sesuai dengan kehamilan, yang mengakibatkan
peredaran darah janin berkurang. (Rukiyah, 2010;h.128)
Hiperemes gravidarum tidak hanya mengancam kehidupan klien, mamun
dapat menyebabkan efek samping pada janin seperti abortus, berat badan
lahir rendah, kleahiran prematur dan malformasi pada bayi baru lahir. Pada
penelitian yang dilakukan oleh Paawi, et all (2005) dalam Runiari 2010
didapatkan bahwa hipermesis gravidarum faktor yang sisnifikan terhadap
memanjangnya hari rawat bagi bayi yang dilahirkan. (Runiari, 2010 h;14)
6. Penatalaksanaan
Konsep pengobatan yang diberikan antara lain yaitu :
a) Isolasi dan terapi psikologis
1) Isolasi diruangan yang dilakukan dengan baik, dapat meringankan
hipermesis gravidarum karena perubahan suasana rumah tangga
2) Konseling dan edukasi (KIE) tentang kehamilan yang dilakukan
untuk menghilangkan faktor psikis rasa takut.
58
3) Memberikan informasi tentang diet ibu hamil dengan makan tidak
sekaligus banyak, tetpi dalam porsi yang sedikit tapi sering.
4) Jangan tiba-tiba berdii waktu bangun pagi, karena akan membuat ibu
hamil mengalami pusing, mual dan muntah.
b) Pemberian cairan pengganti
Pada keadaan darurat dapat diberikan cairan pengganti, sehingga
dehidrasi dapat diatasi.
Cairan pengganti yang diberikan antara lain :
1) Glukosa 5%-10%
2) Cairan yang ditambah vitamin C,B kompleks, atau kalium yang
diperlukan untuk kelancaran metabolisme. Selama rehidrasi
keseimbangan cairan (baik yang masuk dan keluar), nilai tekanan
darah, jumlah nadi, suhu, dan rerata pernapasan harus terpantau.
Lancarkan pengeluran urine memberikan petunjuk bahwa kedaan ibu
beransur-ansur membaik.
c) Obat yang diberikan
Pemeberian obat pada hiperemesis gravidarum sebaiknya berkolaborasi
dengan dokter, sehingga dpat dipilih obat-obatan yang bersifat
teratogenetik, dapat menyebabkan kelainan kongenital/cacat bawaan pada
bayi. Sediaan obat yang dapat diberikan pada kasus hiperemesis
gravidarum diantaranya adalah sebagai berikut.
1) Sedatif ringan
59
2) Fenobarbital (luminal) 30mg
3) Valium
4) Antihistamin
5) Dramamin
6) Avopreg
7) Vitamin, terutama B kompleks
8) Vitamin C
9) Antialergi
d) Menghentikan kehamilan
Bebrapa kasus pengobatan ibu dengan hiperemesis gravidrum yang tidak
berhasil menjadi kemunduran dan kondisi ibu semakin menurun,
sehingga pertimbangan untuk mengakhiri kehamilan. Keadaan yang
memerlukan pertimbangan untuk mengakhiri kehamilan diantaranya
sebgai berikut :
1) Gangguan jiwa
2) Gangguan penglihatan
3) Gangguan fisiologis tubuh (Hidayati,2009;h:68-70)
e) Jahe
Jahe mengandung 1-4% minyak atsiri dan oleoresin. Komposisi minyak
yang terkandung bervariasi terantung dari geografi tanaman berasal.
Kandunagan utama yaitu zingiberene, arcurcumene, sesquiphellandrene
dan bisabolene. Secara tradisional jahe digunakan sebagai peluruh dahak
60
atau obat batuk, peluruh keringat, peluruh angin perut, diare, dan
pencegahan mual. Baik untuk menghilangkan mual dan kembung karena
perjalan jauh (mabuk darat, mabuk udara, atau mabuk laut) bahkan pada
bebebrapa teks pengobatan menganjurkan wanita hamil agar
mengonsumsi jahe untuk menghilangkan rasa mual dan muntah selama
kehamilan.(Runiari, 2010;h.28)
7. Pencegahan
Pencegahan terhadap hiperemesis gavidarum perlu dilaksanakan dengan
jalan membrikan penerangan tentangg ehamilan dan persalinan sebagai suatu
proses yang fisiologik, memberikan keaakinan bahwa mual dan muntah
merupakan gejala yang fisiologik pada kehamilan muda dan akan hilang
setelah kehamilan cukup bulan, menganjurkan mengubah pola makan
dengan jumlah kecil, tetapi lebih sering. Waktu bngun tidur pagi hari jangan
segera turun dari tempat tidur tetapi dinjurkan untuk makan roti kering atau
biskuit dengan teh hangat.
Makanan yang berminyak dan berbau lemak sebaiknya dihindarkan.
Makanan dan minuman sebaiknya disediakan dalam keadaan panas atau
sangat dingin. Defekasi yang teratur hendaknya dapat dijamin, menghindari
kekurangan karbohidrat merupakan faktor yang penting, oleh karenanya
dianjurkan makan yang banyak mengandung gula.
(Rukiyah, 2010;h.122-123)
8. Obat-obatan
61
Apabila dengan cara tersbut diatas keluhan dan gejala tidak mengurang
maka diperlukan pengobatan. Sedative yang sering diberikan adalah
pehenobarbital, vitamin yang dianjurkan yaitu vitamin B1 dan B2 yang
berfungsi untuk mempertahankan kesehatan saraf, jantung, otot serta
meningkatkan pertumbuhan dan perbaikan sel dan B6 berfungsi menurunkan
keluhan atau gangguan mual dan muntah bagi ibu hamil dan juga membantu
dalam sintesa lemak untuk pembentukan sel darah merah. Antihistaminika
juga dianjurkan pada keadaan lebih berat diberikan antimimetik seperti
disklomin hidrokhloride dan ayomin.
9. Isolasi
Isolasi dilakukan dalam kamar yang tenang cerah dan peredaran udara yang
baik hanya dokter dan perawat yang boleh keluar masuk kamar sampai
muntah berhenti dan pasien mau makan. Catat cairan yang masuk dan keluar
dan tidak diberikan makan dan minum selama 24 jam. Kadang-kadang
dengan isolasi saja gejala-gaja akan berkurang atau hilang tanpa pengobatan.
10. Terapi Psikologik
Perlu diyakinkan kepada penderita bahwa penyait dapat disembuhkan,
hilangkan rasa takut karena kehamilan, kurangi pekerjaan serta
menghilangkan masalah dan konflik, yang kiranya dapat menjadi latar
belakang penyakit ini.
Bantuan yang positif dalam mengatasi permasalahan psikologis dan social
dinilai cukup signifikan memberikan kemajuan keadaan umum.
62
11. Diet
Menurut Dinar dalam buku Rukiyah, cirri khas diet hiperemesis gravidarum
adalah penekanan karbohidrat komplek terutama pada pagi hari, serta hindari
makanan yang berlemak dan goring-gorenagan untuk menekan rasa mual
dan muntah, sebaiknya diberi jaeak dalam pemberian makan dan minuman.
Diet pada hiperemesis gravidarum bertujuan untuk mengganti persedian
glikogen tubuh dan mengontrol asidosis secara berangsur memberikan
makanan berenergi dan zat gizi yang cukup.
Diet hiperemesis gravidarum memiliki beberapa syarat diantaranya adalah
karbohidrat tinggi, yaitu sebesar 75-80% dari kebutuhan energy total, lemak
redah yaitu <10% dari kebutuhan energi total, protein sedang, yaitu 10-15%
dari kebutuhan energi total, makanan diberikan dengan dalam bentuk kering,
pemeberian cairan disesuaikan dengan keadaan pasien, yaitu 7-10 gelas
perhari, makanan mudah dicerna, tidak merangsang saluran pencernaan dan
diberikan dalam porsi kecil, bila makan pagi dan sulit diterima, pemberian
dioptimalkan pada makan malam dan selingan pada malam, makanan segera
berangsur ditingkatkan dalam posisi dan nilai gizi sesuai dengan keadaan
dan kebutuhan gizi pasien. Ada tiga macam diet hiperemesis gravidarum
yaitu :
63
a) Diet HEG tingkat I diberikan pada HEG tingkat III. Makanan hanya
berupa roti kering dan buah-buahan. Cairan tidak diberikan bersama
makanan tetapi 1-2 jam sesudahnya. Makanan ini kurang akan zat-zat
gizi kecuali vitamin C karena itu hanya diberikan beberapa hari.
b) Diet HEG tingkat II diberikan bila rasa mual muntah berkurang secara
beragsur mulai diberikan bahan makan yang bernilai gizi tinggi. Pilihan
bahan makanan yang tepat pada tahap ini dapat memenuhi kebutuhan
gizi, seperti telur ayam, daging, tahu, sayuran, dan buah-buahan.
c) Diet HEG tingkatb III diberikan sama dengan HEG ringan menurut
kesanggupan penderita minuman boleh diberikan bersama makan,
makanan ini cukup dalam semua zat-zat kecuali kalsium.
Makanan yang dianjurkan untuk diet hiperemesis I, II, III adalah roti
panggang, biscuit, crakers, buah segar dan sari buah. Minuman botol
rinagan, sirup, kaldu tak berlemak, the dan kopi encer. Sedangkan
mkanan yang tidak dianjurkan adalah makanan yang umumnya
merangsang saluran pencernaan dan berbau tajam, bahan makan yang
mengandung alkohol, kopi dan ang mengandung zat tambahan
(pengawet, pewarna dan penyedap rasa) juga tidak dianjurkan.
Diet pada ibu yang mengalami hiperemesis gravidarum terkadang
melihat kodisi si ibu dan tingkatan hiperemesisnya, konsep saat ini yang
dianjurkan pada ibu adalah makanlah apa yang ibu suka bukan makanan
sedikit-sedikit tapi sering juga jangan paksakan ibu memakan apa yang
64
saat ini membuat mual karena diet tersebut tidak akan berhasil maka
akan memperparah kondisinya.
12. Cairan Parenteral
berikan cairan parenteral yang cukup elektrolit, karbohidrat fdan protein
dengan glukosa 5% dalam cairan fisiologis sebanyak 2-3 liter sehari. Bila
perlu dapat ditambah kalium dan vitamin, khususnya vitamin B komplek dan
vitamin C dan bila ada kekurangan protein, dapat diberikan pula asam amino
secara intravena. Dibuat daftar control cairan yang masuk dan yang
dikeluarkan. Air kencing perlu diperiksa sehari-hari terhadap protein, aseton,
khlorida dan bilirubin. Suhu dan nadi diperiksa setiap 4 jam dan tekanan
darah 3 kali sehari. Dilakukan pemeriksaan hematokrit pada permulaan dan
seterusnya menurut keperluan. Bila selama 24 jam penderita tidak muntah
dan keadaan umum bertambah baik dapat ditambah dengan makanan yang
tidak cair. Dengan penanganan diatas, pada umumnya gejala-gejala akan
berkurang dan keadaan akan bertambah baik.
13. Penghentian Kehamilan
Pada sebagia kecil kasus keadaan tidak menjadi baik, bahkan mundur.
Usahakan mengadakan pemeriksaan medik dan psikiatrik bila keadaan
memburuk. Delirium, kebutuhan, takhikardi, ikterus, anuria dan perdarahan
merupakan manifestasi komplikasi organic. Dalam keadaan demikian perlu
dipertimbangkan untuk mengakhiri kehamilan. Keputusan untuk melakukan
abortus terapuetik sering sulit diambil, oleh karena di satu pihak tidak boleh
65
dilakukan terlalu cepat, tetapi dilain pihak tidak boleh menunggu sampai
terjadi gejala irreversible pada organ vital.
Pada beberapa keadaan hiperemesis gravidarum yang sudah cukup parah dan
dinilai bisa mengancam kesejahteraan ibu dan janin maka dapat
dipertimbangkan pengakhiran kehamilan. (Rukiyah, 2010;h.123-128)
14. Saran untuk ibu hamil dengan hiperemesis gravidarum
a) Mulailah menggunakan baju hamil yang longgar walaupun perut ibu
belum terlihat membesar
b) Selalu berusaha minum air putih atau jus buah-buahan di luar jadwal
makan agar tidak mengalami dehidrasi yang akan menimbulkn rs ingin
muntah atau mual-mual
c) Selalu makan makanan yang mudah dicerna seperti beras, jagung,
singkong, kentang, ubi jalar, bakmi, talas, dan lain-lain. Hindari memakan
makan yang berlemak atau berminyak seperti santan dan daging
berlemak
d) Selain menyikat gigi (dengan perlahan) setelah makan atau setelah
muntah atau mual
e) Hindari bau-bauan yang tidak disukai, karen hal ini akan memncing rasa
muntah atau mual-mual
f) Bila akan bangun dari kondisi istirahat, tidur, atau duduk sebaiknya
dilakukan dengan cara perlahan-lahan agar tidak mengalami muntah,
66
mual-mual atau pusing. Ini terjadi karena pada tubuh ibu hamil sedang
ada perubahan-perubahan struktur aliran darah yang salah satunya adalah
tekanan darah yang berubah dalam waktu sebagian karena perubahan
posisi
g) Jangan pernah melakukan olah raga yang sebelumnya belum pernah
dilakukan
h) Lebaih baik ibu dalam porsi kecil, tetapi frekuensinya sering, supaya
terasa mual-mul /muntah
i) Selalu sediakan makanan kecil rendah garam disamping tempat tidur,
seperti : roti gandum, biskuit, dan buah-bauahan. Hal ini agar ibu tidak
mudah mersa mual pada saat memulai aktivitas setelah turun dari tempat
tidur. (Hidayati,2009;h:71-72)
C. Teori Manajemen Kebidanan Menurut Varney
1. Pengertian
Manajemen asuhan kebidanan atu sering disebut manajemen kebidanan adalah
suatu metode berfikir dan bertindak secara sistemati dan logis dalam
memberikan asuhan kebidanan, agar menguntugkan kedua belah pihak baik
klien maupun pemberi asuhan.
Manajemen kebidanan merupakan proses pemecahan masalah yang digunakan
sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran dan tindakan berdasrakan
teori ilmiah, temuan-temuan, keterampilan dalam rangka rangkaian tahap-
tahap yang logis untuk pengambilan keputusan yang berfokus terhadap klien.
67
Manajemen kebidanan dibatasi dari sebuah konsep yang dikembangkan oleh
Helen Varney dalam buku Varney’s Midwifery, edisi ketiga tahun 1997,
mengambarkan proses manajemen asuhan kebidanan yang terdiri dari tujuh
langkah yang berturut secara sistematis dan siklik. (Soepardan, 2008;h.96)
2. Langkah Dlam Manajemen Kebidanan Menurut Varney
Manajemen kebidanan terdiri dari beberapa langkah yang berurutan yang
dimulai dengan pengumpulan data dasar dan diakhiri dengan evaluasi.
Langkah-langkah tersebut membentuk kerangka yang lengkap yang biasa
diaplikasikan dalam semua situasi. Akan tetapi, setiap langkah tersebut biasa
dipecah-pecah ke dalam tugas-tugas tertentu dan semuanya bervariasi sesuai
kondisi klien (Soepardan, 2008;h.96)
Setiap langkah dalam manajemen kebidanan akan dijabarkan, sebagai berikut:
a) Langkah I (Pengkajian)
Pada langkah pertama ini dikumpulkan sumua informasi yang akurat dan
lengkap dari berbagai sumber yang berkaitan dengan kondisi klien.
Anamnesa adalah pengkajian dalm rangk mendapatkan data tentang pasien
melalui pengajuan pertanyaan-pertanyaan. Anamnesa dapat dilakukan
melalui cara berikut :
Auto Anamnesis
Adalah anamnesa yang dilakukan kepada pasien langsung. Jadi data yang
diperoleh adalah data primer, karena langsung dari sumbernya.
Bagian-bagian penting dari anamnesis antara lain sebagai berikut :
68
1) Data subjektif
(a) Biodata
(1) Nama
Nama jelas dan lengkap, bila pelu nama panggilan sehari-hari
agar tidak keliru dalam memeberikan penanganan.
(2) Usia/tanggal laahir
Dicatat dalam tahun untuk mengetahui adanya resiko seperti
kurang dari 20 tahun, lat-alat reproduksi belum matang,
mental dan pikisnya belum siap. Sedangkan umur lebih dari
35 tahun rentan sekali terjadi perdarahan.
(3) Agama
Untuk mengetahui keyakinan pasien tersebut untuk
membimbing ataau mengarahkan pasien dalam berdoa
(4) Suku/bangsa
Berpengaruh paa adat istiadat atau kebiasaan sehari-hari
(5) Pendidikan terakhir
Beberapa dalam tindakan kebidanan dan untuk mengetahu
ejauh mana tingkat intelektual, sehingga bidan dapat
memeberikan konseling dengan pendidikannya.
(6) Alamat
69
Ditanyakan untuk memepermudah kunjungan rumah bila
diperlukan. (Aggraini, 2010;h.134-135)
(b) Riwayat pasien
(1) Keluhan utama
Keluhan utama adalah alas an kenapa klien datang ke tempat
bidan. Hal ini disebut tanda atau gejala. Tuliskan sesuai
dengan yang diungkapkan oleh klien serta tanyakan juga sejak
kapan hal itu dikeluhkan klien. (Walyani, 2015;h.119)
(c) Keluhan utama mestruasi
Data ini memang secara langsung berhubungan dengan masa
kehamilan, namun dari data yang kita peroleh kita akan
mempunyai gambaran tentang keadaan dasar dari organ
reproduksinya.
Beberapa data yang harus kita peroleh dari riwayat menstruasi
antara lain :
(1) Menarche
Menarche adalah usia pertama kali mengalami menstruasi.
Untuk wanita Indonesia pada usia sekitar 12-16 tahun.
(2) Siklus
Siklus menstruasi adalah jarak antara menstruasi yang
dialami, dengan menstruasi berikutnya dalam hitungan hari
biasanya 23-32 hari.
70
(3) Volume
Data ini menjelaskan beberapa banyak darah menstruasi yang
dikeluarkan. Kadang kita akan kesulitan untuk mendapatkan
data valid. Sebagai acuan biasanya kita gunakan criteria,
banyak, sedang, dan sedikit. Jawaban yang diberikan oleh
pasien biasanya bersifat subjektif, namun kita dapat gali lebih
dalam lagi dengan beberpa pertanyaan pendukung seperti
sampai beberapa kali ganti pemblut dalam sehari.
(4) Keluhan
Beberapa wanita menyampaikan keluhan yang dirasakan
ketika mengalami menstruasi misalnya sakit yang sangat
pening sampai pingsan, atau jumlah darah yan banyak.
Keluhan yang disampaikan oleh pasien dapat menunjukkan
kepada diagnose tertentu. (Sulistyawati, 2011;h.167)
(5) Gangguan kesehatan reproduksi
Data ini sangat penting untuk kita kaji karena akan
memberikan petunjuk bai kita tentang organ reproduksi
pasien. Ada beberapa penyakit orga reproduksi yang berkaitan
erat dengan personal hygiene pasien, atau kebiasaan lain yang
tidak mendukung kesehatan reproduksinya. Jika didapatkan
71
adanya salah satu atau beberapa riwayat gangguan kesehatan
alat reproduksi, maka kita harus waspadai akan adanya
kemungkinan gangguan kesehatan alat reproduksi pada masa
postpartum. Beberapa data yang perlu kita kaji dari pasien
adalah apakah pasien pernah mengalami gangguan seperti
keputihan, infeksi, gatal karena jamur, dan tumor.
(d) Riwayat kesehatan
Data dari riwayat kesehatan dapat kita gunakan sebagai “warning”
akan adanya penyulit saat persalinan. Perubahan fisik dan
psikologis saat bersalin yang mengakibatkan seluruh system
dalam tubuh akan mempengaruhi korban yang mengalami
gangguan. Beberapa data penting tentang riwayat kesehatan pasien
yang perlu kita ketahui adalah apakah pasien pernah atau sedang
menderita penyakit seperti jantung, diabetes mellitus, ginjal,
hipertensi, hipotensi, hepatitis atau anemia.
(e) Status perkawinan
Ini penting untuk kita kaji karena data ini akanmendapatkan
a. Status perkawinan
Ini penting untuk kita kaji karena data ini kita akan mendapatkan
gambaran mengenai suasana rumah tangga pasangan.
b. Pola makan dan minum
72
Pola makan penting untuk diketahui supaya kita mendapatkan
gambaran bagaimana pasien mencukupi asupan gizinya selama
hamil. Kita bias menggali dari pasien tentang makanan yang disukai
dan yang tidak disukai, seberapa banyak dan sering ia
mengkonsumsinya, sehingga jika kita peroleh data yang tidak sesuai
dengan standar pemenuhan, maka kita dapat memberikan klarifikasi
dalam pemberian pendidikan kesehatan mengenai gizi ibu hamil.
Pola minum juga kita harus dapat memperoleh data dari kebiasaan
pasien dalam memenuhi kebutuhan cairannya. Apalagi dalam masa
hamil asupan cairan yang cukup sangat dibutuhkan
c. Pola istirahat
Istirahat sangat diperlukan oleh ibu hamil. Oleh karena itu, bidan
perlu menggali kebiasaan istirahat ibu supaya diketahui hambatan
yang mungkin muncul jika didapatkan data yang senjang
tentangpemenuhan kebutuhan istirahat. Bidan dapat menanyakan
tentang beberapa lama ia tidur dimalam hari dan siang hari.
1) Istirahat malam hari
Normal rata-rata tidur malam ialah 6-8 jam
2) Istirahat siang hari
Normal rata-rata tidur siang ialah 1-2 jam
d. Aktifitas sehari-hari
73
Kita perlu mengkaji aktifitas sehari-hari pasien karena data ini
memberikan gambaran kita tentang beberapa berat aktifitas yang
biasa dilakukan pasien dirumah. Jika pada kehamilannya pasien
melakukan aktifitas yang terlalu berat dikhawatirkan pasien akan
merasa kelelahan sampai akhirnya dapat menimbulkan bahaya pada
kehamilan
e. Personal hygiene
Data ini perlu kita gali karena akan sangat berkaitan dengan
kesehatan ibu. Beberapa pertanyaan yang perlu diajukan
berhubungan dengan perawatan kebersihan diri pasien.
1) Beberapa kali mandi, keramas, dan gosok gigi setiap harinya
2) Beberapa kali ganti baju dan pakaian dalam setiap harinya
3) Beberapa minggu sekali memotong kukunya
f. Pola Eliminasi (BAK)
Pada akhir bulan kehamilan, hasil pemeriksaan didapatkan
epigastrium kendor, fundus uteri lebih rendah dari pada
kedudukannya dan kepala janin sudah masuk PAP. Keadaan ini
menyebabkan kandung kencing tertekan sehingga merangsang ibu
untuk sering kencing
g. Pola Eliminasi (BAB)
Rahim yang membesar akan menekan rectum dan usus bagian
bawah, sehingga terjadi sembelit atau konstipasi. Sembelit semakin
74
berat karena gerakan otot di dalam usus diperlambat oleh tingginya
kadar progesteron
h. Aktifitas Seksual
Data yang kita perlukan berkaitan dengan aktifitas seksual adalah
1. Keluhan
2. Frekuensi
i. Respon keluarga terhadap kehamilan ini
Dalam mengkaji data ini kita dapat menanyakan langsung kepada
pasien dan keluarga. Ekspresi wajah yang mereka tampilkan juga
dapat memberikan petunjuk kepada kita tentang bagaimana respon
mereka terhadap kehamilan ini
j.Respon ibu terhadap kehamilan ini
Dalam mengkaji data ini kita dapat menanyakan langsung kepada
pasien mengenai bagaimana perasaannya terhadap kehamilannya.
Pertanyaan yang dapat kita ajukan misalnya, “Bagaimana Mbak
perasaannya dengan kehamilan ini?”
k. Respon suami pasien terhadap kehamilan ini
Untuk mengetahui bagaimana respons suami pasien terhadap
kehamilan ini, kita dapat menanyakan dengan langsung dengan
suami pasien atau dapat juga kepada pasien. Data mengenai respon
75
suami ini sangat penting karena dapat kita jadikan sebagai salah satu
acuan mengenai pola kita dalam memberikan pespon yang positif
terhadap istri dan anaknya maka akan memberikan kemudahan bagi
kita untuk melibatkannya dalam pendamping selama kehamilan
l. Adat istiadat setempat yang berkaitan dengan kehamilan
Untuk mendapatkan data ini bidan perlu melakukan pendekatan
terhadap keluarga pasien, terutama orangtua. Ada beberapa kebiasaan
yang mereka lakukan ketika anak atau keluarganya menghadapi
kehamilan, dan sangat tidak bijaksana bagi bidan jika dianut dalam
kehamilan, selama tidak membahayakan pasien, sebaiknya tetap
difasilitasi karena ada efek psikologis yang positif untuk pasien dan
keluarganya
1. Data Objektif
Data ini dikumpulkan guna melengkapi data untuk menegakkan
diagnosis. Bidan melakukan pengkajian data objektif melalui
pemeriksaan inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi dan pemeriksaan
penunjang yang dilakukan secara berurutan.
a) Langkah-langkah pemeriksaan Keadaan Umum
Data ini di dapat dengan mengamati keadaan pasien secara
keseluruhan. Hasil pengamatan yang dilaporkan kriterianya adalah
sebagai berikut :
1) Baik
76
Jika pasien memperlihatkan respon yang baik terhadap
lingkungan dan oranglain, serta secara fisik pasien tidak
mengalami ketergantungan dalam berjalan.
2) Lemah
Pasien dimasukkan dalam criteria ini jika ia kurang atau tidak
memberikan respon yang baik terhadap lingkungan dan
oranglain, dan pasien tidak mampu berjalan sendiri
b) Kesadaran
Untuk mendapatkan gambaran tentang kesadaran pasien, kita dapat
melakukan pengkajian derajat kesadaran pasien dari keadaan
komposmentis (kesadaran maksimal) sampai dengan koma (pasien
tidak dalam keadaan sadar) (Sulistyawati, 2009;h:168-175)
c) Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan sesuai dengan kebutuhan dan pemeriksaan tanda-tanda
vital, meliputi:
(1) Tekanan Darah
Tekanan darah yang tinggi dalam kehamilan merupakan sebuah
resiko. Tekanan darah dikatakan tinggi bila lebih dari 140/90
mmHg. Penanganan yang kurang tepat, tekanan darah sistolik
30 mmHg atau lebih, dan/atau diastolic 15 mmHg atau lebih
dapat berlanjut menjadi preeklamsi dan eklamsi (Hidayati,
2009;h:40).
77
Pada ibu hamil yang mengalami hiperemesis gravidarum
tingkat I terjadi penurunan tekanan sistol darah, pada
hiperemesis gravidarum tingkat II dan III tekanan darah
menurun (Runiari, 2010;h:38)
(2) Denyut Nadi
Jumlah denyut nadi yang normal adalah sekitar 80 kali/menit.
Bila jumlah denyut nadi lebih dari 120 kali/menit, maka hal ini
menunjukkan adanya kelainan (Hidayati, 2009;h:40).
Pada ibu hamil yang mengalami hiperemesis gravidarum
tingkat I terjadi peningkatan nadi sekitar 100 kali/ menit, pada
hiperemesis gravidarum tingkat II dan III nadi kecil dan cepat
(Runiari, 2010;h:38)
(3) Pernapasan
Frekuensi pernapasan normal orang dewasa adalah 16-20
kali/menit. Sesak napas yang ditandai oleh peningkatan
frekuensi pernapasan, sehingga membuat sang ibu sulit
bernapas serta kelelahan. Bila hal ini timbul setelah melakukan
kerja fisik, misalnya ketika berjalan atau melakukan tugas
sehari-hari, maka kemungkinan terdapat penyakit jantung
(4) Suhu
Suhu tubuh ibu hamil lebih dari 37, 5°C dikatakan demam,
78
hal ini kemungkinan ada infeksi dalam kehamilan. Jika hal ini
terjadi, harus dicari penyebabnya agar tidak mengganggu
pertumbuhan janin (Hidayati, 2009;h:41).
Pada ibu hamil yang mengalami hiperemesis gravidarum
tingkat I, II dan III terjadi peningkatan temperatur (Runiari,
2010;h:38)
d) Pemeriksaan Head ToToe
1) Kepala dan leher
(a) Apakah ada edema pada wajah, adakah chloasma
gravidarum
(b) Pada mata: adakah pucat pada kelopak mata bawah, adakah
kuning/ikterus pada sclera
(c) Hidung: Adakah pernapasan cuping hidung, simetris, adakah
pengeluaran secret, adakah pembesaran polip
(d) Apakah wajah pucat, keadaan lidah, adakah gigi yang
berlubang
(e) Telinga: ketajaman pendengaran secara umum, luka dan
pengeluaran dari saluran telinga (bentuk dan warna)
(f) Leher: adakah pembesaran kelenjar tiroid, adakah
pembesaran pembuluh limfe.(Hani, 2010;h.92)
79
2) Dada
- Bentuk
- Simetris/tidak
- Payudara
(1) Bentuk
(2) Besar masing-masing payudara (seimbang atau tidak)
(3) Hipepigmentasi areola payudara
(4) Teraba massa, nyeri atau tidak
(5) Kolostrum
(6) Keadaan puting: menonjol, datar atau masuk ke dalam
(7) Kebersihan
(8) Bentuk bra
- Denyut jantung
- Gangguan pernapasan (auskultrasi)
(Sulistyawati, 2011;h.176)
3) Abdomen
(a) Bentuk pembesaran perut
(b) Adanya bekas operasi
(c) Linea nigra, striae abdomen
(d) Ukur TFU, hitung TBJ
(e) Letak, posisi, presentasi dan penurunan kepala janin
(f) DJJ dan gerakan janin
80
4) Tangan dan kaki/ekstremitas
1. Edema
Edema seharusnya tidak ada pada pengkajian awal, tetapi
dapat terjadi ketika kehamilan berlanjut. Edema fisiologis
terjadi setelah bangun pagi dan makin parah pada siang hari.
2. Apakah kuku jari pucat
3. Varises
4. Suhu/kehangatan
5. Reflek patella ( Hani, 2010;h.92-93)
5) Genetal
(a) Kebersihan
(b) Pengeluaran pervaginam
(c) Tanda-tanda infeksi
6) Anus
(a) Hemoroid
(b) Kebersihan (Sulistyawati, 2011;h.177)
e) Pemeriksaan penunjang atau Pemeriksaan laboratorium
Pada tempat berbeda, pemeriksaan laboratorium yang dilakukan pada
wanita hamil berbeda. Di banyak tempat di Indonesia wanita hamil
diperiksa urinenya untuk mengetahui kadar protein dan glukosanya,
diperiksa darahnya untuk mengetahui factor rhesus, golongan darah,
81
Hb dan penyakit rubella. Jenis tes dalam daftar berikut yang dicetak
tebal adalah tes yang paling penting.
Tabel 2.7 Pemeriksaan Laboratorium
Tes Lab Nilai Normal Nilai Tidak
Normal
Diagnosis/
Masalah Terkait
Hemoglobin 10,5-14,0 < 10,5 Anemia
Protein urine Terlacak/negatif
Bening/Negatif
> atau = 2+
Keruh (positif
Protein urine
Glukosa dalam urine Warna hijau Kuning, oranye,
coklat
Diabetes
VDRL/RPR Negatif Positif Syphilis
Factor rhesus Rh + Rh - Rh sensitization
Golongan darah A B O AB - ) Ketidakcocokan
ABO
HIV - + AIDS
Rubella Negatif Positif Anomali pada janin
jika ibu terinfeksi
Feses untuk ova/telur
cacing dan parasit
Negatif Positif Anemia akibat
cacing (cacing
tambang)
(Hani, dkk. 2011;h:96)
2. Langkah II (Interpretasi Data Dasar)
Pada langkah ini dilakukan identifikasi terhada diagnosis, masalah dan
kebutuhan pasien berdasarkan interpretasi yang benar atas data-data
yang telah dikumpulkan. Langkah awal dari perumusan diagnosis atau
masalah adalah pengolahan data dan analisis dengan mengabungkan
data satu dengan lainnya sehingga tergambar fakta.
Dalam langkah kedua ini bidan membagi interpretasi data dalam tiga
bagian, yaitu sebagai berikut.
82
a) Diagnosis kebidanan/nomenklatur
Didalam bagian ini yang disimpulkan oleh bidan antara lain seagai
berikut :
1) Paritas
Paritas adalah riwayat reproduksi seorang wanita yang
berkaitan dengan kehamilannya (jumlah kehamilannya).
2) Usia kehamilan dalam minggua
3) Keadaan janin
4) Normal atau tidak
b. Masalah
Dalam asuhan kebidanan digunakan istilah “masalah” dan
“diagnosis”. Kedua istilah tersebut dipakai karena beberapa masalah
tidak dapat didefinisikan sebagai diagnosis, tetapi tetap perlu
dipertimbangkan untuk membuat rencana yang menyeluruh.
Masalah sering berhubungan dengan bagaimana wanita itu
mengalami kenyataan terhadap diagnosisnya.
JUDUL
JUDUL
JUDUL
JUDUL
JUDUL
JUDUL
JUDUL
JUDUL
JUDUL
JUDUL
JUDUL
JUDUL
JUDUL
JUDUL
JUDUL
JUDUL
JUDUL
JUDUL
JUDUL
JUDUL
JUDUL
JUDUL
JUDUL
JUDUL
JUDUL
JUDUL
JUDUL
JUDUL
JUDUL
JUDUL
JUDUL
JUDUL
JUDUL
JUDUL
JUDUL
JUDUL
JUDUL
JUDUL
JUDUL
JUDUL
JUDUL
JUDUL
JUDUL
JUDUL
JUDUL
JUDUL
JUDUL
JUDUL
JUDUL
JUDUL
JUDUL
JUDUL
JUDUL
JUDUL
JUDUL
JUDUL
JUDUL
JUDUL
JUDUL
JUDUL
JUDUL
JUDUL
JUDUL
JUDUL
JUDUL
JUDUL
JUDUL
JUDUL
JUDUL
JUDUL
JUDUL
JUDUL
JUDUL
JUDUL

More Related Content

Similar to JUDUL (20)

Kti warini
Kti wariniKti warini
Kti warini
 
Kti
KtiKti
Kti
 
Dika anggun sari
Dika anggun sariDika anggun sari
Dika anggun sari
 
Kti dwi
Kti dwiKti dwi
Kti dwi
 
Kti pdf
Kti pdf Kti pdf
Kti pdf
 
Kti nurul amalia
Kti nurul amaliaKti nurul amalia
Kti nurul amalia
 
Kti mila dwi wandari
Kti mila dwi wandariKti mila dwi wandari
Kti mila dwi wandari
 
PENUMONIA.pdf
PENUMONIA.pdfPENUMONIA.pdf
PENUMONIA.pdf
 
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI Ny. I USIA 3 HARI D...
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI Ny. I USIA 3 HARI D...MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI Ny. I USIA 3 HARI D...
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI Ny. I USIA 3 HARI D...
 
Kti rukmaini
Kti rukmainiKti rukmaini
Kti rukmaini
 
Kti rukmaini
Kti rukmainiKti rukmaini
Kti rukmaini
 
Kti rukmaini
Kti rukmainiKti rukmaini
Kti rukmaini
 
Kti
KtiKti
Kti
 
Kti eva seno safitri
Kti eva seno safitriKti eva seno safitri
Kti eva seno safitri
 
NDY4NDY1ZjZmYmJlMGU2ZWM2MDFhYTJkNWZjZDUyMTBiYTFjNzg5MA==.pdf
NDY4NDY1ZjZmYmJlMGU2ZWM2MDFhYTJkNWZjZDUyMTBiYTFjNzg5MA==.pdfNDY4NDY1ZjZmYmJlMGU2ZWM2MDFhYTJkNWZjZDUyMTBiYTFjNzg5MA==.pdf
NDY4NDY1ZjZmYmJlMGU2ZWM2MDFhYTJkNWZjZDUyMTBiYTFjNzg5MA==.pdf
 
Kti risa yulia listyani
Kti risa yulia listyaniKti risa yulia listyani
Kti risa yulia listyani
 
Kti yesi katrinia
Kti yesi katriniaKti yesi katrinia
Kti yesi katrinia
 
Kti yesi katrinia
Kti yesi katriniaKti yesi katrinia
Kti yesi katrinia
 
Kti yesi katrinia
Kti yesi katriniaKti yesi katrinia
Kti yesi katrinia
 
MAKALAH HEG T.IYUK.pdf
MAKALAH HEG T.IYUK.pdfMAKALAH HEG T.IYUK.pdf
MAKALAH HEG T.IYUK.pdf
 

Recently uploaded

Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxLK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxPurmiasih
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxazhari524
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfbibizaenab
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxIgitNuryana13
 
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajatLatihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajatArfiGraphy
 
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarantugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarankeicapmaniez
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDNurainiNuraini25
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxmawan5982
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..ikayogakinasih12
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptxHendryJulistiyanto
 

Recently uploaded (20)

Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxLK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
 
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajatLatihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
 
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarantugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
 

JUDUL

  • 1. 1 ASUHAN KEBIDANAN PADA NY.P UMUR 24 TAHUN G1P1A0 USIA KEHAMILAN 12 MINGGU 5 HARI DENGAN HIPEREMESIS GRAVIDARUM TINGKAT 1 DI BPM SUHARTINI AMD.KEB BANDAR LAMPUNG TAHUN 2016 KARYA TULIS ILMIAH Disusun Oleh: ESTY TRISMAWANTI (201305017) AKADEMI KEBIDANAN NADIRA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2016
  • 2. 2 ASUHAN KEBIDANAN PADA NY.P UMUR 24 TAHUN G1P1A0 USIA KEHAMILAN 12 MINGGU 5 HARI DENGAN HIPEREMESIS GRAVIDARUM TINGKAT 1 DI BPM SUHARTINI AMD.KEB BANDAR LAMPUNG TAHUN 2016 KARYA TULIS ILMIAH Karya Tulis Ilmiah Dibuat Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mendapatkan Gelar Profesi Ahli Madya Kebidanan Pada Prodi DIII Kebidanan Akademi Kebidanan Nadira Bandar Lampung Disusun Oleh: ESTY TRISMAWANTI (201305017) AKADEMI KEBIDANAN NADIRA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2016 i
  • 3. 3 PERSETUJUAN Diterima dan diajukan untuk dipertahankan didepan TIM Penguji ujian akhir program pendidikan Diploma III Kebidanan Nadira Bandar Lampung Hari : Tanggal : Pembimbing Tri Riwayati Ningsih, S.ST NIK. 11011031 ii
  • 4. 4 PENGESAHAN Diterima dan disahkan oleh Tim Penguji Ujian Akhir Program Pendidikan Diploma III Kebidanan Nadira pada : Hari : Tanggal : Penguji I Penguji II Nesia Catur Hutami, S.ST.,M.Kes Adhesty Novita Xanda, SST.M.Kes Mengetahui : Direktur Adhesty Novita Xanda, SST.M.Kes NIK. 11402052 iii
  • 5. 5 ASUHAN KEBIDANAN PADA NY. P UMUR 24 TAHUNG1P0A0 USIA KEHAMILAN 12 MINGGU 5 HARI DENGAN HIPEREMESIS GRAVIDARUM TINGKAT I DI BPM SUHARTINI Amd.Keb KEMILING BANDAR LAMPUNG TAHUN 2016 Esty Trismawanti, Tri Riwayati Ningsih INTISARI KTI ini membahas tentang Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hiperemesis Gravidarum Tingkat I. Hiperemesis gravidarum adalah mual muntah yang berlebihan yang terjadi pada wanita hamil sehingga menyebabkan terjadinya ketidakseimbangan kadar elektrolit, penurunan berat badan (lebih dari 5% berat badan aawal), dehidrasi, ketosis, dan kekurangan nutrisi, menurut data Berdasarkan Profil Dinas Kesehatan Provinsi Lampung tahun 2012 tingginya angka kejadian emesis gravidarum pada wanita hamil yaitu 60-50%, sedangkan hiperemesis gravidarum mencapai 10-15% di Provinsi Lampung dari jumlah ibu hamil yang ada yaitu sebanyak 182.815 orang. Dampak hiperemesis gravidarum ini jika tidak segera ditangani maka bukan hanya berdampak pada ibu tetapi terhadap bayinya seperti BBL, IUGR, Prematur, hingga terjadi abortus. Tujuan penelitian,mampu memberikan Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil dengan Hiperemesis Gravidarum. Metode penelitian ini menggunakan metode penulisan penelitian deskriptif. Subjek penelitian, ibu hamil, Objek penelitian, ibu hamil dengan Hiperemesis Gravidarum tingkat I. Tempat penelitian, BPM Suhartini, Amd.Keb Kemiling Bandar Lampung. Kesimpulan hasil dari penelitian, Penulis mampu melakukan Asuhan Kebidanan Ibu Hamil terhadap Ny. P umur 24 tahun G1P0A0 dengan Hiperemesis Gravidarum terdapat kesenjangan antara teori dan kasus. Saran utama bagi penelitian ini dapat digunakan untuk menambah pengetahuan dan wawasan ibu hamil khususnya tentang penanganan ibu hamil yang mengalami hiperemesis gravidarum. Kata kunci : Kehamilan, Hiperemesis Gravidarum Keperpustakaan : 20 Kepustakaan (2007-2015) Jumlah Halaman : 152 Halaman iv
  • 6. 6 THE NIGHT OF CRISIS IN NY. P AGE 24 TAHUNG1P0A0 AGE OF PREGNANCY 12 WEEK 5 DAYS WITH HYPEREMESIS GRAVIDARUM LEVEL I DIBPM SUHARTINI Amd.Keb KEMILING BANDAR LAMPUNG YEAR 2016 Esty Trismawanti, Tri Riwayati Ningsih ESSENCE KTI is discussing about Midwifery Care in Mother Hyperemesis Gravidarum Level I. Hyperemesis gravidarum is an excessive nausea of vomiting that occurs in pregnant women resulting in electrolyte imbalances, weight loss (more than 5% of body weight), dehydration, ketosis, and nutritional deficiencies, according to data from Lampung Province Health Office Profile 2012 The high incidence rate of emesis gravidarum in pregnant women is 60-50%, while hyperemesis gravidarum reaches 10-15% in Lampung Province from the number of pregnant women there are as many as 182,815 people. The impact of this hyperemesis gravidarum if not treated immediately then not only affects the mother but the baby like BBL, IUGR, Premature, until the abortion occurs. The purpose of the study, able to provide Midwifery Care in Pregnant Women with Hyperemesis Gravidarum. This research method using descriptive research writing method. Subjects of research, pregnant women, Object research, pregnant women with Hiperemesis Gravidarum level I. Place of study, BPM Suhartini, Amd.Keb Kemiling Bandar Lampung. The conclusion of the results of the study, the author is able to perform Maternity Midwife Care against Ny. At 24 years of age G1P0A0 with Hyperemesis Gravidarum there is a gap between theory and case. The main suggestion for this research can be used to increase knowledge and insight of pregnant mother especially about handling of pregnant mother having hyperemesis gravidarum. Keywords : Pregnancy, Hyperemesis Gravidarum Library : 20 Libraries (2007-2015) Number of Pages : 152 Pages v
  • 7. 7 CURICULUM VITAE Nama : Esty Trismawanti Nim : 201305017 Tempat/tanggal lahir : Purwa Agung, 05 Januari 1996 Alamat : Desa Purwa Agung, Kec. Negara Batin Kab. Way Kanan Institusi : Akademi Kebidanan Nadira Bandar Lampung Angkatan : V (Lima) Riwayat Pendidikan  SD 02 Purwa Agung Way Kanan  SMP Negeri 1 Negara Batin Way Kanan  SMA Negeri 1 Negara Batin Way Kanan  Hingga saat ini penulis tercatat sebagai Mahasiswi DIII program Kebidanan di Akademi Kebidanan Nadira Bandar Lampung vi
  • 8. 8 KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat TuhanYang Maha Esa, karena atas limpahan rahmat dan hidayah-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan study kasus yang berjudul: Asuhan Kebidanan Pada Ny.P Umur 24 Tahun G1P0A0 Dengan Hiperemesis Gravidarum Tingkat 1 di BPM Suhartini, Amd.Keb, Bandar Lampung Tahun 2016”. Dalam penulisan karya tulis ilmiah ini penulis banyak mendapat bimbingan, saran dari pihak dosen, pembimbing dan keluaraga untuk itu pula pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1. Adesthy Novita Xandra, S.ST.,M.Kes selaku direktur Akademi Kebidanan Nadira Bandar Lampung 2. Tri Riwayati Ningsih, S.ST selaku Pembimbing Akademik 3. Suhartini Amd.Keb selaku tempat pengambilan Lahan Praktik 4. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan study kasus ini baik secara langsung maupun tidak langsung. Penulis menyadari dalam penyusunan study kasus ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik dari semua pihak. Akhirnya penulis berharap semoga karya tulis ilmiah ini dapat bermanfaat bagi penulis dan bagi pembaca. Bandar Lampung, Mei 2016 Penulis. vii
  • 9. 9 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL .......................................................................................i LEMBAR PERSETUJUAN............................................................................ii LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................iii INTISARI ........................................................................................................iv MOTO...............................................................................................................v KATA PENGANTAR .....................................................................................vi DAFTAR ISI ....................................................................................................vii DAFTAR TABEL ...........................................................................................viii DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................ix BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ................................................................................ 1 B. Rumusan Masalah............................................................................ 4 C. Tujuan Penelitian............................................................................. 5 D. Ruang Lingkup ................................................................................ 6 E. Manfaat Penulisan ........................................................................... 7 F. Metode Penulisan ........................................................................... 7 G. Tekhnik Memperoleh Data.............................................................. 8 BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjauan Teori Medis ...................................................................... 10 B. Teori Manajemen Kebidanan Menurut Varney............................... 66 C. Landasan Hukum Kewenangan Bidan ............................................ 86 BAB III TINJAUAN KASUS A. Data Subjektif.................................................................................... 88 B. Data Objektif ..................................................................................... 93 C. Matrik.............................................................................................98 BAB IV PEMBAHASAN A. Pengumpulan data dasar ................................................................. 110 B. Interpretasi data diagnosa/ masalah................................................. 132 C. Identifikasi diagnosis/masalah potensial ........................................ 134 D. Tindakan segera .............................................................................. 135 E. Perencanaan .................................................................................... 135 F. Pelaksanaan ..................................................................................... 138 G. Evaluasi ........................................................................................... 145 viii
  • 10. 10 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan...................................................................................... 149 B. Saran................................................................................................ 151 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN ix
  • 11. 11 DAFTAR TABEL 1. Tabel 2.1 TFU berdasarkan penambahan pertiga jari ...................................19 2. Tabel 2.2 Pengukuran tinggi fundus uterus ..................................................19 3. Tabel 2.3 Bentuk uterus berdasarkan usia kehamilan ...................................20 4. Tabel 2.4 Komponen pertambahan berat badan ibu selama hamil ...............27 5. Tabel 2.5 Pemberian suntikan TT .................................................................36 6. Tabel 2.6 Ketidak nyamanan masa hamil dan cara mengatasinya ................42 7. Tabel 2.7 Pemeriksaan laboratorium ............................................................81 8. Tabel 3.1 Riwayat kehamilan dan persalinan yang lalu................................91 9. Tabel 3.3 Matrik ...........................................................................................99 x
  • 12. 12 DAFTAR LAMPIRAN 1. Lampiran 1 Curriculum Vilate 2. Lampiran 2 SAP 3. Lampiran 3 Leaflet 4. Lampiran 4 Lembar Konsul xi
  • 13. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kehamilan adalah fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum dilanjutkan nidasi atau implementasi. Bila dihitung dari saat fertilisasi hingga bayi baru lahir. Kehamilan normal akan berlangsung dalam waktu 40 minggu atau 10 bulan atau 9 bulan menurut kalender internasional (Sarwono Prawiroharjo, 2010, h 213). Menurut Edelman, 2004; Quindland, 2005) dalam Nengah Runiari (2010) dikatakan mual dan muntah pada kehamilan umumnya disebut morning sickness, dialami oleh sekitar 70-80% dalam wanita hamil dan merupakan fenomena yang terjadi pada umur kehamilan 5-12 minggu (Runiari, 2010.h;2). Hiperemesis gravidarum adalah mual muntah yang berlebihan yang terjadi pada wanita hamil sehingga menyebabkan terjadinya ketidakseimbangan kadar elektrolit, penurunan berat badan (lebih dari 5% berat badan awal), dehidrasi, ketosis, dan kekurangan nutrisi (Sherwan, 1999;et.all). hal tersebut mulai terjadi pada minggu keempat sampai kesepuluh kehamilan dan selanjutnya membaik umumnya pada usia kehamilan 20 minggu, namun pada kasus tertentu berlanjut sampai pada kehamilan tahap berikutnya (Runiari, 2010 ; h.8).
  • 14. 2 Penyebab hiperemesis gravidarum belum diketahui secara pasti. Tidak ada bukti bahwa penyakit ini disebabkan oleh faktor toksik juga tidak ditemukan kelainan biokimia, perubahan – perubahan anamotik yang terjadi pada otak, jantung, hati, dan susunan syaraf, disebabkan oleh karena kekurangan vitamin serta zat – zat lain akibat kelemahan tubuh karena tidak makan dan minum. Beberapa faktor predisposisi dan faktor lain yang telah ditemukan oleh beberapa sebagai berikut : faktor predisposisi yang sering di kemukakan adalah primigravida, mola hidatidosa dan kehamilan ganda,masuknya vili khorialis dalam sirkulasi meternal dan perubahan, alergi, faktor psikologik, faktor adaptasi dan hormonal (Rukiyah dan Yuliyanti, 2010; h.118). Dampak Hiperemesis gravidarum tidak hanya mengancam kehidupan wanita namun juga dapat menyebabkan efek samping pada janin seperti abortus, BBLR, kelahiran prematur, IUGR serta malformasi pada bayi baru lahir (Nengah Runiari, 2010, h;2,8). Berdasarkan Profil Kesehatan Provinsi Lampung tahun 2012 tingginya angka kejadian emesis gravidarum pada wanita hamil yaitu 50-90%, sedangkan hiperemesis gravidarum mencapai 10-15% di Provinsi Lampung dari jumlah ibu hamil yang ada yaitu sebanyak 182.815 orang, pada kehamilan trimester I. Mual biasanya terjadi pada pagi hari, tetapi dapat pula timbul setiap saat dan malam hari. Gejala-gejala ini kurang lebih terjadi setelah 6 minggu setelah hari pertama haid terakhir dan berlangsung selama kurang lebih 10 minggu.
  • 15. 3 Mual dan muntah terjadi pada 60-80% primigravida dan 40-60% terjadi pada multigravida (Astriana et. all, 2015; h.143). Dari hasil prasurvey yang dilakukan di BPM Suhartini Amd.Keb pada tanggal 07 Mei 2016 terdapat 5 orang ibu hamil melakukan kunjungan antenatal dan terdapat satu ibu hamil yang mengalami mual muntah yang berlebihan. Sehingga penulis tertarik untuk memberikan asuhan kepada ibu tersebut dengan judul “Asuhan Kebidanan Pada Ny.P umur 24 tahun G1P0A0 usia kehamilan 12 minggu 5 hari dengan hiperemesis gravidarum. B. Rumusan Masalah “Bagaimanakah Asuhan Kebidanan pada Ny.P umur 24 tahun G1P0A0 Usia Kehamilan 12 minggu 5 hari dengan Hiperemesis Gravidarum Tingkat I di BPM Suhartini Amd.keb Kemiling Bandar Lampung Tahun 2016”. C. Tujuan Penulisan 1. Tujuan Umum Memberikan Asuhan Kebidanan pada Ny.P umur 24 Tahun G1P0A0 Usia kehamilan 12 minggu 5 hari dengan Hiperemesis Gravidarum Tingkat I di BPM Suhartini Amd.keb Kemiling Bandar Lampung Tahun 2016 sesuai standar yang berlaku menggunakan pendekatan Manajemen Varney.
  • 16. 4 2. Tujuan Khusus a) Dapat melaksanakan pengkajian data dasar terhadap Ny.P umur 24 tahun G1P0A0 usia kehamilan 12 minggu 5 hari dengan Hiperemesis Gravidarum Tingkat I di BPM Suhartini Amd.Keb kemiling Bandar Lampung Tahun 2016. b) Dapat menetapkan interpertasi data untuk mengidentifikasi diagnosa masalah serta kebutuhan terhadap Ny.P umur 24 tahun G1P0A0 usia kehamilan 12 minggu 5 hari dengan Hiperemesis Gravidarum Tingkat I di BPM Suhartini Amd.keb Kemiling Bandar Lampung Tahun 2016. c) Dapat menentukan identifikasi masalah potensial pada asuhan kebidanan terhadap Ny.P umur 24 tahun G1P0A0 usia kehamilan 12 minggu 5 hari dengan Hiperemesis gravidarum Tingkat I di BPM Suhartini Amd.keb kemiling Bandar lampung tahun 2016. d) Dapat melaksanakan tindakan segera pada asuhan kebidanan terhadap Ny.P umur 24 tahun G1P0A0 usia kehamilan 12 minggu 5 hari dengan Hipereemesis gravidarum Tingkat I di BPM Suhartini Amd.Keb Bandar Lampung Tahun 2016. e) Dapat menyusun rencana asuhan kebidanan yang menyeluruh pada asuhan kebidanan terhadap Ny.P umur 24 tahun G1P0A0 usia kehamilan 12 minggu 5 hari di BPM Suhartini Amd.keb kemiling Bandar lampung Tahun 2016.
  • 17. 5 f) Dapat melaksanakan rencana asuhan yang efisien dan aman pada asuhan kebidanan terhadap Ny.P umur 24 tahun G1P0A0 usia kehamilan 12 minggu 5 hari dengan Hiperemesis Gravidarum Tingkat I di BPM Suhartini Amd.keb Kemiling bandar lampung Tahun 2016. g) Dapat menevaluasi asuhan kebidanan yang telat diberikan pada asuhan kebidanan terhadap Ny.p umur 24 tahun G1p0A0 usia kehamilan 12 minggu 5 hari dengan Hiperemesis Gravidarum Tingkat I di BPM Suhartini Amd.keb kemiling Bandar lampung Tahun 2016. 2. Ruang Lingkup 1. Sasaran Ny.P umur 24 tahun G1P0A0 usia kehamilan 12 minggu 5 hari dengan Hiperemesis Gravidarum Tingkat I. 2. Tempat BPM Suhartini Amd.Keb Kemiling Bandar Lampung Tahun 2016. 3. Waktu Pelaksanaan asuhan kebidanan dalam kasusu ini dilaksanakan pada tanggal 07-20 juni 2016.
  • 18. 6 E. Manfaat Penulis. 1. Institusi Pendidikan Hasil penelitian dapat menjadi sumber bacaan dan salah satu bahan referensi bagi Mahasiswa Akademik Kebidanan Nadira Bandar lampung. 2. Bagi lahan Praktik Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi untuk meningkatkan mutu pelayanan dalam memberikan asuhan kebidanan yang komprehensif terhadap ibu hamil khususnya yang mengalamii Hipereemesis gravidarum Tingkat I . 3. Bagi Pasien Dapat menambah pengetahuan dan wawasan tentang kehamilan dengan Hipeemesis Gravidarum dan dan mampu menangani kasus yang ibu alami serta dijadikan pengalaman untuk kehamilan yang selanjutnya dalam menangani kasus yang sama. 4. Bagi penulis Hendaknyakarya tulis ilmiah yang berbentuk study kasus ini dapat menjadi acuan dan juga sebagai pedoman untuk peneliti selanjutya dalam membuat Karya Tulis Ilmiah khususnya asuhan kebidanan bagi ibu hamil yang mengalami Hiperemesis Gravidarum Tingkat 1 agar menjadi Karya Tulis Ilmiah yang lebih baik.
  • 19. 7 F. Metode Penulisan Teknik Memperoleh Data Metode dan teknik yang digunakan dalam penulisan study kasus ini adalah : 1. Metodelogi penelitian Metode yang digunakan dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini adalah metode Deskriptif adalah suatu metode penelitian yang digunakan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran atau Deskriptif tentang suatu keadaan secara objektif. Metode penelitian Deskriptif digunakan untuk memecahkan atau menjawab permasalahan yang sedang dihadapi pada situasi sekarang. Penelitian ini dilakukan dengan menempuh langkah- langkah pengumpulan data, klasifikasi, pengolahan/analis data, membuat kesimpulan dan laporan (Sibagariang et all, 2010;h.62). G. Teknik Memperoleh Data 2. Teknik memperoleh data Untuk memperoleh data teknik yan digunakan sebagai berikut : (1) Wawancara Adalah suatu metode yang diguanakan untuk mengumpulkan data, dimana peneliti (responden) atau bercakap-cakap berhadapan muka dengan orang tersebut (face to face) (Sibagariang et all, 2010;h.100).
  • 20. 8 (2) Pengkajian Fisik a. Auto Anamnesis : Adalah anamnesisi yang dilakukan kepada pasien langsung. Jadi data yang diperoleh adalah data primer, karena langsung dari sumbernya b. Allo anamnesis : Adalah anamnesisi yang dilakukan kepada keluarga pasien untuk memperoleh data tentang pasien. Ini dilakukan pada keadaan darurat ketika pasien tidak memungkinkan lagi untuk memberikan data yang akurat (Sulistyawati, 2011; h.166). (3) Studi kepustakaan Studi keperpustakaan merupakan kegiatan penelitian yang dilakukan oleh peneliti dalam rangka mencari landasan teoritis dari permasalahan penelitian (Hidayat, 2007;h. 42). (4) Dokumentasi Dokumentasi merupakan metode pengumpulan data dengan cara menggambil data yang berasal dari dokumentasi asli. Dokumen asli tersebut dapat berupa gambar, tabel, atau daftar pustaka dan film documenter (Hidayat, 2007;h.42-100).
  • 21. 9 BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjauan Teori Medis 1. Konsep Dasar Kehamilan Menurut federasi Obstetri Genekologi Internasional, kehamialan didefisinikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implementasi. Bila dihitung dari saat fertilisasi hingga lahirnya bayi, kehamilan normal akan berlangsung dalam waktu 40 minggu atau 10 bulan atau 9 bulan menurut kalender Internasional. Kehamilan terbagi dalam 3 trimester, dimana trimester kesatuan berlangsung dalam 12 minggu, trimester kedua 15 minggu (minggu ke 13 hingga ke 27), dan trimester ketiga 13 minggu (minggu ke 28 hingga ke 40) (Prawirohardjo, 2010;h.213). Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin, lamanya kehamilan normal 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama haid terakhir (Pudiastuti, 2012;h.1).
  • 22. 10 2. Tujuan Asuhan Kehamilan a) Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh kembang janin. b) Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental sosial pada ibu dan bayi. c) Mengenali secara dini adanyaa ketidak normalan atau komplikasi yang mungkin terjadi Selama hamil, termasuk riwayat penyakit secara umum, kebidanan dan pembedahan. d) Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat, ibu maupun bayinya dengan trauma seminimal mungkin. e) Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian ASI ekslusif. f) Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar dapat tumbuh kembang secara normal (Walyani, 2015;h.7). 3. Standar Asuhan Kebidanan a) Kunjungan ante-natal care (ANC) minimal : 1) Satu kali pada trimester I (usia kehamilan 0-13 minggu) (a) Mendeteksi masalah yang dapat ditangani sebelum membahayakan jiwa.
  • 23. 11 (b) Mencegah masalah, missal : tetanus neonatal, anemia, kebiasaan tradisional yang berbahaya. (c) Membangun hubungan saling percaya (d) Memulai mempersiapan kelahiran dan kesiapan menghadapi komplikasi (e) Mendorong prilaku sehat (nutrisi, kebersihan, olahraga, istirahat, seks dan sebagainya). 2) Satu kali pada trimester II (usia kehamilan 14-27 minggu) Sama dengan trimester pertama ditambah kewaspadaan khusus terhadap hipertensi kehamilan (deteksi gejala preeklamsi, pantau tekanan darah, evaluasi edema, proteinuria). 3) Dua kali trimester III (usia kehamilan 28-40 minggu) (setelah 36 minggu) sama, tambah : deteksi kelainan letak, atau kondisi yan memerlakukan persalinan dirumah sakit (Dewi dan Sunarsih, 2010;h.22). b) Jadwal kunjungan ulang : 1) Kunjungan I = 16 minggu dilakukan untuk : (a) Penampisan dan pengobatan anemia (b) Perencanaan persalinan (c) Pengenalan komplikasi akibat kehamilan dan pengobatannya 2) Kunjungan II = (240-28 minggu) 3) Kunjungan III (32 minggu), dilakukan untuk :
  • 24. 12 (a) Pengenalan komplikasi akibat kehamilan dan pengobatannya (b) Penapisan preeklamsia, gemeli, infeksi alat reproduksi dan saluran perkemihan (c) Mengulang perencanaan persalinan 4) Kunjungan IV = 36 minggu sampai lahir (a) Sama seperti kunjungan II dan II (b) Mengenali adanya letak presentasi (c) Menetapkan rencana persalinan (d) Mengenali tanda-tanda persalinan (Pudiastuti, 2012;h.11). 4. Pelayanan standar ,yaitu 14T : a) Timbang berat badan Tinggi badan ibu dikategorikan adanya resiko apabila hasil pengukuran < 145 cm. Berat badan ditimbang setiap kali ibu datang atau berkunjung untuk mengetahui kenaikan BB dan penurunan BB b) Ukur tekanan darah Diukur setiap kali ibu datang atau berkunjung, deteksi tekanan darah yang cendrung naik diwaspadai adanya gejala hipertensi dan preeklamsi. c) Ukut tinggi fundus uteri Menggunakan pita sentimeter, letakkan titik no pada tepi atas simpisis dan rentangkan sampai fundus uteri (fundus tidak boleh ditekan)
  • 25. 13 d) Pemberian tablet penambah darah (Tablet Fe) Untuk memenuhi kebutuhan volume darah pada ibu hamil dan nifas, karena masa kehamilan kebutuhan meningkat seiring dengan pertumbuhan janin. e) Pemeberian imunisasi TT Untuk melindungi dari tetanus neonatorium. f) Pemeriksaan HB Pemeriksaan Hb dilakukan pada kunjungan ibu hamil yang pertama kali, lalu dipriksa lagi menjelang persalinan g) Pemeriksaan protein urine Untuk mengetahui adanya protein dalam urine ibu hamil. Protein urine ini untuk mendeteksi ibu hamil kearah preeklamsi. h) Pengambilan darah untuk pemeriksaan VDRL Pemeriksaan Veneral Desease Research Laboratoty (VDRL) untuk menetahui adanya treponema pallidum/penyakit menular seksual, antara lain syphilish. i) Pemeriksaan urine reduksi Dilakukan pemeriksaan urine reduksi hanya kepada ibu dengan ibu dengan indikasi penyakit gula/DM atau riwayat penyakit gula pada keluarga ibu dan suami.
  • 26. 14 j) Perawatan payudara Meliputi senam payudara, perawatan payudara, pijit tekan payudara yang ditunjukan kepada ibu hamil. k) Senam ibu hamil l) Pemberian obat malaria Pemeberian obat malaria diberikan khusus untuk pada ibu hamil didaerah endemic malaria atau kepada ibu dengan gejala khas malaria yaitu panas tinggi disertai mengigil m) Pemeberian kapsul minyak beryodium n) Temu wicara Walyani, 2015;h.80-83) 5. Informasi Yang Diberikan Ketika Memberikan Asuhan Kebidanan a) Trimester I 1) Menjalin hubungan saling percaya 2) Deteksi masalah 3) Mencegah masalah (TT dan anemia) 4) Persiapan persalinan dan komplikasi 5) Prilaku sehat (gizi, latihan/senam, kebersihan, istirahat) b) Trimester II gejala pre-eklamsi ringan Setelah bidan menyimpulan bahwa passion sudah cukup paham dengan informasi yang harus diketahui pada trimester I, maka pada trimester II, ini bidan emberikan informasi yang berkaitan dengan pre-eklamsi ringan.
  • 27. 15 Bidan mengajak pasien dn klien dan keluarga untuk aktif dalam memantau kemunkinan gejala-gejala pre-eklamsi ringan dalam kehamilannya sehingga timbul tanggung jawab bagi pasien dan keluarga untuk mempertahankan kesehatan secara mandiri. c) Trimester III 1) Gemeli (28-36 minggu) Pada usia kehamilan ini informasi yang perlu disampaikan adalah hasil pemeriksaan kesejahteraan janin dalam kandungan, salah satunya adalah janin tunggal atau ganda. Informasi tersebut akan mengurangi beberapa kekhawatiran yang dirasakan oleh ibu dan keluarga berkaitan dengan janin. 2) Letak janin (> 36 minggu) Gambaran persalinan yang akan dilalui merupakan salah satu hal yang dikhawatirkan oleh ibu dan keluarga pada akhir masa kehamilan. Informasi mengenai kepastian letak dan posisi janin akan mengurangi kecemasan pasien. Ibu akan lebih siap jika diberikan gambaran mengenai proses persalinan secara lengkap. (Sulistyawati, 2011;h.6-7) 6. Tanda-Tanda Kehamilan a) Tanda Pasti (Positive Sigh) Tanda pasti adalah tanda yang menunjukkan langsung keberadaan janin yang dapat dilihat langsung oleh pemeriksaan .
  • 28. 16 Tanda pasti kehamilan terdiri atas hal – hal berikut : 1) Gerakan janin dalam rahim 2) Denyut jantung janin 3) Bagian-bagian janin Bagian-bagian janin yaitu bagian besar janin (kepala dan bokong) serta bagian kecil janin (lengan dan kaki) dapat diraba dengan jelas pada usia kehamilan lebih tua (trimester akhir) 4) Keranka janin dapat dilihat dengan foto rontgen maupun USG. b) Tanda Kemungkinan (Probablity Sign) Tanda kemungkinan adalah perubahan - perubahan fisiologis yang dapat diketahui oleh pemeriksa dengan melakukan pemeriksaan fisik kepada wanita hamil. 1) Pembesaran perut 2) Tanda hegar adalah pelunakan dan dapat dirkannya isthimus uteri 3) Tanda goodle adalah pelunakan serviks 4) Tanda chadwick yaitu perubahan warna menjadi keunguan pada vulva dan mukosa vagina termasuk juga porsio dan serviks 5) Tanda piskacek merupakan pemebesaran uterus yang tidak simetris 6) Kontraksi Braxton hiks merupakan peregangan sel-sel otot uterus, akibatnya meningkatnya actomysin didalam otot uterus 7) Tanda ballottement 8) Pemeriksaan tes biologis kehamilan (planotest) positif
  • 29. 17 c) Tanda dugaan hamil 1) Amenorea (berhentinya menstruasi) 2) Mual (nausea) dan muntah (emesis) 3) Ngidam 4) Syncope (pingsan) 5) Kelahan 6) Payudara tegang 7) Sering miksi 8) Konstipasi atau obstipasi 9) Pimentasi kulit 10) Epulis 11) Varices (Walyani, 2015;h:70-74). 7. Perubahan Anotomi Dan Fisiologi Ibu Hamil a) System Reproduksi 1) Uterus Ukuran pada kehamilan cukup bulan, ukuran uterus adalah 30 x 25 x 20 cm dengan kapasitas lebih dari 4.000 cc. Hal ini memungkinkan bagi adekuatnya akomodasi pertumbuhan janin. Pada saat ini rahim membesar akibat hiperteropi dan hiperplasi otot polos rahim, serabut kolagen nya menjadi higroskopik, dan endometrium menjadi desidua.
  • 30. 18 Jika penambahan ukuran TFU pertiga dapat dilihat dalam table dibawah ini : Tabel 2.1 TFU menurut penambahan per Tiga Jari Usia kehamilan (minggu) Tinggi fundus uteri (TFU) 12 3 jari diatas simpisis 16 Pertengahan simpisis-pusat 20 3 jari dibawah pusat 24 Setinggi pusat 28 3 jari diatas pusat 32 Pertengahan pusat-prosesus xiphoideus (px) 36 3 jari dibawah prosesus xiphoideus (px) 40 Pertengahan pusat-prosesus xiphoideus (px) Sulistyawati,2011;h.60) Tabel 2.2 Pengukuran tinggi fundus NO Tinggi Fundus Uteri Umur kehamilan (minggu) 1 12 cm 12 2 16 cm 16 3 20 cm 20 4 24 cm 24 5 28 cm 28 6 32 cm 32 7 36 cm 36 8 40 cm 40 (Walyani, 2015;h.80)
  • 31. 19 2) Berat Uterus naik secara luar biasa dari 30 gram menjadi 1.000 gram pada bulan akhir . Tabel 2.3 Bentuk uterus Berdasarkan Usia Kehamilan Usia kehamilan Bentuk dan konsistensi uterus Bulan pertama Seperti buah alpukat. Istmus tahim menjadi hipertropi dan bertambah panjang, sehingga bila diraba terasa lebih lunak, keadaan ini yang disebut dengan tanda hegar. 2 bulan Sebesar telur bebek 3 bulan Sebesar telur angsa 4 bulan Berbentuk bulat 5 bulan Rahim teraba seperti terisi cairan ketuban. Rahim terasa tipis, itulah sebabnya mengapa bagian-bagian janin ini dapat dirasakan melalui peraban dinding perut. (Sulisyawati, 2011;h.60) 3) Posisi rahim dalam kehamilan a) Pada permulaan kehamilan, dalam posisi antefleksi atau retrofleksi b) Pada bulan kehamilan, rahim tetap berada dalam rongga pelvis c) Setelah itu, mulai memasuki rongga perut yang yang dalam pembesarannya dapat mencapai batas hati d) Pada ibu hamil, rahim biasanya mobile, lebih mengisi rongga abdomen kanan atau kiri (Jannah, 2012;h.88)
  • 32. 20 4) Vaskularisasi Arteri uterine dan ovarika bertambah dalam diameter panjang, dan anak-anak cabangnya, pembuluh darah vena mengembang dan bertambah. 5) Serviks Uteri Bertambahnya vaskularisasinya dan menjadi lunak, kondisi ini disebut dengan tanda goodell. Kelenjar endoservikal membesar dan mengeluarkan banyak cairan mucus. Oleh karena pertambahan dan pelebaran pembuluh darah. Warnanya menjadi livid dan ini disebut dengan tanda Chadwick. 6) Ovarium Ovulasi berhenti namun masih terdapat korpus luteum graviditas sampai ovariter bentuknya plasenta yang akan mengambil alih pengeluaran estrogen dan progesteron. 7) Vagina dan Vulva Oleh karena pengaruh estrogen terjadi hipervaskularisasi pada vagina dan vulva sehingga pada bagian tersebut terlihat lebih merah atau kebiruan, kondisi ini dis ebut dengan tanda Chadwick. (Sulistyawati, 2011;h.61)
  • 33. 21 b) Sistem Kardiovaskuler 1) Trimester I Sirkulasi darah ibu dalam kehamilan dipengaruhi oleh adanya sirkulasi ke plasenta uterus yang membesar dengan pembuluh-pembuluh darah yang membesar pula mamae dan alat lain yang memang berfungsi berlebihan dalam kehamilan 10 minggu. Perubahan rata-rata volume plasma maternal berkisar antara 20-100%, selain itu pada minggu ke 5 kardiak output anakan meningkat dan perubahan ini terjadi untuk mengurangi resistensi vaskuler sistemik antara minggu ke 10 dan 20 terjadi peningkatan preload. 2) Trimester II Pada usia kehamilan ke 16 minggu, mulai jelas kelihatan terjadi prosees hemodilusi. Setelah 24 minggu tekanan darah sedikit demi sedikit naik kembali pada tekanan darah sebelum aterm. Perubahan auskultrasi mengiringi perubahan ukuran dan posisi jantung. 3) Trimester III Selama kehamilan jumlah leukosit akan meningkat yaakni berkisar antara 5.000-12.000 dan puncaknya pada saat persalinan dan masa nifas berkisar 14.000-12.000. distribusi tipe sel juga akan mengalami perubahan. Pda kehamilan, terutama ke 3, terjadi peningkatan jumlah granulosit dan limfosit dan secara bersama limfosit dan monofisit. (Romauli, 2011;h.82-83)
  • 34. 22 c) Sistem urinaria Selama kehamilan, ginjal berkerja lebih berat. Ginjal meyaring darah yang volumenya meningkat (sampai 30-50% atau lebih) yan puncaknya terjadi pada usia kehamilan 16-24 minggu sampai sesat sebelum persalinan (pada saat ini aliran darah keginjal berkurang akibat penekanan rahim yang membesar. Dalam keadaan normal, aktivitas ginjal meningkat ketika berbaring dan menurun ketika berdiri. Keadaan ini semakin menguat pada saat persalinan, karena itu wanita hamil sering merasa ingin berkemih ketika mereka mencoba untuk berbaring/tidur. (Sulistyawati, 2011;h.62) Pada trimester kedua aliran darah ginjal meningkat dan akan tetap terjadi hingga usia kehamilan 30 minggu, setelah itu menurun secara perlahan. Ginjal mengalami pembesaran dan filtrasi glomeruus adalah penyebab peningkatan kliens kreatinin, urea dan asam urat yng sangat direabsobsi pada awal kehamilan. (Jannah, 2012;h.104) d) Sistem Gastrointestinal Rahim yang semakin membesar akan menekan rectum dan usus bagian bawah, seehingga terjadi sembelit atau komplikasi. Sembelit semakin berat karena gerakan oto didalam usus diperlihatkan oleh tingginya kadar progesteron.
  • 35. 23 e) Sistem Metabolisme Janin membutuhkan 30-40 gram kalsium untuk pembentukan tulangnya dan ini terjadi ketika trimester terakhir. Kebutuhan zat besi wanita hamil kurang lebih 1.000 mg, 500 mg dibuthkan untuk meningkatnya masa sel darah merah dan 300 mg untuk transportasi ke fetus ketika kehamilan memasuki usia 12 minggu, 200 mg sisanya untuk menggantikan cairan yang keluar dari tubuh. Wanita hamil membutuhkan zat besi rata-rata 3,5 mg/hari. Pada metabolisme lemak terjadi peningkatan kadar kolesterol sampai 350 mg atau lebih per 100 cc. Hormon somatotropin mempunyai peranan dalam pembentukan lemak pada payudara, eposit lemaklainnya tersimpan didalam, perut, paha, dan lengan. d) Kulit Topeng kehamilan (cloasma gravidarum) adalah bintik-bintik pigmen kecoklatan yang tampak dikulit kening dan pipi. Peningkatan pimen juga terjadi disekeliling puting susu, sedangkan diperut bagian bawah bagian tengah biasanya tampak garis gelap yaitu spider angioma (pembuluh darah kecil yang member gambaaran seperti laba-laba) biasa muncul dikulit, dan biasanya diatas pinggang. Pembesaran rahim menimbulkan perenggangan dan menyebabkan robeknya serabut elastik dibawah kulit sehingga menimbulkan striae gravidarum/striae lividae.
  • 36. 24 e) Payudara Payudara sebagai organ target untuk proses laktasi mengalami banyak perubahan sebagai persiapan setelah janin lahir. Beberapa perubahan yang dapat diamati oleh ibu adalah sebgai berikut : 1) Selama kehamilan payudara bertambah besar, tegang dan keras 2) Dapat teraba nodul-nodul akibat hipertropi kelenjar alveoli 3) Bayangan vena-vena lebih membiru 4) Hiperpigmentasi pada areola dan puting susu 5) Kalau diperas akan keluar air susu jolong (kolostrum) berwarna kuning. f) Sistem Endokrin Selama siklus menstruasi normal hipofisis anterior memproduksi LH dan FSH yang merangsang folikel de graaf untuk menjadi matang dan berpisah kepermukaan ovarium diamana ia dilepaskan. Folikel yang kososng dikenal dengan korpus luteum, dirangsang oleh LH, untuk memproduksi progesteron. Progesterone dan estrogen merangsang proliferasi dari desidua (lapisan dalam uterus) dalam upaya mempersiapkan implementasi jika kehamilan terjadi. Plasenta yang terbentuk secara sempurna dan berfungsi 10 minggu setelah pembuahan terjadi, akan mengambil alih tugas korpus luteum untuk memproduksi estrogen dan progesteron.
  • 37. 25 g) Sistem Pernapasan Ruang abdomen yang membesar oleh karena meningkatnya ruang rahim, dan pembentukan hormon, progesteron menyebabkan paru-paru berfungsi sedikit berbeda dari biasanya. Wanita hamil bernafas lebih cepat dan dalam karena memerlukan banyak oksigen untuk janin dan untuk dirinya. Lingkar dada wanita hamil agak membesar dan lipatan saluran pernafasan menerima lebih banyak daraah dan menjadi agak tersumbat oleh penumpukan darah (kongesti). Kadang hidung dan tenggorokan mengalami penyumbatan parsial akibat kongessti ini. Tekanan dan kualitas suara wanita hamil agak berubah. (Sulistyawati, 2011;h.63-69) h) Sistem muskuloskletal Sejak trimester I akibat peningkatan kadar hormon estrogen dan progesteron, terjadi relaksasi dari jaringan ikat, kartilago dan ligament juga meningkatnya jumlh cairan synovial. Trimester II dan III hormon progesteron dan relaxing menyebabkan relaksasi ringan jaringan ikat dan otot-otot. Hal ini maksimal pada 1 minggu terakhir kehamilan. (Jannah, 2012;h.94-95) i) Sistem persyarafan Perubahan fungsi neurologi selama masa hamil, selain perubahan- perubahan neurohormonal hipotalami-hipofisis. (Romauli, 2011;h.87)
  • 38. 26 8. Indeks Masa Tubuh (IMT) dan Berat Badan Cara yang dipakai menentukan berat badan menurut tinggi badan adalah dengan menggunakan indeks masa tubuh (IMT) dengan rumus berat badan dibagi tinggi badan pangkat 2. Pertumbuhan berat badan ibu hamil menggambarkan status gizi selama hamil, oleh karena itu perlu dipantau setiap bulan. Disarankan pada ibu primigravida untuk tidak menaikkan berat badanya lebih dari kg/bulan. (Sulistyawati, 2011;h.68) Perkiraan peningkatan berat badan yang dianjurkan : a) 1-2 kg pada trimester I b) 0,35-0,5 kg/minggu pada kehamilan trimester II c) 5,5 kg pada kehamilan trimester III Total sekitar 12,5 kg selama hamil. Tabel 2.4 Komponen pertambahan berat badan ibu selama hamil Komponen Jumlah (dalam kg) Janin 3-4 Cairan amnion 0,6 Plasenta 0,8 Payudara 0,4 tambahan darah 1,5 Tambahan cairan 1,4 Tambahan jaringan lemak 3,5 Peningkatan berat uterus 0,9 Total 12,5 kg (Walyani, 2015;h.56).
  • 39. 27 9. Perubahan Dan Adaptasi Psikologis Selama Masa Kehamilan a) Perubahan peran selama kehamilan : 1) Tahap antisipasi Dalam tahap ini wanita akan mengawali adaptasi perannya denan merubah peran sosialnya melalui latihan formal (misalnya kelas khusus kehamilan) dan informal melalui model peran (role model) meningkatnya frekuensi interaksi dengan wanita hamil daan ibu muda lainnya akan memepercepat proses adaptasi. 2) Tahap honeymoon (menerima peran, mencoba menyesuaikan diri) Pada tahp ini wamita sudah mu;ai menerima peran barunya dengan cara mencoba menyesuaikan diri untuk memenuhi akan kebutuhan akan kasih saying dari pasangannya. Ia akan mencoba menggambarkan figure ibunya dimasa kecilnya untuk kemudian ia adaptasi dan terapkan pada bayinya nanti. 3) Tahap stabil Bagaimana mereka dapat meliat penampilan dalam perannya. Ia akan melakukan aktivitas-aktivitas yang berifat positif dan berfokus untuk kehamilannya seperti mencari tahu tentang informasi seputar persiapan kelahiran, cara mendidik dan merawat anak, serta hal yang berguna untuk menjaga kondisi kesehatan keluarga.
  • 40. 28 4) Tahap akhir (perjanjian) Meskipun sudah cukup stabil dalam menerima perannya, namun ia tetap mengadakan perjanjian dengan dirinya sendiri untuk sedapat mungkin menepati janji. Mengenali kepastian-kepastian internal yang telah ia buat berkaitan dengan apa yang akan ia perankan ssejak saat ini sampai bayinya lahir nanti. b) Perubahan Psikologi 1) Trimester I (Periode Penyesuaian) (a) Ibu merasa tidak sehat dan kadang merasa benci dengan kehamilannya (b) Kadang muncul penolakan, kekecewaan, kecemasan, dan kesedihan bahkan kadang ibu berharap agar dirinya tidak hamil (c) Ibu akan selalu mencari tanda-tanda apakah ia benar-benar hamil hal ini dilakukan sekedar untuk meyakinkan dirinya (d) Setiap perubahn yang terjadi dalam dirinya akan selalu mendapat perhatian dengan seksama (e) Oleh karena perutnya masih kecil kehamilan merupakan rahasia seseorang ibu yang mungkin akan diberitahukan kepada orang lain atau malah mungkin dirahasiakannya (f) Hasrat untuk melakukan hubungan seks berbeda-beda pada tiap wanita tetapi kebanyakan akan mengalami penurunan
  • 41. 29 2) Trimester II (Priode Kesehatan Yang Baik) (a) Ibu merasa sehat, tubuh ibu sudah terbiasa denan kadar hormone yang tinggi (b) Ibu sudah bias menerima kehamilannya (c) Merasakan gerakan anak (d) Merasa terlepas dari ketidak nyamanan dan kekahwatiran (e) Libido meningkat (f) Menuntut perhatian dan cinta (g) Merasa bahwa bayi sebagai individu yang merupakan bagian dari dirinya (h) Hubungan sosial meningkat dengan wanita hamil lainya atau pada orang lainnya atau pada orang yang baru menjadi ibu (i) Ketertarikan dan aktivitas terfokus pada kehamilan, kelahiran dan persiapan untuk peran baru. 3) Trimester III (Priode Penantian Dengan Penuh Kewaspadaan) (a) rasa tidak nyaman timbul kembali, merasa dirinya jelek, aneh, dan tidak menarik (b) merasa tidak menyenangkan ketika bayi tidak lahir tepat waktu (c) takut akan rasa sakit dan bahaya fisik yang timbul pada saat akan melahirkan, khawatir akan keselamatannya (d) khawatir bayi akan lahir daalam keadaan tidak normal, bermimpi yang mencerminkan prhatian dan kekhawatiran
  • 42. 30 (e) merasa sedih karena akan berpisah dari bayinya (f) merasa kehilangan perhatian (g) perasaan mudah terluka (sensitiv) (h) libido menurun. (Sulistyawati, 2011;h.75-77) 10. Kebutuhan Dasar Ibu Hamil a) Oksigen Kebutuhan oksigen adalah kebutuhan yang utama pada manusia termasuk ibu hamil. Berbagai gangguan pernapasan bias terjadi saat hamil sehingga akan menganggu pemenuhan kebutuhan oksigen pada ibu yang akan berpengaruh pada bayi yang dikandung. (Walyani, 2015;h:93) b) Nutrisi Widya Karya Pangan dan Gizi Nasional menganjurkan pada ibu hamil untuk asupan energi 285 kkal perhari. 1) Protein ibu hamil mengalami peningkatan sebesar 69% dan Widya Karya Pangan dan Gizi nasional menganjurkan untuk menambah asupan protein menjadi 12% perhari atau 75-100 gram. Bahan pangan yang dijadikan seperti daging tak berlemak, ikan, telur, susu dan hasil olahan protein yang berasal dri tumbuhan nilai biologinya rendah dn cukup sepertiga bagian saja.
  • 43. 31 2) Zat besi yang dibutuhkan selama hamil meningkat sebesar 300% (1.040 mg selama hamil) dan peningkatam ini tidak dapat tercukupi hanya dari asupan makanan ibu selama hamil melainkan perlu ditunjang dengan sublemen zat besi. Pemberian suplemen zat besi dapat diberikan sejak minggu ke 12 kehamilan sebesar 30-60 gram setiap hari selama kehamilan dan enam minggu setelah melahirkan. Untuk mencegah anemia postpartum. 3) Asam folat sangat berperan dalam pembentukan metabolisme normal makanan menjadi energi, pematanagan sel darah merah, sistensi DNA, pertumbuhan sel dan pembentukan heme. Widya Karya Pangan menganjurkan untuk memberikan asam folat besaran 280, 660, dan 470 mikrograam untuk trimester I (Sulistyawati, 2011;h.108-109) 4) Mineral Pada prinsipnya semua mineral dapaat terpenuhi dengan makan- makanan sehari-hari yaitu buah-buahan, sayur-sayuran dan susu. 5) Vitamin Vitamin sebernya telah terpenuhi dengan makan sayur dan buah- buahan tetapi dapat pula diberikan ekstra vitamin. Pemvverian asam folat terbukti mencegah kecacatan pada bayi. (Romauli, 2011;h.136-137)
  • 44. 32 c) Personal hygiene Kebersihan harus dijaga pada masa kehamilan. Mandi dianjurkan sedikitnya 2 kali sehari karena ibu hamil cendrung untuk mengeluarkan keringat, menjaga kebersihan diri terutama lipatan kulit (ketiak, bawah buah dada, daerah genetalia) dengan cara dibersihkan dengan air dan keringkan. d) Pakaian Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pakaina ibu hamil adalah memenuhi kriteria berikut ini : 1) Pakaian harus longgar, bersih dan tidak ada ikatan yang ketat pada daerah perut 2) Bahan pakaian diusahakan yang mudah menyerap kringat 3) Pakailah bra yang menyokong payudara 4) Memakai sepatu dengan hak yang rendah 5) Pakaian dalam yang selalu bersih. e) Eliminasi Keluhan yang sering muncul pada ibu hamil berkaitan dengan eliminasi adalah konstipasi dang sering buang air kemih. Konstipasi terjadi karena adanya pengaruh hormon progesteron yang memiliki efek rilek terhadap otot polos, salah satunya otot usus. Selain itu, desakan usus oleh pembesaran janin juga menyebabkan bertambahnya konstipsi. Tindakan pencegahan yang dapat dilakukan adala dengan mengonsumsi makanan
  • 45. 33 tinggi serat dan banyak minum air putih, terutama ketika lambung dalam keadaan kosong. Minum air putih hangat ketika perut dalam keadaan kosong dapat merangsang gerak peristaltik usus. Jika ibu sudah mengalami dorongan maka segeralah untuk buang air besar aar tidak terjadi konstipasi. Sering BAK merupakan keluhan yang umum dirasakan ibu hamil terutama trimester I dan III. Hal tersebut adalah kondisi yang fisiologis. Ini terjadi karena pada awal kehamilan terjadi pembesaran uturang yang mendesak kandung kemih sehingga kapasitasnya berkurang. Sedangkan pada trimester III terjadi pembesaran janin yang menyebabkan desakan pada kasung kemih. Tindakan mengurangi asupan cairan untuk mengurangi keluhan ini sangat tidak dianjurkan, karena akan menyebabkan dehidrasi. f) Seksual Selama kehamilan berjalan normal, koitus diperbolehkan sampai akhir kehamilan, meskipun bebebrapa kali berpendapat sebaiknya tidak lagi berhubungan sekual selama 14 hari menjelang kelahiran. Koitus tidak dibenarkan bila terdapat perdarahan pervaginam, riwayat abortus berulang, abortus/partus prematurus immines, ketuban pecah sebelum waktunya.
  • 46. 34 g) Mobilisasi Ibu hamil boleh melakukan kegiatan/aktivitas fisik biasa selama tidak terlalu melelahkan. Ibu hamil dapat dianjurkan untuk melakukan pekerjaan rumah dengan dan cara berirama dengan menghindari geerakan menyentak, sehingga mengurangi ketegangan pada tubuh dan menghindari kelelahan. h) Istirahat Wanita hamil dianjurkan untuk merencanakan istirahat yang teratur khususnya seiring kemajuan kehamilannya. Jadwal istirahat dan tidur perlu diperhatikan dengan baik, karena istirahat dan tidur yang teratur dapat meningkatkan kesehatan jasmani dan rohani untuk kepentingan perkembangan dan petumbuhan janin. Tidur pada malam hari selama kurang lebih 8 jam dan istirahat dalam keadaan rileks pada siang hari selama 1 jam. (Romauli, 2011;h.138-140) i) Imunisasi Imunisasi selama kehamilan sangat oentin dilakukan untuk mencegah penyakit yang dapaat menyebabkan kematian ibu dan janin. Jenis imunisasi yang diberikan dalah tetanus toxoid (TT) yang dapat mencegah penyakit tetanus.
  • 47. 35 Table 2.5 Pemberian Suntikan TT Status Jenis suntikan TT Interval waktu Lama perlindungan Presentase perlindungan T0 Belum pernah mendapatkan suntikan TT - - - T1 TT1 - - 80% T2 TT2 4 minggu dari TT1 3 tahun 95% T3 TT3 6 bulan dari TT2 5 tahun 99% T4 TT4 1 tahun dari TT3 10 tahun 99% T5 TT4 1 tahun dari TT4 Seumur hidup - (Sulistyawati, 2011;h.121). j) Travelling Meskipun dalam keadaan hamil, ibu masih membutuhkan rekreasi untuk mnyegarkan pokiran dan perasaan, misalnya denan mengunjungi objek wisata atau pergi keluar kota. Hal-hal yang dianjurkan apabila ibu hamil berpergian adaalah sebagai berikut: 1) Hindari pergi kesuatu tempat yang ramai, sesak dan panas, serta hindari berdiri terlalu lama karena akan dapat menimbulkan sesak napas sampai akhirnya jatuh pingsan. 2) Duduk terlalu lama haarus dihindari karena dapat menyebabkn peningkatn resiko pembekuan darah vena dalam dan trombofleblitis selama kehamilan.
  • 48. 36 3) Mnegendari mobil maksimal 6 jaam dalam ssehari dan harus berhenti 2 jam lalu berjalan selama 10 menit. 4) Sabuk pengaman sebaiknya selalu dipakai, sabuk tersebut tidak diletakkan dibawah perut ketika kehamilan sudah besar. k) Persiapan persalinan dan kelahiran bayi Rencana persalinan adalan rencan tindkan yang dibuat oleh ibu, anggota keluarga dan bidan. Ada 5 komponen penting dalam rencana persalianan antara lain : 1) Membuat rencana persalinan 2) Membuat rencana untuk mengambil keputusan jika terjadi kegawatdaruratan pada saat pengambil keputusan utama tidak ada 3) Memepersiapkan sistem trasportasi jika terjadi kegawatdaruratan 4) Membuat rencana atau pola menabung 5) Mempersiapkan peralatan yang diperlukan saat persalinan. (Romauli, 2010;h.146) l) Perwatan payudara Hindari pemakaian bra denagan ukuran yang terlalu ketat, menggunakan bra yang menyokong payudara, sering membersihkan puting dengan baby oil atau minyak sayur laalau bilas dengan air hangat. (Sulistyawati, 2011;h.118)
  • 49. 37 m) Senam hamil Senam hamil bukan merupakan keharusan. Namun, dengan melakukan senam hamil akan banyak memnerikan manfaat dalam membantu kelancara proses persalinan antara lain dapat melatih pernapasan dan rileksasi menguatkan otot-otot pnggul dan perut serta memilih cara mengedan yang benar. Kesiapan ini merupakan bekal penting bagi calon ibu data persalinan. Manfaat senam hamil secara teratur dan terukur adalah memeperbaiki sirkulasi darah, mengurangu pembengkakan, memperbaiki kesimbangan otot, mengurangi resiko gangguan gastrointerstinal, termasuk sembelit, mengurangi kejang kaki/krm, menggunakan otot perut, dan mempercepat proses penyembuhan setelah melahirkan. Senam hamil paada kehamilan normal dapat dapat dimulai pada kehamilan kurang lebih 16-36 minggu. Pelaksanaan senam sedikitnya seminggu sekali dan mengguanaka pakaian yang sesuai dan longgar. Lakukan selalu pemanasan dan pendinginan setiap kali senam. Intensitas senam hamil harus disesuikan dengan kondisi tubuh. Bila di lantai, gunakan kasur atau martas saat melakukan senam. Jangan mendadak berdiri saat usai senam, tetapi lakukan secara perlahan untuk menghindari pusing. (Jannah, 2012;h.159)
  • 50. 38 n) Sikap tubuh yang baik (body mechanic) Seiring dengan bertambahan usia kehamilan, tubuh akan menyesuaikan fisik dengan pertumbuhnya ukuran janin. Perubahan tubuh yang paling jelas adalah tulang punggung bertambah lordosis karena tubuh bergeser lebih kebelakang dibandingkan sikap tubuh ketika hamil. Beberapa yang harus diperhatikan adalah : 1) Pakailah sepatu dengan hak yang rendah/tanpa hak 2) Posisi tubuh saat mengangkat beban, yaitu dalam keadaan tegak dan pastikan beban terfokus pada lengan 3) Tidur dengan posisi kaki ditinggikan 4) Duduk dengan posisi punggung tegak 5) Hindari duduk atau berdiri terlalu lama (Sulistyawati, 2011;h.119) o) Mamantau kesejahteraan bayi Kesejahteraan janin dalam kandungan dipantau secara terus menerus agar jika ada agangguan janin dalam kandungan kan dapat segera terdeteksi dan ditangani. Salah satu indikator kesejahteraan janin yang dapat dipantau sendiri oleh ibu adalah gerakannya dalam 24 jam. Gerakan janin dalam 24 jam minimal 10 kali. Gerakan ini dirasakan dan dihitung oleh ibu sendiri yang dikenal dengan dengan menghitung “gerakan sepuluh”. Selain dihitung dengan manual, gerakan janin dapat dipantu melalui suatu metode yang disebut Non-Stress Test (NTS), dengan cara suatu elektrode
  • 51. 39 ditempelkan di perut ibu yang dihubungkan dengan monitor sehingga setiap ada gerakan janin akan mincul suatu grafik yang tergambar jelas dilayar monitor. (Sulistyawati, 2011;h.123) 1) Pertumbuhan dan perkembangan hasil konsepsi (a) Embrio usia 2-4 minggu (1) Terjadi perubahan yang semula buah kehamilan hanya berupa suatu titik telur menjadi satu oergan yang terus berkembang dengan pembentukan lapisan-lapisan didalamnya (2) Jantung mulai memompa cairan melalui pembuluh darah pada haari ke-20 dan berikutnya muncul sel darah merah yang pertama. Selanjutnya, pembuluh darah terus berkembang diseluruh embrio dan plasenta. (b) Embrio usia 4-6 minggu (1) Sudah terbentuk bakal organ-organ (2) Jantung sudah berdenyut (3) Pergerakan sudah Nampak dalam pemeriksaan USG (4) Panjang embrio 0,64 cm (c) Embrio usia 8 minggu (1) Pertumbuhan organ dan penampilan semakain bertambah jelas, seperti mulut, mata dan kaki 2)
  • 52. 40 (1) Pembentukan usus (2) Pemebntukan genetalia dan anus (3) Jantung mulai memompa darah (d) Embrio umur 12 minggu (1) Embrio sudah menjadi janin (2) Usus lengkap (3) Genetalia dan anus sudah terbentuk (4) Menggerakkan anggota badan, mengeipkan mata, mengerutkan dahi, dan mulut terbuka (5) Berat 15-30 gram (e) Janin usia 16 minggu (1) Gerakan fetal pertama (2) Sudah mulai ada mekonium dan verniks caseosa (3) System muskuluskletal sudah matang (4) System syaraf mulai melaksanakan kontrol (5) Pembuluh darah berkembang dengan cepat (6) Tangan janin dapat mengembang (7) Kaki menendang dengan aktif (8) Semua organ mulai matng dan tumbuh (9) Denyut jantung janin (DJJ) daapat didengar dengan Doppler (10) Berat janin 0,2 kg
  • 53. 41 (f) Janin usia 24 minggu (1) Kerangka janin berkembang dengan cepat karena aktifitas (2) Pembentukan tulaang meningkat (3) Perkembangan pernapasan dimulai (4) Berat janin 0,7-0,8 kg (g) Janin usia 28 minggu (1) Janin dapat bernapas, menelan, dan mengatur suhu (2) Surfaktan terbentuk di dalam paru-paru (3) Mata mulai membuka dan menutup (4) Ukuran janin 2/3 saat lahir (h) Janin usia 32 mingu (1) Simpanan lemak coklat berkembang dibawah kulit untuk persiapan pemisahan bayi setelah lahir (2) Mulai menyimpan zat besi, kalsium, fosfor. (3) Bayi sudah tumbuh 38-43 cm (i) Janin usia 36 minggu (1) Seluruh uterus terisi oleh bayi, sehingga ia tidak dapat lagi bergerak dan memutar banyak (2) Antibodi ibu ditransfer ke janin, yang akan memberikan kekebalan selama 6 bulan pertama sampai sistem kekebalan bayi berkerja sendiri. (Sulistyawati, 2011;41-46)
  • 54. 42 p) Ketidaknyamanan dan cara mengatasinya Tabel 2.6 Ketidaknyamanan Masa Hamil Dan Cara Mengatasinya NO Ketidaknyamanan Penyebab Cara Menatasinya 1 rasa mual dan muntah antara minggu ke 5-12. Biasanya terjadi lebih awal (2-3 minggu setelah HPHT) (Kusmiati et. all, 2009;h.125) - Peningkatan kadar HCG, estrogen/progesteron - Relaksasi dari otot halus - Metabolik perubahan dalam metabolisme karbohidrat berlebihan - Mekanisme kongesti, inflamasi, distensi pegeseran (Kusmiyati et. all, 2009;h.125) - Hindari bau atau faktor penyebabnya - Makan biskuit kering atau roti bakar sebelum bangun dari tempat tidur di pagi hari - Makan sedikit tapi sering - Duduk tegak setiap kali selesai makan - Hindari makanan yang berlemak dan berbaau merangsang - Makan makanan kering diantara waktu makan - Minum minuman berkarbonat - Bangun dari tidur secara perlahan lahan jangan langsung melakukan aktivitas - Hindari menggosok gigi segera setelah makan - Minum teh herbal - Istirahat sesuai kebutuhan (Kusmiyati et. all, 2009;h.125) 2 Kelelahan/fatigue pada trimester I ((Kusmiyati et.all, 2009;h1123 - Berhubungan dengan penurunan laju metabolisme basal pada awal kehamilan (Kusmiyati et.all, 2009;h.123) - Yakin bahwa ini normal pada awal kehamilan - Anjurkan ibu untuk sering berkeringat - Hindari ibu istirahat yang berlebihan (Kuamiyati et. all, 2009;h.123) 3 Ngidam Biasanya pada TM I, tapi bisa - Berkaitan dengan persepsi individu wanita tersebut - Tidak perlu dikhwatirkan selama diet memenuhi
  • 55. 43 berlangsung sepanjang masa kehamilan (Kusmiyati et.all, 2009;h. 123 mengenai apa yang bias mengurangi rasa mual dan muntah - Indra pengecap menjadi tumpul, jadi makanaan yang merangsang dicari-cari (Kusmiyati et. all, 2009;h.125) kebutuhan - Jelaskan tentang bahaya makanan yang tidak bias diterima, mencakup gizi yang diperlukan serta memuaaskan rasa mengidam atau kesukaan menurut kultur (Kusmiyati et. all, 2009;h.125) 4 Sering buang air kecil / nocturia TM I dan III (Kusmiyati et.all, 2009;h.124) - Teknan pada uterus pada kandung kemih - Air dan sodium tertahan dibawah tungkai baah selama iang hari karena statis vena, pada malam hari terdapat alairan balik vena meningkat denagn akibat peningkatan alam jumlah output air seni (Kusmiyati et. all, 2009;h.124) - Tidak memerlukan pengobatan farmakologis 5 Kram pada kaki setelah usia kehamilan 24 minggu (Silistyawati, 2009;h.125) - Iskemia transiet setempat - Kebutuhan akan kalsium (kadarnya rendah dalam tubuh) (Rukiyah, 2009;h.120) - Kurangi komsumsi susu (kandungan fosfornya tinggi) - Latihan dorsofleki pada kaki dan merenggangkan otot yang terkena - Gunakan penghangat untuk otot (Sulistyawati, 2009;h.125) 6 Konstipasi TM I dan III (Kusmiyati et.all, 2009;h.128) - Peningkatan kadar progesteron yang menyebabkan peristaltik usus jadi lambat - Penurunan motalitas sebagai akibat dari relaksasi otot-otot halus (Kusmiyati et. all, 2009;h.128) - Tingkatkan intake cairan, serat didalam diet - Buah perm atau jus perm - Istirahat cukup - Minum cairan dingin / panas (ketika perut kosong) - Senam - BAB setelah ada dorongan (Kusmiyati et.all, 2009;h. 128 7 Sesak nafas (Hiperventilasi) TM II dan III - Peningkatan kadar progesteron berpengaruh secara langsung pada pusat pernapasan untuk menurunkan kadar CO2 serta - Jelakan penyebab fisiologinya - Dorong agar secara sengaja mengatur laju dan dalamnya pernafasan pada
  • 56. 44 meningkatkan kadar O2, meningkatkan aktifitas metabolik, meningkatnya kadar CO2 - Uterus membesar dan menekan pada diafrgma (Kusmiyari et. all, 2009;h.129) kecepatan normal yang terjadi - Merentangkan tanan diatas kepala serta menarik nafas panjang - Mendorong postur tubuh yang baik, melakukan pernafasan interkostal (Kusmiyati et.all, 2009;h.129) 8 Keputihan terjadi di trimester I, II atau III (Kusmiyati et.all, 2009;h. 123) - Hyperplasia mukosa vagina - Peningkataan produksi lender dan kelenjar endoservikal sebagai akibat dari peningkatan kadar estrogen - Meningkatkan kebersihan dengan mandi setiap hari - Memakai pakaian dalam yang terbuat dari bahan katun dan mudah menyerap bukan nilon 9 Pusing Trimester II dan III (Kusmiyati et.all, 2009;h.131) - Hipertensi postural yang berhubungan dengan perubahan- perubahan hemodinamis - Pengumpulan darah didalam pembuluh tungkai, yang mengurangi aliran balik vena dan menurunkan output cardiac serta tekanan darah dengan keteganagn othostatis yang meningkat - Bangun secara perlahan dari posisi istirahat - Hindari berdiri terlalu lama dalam lingkungan yang hangat atau sesak - Hindari berbaring dalam posisi terlentang (Kusmiyatiet.all, 2009;h.123-133) 11. Tanda bahaya pada kehamilan muda a) Perdarahan pervaginam Perdarahan pervaginam pada ibu hamil muda dapat disebabkan oleh abortus, kehamilan ektopik, atau molahidatidosa 1) Abortus adalah berakhirnya suatu kehamilan (oleh akibat-akibat tertentu) sebelum kehamilan berusia 22 minggu atau belum mampu hidup diluar kandungan. Jenis abortus antara lain : abortus spontan,
  • 57. 45 abortus buatan, abortus immines, abortus insipiens, abortus incompletes, abortus komplitus, abortus habitualis dan missed abortus. 2) Kehamilan ektopik Kehamilan ektopik adalah kehamilan yang terjadi diluar rahim, misalnya dalam tuba, ovarium, rongga perut, serviks. Kehamilan ektopik dikatakan terganggu apabila diakhiri dengan abortus atau rupture tuba. 3) Molahidatidosa Molahidatidosa adalah suatu kehamilan dimana setelah fertilisasi hasil konsepsi tidak berkembang menjadi embrio tetapi terjadi proliferasi dari viri korialis disertai dengan degenerasi hidrofilik. Uterus melunak dan berkembang lebih cepat dari usia gestasi yang normal, tidak dijumpai adanya janin, kavum uteri hanya terisi oleh jaringan seperti rangkaian buah anggur. (Kusmiyati et. All, 2009;h.149-154) b) Sakit kepala yang hebat Sakit kepala dapat terjadi selama kehamilan dan seringkali merupakan ketidaknyamanan yang normal dalam kehamilan yang biasa disebabkan oleh pengruh hormon dan keletihan. Sakit kepala yang menunjukkana suatu masalah yang serius adalah sakit kepala hebat yang menetap dan tidak hilang dengan beristirahat. Ibu mungkin menemukan bahwa
  • 58. 46 penglihatannya menjadi kabur atau terbayang yang merupakan gejala dari preeklamsi. c) Nyeri abdomen yang hebat Nyeri abdomen yang tidak berhubungan dengn persalinan normal. Nyeri abdomen yang mungkin menunjukkan masalah yang mengancap keselamatan jiwa adalah yang hebat, menetap, dan tidak hilang setelah beristirahat. Hal ini bisa berarti apendisitis, kehamilan ektopik, aborsi, penyakit radang panggul, persalinan preterm, gastritis, abrupsio plasenta, infeksi saluran kemih dan infeksi lain. d) Bengkak pada muka dan tangan Edema ialah penimbunan cairan secara umum dan berlebihan dalam jarinan tubuh dan biasanya dapat diketahui dari kenaikan berat badaan serta pembengkakan kaki, jari tangan dan muka. Bengkak dapat menunjukkan adanya masalah serius apabila ditandai dengan : muncul pada muka dan tangan, bengkak tidak hilang setelah beristirahat, dan disertai dengan keluhan fisik seperti sakit kepala hebat dan pandangan mata kabur. Hal ini merupakan tanda anemia, gagal jantung atau preeklamsi. e) Bayi kurang bergerak seperti biasa Ibu mulai merasakan gerakan bayinya selama bulan ke-5 atau ke-6. Beberapa ibu dapat merasakan gerakan bayinya lebih awal. Jika bayi tidur, gerakan akan melemah. Bayi harus bergerak paling sedikit 3 kali
  • 59. 47 dalam priode 3 jam. Gerakan janin lebih mudah terasa jika ibu berbaring atau beristirahat. (Dewi dan Sunarsih, 2011;h.136-138) f) Keluar air ketuban sebelum waktunya (ketuban pecah dini) Harus dibedakan antara urine dengan air ketuban jika keluarnya cairan tidak terasa disertai bau yang khas dan warnanya putih keruh berarti yang keluar adalah air ketuban. Adanya kemungkinan infrksi dalam rahim dan persalinan prematuritas. Ketuban pecah dini yang disertai kelainan letak akan mempersulit persalinan yang dilakukan ditempat dengan fasilitas belum memadai. (Sulistyawati, 2011;h.161) 12. Faktor-faktor yang mempengaruhi kehamilan a) Faktor fisik 1) Status kesehatan Selama kehamilan seorang wanita mengalami perubahan secara fisik seperti uterus akan membesar karena dalamnya telah tumbuh janin, tentunya dengan adanya perubahan tersebut keadaan kesehatan ibu akan berubah pula karena tubuh ibu dipersiapkan untuk mendukung perkembangan dari kehidupan yang baru dan untuk menyiapkan janin hidup diluar kandungan. Keadaan ini dapat diperberat dengan adanya setatus yang buruk atau penyaakit yang diderita klien seperti penyakit jantung, asama, dan diabetes. Status kesehatan dapat diketahui dengan memeriksakan kehamilannya ke pelayanan kesehatan terdekat.
  • 60. 48 2) Status gizi Status gizi merupakan salah satu fakto yang mempengaruhi kehamilan. Banyak wanita yang tidak mengetahui manfaat gizi bagi ibu hamil (diet ibu hamil). Masalah inilah yang menjadi tugas kita sebagai seorang bidan untuk menerangkannya disetiap kunjungan ibu. Meskipun bukan merupakan jaminan, dengan mngikuti anjuran diet atau mkan yang terbik bagi wanita hamil akan sangat membantu mendapatkan kehamilan yang nyaman, tidak saja ia akan membantu menhindar atau mengurangi rasa mual dipagi hari dan gangguan pada pencernaan. 3) Gaya hidup (a) Substance abuse (konsumsi alkohol) Resiko dari meminum alkohol yang terus menerus, tentunya juga berhubungan dengan dosis yang akan menyebabkan berbagai masalah yang serius seperti meningkatnya resiko keguguran, lahir prematur, berat lahir yang rendah, komplikasi selama masa persiapan kelahiran, persalinan dan Fetal Alkohol Effect (FAE). (b) Merokok Terdapat bukti yang kuat bahwa ibu hamil yang merokok dapat langsung mempengaruhi dan merusak perkembangan janin dalam
  • 61. 49 rahim seperti BBRL, apneu dan kemungkinan meninggal karena Sudden Infant Death Sindrome (SIDS) atau kematian di ranjang bayi (Crib Death). Asap rokok dapat menyebabkan suplai oksigen dan nutrisi kepada janin melalui plasenta berkurang. (c) Hamil dilur nikah/kehamilan tidak diharapkan Hamil yang tidak dinginkan adalah kehamilan karena suatu sebab, maka keberadaannya tidak diinginkan oleh salah satu pihak ataupun keduanya. Najman et all (1991) menemukan bahwa kcemasan postpartum dan depresi lebih banyak terjadi pada kehamilan tidak direncanakan atau tidak diharapkan. 4) Faktor psikologi Respons emosional selama kehamilan bergantung pada beberapa faktor yaitu dari internal ataupun eksternal (a) Faktor internal (1) Wanita yang mempunyai emosi stabil (2) Hubungan personal yang tidak adekuat (b) Faktor eksternal (1) Trauma psikologis (2) Sexsual abuse (3) Kekecewaan yang tidak terselesaikan (4) Adanya minor disorders, misalnya rasa mual dan konstipasi
  • 62. 50 5) Dukungan keluarga Peran keluarga bagi ibu hamil sangatlah penting, psikologis ibu hamil yang cendrung lebih labil daripada wanita tidak hamil memerlukan banyak dukungan dari keluarga terutama suami. 6) Fasilitas kesehatan Untuk mencapai suatu kondisi yang sehat diperlukan adanya sarana dan prasarana (fasilitas kesehatan) yang memadai. 7) Ekonomi Aspek finansial ini dapat menjadi masalah jika misalnya ibu hamil yang suaminya belum kerja, berkerja berkerja, atau dengan penghasilan kurang membuat ibu harus tinggal di rumah kontrakan yang murah dan kumuh sehingga membuat ibu rentan terhadap penyakit. (Dewi dan Sunarsih, 2011;h.118-123) B. Hiperemesis Gravidarum 1. Definisi Hiperemesis gravidarum adalah mual muntah yang berlebihan yang terjadi pada wanita hamil sehingga menyebabkan ketidakseimbangan kadar elektrolit, penuran berat badan (lebih dari 5% berat badan awal), dehidrasi,
  • 63. 51 ketosis, dan kekurangan nutrisi. Hal terssebut mulai terjadi pada minggu keempat sampai kesepuluh kehamilan dan selanjutnya akan membaik umumnya pada usia kehamilan 20 minggu, namun pada beberapa kasus dapat terus berlanjut sampai pada kehamilan tahap berikutnya. (Runiari, 2010;h.8) Hiperemesis gravidarum adalah muntah yang terjadi pada awal kehamilan sampai umur kehamilan 20 minggu. Keluhan muntah kadang-kadang begitu hebat dimana segala apa yang dimakan dan diminum dimuntahkan sehingga dapat mempengaruhi keadaan umum dan menganggu pekerjaan sehari-hari, berat badan menurun, dehidrasi dan terdapat aseton dalam urine bahkan seperti gejala penyakit apendidisitis, pielititis dan sebagainya. (Prawirohardjo, 2010;h.815) 2. Etiologi Penyebab hiperemesis gravidarum belum diketahui secara pasti. Tidak ada bukti bahwa penyakit ini belum diketahui secara pasti. Tidak ada bukti bahwa penyakit ini disebabkan oleh faktor toksik juga tidak ditemukan kelainan biokimia, perunbahan-perubahan anatomic yang terjadi pada otak, jantung, hati dan susunan syaraf, disebabkan oleh kekurangan vitamin serta zat-zat lain akibat kelemahan tubuh karena tidak makan dan minum.
  • 64. 52 Beberapa faktor predisposisi dan faktor lain yang telah ditemukan oleh beberapa sebagai berikut : a) Faktor predisposisi yang sering dikemukakan adalah primigravida, mola hidatidosa dan kehamilan ganda. Frekuensi yang tinggi pada mola hidatidosa dan kehamilan ganda menimbulkan dugaan bahwa faktor hormon memegang peranan karena pada kedua keadaan tersebut hormon khorionik gonadropin dibentuk berlebihan b) Masuknya vili khorionik dalam sirkulasi maternal dan perubahan metabolic akibat hamil serta resistensi yang menurun dari pihak ibu terhadap perubahan ini merupakan faktor organik. c) Alergi, sebagai salah satu respon dari jaringan ibu terhadap anak, juga disebut sebagai salah satu faktor organik. d) Faktor psikologik memegang peran penting pada penyakit ini rumah tangga yang rentang, kehilangan pekerjaan, takut akan kehaamilan dan persalinan, takut terhadap tanggung jawab sebagai ibu, dapat menyebabkan konflik menyal yang dapat memperberat mual dan muntah sebagai ekspresi tidak sadr terhadap keengganan menjadi hamil atau sebagai pelarian kesukaran hidup. Kurangnya penerimaan terhadap kehamilaan dinilai memicu terjadinya mual dan muntah ini. Pada waktu hamil muda, kehamilan dinilai tidak digharapkan, apakah karena kegagalan kontrasepsi ataupun karena hubungan diluar nikah. Hal ini biasanya memicu penolakan ibu terhadap kehamilannya.
  • 65. 53 (Rukiyah, 2010;h.119) e) Faktor hormonal 1) Human Chorionic Gonadotropin ( HCG ) Pada awal kehamilan, terjadi peningkatan produksi HCG (khususnya pada kehamilan mola dan kehamilan ganda) dan insiden hiperememesis ini meningkat ketika produksi HCG mencai puncaknya (usia kehamilan sekitar 9 minggu). Beberapa pendapat menyatakan bahwa kemungkinan ktivitas biological dari masing- masing inform HC berbeda-beda sebagaimana sensitivitas individu untuk stimulasi emetogenik. Selain itu interaksi hormon reseptor mungkin memodifikasi efek HCG pada hiperemesis. 2) Helicobacter Pylori Infection Infeksi kronik helicobacter pylori dapat menyebabkan hipermesis garavidarum. Pemeriksaan histologi muskosa gaster pada 30 wanita (20 pasien hiperemesis gravidrum dan 10 kontrol) mnunjukkan bahwa bakterium ada pada hamper 95% pasien hiperemesis gravidarum tetapi hanya 50% pada kotrol. 3) Progesteron Progesteron ini mepunyai sifat yang unik, yaitu menekan sistem imun. Hal ini dimaksudkan supaya embrio dapat implantasi kedalam rahim. Embrio dikenal sebagai benda asing, apabila
  • 66. 54 sistem imun tidak ditekan, maka tubuh akan menolak embrio. Karena sistem imun tubuh ibu ditekan, ibu akan rentan sakit, dan kemungkinan mual muntah yang sialami ibu berkaitan dengan pelemahan sistem imun ibu. 4) Estrogen Peningkatan kadar estron dan estradiol diketahui dapat menyebabkan mual dan muntah. Pengamatan pasien dengan terapi estrogen menunjukkan salah satu efek sampinnya yaitu mual dan muntah. Lebih lanjut, apabila fetus yang di kandung berjenis kelamin perempuan berkaitan dengan mual dan muntah yang lebih parah karena kosentrasi etrogen utero mengalami peningkatan yang segnifikan. 5) Hipertiroid Secara fisologis, fungsi tiroid mengalami perubahan selama kehamilan, salah satunya karena distimulasi oleh HCG. Pada hipertiroid, kadar T3 bebas dan T4 bebas normal, akan tetapi penurunan TSH (tyroid stimulating hormone), kemungkinan hal ini menyebabkan hiperemesis gravidarum.(Fauziah,2012 h;3-5) 3. Patofisologis Ada yang menyatakan bahwa perasaan mual akibat dari meningkatnya kadar estrogen, oleh karena keluhan ini menjadi terjadi pada trimester pertama. Pengaruh fisiologik hormon estrogen ini tidak jelas, mungkin berasal dari
  • 67. 55 sistem saraf pusat akibat berkurangnya pengosongan lambung. Penyesuaian terjadi pada kebanyakan wanita hamil, meskipun demikian mual dan muntah dapat berlangsung berbulan-bulan. Hiperemesis gravidarum yang merupakan komplikasi mual dan muntah pada hamil muda, bila terjadi terus menerus dapatb menyebabkan dehidrasi dan tidak imbangnya elektrolit dengan alkolisis hipokloremik. Belum jelas mengapa gejala-gejala ini hanya terjadi pada sebagian kecil wanita, tetappi faktor psikologik merupakan faktor utama, disamping pengaruh hormonal. Yang jelas, wanita yang sebelum kehamilan sudah menderita lambung spastik dengan gejala tidak suka makan dan mual, akan mengalami emesis gravidarum yang lebih berat. (Rukiyah, 2010;h.120) 4. Tanda dan Gejala Batas antara mual dan muntah dalam kehamilan yang masih fisiologik dengan hiperemesis gravidarum tidak jelas, akan tetapi muntah yang menimbulkan gangguan kehidupan sehari-hari dan dehidrasi merupakan petunjuk bahwa wanita hamil telah memerlukan perawatan yang intensif. Menurut Winknjosastro dalam buku Rukiyah mengatakan bahwa hiperemesis gravidarum berdasarkan berat ringannya gejala dapat dibagi kedalam 3 tingkatan : a) Tingkat I ringan
  • 68. 56 Ditandai dengan muntah terus menerus yang mempengaruhi keadaan umum penderita, ibu merasa lemah, nafsu makan tidak ada, berat badan menurun dan nyeri epigastrium. Nadi meningkat sekitar 100 permenit, tekanan darah sistolik menurun, turgor kulit mengurang, lidah mongering dan mata cekung. b) Tingkat II sedang Penderita terlihat lebih lemah dan apatis, turgor kulit lebih mengurang, lidah mengering dan tampak kotor, nadi kecil dan cepat, suhu kadang- kadang naik dan mata sedikit ikteris. Berat badan turun dan mata cekung, tensi turun, hemokonsentrasi, oliguria, dan kostipasi. Aseton dapat tercium dalam hawa pernapasan, karena mempunyai aroma yang khas dan dapat pula ditemukan dalam kencing. c) Tingkat III berat Keadaan umum lebih parah, mutah berhenti, kesadaran menurun dari samnolen sampai koma, nadi kecil dan cepat, suhu meningkat dan tensi menurun. Komplikasi fatal yang terjeda pada susunan saraf yang dikenal sebagai ensefalopati wernicke, dengan gejala nistagmus, diplopia dan perubahan mental. Keadaan ini adalah akibat sangat kekurangan zat makanan, termasuk vitamin B komplek. Timbulnya ikterus menunjukkan adanya payah hati. (Rukiyah, 2010;h.121-122) 5. Komplikasi
  • 69. 57 Dampak yang ditimbulkan dapat terjadi pada ibu dan janin seperti ibu akan kekurangan nutrisi dan cairan sehingga keadaan fisik ibu menjadi lemah dan lelah dan pat pula mengakibatkan gangguan asam basa, pneumini aspirin, robekan mukosa pada hubungan gastroesofagi yang menyebabkan peredaran ruptur esophagus, kerusakan hepar dan kerusakan ginjal, ini kan memberikan pengaruh pada pertumbuhan dan perkembangan janin karena nutrisi yang tidak terpenuhi atau tidak sesuai dengan kehamilan, yang mengakibatkan peredaran darah janin berkurang. (Rukiyah, 2010;h.128) Hiperemes gravidarum tidak hanya mengancam kehidupan klien, mamun dapat menyebabkan efek samping pada janin seperti abortus, berat badan lahir rendah, kleahiran prematur dan malformasi pada bayi baru lahir. Pada penelitian yang dilakukan oleh Paawi, et all (2005) dalam Runiari 2010 didapatkan bahwa hipermesis gravidarum faktor yang sisnifikan terhadap memanjangnya hari rawat bagi bayi yang dilahirkan. (Runiari, 2010 h;14) 6. Penatalaksanaan Konsep pengobatan yang diberikan antara lain yaitu : a) Isolasi dan terapi psikologis 1) Isolasi diruangan yang dilakukan dengan baik, dapat meringankan hipermesis gravidarum karena perubahan suasana rumah tangga 2) Konseling dan edukasi (KIE) tentang kehamilan yang dilakukan untuk menghilangkan faktor psikis rasa takut.
  • 70. 58 3) Memberikan informasi tentang diet ibu hamil dengan makan tidak sekaligus banyak, tetpi dalam porsi yang sedikit tapi sering. 4) Jangan tiba-tiba berdii waktu bangun pagi, karena akan membuat ibu hamil mengalami pusing, mual dan muntah. b) Pemberian cairan pengganti Pada keadaan darurat dapat diberikan cairan pengganti, sehingga dehidrasi dapat diatasi. Cairan pengganti yang diberikan antara lain : 1) Glukosa 5%-10% 2) Cairan yang ditambah vitamin C,B kompleks, atau kalium yang diperlukan untuk kelancaran metabolisme. Selama rehidrasi keseimbangan cairan (baik yang masuk dan keluar), nilai tekanan darah, jumlah nadi, suhu, dan rerata pernapasan harus terpantau. Lancarkan pengeluran urine memberikan petunjuk bahwa kedaan ibu beransur-ansur membaik. c) Obat yang diberikan Pemeberian obat pada hiperemesis gravidarum sebaiknya berkolaborasi dengan dokter, sehingga dpat dipilih obat-obatan yang bersifat teratogenetik, dapat menyebabkan kelainan kongenital/cacat bawaan pada bayi. Sediaan obat yang dapat diberikan pada kasus hiperemesis gravidarum diantaranya adalah sebagai berikut. 1) Sedatif ringan
  • 71. 59 2) Fenobarbital (luminal) 30mg 3) Valium 4) Antihistamin 5) Dramamin 6) Avopreg 7) Vitamin, terutama B kompleks 8) Vitamin C 9) Antialergi d) Menghentikan kehamilan Bebrapa kasus pengobatan ibu dengan hiperemesis gravidrum yang tidak berhasil menjadi kemunduran dan kondisi ibu semakin menurun, sehingga pertimbangan untuk mengakhiri kehamilan. Keadaan yang memerlukan pertimbangan untuk mengakhiri kehamilan diantaranya sebgai berikut : 1) Gangguan jiwa 2) Gangguan penglihatan 3) Gangguan fisiologis tubuh (Hidayati,2009;h:68-70) e) Jahe Jahe mengandung 1-4% minyak atsiri dan oleoresin. Komposisi minyak yang terkandung bervariasi terantung dari geografi tanaman berasal. Kandunagan utama yaitu zingiberene, arcurcumene, sesquiphellandrene dan bisabolene. Secara tradisional jahe digunakan sebagai peluruh dahak
  • 72. 60 atau obat batuk, peluruh keringat, peluruh angin perut, diare, dan pencegahan mual. Baik untuk menghilangkan mual dan kembung karena perjalan jauh (mabuk darat, mabuk udara, atau mabuk laut) bahkan pada bebebrapa teks pengobatan menganjurkan wanita hamil agar mengonsumsi jahe untuk menghilangkan rasa mual dan muntah selama kehamilan.(Runiari, 2010;h.28) 7. Pencegahan Pencegahan terhadap hiperemesis gavidarum perlu dilaksanakan dengan jalan membrikan penerangan tentangg ehamilan dan persalinan sebagai suatu proses yang fisiologik, memberikan keaakinan bahwa mual dan muntah merupakan gejala yang fisiologik pada kehamilan muda dan akan hilang setelah kehamilan cukup bulan, menganjurkan mengubah pola makan dengan jumlah kecil, tetapi lebih sering. Waktu bngun tidur pagi hari jangan segera turun dari tempat tidur tetapi dinjurkan untuk makan roti kering atau biskuit dengan teh hangat. Makanan yang berminyak dan berbau lemak sebaiknya dihindarkan. Makanan dan minuman sebaiknya disediakan dalam keadaan panas atau sangat dingin. Defekasi yang teratur hendaknya dapat dijamin, menghindari kekurangan karbohidrat merupakan faktor yang penting, oleh karenanya dianjurkan makan yang banyak mengandung gula. (Rukiyah, 2010;h.122-123) 8. Obat-obatan
  • 73. 61 Apabila dengan cara tersbut diatas keluhan dan gejala tidak mengurang maka diperlukan pengobatan. Sedative yang sering diberikan adalah pehenobarbital, vitamin yang dianjurkan yaitu vitamin B1 dan B2 yang berfungsi untuk mempertahankan kesehatan saraf, jantung, otot serta meningkatkan pertumbuhan dan perbaikan sel dan B6 berfungsi menurunkan keluhan atau gangguan mual dan muntah bagi ibu hamil dan juga membantu dalam sintesa lemak untuk pembentukan sel darah merah. Antihistaminika juga dianjurkan pada keadaan lebih berat diberikan antimimetik seperti disklomin hidrokhloride dan ayomin. 9. Isolasi Isolasi dilakukan dalam kamar yang tenang cerah dan peredaran udara yang baik hanya dokter dan perawat yang boleh keluar masuk kamar sampai muntah berhenti dan pasien mau makan. Catat cairan yang masuk dan keluar dan tidak diberikan makan dan minum selama 24 jam. Kadang-kadang dengan isolasi saja gejala-gaja akan berkurang atau hilang tanpa pengobatan. 10. Terapi Psikologik Perlu diyakinkan kepada penderita bahwa penyait dapat disembuhkan, hilangkan rasa takut karena kehamilan, kurangi pekerjaan serta menghilangkan masalah dan konflik, yang kiranya dapat menjadi latar belakang penyakit ini. Bantuan yang positif dalam mengatasi permasalahan psikologis dan social dinilai cukup signifikan memberikan kemajuan keadaan umum.
  • 74. 62 11. Diet Menurut Dinar dalam buku Rukiyah, cirri khas diet hiperemesis gravidarum adalah penekanan karbohidrat komplek terutama pada pagi hari, serta hindari makanan yang berlemak dan goring-gorenagan untuk menekan rasa mual dan muntah, sebaiknya diberi jaeak dalam pemberian makan dan minuman. Diet pada hiperemesis gravidarum bertujuan untuk mengganti persedian glikogen tubuh dan mengontrol asidosis secara berangsur memberikan makanan berenergi dan zat gizi yang cukup. Diet hiperemesis gravidarum memiliki beberapa syarat diantaranya adalah karbohidrat tinggi, yaitu sebesar 75-80% dari kebutuhan energy total, lemak redah yaitu <10% dari kebutuhan energi total, protein sedang, yaitu 10-15% dari kebutuhan energi total, makanan diberikan dengan dalam bentuk kering, pemeberian cairan disesuaikan dengan keadaan pasien, yaitu 7-10 gelas perhari, makanan mudah dicerna, tidak merangsang saluran pencernaan dan diberikan dalam porsi kecil, bila makan pagi dan sulit diterima, pemberian dioptimalkan pada makan malam dan selingan pada malam, makanan segera berangsur ditingkatkan dalam posisi dan nilai gizi sesuai dengan keadaan dan kebutuhan gizi pasien. Ada tiga macam diet hiperemesis gravidarum yaitu :
  • 75. 63 a) Diet HEG tingkat I diberikan pada HEG tingkat III. Makanan hanya berupa roti kering dan buah-buahan. Cairan tidak diberikan bersama makanan tetapi 1-2 jam sesudahnya. Makanan ini kurang akan zat-zat gizi kecuali vitamin C karena itu hanya diberikan beberapa hari. b) Diet HEG tingkat II diberikan bila rasa mual muntah berkurang secara beragsur mulai diberikan bahan makan yang bernilai gizi tinggi. Pilihan bahan makanan yang tepat pada tahap ini dapat memenuhi kebutuhan gizi, seperti telur ayam, daging, tahu, sayuran, dan buah-buahan. c) Diet HEG tingkatb III diberikan sama dengan HEG ringan menurut kesanggupan penderita minuman boleh diberikan bersama makan, makanan ini cukup dalam semua zat-zat kecuali kalsium. Makanan yang dianjurkan untuk diet hiperemesis I, II, III adalah roti panggang, biscuit, crakers, buah segar dan sari buah. Minuman botol rinagan, sirup, kaldu tak berlemak, the dan kopi encer. Sedangkan mkanan yang tidak dianjurkan adalah makanan yang umumnya merangsang saluran pencernaan dan berbau tajam, bahan makan yang mengandung alkohol, kopi dan ang mengandung zat tambahan (pengawet, pewarna dan penyedap rasa) juga tidak dianjurkan. Diet pada ibu yang mengalami hiperemesis gravidarum terkadang melihat kodisi si ibu dan tingkatan hiperemesisnya, konsep saat ini yang dianjurkan pada ibu adalah makanlah apa yang ibu suka bukan makanan sedikit-sedikit tapi sering juga jangan paksakan ibu memakan apa yang
  • 76. 64 saat ini membuat mual karena diet tersebut tidak akan berhasil maka akan memperparah kondisinya. 12. Cairan Parenteral berikan cairan parenteral yang cukup elektrolit, karbohidrat fdan protein dengan glukosa 5% dalam cairan fisiologis sebanyak 2-3 liter sehari. Bila perlu dapat ditambah kalium dan vitamin, khususnya vitamin B komplek dan vitamin C dan bila ada kekurangan protein, dapat diberikan pula asam amino secara intravena. Dibuat daftar control cairan yang masuk dan yang dikeluarkan. Air kencing perlu diperiksa sehari-hari terhadap protein, aseton, khlorida dan bilirubin. Suhu dan nadi diperiksa setiap 4 jam dan tekanan darah 3 kali sehari. Dilakukan pemeriksaan hematokrit pada permulaan dan seterusnya menurut keperluan. Bila selama 24 jam penderita tidak muntah dan keadaan umum bertambah baik dapat ditambah dengan makanan yang tidak cair. Dengan penanganan diatas, pada umumnya gejala-gejala akan berkurang dan keadaan akan bertambah baik. 13. Penghentian Kehamilan Pada sebagia kecil kasus keadaan tidak menjadi baik, bahkan mundur. Usahakan mengadakan pemeriksaan medik dan psikiatrik bila keadaan memburuk. Delirium, kebutuhan, takhikardi, ikterus, anuria dan perdarahan merupakan manifestasi komplikasi organic. Dalam keadaan demikian perlu dipertimbangkan untuk mengakhiri kehamilan. Keputusan untuk melakukan abortus terapuetik sering sulit diambil, oleh karena di satu pihak tidak boleh
  • 77. 65 dilakukan terlalu cepat, tetapi dilain pihak tidak boleh menunggu sampai terjadi gejala irreversible pada organ vital. Pada beberapa keadaan hiperemesis gravidarum yang sudah cukup parah dan dinilai bisa mengancam kesejahteraan ibu dan janin maka dapat dipertimbangkan pengakhiran kehamilan. (Rukiyah, 2010;h.123-128) 14. Saran untuk ibu hamil dengan hiperemesis gravidarum a) Mulailah menggunakan baju hamil yang longgar walaupun perut ibu belum terlihat membesar b) Selalu berusaha minum air putih atau jus buah-buahan di luar jadwal makan agar tidak mengalami dehidrasi yang akan menimbulkn rs ingin muntah atau mual-mual c) Selalu makan makanan yang mudah dicerna seperti beras, jagung, singkong, kentang, ubi jalar, bakmi, talas, dan lain-lain. Hindari memakan makan yang berlemak atau berminyak seperti santan dan daging berlemak d) Selain menyikat gigi (dengan perlahan) setelah makan atau setelah muntah atau mual e) Hindari bau-bauan yang tidak disukai, karen hal ini akan memncing rasa muntah atau mual-mual f) Bila akan bangun dari kondisi istirahat, tidur, atau duduk sebaiknya dilakukan dengan cara perlahan-lahan agar tidak mengalami muntah,
  • 78. 66 mual-mual atau pusing. Ini terjadi karena pada tubuh ibu hamil sedang ada perubahan-perubahan struktur aliran darah yang salah satunya adalah tekanan darah yang berubah dalam waktu sebagian karena perubahan posisi g) Jangan pernah melakukan olah raga yang sebelumnya belum pernah dilakukan h) Lebaih baik ibu dalam porsi kecil, tetapi frekuensinya sering, supaya terasa mual-mul /muntah i) Selalu sediakan makanan kecil rendah garam disamping tempat tidur, seperti : roti gandum, biskuit, dan buah-bauahan. Hal ini agar ibu tidak mudah mersa mual pada saat memulai aktivitas setelah turun dari tempat tidur. (Hidayati,2009;h:71-72) C. Teori Manajemen Kebidanan Menurut Varney 1. Pengertian Manajemen asuhan kebidanan atu sering disebut manajemen kebidanan adalah suatu metode berfikir dan bertindak secara sistemati dan logis dalam memberikan asuhan kebidanan, agar menguntugkan kedua belah pihak baik klien maupun pemberi asuhan. Manajemen kebidanan merupakan proses pemecahan masalah yang digunakan sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran dan tindakan berdasrakan teori ilmiah, temuan-temuan, keterampilan dalam rangka rangkaian tahap- tahap yang logis untuk pengambilan keputusan yang berfokus terhadap klien.
  • 79. 67 Manajemen kebidanan dibatasi dari sebuah konsep yang dikembangkan oleh Helen Varney dalam buku Varney’s Midwifery, edisi ketiga tahun 1997, mengambarkan proses manajemen asuhan kebidanan yang terdiri dari tujuh langkah yang berturut secara sistematis dan siklik. (Soepardan, 2008;h.96) 2. Langkah Dlam Manajemen Kebidanan Menurut Varney Manajemen kebidanan terdiri dari beberapa langkah yang berurutan yang dimulai dengan pengumpulan data dasar dan diakhiri dengan evaluasi. Langkah-langkah tersebut membentuk kerangka yang lengkap yang biasa diaplikasikan dalam semua situasi. Akan tetapi, setiap langkah tersebut biasa dipecah-pecah ke dalam tugas-tugas tertentu dan semuanya bervariasi sesuai kondisi klien (Soepardan, 2008;h.96) Setiap langkah dalam manajemen kebidanan akan dijabarkan, sebagai berikut: a) Langkah I (Pengkajian) Pada langkah pertama ini dikumpulkan sumua informasi yang akurat dan lengkap dari berbagai sumber yang berkaitan dengan kondisi klien. Anamnesa adalah pengkajian dalm rangk mendapatkan data tentang pasien melalui pengajuan pertanyaan-pertanyaan. Anamnesa dapat dilakukan melalui cara berikut : Auto Anamnesis Adalah anamnesa yang dilakukan kepada pasien langsung. Jadi data yang diperoleh adalah data primer, karena langsung dari sumbernya. Bagian-bagian penting dari anamnesis antara lain sebagai berikut :
  • 80. 68 1) Data subjektif (a) Biodata (1) Nama Nama jelas dan lengkap, bila pelu nama panggilan sehari-hari agar tidak keliru dalam memeberikan penanganan. (2) Usia/tanggal laahir Dicatat dalam tahun untuk mengetahui adanya resiko seperti kurang dari 20 tahun, lat-alat reproduksi belum matang, mental dan pikisnya belum siap. Sedangkan umur lebih dari 35 tahun rentan sekali terjadi perdarahan. (3) Agama Untuk mengetahui keyakinan pasien tersebut untuk membimbing ataau mengarahkan pasien dalam berdoa (4) Suku/bangsa Berpengaruh paa adat istiadat atau kebiasaan sehari-hari (5) Pendidikan terakhir Beberapa dalam tindakan kebidanan dan untuk mengetahu ejauh mana tingkat intelektual, sehingga bidan dapat memeberikan konseling dengan pendidikannya. (6) Alamat
  • 81. 69 Ditanyakan untuk memepermudah kunjungan rumah bila diperlukan. (Aggraini, 2010;h.134-135) (b) Riwayat pasien (1) Keluhan utama Keluhan utama adalah alas an kenapa klien datang ke tempat bidan. Hal ini disebut tanda atau gejala. Tuliskan sesuai dengan yang diungkapkan oleh klien serta tanyakan juga sejak kapan hal itu dikeluhkan klien. (Walyani, 2015;h.119) (c) Keluhan utama mestruasi Data ini memang secara langsung berhubungan dengan masa kehamilan, namun dari data yang kita peroleh kita akan mempunyai gambaran tentang keadaan dasar dari organ reproduksinya. Beberapa data yang harus kita peroleh dari riwayat menstruasi antara lain : (1) Menarche Menarche adalah usia pertama kali mengalami menstruasi. Untuk wanita Indonesia pada usia sekitar 12-16 tahun. (2) Siklus Siklus menstruasi adalah jarak antara menstruasi yang dialami, dengan menstruasi berikutnya dalam hitungan hari biasanya 23-32 hari.
  • 82. 70 (3) Volume Data ini menjelaskan beberapa banyak darah menstruasi yang dikeluarkan. Kadang kita akan kesulitan untuk mendapatkan data valid. Sebagai acuan biasanya kita gunakan criteria, banyak, sedang, dan sedikit. Jawaban yang diberikan oleh pasien biasanya bersifat subjektif, namun kita dapat gali lebih dalam lagi dengan beberpa pertanyaan pendukung seperti sampai beberapa kali ganti pemblut dalam sehari. (4) Keluhan Beberapa wanita menyampaikan keluhan yang dirasakan ketika mengalami menstruasi misalnya sakit yang sangat pening sampai pingsan, atau jumlah darah yan banyak. Keluhan yang disampaikan oleh pasien dapat menunjukkan kepada diagnose tertentu. (Sulistyawati, 2011;h.167) (5) Gangguan kesehatan reproduksi Data ini sangat penting untuk kita kaji karena akan memberikan petunjuk bai kita tentang organ reproduksi pasien. Ada beberapa penyakit orga reproduksi yang berkaitan erat dengan personal hygiene pasien, atau kebiasaan lain yang tidak mendukung kesehatan reproduksinya. Jika didapatkan
  • 83. 71 adanya salah satu atau beberapa riwayat gangguan kesehatan alat reproduksi, maka kita harus waspadai akan adanya kemungkinan gangguan kesehatan alat reproduksi pada masa postpartum. Beberapa data yang perlu kita kaji dari pasien adalah apakah pasien pernah mengalami gangguan seperti keputihan, infeksi, gatal karena jamur, dan tumor. (d) Riwayat kesehatan Data dari riwayat kesehatan dapat kita gunakan sebagai “warning” akan adanya penyulit saat persalinan. Perubahan fisik dan psikologis saat bersalin yang mengakibatkan seluruh system dalam tubuh akan mempengaruhi korban yang mengalami gangguan. Beberapa data penting tentang riwayat kesehatan pasien yang perlu kita ketahui adalah apakah pasien pernah atau sedang menderita penyakit seperti jantung, diabetes mellitus, ginjal, hipertensi, hipotensi, hepatitis atau anemia. (e) Status perkawinan Ini penting untuk kita kaji karena data ini akanmendapatkan a. Status perkawinan Ini penting untuk kita kaji karena data ini kita akan mendapatkan gambaran mengenai suasana rumah tangga pasangan. b. Pola makan dan minum
  • 84. 72 Pola makan penting untuk diketahui supaya kita mendapatkan gambaran bagaimana pasien mencukupi asupan gizinya selama hamil. Kita bias menggali dari pasien tentang makanan yang disukai dan yang tidak disukai, seberapa banyak dan sering ia mengkonsumsinya, sehingga jika kita peroleh data yang tidak sesuai dengan standar pemenuhan, maka kita dapat memberikan klarifikasi dalam pemberian pendidikan kesehatan mengenai gizi ibu hamil. Pola minum juga kita harus dapat memperoleh data dari kebiasaan pasien dalam memenuhi kebutuhan cairannya. Apalagi dalam masa hamil asupan cairan yang cukup sangat dibutuhkan c. Pola istirahat Istirahat sangat diperlukan oleh ibu hamil. Oleh karena itu, bidan perlu menggali kebiasaan istirahat ibu supaya diketahui hambatan yang mungkin muncul jika didapatkan data yang senjang tentangpemenuhan kebutuhan istirahat. Bidan dapat menanyakan tentang beberapa lama ia tidur dimalam hari dan siang hari. 1) Istirahat malam hari Normal rata-rata tidur malam ialah 6-8 jam 2) Istirahat siang hari Normal rata-rata tidur siang ialah 1-2 jam d. Aktifitas sehari-hari
  • 85. 73 Kita perlu mengkaji aktifitas sehari-hari pasien karena data ini memberikan gambaran kita tentang beberapa berat aktifitas yang biasa dilakukan pasien dirumah. Jika pada kehamilannya pasien melakukan aktifitas yang terlalu berat dikhawatirkan pasien akan merasa kelelahan sampai akhirnya dapat menimbulkan bahaya pada kehamilan e. Personal hygiene Data ini perlu kita gali karena akan sangat berkaitan dengan kesehatan ibu. Beberapa pertanyaan yang perlu diajukan berhubungan dengan perawatan kebersihan diri pasien. 1) Beberapa kali mandi, keramas, dan gosok gigi setiap harinya 2) Beberapa kali ganti baju dan pakaian dalam setiap harinya 3) Beberapa minggu sekali memotong kukunya f. Pola Eliminasi (BAK) Pada akhir bulan kehamilan, hasil pemeriksaan didapatkan epigastrium kendor, fundus uteri lebih rendah dari pada kedudukannya dan kepala janin sudah masuk PAP. Keadaan ini menyebabkan kandung kencing tertekan sehingga merangsang ibu untuk sering kencing g. Pola Eliminasi (BAB) Rahim yang membesar akan menekan rectum dan usus bagian bawah, sehingga terjadi sembelit atau konstipasi. Sembelit semakin
  • 86. 74 berat karena gerakan otot di dalam usus diperlambat oleh tingginya kadar progesteron h. Aktifitas Seksual Data yang kita perlukan berkaitan dengan aktifitas seksual adalah 1. Keluhan 2. Frekuensi i. Respon keluarga terhadap kehamilan ini Dalam mengkaji data ini kita dapat menanyakan langsung kepada pasien dan keluarga. Ekspresi wajah yang mereka tampilkan juga dapat memberikan petunjuk kepada kita tentang bagaimana respon mereka terhadap kehamilan ini j.Respon ibu terhadap kehamilan ini Dalam mengkaji data ini kita dapat menanyakan langsung kepada pasien mengenai bagaimana perasaannya terhadap kehamilannya. Pertanyaan yang dapat kita ajukan misalnya, “Bagaimana Mbak perasaannya dengan kehamilan ini?” k. Respon suami pasien terhadap kehamilan ini Untuk mengetahui bagaimana respons suami pasien terhadap kehamilan ini, kita dapat menanyakan dengan langsung dengan suami pasien atau dapat juga kepada pasien. Data mengenai respon
  • 87. 75 suami ini sangat penting karena dapat kita jadikan sebagai salah satu acuan mengenai pola kita dalam memberikan pespon yang positif terhadap istri dan anaknya maka akan memberikan kemudahan bagi kita untuk melibatkannya dalam pendamping selama kehamilan l. Adat istiadat setempat yang berkaitan dengan kehamilan Untuk mendapatkan data ini bidan perlu melakukan pendekatan terhadap keluarga pasien, terutama orangtua. Ada beberapa kebiasaan yang mereka lakukan ketika anak atau keluarganya menghadapi kehamilan, dan sangat tidak bijaksana bagi bidan jika dianut dalam kehamilan, selama tidak membahayakan pasien, sebaiknya tetap difasilitasi karena ada efek psikologis yang positif untuk pasien dan keluarganya 1. Data Objektif Data ini dikumpulkan guna melengkapi data untuk menegakkan diagnosis. Bidan melakukan pengkajian data objektif melalui pemeriksaan inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi dan pemeriksaan penunjang yang dilakukan secara berurutan. a) Langkah-langkah pemeriksaan Keadaan Umum Data ini di dapat dengan mengamati keadaan pasien secara keseluruhan. Hasil pengamatan yang dilaporkan kriterianya adalah sebagai berikut : 1) Baik
  • 88. 76 Jika pasien memperlihatkan respon yang baik terhadap lingkungan dan oranglain, serta secara fisik pasien tidak mengalami ketergantungan dalam berjalan. 2) Lemah Pasien dimasukkan dalam criteria ini jika ia kurang atau tidak memberikan respon yang baik terhadap lingkungan dan oranglain, dan pasien tidak mampu berjalan sendiri b) Kesadaran Untuk mendapatkan gambaran tentang kesadaran pasien, kita dapat melakukan pengkajian derajat kesadaran pasien dari keadaan komposmentis (kesadaran maksimal) sampai dengan koma (pasien tidak dalam keadaan sadar) (Sulistyawati, 2009;h:168-175) c) Pemeriksaan fisik Pemeriksaan sesuai dengan kebutuhan dan pemeriksaan tanda-tanda vital, meliputi: (1) Tekanan Darah Tekanan darah yang tinggi dalam kehamilan merupakan sebuah resiko. Tekanan darah dikatakan tinggi bila lebih dari 140/90 mmHg. Penanganan yang kurang tepat, tekanan darah sistolik 30 mmHg atau lebih, dan/atau diastolic 15 mmHg atau lebih dapat berlanjut menjadi preeklamsi dan eklamsi (Hidayati, 2009;h:40).
  • 89. 77 Pada ibu hamil yang mengalami hiperemesis gravidarum tingkat I terjadi penurunan tekanan sistol darah, pada hiperemesis gravidarum tingkat II dan III tekanan darah menurun (Runiari, 2010;h:38) (2) Denyut Nadi Jumlah denyut nadi yang normal adalah sekitar 80 kali/menit. Bila jumlah denyut nadi lebih dari 120 kali/menit, maka hal ini menunjukkan adanya kelainan (Hidayati, 2009;h:40). Pada ibu hamil yang mengalami hiperemesis gravidarum tingkat I terjadi peningkatan nadi sekitar 100 kali/ menit, pada hiperemesis gravidarum tingkat II dan III nadi kecil dan cepat (Runiari, 2010;h:38) (3) Pernapasan Frekuensi pernapasan normal orang dewasa adalah 16-20 kali/menit. Sesak napas yang ditandai oleh peningkatan frekuensi pernapasan, sehingga membuat sang ibu sulit bernapas serta kelelahan. Bila hal ini timbul setelah melakukan kerja fisik, misalnya ketika berjalan atau melakukan tugas sehari-hari, maka kemungkinan terdapat penyakit jantung (4) Suhu Suhu tubuh ibu hamil lebih dari 37, 5°C dikatakan demam,
  • 90. 78 hal ini kemungkinan ada infeksi dalam kehamilan. Jika hal ini terjadi, harus dicari penyebabnya agar tidak mengganggu pertumbuhan janin (Hidayati, 2009;h:41). Pada ibu hamil yang mengalami hiperemesis gravidarum tingkat I, II dan III terjadi peningkatan temperatur (Runiari, 2010;h:38) d) Pemeriksaan Head ToToe 1) Kepala dan leher (a) Apakah ada edema pada wajah, adakah chloasma gravidarum (b) Pada mata: adakah pucat pada kelopak mata bawah, adakah kuning/ikterus pada sclera (c) Hidung: Adakah pernapasan cuping hidung, simetris, adakah pengeluaran secret, adakah pembesaran polip (d) Apakah wajah pucat, keadaan lidah, adakah gigi yang berlubang (e) Telinga: ketajaman pendengaran secara umum, luka dan pengeluaran dari saluran telinga (bentuk dan warna) (f) Leher: adakah pembesaran kelenjar tiroid, adakah pembesaran pembuluh limfe.(Hani, 2010;h.92)
  • 91. 79 2) Dada - Bentuk - Simetris/tidak - Payudara (1) Bentuk (2) Besar masing-masing payudara (seimbang atau tidak) (3) Hipepigmentasi areola payudara (4) Teraba massa, nyeri atau tidak (5) Kolostrum (6) Keadaan puting: menonjol, datar atau masuk ke dalam (7) Kebersihan (8) Bentuk bra - Denyut jantung - Gangguan pernapasan (auskultrasi) (Sulistyawati, 2011;h.176) 3) Abdomen (a) Bentuk pembesaran perut (b) Adanya bekas operasi (c) Linea nigra, striae abdomen (d) Ukur TFU, hitung TBJ (e) Letak, posisi, presentasi dan penurunan kepala janin (f) DJJ dan gerakan janin
  • 92. 80 4) Tangan dan kaki/ekstremitas 1. Edema Edema seharusnya tidak ada pada pengkajian awal, tetapi dapat terjadi ketika kehamilan berlanjut. Edema fisiologis terjadi setelah bangun pagi dan makin parah pada siang hari. 2. Apakah kuku jari pucat 3. Varises 4. Suhu/kehangatan 5. Reflek patella ( Hani, 2010;h.92-93) 5) Genetal (a) Kebersihan (b) Pengeluaran pervaginam (c) Tanda-tanda infeksi 6) Anus (a) Hemoroid (b) Kebersihan (Sulistyawati, 2011;h.177) e) Pemeriksaan penunjang atau Pemeriksaan laboratorium Pada tempat berbeda, pemeriksaan laboratorium yang dilakukan pada wanita hamil berbeda. Di banyak tempat di Indonesia wanita hamil diperiksa urinenya untuk mengetahui kadar protein dan glukosanya, diperiksa darahnya untuk mengetahui factor rhesus, golongan darah,
  • 93. 81 Hb dan penyakit rubella. Jenis tes dalam daftar berikut yang dicetak tebal adalah tes yang paling penting. Tabel 2.7 Pemeriksaan Laboratorium Tes Lab Nilai Normal Nilai Tidak Normal Diagnosis/ Masalah Terkait Hemoglobin 10,5-14,0 < 10,5 Anemia Protein urine Terlacak/negatif Bening/Negatif > atau = 2+ Keruh (positif Protein urine Glukosa dalam urine Warna hijau Kuning, oranye, coklat Diabetes VDRL/RPR Negatif Positif Syphilis Factor rhesus Rh + Rh - Rh sensitization Golongan darah A B O AB - ) Ketidakcocokan ABO HIV - + AIDS Rubella Negatif Positif Anomali pada janin jika ibu terinfeksi Feses untuk ova/telur cacing dan parasit Negatif Positif Anemia akibat cacing (cacing tambang) (Hani, dkk. 2011;h:96) 2. Langkah II (Interpretasi Data Dasar) Pada langkah ini dilakukan identifikasi terhada diagnosis, masalah dan kebutuhan pasien berdasarkan interpretasi yang benar atas data-data yang telah dikumpulkan. Langkah awal dari perumusan diagnosis atau masalah adalah pengolahan data dan analisis dengan mengabungkan data satu dengan lainnya sehingga tergambar fakta. Dalam langkah kedua ini bidan membagi interpretasi data dalam tiga bagian, yaitu sebagai berikut.
  • 94. 82 a) Diagnosis kebidanan/nomenklatur Didalam bagian ini yang disimpulkan oleh bidan antara lain seagai berikut : 1) Paritas Paritas adalah riwayat reproduksi seorang wanita yang berkaitan dengan kehamilannya (jumlah kehamilannya). 2) Usia kehamilan dalam minggua 3) Keadaan janin 4) Normal atau tidak b. Masalah Dalam asuhan kebidanan digunakan istilah “masalah” dan “diagnosis”. Kedua istilah tersebut dipakai karena beberapa masalah tidak dapat didefinisikan sebagai diagnosis, tetapi tetap perlu dipertimbangkan untuk membuat rencana yang menyeluruh. Masalah sering berhubungan dengan bagaimana wanita itu mengalami kenyataan terhadap diagnosisnya.